Manfaat Tumbuhan atau Tanaman Ganja Bagi Manusia Tuhan menciptakan segala sesuatu di bumi ini, tidak ada yang tidak bermanfaat bagi manusia. Oleh sebab itu sebagai manusia, sangat tidak bijaksana atau terlalu cepat untuk memandang sebagian karya Tuhan yang dikenal manusia sebagai tumbuh- tumbuhan, yang salah satunya disebut dalam bahasa latin (cannabis sativa, cannabis indica) atau lebih dikenal secara umum adalah ganja dari sisi yang negatif, tanpa terlebih dahulu menggunakan akal sehatnya untuk melihat tumbuhan atau tanaman tersebut secara nyata dari sisi yang sangat positif untuk kebutuhan hidup manusia itu sendiri. Diantaranya dapat digunakan untuk pengobatan, industri dan teknologi. Saat ini di Indonesia tumbuhan atau tanaman ganja masih dipandang sebagai tanaman yang negatif atau tidak ada manfaatnya bagi manusia. Sehingga pemerintah Indonesia merasa perlu membuat undang-undang psikotropika untuk mencegah karya Tuhan yang satu ini tanpa melihat manfaat dan sisi positifnya secara luas untuk kebutuban manusia. Bertempat di salah satu kawasan jakarta selatan, fsehat memperoleh kesempatan untuk mewawancarai Dhira Narayana selaku ketua LGN (Lingkar Ganja Nusantara) beliau menjelaskan tentang manfaat mengenai tumbuhan atau tanaman ganja bagi kelangsungan hidup manusia. LGN sendiri adalah berawal dari komunitas kecil anak bangsa yang sekarang ini menjelma sebagai organisasi rakyat yang berdiri pada bulan juli tahun 2010. Saat ini LGN memiliki relawan sebanyak seribu orang yang tersebar diseluruh Indonesia, antara lain terdapat di Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Kalimantan, Bali, Sumatera, dan Sulawesi. Terbentuknya LGN ini untuk mengusung visi dan misinya kepada pemerintah Indonesia dan masyarakat umum, agar dapat melihat tumbuhan atau tanaman ganja ini dari sisi yang positif. Sebagaimana negara-negara di dunia seperti Amerika, Inggris, Perancis, Russia, China, Uruguay dan masih banyak lagi negara-negara lain. Pada kesempatan yang sama juga ketua LGN Dhira Narayana menyampaikan kepada fsehat sekelumit sejarah tentang tumbuhan atau atau tanaman ganja yang bermanfaat bagi manusia. Adalah seorang kaisar China yang bernama Shen Nung pada tahun 3000 sebelum masehi menemukan manfaat dari tumbuhan atau tanaman ganja ini melalui proses spiritual religius untuk pengobatan alternatif pada rakyatnya yang pada saat itu banyak mengalami penyakit malaria, cacing didalam tubuh manusia, pusing dan depresi. Sehingga kaisar Shen Nung dengan kesadaran penuh sebagai ungkapan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Manfaat Tumbuhan atau Tanaman Ganja Bagi Manusia
Tuhan menciptakan segala sesuatu di bumi ini, tidak ada yang tidak bermanfaat bagi manusia. Oleh sebab itu sebagai manusia, sangat tidak bijaksana atau terlalu cepat untuk memandang sebagian karya Tuhan yang dikenal manusia sebagai tumbuh-tumbuhan, yang salah satunya disebut dalam bahasa latin (cannabis sativa, cannabis indica) atau lebih dikenal secara umum adalah ganja dari sisi yang negatif, tanpa terlebih dahulu menggunakan akal sehatnya untuk melihat tumbuhan atau tanaman tersebut secara nyata dari sisi yang sangat positif untuk kebutuhan hidup manusia itu sendiri. Diantaranya dapat digunakan untuk pengobatan, industri dan teknologi.
Saat ini di Indonesia tumbuhan atau tanaman ganja masih dipandang sebagai tanaman yang negatif atau tidak ada manfaatnya bagi manusia. Sehingga pemerintah Indonesia merasa perlu membuat undang-undang psikotropika untuk mencegah karya Tuhan yang satu ini tanpa melihat manfaat dan sisi positifnya secara luas untuk kebutuban manusia.
Bertempat di salah satu kawasan jakarta selatan, fsehat memperoleh kesempatan untuk mewawancarai Dhira Narayana selaku ketua LGN (Lingkar Ganja Nusantara) beliau menjelaskan tentang manfaat mengenai tumbuhan atau tanaman ganja bagi kelangsungan hidup manusia. LGN sendiri adalah berawal dari komunitas kecil anak bangsa yang sekarang ini menjelma sebagai organisasi rakyat yang berdiri pada bulan juli tahun 2010. Saat ini LGN memiliki relawan sebanyak seribu orang yang tersebar diseluruh Indonesia, antara lain terdapat di Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Kalimantan, Bali, Sumatera, dan Sulawesi. Terbentuknya LGN ini untuk mengusung visi dan misinya kepada pemerintah Indonesia dan masyarakat umum, agar dapat melihat tumbuhan atau tanaman ganja ini dari sisi yang positif. Sebagaimana negara-negara di dunia seperti Amerika, Inggris, Perancis, Russia, China, Uruguay dan masih banyak lagi negara-negara lain.
Pada kesempatan yang sama juga ketua LGN Dhira Narayana menyampaikan kepada fsehat sekelumit sejarah tentang tumbuhan atau atau tanaman ganja yang bermanfaat bagi manusia. Adalah seorang kaisar China yang bernama Shen Nung pada tahun 3000 sebelum masehi menemukan manfaat dari tumbuhan atau tanaman ganja ini melalui proses spiritual religius untuk pengobatan alternatif pada rakyatnya yang pada saat itu banyak mengalami penyakit malaria, cacing didalam tubuh manusia, pusing dan depresi. Sehingga kaisar Shen Nung dengan kesadaran penuh sebagai ungkapan syukurnya kepada Yang Maha Kuasa beliau membudidayakan beberapa tumbuhan atau tanaman sebagai obat alternatif diantaranya adalah ganja.
Kemudian dengan seiring berjalannya waktu dikawasan Arabia melakukan pengembangan-pengembangan terhadap tanaman ganja tersebut sebagai obat untuk mengatasi penyakit kanker, diabetes, glukoma, gangguan jiwa bipolar dan lainnya. Selanjutnya pada tahun 1980 secara mengejutkan ditemukan zat cannabinoids yang terdapat pada tumbuhan atau tanaman ganja. Ternyata kandungan zat tersebut secara alami terdapat dalam tubuh manusia yang memiliki fungsi sebagai penyeimbang energi atau transmisi untuk memaksimalkan saraf-saraf otak manusia, sehingga dapat melahirkan ide atau gagasan serta karya-karya yang positif bagi manusia dan alam semesta.O fsehat.com/os/andra
Penelitian terbaru menemukan bahwa ganja mengandung zat yg dapat membantu mengontrol gula darah. Selain ganja juga bisa meningkatkan nafsu makan, namun ternyata ganja juga bisa membantu seseorang untuk tetap langsing.
Tiga studi terakhir menunjukkan, para pengguna mariyuana mempunyai risiko lebih kecil mengalami kegemukan. Selain itu, mereka juga memiliki risikodiabetes lebih rendah dan nilai indeks massa tubuhnya lebih kecil. Ketiga manfaat tersebut didapatkan meski para pengguna ganja mengasup lebih banyak kalori.
Bagaimana hal tersebut terjadi? Salah satu alasannya adalah karena pengguna mariyuana memiliki metabolisme karbohidrat lebih baik.
"Level insulin puasa mereka juga lebih rendah dan mereka juga memiliki risiko lebih rendah mengalami resistensi insulin (kondisi yang memicu diabetes) akibat kemampuan tubuh mereka dalam menjaga kadar gula darah normal," kata Murray Mittleman, peneliti dari Harvard Medical School.
Penelitian yang dilakukan Mittleman itu meliputi 4.600 pria dan wanita yang berpartisipasi dalam National Health and Nutrition Examination Survey antara tahun 2005-2010.
Dari para responden tersebut, 48 persen pernah mengisap mariyuana paling tidak sekali dalam hidup mereka dan 12 persen masih mengisap sampai sekarang.
Para peneliti mengontrol faktor risiko lain yang berpengaruh pada risiko diabetes, seperti usia, jenis kelamin, penggunaan akohol, kebiasaan merokok, dan aktivitas fisik.
Kendati faktor-faktor risiko itu diperhitungkan, para pengguna mariyuana sampai sekarang memiliki level insulin puasa 16 persen lebih rendah dibanding orang yang tidak pernah mengisap atau sudah tidak mengisap lagi. Para pengisap ganja itu juga mendapatkan penurunan kadar resistensi insulin sekitar 17 persen.
Level insulin puasa dan juga kadar resistensi insulin terkait erat dengan terjadinya diabetes tipe dua serta obesitas.
Para pengguna mariyuana ternyata juga memiliki kadar kolesterol baik lebih tinggi, yang bisa melindungi tubuh dari penyakit jantung. Secara umum, mereka juga memiliki lingkar pinggang lebih kecil.
Para peneliti belum memahami dengan jelas kaitan tersebut karena penelitian ini bukanlah studi kontrol. Belum diketahui pula apakah mariyuana atau faktor gaya hidup lain yang dimiliki para responden yang menyebabkan mereka mendapat sejumlah keuntungan kesehatan tersebut.
Salah satu dugaan adalah pengaruh mariyuana pada reseptor tertentu di otak yang berkaitan dengan nafsu makan dan metabolisme.
Fakta-Fakta Manfaat Tanaman Ganja Dalam Ilmu Medis
31 Komentar
Ganja sebagai tanaman yang paling terkenal sepanjang sejarah manusia,
tidak bisa dipungkiri telah mengalami berbagai bentuk pemberitaan yang
tidak obyektif dan cenderung negatif. Dari sudut pandang kesehatan
manusia, tanaman Ganja (Cannabis sativa) adalah tanaman yang telah
memiliki sejarah panjang dalam literatur-literatur medis purba dari
berbagai kebudayaan dunia.
1. Kitab “Pen T’sao Ching” adalah kitab pengobatan herbal yang pertama
di dunia. Dikumpulkan dari catatan-catatan Kaisar Shen Nung pada tahun
2900-2700-an S.M. (Sebelum Masehi), kitab ini menyebutkan bahwa Ganja
memiliki khasiat menghilangkan sakit datang bulan, malaria, rematik,
gangguan kehamilan, gangguan pencernaan, dan penyakit lupa.
2. Tablet (potongan-potongan batu) yang ditemukan di reruntuhan
perpustakaan Ashurbanipal di Kouyunjik adalah kumpulan peninggalan
ilmu pengetahuan dari peradaban di daerah subur Mesopotamia. Raja
Ashurbanipal yang memerintah di kota Niniveh antara tahun 668 hingga
626 S.M. adalah simbol bagi kemajuan ilmu pengetahuan peradaban di
Mesopotamia. Keping-keping batu yang dipahat dengan huruf paku
(cuneiform) ini menyebutkan bahwa tanaman ganja memiliki manfaat
sebagai : insektisida, perangsang seksual, menyembuhkan impotensi,
neuralgia (penghilang rasa sakit saraf), tonik (penyegar), menyembuhkan
penyakit ginjal, penyumbatan paru-paru, kejang, depresi, kecemasan,
epilepsi, luka, dan memar pada kulit hingga menghilangkan sakit
menstruasi.
3. Berbagai kitab pengobatan dari India juga menyebutkan mengenai
beragam khasiat ganja dalam penyembuhan berbagai penyakit.
Kitab Susruta Samhita (yang ditulis sekitar 800-300 S.M.) menyebutkan
ganja berkhasiat dalam pengobatan radang pernafasan, diare, produksi
cairan yang berlebih, serta demam. Sementara kitab seperti
Rajanirghanta yang ditulis oleh Nahari Pandita pada tahun 300 masehi
menyebutkan khasiat ganja untuk merangsang nafsu makan,
memperbaiki ingatan, dan menghilangkan gas dalam sistem pencernaan.
Di beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau tidak
terbukti bahwa pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-
obatan terlarang jenis lain yang menggunakan bahan-bahan sintetik atau
semi sintetik dan merusak sel-sel otak, yang sudah sangat jelas
bahayanya bagi umat manusia. Di antara pengguna ganja, beragam efek
yang dihasilkan, terutama euforia (rasa gembira) yang berlebihan serta
hilangnya konsentrasi untuk berpikir di antara para pengguna tertentu.
Efek negatif secara umum adalah pengguna akan menjadi malas dan otak
akan lamban dalam berpikir. Namun, hal ini masih menjadi kontroversi,
karena tidak sepenuhnya disepakati oleh beberapa kelompok tertentu
yang mendukung medical marijuana dan marijuana pada umumnya.
Selain diklaim sebagai pereda rasa sakit, dan pengobatan untuk penyakit
tertentu (termasuk kanker), banyak juga pihak yang menyatakan adanya
lonjakan kreativitas dalam berpikir serta dalam berkarya (terutama pada
para seniman dan musisi).
Berdasarkan penelitian terakhir, hal ini (lonjakan kreativitas), juga
dipengaruhi oleh jenis ganja yang digunakan. Salah satu jenis ganja yang
dianggap membantu kreativitas adalah hasil silangan modern “Cannabis
indica” yang berasal dari India dengan “Cannabis sativa” dari Barat. Jenis
ganja silangan inilah yang tumbuh di Indonesia.
Efek yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu. Segolongan
tertentu ada yang merasakan efek yang membuat mereka menjadi malas,
sementara ada kelompok yang menjadi aktif, terutama dalam berfikir
kreatif (bukan aktif secara fisik seperti efek yang dihasilkan
metamfetamin). Ganja, hingga detik ini, tidak pernah terbukti sebagai
penyebab kematian maupun kecanduan. Bahkan, di masa lalu dianggap
sebagai tanaman luar biasa, di mana hampir semua unsur yang ada
padanya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Hal ini sangat
bertolak belakang dan berbeda dengan efek yang dihasilkan oleh obat-
obatan terlarang dan alkohol, yang menyebabkan penggunanya menjadi
kecanduan hingga tersiksa secara fisik, dan bahkan berbuat kekerasan
maupun penipuan (aksi kriminal) untuk mendapatkan obat-obatan kimia
buatan manusia itu.
Dalam penelitian ilmiah dengan metode systematic review yang
membandingkan efektifitas ganja sebagai obat antiemetic didapatkan
hasil ganja memang efektif sebagai obat antiemetic dibanding