BAB IPENDAHULUAN1.I Pengertian AsuransiSuatu perjanjian /
kontrak tertulis antara penanggung dan tertanggung, dimana
penanggung berjanji akan mengganti setiap kerugian yang dialami
oleh tertanggung akibat dari suatu resiko yang disebutkan dalam
perjanjian. Resiko tersebut belum terjadi atau belum diketahui
terjadinya (belum pasti) pada saat perjanjian mulai diadakan.Dengan
kesanggupan penanggung mengganti kerugian tersebut, maka ia
mendapatkan sejumlah uang yang disebut premi dari tertanggung.
1.II.Dasar Hukum Asuransi IndonesiaHingga saat ini belum ada U.U
yang mengatur segi-segi hukum pelaksanaan asuransi di Indonesia,
seperti halnya Marine Insurance Act 1906 yang menjadi dasar
asuransi pengangkutan laut di Inggris. Dasar Hukum yang dipakai
adalah dari K.U.H.D (Kitab U.U hukum dagang) yang mana sampai saat
inimasih terasa belum bisa mememnuhi kebutuhan claik yang terjadi,
maka selalu mengacu kepada : M.I.A 1906 Inggris. Dalam hal ini
bukan hanya Indonesia saja yang mengacu pada M.I.A 1906, tapi ada
beberapa negara karena dianggap paling lengkap. 1.III Jenis-Jenis
AsuransiA. Asuransi Jiwa ( Life Insurance )B. Asuransi Kerugian (
General Insurance )a. Marine Cargo Insuranceb. Hull & Machinery
Insurancec. Fire Insuranced. Engineering Insurancee. Contractors
All Risks Insurancef. Erection All Risks Insuranceg. Machinery
Breakdown Insuranceh. Third Party Liability InsuranceC. Asuransi
Sosiala. Astekb. Asuransi Jasa Raharjac. Perum Asabri1.IVTujuan
Umum Asuransi MarineA. TERTANGGUNG : Mengembalikan kondisi
finansialnya pada posisi semula sebelum terjadinya peristiwa yang
menimbulkan kerugian. B. PENANGGUNG : Mengelola dana (premi) yang
diperoleh dari tertanggung sedemikian rupa agar usahanya
berkelanjutan & berkembang.
1.V Informasi yang dibutuhkan dalam akseptasi asuransi marine
hullPhysical hazard dan moral hazard harus diketahui secara
lengkap. Informasi tersebut antara lain:1. Tipe kapal 2. Tahun
pembuatan kapal (dilihat dari Pada umumnya, seorang marine
underwriter sebelum mengaksep sebuah pertanggungan berupa kapal
hanya meminta informasi yang sangat minim, yaitu jenis kapal, tahun
pembuatan kapal, berat kapal (GRT), apakah masuk Biro Klasifikasi
Indonesia (BKI) atau tidak, dan lost record terakhir. Hal tersebut
tentu sangat kurang dan berbahaya.Seorang marine underwriter
dituntut mengetahui banyak hal tentang karakteristik kapal sebelum
mengaseptasi sebuah permintaan penutupan asuransi kapal. Informasi
mengenai nomer IMO (Inter Maritime Organization)1. Ukuran kapal2.
Status kapal (owner / operator / chartered)3. Sejarah kepemilikan
kapal4. Klasifikasi kapal5. Last docking report6. Maintenance
kapal7. Crew list dan sertifikasinya8. Penggunaan kapal9. Trading
area kapal10. Jumlah fleet kapal yang dimiliki11. Cargo yang
diangkut secara rutin12. Status crew kapal (kontrak atau tetap,
apakah digaji selama di darat)13. Berapa lama seorang crew berada
di atas kapal14. Fasilitas1.VIRisiko yang dikecualikan dalam I.T.C.
1/11/951. PerangA. Perang, perang saudara, revolusi, pemberontakan
atau kerusuhan rakyat yang ditimbulkan oleh keadaan-keadaan
tersebut diatas atau tindakan permusuhan dari pihak-pihak yang
terlibat perang.B. Penahanan, pembeslahan, penyitaan atau
pembatasan kebebasan, pengambil-alihan (tidak termasuk barratry
atau pembajakan) dan akibat-akibatnya atau usaha-usaha untuk
melakukan hal-hal tersebut diatas.C. Sisa-sisa ranjau, torpedo, bom
atau senjata perang lainnya.2. PemogokanA. Perbuatan para pelaku
pemogokan, para pekerja yang terkena larangan masuk kerja,
orang-orang yang ikut serta dalam kerusuhan buruh, huru-hara atau
kerusuhan di kalangan rakyat.B. Teroris atau perbutan orang-orang
yang bermotif politik.3. Perbuatan pengrusakan (malicious Act)A.
Peledakan bahan-bahan yang mudah meledak.B. Senjata-senjata
perang.C. dan yang disebabkan oleh pengrusakan oleh orang-orang
lain atau tindakan yang bermotif politik.4. Nuklir.Akibat
senjata-senjata perang yang menggunakan tenaga atom atau nuklir
baik fisi maupun fusinya serta reaksi-reaksinya dan radio
aktifnya.1.VIIBENTUK POLIS.Bentuk polis yang berlaku di Indonesia
adalah Polis SG dan Polis MAR 821. Polis S.G.Polis S.G. adalah
singkatan dari Polis Ship & Goods yang pada awalnya
dipergunakan untuk penutupan Asuransi Kapal Laut (Marine Hull) dan
juga dapat digunakan untuk menutup Asuransi Pengangkutan Barang
(Marine Cargo).Dalam perkembangannya kemudian penggunaan polis ini
dipecah menjadi dua :A. Polis SG Cargo Form : digunakan untuk
penutupan Asuransi PengangkutanB. Polis SG Hull Form : digunakan
untuk penutupan Asuransi Rangka Kapal.Polis SG Hull Form masih
tetap dipakai di Indonesia, karena Klausula Standard Indonesia Hull
Form (S.I.H.F.) 1/1/70 masih menganut sistim standard.2. Polis MAR
82.Sejak 1 Oktober 1982, muncul bentuk polis baru yang disebut
dengan Polis MAR 82 yang dipergunakan khusus untuk penutupan
asuransi pengangkutan barang (Marine Cargo), yang mempergunakan
klausula baru standard ICC 1/1/82.Penutupan Asuransi Rangka Kapal
(Marine Hull), yang mempergunakan klausula baru standard 1/1/83 dan
kini digunakan ITC 1/11/95.JENIS-JENIS POLIS MARINE HULL1. Time
Policy (Polis Jangka Waktu)2. Voyage Policy (Polis Perjalanan)3.
Time Policy (Polis Jangka Waktu).Dalam polis jangka waktu, masa
berlakunya jaminan asuransi berdasarkan periode/ jangka waktu
tertentu (umumnya 1 tahun) (berlaku jam 00.00 - 24.00).Jangka waktu
ini dapat kurang dari satu tahun, dengan ketentuan Penanggung akan
mencantumkan FPIL clause (Full Premium if Lost Clause) yang artinya
apabila terjadi kerugian Total Loss atas kapal yang
dipertanggungkan, maka Penanggung akan membe-bankan premi untuk 1
tahun penuh.Contoh: Kapal A diasuransi dengan jangka waktu 4 bulan,
Suku premi setahun adalah 4% (didalam polis ditulis Suku premi 1.6%
pro-rata 4%).Apabila dalam jangka waktu 4 bulan tersebut kapal
mengalami Total Loss, maka Tertanggung harus membayar premi setahun
penuh, dengan perhitungan:Premi Tahunan = 4.00% x Nilai
PertanggunganTelah diperhitungkan = 1.60% x Nilai
PertanggunganTambahan Premi yg harus dibayar = 2.40% x Nilai
Pertanggungan2. Voyage Policy (Polis Perjalanan)Polis Perjalanan
adalah polis yang menutup asuransi atas kapal hanya selama Kapal
tersebut berada dalam perjalanan dari suatu tempat/pelabuhan
pemberangkatan sampai kapal tersebut tiba dipelabuhan tujuan.Jadi
masa berlakunya pertanggungan atas polis ini tidak didasarkan pada
suatu jangka waktu tertentu, tetapi berdasarkan pada suatu
perjalanan/ pelayaran tertentu saja.Pembebanan suku premi
ditetapkan berdasarkan perjalanan itu sendiri, sehingga tidak
mengenal adanya ketentuan mengenai Full Premium if Lost (FPIL
Clause).Saat mulai dan berakhirnya pertanggungan sangat ditentukan
oleh pemakaian kata-kata at and From atau From pada polisnya. at
and from maka risiko asuransi sudah mulai berjalan sejak kapal tiba
di tempat/pelabuhan pemberangkatan dan berlangsung terus sampai
kapal tersebut tiba di pelabuhan tujuan. From maka risiko asuransi
sudah mulai berjalan sejak kapal mengangkat sauh/jangkar
dipelabuhan pemberangkatan dan berlangsung terus sampai kapal
tersebut tiba di pelabuhan tujuan.Pengertian kata-kata tiba
dipelabuhan tujuan adalah apabila kapal tersebut telah menurunkan
sauh/jangkar disuatu tempat dipelabuhan yang dituju/ditetap-kan
oleh Port Authority dan tertambat dengan aman ditempat itu (safety
moored).Didalam polis perjalanan dikenal adanya warranty mengenai
Change of Voyage dan Deviation.1. Change of Voyage. Adalah apabila
kapal menuju pelabuhan tujuan lain dari yang telah ditentukan
semula (perubahan atas tujuan pelayaran).Dampak dalam jaminan
asuransinya: apabila risiko Asuransi sudah mulai berjalan dan
kemudian kapal tersebut memutuskan untuk menuju pelabuhan tujuan
lain yang bukan pelabuhan yang ditetapkan dalam polis, maka risiko
asuransi segera berakhir pada saat Nahkoda Kapal memutuskan untuk
pelabuhan tujuan lain tersebut, walaupun secara nyata kapal belum
merubah haluannya.2. Deviation.Adalah apabila kapal meninggalkan
jalur pelayarannya semula menuju suatu pela-buhan tujuan yang
berada diluar jalur pelayarannya untuk kemudian kembali kejalur
pelayarannya semula untuk menuju pelabuhan yang telah ditetapkan
dalam polis.Dampak dalam jaminan asuransinya : apabila risiko
Asuransi sudah mulai berjalan dan kemudian kapal melakukan deviasi,
maka risiko asuransi segera berakhir pada saat kapal tersebut
secara nyata merubah haluan untuk melakukan deviasi tanpa
memperhatikan apakah kapal tersebut kelak akan kembali kepada
jalurnya semula guna menuju pelabuhan tujuan yang telah ditetapkan
dalam polis.Namun apabila kapal melakukan deviasi atau penundaan
pelayaran (delay) karena alasan-alasan dibawah ini, risiko asuransi
tetap berjalan terus, yaitu :A. Apabila hal itu telah diizinkan
dalam polis.B. Apabila hal itu dilakukan dalam rangka memenuhi
warranty dalam polis.C. Apabila hal itu dilakukan demi
menyelamatkan kapal yang diasuransikan.D. Apabila hal itu terjadi
diluar kekuasaan Nahkoda untuk menghindarinya (force majeur).E.
Apabila hal itu dilakukan karena dalam kapal terdapat jiwa manusia
yang terancam dan harus segera diadakan pembedahan khusus.F.
Apabila hal itu dilakukan karena kapal tersebut menolong kapal lain
yang sedang dalam bahaya dimana didalamnya sedang terancam
keselamatan jiwa manusia.16
G. Apabila hal ini dilakukan dalam keadaan terjadi barratry,
sedangkan barratry merupakan salah satu risiko yang
dipertanggungkan.15
BAB II PEMBAHASAN2.I Penjelasan Asuransi Marine HullMarine Hull
Insurance adalah jenis asuransi yang memberikan jaminan terhadap
kerugian atau kerusakan fisik pada kapal yang mengalami musibah
kecelakaan karena tabrakan, terdampar, tenggelam, jatuh, dan resiko
alam serta tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga.2.I.IJenis
Asuransi Marine Hull Jenis asuransi Marine Hull memberikan jaminan
kerusakan atau kerugian terhadap kapal, mesin, dan perlengkapannya
dari bahaya laut dan risiko pelayaran.Untuk jaminan asuransi Marine
Hull sendiri dibagi kedalam 3 perils, yaitu :1. ITC Hull Clause
2802. ITC Hull Clause 2843. ITC Hull Clause 289Adapun yang
membedakan ketiga perils diatas adalah sebagai berikut :
Dalam Marine Hull Insurance yang menjadi objek pertanggungan
adalah :1. Kapal Laut, dengan limitasi :Kapal Besi : Minimum 100
GRT, dan maksimum berumur 25 tahun,Kapal Kayu/Fibreglass/Aluminium
: Minimum 100 GRT dan maksimum berumur 15 tahun.2. Pesawat Udara /
AircraftUntuk sebuah pertanggungan dalam Marine Hull Insurance ada
beberapa hal yang menjadi klausul, yaitu :1.Institute Standard
Penanggung akan mengganti rugi jika kapal yang diasuransikan
mengalami kecelakaan pada saat bongkar muat barang, mengisi bahan
bakar dan kecelakaan seperti yang tersebut dalam inchmaree clause
dengan syarat bahwa kerugian atau kerusakan yang ditimbulkan berupa
Total Loss baik actual maupun constructive.2.Institute Time Clause
Klausula ini menjamin kerugian akibat sesuatu seperti yang disebut
dalam inchmaree clause dan kerugian berupa :A. Total Loss, baik
actual maupun constructive total loss. Total Loss sendiri merupakan
suatu kerugian/kerusakan dimana kondisi barang tersebut hancur
total, tidak berbentuk sama sekali, musnah seluruhnya, kegunaannya
hilang sama sekali.B. Running Down Clause khusus tabrakan kapal.C.
Sue and Labour Expenses (usaha untuk mengurangi kerugian) dan
Salvage Charges.D. Pembayaran kontribusi General Average khusus
atas mesin termasuk kerugian/kerusakan mesin pada waktu salvage
operation.E. Untuk Voyage cover disebut dengan Institute Voyage
Clause dengan jaminan yang sama.3.Standard Indonesia Hull
FormKlausula ini merupakan klausula All Risks, dengan luas
jaminannya sebagai berikut :A. Total Loss, baik actual maupun
constructive total loss.B. Running Down Clause dalam tabrakan
dengan kapal lain atau dengan benda selain kapal dan air.C.
Particular Average (kerugian khusus/kecil) atas mesin dan rangka.D.
General Average (kerugian umum) atas mesin dan rangka.E. Sue and
Labour expenses.F. Salvage Charges.Perils yang dijamin adalah yang
terkandung dalam Ichmaree Clause dan Institute Time Clause4.Running
Down Clause (RDC)Penanggung akan mengganti kerugian akibat kapal
tabrakan. Mengenai tanggung jawab masing-masing pihak akan
diselesaikan dengan Single Liability atau Cross
Liability5.Termination and Continuation ClauseApabila kapal
diasuransikan dengan Time Policy, misalnya 12 bulan sedangkan saat
pertanggungan berakhir kapal masih dalam perjalanan, maka
tertanggung dapat meminta perpanjangan periode sampai kapal tiba
dipelabuhan dengan tambahan premi yang dihitung secara prosentase
(prorata bulan).6.Sale of Vessel ClauseApabila kapal dijual sebelum
masa polis berakhir, maka pertanggungan menjadi batal sejak tanggal
penjualan dan tertanggung akan menerima poengembalian premi yang
dihitung secara prorata hari, dengan ketentuan :A. Jika kapal
dijual sedang berada ditengah laut dalam keadaan kosong (in
ballast), maka pembatalan dihitung sejak kapal tiba dipelabuhan
tujuan.B. Jika ada muatan barang, maka pembatalan dihitung sejak
kapal tiba di pelabuhan pembongkaran terakhir.7.Return
ClauseKlausula ini mengatur tentang :A. Cancellation by agreement :
polis batal bukan karena kapal dijual, premi akan dikembalikan
secara prosentase (prorata bulan).B. Laid Up Return : Apabila dalam
masa pertanggungan kapal mengalami laid up (kapal disuatu
pelabuhan) yang memenuhi syarat laid up maka jika hal itu dilakukan
sekurang-kurangnya 30 hari berturut-turut, maka premi akan
dikembalikan sebesar Port Risk Retention yang telah ditentukan
untuk tiap 30 hari Laid Up.8.Inchmaree ClauseKlausula ini menjamin
kerusakan atas objek pertangggungan yang secara langsung disebabkan
oleh :A. Kecelakaan saat bongkar muat barang atau pengisian bahan
bakar.B. Ledakan pada kapal atau lainnya.C. Kerusakan atau
kecelakaan pada instalasi nuklir atau reaktor pada kapal atau
lainnya.D. Meletus/pecahnya boiler, kebocoran pada shaft atau
bahaya laten lainnya pada mesin atau rangka kapal.E. Kelalaian
nahkoda atau crew dengan catatan dilakukan tidak sengaja atau tanpa
sepengetahuan tertanggung, pemilik atau pengelola kapal. Dalam hal
ini apabila nahkoda atau ABK merupakan pemilik kapal, maka
kelalaiannya sebagai ABK/Nahkoda tidak dianggap sebagai pemilik
kapal.F. Kelalaian teknisi perbaikan yang tidak dijamin dalam
polis,G. Tabrakan dengan kapal terbang,H. Tabrakan dengan alat
angkut darat, instalasi dan peralatan dock atau pelabuhan,I. Gempa
bumi, letusan gunung berapi atau petir2.II Jenis Kapal Yang Dapat
DiasuransikanHampir semua jenis kapal bisa diasuransikan mulai dari
kapal kargo, kapal kontainer, bulk carriers, kapal tanker, kapal
penumpang, LCT, yacht, tug boat, barge, dan lain-lain. Berikut
diantaranya kapal-kapal yang dapat diasuransikan :1. General Cargo
Ships2. Semi Container Ships3. Bulk Carriers4. Passenger Ships,
ferry5. Tanker, oil barge6. Flat top barges7. Crew, work boats8.
Supply/Utility/Offshore ships9. Container ships10. Crane bargeDan
jenis kapal lainnya dengan Gross Register Ton (GRT) kurang dari
10.000. GRT sendiri merupakan perhitunganvolumesemuaruangyang
terletak dibawahgeladakkapal ditambah dengan volume ruangan
tertutup yang terletak di atas geladak ditambah dengan isi ruangan
beserta semua ruangan tertutup yang terletak di atas geladak paling
atas (superstructure).
Tonase kotor dinyatakan dalamtonyaitu suatu unit volume sebesar
100 kakikubikyang setara dengan 2,83 kubikmeter.Salah satu
persyaratan lainnya untuk asuransi Marine Hull adalah kapal harus
klas International Association of Classification Societies (IACS)
atau BKI (Biro Klasifikasi Indonesia). Kapal - kapal yang wajib
klas adalah kapal - kapal dengan ketentuan:1. Panjang 20 m dan
atau2. Tonase 100 GT dan atau3. Mesin Penggerak 250 PK Lingkup
klasifikasi kapal meliputi :1. Lambung kapal, instalasi mesin,
instalasi listrik, perlengkapan jangkar.2. Instalasi pendingin yang
terpasang permanen dan merupakan bagian dari kapal.3. Semua
perlengkapan dan permesinan yang di pakai dalam operasi kapal.4.
Sistem konstruksi dan perlengkapan yang menentukan tipe kapal.Dalam
melaksanakan proses klasifikasi, BKI mengimplementasikan Peraturan
Teknik, meliputi :1. Evaluasi teknis terhadap rencana desain dan
dokumen yang berkaitan dengan kapal yang akan dibangun untuk
memeriksa pemenuhan terhadap peraturan yang berlaku;2. Melaksanakan
survey dan pemeriksaan proses konstruksi kapal di galangan kapal
oleh surveyor klasifikasi dan juga pemeriksaan pada fasilitas
produksi yang menghasilkan komponen utama kapal, seperti pelat
baja, permesinan, generator, propeler dll untuk menjamin bahwa
kapal dan komponennya dibangun sesuai dengan persyaratan
klasifikasi;3. Pada saat selesainya pembangunan tersebut diatas dan
berdasarkan laporan hasil pemeriksaan selama pembangunan, bila
seluruh persyaratan dipenuhi, maka BKI akan menerbitkan sertifikat
klasifikasi.4. Pada saat kapal tersebut beroperasi / berlayar,
pemilik kapal harus mengikuti program survey periodik dan diluar
survey periodik untuk untuk memeriksa kondisi kapal tersebut agar
tetap sesuai dengan kondisi dan persyaratan untuk mempertahankan
klasifikasinya.Di mata pelaku industri asuransi, BKI juga bukan
tanpa masalah. Underwriter perusahaan asuransi lebih suka kapal
diklaskan oleh biro klasifikasi asing anggota International
Association of Classification Societies. Ini bukan tidak
nasionalis, tetapi ini belajar dari pengalaman. Masih bisa
dijumpai, kapal klas BKI tapi kondisinya seperti kapal tidak klas.
BAB IIIKESIMPULAN DAN SARANIII. 1 Kesimpulan Marine Hull Insurance
adalah asuransi yang memberikan jaminan terhadap kerugian atau
kerusakan fisik pada kapal yang mengalami musibah kecelakaan karena
tabrakan, terdampar, tenggelam, jatuh, dan resiko alam serta
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, Dalam Marine Hull
Insurance yang menjadi objek pertanggungan Kapal Laut.
pertanggungan dalam Marine Hull Insurance ada beberapa hal yaitu
Institute Standard, Institute Time Clause, Standard Indonesia Hull
Form, Running Down Clause (RDC), Termination and Continuation
Clause, Sale of Vessel Clause, Return Clause, Inchmaree ClauseAda
beberapa jenis kapal yang dapat diasuransikan yaitu mulai dari
kapal kargo, kapal kontainer, bulk carriers, kapal tanker, kapal
penumpang, LCT, yacht, tug boat, barge. Spesifikasi kapal-kapal
yang dapat diasuransikan sebagai berikut General Cargo Ships, Semi
Container Ships, Bulk Carriers, Passenger Ships, ferry, Tanker, oil
barge, Flat top barges, Crew, work boats, Supply/Utility/Offshore
ships, Container ships, Crane barge. Asuransi Marine Hull mempunyai
persyaratan tersendiri adalah kapal harus International Association
of Classification Societies (IACS) atau BKI (Biro Klasifikasi
Indonesia). Kapal - kapal yang wajib klas adalah kapal - kapal
dengan ketentuan, Panjang 20 m dan atau Tonase 100 GT dan atau
Mesin Penggerak 250 PK.
III. 2 SaranPemilihan moda transportasi moda laut ( Sea
Freight), pada dasaranya sama seperti pemilihan moda sarana
pengangkut lainnya baik itu melalui darat, laut, maupun udara baik
itu ekspor atau impor harus memiliki standar keselamatan baik dari
usia moda transportasi tersebut, maupun kapasitas dari bobot
muatan, kualitas mesin dari moda transportasi tersebut,
perlengkapan keselamatan (safety) dari pihak transportasi. Untuk
menghindari hal-hal tersebut biasanya beberapa perusahaan jasa
ekspor impor bekerjasama dengan beberapa perusahaan asuransi untuk
keselamatan barang yang akan dimuat kedalam moda transportasi baik
itu udara, laut dan darat jika terjadi kerusakan, kecelakaan,
ataupun barang tenggelam dilaut saat pengiriman. Semua kegiatan
proses pengiriman barang baik itu ekspor maupun impor harus
didasari dengan adanya asuransi yang terpercaya, agar barang yang
akan dimuat selamat, jika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan
perusahaan asuransi berhak sepenuhnya mengganti semua kerusakan
atau kerugian dari barang tersebut dalam menggunakan moda
transportasi yang telah dipergunakannya dari pihak customer.