Top Banner
NYERI WAJAH STEP 1 - Allodynia : diberi rangsangan normalnya tidak sakit tetapi merasakan sakit - Hiperalgesia : normalnya rangsangan sakit tetapi dirasakan nyeri berlebihan - VAS : Visual Analog Scale : skala dimulai dari angka 0 – 10 menentukan tingkatan nyeri STEP 2 1. Bagaimana Anatomi dari nervus ke 5 ? 2. Mengapa nyeri bersifat spontan paroksismal tajam seperti tersetrum berlangsung 5-20 detik ? 3. Mengapa pasien mengeluhkan rasa nyeri apabila kena angin ,saat naik motor , bersentuhan handuk atau sarung bantal ? 4. Apa hubungan trauma kepala satu taun yang lalu dengan keluhan sekarang ? 5. Mengapa di dapatkan allodynia dan hiperagelsia ? 6. Mengapa asam mefenamat tidak bisa menurunkan nyeri nya ? 7. DD dan Diagnosis ? 8. Etiologi dari kelainan pada nervus 5 ? 9. Bagaimana penjelasan tentang VAS ? beserta interpretasi 10. Bagaimana pemeriksaan Neurologis ? 11. Penatalaksanaan dari skenario ? STEP 3 1. Bagaimana Anatomi dari nervus ke 5 ?
30

Master Lbm 2 Saraf Sgd 1

Jul 17, 2016

Download

Documents

M
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Master Lbm 2 Saraf Sgd 1

NYERI WAJAH

STEP 1

- Allodynia : diberi rangsangan normalnya tidak sakit tetapi merasakan sakit- Hiperalgesia : normalnya rangsangan sakit tetapi dirasakan nyeri berlebihan- VAS : Visual Analog Scale : skala dimulai dari angka 0 – 10 menentukan

tingkatan nyeri

STEP 2

1. Bagaimana Anatomi dari nervus ke 5 ?2. Mengapa nyeri bersifat spontan paroksismal tajam seperti tersetrum

berlangsung 5-20 detik ?3. Mengapa pasien mengeluhkan rasa nyeri apabila kena angin ,saat naik

motor , bersentuhan handuk atau sarung bantal ?4. Apa hubungan trauma kepala satu taun yang lalu dengan keluhan

sekarang ?5. Mengapa di dapatkan allodynia dan hiperagelsia ?6. Mengapa asam mefenamat tidak bisa menurunkan nyeri nya ?7. DD dan Diagnosis ?8. Etiologi dari kelainan pada nervus 5 ?9. Bagaimana penjelasan tentang VAS ? beserta interpretasi10. Bagaimana pemeriksaan Neurologis ?11. Penatalaksanaan dari skenario ?

STEP 3

1. Bagaimana Anatomi dari nervus ke 5 ?

Nervus trigeminus : sensoris dan motorik

- Sensorik : menghantarkan impuls menuju ganglion gasseri - Motorik : di pons- Nervus trigeminus :

1. n. Oftalmica ( sensoris , menghamparkan impuls berupa protopatik dari bola mata , sekrematorik gandula lakrimalis . 3 serabutFrontalis , nassosilialis , lakrimalis – melewai foramen supraorbital – masuk ruang orbital

Page 2: Master Lbm 2 Saraf Sgd 1

Keluar dr basis cranii melalu fisura orbitalis superior – menembus durameter – sinus cavernosus – samping proc clinoideus post – menuju ganglion gasseri

2. Divisi maksilaris ( somatosensorik )Mempunya 3 srabut : kulit wajah , mukosa rongga hidung , selaput lendir gigi geligi rahang atas – nervus infraorbitalis – melalui basis cranii – foramen protundum – tulang tengkorak – menembus durameter – sinus caneversus – gangliongasseri

3. MandibulaSomatomotorik – parasimpatis , somatosensorik , sekretomotorikSomatomotorik muncul dari lateral pons – bergabung dengan cab mandibular ganglion gasseri

- Cab mandibular – foramen ovale – dr foramen spinosum bergabung nervus meningea media – bertemu di fossa infratemporalis – di depan ini bercabang menjadi ante dan post mempunyai afferen dan efferen sendiri2

- Cab post afferen – kulit rahang bawah- Ganglion gasseri / ganglio semilunaris – juluran afferen – impuls raba tekan diterima

nukleus sensibilis prinsipilis , nyeri suhu – nukleus spinalis nervus tigeminus tract spinalis nervus trigeminalis

- Ganglio gasseri di dalam cavum duramater atau cavum trigeminum meckli

- Nukleus principalis sensorius – post dr pond – bersambung ke bawah bersama nukleus spinalis nervi tigeminus

- Nukleuas spinalis – ke ats sensorik utama trigeminus dalam pons- Nukleuas mecencheplicus – bag lateral substansin grisea dan aqueductus - Nukleus motorius – didalam pons disebelah medial nukleus sensorius principalis

2. Mengapa nyeri bersifat spontan paroksismal tajam seperti tersetrum berlangsung 5-20 detik ?

Bersifat nyeri : kemungkinan ada penekanan pembuluh darah di nervus trigeminus – bertemu di brain stem / batang otak

kemungkinan ada trauma , tumor – menekan nervus trigeminus arteri membesar – berkelok kelok – menambah sensoris afferen –

dimielinisasi – terangsang nyeri karena ada hubungan trauma satu tahun yang lalu trauma – proses regenerasi sel – gagal – saraf tdk terbentuk

secara sempurna – nyeri

3. Klasifikasi Nyeri

Page 3: Master Lbm 2 Saraf Sgd 1

Nyeri : kerusakan jaringan - Nyeri nosiseptik : karena kerusakan jaringan

Nyeri somatik : somatik superficial ( kulit ) dan dalam ( otot ligamen tulang sendi)Nyeri viceral

- Non non nosiseptik : disebabkan kerusakan sensorik / saraf Idiopatik : nyeri belum jelas sifat nyeri spontan paroksismal tajam Simptomatik : nyeri terus menerus , tdk timbul secara serangan

- Nyeri cepat : tersetrum - Nyeri lambat : pegal pegal

Berbeda di dalam reseptornya

NYERI NEUROPATI ????? nyeri kronisNyeri yang di picu oleh lesi primer / difungsi sistem saraf karena kompresi atau tumor

- Perifer : terkana SST. ex : neuropatik diabetic , neuropatic trigeminal- Central : SSP ex. Parkinson

MEKANISME NYERI

( mekanisme pertahan diri kita untuk menjauhi suatu rangsangan )- Transduksi : terkena rangsangan terjadi aktivitas listrik – menuju reseptor nyeri- Transmisi : impuls – saraf perifer – med spinalis – otak - Modulasi : aktivasi saraf melalui jalur descendens – meningkatknya aktivitas di

resptor nyeri – terjadi persepsi- Persepsi

Reseptor Nyeri- Nosiseptor mekanis : berespon terhadap kerusakan tersayat terpukul cubitan- Nosiseptor suhu : pada suhu suhu panas- Nosiseptor polimodal : terhadap suatu bahan kimia yang iritan- Ditingkatkan dengan adanya PG

4. Mengapa pasien mengeluhkan rasa nyeri apabila kena angin ,saat naik motor , bersentuhan handuk atau sarung bantal ?

- Berhubungan dengan hiperalgesia karena demielinisasi saraf – mengakibtkan hantaran saraf meloncat ke serabut saraf

- Dimielinisasi pada nervus trigeminus - mungkin terjadi short sirkuit – terjadi impuls perasaan apapun - melalui serabut halus saja – menghantar impuls yang nyeri

Page 4: Master Lbm 2 Saraf Sgd 1

- Pada orang tua – os petrosus yang berbentuk tumpul dimineralisasi – terjadi tajam – melukai nervusnya

5. Apa hubungan trauma kepala satu taun yang lalu dengan keluhan sekarang ?

6. Mengapa di dapatkan allodynia dan hiperagelsia ?7. Mengapa asam mefenamat tidak bisa menurunkan nyeri nya ?

Asam mefenamat : nyeri menghambat reseptor PGTetapi nyeri ini resptornya bukan PG jadi tidak bisa menurunkan nyeri

- Nyeri akut : menghambat cox 2 ( NSAID )- Nyeri kronis / nyeri neuropatik

8. DD dan Diagnosis ?

Differential Diagnose - Neuralgia Post Trauma

- Neuralgia trigeminus idiopatik- Neuralgia trigeminus simptomatik- Sindrom costen : nyeri menjalar ke rahang bawah dan pelvis rahang bawah

disebabkan atrosis temporomandibular , maloklusi gigi

NEURALGIA TRIGEMINUS IDIOPATIK- Nyeri bersifat paroksisimal di cabang maksilaris / mandibularis- Serangan nya 30 menit berikutnya menyusul beberapa detik- Gejala tunggal dan utama- Wanita > laki laki

NEURALGIA TRIGEMINUS SIMPTOMATIK

- Nyeri terus menerus di nervus oftalmicus dan infraorbitalis- Nyeri terus menerus- Ada anastesi- Tidak ada ratio perbandingan jenis kelamin

9. Etiologi dari kelainan pada nervus 5 ?

- Trauma : pasca oprasi , mandibula surgery , benturan - Non trauma : tumor batang otak , inflamasi di otak , pasca stroke , infeksi oleh

bakteri atau lainnya- Idiopatik : belum diketahui penyebabnya

Page 5: Master Lbm 2 Saraf Sgd 1

10. Bagaimana penjelasan tentang VAS ? beserta interpretasi- Skala dari angka 0-10 menentukan derajat nyeri- 0 : tidak sakit- 10: parah

11. Bagaimana pemeriksaan Neurologis ?12. Penatalaksanaan dari skenario ?13. Menjelaskan bangunan peka nyeri di kepala ?14. Klasifikasi nyeri kepala berdasarkan Etiologi nya nyeri primer dan

sekunder !

Page 6: Master Lbm 2 Saraf Sgd 1

STEP 7

1. Bagaimana Anatomi dari nervus ke 5 ?

Slide dafi 2. Mengapa nyeri bersifat spontan paroksismal tajam seperti tersetrum berlangsung 5-20 detik

?

Adalah nyeri yang dirasakan dapat bersifat menetap dan menjadi lebih hebat meskipun luka telah sembuh, hal ini dikaenakan adanya kerusakan pada serat saraf.Etiologi :

- Peningkatan* kepekaan reseptor nyeri perifer pada nyeri pascatraumatik dan neuropati akibat pelepasan zat yang meningkatkan kepekaan.ex substansi p

- Peningkatan* penghantaran di hubungan sinaps antara neuron ordo pertama dan neuron ordo kedua di cornu dorsalis Mekanisme yang berperan dalam peningkatan* :

Peningkatan aktivitas presinaps reseptor NMDA pada ujung aferen primer _ peningkatan pelepasan substansi P.

Gene switch subpopulasi serat Abeta mekanoreseptor mulai menghasilkan substansi P.Klasifikasi :

Polineuritis Mononeuritis

3. Klasifikasi Nyeri

Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.

Nyeri adalah sensasi subjektif, rasa yang tidak nyaman biasanya berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial (Corwin J.E. ).

Sindrom Nyeri Akut Nyeri akut adalah nyeri yang muncul akibat jejas, trauma, spasmus, atau penyakit pada kulit, otot, struktur somatik, atau organ dalam/viscera tubuh. Intensitas nyeri sebanding dengan derajat jejas, dan akan berkurang sejalan dengan penyembuhan kerusakan jaringan. Tanda-tanda aktivitas sistem saraf otonom (misalnya takikardia, hipertensi, berkeringat, dilasi pupil yang berkepanjangan, demam) sering menyertai sensasi nyeri akut. Biasanya, nyeri akut berkaitan dengan suatu kejadian, dan secara alami bersifat linier (dengan kata

Page 7: Master Lbm 2 Saraf Sgd 1

lain ada permulaan dan akhirnya), memiliki arti dan tujuan positif, dan sering berkaitan dengan tanda-tanda fisik. Dua tipe sindroma nyeri akut yang utama adalah nyeri somatis dan nyeri viscera.

a. Nyeri Somatis Nyeri somatis adalah akibat aktivasi nociceptor pada jaringan kutan dan dalam. Nyeri somatis permukaan/superfisial adalah akibat stimulasi nociceptor di dalam kulit atau jaringan subkutan dan mukosa yang mendasari. Hal ini ditandai dengan adanya sensasi/rasa berdenyut, panas atau tertusuk, dan mungkin berkaitan dengan rasa nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak mengakibatkan nyeri (misalnya allodinia, dan hiperalgesia). Jenis nyeri ini biasanya konstan dan jelas lokasinya. Nyeri superfisial biasanya terjadi sebagai respon terhadap luka terpotong, luka gores dan luka bakar superfisial.

Nyeri somatis dalam. Nyeri somatis dalam diakibatkan oleh jejas pada struktur dinding tubuh (misalnya otot rangka/skelet). Berlawanan dengan nyeri tumpul linu yang berkaitan dengan organ dalam, nyeri somatis dapat diketahui di mana lokasi persisnya pada tubuh; namun, beberapa menyebar ke daerah sekitarnya. Nyeri pascabedah memiliki komponen nyeri somatis dalam karena trauma dan jejas pada otot rangka.

b. Nyeri viscera Nyeri viscera disebabkan oleh jejas pada organ dengan saraf simpatis. Nyeri ini dapat disebabkan oleh distensi abnormal atau kontraksi pada dinding otot polos, tarikan cepat kapsul yang menyelimuti suatu organ (misalnya hati), iskemi otot skelet, iritasi serosa atau mukosa, pembengkakan atau pemelintiran jaringan yang berlekatan dengan organ-organ ke ruang peritoneal, dan nekrosis jaringan. Nyeri yang disebabkan oleh bagaian dalam perut atau pelvic biasanya ditandai dengan distribusi dan kualitas nyeri yang tidak jelas. Biasanya terasa sebagai nyeri yang dalam, tumpul, linu, tertarik, diperas atau ditekan. Nyeri yang sangat ektrim, biasanya terasa sebagai nyeri paroksismal atau kolik dan nyeri ini dapat disertai dengan mual, muntah, berkeringat dan perubahan tekanan darah dan denyut nadi/kecepatan jantung. Nyeri viscera seringkali muncul pada awal awitan (onset) atau pada stadium dini suatu penyakit. Sensasi nyeri yang berasal dari organ dalam sering dipersepsikan sebagai nyeri yang berasal dari bagian tubuh yang lebih supersifial/permukaan, biasanya daerah-daerah yang dipersarafi oleh saraf spinal yang sama; lokasi nyeri di bagian superfisial atau bagian dalam yang berjauhan dengan sumber patologi yang sebenarnya biasa disebut sebagai referred pain (nyeri alih). Infark miokard akut dan pankreatitis akut merupakan salah satu contoh dari nyeri viscera.

Sindroma Nyeri Kronis Nyeri kronis adalah nyeri yang bertahan selama minimum 6 bulan dan memunjukkan ciri-ciri yang jelas berbeda jika dibandingkan dengan nyeri akut. Misalnya, nyeri akut hanya terjadi pada suatu waktu/kejadian tertentu, sedangkan nyeri kronis biasanya merupakan bagian dari situasi yang lebih kompleks. Nyeri akut mempunyai awal dan akhir yang jelas. Nyeri kronis, cenderung sirkuler; awal nyeri dengan cepat terlupakan karena siklus nyerinya tidak pernah berakhir. Nyeri akut mempunyai konotasi yang positif dalam arti nyeri tersebut merupakan tanda siaga adanya jejas pada tubuh, sedangkan nyeri kronis tidak mempunyai tujuan fisiologis tertentu. Terakhir, nyeri kronis

Page 8: Master Lbm 2 Saraf Sgd 1

tidak mempunyai tanda-tanda dan gejala klinis, sehingga patofisiologi yang mendasarinya biasanya tidak terdeteksi pada pemeriksaan fisik atau radiologis. Nyeri kronis dapat muncul dari lokasi viscera, jaringan miofasial, atau penyebab-penyebab neurologis, dan biasanya dibedakan menjadi nyeri maligna (kanker atau keganasan) dan nyeri non-maligna (jinak).

a. Nyeri kanker Nyeri kronis maligna dapat merupakan kombinasi dari beberapa komponen nyeri akut, intermiten (berselang/hilang-muncul/sementara) dan kronis. Nyeri kanker dapat muncul pada tempat/situs primer kanker sebagai akibat ekspansi tumor, penekanan/kompresi saraf, atau infiltrasi oleh tumor, obstruksi maligna, atau infeksi pada ulkus maligna. Nyeri juga dapat muncul pada tempat metatsatase yang jauh. Selain itu, terapi kanker dengan tindakan bedah, kemoterapi, dan radiasi juga dapat menimbulkan mukositis, gastroenteritis, iritasi kulit, dan nyeri lain yang berakitan. Nyeri kanker paling sering muncul pada jaringan muskuloskeletal, sistem saraf, dan tulang.

b. Nyeri non-maligna Nyeri kronis non-kanker dapat dibedakan menjadi 2 subtipe utama: nyeri neuropati dan nyeri muskuloskeletal

Nyeri neuropati. Nyeri neuropati dapat bersifat idiopatik atau dapat juga muncul dari lokasi yang tertentu atau umum pada jejas saraf. Awitannya dapat terjadi seketika setelah jejas atau setelah jeda waktu tertentu. Nyeri neuropati dapat menghasilkan disestesia – ketidaknyamanan dan sensasi yang berbeda dari sensasi nyeri biasa. Jenis nyeri disestesia ini kadang dideskripsikan sebagai sensasi terbakar, kesemutan, rasa kebal/tak dapat merasakan apapun, sensasi seperti ditekan, diperas, dan gatal-gatal dan sering dinyatakan sebagai sensasi yang sangat tidak enak atau bahkan tidak tertahankan. Nyeri neuropati dapat bersifat konstan dan menetap. Selain nyeri yang terus menerus, juga dapat terjadi nyeri yang tumpang tindih, hilang-muncul (intemiten), nyeri seperti syok, yang seringkali dicirikan dengan sensasi nyeri yang tajam, seperti tersengat listrik/elektrik, mengejutkan, seperti disobek/robek, atau kejang. Pasien dengan nyeri neuropati juga dapat menunjukkan hilangnya sensasi, nyeri yang dipicu, disfungsi simpatis atau motorik, dan abnormalitas refleks. Pasien dengan nyeri yang dipicu kembali (evoked pain) menunjukkan perubahan ambang batas nyeri dan mungkin mengalami hiperalgesia, allodinia, hiperestesia (yaitu peningkatan sensitivitas terhadap stimulasi), dan hiperpatia (misalnya sindroma nyeri yang sangat, ditandai dengan peningkatan reaksiseringkali eksplosif, terhadap suatu stimulus). Contoh sindroma nyeri neuropati kronis adalah neuralgia pascaherpes, neuropati diabetik, neuralgia trigeminal, nyeri pascastroke, dan nyeri phantom (yaitu rasa nyeri pada bagian tubuh yang telah diamputasi).

Nyeri musculoskeletal. Nyeri muskuloskeletal muncul dari jaringan otot, tulang, persendian atau jaringan ikat. Nyeri ini dapat diakibatkan oleh jejas atau idiopatik atau iatrogenic. Sindromanyeri musculoskeletal kronik yang umum adalah nyeri yang berkaitan dengan penyakit inflamasi otot misalnya polymyositis (penyakit jaringan ikat yang ditandai dengan edema, inflamasi, dan degenerasi otot) dan dermatitis dan juga nyeri yang

Page 9: Master Lbm 2 Saraf Sgd 1

berkaitan dengan penyakit persendian misalnya arthritis. Penyakit system organ lain (penyakit sel bulan sabit/ sickle-cell) juga dapat menyebabkan nyeri musculoskeletal. Penggunaan obat-obatan seperti zidovudine, amfetamin, phencyclidine, dan L-triptofan juga dapat mengakibatkan nyeri musculoskeletal kronik.

MEKANISME NYERI

4. Menjelaskan bangunan peka nyeri di kepala ?

Page 10: Master Lbm 2 Saraf Sgd 1

5. Klasifikasi nyeri kepala berdasarkan Etiologi nya ? nyeri primer dan sekunder !

NYERI PRIMER Stimulasi struktur peka nyeri pada atau diatas permukaan superior tentorium serebeli menimbulkan nyeri pada bagian kepala sebelah depan garis yang ditarik dari telinga menyilang puncak kepala, sedangkan stimulasi struktur pada atau dibawah permukaan inferior tentorium serebeli biasanya menimbulkan nyeri dibelakang garis tersebut diatas, tetapi lokasi tertentu dapat berproyeksi pada kening atau belakang mata. Telah diketahui bahwa nosisepsi dari struktur supratentorial diperantarai oleh saraf trigeminus, sementara impuls nosiseptif dari stimulasi struktur infra tentorial dihantarkan oleh serabut aferen saraf kranial V, IX, X dan tiga saraf servikal atas (Wibowo, 2003). Pada gegar otak, kehilangan kesadaran dan riwayat cedera mendominasi gambaran klinik. Kebanyakan orang yang menderita cedera kepala akan merasakan nyeri setempat atau nyeri tekan setempat pada lokasi benturan selama beberapa jam atau bahkan beberapa hari setelah kejadian tersebut. Nyeri kepala pasca trauma ini sering disebabkan oleh cedera jaringan setempat ekstrakranial dan kontraksi terus menerus otot kulit kepala serta leher. Keadaan ini bisa terjadi akibat torsi vetebra servikalis serta otot-otot yang melekat pada tulang vertebra tersebut, dan lazim ditemukan setelah seseorang menderita ‘whiplash injury’. Peristiwa terakhir ini sering terkadi pada kecelakaan lalu-lintas dimana gaya dorong ke muka dan tubuh yang tertahan pada kursi mobil dapat mengakibatkan regangan ligamentum atau persendian intervertebralis servikal, cedera memar pada cabang oksipitalis mayor dari nervus servikalis kedua, fraktur pada tulang vertebra atau protrusio diskus intervertebralis. Nyeri kepala hebat

Page 11: Master Lbm 2 Saraf Sgd 1

yang mulai timbul beberapa jam atau beberapa hari setelah gegar otak, harus dipikirkan pula sebagai suatu pertanda penting adanya perdarahan epidural (Mattingly, 1996).NYERI SEKUNDERAkibat adanya cedera otak maka pembuluh darah otak akan melepaskan serotonin bebas yang berperan akan melonggarkan hubungan antara endotel dinding pembuluh darah sehingga lebih perniabel, maka Blood Brain Barrier pun akan terganggu, dan terjadilah oedema otak regional atau diffus (vasogenik oedem serebri)Oedema serebri lokal akan terbentuk 30 menit sesudah mendapat trauma dan kemudian oedema akan menyebar membesar. Oedema otak lebih banyak melibatkan sel-sel glia, terutama pada sel astrosit (intraseluler) dan ekstraseluler di substansia alba. Dan ternyata oedema serebri itu meluas berturut-turut akan mengakibatkan tekanan intra kranial meninggi, kemudian terjadi kompresi dan hypoxic iskhemik hemisfer dan batang otak dan akibat selanjutnya bisa menimbulkan herniasi transtetorial ataupun serebellar yang berakibat fatal.Ada sekitar 60-80 % pasien yang meninggal dikarenakan menderita trantentorial herniasi dan kelainan batang otak tanpa adanya lesi primer akibat trauma langsung pada batang otak. Kerusakan yang hebat yang disertai dengan kerusakan batang otak akibata proses diatas mengakibatkan kelainan patologis nekroskortikal, demyelinisasi diffus, banyak neuron yang rusak dan proses gliosis, sehingga jika penderita tidal meninggal maka bisa terjadi suatu keadaan vegetatif dimana penderita hanya dapat membuka matanya tanpa ada daya apapun (akinetic-mutism/coma vigil, apallic state, locked in syndrome).Akinetic mutism coma vigil lesi terutama terjadi pada daerah basal frontal yang bilateral dan/atau daerah mesensefalon posterior. Locked in syndrome kerusakan terutama pada eferen motor pathway dan daerah depan pons. Apallic states kerusakan luas pada daerah korteks serebri.Sistem peredaran darah otak mempunyai sistem autoregulasi untuk mempertahankan Cerebral Blood Flow (CBF) yang optimal sehingga Tekanan Perfusi Otak (TPO) juga adekuat (TPO minimal adalah sekitar 40-50 mmHg untuk mensuplai seluruh daerah otak).Sumber : Arif Mansjoer dkk Editor, Trauma Susunan Saraf dalam Kapita Selekta Kedokteran edisi Ketiga jilid 2, Media Aesculapius, Jakarta, 2000

Page 12: Master Lbm 2 Saraf Sgd 1

6. Mengapa pasien mengeluhkan rasa nyeri apabila kena angin ,saat naik motor , bersentuhan handuk atau sarung bantal ?

Ambang batas nyeri diturunkan

7. Apa hubungan trauma kepala satu taun yang lalu dengan keluhan sekarang ?

Kemungkinan pada saat terjadi trauma kepala terjadi pula penekanan mekanik pembuluh darah pada akar nervus ketika masuk ke brainstem yang paling sering terjadi, sedangkan di atas bagian nervus trigeminus atau portio minor jarang terjadi. Secara normal, pembuluh darah tidak bersinggungan dengan nervus trigeminus. Penekanan ini dapat disebabkan oleh arteri atau vena baik besar maupun kecil yang mungkin hanya menyentuh atau tertekuk pada nervus trigeminus. Arteri yang sering menekan akar nervus ini adalah arteri serebelar superior. Penekanan yang berulang menyebabkan iritasi dan akan mengakibatkan hilangnya lapisan mielin (demielinisasi) pada serabut saraf. Akibatnya terjadi peningkatan aktifitas aferen serabut saraf dan penghantaran sinyal abnormal ke nukleus nervus trigeminus dan menimbulkan gejala neuralgia trigeminal. Teori ini

Page 13: Master Lbm 2 Saraf Sgd 1

sama dengan patofisiologi terjadinya neuralgia trigeminal akibat suatu lesi atau tumor yang menekan atau menyimpang ke nervus trigeminusAnurogo, Dito. 2008. NEURALGIA TRIGEMINAL: Penatalaksanaan dan Kesimpulan (Bagian III–Tamat).

8. Mengapa di dapatkan allodynia dan hiperagelsia ?

9. Mengapa asam mefenamat tidak bisa menurunkan nyeri nya ?Asam mefenamat lebih efek terhadap ke anti inflamasi

10. DD dan Diagnosis ?

Diagnosis

BandingPersebaran

Karakteristik Klinis

Faktor yang

Meringankan/

Memperburuk

Penyakit yang

Dihubungkan

Tata Laksana

Neuralgia Trigeminal

Daerah persarafan cabang IIdan IIInervus

Laki- laki/ perempuan = 1:3,

Titik-titik rangsang sentuh, mengunyah,

IdiopatikSkeloris multipel pada

CarbamazepinePhenytoin

Page 14: Master Lbm 2 Saraf Sgd 1

trigeminus, unilateral

Lebih dari 50 tahun,Paroksismal (10-30 detik), nyeri bersifat menusuk-nusuk atau sensasi terbakar, persisten selama berminggu-minggu atau lebih,Ada titik-titik pemicu,Tidak ada paralisis motorik maupun sensorik.

senyum, bicara, dan menguap

dewasa mudaKelainan pembuluh darahTumor nervus V

GabapentinInjeksi alkoholKoagulasi atau dekompresi bedah

Neuragia Fasial Atipik

Unilateral atau bilateral, pipi atau angulus nasolabialis, hidung bagian dalam

Lebih banyak ditemukan pada wanita usia 30-50 tahunNyeri hebat berkelanjutan umumnya pada daerah maksila

Tidak ada Status ansietas atau depresiHisteriaIdiopatil

Anti ansietas dan anti depresan

Neuralgia Postherpetikum

UnilateralBiasanya pada daerah persebaran cabang

Riwayat herpesNyeri seperti sensasi

Sentuhan, pergerakan

Herpes Zoster

Carbamazepin, anti depresan dan

Page 15: Master Lbm 2 Saraf Sgd 1

oftalmikus nervus V

terbakar, berdenyut-denyutParastesia, kehilangan sensasi sensorik keringatSikatriks pada kulit

sedatif

Sindrom Costen

Unilateral, dibelakang atau di depan telinga, pelipis, wajah

Nyeri berat berdenyut-denyut diperberat oleh proses mengunyah,Nyeri tekan sendi temporo-mandibula,Maloklusi atau ketiadaan molar

Mengunyah, tekanan sendi temporomandibular

Ompong, arthritis rematoid

Perbaikan geligi, operasi pada beberapa kasus

Neuralgia Migreno-sum

Orbito-frontal, rahang atas, angulus nasolabial

Nyeri kepala sebelah

Alkohol pada beberapa kasus

Tidak ada

Ergotamin sebagai profilaksis

Perbedaan neuralgia trigeminus idiopatik dan simptomatik.

Neuralgia Trigeminus Idiopatik.

1. Nyeri bersifat paroxysmal dan terasa diwilayah sensorik cabang maksilaris, sensorik cabang maksilaris dan atau mandibularis.

2. Timbulnya serangan bisa berlangsung 30 menit yang berikutnya menyusul antara beberapa detik sampai menit.

3. Nyeri merupakan gejala tunggal dan utama.4. Penderita berusia lebih dari 45 tahun , wanita lebih sering mengidap dibanding laki-laki.

Page 16: Master Lbm 2 Saraf Sgd 1

Neuralgia Trigeminus simptomatik.

1. Nyeri berlangsung terus menerus dan terasa dikawasan cabang optalmikus atau nervus infra orbitalis.

2. Nyeri timbul terus menerus dengan puncak nyeri lalu hilang timbul kembali.3. Disamping nyeri terdapat juga anethesia/hipestesia atau kelumpuhan saraf kranial, berupa

gangguan autonom ( Horner syndrom ).Tidak memperlihatkan kecendrungan pada wanita atau pria dan tidak terbatas pada golongan usia

11. Etiologi dari kelainan pada nervus 5 ?12. Bagaimana pemeriksaan Neurologis ?

Bagaimana penjelasan tentang VAS ? beserta interpretasi

Cara lain untuk menilai intensitas nyeri yaitu dengan menggunakan Visual Analog Scale (VAS). 34 Skala berupa suatu garis lurus yang panjangnya biasaya 10 cm (atau 100 mm), dengan penggambaran verbal pada masing-masing ujungnya, seperti angka 0 (tanpa nyeri) sampai angka 10 (nyeri terberat).

Nilai VAS 0 -<4 : nyeri ringan.

Nilai VAS 4-<7 : nyeri sedang.

Nilai VAS 7-10 : nyeri berat.

Page 17: Master Lbm 2 Saraf Sgd 1

13. Penatalaksanaan dari skenario ?

Page 18: Master Lbm 2 Saraf Sgd 1
Page 19: Master Lbm 2 Saraf Sgd 1
Page 20: Master Lbm 2 Saraf Sgd 1
Page 21: Master Lbm 2 Saraf Sgd 1
Page 22: Master Lbm 2 Saraf Sgd 1
Page 23: Master Lbm 2 Saraf Sgd 1

Pilihan Operasi

Dekompresi Mikrovaskular – operasi melalui tengkorak, yang mengangkat atau menyekat pembuluh darah (-pembuluh darah) yang bertanggung jawab menggunakan bedahmikro – metode efektif yang mengobati banyak orang dengan gangguan ini. Ini dilakukan dibawah bius total. Setelah operasi, sebagian besar pasien tidak mengalami mati rasa wajah dan tanpa nyeri, tidak lagi membutuhkan obat-obatan. Itu merupakan operasi besar, dan bukan tanpa bahaya. Sebagian besar komplikasi serius dan membahayakan jiwa terjadi pada pasien berusia diatas 65-70 tahun. Itu kurang efektif untuk pasien yang pernah melakukan operasi lain sebelumnya.

Gangliotomi Radiofrekuensi Perkutan menggunakan jarum khusus dimasukkan ke wajah dan energi panas dihasilkan radiofrekuensi untuk merusak penampilan akar trigeminal preganglionik secara selektif pada rongga Meckel. Itu dilakukan saat pasien sadar dan memerlukan kerjasamanya dan umpan balik akurat untuk meletakkan jarum dengan tepat. Itu menyebabkan mati rasa wajah yang tidak dapat diubah. Pengendalian tepat luasnya luka tidak selalu memungkinkan. Tidak normal, sensasi tidak nyaman gatal, terbakar atau merangkak (20% pasien) dapat menemani mati rasa wajah. Ketika akut (0.3%), mereka menyusahkan pasien seperti nyeri awal mereka, karena mereka dapat hadir terus menerus sebagai rasa sangat terbakar tidak nyaman (bius

Page 24: Master Lbm 2 Saraf Sgd 1

dolorosa atau analgesia dolorosa) yang tidak bereaksi terhadap pengobatan. Hilang rasa pada divisiTrigeminal pertama membuat kornea tidak mempunyai perasaan, dan meninggalkan pasien pada resiko ulserasi kornea dan dapat mengakibatkan kehilangan penglihatan. 

Chemoneurolysis Gliserol Perkutan juga dilakukan menggunakan jarum dimasukkan pada wajah dan dapat dilakukan di bawah bius total. Biasanya hanya terdapat kehilangan sensori ringan dan gejala sisa okulomotor atau distetik yang langka. Tentu saja, itu memiliki resiko sama dengan meningitis dan cedera jarum salah arah seperti teknik perkutan lainnya. Dibandingkan dengan radiofrekuensi gangliotomi, tingkat timbulnya kembali nyeri lebih tinggi, tetapi ini bukan ketidakuntungan yang signifikan, karena prosedur dapat dengan mudah diulang dan ditolernsi dengan baik.

Operasi Pisau Gamma contohnya pengobatan radiasi dilakukan tanpa membuka tengkorak, menggunakan sinar gamma yang kuat ditujukan pada akar syaraf Trigeminal, telah dilakukan akhir-akhir ini. Namun data perbandingan jangka panjang yang dilaporkan untuk prosedur lainnya kurang. Laporan sejauh ini menyatakan 50-90% penurunan nyeri baik dan 10-50% cukup. Tidak ada data patologi tersedia sehubungan dengan efek menengah dan jangka panjang radiasi dosis tinggi (70-90 gy) pada syaraf yang berdekatan dengan batang otak.

Pilihan operasi tergantung usia pasien, penyakit terkait dan pemeriksaan resiko yang bersedia diterimanya. Untuk sebagian besar pasien “lebih muda”, dekompresi mikrovaskular adalah pilihan terbaik. Pasien lebih muda memiliki kemungkinan menerima operasi lebih baik  tanpa komplikasi, dan harapan hidup masa depan lebih panjang yang berurusan dengan masalah yang dapat mengikuti penjejasan perkutan. Mereka juga memiliki resiko nyeri berulang kembali lebih tinggi sesudah prosedur tersebut dan kemungkinan memerlukan lebih banyak pengobatan di masa depan yang mengakibatkan bertumpuknya efek samping meningkat.

Pasien lebih tua (usia >65-70 tahun) memiliki resiko komplikasi bedah meningkat. Tetapi karena harapan hidup keseluruhan lebih pendek, mereka mungkin membutuhkan lebih sedikit pengulangan prosedur perkutan dengan kurang bertumpuknya gejala sisa denervasi. Penyakit terkait penting seperti   Chronic Obstructive Pulmonary Disease, penyakit jantung koroner dan diabetik (diabetes mellitus) juga meningkatkan resiko operasi besar tersebut

Page 25: Master Lbm 2 Saraf Sgd 1

STEP 4

Nyeri bagian wajah

Kompresi vaskular di dekat N.VNon trauma