1 PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP CITRA PERUSAHAAN PADA PT. LARAS INTERNUSA DI KINALI PASAMAN BARAT SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S1) Pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Pasaman Oleh: M.ARIFIN 0811154 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP
CITRA PERUSAHAAN PADA PT. LARAS INTERNUSA DI KINALI
PASAMAN BARAT
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S1) Pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Pasaman
Oleh:
M.ARIFIN
0811154
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
YAYASAN PENDIDIKAN PASAMAN (YAPPAS)
2012
2
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
JUDUL : PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
TERHADAP CITRA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PT.LARAS
INTERNUSA DI KINALI PASAMAN BARAT
Nama : M.ARIFIN
BP/NIM : 0811154
Jurusan : Manajemen
Pasaman Barat, Agustus 2012
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Mega Usvita, SE.M.Si Hilda Asel, SE
3
HALAMAN PENGESAHAN LULUS UJIAN SKRIPSI
Dinyatakan Lulus
Setelah dipertahankan di depan tim penguji skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Yayasan Pendidikan Pasaman
“PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
TERHADAP CITRA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PT.LARAS
INTERNUSA DI KINALI PASAMAN BARAT”
Nama : M.ARIFIN
NIM : 0811154
Jurusan : Manajemen
Pasaman Barat, Agustus 2012
Tim Penguji Tanda Tangan
Ketua : Mega Usvita, SE.M.Si :_________________________
Sekretaris : Hilda Asel, SE :_________________________
Anggota : 1. Jayasman, SE.M.Si :_________________________
2. Roza Gustika, SE.MM :_________________________
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Pasaman
Ketua,
M. Saleh Lubis, SE.M.Si
4
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya
sendiri. Sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis ditunjukkan
dalam skripsi ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Pasaman Barat, Agustus 2012
Yang menyatakan,
M.ARIFIN
Bp: 0811154
5
HALAMAN MOTTO
“Apa yang Saya pikirkan Akan Menjadi Sesuatu, Saya
Adalah Tuan Dari Apa Yang Paling Saya Pikirkan, dan Apa
Yang Paling Saya Inginkan di Dalam Benak Saya, itulah
yang akan Saya Tarik ke dalam hidup Saya”
Saya tak sengaja membuka lembaran ini, bahkan Saya tak sengaja menulis kalimat ini untuk Anda yang sedang membaca tulisan ini, Saya ingin hadir dalam tulisan yang cukup singkat ini, Anda tak akan menemukan Saya pada bab-bab selanjutnya, maka izinkan Saya membagikan sedikit pengetahuan Saya, hanya untuk Anda yang masih ada disini untuk membaca tulisan ini. “Hidup Anda sekarang ini adalah cerminan pikiran-pikiran di masa lalu. Termasuk disini adalah semua hal besar, dan hal yang Anda anggap tidak terlalu besar. Karena Anda meraih apa yang paling Anda pikirkan, akan mudah untuk melihat pikiran utama Anda pada setiap persoalan kehidupan, karena itulah yang telah Anda alami.Sampai disini.!Anda seperti sebuah menara penyiaran, yang memancarkan frekuensi dengan pikiran-pikiran Anda. Jika Anda ingin mengubah sesuatu dalam hidup Anda, ubahlah frekuensi dengan mengubah pikiran Anda. Pikiran yang sedang Anda pikirkan saat ini sedang menciptakan kehidupan masa depan Anda. Apa yang paling Anda pikirkan atau fokuskan akan muncul sebagai hidup Anda.
Finally I wanna say to U : Never trouble trouble till trouble troubles you, do the best to be the best and do the worst to be the worst.
If you say nobody is perfect, try practice makes perfect, keep your confidence and try, try’n and try again.
6
HALAMAN PERSEMBAHAN SKRIPSI
Skripsi terbaikku dan sederhana ini akan
kupersembahkan untuk kedua orang tuaku :
Untuk Ibuku (Sulastri) Ibu, Aku hadir disini dalam tulisan
ini, Aku ingin mengatakan kalimat ini, hanya kepadaMu, Ibu. Ibu,
untukMu yang tak pernah lelah memberikan kasih sayangMu
kepadaKu, untukMu yang telah merawatKu saat Aku masih bayi,
untukMu yang telah membesarkanKu hingga Aku dewasa kini.
TanpaMu Ibu..!!! Aku tak akan lahir kedunia ini, Aku tak akan
mampu menulis kalimat ini, Untuk Mu Ibu. Ibu, izinkan Aku
bersimpuh dihadapanMu, izinkan Aku meneteskan air mataKu
atas segala dosa-dosaKu melalui kalimat ini, tanpa restuMu Ibu
Aku tak akan mampu membuat Skripsi ini, tanpa Do’a Mu Ibu,
Aku tak akan mampu Kuliah hingga saat ini. Ibu, Engkau yang
selalu mendidikku untuk selalu rajin dan tidak boros, Engkau
yang menyuruhku untuk menabung sebagian uang jajan itu, Ibu,
engkau yang rela berjualan jajanan dipinggir jalan “Untuk
MenyekolahkanKu & AdikKu”. Aku berhutang budi kepadaMu Ibu.
Aku ingin membalas Jasa-jasamu Ibu, Ibu.....raut wajahMu kini
semakin menua, RambutMu kini Mulai beruban, Ibu..Kasih Ibu
kepada Beta, Tak terhingga hingga Akhir Masa !!. Hormatilah
IbuMu sewaktu beliau masih ada, jangan sampai menyesal
dikemudian hari !!!!
Untuk Bapak ku (Suparman) Bapak, untukMu yang tak
pernah lelah bekerja membanting tulang disawah, untukMu yang
tak pernah lelah mengayun sepeda kiloan meter demi untuk
sesuap nasi, untukMu yang rela pergi pagi hingga pulang petang,
Bapak.....untukMu yang menjadi tulang punggung keluarga ini,
7
Tanpamu Bapak..!!! Aku Tak akan mampu menulis kalimat ini
untukMu, Aku tak akan mampu membayar uang Kuliah ini, Aku
tak akan mampu Sekolah hingga setinggi ini, Aku tak akan
mampu berhitung membagi kebutuhan dengan keadaan ini,
Bapak... tanpa NasehatMu dahulu..Mungkin Aku hanya akan
menjadi gelandangan jalanan tak karuan entah berantah. Tapi,
Aku tahu satu hal dari sikap diamMu, dari SindiranMu yang halus
tapi pedas seperti cabe, yang membakar telingaku Saat itu..dan
Kini Apa yang engkau katakan semua itu terbukti, “Aku akan
memakai TOGA, Engkau akan melihatKu di Wisuda dan NamaMu
akan disebut..”. Semoga itu bisa menghapus keringatMu selama
ini, Semoga Aku bisa membanggakan HatiMu, Ayah..Maafkanlah
segala dosa-dosaKu kepadaMu selama ini, Ayah..keriput di
wajahmu mulai tampak, ubanMu mulai tumbuh, RagaMu yang
dulu kekar kuat kini mulai pudar. Hormatilah Bapak dan IbuMu
sewaktu beliau masih ada, jangan sampai engkau menyesal
dikemudian hari !!!!
Untuk Adik ku (Titi Afiyani) Untuk adik Ku yang masih
duduk di bangku SMA (giatlah dalam belajar dan patuhilah guru-
guru di sekolah agar dirimu berhasil nantinya..Aamiin)
dengarkanlah Nasihat Ayah dan Ibu, Hormatilah keduanya selagi
keduanya masih hidup di dunia ini dan jangan sampai menyesal
di kemudian hari.!!!!
8
ABSTRAK
JUDUL : PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(CSR) TERHADAP CITRA PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN PT.LARAS INTERNUSA DI KINALI
PASAMAN BARAT
Pembimbing : 1. Mega Usvita, SE.M.Si
2. Hilda Asel, SE
Telah dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Citra Perusahaan pada PT.Laras Internusa di Kinali Pasaman Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Corporate Social Sesponsibility (CSR) berpengaruh pada pembentukan citra perusahaan.
Pada penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah dengan regresi linear sederhana. Sampel penelitian sebanyak 70 responden.
Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara corporate social responsibility terhadap citra perusahaan. Dimana, diketahui nilai t variabel CSR sebesar 8,425 dengan nilai signifikansi 0,000. Ini berarti bahwa nilai signifikan t lebih kecil dari alpha 5% (0.000 < 0,05). Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel CSR berpengaruh signifikan terhadap Citra perusahaan pada PT. Laras Internusa. Selanjutnya, diketahui nilai R-Square sebesar 0,511, ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh CSR terhadap Citra Perusahaan sebesar 51,1% dan sisanya sebanyak 48,9% lagi dipengaruhi oleh variabel bebas lainnya.
Keywords : Corporate Social Responsibility, citra perusahaan
9
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah.SWT yang telah
memberikan rahmat, nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis
telah menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Corporate Social
Responsibiliy (CSR) Terhadap Citra Perusahaan Pada PT.Laras Internusa di
Kinali Pasaman Barat”.
Selanjutnya dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak lupa pula
mengucapkan rasa terimakasih atas bimbingan, pengarahan, saran serta kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Dengan syukur yang mendalam, saya ingin
berterimakasih kepada setiap orang yang telah datang dalam hidup saya, yang
mengilhami, menyentuh dan menerangi saya melalui kata-kata, serta motivasi
yang diberikan, saya juga ingin berterimakasih dan mengucap syukur kepada
orang-orang dibawah ini untuk dukungan dan sumbangan besarnya pada
perjalanan saya dan penciptaan skripsi ini :
1. Bapak Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) YAPPAS Bapak
M.Saleh Lubis, SE.M.Si
2. Bapak H.Adriwilza, SE.M.Pd selaku wakil ketua I STIE YAPPAS Simpang
Ampek
3. Bapak Wildan, SE selaku wakil ketua II STIE YAPPAS
4. Bapak Jayasman, SE.M.Si selaku wakil ketua III STIE YAPPAS
5. Ibu Mega Usvita.SE.M.Si selaku ketua Program Studi Manajemen STIE
YAPPAS
6. Ibu Erdawati, SE selaku ketua BAAK dan Ibu Nurasmah, SH.MH selaku
ketua BAU STIE YAPPAS
10
iii
7. Bapak M. Faudzi Ahmad selaku A.General Manager di PT.Laras Internusa
8. Bapak Ali Nasir selaku Humas di PT.Laras Internusa
9. Bapak Akhmad Yusri selaku HRD di PT.Laras Internusa
10. Ibu Mega Usvita.SE.MSi, selaku dosen pembimbing I dan Ibu Hilda Asel.SE,
selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan
dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
11. Dosen dan karyawan/karyawati STIE YAPPAS yang telah memberikan
kemudahan kepada penulis dalam rangka kelancaran penyelesaian skripsi.
12. Rekan – rekan mahasiswa, khususnya Program Studi Manajemen STIE
YAPPAS yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan yang
bersifat membangun demi penyelesaian skripsi ini.
13. Dan pihak – pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis juga menyadari bahwa dalam skripsi ini masih sangat jauh dari
kesempurnaanya, karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua fihak yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan penyusunan penelitian skripsi ini selanjutnya.
Pasaman Barat, Agustus 2012
Hormat saya
M.Arifin
11
iv
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
ABSTRAK....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................... ix
DFTAR GAMBAR......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan pelanggan di sector
perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap perusahaan.
Menurut Kotler (2000;208) bahwa Citra adalah seperangkat keyakinan, ide
dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek. Sikap dan tindakan
orang terhadap objek sangat ditentukan oleh citra objek tersebut. Dari pendapat
tersebut menunjukkan bahwa, sikap dan perilaku pelanggan terhadap perusahaan
dapat dipengaruhi oleh citra perusahaan tersebut dimata pelanggan. Semakin baik
citra perusahaan, maka pelanggan akan bersikap dan berperilaku positif terhadap
perusahaan.
13
Menurut Ardianto (2004), mengemukakan bahwa citra berakar dari nilai-
nilai kepercayaan yang diberikan, konkritnya diberikan secara individual dan
merupakan pandangan atau persepsi serta terjadinya proses akumulasi dari amanat
32
kepercayaan yang diberikan oleh individu-individu, akan mengalami suatu proses
cepat atau lambat untuk membentuk suatu opini publik yang luas dan abstrak,
yaitu yang sering dinamakan citra.
Menurut Kotler ( 2005 : 338 ) yang di alih bahasakan oleh Hendra Teguh,
dan Ronny adalah : “ Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau
produknya yang di pengaruhi oleh banyak faktor diluar kontror perusahaan “.
Menurut Norman (dalam Kandampully and Dwi, 2000;347) Citra adalah
hal yang dipertimbangkan untuk mempengaruhi pikiran pelanggan melalui
dampak kombinasi dari iklan, publik relation, citra fisik, dari mulut ke mulut, dan
pengalaman nyata dengan barang dan jasa. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa
citra yang merupakan dampak dari bauran promosi, word of mouth, dan
pengalaman pelanggan dengan suatu produk, dapat mempengaruhi persepsi dan
pikiran pelanggan terhadap apa yang ditawarkan oleh produk tersebut.
Menurut Kotler (2003), mengemukakan Citra adalah persepsi masyarakat
terhadap perusahaan atau produk. Citra yang efektif melakukan tiga hal yaitu :
a) Menyampaikan satu pesan tunggal yang memantapkan karakter
produk dan usulan nilai.
b) Menyampaikan pesan ini dengan cara yang berbeda sehingga
dikelirukan dengan pesan serupa dari para pesaing.
c) Mengirimkan kekuatan emosional sehingga membangkitkan hati
maupun pikiran pembeli.
33
Menurut Aaker ( 2000 : 60 ) yang di alih bahasakan oleh Aris Ananda
adalah : “ Citra adalah keseluruhan pesan yang di pikirkan dan yang di ketahui
oleh seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu hal “.
Konsep Citra juga dikemukakan oleh Nguyen and Gaston (2002;243) yang
mendefinisikan Citra adalah saluran kesan yang terbuat dari pikiran masyarakat
mengenai organisasi. Hal ini berhubungan dengan nama, arsitektur, jenis
produk/jasa, ediologi, dan kesan dari kualitas komunikasi oleh tiap pekerja
oraganisasi yang berinteraksi dengan klien. Menurut pendapat- pendapat tersebut,
citra perusahaan di cerminkan oleh nama atau identitas perusahaan, lingkungan
fisiknya, jenis layanannya, ideologi perusahaan serta kemampuan komunikasi
perusahaan dalam membangun kesan tersebut di benak pelanggan. Semakin baik
kesan pelanggan terhadap beberapa aspek tersebut dan didukung oleh kemampuan
komunikasi perusahaan maka kesan atau citra perusahaan juga akan semakin baik.
Citra menurut Angel (1995 ; 6) : “Imagery is a process by with sensory
information and experiences are represent in working memory”. Artinya
“Pencitraan merupakan suatu proses dimana informasi yang ditangkap oleh panca
indera dan pengalaman diproses dalam ingatan”.
Menurut Alma (2005), image is the empression felling, the conception
which the public has of a company, a conditionally created impression of an
object, person or organization, artinya citra merupakan kesan, impresi, perasaan
34
atau konsepsi yang ada pada publik mengenai perusahaan, mengenai objek, orang
atau lembaga.
Menurut Sutisna ( 2001 : 83 ) adalah : “ Citra adalah total persepsi
terhadap suatu obyek, yang di bentuk dengan memproses informasi dari berbagai
sumber setiap waktu “.
Flavian et.al (2004; 367) juga mendefenisikan Citra sebagai hasil interaksi
semua pengalaman, kesan, kepercayaan-kepercayaan, perasaan dan pengetahuan
seseorang tentang suatu perusahaan. Pendapat ini juga mendukung beberapa
pendapat diatas yang mengungkapkan bahwa citra merupakan hasil dari interaksi
perusahaan dengan pelanggan baik melalui pengalaman maupun informasi, yang
membangun kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.
Menurut Petty dan Cacioppo, 1986 dalam Cornelissen (2000;120)
berbagai tingkat pemahaman dalam konsep citra perusahaan didasarkan atas
hubungan antara tingkat keterlibatan individu dengan objek dan tingkat dari
pengembangan citra terhadap suatu objek. Keterlibatan tersebut dilihat sebagai
sebuah konsekuensi dari kapasitas proses informasi bagi setiap individu sehingga
memotivasinya terhadap objek tersebut. Sebuah tingkat keterlibatan yang tinggi
memiliki hubungan dengan sebuah tingkat dari pengembangan.
Berdasarkan beberapa pendapat para pakar diatas mengenai citra
perusahaan, maka citra dapat diinterprestasikan sebagai persepsi tentang tentang
fenomena, kesan yang diciptakan oleh perusahaan pada pikiran manusia melalui
informasi dari perusahaan dan pengalaman seseorang dengan perusahaan tersebut.
35
Menciptakan dan menjaga citra merupakan hal yang mutlak dilakukan
oleh perusahaan, sebab apabila citra perusahaan menjadi rusak, persepsi
pelanggan terhadap perusahaan akan buruk. Perusahaan yang telah rusak citranya
akan sulit diperbaiki, hal ini dikarenakan hilangnya kepercayaan masyarakat.
Berdasarkan hal itu, menjaga citra perusahaan berarti menjaga konsistensi
pelayanan dan kualitas yang dihasilkan.
Citra akan tetap bertahan selama organisasi dapat melakukan perubahan-
perubahan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. Ketahanan citra ini
disebabkan dalam kenyataanya sekali seseorang memiliki citra tertentu terhadap
suatu objek, orang-orang akan menerima, apa yang sesuai dengan citra yang
dimiliki objek tersebut. Ketidaktahanan suatu citra disebabkan adanya informasi
yang diberikan tidak jelas sehingga meningkatkan keragu-raguan dalam pikiran
mereka, terlebih lagi ketika orang-orang tidak mengikuti perkembangan
perubahan suatu objek.
Citra dapat menjadi penyangga (buffer) terhadap terjadinya pelayanan
yang buruk. Sebaliknya apabila terjadi kualitas yang buruk citra akan menjadi
dalih dari ketidakpuasan masyarakat dan memperkuat persepsi negatif terhadap
layanan dalam kegiatan operasional layanan. Intinya pada suatu perusahaan, citra
atau image merupakan hal yang sangat penting yang dapat mempengaruhi positif
atau negatif aktivitas pemasaran, dimana citra berperan dalam mempengaruhi
perilaku dan keputusan pelanggan.
2.1.2 Jenis-Jenis Citra
Menurut Frank Jefkins (1996;17-20) ada beberapa jenis citra, yaitu :
36
1. Citra Bayangan (Mirror Image), citra yang dianut oleh orang mengenai
pandangan luar terhadap organisasniya. Citra ini sering kali tidak tepat,
bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya
informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan
dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar.
2. Citra yang Berlaku (Current Image), suatu citra atau pandangan yang dianut
oleh pihak luar mengenai suatu organisasi. Namun sama halnya dengan citra
bayangan, citra yang berlaku tidak selamanya, bahkan jarang sesuai dngan
kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan
orang luar yang biasanya serba terbatas. Biasanya citra ini cenderung
negatif. Citra ini juga ditentukan oleh banyak sedikitnya informasi yang
dimiliki oleh mereka yang mempercayainya.
3. Citra yang Diharapkan (Wish Image), suatu citra yang diinginkan oleh pihak
manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya.
Biasanya citra yang diharapkan itu lebih baik atau lebih menyenangkan
daripada citra yang ada. Walaupun keadaan tertentu, citra yang terlalu baik
juga bisa merepotkan. Namun secara umum, yang disebut sebagai citra
harapan itu biasanya dirumuskan yang berkonotasi
lebih baik. Citra yang diharapkan itu biasanya dirumuskan dan diterapkan
untuk sesuatu yang relatif baru, ketika khalayak belum memiliki informasi
yang memadai mengenainya.
37
4. Citra Perusahaan (Corporate Image), citra suatu organisasi secara
keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanan. Citra ini
terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah/riwayat hidup perusahaan.
Keberhasilan dan stabilitas dibidang keuangan, kualitas produk,
keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta
lapangan kerja, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial dan
komitmen mengadakan riset.
5. Citra Majemuk (Multiple Image), banyaknya jumlah pegawai (individu),
cabang atau perwakilan dari sebuah perusahaan dapat memunculkan suatu
citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi secara keseluruhan.
Jumlah citra yang dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama
banyaknya dengan jumlah pegawai yang tidak diinginkan. Variasi citra
harus ditekan seminimal mungkin dan citra perusahaan secara keseluruhan
harus ditegakkan.
2.1.3 Pembentukan Citra
Menurut Kotler (2003), citra perusahaan mengambarkan citra terbentuk
oleh :
1. Kesan (Impressions)
2. Kepercayaan (beliefs), diimplementasikan dari kredibilitas dan
kepedulian perusahaan terhadap pelanggan yang ditujukan melalui
penampilan (performance) pada pengalaman melakukan hubungan
dengan pelanggan.
3. Sikap (attitude) yang ada didalam benak konsumen terhadap perusahaan.
38
Ada tiga komponen yang membentuk sikap yaitu :
a. Komponen Kognitif, sikap yang menggambarkan pengetahuan dan
persepsi terhadap suatu objek sikap
b. Komponen afektif, sikap yang menggambarkan perasaan dan emosi
seseorang terhadap suatu objek
c. Komponen konatif, sikap yang menggambarkan kecenderungan diri
seseorang untuk melakukan tindakan yang terkait dengan objek sikap.
Pembentukan Citra menurut Hawkins, Best, Coney (1996 ; 303) adalah
sebagai berikut :
1. Tahap Penangkapan Informasi (Exposure)
Terjadi disaat suatu rangsangan-rangsangan mencapai daerah syaraf
penerima indera seseorang (Sensory Receptor). Misalnya ketika seseorang
mengetahui adanya kegiatan personal selling yang dilakukan.
2. Tahap Perhatian (Attention)
Untuk dapat menjadi perhatian seseorang, setelah rangsangan mencapai
daerah syaraf penerima maka selanjutnya rangsangan tersebut harus dapat
menggertakkan saraf indera dan menimbulkan respon atau sensasi-sensasi
pada otak (sensation). Misalnya ketika seseorang tertarik untuk
mengetahui lebih jauh mengenai kegiatan personal selling tersebut.
3. Tahap Pemahaman (Comprehensive)
39
Setelah mencapai daerah saraf indera penerima seseorang dan
menggertakkan saraf-saraf dari indera tersebut, kemudian rangsangan
tersebut menimbulkan respon langsung atau sensasi-sensasi pada otak
yang kemudian dilakukan pemahaman terhadap sensasi-sensasi tersebut.
Pada tahap pemahaman inilah persepsi terbentuk. Misalnya dari
pengetahuan mengenai kegiatan personal selling yang dilakukan suatu
perusahaan. Khalayak sasaran kemudian mulai memperhatikan dan
mencoba untuk mengerti dan memberikan penilaian terhadap personal
selling tersebut. Selanjutnya hal tersebut mengarah pada pembentukan
persepsi terhadap personal selling yang dilakukan perusahaan yang
bersangkutan.
Menurut Soemirat dan Adrianto (2004) menjelaskan efek kognitif dari
komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra
terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi –informasi yang diterima
seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan menimbulkan
perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan
citra kita tentang lingkungan. Public Relations digambarkan sebagai input-output,
proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah
stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu.
Efektivitas public relathions di dalam pembentukan citra (nyata, cermin dan aneka
ragam) organisasi, erat kaitanya dengan kemampuan (tingkat dasar dan lanjut)
pemimpin dalam menyelesaikan tugas organisasinya, baik secara individual
maupun tim yang dipengaruhi oleh praktek berorganisasi (job design, reward
40
system, komunikasi dan pengambilan keputusan) dan manajemen waktu atau
perubahan dalam mengelola sumberdaya (materi, modal, dan SDM) untuk
mencapai tujuan yang efektif dan efisien, yaitu mencakup penyampaian perintah,
informasi, berita dan laporan, serta menjalin hubungan dengan orang. Hal ini
tentunya erat dengan penguasaan identitas diri yang mencakup aspek fisik.
Personil, kultur, hubungan organisasi dengan pihak pengguna, respons dan
mentalitas pengguna (Hubeis,2001). Praktisi humas senantiasa dihadapkan pada
tantangan dan harus menagani berbagai macam fakta yang sebenarnya, terlepas
dari apakah fakta itu hitam, putih atau abu-abu. Perkembangan komunikasi tidak
memungkinkan lagi bagi suatu organisasi untuk menutup-nutupi suatu fakta. Citra
humas yang ideal adalah kesan yang benar, yakni sepenuhnya berdasarkan
pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya.
Itu berarti citra tidak seharusnya dipoles agar lebih indah dari warna aslinya,
karena hal itu justru dapat mengacaukanya ( Anggoro,2002).
2.1.4 Manfaat Citra
41
Manfaat citra perusahaan menurut Paul R. Smith (1995 ; 334) :
1. Menciptakan keunggulan kompetitif (Create Compotitive Advantage)
2. Meningkatkan nilai perusahaan (Improve Companys Equities)
3. Meningkatkan penjualan (Improve Sales)
4. Mendukung pengembangan produk baru (Suport New Product
Development)
5. Memperkuat hubungan keuangan (Strength Then Finansial Reletion)
6. Mempererat hubungan antar pegawai (Harmonizes Employee reletion)
7. Mempermudah rekruitmen pegawai (Best Bosst Recruitment)
8. Membantu penanggulangan krisis (Survive Is Managing Crisis)
Citra positif perusahaan haruslah disampaikan sacara akurat dan
berkesinambungan kepada para pegawai perusahaan dan diperkuat dalam
setiap komunikasi dengan mereka. Hal itu akan membuat mereka merasa
nyaman tentang mereka bekerja dan bergembira dimana teman-teman.
Tetangga dan keluarga mereka mengetahui kepentingan, kekuatan dan nilai
perusahaan. Hal ini penting karena sebagian pegawai perusahaan merupakan
jembatan antara perusahaan dengan konsumen.
Citra perusahaan yang positif juga dapat mempermudah dalam rekruitmen
pegawai. Para pencari kerja akan lebih tertarik pada perusahaan yang
mempunyai masa depan yang cerah, sehingga para pencari kerja yang terbaik
dibidangnya
42
akan melamar pada perusahaan dan perusahaan mempunyai kesempatan yang
besar dalam proses rekruitmen untuk merekrut mereka yang terbaik dibidangnya.
Perusahaan yang memiliki citra positif akan lebih mudah dalam
mengembangkan produk baru. Karena masyarakat telah percaya dengan citra
perusahaan selama ini sehingga mereka percaya pula bahwa produk baru yang
dikeluarkan perusahaan tersebut akan mempunyai keunggulan sehingga mereka
akan tertarik untuk mencobanya. Tetapi perusahaan perlu berhati-hati karena
apabila produk baru tersebut tidak sesuai dengan harapan konsumen, maka hal itu
dapat menghancurkan citra perusahaan yang telah dibangun dalam waktu yang
lama. Selain itu ada beberapa manfaat Citra sebagai berikut ;
1. Daya saing jangka menengah dan panjang, citra tidak mudah dijiplak
oleh perusahaan lain. Citra baik dapat menjadi tembok pembatas bagi
perusahaan saingan yang ingin memasuki segmen pasar yang dilayani
perusahaan. Citra dapat menempatkan mereka pada posisi pimpinan
pasar (market leader) dalam jangka lama. Apabila dikelola secara efektif,
citra dapat melindungi perusahaan dari serangan perusahaan saingan
baru. Citra baik dapat melindungi perusahaan, saingan lama yang
memasarkan barang atau jasa baru.
2. Proteksi selama masa kritis, walau dikelola manajemen yang handal
sekalipun, tidak selamanya operasi bisnis perusahaan berjalan mulus.
Bagi setiap perusahaan ada masa terang adapula masa gelap atau remang-
remang. Karena berbagai macam sebab adakalanya perusahaan
menghadapi masa kritis. Bagi perusahaan yang citra baik disebagian
43
masyarakat akan dapat memahami atau memaafkan kesalahan yang
dibuat perusahaan. Masyarakat cenderung berfikir seperti halnya manusia
biasa, perusahaan juga dapat sesekali berbuat kesalahan. Mereka berfikir
krisis yang dialami perusahaan tidak disebabkan karena salah urus
melainkan karena nasib buruk semata.
3. Daya tarik eksekutif handal, eksekutif handal menjadi harta yang sangat
berharga bagi perusahaan, mereka adalah roda yang memutar operasi
bisnis sehingga berbagai tujuan perusahaan baik jangka panjang atau
jangka pendek dan menengah dapat tercapai. Sayangnya bagi perusahaan
dengan citra buruk merekrut dan mempertahankan eksekutif handal tidak
mudah.
4. Meningkatkan efektifitas strategi pemasaran, citra baik akan menunjang
efektifitas strategi pemasaran produk. Meskipun perusahaan lama lebih
tinggi, namun mereka akan menginginkan produk dari perusahaan lama
karena mereka lebih suka memilih hasil produk yang keluar dari
perusahaan yang lama tersebut.
5. Penghematan biaya operasional, perusahaan baik akan membutuhkan
lebih sedikit merekrut eksekutif handal untuk mempromosikan produk
mereka karena mereka telah kenal dengan produk yang dikeluarkan.
44
2.1.5 Faktor yang mempengaruhi Citra
Menurut Tjiptono (2004) mengemukakan bahwa keberhasilan perusahaan
membangun citra dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yaitu sebagai
berikut :
1. Citra yang ditonjolkan merupakan sarana atau bukti fisik perusahaan.
Factor lain yang wajib disadari para perusahaan adalah citra perusahaan
atau produk yang mereka bangun adalah sarana atau sifat fisik untuk
mencapai tujuan usaha dan bukan tujuan usaha itu sendiri.
2. Citra yang ditonjolkan mudah dimengerti pelanggan. Hal ini merupakan
salah satu cara mencapai tujuan utama program hubungan masyarakat
dalam hal keinginan membangun citra perusahaan.
3. Citra yang ditonjolkan sesuai dengan kemampuan perusahaan atau
jaminan. Pimpinan perusahaan yang bijak selalu mengusahakan agar
karyawan mempunyai pengetahuan cukup tentang perusahaan, karena
perusahaan punya peran penting dalam membangun citra dimasyarakat.
Jabatan atau tugas mereka menjadi karyawan bertindak sebagai duta besar
perusahaan dimasyarakat.
4. Citra yang dibangun berdasarkan perhatian terhadap keinginan pelanggan.
Dimata anggota masyarakat karyawan dipandang pembawa bendera
perusahan. Sikap dan perhatian mereka terhadap nasabah akan
mepengaruhi persepsi pelanggan, mitra usaha maupun pejabat terhadap
perusahaannya.
45
5. Citra yang ditonjolkan berdasarkan manfaat perusahaan yang cukup
realistis. Bagi masyarakat sikap kerja karyawan yang andal terhadap
perusahaanya membawa dampak yang menguntungkan dan akan
dipercayai pelanggan. Sikap positif ini dinilai masyarakat sebagai
pancaran keberhasilan manajemen, kebijakan usaha dan produk yang
dihasilkan perusahaan.
2.1.6 Komponen-Komponen Citra
Ada empat komponen untuk meningkatkan citra positif di masyarakat yaitu :
1. Personality, keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami oleh
lingkungan di luar perusahaan.
2. Reputation, keyakinan seseorang terhadap perusahaan berdasarkan
pengalaman pribadi atau orang lain atas produk atau jasa perusahaan.
3. Values/etnics, nilai-nilai dan filosofi yang dianur perusahaan diperlihatkan
dengan keramahan pelayanan, gaya kerja dan komunikasi baik internal
perusahaan maupun interaksi dari pihak luar.
4. Corporate Identity, identitas dalam nama, simbol, logo, warna dan ritual
untuk memunculkan perusahaan, merek dan kepentingan perusahaan.
46
2.1.7 Ciri-ciri Citra
Ada beberapa ciri-ciri citra (Kotler, 1997), yaitu :
1. Simbol yaitu citra yang kuat terdiri dari suatu atau lebih dari sumber yang
menggerakkan perusahaan atau penggunaan merek.
2. Media yaitu simbol terpilih harus dikerjakan dalam iklan yang
menyampaikan kepribadian perusahaan.
3. Suasana yaitu tempat fisik organisasi menghasilkan produk dan jasanya
menjadi pembentuk lain dari citra yang kuat.
4. Peristiwa yaitu perusahaan dapat membangun identitas melalui jenis acara
yang didukungnya.
Selain itu, menurut Kotler (2003) mengemukakan bahwa citra yang
positif berhubungan erat dengan produk yang dihasilkan perusahaan, yaitu :
1. Citra membawa pesan tunggal yang dapat menghasilkan karakter produk.
2. Citra membawa pesan-pesan dengan cara berbeda, jadi tidak akan
dibingungkan oleh hal serupa yang ditawarkan pesaing.
3. Citra dapat menghantarkan kekuatan energi emosional serta bisa
menggerakan hati sejalan dengan pikiran pembeli.
47
2.2 Corporate Social Responsibility (CSR)
2.2.1 Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) atau
Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) mulai diperkenalkan oleh
Bowen pada tahun 1953 dalam sebuah karya seminarnya mengenai tanggung jawab
sosial pengusaha. Menurut Bowen, tanggung jawab sosial diartikan sebagai : ”… it
refers to the obligations of businessmen to pursue those policies, to make those
decisions, or to follow those lines of action which are desirable in terms of the
objectives and values of our society” (Bowen dalam Caroll, 1999 : 270). Artinya
“tanggung jawab itu mengacu pada kewajiban para pelaku bisnis untuk mengejar
kebijakan itu, untuk membuat keputusan itu, atau untuk mengikuti bentuk yang
tindakan itu adalah diinginkan dalam kaitan dengan sasaran hasil dan nilai-nilai
dari masyarakat kita”.
Menurut Wibisono (2007:6) definisi CSR adalah; "tanggung jawab
perusahaan kepada para pemangku kepentingan untuk berlaku etis,
meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang
mencangkup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam mencapai tujuan
pembangunan yang berkelanjutan."
Menurut Untung (2008:1) mendefinisikan tanggung jawab sosialsebagai
48
berikut: Corporate social responsibility adalah komitmen perusahaan atau dunia
usaha bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang
berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan
menitikberatkan pada keseimbangan aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan.
Menurut McWilliams and Siegel (2001), mendefinisikan corporate social
responsibility (CSR) sebagai berikut:
CSR as situations where the firm goes beyond compliance and engages in
‘actions that appear to further some social good, beyond the interests of the firm
and that which is required by law’. Artinya “CSR adalah situasi di mana
perusahaan andil dalam pemenuhan dan terlibat dalam tindakan yang nampak bagi
beberapa masyarakat sosial baik di luar minat perusahaan dan yang diperlukan di
depan hukum”.
Menurut Undang-Undang Nomor 40 pasal 1 butir 3 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, tanggung jawab sosial adalah sebagai berikut: Tanggung
jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta
dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas
kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri,
maupun komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.
Menurut Garriga dan Mele (2004) melakukan pemetaan teori-teori dan
konsep-konsep mengenai CSR. Dalam kesimpulannya Garriga dan Mele (2004)
menjelaskan bahwa CSR mempunyai fokus pada empat aspek utama yakni ;
1. Mencapai tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang berkelanjutan
2. Mnggunakan kekuatan bisnis secara bertanggung jawab
49
3. Mengintegrasikan kebutuhan-kebutuhan sosial dan
4. Berkontribusi ke dalam masyarakat dengan melakukan hal-hal yang
beretika.
Dengan demikian, menurut Garriga dan Mele (2004) teori-teori CSR
secara praktis dapat digolongkan ke dalam empat kelompok teori yang berdimensi
profit, politis, sosial dan nilai-nilai etis.
Intinya adalah bahwa CSR adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak
hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, melainkan
pula untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik, melembaga,
dan berkelanjutan.
Ada beberapa istilah senada yang acapkali digunakan untuk kegiatan CSR
yaitu corporate giving, corporate philanthropy, corporate community relations,
dan community development. Sesungguhnya masing-masing kegiatan tersebut di
atas adalah pendekatan CSR dengan motif masing-masing, yaitu: charity (giving),
kemanusiaan (philanthropy), tebar pesona/image (community relations), dan
pemberdayaan masyarakat (community development).
Menurut Kotler dan Lee (2005:3) menyatakan “corporate social
responsibility is a commitment to improve community well-being through
discretionary business practices and contributions of corporate resources”.
Maksudnya adalah “tanggung jawab sosial perusahaan adalah suatu komitmen
untuk meningkatkan kesejahteraan serta kesehatan masyarakat melalui praktek
bisnis yang menentukan dan berkontribusi pada sumber daya perusahaan”.
50
Menurut Nurdizal M. Rachman, (2004), CSR (Corporate Social
Responsibility) salah satunya adalah niat baik dan komitmen dari perusahaan
untu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup.
masyarakat, keberlanjutan pengembangan masyarakat, ekonomi lokal
sehingga memberikian kontribusi juga terhadap keberlanjutan
perusahaan. Kegiatan tersebut dilakukan bekerjasama antar perusahaan
dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal (masyarakat), dan
lingkungan secara luas.
CSR adalah upaya perusahaan untuk memberikan dampak (ekonomi,
lingkun dan sosial) positif bagi masyarakat yang pada intinya terjadi
pembangunan berkelanjutan dan merupakan tantangan. (Achmad Daniri,
2002).
Selanjutnya World Business Council for Suistanable Development
menggambarkan bahwa: “corporate social responsibility as ‘business’
commitment to contribute to suistanable economic development, working with
employees, their families, the local community, and society at large to improve
their quality of life”. (Kotler dan Lee 2005). Artinya “tanggung jawab sosial
perusahaan adalah adanya kesanggupan bisnis untuk berperan dalam
pembangunan ekonomi suistanable, bekerjasama dengan karyawan, keluarga-
keluarga mereka, masyarakat lokal, dan masyarakat sebebasnya untuk
meningkatkan mutu hidup mereka”.
CSR adalah sebuah program yang mengimplementasikan tanggung
51
jawab sebuah perusahaan kepada masyarakat luas. (YusufYudi
Prayudi,2006)
Sedangkan Petkoski dan Twose (2003) mendefenisikan CSR sebagai
komitmen bisnis untuk berperan dalam mendukung pembangunan ekonomi,
bekerjasama dengan karyawan dan keluarganya, masyarakat lokal dan masyarakat
luas, untuk meningkatkan mutu hidup mereka dengan berbagai cara yang
menguntungkan bagi bisnis dan pembangunan.
Secara konseptual, Tangungjawab Sosial Perusahaan adalah pendekatan
dimana perusahaan mengintegarasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan
interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan ( stakeholders ) berdasarkan
prinsip kesukarelaan dan kemitraan. ( Nuryana, 2005 ). Meskipun sesungguhnya
memiliki pendekatan yang relative berbeda, beberapa nama lain yang memiliki
kemiripan atau bahkan identik dengan Tanggungjawab Sosial Perusahaan antara
lain, Investasi Sosial Perusahaan (corporate social Investment/investing),
pemberian perusahaan (Corporate Giving), kedermawanan Perusahaan
(Corporate Philantropy ).
Ketika sebuah perusahaan menjalankan bisnis, program CSR
dihubungkan dengan charity, sumbangan atau kedermawanan (Philanthropy
corporate) maka CSR adalah istilah luas yang sering digunakan untuk
mendefmisikan sebuah kegi perusahaan diluar pusat bisnis, dan hubungan
dengan lingkungan sekitar serta ting laku sosial ( Rahendrawan, 2006 ).
CSR (corpotate social responsibility), menurut World Bussiness Council
on Sustainable Developtment adalah komitmen dari bisnis atau perusahaan untuk
52
berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup hidup karyawan dan
keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas. Defenisi lain, CSR adalah
tanggung jawab perusahaan untuk menyesuaikan diri terhadap kebutuhan dan
harapan stakeholders sehubungan dengan isu-isu etika, social dan lingkungan,
disamping ekonomi (warta pertamina,2004).
Didalam Green Paper Komisi Masyarakat Eropa 2001 dinyatakan bahwa
kebanyakan defenisi tanggung jawab social korporat menunjukkan sebuah konsep
tentang pengintegrasian kepedulian terhadap masalah social dan lingkungan hidup
kedalam operasi bisnis perusahaan dan interaksi sukarela antara perusahaan dan
para stakeholder-nya, ini setidaknya ada dua hal yang terkait dengan dengan
tanggung jawab social korporat itu yakni pertimbangan social dan lingkungan
hidup serta interaksi sukarela (Irianta, 2004).
CSR akan sangat bermanfaat bila dijalankan dengan memperhatikan
masa depan karena CSR tidak memberikan hasil secara keuangan dalam
jangka pendek. Oleh karena itu jika perusahaan melakukan kegiatan CSR
diharapkan perusahaan terjamin dengan baik. Program-program CSR lebih
tepat apabila digolongkan sebagai investasi dan harus menjadi strategi bisnis
dari suatu perusahaan.
Secara teoritis, berbicara mengenai tanggung jawab yang harus
dilaksanakan oleh perusahaan, maka setidaknya akan menyinggung 2 makna,
yakni tanggung jawab dalam makna responsibility atau tanggung jawab moral
53
atau etis, dan tanggung jawab dalam makna liability atau tanggung jawab yuridis
atau hukum.
1. Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Responsibility
Burhanuddin Salam, dalam bukunya “Etika Sosial”, memberikan pengertian
bahwa: “responsibility is having the character of a free moral agent; capable of
determining one’s acts; capable deterred by consideration of sanction or
consequences”. Artinya tanggung jawab itu memiliki karakter agen yang bebas
moral; mampu menentukan tindakan seseorang; mampu ditentukan oleh
sanki/hukuman atau konsekuensi. Setidaknya dari pengertian tersebut, dapat kita
ambil 2 kesimpulan :
a) harus ada kesanggupan untuk menetapkan suatu perbuatan
b) harus ada kesanggupan untuk memikul resiko atas suatu perbuatan.
Kemudian, kata tanggung jawab sendiri memiliki 3 unsur :
1. Kesadaran (awareness). Berarti tahu, mengetahui, mengenal. Dengan
kata lain, seseorang (perusahaan) baru dapat dimintai
pertanggungjawaban, bila yang bersangkutan sadar tentang apa yang
dilakukannya.
54
2. Kecintaan atau kesukaan (affiction). Berarti suka, menimbulkan rasa
kepatuhan, kerelaan dan kesediaan berkorban. Rasa cinta timbul atas dasar
kesadaran, apabila tidak ada kesadaran berarti rasa kecintaan tersebut tidak
akan muncul. Jadi cinta timbul atas dasar kesadaran, atas kesadaran inilah
lahirnya rasa tanggung jawab.
3. Keberanian (bravery). Berarti suatu rasa yang didorong oleh rasa
keikhlasan, tidak ragu-ragu dan tidak takut dengan segala rintangan. Jadi
pada prinsipnya tanggung jawab dalam arti responsibility lebih
menekankan pada suatu perbuatan yang harus atau wajib dilakukan secara
sadar dan siap untuk menanggung segala resiko dan atau konsekuensi
apapun dari perbuatan yang didasarkan atas moral tersebut. Dengan kata
lain responsibility merupakan tanggung jawab dalam arti sempit yaitu
tanggung yang hanya disertai sanksi moral. Sehingga tidak salah apabila
pemahaman sebagian pelaku dan atau perusahaan terhadap CSR hanya
sebatas tanggung jawab moral yang mereka wujudkan dalam bentuk
philanthropy maupun charity.
2. Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Liability
Berbicara tanggung jawab dalam makna liability, berarti berbicara
tanggung jawab dalam ranah hukum, dan biasanya diwujudkan dalam bentuk
tanggung jawab keperdataan. Dalam hukum keperdataan, prinsip-prinsip
tanggung jawab dapat dibedakan sebagai berikut :
55
1. Prinsip tanggung jawab berdasarkan adanya unsure kesalahan (liability
based on fault)
2. Prinsip tanggung jawab berdasarkan praduga (presumption of liability)
3. Prinsip tanggung jawab mutlak (absolute liability or strict liability)
Selain ketiga hal tersebut, masih ada lagi khusus dalam gugatan
keperdataan yang berkaitan dengan hukum lingkungan ada beberapa teori
tanggung jawab lainnya yang dapat dijadikan acuan, yakni :
1. Market share liability;
2. Risk contribution;
3. Concert of action;
4. Alternative liability;
5. Enterprise liability.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan perbedaan antara tanggung
jawab dalam makna responsibility dengan tanggung jawab dalam makna liability
pada hakekatnya hanya terletak pada sumber pengaturannya. Jika tanggung jawab
itu belum ada pengaturannya secara eksplisit dalam suatu norma hukum, maka
termasuk dalam makna responsibility, dan sebaliknya, jika tanggung jawab itu
telah diatur di dalam norma hukum, maka termasuk dalam makna liability
Munculnya Konsep Tanggung Jawab Sosial didorong oleh terjadinya
Kecenderungan pada masyarakat industri yang dapat disingkat dengan fenomena
DEAF (yang dalam bahasa inggris berarti Tuli), sebuah akronim dari
Dehumanisasi, Equalisasi, Aquariumisasi, dan Feminisasi ( Suharto, 2005)
56
1. Dehumanisas industry
Efisien dan mekanisasi yang semakin menguat di dunia industri telah
menciptakan persoalan-persoalan kemanusiaan baik bagi kalangan buruh
di perusahaan tersebut, maupun bagi masyarakat di sekitar perusahaan.
“Merger mania” dan perampingan perusahaan telah menimbulkan
gelombang Pemutusan Hubungan Kerja dan pengangguran, ekspansi dan
eksploitasi dunia industri telah melahirkan polusi dan kerusakan
lingkungan yang hebat.
2. Equalisasi hak-hak publik
Masyarakat kini semakin sadar akan haknya untuk meminta
pertanggungjawaban perusahaaan atas berbagai masalah sosial yang sering
kali ditimbulkan oleh beroperasinya perusahaan. Kesadaran ini semakin
menuntut akuntabilitas (accountability) perusahaan bukan saja dalam
proses produksi, melainkan pula dalam kaitannya dengan kepedulian
perusahaan terhadap berbagai dampak sosial yang ditimbulkannya.
3. Aquariumisasi dunia industri
Dunia kerja ini semakin transparan dan terbuka laksana sebuah akuarium.
Perusahaan yang hanya memburu ekonomi dan cenderung mengabaikan
hukum, prinsip, etis,dan, filantropis tidak akan mendapat dukungan publik.
Bahkan dalam banyak kasus, masyarakat menuntut agar perusahaan
seperti ini di tutup.
4. Feminisasi dunia kerja
57
Semakin banyaknya wanita yang bekerja semakin menuntut dunia
perusahaan, bukan saja terhadap lingkungan internal organisasi, seperti
pemberian cuti hamil dan melahirkan, kesehatan dan keselamatan kerja,
melainkan pula terhadap timbulnya biaya-biaya sosial, seperti
penelantaran anak, kenakalan remaja akibat berkurangnya kehadiran ibu-
ibu dirumah dan tentunya dilingkungan masyarakat. Pelayanan sosial
seperti perawatan anak (child care), pendirian fasilitas pendidikan dan
kesehatan bagi anak-anak, atau pusat-pusat kegiatan olah raga dan rekreasi
bagi remaja bisa merupakan sebuah “kompensasi” sosial terhadap isu ini.
Menurut ISO 26000, CSR adalah: ”Tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan para pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh (draft 3, 2007)”.
Berdasarkan pedoman ini, CSR tidaklah sesederhana sebagaimana
dipahami dan dipraktekkan oleh kebanyakan perusahaan. CSR mencakup tujuh
komponen utama, yaitu: the environment, social development, human rights,
organizational governance, labor practices, fair operating practices, dan
consumer issues.
Dari defenisi di atas, dapat di katakan bahwa Tanggung Jawab Sosial
(CSR) adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengiteraksikan kepedulian
sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan pemangku
kepentingan (Stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan.Bila
58
kita telah lebih dalam, Tanggung Jawab Sosial dapat di katakan sebagai tabungan
masa depan bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang di
peroleh bukan sekedar bentuk finansial melainkan rasa kepercayaan dari
masyarakat sekitar dan stakeholders lainnya terhadap perusahaan. Kepercayaan
inilah yang sebenarnya menjadi modal dasar agar perusahaan dapat terus
melakukan aktivitasnya. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate
Social Responsibility adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun
bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap
konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala
aspek operasional perusahaan. Tanggung Jawab Sosial berhubungan erat dengan
"pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan
dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata
berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga
harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk
jangka panjang. Perusahaan yang mengedepankan konsep ini akan lebih
menekankan pembangunan sosial dan pembangunan kapasitas masyarakat
sehingga akan menggali potensi masyarakat lokal yang menjadi modal sosial
perusahaan untuk maju dan berkembang. Selain dapat menciptakan peluang-
peluang sosial-ekonomi masyarakat, menyerap tenaga kerja dengan kualifikasi
yang diinginkan, cara ini juga dapat membangun citra sebagai perusahaan yang
59
ramah dan peduli lingkungan. Selain itu, akan tumbuh rasa percaya dari
masyarakat. Rasa memiliki perlahan-lahan muncul dari masyarakat sehingga
masyarakat merasakan bahwa kehadiran perusahaan di daerah mereka akan
berguna dan bermanfaat.
2.2.2 Prinsip-Prinsip CSR
Dalam Melaksanakan CSR penting sebelumnya kita mengetahui
berbagai prinsip-prinsip CSR sebagai acuan dalam pelaksanaan CSR itu sendiri.
Menurut Wibisono et al. (2007:39-41) prinsip-prinsip CSR adalah sebagai
berikut:
1. Prioritas corporate. Mengakui tanggung jawab sosial sebagai prioritas
tertinggi korporat dan penentu utama pembangunan berkelanjutan.
Sehingga korporat bisa membuat kebijakan, program dan praktek dalam
menjalankan bisnisnya dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial.
2. Manajemen terpadu. Mengintegrasikan kebijakan, program dan praktek ke
dalam setiap kegiatan bisnis sebagai suatu unsur manajemen dalam semua
fungsi manajemen.
3. Proses perbaikan. Secara bersinambungan memperbaiki kebijakan, program
dan kinerja sosial korporat, berdasarkan temuan riset mutakhir dan
memahami kebutuhan sosial serta menerapkan kriteria sosial tersebut
secara internasional.
4. Pendidikan karyawan. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
serta memotivasi karyawan.
60
5. Pengkajian. Melakukan kajian dampak social sebelum memulai kegiatan
atau proyek baru dan sebelum menutup satu fasilitas atau meninggalkan
lokasi pabrik.
6. Produk dan Jasa. Mengembangkan produk dan jasa yang tak berdampak
negatif secara sosial.
7. Informasi Publik. Memberi informasi dan hila diperlukan
mendidik pelanggan, distributor dan public tentang penggunaan yang
aman, transportasi, penyimpanan dan pembuangan produk, dan
sebagainya.
8. Fasilitas dan operasi. Mengembangkan, merancang dan mengoperasikan
fasilitas serta menjalankan kegiatan yang mempertimbangkan temuan
kajian dampak sosial.
9. Penelitian. Melakukan penelitian dampak sosial bahan baku, produk,
proses, emisi dan limbah yang terkait dengan kegiatan usaha dan
penelitian yang menjadi sarana untuk mengurangi dampak negatif.
10. Prinsip pencegahan. Memodifikasi manufaktur, pemasaran atau
penggunaan produk atau jasa, sejalan dengan penelitian mutakhir,
untuk mencegah dampak social yang bersifat negatif.
11. Kontraktor dan pemasok. Mendorong penggunaan prinsip prinsip
tanggung jawab sosial korporat yang dijalankan kalangan
kontraktor dan pemasok, disamping itu diperlukan perbaikan dalam
praktik bisnis yang dilakukan kontraktor dan pemasok.
61
12. Siaga menghadapi darurat. Menyusun dan merumuskan rencana
menghadapi keadaan darurat, dan bila terjadi keadaan berbahaya bekerja
sama dengan layanan gawat darurat, instansi berwenang dan komunitas
lokal, sekaligus mengenali potensi bahaya yang muncul.
13. Transfer best practice. Berkontribusi pada pengembangan dan transfer
praktik bisnis yang bertanggung jawab secara sosial pada semua
industri dan sektor publik.
14. Memberi sumbangan. Sumbangan untuk usaha bersama, pengembangan
kebijakan publik dan bisnis, lembaga pemerintah dan Iintas departemen
pemerintah serta lembaga pendidikan yang akan meningkatkan
kesadaran tentang tanggung jawab sosial.
15. Keterbukaan. Menumbuhkan dan mengembangkan keterbukaan dan
dialog dengan pekerja dan publik, mengantisipasi dan member respons
terhadap potencial hazard, dan dampak operasi, produk, Iimbah atau
jasa.
16. Pencapaian dan pelaporan. Mengevaluasi kinerja sosial, melaksanakan
audit secara berkala dan mengkaji pencapaian berdasarkan kriteria
corporat dan peraturan perundang undangan dan menyampaikan
informasi tersebut pada dewan direksi, pemegang saham, pekerja dan
publik.
2.2.3 Jenis-jenis Aktifitas Corporate Social Responsibility (CSR)
62
Ada berbagai pendapat mengenai aktivitas-aktivitas yang dapat
dikategorikan sebagai aktivitas sosial perusahaan yang menunjukkan bentuk
keterlibatan sosial perusahaan terhadap masyarakat. Kotler dan Lee (2005: 23)
merumuskan aktivitas yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial dalam 6
kelompok kegiatan : promotion, marketing, corporate social marketing, corporate
philantropy, community volunteering, dan social responsibility business practices.
1. Promotion adalah aktivitas sosial yang dilakukan melalui persuasive
communications dalam rangka meningkatkan perhatian dan
kepedulian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan isu sosial yang
sedang berkembang.
2. Marketing, dilakukan melalui commitment perusahaan untuk
menyumbangkan sebesar persentase tertentu hasil penjualannya untuk
kegiatan social.
3. Corporate Sosial Marketing, dilakukan dengan cara mendukung atau
pengembangan dan atau penerapan suatu behavior change dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat.
4. Corporate Philantropy, merujuk pada kegiatan atau bantuan yang
diberikan langsung kepada masyarakat
5. Community Volunteering merupakan bentuk aktivitas social yang
diberikan perusahaan dalam rangka memberikan dukungan bagi
kesejahteraan masyarakat dan lingkungan. Dukungan tersebut dapat
diberikan berupa keahlian, talenta, ide, dan atau fasilitas laboratorium.
63
6. Social Responsibility Business Practices. Social Responsibility
Business Practices merupakan kegiatan penyesuaian dan pelaksanaan
praktik-praktik operasional usaha dan investasi yang mendukung
peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat dan melindungi atau
menjaga lingkungan, misalnya membangun fasilitas pengolahan
limbah, memilih memilih supplier dan atau kemasan yang ramah
lingkungan, dan lain-lain.
Berbeda dengan Kotler dan Lee, Menurut the committee on Accounting for
Corporate Social Performance of Nation Association of Accountants (Yuniarti,
2002) bentuk kegiatan sosial perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Keterlibatan komunitas (Community Involvement), mencakup aktivitas
berbentuk donasi atau bantuan untuk kegiatan rohani, olahraga,
bantuan bagi pengusaha kecil, pelayanan kesehatan masyarakat,
bantuan penelitian dan sebagainya.
2. Sumberdaya manusia (Human Resources), meliputi program
pendidikan dan pelatihan karyawan, fasilitas keselamatan kerja,
kesehatan, kerohanian, serta tunjangan karyawan.
3. Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Fisik (Environmental and
Physical Resources) terdiri dari antara lain keterlibatan perusahaan
dalam pengolahan limbah, program penghijauan, pengendalian polusi,
dan pelestarian lingkungan hidup.
64
4. Kontribusi produk atau jasa (Product or services contribution),
mencakup keamanan dan kualitas produk, kepuasan konsumen, dan
sebagainya.
2.2.4 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)
Menurut Wibisono et a1.(2007:84-87) menyatakan bahwa penerapan
CSR dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan yang beberapa di
antaranya adalah sebagai berikut :
1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image
perusahaan. Masyarakat sekarang ini lebih memperhatikan kontribusi
yang diberikan oleh perusahaan. Jika perusahaan memberikan
kontribusi yang negatif, hal tersebut akan banyak menuai protes dari
masyarakat dan. mereka juga akan cenderung membenci produk yang
dihasilkan oleh perusahaan. Tapi, jika perusahaan memberikan
kontribusi yang positif, secara otomatis reputasi perusahaan di mata
masyarakat akan semakin baik dan hal tersebut akan berdampak
terhadap naiknya volume penjualan dan bertambahnya loyalitas
konsumen.
2. Perusahaan layak mendapatkan social license to operate. Masyarakat
sekitar perusahaan merupakan komunitas utama perusahaan. Ketika
mereka mendapatkan benefit dari keberadaan perusahaan, maka pasti
dengan sendirinya mereka akan ikut merasa memiliki perusahaan.
Sebagai imbalan dari masyarakat tentu saja adalah keleluasaan bagi
perusahaan untuk menjalankan roda bisnisnya di wilayah tersebut.
65
3. Mengurangi resiko bisnis perusahaan. Dalam mengelola bisnisnya
perusahaan dihadapkan pada satu kewajiban untuk memenuhi ekspektasi
stakeholders. Jika perusahaan gagal memenuhi ekspektasi tersebut,
akan ada banyak resiko yang harus dihadapi perusahaan.
4. Melebarkan akses sumber daya. Track record yang baik dalam
mengelola CSR merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan
yang dapat membantu untuk memuluskan jalan menuju sumber daya
yang diperlukan perusahaan.
5. Membentangkan akses menuju market. Investasi yang ditanamkan
untuk program CSR dapat menjadi tiket perusahaan menuju peluang
pasar yang terbuka Iebar. Sudah terdapat banyak bukti akan resistensi
konsumen terhadap produk-produk yang tidak taat pada aturan dan tidak
tanggap terhadap isusosial dan lingkungan.
6. Mengurangi biaya. Contoh sederhana dari efek positif CSR terhadap
reduksi biaya perusahaan adalah upaya perusahaan untuk mereduksi
limbah melalui proses recycle daur ulang ke dalam proses produksi. Hal
ini dapat mereduksi biaya dan juga dapat mereduksi buangan ke luar
sehingga menjadi lebih aman.
7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders. Implementasi program CSR
tentunya akan menambah frekuensi komunikasi dengan stakeholders.
8. Memperbaiki hubungan dengan regulator. Perusahaan yang menerapkan
program CSR pada dasarnya merupakan upaya untuk meringankan
beban pemerintah sebagai regulator, karena pemerintahlah yang menjadi
66
penanggung jawab utama untuk · mensejahterakan masyarakat dan
melestarikan lingkungan. Tanpa bantuan dari perusahaan, umurnnya
akan terlalu berat bagi pemerintah untuk menanggung beban tersebut.
9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan. Kegiatan dan
reputasi perusahaan yang baik merupakan pendorong semangat kerja
karyawan.
10. Peluang mendapatkan penghargaan. Banyak reward ditawarkan
bagi penggiat CSR, sehingga kesempatan untuk mendapatkan
penghargaan yang cukup tinggi.
Menurut Kotler dan Lee (2005) menyatakan bahwa partisipasi perusahaan
dalam berbagai bentuk tanggung jawab sosial dapat memberikan banyak manfaat
bagi perusahaan, antara lain :
1. Meningkatkan penjualan dan market share,
2. Memperkuat brand positioning,
3. Meningkatkan image dan pengaruh perusahaan,
4. Meningkatkan kemampuan untuk menarik hati, memotivasi, dan
mempertahankan (retain) karyawan
5. Menurunkan biaya operasional
6. Meningkatkan hasrat bagi investor untuk berinvestasi.
Menurut Satyo (Media Akuntansi, Edisi 47/Tahun XII/Juli 2005)
menyatakan penyajian laporan berkaitan aktivitas sosial dan lingkungan
memberikan banyak manfaat bagi perusahaan antara lain meningkatkan citra
perusahaan, disukai konsumen, dan diminati investor. Tanggung jawab sosial
67
perusahaan tersebut memberikan keuntungan bersama bagi semua pihak, baik
perusahaan sendiri, karyawan, masyarakat, pemerintah maupun lingkungan.
Menurut Rogovsky (2000) dalam Wibisono (2007:131), ada berbagai
manfaat yang dapat diperoleh apabila program CSR diterapkan oleh perusahaan,
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Manfaat bagi individu karyawan, yaitu :
1) Belajar metode alternatif dari berbisnis
2) Menghadapi tantangan pengembangan dan bisa berprestasi dalam
lingkungan baru
3) Mengembangkan keterampilan yang ada dan keterampilan baru
4) Memperbaiki pengetahuan perusahaan atas komunitas lokal dan
memberi kontribusi bagi komunitas local
5) Mendapatkan persepsi baru atas bisnis
b. Manfaat bagi penerima program, yaitu : mendapatkan keahlian dan
keterampilan profesional yang tidak dimiliki organisasi atau tidak memiliki dana
untuk mengadakannya
1) Mendapatkan keterampilan manajemen yang membawa pendekatan
yang segar dan kreatif dalam memecahkan masalah
2) Memperoleh pengalaman dari organisasi seperti menjalankan tugas.
c. Manfaat bagi perusahaan, yaitu :
1) Memperkaya kapabilitas karyawan yang telah menyelesaikan tugas
bekerja sama dengan komunitas
2) Peluang untuk menanamkan bantuan praktis pada komunitas
68
3) Meningkatkan pengetahuan tentang komunitas local
4) Meningkatkan citra dan profil perusahaan di masa masyarakat karena
para karyawan menjadi duta besar bagi masyarakat.
2.2.5 Dasar Hukum CSR
1. ISO 2006: Guidance Standard on Social Responsibility. Di dalam ISO
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2012 (lampiran 3)
Berdasarkan tabel diatas, responden dengan Pendidikan terakhir
SMA atau SLTA memiliki persentase terbesar, yaitu 38 orang ataau 54,3%
kemudian responden dengan pendidikan terakhir SD s/d SLTP memiliki
persentase 16 orang atau 22,9%, selanjutnya responden dengan pendidikan
terakhir SARJANA memiliki persentase 15 orang atau 21,4%, kemudian
responden dengan pendidikan terakhir lain-lain memiliki persentase
terkecil, yaitu 1 orang atau 1,4%.
4.4 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
4.4.1 Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk memastikan apakah masing-masing item
pernyataan layak masuk dalam variabel yang ditentukan. Pengujian validitas
dilakukan dengan menggunakan nilai corrected item-total correlation.
Sebuah item pertanyaan dapat dikatakan valid bila memiliki nilai corrected
item-total correlation diatas 0,30. Sebaliknya suatu item pernyataan
dikatakan tidak valid bila memiliki nilai corrected item-total correlation
124
kurang dari 0,30. Item pernyataan yang tidak valid akan dilakukan atau tidak
digunakan dalam suatu variabel.
4.4.1.1 Citra
Citra merupakan variabel terikat yang diukur dengan menggunakan
13 butir pernyataan. Hasil uji validitas atas 13 butir pernyataan tersebut
disajikan pada tabel 4.5
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Variabel Citra Perusahaan
No Item pernyataan Corrected item-total correlation
Keterangan
1 Simbol atau lambang perusahaan tersebut sudah tidak asing lagi di benak saya
0,634 Valid
2 Nama serta simbol/logo yang dipakai oleh perusahaan tersebut sesuai dengan visi dan misi perusahaan
0,542 Valid
3 Simbol dari perusahaan tersebut bermakna penghidupan baru dalam kontek peningkatan kesejahteraan masyarakat di lingkungan perusahaan
0,690 Valid
4 Simbol pada nama perusahaan tersebut berpengaruh terhadap pembentukan citra/image perusahaan
0,625 Valid
5 Perusahaan tersebut berpartisipasi dalam beberapa kegiatan yang turut menciptakan kepribadiaan perusahaan
0,564 Valid
6 Media berperan dalam pembentukan Citra/image dari perusahaan tersebut
0,675 Valid
7 Perusahaan tersebut meningkatkan Citra perusahaan melalui program bantuan langsung kepada masyarakat
0,682 Valid
8 Suasana di perusahaan tersebut cukup baik dan nyaman sehingga meningkatkan kinerja karyawanya
0,684 Valid
9 Kebersihan serta keindahan di area perusahaan tersebut cukup terjaga sehingga
0,475 Valid
125
tidak membosankan
10 Gejolak internal dalam perusahaan tidak ada sehingga suasana tetap kondusif (nyaman)
0,661 Valid
11 Beberapa peristiwa seperti : Gempa dan Tsunami turut membangun identitas perusahaan melalui jenis bantuan langsung yang diberikan
0,569 Valid
12 Perusahaan ikut andil dalam penanaman 1000 pohon di sasak dan talu dalam rangka ikut serta mencegah global warming (pemanasan global)
0,714 Valid
13 Perusahaan mendukung dan berpartisipasi dalam memberi donasi dari beberapa acara yang ada di lingkungan perusahaan
0,715 Valid
Sumber : Pengolahan Data Primer dengan SPSS v.15 (lampiran 4)
Dari tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa nilai corrected item-total
correlation semua butir pertanyaan berkisar antara 0,475 – 0,715 atau
dengan kata lain bahwa 13 butir pernyataan yang di gunakan dalam
pengukuran Citra perusahaan adalah valid karena memiliki nilai corrected
item-total correlation lebih besar dari pada nilai kritisnya, yaitu 0,30.
4.4.1.2 CSR
CSR merupakan variabel bebas yang diukur dengan menggunakan
24 butir pernyataan. Hasil uji validitas dari 24 butir pernyataan tersebut
disajikan pada tabel 4.6 berikut :
126
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Variabel CSR
No Item pernyataan Corrected item-total
correlation
Keterangan
1 Komitmen Pimpinan perusahaan tersebut tanggap terhadap masalah sosial masyarakat di sekitar perusahaan
0,679 Valid
2 Komitmen dari perusahaan tersebut terutama dalam menjaga kestabilan lingkungan hidup
0,650 Valid
3 Pimpinan perusahaan tersebut selalu mengutamakan kesejahteraan karyawan serta masyarakat sekitar
0,574 Valid
4 Komitmen dari Pimpinan perusahaan tersebut salah satunya dengan mengadakan program CSR atau program sosial kemasyarakatan
0,551 Valid
5 Pimpinan perusahaan tersebut selalu disiplin dalam management waktu serta menerapkan kedisiplinan tsb terhadap perusahaan yang di pimpinya
0,378 Valid
6 Komitmen dari perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sudah tepat sasaran
0,496 Valid
7 Pimpinan perusahaan berkomitmen dalam meningkatkan gaji para karyawan serta buruh yang bekerja di perusahaan tersebut
0,532 Valid
8 Ada reward (bonus) and punishment (hukuman/phk) yang dilakukan perusahaan tersebut dalam meningkatkan kinerja para karyawanya
0,411 Valid
9 Komitmen dari pimpinan perusahaan juga salah satunya tanggap terhadap masalah kesehatan para karyawan serta para buruh yang bekerja pada perusahaan tersebut
0,575 Valid
10 Dari segi manajemen perusahaan tersebut cukup baik terutama dalam hal administrasi dan keamanan
0,632 Valid
11 Ukuran perusahaan tersebut cukup untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat
0,615 Valid
12 Dilihat dari awal berdiri sampai sampai sekarang perusahaan tersebut cukup tangguh terhadap persaingan global yang semakin ketat
0,444 Valid
13 Dari segi ukuran perusahaan tersebut sudah mapan dalam menjalankan kegiatan bisnis dalam hal perkebunan kelapa sawit
0,497 Valid
127
14 Perusahaan tersebut mampu mengatasi resistensi (penolakan) baik dari karyawan maupun dari masyarakat sekitar
0,361 Valid
15 Dilihat dari kematangan perusahaan tersebut mampu menciptakan iklim usaha yang kondusif
0,500 Valid
16 Ukuran perusahaan tersebut sudah cukup besar terutama dalam hal operasionalnya
0,506 Valid
17 Image Perusahaan terlihat baik apabila ikut andil dalam kegiatan yang dilakukan masyarakat seperti : perbaikan jalan dan jembatan
0,402 Valid
18 Perusahaan tersebut sangat responsif terhadap informasi serta kritik dan saran yang diberikan masyarakat kepada pihak perusahaan
0,409 Valid
19 Kesan atau image yang ditimbulkan perusahaan tersebut selalu baik dimata masyarakat sekitar perusahaan
0,603 Valid
20 Sistem Regulasi (penerbitan aturan) dari pemerintah membuat perusahaan tersebut tertarik memberikan donasi dan sumbangan sosial kepada masyarakat
0,606 Valid
21 Perusahaan tersebut taat terhadap peraturan undang-undang terutama dalam membayar pajak
0,442 Valid
22 Pemerintah ikut andil dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut
0,428 Valid
23 Sistem regulasi dan perpajakan tidak mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan
0,619 Valid
24 Perusahaan mengikuti aturan yang di berikan pemerintah terutama dalam masalah sosial kemasyarakatan
0,554 Valid
Sumber : Pengolahan Data Primer dengan SPSS v.15 (lampiran 4)
Dari tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa nilai corrected item-total
correlation semua butir pertanyaan berkisar antara 0,361 – 0,679 atau
dengan kata lain bahwa 24 butir pernyataan yang di gunakan dalam
pengukuran Corporate Social Responsibility (CSR) adalah valid karena
memiliki nilai corrected item-total correlation lebih besar dari pada nilai
kritisnya, yaitu 0,30.
128
4.4.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran
tetap konsisten, jika dilakukan pengukuran kedua kali atau lebih. Reliabel
adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat
dipercaya dan handal. Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas dilakukan
dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha.
Menurut sekaran (2006), suatu instrument dikatakan reliabel apabila
memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,70. Hasil uji reliabilitas dalam
penelitian ini disajikan pada tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Citra (Y) 0,912 Reliabel
CSR (X) 0,910 Reliabel
Sumber : Pengolahan Data Primer dengan SPSS v.15 (lampiran 4)
Dari tabel 4.7 diatas, telihat hasil pengujian reliabilitas data untuk
semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Dimana semua
variabel memiliki nilai Cronbach’s Alpha datas 0,70, variabel Citra (Y)
memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,912 dan variabel CSR (X)
memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,910. Ini menunjukkan bahwa
instrumen yang digunakan untuk semua variabel tersebut adalah handal
dan reliabel.
129
4.5 Teknik Analisa Data
4.5.1 Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan uji regresi linear sederhana, maka terlebih
dahulu dilakukan uji asumsi klasik dimana uji asumsi klasik ini merupakan
persyaratan yang harus terpenuhi dalam uji regresi linear sederhana. Dalam
penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji
linearitas dan uji heterokedastisitas.
4.5.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan persyaratan penting yang harus
terpenuhi dalam analisis jalur. Bila data yang dianalisis tidak terdistribusi
normal, maka analisis regresi tidak dapat terpenuhi. Menurut Singgih (2000),
uji normalitas berpedoman pada uji kolmogorov yaitu :
a. Jika nilai signifikansi < 0,05 (taraf kepercayaan 95%) maka distribusi
adalah tidak normal.
b. Jika nilai signifikansi > 0,05 (taraf kepercayaan 95%) maka distribusi
adalah normal.
Hasil perhitungan uji normalitas dapat di lihat pada tabel 4.8 di bawah ini :
130
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas
No Variabel Sig Alpha Keterangan
1 Citra (Y) 0,526 0,05 Normal
2 CSR (X) 0,296 0,05 Normal
Sumber : Pengolahan Data Primer dengan SPSS v.15 (lampiran 4)
Dari tabel diatas diketahui bahwa signifikansi untuk variabel CSR
(X) sebesar 0,296 dan untuk Citra (Y) sebesar 0,526. Ini berarti bahwa
nilai signifikansi (sig) dari variabel CSR (X) dan Citra (Y) lebih besar
nilainya dari tingkat signifikansi yang digunakan pada penelitian ini (α =
0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel tersebut
berdistribusi normal.
4.5.1.2 Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model
yang digunakan sudah benar atau tidak. Untuk menentukan apakah fungsi
persamaan regresi yang digunakan berbentuk linear, maka dapat dilihat
dari P-Plot. Apakah titik-titik terdistribusi mengikuti garis linear, maka
model regresi dapat dinyatakan linear. Dalam penelitian ini, untuk uji
linearitas digunakan Grafik P-Plot. Berdasarkan grafik tersebut yang
diperlihatkan dibawah ini, terlihat bahwa titik-titik bergerak menuju searah
dengan garis linear, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi
penelitian ini adalah liniear.
131
Observed Cum Prob
1.00.80.60.40.20.0Expecte
d C
um
Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: CITRA
4.5.1.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas berguna untuk menguji apakah variasi kelompok
populasi homogeny atau tidak. Jika variasi kelompok populasi satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda
disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau
tidak terjadi heterokedastisitas.
Untuk menguji ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dari grafik
Plot (Scatterplot). Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergekombang, melebar kemudian menyamping),
maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang
jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heterokedastisitas.
132
Regression Studentized Residual20-2-4
Regre
ssio
n S
tandard
ized P
redic
ted
Valu
e
3
2
1
0
-1
-2
-3
Scatterplot
Dependent Variable: CITRA
Dari grafik Scatterplot diatas, tidak ditemukan terbentuknya pola-pola
tertentu dari penyebaran titik-titik pada grafik. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini adalah homokedastisitas
atau tidak terjadi hetero kedastisitas.
4.5.2 Uji Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana merupakan salah satu metode uji regresi
yang dapat dipakai sebagai alat inferensi statistik untuk menentukan pengaruh
sebuah variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Analisis
regresi linear sederhana dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh variabel CSR terhadap Citra perusahaan. Hasil analisis regresi
linear sederhana dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini :
133
Tabel 4.9
Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana
Variabel independen Koefisien t Hitung Sig KeteranganKonstanta 0,197 0,462 0,646 Signifikan CSR (X) 0,957 8,425 0,000 Signifikan Koefesien Korelasi (R)Koefesien Determinasi (R¿¿2)¿ Nilai FSignifikan F
: 0,715 : 0,511 : 70.975 : 0,000
Sumber : Pengolahan Data Primer dengan SPSS v.15 (lampiran 6)
Tabel diatas memperlihatkan nilai konstanta (α) adalah 0,197, sedangkan
nilai koefeisien CSR 0,957. Dengan demikian maka persamaan regresi linear
sederhana adalah :
Y = a + bX
Y = 0,197 + 0,957X
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar
sumbangan variasi variabel CSR mempengaruhi variabel Citra perusahaan pada
PT. Laras Internusa. Berdasarkan hasil analisis data dengan regresi linear
sederhana diketahui bahwa nilai R-Square atau koefisien deteminan adalah
sebesar 0,511. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh CSR terhadap
Citra Perusahaan PT. Laras Internusa adalah sebesar 51,1%. Sedangkan sisanya
sebanyak 48,9% lagi dipengaruhi oleh variabel bebas lainnya yang tidak
diikutsertakan dalam penelitian ini.
134
4.6 Pengujian Hipotesis
Secara umum, hipotesis merupakan dugaan tentang hubungan yang logis
antara dua variabel atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang
perlu diuji kebenaranya. Dalam penelitian ini dikembangkan 2 (dua) hipotesis
yang perlu dilakukan pengujian yaitu :
Hipotesis (H0) : Ada pengaruh secara signifikan antara CSR dengan Citra
Perusahaan.
Hipotesis (Ha) : Tidak ada pengaruh secara signifikan CSR dengan Citra
Perusahaan.
4.6.1 Uji t
Untuk mengetahui pengaruh secara individu atau secara parsial dari
variabel bebas terhhadap variabel terikat, dapat dilihat dari nilai t dan tingkat
signifikansi yang ada.
Dari tabel 4.11, terlihat bahwa nilai t variabel CSR sebesar 8,425 dengan
nilai signifikansi 0,000. Ini berarti bahwa nilai signifikan t lebih kecil dari alpha
5% (0.000 < 0,05). Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel CSR
berpengaruh signifikan terhadap Citra perusahaan PT. Laras Internusa. Dengan
demikin Hipotesis H0 diterima dan Hipotesis Ha di tolak.
135
4.7 Pembahasan
4.7.1 Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Citra Perusahaan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diatas diketahui bahwa CSR
berpengaruh signifikan terhadap citra perusahaan PT. Laras Internusa. Artinya
apabila CSR yang dirasakan masyarakat meningkat maka akan semakin
meningkat juga Citra perusahaan PT. Laras Internusa. Hal ini berarti CSR
merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan masyarakat dalam menilai
Citra perusahaan PT. Laras Internusa.
Terjadinya pengaruh yang signifikan dari CSR terhadap Citra perusahaan
PT. Laras Internusa disebabkan CSR yang diberikan kepada masyarakat cukup
layak dan memiliki kesan yang baik yang dirasakan oleh masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa CSR merupakan
faktor yang mempengaruhi citra perusahaan PT. Laras Internusa. Hal ini
disebabkan karena masyarakat merasa puas dengan keberadaan perusahaan,
bantuan langsung yang diberikan kepada masyarakat, serta ketanggapan
perusahaan terhadap tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat. Dengan
demikian penulis menduga bahwa masyarakat akan merasa puas kalau apa yang
mereka inginkan dapat terpenuhi oleh keberadaan perusahaan tersebut.
136
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan beberapa analisis yang telah di lakukan tentang teori Citra
Perusahaan serta Corporate Social Responsibility (CSR) dan setelah dilakukan
analisis pada pembahasan, maka peneliti menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Variabel CSR atau Corporate Social Responsibility berpengaruh
signifikan terhadap pembentukan Citra perusahaan.
2. Citra (image) dari suatu perusahaan tergantung pada sejauh mana
perusahaan mampu memperhatikan serta menjalankan program-program
termasuk program tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal
dengan Corporate Social responsibility (CSR), semakin perusahaan peduli
terhadap aspek sosial tersebut maka akan semakin baik juga citra (image)
perusahaan baik dimata masyarakat sekitar ataupun di mata para
stakeholders perusahaan maupun pemerintah, dan sebaliknya apabila
perusahaan tersebut kurang memperhatikan tanggung jawab sosialnya
maka akan terjadi resistensi baik dari masyarakat maupun dari internal
perusahaan itu sendiri.
117
137
3. Dalam penelitian ini pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan
nilai corrected item-total correlation. Dimana suatu butir pertanyaan
dikatakan valid apabila memiliki nilai corrected item-total correlation
lebih besar dari 0,30 atau sebaliknya, dan di dalam penelitian ini variabel
CSR memiliki nilai corrected item-total correlation terendah 0,361 dan
tertinggi 0,679. Selanjutnya untuk variabel Citra memiliki nilai corrected
item-total correlation terendah 0,475 dan tertinggi 0,715.
4. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode
Cronbach’s Alpha, dimana suatu instumen dikatakan reliabel apabila nilai
Cronbach’s Alpha lebih dari 0,70. Dan dalam penelitian ini variabel CSR
memiliki nilai Cronbach’s Alpha 0,910 serta untuk variabel Citra memiliki
nilai Cronbach’s Alpha 0,912.
5. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Citra Perusahaan PT.
Laras Internusa adalah sebesar 51,1% dan sisanya sebanyak 48,9% lagi
dipengaruhi oleh variabel bebas lainnya.
138
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta beberapa kesimpulan diatas,
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil penelitian yang
lebih baik lagi. Adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian
ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu:
1. Penelitian ini hanya menggunakan satu variabel bebas yaitu Corporate
Social Responsibility (CSR) dalam pengaruhnya tehadap Citra Perusahaan.
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan lebih dari satu
variabel bebas.
2. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi dari penelitian ini,
sebaiknya penelitian selanjutnya memperhatikan baik-baik waktu dan
tempat penelitianya. Ini diharapkan agar peneliti selanjutnya memperoleh
keterangan serta data yang sesuai dengan tujuan peneliti.
139
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Eka (2004), “Mengelola Aktiva Merek : Sebuah Pendekatan Strategis”.
forum Manajemen Prasetiyo Mulya.
Alma, Buchari, 2005, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung :
Alfabeta.
Anggoro, Linggar.2002. Teori dan Profesi Kehumasan serta Aplikasinya di
Indonesia. Cetakan Ketiga. Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto. (2002). Metode Statistika. Jakarta : Rineka Cipta.
Ardianto, Elvinaro dan Sumirat,Soleh.2004.Dasar-dasar Public Relathions,cetakan
ketiga. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Aryani,Situ Nur.2006. Penerapan CSR yang lebih Strategis.Dokumen
http://www.bisnis.com/, Sabtu,01 April 2006.
Branco dan Rodrigues. (2008). Factors Influencing Social Responsibility
Disclosure by Portuguese Companies.http://titaviolet.wordpress.com
Carroll, Archie B., “CSR: Evolution of a Definitional Construct”, Business
Dalam rangka penelitian tugas akhir skripsi dengan judul : “Pengaruh
Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Citra Perusahaan pada PT.Laras
Internusa di Kinali Pasaman Barat”.
Penelitian ini dimaksudkan untuk penyelesaian tugas akhir berupa Skripsi
pada program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi STIE-YAPPAS
Simpang Ampek
Demi kelancaran serta keberhasilan dalam penelitian agar dapat berjalan
dengan baik sesuai dengan tujuan dari peneliti, maka kami mengharapkan
kesediaan saudara/i untuk dapat berpartisipasi dalam pengisian kuesioner tersebut.
Atas perhatian serta kesediaan Saudara/i dalam pengisian kuisioner tersebut,
kami mengucapkan banyak terimakasih.
Pasaman Barat, juli 2012
M.Arifin
Peneliti
143
Identitas Reponden
Petunjuk pengisian:
Berkan tanda ceklist (√) menurut identitas saudara/i.
1. Jenis kelamin ;
( ) 1. Laki-Laki ( ) 2. Perempuan
2. Umur ;
( ) 1. 16 – 18 Tahun ( ) 2. 19 – 21 Tahun
( ) 3. 22 – 24 Tahun ( ) 4. 25 Tahun keatas
3. Pendidikan terakhir :
( ) 1. SD – SLTP ( ) 3. SARJANA
( ) 2. SMA/ SLTA ( ) 4. Lain-Lain
144
Petunjuk : Pada pertanyaan Komitmen Pimpinan perusahaan. Maka berikan tanda ( √ ) Ceklist pada kolom (SS, S, N, TS, STS)
Keterangan:
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju5 4 3 2 1
a. Komitmen Pimpinan PerusahaanJawaban:
5 4 3 2 11. Komitmen Pimpinan perusahaan tersebut tanggap
terhadap masalah sosial masyarakat di sekitar perusahaan
2. Komitmen dari perusahaan tersebut terutama dalam menjaga kestabilan lingkungan hidup
3. Pimpinan perusahaan tersebut selalu mengutamakan kesejahteraan karyawan serta masyarakat sekitar
4. Komitmen dari Pimpinan perusahaan tersebut salah satunya dengan mengadakan program CSR atau program sosial kemasyarakatan
5. Pimpinan perusahaan tersebut selalu disiplin dalam management waktu serta menerapkan kedisiplinan tsb terhadap perusahaan yang di pimpinnya
6. Komitmen dari perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sudah tepat sasaran
7. Pimpinan perusahaan berkomitmen dalam meningkatkan gaji para karyawan serta buruh yang bekerja di perusahaan tersebut
8. Ada reward (bonus) and punishment (hukuman/phk) yang dilakukan perusahaan tersebut dalam meningkatkan kinerja para karyawanya
9.Komitmen dari pimpinan perusahaan juga salah satunya tanggap terhadap masalah kesehatan para karyawan serta para buruh yang bekerja pada perusahaan tersebut
10.Dari segi manajemen perusahaan tersebut cukup baik terutama dalam hal administrasi dan keamanan
Petunjuk : Pada pertanyaan Ukuran dan kematangan Perusahaan,
145
Regulasi dan Sistem perpajakan yang diatur pemerintah. Maka berikan tanda ( √ ) Ceklist pada kolom (SS, S, N, TS, STS)
Keterangan:
b. Ukuran dan kematangan perusahaanJawaban
5 4 3 2 11. Ukuran perusahaan tersebut cukup untuk menyediakan
lapangan pekerjaan bagi masyarakat2. Dilihat dari awal berdiri sampai sampai sekarang
perusahaan tersebut cukup tangguh terhadap persaingan global yang semakin ketat
3. Dari segi ukuran perusahaan tersebut sudah mapan dalam menjalankan kegiatan bisnis dalam hal perkebunan kelapa sawit
4. Perusahaan tersebut mampu mengatasi resistensi (penolakan) baik dari karyawan maupun dari masyarakat sekitar
5. Dilihat dari kematangan perusahaan tersebut mampu menciptakan iklim usaha yang kondusif
6. Ukuran perusahaan tersebut sudah cukup besar terutama dalam hal operasionalnya
7. Image Perusahaan terlihat baik apabila ikut andil dalam kegiatan yang dilakukan masyarakat seperti : perbaikan jalan dan jembatan
8. Perusahaan tersebut sangat responsif terhadap informasi serta kritik dan saran yang diberikan masyarakat kepada pihak perusahaan
9. Kesan atau image yang ditimbulkan perusahaan tersebut selalu baik dimata masyarakat sekitar perusahaan
c. Regulasi dan sistem perpajakan yang diatur pemerintah
Jawaban5 4 3 2 1
1. Sistem Regulasi (penerbitan aturan) dari pemerintah membuat perusahaan tersebut tertarik memberikan donasi dan sumbangan sosial kepada masyarakat
2. Perusahaan tersebut taat terhadap peraturan undang-undang terutama dalam membayar pajak
3. Pemerintah ikut andil dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut
4. Sistem regulasi dan perpajakan tidak mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan
5. Perusahaan mengikuti aturan yang di berikan pemerintah terutama dalam masalah sosial kemasyarakatan
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju5 4 3 2 1
146
Petunjuk : Pada pernyataan Simbol, Media, Suasana dan peristiwa. Maka berikan tanda ( √ ) Ceklist pada kolom (SS, S,N, TS, STS)
Keterangan:
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju5 4 3 2 1
a. Simbol
Pilihan Jawaban:5 4 3 2 1
1. Simbol atau lambang perusahaan tersebut sudah tidak asing lagi di benak saya
2. Nama serta simbol/logo yang dipakai oleh perusahaan tersebut sesuai dengan visi dan misi perusahaan
3. Simbol dari perusahaan tersebut bermakna penghidupan baru dalam kontek peningkatan kesejahteraan masyarakat di lingkungan perusahaan
4. Simbol pada nama perusahaan tersebut berpengaruh terhadap pembentukan citra/image perusahaan
b. Media Pilihan Jawaban:
5 4 3 2 11. Perusahaan tersebut berpartisipasi dalam
beberapa kegiatan yang turut menciptakan kepribadiaan perusahaan
2 Media berperan dalam pembentukan Citra/image dari perusahaan tersebut
3. Perusahaan tersebut meningkatkan Citra perusahaan melalui program bantuan langsung kepada masyarakat
147
c. Suasana Pilihan Jawaban:5 4 3 2 1
1. Suasana di perusahaan tersebut cukup baik dan nyaman sehingga meningkatkan kinerja karyawanya
2. Kebersihan serta keindahan di area perusahaan tersebut cukup terjaga sehingga tidak membosankan
3. Gejolak internal dalam perusahaan tidak ada sehingga suasana tetap kondusif (nyaman)
d. Peristiwa Pilihan Jawaban:5 4 3 2 1
1. Beberapa peristiwa seperti : Gempa dan Tsunami turut membangun identitas perusahaan melalui jenis bantuan langsung yang diberikan
2. Perusahaan ikut andil dalam penanaman 1000 pohon di sasak dan talu dalam rangka ikut serta mencegah global warming (pemanasan global)
3. Perusahaan mendukung dan berpartisipasi dalam memberi donasi dari beberapa acara yang ada di lingkungan perusahaan
148
Lampiran 2
Tabulasi Data
NO UMUR CSR1 CSR2 CSR3 CSR4
1 1 4 1 4 3 4 2
2 1 3 2 4 3 3 4
3 1 3 2 5 4 4 5
4 1 4 2 1 3 1 2
5 1 3 1 4 4 4 5
6 1 3 1 3 3 4 4
7 1 2 1 4 3 3 3
8 1 2 2 4 4 3 3
9 1 4 2 5 5 5 5
JENIS KELAMIN
PENDIDIKAN
TERAKHIR
149
150
151
152
Lampiran 3
Profil Responden
JENIS KELAMIN
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid Laki-laki 63 90,0 90,0 90,0 Perempuan 7 10,0 10,0 100,0 Total 70 100,0 100,0
UMUR
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid 19-21 tahun 16 22,9 22,9 22,9 22-24 tahun 22 31,4 31,4 54,3 25 tahun keatas 32 45,7 45,7 100,0 Total 70 100,0 100,0