Kabupaten Katingan dialiri oleh sungai besar, yaitu Sungai
Katingan yang membentang dan mengalir dari utara keselatan berakhir
di Laut Jawa dengan panjang yang dapat dilayari kurang lebih 650
km2. Adapun anak-anak Sungai Katingan yang dapat dilayari adalah
sebagai berikut: - Sungai Kalanaman, dengan panjang 65 km2 - Sungai
Samba, dengan panjang 100 km2 - Sungai Hiran, dengan panjang 75 km2
- Sungai Bemban, dengan panjang 75 km2 - Sungai Sanamang, dengan
panjang 65 km2 - Sungai Mahup, dengan panjang 50 km2Satuan Wilayah
Sungai (SWS) di Kabupaten Katingan termasuk dalam kedalaman SWS
04-03 Mendawai yang mempunyai lebar sungai 300-500 meter. Katingan
Tengah adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Katingan, Kalimantan
Tengah, Indonesia. Ibu Kota kecamatan Katingan Tengah ini adalah
Tumbang Samba yang terdiri dari beberapa desa disepanjang daerah
aliran sungainya, Tumbang Samba adalah nama desa di Kecamatan
Katingan Tengah di tepi Sungai Katingan. Lalu lintas sungai cukup
ramai karena merupakan perlintasan ke beberapa kecamatan di
pedalaman Kalimantan Tengah. DAS di Katingan Tengah ada dua yaitu
DAS Katingan dan DAS Samba. Di DAS Katingan terdapat riam yang
bernama "Riam Mangkikit" yang terletak di desa tumbang kalemei. Di
Riam Mangkikit, air permukaan sungainya tampak beriak dan terdengar
suara gemuruh. Batu-batu besar yang mencuat ke permukaan terlihat
semakin banyak. Riam ini bentuknya seperti sebuah pulau batu di
tengah sungai. Batu-batu besar berderet dengan panjang sekitar 200
meter. Air mengalir deras melalui celah-celah batu di permukaan
ataupun di dasar sungai. Di Sungai Katingan terdapat tujuh riam
yaitu Riam Mangkikit, Riam Pamai dan Riam Lawang Ruak, Riam Kikih,
Riam Sangkai, Riam Sangkai, Riam Taberai, dan Riam Leleng yang
berjarak. Tiga riam paling berbahaya di Sungai Katingan adalah Riam
Mangkikit, Riam Sangkai, dan Riam Taberai.
Gambar kiham (riam) Mangkikit arah hulu Sungai Katingan
Gambar Peta DAS di Katingan
Tabel Gambaran Umum Pembagian Daerah Katingan
RENCANA STRUKTUR RUANGPelabuhan Sungai 1. Pelabuhan Pengumpan
Pelabuhan di Pegatan Kecamatan Katingan Kuala. 2. Pelabuhan
pendaratan ikanPelabuhan di Selat Jeruju Kecamatan Katingan Kuala.
3. Dermaga pengumpan Dermaga pengumpan di Jahanjang Kecamatan
Kamipang.
Jaringan Angkutan Sungai 1) Kahayan Kuala Pandih Batu. Katingan
Hulu Katingan Tengah Palangkaraya. 2) Katingan Kuala Mendawai Bukit
Raya Kamipah Tewang S. Garing Pulau Malan-Katingan Tengah Katingan
Hulu Marikit. 3) Katingan Kuala Senaman Mantikei Petak Malai.
Jaringan Angkutan UdaraBandar udara Kabupaten Katingan adalah
Bandara Pengumpan domestik di Tumbang Senamang. Berdasarkan kondisi
dan karakteristik Provinsi Kalimanatan Tengah untuk kemudahan
aksesibilitas antar wilayah didalam NKRI serta kondisi bandar udara
Tjilik riwut yang tidak dapat diperbesar maka direncanakan
pembangunan Bandar Udara Utama di Kabupaten Katingan yang dapat
meningkatkan aksesibilitas antar wilayah dalam NKRI.
Rencana Jaringan EnergiPada tahun 2031 ditargetkan semua desa
dan dusun terlayani listrik dengan rencana sebagai berikut : 1)
Gardu Induk Listrik di Kasongan 2) Rencana pembangunan PLTU di
Kecamatan Buntut Bali, 3) Rencana pembangunan PLTA di Kecamatan
Petak Malai 4) Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) mengikuti
jaringan jalan arteri, kolektor primer 1 dan 2 dan dari pusat
pembangkit dari jalan lokal primer. 5) Saluran Udara Tegangan
Menengah (SUTM) mengikuti jaringan jalan lokal primer. 6) Saluran
Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) berada pada kawasan
industri.
Rencana Jaringan TelekomunikasiRencana Sistem Prasarana
Telekomunikasi Kabupaten Katingan diarahkan pada: 1. Pusat-pusat
aktifitas di sepanjang jalur Jalan Provinsi. 2. Pusat-pusat
Pengembangan Wilayah 3. Sub-sub Pusat Pengembangan Wilayah 4.
Kawasan Permukiman 5. Kawasan Strategis 6. Kawasan perdagangan dan
jasa. 7. Kawasan pemerintahan 8. Kawasan IndustriKegiatan Studi
Potensi atau Pra-FS ini meliputi kegiatan pengumpulan data dan
informasi untuk survey awal di lapangan atau lokasi daerah aliran
sungai suatu dusun/desa yang diperkirakan memiliki potensi sumber
energi mikrohidro. Data yang dikumpulkan pada kegiatan Studi
Potensi atau Pra-FS ini meliputi :a. Data dan Informasi teknis
tentang potensi sumber daya air (aliran, debit, dan head) atau
daerah aliran sungai untuk PLTMH dimana besaran kuantitatif dan
kualitatif data dan informasinya dapat dipetakan pada standar
potensi kelayakan pembangunan dan pengembangan PLTMH.b. Data dan
informasi tentang tingkat elektrifikasi dan potensi pertumbuhannya,
profil sumber energi lokal dan pola penggunaan dan pemanfaatannya
yang ada saat ini, profil kebutuhan dan ketersediaan
(supply-demand) energi listrik, dan potensi serta daya dukung
pembangunan PLTMH.c. Data dan informasi non-teknis tentang profil
dan kondisi infrastruktur sosial ekonomi masyarakat, kapasitas
lokal, tingkat partisipasi, dukungan dan kontribusi masyrakat lokal
untuk pengembangan PLTMH sebagai energi baru terbarukan.( masukan
data teknis sebelumnya)
Kriteria Standar Kelayakan PotensiUntuk memberikan batasan atau
parameter (kuantitatif dan kualitatif) sebagai tolak ukur kelayakan
suatu potensi daerah aliran sungai dan saluran irigasi, dan untuk
pertimbangan kepada studi kelayakan lanjut dan dapat menjadi
prioritas, bila memenuhi kriteria-kriteria minimal : a. Total jarak
atau panjang jaringan transmisi/distribusi titik lokasi pembangkit
terhadap penerima daya (beban) terjauh. Jarak ke jaringan PLNb.
Jumlah calon konsumen (orang, rumah,KK) yang ada.c. Potensi daya
listrik terbangkit mencukupi (....kW)d. Kontinuitas ketersediaan
aliran air sungai sepanjang tahun (musim hujan dan kering), minimal
......bulan.e. Tingkat aksesibilitas menuju lokasi tidak sangat
ekstrim membutuhkan teknologi transportasi yang sangat mahal.f.
Lokasi pembangkit tidak merusak dan atau berada di kawasan cagar
alam atau budaya yang dilarang oleh undang-undang dan tidak
diperbolehkan membangun bangunan fisik permanen.g. Tidak
memimbulkan dampak negatif yang sangat ekstrim terhadap kondisi
sosial politik dan ekonomis.h. Memenuhi ketentuan standar
persyaratan internasional (lihat SNI) untuk pengembangan energi
terbarukan dan investasi.i. Kemungkinan sumber daya lain untuk
pengembangan PLTMHj. Geologi dan geometri perlu dipertimbangkan
SURVEY AWAL STUDI POTENSI (PRA-STUDI KELAYAKAN) Pengumpulan Data
Teknisa. Pengumpulan Bahan Referensi DasarSetelah mengidentifikasi
dan memfokuskan calon-calon lokasi potensi, maka langkah
selanjutnya mengumpulkan bahan referensi dasar yang dibutuhkan
adalah antara lain :1. Peta Lokasi : skala : 1 : 50.000 atau 1 :
10.000 or 25.000Merupakan peta tentang wilayah dusun/desa lokasi
potensi, relatif terhadap lokasi pusat pemerintahan desa,
kecamatan, kota dan beberapa fasilitas umum. Peta ini dapat
menggambarkan tingkat aksesibilitas lokasi PLTMH.2. Peta Topografi
: skala : 1/25.000 atau 1/50.000 or 10.000Informasi yang diperlukan
antara lain tanah pertanian, lokasi desa-desa, kemiringan sungai,
daerah tangkapan air dari lokasi yang diusulkan, jalan menuju
lokasi dan sebagainya. Peta topografi, skala dimaksud diperoleh
dari Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional.3. Data Curah
Hujan : peta isohyetal dan lain-lain (tambakan data hidrometri)
Peta isohyetal menyediakan data informasi perkiraan indikasi dari
curah hujan di wilayah tersebut dan daerah yang berdekatan.
b. Pemilihan Lokasi Potensial Pemilihan lokasi potensi sumber
energi mikrohidro dapat dilakukan secara desk study atau survei
awal sebagai pendekatan, yakni sebagai berikut : 1. Pemilihan
berdasarkan PetaPerkiraan Ketinggian, yang ditaksir melalui peta
adalah kurang lebih 10 m untuk peta dengan skala 1/25.000 dan 25 m
untuk peta dengan skala 1/50.000. Perbaiki kalimat ( beda countur
dimasukkan)2. Pemilihan dengan Mempertimbangkan Kemiringan Sungai
dan Daerah Aliran Sungai Pemilihan lokasi potensial ini dengan
mempertimbangkan profil tinggi head dan saluran air serta debit air
aliran sungai yang ada. Jenis informasi, yang diambil dari peta
topografi adalah kemiringan sungai (perbedaan ketinggian dan
panjang sungai) dan daerah aliran air.
Contoh Gambar 1. Catchment Area ( buat kan sumbernay)c.
Pengumpulan Data dan Informasi Kelayakan Teknis Lokasi Pengumpulan
data dan informasi kelayakan teknis ini adalah melengkapi
bahan-bahan referensi dasar yang akan digunakan untuk analisa
kelayakan lokasi dari segi teknis. Data yang terkumpulkan dalam
formulir ini akan menjadi dasar persiapan perancangan teknis, dan
menilai kelayakan teknis pembangunan PLTMH (Buku Pedoman 2 dan
3).
Kegiatan di lapangan meliputi : wawancara dengan stakeholders,
khususnya dengan penghuni lokal ; Pengukuran head, survey proyek di
lokasi (dari intake sampai tailrace); Pengukuran flow; Pengukuran
GPS untuk jaringan transmisi.
Data sekunder yang dibutuhkan untuk kegiatan ini antara lain :1.
Peta Topografis (skala 1 : 50 000 atau lebih kecil) dari proyek dan
daerah tangkapan air.2. Data Hidrologis (curah hujan, bacaan dari
stasiun yang relevan dievaluasi, apabila memungkinkan. Formulir ini
diharapkan dapat melengkapi data dari masing-masing daerah tersebut
atau menggambarkan pilihan pembangunan teknis sehingga dapat
ditarik perbandingannya serta dapat dievaluasi.Selanjutnya, Forms C
(Desain), D1 (Pendapatan dan Generator), D3a (Biaya Implementasi),
D3b (Biaya Operasional), D4 (Analisa Ekonomi), D5 (Analisa
Keuangan) and Form E (Evaluasi dan Konsolidasi) harus juga diisi
dari setiap pilihan pembangunan teknisnya. Agar dilampirkan
isinya
Secara garis besar kelompok data dan informasi yang dihasilkan
dari kegiatan tersebut adalah : 1)Deskripsi Umum Potensi2)Deskripsi
Lokasi Potensi3)Layout Umum4)Jaringan dan Transmisi5)Faktor-faktor
lingkungan6)Penggunaan Lahan sekitar lokasi potensi saat ini
Hal-hal yang perlu diklarifikasi selain dari kelompok informasi
diatas antara lain adalah :1) Profil potensi sumber alam mikrohidro
di desa/dusun wilayah yang telah diindikasi dengan aliran sungai,
dan 2) Profil potensi sosial ekonomi desa/dusun yang diidentifikasi
membutuhkan listrik.3) Apakah benar bahwa memungkinkan untuk
membangun pembangkit listrik tenaga air skala kecil yang dekat
dengan daerah yang membutuhkan daya.4) Berapa kapasitas daya yang
diperkirakan dapat dihasilkan berdasarkan profil topografi
(representasi head) dan debit/deras aliran sungai yang ada. 5)
Alternatif-alternatif lokasi potensial lain di sepanjang aliran
sungai dusun/desa tersebut.
d. Kajian Pencarian Lokasi Sistem PembangkitDalam kajian lokasi
pembangkit diupayakan sedekat mungkin dengan lokasi-lokasi konsumen
yang membutuhkan daya. Apabila lokasi permintaan daya tersebar pada
daerah yang luas, maka disarankan menyebarkan pembangkit skala
kecil (picohidro) daripada memasok daya ke seluruh grup oleh sebuah
pembangkit tunggal. Syarat yang perlu diperhatikan adalah biaya
jaringan lebih rendah, lebih mudah pengoperasian dan perawatan dan
dampak penghentian tak terduga dari pembangkit dapat diperkecil.
Selanjutnya perlu juga diperhitungkan adalah daya yang dihasilkan,
tingkat permintaan, topografi, kondisi jalan masuk, tegangan
jaringan dan perhitungan ekonomi jaringan. Perkiraan jarak maksimum
jaringan sampai dengan konsumen adalah kurang lebih 1,5 km. Jarak
ini berdasarkan pada asumsi bahwa tegangan pada akhir jaringan
distribusi harus terjaga diatas 205 Volt, 15V sebagai kerugian
tegangan yang diijinkan pada aturan tegangan 220V, tanpa trafo
(transformer). Jika lokasi potensial tidak ditemukan karena terlalu
jauh pelayanan konsumen maka trafo harus dipasang.
e. Kajian Kondisi Stabilitas dari Struktur Tanah (Kondisi
Geologis) untuk Rencana Bangunan Sipil Komponen PLTMHKajian ini
dilakukan dari desk study data/informasi kondisi struktur tanah
atau kondisi geologi, atau dengan survei awal stabilitas tanah,
terutama permukaan tanah, diperlukan untuk pembangunan dari sebuah
pembangkit tenaga air skala kecil karena (i) bangunan yang
ditunjukkan sebagian besar adalah bangunan sipil utama (ii) rute
dari saluran air pada sebuah kemiringan sisi bukit. Penelitian
harus dihasilkan dalam bentuk sketsa gambar (berdasarkan gambar 2)
untuk tujuan referensi untuk menentukan bangunan dasar dari setiap
bangunan sipil.
Gambar 2. Sketsa geologi yang didasarkan pada pengamatan
lokasiBagaimana dengan penguatan PLTMHf.Pembuatan Layout Awal
Sistem PLTMHUntuk memudahkan studi kelayakan lanjut, pada tahap
pra-studi kelayakan dapat dibuat layout awal sistem PLTMH yang
merepresen-tasikan posisi/lokasi komponen sistem PLTMH sebagaimana
gambar dibawah ini.
Dan dari layout sistem PLTMH tersebut akan dapat menggambarkan
skema sistem PLTMH yang diklasifikasikan kedalam :1. Air dari
intake dialirkan melalui penstock sampai ke turbin. Jalur pemipaan
mengikuti aliran air, paralel dengan sungai (gambar long penstock
following river). Metoda ini dapat dipilih seandainya pada medan
yang ada tidak memungkinkan untuk dibuat kanal. Perlu diperhatikan
bahwa penstock harus aman terhadap banjir.2. Jalur penstock dapat
dibuat langsung dari intake ke turbin tanpa mengikuti bentuk sungai
(gambar short penstock). Penstock yang digunakan lebih pendek
dibandingkan cara pertama. Cara ini menuntut adanya kemiringan
tanah yang memadai pada jalur penstock yang dipilih.3. Seandainya
memungkinkan, pembuatan saluran terbuka (kanal) dapat dibuat sampai
lokasi tertentu, selanjutnya digunakan penstock sampai ke turbin
(gambar mid-length penstock). Dengan demikian jalur penstock
menjadi sangat pendek. Panjang saluran terbuka serta kondisi tanah
perlu diperhitungkan. Saluran yang panjang akan cepat rusak bila
kurang mendapat perawatan. Kondisi tanah yang labil dan miring akan
menyulitkan dalam konstruksinya serta mahal.Sedapat mungkin pada
tingkat pre-FS disamping layout di atas, dapat menggambarkan : 1)
Sketsa-sketsa layout lokasi2) Jarak-jarak yang diukur berdasarkan
pada GPS atau tape measurements ( Lampirkan suitability GPS untuk
penerpan di lapangan3) Ketinggian berdasarkan pada altimeter sesuai
dengan pengukuran GPS.
2.2. Pengumpulan Data Non Teknisa.Data dan informasi profil
sosial ekonomiData dan informasinya dapat berupa data kuantitatif
maupun kualitatif yang dapat dilakukan melalui pengumpulan data
sekunder maupun data primer yang didapat dari isian kuesioner
maupun dari hasil wawancara pada penduduk lokal di lokasi potensi.
Data non teknis tersebut meliputi :1) Profil dusun/desa lokasi
potensi yang menggambarkan tentang : Tingkat populasi penduduk
berdasarkan jumlah orang per KK, jenis kelamin, usia/umur, latar
belakang pendidikan, komposisi agama yang dianut. Tingkat
heterogenitas masyarakat. Tingkat aksesibilitas lokasi dusun/desa
dari pusat adminis-tratif desa, kecamatan, kota/kabupaten, dan ibu
kota propinsi, kondisi jalan dan mode transportasi yang ada serta
jarak lokasi. Profil ketersediaan sumber energi dan pola penggunaan
dan pemanfaatannya. Tingkat dan pola konsumsi peralatan listrik.2)
Tingkat standar hidup dan sumber pendapatan masyarakat.3) Kondisi
dan kesadaran serta partisipasi gender.4) Tingkat kesadaran
(willingness) masyarakat untuk : Kontribusi pada pembangunan
penyediaan listrik dan pembangunan pembangkit listrik tenaga
mikrohidro. Kesadaran dan kemampuan untuk membayar pelayanan
penyediaan listrik.5) Profil usaha dan sumber-sumber ekonomi
produktif berbasis sumber daya lokal.6) Kecepatan akses, kemampuan
mengusahakan akses kepada pasar.7) Kapasitas lokal dan kemampuan
berkembang dengan pemanfaatan potensi sumber daya lokal.8) Kondisi
dan profil infrastruktur pelayanan publik yang ada.9) Tingkat
respon dan dukungan pemerintah daerah setempat.
a. Analisis Finansial PLTMH (gunakan cost estimate)Dilakukan
dengan desk study dan perkiraan sangat kasar berdasarkan dukungan
data harga, ongkos. Analisis finansial ini meliputi kalkulasi
secara sangat kasar total biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan
PLTMH di lokasi potensi. Kalkulasi meliputi komponen harga atau
biaya sebagai berikut :1. Harga pengadaan peralatan mekanik
elektrik.2. Biaya transportasi/pengiriman peralatan dari pabrik ke
lokasi.3. Total harga pembangunan seluruh bangunan sipil sistem
PLTMH, yang meliputi : Biaya material yang dibutuhkan Biaya jasa
tenaga kerja pembangunan bangunan sipil4. Biaya
pemasangan/instalasi.5. Biaya Pengadaan Jaringan dan Transmisi.6.
Biaya konsultansi detil perancangan dan komisioning.7. Biaya
administrasi dan kontingensi.
Untuk lebih mempertajam analisis finansial ini, dapat
dilanjutkan dengan memetakan perkiraan jumlah pendapatan (revenue)
penjualan listrik berdasarkan jumlah optimal daya terbangkit
potensi PLTMH, potensi keuntungan yang dapat diproyeksikan dari
jumlah perkiraan pendapatan dikurangi jumlah biaya pengeluaran
untuk gaji operator, biaya perawatan peralatan PLTMH, pembayaran
kewajiban lain seperti iuran air dan sebagainya. Dari analisis
finansial ini dapat dikalkulasi biaya per kW nya setiap lokasi
potensi PLTMH. Sebagai catatan, untuk perhitungan perkiraan jumlah
pendapatan (revenue) penjualan listrik per kW nya dapat menggunakan
harga tarif yang ditetapkan per wilayah lokasi potensi sesuai
Kepmen ESDM No. 1122/K/30/MEM/2002.
c. Inventarisasi Potensi Kebutuhan Listrik1. Survei Tingkat
Pelayanan dan Potensi Kebutuhan ListrikTingkat pelayanan dan
potensi kebutuhan daya listrik (demand) masyarakat perlu diteliti
awal, apakah benar tingkat permintaan daya sedikit lebih tinggi
dari kemampuan produksi dan layanan listrik PT. PLN yang ada. Hal
ini menjadi salah satu pertimbangan berkaitan dengan efisiensi
.Survey awal ini dilakukan untuk mengetahui profil jumlah KK yang
telah teraliri listrik PT PLN dengan yang belum teraliri (sebagai
rasio elektrifikasi). Dari profil jumlah KK yang teraliri dapat
dianalisa profil beban puncak per KK dengan daya rata-rata 150-200
W, yang dihubungkan dengan tingkat kemakmuran dan pertumbuhan
usaha/ekonomi masyarakat. Dari data awal diatas, dapat
diperbandingkan dengan perkiraan tingkat layanan penyediaan listrik
PLTMH berdasarkan data kebutuhan listrik oleh masyarakat.
2. Jaringan Transmisi dan Distribusi Listrik (PT. PLN)Maksud
dari inventarisasi jaringan transmisi dan distribusi listrik PT.
PLN adalah untuk mengetahui awal profil jaringan PT. PLN yang ada
di lokasi potensi dan rencana pengembangan kedepannya. Hal ini
perlu diketahui sejak awal untuk mencegah berulangnya kejadian
dimana banyak pembangunan dan pengembangan PLTMH tidak dioperasikan
lagi karena sudah dibangun jaringan transmisi distribusi listrik
PT. PLN. Untuk melengkapi kajian profil jaringan transmisi dan
distribusi listrik PT. PLN tersebut dapat dilakukan dengan
pengumpulan data sebagai berikut :
Data Rencana Pengembangan Jaringan Pelayanan PT. PLN.Di banyak
tempat, ditemukan PLTMH tidak dioperasikan lagi karena sudah
tersedia jaringan transmisi dan distribusi penyediaan listrik oleh
PT. PLN. Oleh karena itu perlu diupayakan untuk mendapatkan
gambaran rencana penyediaan listrik di desa/dusun calon lokasi
PLTMH.Selain itu juga perlu didapat data rencana pengembangan
jaringan pelayanan PT. PLN dari rencana pemasangan tiang-tiang
listrik dan travo. Dengan data ini sebenarnya dapat dimanfaatkan
untuk rencana penyambungan (on-grid) pada jaringan PT. PLN seperti
dengan skema PPA. Data Pelanggan PT. PLN di Wilayah Desa Potensi
PLTMHSebenarnya data pelanggan PT. PLN adalah salah satu profil
data sosial ekonomi sebagaimana telah dikumpulkan sebagai data non
teknis. Akan tetapi data ini dapat difokuskan yakni data profil
pelanggan PT. PLN. Data ini dapat diperoleh dari PT PLN. Data ini
dapat digunakan untuk analisis potensi pertumbuhan kebutuhan
(demand) listrik di wilayah lokasi PLTMH.(Level konsumen bds pada
wilayah adaministratif)
PEMILIHAN PRIORITAS STUDI KELAYAKAN PLTMH
3.1.Formulasi PrioritasBerdasarkan pengalaman, beberapa daerah
memiliki beberapa atau bahkan banyak potensi pembangkit energi
mikrohidro yang layak. Akan tetapi untuk memilih atau menetapkan
prioritas pembangunan dan pengembangannya berdasarkan tingkat/level
kelayakannya relatif berdasarkan data dan informasi teknis dan non
teknis hasil Pra-FS tersebut perlu dibuat suatu formulasi.
Formulasi ini hanyalah suatu pendekatan kuantifikasi untuk
menggambarkan tingkat kelayakan dan membantu pengambilan keputusan
prioritas pembangunan dan pengembangannya.Sebagai pendekatan,
formula tingkat kelayakan dan prioritas dapat dikuantifikasi
berdasarkan pendekatan kriteria-kriteria sebagai berikut :a.Jumlah
KK yang akan dialiri listrikb.Tingkat keseimbangan sosial ekonomi
(berdasarkan jumlah pemeluk agama)c.Tingkat homogenitas situasi
desad.Sumber pendapatan dan profil pekerjaan penduduke.Tingkat
kesadaran dan partisipasi genderf.Tingkat kesadaran (willingness)
untuk berkontribusig.Tingkat kesadaran (willingness) untuk membayar
listrikh.Tingkat kebutuhan penggunaan peralatan listrik per KK
i.Tingkat potensi usaha produktif menggunakan energi/listrik
PLTMHj.Tingkat potensi pengembangan kapasitas lokal k.Tingkat
kapasitas kemampuan pengelolaan PLTMHl.Tingkat kemudahan dan
pengembangan akses ke pasarSajikan pada penyajian sebelumnya,
jangan terlepas
3.2.Pemilihan Prioritas PLTMHPemilihan ini dilakukan kepada
lokasi-lokasi potensi yang sudah memenuhi standar minimal
sebagaimana di atas. Untuk memilih dan menetapkan prioritas lokasi
potensi untuk kegiatan lebih lanjut, dapat dilihat dari
tingkat/level keleyakan dan prioritasnya. Penetapan ini berdasarkan
pendekatan pemberian nilai kuantifikasi yang dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut :a. Identifikasi data dan informasi
kriteria-kriteria setiap lokasi potensi.b. Tetapkan skala
pendekatan penilaian kuantifikasi setiap kriteria untuk setiap
lokasi potensi, misalnya dengan skala : 1-10c. Setiap penilaian
kuantifikasi yang tertinggi, terbaik, atau paling baik diberikan
nilai 10, dan terendah, terjelek, atau paling jelek diberikan nilai
1.d. Kemudian dengan perbandingan penilaian terhadap penilaian
kuantifikasi dari terendah, terjelek (nilai 1) sampai tertinggi,
terbaik (nilai 10), berikan penilaian kuantifikasi setiap kriteria
untuk setiap lokasi potensi.e. Jumlahkan nilai total dari nilai
kuantifikasi seluruh kriteria untuk masing-masing lokasi potensi.
f. Bandingkan nilai total setiap lokasi potensi. Dari perbandingan
ini dapat diinterpretasi perbandingan tingkat kelayakan dan
prioritas lokasi potensi.
Untuk menggambarkan hal ini dapat diberikan contoh seperti
dibawah ini:PLTMHKriteriaLOKASI
PLTMH APLTMH BPLTMH CPLTMH D
Jumlah KK120150260200
Tingkat keseimbangan sosialIslam = 100Kristen = 10Hindu =
10Islam = 150Kristen =200Islam =25Katolik = 15Islam = 200
Tingkat homogenitas situasi desaTidak ada konflik,desa dikelola
baikTidak ada konflik,desa dikelola baikTidak ada konflik,desa
dikelola baikTidak ada konflik,desa dikelolah baik
Sumber pendapatan dan profil pekerjaanPNS=80%Dagang
(15%)Pengusaha 3%Lain2 (2%)Petani (70%)Dagang (20%)Pengusaha 10%,
Lain2 Petani (20%)Pekerja/Buruh/PNS (50%)Lain2 (30%)Petani
(75%)Dagang (20%)Pegawai (3%)Lain2(2%)
Kesadaran dan partisipasi genderBanyak ormas, aktifSedikit org
masyrktTidak ada ormasSedikit org masyrkt
Kesadaran untuk berkontribusiTidak potensi, Tidak tertarik
swadayaPotensi,tertarik bersedia swadayaTidak potensi dan tidak
tertarikPotensi danTertarik
Kesadaran untuk membayar listrikTinggi; teraturTidak
teraturSedang,TeraturTidak teratur
Kebutuhan penggunaan peralatan listrikBanyak punya TV, Kulkas,
R/T, KomputerBanyak hanya radio, beberapa TVBeberapa TV, R/T,
Kulkas, RicecookerBeberapa radio, TV
Potensi usaha produktifBbrp home industri makananAda
penggilingan padiTidak ada industriTidak ada industri
Pengembangan kapasitas lokalBagus, banyak
turisBagusBagusBagus
Kapasitas kemampuan pengelolaan
PLTMHSedangTinggiSedangRendah
Kemudahan akses pasarBagusBagusBagusBagus
Berdasarkan data diatas, maka dibuat kuantifikasi berikut
:PLTMHKriteriaLOKASI
PLTMH APLTMH BPLTMH CPLTMH D
Jumlah KK56108
Tingkat keseimbangan sosial810810
Tingkat homogenitas situasi desa10101010
Sumber pendapatan dan profil pekerjaan8642
Kesadaran dan partisipasi gender8614
Kesadaran untuk berkontribusi51018
Kesadaran untuk membayar listrik10181
Kebutuhan penggunaan peralatan listrik10786
Potensi usaha produktif8811
Pengembangan kapasitas lokal10101010
Kapasitas kemampuan pengelolaan PLTMH61064
Dari nilai kuantifikasi total pada matrik diatas tergambar
tingkat/level kelayakan dan prioritas masing-masing lokasi potensi
PLTMH.
BAB 4PENYUSUNAN LAPORAN HASIL STUDI POTENSI (PRA-STUDI
KELAYAKAN)Tidak ada standar baku format penyusunan Laporan Hasil
Studi Potensi (Pra-FS) Pembangunan PLTMH, demikian juga format
laporan yang disajikan dalam Buku Pedoman ini bukan merupakan
standar baku. Pada pemangku (stakeholders) dapat menyusun sesuai
versi masing-masing. Format penyusunan laporan dalam Buku Pedoman
ini disusun justru karena tidak adanya standar baku dan sebagai
petunjuk praktis membantu memudahkan penulisan laporan hasil studi
potensi (Pra-FS) yang memudahkan kegiatan studi kelayakan lanjut
berdasarkan referensi laporan ini.Laporan Hasil Studi Potensi
(Pra-FS) dapat disusun sebagai berikut :1.Halaman sampul
laporan2.Ringkasan Eksekutif3.Daftar Isi4.Daftar Gambar5.Daftar
Tabel6.Daftar Lampiran7.Bab PendahuluanPada bab ini berisi tentang
project statement, latar belakang, maksud dan tujuan serta lingkup
kegiatan studi potensi yang telah dilakukan (boleh dijelaskan
dengan jadwal waktu) dan gambaran hasil yang dicapai, Oleh karena
kegiatan studi potensi ini dapat dilakukan oleh masyarakat
(perorangan dan atau lembaga), maka pada bab ini dapat dicantumkan
identitas maupun profil lembaga yang diuraikan identitas, status,
dan alamatnya dengan jelas.8. Bab Pengumpulan Data dan Survey Awal
LapanganPada bab ini dijelaskan tentang pengumpulan data primer
yang telah dilakukan dan didapat seperti : peta topografi dengan
dijelaskan skalanya, data curah hujan atau meteorologi selama
periode tertentu, data hidrologi, peta geologi dengan skalanya.
Menjelaskan pengumpulan data dan informasi primer berdasarkan
survey awal hasil wawancara dengan penduduk.9. Bab Profile Lokasi
PotensiPada bab ini dijelaskan profil teknis dan non-teknis yang
mendukung analisis pra-kelayakan yang sudah didapat. Boleh juga
pada bab ini digambarkan matrik profil potensi lokasi dengan
kriteria-kriteria dan penilaian kuantitatif dan kualitatifnya. Pada
bab ini setiap penjelasan dan uraian dapat ditampilkan gambar dan
foto. Dan yang paling substansi pada bab ini adalah sketsa layout
rencana sistem PLTMH, dan perkiraan potensi daya (kW) yang dapat
dihasilkan. 10. Bab Analisis FinansialPada bab ini menggambarkan
profil dari aspek finansial yang terdiri dari profil besar
investasi yang dibutuhkan yang terdiri dari biaya pengadaan
peralatan, biaya pengiriman peralatan ke lokasi, biaya pembangunan
bangunan sipil, perkiraan biaya operasi, perkiraan profil
pendapatan berdasarkan asumsi model usaha (penjualan); dan profil
keuntungan. Jika datanya menmungkinkan dapat pula disajikan
ukuran-ukuran kelayakan secara aspek finansial seperti break even
point (BEP), IRR, NPV dan sebagainya. Pada bab ini juga dapat juga
dijelaskan skema pembiayaan atau kontribusi kepemilikan investasi.
11. Bab Rekomendasi Studi KelayakanPada bab ini disampaikan saran
dan rekomendasi langkah kegiatan Pengujian lokasi (site assessment)
dan pengumpulan data lebih lanjut atau lebih detil yang perlu
dilakukan untuk lebih mendefinisikan kelayakan potensi dan membantu
perencanaan detil pembangunan sistem PLTMH.12. Lampiran-lampiran
data, foto dan referensi.
METODOLOGI PERENCANAANA. HydropowerPada dasarnya setiap pemba-
ngunan mikrohidro berusaha untuk mendapatkan head yang maksimum.
Konsekuensinya, lokasi rumah pem- bangkit (power house) berada pada
tempat yang serendah mungkin. Karena alasan keamanan dan konstruksi
lantai, rumah pembangkit harus selalu lebih tinggi dibandingkan
permukaan air sungai. Data dan informasi ketinggian permukaan
sungai pada waktu banjir sangat diperlukan dalam menentukan lokasi
rumah pembangkit.Selain lokasi rumah pembangkit berada pada
ketinggian yang aman, saluran pembuangan air (tail race) harus
terlindung oleh kondisi alam, seperti batu-batuan besar. Disarankan
ujung saluran tail race tidak terletak pada bagian sisi luar sungai
karena akan mendapatkan beban yang besar pada saat banjir, serta
memungkinkan masuknya air menuju ke rumah pembangkit.
Gambar 1. Skema PLTMH B. Tinjauan Pustaka1. Debit Banjir Metode
NakayasuHidograf satuan suatu DAS adalah suatu limpasan langsung
yang diakibatkan oleh satu satuan hujan efektif, yang terbagi rata
dalam waktu dan ruang. Dalam studi ini metode penentuan debit
banjir rencana akan 2. Debit Andalan Metode FDCLengkung duarasi
aliran (flow duration curve) adalah suatu grafik yang
memperlihatkan debit sungai dan selama beberapa waktu tertentu
dalam satu tahun. Pada gambar berikut jelas bahwa debit minimum
terdapat selama setahun penuh, sedangkan debit maksimum hanya
terdapat selama beberapa jam.
Tabel 1. Klasifikasi Kondisi hidrologi
3. Perencanaan Dasar PLTMHDalam suatu perencanaan dasar
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, beberapa komponen yang
direncanakan diantaranya adalah:a. Bangunan IntakeBangunan
pengambilan berfungsi untuk mengelakkan air dari sungai dalam
jumlah yang diinginkan. Bangunan pengambilan sebaiknya dibuat
sedekat mungkin dengan pembilas dan as bendung. Lebih disukai jika
pengambilan ditempatkan di ujung tikungan luar sungai atau pada
ruas luar guna memperkecil masuknya sedimen (Anonim/KP-02,
1986:112)b. Pipa pesatPipa pesat merupakan pipa yang direncanakan
untuk dapat menahan tekanan tinggi dan berfungsi untuk mengalirkan
air dari kolam penampungan menuju turbin. Untuk mendapatkan
diameter pipa pesat dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut:
dilakukan dengan metode hidrograf satuan sintetik Nakayasu.
(Triatmodjo,2010:186):Sedangkan untuk menentukan tebal pipa pesat
digunakan persamaan Cylinder formulae (Varshney, 1977:411):
Untuk keadaan tidak ada vortice- vortice pada pengambilan, dua
buah hubungan empiris berikut dapat digunakan (Department of
Energy,2009:5-27):d 1,0 m h 1,2 d d > 1,0 m h d2c. Power
HouseDimensi panjang, lebar dan tinggi power house sangat
tergantung pada dimensi runner, spiralcasing dan draft tube serta
jumlah dari turbin. Sedangkan tinggi power house tergantung dari
elevasi as turbin, dimensi draft tube dan tinggi generatornyad.
Tail raceSaluran bawah (Tile Water Level) adalah sebuah saluran
yang dilalui oleh air yang keluar dari turbin air, terus ke sungai.
Tinggi TWL tergantung dari debit air yang keluar dari turbin, jenis
penampang serta dimensi penampang saluran pembuang.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN1. Debit Banjir RancanganHasil
perhitungan hidrograf banjir rancangan dan rekapitulasi metode
Nakayasu ditabelkan pada tabel berikut ini.Tabel 2. Debit Banjir
Rancangan
Gambar 1. Hidrograf Banjir Rancangan Sungai Mirat
4. Debit Andalan Metode FDCTabel 3. Debit Andalan Sungai
Mirat
Gambar 3. Kurva Durasi Aliran
3. PenstockPipa pesat merupakan pipa yang direncanakan untuk
dapat menahan tekanan tinggi dan berfungsi untuk mengalirkan air
dari kolam penampungan menuju turbin.
4. Kehilangan Tinggi Kehilangan Tinggi akibat TrashrackHasil
perhitungan disajikan pada pada tabel berikut:
5. Turbin AirTurbin air sebagai fluida kerja mempunyai beberapa
klasifikasi berdasarkan pengubah momentum kerja, berdasarkan tinggi
jatuh, dan berdasarkan kecepatan jenis dari turbin tersebut.
Berdasarkan momentum kerjanya dibagi menjadi turbin impuls dan
turbin reaksi.
Kehilangan Tinggi akibat Pemasukan pada PipaHasil perhitungan
disajikan pada pada tabel berikut:
Kehilangan Tinggi akibat Gesekan pada PipaHasil perhitungan
disajikan pada pada tabel berikut:Tabel 8. Gesekan pada Pipa
Dari gambar di atas diketahui bahwa dengan tinggi jatuh efektif
pada debit Q90 adalah 8,35 meter dan debit desain sebesar 0,42
m3/dt, maka dipilih Turbin Banki/Crossflow. Meninjau dari
pernyataan pada ESHA yang menjelaskan bahwa aliran pada turbin
crossflow harus bebas sehingga untuk penentuan draft tube harus
berada di atas muka air TWL.
http://sda.pu.go.id:8181/sda/peta_img/Kahayan_1364884515.jpghttp://www.tarukalteng.net/wp-content/uploads/CETAK-9-KATINGAN.pdfhttp://recordingwre.staff.ub.ac.id/files/2013/02/Studi-Perencanaan-Pembangkit-Listrik-Tenaga-Mikro-Hidro-PLTMH-di-Sungai-Mirat-Desa-Taja-Urap-Kecamatan-Tewah-Kabupaten-Gunung-Mas-Provinsi-Kalimantan-Tengah-Anggi-Setyo-Wibowo-0610640009.pdfhttps://www.google.com/search?q=PU+katingan&oq=PU+katingan&aqs=chrome..69i57j69i60.6452j0j9&sourceid=chrome&es_sm=122&ie=UTF-8#q=studi+PLMTH