Page 1
MANAJEMEN PEMBIAYAAN MIKRO SYARIAH OLEH BMT
DI KOTA JAMBI
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Serjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Ekonomi Islam
Oleh:
MUHAMMAD ABIDULLAH
NIM: SE. 120 120
KONSENTRASI AKUNTANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERITAS NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
1442 H/ 2020
Page 5
v
MOTTO
Artinya: “Sesungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara
manusia hendaknya kamu menetapkannya kamu dengan adil. Sesungguh,
Allah memberi pengajaran yang sebaik-baik yang memberi pengajaran
kepadamu. Sesungguh, Allah Maha mendengar, Maha melihat”. (Q.S.
An-Nisa (4): 69).1
1Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟anul Kariim, (Jakarta: Kementrian
Agama, 1995), hlm. 87.
Page 6
vi
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Manajemen Pembiayaan Mikro Syariah oleh BMT di Kota
Jambi”. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui bagaimana manajemen
pembiayaan syariah pada BMT di kota Jambi. (2) mengetahui mengapa
pentingnya pembiayaan mikro syariah oleh BMT di kota Jambi. (3) mengetahui
kendala-kendala yang dihadapi oleh BMT di kota Jambi. Masalah yang di bahas
dalam skripsi ini adalah (1) Bagaimana mekanisme pembiayaan mikro syariah
oleh BMT di kota Jambi (2) Mengapa diperlukan pembiayaan mikro syariah oleh
BMT dalam pemberdayaan UMKM di kota Jambi (3) Apa kendala-kendala yang
di hadapi oleh BMT di kota Jambi. Metode penelitian yang digunakan adalah
kualitatif deskriptif. Metode deskriptif analisis diperoleh melalui data yang
bersumber dari observasi, wawancara, dan dokumentasi seta sumber-sumber lain
yang mendukung penelitian lapangan (field research) dengan mencari sumber
data langsung dari lapangan yaitu dari pihak BMT melalui pengumpulan data dan
wawancara terhadap pihak-pihak yang bersangkutan. Hasil penelitian ini yaitu
mekanisme Pembiayaan pada BMT di kota Jambi yaitu BMT Al-Ishlah, BMT
KOSSUMA, dan BMT Muslimah Masyitoh cendrung sama, perbedaan terletak
hanya pada tahun pajak kendaraan plafon pembiayaan, dan lama angsuran.
Pembiayaan meliputi beberapa akad yaitu murabahah, ijarah, ar-Rahn,
mudharabah, musyarakah dan qordhul hasan. Analisis sebelum menyalurkan
pembiayaan di BMT untuk calon anggota pembiayaan yaitu meliputi: Character,
Capital, Capacity, Condition, dan Coleterol. Pentingnya pembiayaan mikro
syariah oleh BMT di kota Jambi dalam memberdyakan UMKM terbukti dengan
sasaran utama pembiayaan BMT adalah pelaku usaha kecil yang tidak terjangkau
oleh perbankan. Prosedur yang sederhana dan pembianaan yang diterapkan
sangat diperlukan oleh UMKM kota jambi dalam mengembangkan usaha mereka.
Kendala-kendala koperasi BMT kota Jambi dalam menjalankan usahanya yaitu
pembiayaan dalam rangka pemberdayaan UMK yaitu meliputi kendala internal
dan kendala eksternal. a. Kendala internal yaitu minimnya SDM, kurangnya
modal, nasabah yang kabur sebelum angsuran seslesai dan terkadang minat
Page 7
vii
pembiayaan yang kurang. b. Kendala eksternal BMT yaitu regulasi pemerintah/
menteri yang sering berubah terkait dengan peraturan tentang koperasi dan
hubungan dan support dari Dinas Koperasi yang menurutnya kurang, serta
kemampuan pemasaran produk dari UMKM yang masih belum mampu bersaing.
Kata Kunci: Pembiayaan, BMT, Pemberdayaan, dan UMKM
Page 8
viii
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim
Skripsi ini dipersembahkan kepada
Bapak dan Ibu tercinta,
Dan adik-adikku tersayang,
Serta sahabat-sahabat seperjuangan
Dan orang-orang yang mencintai ilmu pengetahuan
Page 9
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam penulis haturkan kepada
baginda Rasululloh SAW sebagai teladan hidup bagi manusia.
Dalam penulisan skripsi ini yang berjudul “MANAJEMEN PEMBIAYAAN
MIKRO SYARIAH OLEH BMT DI KOTA JAMBI. Penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih tak terhingga kepada :
1. Prof. Dr. H. Suaidi Asy‟ari, MA, Ph. D, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
2. Dr. A. A. Miftah, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
3. Dr. Rafidah, SE, M.E.I, selaku Wakil Dekan I, Dr. Novi Mubyanto, SE,
M.E.I, selaku Wakil Dekan II dan Dr. Halimah Dja‟far, S. Ag, M. Fil. I,
selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi
4. Dr. Sucipto, MA, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
5. Drs. M. Hasbi As-Shiddiqi, MA, selaku Dosen Pembimbing Skripsi I dan Dr.
M. Nazori Madjid, S. Ag, M. SI, selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah banyak memberikan saran serta nasehat demi terselesaikannya skripsi
ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah banyak memberikan dukungandan ilmunya
untuk terselesaikannya skripsi ini.
7. Kabag dan Kasubag Fakulta Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
Page 10
x
8. Kedua Orang tuaku dan adik-adikku yang telah memberi dukungannya baik
moril dan materil serta doa-doa mereka untuk kesuksesanku.
9. Sahabat-sahabat seperjuanganku yang telah mendukung an memberi motivasi
dalam penyusunan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin
untuk memenuhi persyaratan yang ilmiah. Namun, penulis menyadari dalam
penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan dan
penulis terima dengan senang hatidemi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi penulis, bagi mahasiswa khususnya dan masyarakat
semua. Akhirnya penulis mengucapkan ribuan terimakasih dan ucapan syukur
Alhamdulillah.
Wassalamu‟alaikum Wr. Wb
Jambi, 20 Mei 2020
Muhammad Aabidullah
NIM. SE. 120120
Page 11
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................... ii
NOTA DINAS ........................................................................................................... iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ......................................................................... iv
MOTTO .................................................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xi
DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL..................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ...................................................................................... 3
C. Rumusan Masalah ................................................................................... 3
D. Batasan masalah ...................................................................................... 4
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................................. 4
F. Kerangka Teori ........................................................................................ 5
G. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 18
H. Kerangka Konsep .................................................................................... 20
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ............................................................................. 22
B. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 22
C. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................. 23
D. Teknik Analisis Data ............................................................................... 25
E. Triangulasi Data ...................................................................................... 26
F. Sistematika Penulisan .............................................................................. 26
G. Jadwal Penelitian ..................................................................................... 27
Page 12
xii
BAB III GAMBARAN UMUM TIGA BMT DI KOTA JAMBI
A. BMT Al-Ishlah Kota Jambi
1. Sejarah Berdirinya BMT Al-Ishlah .................................................... 28
2. Kegiatan BMT Al-Islah...................................................................... 29
3. Visi dan Misi ...................................................................................... 30
4. Struktur Organisasi............................................................................. 31
5. Produk-Produk ................................................................................... 32
6. Syarat-syarat Menjadi Anggota.......................................................... 32
7. Alamat BMT Al-Ishlah ...................................................................... 32
B. BMT KOSSUMA Kota Jambi
1. Sejarah Berdirinya BMT KOSSUMA ............................................... 33
2. Kegiatan BMT KOSSUMA ............................................................... 34
3. Visi dan Misi ...................................................................................... 34
4. Struktur Organisasi............................................................................. 35
5. Produk-Produk ................................................................................... 36
6. Syarat-syarat Menjadi Anggota......................................................... 36
7. Alamat BMT KOSSUMA Kota Jambi .............................................. 36
C. BMT Muslimah Masyitoh Kota Jambi
1. Sejarah Berdirinya BMT Muslimah Masyitoh ................................... 36
2. Kegiatan BMT Muslimah Masyitoh .................................................. 38
3. Visi dan Misi ...................................................................................... 38
4. Struktur Organisasi............................................................................. 39
5. Produk-Produk ................................................................................... 39
6. Syarat-syarat Menjadi Anggota.......................................................... 40
7. Alamat BMT Muslimah Masyitoh ..................................................... 40
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Manajemen Pembiayaan Mikro Syariah pada BMT di Kota
Jambi
1. Manajemen Pembiayaan Mikro Syariah di BMT Al-Ishlah .............. 41
2. Manajemen Pembiayaan Mikro Syariah di BMT
KOSSUMA ....................................................................................... 60
Page 13
xiii
3. Manajemen Pembiayaan Mikro Syariah di BMT Muslimah
Masyitoh ............................................................................................. 51
B. Pentingnya Pembiayaan BMT terhadap Pemberdayaan UMKM
di Kota Jambi ........................................................................................... 55
C. Kendala-kendala yang dihadapi BMT di Kota Jambi .............................. 59
1. Kendala Intenal ................................................................................ 59
2. Kendala Eksternal ............................................................................ 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 64
B. Saran-saran .............................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
Page 14
xiv
DAFTAR SINGKATAN
BMT : Baitul Maal Wat Tamwil
PDB : Produk Domestik Bruto
UMKM : Usama Mikro Kecil Menengah
Page 15
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Jumlah Anggota Pembiayaan Tiga BMT di Kota Jambi ........ 58
Page 16
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Kerangka Konsep Penelitian ................................................ 21
Gambar 2 : Struktur Organisasi BMT Al-Ishlah Kota Jambi ............... 31
Gambar 3 : Struktur Organisasi BMT KOSSUMA Kota Jambi .......... 35
Gambar 4 : Struktur Organisasi BMT Muslimah Masyitoh Kota
Jambi ........................................................................................ 39
Gambar 5 : Prosedur Pembiayaan pada BMT Al-Ishlah Kota Jambi ...... 45
Gambar 6 : Prosedur Pembiayaan pada BMT KOSSUMA Kota
Jambi... ...................................................................................... 50
Gambar 7 : Prosedur Pembiayaan pada BMT Muslimah Masyitoh
Kota Jambi ................................................................................ 54
Page 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Usaha Mikro Kecil Menengah (UKM) di Indonesia terbukti dapat
menyerap tenaga kerja yang cukup besar, yaitu sebanyak 97,2 % dari total angka
kerja yang bekerja.2 Data Badan Departemen Koperasi memcatat bahwa secara
jumlah unit, UMKM memiliki pangsa pasar 99,99% atau lebih dari 62.900.000
(enam puluh dua juta sembilan ratus) unit (2017), dan merupakan unit usaha
terbesar dari total unit usaha yang ada. Ini menandakan bahwa UMKM memiliki
potensi dan peran yang penting terutama dalam memperluas lapangan kerja,
meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga mampu menjadi penggerak
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Kota Jambi dengan penduduk yang bukan hanya dihuni oleh penduduk asli
namun juga pendatang, memliki potensi yang sangat baik terhadap perkembangan
UMKM. Setiap tahunnya UMKM di kota jambi mengalami peningkatan. Terdapat
10.763 UMKM dikota jambi dengan jenis usaha yang beragam. Jenis usaha yang
digeluti mulai dari kuliner, fashion, pendidikan, otomotif, PKL dan ojek. Dari
jumlah UMKM tersebut, tenaga formal dan informal yang diserap mencapai
184.12 orang.3 Disinilah lembaga keuangan syariah diharapkan perannya
mengingat UMKM dikota jambi yang semakin bertambah.
Keterbatasan modal merupakan masalah yang umum dihadapi oleh
UMKM dan merupakan kendala bagi pelaku usaha untuk pengembangan usaha
dan modal kerja. Kurangnya modal ini akan menyebabkan ruang gerak UMKM
semakin sempit. Misalnya mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya
seperti tidak mampu memenuhi permintaan konsumen dan pemasaran. Bila hal ini
tidak teratasi maka dapat mengakibatkan terhambatkan usaha pelaku UMKM dan
terciptanya lapangan pekerjaan akan sulit di upayakan.
2http://www.depkop.go.id/uploads/laporan/1549946778_UMKM%202016-
2017%20rev.pdf. akses 21 november 2019 jam 17.15 WIB. 3 Data statistik dinas tenaga kerja, koprsasi dan UKM kota jambi 2018.
Page 18
2
Salah satu program yang diharapkan dapat meningkatkan level UMKM
yakni program dalam bidang permodalan, karena permodalan merupakan salah
satu kendala utama yang dihadapi UMKM.4
Pembiayaan mikro syariah yang dilakukan oleh Baitul Maal wat Tamwil
(BMT) dapat mendukung permodalan bagi UMKM. Hal ini dikarenakan layanan
keuangan mikro syariah BMT relatif lebih mudah di akses oleh UMKM yang
unbankable dan sasaran utama pembiayaan oleh BMT adalah pelaku usaha kecil
atau UMKM. Pembiayaan syariah memberikan kelebihan yang tidak dimiliki oleh
lembaga konvensional karena tidak adanya sistem bunga yang dapat membebani
UMKM yaitu beban bunga yang terus bertambah. Pembiayaan yang dilakukan
oleh BMT di kota jambi kepada nasabahnya memfokuskan kepada sektor riil,
yang salah satu tujuannya untuk memperkuat UMKM yang menjadi andalan
masyarakat setempat.
Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang
isinya berintikan bayt al-mal wa tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-
usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi
pengusaha kecil dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang
pembiayaan kegiatan ekonominya. Lembaga ini didirikan dengan maksud untuk
memfasilitasi masyarakat bawah yang tidak terjangkau oleh pelayanan bank Islam
atau BPR Islam. Prinsip operasinya didasarkan atas prinsip bagi hasil, jual beli
(ijarah), dan titipan (wadiah).5
Keberadaan BMT hadir untuk memberikan kontribusi yang nyata dalam
pengembangan sektor finansial yaitu dengan cara memberikan fasilitas
pembiayaan kepada pengusaha kecil terlebih bagi kegiatan usaha yang belum
memenuhi segala persyaratan untuk mendapatkan pembiayaan dari lembaga
perbankan syariah, sektor ekonomi riil dengan cara pembiayaan kepada para
pengusaha kecil, dan sektor religius dengan bentuk himbauan ZIS.
4hhtp:/www.google.com/amp/berita/934192/pemprov-jambi-prioritaskan-pembinaan-
umkm-ke-jenjang –lebih-tinggi. Tanggal 30 Juni 2019.
5 Nurul Huda dan Mohamad Haikal, Lembaga Keuangan IslamTinjauan Teoritis dan
Praktis, Cet. Ke-3, (Jakarta: Prenamedia Group, 2015). Hlm. 363.
Page 19
3
Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di beberapa kantor
BMT di kota Jambi dan dengan mewancarai pihak-pihak BMT yakni BMT
melaksanakan fungsi intermediasi keuangan yaitu menghimpun dan menyalurkan
dana kepada masyarakat yang membutuhkan khususnya usaha-usaha kecil yang
tidak dapat menjangkau perbankan. BMT dikota Jambi melakukan berbagai
bentuk akad pembiyaan disesuaikan dengan kebutuhan nasabah, seperti
murabahah, mudharabah, ijarah, ar rahn dan musyarakah. 6
Pembiayaan ini mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan
perekonomian UMKM karena pembiayaan ini bergerak pada sektor riil dan
sasaran utama pembiayaan mereka adalah kepada UMKM khususnya usaha-usaha
kecil. Sehingga kehadiran BMT di kota Jambi diharapkan mampu membantu
kehidupan umat dalam meningkatkan perekonomian UMKM serta terbebas dari
praktik bunga ataupun riba untuk menuju kehidupan yang lebih berkah.
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut penulis ingin meneliti
lebih lanjut mengenai manajemen pembiayaan yang dilkaukan oleh BMT di kota
jambi dalam rangka pemberdayaan UMKM di kota Jambi dengan melakukan
penelitian yang berjudul : “MANAJEMEN PEMBIAYAAN MIKRO
SYARIAH OLEH BMT DI KOTA JAMBI” .
B. Fokus Penelitian
Dari latar belakang diatas penulis memfokuskan penelitiannya pada
manajemen pembiayaan mikro syariah oleh BMT dikota Jambi. Penulis lebih
memfokuskan kepada tiga BMT yaitu BMT Al-Ishlah, BMT KoSSUMA dan
BMT Muslimah masyitoh.
C. Rumusan Masalah
Agar pembahasan ini menjadi lebih fokus, maka penulis perlu memberikan
batasan- batasan, yaitu :
1. Bagaimana manajemen pembiayaan mikro syariah oleh BMT di Kota Jambi?
2. Mengapa diperlukan pembiayaan mikro syariah oleh BMT di Kota Jambi?
3. Apa kendala-kendala yang dihadapi oleh BMT di kota Jambi?
6 Wawancara dengan Pak Ihsan, Manager Pengelola BMT Muslimah Masyitoh, 23 Maret
2019. Pukul 11.00 WIB.
Page 20
4
D. Batasan Masalah
Agar permasalahan penelitian ini menjadi lebih spesifik, maka penulis
merasa perlu melakukan pembatasan masalah. Penelitian ini dibatasi hanya
mengenai manajemen pembiayaan mikro syariah oleh BMT di kota Jambi hanya
pada tiga kantor BMT yaitu BMT Al-Ishlah, BMT KOSSUMA dan BMT
Muslimah Masyitoh. Adapun Responden dalam penelitian ini adalah pihak dari
BMT Al-Ishlah, BMT KOSSUMA dan BMT Muslimah Masyitoh.
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini terdiri dari:
a. Ingin mengetahui bagaimana manajemen pembiayaan pada BMT di kota
Jambi.
b. Ingin mengetahui mengapa pentingnya atau peran pembiayaan mikro syariah
oleh BMT di kota Jambi.
c. Ingin mengetahui kendala-kendala yang di hadapi ole BMT di Kota Jambi
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Secara Teoritis
Secara teoritis kegunaan penelitian ini adalah dapat memberikan
sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya tentang hal-hal
mengenai pembiayaan pada BMT.
b. Kegunaan Secara Praktis
1) Bagi peneliti sebagai wadah untuk mengasah daya nalar dan meningkatkan
intelektualitas peneliti dan untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) pada
Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS
Jambi.
2) Bagi Lembaga Pendidikan sebagai modal tambahan bagi calon-calon
pengembang pendidikan khususnya dibidang ilmu perekonomian.
3) Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
pengetahuan dan informasi kepada para mahasiswa ataupun pembaca yang
tertarik untuk melakukan studi yang relevan dengan masalah-masalah yang
berkaitan dengan BMT.
Page 21
5
F. Kerangka Teori
1. Teori Pembiayaan
a. Pengertian Pembiayaan
Pengertian pembiayaan sebagaimana disebutkan dalam Keputusan Menteri
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah No. 91 tahun 2004 (Kepmen
No.91/kep/IV/KUKM/DV2004), Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana
untuk investasi atau kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon
anggota koperasi lain, dan atau anggotanya, yang mewajibkan penerima
pembiayaan itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak
koperasi sesuai akad disertai dengan pembayaran sejumlah bagi hasil dari
pendapatan atau laba dari kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana tersebut.7
b. Jenis-jenis Pembiayaan
Jasa-jasa pembiayaan yang dapat diberikan oleh bank syariah lebih
beragam dari pada jasa -jasa kredit yang diberikan oleh bank konevensional. Bank
syariah dapat dinamakan universal bank karena melakukan kegiatan investment
bank dan commercial bank.8
Jenis-jenis pembiayaan pada dasarnya dapat dikelompokkan menurut
beberapa aspek, salah satunya pembiayan menurut penggunaannya. Jenis
pembiayaan menurut sifat penggunaanya:9
1) Pembiayaan produktif
Pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam
arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik produksi, perdagangan, maupun
investasi. Menurut keperluasannya, pembiayaan produktif dibagi menjadi dua
yaitu :
a) Pembiayaan modal kerja yaitu: pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan
peningkatan produksi dan peningkatan utulity of palce.
7 Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Menengah Nomor
35.2/M.KUMKM/X/2007 , Jakarta : 2011, hlm. 4. 8 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan (Edisi revisi), hlm. 96.
9 Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah Bagi Bankir dan Praktisi Keuangan,
(Jakarta: Gema Insani dan Tazkia, 1999), hlm. 160-161.
Page 22
6
b) Pembiayaan investasi yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang -barang
modal serta fasilitas -fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.
2) Pembiayaan konsumtif
Pembiayaan konsumtif adalah pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi
kebutuhan. Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan
dengan itu berupa:10
a) Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah
b) Mudhrabah adalah transaksi penanaman dana dari pemilik dana (shahibul
maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha
tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara kedua
belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
c) Musyarakah adalah transaksi penanaman dana dari dua atau lebih dana atau
barang untuk menjalankan usaha tertentu sesuai syariah dengan pembagian
hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang disepakati,
sedangkan pembagian kerugian berdasarkan proporsi modal masing -masing.
d) Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam Bentuk
ijarah muntahiya bittamlik. Ijarah adalah transaksi sewa menyewa atas suatu
barang dan atau antara pemilik objek sewa termasuk kepemilikan hak pakai
atas objek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek
sewa yang disewakan. Sedangkan Ijarah muntahiya bittamlik adalah transaksi
sewa menyewa antara antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk
mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakannya dengan opsi
perpindahan hak milik objek sewa.
e) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna.
Murabahah adalah transaksi jual beli suatu baranag sebesar harga perolehan
barang ditambah dengan margin yang disepakati oleh para pihak, di mana
penjual menginformasikan terlebih dahulu harga perolehan kepada pembeli.
f) Salam adalah jual beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat -syarat
tertentu dan pembayaran tunai terlebih dahulu secara penuh.
10
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali, 2014), hlm. 50-57
Page 23
7
g) Istishna adalah jual beli barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang
dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati dengan pembayaran
sesuai dengan kesepakatan.
h) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh. Akad qardh adalah
transaksi pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak
peminjam mengembalikan pokok pinjama secara sekaligus atau cicilan dalam
jangka waktu tertentu.
i) Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarahuntuk transaksi multi jasa
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah dan atau Unit
Usaha Syariah dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan atau
diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dan tersebut setelah jangka waktu
tertentu dengan imbalan ujroh, tanpa imbalan atau bagi hasil.
c. Prinsip Pemberian Pembiayaan
Pembiayaan merupakan aktivitas utama bank yang mengahsilkan
pendapatan bagi bank syariah. investasi sejumlah dana kepada pihak lain dalam
bentuk pembiayaan memiliki resiko gagal bayar dari nasabah pembiayaan. Salah
satu prinsip yang sering digunakan dalam evaluasi pembiayaan adalah prinsip 5C,
yang digunakan untuk menilai calon nasabah pembiayaan dengan penjelasan
sebagi berikut:11
1. Character.
Penilaian karakter calon nasabah pembiayaan dilakukan untuk
menyimpulkan bahwa nasabah pembiayaan tersebut jujur, beriktikad baik, dan
tidak akan menyulitkan bank dikemudian hari.
Penilaian mengenai karakter lazimnya dilakukan melalui:
a. Bank Checking, melalui sistem informasi debitur pada bank Indonesia. SID
menyediakan informasi pembiayaan yang terkait nasabah, anatara lain informasi
mengenai bank pemberi pembiayaan, nilai fasilitas pembiayaan yang telah
diperoleh, kelancaran pembayaran, serta informasi lain yang terkait dengan
fasilitas pembiayaan tersebut.
11
Ikatan Bankir Indonesia, “Memahami Bisnis Syariah,” PT Gramedia Pustaka Utama
anggota IKAPI, (Jakarta, 2014), hlm. 203.
Page 24
8
b. Trade Checking, pada supplier dan pelanggan nasabah pembiayaan, untuk
meneliti reputasi nasabah dilingkungan mitra bisnisnya.
c. Informasi dari asosiasi usaha tempat calon nasabah pembiayaan terdaftar, untuk
meneliti calon nasabah pembiayaan dalam interaksi diantara pelaku usaha dalam
asosiasi.
2. Capital
Capital atau modal yang perlu disertakan dalam objek kredit perlu
dianalisis yang lebih mendalam. Modal merupakan jumlah modal yang dimiliki
oleh calon debitur atau jumlah dana yang akan disertakan dalam proyek yang
dibiayai oleh calon debitur. Semakin besar modal yang dimiliki dan disertakan
oleh calon debitur dalam objek pembiayaan akan semakin meyakinkan bagi bank
akan keseriusan calon debitur dalam mengajukan kredit.
3. Capacity
Tujuannya untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar
pembiayaan yang dihubungkan dengan kemampuannya dalam mengelola bisnis
serta kemampuan mencari keuntungan (laba). Sehingga pada akhirnya akan
terlihat kemampuannya dalam mengembalikan pembiayaan yang di salurkan atau
yang telah di berikan oleh bank tersebut.
4. Condition of Economic
Tujuannya yaitu untuk mengetahui sampai sejauh mana kondisi-kondisi
yang mempengaruhi perekonomian suatu negara atau suatu daerah yang akan
memberikan dampak yang bersifat negatif terhadap perusahaan yang
memperoleh pembiayaan tersebut.
5. Collateral
Tujuannya di lakukan penilaian jaminan untuk lebih meyakinkan bahwa
jika suatu resiko kegagalan pembayaran tercapai terjadi, maka jaminan dapat
dipakai sebagai pengganti dari kewajibannya dan untuk mengetahui beberapa nilai
harta dan kekayaan yang di jaminkan oleh calon nasabah.
Page 25
9
2. Teori Baitul Maal wa Tamwil (BMT) : Pengertian, Peran dan Fungsi
a. Pengertian BMT
Baitul Maal wa Tamwil berarti rumah atau tempat harta dan
pengembangan harta. Baitul Maal wa Tamwil merupakan lembaga keuangan yang
dijalankan menurut syari‟at Islam dengan usaha pokoknya menghimpun dana dan
memberikan pembiayaan kepada usaha-usaha yang produktif dan
menguntungkan. BMT merupakan gabungan dari kata baitul maal dan baitul
tamwil. 1) Baitul maal suatu lembaga keuangan yang kegiatannya lebih mengarah
pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non profit, seperti :
zakat, infaq dan shodaqoh atau sumber lain yang halal 2) Baitul tamwil suatu
lembaga keuangan yang kegiatannya mengumpulkan dan menyalurkan dana
komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi barang-barang yang tidak dapat
terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat
kecil dengan berlandaskan syari‟ah.12
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Baitul Maal merupakan
sebuah lembaga keuangan Islam yang mempunyai peranan penting dalam tatanan
dalam ekonomi Islam. Lembaga keuangan ini banyak memberikan kontribusi
dalam membangun perekonomian umat Islam bahkan hingga mampu
mensejahterakan perekonomian ummat.
b. Fungsi BMT
Baitul Maal wat Tamwi memiliki beberapa fungsi, yaitu:13
1) Penghimpun dan penyalur dana, dengan menyimpan uang di BMT, uang
tersebut dapat ditingkatkan utilitasnya, sehingga timbul unit surplus (pihak
yang memiliki dana berlebih) dan unit defisit (pihak yang kekurangan dana).
2) Pencipta dan pemberi likuiditas, dapat menciptakan alat pembayaran yang sah
yang mampu memberikan kemampuan untuk memenuhi kewajiban suatu
lembaga/ perorangan.
12
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari‟ah. (Yogyakarta : Ekonisia UII,
2003), Hlm.96. 13
Ibid, hlm. 364
Page 26
10
3) Sumber pendapatan, BMT dapat menciptakan lapangan kerja dan memberi
pendapatan kepada para pegawainya.
4) Pemberi inforamasi, memberi informasi kepada masyarakat mengenai risiko
keuntungan dan peluang yang ada pada lembaga tersebut.
5) Sebagai salah satu lembaga keuangan mikro Islam yang dapat memberikan
pembiayaan bagi usaha kecil, mikro, menengah dan juga koperasi dengan
kelebihan tidak meminta jaminan yang memberatkan bagi UMKM tersebut.
Adapun fungsi BMT di masyarakat, adalah:
1) Meningkatkan kualitas SDM anggota, pengurus, dan pengelola menjadi lebih
profesional, salaam (selamat, damai, dan sejahtera), dan amanah sehingga
semakin utuh dan tangguh dalam berjuang dan berusaha (beribadah)
menghadapi tantangan global.
2) Mengorganisasikan dan memobilisasi dana sehingga dana yang dimiliki oleh
masyarakat dapat termanfaatkan.
3) Mengembangkan kesempatan kerja.
4) Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar produk-produk
anggota. Memperkuat dan meningkatkan kualitas lembaga-lembaga ekonomi
dan sosial masyarakat banyak.
c. Peran BMT
Selain fungsi diatas, BMT juga memiliki beberapa peran yaitu:14
1) Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi yang bersifat non Islam. Aktif
melakukan sosialisasi ditengah masyarakat tentang arti penting ekonomi
Islam. Hal ini bisa dilakukan dengan pelatihan-pelatihan mengenai cara-cara
bertransaksi yang islami, misalnya supaya ada bukti dalam transaksi, dilarang
curang dalam menimbang barang, jujur terhadap konsumen, dan sebagainya
2) Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil. BMT harus bersifat aktif
menjalankan fungsi sebagai lembaga keuangan mikro, misalnya dengan jalan
pendampingan, pembinaan, penyuluhan dan pengawasan terhadap usaha-
usaha nasabah.
14
Ibid, hlm. 365-366.
Page 27
11
3) Melepaskan ketergantungan pada rentenir, masyarakat yang masih tergantung
rentenir disebabkan rentenir mampu memenuhi keinginan masyarakat dalam
memenuhi dan dengan segera. Maka BMT harus mampu melayani
masyarakat lebih baik, mislanya selalu tersedia dana setiap saat, birokrasi
yang sederhana, dan lain sebagainya.
4) Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata. Fungsi
BMT langsung berhadapan dengan masyarakat yang kompleks dituntut harus
pandai bersikap, oleh karena itu langkah-langkah untuk melakukan evaluasi
dalam rangka pemetaan skala prioritas harus diperhatikan, misalnya dalam
masalah pembiayaan, BMT harus memerhatikan kelayakan nasabah dalam
hal golongan nasabah dan juga jenis pembiayaan yang dilakukan.
Selain peran diatas, peran BMT terhadap masyarakat, adalah:
1) Motor penggerak ekonomi dan sosia masyarakat banyak.
2) Ujung tombak pelaksanaan sistem ekonomi Islam.
3) Penghubung antara kaum agnia (kaya) dan kaum dhu‟afa (miskin).
4) Sarana pendidikan informal untuk mewujudkan prinsip hidup yang barakah,
ahsanu „amala, dan salaam melalui spiritual communication dengan dzikir
qalbiyah ilahiah.
d. Akad Pembiayaan Baitul Maal wat Tamwil (BMT)
1) Pembiayaan Murabahah
Murabahah merupakan salah satu konsep Islam dalam melakukan
perjanjian jual beli. Konsep ini telah banyak digunakan oleh lembaga keuangan
Islam untuk membiayai modal usaha, dan pembiayaan perdagangan para
nasabahnya.
Murabahah atau disebut juga bai‟bitsmanil ajil, kata murabahah berarti
saling menguntungkan. Secara sederhana murabahah berarti jual beli barang
ditambah dengan keutungan yang disepakati. Jual beli murabahah secara
terminologis adalah pembiayaan saling menguntungkan yang dilakukan oleh
shahibul al-mal dengan pihak yang membutuhkan melalui transaksi jual beli
dengan penjelasan bahwa harga pengadaan barang dan harga jual terdapat nilai
lebih yang merupakan keuntungan bagi shahibul al-mal dan pengembaliannya
Page 28
12
dilakukan secara tunai atau angsuran. Dalam arti sempit, murabahah dapat
diartikan sebagai kegiatan jual beli barang sebesar harga pokok ditambah dengan
keuntungan yang disepakati.15
2) Pembiayaan Mudharabah
Kata mudharabah berasal dari kata dharb yang berarti memukul atau
berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini maksudnya adalah proses
seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usahanya. Suatu kontrak
disebut mudharabah, karena pekerja (mudharib) biasanya membutuhkan suatu
perjalanan untuk menjalankan bisnis. Secara terminologis mudharabah adalah
kontrak (perjanjian) anatara pemilik modal (shohibul mal) dan pengguna dana
(mudhorib) untuk digunakan sebagai aktivitas yang produktif dimana keuntungan
dibagi dua antara pemodal dan pengelola.16
Apabila terjadi kerugian karena proses normal dari proses usaha, dan
bukan karena kelalaian dan kecurangan pengelola, kerugian ditanggung
sepenuhnya oleh pemilik modal, sedangkan pengelola telah kehilangan tenaga dan
keahlian yang dicurahkannya. Apabila kerugian karena kecurangan dan kelalaian
pengelola, maka pengelolahlah yang bertanggung jawab sepenuhnya.17
Maka
dalam akad mudharabah, antara pengelola dan pemilik modal harus memiliki
ketelitian dan pengawasan yang sama agar tidak terjadi kerugian di kemudian
hari.
3) Pembiayaan Musyarkah
Syirkah/ musyarakah secara etimologis mempunyai arti campuran (iktilat),
yakni bercampurnya satu dari dua harta dengan harta yang lainnya, tanpa dapat
dibedakan antara keduanya.18
Musyarakah ini merupakan suatu bentuk
perkongsian dimana dua orang atau lebih menyumbang pembiayaan dan
menejemen bisnis, dengan proporsi sama atau tidak sama. Keuntungan dibagikan
15
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 223. 16
Mardini, Fiqih Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 196 17
Isara Abda Noka, “Efektivitas Pembiayaan Usaha Mikro Menengah (UMKM) Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Gayo Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Aceh
Tengah.” Jurnal Peradaban Islam, Vol. 1, No. 2, 321-336, 2019. Hlm, 325. 18
Mardini, Fiqih Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 220
Page 29
13
menurut perbandingan yang sama (menyesuaikan) antara para mitra, namun
kerugian akan dibagikan menurut proporsi kepada modal.
4) Pembiayaan Ijarah
Secara etimologi al-ijarah diambil dari kata al- ajru yang berarti al-„iwadh/
penggantian, dari sebab itulah ats-tsawabu dalam konteks pahala dinamai juga al-
ajru/ upah. Secara terminologi menurut Amir Syarifuddin al-ijara secara
sederhana dapat diartikan dengan akad atau transaksi manfaat atau jasa dari suatu
benda disebut Ijarah al‟Ain, seperti sewa menyewa rumah untuk ditempati. Bila
yang menjadi objek transaksi manfaat atau jasa dari tenaga seseorang disebut
Ijarah ad- Dzimah atau upang megupah, seperti upah mengetik. Sekalipun
objeknya berbeda keduanya dalam konteks fiqh disebut al-Ijarah.19
Ijarah dalam bentuk sewa menyewa maupun dalam bentuk upah mengupah
merupakan muamalah yang telah disyariatkan dalam hukum Islam. Hukum
asalnya menurut jumur ulama adalah mubah atau boleh bila dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh syara, berdasarkan al-Quran dan hadist
nabi dan ketetapan Ijma ulama. 20
5) Pembiayaan ar-Rahn
Secara etimologi ar-rahn berarti Atsubuutu wa Dawamu artinya tetap dan kekal,
atau al-Habsu wa Luzumu artinya pengekangan dan keharusan dan juga bisa
berarti jaminan. Secara terminologi menurut Sayyid Sabiq, ar-rahn adalah
manjadikan barang berarga menurut pandangan syara‟ sebagai jaminan utang.
Ar-rahn adalah menjadikan barang berharga sebagai jaminan utang.
Dengan begitu jaminan tersebut berkaitan erat dengan utang piutang dan timbul
dari padanya. Sebenarnya memberikan piutang merupakan sebuah kebijakan.
Namun, untuk ketenangan hati, pemberi utang memberikan suatu jaminan bahwa
uang itu akan dibayar oleh yang berhutang. Untuk maksud itu pemilik uang boleh
meminta jaminan dalam bentuk barang berharga.
19
Abdul Rahamn Ghazaly, dkk, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 277. 20
Ibid, hlm 227
Page 30
14
3. Teori Pemberdayaan
a. Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan dalam bahasa Inggris disebut dengan empowerment.
Menurut Stewart, yang secara etimologis pemberdayaan berasal dari kata power
yang berarti kekuasaan, yaitu kemampuan untuk mengusahakan agar sesuatu itu
terjadi ataupun tidak sama sekali. Menurut Rob Brown, pemberdayaan erat
hubungannya dengan profesionalisme yang pada awalnya selalu dimiliki oleh
individu. Oleh karena itu pemberdayaan terjadi : when power goes to employees
who then experience a sense of ownership annd control over”. Menurut Noe et al,
(2014) pemberdayaan merupakan pemberian tanggung jawab dan wewenang
terhadap pekerjaan untuk mengambil keputusan menyangkut semua
pengembangan produk dan pengambilan keputusan. Sedangkan Khan (2007)
menjelaskan pemberdayaan merupakan hubungan antara person yang
berkelanjutan untuk membangun kepercayaan antar karyawan dan manajemen.21
Menurut Sumodiningrat, mengemukakan, “ada dua pengertian
pemberdayaan yang saling terkait, masyarakat yang belum berkembang sebagai
pihak yang harus diberdayakan, dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai
pihak pemberdayaan memberikan kesempatan kepada setiap anggota masyarakat
untuk ikut serta dalam proses pembangunan dengan mendapatkan kesempatan
yang sama dan menikmati hasil pembangunan tersebut sesuai kemampuannya”.22
Upaya pemberdayaan dapat dilihat dari tiga sisi: pertama, menciptakan
suasana iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Kedua,
memperkuat potensi ekonomi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat, upaya
yang amat pokok adalah peningkatan taraf pendidikan dan derajat kesehatan serta
akses kedalam sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi,
lapangan pekerjaan dan pasar. Ketiga, pemberdayaan melalui perkembangan
ekonomi rakyat berarti mencegah dan melindungi masyarakat dari kesenjangan
21
Suwanto dan Donni Juni Priansa, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan
Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm.182- 183.
22
A. Muhammad Farid Said, “Strategi Pemberdayaan UMKM Pada Dinas
KOPERINDAG Kabupaten Maros,” Skripsi Universitas Hasanuddin, ( Juni 2015), hlm. 21
Page 31
15
ekonomi serta menciptakan kebersamaan dan kemitraan antara yang sudah maju
dan yang belum berkembang.23
Mahidin (2006), mengemukakan bahwa pemberdayaan dapat diartikan
sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan seseorang atau kelompok
sehingga mampu melaksanakan tugas dan kewenangannya sebagai tuntutan
kinerja tugas tersebut. Pemberdayaan merupakan proses yang dapat dilakukan
melalui berbagai upaya, seperti pemberian wewenang, meningkatkan partisipasi,
memberikan kepercayaan sehingga setiap orang atau kelompok dapat memahami
apa yang akan dikerjakannya, yang pada akirnya akan berimplikasi pada
peningkatan pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.24
Apabila berpijak pada kebijakan pemerintah yang mengacu pada Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 1995
b. Prinsip- prinsip Pemberdayaan Masyarakat
Terdapat empat prinsip yang sering digunakan untuk suksesnya program
pemberdayaan yaitu prinsip kesetaraan, partisipasi, keswadayaan atau
kemandirian, dan berkelanjutan. Adapun lebih jelasnya sebagai berikut:
1). Prinsip Kesetaraan
Prinsip utama yang harus di pegang dalam proses pemberdayaan masyarakat
b. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah
Sasaran dan arah kebijakan pemberdayaan koperasi dan UMK tersebut
dijabarkan dalam program-program pemberdayaan UMK dengan skala prioritas
sebagai berikut:
a. Program penciptaan iklim usaha UMK. Program ini dimaksudkan untuk
memfasilitasi terselenggaranya lingkungan usaha yang efisien, sehat dan
persaingan, dan nondeskriminatif bagi kelangsungan dan peningkatan kinerja
UMK.
b. Program pengembangan sistem pendukung usaha UKM. Program tersebut
dimaksudkan untuk mempermudah, memperlancar dan memperluas akses
UKM kepada sumber-sumber daya produktif agar mampu memanfaatkan
23
Ibid., hlm 21. 24
Ferry Dwi Kurniawan dan Luluk Fauziah, “Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) dalam Penanggulangan Kemikinan, Vol. 2, No. 2, September 2014, hlm. 168.
Page 32
16
kesempatan yang terbuka dan potensi sumber daya lokal dalam meningkatkan
skala usaha.
c. Program pengembangan daya saing UKM. Program ini dimaksudkan untuk
mengembangkan perilaku kewirausahaan serta meningkatkan daya saing
UKM.
d. Program pemberdayaan usaha mikro. Program ini dimaksudkan untuk
mengintegrasikan upaya peningkatan dan pendapat masyarakat yang bergerak
dalam kegiatan usaha di sektor informasi berskala mikro, termasuk keluarga
miskin dalam rangka memperoleh pendapatan yang tetap dengan upaya
peningkatan kapasitas usahanya menjadi unit usaha yang lebih mapan,
berkelanjutan dan siap untuk tumbuh.
e. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi sehingga mampu
tumbuh dan berkembang secara sehat dan berorientasi pada efisiensi.25
Khusus untuk peningkatan akses UMKM terhadap sumber-sumber
pendanaan dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:
a. Pengembangan berbagai skim perkreditan untuk UMKM
b. Program pemberdayaan produktif koperasi dan usaha mikro (P3KUM) dalam
bentuk dana bergulir pola syariah dan konvensional.
c. Program pembiayaan wanita usaha mandiri dalam rangka pemberdayaan
perempuan, keluarga sehat dan sejahtera (PERKASA) pola konvensional dan
syariah.
d. Program skim pendanaan komoditas UMKM melalui Resi Gudang.
e. Kredit bagi usaha mikro dan kecil yang bersumber dari dana Surat Utang
Pemerintah Nomor 005 (SUP-005).
f. Pemberdayaan usaha mikro dan usaha kecil melalui program sertifikasi tanah
dan Resi Gudang.
g. Bantuan perkuat secara selektif pada sektor tertentu sebagai stimulan.
h. Penjamin kredit oleh pemerintah melalui program Kredit Usaha Rakyat
(KUR).26
25
Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, Penguatan Peran LKM dan
UKM di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), hlm 240.
Page 33
17
Arah kebijakan dan program pemberdayaan UMKM diatas dalam
pelaksanaannya tentu harus merujuk pada sejumlah peraturan yang telah dibuat
oleh pemerintah. Berikut antara lain sejumlah peraturan terkait pengembangan
UMKM dari pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKS) dalam
bentuk Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) atau lebih populer di namakan
BMT, yakni sebagai bagian dalam rangka pengembangan bisnis syariah, terutama
dalam menjangkau pembiayaan usaha menengah, kecil dan mikro merupakan
segmentasi terbesar dalam tata perekonomian masyarakat Indonesia.
4. Teori UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
a. Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki definisi yang
berbeda pada setiap literatur menurut beberapa instansi atau lembaga bahkan
Undang-Undang. Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, UMKM didefinisikan sebagai berikut:
1) Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.
2) Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil. Selain itu
definisi usaha kecil yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang ini.
3) Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil
atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
26
Ibid., hlm. 241.
Page 34
18
b. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Berdasarkan kekayaan dan hasil penjualan, menurut Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2008 pasal 6, kriteria usaha mikro yaitu:
1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah). Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut:
a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah).
Sedangkan kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut:
a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00
(lima puluh milyar rupiah).
G. TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelusuran peneliti terhadap beberapa literatur terdahulu,
maka peneliti menemukan adanya beberapa referensi yang dapat menunjang
penelitian ini untuk dapat ditindaklanjuti. Kemudian dari literatur-literatur yang
penulis temukan, terdapat titik persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang
akan peneliti lakukan. Letak persamaan dan perbedaan dari literatur-literatur
tersebut antara lain peneliti uraikan dalam paragraf dibawah ini:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Supriadi Muslimin dalam skripsinya dengan
judul “ Peran Lembaga Keuangan Mikro Syariah terhadap Pemeberdayaan
UMKM” (Studi kasus pada BMT Al Amin Makassar). Metode yang
digunakan adalah kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini banyak
Page 35
19
menyinggung masalah peran BMT dari sisi pembiayaan melalui akad
mudhorabah, sedangkan penulis lebih membahas keseluruhan pembiayaan
BMT terhadap pemberdayaan UMKM.
2. Skripsi, Aulia Suryani,“Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah pada
Baitul Mal Wat Tamwil”. Metode yang digunakan yaitu analisa dan kualitatif
yang menjelaskan secara deskriptif mengenai prosedur Pemberian
Pembiayaan pada BMT Taqwa Muhammadiyah. Hasil penelitian ini adalah
Prosedur pemberian pembiayaan pada BMT Muhammadiyah Padang yaitu
terlebih dahulu nasabah mengisi formulir Permohonan pembiayaan,
kemudian di periksa kelengkapan adminidtrasi calon nasabah oleh
Andimistrasi Pembiayaan, setelah itu maka di lakukan survei oleh Kepala
Cabang dengan Kepala Pembiayaan atau Kepala Pembiayaan dengan
Account Officer, kemudian data-data yang di dapat dari hasil survei dianalisa
oleh kepala pembiayaan, setelah dilakukan analisa maka permintaan calon
nasabah dianggap layak maka dikeluarkan Surat Persetujuan Fasilitas
Pembiayaan (SP3), jika calon nasabah sepakat dengan SP3 maka dilakuakn
penandatanganan akad pembiayaan, setelah itu maka nasabah bisa mengambil
dana yang di butuhkan. 27
3. Jurnal Akuntansi Terapan Indonesia Vol 1 No 1 Hal 46-51 Maret 2018,
Andreani Hanjani dan Dita Arie Haryati. “Mekanisme Pembiayaan
Murabahah Pada Nasabah di Baitul Maal wa Tamwil Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki
bagaimana prosedur pembiayaan murabahah pada nasabah dan faktor-faktor
yang mempengaruhi nasabah memilih murabahah di BMT Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta”.28
Pendekatan yang digunakan adalah
investigatif dengan melibatkan informan penelitian dari nasabah BMT UMY.
Metodenya yaitu dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi di
27
Aulia Suryani dan Afriyeni,” Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah pada Baitul
Mal Wat Tamwil (BMT) taqwa Muhammadiyah Padang”, jurnal, ( Maret 2015). 28
Andreani Hanjani dan Dita Arie Haryati, “Mekanisme Pembiayaan Murabahah Pada
Nasabah di Baitul Maal Wa Tamwil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.”Jurnal Akuntansi
Terapan Indonesia , Vol. 1, No. 1 Hal 46-51 (Maret 2018).
Page 36
20
lokasi penelitian. Hasil penelitiannya yaitu prosedur ada tiga tahap yaitu
pemohon telah memenuhi syarat-syarat sebagai pemohon, kemudian bagian
pembiayaan mengumpulkan beberapa berkas yang telah diajukan si pemohon
guna dilakukan penanganan oleh tim suveyor, melakukan analisis kelapangan
kepada calon nasabah.
Dari beberapa penelitian terdahulu yang dijelaskan diatas yang menjadi
perbedaan adalah penulis lebih mengkaji mengenai mekanisme pembiayaan mikro
syariah oleh BMT di kota Jambi terhadap pemberdayaan UMKM di kota Jambi.
Adapun yang menjadi objek penelitian yaitu tiga BMT di kota Jambi BMT Al-
Ishlah, BMT KoSSUMA, dan BMT Muslimah Masyitoh.
H. Kerangka Konsep
Baitul Maal Wattamwil (BMT) merupakan suatu lembaga yang terdiri dari
dua istilah, yaitu baitulmaal dan baitul tamwil. Baitulmaal lebih mengarah pada
usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang nonprofit, seperti: zakat,
infaq, dan sedekah. Adapun baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan
penyaluran dana komersial. Usaha-usah tersebut menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat
kecil dengan berlandaskan islam. Lembaga ini didirikan dengan maksud untuk
memfasilitasi masyarakat bawah yang tidak terjangkau oleh pelayanan bank Islam
atau BPR Islam. Prinsip operasinya didasarkan atas prinsip bagi hasil, jual beli
(ijarah), dan titipan (wadiah).29
Secara garis besar peran umum BMT adalah melakukan pembiayaan dan
pendanaan yang berdasarkan sistem syariah. Pembiayaan yang ditawarkan
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Sebagai lembaga keuangan syariah yang
bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat kecil dalam memberdayakan
UMKM, yang masih minim dalam hal pengetahuan dan permodalan, maka BMT
mempunyai tugas penting dalam mengemban misi keislaman dalam segala aspek
kehidupan masyarakat.
29
Nurul Huda dan Mohamad Haikal, Lembaga Keuangan IslamTinjauan Teoritis dan
Praktis, Cet. Ke-3, (Jakarta: Prenamedia Group, 2015). Hlm. 363.
Page 37
21
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok
pelaku usaha terbesar di Indonesia dan memiliki peranan yang signifikan terhadap
perekonomian nasional khususnya Produk Domestik Bruto (PDB), penyerapan
tenaga kerja serta pengentasan kemiskinan. Terlepas peranan penting diatas,
sebagian besar UMKM menghadapi kendala permodalan, pemasaran serta
pembinaan.
Berdasarkan kerangka teori di atas, dapat disusun kerangka konsep
penelitian sebagai berikut:
Gambar 1
Kerangka Konsep Penelitian
Mekanisme Pembiayaan
Mikro Syariah Oleh Baitul
Maal wat Tamwil (BMT)
Pemebrdayaan Usaha
Mikro Kecil Menenga
(UMKM)
Temuan Pembiayaan BMT dalam
memberdayakan UMKM
Page 38
22
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang penulis gunakan yaitu penelitian kualitatif
deskriptif. Data penelitian ini di peroleh dari hasil wawancara dengan observasi
dan dokumentasi. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan manajemen
pembiayaan mikro syariah di BMT Kota Jambi dalam rangka pemberdayaan
UMKM di kota Jambi. Penelitian ini lebih lanjut untuk menemukan kekurangan
dan kelebihan BMT, sehingga dapat diketahui dan dapat menentukan jenis dan
upaya penyempurnaannya.
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder:
a. Data Primer
Data primer yang peneliti gunakan adalah hasil observasi di lapangan,
wawancara dengan pihak BMT dan dokumentasi yaitu mengenai manajemen atau
pembiayaan mikro syariah pada tiga BMT di kota Jambi.
b. Data Sekunder
Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah literatur dari pihak
BMT, kepustakaan, internet, jurnal, artikel dan media cetak yang ada
hubungannya dengan penelitian yang dilakukan. Data ini digunakan peneliti
sebagai data pelengkap dari data primer.
2. Sumber Data
1) Sumber Data Primer
Dalam penelitian ini, sumber data primer yang digunakan adalah informan
yang dalam penelitian ini yaitu Kepala BMT, Staf Pembiayaan, Bendahara,
Sekretaris dan pihak terkait di BMT Al-Ishlah, BMT KOSSUMA, dan BMT
Muslimah Masyitoh.
2) Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder yaitu informasi yang diperoleh tidak langsung dari
sumbernya. “sumber data sekunder adalah sumber data kedua sesudah sumber
Page 39
23
data primer.”30
Misalnya berupa hasil pengelolaan lebih lanjut dari data primer.
Data ini digunakan untuk mendukung informasi dari data primer. Jadi, sumber
data sekunder yang digunakan adalah pihak BMT, kepustakaan, internet, jurnal,
artikel dan media cetak yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan
C. Instrumen Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini secara umum terdiri dari
data yang bersumber dari penelitian lapangan.. Instrument pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan
dokumentasi.
1. Observasi
Observasi merupakan pengamatan secara langsung pada objek penelitian.
Menurut Burhan Bungin “Metode observasi adalah proses memperoleh
keterangan untuk penelitian melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap fanomena yang sedang di teliti,”31
pencatatan pola perilaku subjek
(orang), objek (benda atau kejadian) yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau
komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. Dalam penelitian ini, Peneliti
menggunakan observasi yang secara terang-terangan atau tersamar guna
mendapatkan informasi mengenai prosedur pembiayaan UMKM, kedala pada
pembiayaan mikro, dan strategi pemasaran pembiayaan yang dilakukan oleh BMT
Al-Ishlah, BMT KOSSUMA, dan BMT Muslimah Masyitoh.
Adapun yang dimaksud dengan observasi yang secara terang-terangan atau
tersamar adalah peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus
terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka
yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi
dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi,
hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang
masih dirahasiakan.32
30
Ibid., hlm. 129.
31
Burhan Bungin, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: 2005, Kencana), hlm. 164. 32
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 67.
Page 40
24
2. Wawancara
Wawancara adalah kegiatan mengambil informasi dari informan yang
berkaitan dengan penelitian. Menurut Burhan Bungin, “wawancara adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan responden.”33
Adapun metode
wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara sistematis dan wawancara
terarah. Wawancara merupakan wahana strategis pengambilan data yang
memerlukan kejelian dan teknik-teknik tertentu.
Dalam pengumpulan data ini, penulis menggunakan bentuk wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara dimana
pewawancara menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang diajukan.34
Wawancara ini digunakan untuk mencari informasi tentang mekanisme
pembiayaan mikro di BMT terhadap pemberdayaan UMKM di BMT Al-Ishah,
BMT KOSSUMA dan BMT Muslimah Masyitoh. Sedangkan wawancara tidak
terstruktur adalah wawancara dimana peneliti maupun subyek penelitian lebih
bebas menggunakan pendapatnya, namun peneliti tidak terkesan mengajari
informan.35
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah
tempat untuk mendapatkan data dari sumber data primer yaitu informan yang
memiliki kepemahaman dibidangnya yang berkaitan dengan skripsi ini.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi biasanya berbentuk tulisan, laporan-laporan, gambar atau karya-
karya monumental dari seseorang. Menurut Suharsimi Arikunto “dokumentasi
adalah cara mencari data mengurai hal-hal atau variabel-variabel yang merupakan
catatan buku, surat kabar, majalah, agenda dan lain sebagainya.”36
Dalam hal ini
data yang peneliti gunakan adalah berasal dari buku-buku, serta dokumen-
33Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Jakarta, 2013,Kencana), hlm.
132. 34
Suwardi Endaswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University, 2006), hlm. 213. 35
Ibid.,hlm, 214. 36
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 149.
Page 41
25
dokumen yang berkaitan dengan mekanisme pembiayaan di BMT kota Jambi
yaitu BMT Al-Ishlah, BMT KOSSUMA dan BMT Muslimah Masyitoh. Data lain
yang bersumber dari referensi studi kepustakaan melalui jurnal, artikel, media
cetak dan bahan lain dari berbagai situs website yang mendukung.
D. Teknik Analisis Data
Setelah selesai penelitian ini, maka data yang diperoleh terlebih dahulu
diseleksi menurut variabel-variabel tertentu dan dianalisis melalui segi kualitatif,
data ini dianalisis dengan teknik sebagai berikut. Analisis data sebelum
kelapangan menurut Matthew B. Milles dan Michael Huberman yaitu peneliti
menganalisis data terhadap hasi studi pendahuluan, atau data sekunder yang akan
digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Adapun analisis setelah
dilapangan menurut Miles dan Helman terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
1. Reduksi Data
Menurut Mattew dan michael “Reduksi data artinya sebagai proses
pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan- catatan lapangan. Reduksi data
dalam penelitian ini berlangsung terus-menerus selama penelitian.” 37
Makna dari
pada tahap ini peneliti merekam atau mencatat data lapangan kemudian
ditafsirkan atau diseleksi masing-masing data yang relevan dengan fokus masalah
yang diteliti.
2. Penyajian
Menurut Matthew dan Michael “Penyajian data merupakan sekumpulan
informasi yang telah tersusun dari hasil reduksi data. Penyajian data ini
memungkinkan peneliti menarik kesimpulan atau pengambilan tindakan lebih
lanjut.”38
Penyajian data ini dilakukan ketika data yang diperoleh sudah
terkumpul. Sehingga memudahkan peneliti dalam menyimpulkan dari hasil
analisis reduksi data. Dengan cara ini, peneliti tidak kesulitan dalam penguasaan
informasi yang telah terkumpul.
37
Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, cet. Ke-4, (Bandung: Alfabeta, 2013),
hlm. 100. 38
Ibid., hlm. 101.
Page 42
26
3. Pengambilan Kesimpulan atau Verifikasi
Kesimpulan yang diambil dari data yang terkumpul perlu diverifikasi terus
menerus selama penelitian berlangsung agar data yang didapat terjamin dan dapat
dipertangungjawabkan. Analisis data kualitatif merupakan upaya analisis yang
berlanjut, berulang dan terus menerus, terjalin hubungan saling terkait antara
kegiatan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.39
Untuk itu, penarikan kesimpulan ini masih bisa dapat diuji kembali dengan
data dilapangan, dengan cara merefleksikan kembali, peneliti dapat bertukar
pikiran dengan teman dan melakukan triangulasi data, sehingga peneliti dapat
menarik kesimpulan dalam bentuk deskripsi laporan penelitian.
E. Triangulasi Data
Menurut Lexy J. Moleong “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan suatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu.”40
Teknik triangulasi
pada penelitian kualitatif dimanfaatkan sebagai pengecekan keabsahan data yang
peneliti temukan dari hasil antara wawancara peneliti dengan informan kunci dan
hasil wawancara dengan beberapa orang informan lainnya, kemudian peneliti
mengkonfirmasikan dengan studi dokumentasi yang berhubungan dengan
penelitian serta hasil pengamatan peneliti di lapangan sehingga kemurnian dan
keabsahan data terjamin.
F. Sistematika Penulisan
Agar sistematika dalam penelitian ini dapat mengarah pada tujuan yang
telah ditetapkan, maka disusun sedemikian rupa secara sistematis yang terdiri dari
lima bab masing-masing menampakkan karekteristik yang berbeda namun dalam
satu kesatuan tak terpisah.
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini berisi tentang latar belakang, fokus penelitian, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian teori,
kerangka teori dan tinjauan pustaka.
39
Ibid., hlm. 101. 40
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
200), hlm. 330.
Page 43
27
BAB II Metodelogi Penelitian
Pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, intrumen pengumpulan data,
teknik analisis data dan sistematika penelitian.
BAB III Gambaran Umum Tempat Penelitian
Berisi tentang sejarah terbentuknya BMT Al-Ishlah, BMT KOSSUMA dan
BMT Muslimah Masyitoh, visi dan misi, Kegiatan BMT, struktur organisasi,
danproduk-produk BMT Al-Ishlah, BMT KOSSUMA dan BMT Muslimah
Masyitoh.
BAB IV Pembahasan dan Hasil Penelitian
Berisi tentang manajemen pembiyaan mikro syariah di BMT kota Jambi
yaitu BMT Al Ishlah, BMT KOSSUMA, dan BMT Muslimah Masyitoh. Peran
pembiayaan Mikro Syaria oleh BMT dalam Pemberdayaan UMKM di kota Jambi.
Kendala-Kendala BMT dalam Pembiayaan dan Pemberdayaan UMK di Kota
Jambi
Bab V Penutup
Berisi uraian tentang kesimpulan dan saran.
G. Jadwal Peneliti
Page 44
28
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
(Tiga BMT di Kota Jambi)
A. BMT Al- Ishlah Kota Jambi
1. Sejarah Berdirinya BMT Al-Ishlah
Latar belakang dibentuknya BMT Al-Ishlah Jambi yaitu untuk
menciptakan adanya lembaga syariah yang memberi solusi untuk usaha kecil.
Dikarnakan jika usaha besar bisa ke bank. Namun, banyak usaha-usaha kecil
masyarakat yang tidak dijangkau oleh bank. Dan untuk mengurangi masyarakat
terjerat oleh rentenir. Maka dari itu dibentuklah oleh 21 orang sebuah lembaga
yang bernama BMT Al-Ishlah. Hal ini disampaikan oleh ketua BMT Al-Ishla
yang merupakan salah satu pendiri awal BMT Al-Ishlah, bahwa:
Latar belakang berdirinya BMT karena pengen ada lembaga syariah yang
memberi solusi untuk usaha kecil, kalau usaha besarkan bisa di bank,
kalau usaha kecilkan kalau dia minjam palingan jumlahnya kecill. Ke bank
dia tidak bisa. Kalau ke bank tidak bisa kan otomatis ke rentenir.
Sebenarnya latar belakangnya sederhana saja supaya tumbuh lembaga-
lembaga keuangan syariah. Kalaupun kita tidak bisa memberantas rentenir
setidaknya mengurangi, kalau dibilang memberantas rentenir tidak
mungkin karena berjuta-juta rentenir, tapi mengurangi setidaknya sedikit
ada yang terselamatkan.41
Keadaan perekonomian yang berubah dengan cepat senantiasa berdampak
terhadap aspek kehidupan masyarakat baik dampak positif maupun negetif.
Adanya keterbukaan dalam sistem perekonomian menimbulkan kesempatan yang
semakin terbuka bagi para pelaku ekonomi. Disisi lain hal ini menimbulkan
persaingan didalam merebut kesempatan/peluang yang ada. Namun pada
kenyataannya menunjukkan bahwa kondisi sosial sebagian besar ummat islam
kurang menggembirakan. Banyak hal yang menjadi penyebab, salah satunya
41
Wawancara dengan Sri Rahayu, Ketua Koperasi BMT Al-Ishlah Jambi, 25 Oktober
2019.
Page 45
29
adalah sistem lembaga keuangan dan perbankan yang belum mampu menjangkau
kepentingan ummat lapisan bawah.
Bertolak dari hal tersebut, maka pada tanggal 5 Juli 1999 bertepatan
dengan 21 Rabiul awwal 1420 H didirikanlah Koperasi BMT Al-Ishlah yang
bergerak dibidang Simpan Pinjam dan usaha rill yang sesuai dengan syariat Islam.
Pada awal berdirinya Koperasi BMT Al- Ishlah berbentuk KSM (Kelompok
Swadaya Masyarakat) yang didirikan pada tahun 1998 dengan nama KSM BMT
Al-Ammanah dengan modal awal Rp. 56.000.000.42
BMT Al-Ishlah adalah BMT kedua tertua di provinsi Jambi setelah BMT
Al-Amanah yang diinisiasi oleh ICMI (ikatan cendikiawan muslim indonesia) dan
MUI Provinsi Jambi. Sedangkan BMT Al-Ishlah di inisiatori oleh sekelompok
orang yang bekerja sama dengan kementrian tenaga kerja dan diberi nama TKMP
BMT (tenaga kerja mandiri profesional BMT). Pendiri awal BMT Al-Ishlah
berjumlahh 21 orang.43
2. Kegiatan Koperasi BMT Al-Ishlah Kota Jambi
Usaha pemberdayaan masyarakat ekonomi lemah dilakukan dengan
intensif, penghimpunan dan penarikan dana masyarakat dalam bentuk tabungan,
simpanan berjangka, dan dana titipan untuk kemudian disalurkan dalam bentuk
pembiayaan/kredit kepada usaha-usaha kecil.
Sasaran penghimpunan dana BMT Al-Ishlah adalah golongan kelas
menengah atas tetapi kelompok masyarakat menengah kebawah tetap kami
arahkan untuk menabung sesuai dengan kesanggupannya. Sedangkan sasaran
utama penyaluran pembiayaan adalah para pedagang kecil dan usaha kecil yang
tidak dapat menjangkau perbankan, pola pengembalian dananya meliputi
mingguan dan bulanan.
Selain usaha yang bersifat mencari keuntungan, BMT Al-Ishlah juga
melakukan pemberdayaan melalui usaha sosial/dakwah. Usaha dimaksudkan
untuk meningkatkan kesadaran anggota dan masyarakat tentang
tanggungjawabnya terhadap sesama, memberikan wawasan tentang etika bisnis
42
BMT Al-Ishlah, Sejarah Berdirinya Koperasi Al-Ishlah Jambi, 17 Oktober 2019. 43
Wawancara dengan Sri Rahayu, Ketua BMT Al-Ishlah Jambi, 25 Oktober 2019.
Page 46
30
serta menberikan bantuan sosial berupa bea siswa, pemberian paket sembako
setiap Ramadhan, majlis taklim untuk anggota. Usaha sosial ini dapat
dilaksanakan dengan upaya penghimpuna dana zakat, infak dan shadaqah (ZIS)
seta sumbangan sosial lainnya unruk disalurkan sesuai dengan kebutuhan anggota
dan masyarakat.
Selain kegiatan diatas BMT Al-Ishlah juga melaksanakan kegiatan-
kegiatan sosial seperti:
1. Tebar qu‟an bekerjasama dengan Dompet Dhua‟fa Republika yaitu berupa
penyebaran hewan qurban di daerah kerja BMT
2. Beasiswa
3. Peduli dhua‟afa, berupa pembagian paket sembako pada bulan ramadhan
kepada para dhua‟afa
4. Buka puasa bersama dhua‟afa
Adapun Ruang Lingkup Usaha Koperasi BMT Al-Ishlah Sejak berdiri, Koperasi
BMT Al-Ishlah mengembangkan dua jenis usaha yaitu:
1. Usaha Bisnis: simpan pinjam dengan pola syariah
2. Usaha Sosial:
a) Penghimpuna dan penyaluran dana ZIS
b) Majlis Taklim
c) Kegiatan peduli Dhuafa setiap Bulan Ramadhan
3. Visi dan Misi
a. Visi
Menjadi lembaga keuangan syariah terdepan dalam pemberdayaan ekonomi
anggota dan masyarakat yang kuat dan mandiri.44
b. Misi
1) Meningkatkan kapasitas kelembagaan dalam kegiatan ekonomi rilldan
pemberdayaan.
2) Membebaskan anggota dan masyarakat dari rentenir, ribawi dan kemiskinan.
3) Membangun struktur masyarakat madani yang adil, makmur, dan berkeadilan
yang berlandaskan syariat dan ridho Allah SWT.
44
Hasi Observasi di BMT Al-Ishlah, 18 september 2019, pukul 10.00 WIB.
Page 47
31
4. Struktur Organisasi Koperasi BMT Al-Ishlah Jambi
Gambar 2
Struktur Organisasi BMT Al-Ishlah Kota Jambi
Sumber: Hasil wawancara dengan Ibu Desmawati, Pengurus Kopersasi BMT Al-
Ishlah Jambi
Adapun kepengurusan di BMT Al-Ishlah saat ini yaitu:
a) pengurus
Ketua : Sri Rahayu, SE
Sekretaris : Musmirah, A.Md
Bendahara : Desmawati, S.Pd
b) Pengawas
Ketua : Dr. H. M. Manurung, Lc.M.Ag
Anggota : Dr.Lucky Engraini, S.E, M.Si
Linda Rahmawari, S.Pt
BADAN PENGURUS
ADM. UMUM
BADAN PENGAWASAN taf Pe
JASA OPERASIONAL
R A T
USAHA RIIL
PEMBIAYAAN
TABUNGAN
ZIS
KASIR
Page 48
32
5. Produk- produk BMT Al-Ishlah Jambi
Produk-produk dan jasa yang ditawarkan BMT Al-Ishlah adalah sebagai
berikut:
a. Tabungan
Produk tabungan di Koperasi BMT Al-Ishlah yaitu:
1) Tabungan Ummat
Setoran awal minimal 20.000 dapat disetor dan ditarik setiap hari kerja
2) Tabungan siswa
Khusus untuk pelajar/ siswa. Mendidik anak-anak untuk cinta menabung.
3) Tabungan Qurban
Tabungan yang khusus untuk membantu anda untuk mewujudkan niat suci
anda dalam menunaikan ibadah qurban.
a. Pembiayaan
Produk pembiayaan di Koperasi BMT Al-Ishlah yaitu:
1) Pembiayaan Murabahah
2) Pembiayaan Ijarah
3) Pembiayaan Murabahah
4) Pembiayaan Mudharabah
5) Pembiayaan Ar-Rohn
6. Syarat – syarat Menjadi Anggota
a) Fotokopi KTP sebanyak 1 lembar
b) Foto ukuran 3x4 sebanyak 1 lembar
c) Telah membayar :
- Simpanan pokok Rp. 400.000,-
- Simpanan wajib Rp. 10.000,- setiap bulan
- Biaya administrasi Rp. 10.000,-
7. Alamat BMT Al-Ishlah
Alamat BMT Al- Ishlah terletak di Jalan Pattimura Lrg. Melati No.50 RT
19 Kel. Simpang IV Sipin, Kec. Telanaipura Kota Jambi Kode Pos 36129 No. Hp
0853 9705 2005 Telp./ fax 0741-61536.
Page 49
33
B. BMT KOSSUMA Kota Jambi
1. Sejarah Berdirinya BMT KOSSUMA
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) KOSSUMA berdiri pada tanggal 25
september 2007 dengan jumlah pendiri 21 orang. BMT KOSSMUA atau BMT
Usaha Salimah di dirikan oleh sebuah Ormas Salimah ( Persaudaraan Salimah).
Awal berdirinya BMT KOSSUMA yaitu dibentuk sebagai perwujudan nyata dari
rencana kerja Ormas Salimah (Persaudaraan Muslimah) sebagai mediator
sampainya kebijakan dan program pemerintah ke masyarakat. Oleh karena itu
dibentuklah sebua lembaga keungan syariah dalam bentuk BMT sebagai wujud
tercapainya program-program LKS kepada masyarakat. Hal ini disampaikan oleh
Yuni Herawati selaku ketua BMT KOSSUMA, yaitu :
BMT ini bernama BMT Usaha Salimah atau biasa disebut BMT
KOSSUMA. Awal terbentuknya BMT KOSSUMA yaitu sebenarnya ini
salah salah satu dari rencana kerja dari Ormas Salimah (Persaudaraan
Muslimah) untuk membentukk suatu lembaga sebagai wadah untuk
mengaplikasikan perekonomian Islam dalam bentuk LKS atau BMT.
Sehingga terbentuklah BMT yang di beri nama BMT KOSSUMA.45
Kemudian dari pada itu yang menjadi pertimbangan kedua ialah kondisi
ekonomi masyarakat yang sangat membutuhkan stimulant bagi kebutuhan dasar
hidupnya. Sehingga hal ini mendorong untuk mendirikan lembaga keuangan yang
berbasis syriah dengan tujuan bersama mensejatrakan anggota dan masyarakat
dengan bisnis berprinsip syariah.46
BMT KOSSUMA itu memiliki tujuan untuk memberdayakan potensi
perempuan dibidang ekonomi, membiasakan hidup hemat, investasi, suka
menabung, tolong menolong dan musyawarah dikalangan perempuan serta
berperan aktif dalam menegakkan ekonomi syariah. Adapun yang menjadi sasaran
utama dari BMT KOSSUMA yaitu masyarakat luas, terutama ibu-ibu yang
bergabung dalam majelis ta‟lim – majelis ta‟lim di kota Jambi.
45
Wawancara dengan Yuni Herawati, Ketua BMT KOSSUMA, 24 Oktober 2019, Pukul
10.15 WIB. 46
Hasil Observasi BMT KOSSUMA, 24 Maret 2019. Pukul 09.30 WIB.
Page 50
34
2. Kegiatan BMT KOSSUMA
a. Syiar Gerakan
1) Menggalakkan budaya silaturahim dan gotong royong
2) Melakukan proses pembiasaan perilaku ekonomis dari diri sendiri dan
keluarga
3) Merancang gerakan 5 M :
a) Menyisihkan infaq diawal
b) Membayar hutang itu wajib
c) Mengembangkan dana melalui kegiatan investasi
d) Menabung untuk masa depan
e) Membeli yang dibutuhkan
f) Memberikan kesempatan dan akses dana yang cukup luas bagi mereka yang
mau dan mampu menciptakan usaha
g) Mengoptimalkan zakat dan wakaf sebagai investment safety net.
b. Usaha – Usaha
a) Menerima dan menghimpun dana umat islam, berupa zakat, infaq, sadaqah,
hibah dari angota maupun bukan dari anggota, untuk disalurkan kepada yang
berhak dan atau meminjamkan secara Al-Qhordul Hasan (Pinjaman kebaikan)
b) Menghimpun dan menyalurkan dana melalui kegiatan usaha simpan pinjam
dari dan untuk anggota berdasarkan prinsip bagi hasil syariah islam.
c) Melakuakn kegiatan pembinaan keimanan dan ketaqwaan serta pendidikan
untuk anggota khususnya dan masyarakat (umat) pada umumnya.
3. Visi dan Misi
a) KOSSUMA berperan aktif dalam meningkatkan produktivitas masyarakat
menuju kemampuan ekonoi umat.
b) Mengkoordinir dan mensinergikan semua potensi ekonomi bagi kesejahteraan
umat.
c) Berperan aktif dalam membina kelangsungan hidup umat.
Page 51
35
4. Struktur Organisasi
Gambar 3
Struktur Organisasi BMT KOSSUMA
Sumber: BMT KOSSUMA Kota Jambi
Ketua : Yuni Herawati
Sekretaris : Nenden Sagita, A. Md
Bendahara : Susil Suparti
Manager/Pengelola
Administrasi : Nenden Sagita, A. Md
Kasir : Salvinur, SE., Sy
Badan Pengawas Syariah : Dr. Lucky Anggraini Fitri, S. E, M. St
Salamah, SE
Sukmawati, SE., Sy
PENGURUS
ADM. UMUM
PENGAWAS
taf Pe
JASA OPERASIONAL
R A T
USAHA RIIL
PEMBIAYAAN
TABUNGAN
ZIS
KASIR
MANAGER
Page 52
36
5. Produk-produk BMT KOSSUMA
Produk- produk BMT KOSSUMA, yaitu:
a) Simpan Pinjam dengan system syariah
1) Pembiayaan
- Murabahah
- Mudharabah
- Musyarakah
- Pembelian barang konsumtif (Televisi, kulkas dll)
2) Investasi berjangka syariah
3) Tabungan siswa
4) Tabungan Qurban
5) Tabungan umat
b) Menerima dan menyalurkan zakat, infaq dan sadaqah.
6. Syarat – syarat menjadi anggota
a) Fotokopi KTP sebanyak 1 lembar
b) Foto ukuran 3x4 sebanyak 1 lembar
c) Telah membayar :
1) Simpanan pokok Rp. 200.000
2) Simpanan wajib Rp. 10.000,- setiap bulan
3) Biaya administrasi Rp. 10.000,-
7. Alamat BMT KOSSUMA
Alamat BMT KOSSUMA yaitu terletak di Jalan Nusa Indah No. 3 No.
123 Kel. Rawasari Kec. Alam Barajo Kota Jambi.
C. BMT Muslimah Masyitoh Kota Jambi
1. Sejarah Berdirinya BMT Muslimah Masyitoh
Sejarah dibentuknya BMT Muslimah Masyitoh adalah dilatar belakangi
oleh sekelompok mahasiswi dari berbagai kampus yang memiliki masalah
keuangan terutama untuk biaya kuliah. Pada tahun 2002, awalnya ada beberapa
mahasiswi 20 orang sedang kesulitan masalah dana, maka mereka berinisiatif
membentuk sebuah lembaga yang bisa menjadi solusi dari masalah keuangan
Page 53
37
meraka. Maka dari itu terbentuklah sebuah BMT yang diberi nama BMT
Muslimah Masyitoh.
Hal ini di jelaskan oleh ibu yusnita, selaku ketua di BMT Muslimah
Masyitoh. Menjelaskan bahwa:
Sejarah berdirinya BMT Muslimah Masyitoh itu pada tahun 2002, itu
perkmpulan anak-anak mahasiswa yang mengalami kendala dana untuk
biaya kuliah dan kebutuhan lainnya. Mereka sama-sama mencari solusi
dari permasalahan kekurangan dana tersebut. Sehingga muncullah insiatif
dari mahasiswa itu untuk membentuk sebuah usaha atau lembaga yang
bisa menjalankan usaha di bidang ekonomi namun tetap berbasis syariah.
Nah, dari itu terbentuklah sebuah BMT. jadi karena waktu itu rata-rata
perempuan semua, makanya namanyapun BMTnya itu Muslimah
Masyitoh.47
Pada awalnya semua anggota BMT diwajibkan wanita semua karena pada
awalnya berdiirnya anggota BMT Muslimah Masyitoh itu semuanya perempuan.
Seiring berjalannya waktu, karena jika wanita semua lebih terbatasi langkah-
langkah untk pengembangan BMT, maka dibolehkan untuk umum dan dari
berbagai kalangan baik wanita maupun laki-laki. Sehingga saat ini BMT
Muslimah Masyitoh tidak hanya menerima anggota atau nasabah perempuan saja.
Hal ini kembali dijelaskan oleh pak ihsan, selaku manager BMT Muslimah
Masyitoh, bahwa:
Dulunya hanya untuk wanita saja, namun pada akhirnya dibuka untuk
semua golongan. Ini dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan
rana BMT sendiri. Karena kalau perempuan semua langkah-langkah kita
terbatas. Sedangkan kita memiliki visii misi yang besar. Oleh karena itu
saat ini dibuka untuk semua golongan.48
47
Wawancara dengan Yusnita, Ketua BMT Muslimah Masyitoh, 06 November 2019.
Pukul 11.00 48
Wawancara dengan Pak ihsan, Manager Pengelola BMT Muslimah Masyitoh, 24
Oktober 2019. Pukul 10.00 WIB
Page 54
38
Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa BMT Muslimah Masyitoh
berdiri pada tahun 2002, dibentuk oleh sekelompok mahasiswi dari beberapa
kampus di provinsi Jambi yang memiliki kendala yang sama dan berinisiatif untuk
membentuk sebuah lembaga untuk menjadi solusi dari masalah keuangan mereka.
BMT Muslimah Masyitoh sama saja dengan BMT lainnya yaitu lembaga
keuangan mikro berbasis syariah, yang berfungsi sebagai sarana untuk
memerdayakan perekonomian ummat melalu kerjasama antara pihak BMT,
anggota dan masyarakat luas dalam bentuk layanan-layanan seperti pembiayaan
usaha prodktif dan layanan konsmtif,simpanan atau tabungan.
2. Kegiatan BMT Muslimah Masyitoh
Kegiatan yang seringa dilakuakn oleh BMT Muslimah Masyitoh yaitu :49
a. Pengajian untuk para anggota yang materinya berisi tentang ekonomi syariah
seperti kewajiban membayar hutang, bahaya riba dan lain sebagainya.
b. Penyaluran ZIS
c. Kegiatan Ramadhan berbagi sembako dan buka bersama
d. Ivent-ivent koperasi
3. Visi dan Misi
a. Visi
Menjadi sebuah lembaga keuangan sayariah sebagai Mitra setia membangun
ekonomi ummat
b. Misi
1) Menghidarkan ummat Islam dari rentenir
2) Membangun ekonomi ummat
3) Membebaskan anggota dari kemiskinan dengan usaha-usaha berdasarkan
Syari‟at Islam.
49
Wawancara dengan Pak ihsan, Manager Pengelola BMT Muslimah Masyitoh, 24
Oktober 2019. Pukul 10.00 WIB
Page 55
39
4. Struktur Organisasi BMT Muslimah Masyitoh
Gambar 4
Struktur Organisasi BMT Muslimah Masyitoh
8.
Sumber: Hasil wawancara dengan Pak Ihsan Manager pengelola di BMT
Muslimah Masyitoh
Ketua : Yusnita, S. Ag
Sekretaris : Khairunnisa, S.E
Bendahara : Pika Fitrianingsih, S. Sy
Manager/Pengelola : Ihsan
Badan Pengawas Syariah : Dr. Lucky Anggraini Fitri, S. E, M. St
Badan Pengawas Akuntansi : Fatimah Azzahra, S. E
5. Produk-Produk BMT Muslimah Masyitoh
Adapun produk-produk dan jasa yang ditawarkan BMT Muslimah
Masyitoh adalah sebagai berikut:
a. Tabungan
1) Tabungan Siswa
PENGURUS
ADM. UMUM
PENGAWAS
taf Pe
JASA OPERASIONAL
R A T
USAHA RIIL
PEMBIAYAAN
TABUNGAN
ZIS
KASIR
MANAGER
Page 56
40
2) Tabungan Qurban
3) Tabungan Ummat
b. Pembiayaan
1) Murabahah
2) Ijarah
3) Musyarakah
4) Mudharabah
6. Syarat-syarat Menjadi Anggota
a) Fotokopi KTP sebanyak 1 lembar
b) Foto ukuran 3x4 sebanyak 1 lembar
c) Telah membayar :
2) Simpanan pokok Rp. 200.000
3) Simpanan wajib Rp. 10.000,- setiap bulan
4) Biaya administrasi Rp. 10.000,-
7. Alamat BMT Muslimah Masyitoh
Alamat BMT Muslimah Masyitoh terketak di Jalan Pattimura Lrg. Melati
No.50 RT 19 Kel. Simpang IV Sipin, Kec. Telanaipura Kota Jambi Kode Pos
36129 No. Hp 0853 9705 2005 Telp./ fax 0741
Page 57
41
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti tentang analisis mekanisme pembiayaan mikro oleh BMT terhadap
pemberdayaan UMKM di kota Jambi dengan batasan pada tiga BMT yaitu BMT
Al-Ishlah, BMT KOSSUMA dan BMT Muslimah Masyitoh. Wawancara
dilaksanakan mulai dari tahap pra riset hingga tahap riset dengan mewawancarai
narasumber yang menurut peneliti banyak mengetahui tentang data-data yang di
butuhkan. Pertanyaan yang diajukan juga dibuat seakurat mungkin sehingga hasil-
hasil yang dicapai sesuai dengan data-data yang diinginkan oleh penulis dalam
pembuatan tugas akhir ini.
A. Manajemen Pembiayaan Mikro Syariah pada BMT Kota Jambi
1. Manajemen Pembiayaan Mikro Syariah di BMT Al Ishlah
Pembiayaan mikro pada BMT adalah pembiayaan yang diberikan kepada
anggota yang bergerak dibidang usaha- usaha kecil yang tidak dapat menjangkau
perbankan, pola pengembalian dananya meliputi mingguan dan bulanan.50
.
Pembiayaan adalah salah satu produk unggualan lembaga keuangan, begitupun di
BMT Al-Ishlah.
Mekanisme dana yang digunakan untuk pembiayaan diperoleh dari dana
tabungan anggota yang dikumpulkan menjadi satu dengan produk-produk lain dan
dikelola oleh BMT dalam penyaluran dana. Dengan prores yang mudah tersebut
maka diharapkan masyarakat kecil menengah khusunya pelaku-pelaku usaha
dapat tetap menjalankan roda perekonomian secara maksimal. sehingga tujuan
utama BMT untuk menyalurkan pembiayaan pada usaha-usaha kecil dan
memerangi kemiskinan dapat terealisasikan.
BMT dalam penyaluran pembiayaannya, meliputi berbagai jenis akad.
Akad pembiayaan yang paling banyak digunakan anggota yaitu akad murabahah.
Pembiayaan dengan akad murabahah ini banyak digunakan dan menjadi salah satu
cara dalam rangka menyalurkan dana kepada masyarakat, khususnya bagi pelaku
50
Wawancara dengan Musmira, Sekretaris BMT Al-Ishlah, 22 Oktober 2019, Pukul
11.30 WIB.
Page 58
42
usaha-usaha kecil. Pembiayaan akad murabahah dapat di implementasikan untuk
meningkatkan usaha mikro bagi anggota terutama wirausaha kecil.51
Pada proses pengajuan pembiayaan BMT Al-Ishlah, tahapan yang dilalui
calon anggota yaitu:52
a) Nasabah datang ke BMT untuk mengajukan pembiayaan dan mengisi
formulir permohonan pembiayaan. Atau mendaftar sebangai anggota jika
belum terdaftar sebagai anggota BMT lalu menyetorkan simpanan pokok atau
simpanan wajib ke BMT sebagai persyaratan penerimaan keanggotaan.
Anggota dapat melakukan pengajuan pembiayaan apabila memenuhi
beberapa syarat yang telah ditentukan oleh BMT Al-Ishlah Jambi,
diantaranya:
b) Melengkapi persyaratan umum yang telah di tetapkan
c) Memiliki agunan yang bisa menjadi jaminan
Setelah persyaratan diatas terpenuhi, pihak BMT kemudian menganalisis
keaslian dokumen yang diserahkan. Dalam proses pengajuan pembiayaan pihak
BMT berhak untuk mengabulkan dan menolak pembiayaan. Adapun jika diterima
BMT juga berhak menerima keseluruhan atau sebagian dari permohonan anggota
disesuaikan dengan hasil analisis pada anggota tersebut serta kemampuan BMT
sendiri dalam penyaluran pembiayaan. Dalam hal ini BMT Al-Ishlah telah
menetapkan jumlah plafon pembiayaan yaitu Rp.5000.000 yaitu berdasarkan hasil
Rapat Anggota Tahunan.53
d) Analisis kelayakan pembiayaan
Dalam tahap negosiasi, sebelum BMT memutuskan permohonan
pembiayaan dari anggota, pihak BMT melakukan analisis terlabih dahulu.
Analisis yang dilakukan oleh BMT yaitu analisis 5C. Adapun tahap yang
dilakukann adalah sebagai berikut:
1) Analisis Character
51
Wawancara dengan Desmawati, Pengurus dan Bendahara Koperasi BMT Al-Ishlah, 14
Oktober 2019, Pukul 10.30 WIB. 52
Wawancara dengan Musmira, Pengurus dan Sekretaris Koperasi BMT Al-Ishlah Jambi,
22 Oktober 2019, Pukul 10.15 WIB. 53
Wawancara dengan Musmira, Pengurus dan Sekretaris Koperasi BMT Al-Ishlah Jambi,
22 Oktober 2019, Pukul 10.15 WIB.
Page 59
43
Yaitu menggambarkan watak atau kepribadian calon anggota pembiayaan,
meliputi sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas serta tekad baiknya. Tujuan
BMT melakukan analisis character ini adalah untuk mengetahui bahwa calon
nasabah benar-benar jujur dan mempunyai keinginan kuat untuk melunasi
cicilannya.
2) Analisis Capital
Yaitu kondisi permodalan usaha calon anggota yang akan menjadi bahan
pertimbangan untuk menentukan besar pembiayaan yang diberikan. Sebelum
pemberian pembiayaan, pihak BMT juga akan melihat seberapa besar dan
seberapa banyak sumber penghasilan yang di terima oleh calon anggota. Capital
ini juga bisa dilihat dari formulir permohonan pembiayaan pada kolom jumlah
penghasilan tiap bulannya.
3) Analisis Capacity
Capacity yaitu analisis mengenai seberapa besar kemampuan calon
anggota dalam membayar kewajibannya kepa BMT. Penilaian capacity ini bisa
dilihat dari bukti struk pembayaran listrik, PDAM, atau gaya hidup calon anggota.
4) Analisis Conditional
Analisis terhadap kondisi ekonomi calon anggota yang memperngarui.
Dalam hal ini BMT akan melihat bagaiaman kondisi ekonomi calon anggota bisa
menutupi kebutuhan dan kewajibannya.
5) Analisis Coleterol
Yaitu menganalisa jaminan yang diberikan pemohon pembiayaan kepada
BMT. Langkah yang dapat diambil yaitu:
- Melakukan penelitian aspek legal jaminan untuk mengetahui status hukum
sebiah jaminan.
- Foto agunan
- Bukti keaslian No. mesin dan No. Rangka agunan berupa kendaraan.
Dalam hal ini BMT Al-Ishlah hanya menerima jaminan berupa agunan yaitu
BPKB dan STNK hidup pajak min. tahun 2014. BMT Al-Ishlah tidak
Page 60
44
menerima bentuk agunan lainnya. Hal ini dikarenakan untuk mengantisipasi
bentuk-bentuk resiko agunan yang bermasalah.54
e) Keputusan pembiayaan
Keputusan pembiayaan adalah untuk menentukan apakah pembiayaan
layak untuk diberikan atau tidak, jika layak maka calon nasabah akan dihubungi
untuk penandatanganan akad dan persiapan administrasi oleh BMT Al-Ishlah.
Keputusan pembiayaan akan mencakupi : akad pembiayaan, barang yang akan
dibeli anggota, jumlah yang akad diangsur berikut besar modal dan keuntungan
BMT, jangka waktu pembayaran dan biaya-biaya lainnya.
f) Margin keuntungan/ bagi hasil
Margin keuntungan atau bagi hasil di sesuaikan dengan akad yang dipilih
oleh nasabah. misalnnya pada proses perhitungan akad murabahah di koperasi
bedasarkan harga beli ditambah dengan keuntungan. Jumlah keuntungan atau
margin ditetapkan dari pihak BMT.
Contoh perhitungan pembiayaan murabahah pebelian gerobak pada usaha
pedagang kelontong:
Harga gerobak : Rp. 4.000.000
Total margin : Rp. 1.000.000
Total pembiayaan : Rp. 5.000.000
Jangka waktu : 10 bulan
Angsuran : Rp. 500.000/bulan
g) Pencairan pembiayaan
Pencairan pembiayaan di BMT Al-Ishlah yaitu setelah akad
ditandatangani, jika akad murabahah BMT Al-Islah yang akad menyediakan
barang yang dibutuhkan. Anggota datang dengan membawa KTP asli sebagai
tanda pengenal anggota yang ditunjukkan kepada pihak BMT Al-Ishlah.55
54
Wawancara dengan Musmira, Pengurus dan Sekretaris Koperasi BMT Al-Ishlah Jambi,
22 Oktober 2019, Pukul 11.00 WIB. 55
Wawancara dengan Musmira, Sekretaris BMT Al- Islah Kota Jambi, 22 oktober 2019.
Pukul 10.30 WIB
Page 61
45
h) Pembayaran angsuran
Pembayaran angsuran oleh anggota dilakukan dengan cara pengembalian
modal dan keuntungan secara mimgguan atau bulanan sesuai pilihan anggota
diawal perjanjian.
Gambar 5
Perosedur Pembiayaan pada BMT Al-Ishlah kota Jambi
a. Persyaratan umum pembiayaan di BMT Al- Ishlah adalah sebagai berikut:56
1) Pesyaratan pemohon pembiayaan:
a) Jujur
b) Photocopy KTP suami dan istri
c) Photocopy kartu keluarga
d) Pas photo nasabah ukuran 3x4 sebanyak 1 (satu) lembar
e) Photocopy jaminan (BPKB mobil/motor):
1) STNK kendaraan yang masih berlaku
2) BPKB motor minimal tahun 2014
3) Pajak kendaraan masih berlaku
56
Koperasi BMT Al-Ishlah, Formulir Permohonan Pembiayaan, 24 oktober 2019
Calon anggota datang ke BMT
untuk mengajukan
permohonan pembiayaan
Calon anggota menyerahkan
semua persyaratan yang
dibutuhkan
Pihak BMT akan melakukan
analisis kelayakan pembiayaan
Pihak BMT Al-Ishlah
akad mengadakan rapat
komite untuk
pengambilan keputusan
Pelaksanaan akad,
pencairan pembiayaan
dan pembayaran
angsuran awal
Page 62
46
b. Adapun kriteria dan tahapan pengajuan pembiayaan di BMT Al Ishlah
adalahh sebagai berikut:
1) Plafon pembiayaan Rp. 5.000.000
2) Skema Pembiayaan
3) Jangka waktu pembiayaan maksimal 10 bulan
4) Tujuan penggunaan
a) Penambahan modal usaha
b) Memajukan usaha
5) Target market yaitun wirausaha kecil
6) Jaminan berupa :
a) Photocopy jaminan (BPKB mobil/motor):
b) STNK kendaraan yang masih berlaku
c) BPKB motor minimal tahun 2014
d) Pajak kendaraan masih berlaku
7) Jenis pembayaran yaitu angsuran tetap dengan cicilan mingguan/ bulanan
8) Persyaratan permohanan pembiyaan :
a) Telah masuk sebagai anggota
b) Mengisi formulir pengajuan pembiayaan yang disediakan BMT Al- Ishlah
dan menyerahkan :
- Photocopy KTP suami dan istri
- Photocopy kartu keluarga
- Pas photo nasabah ukuran 3x4 sebanyak 1 (satu) lembar
c) Photocopy jaminan (BPKB mobil/motor):
- STNK kendaraan yang masih berlaku
- BPKB motor minimal tahun 2014
- Pajak kendaraan masih berlaku
9) Bersedia di survey
10) Jangka waktu pembiayaan 10 bulan
Page 63
47
2. Mekanisme Pembiayaan Mikro Syariah di BMT KOSSUMA
Pembiayaan mikro syariah yang di salurkan oleh BMT KOSSUMA
menggunakan akad mudharabah, musyarakah, murabahah. Akad mudharabah
merupakan bentuk kerja sama antara BMT dan anggota dimana BMT (shohibul
maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan anggota menjadi pengelola
(mudharib) dengan pembagian hasil sesuai kesepakatan. Akad musyarakah
merupakan akad kerja sama usaha patungan antara BMT dan anggota sebagai
pemilik modal (syarik/ shahibul maal) untuk membiayai suatu jenis usaha yang
halal dan produktif dengan pembagian hasil sesuai kesepakatan. Sedangkan akad
murabahah yaitu akad jual beli antara BMT dengan anggota dimana BMT
membeli barang yang dibutuhkan oleh anggota dan menjualnya kepada anggota
sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati.
Hal ini disampaikan oleh ibu Susil Suparti selaku bendahara di BMT
KOSSUMA, menjelaskan bahwa:
“pembiayaan syariah yang kami salurkan kepada anggota yaitu ada akad
mudharabah, musyarakah, murabahah, ijarah dan ar-rahn. Kalau akad
mudharabah berarti BMT bekerja sama dengan anggota, BMT sebagai
pemilik modal (sahibul maal) dan anggota sebagai mudharib. Akad
musyarakah yaitu investasi kerja sama usaha antara BMT dan anggota
sebagai pemilik modal. Akad murabahah itu jual beli anggota mengajukan
pembiayaan misalnya mau beli gerobak, lalu BMT membeli gerobak
kemudian menjualnya kembali kepada anggota dengan cara dibayar secra
angsuran, harga jualnya yaitu harga beli ditambah dengan keuntungan.”57
Setiap pembiayaan harus ada kesepakatan antara BMT dengan nasabah,
dalam akad kedua belah pihak menggunakan standar perjanjian yang telah diatur
oleh BMT sehingga anggota hanya mengisi data yang berkaitan dengan nasabah
57
Wawancara dengan Susil, Bendahara BMT KOSSUMA, 24 Maret 2019, Pukul 10.00
WIB.
Page 64
48
kemudian menandatanganinya. Penerapan produk-produk pembiayan di BMT
yaitu berdasarkan prinsip syariah.58
Sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan diperoleh dari dana
tabungan anggota yang dikumpulkan menjadi satu dengan produk-produk lain dan
dikelola oleh BMT KOSSUMA dalam penyaluran pembiayaan kepada anggota.
Dengan prores yang mudah tersebut maka diharapkan masyarakat kecil menengah
khusunya pelaku-pelaku usaha dapat tetap menjalankan roda perekonomian secara
maksimal. sehingga tujuan utama BMT untuk menyalurkan pembiayaan pada
usaha-usaha kecil dan memerangi kemiskinan dapat terealisasikan.
Pada proses pengajuan pembiayaan mikro pada BMT KOSSUMA meliputi
beberapa tahap yaitu sebagai berikut:59
a) Nasabah datang ke BMT KOSSUMA untuk mengajukan pembiayaan dan
mengisi formulir permohonan pembiayaan. Pihak BMT melakukan
pengecekan terhadap kelengkapan persyaratan yang telah diserahkan oleh
nasabah.
b) Setelah semua syarat terpenuhi, pihak BMT akan melakukan analisis
administrasi dan survey langsung ke lapangan.
c) Setelah analisis dan survey, pihak BMT mengadakan rapat komite untuk
menentuan diterima atau tidaknya pengajuan pembiayaan dari nasabah
tersebut.
d) Setelah akad dilakukan maka BMT akan mencairkan pembiayaan. Pencairan
pembiayaan disesuaikan dengan akad yang dipilih. Pada akad murabahah
yaitu pihak BMT mendampingi nasabah untuk membeli kebutuan usahanya.
e) Ketika akad ditandatangani, maka kewajiban nasabah terhadap BMT telah
dimulai, yaitu membayar angsuran pembiayaan denganbesar dan jangka
waktu yang telah disepakati.
58
Wawancara dengan Susil, Bendahara BMT KOSSUMA, 24 Maret 2019, Pukul 10.20
WIB. 59
Wawancara dengan Namden Sagito, Pengelola bagian Administrasi BMT KOSSUMA,
23 Maret 2019, Pukul 10.00 WIB.
Page 65
49
Analisis kelayakan pembiayaan
Pada tahap ini ada 5 analisa yang biasa dilakuakn oleh BMT KOSSUMA
dalam menganalisis kelayakan calon anggota pembiayaan untuk di berikan
pembiayaan, yakni:
a) Analisis Character
Adalah kemampuan pemohon untuk melengkapi kewajiban yang sudah
disepakati bersama. Biasanya BMT KOSSUMA melihat dari BI Cheking, Bank
Cheking, Trade Cheking atau personal trade.
b) Analisis Capital
Adalah keadaan permodalan usaha pemohon pembiayaan, yang aka
dijadikan bahan untuk pertimbangan memutuskan besar kecilnya pembiayaan
yang akan diberikan kepada pemohon.
c) Analisis Capacity
Capacity yaitu analisis mengenai seberapa besar kemampuan calon
anggota dalam membayar kewajibannya kepa BMT. Penilaian capacity ini bisa
dilihat dari bukti struk pembayaran listrik, PDAM, atau gaya hidup calon anggota.
d) Analisis Conditional
Keadaan ekonomi yang bisa mempengaruhi aktivitas bisnis (pemasaran
produk dan keuangan) anggota dan calon anggota pembiayaan.
e) Analisis Coleterol
Menelaah jaminan berupa kas, fixed asset atau dalam bentuk lain yang bisa
diberikan oleh pemohon untuk jaminan pembiayaan yang akan diberikan oleh
BMT.
Page 66
50
Gambar 6
Perosedur Pembiayaan pada BMT KOSSUMA kota Jambi
Persyaratan umum pembiayaan di BMT KOSSUMA adalah sebagai berikut:60
a. Pesyaratan pemohon pembiayaan:
1) Photocopy KTP suami dan istri
2) Photocopy kartu keluarga
3) Pas photo nasabah ukuran 3x4 sebanyak 1 (satu) lembar
4) Telah membayar :
a) Simpanan pokok Rp. 200.000
a) Simpanan wajib Rp. 10.000
b) Biaya administrasi Rp. 10.000
5) Photocopy jaminan (BPKB mobil/motor):
c) STNK kendaraan yang masih berlaku
d) BPKB motor minimal tahun 2011
e) Pajak kendaraan masih berlaku
60
BMT KOSSUMA, Formulir Permohonan Pembiayaan, 24 Maret 2019
Calon anggota datang ke BMT
untuk mengajukan
permohonan pembiayaan
Calon anggota menyerahkan
semua persyaratan yang
dibutuhkan
Pihak BMT akan melakukan
analisis kelayakan pembiayaan
Pihak BMT KOSSUMA
akan mengadakan rapat
komite untuk
pengambilan keputusan
Pelaksanaan akad,
pencairan pembiayaan
dan pembayaran
angsuran awal
Page 67
51
6) Bersedia di survey
Adapun kriteria di BMT KOSSUMA adalahh sebagai berikut:
a) Plafon pembiayaanRp. 3.000.000 (BMT KOSSUMA)
b) Jangka waktu pembiayaan maksimal 10 bulan
c) Tujuan pengguanaan untuk penambahan modal dan atau memajukan usaha
d) Target market yaitun wirausaha kecil
e) Jaminan berupa
f) Photocopy jaminan (BPKB mobil/motor):
f) STNK kendaraan yang masih berlaku
g) BPKB motor minimal 2011
h) Pajak kendaraan masih berlaku
g) Jenis pembayaran yaitu Angsuran tetap dengan cicilan mingguan/ bulanan
3. Manajemen Pembiayaan Mikro Syariah di BMT Muslimah Masyitoh
Manajemen pembiayaan mikro di BMT Muslimah Masyitoh yaitu :61
a. Nasabah mengajukan permohonan pembiayaan
Calon nasabah datang ke BMT Muslimah Masyitoh untuk mengisi
formulir permohonan pembiayaan sera membawa dokumen-dokumen yang telah
ditetapkan sebagai syarat dalam permohonan pembiayaan.
b. Wawancara
Dalam tahapan ini pihak BMT Muslimah Masyitoh bertemu langsung
dengan calon anggota . tujuan wawancara ini yaitu untuk mengetahui keinginann
calon anggota pembiayaan dan menilai kemampuannya dalam melaksanakan
kewajibannya. Wawancara ini meliputi semua data yang diperlukan.
c. Penyelidikan berkas
Setelah pengajuan pembiayaan dan wawancara tahapan selajutnya adalah
penyelidikan berkas atau dokumen-dokumen yang diberikan untuk mengecek
kelengkapan dan keaslian dokumen-dokumen yang menjadi persyaratan. Jika
dokumen belum lengkap maka pemohon diminta untuk melengkapi kembali
dokumen tersebut.
61
Wawancara dengan Ihsan, Manager Pengelola di BMT Muslimah Masyitoh, 23 Maret
2019. Pukul 10.30 WIB.
Page 68
52
d. Survey lokasi
Setelah memperoleh keyakinan dari keaslian dan kelengkapan dokumen
persyatan diatas, langkah selanjutnya adalah survey lokasi. Pada saat peninjauan
lokasi pihak BMT Muslimah Masyitoh mencoba menggali informasi sebanyak-
banyaknya kepada calon anggota pembiayaan.
e. Analisa kelayakan pembiayaan
Pada tahap ini ada beberapa analisa yang dilakukan oleh BMT Muslimah
Masyitoh, yaitu:
1) Dari segi Character (watak)
Melihat kepribadian calon anggota yaitu sejauh mana tingkat kejujuran dan
bagaimana karakternya. Contohnya jika pada saat wawancara ada hal yang
tidak sesuai dengan apa yang dilapangan, maka bisa saja BMT Muslimah
masyitoh tidak memberikan pembiayaan tersebut karena tindak ketidak
jujurannya. Tujuan analisa ini untuk melihat karakter calon anggota bahwa
mereka benar-benar jujur dan mempunyai keinginan untuk memenuhi
kewajiban untuk melunasi pinjamannya.
2) Capacity (kemampuan)
Analisa ini dilakukan untuk melihat kemampuan calon anggota dalam bidang
usaha. Dalam analisa ini BMT Muslimah Masyitoh mengaitkan dengan
kemampuan bisnis calon anggota.
3) Capital (modal)
Analisa ini dilakukan untuk melihat penggunaan modal secara efektif, dilihat
dari laporan keuangan atau dengan melakukan pengukuran. BMT Muslimah
Masyitoh akan memberikan modal sesuai dengan yang dibutuhkan oleh calon
anggota.
4) Colateral (jaminan)
Menilai jaminan atau agunan yang diberikan oleh calon naggota atas
pembiayaan yang di ajukan. Jaminan ini merupakan sumber pmbayaran
kedua, artinya apabila anggota pembiayaan tidak dapat membayar angsuran
maka termasuk dalam kredit macet maka pihak BMT dapat melakukan
eksekusi terhadap anggunan tersebut.
Page 69
53
5) Condition
Pada analisa conditional ini BMT Muslimah Masyitoh menilai kondisi
perekonomian dari calon anggota dengan mempertimbangkan sektor usaha
calon nasabah dikaitkan dengan kondisi ekonminya.
f. Keputusan pembiayaan
Keputusan pembiayaan adalah untuk menentukan apakah pembiayaan
layak diberikan atau tidak. Jika layak, maka calon nasabah akan di hubungi dan
jika tidak pihak BMT juga akan menginformasikan kepada calon anggota bahwa
pembiayaan tidak bisa di lanjutkan. Pada tahap ini juga akan di lakukan
penandatangann akad dan persiapan administrasi oleh BMT Muslimah Masyitoh.
g. Perhitungan bagi hasil
Perhitungan bagi hasil pada pembiayaan di BMT Muslimah Masyitoh di
tentukan atas dasar kesepakatann atau negosiasi antara pihak BMT dan calon
anggota. Biasanya di BMT Muslimah Masyitoh bagi hasilnya yaitu 50 : 50.
h. Pembayaran angsuran
Pembayaran angsuran di BMT Muslimah Masyitoh disesuaikan dengan
akad yang di sepakati, biasanya pembayaran angsuran dilaukan tiap bulan.
i. Pemutusan kontrak kerja
Pembiayaan di BMT Muslimah Masyitoh dihentikan sebelum jangka
waktunya jika:
1) Anggota terbukti melanggar hal-hal yang telah disepakati dalam kontrak
2) Nasabah dan BMT sepakat untuk mengakhiri kontrak
3) Sala satu pihak meninggal dunia
4) Terjadinya kecendrungan penurunan usaha terus-menerus.
Syarat-syarat pengajuan pembiayaan di BMT Muslimah Masyitoh:
a. Photocopy KTP suami dan istri
b. Photocopy kartu keluarga
c. Pas photo nasabah ukuran 3x4 sebanyak 1 (satu) lembar
Telah membayar :
- Simpanan pokok Rp. 200.000
- Simpanan wajib Rp. 10.000
Page 70
54
- Biaya administrasi Rp. 10.000
d. Photocopy jaminan (BPKB mobil/motor):
- STNK kendaraan yang masih berlaku
- BPKB motor minimal tahun 2013
- Pajak kendaraan masih berlaku
e. Bersedia di survey
Gambar 7
Perosedur Pembiayaan pada BMT Muslimah Masyitoh kota Jambi
Adapun kriteria pembiayaan di BMT Muslimah Masyitoh adalah sebagai
berikut:62
a) Plafon pembiayaan Rp. 3.000.000 s.d Rp. 20.000.000
b) Jangka waktu pembiayaan maksimal 12 bulan
c) Tujuan pengguanaan
i) Penambahan modal usaha
j) Memajukan usaha
d) Target market yaitu wirausaha kecil
62
Wawancara dengan Kairunnisa, Sekretaris BMT Muslimah Masyitoh, 23 Maret 2019,
Pukul 11.15 WiB.
Calon anggota datang ke BMT
untuk mengajukan
permohonan pembiayaan
Calon anggota menyerahkan
semua persyaratan yang
dibutuhkan
Pihak BMT akan melakukan
analisis kelayakan pembiayaan
Pihak BMT Muslimah
Masyitoh akad
mengadakan rapat
komite untuk
pengambilan keputusan
Pelaksanaan akad,
pencairan pembiayaan
dan pembayaran
angsuran awal
Page 71
55
e) Jaminan berupa:
1) Photocopy jaminan (BPKB mobil/motor)
2) STNK kendaraan yang masih berlaku
3) BPKB motor minimal tahun 2016
4) Pajak kendaraan masih berlaku
f) Jenis pembayaran yaitu Angsuran tetap dengan cicilan mingguan/ bulanan
Berdasarkan penjelasan manajemen pembiayaan mikro syariah pada tiga
BMT di kota Jambi diatas yaitu BMT Al- Ishlah, BMT KOSSUMA dan BMT
Muslimah Masyitoh, dapat dilihat bahwa manajemen pembiayaannya pada
umumnya sama namun ada beberapa hal yang berbeda, seperti pada produk
layanan atau penyediaan akad pembiayaan, plafon pembiayaan, tahun BPKB
motor, dan jumlah bulan angsuran.
Pada BMT Al-Ishlah produk pembiayaannya berupa akad murabahah,
ijarah, mudarabah, musyarakah dan ar-rahn. Plafon pembiayaannya adalah Rp.
5.000.000 dan taun BPKB motor yaitu tahun 2014 dan pada pembayaran angsuran
bisa per minggu dan per bulan selama 10 bulan. Pada BMT KOSSUMA akad
pebiayaannya berupa murabahah, mudharabah dan musyarakah. Plafon
pembiayaan pada BMT KOSSUMA sejumlah RP. 3.000.000 dan pembayaran
angsuran dilakukan setiap bulan selama 10 bulan per akad. Sedangkan pada BMT
Muslimah Masyitoh akad pembiayaan yang ditawarkan berupa akad murabahah,
ijarah mudharabah dan musyarakah. Plafon pembiayaannya mulai dari Rp.
3.000.000 s.d Rp. 20.000.000 dan pembayaran angsuran dilakukan setiap bulan
selama 12 bulan.
B. Pentingnya Pembiayaan BMT terhadap Pemberdayaan UMKM di Kota
Jambi
BMT di kota jambi merupakan salah satu lembaga keuangan yang
kegiataan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. BMT menyediakan modal bagi UMK,
penyediaan modal tersebut ada bermacam-macam yang disediakan oleh BMT di
kota jambi yaitu: murabahah, ijarah, ar-rahn, mudharabah dan musyarakah.
Page 72
56
Setelah observasi yang dilakukan peneliti, dengan cara datang langsung dan
mengamati kegiatan operasional pada 3 BMT di kota Jambi. Peneliti menemukan
bahwa pembiayaan oleh BMT kepada pelaku UMK sangatlah penting dan BMT
mempunyai peran yang besar dalam pemberdayaan UMK dalam mengembangkan
usahanya. BMT menjadi pilihan masyarakat khususnya pelaku usaha kecil dalam
mengajukan pembiayaan karena plafon pembiayaan oleh BMT yang cukup
memadai. Proses pembiayaan yang mudah tentunya nasabah merasa nyaman dan
dimudahkan dalam proses pengajuan pembiayaan dengan mekanisme pembiayaan
yang telah ditentukan.
Bagi usaha yang masih baru berjalan atau anggota baru, pembiayaan yang di
berikan oleh pihak BMT adalah untuk manjaga kelangsungan usahanya palfon
Rp. 3.000.000 – Rp. 5.000.000. Sedangkan bagi usaha yang sudah berkembang,
pembiayaan yang diberikan digunakan untuk mengembangkan usaha dan juga
investasi plafon hingga Rp. 20.000.000. BMT menjadi sarana alternatif bagi
pelaku usaha kecil yang tidak terjangkau oleh perbankan. Kemudahan akses
sumber modal lebih penting bagi UMKM dari pada bunga yang rendah.
Hal ini disampaikan oleh pak Ihsan, selaku manager pengelola di BMT
Muslimah Masyitoh, menyatakan bahwa:
Pengembangan UMK tidak hanya membutuhkan modal namun juga perlu
dampingan dan pengawasan, dalam hal ini BMT Muslimah Masyitoh
mendampingi perkembangan usaha nasabah secara berkala, mengajak ikut
kajian seperti mengenai kewajibab membayar hutang, tentang pemahaman
ekonomi dengan prinsip syariah. Sehingga anggota sidikit berkembang
pemahamannya dan meningkatkan kesadaran dalam memenuhi kebajiban
selaku anggota pembiayaan dan untuk meminimalisir terjadiya kredit
macet. Adapun untuk besar plafon kami berfariasi untuk nasabah atau
anggota baru itu Rp. 3.000.000 dan kedepannya bisa sampai Rp.
20.000.000 ini dilihat dari riwayat pembiayaan sebelumnya dan hasil
survey juga.63
63
Wawancara dengan Ihsan, Manager Pengelola di BMT Muslimah Masyitoh, 23 Maret
2019. Pukul 10.20 WIB.
Page 73
57
Dalam prakteknya BMT bertindak sebagai penyalur atau distribtor dana
yang dibutuhkan oleh pelaku usaha kecil. Pembiayaan ini untuk membantu para
nasabah yang kekurangan dana dan mengembangkan usahanya. Adapun peranaan
BMT dalam pengembangan dan pemberdayaan usaha mikro kecil di kota Jambi,
meliputi:
a. Memberikan fasilitas pembiayaan kepada pelaku usaha kecil untuk
memperoleh dana dalam rangka memulai usaha baru ataupun untuk
mengembangkan usaha yang telah ada.
b. Melakukan pembinaan kepada pelaku usaha agar mampu mempertanggung
jawabkan modal yang telah diberikan kepada pelaku usaha.
c. Memperkuat potensi yang dimiliki oleh UMK dengan cara memberikan
pelayanan seputar pemasaran produk/jasa untuk membantu kelancaran usaha
pelaku UMK.
Hal diatas disampaikan oleh desmawati selaku pengurus bidang bendahara
di BMT Al-Islah, menyampaikan: “kami mencoba memberikan pembiayaan untuk
para pelaku usaha kecil supaya mereka bisa mandiri dengan membuka usaha
sendiri, kami juga melakukan pembinaan secara berkala daan membantu anggota
untuk memasarkan produknya seperti pada acara-acara koperasi dan UMKM.”64
Selanjutnya pemberdayaan usaha mikro kecil dalam peneltian ini yaitu
upaya untuk membangun daya yang dimiliki UMK dengan memotivasi dan
mendorong serta meningkatkan kesadaran atas potensi yang dimiliki. Dimana
BMT adalah salah satu lembaga keauangan syariah yang berperan dalam
pemberdayaan UMK. Dengan adanya BMT di kota Jambi, usaha mikro kecil dari
masyarakat akan mendapat suntikan dana berdasarkan prinsip syariah tanpa
bunga. Selain memberikan suntikan dana BMT juga melakukan pendampingan
kepada anggota pembiayaannya.
Seperti yang telah di jelaskan oleh Susil Suparti, selaku bendahara di BMT
KOSSUMA, bahwa:
64
Wawancara dengan Desmawati, Pengurus dan Bendahara BMT Al-Ishlah, 14 Oktober
2019, Pukul 11.30 WIB.
Page 74
58
“BMT KOSSUMA memberikan suntikan dana kepada anggota sehingga
anggota bisa menciptakan usaha-usaha yang diminati, mencoba mengkoordinir
potensi yang dimiliki oleh anggota yang merupakan pelaku usaha kecil. Kami
juga mengadakan majlis ta‟lim yang dihadiri oleh anggota, dan selingi dengan
motivasi dan mendorong serta meningkatkan kesadaran atas potensi yang dimiliki.
Tabel 1
Jumlah Anggota Pembiayaan Tiga BMT di Kota Jambi
(BMT Al- Ishlah, BMT KOSSUMA dan BMT Muslimah Masyitoh)
No Nama BMT 2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah
Nasabah
Pembiayaan
1 BMT Al-Ishlah 36 72 98 101 193 540
2 BMT KOSSUMA 12 21 23 24 35 115
3 BMT Muslimah Masyitoh 37 49 87 104 166 443
Sumber: hasil observas di BMT Al-Ishlah, BMT KOSSUMA dan BMT Muslimah
Masyitoh.
Berdasarkan hasil observasi dan tabel jumlah nasabah pembiayaan di tiga
BMT kota jambi dapat dilihat bahwa pembiayaan dari tahun ke tahun terus
meningkat dan berkembangan yang signifikan. Oleh karna itu pula dapat dilihat
pemberdayaan yang dilakukan oleh BMT dari sisi pembiayaan terus berkembang
dan mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahawa tujuan utama dari
BTM yaitu mendorong ekonomi ummat dengan prinsip syariah semakin tapak
jelas dalam menunjukkan eksistensinya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembiayaan oleh BMT dalam
rangka memperdayakan ekonomi ummat yaitu UMK sagatlah berperan. Dimana
yang menjadi sasaran utama pembiayaan setiap BMT adalah pengusaha kecil
yang sangat membutuhkan modal dan pendampingan. UMK sangat berperan
dalam stabilitas ekonomi dan hal ini lah yang menjadikan hubungan antara BMT
dengan UMK sangat berpengaruh dalam mengentaskan kemiskinan. Selain dari
Page 75
59
pada itu BMT di kota Jambi tetap membutuhkan dukungan dari berbagai pihak
baik pemerintah maupun mitra kerja, sehingga BMT-BMT di kota jambi bisa
terus berkembang dan turut andil dalam pemberdayaan usaha mikro terutama
kepada masyarakat ekonomi lemah.
C. Kendala-kendala yang dihadapi oleh BMT Al-Ishlah, BMT KOSSUMA
dan BMT Muslimah Masyitoh
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan yaitu dengan mewawancarai pihak
BMT Al-Ishlah, BMT KOSSUMA dan BMT Muslimah Masyitoh, ada beberapa
Kendala yang dihadapi BMT dalam menjalankan pengembangan usahanya, yaitu:
1. Kendala Internal
Kendala internal merupakan kendala yang berasal dari BMT sendiri.
Kendala internal yang terjadi dalam pelaksanaan operasional koperasi BMT
adalah sumber daya manusia (SDM) BMT yang sangat sedikit, kurangnya modal
atau modal banyak tapi dari sisi pembiayaan yang kurang. Hal ini di sampaikan
oleh salah satu pengurus BMT Al-Ishlah, yaitu:
kendala terbesar kami yaitu kurangnya SDM sehingga untuk analisi dan
kelapangan dan lain-lain sering kali bertabrakan dengan tugas yang lain,
sehingga banyak tugas yang menjadikurang maksimal. saya aja selain
pengurus juga sebagai bendahara. Pengurus disini cuman ada tiga, ketua,
sekretaris dan berdahara. Jadi, semua operasional seperti yang harusnya
ada bidang, kassir, pembiayaan, tabungan, ZIS, itu semua kami bertiga
yang menjalankan.65
Hal ini juga ditambahkan oleh ibu Sri Rahayu, selaku ketua dan pendiri
Koperasi BMT Al-Ishlah, bahwa:
Untuk kendala umumnya, khususnya kendala dari internal yaitu kami
kurang SDM. Kenapa kami tidak menambah karena BMT yang belum
begutu besar belum mampu menggaji karyawan lebih, dari itu kami terus
65
Wawancara dengan Desmawati, Pengurus dan Bendahara BMT Al-Ishlah, 14 Oktober
2019, Pukul 11.40 WIB.
Page 76
60
bertahan agar pemasukan dan pengeluran dapat seimbang dan BMT Al-
Ishlah sendiri dapat terus berjalan. Bahkan pada awal berdiriya BMT,
pendiri BMT Al-Ishlah sendiri ada 21 orang. Namum, hari ini tinggal saya
yang bertahan. Itu semua karena BMT yang masih berjalan tertatih dan
belum bisa menggaji karyawan. Kendala lain yaitu kurangnnya modal atau
bahkan modal ada dari sisi permintaann pembiayaan yang kurang. Tapi
alhamdulillah berkat kesabaran dan ikhtiar, sekarang BMT Al-Ishlah
mulai berkembang.66
Selain itu, kendal internal ini juga disampaikan oleh ibu Yunu Herawati,
selaku ketua di BMT KOSSUMA:
Kendala yang sering kami hadapi yaitu dari sisi menagih, karena kan kami
semuanya perempuan dan juga masih kurang SDM nya, sehingga pas
harus turun langsung ke rumah anggota misalnya untuk menagih angsuran
yang telat kami harus bergantian, tidak ada bagian khusus yang bagian
penagih angsuran. Itulah yang menjadi kendala kami selama ini.
Hal ini ditambahkann oleh ibu Yusnita Ketua BMT Muslimah Masyitoh,
bahwa:
Yang menjadi kendala kami dari sisi pembiayaan itu kredit macet, dulu
sempat dua kali kami kecolongan, nasabah pindah alamat tanpa
memberitahu sebelumnya dan hilang kontak. Dari hal ini kami lebih
berhati-hati lagi dalam menyalurkan dana, kami liat dan survey betul
diawal dan juga melakukan pemngawasan diwaktu berjalan untuk
mngindari hal tersebut terjadi lagi.67
Dari penjelasan diatas, dapat dilihat bahwa kendala terbesar dalam
memajukan BMT adalah SDM yang kurang sehingga banyak tugas yang harusnya
dijalankan bidang lain namun karena kurangnya SDM tugas tersebut harus
66
Wawancara dengan Sri Rahayau, Pendiri dan Ketuai BMT Al-Ishlah Jambi, 25 Oktober
2019, Pukul 11.00 WIB. 67
Wawancara dengan pak Ihsan, manager pengelola BMT Muslimah Masyitoh, 6
November 2019, Pukul 11.00 WIB.
Page 77
61
dijalankan oleh satu orang. Hal ini dikarenakan kemampuan BMT sendiri yang
belum sanggup untuk menambah SDM baru. Namun dari pernyataan pihak BMT
akan terus berusaha mengembangkan koperasinya sehingga bisa menjadi koperasi
yang unggul lebih kompeten dan dapat menambah personalia demi tercapainya
visi misi. Kendala berikutnya yaitu kredit macet karena nasabah yang kabur,
namun BMT Muslimah Masyitoh akan lebih berhati-hati lagi dan lebih ketat di
survey awal dan melakukan pengawasan secara berkala pada nasabah
pembiayaan, sehingga hal ini tidak terjadi lagi. Selain itu kendala dari sisi modal
yang kurang dan permintaan pembiayaan yang sedikit, untuk meminimalisir
kendala ini terus mempromosikan produknya ke masyarakat luas dan khususnya
di kota jambi.
2. Kendala Eksternal
Adapun kendala eksternal adalah kendala yang berasal dari luar. Dalam
hal ini kendala eksternal Koperasi BMT Al-Ishlah dalam pengembangan usahanya
selama BMT Al-Ishlah berdiri yaitu dari awal berdiri hingga 5 tahun terakhir
kurangnya support dari dinas koperasi sendiri, regulasi pemerintah yang sering
berubah-ubah. Berikut penjelasan dari Ibu Sri Rahayu selaku Pendiri BMT Al-
Ishlah:
Kalau kendala eksternal BMT Al-Ishlah yaitu kurangnya dukungan dari
Dinas Koperasi padahal kami ini sama saja legalitas dan haknya dengan
koperasi lannya cuman karena BMT jadi operasinalnya saja yang berbeda.
Opersional kami sesuai dengan Fatwa DSN MUI yaitu berlandaskan
syariah, bagi hasil dan tidak ada unsur riba. namun, karena operasional
yang berbeda dengan koperasi lainnya dan pola syariah yang kami
jalankan belum begitu dikenal khususnya oleh dinas koperasi sedangkan
badan hukum kami dibawah dinas koperasi. Hal ini mengakibatkan
kurangnya support dari dinas koperasi. Namun, hal ini terjadi 4 tahun.
Alhamdulillah berkat kesabaran, sekarang hubungan BMT Al-Ishlah
dengan koperasi mulai membaik dan pemibinaannya juga bagus. Kendala
Page 78
62
lainnya yaitu peraturan- peraturan menteri yang sering berubah-ubah
dikarenakan pergantian menteri.68
Dari penjelasan diatas dapat dilihat jika dari sisi ekternal kendalanya
perkembangan BMT Al-Ishlah yaitu hubungan dengan dinas koperasi yang
kurang terjalin baik dikarenakan sistem syriah yang dianut berbeda dengan
koperasi-koperasi konvensional yang di bawah dinas koperasi. Hal ini
menyebabkan lambatnya perkembangan BMT. Namun, kedepannya kami
berusaha membangun hubuungan baik dan seiring dengan pemahaman syariah
yang mulai berkembang sehingga dukungan dari dinas koperasi kepada BMT
yang operasionalnya syariah bisa dijalin baik dan pelatihan-pelatihan serta
pembinaan dari dinas semakin sering diikuti oleh pengurus BMT Al-Ishlah.
Sehingga, personalia BMT Al-Ishlah bisa semakin profesional di bidangnya.
Selain kendala diatas, pak Ihsan selaku manager pengelola di BMT
Muslimah Masyitoh juga menyampaikan kendala yang dihadapi dalam rangka
pemberdayaan UMK di BMT Muslimah Masyitoh, yaitu :
Yang menjadi kendala kami dari sisi pembiayaan untuk pemberdayaan
usaha UMK itu sebenarnya ada pada UMK sendiri, karena mereka masih
banyak yang kalah bersaing, seperti pemasaran, keahlian promosi, design
produk dan lain-lain. Nah dari hal ini kami mencoba meminimalisir
dengan mengajak anggota jika ada ivent-ivent agar mereka dapat
memasarkan produk/jasanya.69
Dari pernyataan pak Ihsan, dapat dilihat bahwa kendala eksternal yang
dihadapi yaitu ada pada palaku usaha sendiri yang kurang dapat bersaing sehingga
pelaku usaha sangat membutuhkan pelatihan-palatihan di bidang usahanya. Dalam
hal ini BMT Muslimah Masyitoh terus melakukan pendampingan agar nasabah
pembiayaan terus dapat mengembangkan usahanya.
68
Wawancara dengan Sri Rahayu, Pendiri dan Ketua Koperasi BMT Al-Ishlah Jambi, 25
Oktober 2019, Pukul 10.40 WIB. 69
Wawancara dengan Yusnita, Ketua BMT Muslimah Masyitoh, 06 November 2019.
Pukul 10.20 WIB.
Page 79
63
Dari penjelasan diatas, dapat dilihat bahwa terdapat banyak kendala-
kendala yang terjadi baik internal maupun eksternal. Hal inilah yang menghambat
berjalannya operasinal dalam pengembangan BMT secara maksimal. Namun
terkait hal diatas BMT kota Jambi akan terus memaksimalkan dan berusaha
meminimalis kendala tersebut dan terus mencari solusi untuk menjalankan visi
misi BMT kedepannya sehingga BMT kota Jambi dapat menjadi lembaga yang
bersaing dengan lembaga keuangan syariah laiinya untuk mengentaskan
kemiskinan, mengembangkan UMK dan turut serta membangun ekonomi ummat
dalam rangka “jihad ekonomi”.
Page 80
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Manajemen Pembiayaan pada BMT di kota Jambi yaitu BMT Al-Ishlah, BMT
KOSSUMA, dan BMT Muslimah Masyitoh cendrung sama, perbedaan
terletak hanya pada tahun pajak kendaraan plafon pembiayaan, dan lama
angsuran. Pembiayaan meliputi beberapa akad yaitu murabahah, ijarah, ar-
Rahn, mudharabah, musyarakah dan qordhul hasan. Hasil dari analisis
mekanisme. Analisis sebelum menyalurkan pembiayaan di BMT untuk calon
anggota pembiayaan yaitu meliputi: Character, Capital, Capacity, Condition,
dan Coleterol. Dalam hal ini Koperasi BMT Al-Ishlah memiliki prinsip syar‟i
yang cukup baik yaitu disesuaikan dengan kebutuhan pemohon.
2. Pentingnya pembiayaan mikro syariah oleh BMT di kota Jambi dalam
memberdyakan UMKM terbukti dengan sasaran utama pembiayaan BMT
adalah pelaku usaha kecil UMKM yang tidak terjangkau oleh perbankan.
Prosedur yang sederhana dan pembianaan untuk anggota pembiayaan. Hal ini
sangat diperlukan oleh UMKM kota jambi dalam mengembangkan usaha
mereka.
3. Kendala-kendala koperasi BMT kota Jambi dalam menjalankan usahanya
yaitu pembiayaan dalam rangka pemberdayaan UMK yaitu meliputi kendala
internal dan kendala eksternal. a. Kendala internal yaitu minimnya SDM,
kurangnya modal, nasabah yang kabur sebelum angsuran seslesai dan
terkadang minat pembiayaan yang kurang. Dalam hal ini BMT akan terus
berusaha mengembangkan usahnya dengan menambah personalia dan
mempromosikan produk-produk BMT pada masyarakat luas dan survey serta
pengawasan yang lebih ketat kepada nasabah. b. Kendala eksternal BMT Al-
Ishlah Jambi yaitu regulasi pemerintah/ menteri yang sering berubah terkait
dengan peraturan tentang koperasi dan hubungan dan support dari Dinas
Koperasi yang menurutnya kurang. Kendala BMT Muslimah Masyitoh yaitu
kemampuan pemasaran produk dari UMKM yang masih belumm cukup
bersaing.
Page 81
65
B. Saran
1. Dari sisi pembiayaan agar BMT lebih mengembangkan produk pembiayaan
seperti mudharabah dan musyarakah seperti yang telah dicantumkan di
brosur. Pada realisasinya BMT Al-Ishlah mengurangi dan bahkan jarang
menerima pembiyaan dengan akad mudhrabah dan musyarkah dikarenakan
menurutnya resiko kerugian yang tinggi. Dalam hal ini agar mencari solusi
untuk meminimalis risiko dengan lebih mengawasi perkembangan usaha
anggota.
2. Koperasi BMT kota Jambi harus berusaha meminimalisir masalah yang
kemungkinan timbul dari badan internalnya dan melakukan evaluasi kinerja
secara berkala.
3. Agar BMT Al-Ishlah, BMT KOSSUMA dan BMT Muslimah Masyitoh untuk
lebih memasarkan produknya lewat selling day, media sosial dan media
cetak.
4. Sebaiknya BMT lebih mengembangkan akun sosialnya sehingga BMT dapat
dikenal oleh masyarakat luas.
5. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga terkait.
6. Untuk peneliti selanjutnya dapat mengkaji mengenai minat masyarakat untuk
menabung atau melakukan pembiayaan di BMT.
Page 82
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahamn Ghazaly, dkk, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Kencana, 2012).
A.Djazuly, dkk., Lembaga-lembaga Perekonomian Umat, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2002.
A. Muhammad Farid Said, “Strategi Pemberdayaan UMKM Pada Dinas
KOPERINDAG Kabupaten Maros,” Skripsi Universitas Hasanuddin,
(Juni 2015).
Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi: Format-format
Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik dan
pemasaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013.
, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, 2005.
Depertemen Agama, RI. Al-Qur‟an dan Terjemah, Jakarta : PT Insan Media
Pustaka, 2013.
Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, Penguatan Peran LKM
dan UKM di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009).
Ferry Dwi Kurniawan dan Luluk Fauziah, “Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) dalam Penanggulangan Kemikinan, Vol. 2, No. 2,
September 2014.
Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, cet. Ke-4, Bandung: Alfabeta, 2013
Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Syariah, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama anggota IKAPI, 2014.
Isara Abda Noka, “Efektivitas Pembiayaan Usaha Mikro Menengah (UMKM)
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Gayo Terhadap Pemberdayaan
Page 83
Ekonomi Masyarakat Aceh Tengah.” Jurnal Peradaban Islam, Vol. 1, No. 2, 321-
336, 2019.
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hlm.
223.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012.
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangann Syariah, Malang: Tiga Empat,
2015.
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali, 2014).
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah Bagi Bankir dan Praktisi Keuangan,
(Jakarta: Gema Insani dan Tazkia, 1999), hlm. 160-161.
Nurul Huda dan Mohamad Haikal, Lembaga Keuangan IslamTinjauan Teoritis
dan Praktis, Cet. Ke-3, Jakarta: Prenamedia Group, 2015.
Sayuti Una (ed.), Pedoman Penelitian Skripsi, Jambi: Syariah Press, 2014.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2012.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Sutan Remy Syahdeini, Perbankan Islam, Jakarta : PT Pustaka Utama Grafiti,
2007.
Suwardi Endaswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan, Yogyakarta: Gadjah
Mada University, 2006.
B. Peraturan- Perundang-Undangan
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Menengah Nomor
35.2/M.KUMKM/X/2007.
Page 84
Fatwa DSN-MUI No.02/DSN-MUI/IV/2000) Tentang Tabungan.
Fatwa DSN-MUI No. 01/DSN-MUI/IV/2000). Tentang Tentang Giro.
C. Lain-lain
Data statistik dinas tenaga kerja, koprsasi dan UKM kota jambi 2018.
Http://jambikota.bps.go.id/statictable/2018/03/29/296/jumlah-koperasi-menurut-
ragam- di-kota-berdasarkan-kecamatan-2016-unit-.html, akses, 02
September 2019. Pukul 20.00 WIB.
hhtp:/www.google.com/amp/berita/934192/pemprov-jambi-prioritaskan-
pembinaan-umkm-ke-jenjang –lebih-tinggi. Tanggal 30 Juni 2019.
Koperasi BMT Al-Ishlah, Sejarah Berdirinya Koperasi BMT Al-Ishlah Jambi.
Koperasi BMT Al-Ishlah, Brosur Koperasi BMT Al-Ishlah.
www.bpskotajambi.go.id
Page 85
DAFTAR INFORMAN
No. Nama Jabatan
1 Sri Rahayu, SE Pendiri dan Ketua BMT Al-Ishlah
2 Yuni Herawati Ketua BMT KOSSUMA
3 Yusnita Ketua BMT Muslimah Masyitoh
4 Ihsan Manager Pengelola BMT Muslima
Masyitoh
5 Musmira, A. Md Pengurus dan Sekretaris BMT Al-Ishlah
6 Desmawati, S. Pd Pengurus dan Bendahara BMT Al-Ishlah
7 Susil Suparti Bendahara BMT KOSSUMA
8 Salvinur, SE., Sy Kasir BMT KOSSUMA
9 Kairunnisa Sekretaris BMT Muslimah Masyitoh
Page 86
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
A. PEDOMAN OBSERVASI
Penulis dalam melaksanakan observasi atau pengamatan tiga BMT dikota
Jambi yaitu BMT Al-Islah, BMT KOSSUMA dan BMT Muslimah Masyitoh
Jambi, mengamati baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kegiatan
mekanisme pembiayaan mikro syariah di BMT terhadap pemberdayaan UMKM
di kota Jambi. Hal tersebut peneliti lakukan guna memperoleh data yang valid dan
lengkap, sehingga keabsahan data dapat dipertanggungjawabkan. Adapun
pelaksanaan observasi yang peneliti lakukan sebagai berikut:
1. Mengamati letak geografis dan lingkungan BMT
2. Mengamati fasilitas sarana dan prasarana BMT
3. Mengamati kegiatan BMT terkait dengan UMKM
4. Mengamati bagaimana proses pembiayaan pada BMT
B. PEDOMAN DOKUMENTASI
Dokumentasi digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yang
berbentuk dokumen. Data tersebut dapat berupa surat, naskah, brosur, dan
dokumen lainnya.
1. Letak geografis BMT
2. Sejarah singkat BMT Al-Islah, BMT KOSSUMA dan BMT Muslimah
Masyitoh
3. Struktur Organisasai
4. Produk-produk BMT
Page 87
5. Pelaksanaan kegiatankegiatan mengenai pembiayaan dan UMKM
C. PEDOMAN WAWANCARA
Teknik yang peneliti gunakan dalam menggali data salah satunya adalah
menggunakan teknik wawancara. Peneliti melakukan wawancara kepada sumber
data dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang sudah peneliti susun
secara terarah dan sistematis sebagai salah satu upaya untuk memperoleh
informasi dan data yang objektif. Penulis melaksanakan wawancara dengan,
Manager, Ketua BMT, Sekretaris, Bendahara, Kasir dan Staf-staf lainnya. Adapun
pertanyaan- pertanyaan yang penulis ajukan dalam wawancara adalah sebagai
berikut:
PEDOMAN WAWAN CARA
KETUA BMT AL-ISLAH, BMT KOSSUMA DAN
BMT MSLIMAH MASYITOH KOTA JAMBI
1. Bagaimana sejarah berdirinya BMT Al-Ishlah, BMT KOSSUMA dan BMT
Muslimah Masyitoh?
2. Apa visi dan misi dibentuknya BMT ?
3. Apa saja produk-produk yang di tawarkan oleh BMT?
4. Siapa saja yang menjadi sasaran utama bagi BMT?
5. Apa kendala dan masalah pembiayaan yang sering dihadapi oleh BMT ?
Page 88
PEDOMAN WAWANCARA
PENGELOLA DAN PENGURUS
BMT Al-ISLHAH, BMT KOSSUMA DAN BMT MUSLIMAH
MASYITOH KOTA JAMBI
1. Bagaimana mekanisme dan tahapan mengajukan pembiayaan di BMT ?
2. Apa saja syarat menjadi anggota BMT?
3. Bagaimana kriteria pembiayaan di BMT?
4. Bagaimana cara BMT menganalisa kelayakan pembiayaan?
5. Apa peran pembiayaan BMT dalam pemberdayaan UMKM?
Page 92
DOKUMENTASI PENELITIAN
Page 93
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Muhammad Aabidullah
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal lahir : Sarolangun, 01 November 1992
NIM : SE.120120
Alamat:
1. Alamat Asal : Jl. Jl. Kamboja RT 02 RW 01 Kel. Sukasari Kec.
Sarolangun Kab. Sarolangun Prov. Jambi
2. Alamat Sekarang : Perumahan New Castle Blok R-3, Kenali Asam
Bawah Kota Jambi Prov. Jambi
Nama Ayah : H. Imam Basuki , S. Ag
Nama Ibu : Suparni, S. Ag
B. Riwayat Pendidikan
Pendidikan Formal
1. SD, Tahun Lulus : SD Negeri 40 Kel. Sukasari Sarolangun
2. SMP, Tahun Lulus : Pondok Pesantren Modern Gontor
3. SMA, Tahun Lulus : Pondok Pesantren Modern Gontor, tahun 2010
C. Prestasi Akademik/ skill/ Olahraga/ Seni budaya yang dimiliki :
1. Juara III pidato bahasa Arab tingkat IAIN STS Jambi tahun 2013
2. Juara III Futsal tingkat IAIN STS Jambi tahun 2015