BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Kegiatan akuntansi pada dasarnya menafsirkan data keuangan dari lembaga perusahaan, dimana aktifitas perusahaan berkaitan dengan produktifitas pertumbuhan barang dan jasa. Akuntansi dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi serta kinerja perusahaan seperti yang tercermin dalam laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku seara umum. Menurut Arens (2000:7) definisi akuntansi adalah: “accounting is the process of recording calssifying and summarizing of economical event in logical manner for the purpose of providing financial information for decision making”. Proses akuntansi tersebut meliputi pengumpulan dan pengolahan data perusahaan. Dalam proses akuntansi diidentifikasikan berbagai tranksaksi atau peristiwa yang merupakan kegiatan ekonomi perusahaan yang dilakukan melalui pengukuran, pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran transaksi-transaksi yang bersifat keuangan sedemikian rupa sehingga hanya informasi yang relevan dan saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya yang mampu memberi gambaran secara layak tentang keadaan keuangan serta hasil usaha perusahaan dalam suatu periode yang akan digabungkan dan disajikan dalam bentuk laporan. 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai laporan keuangan, berikut dikemukakan pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002:2), yaitu: “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, 8
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Laporan Keuangan
Kegiatan akuntansi pada dasarnya menafsirkan data keuangan dari
lembaga perusahaan, dimana aktifitas perusahaan berkaitan dengan produktifitas
pertumbuhan barang dan jasa. Akuntansi dapat memberikan informasi tentang
kondisi keuangan dan hasil operasi serta kinerja perusahaan seperti yang
tercermin dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang
disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku seara umum. Menurut
Arens (2000:7) definisi akuntansi adalah:
“accounting is the process of recording calssifying and summarizing of
economical event in logical manner for the purpose of providing financial
information for decision making”.
Proses akuntansi tersebut meliputi pengumpulan dan pengolahan data
perusahaan. Dalam proses akuntansi diidentifikasikan berbagai tranksaksi atau
peristiwa yang merupakan kegiatan ekonomi perusahaan yang dilakukan melalui
pengukuran, pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran transaksi-transaksi
yang bersifat keuangan sedemikian rupa sehingga hanya informasi yang relevan
dan saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya yang mampu memberi
gambaran secara layak tentang keadaan keuangan serta hasil usaha perusahaan
dalam suatu periode yang akan digabungkan dan disajikan dalam bentuk laporan.
2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai laporan
keuangan, berikut dikemukakan pengertian laporan keuangan menurut Standar
Akuntansi Keuangan (2002:2), yaitu:
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas,
8
9
atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:2) pengertian analisis dan laporan
keuangan adalah:
“Analisis adalah memecahkan atau menggabungkan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil”. “Laporan keuangan adalah neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas”. Menurut Munawir (2002:2) pengertian laporan keuangan adalah:
“Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan atau aktifitas suatu perusahaan tersebut”.
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan
adalah laporan yang menyajikan informasi yang akan digunakan oleh pihak-pihak
yang berkepentingan mengenai posisi keuangan, kinerja perusahaan, perubahan
ekuitas, arus kas dan informasi lain yang merupakan hasil dari proses akuntansi
selama periode akuntansi dari satu kesatuan usaha.
Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling penting
untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Agar dalam
melakukan analisis dan interpretasinya terhadap laporan keuangan itu hasilnya
memuaskan, perlu adanya konsistensi penyajian yaitu keseragaman bentuk untuk
dianalisis.
2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan
Hasil akhir dari suatu proses keuangan diantaranya adalah laporan
keuangan, laporan keuangan ini merupakan penerminan dari prestasi manajemen
perusahaan pada suatu periode tertentu. Selain sebagai alat pertanggungjawaban,
laporan keuangan diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan.
10
Menurut Standar Akuntasi Keuangan (2002:4) laporan keuangan
bertujuan untuk:
“1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2. Laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
3. Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya”.
Menurut Darsono dan Ashari (2005:12), tujuan laporan keuangan adalah
untuk menyajikan informasi yang menyangkut:
“1. Posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. 2. Kinerja perusahaan selama periode tertentu. 3. Perubahan posisi keuangan selama periode tertentu. 4. Perputaran kas selama periode tertentu”.
Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi
keuangan sangat diperlukan unntuk dapat melakuakn evaluasi atas kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan aktu serta kepastian dari
hasil tersebut. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang
dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas, solvabilitas serta kemampuan
beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk
menilai aktifitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode
pelaporan. Selain berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas (dan setara kas), informasi ini juga berguna untuk menilai
kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan arus kas tersebut.
Jadi tujuan utama laporan keuangan adalah memberikan informasi yang
berguna untuk mengambil keputusan ekonomi. Selain itu laporan keuangan juga
bertujuan untuk melaporkan kegiatan perusahaan yang mempengaruhi masyarakat
11
yang dapat ditentukan, dijelaskan, dan diukur dan penting bagi peran perusahaan
dalam lingkungan masyarakat.
2.1.3. Pemakai Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan komoditi yang bermanfaat dan dibutuhkan
masyarakat, karena dapat memberikan informasi yang dibutuhkan para
pemakainya dalam dunia bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan. Dengan
membaca laporan keuangan dengan tepat maka seseorang dapat melakukan
tindakan ekonomi menyangkut lembaga perusahaan yang dilaporkan dan
diharapkan akan menghasilkan keuntungan baginya.
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (2002:2), para pemakai
laporan keuangan adalah:
“1. Investor. 2. Karyawan. 3. Pemberi Pinjaman. 4. Pemasok dan kreditur usaha lainnya. 5. Pelanggan. 6. Pemerintah. 7. Masyarakat”.
Para pemakai laporan keuangan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Investor
Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan
risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka
lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan
apakah harus membeli, menahan atau menjual inestasi tersebut.
2. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun
dan kesempatan kerja.
12
3. Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan inormasi keuangan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pinjama serta bunganya dapat dibayar
saat jatuh tempo.
4. Pemasok dan kreditur usaha lainnya
Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo.
5. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan.
6. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawahnya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan kerena itu berkepentingan
dengan aktifitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk
mengatur aktifitas perusahaa, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai
dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.
Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada
perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan
perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat
membantu masyarakat dengan menyediakan informasi.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersiat umum. Dengan
demikian tidak sepenuhnya memenuhi kebutuhan pemakai. Berhubung para
investor merupakan penanam modal berisiko ke perusahaan, maka ketentuan
laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan mereka juga akan memenuhi
sebagian besar kebutuhan pemakai lain.
Manajemen perusahaan memikul tanggung jawab dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan perusahaan. Manajemen juga berkepentingan dengan
13
inormasi yang disajikan dalam laporan keuangan meskipun memiliki akses
terhadap informasi manajemen dan keuangan tambahan yang membantu dalam
melaksanakan tanggung jawab perencanaan, pengendalian dan pengambilan
keputusan. Laporan keuangan yang diterbitkan didasarkan pada informasi yang
digunakan manajemen tentang posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan.
2.1.4. Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang disusun oleh manajemen perusahaan menurut
Standar Akuntasi Keuangan (2002:13) terdiri dari:
“1. Neraca (Balance Sheet) 2. Laporan Laba Rugi (Income Statement) 3. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow) 4. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Charge in Equity) 5. Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to Financial
Statement).”
Berikut ini uraian singkat tentang kelima jenis Laporan Keuangan tersebut
di atas:
1. NERACA
Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai
posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu, neraca mempunyai tiga
unsur laporan keuangan yaitu aktia, kewajiban dan ekuitas.
2. LAPORAN LABA RUGI
Gambaran informasi mengenai potensi perusahaan dalam menghasilkan
laba selama periode tertentu (kinerja).
3. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Merupakan suatu perubahan laporan atau mutasi laba yang ditahan yang
merupakan bagian dari pemilik perusahaan untuk suatu periode tertentu.
Dalam laporan laba ditahan ditunjukkan laba tidak dibagi diwal periode,
ditambah laba yang tercantum pada laporan laba rugi dan dikurangi
dengan deiden yang diumumkan selama periode tertentu.
14
4. LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas melaporkan arus kas yang masuk dan keluar dalam
perusahaan pada suatu periode tertentu. Laporan arus kas ini menyediakan
informasi yang berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
menggunakan kasnya sehingga menghasilkan masukan berupa kas pula.
5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistemati. Setiap pos
dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas berkaitan dengan
informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan.
2.2 Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan perlu dilakukan karena sangat bermanfaat bagi
para penganalisa untuk dapat mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan
dari perusahaan. Manajemen perusahaan sangat berkepentingan terhadap laporan
keuangan dari perusahaan yang dipimpinnya. Dengan mengadakan analisis
laporan keuangan dari perusahaannya, manajer akan dapat mengetahui keadaan
dan perkembangan keuangan perusahaan.
Dengan mengadakan analisis data keuangan dari tahun ke tahun yang lalu,
dapat diketahui kelemahan-kelemahan dari perusahaan serta hasil-hasil yang telah
dianggap ukup baik. Dengan mengetahui kelemahan-kelemahan perusahaan,
diusahakan agar dalam penyusunan rencana untuk tahun-tahun yang akan datang,
kelemahan-kelemahan tersebut dapat diperbaiki. Hasil-hasil yang ukup baik di
aktu lampau harus dipertahankan di waktu-waktu mendatang.
2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Dengan melakukan analisis laporan keuangan maka informasi yang dibaca
dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam. Hubungan suatu
pos dengan pos lain akan dapat menjadi indikator tentang posisi dan prestasi
keuangan perusahaan serta menunjukkan bukti kebenaran penyusunan laporan
keuangan.
15
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:2) pengertian analisis dan laporan
keuangan adalah:
“Analisis adalah memecahkan atau menggabungkan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil”. “Laporan keuangan adalah neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas”.
Jika kedua pengertian diatas digabungkan maka pengertian analisis
laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:190) adalah:
“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih keil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara yang satu dengan yang lainnya baik antara data kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan”.
Menurut Dewi Astuti (2004:29) pengertian analisis laporan keuangan
yaitu:
“Segala sesuatu yang menyangkut penggunaan informasi akuntansi
untuk membuat keputusan bisnis dan investasi”.
Jadi kesimpulan pengertian analisis laporan keuangan tersebut diatas yaitu
analisis laporan keuangan menakup penerapan metode dan teknik analisis atas
laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran
dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan.
2.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah diapai
oleh perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber untuk
pengambilan keputusan.
Menurut Hanafi & Halim (2003:6) tujuan analisis laporan keuangan
adalah:
“menentukan arah analisis, batasan-batasan dalam analisis, dan hasil
yang diharapkan”.
16
Berikut beberapa contoh tujuan analisis laporan keuangan:
1. Investor
Investor atau calon investor akan tertarik pada tingkat keuntungan (return)
yang diharapkan untuk masa-masa mendatang relatif terhadap risiko perusahaan
tersebut. Yang menjadi tujuan pokok pemberian kredit adalah menilai
kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta
bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut.
2. Perusahaan
Perusahaan yang tergantung pada “supply” pemasok akan mempunyai
kepentingan pada pemasok tersebut. Perusahaan ingin memastikan bahwa
pemasok tersebut sehat dan bisa bertahan terus. Dengan kemungkinan kerja sama
yang terus menerus, analis dari pihak perusahaan akan berusaha menganalisis
profitabilitas perusahaan pemasok, kondisi keuangan, kemampuan untuk
menghasilkan kas untuk memenuhi operasi sehari-harinya, dan kemampuan
membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo.
3. Karyawan
Karyawan atau calon karyawan barangkali akan tertarik menganalisis
keuangan perusahaan untuk memastikan apakah perusahaan atau perusahaan yang
akan dimasuki tersebut mempunyai prospek keuangan yang bagus. Pemerintah
bisa menganalisis keuangan perusahaan untuk menentukan besarnya pajak yang
dibayarkan, atau menetukan tingkat keuntungan yang wajar bagi suatu industri.
4. Manajemen
Pihak internal sendiri (seperti pihak manajemen) akan memerlukan
informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan untuk menentukan sejauh mana
perkembangan perusahaan. Informasi semacam ini bisa digunakan sebagai basis
evaluasi prestasi manajemen. Bagi pihak manajemen, informasi keuangan tertentu
bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, untuk perencanaan atau
untuk mengevaluasi perubahan strategi.
Menurut Brigham & Houston (2001:78) tujuan analisis laporan
keuangan:
17
“dari sudut pandang investor, analisis laporan keuangan digunakan untuk memprediksi masa depan, sedangkan dari sudut pandang manajemen, analisis laporan keuangan digunakan untuk membantu mengantisipasi kondisi di masa depan dan yang lebih penting, sebagai titik awal untuk perencanaan tindakan yang akan mempengaruhi peristiwa di masa depan”.
2.2.3 Prosedur Analisis Laporan Keuangan
Berbagai langkah hanya ditempuh dalam menganalisis laporan keuangan.
Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh menurut Dwi Prastowo dan Rifka
Juliaty (2002:53) adalah:
“1. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan 2. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan 3. Mempelajari dan mereview laporan keuangan 4. Menganalisis laporan keuangan”.
Keempat prosedur analisis laporan keuangan dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan
Memahami latar belakang data keuangan perusahaan yang akan dianalisis
merupakan langkah yang perlu dilakukan sebelum menganalisis laporan
keuangan perusahaan.
2. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan
Selain latar belakang data keuangan perusahaan, kondisi yang mempunyai
pengaruh terhadap perusahaan perlu juga untuk dipahami. Kondisi yang
perlu dipahami menakup informasi mengenai trens (kecenderungan)
industri dimana perusahaan beroperasi; perubahan teknologi; perubahan
selera konsumen; perubahan faktor-faktor ekonomi.
3. Mempelajari dan mereview laporan keuangan
Sebelum berbagai teknik analisis diaplikasikan, perlu dilakukan review
terhadap laporan keuangan secara menyeluruh. Tujuan langkah ini adalah
untuk memastikan baha laporan keuangan telah cukup jelas
menggambarkan data keuangan yang relevan dan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan yang berlaku.
18
4. Menganlisa laporan keuangan
Setelah mereview laporan keuangan, maka dengan menggunakan berbgai
metode dan teknik analisis yang ada dapat menganlisis laporan keuangan
dan menginterpretasikan hasil analisis tersebut.
2.2.4 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Banyak metode dan teknik yang dipakai dalam analisis laporan keuangan.
Metode dan teknik ini merupakan ara bagaimana melakukan analisis. Di bawah
ini akan dijelaskan bagaimana metode dan teknik yang dilakukan dalam
menganalisis laporan keuangan.
Berikut ini adalah teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis
laporan keuangan:
“1. Trend atau tendensi posisi kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis), adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.
2. Analisis rasio, adalah suatu metode analisa untk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut”.
Metode analisis secara umum diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
“1. Metode analisis horizontal (dinamis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode, sehingga dapat diketahui perkembangan dan keenderungannya”.
2. Metode analisis vertikal (statis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya pada laporan keuangan yang sama pada tahun (periode) yang sama”.
Metode dan teknik analisis diatas digunakan untuk menentukan dan
mengukur hubungan antar pos-pos yang ada dalam laporan keuangan sehingga
dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila
19
diperbandingkan dengan perusahaan lain. Tujuan dari setiap metode dan teknik
analisis adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti.
2.3 Analisis Rasio Keuangan
Untuk menilai kondisi keuangan perusahaan dan prestasi perusahaan,
analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering
dipakai adalah analisis rasio. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:197) rasio
keuangan adalah:
“angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan
keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan
signifikan (berarti)”.
Sedangkan menurut Susan Irawati (2005:22) pengertian analisis rasio
keuangan yaitu:
“Suatu teknik analisis dalam bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi-kondisi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu dengan jalan membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun laba rugi”.
Menurut Dewi Astuti (2004:29) analisis rasio keuangan mencakup:
“1. Perbandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama, dan
2. Evaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu”.
Analisis rasio keuangan adalah perbandingan pos-pos tertentu dengan pos
lain yang memiliki hubungan signifikan. Rasio keuangan menyederhanakan antara
pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai
hubungan antara pos tertentu dengan membandingkannya dengan rasio lain
sehingga dapat memberikan penilaian.
Analisis rasio keuangan biasanya dilakukan oleh auditor yang
independen tetapi sepenuhnya menjadi tanggung jawab presiden direktur
perusahaan dan direktur keuangan perusahaan. Biasanya perusahaan melakukan
analisis rasio keuangan secara rutin ataupun sesuai dengan kebijakan dari
20
perusahaan apakah dilakukan tiap tahun atau dalam jangka beberapa waktu
tertentu.
Analisis dari rasio keuangan dapat memberikan pandangan yang lebih baik
tentang kondisi keuangan perusahaan dan prestasi perusahaan. Dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan
dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard.
Angka-angka rasio keuangan tersebut akan lebih berarti apabila ditindak
lanjuti sehingga memperoleh informasi yang berguna yang dapat mendukung
untuk keputusan-keputusan yang akan diambil di kemudian hari.
Menurut Hanafi & Halim (2003:75) pada dasarnya analisis rasio bisa
dikelompokkan ke dalam lima macam kategori, yaitu :
“1. Rasio likuiditas : rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2. Rasio aktivitas : rasio yang mengukur sejauhmana efektivtas penggunaan asset dengan melihat tingkat aktivitas asset.
3. Rasio solvabilitas : rasio yang mengukur sejauhmana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
4. Rasio Profitabilitas : rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitabilitas).
5. Rasio pasar : rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai buku perusahaan”.
Menurut Munawir (2002:69) tujuan setiap penganalisa pada umumnya
adalah:
“untuk mengetahui tingkat rentabilitas, solvabilitas, dan likuiditas dari perusahaan yang bersangkutan, oleh karena itu angka-angka ratio pada dasarnya juga dapat digolongkan menjadi: 1. Ratio-ratio likuiditas 2. Ratio-ratio solvabilitas 3. Ratio-ratio rentabilitas 4. ratio-ratio aktivitas”.
21
Angka rasio finansial juga digolongkan dan diklasifikasikan sesuai dengan
perbedaan ekonomis dari operasi perusahaan sesuai dengan tujuan penganalisa
yaitu:
1. Profitabilitas Ratio
2. Short Term Solvency (Liquidity) Ratio
3. Long Term Solvency Ratio
4. Effiiency (Turn Over) Ratio
Menurut Darsono dan Ashari (2005:51), analisis rasio keuangan yang
yang ada pada persediaan. Average Inventory dapat dicari dengan
cara menjumlahkan persediaan awal dan persediaan akhir kemudian
dibagi dua. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap
bahwa kegiatan penjualan berjalan baik.
b. Average Collection Period
Average Collection Period = Penjualan
360x ngrata Piuta-Rata
Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan piutang perusahaan, rata-
rata jangka waktu penagihan adalah rata-rata jangka waktu lamanya
perusahaan harus menunggu pembayaran setelah melakukan
26
penjualan. Rasio ini dapat dibandingkan dengan persyaratan
penjualan. Karena sering sulit medapatkan data penjualan kredit maka
digunakan total penjualan. Satu tahun dapat diasumsikan 360 hari
atau 365 hari, kedua angka ini mempengaruhi keputusan yang
dihasilkan. Semakin pendek periodenya maka semakin baik.
c. Receivable Turnover
Receivable Turnover = ngrata Piuta-Rata
Penjualan
Rasio ini mengukur ektifitas penggunaan dana yang tertanam dalam
piutang. Rasio ini menunjukkan banyaknya dana yang dapat
diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah piutang. Semakin besar rasio
ini, maka menunjukkan perusahaan tersebut sudah efisien dan efektif.
d. Fixed Assets Turnover
Fixed Assets Turnover = tetapAktiva
Penjualan
Rasio ini mengukur efektifitas penggunaan dana yang tertanam pada
harta tetap, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau beberapa
rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang
diinvestasikan pada aktiva tetap. Rasio ini berguna untuk
mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya
secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Semakin tinggi rasio
semakin baik. Artinya kemampuan aktiva tetap menciptakan
penjualan tinggi.
e. Total Assets Turnover
Total Assets Turnover = AktivaTotal
Penjualan
Rasio ini menunjukkan efektifitas penggunaan seluruh harta
perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau
menggambarkan beberapa rupiah penjualan bersih yang dapat
dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik.
27
Sofyan Syafri Harahap (2004:297) menyatakan bahwa analisis rasio
keuangan memiliki keunggulan dibandingkan dengan teknik analisis lainnya,
yaitu:
“1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri yang lain. 4. Sangat berguna untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model Z score atau Altman’s Bankruptcy Prediction model merupakan suatu model untuk meramalkan kebangkrutan suatu perusahaan yang dibuat oleh Altman.
5. Menstandarisasi ukuran perusahaan. 6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan
perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan seara periodik / time series.
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa akan datang”.
2.4 Kinerja
Keberhasilan sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya dan
memenuhi kebutuhan masyarakat sangat tergantung dari kinerja perusahaan dan
manajer perusahaan didalam melaksanakan pertanggungjawabannya.
2.4.1 Definisi Kinerja
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan bahwa laporan keuangan
dapat digunakan sebagai alat ukur kinerja perusahaan. Pengertian kinerja menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:53) adalah:
“sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan atau
kemampuan kerja”.
Kinerja menurut Achmad dan Ruky (2004:15), yaitu:
“catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh di fungsi-fungsi pekerjaan
tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun aktu tertentu”.
28
Dari dua definisi tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja
adalah kemampuan atau prestasi yang dicapai dalam melaksanakan suatu tindakan
tertentu selama kurun waktu tertentu.
2.4.2 Pengukuran Kinerja
Terdapat tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur
kinerja secara kuantitatif. Menurut Mulyadi (2001:434) yaitu:
“1. Ukuran kriteria tunggal (single criteria)
2. Ukuran kinerja beragam (multiple criteria)
3. Ukuran kinerja gabungan (composite criteria)”.
Ukuran kriteria tunggal (single criteria) adalah ukuran kinerja yang hanya
menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja manajer, ukuran kriteria beragam
(multiple criteria) adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam
ukuran untuk menilai kinerja manajer, dan ukuran kriteria gabungan (composite
criteria) adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran,
memperhitungkan bobot masing-masing ukuran, dan menghitung rata-ratanya
sebagai ukuran menyeluruh kinerja manajer.
2.4.3 Manfaat Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan
Menurut Martono dan D. Agus Harjito (2002:52) mengungkapkan
bahwa “kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi
berbagai pihak (stakeholder) seperti investor, kreditur, analis, konsultan
keuangan, pialang, pemerintah dan pihak manajemen sendiri”. Manfaat
penilaian kinerja dilihat dari pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan dan kinerja perusahaan menurut Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty
(2002:50), yaitu:
“1. Para pemegang saham (investor) Para investor dan calon investor berkepentingan terhdap
informasi laporan keuangan anatara lain untuk pengambilan keputusan apakah manajemen sekarang harus diganti atau dipertahankan dan apakah perusahaan memiliki persetujuan untuk menerbitkan dan memperoleh pinjaman baru.
29
2. Para kreditor Para kreditor dan calon kreditor berkepentingan terhadap
informasi laporan keuangan untuk melakukan penilaian apakah laba yang diperoleh perusahaan mampu digunakan untuk membayar beban bunga dalam memenuhi kewajiban.
3. Para manajer Para manajer berkepentingan terhadap informasi laporan
keuangan untuk melakukan penilaian apakah perusahaan mempunyai kemampuan untuk membayar dividen (dividen policy).
4. Analisis sekuritas Para analis sekuritas tertarik terhadap informasi tentang
estimasi laba di masa datang dan kekuatan keuangan sebagai elemen penting untuk dasar penentuan nilai sekuritas
5. Analisis kredit Para analis kredit memungkinkan untuk dapat menetukan aliran
dana di masa datang dan konsekuensinya pada posisi keuangan perusahaan sebagai upaya untuk dapat mengevaluasi risiko kredit yang melekat pada perluasan kreditnya”.
2.5 Manfaat Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan
Perusahaan
Analisis rasio keuangan sangat berhubungan dengan penilaian kinerja
perusahaan. Dengan diadakannya analisis rasio keuangan maka potensi dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan tersebut dapat diketahui, sehingga pihak-
pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dapat menggunaknnya sebagai
bahan pertimbangan dalam meningkatkan laba, penentuan laba periode
berikutnya, meningkatkan efisiensi operasi, penentuan kebijakan antisipasi
hutang.
Untuk mengetahui apakah suatu perusahaan mengalami peningkatan atau
bahkan penurunan kinerja dapat dilakukan dengan membandingkan rasio-rasio
keuangan perusahaan dari tahun sebelumnya. Dengan adanya perbandingan rasio-
rasio keuangan dari tahun sebelumnya maka dapat diketahui apakah tahun ini
perusahaan mengalami peningkatan atau mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya. Perusahaan juga bisa membandingkan rasio keuangan perusahaan
dengan perusahaan lain yang sejenis, maka perusahaan dapat mengetahui apakah
kinerja perusahaan lebih baik atau lebih buruk dari perusahaan lain.
30
Hasil analisis rasio keuangan tidak mutlak dapat memperbaiki kinerja
perusahaan di masa akan datang, karena selain hal tersebut perusahaan juga perlu
memperhatikan keandalan, kejujuran dan kesesuain penyajian rasio keuangan
dengan Standar Akuntansi Keuangan yang diterima umum.
Dengan adanya analisis rasio keuangan maka akan dapat membantu
manajemen meningkatkan laba, meningkatkan investasi, penentuan kebijakan
antisipasi piutang untuk mengatasi kondisi keuangan di masa yang akan datang.