Top Banner
MANFAAT PENDAMPINGAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENANGANAN ANAK CEREBRAL PALSY NASKAH PUBLIKASI Oleh : ABDURRACHMAN NIM J 120 111 013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan S1 Fisioterapi Transfer PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SURAKARTA 2013
15

MANFAAT PENDAMPINGAN TERHADAP PENINGKATAN ...

Jan 12, 2017

Download

Documents

vuongkhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MANFAAT PENDAMPINGAN TERHADAP PENINGKATAN ...

MANFAAT PENDAMPINGAN TERHADAP PENINGKATAN

PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENANGANAN ANAK

CEREBRAL PALSY

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

ABDURRACHMAN

NIM J 120 111 013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Menyelesaikan Program Pendidikan S1 Fisioterapi Transfer

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SURAKARTA

2013

Page 2: MANFAAT PENDAMPINGAN TERHADAP PENINGKATAN ...

ii

LEMBAR PERSETUJUAN NASKAH PUBLIKASI

MANFAAT PENDAMPINGAN

TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM

PENANGANAN ANAK CEREBRAL PALSY

Diajukan Oleh :

Nama : Abdurrachman

NIM : J.120.111.013

Telah Membaca dan Mencermati Naskah Publikasi Karya Ilmiah, yang

Merupakan Ringkasan Skripsi Sebagai Tugas Akhir dari Mahasiswa Tersebut

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I

Agus Widodo, SST.FT, SKM, M.Fis

Pembimbing II

Umi B. Rahayu, SST.FT, SPD, M.Kes

Page 3: MANFAAT PENDAMPINGAN TERHADAP PENINGKATAN ...

2

ABSTRAK

PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SKRIPSI, 28 Mei 2013

V BAB, 42 Halaman, 10 Gambar, 10 Tabel

ABDURRACHMAN / J120111013

“MANFAAT PENDAMPINGAN TERHADAP PENINGKATAN

PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENANGANAN ANAK

CEREBRAL PALSY”

(Dibimbing Oleh : Agus Widodo, SST.FT, SKM, M.Fis dan Umi Budi

Rahayu, SSt. FT. M. Kes)

Latar Belakang: Cerebral Palsy adalah yang ditandai dengan perkembangan

motorik yang abnormal atau terlambat, seperti paraplegia spastik, hemiplegia atau

tetraplegia, yang sering disertai dengan retardasi mental, kejang atau ataksia.

Dalam penanganan anak Cerebral Palsy peranan dari orang tua/keluarga penting.

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga

dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu

atap dalam keadaan saling ketergantungan. Kurangnya dukungan ekonomi dan

akses ke instansi kesehatan mempengaruhi pengetahuann orang tua. Keluarga

harus memiliki pengetahuan khusus dalam penanganan anak dengan Cerebral

Palsy. Pendampingan orang tua penyandang Cerebral Palsy dilakukan untuk

mengajarkan dan melatih dalam menangani anak Cerebral Palsy. Pendampingan

dimaksudkan supaya orang tua dapat memperlakukan dan menangani anaknya

yang Cerebral Palsy dengan tepat. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui apakah ada manfaat pendampingan

terhadap peningkatan pengetahuan orang tua dalam penanganan anak Cerebral

Palsy.

Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimental, dengan

desain penelitian one group pre test and post test design. Tektik pengambilan

sampel menggunakan Purposive Sampling. Jumlah sampel 12 orang tua anak

Cerebral Palsy. Tehnik yang digunakan adalah metode pendampingan selama 30

hari, frekuensi 6x pertemuan. Uji Normalitas data menggunakan Shapiro-Willk tes

kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesa dengan Paired Sample T-test.

Hasil Penelitian: Dari hasil statistik didapatkan hasil nilai P adalah 0.0000

dimana p < 0.05 yang berarti Ha diterima. Artinya ada manfaat pendampingan

terhadap peningkatan pengetahuan orang tua dalam penanganan anak Cerebral

Palsy.

Kesimpulan: Pemberian pendampingan kepada orang tua terbukti dapat

memberikan manfaat terhadap peningkatan pengetahuan orang tua dalam

penanganan anak dengan kondisi Cerebral Palsy.

Kata Kunci: Pendampingan, Pengetahuan dalam menangani anak Cerebral

Palsy, Orang Tua/Keluarga, Cerebral Palsy.

Page 4: MANFAAT PENDAMPINGAN TERHADAP PENINGKATAN ...

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Community Based Rehabilitation Program. Pusat Rehabilitasi

YAKKUM Database. PRY Yogyakarta. Yogyakarta.

Anonim. 2012. PRY Guidelines for The Cerebral Palsy Parrents, Edition I. Pusat

Rehabilitasi Yakkum Yogyakarta. Yogyakarta.

Anonim. 2012. Pusat Rehabilitasi YAKKUM Yogyakarta - Profil. Diakses tanggal

18 Januari - http://w3.yakkum-rehabilitation.org/?lang=2.

Aran, MD et.al. 2007. Parenting Style Impact on Qiality of Life in Children with

Cerebral Palsy. Journal from The Neuropediatric Unit, Shaare Zedek

medical Centre, Jerusalem, Israel. Editorial, p 7 pages 56-60.

Bajraszewski, 2008. Cerebral Palsy, An Information Guide for Parents.

Melbourne: The Royal Children’s Hospital.

Finnie, N.R, 1971; Handling the Young Cerebral Palsy Child At Home;

William Heinemann Medical Books LTD, London, hal. 145-181.

Karande, S, Patil S, and Kulkarni M. 2008. Impact of An Educational Program on

Parental Knowlegde of Cerebral Palsy. Indian Journal of Pediatric.

Volume 75, Pages 901-906.

Notoatmodjo S. 2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Rineka Cipta.

Jakarta. 130-50.

Notoatmodjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rhineka Cipta. Jakarta.

Piogama. 2007. Angka Kejadian Cerebral Palsy. Diakses tanggal 2/3/2013, dari

http://www.google.com.

Saharso, Darto, 2007; Palsy Cerebral; Diakses tanggal 1/3/2013, dari

http://www. pediatrik. Com/ISI 03.

Small, S.A., Mather, R.S. 2009. What Works, Wisconsin Evidence-based

Parenting Program Directory. Madison, WI: University of Wisconsin-

Madison/Extension.

Page 5: MANFAAT PENDAMPINGAN TERHADAP PENINGKATAN ...

Soetomenggolo TS dan Ismael S. 1999. Asfiksia dan Trauma Perinatal. Dalam

Soetomenggolo TS dan Ismael S (Editor). Neurologi Anak. Edisi Pertama.

Jakarta : Penerbit BP IDAI : 307 – 37.

Stephen A. Small and Rebecca S. Mather. 2009. What Works, Wisconsin Evidence

Based Parenting Program. Evidence-Based Parenting Programs.

University of Wisconsin-Madison/Extension

Sugiyono. 1999. Statistik untuk Penelitian. Edisi Satu. CV Alfa, Hal 108-109.

Bandung.

Suharto, Edi. 1997. Pembangunan, Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial:

Spektrum Pemikiran. Lembaga Studi Pembangunan STKS (LSP-STKS).

Bandung.

Suharto, Edi. 2002. Makalah Pendampingan Sosial dalam Pengembangan

Masyarakat disajikan pada Pelatihan Pengembangan Masyarakat Bagi

Pengurus Forum Komunikasi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Tingkat

Propinsi se Indonesia. Pusdiklat Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat

Depsos RI, Jakarta, Rabu 28 Agustus 2002.

Twelvetrees, A. 1991. Community Work. McMillan. London.

Virginia, K. 2008. Do Parrent of children with Cerebral Palsy express different

Concerns in Relation To their Child’s Type of Cerebral Palsy, Age and

Level of Disability. Bobath Centre, 250 East End Road, London N2 8AU,

UK, Pages 56-62.

Werner, D, 2003. Disabled Village Children, 2e Edition. The Hesperian

Foundation.

Werner, D. 1998. Nothing About Us Without Us, Debeloping Innovative

Technologie For, By and With Disabled Persons, Health Rights. The

Hesperian Foundation.

Page 6: MANFAAT PENDAMPINGAN TERHADAP PENINGKATAN ...

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Cerebral palsy adalah suatu kerusakan jaringan otak yang menetap tidak

progresif, meskipun gambaran klinisnya dapat berubah selama hidup, terjadi pada

usia dini dan menghalangi perkembangan cerebellum (Soetomenggolo & Ismael,

1999). Cerebral Palsy adalah kelompok gangguan motorik yang menetap, tidak

progresif, yang terjadi karena kerusakan otak akibat trauma lahir atau patologi

intra uterine. Gangguan ini ditandai dengan perkembangan motorik yang

abnormal atau terlambat, seperti paraplegia spastik, hemiplegia atau tetraplegia,

yang sering disertai dengan retardasi mental, kejang atau ataksia (Dorlan, 2005).

Angka kejadian penderita Cerebral Palsy di beberapa negara

menunjukkan angka yang bervariasi. Satu koma tiga dari 1000 kelahiran di

Denmark, 5 dari 1000 anak di Amerika Serikat, dan 7 dari 100.000 kelahiran di

Amerika (Sunusi dan Nara, 2007). Di Indonesia angka kejadian cerebral palsy

berkisar 2 anak per 1000 anak usia sekolah dini. Satu penelitian menunjukkan

prevalensi Cerebral Palsy kongenital derajat sedang sampai berat mencapai 1,2

per 1000 anak usia 3 tahun (Grether et.al., 1992). Di Pusat Rehabilitasi Yakkum

(PRY) Yogyakarta lebih dari 100 anak dengan kondisi Cerebral Palsy yang

ditangani setiap tahunnya. Pada tahun 2010-2012 sekitar kurang lebih 150

penyandang Cerebral Palsy dari keluarga tidak mampu yang ditangani oleh

lembaga ini (Dokumen PRY, 2012).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah

suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI,

Page 7: MANFAAT PENDAMPINGAN TERHADAP PENINGKATAN ...

2

1998). Dari data yang diperoleh dari Pusat Rehabilitasi Yakkum (PRY)

Yogyakarta keluarga Cerebral Palsy yang dilayani mayoritas adalah keluarga

miskin dan memiliki keterbatasan untuk mendapatkan akses ke fasilitas kesehatan.

Kurangnya dukungan ekonomi yang memadai dan juga aksesibilitas untuk

mendapatkan pelayanan untuk anak mereka mempengaruhi pengetahuann orang

tua terhadap kondisi anak mereka.

Penyebab ketidakmandirian anak Cerebral Palsy ternyata bukan hanya

karena kondisi kecacatan anak itu sendiri, tetapi disebabkan oleh perlakuan dari

orang tua yang tidak tepat. Berkaitan dengan hal ini, sikap orang tua dalam

keterlibatan pengasuhan anak pun sangat beragam. Mereka hanya akan berusaha

mencari bantuan tenaga professional untuk memudahkan pengasuhan dan

selanjutnya jarang berhubungan langsung dengan anak (Meyen, 1982). Hal ini

dapat mengganggu proses perkembangan dan tujuan rehabilitasi terhadap anak

Cerebral Palsy.

Penelitian Fitzgerald menunjukkan bahwa reaksi dan perlakuan orang tua

merupakan salah satu sumber frustrasi bagi anak-anak dengan kecacatan fisik,

yang tidak jarang justru berakibat lebih berat daripada akibat ketunadaksaannya.

Lebih lanjut lagi hasil penelitian Mc.Michael menunjukkan bahwa adanya stress

emosi sering merupakan masalah yang menyertai keadaan cacat fisik anak

tersebut. Hasil dari kedua penelitian tersebut berkaitan dengan sikap orang tua

anak Cerebral Palsy.

Hal ini menujukkan orang tua sangat penting peranannya dalam partisipasi

penanganan anak mereka. Partisipasi orang tua dalam penanganan anak Cerebral

Palsy memiliki nilai yang lebih menguntungkan. Perlu adanya peningkatan

kapasitas orang tua dalam keluarga tentang pengetahuan dalam penanganan pada

Page 8: MANFAAT PENDAMPINGAN TERHADAP PENINGKATAN ...

3

anak dengan kondisi Cerebral Palsy dengan pendampingan dari tenaga ahli

kepada orang tua. Pelayanan dari tenaga professional seharusnya juga bertujuan

untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan ketrampilan orang tua dalam

menghadapi dan mendukung perkembangan anak (Dwivedi, 1997).

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu, sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata (penglihatan) dan telinga (pendengaran). Pengetahuan

seseorang erat kaitannya dengan perilaku yang akan diambilnya, karena dengan

pengetahuan tersebut ia memiliki alasan dan landasan untuk menentukan suatu

pilihan (Notoatmodjo, 2007). Tujuan rehabilitasi bagi anak akan lebih berarti

dengan pengetahuan orang tua yang cukup serta mampu memberikan penanganan

serta perlakuan yang baik dan benar.

Melihat permasalahan tersebut, fisioterapi sebagai tenaga yang bergerak

dalam bidang tumbuh kembang anak, khusunya bagi anak Cerebral Palsy, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian tentang manfaat pendampingan dalam

peningkatkan pengetahuan orang tua dalam penanganan anak Cerebral Palsy.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat pendampingan

terhadap peningkatan pengetahuan orang tua dalam penanganan anak dengan

kondisi Cerebral Palsy.

Page 9: MANFAAT PENDAMPINGAN TERHADAP PENINGKATAN ...

4

TINJAUAN PUSTAKA

Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan dapat didefinisikan sebagai fakta atau

informasi yang kita anggap benar berdasarkan pemikiran yang melibatkan

pengujian empiris (pemikiran tentang fenomena yang diobservasi secara

langsung) atau berdasarkan proses berpikir lainnya seperti pemberian alasan logis

atau penyelesaian masalah (Basford, 2006).

a. Tingkatan Pengetahuan

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar.

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Page 10: MANFAAT PENDAMPINGAN TERHADAP PENINGKATAN ...

5

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek

ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi

dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada.

Cerebral Palsy

Cerebral Palsy berasal dari kata cerebral yang berarti otak, dan palsy yang

berarti kelemahan, kelumpuhan atau kekurangan pada kontrol otot. Oleh karena

itu Cerebral Palsy diartikan sebagai kerusakan dari kontrol otot dimana hal

tersebut sebagai akibat dari beberapa kerusakan pada bagian otak (Bagnara, dkk,

2000). Cerebral Palsy adalah suatu kerusakan jaringan otak yang menetap tidak

progresif, meskipun gambaran klinisnya dapat berubah selama hidup, terjadi pada

usia dini dan menghalangi perkembangan otak normal dengan menunjukkan

kelainan postur dan pergerakan disertai kelainan neurologis berupa gangguan pada

cortex cerebri, ganglia basalis dan cerebellum (Soetomenggolo & Ismael, 1999).

Dalam kamus kedokteran Dorlan (2005) definisi Cerebral Palsy yaitu setiap

kelompok gangguan motorik yang menetap, tidak progresif, yang terjadi pada

Page 11: MANFAAT PENDAMPINGAN TERHADAP PENINGKATAN ...

6

anak kecil yang disebabkan oleh kerusakan otak akibat trauma lahir atau patologi

intra uterine. Gangguan ini ditandai dengan perkembangan motorik yang

abnormal atau terlambat, seperti paraplegia spastik, hemiplegia atau tetraplegia,

yang sering disertai dengan retardasi mental, kejang atau ataksia.

Pendampingan Untuk Orang Tua Cerebral Palsy

Pengembangan Masyarakat / Pendampingan Mayarakat adalah proses

membantu orang-orang biasa agar dapat memperbaiki masyarakatnya melalui

tindakan-tindakan kolektif (Twelvetrees, 1991). Secara akademis, Pendampingan

Mayarakat dikenal sebagai salah satu metode pekerjaan sosial yang tujuan

utamanya untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan

sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada prinsip partisipasi

sosial (Suharto, 1997). Pengertian pendampingan secara umum adalah suatu

metode atau pendekatan yang dilakukan oleh seseorang (biasanya dilakukan oleh

petugas sosial masyarakat) yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas

pengetahuan secara general kepada individu maupun masyarakat tertentu terhadap

suatu tugas ataupun tanggung jawab yang diberikan yang berdampak pada

individu atau masyarakat itu sendiri. Jadi secara tidak langsung proses

pendampingan ini membentuk suatu sistem yang ada pada individu atau kelompok

untuk pemecahan permasalahan yang ada maupun yang kemungkinan terjadi.

Dalam artikel penelitian yang berjudul Impact of An Educational Program

on Parental Knowledge of Cerebral Palsy (Karande et.al., 2008) mengemukakan

bahwa tingkat pengetahuan orang tua ataupun keluarga kurang memadai. Dan

pada prinsipnya improvisasi pengetahuan orang tua sangat signifikan dalam

beberapa isu mengenai kondisi penanganan Cerebral Palsy. Untuk mencapai

Page 12: MANFAAT PENDAMPINGAN TERHADAP PENINGKATAN ...

7

tingkatan penanganan yang komperehensif perlu diadakannya program yang

dimana dapat meningkatkan pengetahuan orang tua. Penelitian yang dilakukan

oleh Virginia Knox, tema yang jelas ditemukan dalam keprihatinan orang tua

berkaitan dengan diagnosis anak mereka. Orang

Pendampingan untuk orang tua penyandang Cerebral Palsy dilakukan

untuk mengajarkan dan melatih pengasuh anak dengan Cerebral Palsy yang

dalam hal ini adalah orang tua dari anak, untuk dapat melakukan perawatan dan

pola asuh secara mandiri dan benar. Pendampingan untuk orang tua Cerebral

Palsy bisa dari salah satu team rehabilitasi atau juga oleh semua team rehabilitasi.

Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan pendampingan yang akan dilakukan.

Menurut Pusat Rehabilitasi YAKKUM, pendampingan untuk orang tua

penyandang Cerebral Palsy adalah suatu metode pendekatan yang melibatkan

orang tua dalam melakukan suatu treatment yang diberikan ke anak. Hal ini

tujuannya antara lain : (1) Supaya orang tua dapat mengerti benar tentang kondisi

anaknya yang Cerebral Palsy; (2) Orang tua dapat menerima kondisi anaknya

yang menyandang Cerebral Palsy; (3) Orang tua dapat melakukan latihan di

rumah sesuai dengan yang diajarkan, (4) Orang tua memiliki kapasitas mampu

rawat, mampu didik, dan mampu latih terhadap anak penyandang Cerebral Palsy;

(5) Dengan kemampuan yang dimiliki oleh orang tua, diharapkan orang tua

tersebut dapat juga memberikan informasinya kepada orang tua penyandang

Cerebral Palsy yang lain.

Menurut PRY, proses pendampingan yang dilakukan dalam masyarakat

untuk peningkatan pengetahuan dan kemampuan orang tua bisa dilakukan dengan

cara :

Page 13: MANFAAT PENDAMPINGAN TERHADAP PENINGKATAN ...

8

a. Pemberian training atau ceramah tentang pengertian serta kondisi Cerebral

Palsy

b. Memberikan pelatihan penanganan anak dengan kondisi Cerebral Palsy

c. Diskusi dan praktik bersama dalam penanganan anak Cerebral Palsy

d. Melakukan kunjungan ke rumah untuk memberikan edukasi penanganan anak

Cerebral Palsy

e. Diskusi dengan orang tua dalam hal penanganan anak Cerebral Palsy yang

dapat dilakukan di rumah

f. Evaluasi terhadap peningkatan pengetahuan orang tua dalam penanganan serta

bagaimana orang tua dapat mengaplikasikan penanganan anak dengan kondisi

Cerebral Palsy di rumah

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah Quasi Eksperiment.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah one group pre test and post test

design, karena hanya satu kelompok yang diiambil sebagai subyek penelitian

tanpa dibandingkan dengan kelompok lain. Dan yang akan diteliti adalah hasil

perbedaan antara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil uji statistik pada kelompok pendampingan didapatkan

bahwa nilai p adalah 0.000 ini berarti nilai p < 0,05 atau bisa dibilang signifikan,

maka hasil ini menggambarkan adanya manfaat pendampingan yang signifikan

terhadap peningkatan pengetahuan orang tua dalam menangani anak dengan

kondisi Cerebral Palsy.

Page 14: MANFAAT PENDAMPINGAN TERHADAP PENINGKATAN ...

9

Kesimpulan Dan Saran

Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dan hasil perhitungan uji statistik,

dapat ditarik kesimpulan bahwa ada manfaat pendampingan terhadap peningkatan

pengetahuan orang tua dalam penanganan anak kondisi Cerebral Palsy.

Saran

1. Bagi orang tua anak dengan kondisi Cerebral Palsy

Bahwa orang tua anak dengan kondisi Cerebral Palsy perlu

mendapatkan pendampingan dari pihak profesi yang menangani anak kondisi

Cerebral Palsy (antara lain profesi fisioterapi) dalam peningkatan kapasitas

pengetahuannya untuk menengani dan memberikan pola asuh yang benar pada

anaknya. Sehingga tujuan dari rehabilitasi komperehensif secara global dapat

diwujudkan, terutama penanganan dari pihak orang tua dan keluarga anak

dengan kondisi Cerebral Palsy.

2. Bagi fisioterapi

Kepada fisioterapi sebagai bagian dari tim rehabilitasi untuk anak

dengan kondisi Cerebral Palsy, diharapkan dapat memberikan informasi –

informasi yang berkaitan dengan anak Cerebral Palsy kepada orang tua

ataupun pendamping keluarga bagi anak. Sehingga orang tua dapat

mendapatkan informasi yang jelas dan dapat menjadi orang tua yang baik bagi

anaknya yang mengalami Cerebral Palsy.

Page 15: MANFAAT PENDAMPINGAN TERHADAP PENINGKATAN ...

10

3. Bagi Institusi pendidikan

Metode pendampingan terhadap orang tua anak dengan kondisi

Cerebral Palsy dapat dijadikan alternatif ataupun metode pendekatan baru

dalam penanganan anak kondisi Cerebral Palsy secara komperehensif. Dan

diharapkan instansi pendidikan dan juga mahasiswa dapat memberikan

kontribusi untuk melalkukan penelitian lanjutan untuk menambah referensi

tentang pendekatan yang dilakukan berkaitan dengan penanganan annak

kondisi Cerebral Palsy.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian yang akan datang diharapkan dapat melanjutkan penelitian

dengan meneliti variabel-variabel yang luput dari penelitian sebelumnya,

penambahan variabel-variabel tersebut diharapkan dapat memperinci

penjabaran pengaruh manfaat pendampingan terhadap peningkatan

pengetahuan orang tua dalam penanganan anak kondisi Cerebral Palsy. Untuk

penelitian yang lebih baik maka perlu penambahan jumlah responden dan

variabel lain yang di teliti, sehingga dapat diraih hasil yang luas dan lebih

bervariatif.