Top of FormKATA PENGANTARAssalamualaikum Wr. Wb.Puji syukur kita
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunian-Nya akhirnya tugas individu membuat karya makalah
Masyarakat Multikultural Sulawesi Tenggara ini dapat
terselesaikan.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi slah satu
kewajiban dalam mengetahui berbagai adat, budaya, maupun hal yang
menjadikan masyarakat multikultural khususnya di Provinsi Sulawesi
Tenggara.Saya menyadari bahwa karya makalah Masyarakat
Multikultural Sulawesi Tenggara yang saya buat ini masih banyak
kekurangan, kekeliruan, dan kesalahan.Oleh karena itu, saya
mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan penulisan tugas ini.Demikian yang dapat penulis
katakan oleh penulis, semoga makalah ini berguna bagi
pembaca.Wassalamualaikum Wr. Wb.Penulis BAB
IPENDAHULUANLatarbelakangIndonesia merupakan negara kepulauan
dengan lebih dari 13.000 pulau dan 100 etnis, suku, budaya, dan
bahasa. Dalam hal agama, pemerintah Indonesia mengakui hanya enam
agama resmi, yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan
Konghuchu. Dalam suatu masyarakat pasti akan menemukan banyak
kelompok masyarakat yang memiliki karakteristik berbeda-beda.
Perbedaan-perbedaan karakteristik itu berkenaandengan tingkat
diferensiasi dan stratifikasi sosial. Masyarakat seperti ini
disebut sebagai masyarakat multikultural.Masyarakat Multikultural
disusun atas tiga kata, yaitu Masyarakat, Multi, dan Kultural.
Masyarakat artinya adalah sebagai satu kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat
terus menerus dan terikat oleh rasa toleransi bersama, Multi
berarti banyak atau beranekaragam, dan Kultural berarti Budaya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa masyarakat multikultural adalah suatu
masyarakat yang terdiri atas banyak struktur kebudayaan. Hal
tersebut disebabkan karena banyaknya suku bangsa yang memilik
struktur budaya sendiri yang berbeda dengan budaya suku bangsa yang
lainnya.Masyarakat multikultural di negara ini tercermin dari
semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang diusung. Semboyan tersebut dapat
diartikan berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Besarnya
multikultiral yang terdapat di Indonesia bukan merupakan pertanda
buruk atau penghambat terciptanya rasa kesatuan dan
persaudaraan.Pada kesempatan kali ini akan di bahas mengenai
mayarakat multi kultural di Provinsi Sulawesi Tenggara.
BAB IIPEMBAHASANKondisi Fisik Daerah
Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di jazirah Tenggara Pulau
Sulawesi yang Secara geografis terletak dibagian selatan garis
khatulistiwa memanjang dari utara ke selatan antara 0245' - 06'15"
LS dan membentang dari barat ke timur antara 12045' -
12445'BT.Wilayah laut Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah
satu jalur laut potensial. Sebagian besar wilayah Sulawesi Tenggara
(74,25% atau 110.000 KM) merupakan perairan. Sedangkan wilayah
daratan mencakup jazirah Tenggara Pulau Sulawesi dan beberapa pulau
kecil (25,75%). Wilayah laut sangat potensial untuk pengembangan
usaha perikanan dan pengembangan wisata bahari karena disamping
memiliki berbagai jenis ikan dan berbagai varietas biota, juga
memiliki panorama laut yang indah.Luas wilayah Provinsi Sulawesi
Tenggara adalah 38.140 km yang terdiri dari 10 (sepuluh) Kabupaten,
2 (dua) Kota, 204 kecamatan, 2.117 desa/kelurahan. Batas wilayah
Provinsi Sulawesi Tenggara :- Sebelah utara berbatasan Sulawesi
Tengah dan Sulawesi Selatan- Sebelah selatan berbatasan dengan
Provinsi NTT (Laut Flores)- Sebelah barat berbatasan dengan
Provinsi Sulawesi Selatan (Teluk Bone)- Sebelah timur berbatasan
dengan Provinsi Maluku (Laut Banda)
Penduduk
Berdasarkan data Sensus Penduduk 2011 Badan Pusat Statistik
(BPS), jumlah penduduk di Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak
2.277.020 jiwa. Di Provinsi ini, laju pertumbuhan penduduk mencapai
1,84 %/tahun dengan kepadatan 60 jiwa/km2.
SukuBanyak suku dan bahasa daerah digunakan masyarakat Sulawesi
Selatan, namun etnis paling dominan sekaligus bahasa paling umum
digunakan adalah Makassar, Bugis dan Toraja.Mata Pencaharian
PendudukKarena masyarakat Bugis tersebar di dataran rendah yang
subur dan pesisir, maka kebanyakan dari masyarakat Bugis hidup
sebagai petani dan nelayan. Mata pencaharian lain yang diminati
orang Bugis adalah pedagang. Selain itu masyarakat Bugis juga
mengisi birokrasi pemerintahan dan menekuni bidang pendidikan.
Pemerintahan
Secara administrasi, sejak tahun 1999 ( Undang Undang Nomor 22
Tahun 1999) telah terjadi pemekaran sejumlah Kabupaten/Kota di
Sulawesi Tenggara seiring dengan tuntutan otonomi daerah, dua
kabupaten yang baru mekar yaitu :a. Kabupaten Buton Utara
dimekarkan dari Kabupaten Muna pada 2007b. Kabupaten Konawe Utara
dimekarkan dari Kabupaten Konawe pada tahun 2007.Pada tahun 2011,
wilayah administrasi Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara
dengan ibukota Kendari terdiri dari 10 Kabupaten dan 2 kota.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dari tahun ke tahun melakukan
pemekaran wilayah kecamatan dan desa/kelurahan pada masing masing
kabupaten/kota Wilayah provinsi Sulawesi Tenggara dibagi ke dalam
204 Kecamatan yang membawahi 2.117 desa/kelurahan/UPT (Unit
Pemukiman Transmigrasi).
Pendidikan
Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 7-15 tahun yang
belum/tidak sekolah sebesar 2,67 persen dan yang tidak sekolah lagi
sebesar 5,83 persen. Ukuran atau indikator untuk melihat kualitas
sumber daya manusia (SDM) terkait dengan pendidikan antara lain
pendidikan yang ditamatkan dan Angka Melek Huruf (AMH). Berdasarkan
hasil SP2010, penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara usia 5 tahun ke
atas yang tamat SM/sederajat sebesar 18,27 persen, tamat
DI/DII/DIII sebesar 2,16 persen, tamat DIV/S1 sebesar 3,30 persen
dan tamat S2/S3 sebesar 0,26 persen.
Hukum Adat
Untuk mengatur hubungan kehidupan antara masyarakat, telah
berlaku hukum adat yang senantiasa dipatuhi oleh warga masyarakat.
Jenis hukum adat tersebut antara lain adalah Hukum Tanah, Hukum
Pergaulan Masyarakat, Hukum Perkawinan dan Hukum Waris.
Rumah Adat
Rumah adat Sulawesi Tenggara terdiri dari bangunan di atas
tiang, dan seluruhnya dari bahan kayu. Bangunannya terdiri dari
empat tingkat atau empat lantai. Ruang lantai pertama lebih luas
dari lantai kedua. Sedangkan lantai keempat lebih besar dari lantai
ketiga, jadi makin keatas makin kecil atau sempit ruangannya, tapi
di lantai keempat sedikit lebih melebar (Rumah adat Buton atau
Buton).
Tarian Adat
Salah satu tari dari Sulawesi Tenggara yaitu Tari Lulo. Tari
Lulomenjadi sarana untuk mencari jodoh, terdapat tata atur yang
sangat ketat. Ketika akan masuk ke dalam arena tarian misalnya,
para penari harus masuk dari depan dan tidak diperbolehkan masuk
dari belakang. Selain itu, ketika akan mengajak calon pasangan
untuk menari, terutama pasangan pria yang mencari pasangan wanita,
hendaknya mencari wanita yang sedang berpasangan dengan wanita.
Jadi, seorang pria tidak diperbolehkan mengajak seorang wanita yang
sudah berpasangan dengan pria lain. Hal ini untuk mengantisipasi
agar tidak terjadi kesalah pahaman ketika tarian berlangsung. Ada
juga aturan lain yang cukup menarik untuk diketahui, seperti ketika
terjadi penolakan dari calon pasangan. Apabila seorang pria yang
mencari pasangan ditolak oleh si wanita, maka pria tersebut dikenai
denda adat, yaitu seekor kerbau ditambah dua lembar sarung (toloa).
Akan tetapi, denda ini tidak berlaku sebaliknya kepada pihak
wanita. Seiring perjalanan waktu, tata atur yang berlaku dalam
tarian ini sudah mulai ditinggalkan.
Alat Musik
Alat musik daerah Sulawesi Tenggara antara lain :a.
LadoladoLadolado merupakan alat musik pukul yang biasanya digunakan
oleh masyarakat Sulawesi Tenggara, dan digunakan pada saat
acara-acara tertentu.
b. GambusGambus adalah alat musik petik yang seperti mandolin.
Biasanya paling banyak memiliki tiga senar. Alat musik ini
sebenarnya berasal dari Timur Tengah. Permulaan masuknya alat musik
gambus ini ke tanah air sebenarnya karena pengaruh dari penyebaran
agama Islam di beberapa daerah di Indonesia termasuk di Sulawesi
Tenggara ini. Alat musik ini pada perkembangannya akhirnya juga
digunakan untuk melantunkan lagu-lagu tidak hanya berbahasa arab
seperti aslinya, namun juga berbahasa melayu.
c. SulingSeruling bambu juga merupakan salah satu alat musik
tradisional Sulawesi Tenggara. Banyak sekali jenis dari seruling
bambu yang ada di Sulawesi Tenggara seperti informasi dari beberapa
artikel yang saya baca. Ada yang ukurannya sedang, kecil, dan
bahkan besar sampai menggunakan dua ruas bambu berukurang cukup
besar sebagai alat musik tiup sejenis seruling ini.
Upacara Pernikahan
Adat dan upacara perkawinan daerah Sulawesi Tenggara tidak
terlepas dari penduduk asli yang mendiami daerah tersebut. Ada
delapan suku bangsa yang ada di Sulawesi Tenggara, namun dari
delapan suku bangsa hanya dipilih tiga suku bangsa sebagai obyek
penulisan yaitu suku bangsa Tolali, Muna, dan Walio. Pemilihan tiga
suku bangsa ini didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain
karena ketiga suku tersebut cukup representatif untuk mengungkapkan
adapt dan upacara perkawinan di Sulawesi Tenggara, baik dilihat
dari segi kuantitatif maupun lokasi kediaman suku-suku bangsa yang
bersangkutan sehingga dapat dijadikan model dan memiliki keunikan
tersendiri.Berdasarkan latar belakang kebudayaan suku bangsa yang
mendiami daerah Sulawesi Tenggara ternyata kebudayaan mereka sudah
banyak dipengaruhi oleh kebudayaan luar, seperti orang-orang Bugis
pada abad ke 17, yang masuk di daerah ini dengan membawa agama
Islam. Mereka pada umumnya berasal dari Luwu dan Bone. Orang-orang
Bugis memantapkan agama Islam sampai ke pedalaman pada abad ke 19,
akibatnya kebudayaan Bugis yang diwarnai norma-norma agama Islam
mempengaruhi adat istiadat dan kepercayaan suku-suku bangsa di
Sulawesi Tenggara.Unsur-unsur hukum Islam meresap dalam adat
istiadat mereka, termasuk dalam adapt dan upacara perkawinan.
Pengaruh itu nampak dalam sistem perkawinan (poligami),
syarat-syarat perkawinan, upacara perkawinan, penyelesaian
perceraian, pwarisan, dan lain-lain.Pengaruh lain, yakni masuknya
bangsa Eropa (Belanda) pada permulaan abad ke 20 dengan membawa
agama Kristen. Sehingga berpengaruh terhadap pola-pola kehidupan
suku bangsa di Sulawesi Tenggara, termasuk adapt dan upacara
perkawinan.Dengan demikian agama Islam dan Kristen membawa pengaruh
terhadap adapt dan upacara perkawinan di Sulawesi Tenggara,
sehingga dalam hal perkawinan pada umumnya diikuti ketentuan agama
masing-masing, meskipun dalam hal-hal tertentu ketentuan adapt
masih ditaati.Peminangan misalnya dilaksanakan menurut adapt yang
berlaku dengan akad nikah (Islam) dan pemberkatan nikah di gereja
(Kristen).Pariwisata Pariwisata, yang merupakan salah satu sektor
potensial bagi penerimaan PAD di Sulsel, ternyata sangat mungkin
dikembangkan lebih optimal lagi. Daerah Sulsel mempunyai obyek
pariwisata yang beragam, baik wisata alam dengan kondisi alamnya
yang bergunung-gunung berikut bentuk pantainya yang memanjang,
wisata bahari, agrowisata, maupun wisata budaya, termasuk wisata
sejarah yang banyak dimiliki oleh daerah ini, seperti di Tana
Toraja dan Polewali Mamasa. Semuanya itu menambah keanekaragaman
kekayaan obyek wisata di daerah Sulawesi Selatan ini. Tetapi,
potensi itu hanya dapat berkembang jika digarap secara lebih
profesional, sehingga memiliki daya tarik yang besar baik bagi
wisatawan domestik maupun mancanegara. Untuk meningkatkan
pembangunan pariwisata di Sulsel, perlu dibangun sarana dan
prasarana seperti jalan raya, transportasi (darat, laut, udara);
dan hotel, yang dapat mendorong peningkatan kemajuan di bidang
pariwisata di daerah ini. Jika sarana dan prasarana yang baik itu
sudah dapat disediakan, tidak tertutup kemungkinan bahwa para
investor asing dan domestik akan berminat untuk menanamkan modalnya
di sektor pariwisata dan hiburan ini. Ini artinya, potensi sektor
pariwisata yang ada di Sulawesi Selatan akan berkembang secara
lebih optimal. Propinsi Sulawesi Selatan mempunyai peluang yang
sangat menjanjikan untuk memperluas jaringan perdagangan dengan
propinsi lain, termasuk memperluas jaringan ekspor dengan luar
negeri, mengingat kemajuan iptek, khususnya teknologi bidang
informatika dan telekomunikasi, yang sangat pesat. Selain itu,
letak geografis Sulsel sangat strategis, yakni di persimpangan
jalur transportasi laut internasional. Tetapi, semuanya itu kembali
pada SDM dan investasi modal yang ada di daerah ini.Objek-objek
wisata yang terdapat di Sulawesi Selatan :* Pantai Bira* Pantai
Losari* Pulau Kayangan* Pulau Samalona* Tana Toraja* Danau Tempe*
Taman Prasejarah Leang Leang* Bantimurung* Danau Matano
BAB IIIPENUTUPKesimpulanIndonesia adalah negara yang terdiri
dari banyak pulau. Hal ini membuat Indonesia banyak akan budaya,
suku, agama, serta adat istiadat yang membuat Indonesia banyak
terbentuk multikultural.Salah satunya yang dibahas tadi yaitu
masyarakat multikultural Sulawesi Tenggara. Sulawesi Tenggara
dihuni oleh suku yang beraragam, dan memiliki budaya tersendiri,
misalnya hokum adat, hokum pernikahan, sampai dengan kesenian yang
khas dari daerah tersebut.Dari uraian di atas juga bias disimpulkan
bahwa kesatuan dan persatuan harus tetap dijaga agar tidak terjadi
pertentangan serta konflik karena perbedaan suku, latar budaya, dan
lain- lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://hisyam-rahmadian.blogspot.com/2013/09/alat-musik-sulawesi-tenggara.htmlhttp://alatmusiktradisional.com/alat-musik-tradisional-sulawesi-tenggara.htmlhttp://www.youtube.com/watch?v=j_euzwVhfGYhttps://www.google.com/search?q=gendang&client=firefox-a&hs=Fn0&rls=org.mozilla:en-US:official&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=1I0RU47RDsqErAeTiYCIDA&ved=0CAkQ_AUoAQ&biw=1280&bih=629#q=gendang+sulawesi+tenggara&rls=org.mozilla:en-US:official&tbm=isch&facrc=_&imgdii=_&imgrc=mCbYfj0IbawR_M%253A%3BGzRE-4xjibdbGM%3Bhttp%253A%252F%252F1.bp.blogspot.com%252F_S2dAM2Psp9c%252FTSQhlBaO1WI%252FAAAAAAAAAAs%252FklOE46ZqpRs%252Fs1600%252Fgamelan.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Fsucirizki.blogspot.com%252F2011%252F01%252Fkebudayaan-indonesia.html%3B400%3B309
LAMPIRAN
1. Pakaian Adat
2. Rumah Adat Sulawesi Tenggara ( Rumah Buton )
3. Tari Mamulo
4. Alat Musik
a. Ladolado
b. Gambus
c. Gendang