BAB IPEDAHULUAN
A. Latar BelakangIstilah Goiter berarti terjadinya pembesaran
pada kelenjar tiroid, yang dikenal dengan goiter non toxik atau
simpel goiter atau struma endemik, dengan dampak yang
ditimbulkannya hanya bersifat local yaitu sejauh mana pembesaran
tersebut mempengaruhi organ disekitarnya seperti pengaruhnya pada
trachea dan esophagus.Goiter adalah salah satu cara mekanisme
kompensasi tubuh terhadap kurangnya unsure yodium dalam makanan dan
minuman. Asupan yodium dapat diperiksa secara langsung yaitu dengan
cara menganalisis makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat tertentu
yang mengidap goiter, sedangkan pemeriksaan secara tidak langsung
dipakai berbagai cara antara lain:pemeriksaan kadar yodium dalam
urine dan dengan studi kinetik yodium.Berdasarkan kejadiannya atau
penyebarannya ada yang disebut struma endemis dan sporadik. Secara
sporadik dimana kasus-kasus struma ini dijumpai menyebar diberbagai
tempat atau daerah. Bila dihubungkan dengan penyebab maka struma
sporadik banyak disebabkan oleh faktor goitrogenik, anomali,
penggunaan obat-obat anti tiroid, peradangan dan neoplasma, secara
endemis, dimana kasus-kasus struma ini dijumpai pada sekelompok
orang didaerah tertentu, sdihubungkan dengan penyakit defisiensi
yodium.Pada umumnya goiter sering dijumpai pada daerah pegunungan,
namun ada juga yang ditemukan di dataran rendah dan ditepi
pantai.
B. Rumusan Masalah1. Pengertian dari penyakit goiter.2. Etiologi
penyakit goiter.3. Klasifikasi penyakit Goiter.4. Patofisiologi
penyakit Goiter.5. Manifestasi Klinis penyakit Goiter.6.
Penatalaksanaan penyakit Goiter.7. Pencegahan penyakit Goiter .
C.TujuanAdapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan ini
yaitu:1. Mengetahui pengertian dari penyakit goiter.2. Mengetahui
etiologi penyakit goiter.3. Mengetahui klasifikasi penyakit
Goiter.4. Mengetahui patofisiologi penyakit Goiter.5. Mengetahui
Manifestasi Klinis penyakit Goiter.6. Mengetahui Penatalaksanaan
penyakit Goiter.7. Mengetahui Pencegahan penyakit Goiter .
BAB IIPEMBAHASAN
A.PengertianTIROID merupakan satu kelenjar kecil berbentuk
seakan rama-rama seberat satu ons yang terletak di bawah halkum. Ia
menghasilkan sejenis hormon yang berfungsi mengawal hal-hal
berkaitan metabolisme - dari kadar degupan jantung ke kelajuan
tubuh membakar kalori.Goiter adalah pembesaran pada kelenjar
tiroiddisebut juga struma adalah suatu pembengkakan pada leher oleh
karena pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroid
dapat berupa gangguan fungsi atau perubahan susunan kelenjar dan
morfologinya.B.EtiologiHipotiroidisme dapat terjadi akibat
malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Apabila
disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang
rendah akan disertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena
tidak adanya umpan balik negative oleh HT pada hipofisis anterior
dan hipotalamus. Apabila hipotiroidisme terjadi akibat malfungsi
hipofisis, maka kadar HT yang rendah disebabkan oleh rendahnya
kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena. tidak adanya umpan
balik negatif baik dari TSH maupun HT. Hipotiroidisme yang
disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan menyebabkan rendahnya
kadar HT, TSH, dan TRH. Penyakit Hipotiroidisme yaitu :1.Penyakit
Hashimoto, juga disebut tiroiditis otoimun, terjadi akibat adanya
otoanti .bodi yang merusak jaringan kelenjar tiroid. Hal ini
menyebabkan penurunan HT disertai peningkatan kadar TSH dan TRH
akibat umpan balik negatif yang minimal, Penyebab tiroiditis
otoimun tidak diketahui, tetapi tampaknya terdapat kecenderungan
genetic untuk mengidap penyakit ini. Penyebab yang paling sering
ditemukan adalah tiroiditisHashimoto.Pada tiroiditis Hashimoto,
kelenjar tiroid seringkali membesar dan hipotiroidisme terjadi
beberapa bulan kemudian akibat rusaknya daerah kelenjar yang masih
berfungsi.2.Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap
hipertiroidisme. Baik yodium radioaktif maupun pembedahan cenderung
menyebabkan hipotiroidisme.3.Gondok endemik adalah hipotiroidisme
akibat defisiensi iodium dalam makanan. Gondok adalah pembesaran
kelenjar tiroid. Pada defisiensi iodiurn terjadi gondok karena
sel-sel tiroid menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik dalarn
usaha untuk menyerap sernua iodium yang tersisa dalam. darah. Kadar
HT yang rendah akan disertai kadar TSH dan TRH yang tinggi karena
minimnya umpan balik. Kekurangan yodium jangka panjang dalam
makanan, menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif
(hipotiroidisme goitrosa).4.Kekurangan yodium jangka panjang
merupakan penyebab tersering dari hipotiroidisme di negara
terbelakang.5.Karsinoma tiroid dapat, tetapi tidak selalu,
menyebabkan hipotiroidisme. Namun, terapi untuk kanker yang jarang
dijumpai ini antara lain adalah tiroidektomi, pemberian obat
penekan TSH, atau terapi iodium radioaktif untuk mengbancurkan
jaringan tiroid. Semua pengobatan ini dapat menyebabkan
hipotiroidisme. Pajanan ke radiasi, terutama masa anak-anak, adalah
penyebab kanker tiroid. Defisiensi iodium juga dapat meningkatkan
risiko pembentukan kanker tiroid karena hal tersebut merangsang
proliferasi dan hiperplasia sel tiroid.C.Klasifikasi Secara klinis
pemeriksaan klinis struma toksik dapat dibedakan menjadi sebagai
berikut :a.Struma ToksikStruma toksik dapat dibedakan atas dua
yaitu struma diffusa toksik dan struma nodusa toksik. Istilah
diffusa dan nodusa lebih mengarah kepada perubahan bentuk anatomi
dimana struma diffusa toksik akan menyebar luas ke jaringan lain.
Jika tidak diberikan tindakan medis sementara nodusa akan
memperlihatkan benjolan yang secara klinik teraba satu atau lebih
benjolan (struma multinoduler toksik). Struma diffusa toksik
(tiroktosikosis) merupakan hipermetabolisme karena jaringan tubuh
dipengaruhi oleh hormon tiroid yang berlebihan dalam darah.
Penyebab tersering adalah penyakit Grave (gondok
eksoftalmik/exophtalmic goiter), bentuk tiroktosikosis yang paling
banyak ditemukan diantara hipertiroidisme lainnya. Perjalanan
penyakitnya tidak disadari oleh pasien meskipun telah diiidap
selama berbulan-bulan. Antibodi yang berbentuk reseptor TSH beredar
dalam sirkulasi darah, mengaktifkan reseptor tersebut dan
menyebabkan kelenjar tiroid hiperaktif. Meningkatnya kadar hormon
tiroid cenderung menyebabkan peningkatan pembentukan antibodi
sedangkan turunnya konsentrasi hormon tersebut sebagai
hasilpengobatan penyakit ini cenderung untuk menurunkan antibodi
tetapi bukan mencegah pembentukyna. Apabila gejala gejala
hipertiroidisme bertambah berat dan mengancam jiwa penderita maka
akan terjadi krisis tirotoksik. Gejala klinik adanya rasa khawatir
yang berat, mual, muntah, kulit dingin, pucat, sulit berbicara dan
menelan, koma dan dapat meninggal.b.Struma Non ToksikStruma non
toksik sama halnya dengan struma toksik yang dibagi menjadi struma
diffusa non toksik dan struma nodusa non toksik. Struma non toksik
disebabkan oleh kekurangan yodium yang kronik. Struma ini disebut
sebagai simple goiter, struma endemik, atau goiter koloid yang
sering ditemukan di daerah yang air minumya kurang sekali
mengandung yodium dan goitrogen yang menghambat sintesa hormon oleh
zat kimia. Apabila dalam pemeriksaan kelenjar tiroid teraba suatu
nodul, maka pembesaran ini disebut struma nodusa. Struma nodusa
tanpa disertai tanda-tanda hipertiroidisme dan hipotiroidisme
disebut struma nodusa non toksik. Biasanya tiroid sudah mulai
membesar pada usia muda dan berkembang menjadi multinodular pada
saat dewasa. Kebanyakan penderita tidak mengalami keluhan karena
tidak ada hipotiroidisme atau hipertiroidisme, penderita datang
berobat karena keluhan kosmetik atau ketakutan akan keganasan.
Namun sebagian pasien mengeluh adanya gejala mekanis yaitu
penekanan pada esofagus (disfagia) atau trakea (sesak napas),
biasanya tidak disertai rasa nyeri kecuali bila timbul perdarahan
di dalam nodul. Struma non toksik disebut juga dengan gondok
endemik, berat ringannya endemisitas dinilai dari prevalensi dan
ekskresi yodium urin. Dalam keadaan seimbang maka yodium yang masuk
ke dalam tubuh hampir sama dengan yang diekskresi lewat urin.
Kriteria daerah endemis gondok yang dipakai Depkes RI adalah
endemis ringan prevalensi gondok di atas 10 %-< 20 %, endemik
sedang 20 % - 29 % dan endemik berat di atas 30 %.Lebih dari 95%
penderita hipotiroidisme mengalami hipotiroidisme primer atau
tiroidal yang mengacu kepada disfungsi kelenjar tiroid itu
sendiri.Apabila disfungsi tiroid disebabkan oleh kegagalan kelenjar
hipofisis, hipotalamus atau keduanya disebut hipotiroidisme sentral
(hipotiroidisme sekunder) atau pituitaria. Jika sepenuhnya
disebabkan oleh hipofisis di sebut hipotiroidisme tersier.a.Primer-
Goiter : Tiroiditis Hashimoto, fase penyembuhan setelah tiroiditis,
defisiensi yodium- Non-goiter : destruksi pembedahan, kondisi
setelah pemberian yodium radioaktif atau radiasi eksternal,
agenesis, amiodaronb.Sekunder : kegagalan hipotalamus (penurunan
TRH, TSH yang berubah-ubah, penurunan T4 bebas) atau kegagalan
pituitari (penurunan TSH,penurunan T4 bebas)
D.PatofisiologiAktifitas utama kelenjar tiroid adalah untuk
berkonsentrasi yodium dari darah untuk membuat hormon tiroid.
Kelenjar tersebut tidak dapat membuat hormon tiroid cukup jika
tidak memiliki cukup yodium. Oleh karena itu, dengan defisiensi
yodium individu akan menjadi hipotiroid. Akibatnya, tingkat hormon
tiroid terlalu rendah dan mengirim sinyal ke tiroid. Sinyal
inidisebut thyroid stimulating hormone(TSH). Seperti namanya,
hormon ini merangsang tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid dan
tumbuh dalam ukuran yang besar Pertumbuhan abnormal dalam ukuran
menghasilkan apa yang disebut sebuah gondok.Kelenjar tiroid
dikendalikan olehthyroid stimulating hormone(TSH) yang juga dikenal
sebagaithyrotropin. TSH disekresi dari kelenjar hipofisis, yang
pada gilirannya dipengaruhi oleh hormonthyrotropin releasing
hormon(TRH) dari hipotalamus.Thyrotropinbekerja pada reseptor TSH
terletak pada kelenjar tiroid. Serum hormon
tiroidlevothyroxinedantriiodothyronineumpan balik ke hipofisis,
mengatur produksi TSH. Interferensi dengan sumbu ini TRH hormon
tiroid TSH menyebabkan perubahan fungsi dan struktur kelenjar
tiroid. Stimulasi dari reseptor TSH dari tiroid oleh TSH, TSH
reseptor antibodi, atau agonis reseptor TSH, seperti chorionic
gonadotropin, dapat mengakibatkan gondok difus. Ketika sebuah
kelompok kecil sel tiroid, sel inflamasi, atau sel ganas metastasis
untuk tiroid terlibat, suatu nodul tiroid dapat
berkembang.Kekurangan dalam sintesis hormon tiroid atau asupan
menyebabkan produksi TSH meningkat. Peningkatan TSH menyebabkan
peningkatan cellularity dan hiperplasia kelenjar tiroid dalam upaya
untuk menormalkan kadar hormon tiroid. Jika proses ini
berkelanjutan, maka akan mengakibatkan gondok. Penyebab kekurangan
hormon tiroid termasuk kesalahan bawaan sintesis hormon tiroid,
defisiensi yodium, dan goitrogens. Gondok dapat juga terjadi hasil
dari sejumlah agonis reseptor TSH. Pendorong reseptor TSH termasuk
antibodi reseptor TSH, resistensi terhadap hormon tiroid hipofisis,
adenoma kelenjar hipofisis hipotalamus atau, dan tumor memproduksi
human chorionic gonadotropin. Pemasukan iodium yang kurang,
gangguan berbagai enzim dalam tubuh, hiposekresi TSH, glukosil
goitrogenik (bahan yang dapat menekan sekresi hormone tiroid),
gangguan pada kelenjar tiroid sendiri serta factor pengikat dalam
plasma sangat menentukan adekuat tidaknya sekresi hormone tiroid.
Bila kadar kadar hormone tiroid kurang maka akan terjadi mekanisme
umpan balik terhadap kelenjar tiroid sehingga aktifitas kelenjar
meningkat dan terjadi pembesaran (hipertrofi).Dampak goiter
terhadap tubuh terletak pada pembesaran kelenjar tiroid yang dapat
mempengaruhi kedudukan organ-organ lain di sekitarnya. Di bagian
posterior medial kelenjar tiroid terdapat trakea dan esophagus.
Goiter dapat mengarah ke dalam sehingga mendorong trakea, esophagus
dan pita suara sehingga terjadi kesulitan bernapas dan disfagia
yang akan berdampak terhadap gangguan pemenuhan oksigen, nutrisi
serta cairan dan elektrolit. Penekanan pada pita suara akan
menyebabkan suara menjadi serak atau parau. Bila pembesaran keluar,
maka akan memberi bentuk leher yang besar dapat simetris atau
tidak, jarang disertai kesulitan bernapas dan disfagia. Tentu
dampaknya lebih ke arah estetika atau kecantikan. Perubahan bentuk
leher dapat mempengaruhi rasa aman dan konsep diri
klien.E.Manifestasi klinikGejala utama :1.Pembengkakan, mulai dari
ukuran sebuah nodul kecil untuk sebuah benjolan besar, di bagian
depan leher tepat di bawahAdams apple.2.Perasaan sesak di daerah
tenggorokan.3.Kesulitan bernapas (sesak napas), batuk, mengi
(karena kompresi batang tenggorokan).4.Kesulitan menelan (karena
kompresi dari esofagus).5.Suara serak.6.Distensi vena
leher.7.Pusing ketika lengan dibangkitkan di atas kepala8.Kelainan
fisik (asimetris leher)Dapat juga terdapat gejala lain, diantaranya
:1.Tingkat peningkatan denyut nadi2.Detak jantung cepat3.Diare,
mual, muntah4.Berkeringat tanpa
latihan5.Goncangan6.AgitasiF.PenatalaksanaanPerawatan akan
tergantung pada penyebab gondok.1.Defisiensi YodiumGondok
disebabkan kekurangan yodium dalam makanan maka akan diberikan
suplementasi yodium melalui mulut. Hal ini akan menyebabkan
penurunan ukuran gondok, tapi sering gondok tidak akan benar-benar
menyelesaikan.2.Hashimoto TiroiditisJika gondok disebabkan
Hashimoto tiroiditis dan hipotiroid, maka akan diberikan suplemen
hormon tiroid sebagai pil setiap hari. Perawatan ini akan
mengembalikan tingkat hormon tiroid normal, tetapi biasanya tidak
membuat gondok benar-benar hilang. Walaupun gondok juga bisa lebih
kecil, kadang-kadang ada terlalu banyak bekas luka di kelenjar yang
memungkinkan untuk mendapatkan gondok yang jauh lebih kecil. Namun,
pengobatan hormon tiroid biasanya akan mencegah bertambah
besar.3.HipertiroidismeJika gondok karena hipertiroidisme,
perawatan akan tergantung pada penyebab hipertiroidisme. Untuk
beberapa penyebab hipertiroidisme, perawatan dapat menyebabkan
hilangnya gondok. Misalnya, pengobatan penyakit Graves dengan
yodium radioaktif biasanya menyebabkan penurunan atau hilangnya
gondok.Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi
hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat
antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif,
tiroidektomi subtotal).1.Obat antitiroidIndikasi :a.Terapi untuk
memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap, pada
pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan
tirotoksikosis.b.Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase
sebelum pengobatan, atau sesudah pengobatan pada pasien yang
mendapat yodium aktif.c.Persiapan tiroidektomid. Pengobatan pasien
hamil dan orang lanjut usiae.Pasien dengan krisis tiroidObat
antitiroid yang sering digunakan :Karbimazol30-605-20
Metimazol30-605-20
Propiltourasil300-6005-200
2.Pengobatan dengan yodium radioaktifIndikasi :a.Pasien umur 35
tahun atau lebihb.Hipertiroidisme yang kambuhc.Gagal mencapai
remisi sesudah pemberian obat antitiroidd.Adenoma toksik, goiter
multinodular toksik3.Operasi Tiroidektomi subtotal efektif untuk
mengatasi hipertiroidisme.Indikasi :a.Pasien umur muda dengan
struma besar serta tidak berespons terhadap obat antitiroid.b.Pada
wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid
dosis besarc.Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat
menerima yodium radioaktifd.Adenoma toksik atau struma multinodular
toksike.Pada penyakit Graves yang berhubungan dengan satu atau
lebih nodulf.MultinodularBanyak gondok, seperti gondok
multinodular, terkait dengan tingkat normal hormon tiroid dalam
darah. Gondok ini biasanya tidak memerlukan perawatan khusus
setelah dibuat diagnosa yang tepat.G.PencegahanPencegahan primer
adalah langkah yang harus dilakukan untuk menghindari diri dari
berbagai faktor resiko. Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan
untuk mencegah terjadinya struma adalah :a.Memberikan edukasi
kepada masyarakat dalam hal merubah pola perilaku makan dan
memasyarakatkan pemakaian garam yodium.b.Mengkonsumsi makanan yang
merupakan sumber yodium seperti ikan laut.c.Mengkonsumsi yodium
dengan cara memberikan garam beryodium setelah dimasak, tidak
dianjurkan memberikan garam sebelum memasak untuk menghindari
hilangnya yodium dari makanan.d.Iodisai air minum untuk wilayah
tertentu dengan resiko tinggi. Cara ini memberikan keuntungan yang
lebih dibandingkan dengan garam karena dapat terjangkau daerah luas
dan terpencil. Iodisasi dilakukan dengan yodida diberikan dalam
saluran air dalam pipa, yodida yang diberikan dalam air yang
mengalir, dan penambahan yodida dalam sediaan air
minum.e.Memberikan kapsul minyak beryodium (lipiodol) pada penduduk
di daerah endemik berat dan endemik sedang. Sasaran pemberiannya
adalah semua pria berusia 0-20 tahun dan wanita 0-35 tahun,
termasuk wanita hamil dan menyusui yang tinggal di daerah endemis
berat dan endemis sedang. Dosis pemberiannya bervariasi sesuai umur
dan kelamin.f. Memberikan suntikan yodium dalam minyak (lipiodol
40%) diberikan 3 tahun sekali dengan dosis untuk dewasa dan
anak-anak di atas 6 tahun 1 cc dan untuk anak kurang dari 6 tahun
0,2-0,8 cc.
BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN GOITER
A.Pengkajian1.Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Sejak kapan
klien menderita penyakit tersebut dan apakah ada anggota keluarga
yang menderita penyakit yang sama.2.Kebiasaan hidup sehari-hari
sepertia. Pola makanb. Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu
untuk tidur).c. Pola aktivitas.3.Tempt tinggal klien sekarang dan
pada waktu balita.4.Keluhan utama klien, mencakup gangguan pada
berbagai sistem tubuh :a. Sesak nafas, apakah bertambah sesak bila
beraktivitas.b. Sulit menelanc. Leher bartambah besard. Suara serak
/ paraue. Merasa malu dengan leher yang besar dan tidak
simetris.5.Pemeriksaart fisik mencakupa. Penampilan secara umum;
amati wajah klien terhadap adanya edema sekitar mata, wajah bulan
dan ekspresi wajah kosong serta roman wajah kasar. Lidah tampak
menebal dan gerak-gerik klien sangat lamban. Postur tubuh keen dan
pendek. Kulit kasar, tebal dan berisik, dingin dan pucat.b. Nadi
lambat dan suhu tubuh menurun.c. Perbesaran jantungd. Disritmia dan
hipotensie. Parastesia dan reflek tendon menurun6. Kaji bagaimana
konsep diri klien mencakup kelima komponen konsep diri7.Pemeriksaan
penunjang mencakup; pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum; pemeriksaan
TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi
peningkatan TSH serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat
menurun atau normal).8.Lakukan pengkajian lengkap dampak perubahan
patologis diatas terhadap kemungkinan adanya gangguan pemenuhan
oksigen, nutrisi, cairan dan elektrolit serta gangguan rasa aman
dan perubahan konsep diri seperti:a. Status pernafasan : frekwensi,
pola dan teratur tidaknya, dan apakah klien menggunakan otot
pernapasan tambahan seperti retraksi sternal dan cuping hidung.b.
Warna kulit apakah nampak pucat atau sianosis.c. Suhu kulit
khususnya daerah akral.d. KU / kesadaran, apakah klien tampak
gelisah atau tidak berdayae. Berat badan dan tinggi badan.f. Kadar
Hbg. Kelembaban kulit dan teksturnyah. Porsi makan yang
dihabiskani. Turgorj. Jumlah dan jenis cairan proral yang
dikonsumsik. Kondisi mukosa mulutl. Kualitas suaram. Bagaimana
ekspresi wajah, cara berkomunikasi dan gaya berinteraksi klien
dengan orang disekitarnya.n. Bagaimana klien memandang dirinya
sebagai seorang pribadi.B.Diagnosa Keperawatan1. Pola napas tidak
efektif berhubungan dengan depresi ventilasi.2. Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses
kognitif.3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan asupan nutrien kurang akibat kompresi/penekanan
esophagus ditandai dengan kesulitan menelan makanan (disfagia).4.
Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal5. Risti
gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan penekanan pita
suaraC.Intervensi1.Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
depresi ventilasiTujuan:Perbaikan status respiratorius dan
pemeliharaan pola napas yang normal.Intervensi:1.Pantau frekuensi;
kedalaman, pola pernapasan; oksimetri denyut nadi dan gas darah
arterialRasional : Mengidentifikasi hasil pemeriksaan dasar untuk
memantau perubahan selanjutnya dan mengevaluasi efektifitas
intervensi.2.Dorong pasien untuk napas dalam dan batukRasional :
Mencegah aktifitas dan meningkatkan pernapasan yang
adekuat.3.Berikan obat (hipnotik dan sedatip) dengan
hati-hatiRasional : Pasien hipotiroidisme sangat rentan terhadap
gangguan pernapasan akibat gangguan obat golongan
hipnotik-sedatif.4.Pelihara saluran napas pasien dengan melakukan
pengisapan dan dukungan ventilasijika diperlukan.Rasional :
Penggunaan saluran napas art
2.Intoleran aktivitas berhubungan dengan. kelelahan dan
penurunan proses kognitif.Tujuan :Meningkatkan partisipasi dalam
aktivitas dan kemandirian IntervensiIntervensi:1.Atur interval
waktu antar aktivitas untuk meningkatkan istirahat dan latihan yang
dapat ditolerir.Rasional : Mendorong aktivitas sambil memberikan
kesempatan untuk mendapatkan istirahat yang adekuat.2.Bantu
aktivitas perawatan mandiri ketika pasien berada dalam keadaan
lelah.Rasional : Memberi kesempatan pada pasien untuk
berpartisipasi dalam aktivitas perawatan mandiri.3.Berikan
stimulasi melalui percakapan dan aktifitas yang tidak menimbulkan
stress.Rasional : Meningkatkan perhatian tanpa terlalu menimbulkan
stress pada pasien.4.Pantau respons pasien terhadap peningkatan
aktititasRasional : Menjaga pasien agar tidak melakukan aktivitas
yang berlebihan atau kurang3.Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengankompresi/penekanan esophagus
ditandai dengan kesulitan menelan makanan (disfagia).Tujuan
:Nutrisi klien dapat terpenuhi dalam waktu 1-2
mingguIntervensi:1.Beri makan lunak atau cair sesuai kondisi
klien.Rasional: makanan lunak dapat mengurangi kontraksi esophafgus
dalam mendorong makanan kelambung, sehingga meningkatkan asupan
nutrisi.2.Pantau masukan makanan setiap hari dan timbang berat
badan setiap hari serta laporkan adanya penurunan.Rasional:
memberikan informasi tentang keefektifan program terapi yang telah
dilakukan.3.Beri makanan tambahan diantara jam makan.Rasional:
meningkatkan frekuensi asupan nutrisi untuk menyediaka nenergi yang
cukup bagi pasien.4.Ciptakan lingkungan yang menyenangkan menjelang
jam makan.Rasional: lingkungan yang menyenangkan dapat menciptakan
suasana kenyamanan saat makandan meningkatkan asupan
nutrisi.5.Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memeberikan diet tinggi
kalori, protein, karbohidrat, dan vitaminRasional :Mungkin
memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukanzat-zat makanan yang
adekuat, dan megidentifikasimakanan penggantiyang paling sesuai.
Meningkatkanaktivitas metabolic dan menurunkan simpanan
glikogen.4.Konstipasi berhubungan dengan penurunan
gastrointestinalTujuan :Pemulihan fungsi usus yang
normal.Intervensi:1.Dorong peningkatan asupan cairanRasional :
Meminimalkan kehilangan panas2.Berikan makanan yang kaya akan
seratRasional : Meningkatkan massa feses dan frekuensi buang air
besar3.Ajarkan kepada klien, tentang jenis -jenis makanan yang
banyak mengandung airRasional : Untuk peningkatan asupan cairan
kepada pasien agar . feses tidak keras4.Pantau fungsi ususRasional
: Memungkinkan deteksi konstipasi dan pemulihan kepada pola
defekasi yang normal.5. Mendorong klien untuk meningkatkan
mobilisasi dalam batas-batas toleransi latihan.Rasional :
Meningkatkan evakuasi feses6. Kolaborasi : untuk pemberian obat
pecahar dan enema bila diperlukan.
5.Risti gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan penekanan
pitasuaraTujuan :Klien mampu menciptakan metode komunikasi dimana
kebutuhan dapat dipahami.Intervensi:1.kaji fungsi bicara secara
periodik, anjurkan untuk tidak bicara terus menerus.Rasional: suara
serak dan parau akibat edema jaringanatau pembesaran kelenjar
tiroid (goiter) dapat menyebabkan terganggunya pita suara dan
penekanan pada trakea.2.pertahankan komunikasi yang sederhana, beri
pertanyaan yang hanya memerlukan jawaban ya atau tidak.Rasional :
menurunkan kebutuhan berespon, mengurangi bicara.3.Berikan metode
komunikasi alternatif yang sesuai, seperti papan tulis, kertas
tulis/papan gambar.Rasional: memfasilitasi ekspresi yang
dibutuhkan.4.Antisipasi kebutuhan sebaik mungkin, kunjungi klien
secara teratur.Rasional: menurunkan ansietas dan kebutuhan pasien
untuk berkomunikasi.5.Beritahu klien untuk terus membatasi bicara
dan jawablah bel panggilan dengan segera.Rasional: mencegah pasien
bicara yang dipaksakan untuk menciptakan kebutuhan yang diketahui
atau memerlukan bantuanpertahankan lingkungan yang tenang.
BAB IVPENUTUP
A.KesimpulanGoiter adalah pembesaran pada kelenjar tiroiddisebut
juga struma adalah suatu pembengkakan pada leher oleh karena
pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat
berupa gangguan fungsi atau perubahan susunan kelenjar dan
morfologinya.Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar
tiroid, hipofisis, atau hipotalamusserta kekurangan yodium.
C. SaranSebagai perawat harus memahami suatu penyakit dari sudut
medik maupun keperawatan adalah hal yang mutlak sebelum berhadapan
dengan berbagai macam kasus. Oleh sebab itu baik sekali bila
perawat menumbuhkan minat baca untukmenambah wawasan. Perawat juga
harus mampu menemukan masalah yang sungguh-sungguh terjadi pada
klien untuk menegakkan suatu diagnosa keperawatan yang memerlukan
penanganan segera.
DAFTAR PUSTAKA
Bruner, Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC
Doenges Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta:
EGC
Guyton, Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
Jakarta: EGC
20