Top Banner
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 : Tantangan Industri Keuangan, Pengembangan SDM dan Kesiapan Lembaga Pesantren Kita Seminar Nasional SMK Bebasis Pesantren Bandung, 26 Juni 2014 Oleh Lucky Fathul Aziz Hadibrata Deputi Komisioner OJK
23

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembangan SDM, dan Kesiapan Lembaga Pesantren Kita

Jan 13, 2017

Download

risaraihan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembangan SDM, dan Kesiapan Lembaga Pesantren Kita

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 : Tantangan Industri Keuangan, Pengembangan SDM

dan Kesiapan Lembaga Pesantren Kita

Seminar Nasional SMK Bebasis Pesantren Bandung, 26 Juni 2014

Oleh Lucky Fathul Aziz Hadibrata

Deputi Komisioner OJK

Page 2: Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembangan SDM, dan Kesiapan Lembaga Pesantren Kita

OUTLINE

2

Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 : Apa dan Bagaimana?

Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 : Bagaimana Posisi Indonesia?

Tantangan Indonesia di MEA 2015 : Melihat Peluang Sektor Jasa

Keuangan Syariah

Catatan Penutup

Page 3: Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembangan SDM, dan Kesiapan Lembaga Pesantren Kita

3

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 : Apa dan Bagaimana?

Page 4: Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembangan SDM, dan Kesiapan Lembaga Pesantren Kita

4

Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 : Latar Belakang dan Milestone

KTT ASEAN 1997, Kuala Lumpu

KTT ASEAN 2003, Bali

KTT ASEAN 2009, Thailand

ASEAN Vision 2020 Stabil, makmur, berdaya saing tinggi

dengan pembangunan ekonomi yang

merata, dan berkurangnya tingkat

kemiskinan dan kesenjangan ekonomi

Bali Concord II 2003 3 pillar untuk mewujudkan Visi ASEAN :

(1) ASEAN Economic Community,

(2) ASEAN Security Community,

(3) ASEAN Socio-Cultural Community

Roadmap for an ASEAN

Community 2009-2015 Disahkannya Roadmap for an ASEAN

Community 2009-2015 yang memuat 3

(tiga) cetak-biru Masyarakat ASEAN:

(1) Politik-Keamanan,

(2) Ekonomi,

(3) Sosial-Budaya.

Page 5: Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembangan SDM, dan Kesiapan Lembaga Pesantren Kita

Pilar Utama MEA : Dimana Posisi Sektor Jasa Keuangan?

5

M E

A

Single Market & Production Base

Free flow of goods

Free flow of services …including Financial

Services

Free flow of investment

Freer flow of capital …including Capital

Market

Free flow of skilled labor

Highly Competitive Economic Region

Equitable Economic Development

Fully Integrated to Global Economy

IV

III

II

I

Sumber: ASEAN Economic Community Blueprint

Page 6: Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembangan SDM, dan Kesiapan Lembaga Pesantren Kita

Sektor Jasa Keuangan dalam MEA (1)

6

Substantially no restriction to ASEAN services suppliers in providing services and in establishing companies across national borders within the region, subject to domestic regulations

In liberalizing services, there should be no back-loading of commitments, and pre-agreed flexibility shall be accorded to all ASEAN Member Countries.

Key Points of Free Flow of Services under AEC Blueprint

For Financial Services Sector All measures for the financial services sector will be subject to prudential measures and balance of payment safeguards as

provided for under the WTO General Agreement on Trade in Services. Liberalization measures of the financial services sector should allow members to ensure orderly financial sector development and

maintenance of financial and socioeconomic stability. Member Countries would be guided by the following principles in pacing their liberalization measures:

a) Liberalization through ASEAN Minus X formula: countries that are ready to liberalize can proceed first and be joined by others later; and

b) The process of liberalization should take place with due respect for national policy objectives and the level of economic and financial sector development of the individual members.

Actions: i. Progressively liberalize restrictions in sub-sectors or modes as identified by each member country by 2015; and ii. Progressively liberalize restrictions in the remaining sub-sectors or modes, which are not identified under “pre-agreed

flexibilities”, by 2020.

Page 7: Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembangan SDM, dan Kesiapan Lembaga Pesantren Kita

7

Strategic Approach Priority Actions

2008-2009 2010-2011 2012-2013 2014-2015

Financial Services Sector Develop the list of “pre-agreed flexibilities” that can be maintained by each member country for the subsectors identified for liberalisation by 2015

Agree on the list of “pre-agreed flexibilities” that can be maintained by each member country for the subsectors identified for liberalisation by 2015

Develop the list of “pre-agreed flexibilities” that can be maintained by each member country from 2020

• Substantially remove5 restrictions for the Insurance, Banking and Capital Market sub-sectors by 2015 as identified by member countries in Annex 1. • By 2017, agree on the list of “preagreed flexibilities” that can be maintained by each member country from 2020 • Substantially remove6 restrictions on trade in services for all remaining sectors by 2020.

5 Members may maintain restrictions as negotiated and agreed in the list of “pre-agreed flexibilities” for 2015. 6 Mmbers may maintain restrictions as negotiated and agreed in the list of “pre-agreed flexibilities” for 2020.

Sektor Jasa Keuangan dalam MEA (2)

Page 8: Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembangan SDM, dan Kesiapan Lembaga Pesantren Kita

Annex 1 AEC Blueprint Financial Services Sub-sectors Identified for Liberalisation by 2015

8

Member Countries Sectors Sub-sectors

Indonesia Insurance Direct Life Insurance

Direct Non-life Insurance

Reinsurance and Retrocession

Insurance Intermediation

Services Auxiliary to Insurance

Capital Market Trading for Own Account or for Account of Customers

Participation in Issues of All Kinds of Securities

Asset Management

Settlement and Clearing Services for Financial Assets

Sub sektor jasa keuangan di atas yang diidentifikasi untuk dilakukan liberalisasi yang progresif atau substansial, termasuk dalam Paket ke-6 jika dimungkinkan.

Page 9: Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembangan SDM, dan Kesiapan Lembaga Pesantren Kita

Komitmen Liberalisasi/Perdagangan Bebas RI di Jasa Keuangan Bilateral dan Regional ASEAN

9

Closer Economic Relations Trade

Agreement (CERTA)

IE-CEPA(n)

AANZFTA(e,n)

AJ-CEP(n)

AK-FTA(e)

IK-CEPA(n)

IJ-EPA(e)

AC-FTA(e,n)

AI-FTA(e,n)

RCEP(n)

IA-CEPA(n)

Implikasi Liberalisasi

• Perluasan akses pasar (Market Access)

• Penghapusan/pengurangan perlakuan diskriminatif (National Treatment)

terhadap

Keterangan: (e): efektif berlaku; (n): under negotiation; (e,n): efektif berlaku dan sedang/akan berlangsung putaran

perundingan berikutnya. * Mode 1: cross-border supply; Mode 2: consumption abroad; Mode 3: commercial presence; Mode 4: movement of natural persons

• Sub-sektor jasa keuangan (banking dan non-banking); dan

• Cara pemasokannya (4 Modes of Supply of Services*)

(e,n)

(e,n) Komitmen liberalisasi jasa

keuangan tersebar di :

• WTO/GATS • Regional : ASEAN dan ASEAN + AFP

(ASEAN FTA Partrners) • Bilateral FTA : RI + FTA Partrners

Page 10: Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembangan SDM, dan Kesiapan Lembaga Pesantren Kita

10

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 : Bagaimana Posisi dan Potret Indonesia

Page 11: Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembangan SDM, dan Kesiapan Lembaga Pesantren Kita

Potret Indonesia di ASEAN Indonesia Sejatinya Tulang Punggung ASEAN

11

Kekuatan MEA sebenarnya sangat tergantung pada Indonesia, sebagai negara terbesar ASEAN ASEAN sebagai Greater Indonesia

Largest Population in ASEAN

High GDP in ASEAN

Largest Area in ASEAN

39 % 38 % 43 %

Proporsi Jumlah Penduduk

RI vs ASEAN

Proporsi GDP RI vs ASEAN

Proporsi Luas Wilayah

RI vs ASEAN

Proyeksi OECD atas rata-rata pertumbuhan ekonomi negara ASEAN 2013 – 2017

Indonesia : 6,4 % Malaysia : 5,1 % Singapura : 5,1 % Thailand : 5,4 %

Rata-rata pertumbuhan ekonomi RI 2013-2017 lebih tinggi dibandingkan negara ASEAN lain

Page 12: Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembangan SDM, dan Kesiapan Lembaga Pesantren Kita

Kondisi Indonesia

12

Kualitas SDM Indonesia Relatif Rendah

kerjasama dan perdagangan tertinggal dan kalah bersiang dengan negara ASEAN

Pasar Indonesia paling besar dan paling ‘empuk’

Kebijakan perdagangan Indonesia sudah sangat terbuka, sedangkan negara ASEAN lain masih menutup diri

Page 13: Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembangan SDM, dan Kesiapan Lembaga Pesantren Kita

13

5%

14%

27%

23,3%

7%

17%

29% 28,3%

Indonesia Thailand Phillpines Singapore

2007 2011

Proporsi pekerja lulusan Universitas thd total Pekerja

Sumber : ILO, diolah

ASEAN HDI Ranking 2012

Very High HD

Singapore 0.893 18

Brunei 0.856 30

High HD

Malaysia 0.769 64

Thailand 0.690 103

Medium HD

Phillipines 0.654 114

Indonesia 0.629 121

Vietnam 0.617 127

Cambodia 0.543 138

Laos 0.543 138

Low HD

Myanmar 0.498 149

Human Development Index 2012

Sumber : UNDP HDI berdasarkan angka harapan hidup, angka melek huruf, lama sekolah dan pengeluaran per kapita

Potret Indonesia di ASEAN Kualitas SDM Indonesia masih relatif rendah

Page 14: Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembangan SDM, dan Kesiapan Lembaga Pesantren Kita

Potret Indonesia di ASEAN Tingkat Penetrasi Keuangan dan Perbankan

14

85

75

60

55

49

40

35

Pakistan

Phillipines

China

India

Indonesia

Thailand

Malaysia

21,4

26,1

34,3

34,9

95,4

104,2

135,9

138,5

Phillipines

Brunei

Indonesia

Cambodia

Thailand

Malaysia

Vietnam

Singapore

3,6

4,3

8,1

8,5

10,2

10,5

11,3

23,1

Vietnam

Cambodia

Phillipines

Indonesia

Singapore

Malaysia

Thailand

Brunei

Population with no Financial Access

Loan to GDP Rasio Jumlah Cabang Bank per 100.000 org

dewasa

Sumber : Improving access to financial services : analysis and ideas for policy maker (WB), IMF-FAS

Page 15: Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembangan SDM, dan Kesiapan Lembaga Pesantren Kita

15

476 674 673 548

1.564 1.853 2.019 2.191

856

5.083

2.541

3.294 2.973

2.053

6.647

Indonesia Thailand Malaysia Phillipines Singapore

Customer Service Risk Analyst Finance Manager

0,6%

2,5%

1,1%

6,2%

0,9% 0,7%

2,6%

1,1%

6,7%

1,1%

Indonesia Malaysia Philllpines Singapore Thailand

2005 2008

Proporsi pekerja di sektor keuangan thd total pekerja

Tingkat upah pekerja rata-rata di sektor perbankan 2010-2011

Sumber : Kelly Services Company & Adecco Sumber : ILO, diolah

Potret Indonesia di ASEAN Profesi dan SDM Indonesia di Sektor Keuangan

Page 16: Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembangan SDM, dan Kesiapan Lembaga Pesantren Kita

16

TANTANGAN INDONESIA DI MEA 2015 : Peluang Sektor Jasa Keuangan Syariah

Page 17: Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembangan SDM, dan Kesiapan Lembaga Pesantren Kita

Sejauh mana kesiapan Perbankan syariah RI? Riset Pemetaan Posisi Daya Saing Perbankan Syariah ASEAN, 2009

17

-

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

Authority Vision

Regulation

Product & Technologies

Financial

Network

Training & Education Infrastructure

IDN

MAS

SIN

BRN

Variabel IDN MAS SIN BRN

Authority Vision 2.00 3.00 3.00 2.50

Training & Education Infrastructure 3.00 3.33 2.50 2.00

Regulation 3.50 3.00 1.00 1.50

Product & Technologies 2.00 4.00 2.00 2.00

Financial 2.50 2.00 2.00 2.00

Network 2.50 4.00 1.50 2.50

Competitiveness Mapping Islamic

Banking in ASEAN

Page 18: Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembangan SDM, dan Kesiapan Lembaga Pesantren Kita

Potensi Sektor Jasa Keuangan Syariah : Kebutuhan Jumlah SDM di Industri Perbankan Syariah

18

Indicators 2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah Bank Umum Syariah (BUS) 6 11 11 11 11

Jumlah Unit Usaha Syariah (UUS) 25 23 24 24 23

Jumlah Kantor 1,258 1,763 2,101 2,663 2,990

Jumlah Kantor Channeling 1,929 1,277 1,277

Jumlah BPRS 138 150 155 158 163

Indicators 2009 2010 2011 2012 2013 2012 2015

Jumlah SDM 15.443 18.532 22.238 26.686 32.023 38.427 46.113

Page 19: Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembangan SDM, dan Kesiapan Lembaga Pesantren Kita

Potensi Sektor Keuangan Syariah Indonesia : Penyedia dan Kondisi Kualitas SDM di Perbankan Syariah

19

Bentuk Perguruan TinggiBentuk Pembelajaran

Ekonomi IslamKualitas Output

1. Universitas

2. Institut

3. Sekolah Tinggi

4. Akademi

5. Politeknik

1. UIN/Universitas Islam

2. IAIN/Institut Agama Islam

3. STAIN/Sekolah Tinggi Agama Islam

4. STEI/Sekolah Tinggi Ekonomi Islam

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Depdiknas)

Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Direktorat Jendral Pendidikan Islam (Depag)

- Program studi

- Konsentrasi

- Mata kuliah pilihan

(dominan)

- Jurusan (dominan)

- Program studi (dominan)

- Konsentrasi

- Pemahaman kurang

mendalam

- Cenderung fokus pada studi

fikih dan muamalah

- Lemah dalam pemahaman

studi ekonomi/keuanganDirektorat Perbankan Syariah Bank Indonesia

Page 20: Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembangan SDM, dan Kesiapan Lembaga Pesantren Kita

Sektor Jasa Keuangan Syariah : Profil Kompentensi Posisi/Jabatan Stratejik di Industri Perbankan Syariah

20

Aq

ida

h

Sy

ari

ah

Uk

uw

ah

Ak

hla

k

Le

ad

ers

hip

Ma

na

jeri

al

Ko

mu

nik

asi

Pe

ng

eta

hu

an

Pro

du

k P

erb

an

ka

n

& P

rod

uk

Pe

rba

nk

an

Sy

ari

ah

Imp

lem

en

tasi

pri

nsi

p s

ya

ria

h p

ad

a

pra

kte

k p

erb

an

ka

n

Ma

na

jem

en

Inv

est

asi

We

alt

h

Ma

na

ge

me

nt

Pe

ng

eta

hu

an

Mo

ne

ter

Sy

ari

ah

Pro

jec

t A

sse

ssm

en

t

Ma

na

jem

en

Ris

iko

Ma

na

ge

ria

l

Dia

gn

ost

ic

Kantor Pusat:

Pengawas x x x x x x x x x x x x x x x x x

Direktur Utama x x x x x x x x x x x x x x x x x

Direktur x x x x x x x x x x x x x x x x x

Manajer/Kepala Divisi x x x x x x x x x x x x x x x x x

Kantor Cabang:

Kepala Cabang x x x x x x x x x x x x x x x x x

Kepala Cabang Pembantu x x x x x x x x x x x x x x x x x

Role Competency Functional Competency

Jen

isn

ya

dir

an

ca

ng

sen

dir

i o

leh

se

tia

p

Ba

nk

Sy

ari

ahJabatan Stratejik

Sharia Values

Core Competency

Company Values

Behavior

Competency

Page 21: Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembangan SDM, dan Kesiapan Lembaga Pesantren Kita

21

Catatan Penutup : Siapkah Menghadapi MEA 2015

MEA sudah menjadi keniscayaan yang dihadapi semua negara ASEAN. MEA bisa menjadi peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia. Daya saing menjadi kunci utama bagi Indonesia untuk berperan besar di ASEAN.

Salah satu konsekwensi MEA 2015 adalah freedom of movement for skilled and talented labors. Karenanya dibutuhkan SDM dengan kualitas dan kompetensi yang tinggi untuk mengisi tenaga kerja di industri.

Industri Keuangan menjadi salah satu sektor penting dalam mendorong berjalannya Perekonomian, dan industri keuangan syariah Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang di ASEAN. Dari sisi domestik, pertumbuhan yang besar dari industri keuangan syariah, belum dipenuhi dengan jumlah SDM yang memadai, baik dari sisi jumlah maupun kualitas.

Peran lembaga pendidikan khususnya yang berbasis pesantren menjadi sangat penting dalam penyiapan SDM di industri keuangan syariah.

Page 22: Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembangan SDM, dan Kesiapan Lembaga Pesantren Kita

22

Terima Kasih

Page 23: Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembangan SDM, dan Kesiapan Lembaga Pesantren Kita

23

Industri Keuangan Indonesia : Kecenderungan Universal Banking atau Konglomerasi Bank

BANK

Multifinance Mobil

Multifinance Motor

Asuransi Umum

Asuransi Jiwa

Sekuritas