DIII TEKNIK INFORMATIKA KOMPUTASI MATEMATIKA MATHEMATICA DAN MATLAB Hartatik,M.Si dan Tim
KOMPUTASI MATEMATIKA
MATHEMATICA DAN MATLAB
Hartatik,M.Si dan Tim
DIII TEKNIK INFORMATIKA | FMIPA UNS
2
BAB I PENGENALAN PAKET PROGRAM
KOMPUTASI MATHEMATIKA # TUJUAN# KEBUTUHAN APLIKASI :mathematica dan matlab
1.1 MENGENAL MATHEMATICA
mathematica merupakan suatu sistem aljabar komputer (CAS,Computer Algebra System)
yang mengintegrasikan kemampuan komputasi(simbolik,numerik),visualisasi(grafik),bahasa
pemrograman dan pengolahan kata (word prosessing) ke dalam suatu lingkungan yang
mudah digunakan.
sistem matematica terdiri atas 2 bagian :
1. front end : berupa interface dengan lingkungan kerjanya yang disebut notebook.
2. kernel: komputasi matematiknya
dalam bab ini akan dibahas tentang :
1. mengenal lingkungan kerja
2. aturan dasar syntak mathematica
3. kalkulasi numerik
4. komputasi simbolik
5. list dan matrik
data-- komputasi -- informasi[not number]
a. Diharapkan mahasiswa, dapat mengoperasikan,memilih paket program komputasi
matematika yang sesuai (mathematica dan matlab) dengan baik
b. Dapat memberikan informasi berdasarkan permasalahan yang ada, tidak hanya output
berupa angka
KOMPUTASI MATEMATIKA
MATHEMATICA DAN MATLAB
Hartatik,M.Si dan Tim
DIII TEKNIK INFORMATIKA | FMIPA UNS
3
1.2 Memulai Program Komputasi (Mathematica dan Matlab)
Cara memulai mathematica:
1. double klik ikon front end mathematica dan kernel akan secara otomatis akan bekerja
pada background window mathematica.
2. pada lingkungan kerja windows mathematica terlihat bagian notebook yang terpisah
dari baris menu.
3. bagian sel yang dicetak tebal merupakan "input", hasilnya ditampilkan pada sel
"output".
4. nomor input dan output dinyatakan dengan ln[n] dan out[n], dengan n adalah bilangan
bulat positif
5. kedua lambang "in dan out" disembunyikan melalui kernel --> show In/Out Names
6. Mathematica juga menyediakan banyak pallete yang memudahkan dalam penulisan
operasi operasi, yaitu cukup hanya mengklik tombol tombol yang diperlukan. Pallete
tersebut dapat dimunculkan dengan mengklik file--pallete
7. jika memerlukan bantuan : help-->help-->Browser
KOMPUTASI MATEMATIKA
MATHEMATICA DAN MATLAB
Hartatik,M.Si dan Tim
DIII TEKNIK INFORMATIKA | FMIPA UNS
4
ada beberapa pilihan dalam help browser yaitu : built in fucntion (menjelaskan fungsi
buil in mathematica serta contoh penggunaannya), add-ons (menjelaskan fungsi
tambahan yang digunakan dalam kalkulus, aljabar linear dsb.
Di dalam MatLab :
Setelah proses loading usai, akan muncul command prompt di dalam command window:
>> Dari prompt inilah kita bisa mengetikkan berbagai command M ATLAB, seperti halnya command prompt di dalam DOS. Sebagai permulaan, mari kita ketikkan command date : >> date setelah menekan Enter, akan muncul
ans = 05-Mar-2013
KOMPUTASI MATEMATIKA
MATHEMATICA DAN MATLAB
Hartatik,M.Si dan Tim
DIII TEKNIK INFORMATIKA | FMIPA UNS
5
1.3 Bekerja dengan mathematica
1.3.1 aturan dasar syntaks mathematica. 1. nama nama fungsi built in mathematica dimulai dengan huruf besar, tanpa spasi dan tanpa
underscore"_". Jika suatu fungsi terdiri dari 2 kata atau lebih, huruf pertama masing masing
kata menggunakan huruf kapital. dapat pula didefinisikan fungsi baru yang sebaiknya dimulai
dengan huruf kecil untuk membedakan dengan fungsi built in.
contoh fungsi built-in : Log, ParametricPlot
contoh fungsi baru : MySqrt, myStandartDeviation
2. perintah matemathica bersifat sensitif , sineSINEsin
3. tanda kurung siku [...] menyatakan argumen fungsi, (..) menyatakan pengelompokan
operasi.Kurung kurawal {..} menyatakan list, domain, atau iterator.kurung siku ganda [[...]]
menyatakan indeks suatu list.
Berikut ilustrasi penggunaannya:
Fungsi Love…
4. operator aritmatik:
^ : pangkat *atau spasi : kali / : bagi + : tambah - ; kurang
argumen fungsi : Sin[x], f[x]
pengelompokan : (x-1)^10-Log[(2x+3)/(x+4)]
list : List1={1,3,5,7}
domain : Plot[Sin[x]/x,{x,-10,10}]
iterator : Sum[i^3, {i, 1,n}]
indeks : List1[[3]], menghasilkan "5"
KOMPUTASI MATEMATIKA
MATHEMATICA DAN MATLAB
Hartatik,M.Si dan Tim
DIII TEKNIK INFORMATIKA | FMIPA UNS
6
keterangan: a. penambahan atau pengurangan : memiliki preseden lebih rendah dari pada perkalian
yang juga memiliki preseden lebih rendah dari pangkat
b. perkalian yang diawali simbol selain angka harus menggunakan notasi : spasi atau *
c. perkalian angka dan simbul dapat menggunakan simbil spasi, * atau tanpa spasi
contoh1: benar : c u, c*u, 4 u, 4u, 4*u, 4(u) [praktekkan] (X) salah : cu, u2 1.3.2 memasukkan dan mengevaluasi input
setelah menuliskan perintah atau operasi pada sel, tekan shift dan enter lalu lepas
bersama sama. cara yang lebih ringkas adalah dengan tekan enter di bagian numerik. karena
didalam sel notebook, enter hanya berfungsi sebagai pemindah kursor.
Contoh 2:
salah penulisan:
2+3 4! 2+3*4 2*3^2 Sin[Pi/3] Sin[Pi/2]
BAGAIMANA HASILNYA? COBA ANDA JELASKAN
Sin [pi/3]
sin[Pi/3]
Sin [pi/3]
Sin pi3
General ::spell1 : Possible spelling error : new symbol
sin 3
Sin pi3
KOMPUTASI MATEMATIKA
MATHEMATICA DAN MATLAB
Hartatik,M.Si dan Tim
DIII TEKNIK INFORMATIKA | FMIPA UNS
7
cari penyelesaian, untuk x=pi: a. cos 5x b. tan 2x c. cos 5x+tan 2x
Latihan1:
MENGGAMBAR GRAFIK:
Plot[Sin[x],{x,0,Pi}]
0.5 1 1.5 2 2.5 3
0.2
0.4
0.6
0.8
1
Plot[Sin[x],{x,0,2Pi}];
1 2 3 4 5 6
-1
-0.5
0.5
1
KOMPUTASI MATEMATIKA
MATHEMATICA DAN MATLAB
Hartatik,M.Si dan Tim
DIII TEKNIK INFORMATIKA | FMIPA UNS
8
Untuk beberapa fungsi matematika bisa dituliskan dalam satu perintah saja, yaitu:
1.3.3 mengacu ke hasil sebelumnya
Mathematica mampu mengingat semua input dan output pada suatu sesi.untuk mengacu ke hasil
sebelumnya, dapat digunakan tanda persen (%). tanda persen tunggal mengacu ke output trakhir,
tanda %% mengacu ke output kedua terakhir, out[n] : mengacu ke out[ke-n].
Sebagai contoh:
Misalkan bahwa contoh 3, berikut ini adalah outpt terakhir,
Sin 2, Sin
3, Sin
4,Sin
5, Sin
6,Sin
12
1,32
,12
,12 1
25 5 , 1
2,
1322
Sin 2, Sin
3, Sin
4,Sin
5, Sin
6,Sin
12
1,32
,12
,12 1
25 5 , 1
2,
1322
Plot[Sin[3x],{x,0,2Pi}];
1 2 3 4 5 6
-1
-0.5
0.5
1
Plot[Sin[x],{x,0,2Pi}];
1 2 3 4 5 6
-1
-0.5
0.5
1
KOMPUTASI MATEMATIKA
MATHEMATICA DAN MATLAB
Hartatik,M.Si dan Tim
DIII TEKNIK INFORMATIKA | FMIPA UNS
9
Maka apabila kita ketikkan % maka akan terlihat nilai berikut:
LAKUKAN :
1.3.4 Bekerja di dalam notebook
Mathematica notebook dapat digunakan sebagai lembar kerja untuk memasukkan input
komputasi maupun pengolah kata. sebuah notebook memiliki grup grup sel yang berdiri sendiri
maupun sebuah hirarki. sebuah grup sel input mislanya, merupakan tempat masukan komputasi
dan hasilnya muncul pada grup sel output.
Sebuah dokumen dapat pula diorganisasikan ke dalam title, subtitle, subsubtitle, section,
subsection, sub subsection.
keseluruhan grup dapat dipilih melalui menu : format--> style
contoh 4:
%
1,
32
,12
,12 1
25 5 , 1
2,
1322
%3
%%%
%%%%%
%8
nama mahasiswa
TEKNIK INFORMATIKA FMIPA UNS
Merupakan salah satu program unggulan di teknik informatika UNS adalah program studi TI,
di mana lulusannya diharapkan bisa memenuhi keinginan pasar.
KOMPUTASI MATEMATIKA
MATHEMATICA DAN MATLAB
Hartatik,M.Si dan Tim
DIII TEKNIK INFORMATIKA | FMIPA UNS
10
contoh 5:
1.1.3 BEBERAPA FUNGSI MATEMATIKA
Mathematica memiliki fungsi yang sangat banyak . gambar 1.7 adalah beberapa fungsi di dapal matematika
contoh 6:
I.KOMPUTASI MATEMATIKA
1.1 pendahuluan
mempelajari tentang aturan penulisan
Two important points about functions in Mathematica. Sangatlah penting untuk selalu ingat bahwa dalam mathematica setiap instruksi harus
di dalam bracket atau [ ] Parentheses in Mathematica are used only to indicate the grouping of terms, and never
to give function arguments.
Log[8,4]
Log[8.4] 2.12823
23
KOMPUTASI MATEMATIKA
MATHEMATICA DAN MATLAB
Hartatik,M.Si dan Tim
DIII TEKNIK INFORMATIKA | FMIPA UNS
11
4 Sqrt[16] Sqrt[5] Sqrt[5] //N
The presence of an explicit decimal point tells Mathematica to give an approximate numerical |HITUNG nilai 3029...1. Computing factorials like this can give you very large numbers. You should be able to calculate up to at least 2000! in a short time (Wowww…) 30! 265252859812191058636308480000000 Nilai ini bisa dituliskan dalam bentuk yang lebih simple/numeric. 30! //N N[30!] Beberapa nilai penting dalam matematika:
Contoh penggunaan : Sin[20 Degree] //N 1.4 PENULISAN EKSPRESI
1.4.1 SIMBUL
a.Simbul dituliskan dengan: guruf, rangkaian huruf-angka, karakter, lambang tertentu
b. Semua simbul di awali dengan huruf besar atau diawali dengan $
c. contoh : simbul ( abg,u5ma, ca, Sin, Log, Mod)
bukan simbul (4u)
2.652531032
2.652531032
LAKUKAN JUGA UNTUK LATIHAN DI BAWAH INI
KOMPUTASI MATEMATIKA
MATHEMATICA DAN MATLAB
Hartatik,M.Si dan Tim
DIII TEKNIK INFORMATIKA | FMIPA UNS
12
1.4.2 BILANGAN Secara umum ada 4 macam bilangan : a. integer
b. Real c. Rasional d. Complex
Contoh 7 :
Tanpa perintah tertentu pula, matematika akan secara otomatis mengevaluasi ekspresi bilangan bulat, rasional, dan kompleks secara eksak. Contoh 8:
(3/4)(1/5)
NUMERIK"N" evaluasi hasil secara numerik, yang merupakan hampiran dari ekspresi tersebut. Contoh 9: 1.4.3 STRINGS Karakter String adalah karakter yang ditampilkan dengan tanda :" "
32033
{Integer,Real,Rational,Complex}
Head1, 1.0, 12,1
Head 1,1.0, 12, 1 ;
1.73205
1.73205
N3
3 N
KOMPUTASI MATEMATIKA
MATHEMATICA DAN MATLAB
Hartatik,M.Si dan Tim
DIII TEKNIK INFORMATIKA | FMIPA UNS
13
Contoh 10:
Kustomisasi text pada notebook:
Colors[%,RGBColor[1,0,0]]
1.4.4 PENGISIAN EKSPRESI
1.4.5 PENGGABUNGAN EKSPRESI (Pembuatan Variabel) dalam penggabungan ekspresi bisa dituliskan dengan kebawah dalam satu group atau kesamping
dengan pemisahan tanda kutip.
Contoh 11:
1. apabila tanda "" tidak ditampilkan dalam tampilan
"Praktikum Komputasi Matematika"
Praktikum Komputasi Matematika
2. Apabila "" ditampilkan dalam rangkaian kalimat
"\"Praktikum Komputasi Matematika\""
"Praktikum Komputasi Matematika"
3a+b
a 4;b aa 4;b a
KOMPUTASI MATEMATIKA
MATHEMATICA DAN MATLAB
Hartatik,M.Si dan Tim
DIII TEKNIK INFORMATIKA | FMIPA UNS
14
1.4.6 EVALUASI EKSPRESI
ekspresi dievaluasi bisa juga dnegan menggunakan : "/."
1.5 OPERATOR 1.5.1 operator ARITMATIKA
Contoh 12:ekspresix2 x 1,ingindievaluasi denganx 2
KOMPUTASI MATEMATIKA
MATHEMATICA DAN MATLAB
Hartatik,M.Si dan Tim
DIII TEKNIK INFORMATIKA | FMIPA UNS
15
1.5.6 Relational and Logical Operators
contoh: 5<7&&34 True COBA LAKUKAN UNTUK :
KOMPUTASI MATEMATIKA
MATHEMATICA DAN MATLAB
Hartatik,M.Si dan Tim
DIII TEKNIK INFORMATIKA | FMIPA UNS
16
1.2. MATLAB
1.2.1. Mengenal Matlab
Matlab adalah bahasa pemrograman level tinggi yang dikhususkan untuk komputasi
teknis. Bahasa ini mengintegrasikan kemampuan komputasi, visualisasi dan pemrograman dalam
sebuah lingkungan yang tunggal dan mudah digunakan. Matlab memberikan sistem interaktif
yang menggunakan konsep array/matrik sebagai standar variabel elemennya tanpa membutuhkan
pen-deklarasi-an array seperti pada bahasa lainnya. Dalam lingkungan pendidikan, Matlab
menjadi alat pemrograman standar bidang Matematika.
1.2.2. Bekerja dengan Matlab
Dalam melakukan pekerjaan pemrograman menggunakan bahasa Matlab, anda dapat
menggunakan salah satu cara yaitu :
Cara #1 :
Dengan menggunakan window Command Window. Window ini berfungsi sebagai
penerima perintah dari pemakai untuk menjalankan seluruh fungsi-fungsi yang disediakan oleh
Matlab.Misalnya : Untuk membuat program, perintah-perintah diketikkan pada prompt Matlab
dalam command window seperti yang ditunjukkan pada Gambar (1.1).
Gambar 1.1 Command Window pada Matlab
KOMPUTASI MATEMATIKA
MATHEMATICA DAN MATLAB
Hartatik,M.Si dan Tim
DIII TEKNIK INFORMATIKA | FMIPA UNS
17
Gambar 1.2 Cara Penulisan pada Command Window
Cara #2 :
Cara selanjutnya adalah dengan menggunakan File M. Kelebihan cara ini dibanding cara
sebelumnya adalah kemudahan untuk mengevaluasi perintah secara keseluruhan. Gambar (1.2)
menunjukkan contoh pembuatan program dengan menggunakan file M.
Gambar 1.3 Matlab Editor
KOMPUTASI MATEMATIKA
MATHEMATICA DAN MATLAB
Hartatik,M.Si dan Tim
DIII TEKNIK INFORMATIKA | FMIPA UNS
18
1.2.3. Sintak dasar Matlab
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam penulisan sintak adalah :
1.1.Penamaan variabel bersifat case sensitive
1.2.Panjang nama variabel tidak dapat melebihi 31 karakter
1.3.Penamaan variabel harus selalu diawali dengan huruf.
1. Variabel
Pada Matlab, tipe data yang dikenal hanya ada dua yaitu Numeric dan String. Ada beberapa cara
penulisan variabel pada Matlab yang dapat digunakan sesuai jenis data yang ingin diolah, yaitu :
1. Data Numerik Tunggal :
1.1.1. Cara penulisan
Gambar 1.4. Tampilan penulisan variable data numeric tunggal
2. Data Numerik Berdimensi Banyak (Array/Matrik)
1.1.1. Cara penulisan
KOMPUTASI MATEMATIKA
MATHEMATICA DAN MATLAB
Hartatik,M.Si dan Tim
DIII TEKNIK INFORMATIKA | FMIPA UNS
19
Gambar 1.5. Tampilan penulisan variable data numeric berdimensi
banyak
1.1.2. Cara pengaksesan
Gambar 1.6. Tampilan pengaksesan variable data numeric berdimensi
banyak
KOMPUTASI MATEMATIKA
MATHEMATICA DAN MATLAB
Hartatik,M.Si dan Tim
DIII TEKNIK INFORMATIKA | FMIPA UNS
20
Gambar 1.7. Tampilan pengaksesan elemen baris tertentu
Task :
1.1.2.1. Bagaimana pengaksesan dengan kolom tertentu?? Let’s try!
1.1.2.2. Bagaimana mengakses untuk baris dan kolom sekaligus?
3. Data String/Teks :
1.1.1. Cara penulisan
Gambar 1.8. Tampilan penulisan Data String/Teks.
KOMPUTASI MATEMATIKA
MATHEMATICA DAN MATLAB
Hartatik,M.Si dan Tim
DIII TEKNIK INFORMATIKA | FMIPA UNS
21
2. Operasi Matematika
Operasi matematika dalam pemrograman Matlab sangat sederhana, sama halnya dengan
memakai kalkulator biasa. Berikut adalah tabel operator matematika yang digunakan dalam
pemrograman Matlab.
Gambar 1.9. Contoh operasi matematika
Gambar 1.10. Contoh operasi matematika pada matriks
KOMPUTASI MATEMATIKA
MATHEMATICA DAN MATLAB
Hartatik,M.Si dan Tim
DIII TEKNIK INFORMATIKA | FMIPA UNS
22
3. Operasi Bilangan Kompleks
Kelebihan lain dari pemrograman Matlab adalah kemampuannya dalam mengolah data bilangan
kompleks tanpa membutuhkan deklarasi variabel khusus untuk itu. Berikut adalah cara
mendeklarasikan variabel untuk bilangan kompleks.
Gambar 1.11. Contoh operasi bilangan kompleks
4. Fungsi Umum Matematika
Tabel () menunjukkan fungsi-fungsi matematika umum yang sering digunakan.
.
KOMPUTASI MATEMATIKA
MATHEMATICA DAN MATLAB
Hartatik,M.Si dan Tim
DIII TEKNIK INFORMATIKA | FMIPA UNS
23
1. tuliskan Text sesuai tulisan dibawah ini:
KOMPUTASI MATHEMATIKA Mata Kuliah Komputasi Matematika menggunakan "Software Mathematica versi 5". Dimana
dengan software ini saya akan lebih bisa memahami mata kuliah sebelumnya serta mata Kuliah
yang berhubungan dengan Mk ini.
Dibuat oleh : Nama mahasiswa dan NIM
2. BUATKAN PLOT(dengan matematica dan matlab) :
a. sin 2x, untuk x dari -π sampai π
b. sin x, untuk x dari -π sampai π
3. gunakan operator logika untuk soal berikut, dan selidiki kebenarannya
4. Definisikan fungsi berikut:
a.4 51dan4 22
b.10 5atau5.6 40
fx x32x210, tentukanf5danf4
soal latihan awal:
Komputasi Matematika
Komputasi Kalkulus
Hartatik,M.Si dan Tim
BAB II
KALKULUS
Tujuan
Setelah mengikuti praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat melakukan operasi-
operasi hitung yang berkaitan dengan kalkulus dengan menggunakan paket program
matematica dan matlab dengan baik, dan dapat mengembangkan untuk operasi hitung yang
lebih kompleks.
kompetensi :
2.1Fungsi
2.2 Grafikfungsi
2.3Limit
2.4 Kekontinuan
2.5TurunanFungsi
2.6Integral
2.7ContohAplikasi
2.8LatianSoal
Komputasi Matematika
Komputasi Kalkulus
Hartatik,M.Si dan Tim
2.1 Fungsi
2.1.1 Pendefinisian Fungsi
: = (SetDelay)
Lambang " : = " (SetDelay) menyatakan bahwa suku di sebelah kanannya tidak dievalusi
saat pendefini-sian, tetapi baru dievaluasi setiap saat suku di sebelah kirinya (fungsi f)
dipanggil.
Contoh:
Fungsi f akan menghasilkan pangkat tiga dari argumennya
= ( Set )
Contoh:
Coba fikirkan apa beda penggunaan SetDelay dan Set ?
Clear
Seringkali definisi fungsi atau ekspresi mengalami modifikasi. Nilai maupun definisi
fungsi atau ekspresi sebelumnya dapat dihapus dari memori dengan menggunakan
perintah Clear.
fx_: x3
f2
fa
f1
fx_ x22x
f2
fa
Komputasi Matematika
Komputasi Kalkulus
Hartatik,M.Si dan Tim
Contoh:
Perintah Clear[ f, x ] berikut akan menghapus nilai maupun definisi f dan x yang mungkin
sudah pernah didefinisikan sebelumnya.
Clear[f,x]
f[x_]:=2x+3
f[a+b]
f[1]
/ ; (Condition)
Simbul " / ; " dapat digunakan untuk menyatakan domain fungsi.
Contoh:
Berikut ini pendefinisian suatu fungsi susun beserta grafiknya.
f[x_]:=x/;0 x<1
f[x_]:=1/;1 x<2
f[x_]:=3-x/;2 x 3
Plot[f[x],{x,0,3}]
2.1.2 Fungsi Matematik
Berikut ini diberikan beberapa fungsi matematik yang penting.
Sqrt [ x ] : akar kuadrat ( )
Exp [ x ] : eksponensial ( )
Log [ x ] : Logaritma asli ( x )
Log [ b, x ] : Logaritma basis b ( x )
Komputasi Matematika
Komputasi Kalkulus
Hartatik,M.Si dan Tim
Sin [ x ], Cos[ x ], Tan [ x ] : fungsi-fungsi trigonometri ( argumen dalam radian)
Round [ x ] : bilangan bulat terdekat ke x
Max [ x, y, ... ] , Min [ x, y, ... ] : maksimum / minimum dari x, y, ...
Floor [ x ] : bilangan bulat terbesar yang x
Ceiling [ x ] : bilangan bulat terkecil yang x
2.1.3 Penyelesaian Persamaan
Mathematica menggunakan tanda " ==" (Equal) pada persamaan yang akan dicari
penyelesaiannya.
Contoh-contoh:
Solve[x^2 9,x]
Solve[Sin[x] 1,x]
NSolve[x^2 10,x]
NSolve[x^2+x-2 0,x]
Coba fikirkan apa perbedaan penggunaan Solve dan NSolve ?
Solve juga dapat digunakan untuk menentukan solusi persamaan simultan. Perhatikan dua
cara berikut:
Solve[{x 1+2y,y 3+2x},{x,y}]
pers={x 1+2y,y 3+2x};Solve[pers,{x,y}]
LATIHAN: Kerjakan Soal Latihan 2.8 nomor 1 s/d 3........ (3 POIN)
Komputasi Matematika
Komputasi Kalkulus
Hartatik,M.Si dan Tim
2.2 Grafik Fungsi
2.2.1 Grafik Dua Dimensi
2.2.1.1 Plot
Cara termudah untuk menampilkan grafik fungsi dalam dua dimensi adalah dengan
perintah Plot. Perintah berikut akan menghasilkan grafik fungsi f dengan domain ( ,
)
Contoh:
Grafik fungsi f(x) = dengan domain -1 x 1.
Grafik 2 fungsi pada domain yang sama.
Plot[{Sin[x],Cos[x]},{x,- , }]
2.2.1.2 Opsi dan Gaya Tampilan
Opsi Grafik
Tampilan grafik dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan, dengan memberikan
opsi tertentu. Setiap opsi dituliskan dalam sintaks:
Nama Option nilai
Jika terdapat lebih dari satu opsi, masing-masing opsi dipisahkan dengan tanda koma.
Plotfx, x, xmin, xmax
Contoh:
Plotx2, x, 1, 1
Komputasi Matematika
Komputasi Kalkulus
Hartatik,M.Si dan Tim
Contoh:
Grafik f(x) = dengan domain -1 x 1 berikut diberi label, garis grid dengan bingkai, dan
juga interval tampilan x (-2, 2) dan y (-1, 2). Untuk keempat keperluan tersebut,
berturut-turut dinyatakan dengan opsi PlotLabel, GridLines, Frame,dan PlotRange.
Gaya Tampilan Grafik
Opsi grafik yang digunakan untuk mengatur gaya tampilan grafik adalah PlotStyle.
Dengan opsi ini, dapat diatur mengenai warna ( RGBColor [ . . . ]), jenis garis ( Dashing[
. . . ]), ketebalan garis (Thickness[ . . . ]), dll.
Contoh:
Grafik sin(x) ditampilkan dengan ketebalan garis 1% dari lebar grafik, sedangkan grafik
cos(x) ditampilkan dengan garis terputus-putus dan panjang 2% dari lebar grafik. Kedua
grafik tersebut ditampilkan pada domain -3 x 3.
Plot[{Sin[x],Cos[x]},{x,3,3},PlotStyle {Thickness[0.01],
Dashing[{0.02}]}];
Ada beberapa cara untuk memberikan efek warna. Perintah RGBColor[ r , g , b]
menyatakan warna yang tersusun dari r , g, dan b persen warna merah, hijau, dan biru.
Misalnya: RGBColor[1,0,0] adalah warna merah, sedangkan RGBColor[1,0,1] adalah warna
Plotx2, x, 1, 1, PlotLabel "Grafik fxx2", GridLines Automatic,
Frame True, PlotRange 2, 2, 1, 2
Komputasi Matematika
Komputasi Kalkulus
Hartatik,M.Si dan Tim
ungu (campuran warna merah dan biru). Parameter r, g , dan b harus bernilai mulai dari 0
hingga 1.
Contoh:
Grafik , - , dan x digambarkan masing-masing dengan warna ungu, merah, dan hijau.
Plot[{x^2,x^2,x},{x,3,3},PlotStyle {RGBColor[1,0,1],RGBColor[1,0,0],RGBColor[0,1,0
]}];
2.2.2 Grafik Tiga Dimensi
Perintah untuk menampilkan grafik permukaan pada ruang berdimensi tiga
menggunakan Plot3D. Argumennya berupa fungsi dua variabel beserta masing-masing
domainnya.
Contoh:
Berikut ini ditampilkan grafik fungsi z = sin( ) dengan domain - x dan - y
, dan meberikan label x , y, dan z pada masing-masing sumbunya.
LATIHAN: Kerjakan Soal Latihan 2.8 no. 4...................(1 POIN)
2.3 Limit
2.3.1 Limit Fungsi
Untuk menentukan nilai limit suatu fungsi f jika x mendekati nilai tertentu, misal
, Mathematica menyediakan perintah dengan sintaks:
Plot3DSinx2y2, x, , , y, , , AxesLabel "x", "y", "z"
Komputasi Matematika
Komputasi Kalkulus
Hartatik,M.Si dan Tim
Limit [ f , x ]
Contoh:
Berikut ini plot fungsi yang diberi warna merah dengan domain -2 x 2,
kemudian ditentukan nilai limit fungsi tersebut untuk x 0 dan x 1
Clear[f,x]
Jika fungsi f didefinisikan lebih dahulu, langkahnya sebagai berikut:
Limit[f[x],x 0]
Limit[f[x],x 1]
2.3.2 Limit Kiri dan Limit Kanan
Untuk menentukan nilai limit suatu fungsi f jika x mendekati dari arah bawah (kiri),
digunakan sintaks:
Limit [ f , x , Direction 1]
Jika x mendekati dari arah atas (kanan), digunakan sintaks:
Limit [ f , x , Direction -1]
Plotx22x3, x, 2, 2, PlotStyle RGBColor1, 0,0
Limitx22x3, x 0
Limitx22x3, x 1
fx: x22x3
x0
x0
x0
Komputasi Matematika
Komputasi Kalkulus
Hartatik,M.Si dan Tim
Contoh:
Fungsi f(x) = 1/x ditentukan nilai limitnya untuk x mendekati = 0 dari kiri maupun
kanan.
Limit[1/x,x 0,Direction 1]
Limit[1/x,x 0,Direction -1]
Jika di cek dengan melihat grafiknya, terlihat sebagai berikut:
Plot[1/x,{x,-3,3}]
Terlihat nilai limit kiri tidak sama dengan nilai limit kanan, menurut kuliah teori, apa
kesimpulannya ?
Sekarang , jika fungsi f(x) = ditentukan limit kiri/ kanannya untuk x
mendekati 1, sebagai berikut:
Terlihat limit kiri = limit kanan , di dalam kuliah teori, diperoleh kesimpulan apa ?
2.4 Kekontinuan
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah kontinu digunakan untuk menjelaskan suatu
proses yang berjalan tanpa terputus oleh gangguan. Dalam matematika istilah kontinu
mempunyai arti yang serupa dan didefinisikan sebagai berikut.
Definisi: Kekontinuan fungsi di satu titik.
x0
x2 2x 3
Limitx22x3, x 1, Direction 1
Limitx22x3, x 1, Direction 1
Komputasi Matematika
Komputasi Kalkulus
Hartatik,M.Si dan Tim
Misalkan fungsi f terdefinisi pada selang terbuka I yang memuat a. Fungsi f dikatakan
kontinu di a jika f(x) = f(a).
Catatan: Jika fungsi f kontinu di a, maka grafik fungsi f merupakan suatu kurva yang
tidak terputus di sekitar a.
Contoh:
Diketahui f(x) = | x+2 | x. Berikut ini diselidiki kekontinuan fungsi f di x = -2.
Clear[f]
f[x_]:=Abs[x+2] x
f[-2]
Diperoleh f (-2) = 0. Selanjutnya diselidiki nilai limitnya dengan melihat nilai limit kiri dan
limit kanannya.
Limit[f[x],x -2,Direction 1]
Limit[f[x],x -2,Direction -1]
Terlihat nilai limit kiri = nilai limit kanan = 0, sehingga disimpulkan f(x) = 0. Dari
hasil-hasil di atas, diperoleh f(x) = f(-2), sehingga menurut definisi di atas, f kontinu
di x = -2.
Terlihat pada grafik, fungsi f tersambung di sekitar x = -2.
Plot[f[x],{x,-5,3}]
Konsep kekontinuan di satu titik dapatdiperluas menjadi kekontinuan fungsi pada selang.
limx2
limx2
Komputasi Matematika
Komputasi Kalkulus
Hartatik,M.Si dan Tim
Definisi: Kekontinuan pada selang.
1. Fungsi f dikatakan kontinu pada selang terbuka (a, b) jika fungsi f kontinu di setiap
titik x (a, b).
2. Fungsi f dikatakan kontinu pada selang tertutup [a, b] jika fungsi f kontinu pada (a, b)
dan f(x) = f(a) serta f(x) = f(b).
Contoh: Diketahui fungsi f(x) = . Berikut ini ditentukan nilai-nilai x sehingga
fungsi f kontinu.
Daerah definisi fungsi f, yaitu , adalah himpunan semua nilai x sehingga f(x0 bernilai
real, yang dipenuhi jika x + - 1 0
.
Dengan menggunakan Mathematica, dipanggil dulu paket program InequalitySolve
pada folder Algebra.
<<Algebra`InequalitySolve`
Diperoleh = (0, ). Selanjutnya dilihat nilai f(a) untuk setiap a (0, ).
f[a]
limxb
x 2
x1
Df
2
x
InequalitySolvex2
x1 0,x
Df
Clearf
fx_: x2
x1
Komputasi Matematika
Komputasi Kalkulus
Hartatik,M.Si dan Tim
Kemudian ditentukan nilai limit fungsi f(x) untuk x a.
Limit[f[x],x a]
Diperoleh f(x) = = f(a). Jadi f kontinu pada selang (0, ).
Dari grafik terlihat fungsi f tersambung (kontinu) pada selang (0, ).
Plot[f[x],{x,0,10}]
LATIHAN : Kerjakan Soal Latihan 2.8 no. 5b, 6, 7a dan 7b......................( 4 POIN)
2.5 Turunan Fungsi
Untuk menentukan turunan suatu fungsi, Mathematica menyediakan perintah
dengan D
Contoh:
Berikut ini ditentukan turunan fungsi f(x) = + 2x - 1 terhadap variabel x
Cara lain menentukan turunan dapat menggunakan tanda '. Untuk cara ini, fungsi f perlu
didefinisikan lebih dahulu.
Clear[f,x]
f'[x]
Dengan menggunakan perintah D, sebagai berikut:
D[f[x],x]
Cara lain untuk menentukan turunan fungsi, dengan mengklik simbul pada Palletes
limxa1 2
a a
x2
Dx22x1, x
fx_: x22x1
x 2x1
Komputasi Matematika
Komputasi Kalkulus
Hartatik,M.Si dan Tim
Untuk menentukan turunan tingkat ke-n , digunakan perintah dengan sintaks : D [ f , {x
, n}]
Clear[f,x]
D[f[x],x]
D[f[x],{x,2}]
2.6 Integral Fungsi
2.6.1 Integral Tak Tentu
Untuk menentukan nilai integral tak tentu suatu fungsi f , Mathematica
menyediakan perintah dengan sintaks:
Integrate [ f , x ]
Selain itu, juga dapat mengklik simbul pada Palletes.
Contoh:
Jika fungsi f didefinisikan lebih dahulu, langkahnya sebagai berikut:
Integrate[f[x],x]
f[x] x
2.6.2 Integral Tertentu
t t2 2t
fx_: x32x2x
Integratex22x1, x
x22x1x
fx_: x22x1
Komputasi Matematika
Komputasi Kalkulus
Hartatik,M.Si dan Tim
Untuk menentukan nilai integral tertentu suatu fungsi f terhadap variabel x ,
dengan batas bawah integral adalah xmin dan batas atas integral adalah xmax, digunakan
sintaks:
Integrate [ f , {x , xmin , xmax}]
Selain itu juga dapat dengan cara mengklik simbul yang ada pada Palletes.
LATIHAN : Kerjakan Soal Latihan 2.8 no. 8a, 9a, 9b.......................(3 POIN)
2.7 Contoh Aplikasi
2.7.1 Contoh Aplikasi Turunan
Keuntungan hasil penjualan komputer suatu pabrik (dalam ribu $) untuk waktu
tertentu t (tahun) dapat disajikan sebagai suatu fungsi f dengan f(t) =
. Akan ditentukan waktu kapan hasil penjualan mencapai
maksimum atau minimum serta berapa nilai keuntungan tersebut. Kemudian hasilnya di cek
dengan menunjukkan grafik fungsinya.
Langkah-langkah penyelesaiannya sebagai berikut:
Didefinisikan fungsi f terlebih dahulu
Clear[f,t]
Integrate3x22x, x, 0, 1
0
13x22xx
t3 92t2 234t 158
ft_: t392t2234t158
Komputasi Matematika
Komputasi Kalkulus
Hartatik,M.Si dan Tim
Selanjutnya ditentukan turunan pertama dari f
trn1=D[f[t],t]
Untuk menentukan titik-titik ekstrimnya (titik maksimum/ minimum) dilakukan dengan
cara menyelesaikan turunan pertama yang sama dengan nol
NSolve[trn1 0,t]
Diperoleh titik ekstrim di t = 0.92265 dan t = 2.07735. Selanjutnya untuk menentukan
apakah titik-titik ekstrim tersebut merupakan titik maksimum atau minimum, ditentukan
lebih dahulu turunan kedua dari fungsi f. Kemudian titik-titik ekstrim tersebut
disubstitusikan ke fungsi yang merupakan turunan kedua f. Jika diperoleh nilai yang
positif, maka berarti titik ekstrim tersebut merupakan titik minimum.
Tetapi jika nilainya negatif, maka berarti titik ekstrim tersebut merupakan titik
maksimum.
trn2=D[f[t],{t,2}]
6t-9/.t 0.92265
Karena pada t = 0.92265 nilai turunan keduanya adalah -3.4641 (yaitu negatif), maka
titik t = 0.92265 adalah titik maksimum. Jadi keuntungan hasil penjualan mencapai
maksimum pada waktu t = 0.92265 (tahun). Hasil keuntungan tersebut adalah nilai fungsi
pada titik tersebut, ditentukan sebagai berikut:
f[0.92265]
Jadi hasil keuntungannya adalah 0.3849 ribu $.
6t-9/.t 2.07735
Komputasi Matematika
Komputasi Kalkulus
Hartatik,M.Si dan Tim
Karena pada t = 2.07735 nilai turunan keduanya adalah 3.4641 (yaitu positif), maka titik t
= 2.07735 adalah titik minimum. Jadi keuntungan hasil penjualan mencapai minimum pada
waktu t = 2.07735 (tahun). Hasil keuntungannya adalah:
f[2.07735]
Jadi perusahaan mengalami kerugian sebesar 0.3849 ribu $ pada saat t = 2.07735
(tahun)
Selanjutnya di cek dengan melihat grafiknya.
Plot[f[t],{t,0,3}]
2.7.2 Contoh Aplikasi Integral
Salah satu aplikasi integral adalah untuk menghitung luas daerah yang dibatasi dua
grafik fungsi. Pada contoh ini akan ditentukan luas daerah yang terletak diantara grafik
fungsi y1 = - 2 dan y2 = - +6 pada domain fungsi -2 x 3.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
Diplot lebih dahulu grafik fungsi y1= -2 (dengan warna merah) , dan y2 = - +6 (dengan
warna biru). Dengan perintah FilledPlot, daerah antara grafik fungsi y1 dan fungsi y2
akan diwarnai dengan warna tertentu.Untuk menggunakan perintah tersebut, perlu
dipanggil lebih dahulu paket FilledPlot pada folder Graphics.
x2 x2
x2 x2
Graphics̀ FilledPlot̀
FilledPlotx22, x26, x, 2, 3,
PlotStyle RGBColor1, 0,0, RGBColor0, 0, 1
Komputasi Matematika
Komputasi Kalkulus
Hartatik,M.Si dan Tim
Selanjutnya ditentukan titik potong kedua grafik tersebut.
Ternyata titik potong kedua grafik pada x = -2 dan x = 2. Untuk menentukan luas daerah
antara kedua grafik pada -2 x 3 , menggunakan rumus (dari kuliah teori) :
Luas daerah = +
Dengan Mathematica, dilakukan sebagai berikut:
Jadi luas daerah yang dibatasi oleh grafik y1 dan y2 pada domain -2 x 3 adalah 26
(satuan luas).
LATIHAN: Kerjakan Soal latihan 2.8 no. 11 .........(1 POIN)
2.1. Fungsi
2.2. Grafik Fungsi
Pada tingkatan pemodelan matematika, teknik visualisasi data sangat penting untuk
dapat mengetahui karakteristik suatu data. Matlab menyediakan teknik visualisasi data
hingga tiga dimensi. Berikut diberikan contoh teknik visualisasi data menggunakan Matlab.
Solvex22 x2 6, x
22 x2 6 x2 2dx 2
3x2 2 x2 6dx
Integratex2 6 x22, x, 2, 2 Integratex22 x2 6, x, 2, 3
Komputasi Matematika
Komputasi Kalkulus
Hartatik,M.Si dan Tim
2.2.1. Grafik Fungsi Dua Dimensi
(liat di file modul praktikum matlab 1, hal 19, teknik visualisasi data)
2.2.2. Grafik Tiga Dimensi
2.3. Limit
(liat contoh modul praktikum pemrograman 13)
Matlab memiliki kemampuan untuk menghitung limit dari sebuah fungsi dengan
perintah limit. Sebagai contoh,
>> syms x;
>> f=x^3+3*x^2-4*x+10;
>> g=2*x^3+10*x^2-4*x+10;
>> limit(f/g,inf)
Hitunglah keluaran hasil dari fungsi limit tersebut!
Jawaban :
Komputasi Matematika
Komputasi Kalkulus
Hartatik,M.Si dan Tim
Latihan : Dapatkan hasil limit dari ungkapan berikut ini :
1.
2.
3.
2.4. Kekontinuan
2.5. Turunan Fungsi (modul 1.doc)
>> syms x;
>> y=x^3+2*x^2+6*x+7;
>> z=diff(y)
Komputasi Matematika
Komputasi Kalkulus
Hartatik,M.Si dan Tim
Apa keluaran perhitungan differensial tersebut ?
z = 3*x^2+4*x+6 Merupakan turunan dari fungsi y.
Task :
1. Bagaimana turunan kedua dari fungsi y?
Jawab :
z = 6*x+4 merupakan turunan kedua fungsi y.
Latihan :
1. Buatlah program differensial dengan menggunakan Matlab, gunakan dengan
inputan.
2.6. Integral Fungsi
Komputasi Matematika
Komputasi Kalkulus
Hartatik,M.Si dan Tim
Pada Matlab, untuk menentukan integral suatu fungsi dapat menggunakan fungsi
inline dan fungsi quad. Fungsi inline digunakan untuk menampung fungsi integralnya,
sedangkan fungsi quad digunakan untuk menghitung hasil nilai integralnya.
Misalnya : Menentukan nilai integral dari fungsi …
Step 1 : Pada command window Matlab ketik :
1.1. Menampung fungsi dengan fungsi inline :
1.2. Menghitung nilai dengan fungsi quad :
→ (y,-1,2) artinya y = fungsi integral yang diroses, -1 = batas bawah dari integral, dan 2 =
batas atas dari integral.
Step 2 : Dengan menggunakan M-File
2.7. Interpolasi
Komputasi Matematika
Komputasi Kalkulus
Hartatik,M.Si dan Tim
2.8. Contoh Aplikasi
2.8.1. Contoh Aplikasi Turunan dengan Matlab.
Latihan :
1. Jika y= x2 .cos3x , maka tentukanlah turunan pertamanya.
2. Jika ƒ(x)= 6 x2− 4x+ 1 maka tentukanlah nilai dari f’(2).
3.
2.8.2. Contoh Aplikasi Integral
Komputasi Matematika
Komputasi Kalkulus
Hartatik,M.Si dan Tim
2.8 Soal-Soal Latihan
Kerjakan soal-soal berikut:
1. Definisikan fungsi f(x) = + 2 - 10 , kemudian tentukan f(5) dan f(-4).
2. Selesaikan persamaan 2 - 4x + 2 = 0, berikan solusi eksak maupun numeriknya.
3. Gambarkan grafik f yang memenuhi f(x) =
4. Gambarkan grafik y1 = 2 + 4 dan grafik y2 = 6 - pada domain 0 x 2 , dengan
y1 dan y2 masing-masing diberi warna merah dan biru , diberi bingkai dan label "Grafik
Fungsi".
5. Tentukan nilai limit dari fungsi f(x) berikut untuk x 1, kemudian gambarkan fungsinya
untuk domain -2 x 5 :
a. f(x) = + 2x -1
b. f(x) =
6. Diketahui fungsi f(x) = . Tentukan limit kiri maupun limit kanan fungsi f(x) untuk
x 3. Apa kesimpulan yang saudara peroleh ?
7. Apakah fungsi f berikut kontinu di x = 2 ? Jika tidak, jelaskan alasannya.
a. f(x) = 4 - 2x + 12
b. f(x) =
Cek lah dengan menggambar grafik fungsinya.
8. Tentukan turunan pertama maupun kedua dari fungsi-fungsi berikut:
a. f(x) = 10 + 2 - 5x
b. g(x) =
Komputasi Matematika
Komputasi Kalkulus
Hartatik,M.Si dan Tim
c. h(x) = (2x)
d. l(x) = sin ( cos 3x )
9. Tentukan nilai integral berikut:
a.
b.
c.
d.
10. Diketahui fungsi f(x) = -2 + 3
a. Tentukan titik-titik kritis f(x)
b. Tentukan titik maksimum/ minimumnya (gunakan turunan kedua)
11. Tentukan 2 bilangan tak negatif yang jumlahnya 10 dan yang hasil kalinya maksimum.
12. Dono mempunyai 200m kawat duri yang ia rencanakan untuk memagari ladang
berbentuk persegi panjang. Jika diinginkan agar luas maksimum, berapa ukuran panjang
dan lebarnya ?
13. Tentukan luas bidang datar yang dibatasi oleh kurva-kurva y = dan y = 2x - .
Gambarkan bidang datar tersebut.
14. Tentukan luas daerah R di bawah kurva y = - 2 + 2 antara x = -1 dan x = 2
15. Seorang manajer perusahaan komputer memperhitungkan bahwa penggunaan
seperangkat peralatan akan menghasilkan penghematan operasi pada perusahaan. Dari
Komputasi Matematika
Komputasi Kalkulus
Hartatik,M.Si dan Tim
data yang lalu, untuk jangka waktu pemakaian sampai dengan 10 tahun, kecepatan
penghematan operasi adalah f(x) dolar per tahun bila peralatan tersebut telah dipakai
selama x tahun, dengan f(x) = 4000x + 1000.
a. Berapa jumlah penghematan ongkos operasi dalam 5 tahun pertama ?
b. Jika harga peralatan tersebut $36.000, dalam berapa tahun harga peralatan
tersebut kembali ?
2.7 APLIKASI TURUNAN DAN INETGRAL
APLIKASI turunan, misalkan di bidang penjualan.
Suatu perusahaan komputer.keuntungan penjualan dituliskan dengan f t
t3 9
2t2
23
4t
15
8.. akan ditentukan waktu kapan penjualan tertinggi dan terendah,
dan berapa keuntungan yg bisa diperoleh pada saat itu?
penyelesaian :
berarti menggunakan konsep titik maksimum dan minimum.
1. mendefiniskan fungsi f(x)
2. mennetukan turunan pertama dari f.
3. cari peyelesaian turunan pertama.
4. mengecek apakah t merupakan titik maksimum atau minimum.(jika f'(t)>0--> titik balik minimum
dan sebaliknya)
maka :
Clearf, x
ft_ : t3 9
2t2
23
4t
15
8
trn1 Dft, t
23
4 9 t 3 t2
NSolve23
4 9 t 3 t2, t
t 0.92265, t 2.07735
trn2 D23
4 9 t 3 t2, t
9 6 t
maka dimasukkan untuk nilai : t0.92265,t2.07735 ke dalam trn2, diperoleh :
9 6 t . t 0.92265
3.4641
9 6 t . t 2.07735
3.4641
didapatkan nilai trn2 (0.92265) < 0, maka t = 0.92265 merupakan titik balik maksimum, atau pen-
jualan tertinggi pada tahun ke - 1. dan penjulan tertendah pada tahun ke - 2. di bulan bulan awal.
dengan keuntungan/kerugian :
f0.92265
0.3849
f2.07735
0.3849
perusahaan akan mencapai kerugian sebebsar $384,9dan dipresikai akan mencapai kerugian sebesar $384 di tahun
ke-2.
2.7 .2 APLIKASI INTEGRAL
diaplikasikan untuk menghitung luas daerah. misal,
tentukan luas daerah yang dibatasi oleh grafik y1 x2 2, y2 x2 6, domain 2 x 3
penyelesaian :
1. plot grafik y1 dan y2
2. tentukan titik potong kedua grafik
3.tentukan luas daerah
maka :
Plotx2 2, x2 6, x, 2, 3, PlotStyle RGBColor1, 0, 0, RGBColor0, 0, 1, Filling 1 2
2 02 a hartatik_slide aplikasi D dan Integral 2012 - Copy.nb
Plotx2 2, x2 6, x, 2, 3, PlotStyle RGBColor1, 0, 0, RGBColor0, 0, 1,
Filling 1 2, Epilog Blue, Text"y1x22", 2.5, 5, Text"y2x26", 2.5, 1,
Red, Text"Luas I", 0, 2, Text"Luas II", 2.4, 2
Solvex^2 2 x^2 6, x
x 2, x 2
maka luas
daerah : Luas I Luas II yaitu2
2
x^2 6 x^2 2 x 2
3
x^2 2 x^2 6 x
maka dengan mathematica:
LuasI 2
2
x^2 6 x^2 2 x
LuasII 2
3
x^2 2 x^2 6 x
64
3
14
3
luasdaerah LuasI LuasII
26
atau dengan cara langsung :
Integratex^2 6 x^2 2, x, 2, 2 Integratex^2 2 x^2 6, x, 2, 3
26
jadi luasan daerahnya adlah : 26 satuan
02 a hartatik_slide aplikasi D dan Integral 2012 - Copy.nb 3
PlotSinx, x, 0, 2 Pi, Filling Axis, FillingStyle Red
1 2 3 4 5 6
1.0
0.5
0.5
1.0
ListLinePlot1, 3, 2, 5, 2, Filling Axis
Plotx2 2, x2 6, x, 2, 3, PlotStyle RGBColor1, 0, 0, RGBColor0, 0, 1,
Filling 1 2, Frame True, FillingStyle Orange
2 1 0 1 2 3
2
0
2
4
6
4 02 a hartatik_slide aplikasi D dan Integral 2012 - Copy.nb
*** PEMROGRAMAN DENGAN MATHEMATICA(HOW TO SOLVE FUNCTION)
Clearp1, p2, d, e;
HEADING PROGRAM
Print""
Print"program latihan 03"
Print"mathematica programming"
Print"solusi"
Print""
MAIN PROGRAM
p1 Input"persamaan 1:"; Print"pers1", p1
p2 Input"persamaan 2:"; Print"pers2", p2
d Solvep1, p2, x, y;
e NSolvep1, p2, x, y;
hasilcetak PROGRAM
Print"penyelesainnya adalah adalah:", d
Print"penyelesainnya numerik adalah:", e
02 a hartatik_slide aplikasi D dan Integral 2012 - Copy.nb 5
BAB III
MATRIKS DAN DETERMINAN
TUJUAN :
KOMPETESNI :
3.1. list
3.2.matriks
3.2 .1 cara penulisan
3.2 .2 ukuran matriks
3.2 .3 matriks matriks khusus satuan, nol, diagonal, segitiga bawah atas
3.2 .4 operasi pada matriks penjumlahan, kesamaan dua matriks,
perkalian skalar dan matriks, perkalian antar matriks, partisi matriks, t ransose matriks
3.2 .5 sifat operasi matriks
3.2 .6 sifat operasi tanspose mariks
3.3. Determinan
3.4. invers matriks
3.1 MATERI ONLINE BAB 3:MATRIK
HOW TO | LIST
Ada beberapa bentuk khusus matrik . Untuk bisamenentukan bentuk
khususmatrik maka anda harus tahu terlebih dahulu elemen dari matriks,
yaitu baris dan kolom. dalammathematica ada cara penulisan baris dan
kolom sehinggamembentuk suatumatriks. Dalam kesempatan on line ini ...
AKANDIPELAJARI BAGAIMANAMENULISKANMATRIKSDENGANMATHEMATICA,
yaitu denganmenggunakan syntak : LISTApa saja kegunaan dan bagaimana cara manipulasi matriks dengan
LIST berikut akan kita pelajari lebih lanjut.
LIST
Vectors dan matrices in Mathematica are secara sederhana dapat dituliskan dengan daftar
anggota himpunan:
a, b, c vector a, b, c
a, b, c, d matrix a b
c d
LIST dalam MATRIKS
ada beberapa perintah yang bisa digunakan yaitu : List, Part, Take
Part — elements and submatri-
ces: mi, j; resettable withmi, j x
Take — take rows, columns and
submatrices
Drop — drop rows, columns and
submatrices
Diagonal — get the list of elements
on the diagonal
RotateLeft, RotateRight — cyclically rotate
2 03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb
rows or columns
Reverse — reverse rows or columns
Transpose — interchange rows and
columns
Join — join rows or columns of
several matrices
Getting Pieces of Lists
First list the first element in list
Lastlist the last element
Part list, n or listn the nth element
Part list, n or listn the nth element from the end
Part list, m ;; n elements m through n
Partlist, n1, n2, … or listn1, n2, …
the list of elements at positions n1, n2, …
Takelist, n the first n elements in list
Takelist, n the last n elements
Takelist, m, n elements m through n (inclusive)
Restlist list with its first element dropped
Droplist, n list with its first n elements dropped
Mostlist list with its last element dropped
Droplist, n list with its last n elements dropped
Droplist, m, n list with elements m through n dropped
coba sekarang praktekkan :
A a, b, c
a, b, c
B 4, N , 9
4, N , 3
List2 B, a, a, b
4, N , 3, a, a, b
03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb 3
apa kesimpulan anda?
Menentukan elemen ke i menggunakan : Ai dan PartA, i . misalkan :
A a, b, c
a, b, c
A1
PartA, 1
sedangkan untuk menentukan elemen ke i dan j bisa
menggunakan A[[{i,i}]] dan Part[A,{i,j}]:
A2, 3
b, c
PartA, 2, 3
b, c
A1
c
1.Bagaimana untuk menentukan elemen ke 1 dan 3 dari himpunan A ?? ?
2. Apa bedanya A[[1]] dan A[[-1]]???
3. sebutkan cara lain untuk menentukan elemen ke-1 dari himpunan A
LAKUKAN JUGA UNTUK PERINTAH DIBAWAH INI :
DropA, 1
{b, c}
DropA, 2
{c}
DropA, 1
DropA, 3
4 03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb
RestA
LastA
c
TakeA, 2
TakeA, 1
TakeA, 3
{a, b, c}
APA KESIMPULAN ANDA??JELASKAN
MENENTUKAN BANYAKNYA ELEMEN :
Range — form a list from a range of numbers or other objects 1, 2, 3, ...
Table — make a table of any dimension of values of an expression
Array — make an array of any dimension by applying a function to successive indices
ConstantArray — form of a constant array of any dimension
SparseArray, Normal — create a list from a sparse array position value specification
Functions for vectors.
contoh :
RANGE
a.untuk menentukan banyaknya elemen pada A, digunakan perintah Lenght[A]
LengthA
b. Perintah Range untuk menuliskan List:
03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb 5
Range6
{1, 2, 3, 4, 5, 6}
Range4, 6
{4, 5, 6}
Range1, 11, 3
{1, 4, 7, 10}
jelaskan mengenai Range di atas.apa yang dapat anda simpulkan?
TABEL
PEMAKAIAN TABLE:
untuk beberapa elemen list ada kalanya membentuk suatu pola angka tertentu. maka untuk model
khusus tersebut bisa menggunakan perintah Table:
Table100 5, 3
Tablek 1, k, 3
Tablek 1, k, 2, 5
Tablek, k, 2, 10, 2
6 03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb
Tablek 2, k, 3
OPERASI PERHITUNGAN MATRIKS :
LIST sebagai himpunan, dilakukan operasi himpunan(gabungan, irisan, komplemen) :
contoh :
1, 2, 3 3, 4, 5
{1, 2, 3, 4, 5}
Union1, 2, 3, 3, 4, 5
{1, 2, 3, 4, 5}
1, 2, 3 3, 4, 5
{3}
Intersection1, 2, 3, 3, 4, 5
{3}
Complementa, b, c, d, a, b
{c, d}
ComplementA, a, b
{c}
Jelaskan apa kesimpulan anda?
03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb 7
silahkan anda coba
keterangan dan contoh :
untuk menentukan posisi suatu elemen d dalam liat digunakan "position{list,elemen}
Position[{a, b, c, a, b}, a]
{{1}, {4}}
menghitung banyaknya a.
Count[{a, b, c, a, b}, a]
2
PENYISIPAN ELEMEN:
Selain itu dalam list juga dapat dilakukan penyisispan elemen, penambahan elemen bagian belakang
maupun depan :
Position — find positions where elements that match a pattern occur
Extract — extract elements that appear at a list of positions
ReplacePart — make replacements for collections of elements
ArrayRules — get a list of positions and values for nonzero elements
Adding, Removing and Modifying List Elements
8 03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb
Prepend list, element add element at the beginning of list
Appendlist, element add element at the end of list
Insertlist, element, i insert element at position i in list
Insertlist, element, i insert at position i counting from the end of list
Rifflelist, element interleave element between the entries of list
Deletelist, i delete the element at position i in list
ReplacePartlist, i new replace the element at position i in list with new
ReplacePartlist, i, j new replace listi, j with new
contoh :
untuk menambahkan elemen baru dalam matriks:
A
{a, b, c}
Append[A, 2]
{a, b, c, 2}
Prepend[A, 1]
{1, a, b, c}
Insert[A, m, 2]
{a, m, b, c}
kemudian untuk menggantikan suatu elemen ke dalam matriks dengan elemen baru dengan
menggunakan ReplacePart[list,elemen baru,posisi]
B = {1, 2, 3, 5, 6}
{1, 2, 3, 5, 6}
ReplacePart[B, x, 2]
{1, x, 3, 5, 6}
Insert[B, x, 2]
{1, x, 2, 3, 5, 6}
apa perbedaan replacepart dan Insert ?? ?
MENULISKAN KOMBINASI ELEMEN KEANGGOTAAN :
Tupleslist, n generate all possible n-tuples of elements from list
03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb 9
Tupleslist1, list2, … generate all tuples whose ith element is from listi
Finding possible tuples of elements in lists.
This gives all possible ways of picking two elements out of the list.
Tuplesa, b, 2
This gives all possible ways of picking one element from each list.
Tuplesa, b, 1, 2, 3
Subsetsa, b, c
MENGURUTKAN ELEMEN :
untuk mengurutkan dan mengatur kembali posisi elemen suatu list, digunakan perintah sort,
reserve, rotate:
Sortexpr sort the elements of a list or other expression into a standard order
Sortexpr, pred sort using the function pred to determine whether pairs are in order
Orderingexpr give the ordering of elements when sorted
Orderingexpr, n give the ordering of the first n elements when sorted
Orderingexpr, n, pred use the function pred to determine whether pairs are in order
OrderedQexpr give True if the elements of expr are in standard order, and False otherwise
Orderexpr1, expr2 give 1 if expr1 comes before expr2 in standard order, and 1 if it comes after
contoh :
misalkan didefinisikan list 3 sbb:
list3 5, 10, 0, 12, 20, 3
dengan reverse maka penulisan akan dibalik ururutannya:
Reverselist3
10 03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb
Sortlist3
kemudian dengan rotate maka n elemen akan ditempatkan dikiri atau kanan:
list3
RotateLeftlist3
RotateLeftlist3, 3
RotateLeftlist3, 4
RotateRightlist3
RotateRightlist3, 3
PENGGABUNGAN ELEMEN :
untuk menghilangkan tanda kurung dalam suatu output dengan menggunakan perintah Flattern:
SILAHKAN ANDA COBA
Flatten[{{a}, {b, {c}}, {d}}]
Joina, b, c, x, y, u, v, w
list Tablei j 1, i, 4, j, i
Flattenlist, 1
sedangkan unutuk menghilangkan tanda kurung satu atau dua pasang ...dst menggunakan perintah berikut:
Flatten[{{a}, {b, {c}}, {d}}, 1]
Flattena, b, 2
Flattena, b
Flattena, b, 1
APA KESIMPULANANDA?
*****selamat mencoba*****
03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb 11
3.2.1 cara penulisan matriks
a. dengan menggunakan LIST perintah aij, i 1, 2 dan j 1, 2, 3
matriksA a1, 1, a1, 2, a1, 3, a2, 1, a2, 2, a2, 3
a1, 1, a1, 2, a1, 3, a2, 1, a2, 2, a2, 3
matriksA MatrixForm
a1, 1 a1, 2 a1, 3
a2, 1 a2, 2 a2, 3
Sebagai illustrasi, untuk matrik B ukuran 2 x3 :
matriksB 1, 3, 5, 0, 2, 1
1, 3, 5, 0, 2, 1
matriksB MatrixForm
1 3 5
0 2 1
untuk mencari matriks B baris ke i, dan elemen ke i dan j
matriksB1
matriksB1, 2
matriksB1, 1, 2 MatrixForm
matriksB1, 2, 1, 2 MatrixForm
matriksB1, 2, 1 MatrixForm
12 03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb
b.menggunakan perintah array
misalkan matriks C cij
matriksC Arrayc, 5, 6 MatrixForm
c.perintah table
matriksD Tabledi, j, i, 5, j, 6 MatrixForm
menggunakan fasilitas palletes atau kalau tidak ada denganmenggunakan :
input Cretae_Table Matrix Pallet ... atau bisa langsung dengan : ctrl Sift C
matriks F
matriksG
Null
LATIHAN:1. tuliskan matriks berikut dengan cara cara di atas :
A
1 2
3 0
1 4
, B 2 1 0 3 , C
2
31
20
0 0 0
, D 1 2
3 4, E 4
2. buatkan matriks berikut :
F
1 2 3 4 5
2 3 4 5 6
3 4 5 6 7
4 5 6 7 8
5 6 7 8 9
03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb 13
G o
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
18 18 18 18 18 18 18 18 18 18
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
3. a. tuliskan matriks baris ke 1 dari matriks A
b. tuliskan elemen ke 2 dan ke 3 dari matriks B
c. tuliskan elemen baris ke 2 kolom ke 3 matriks C
d. tuliskan matriks baris 2 dan 3 matriks F
e. tuliskan matriks baris 3 dan 5 dari matriks G
3.2 MATRIKS
3.2.1 cara penulisan matriks(dengan LIST)
a. dengan menggunakan perintah aij, i 1, 2 dan j 1, 2, 3
matriksAa1,1,a1,2,a1,3,a2,1,a2,2,a2,3
matriksAMatrixForm
misal untuk matrik B ukuran 2 x3 :
matriksB 1, 3, 5, 0, 2, 1; matriksB MatrixForm
matriksB MatrixForm
matriksB 1, 3, 5, 0, 2, 1 MatrixFormpenulisa ini tidak sarankan
untuk mencari matriks B baris ke i, dan elemen ke i dan j
matriksB1
14 03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb
matriksB1, 2
matriksB1, 1, 2 MatrixForm
tentukan elemen matriks B baris ke dua kolom 3
b.menggunakan perintah array
misalkan matriks C cij
matriksC Arrayc, 5, 6 MatrixForm
c1, 1 c1, 2 c1, 3 c1, 4 c1, 5 c1, 6
c2, 1 c2, 2 c2, 3 c2, 4 c2, 5 c2, 6
c3, 1 c3, 2 c3, 3 c3, 4 c3, 5 c3, 6
c4, 1 c4, 2 c4, 3 c4, 4 c4, 5 c4, 6
c5, 1 c5, 2 c5, 3 c5, 4 c5, 5 c5, 6
c.perintah table
matriksD Tabledi, j, i, 5, j, 6 MatrixForm
d1, 1 d1, 2 d1, 3 d1, 4 d1, 5 d1, 6
d2, 1 d2, 2 d2, 3 d2, 4 d2, 5 d2, 6
d3, 1 d3, 2 d3, 3 d3, 4 d3, 5 d3, 6
d4, 1 d4, 2 d4, 3 d4, 4 d4, 5 d4, 6
d5, 1 d5, 2 d5, 3 d5, 4 d5, 5 d5, 6
d.palletes
dengan menggunakan template yang ada di Palletes :
menggunakan fasilitas palletes atau kalau tidak ada dengan
cara:
03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb 15
matriks F
matriksG
Null
3.2.2 Ukuran /ordo matriks:
dengan menggunakan perintah dimension
matriksH 1, 2, 3, 3, 4, 5
matriksH MatrixForm
matriksH 1, 2, 3, 3, 4, 5; matriksH MatrixForm
1 2 3
3 4 5
16 03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb
DimensionsmatriksH
2, 3
3.2.3 MATRIKS MATRIKS KHUSUS
a. matriks satuan(matriks identitas)
ada beberapa cara penulisan matriks :
1. langsung dituliskan (untuk matriks ukuran kecil)
misalkan akan disajikan matriks A yang elemen-elemennya dinyatakan dengan aij untuk i=1,2 dan
j=1,2,3. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menuliskan suatu elemennya(sebagai list dari list), seba-
gai list dari list)
matriksA a1, 1, a1, 2, a1, 3, a2, 1, a2, 2, a2, 3
ternyata hasilnya tidak seperti penulisan matriks yang sudah dipelajari, sehingga untuk tampilan
seperti itu dengan menggunakan perintah //matrikForm
2. dengan menggunakan perintah : IdentityMatrix
contoh :
matriksA MatrixForm
matriksA
03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb 17
matriksI 1, 0, 0, 0, 1, 0, 0, 0, 1 MatrixForm
1 0 0
0 1 0
0 0 1
matrI IdentityMatrix4; matrI MatrixForm
TableIfi j, 1, 0, i, 4, j, 4 MatrixForm
1 0 0 0
0 1 0 0
0 0 1 0
0 0 0 1
b. Matriks Nol
cara penulisan :
langsung dengan ketikkan : ConstantArrayn atau Table0, m, n
ConstantArray0, 2, 2 MatrixForm
0 0
0 0
Table0, 2, 3 MatrixForm
0 0 0
0 0 0
18 03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb
3. Matriks Diagonal
cara penulisan :
menggunakan : DiagonalMatrix
MatrixFormDiagonalMatrixa, b, c
a 0 0
0 b 0
0 0 c
4. Matriks Segitiga Bawah dan Atas
matriks segitiga bawahMatrixFormTableIfi j, 2, 0, i, 4, j, 4
matriks segitiga atasMatrixFormTableIfi j, 2, 0, i, 4, j, 4
3.2 .4 OPERASI PADA MATRIKS
A. penjumlahan/pengurangan matriks
BAGAIMANA ATURAN dua matriks dapat dijumlahkan atau dikurangkan ?? ???
berikut syarat 2 matriks atau lebih bisa dilakukan operasi penjumlahan:
1. masing masing matriks berordo sama
2. hasil operasi matriks akan menghasilkan matriks dengan ordo yang sama
contoh :
ClearmatriksA, matriksB, matriksC
03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb 19
matriksA 2, 1, 0, 3, 1, 0, 2, 4, 4, 2, 7, 0; matriksA MatrixForm
2 1 0 3
1 0 2 4
4 2 7 0
matriksB 4, 3, 5, 1, 2, 2, 0, 1, 3, 2, 4, 5; matriksB MatrixForm
4 3 5 1
2 2 0 1
3 2 4 5
matriksC 1, 1, 2, 2; matriksC MatrixForm
1 1
2 2
DimensionsmatriksA
DimensionsmatriksB
DimensionsmatriksC
matriksD matriksA matriksB; matriksD MatrixForm
2 4 5 4
1 2 2 3
7 0 3 5
DimensionsmatriksD
matriksA matriksC MatrixForm
Thread::tdlen : Objects of unequal length in 2, 1, 0, 3, 1, 0, 2, 4, 4, 2, 7, 0 1, 1, 2, 2 cannot be combined.
1, 1, 2, 2 2, 1, 0, 3, 1, 0, 2, 4, 4, 2, 7, 0
20 03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb
B. KESAMAAN DUA MATRIKS
ClearmatriksE
matriksE 3 3, 2^0, 6 3, 2^1
1, 1, 2, 2
matD matriksE matriksC
matD MatrixForm
pengecekan kesamaan matriks bisa juga dilakukan dengan:
matriksE matriksC
True
c. PERKALIAN SKALAR DAN MATRIKS(silahkan dipraktikkan sendiri)
misalkan matriks A, B, C dan skalar k = 2, -1, 1/3.
ClearmatriksA, matriksB, matriksC
matriksA 2, 3, 4, 1, 3, 1
matriksB 0, 2, 7, 1, 3 5
matriksC 9, 6, 3, 3, 0, 12
matriks2A 2matriksA
matriksminB 1matriksB
matriksCper3 1 3matriksC
03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb 21
3IdentityMatrix4 MatrixForm
D. PERKALIAN ANTAR MATRIKS (silahkan dipraktikkan sendiri)
operasi perkalian antar matriks menggunakan "." atau " dot"
syarat :
1. kolom matriks pertama = jumlah kolom matriks ke - 2, dst
2. misal : A (m, n) dan B (n, k), maka AxB = C (m, k)
3. tidak berlaku komutatif
contoh :
Clear matriksA, matriksB, matriksC
matriksA 1, 2, 4, 2, 6, 0;
matriksB 4, 1, 4, 3, 0, 1, 3, 1, 2, 7, 5, 2;
matriksC 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8;
sebelum melakukan operasi matriks :
DimensionsmatriksA
DimensionsmatriksB
DimensionsmatriksC
perkalian matriks, bisakah?
matriksA.matriksB MatrixForm
matriksA.matriksC MatrixForm
matriksB.matriksC MatrixForm
22 03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb
matriksB.matriksA MatrixForm
5. PARTISI MATRIKS
sebuah matriks bisa dipartisi menjadi matriks yg kecil kecil sub matriks.
contoh menuliskan matriks dalam suatu sub matriks :
Clear matriksA
A 4, 1, 4, 3, 0, 1, 3, 1, 2, 7, 5, 2; A MatrixForm
MatrixFormA
A11 A1, 2, 1, 2, 3; A11 MatrixForm
A12 A1, 2, 4; A112 MatrixForm
A21 A3, 1, 2, 3; A21 MatrixForm
A22 A3, 4; A22 MatrixForm
maka matriks A terdiri atas :
A A11 A12
A21 A22
penggabungan n matriks bisa juga dengan cara penggabungan sub sub matriksnya : JOIN
03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb 23
contoh :
Clear
A1 JoinA11, A12, 2
A2 JoinA21, A22, 2
A JoinA1, A2 MatrixForm
F. TRANSPOSE MATRIKS(silahkan di coba sendiri)
A 1, 2, 3, 4, 3, 5
TransposeA
A MatrixForm
MatrixForm
3.2.5 Sifat-sifat Operasi Hitung Matriks(silahkan anda praktikkan sendiri)
Misalkan A,B dan C adalah sembarang matriks, k1, k2 adalah sembarang skalar.
Beberapa sifat operasi hitung matriks, diantaranya adalah :
1. A + B = B + A (sifat komutatif penjumlahan)
2. (A+B)+C = A+(B+C) (sifat asosiatif penjumlahan)
3. (A.B).C = A.(B.C) (sifat asosiatif perkalian)
4. A( B + C) = A.B + A.C (sifat distributif kiri terhadap penjumlahan)
5. k1(B + C) = k1.B + k1.C
6. (k1 + k2) C = k1 C + k2 C
7. k1( k2 C ) = (k1.k2) C
8. A + O = O + A = A (O adalah matriks nol)
24 03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb
9. A.I = A ; I . A = A (I adalah matriks identitas)
dsb.........
Saudara dapat melakukan pengecekan terhadap sifat-sifat tersebut dengan membuat matriks-
matriks sembarang A, B, C dan skalar-skalar sembarang k1, k2. Untuk itu perhatikan ukuran matriks-
matriks tersebut sedemikian sehingga dapat dilakukan operasi hitung diantaranya.
Contoh:
Diketahui matriks A = 2 3
1 1 , matriks B =
1 5
3 10 dan matriks C =
1 2
3 4. Skalar k1 = 4 dan
k2 = 3.
Selanjutnya dilakukan operasi-operasi matriks seperti di bawah. Apa yang terjadi ???
ClearmatA, matB, matC
matA 2 3
1 1; matB
1 5
3 10; matC
1 2
3 4;
matA matB MatrixForm
3 8
4 9
matB matA MatrixForm
3 8
4 9
matA matB matC MatrixForm
4 10
7 13
matA matB matC MatrixForm
4 10
7 13
matA.matB matC MatrixForm
22 56
4 7
matA.matB matA.matC MatrixForm
22 56
4 7
k1 4; k2 3;
03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb 25
k1 matB matC MatrixForm
8 28
24 56
k1matB k1matC MatrixForm
8 28
24 56
k1 k2matC MatrixForm
12 24
36 48
k1 k2matC MatrixForm
12 24
36 48
Ternyata hasil dari operasi hitung matriks tersebut memenuhi sifat-sifat di atas. Untuk sifat-sifat
yang lain, dapat dicoba sendiri.
3.2.6 Sifat-sifat Operasi Transpose Matriks(silahkan anda praktikkan sendiri)
Jika A, B adalah matriks-matriks sembarang, dan k adalah skalar sembarang, beberapa sifat
transpose matriks adalah:
1. At t = A
2. A B t = At + Bt
3. k .At = k. At
4. A.B t = Bt .At
Saudara dapat melakukan pengecekan sifat-sifat tersebut dengan membuat sembarang matriks A, B
dan sembarang skalar k, dengan memperhatikan ukuran matriks supaya matriks-matriks tersebut
dapat dioperasikan.
Contoh
Diketahui matriks-matriks A =1 2
3 4, B =
5 6
7 8, k = 4. Dilakukan operasi hitung matriks berikut.
Bagaimana hasilnya???
ClearmatA, matB, k
matA 1 2
3 4; matB
5 6
7 8; k 4;
26 03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb
TransposeTransposematA MatrixForm
1 2
3 4
TransposematA matB MatrixForm
6 10
8 12
TransposematA TransposematB MatrixForm
6 10
8 12
TransposekmatA MatrixForm
4 12
8 16
kTransposematA MatrixForm
4 12
8 16
TransposematA.matB MatrixForm
19 43
22 50
TransposematB.TransposematA MatrixForm
19 43
22 50
3.3 Determinan
Berikut ini dibicarakan penentuan determinan suatu matriks dengan menggunakan ekspansi kofak-
tor.
Determinan dari matriks A dinotasikan dengan det(A) atau |A|.
Untuk matriks ukuran 1 x 1, misal X = ( x ), didefinisikan | A | = x. Menggunakan perintah di Mathe-
matica, ketiklah Det, kemudian di dalam kurung siku isikan matriks yang akan ditentukan
03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb 27
determinannya.
ClearA
A x
MatrixFormA
DetA
Untuk matriks ukuran 2 x 2, misal B a11 a12
a21 a22, didapat B a11.a22 a12.a21
Menggunakan Mathematica,
ClearB
B a11, a12, a21, a22;
MatrixFormB
DetB
Untuk matriks ukuran 3 x 3, misal A = a11 a12 a13a21 a22 a23a31 a32 a33
,
didapat | A | = a11 a22 a33 + a12 a23 a31 + a13 a21 a32 - a13 a22 a31 - a11 a23 a32 - a12 a21 a33
= a11 ( a22 a33 - a23 a32 ) + a21 ( a13 a32 - a12 a33 ) + a31 ( a12 a23 - a13 a22 )
= a11 ( a22 a33 - a23 a32 ) - a21 ( a12 a33 - a13 a32 ) + a31 ( a12 a23 - a13 a22 )
= a11. M11 - a21. M21 + a31. M31
= a11. C11 + a21. C21 + a31. C31
dengan Mij = minor elemen aij = determinan sub matriks A setelah baris i dan kolom j dihapus.
Cij = kofaktor elemen aij = 1 ij . Mij
Cara penentuan determinan seperti matriks A di atas disebut ekspansi kofaktor sepanjang kolom
1.
Secara teoritis dapat dibuktikan bahwa determinan suatu matriks dapat ditentukan dengan
ekspansi kofaktor sepanjang baris/ kolom yang ada.
Contoh
Berikut ini akan ditentukan determinan matriks A = 3 1 02 4 35 4 2
menggunakan ekspansi kofaktor
sepanjang kolom 1.
28 03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb
ClearA
A 3, 1, 0, 2, 4, 3, 5, 4, 2
MatrixFormA
M1, 1 A2, 2A3, 3 A2, 3A3, 2
M2, 1 A1, 2A3, 3 A1, 3A3, 2
M3, 1 A1, 2A2, 3 A1, 3A2, 2
c1, 1 M1, 1; c2, 1 M2, 1; c3, 1 M3, 1;
detA A1, 1c1, 1 A2, 1c2, 1 A3, 1c3, 1
Menggunakan ekspansi kofaktor sepanjang kolom 1, diperoleh | A | = -1.
Sekarang dicoba menggunakan perintah di Mathematica
DetA
Selanjutnya saudara dapat mencoba untuk menentukan determinan matriks A tersebut menggu-
nakan ekspansi kofaktor sepanjang baris/ kolom yang lain. Untuk matriks dengan ukuran 4 x 4 atau
yang lebih besar lagi, ide untuk menentukan determinannya sama dengan ide untuk menentukan
determinan matriks ukuran 3 x 3 di atas. Silahkan saudara untuk mencobanya !!!
3.4 Invers Matriks
Diketahui matriks A berukuran n x n. Matriks kofaktor dari A adalah matriks yang elemen-
elemennya berupa Cij ( i = 1, 2, ..., n ; j = 1, 2, ..., n ). Transpose matriks kofaktor dari A tersebut
disebut adjoint matriks A, dengan notasi adj (A).
Invers matriks A mempunyai notasi A1. Didefinisikan A1 = 1
A. adj(A).
Dengan Mathematica, untuk menentukan invers suatu matriks, cukup ketik Inverse kemudian dalam
kurung siku isikan matriks yang akan dicari inversnya.
Contoh
Akan ditentukan invers dari matriks A = 3 2 11 6 32 4 0
.
ClearA
03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb 29
A
3 2 1
1 6 3
2 4 0
;
Minor elemen-elemen A adalah M[i,j] dengan i = 1, 2, 3 dan j =1, 2, 3.
M1, 1 A2, 2A3, 3 A2, 3A3, 2
M1, 2 A2, 1A3, 3 A2, 3A3, 1
M1, 3 A2, 1A3, 2 A2, 2A3, 1
M2, 1 A1, 2A3, 3 A1, 3A3, 2
M2, 2 A1, 1A3, 3 A1, 3A3, 1
M2, 3 A1, 1A3, 2 A1, 2A3, 1
M3, 1 A1, 2A2, 3 A1, 3A2, 2
M3, 2 A1, 1A2, 3 A1, 3A2, 1
M3, 3 A1, 1A2, 2 A1, 2A2, 1
Selanjutnya dibuat matriks kofaktor dari A sebagai berikut
matkof TableIfEvenQi j, Mi, j, Mi, j, i, 3, j, 3;
MatrixFormmatkof
Kemudian ditentukan adj (A) yang merupakan transpose matriks kofaktor dari A
adjA Transposematkof;
MatrixFormadjA
Akhirnya invers matriks A dihitung dengan rumus A1 = 1
A. adj(A)
invA 1 DetAadjA MatrixForm
Menggunakan Mathematica, invers matriks A tersebut dicari sebagai berikut
InverseA MatrixForm
Latihan 3.5
1. Diketahui matriks-matriks A = 3 25 2
, B = 1 2 36 7 13 1 4
, C =
1 4 3 12 0 6 34 1 2 51 0 2 4
.
30 03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb
Dari matriks-matriks tersebut, tentukan :
a. matriks kofaktornya
b. determinan matriks A dengan ekspansi kofaktor sepanjang baris 1
c. determinan matriks B dengan ekspansi kofaktor sepanjang kolom 2
d. determinan matriks C dengan ekspansi sepanjang baris/ kolom sembarang
e. adj (A) , adj (B) dan adj (C)
f. A1, B1 dan C 1.
2. Diketahui matriks A =
a b cd e f
g h i
dan misal | A | = -7
Tentukan :
a. | 3A | c. | 2 A1|
b. | A1| d. | ( 2 A 1|
3. Diketahui matriks-matriks A = 1 2
3 4 , B =
5 6
7 8 dan skalar k = 3. Tentukan :
a. A1 t
b. A B t
c. B t t
d. k A t
LATIHAN: Kerjakan Latihan 3.5 no 1a , 1b , 1e , 1f untuk matriks A. .....................................(4 POIN)
03 Hartatik_matriks 2013 v2 2013.nb 31
Bab IV
KOMPUTASI SPL
Tujuan
Setelah mengikuti praktikum Sistem Persamaan Linear, diharapkan mahasiswa dapat:
1. menentukan penyelesaian SistemPersamaan Linear dengan operasi baris elementer
2. menentukan invers suatu matriks menggunakan operasi baris elementer
3. menentukan penyelesaian sistem persamaan linear menggunakan invers matriks koefisien dan
matriks konstanta ruas kanan
4. menentukan penyelesaian beberapa sistem persamaan linear dengan matriks koefisien sama.
5. menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dengan cara Cramer
4.1 Persamaan Linear
Persamaan Linear dalam n variabel x1, x2, . . . , xn dapat dinyatakan dalam bentuk :
a1x1 + a2x2 + . . . + anxn = b
dengan a1, a2, . . . , an dan b adalah konstanta-konstanta real.
Penyelesaian persamaan linear a1x1 + a2x2 + . . . + anxn = b adalah barisan n bilangan s1 , s2, . . . , sn
sehingga persamaan dipenuhi jika dilakukan substitusi x1= s1 , x2= s2 , . . . , xn= sn.
Contoh 4.1
1. 4 x - 2 y = 1
2. x1 - 4x2 + 7x3 = 5
Penyelesaian persamaan linear no.1 adalah x = t dan y = 2t - 1/2 , yaitu tak hingga banyak
penyelesaian tergantung pemberian nilai t. Misalkan t = 3, menghasilkan x = 3, y = 11/2 , dan
misalkan t = - 1/2, menghasilkan x = - 1/2 dan y = - 3/2.
4.2 Sistem Persamaan Linear (SPL)
Sistem Persamaan Linear (SPL) atau Sistem Linear adalah himpunan berhingga persamaan linear.
Penyelesaian SPL dalam variabel x1, x2, . . . , xn adalah barisan n bilangan s1 , s2, . . . , sn yang
memenuhi SPL (memenuhi semua persamaan linear yang membentuk SPL).
Contoh 4.2
1. SPL : x + y + 2z = 9
2x + 4y - 3z = 1
3x + 6y - 5z = 0
mempunyai penyelesaian x = 1, y = 2 dan z = 3 , karena bilangan-bilangan tersebut memenuhi ketiga
persamaan linear.
2. SPL : 2x1 + 2x2 + 2x3 = 0
-2x1 +5x2 + 2x3 = 1
8x1 + x2 + 4x3 = -1
mempunyai penyelesaian x1 = - 1/7 - 3/7 x3 , x2 = 1/7 - 4/7 x3 , yaitu ada tak hingga banyak
penyelesaian tergantung pemberian nilai untuk x3.
3. SPL : x + y = 4
2x + 2y = 6
tak mempunyai penyelesaian, sebab jika persamaan yang bawah dikalikan dengan 1/2, diperoleh
persamaan yang kontradiksi dengan persamaan yang atas.
Secara umum, SPL dapat : 1. mempunyai penyelesaian tunggal (contoh 1)
2. mempunyai tak hingga banyak penyelesaian (contoh 2)
3. tidak mempunyai penyelesaian (contoh 3)
Bentuk umum Sistem m persamaan linear dalam n variabel x1, x2, . . . , xn adalah :
a11x1 + a12x2+ . . . + a1 nxn = b1
a21x1 + a22x2+ . . . + a2 nxn = b2
.
.
.
am1x1 + am2x2+ . . . + amnxn = bm
Matriks diperbesar (augmented matrix) dari SPL tersebut adalah matriks yang elemen-elemennya
adalah koefisien-koefisien aij dan bi , i = 1, 2, ..., m dan j = 1, 2, ..., n .
Contoh 4.3
SPL : x + y + 2z = 9
2x + 4y - 3z = 1
3x + 6y - 5z = 0
mempunyai matriks diperbesar 1 1 2 92 4 3 13 6 5 0
4.2.1 Operasi Baris Elementer (OBE)
Untuk menyelesaikan SPL (menentukan penyelesaian SPL), dilakukan dengan mengganti sistem
dengan sistem lain yang mempunyai penyelesaian sama tetapi lebih mudah diselesaikan. Sistem yang
baru ini diperoleh dengan melakukan sederetan langkah (3 tipe operasi) yang dikenakan pada per-
samaan-persamaannya.
Karena baris pada matriks diperbesar adalah penyajian dari persamaan pada SPL, maka 3 tipe
operasi yang dilakukan terhadap persamaan akan ekuivalen dengan 3 operasi yang dilakukan ter-
hadap baris-baris matriks diperbesarnya. Ketiga tipe operasi tersebut dikenal dengan sebutan
"Operasi Baris Elementer (OBE)", yaitu :
37 04 SPL 2013.nb
"Operasi Baris Elementer (OBE)", yaitu :
1. mengalikan suatu baris dengan konstanta tidak nol
2. mempertukarkan antara 2 baris
3. menambahkan perkalian suatu baris ke baris lainnya.
Eliminasi Gauss-Jordan (Bentuk Eselon Baris Tereduksi)
Berikut ini dijelaskan penyelesaian SPL menggunakan operasi baris elementer sehingga
diperoleh matriks berbentuk eselon baris tereduksi. Metode penyelesaian ini disebut metode
eliminasi Gauss-Jordan.
Contoh 4.4
Untuk menyelesaikan SPL pada Contoh 2.2 no.1: x + y + 2z = 9
2x + 4y - 3z = 1
3x + 6y - 5z = 0
yang mempunyai matriks diperbesar A= 1 1 2 92 4 3 13 6 5 0
, dilakukan sederetan langkah OBE
sebagai berikut:
1. tambahkan (-2) x baris 1 ke baris 2, diperoleh matriks baru yang ekuivalen, yaitu A =1 1 2 90 2 7 173 6 5 0
Dengan Mathematica, digunakan perintah sebagai berikut:
A
1 1 2 9
2 4 3 1
3 6 5 0
;
A2 2 A1 A2; A MatrixForm
1 1 2 9
0 2 7 17
3 6 5 0
2. tambahkan (-3) x baris 1 ke baris ke 3, diperoleh matriks baru yang ekuivalen, yaitu A =1 1 2 90 2 7 170 3 11 27
Dengan Mathematica, digunakan perintah sebagai berikut:
A3 3A1 A3; A MatrixForm
1 1 2 9
0 2 7 17
0 3 11 27
3. kalikan baris ke 2 dengan konstanta 1
2, diperoleh matriks yang ekuivalen, yaitu A =
1 1 2 9
0 1 7
2 17
2
0 3 11 27
Dengan Mathematica, digunakan perintah sebagai berikut:
04 SPL 2013.nb 38
A2 1 2A2; A MatrixForm
1 1 2 9
0 1 7
2
17
2
0 3 11 27
4. tambahkan (-3) x baris 2 ke baris 3, diperoleh matriks yang ekuivalen, yaitu A =1 1 2 9
0 1 7
2
17
2
0 0 1
2 3
2
Dengan Mathematica, digunakan perintah sebagai berikut:
A3 3A2 A3; A MatrixForm
5. kalikan baris 3 dengan konstanta -2, diperoleh matriks ekuivalen, yaitu A =
1 1 2 9
0 1 7
2 17
2
0 0 1 3
Dengan Mathematica, digunakan perintah sebagai berikut:
A3 2A3; A MatrixForm
6. tambahkan (-1) x baris 2 ke baris ke 1, diperoleh matriks ekuivalen, yaitu A =
1 011
2
35
2
0 1 7
2 17
2
0 0 1 3
Dengan Mathematica, digunakan perintah sebagai berikut:
A1 1A2 A1; A MatrixForm
7. tambahkan (-11
2) x baris 3 ke baris 1 dan juga tambahkan (
7
2) x baris 3 ke baris 2, diperoleh
matriks ekuivalen,
yaitu A = 1 0 0 10 1 0 20 0 1 3
. Dengan Mathematica, digunakan perintah sebagai berikut:
A1 11
2A3 A1; A2
7
2A3 A2;
A MatrixForm
Dari matriks bentuk terakhir, diperoleh penyelesaian: x = 1 , y = 2 dan z = 3 (merupakan penyelesa-
ian tunggal).
Bentuk matriks A yang terakhir diperoleh, disebut bentuk eselon baris tereduksi (reduced row-
echelon).
Sederetan OBE yang dilakukan untuk memperoleh bentuk eselon baris tereduksi, disebut eliminasi
Gauss-Jordan.
Dengan Mathematica, untuk menentukan bentuk eselon baris tereduksi suatu matriks, dapat digu-
nakan perintah RowReduce, kemudian dalam kurung siku isikan matriks yang akan ditentukan
bentuk eselon baris tereduksinya.
Sekarang dicoba untuk menentukan bentuk eselon baris tereduksi dari matriks diperbesar pada
Contoh 2.4 di atas.
39 04 SPL 2013.nb
A RowReduce
1 1 2 9
2 4 3 1
3 6 5 0
; A MatrixForm
1 0 0 1
0 1 0 2
0 0 1 3
Ada beberapa fungsi built-in dalam Mathematica yang dapat digunakan untuk menyelesaikan SPL,
diantaranya adalah:
1. Menggunakan perintah Solve, kemudian di dalam kurung siku isikan perkalian matriks koefisien
ruas kiri SPL dengan matriks kolom variabelnya, lalu diikuti tanda = = dan matriks koefisien ruas
kanan SPL, selanjutnya diikuti variabel-variabel yang akan ditentukan nilainya dalam kurung kurawal.
Dari Contoh 2.2 no.1:
Solve
1 1 2
2 4 3
3 6 5
.
x
y
z
9
1
0
, x, y, z
x 1, y 2, z 3
2. Menggunakan perintah LinearSolve, kemudian di dalam kurung siku isikan matriks koefisien ruas
kiri SPL, diikuti tanda koma dan matriks koefisien ruas kanan SPL.
Dari Contoh 2.2 no.1:
LinearSolve
1 1 2
2 4 3
3 6 5
,
9
1
0
1, 2, 3
Pertanyaan selanjutnya, apa perbedaan hasil dari kedua perintah tersebut ?
Sekarang diperhatikan penggunaan kedua perintah tersebut untuk Contoh 2.2 no.2
Solve
2 2 2
2 5 2
8 1 4
.
x
y
z
0
1
1
, x, y, z
Solve::svars : Equations may not give solutions for all "solve" variables. More…
x 1
7
3 z
7, y
1
7
4 z
7
LinearSolve
2 2 2
2 5 2
8 1 4
,
0
1
1
1
7,
1
7, 0
dengan ROwReduce :
04 SPL 2013.nb 40
J RowReduce
2 2 2 0
2 5 2 1
8 1 4 1
; J MatrixForm
1 03
7
1
7
0 14
7
1
7
0 0 0 0
Apa yang dapat saudara simpulkan dengan penggunaan kedua perintah tersebut ?
LATIHAN: Selesaikan SPL berikut menggunakan metode eliminasi Gauss-Jordan (OBE).
............................(2 POIN)
2x + y - z = 2
x + 2y + z =7
- x + 2y + 2z = 6
Jawaban: x=2, y=1, z=3
4.2.2 Menentukan invers matriks menggunakan OBE
Selain menggunakan matriks adjoint, invers suatu matriks juga dapat ditentukan menggunakan
operasi baris elementer.
Misalkan akan ditentukan invers matriks A yang berukuran n x n. Langkah yang dilakukan adalah
mengubah bentuk matriks [ An | In ] ke bentuk matriks [ In | A1 ].
Jadi menggunakan operasi baris elementer, matriks An yang berada di sebelah kiri matriks
identitas direduksi sampai diperoleh bentuk matriks identitas, yang berakibat di bagian kanan
matriks identitas tersebut adalah matriks A1.
Contoh 4.5
Akan ditentukan invers matriks A = 1 2 32 5 31 0 8
Bentuk matriks [ An | In ] nya adalah 1 2 3 1 0 02 5 3 0 1 01 0 8 0 0 1
.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah :
1. tambahkan -2 x baris 1 ke baris 2 dan juga -1 x baris 1 ke baris 3, akan didapat matriks1 2 3 1 0 00 1 3 2 1 00 2 5 1 0 1
AI
1 2 3 1 0 0
2 5 3 0 1 0
1 0 8 0 0 1
;
AI2 2AI1 AI2; AI3 1AI1 AI3;
AI MatrixForm
1 2 3 1 0 0
0 1 3 2 1 0
0 2 5 1 0 1
41 04 SPL 2013.nb
2. tambahkan 2 x baris 2 ke baris 3, akan didapat matriks 1 2 3 1 0 00 1 3 2 1 00 0 1 5 2 1
AI3 2AI2 AI3; AI MatrixForm
1 2 3 1 0 0
0 1 3 2 1 0
0 0 1 5 2 1
3. kalikan baris 3 dengan konstanta -1, akan diperoleh matriks 1 2 3 1 0 00 1 3 2 1 00 0 1 5 2 1
AI3 1AI3; AI MatrixForm
1 2 3 1 0 0
0 1 3 2 1 0
0 0 1 5 2 1
4. tambahkan 3 x baris 3 ke baris 2 dan juga -3 x baris 3 ke baris 1.
AI2 3AI3 AI2; AI1 3AI3 AI1;
AI MatrixForm
1 2 0 14 6 3
0 1 0 13 5 3
0 0 1 5 2 1
5. tambahkan -2 x baris 2 ke baris 1
AI1 2AI2 AI1; AI MatrixForm
1 0 0 40 16 9
0 1 0 13 5 3
0 0 1 5 2 1
Akhirnya matriks An sudah direduksi menjadi matriks In dan di sebelah kanan matriks In adalah
matriks A1, yaitu
A1 = 40 16 913 5 35 2 1
.
Sekarang dicek menggunakan perintah di Mathematica,
A
1 2 3
2 5 3
1 0 8
;
IA InverseA; IA MatrixForm
40 16 9
13 5 3
5 2 1
Contoh 4.6
Sekarang dicoba untuk menentukan invers matriks B = 1 6 42 4 11 2 5
04 SPL 2013.nb 42
BI
1 6 4 1 0 0
2 4 1 0 1 0
1 2 5 0 0 1
;
BI2 2BI1 BI2; BI3 1BI1 BI3; BI MatrixForm
BI2 1 8BI2; BI MatrixForm
BI3 8BI2 BI3; BI1 6BI2 BI1;
BI MatrixForm
Ternyata di bagian kiri tidak diperoleh matriks identitas, tetapi didapat matriks dengan baris
terdiri elemen 0 semua.
Ini berarti matriks B tidak mempunyai invers. Dicek menggunakan perintah dalam Mathematica,
B
1 6 4
2 4 1
1 2 5
;
InverseB
Inverse::sing : Matrix 1, 6, 4, 2, 4, 1, 1, 2, 5 is singular. More…
Inverse1, 6, 4, 2, 4, 1, 1, 2, 5
Dikatakan bahwa matriks B singular, yaitu | B | = 0. Dicek menggunakan perintah dalam
Mathematica,
DetB
0
LATIHAN: Tentukan invers matriks berikut menggunakan OBE. ................................(2 POIN)2 1 11 2 31 4 2
4.2.3 Menentukan Penyelesaian SPL Menggunakan Invers Matriks Koefisien dan Matriks Konstanta Ruas Kanan
Yang lalu sudah diterangkan bahwa SPL dapat dituliskan dalam bentuk matriks AX = B, dengan A =
matriks koefisien ruas kiri, X = matriks kolom variabel-variabelnya dan B = matriks konstanta ruas
kanan.
Jika matriks A mempunyai invers, maka penyelesaian SPL dapat ditentukan dengan X = A1.B
Contoh 4.7
Akan ditentukan penyelesaian SPL : x1+ 2x2+ 3x3 = 5
2x1+ 5x2+ 3x3= 3
x1 + 8x3=17
SPL tersebut dapat ditulis dalam bentuk matriks AX = B dengan A = 1 2 32 5 31 0 8
, X = x1x2x3
dan B =
5317
Pada Contoh 2.5 sudah diketahui bahwa A mempunyai invers.
43 04 SPL 2013.nb
A
1 2 3
2 5 3
1 0 8
; B
5
3
17
;
inA InverseA; inA MatrixForm
Selanjutnya untuk menentukan penyelesaian SPL, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut
X inA.B; X MatrixForm
Diperoleh penyelesaian: x1 = 1, x2 = -1 dan x3 = 2.
4.2.4 Beberapa SPL dengan Matriks Koefisien Sama
Jika ada beberapa SPL : AX1 = B1 , AX2 = B2 , . . . , AXk = Bk dengan matriks koefisien A yang
sama, maka jika ditentukan penyelesaiannya menggunakan cara pada sub bab di atas yaitu X1 =
A1B1, X2 = A1B2 , . . . , Xk = A1Bk , diperlukan 1 kali operasi penentuan invers dan k kali operasi
perkalian matriks. Metode lain yang lebih efisien dilakukan adalah dengan menggunakan OBE
mengubah matriks [ A | B1 | B2 | . . . | Bk ] ke matriks [ I | X1 | X2 | . . . | Xk ]
Contoh 4.8
Akan ditentukan penyelesaian dari 2 SPL berikut : a). x1+ 2x2+ 3x3 = 4 dan b) x1+ 2x2+ 3x3 =
1
2x1+ 5x2+ 3x3 = 5 2x1+ 5x2+ 3x3 = 6
x1 + 8x3 = 9 x1 + 8x3 = -6
Matriks [ A | B1 | B2 ] adalah
AB
1 2 3 4 1
2 5 3 5 6
1 0 8 9 6
;
Langkah-langkah OBE yang dilakukan adalah :
AB2 2AB1 AB2; AB3 1AB1 AB3;
AB MatrixForm
1 2 3 4 1
0 1 3 3 4
0 2 5 5 7
AB1 2AB2 AB1; AB3 2AB2 AB3; AB MatrixForm
1 0 9 10 7
0 1 3 3 4
0 0 1 1 1
AB3 1AB3; AB MatrixForm
1 0 9 10 7
0 1 3 3 4
0 0 1 1 1
04 SPL 2013.nb 44
AB1 9AB3 AB1; AB2 3AB3 AB2;
AB MatrixForm
1 0 0 1 2
0 1 0 0 1
0 0 1 1 1
Diperoleh matriks [ I | X1 | X2 ], yaitu penyelesaian SPL a) adalah x1 = 1 , x2 = 0 dan x3 =1
b) adalah x1 = 2 , x2 = 1 dan x3 = -1
4.3 Menyelesaikan SPL dengan Cara Cramer
Untuk menyelesaikan SPL dengan cara Cramer, harus dipenuhi syarat-syarat berikut:
1. Misal A adalah matriks koefisien ruas kiri dari SPL, disyaratkan | A | 0
2. Matriks A harus berupa matriks bujur sangkar, yaitu banyak baris = banyak kolom.
Jika SPL terdiri dari n persamaan linear dalam n variabel x1, x2, . . . , xn , maka A berukuran n x n.
Penyelesaiannya adalah xi = Ai
A , dengan Ai = matriks A dengan kolom i diganti konstanta ruas
kanan SPL
Contoh 4.9
Misalkan akan ditentukan penyelesaian SPL pada Contoh 2.2 no.1: x + y + 2z = 9
2x + 4y - 3z = 1
3x + 6y - 5z = 0
ClearA, A1, A2, A3
A
1 1 2
2 4 3
3 6 5
; A1
9 1 2
1 4 3
0 6 5
; A2
1 9 2
2 1 3
3 0 5
; A3
1 1 9
2 4 1
3 6 0
;
x DetA1
DetA
y DetA2
DetA
z DetA3
DetA
Diperoleh penyelesaian SPL : x = 1 , y = 2 , z = 3.
4.4 Contoh Aplikasi
Berikut ini diberikan contoh dari kasus nyata sebagai berikut :
Suatu pabrik perakitan monitor komputer memproduksi 2 model (model A dan model B ) di tempat
perakitan yang sama. Masing-masing produk harus menjalani proses perakitan di 3 unit kerja.
Waktu perakitan di unit kerja I adalah: 2 jam untuk model A dan 2 jam untuk model B . Di unit
kerja II adalah: 3 jam untuk model A dan 1 jam untuk model B. Di unit kerja III adalah: 1 jam
untuk model A dan 3 jam untuk model B. Tiap unit kerja menyediakan waktu untuk proses perakitan
dalam sehari adalah: 18 jam di unit kerja I, 17 jam di unit kerja II, dan 19 jam di unit kerja III.
45 04 SPL 2013.nb
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, pabrik mengharuskan karyawannya menggunakan seluruh jam
yang disediakan. Berapa banyak monitor masing-masing model yang dihasilkan dalam sehari ?
Penyelesaian:
Untuk menjawab permasalahan tersebut di atas, diidentifikasi lebih dahulu variabel-variabel yang
digunakan.
Misal x = banyaknya monitor model A
y = banyaknya monitor model B
Selanjutnya nanti akan ditentukan nilai untuk x dan y.
Dibuat sistem persamaan linear yang disusun dari masalah di atas, sebagai berikut:
Di unit kerja I: untuk mengerjakan model A perlu waktu 2 jam dan untuk mengerjakan model B
perlu waktu 2 jam, sedangkan waktu yang disediakan (dan harus dipakai seluruhnya) adalah 18 jam.
Jadi diperoleh persamaan linear I : 2x + 2y = 18.
Di unit kerja II: untuk mengerjakan model A perlu waktu 3 jam dan untuk mengerjakan model B
perlu waktu 1 jam , sedangkan waktu yang disediakan (dan harus dipakai seluruhnya) adalah 17 jam.
Jadi diperoleh persamaan linear II : 3x + y = 17.
Di unit kerja III: untuk mengerjakan model A perlu waktu 1 jam dan untuk mengerjakan model B
perlu waktu 3 jam, sedangkan waktu yang disediakan (dan harus dipakai seluruhnya) adalah 19 jam.
Jadi diperoleh persamaan linear III : x + 3y = 19
Tiga persamaan linear tersebut membentuk suatu sistem persamaan linear (SPL), yang selanjutnya
diselesaikan untuk menentukan nilai-nilai x dan y nya.
Solve
2 2
3 1
1 3
.x
y
18
17
19
, x, y
LinearSolve
2 2
3 1
1 3
,
18
17
19
Apakah masalah tersebut dapat diselesaikan dengan cara Cramer ? Jelaskan !
Coba kalau diselesaikan dengan OBE, apa yang diperoleh ?
Latihan 4.1
1. Diketahui SPL : - x - 2y - 3z = 0
w + x + 4y + 4z = 7
w + 3x + 7y + 9z = 4
-w - 2x - 4y - 6z = 6
Tentukan penyelesaian SPL tersebut menggunakan:
a. operasi baris elementer
b. perkalian antara invers matriks koefisien dengan matriks konstanta ruas kanan
c. cara Cramer
d. perintah Solve dan LinearSolve dalam Mathematica.
2. Tentukan penyelesaian 2 (dua) SPL berikut secara bersama-sama:
04 SPL 2013.nb 46
a). x - 2y + z = -2 b). x - 2y + z = 1
2x - 5y + z = 1 2x - 5y + z = -1
3x - 7y + 2z = -1 3x - 7y + 2z = 0
Selanjutnya ceklah hasil masing-masing menggunakan perintah Solve dan LinearSolve.
47 04 SPL 2013.nb
BAB V
VEKTOR
TUJUAN
setelah mempelajari tentang vetor, diharapkan mahasiswa :
1. menggambarkan vektor secara geometris
2. melakukan operasi aritmatik pada vektor
3. menghitung norm vektor
5.1. PENGERTIAN VEKTOR See slide show
5.2 PENYAJIAN VEKTOR SECARA GEOMETRIS DI RUANG D2 See slide show
5.3 operasi penjumlahan vektor See slide show
5.4 PENYAJIAN VEKTOR DALAM SISTEM KOORDINAT DI R-2
(MENGGAMBAR VEKTOR)
Graphics`Arrow`
u 1, 2; v 2, 1; w 1, 1;
ShowGraphicsHue0.0, Arrow0, 0, u, Text"u", .6, .8, Hue0.3, Arrow0, 0, v, Text"v", 1, .7,
Hue.7, Arrow0, 0, w, Text"w", .7, .4, Axes True, AxesLabel X, Y;
-1 -0.5 0.5 1 1.5 2X
-1
-0.5
0.5
1
1.5
2
Y
u
v
w
u 1, 2; v 2, 1; k 2; n 1;
ShowGraphicsHue0.0, Arrow0, 0, u, Text"u", .6, .8, Hue0.3, Arrow0, 0, v, Text"v", 1, .7,
Hue.7, Arrow0, 0, u v, Text"uv", 2, .4, Axes True, AxesLabel X, Y;
0.5 1 1.5 2 2.5 3X
-1
-0.5
0.5
1
1.5
2
Y
u
v
uv
u v
3, 1
ShowGraphicsHue0.0, Arrow0, 0, u, Text"u", .6, .8, Hue0.3, Arrow0, 0, v, Text"v", 1, .7,
Hue.7, Arrow0, 0, u v, Text"uv", .5, 2, Axes True, AxesLabel X, Y;
-1 -0.5 0.5 1 1.5 2X
-1
1
2
3
Y
u
v
uv
u v
1, 3
Show
GraphicsHue0.6, Arrow0, 0, u, Text"u", 1, .8, Hue0.9, Arrow0, 0, k u, Text"ku", 1.5, 2.4,
Axes True, AxesLabel X, Y;
0.5 1 1.5 2X
1
2
3
4
Y
u
ku
u
k u
1, 2
2, 4
2 V vektor.nb
ShowGraphicsHue0.6, Arrow0, 0, v, Text"v", 1, .8, Hue0.9, Arrow0, 0, n v, Text"nv", 1, .8,
Axes True, AxesLabel X, Y;
-2 -1 1 2X
-1
-0.5
0.5
1
Y
v
nv
5.4.2 TITIK AWAL VEKTOR TIDAK DI PUSAT KOORDINAT
contoh :
Diketahui titik P 1, 3 , Q 4, 2. berikut ditentukan komponen PQ dan gambar vektornya.
Graphics`Arrow`
OP 1, 3; OQ 4, 2;
PQ OQ OP
3, 1
ShowGraphicsHue0.0, Arrow0, 0, OP, Text"P", .6, .8, Hue0.3, Arrow0, 0, OQ, Text"Q", 2, .7,
Hue.7, Arrow1, 3, 4, 2, Text"PQ", 2, 2.4, Axes True, AxesLabel X, Y;
1 2 3 4X
0.5
1
1.5
2
2.5
3
Y
P Q
PQ
5.5 NORM VEKTOR
Clearnormu, normv, norms
V vektor.nb 3
normu1_, u2_ Sqrtu1^2 u2^2
u12 u22
normu norm4, 3
5
norms norm1, 1
2
normv norm2, 1
5
5.6 JARAK DUA TITIK
MISAL diketahui P 2, 1, Q 1, 3. ditentukan jarak kedua titik tersebut.
P 2, 1; Q 1, 3;
PQ Q P
3, 4
Jarak antara P dan Q adalah panjang d,
d norm3, 4
5
5.7 PERKALIAN VEKTOR
VEKTOR U DAN V adalah vektor bukan nol. titik awal masing
masing vektor berimpit. Sudut antara u dan v dinotasikan , o .
4 V vektor.nb
v u
jika diketahui u u1, u2, dan ventir v v1, v2. perkalian titik u dan v didefinisikan :
contoh;
vektor u 6, 2, dan v 4, 0. berikut diberikan perkalian antara dua vektor
u 6, 2; v 4, 0;
u.v
24
Dotu, v
24
menghitung sudut :
cos u.v
norm6, 2 norm4, 0
3
10
NArcCoscos
2.81984
5.8vektor vektor yang tegak lurus
Graphics`Arrow`
u 3, 6; v 4, 2;
u.v
0
6 V vektor.nb