Top Banner

of 43

materi-kromatografilkkydrdg

Jul 07, 2018

Download

Documents

rye_zhu3745
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    1/43

    BAB V

    KROMATOGRAFI

    A.  PENDAHULUAN

    1.  Deskripsi singkat

    Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar kromatografi, penggolongan kromatografi,

    kromatografi kolom, kromatografi kertas dan Lapis tipis, kromatografi gas (GC) dan

    kromatografi cair (HPLC).

    2.  Manfaat

    Dengan menguasai materi yang disajikan pada bab ini mahasiswa mampu

    menerapkan dan mengembangkan metode kromatografi dalam pemisahan suatu

     produk dan seiring dengan perkembangan IPTEK.

    3. Learning Outcomes

    Setelah mengikuti kuliah tentang kromatografi ini, mahasiswa diharapkan dapat:

    •  Memahami konsep dasar kromatografi, penggolongan kromatografi,

    kromatografi kertas dan lapis tipis kromatografi kolom, kromatografi gas,

    kromatografi kolom, kromatografi cair serta aplikasinya dalam pemisahan

     produk.

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    2/43

    B.  PENYAJIAN

    Sejarah Kromatografi

    Kromatografi merupakan salah satu metode analisis yang digunakan untuk

    memisahkan atau menganalisis campuran kompleks suatu senyawa. Komponen yang

    akan dipisahkan akan terdistribusi ke dalam dua fase, yaitu fase diam (stationary

     phase) dan fase gerak (mobile phase). Kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh

    seorang ahli botani asal Rusia, yaitu Mikhail Semyonovich Tsvet (1901-1903). Tsvet

     pertama kali menemukan teknik kromatografi dalam penelitiannya untuk

    memisahkan klorofil dari pigmen-pigmen lain pada ekstrak tanaman. Pada

     penelitiannya, Tsvet menggunakan sebuah kolom gelas yang diisi dengan kalsium

    karbonat untuk memisahkan pigmen tanaman. Bubuk kalsium karbonat ini berfungsi

    sebagai penyerap (adsorben), sehingga kolom tersebut dikenal dengan istilah kolom

    adsorben. Metode ini kemudian diuraikan dalam sebuah pertemuan yaitu XI Congress

    of Naturalists and Doctors  di St. Petersburg pada tanggal 30 Desember 1901,

    sedangkan cetakan pertama yang berisi tentang deskripsi metode ini dipublikasikan di

    dalam Proceedings of the Warsaw Society of Naturalists, section of biology  tahun

    1903. Tsvet pertama kali menggunakan istilah kromatografi dalam 2 papernya

    tentang klorofil dalam jurnal botanical German,  Berichte der Deutschen Botanischen

    Gesellschaft   pada tahun 1906. Ilustrasi percobaan Tsvet disajikan pada gambar

    dibawah ini.

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    3/43

     

    Pada awal perkembangannya selama dua puluh tahun pertama, metoda

    kromatografi berkembang sangat lambat. Pada tahun 1948, A. Tiselius dari Swedia

    mendapatkan hadiah nobel dalam bidang kromatografi yaitu analisis dengan

    elektroforesis dan adsorpsi. Setelah diperkenalkan metoda kromatografi partisi pada

    CaCO

    P.E. M. Tsvet (1902)  P.E. 

    CaCO  

    P.E.

    t = 0 a b c d 

    CaCO3 

    Leaf + PE 

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    4/43

    tahun 1952, metoda kromatografi menjadi suatu metoda yang sangat universal.

    Metoda kromatografi banyak digunakan dalam bidang biokimia, kimia organik

    maupun kimia anorganik, kimia analisa, kimia bakan pangan dan bidang lainnya.

    Pada perkembangan selanjutnya, kromatografi telah melibatkan alat bantu

    seperti komputer dan alat bantu lain sehingga memperluas pemanfaatannya dalam

     berbagai disiplin ilmu yang lain. Hal ini terbukti dengan lahirnya berbagai jenis

    kromatografi antara lain kromatografi gas-spektrometri massa (GC-MS),

    kromatografi cair tekanan tinggi (HPLC) serta kromatografi ion.

    Definisi Kromatografi

    Definisi kromatografi secara lengkap dikemukakan oleh Keulmans pada tahun

    1959, yang menyatakan bahwa kromatografi adalah salah satu metode analisis

     pemisahan secara fisika, dimana komponen yang akan dipisahkan, didistribusikan

    diantara dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak.

    Definisi kromatografi menurut IUPAC ( International Union of Pure and

     Applied Chemistry), kromatografi adalah metode yang digunakan terutama untuk

    memisahkan komponen dalam sampel, dimana komponen tersebut didistribusikan

    diantara dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam dapat berupa padatan

    atau cairan yang dilapiskan pada padatan atau gel.

    Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan

    distribusi dari komponen-komponen campuran diantara dua fase, yaitu fase diam

    (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas). Bila fase diam berupa zat padat yang

    aktif, maka dikenal istilah kromatografi penyerapan (adsorption chromatography).

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    5/43

    Bila fase diam berupa zat cair, maka teknik ini disebut kromatografi pembagian

    ( partition chromatography).

    Prinsip Dasar Kromatografi

    Prinsip dasar kromatografi yaitu jumlah zat terlarut yang berbeda saat

    kesetimbangan antara fase diam dan fase geraknya. Pemisahan dengan metode

    kromatografi dapat terjadi apabila suatu molekul maupun senyawa memiliki beberapa

    sifat yang berbeda, antara lain:

    a.  Mempunyai kelarutan yang berbeda terhadap suatu pelarut.

     b.  Mempunyai sifat kelarutan maupun sifat untuk berikatan yang berbeda satu

    sama lain dengan fase diamnya.

    c.  Memiliki sifat mudah menguap (volatil) pada temperatur yang berbeda.

    Pemisahan secara kromatografi, menempatkan senyawa-senyawa yang akan

    dipisahkan pada fasa geraknya yang kemudian mengalir melalui suatu sistem

    stationer  (fase diam), dimana selama proses pengaliran tersebut akan terjadi interaksi

    antara komponen senyawa dengan fase diamnya. Selama berinteraksi akan terjadi

     proses pelarutan, adsorpsi maupun penguapan dari komponen senyawa yang akan

    dipisahkan. Sifat-sifat dari komponen penyusun senyawa tersebut akan menentukan

    apakah komponen-komponen tersebut mampu bergerak atau tidak dalam fase

    diamnya. Bila semua komponen-komponen yang ada tidak dapat bergerak dalam fase

    diam, maka proses pemisahan tidak mungkin dapat berlangsung. Apabila dapat

     bergerak, sejauh mana kecepatan bergerak di antara komponen-komponen tersebut

    maupun perbedaan kecepatannya dengan kecepatan fasa gerak yang dipakai pada

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    6/43

    sistem tersebut. Oleh karena itu pada metoda kromatografi perlu dilakukan pemilihan

    fase gerak sedemikian rupa sehingga semua komponen dapat bergerak dengan

    kecepatan yang berbeda-beda sehingga proses pemisahan dapat terjadi. Secara umum

    dapat dikatakan bahwa kromatografi adalah proses migrasi diferensial dimana

    komponen-komponen sampel ditahan secara selektif oleh fase diam.

    Gambar berikut merupakan ilustrasi pemisahan menggunakan metode

    kromatografi kolom.

    Pada gambar diatas, sampel berada dalam fasa gerak (eluen) dan dimasukkan

    dalam kolom kromatografi. Komponen dalam sampel akan terpisah saat berada dalam

    kolom, setelah berinteraksi dengan fase diamnya, kemudian eluen yang mengandung

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    7/43

    komponen senyawa akan keluar dari kolom melalui detektor untuk analisis

    kuantitatif.

    Area aplikasi metode kromatografi untuk pemisahan dan pemurnian dari

    senyawa dan analisis di bidang :

    •  Kimia

    •  Klinis

    •  Farmasi

    •  Agroindustri dan pangan

    •  Lingkungan

    Klasifikasi kromatografi

    Penggolongan jenis kromatografi dapat dilakukan menggunakan berbagai

    metoda, antara lain berdasarkan jenis fase yang terlibat, sistem geometri dan prinsip

     pemisahannya. Secara umum penggolongan kromatografi yang sering digunakan

    digambarkan pada tabel dibawah ini.

    Fase Gerak Fase Diam Teknik Kromatografi Prinsip

    Gas Padat Gas-Padat Adsorpsi

    Cair Padat Kolom, Lapis Tipis,

    Kertas

    Adsorpsi, Partisi,

    Pertukaran Ion,

    Penyaringan Gel

    Cair Cair Kolom, Lapis Tipis, Partisi

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    8/43

    Kertas

    Gas Cair Gas-Cair Partisi

    Klasifikasi metode kromatografi digolongkan berdasarkan:

    a.  Fase yang terlibat.

    Pemisahan tipe kromatografi berdasarkan fase yang terlibat ditunjukkan pada

    tabel berikut :

    Fase gerak   Fase diam  Tipe kromatografi 

    Gas Padat GSC (Gas Solid Chromatography) 

    Gas Cair GLC (Gas Liquid Chromatography) 

    Cair Padat LSC (Liquid Solid Chromatography) 

    Cair Cair LLC (Liquid Liquid Chromatography) 

     b.  Sistem Geometri

    Klasifikasi jenis kromatografi berdasarkan sistem geometrinya dapat dibagi

    menjadi :

    1.  Kromatografi kolom, dimana fase diamnya berupa pipa yang berbentuk kolom.

    Pada kromatografi kolom, komponen yang akan dipisahkan bergerak bersama fase

    gerak melalui sebuah kolom kemudian setiap komponen akan terpisahkan. Setiap

    komponen yang keluar dari kolom akan masuk ke detektor untuk analisis

    kuantitatif. Hasilnya disajikan dalam bentuk puncak ( peak ) yang

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    9/43

    mengidentifikasikan konsentrasi eluen sebagai fungsi waktu. Tinggi atau luasan

     puncak sebanding dengan konsentrasi komponen sampel.

    2.  Kromatografi Planar (Kromatografi lapis tipis), fase diamnya berupa film tipis

    dengan partikel padat yang terikat bersama melalui kekuatan mekanik pada

    senyawa pengikat seperti kalsium sulfat. Pada kromatografi planar, komponen

    yang akan dipisahkan bergerak bersama fase gerak dalam sebuah bidang datar.

    Senyawa yang bergerak berupa noda (spot) yang dapat dikenali. Posisi noda

    menunjukkan identitas suatu komponen/senyawa, sedangkan besar atau intensitas

    noda menunjukkan konsentrasinya. Pada kromatografi planar ini beberapa bercak

    komponen/senyawa dapat dipisahkan secara bersamaan maupun dipisahkan

    dengan dua langkah, dimana langkah yang kedua tegak lurus arahnya dengan

    langkah yang pertama. Cara ini dikenal dengan metode kromatografi dua dimensi.

    Gambar dibawah ini menunjukkan proses pemisahan menggunakan metode

    kromatografi planar.

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    10/43

     

    c.  Prinsip pemisahan

    Klasifikasi jenis kromatografi berdasarkan prinsip pemisahannya dapat dibagi

    menjadi:

    1.  Kromatografi Adsorpsi

    2.  Kromatografi Partisi

    3.  Kromatografi Pertukaran ion

    4.  Exclusion Chromatography

    5.  Affinity Chromatography

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    11/43

    Prinsip pemisahan pada metode kromatografi umumnya tidak ada yang

    menggunakan prinsip tunggal (misalnya partisi saja), tetapi seringkali merupakan

    gabungan dari beberapa prinsip pemisahan misalnya partisi-adsorpsi maupun partisi-

     pertukaran ion.

    Pada kromatografi adsorpsi, prinsip pemisahan berdasarkan proses adsorpsi

    analit dalam permukaan padatan fase diam. Padatan fase diam dapat berupa silika gel

    atau alumina yang memiliki luas permukaan relatif besar. Kromatografi adsorpsi

    merupakan salah satu metode kromatografi yang cukup tua. Pemisahan didasarkan

     pada perbedaan sifat afinitas adsorpsi dari komponen sampel pada permukaan

     padatan aktif. Kromatografi adsorpsi menggunakan fase gerak cairan maupun padatan

    yang mampu teradsorp pada permukaan fase diamnya. Pada gambar dibawah ini

    ditunjukkan interaksi adsorpsi antara analit pada fase gerak dengan permukaan fase

    diamnya.

    Penggunaan metode kromatografi adsorpsi memiliki beberapa kelemahan

    antara lain keterbatasan jumlah adsorben yang dapat digunakan untuk melakukan

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    12/43

     pemisahan dan koefisien distribusi terhadap adsorpsi yang seringkali tergantung pada

    konsentrasi total komponen yang akan dipisahkan, sehingga mengakibatkan

     pemisahan kurang sempurna.

    Kromatografi partisi dimana proses pemisahan berdasakan kemampuan

    adsorpsi analit pada lapisan tipis cairan yang dilapiskan pada partikel padatan inert

    fase diamnya. Prinsip utama pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan antara

    komponen sampel pada fase diamnya (gas chromatography), atau berdasarkan

     perbedaan kelarutan komponen dalam fase gerak dengan fase diamnya (liquid

    chromatography). Keuntungan metode kromatografi partisi ini adalah distribusinya

    tidak bergantung pada konsentrasi, sehingga pemisahan dapat terjadi lebih baik.

    Tipe kromatografi berikutnya yaitu kromatografi penukar ion. Ion terpisahkan

     berdasarkan gaya elektrostatiknya membentuk grup fungsional yang bermuatan pada

    fase diam. Pada tipe kromatografi penukar ion, digunakan resin sebagai padatan fase

    diam yang berguna untuk mengikat anion atau kation secara kovalen. Larutan ion

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    13/43

     bermuatan pada fase gerak akan berikatan denga resin yang memiliki muatan

     berlawanan melalui gaya elektrostatik.

     Exclusion Chromatography merupakan tipe kromatografi yang tidak banyak

    dipengaruhi oleh interaksi antara fase diam dengan zat terlarutnya. Proses pemisahan

     berdasarkan volume hidrodinamik dari molekul atau partikel. Dalam teknik ini, gel

    nonionik dengan ukuran pori yang sama digunakan untuk memisahkan campuran

     berdasarkan perbedaan ukuran molekulnya (BM).

    Molekul-molekul yang kecil akan memasuki pori-pori dari gel sedangkan

    molekul besar akan melewati sela-sela gel lebih cepat bila dibandingkan dengan

    molekul yang melewati pori-porinya. Jadi urutan elusi mula-mula adalah molekul

    yang lebih besar, molekul sedang, dan terakhir molekul yang paling kecil. Apabila

    fasa diamnya adalah gel yang hidrofil maka teknik ini disebut gel filtration

    chromatography dan bila digunakan gel yang hidrofob (polystyrene-divinylbenzene)

    disebut gel permeation chromatography.

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    14/43

     

    Tipe kromatografi terakhir berdasarkan prinsip pemisahaannya yaitu  Affinity

    Chromatography. Kromatografi tipe ini berdasarkan pada interaksi spesifik antara

    satu jenis molekul zat terlarut dengan jenis molekul lain yang terimmobilisasi dalam

    fase diam. Sebagai contoh, molekul yang terimmobilisasi dapat menjadi antibodi

    untuk beberapa protein yang spesifik. Saat zat terlarut yang mengandung campuran

     protein melewati molekul ini, hanya protein tertentu saja yang akan bereaksi dengan

    antibodi yang terimmobilisasi pada fase diam.

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    15/43

    Teori Kromatografi

    Beberapa sifat umum yang terlibat dalam teknik kromatografi adalah:

    a.  Sifat kelarutan, dimana setiap molekul mempunyai kecenderungan untuk larut

    dalam suatu pelarut/cairan.

     b.  Sifat adsorpsi/penyerapan, dimana setiap molekul mempunyai kecenderungan

    untuk dapat teradsorpsi pada butir-butir zat padat halus dengan permukaan yang

    luas.

    c.  Sifat menguap atau sering dikenal dengan sebutan volatilitas, dimana setiap

    senyawa mempunyai kecenderungan berubah menjadi fase uap.

    Ada dua pendekatan yang digunakan untuk menjelaskan tentang proses

     pemisahan yang digunakan dalam metode kromatografi, yaitu :

    a.  Plate Theory, dikenalkan pertama kali oleh Martin dan Synge pada tahun 1941.

    Teori ini didasarkan pada analogi dengan proses distilasi dan ekstraksi.

     b.  Rate Theory, dikenalkan oleh J.J. van Deemter pada tahun 1956 dimana proses

     pemisahan didasarkan pada jumlah pemisahan pada kondisi dinamisnya.

     Plate Theory

    Plate Theory  mengasumsikan bahwa pada kromatografi kolom terdapat

    sejumlah lapisan-lapisan pemisah yang dikenal sebagai theoretical plates. Pemisahan

    sampel antara fasa diam dan gerak terjadi pada “ plates” tersebut. Analit bergerak

    sepanjang kolom melalui transfer keseimbangan fasa gerak dari satu  plate  ke  plate

    selanjutnya.

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    16/43

     

    Dalam  plate theory, kita mengasumsikan bahwa kolom kromatografi

    merupakan sebuah sistem tetap dalam kesetimbangan. Masing-masing spesies

    menunjukkan sistem keseimbangan antara fasa diam dan fasa geraknya.

    Afasa gerak   Afasa diam

    Koefisien distribusi (Distribusi analit antar fasa)

    Distribusi dari molekul-molekul sampel diantara dua fase ditentukan oleh

    tetapan kesetimbangan yang dikenal dengan koefisien distribusi, K (koefisien partisi).

    K =

    K = koefisien partisi

    = konsentrasi molar sampel dalam fase diam (stationary phase) 

    = konsentrasi molar sampel dalam fase gerak (mobile phase)

    Bila harga K besar berati populasi molekul dalam fase diam lebih besar

    daripada fase gerak dan berarti rata-rata lebih lama tertahan dalam fase diam.

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    17/43

    Tipe Kromatogram:

    Kecepatan rata-rata fase gerakmt

    (L) packingkolomPanjang =)(μ   

    Kecepatan rata-rata zat terlarutPanjang kolom packing (L)

    ( ) =t

     A

    μ   

    dimana, L : panjang kolon

    tM  : waktu alir fasa gerak melewati kolom

    tr   : waktu retensi

    Laju rata-rata untuk zat terlarut/analit yaitu:

    µA = µ . f

    f = fraksi mol dari zat terlarut/analit/komponen pada fase geraknya.

    f =

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    18/43

    =

    =

    =

    =

    dimana, k’ merupakan perhitungan retensi kolom

    k’ =

    K adalah nilai yang menunjukkan seberapa kuat komponen-komponen dalam sampel

    yang dibawa oleh fase gerak berinteraksi dengan kolom (fase diam).

    Laju Pemisahan

    X

    µ X

    flow 

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    19/43

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    20/43

    Retention volume

    Bila kecepatan dari fase gerak konstan, maka volume dari fase gerak yang

    diperlukan untuk memisahkan suatu komponen campuran dari kolom dapat dihitung

    dengan rumus berikut :

    Volume = waktu x kecepatan aliran

    VR  = tR·F

    Bila persamaan retention time disubstitusikan ke dalam persamaan ini maka

    diperoleh:

    VR  = Vm (1 + K’) = Vm + KVs 

    Vm = volume dari fase gerak dalam kolom

    Vs = volume dari fase diam

    Bila fase diam berupa zat padat maka Vs dapat dirubah menjadi luas permukaan /

    area (adsorption) atau dengan kapasitas penukar ion.

    Faktor Pemisahan (α)

    Faktor pemisahan (α) merupakan rasio dari faktor retensi untuk analit yang berbeda

     pada sampel yang sama. Nilai α  tersebut menunjukkan seberapa baik sistem

    kromatografi dapat memisahkan dua komponen.

    RB

    RA

     =

    k α  , disubtitusikan pada persamaan RB

    RA

    t=

    tα   

    dimana, A dan B diketahui, α = f (fasa diam, fasa gerak, T)

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    21/43

     

    Rasio faktor pemisahan semakin tinggi menunjukkan proses pemisahan yang lebih

     baik, dengan jarak antara dua puncak yang semain besar. Rasio faktor pemisahan

    selalu lebih dari 1. Bila harga α bernilai 1 menandakan tidak terjadi pemisahan.

     Rate Theory

    Proses yang terjadi dalam kolom membutuhkan waktu tertentu untuk zat

    terlarut mencapai keseimbangan dengan fase diam dan fase geraknya. Hasil analisis

    kromatogram berupa puncak-puncak kromatografi dipengaruhi oleh laju elusinya.

    Dalam praktek harga H (HETP) selalu lebih besar dari harga idealnya (nol)

    yang berarti terjadi pelebaran puncak. Pelebaran ini disebabkan oleh 3 faktor yaitu:

    1.  Difusi Eddy

    Difusi Edi disebabkan karena ketidakseragaman packing pada kromatografi

    kolom, meliputi perbedaan bentuk, ukuran partikel-partikel pengisi kolom, cara

     pengisian kolom, dan diameter dari kolom Perbedaan ini mengakibatkan solut

    akan mengambil jalan yang berbeda untuk melalui kolom sehingga terjadi

     perbedaan waktu keluarnya molekul-molekul dari kolom. Perbedaan tersebut

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    22/43

    menyebabkan pelebaran puncak dari solut. Untuk memperkecil efek ini, digunakan

     partikel-partikel kecil dengan ukuran sama tetapi tidak menyebabkan penurunan

    tekanan yang terlalu tinggi dalam kolom, diameter kolom yang kecil, pengepakan

    yang mampat dan ukuran sama tanpa memecahkan partikel-partikel pengisi kolom

    tersebut.

    2.  Difusi Longitudinal

    Difusi Longituidinal disebabkan karena kecenderungan zat terlarut untuk

     berdifusi. Molekul-molekul zat terlarut cenderung untuk berdifusi dari daerah yang

    konsentrasinya tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah. Akibatnya, waktu

    melintasi kolom, molekul-molekul akan menyebar (berdifusi) ke belakang dan ke

    depan.

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    23/43

    Derajat pelebaran puncak pada longitudinal diffusion dipengaruhi oleh :

    a.  Proses difusi solut

     b.  Laju alir solut selama melewati kolom

    3.  Transfer Massa

    Transfer massa untuk pemisahan zat terlarut pada fase diam, tidak terjadi begitu

    saja melainkan bergantung pada partisi zat terlarut dan koefisien difusinya.

    a.  Transfer massa fase gerak

    Solut yang tidak bergerak melalui

    kolom ketika berada pada fase gerak

    dalam kondisi stagnant akan

    membutuhkan waktu lebih lama di

    dalam kolom daripada solut yang

    melewati kolom begitu saja bersama

    fase geraknya.

    Transfer massa fase gerak dapat menyebabkan pelebaran puncak kromatogram

    karena perbedaan profil alir pada kanal atau diantara partikel pendukung pada

    kolom. Solut yang melalui bagian tengah kanal akan lebih dahulu mencapai ujung

    kolom daripada solut yang melalui bagian tepi kanal. Derajat pelebaran puncak

    yang dipengaruhi oleh difusi Eddy dan transfer massa fase gerak dikarenakan

    ukuran dari packing materialnya dan laju difusi solut.

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    24/43

     b.  Transfer massa fase gerak tetap (stagnant)

    Transfer massa fase gerak stagnant

    menyebabkan pelebaran puncak

    karena perbedaan laju difusi dari

    molekul solut antara fase gerak

    diluar pori pada fase diam ( flowing

    mobile phase) dengan fase gerak

    didalam pori (stagnant) pada fase

    diamnya (stagnant mobile phase).

    Derajat pelebaran puncak sangat dipengaruhi oleh beberapa hal berikut, yaitu:

    1.  Ukuran, bentuk dan struktur pori dari packing material.

    2.  Difusi dan retensi dari solut.

    3.  Laju alir solut ketika melalui kolom.

    c.  Transfer massa fase diam

    Molekul solut yang berbeda, menghabiskan waktu yang berbeda untuk tertahan

     pada fase diamnya. Perbedaan lama waktu tersebut menyebabkan munculnya

     pelebaran pada puncak kromatogram.

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    25/43

     

    Perbedaan lama waktu tersebut

    disebabkan karena perbedaan gerakan

    dari molekul solut antara fase stagnant

    dengan fase diamnya.

    Derajat pelebaran puncak ini dipengaruhi oleh:

    1.  Retensi dan difusi dari solut

    2.  Laju alir dari solut ketika melalui kolom

    3.  Interaksi kinetik antara solut dengan fase diam.

    Teori Van Deemter

    H = HETP = Height Equivalent of Theoritical Plate (tinggi kolom)

    L = panjang kolom

     N = jumlah Theoritical plates dalam kolom

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    26/43

    Pada Plate Theory, harga N dan H konstan bila L konstan (Martin and Synge),

    sedangkan pada Rate Theory, H bergantung pada laju fase gerak (Van Deemter).

    Van Deemter plot menunjukkan bahwa HETP minimum dapat tercapai

    apabila laju alir dari fase gerak berada pada kondisi optimumnya. Persamaan Van

    Deemter ditunjukkan dalam persamaan:

     A 

    B/µ 

    Cµ 

    dimana, = laju alir

    H = tinggi plate pada kolom

    A = menggambarkan difusi Eddy

    B/ = menggambarkan difusi Longitudinal

    C = menggambarkan transfer massa fase gerak dan fase diam.

    A, B, C bernilai konstan, tetapi efek B dan C bergantung pada laju alir fase gerak.

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    27/43

     

    Persamaan Van Deemter tanpa A term (Kapiler Kolom) :

    μ μ μ 

    Ms C+C+B

     =H

    dimana, H = tinggi plate 

    B/ = difusi longitudinal

    Cs   = transfer massa fase diam

    Cm  = transfer massa fase gerak

    Untuk mengurangi efek yang ditimbulkan dari nilai A, B dan C dapat

    dilakukan beberapa cara. Untuk nilai A, setelah kolom ditata, tidak ada hal yang

    dapat dilakukan untuk mengurangi dampak nilai A. Namun efeknya dapat direduksi

    dengan metode packing menggunakan ukuran yang sama, diameter kecil, serta tidak

    membiarkan adanya ruang kosong dalam kolom. Efek dari term B yaitu bergantung

     pada laju, saat laju meningkat menyebabkan waktu difusi menjadi berkurang. Untuk

    mengurangi efeknya dapat dilakukan dengan membuat laju pada kondisi paling tinggi

    yang dimungkinkan instrument dan batas limit C term. Pada C term, bersifat resisten

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    28/43

    terhadap transfer massa. Fasa padat yang lebih tebal dan kental memiliki C term yang

    lebih besar. Efek C term dapat diminimalkan dengan menggunakan pelapis yang tipis

     pada permukaan fase diam, menggunakan fase dengan kekentalan yang rendah dan

    menjaga laju seminimal mungkin dengan batasan pada B term.

    Resolusi

    Resolusi merupakan ukuran apakah suatu senyawa terpisah secara baik atau

    tidak dengan senyawa lain. Perubahan kecil pada nilai α  akan menyebabkan nilai

    resolusi berubah secara signifikan. Resolusi dari dua spesies A dan B dapat

    ditentukan dengan persamaan :

     B A

     Ar  Br 

    sW W 

    t t  R

    =,,2

     

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    29/43

     

    Untuk mendapatkan hasil resolusi yang baik, terdapat 3 term yang harus

    dimaksimalkan. Peningkatan nilai N (jumlah theoretical plates), memanjangkan

    kolom tetapi dapat mengakibatkan meningkatnya waktu retensi dan meningkatkan

     pelebaran puncak. Selain itu, untuk meningkatkan jumlah  plates, tinggi ekuivalen

    dari theoretical plates  dapat direduksi dengan mengurangi ukuran partikel fase

    diamnya. Faktor pemisahan α dapat ditingkatkan dengan mengikuti prosedur berikut :

    1.  Mengubah komposisi fase gerak

    2.  Mengubah temperatur kolom

    3.  Mengubah komposisi fase diam

    4.  Menggunakan efek kimia spesial (misalnya memisahkan spesies yang

    membentuk kompleks dengan solute pada fase diamnya).

    KROMATOGRAFI GAS (GAS CHROMATOGRAPHY )

    Kromatografi gas merupakan teknik kromatografi yang dapat digunakan

    untuk memisahkan senyawa organik yang mudah menguap (volatil). Kromatografi

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    30/43

    gas dapat dibagi menjadi dua tipe berdasarkan fase diamnya, yaitu kromatografi gas-

    cair (GLC) dan kromatografi gas-padat (GSC).

    Prinsip Analisis

    Proses kromatografi dalam alat GC dimulai dengan menyuntikkan sampel ke

    dalam kolom. Mula-mula komponen-komponen di dalam kolom diuapkan, kemudian

    dielusi oleh gas pembawa untuk melalui kolom. Perbedaan laju migrasi masing-

    masing komponen dalam kolom disebabkan oleh perbedaan titik didih dan interaksi

    masing-masing komponen dengan fasa stasioner. Pendeteksian saat keluar dari kolom

    dilakukan berdasarkan perubahan sifat fisika aliran gas yang disebabkan adanya

    komponen yang dikandungnya. Sifat fisika yang dimaksud adalah daya hantar panas,

    absorpsi radiasi elektromagnetik, indeks refraksi, derajat terinduksi ion, dsb. Untuk

    analisa kualitatif, komponen-komponen yang terelusi dikenali dari nilai waktu retensi,

    tR , tR   analit dibandingkan dengan tR   standar pada kondisi operasi alat yang sama.

    Sedangkan untuk analisa kuantitatif, penentuan kadar atau jumlah analit dilakukan

    dengan membandingkan luas puncak analit dengan luas puncak standar.

    Ada beberapa kelebihan kromatografi gas, diantaranya kita dapat

    menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan yang

    tinggi. Gas dan uap mempunyai viskositas yang rendah, demikian juga

    kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat, sehingga analisis

    relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair

    tidak bersifat reaktif terhadap fase diam dan zat-zat terlarut. Kelemahannya adalah

    teknik ini terbatas untuk zat yang mudah menguap.

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    31/43

     

    Sebuah kromatografi gas terdiri dari beberapa bagian yaitu :

    1.  Fase gerak yang mengalir berupa gas pembawa (Carrier gas)

    Gas pembawa harus memiliki sifat inert, umumnya digunakan gas nitrogen,

    helium maupun argon. Pemilihan jenis gas pembawa yang akan digunakan

    didasarkan pada jenis sampel yang akan dipisahkan dan tipe detektor yang

    digunakan.

    2.  Injeksi Sampel

    Metode injeksi yang paling umum digunakan yaitu microsyringe. Sampel

    diinjeksikan melalui sebuah sekat karet ke dalam wadah penguapan pada bagian

    atas kolom. Temperatur sampel pada bagian injeksi biasanya sekitar 50 °C lebih

    tinggi dari titik didih komponen volatil dari sampel. Untuk  packed  kolom, ukuran

    sampel antara 10 mikroliter hingga 20 mikroliter. Kolom kapiler disatu sisi

    membutuhkan sampel dengan jumlah yang lebih sedikit hanya sekitar 10-3

      mL.

    Pada kromatografi gas biasanya menggunakan split/splitless injection. Diagram

    split/splitless injection ditunjukkan pada gambar berikut:

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    32/43

     

    3.  Kolom pemisah yang mengandung fase diam

    Terdapat dua jenis kolom yang umum digunakan pada kromatografi gas, yaitu

     packed   kolom dan kolom kapiler (atau sering dikenal sebagai open tubular

    column). Packed   kolom memiliki pembagi yang cukup baik, inert dan material

     padatan pendukung yang dilapisi cairan sebagai fase diam. Kebanyakan  packed  

    kolom memiliki panjang 1,5 hingga 1 m dan memiliki diameter internal 2-4 mm.

    Kolom kapiler memiliki diameter internal < 1 mm, dan terdiri dari 2 tipe wall-

    coated open tubular   (WCOT) atau support-coated open tubular  (SCOT). WCOT

    kolom terdiri dari pipa kapiler dimana dindingnya dilapisi dengan fase diam

     berupa cairan. Jenis yang lain yaitu SCOT kolom, memiliki dinding bagian dalam

     pipa kapiler yang terisi lapisan tipis material pendukung. Kedua tipe kolom kapiler

    ini lebih efisien daripada  packed   kolom namun lebih mudah overloaded   pada

    sampel dalam jumlah banyak.

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    33/43

     

    Packed  Kolom

    -  Diameter internal 2-4 mm,

     panjang 1-4 m.

    -  Packed   dengan adsorben yang

    sesuai

    -  Umum digunakan pada analisis

    gas

    -  Pelebaran puncak akibat difusi

    Eddy karena memungkinkan

     berbagai cara molekul melalui

    kolom.

    Kolom kapiler

    -  Diameter internal 100 µm hingga

    500 µm dengan panjang 10 m hingga

    100 m.

    -  Fase diam dilapisi bahan padatan

    dengan ketebalan 0,2 µm to 1 µm.

    -  Puncak kromatogram tajam, tanpa

     pengaruh difusi Eddy.

    -  Jumlah theoritical plates  mencapai

    500.000 yang menghasilkan

     pemisahan sangat baik.

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    34/43

    4.  Detektor

    Detektor kromatografi gas mengidentifikasi analit ketika analit terelusi dari

    kolom dan berinteraksi dengan detektor. Signal elektonik dari hasil interaksi

    tersebut dikirim ke sistem data untuk diterjemahkan dalam bentuk kromatogram.

    Terdapat beberapa tipe detektor pada kromatografi gas. Tipe detektor tersebut

    dapat dilihat pada tabel berikut:

    Detektor  Selektivitas Kemampuan

    Deteksi

    Flame ionization

    (FID)

    Sebagian besar senyawa organik. 100 pg 

    Thermal

    conductivity

    (TCD)

    Universal 1 ng 

    Electron capture

    (ECD)

    Halida, nitrat, nitrit, peroksida,

    anhidrida, dan organometal.0,5 pg 

     Nitrogen-

     phosphorus Nitrogen, phosphorus 10 pg 

    Flame photometric

    (FPD)

    Sulfur, fosfor, boron, arsen,

    germanium, selenium, chromium100 pg 

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    35/43

    Photo-ionization

    (PID)

    Alifatik, aromatik, keton, ester,

    aldehid, amina, heterocyclics,

    organosulphurs, beberapa

    organometal

    2 pg 

    Hall electrolytic

    conductivity

    Halida, nitrogen, nitrosamine,

    sulphur

    5.  Sistem pembaca

    Sistem pembaca menerima signal data dari detektor dan menerjemahkannya

    dalam bentuk kromatogram.

    Berikut disertakan skema lengkap dari kromatografi gas:

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    36/43

    Kromatografi HPLC ( High Performance Liquid Chromatography)

    HPLC merupakan kromatografi cair untuk memisahkan komponen yang

    dilarutkan dalam larutan. Instrumen HPLC terdiri dari reservoir fase gerak, pompa,

    sebuah injektor, kolom pemisahan, dan detektor. Komponen atau analit awalnya

    dilarutkan dalam pelarut, kemudian dialirkan ke dalam kromatografi kolom dengan

    menggunakan tekanan tinggi. Komponen-komponen yang berbeda didalam campuran

    melewati kolom dengan laju yang berbeda tergantung pada kemampuan partisinya

    antara fase diam dan geraknya. Skema instrumen HPLC ditampilkan pada gambar

     berikut:

    Instrumen dalam HPLC:

    1.  Pompa

    Terdapat 2 klasifikasi utama dari pompa pada HPLC yaitu pompa tekanan

    tetap yang hanya digunakan pada packed  kolom dan pompa laju tetap.

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    37/43

     

    Pompa standar yang digunakan

     pada HPLC harus memiliki laju alir

    antara 0,01 hingga 10 mL/min dan

    tekanan antara 1 hingga 5000 psi

    (340 atm).

    2.  Injektor

    Injektor harus memiliki kemampuan menginjeksi larutan sampel dengan

    volume antara 0,1 hingga 100 mL dan dibawah tekanan tinggi mencapai 4000 psi.

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    38/43

     

    Fase gerak pada HPLC merupakan pelarut yang dialirkan ke dalam kolom

    (fase diam) yang bertugas untuk membawa analit melalui kolom. Komponen analit

    dalam larutan akan bermigrasi ke fase diam melalui interaksi non kovalen. Interaksi

    kimia antara fase gerak dengan sampel dan dengan fase diam menentukan

    kemampuan migrasi dan pemisahan komponen pada sampel. Sebagai contoh sampel

    yang memiliki interaksi lebih kuat dengan fase gerak dibanding dengan fase diam

    akan terelusi keluar kolom lebih cepat dan memiliki waktu retensi lebih cepat.

    Terdapat dua tipe proses elusi yaitu tipe elusi isocratic dan tipe elusi gradient .

    Tipe elusi isocratic, komposisi eluen yang dipompa melalui kolom selama analisis

    dibuat konstan. Pada tipe elusi ini semua komponen mulai bermigrasi melalui kolom

     pada saat yang bersamaan, dimana masing-masing komponen memiliki kemampuan

    laju migrasi yang berbeda menghasilkan laju elusi yang lebih cepat maupun lebih

    lambat. Tipe elusi ini lebih simpel dan tidak mahal, namun resolusi dari beberapa

    sampel masih dipertanyakan dan proses elusi yang lambat menyebabkan puncak yang

    dihasilkan sangat melebar.

    Tipe elusi gradient,  komposisi eluen diatur berubah secara bertahap selama

     proses pemisahan berlangsung. Komponen yang berbeda dielusikan dengan

    meningkatkan kekuatan dari pelarut organiknya. Sampel diinjeksikan ketika fase

    gerak yang lebih lemah digunakan dalam sistem. Kekuatan fase gerak ditingkatkan

    dengan meningkatkan fraksi pelarut organiknya yang hasilnya akan mengelusi

    komponen lebih banyak. Sebagai contoh gradient dimulai menggunkan methanol

    10% dan diakhiri dengan menggunakan methanol 90% setelah 20 menit. Elusi

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    39/43

    gradient menurunkan retensi pada komponen yang terelusi cukup lama menjadi lebih

    cepat terelusi. Proses ini memberikan puncak yang lebih tinggi dan tajam pada

    kromatogram.

    3.  Kolom Pemisah

    Kolom pemisah yang digunakan pada HPLC umumnya memiliki panjang 10,

    15 dan 25 cm serta diisi dengan partikel yang sangat kecil dengan diameter 3, 5 atau

    10 μm. Diameter internal dari kolom biasanya 4 hingga 4,6 mm, ini didasarkan pada

    kondisi paling tepat untuk kapasitas sampel, penggunaan fase gerak, kecepatan dan

    resolusinya.

    Fase diam ( packing  kolom) pada HPLC untuk pemisahan senyawa organik

    dapat dibagi menjadi dua tipe berdasarkan sifat polaritas antara dua phase. Kedua tipe

    ini yaitu Normal Phase dan Reversed Phase.

    a.   Normal Phase, dimana fase diamnya bersifat polar (misal silika gel) sedangkan

    fase geraknya bersifat nonpolar (misal n-hexane atau tetrahydrofuran).

    Permukaan Silika Ikatan fase pada permukaan

    Sampel polar akan berinteraksi dengan permukaan kolom lebih lama daripada

    sampel yang kurang polar.

    Interaksi pada Normal Phase, dipengaruhi oleh polaritas eluen:

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    40/43

     

     b.   Reversed Phase, dimana fase diamnya bersifat nonpolar (hidrofobik)

    sedangkan fase geraknya berupa larutan polar (misal campuran air dan

    methanol atau asetonitril).

    Fase diam ( packing kolom) pada HPLC juga dapat menggunakan

    kromatografi ion berupa resin penukar ion. Resin penukar ion sebagai fase diam

    memiliki muatan ionik yang berlawanan dengan muatan pada sampel. Metode ini

    hanya dapat digunakan untuk pemisahan sampel yang memiliki muatan. Semakin

     besar muatan yang dimiliki sampel, interaksi dengn permukaan ionik fase diam juga

    akan lebih kuat sehingga akan menyebabkan sampel semakin lama untuk terelusi.

    Fase geraknya berupa larutan buffer, dimana pH dan kekuatan ioniknya digunakan

    untuk mengontrol waktu elusi.

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    41/43

    4.  Detektor dan Limit Deteksi

    Detektor pada HPLC merupakan komponen yang memberikan respon pada

    sampel yang terelusi berupa signal yang kemudian muncul sebagai puncak-puncak

     pada kromatogram.

    Detektor pada kromatografi cair yang ideal harus memiliki sifat-sifat berikut:

    -  Memiliki penyimpangan dan Noise yang minimal

    -  Sensitifitas tinggi

    -  Memiliki respon yang cepat

    -  Mampu mendetaksi pada range konsentrasi yang luas

    -  Tidak dipengaruhi perubahan pelarut, laju alir, dan suhu

    -  Sistem operasi mudah dan akurat

    -   Non-destructive

    -  Dapat diatur penggunaannya sehingga dapat dioptimalkan setiap

     penggunaan sampel yang berbeda.

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    42/43

    Beberapa jenis detektor pada HPLC yaitu :

    a.   Refractive Index (RI) detector , menghitung kemampuan molekul sampel untuk

    membiaskan cahaya. Detektor memiliki sensitivitas mencapai 10-8

     or 10-9

     g/mL.

     b.  Ultra-Violet (UV) detector , mengukur kemampuan sampel mangadsorp sinar. UV detektor

    memiliki sensitivitas mencapai 10-8

     or 10-9

     g/mL. Kemampuan ini dapat dilakukan pada

    satu panjang gelombang maupun beberapa panjang gelombang:

    -  Fixed Wavelenght  mengukur pada satu panjang gelombang (254 nm)

    -  Variable Wavelenght   mengukur satu panjang gelombang pada satu waktu, namun

    mampu mendeteksi pada area panjang gelombang yang luas.

    -   Diode Array mengukur sebuah spektrum dari panjang gelombang secara simultan.

  • 8/18/2019 materi-kromatografilkkydrdg

    43/43

    c.  Fluorecent detector   mengukur kemampuan senyawa menyerap kemudian melepaskan

    kembali sinar pada panjang gelombang tertentu. Detektor memiliki sensitivitas mencapai

    10-9

     or 10-11

     g/mL.

    d.  Elektrokimia mengukur komponen yang mengalami reaksi reduksi maupun oksidasi

    (redoks). Umumnya dapat ditentukan dengan menghitung elektron yang hilang atau yang

     bertambah saat sampel bermigrasi dan melalui elektroda yang memiliki perbedaan

     potensial elektronik. Detektor memiliki sensitivitas mencapai 10-12

     or 10-13

     g/mL.

    e.  Mass Spektroscopy (MS), komponen sampel atau molekul diionisasi dan dilewatkan

    melalui analyzer massa untuk dideteksi.

    f.  Radiokimia deteksi menggunakan material radiokimia, umumnya tritium (3H) atau

    karbon-14 (14

    C). Detektor memiliki sensitivitas mencapai 10-9

     or 10-10

     g/mL.

    g.   Near Inframerah detektor, dioperasikan pada spektrum dari 700-1100 nm. Vibrasi ulur dan

    tekuk dari ikatan kimia antar molekul dideteksi pada panjang gelombang tersebut.