7/23/2019 Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-risiko-pada-supply-chain-proyek 1/9 MANAJEMEN RISIKO PADA SUPPL Y CHAI N PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA Hendro Sutowijoyo 1 , I Putu Artama W 2 , dan Sri Pingit W 3 1 Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-8715339, e-mail: [email protected]2 Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-8715339, e-mail: artama@ce.its.ac.id 3 Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-8715339, e-mail: [email protected]ABSTRAK Tantangan yang dihadapi oleh dunia usaha saat ini semakin kompleks, termasuk pula pada sektor jasa konstruksi. Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam menghadapi tantangan tersebut adalah melakukan kerja sama yang saling menguntungkan antar pihak-pihak yang terlibat demi mencapai tujuan bersama. Konsep supply chain management merupakan salah satu bentuk kerjasama yang dimaksud. Namun dengan diadosinya konsep tersebut ke dalam industi konstruksi, bukan berarti hal ini tidak menimbulkan permasalahan-permasalahan baru. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara kepada pihak-pihak yang terlibat dengan sasaran responden para pengambil keputusan dalam organisasi masing-masing dari proyek bersangkutan. Data yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan probability impact analysis untuk mengetahui besarnya risiko dan analisis faktor untuk mengetahui variabel risiko yang paling dominan berpengaruh pada hubungan yang terjadi antara kontraktor dan supplier, kontraktor dan subkontraktor, serta subkontraktor dan supplier. Pada hubungan kontraktor terhadap subkontraktor dapat diambil kesimpulan bahwa risiko yang paling dominan adalah hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya peringatan sanksi hukuman kepada subkontraktor , sedang pada hubungan kontraktor terhadap supplier adalah risiko akibat eskalasi kenaikan harga material. Pada hubungan subkontraktor terhadap kontraktor adalah pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak terbayarnya subkontraktor karena keuangan kontraktor yang bermasalah, pada hubungan subkontraktor terhadap supplier adalah ketidakstabilan suplai material oleh supplier, pada hubungan supplier terhadap kontraktor adalah risiko pembayaran yang terlambat/bahkan tidak terbayarnya supplier karena keuangan kontraktor yang bermasalah , dan pada hubungan supplier terhadap subkontraktor adalah minimnya kepercayaan supplier terhadap subkontraktor .Kata kunci : Supply Chain Management , Manajemen Risiko, Analisis Faktor. 1.PENDAHULUAN Apabila dilakukan pengamatan terhadap jumlah perusahaan kontraktor sebagai indikator perkembangan industri konstruksi pada umumnya, maka menurut data yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi pada tahun 2007 telah terdapat 83.894 kontraktor yang bergerak dalam berbagai sub bidang pekerjaan dan kualifikasi. Jumlah tersebut semakin meningkat pada tahun 2008 sebesar 81.3 % atau
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7/23/2019 Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek
Tantangan yang dihadapi oleh dunia usaha saat ini semakin kompleks, termasuk pula
pada sektor jasa konstruksi. Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam menghadapi
tantangan tersebut adalah melakukan kerja sama yang saling menguntungkan antar pihak-pihakyang terlibat demi mencapai tujuan bersama. Konsep supply chain management merupakan
salah satu bentuk kerjasama yang dimaksud. Namun dengan diadosinya konsep tersebut ke
dalam industi konstruksi, bukan berarti hal ini tidak menimbulkan permasalahan-permasalahan
baru.
Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara kepada
pihak-pihak yang terlibat dengan sasaran responden para pengambil keputusan dalam organisasi
masing-masing dari proyek bersangkutan. Data yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis
dengan menggunakan probability impact analysis untuk mengetahui besarnya risiko dan
analisis faktor untuk mengetahui variabel risiko yang paling dominan berpengaruh pada
hubungan yang terjadi antara kontraktor dan supplier, kontraktor dan subkontraktor, serta
subkontraktor dan supplier.Pada hubungan kontraktor terhadap subkontraktor dapat diambil kesimpulan
bahwa risiko yang paling dominan adalah hubungan psikologis yang terganggu terkait
adanya peringatan sanksi hukuman kepada subkontraktor , sedang pada hubungan kontraktor
terhadap supplier adalah risiko akibat eskalasi kenaikan harga material. Pada hubungan
subkontraktor terhadap kontraktor adalah pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak
terbayarnya subkontraktor karena keuangan kontraktor yang bermasalah, pada hubungan
subkontraktor terhadap supplier adalah ketidakstabilan suplai material oleh supplier,
pada hubungan supplier terhadap kontraktor adalah risiko pembayaran yang
terlambat/bahkan tidak terbayarnya supplier karena keuangan kontraktor yang bermasalah , dan
pada hubungan supplier terhadap subkontraktor adalah minimnya kepercayaan supplier
Hendro Sutowijoyo, I Putu Artama Wiguna, Sri Pingit Wulandari
Please leave the footers empty
sebesar 152.110 kontraktor. Penyumbang terbesar jumlah tersebut adalah dari propinsi
Jawa Timur.
Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam menghadapi tantangan tersebut
adalah melakukan kerja sama yang saling menguntungkan antar pihak-pihak yang
terlibat demi mencapai tujuan bersama. Penerapan metode supply chain managementdiyakini oleh beberapa peneliti bidang supply chain management dapat menjadi salah
satu solusi dari persoalan-persoalan yang terkait dengan penghantaran produk ke
pengguna akhir (end user ).
Namun penerapan supply chain management dalam proyek konstruksi, bukan
berarti tanpa menimbulkan risiko baru. Secara umum risiko dapat timbul dalam
berbagai bentuk dari setiap kejadian, tetapi dapat dikelola berdasarkan kebutuhan
organisasi. Risiko tidak dapat dihilangkan, namun dapat diolah berdasarkan kebutuhan
perusahaan. Penanganan risiko yang dilakukan dengan terstruktur dan menyeluruh dapat
berkontribusi terhadap perbaikan kinerja organisasi, sekaligus dapat menambah
keuntungan dengan mengurangi terjadinya kejadian risiko yang tidak diharapkan dalam
aktifitas organisasi tersebut.
2. SUPPLY CHAIN MANAGEMENTSupply chain management merupakan suatu metode terintegrasi diantara pihak-
pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menghasilkan
produk atau jasa dimulai pada proses mendapatkan bahan baku dari supplier menuju ke
proses produksi dan berakhir pada proses penghantaran kepada pengguna akhir yang
berlandaskan pada semangat kolaborasi demi mewujudkan tujuan bersama yaitu
kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Para pelaku di dalam proyek konstrusi
sangat banyak, yang dapat dibedakan sebagai pihak pengguna jasa dan pihak penyedia,
yaitu owner, konsultan, kontraktor, subkontraktor dan supplier. Pada proyek-proyek
konstruksi terdapat sangat banyak risiko dimana risiko-risiko tersebut sangat bervariatif.
Menurut Zhi (1995) yang mengadopsi pendapat dari William (1993) berpendapat
bahwa, besar-kecil risiko tersebut dapat dihitung dengan mengalikan probabilitas
terjadinya risiko yang tidak diharapkan dengan besar dampak yang ditimbulkan.
Cavinato (2006) membagi risiko dalam supply chain management ke dalam lima
kategori yaitu jaringan fisik, jaringan finansial, jaringan informasi, jaringan relasional
dan jaringan inovasi.
3. ANALISIS FAKTORAnalisis faktor adalah suatu teknik yang menggambarkan hubungan keragaman
diantara beberapa variabel dalam sejumlah kecil faktor, dimana variabel-variabel yang
mempunyai korelasi yang tinggi dikelompokkan dalam satu kelompok (faktor),
sedangkan korelasi antara variabel pada kelompok yang satu dengan yang lain relatif
kecil. Antar variabel di dalam satu kelompok tertentu mempunyai hubungan yang
sangat kuat, tetapi terhadap variabel-variabel lain dalam kelompok lain mempunyai
hubungan yang relatif kecil.
Pola hubungan supply chain management proyek konstruksi yang ditinjau
dalam penelitian ini yaitu yang terjadi pada pihak-pihak yang terlibat pada bagian hulu
seperti kontraktor, subkontraktor dan supplier. Untuk mencapai maksud penelitian yaitu
mengetahui variabel risiko yang paling dominan terhadap pihak-pihak tersebut maka
menggunakan analisis faktor. Analisis faktor yang digunakan di dalam penelitian ini
7/23/2019 Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek
MANAJEMEN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG
DI SURABAYA
Jangan menulis apapun pada footer
bertujuan untuk mendapatkan variabel risiko paling dominan dan berpengaruh terhadap
hubungan antara kontraktor dan subkontraktor, kontraktor dan supplier, serta
subkontraktor dan supplier untuk setiap kategori jaringan yang dikelola dalam supply
chain management dan telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya.
4. METODOLOGI PENELITIANPenelitian ini merupakan penelitian eksploratif dan deskriptif yang bertujuan
untuk mengembangkan pengetahuan atau dugaan yang sifatnya masih baru sehingga
dapat memberikan arahan bagi penelitian selanjutnya. Disamping itu juga bertujuan
untuk memperoleh deskripsi data yang mampu menggambarkan komposisi dan
karakteristik dari unit yang diteliti. Populasi penelitian adalah pelaku proyek bangunan
gedung yang sedang dalam proses konstruksi dan proyek yang telah selesai
dilaksanakan dalam dua tahun terakhir di kota Surabaya dengan objek/sampel penelitian
pihak-pihak yang terlibat pada bagian hulu supply chain management dalam proyek
konstruksi tersebut mulai dari supplier, subkontraktor, dan kontraktor. Sedangkan yangmenjadi responden dari penelitian ini adalah para pimpinan perusahaan, pimpinan
proyek ( project manager ) atau para pengambil keputusan dalam organisasi masing-
masing dari proyek bersangkutan. Pola hubungan risiko supply chain management
proyek konstruksi yang ditinjau dalam penelitian ini yaitu pola hubungan risiko yang
terjadi pada pihak-pihak yang terlibat pada bagian hulu supply chain management yaitu
kontraktor, subkontraktor dan suppliernya dengan pengkategorian risiko ke dalam lima
kategori jaringan yaitu; jaringan fisik, jaringan finansial, jaringan informasi, jaringan
relasional dan jaringan inovasi.
Tabel 1. Variabel Hubungan Kerja Kontraktor terhadap Subkontraktor maupun Sub-
kontraktor terhadap Kontraktor No Kategori Keterangan variabel
1
Jaringan
fisik
Spesifikasi hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak
2 Kualitas hasil produk konstruksi di bawah standar
3 Keterlambatan penyelesaian pekerjaan
4Perubahan desain atau terjadi pekerjaan “tambah-kurang” pada saat
proses konstruksi berlangsung
5 Kekurangan tenaga kerja yang dimiliki Subkontraktor
6Permasalahan keamanan di lingkungan proyek yang mengancam
pekerja, material dan peralatan
7 Menurunnya produktifitas pekerja atau peralatan8 Birokrasi perizinan yang berbelit
9 Kesalahan harga dengan yang tertera pada kontrak kerja sama
10 Terjadi kesalahan kebijaksanaan harga terkait sistem pembayaran
11 Jaringan
keuangan
Pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak terbayarnya
Subkontraktor karena keuangan Kontraktor yang bermasalah
12 Harga kurang kompetitif
13 Terjadi peningkatan tarif pajak barang dan jasa
14Jaringan
informasi
Manipulasi informasi oleh Subkontraktor
15Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki
perusahaan dalam mengelola pertukaran informasi
7/23/2019 Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek
Hendro Sutowijoyo, I Putu Artama Wiguna, Sri Pingit Wulandari
Please leave the footers empty
5. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASANPola hubungan risiko supply chain management proyek konstruksi merupakan
pola hubungan risiko yang terjadi pada pihak-pihak yang terlibat pada bagian hulu
supply chain management yaitu kontraktor, subkontraktor dan suppliernya. Dalam
penelitian ini besarnya faktor risiko yang dominan dapat terlihat dari hasil analisisfaktor yang dilakukan.
5.1 Hubungan Kerja Kontraktor terhadap Subkontraktor
Kontraktor merupakan suatu organisasi konstruksi yang mengimplementasikan
perencanaan yang telah dibuat menjadi hasil produk konstruksi. Sedangkan
Subkontraktor adalah suatu organisasi konstruksi yang mengambil sebagian item/jenis
proyek. Dan supplier adalah organisasi yang bertanggung jawab dalam memberikan
pasokan kebutuhan yang dibutuhkan dalam proyek. Dalam supply chain management
kontraktor melakukan hubungan kerja dengan subkontraktor dan supplier. Untuk
mengetahui variabel risiko yang paling dominan pada masing-masing hubungan kerja
digunakan analisis faktor. Dengan menggunakan analisis faktor didapatkan bahwavariabel risiko yang paling dominan adalah hubungan psikologis yang terganggu terkait
adanya peringatan sanksi hukuman kepada subkontraktor, manipulasi informasi oleh
subkontraktor, dan keterlambatan pemecahan masalah sengketa. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Variabel Risiko Paling Dominan antara Kontraktor terhadap Subkontraktor
5.2 Hubungan Kerja Kontraktor terhadap Supplier
Pada hubungan kerja kontraktor terhadap supplier, variabel risiko yang paling
dominan adalah risiko akibat eskalasi kenaikan harga material, kesulitan mencari
supplier pengganti, dan manipulasi informasi oleh supplier.
Tabel 5. Variabel Risiko Paling Dominan antara Kontraktor terhadap Supplier
Peringkat Uraian Nilai hasil analisis faktor
1 Risiko akibat eskalasi kenaikan harga material 0.831
2 Kesulitan mencari supplier pengganti 0.827
3 Manipulasi informasi oleh supplier 0.815
5.3 Hubungan Kerja Subkontraktor terhadap Kontraktor
Dengan menggunakan analisis faktor didapatkan risiko yang paling dominan
dalam hubungan kerja antara subkontraktor terhadap kontraktor adalah pembayaran yang
terlambat atau bahkan tidak terbayarnya subkontraktor karena keuangan kontraktor yang
bermasalah. Sedangkan untuk risiko dominan lainnya dapat dilihat pada Tabel 6.
Peringkat Uraian Nilai hasil analisis faktor
1Hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya
peringatan sanksi hukuman kepada subkontraktor0.908
2 Manipulasi informasi oleh subkontraktor 0.8653 Keterlambatan pemecahan masalah sengketa 0.774
7/23/2019 Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek
Hendro Sutowijoyo, I Putu Artama Wiguna, Sri Pingit Wulandari
Please leave the footers empty
Lanjutan Tabel 8…
Peringkat Uraian Nilai hasil analisis faktor
4
Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang
dimiliki perusahaan pada proses pertukaran
informasi
0.847
5Tidak tersedianya material dengan adanya metode
konstruksi yang baru0.832
6
Risiko akibat persyaratan ketat yang berlaku di
sekitar lingkungan proyek terkait pengadaan
material ke lokasi
0.759
7Minimnya kepercayaan supplier terhadap
kontraktor0.695
8Kegagalan pengiriman material karena lokasi
proyek yang kurang jelas/sulit dilalui0.628
5.6 Hubungan Kerja Supplier terhadap SubkontraktorHampir sama pada pembahasan sebelumnya, dengan menggunakan analisis faktor
didapatkan risiko yang paling dominan adalah minimnya kepercayaan supplier terhadap
subkontraktor . Sedangkan untuk risiko lainnya dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Variabel Risiko Paling Dominan antara Supplier terhadap Subkontraktor
Peringkat Uraian Nilai hasil analisis faktor
1Minimnya kepercayaan Supplier terhadap
Subkontraktor0.936
2Kurangnya kesadaran Subkontraktor dalam
membina hubungan jangka panjang0.875
3 Harga kurang kompetitif 0.845
4
Pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak
terbayarnya Supplier karena keuangan
Subkontraktor yang bermasalah
0.806
5Hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya
konsekuensi atas pelanggaran yang telah dilakukan0.694
6 Subkontraktor sering melempar tanggung jawab 0.649
6. KESIMPULAN
Dari hasil analisis didapatkan bahwa risiko yang paling dominan pada pola
hubungan risiko yang terjadi pada bagian hulu supply chain management yaitu
kontraktor, subkontraktor dan suppliernya adalah pihak-pihak yang tidak memiliki posisi tawar yang kuat, sehingga diperlukan sikap yang sangat hati-hati dalam
menentukan rekanan dalam bekerjasama. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat
dikembangkan lagi pada pola hubungan risiko yang terjadi pada bagian hilir supply
chain management proyek konstruksi yaitu antara kontraktor, konsultan dan owner .
DAFTAR PUSTAKA
Bauer, K., (2004), “KPIs: not All Metrics are Created Equal”, DM Business Review, pp.
42-43.
Berry, D., Towill, D.R., & Wadsley, N., (1994), “Supply Chain Management in the
Electronics Products Industry”, International Journal of Physical Distribution and
Logistics Management , 24, pp. 20-32.
7/23/2019 Manajemen Risiko Pada Supply Chain Proyek