Top Banner

of 70

Mata p2k2 Revisi Terbaru Nov 2008

Oct 11, 2015

Download

Documents

Yudha Savestila

x
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • dr. Purbo S. Widodo,SpMReviewANATOMI FISIOLOGI MATA

  • CURRICULUM VITAE

    Nama:Dr. Purbo Suripto Widodo,SpMLulusan :Dr. Umum Fk Universitas Airlangga 1967 Dr. Spesialis Mata FK Universitas Indonesia 1984Karir :Mahasiswa PDAD 1963 Direktur Kesehatan TNI AD 1996 Purnawira 1998Istri: Dr. Luh Putu SunitriAnak: Dr. Wienie & Dr. WidaAlamat: Jl. Mozaik DI/1 Pondok Jaya Bintaro Jaya Sektor 3 AHobby: BerburuPraktek: RS. Mata Aini, RS Pelni Petamburan

  • Anda ingin menjadi dokter ?

    BUKALAH MATA-muBUKALAH MATA HATI-muGERAKKAN MATA KAKI-mu&BUKAN DEMI MATA UANG

  • FUNGSI PENGLIHATAN

  • I. BAGAIMANA FUNGSI ITU TERLAKSANA?

    1. Adanya fungsi The camera 2. Pada retina terjadi proses foto kimia, impuls cahaya dirubah menjadi impuls listrik.3.Adanya konduksi impuls listrik : Impuls listrik diteruskan melalui N IIchiasma optika radiatio optika lobus occipitalis sebagai pusat persepsi4. Perpaduan gambar di lobus occipitalis selanjutnya diteruskan ke lobus frontalis sebagai pusat asosiasi

  • 1 & 2 The camera

  • 3.Konduksi impuls listrik :

  • 4. Pusat asosiasi

  • II. KUALITAS PENGLIHATAN

    1. Tajam penglihatan : a. Monokuler : diperiksa mata kanan dan kiri satu persatub. Binokuler : kualitas penglihatan binokuler tercapai bila status refraksi mata kanan dan kiri seimbang (isometropia)

    2. Lapang penglihatan :a. Penglihatan sentral (regio makula)b. Penglihatan perifer (retina yang lain)

    3. Penglihatan warna Ishihara Test

    4. Penglihatan ruang (stereopsis) Titmus Fly Test

  • 1. Tajam PenglihatanDinyatakan dalam bilangan pecahan 6/6 atau bilangan desimal 1,0 atau dalam % (misalnya 100%)Apabila visus mata kanan 6/6 E (emetrop), visus mata kiri dengan koreksi S-5.00 = 6/6 maka tidak dicapai penglihatan binokuler karena anisometropia

  • 2. Lapang penglihatan :

  • 3. Penglihatan WarnaDinyatakan baik atau red-green deficiency atau buta warna. Diuji dengan buku Ishihara

  • 4. Penglihatan Ruang (Stereopsis)Adalah kedalaman penglihatan stereo yang diuji dengan prinsip desosiasi mata kanan menggunakan kacamata filter merah, mata kiri dengan filter hijau

  • III. PERSYARATAN PADA THE CAMERA & SISTIM PENDUKUNGNYA

    1. Media yang jernih :a. kornea b. COA (Camera Occuli Anterior)c. lensa matad. vitreous

    2. Fundus Occuli:a. retina: sentral dan perifer harus baikb. papilla nervi optici (optic nerve head) yang memberikan gambaran tentang kondisi nervus opticusc. choroid

    3. Sistim otot luar mata (duction & version)

    4. Sistim air mata dan palpebra

    5. Sistim akomodasi (Trias) akomodasi, konvergensi, miosis, 6. Tekanan bola mata

  • 1. Media yang jernih :

  • 2. a. Fundus Oculi :

  • 2. c. Khoroid :

  • 3. Sistem otot luar mata :

  • INNERVASI

    N.Okulomotorius (III)

    N. Trochlearis (IV)

    N. Abduscen (VI)

  • 4. SISTEM AIR MATA & PALPEBRA

  • 5. AKOMODASI (Trias)

  • 6. TEKANAN BOLA MATA

  • PEMERIKSAAN MATA

  • ANAMNESIS1TANYA IDENTITAS PASIEN (nama, umur, pekerjaan, tempat tinggal)2KELUHAN UTAMAGangguan tajam penglihatanGangguan mata mata merah / berair, seperti berpasir, sekret mata : jenis sekret (serous/mukous/mukopurulen/purulen) sakit/tdk, terasa panas/tdk, riw alergi, lakrimasi : banyak / tidak3RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG, termasuk :Kapan mulai timbulnya keluhanDerajat berat/ringannya keluhanApakah ada faktor penyebab, misalnya kelilipan, trauma tumpulLateralisasi ada / tidak4RIWAYAT SAKIT MATA SEBELUMNYA : why, how, where, by whom, termasuk :Penggunaan kacamata dan kontak lensPengguanan obat2anRiwayat operasi mataRiwayat trauma mataRiwayat ambliopia / gangguan mata masa anak2

  • 5Cari informasi riwayat pengobatan pada mata sebelumnya 6Cari informasi kesehatan pasien secara umum, adakah penyakit2, misalnya diabetes, gondok (tiroid), rheumatik atau luka2 pada mukosa, dsbnya7Cari informasi tentang obat sistemik yang pernah dipergunakan untuk jangka waktu yang cukup lama, misalnya steroid, ethambutol8Cari informasi ada tidaknya riwayat alergi, termasuk onset, penyebab, dan faktor lain yang terkait9Cari informasi riwayat sosial ekonomik dan lingkungan pasien10Cari informasi riwayat penyakit dalam keluarga baik yang disebabkan gangguan pada mata / bukan, misalnya glaukoma, retinitis pigmentosa,dll

  • Inspeksi

  • Inspeksi

    Tidak perlu alatPemeriksa melihat langsung ke mata penderita (ruangan cukup iluminasi)Struktur yg dievaluasi : Palpebra : supersilia, silia, kulit, fisura, plica, kantus, konjungtiva (palp.dieversi dulu) bandingkan mata kanan kiriSegmen anterior BM : 1.konj. Bulbi : injeksio konj., Inj.perikorneal, hiperemis, kemosis, hemorragik, laserasi, benda asing, dll.

  • Sklera : warna, penipisan, penonjolan, intak (trauma), dllKornea : diameter, kurvatur, jernih, intak (trauma)Bilik Mata Depan (BMD) : isi, dalamnya.Iris : warna, kriptePupil : bentuk, letak, warna, pinggir, jumlahLensa : kejernihan, posisi lensa (trauma)

    Pd Inpeksi juga dievaluasi POSISI & GERAKANBOLA MATA

  • Adanya defek lapang penglihatan berkaitan erat dengan :Riwayat penyakit/trauma kepalaLetak lesi pada visual pathway mulai dari retina hingga korteks visual di lobus occipital

    Cara Pemeriksaan :KonfrontasiAmsler grid (kisi-kisi Amsler) : untuk penglihatan sentralPerimetri : untuk lapang penglihatan sentral & periferTangent Screen : untuk lapang penglihatan perifer

  • Uji konfrontasiTidak perlu alatMembandingkan lapang pandang pemeriksa dengan pasien.(asumsi pemeriksa : normal)Duduk berhadapan jarak 1 meter, mata kanan pasien diperiksa (mata kiri ditutup) melihat ke mata kiri pemeriksa (mata kanan pemeriksa ditutup) dengan suatu benda kecil (pensil, jari pemeriksa) diletakkan diantara pemeriksa dan pasienBenda digerakkan ke temporal sampai tidak terlihat oleh pasien (batas lapangan pandang)PEMERIKSAAN LAPANGAN PANDANG

  • PENILAIAN PERGERAKAN BOLA MATA (DUCTION / gerakan satu mata & VERSION gerakan dua mata)Tujuan Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat pergerakan setiap otot mata menurut fungsi gerakan otot tersebut

    1Pemeriksaan dilakukan pada jarak dekat atau 30 cm2Nilai gerakan satu mata kesegala arah (duction) & nilai gerakan dua mata kesegala arah ( version)3Lihat pergerakan mata dengan meminta mata tersebut mengikuti gerakan sinar keatas, kebawah, ke kiri, ke kanan, temporal atas, temporal bawah, nasal atas dan nasal bawah4Lakukan penilaian :Bila tidak terlihat kelambatan pergerakan otot disebut fungsi otot normal

  • UJI KESEIMBANGAN OTOT BOLA MATA (HIRSCBERGS METHOD)

    1Pasien duduk menghadap pemeriksa dengan posisi kepala dan mata menatap lurus ke pemeriksa2Sinari mata penderita dari jarak + 30 cm pada pertengahan antara kedua mata pasien3Pasien diminta melihat lurus ke penlight4Bandingkan dan catat refleks cahaya pada kornea kedua mata, apakah pada posisi ortho atau ada deviasi pada salah satu mata5Pasien diminta untuk menggerakan secara perlahan mata ke kanan atau ke kiri, dinilai apakah refleks cahaya pada kornea jatuh pada jarak yang harmonis

  • Nilai pergerakan bola mata

  • PERGERAKAN KEDUA MATA *VERGENCE

  • PEMERIKSAAN PUPIL, TES REFLEKS SINAR

    1Dalam penerangan ruang yang redup, minta pasien untuk tetap melihat (memfiksasi mata) pada titik tertentu jarak jauh, misalnya pada huruf Snellen yang besar2Sinari mata dengan penlight dari samping (arah temporal) atau bawah3Catat respons pupil terhadap cahaya pada mata kanan dengan penilaian refleks pupil cepat atau lambat4Ulangi langkah 1 s/d 3 pada mata kiri5Ulangi langkah 1 dan 2 pada mata kanan, nilai refleks konsensual untuk pupi mata yang tidak disinari ( Refleks konsensual : kalau pupil mata yang disinari mengecil, pupil mata yang tidak disinari akan ikut mengecil) 6Ulangi langkah 1,2 dan 5 pada mata kiri

  • PUPILReflek pupil sinar retina tractus optikus nukleus pretektalis nukleus okulomotoris ( cab. parasimpatis ) M. Spincter Pupil.Simpatis pupil midriasisReaksi pupil : - direk : miosis mata yang disinari - indirek : miosis kontralateral

  • PEMERIKSAAN IRIS & LENSA

    1Pemeriksa duduk dihadapan pasien2Sinari dari samping kedalam mata pada jarak kira2 15-20 cm3Dengan menggunakan loupe, perhatikan iris, lihat bentuk iris, ukuran pupil dan adanya sinekia anterior/sinekia posterior4Untuk menilai lensa, lihat kejernihan, posisi, dan kemungkinan adanya dislokasi

  • Pemeriksaan dengan Amsler Grid

  • Perimetri Goldman

  • LOUPE

  • FUNDUSKOPI

  • PEMERIKSAAN FUNDUSKOPI

    1Diperiksa di kamar gelap matikan lampu2Periksa mata kanan pasien dengan mata kanan pemeriksa, mata kiri diperiksa dengan mata kanan, kecuali bila memeriksa pasien dalam keadaan tidur dapat dilakukan dari atas3Putar roda lensa oftalmoskop sehingga menunjukkan angka + 12.00 dioptri4Oftalmoskop diletakkan 10 cm dari mata pasien. Pada saat ini fokus terletak pada kornea atau pada lensa mata5Bila ada kekeruhan pada kornea atau lensa mata akan terlihat bayangan yang hitam pada dasar yang jingga

  • 6Oftalmoskop lebih didekatkan pada mata pasien dan roda lensa oftalmoskop diputar, sehingga roda lensa menunjukkan angka mendekati nol7Fokuskan sinar pada papil saraf optik, perhatikan warna, tepi dan pembuluh darah yang keluar dari papil saraf optik8Mata pasien diminta melihat sumber cahaya oftalmoskop yang dipegang pemeriksa, dan pemeriksa dapat melihat keadaan makula lutea pasien9Lakukan pemeriksaan pada seluruh bagian retina10Lakukan penilaian :Dapat dilihat keadaan normal dan patologik pada fundus mata. kelainan yang dapat dilihat :Papil saraf optik : warna papil, papil edema, hilangnya pulsasi arteri sentralis retina, atrofi papil saraf optik Regio makula: edema makula, perdarahan, koloboma, sikatriksRetina : perdarahan subhialoid, perdarahan intraretina, dots, blots, edema retina, ablasio retina

  • Alat : OPHTALMOSCOPE

  • PEMERIKSAAN VISUSVisus (Visual Acquity): kemampuan mata untuk melihat obyek secara detil.

    Klasifikasi : berdasarkan jarak baca :Normal vision adalah 6/6 atau 1,0Low vision adalah 0,25, 0,16 hanya bisa melihat dengan visus 0,16 hingga 0,25Under vision (penglihatan kurang : antara 0,25 sampai 0,6SISTEM AKOMODASI

  • Pemeriksaan Visus jauh

    Alat : 1. Reading chart (obyek baca)a. Snellen chart (huruf, nomor)b. E chart (bentuk huruf E)c. Allen chart (gambar benda2 yg mudah dikenali)2. Jarak min 5 meter3.Iluminasi ruangan cukup

  • PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN JAUH

    1Pasien duduk menghadap kartu Snellen pada jarak 6 meter2Diperiksa tajam penglihatan mata satu persatu mata yang tidak diperiksa tajam penglihatannya ditutup3Pastikan penutupan tidak terlalu menekan4Minta pasien untuk menyebut dengan keras setiap huruf/angka atau nama benda dalam baris demi baris yang semakin mengecil dari kiri ke kanan Nilai atau hasil pemeriksaan :Bila huruf yang terbaca tersebut :Terdapat pada baris dengan tanda 30, dikatakan tajam penglihatan 6/30Terdapat pada baris dengan tanda 6, dikatakan tajam penglihatan 6/6Tajam penglihatan seseorang dikatakan normal apabila tajam penglihatan adalah 6/6 atau 100%5Catat hasil maksimal yang terbaca6Ulangi prosedur 1 s/d 6 pada mata lainnya7Tes kembali ketajaman menggunakan dua mata secara simultan, catat hasilnya

  • Hasil pemeriksaan visus jauh :- bentuk angka pecahan (5/40, 1/60, 1/300, dll)- bentuk desimal ( 1,0 ; 0,5 ; 0,1)

    Contoh : VOD : 1/60 artinya visus mata kanan hanya mampu melihat obyek sejauh 1 meter dimana orang normal melihat dalam 60 meter.

  • PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN RENDAH (LOW VISION)

    1Pasien duduk menghadap kartu Snellen pada jarak 6 meter2Mata yang tidak diperiksa tajam penglihatannya ditutup3Pastikan bahwa penutupan tidak terlalu keras menekan4Prosedur ini adalah untuk merangsang mata pasien dengan menarik jari pemeriksa dan tanya pada pasien jumlah jari yang terlihat dengan jarak 1 meter 5Apabila tidak dapat menyebutkan jumlah jari dalam jarak 1 meter6Prosedur pemeriksaan dengan LAMBAIAN TANGANDengan uji lambaian tangan, dapat dinyatakan tajam penglihatan pasien yang lebih buruk dari 1/60 orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak 300 meterBila pasien hanya dapat menghitung jari pada jarak 1 meter, berarti tajam penglihatannya adalah 1/60

  • 7Prosedur pemeriksaan PERSEPSI SINARBila pasien sama sekali tidak mengenal adanya sinar maka dikatakan penglihatannya nol (atau no light perception)8Prosedur pemeriksaan PROYEKSI SINAROrang normal dapat melihat sinar pada jarak tidak terhinggaKadang2 pasien hanya dapat mengenal adanya sinar saja dan tidak dapat melihat lambaian tangan keadaan ini disebut sebagai tajam penglihatan 1/ tidak berhingga (1/ ) dinyatakan dalam proyeksi baik atau proyeksi salah9Lakukan prosedur 1n s/d 9 untuk mata lainnya10Catat hasil pemeriksaan yang didapat

  • V. PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN DEKAT

    1Minta pasien memegang kartu tes pada jarak 35 cm yang ditentukan oleh kartu tersebut (Jaeger Chart) dengan pasien menggunakan lensa koreksi dekat2Periksa mata satu persatu3Minta pasien untuk menyebutkan huruf atau membaca pada baris yang terkecil 4Catat hasilnya untuk setiap mata secara terpisah5Ulangi prosedur nomer 1 s/d 4 untuk mata sebelahnya6Ulangi prosedur nomer 1 s/d 4 dengan kedua mata7 Catat hasil yang didapat

  • Penggantian obyek baca : berturut-tururt :1. Counting Finger (CF) ; hitung jari-jari nilai baca : 602. Hand movement/hand motion (HM) ; gerakan/ lambaian tangan, nilai baca 3003. Light perception (LP) ; sinar lampu senter, nilai baca ( bila tak terbaca nilai 0)

  • PINHOLE TEST1Pasien duduk menghadap kartu Snellen dengan jarak 6 meter2Pasang lempeng pinhole di depan mata yang akan diperiksa3Pasien diminta untuk membaca melalui lubang kecil tersebut4Pasien diminta untuk mulai membaca huruf terakhir (terkecil) yang masih dapat terbaca pada kartu Snellen tanpa menggunakan lempeng pinhole. Apabila dengan pinhole tajam penglihatannya membaik, berarti koreksi kacamatanya belum optimal5Catat tajam penglihatan yang didapat dan teruskan/ikuti ini dengan singkatan PH (pinhole...)6Ulangi pemeriksaan no.1 s/d 6 pada mata lainnya

  • PEMERIKSAAN REFRAKSIUntuk mengetahui kelainan refraksi Myopia, Hipermetropia, astigmatAlat : Snellen Chart, Trial Lenses & Trial frameTerapi : kacamata, lensa kontak, koreksi refraksi dengan pembedahan kornea (LASIK) atau CLE

  • ALAT & KONDISI RUANGAN YANG DIGUNAKAN

    Optotipi SnellenTrial FrameTrial lenseKartu JaegerPenerangan yang cukupPin HoleRuangan dengan jarak 5-6 mTRIAL FRAME

  • Pemeriksaan Khusus1. SLITLAMP BIOMIKROSKOP

  • 2. EKSOFTALMOMETER HERTEL

  • 3. USG MATA

  • Pemeriksaan PalpasiAlat : tanpa alat kec. jari-jari tangan Tujuan : untuk menilai : 1. Massa tumor 2. Pembesaran kelenjar (preaurikuler) 3. Nyeri tekan (iridosiklitis/uveitis) 4. Finger tension (TIO palpasi)

  • Hasil : 5 kemungkinan :Tn ..TIO normalTn 1 TIO rendahTn 2 . ..TIO sangat rendahTn + 1.TIO tinggiTn + 2.TIO sangat tinggi

  • Cara tidak langsung :dengan 2 metode

    Tanpa alat (finger tension)Dengan alat Tonometer : kontak dan non kontak.Tonometer tipe kontak (menyentuh kornea pasien)Tonometer tipe non kontak (tidak menyentuh kornea memberikan pendataran kornea melalui perantara)

  • TonometriAlat : Tonometer SchiotzTeknikPasien baring dalam posisi supinasiTeteskan anstesi topikal ke kornea (R/ Pantocain 0,5%, 2%)Sambil menunggu keadaan anestesi kornea, lakukan desinfeksi memakai kapas alkohol 70% yang diperas terhadap bagian tonometer yang akan bersentuhan dgn kornea pasien.

  • 4. Setelah anestesi kornea tercapai,pasien diminta melihat lurus keatas sehingga kornea posisinya rata. Pakai satu tangan membuka palpebra. Hindari adanya tekanan ke bola mata.

    5. Satu tangan lainnya memegang Handle tonometer dengan jari tengah dan ibu jari, kemudian letakkan tonometer vertikal menyentuh kornea, seluruh cekungan kaki silinder tonometer rapat kepermukaan cembung kornea.

  • 6. Gerakkan Handle kebawah hingga berada antara kaki dan puncak silinder dan baca banyaknya skala indentasi yang ditunjuk oleh pointer penunjuk tonometer.

    7. Handle boleh saja sampai menyentuh kaki silinder, tapi begitu dia menyentuh kaki jangan ditekan lagi dengan tangan kebawah karena bisa timbul rasa sakit.Hasil : tergantung dari beban yang diberikan. Kemudian dikonversi melalui tabel kedalam mmHg

  • TONOMETER SCHIOTZ

  • Tonometri aplanasi

  • UJI ISHIHARA1Dengan penerangan tertentu (tidak menyilaukan) buku Ishihara disinari2Pasien diminta melihat buku dan menentukan gambar yang dilihat3Pasien diminta melihat dan menyebut gambar yang dilihat tidak lebih dari 10 detik4Lakukan penilaian :Dikenal dalam waktu 3-10 detikBila lebih dari 10 detik berarti terdapat kelainan penglihatan warna