Top Banner
MANAJEMEN PEMBIAYAAN MIKRO SYARIAH OLEH BMT DI KOTA JAMBI Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Serjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Ekonomi Islam Oleh: MUHAMMAD ABIDULLAH NIM: SE. 120 120 KONSENTRASI AKUNTANSI SYARIAH PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERITAS NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 1442 H/ 2020
93

manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

Jan 19, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

MANAJEMEN PEMBIAYAAN MIKRO SYARIAH OLEH BMT

DI KOTA JAMBI

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat

Guna Memperoleh Gelar Serjana Strata Satu (S.1)

Dalam Ilmu Ekonomi Islam

Oleh:

MUHAMMAD ABIDULLAH

NIM: SE. 120 120

KONSENTRASI AKUNTANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERITAS NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

1442 H/ 2020

Page 2: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

ii

Page 3: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

iii

Page 4: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

iv

Page 5: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

v

MOTTO

Artinya: “Sesungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang

berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara

manusia hendaknya kamu menetapkannya kamu dengan adil. Sesungguh,

Allah memberi pengajaran yang sebaik-baik yang memberi pengajaran

kepadamu. Sesungguh, Allah Maha mendengar, Maha melihat”. (Q.S.

An-Nisa (4): 69).1

1Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟anul Kariim, (Jakarta: Kementrian

Agama, 1995), hlm. 87.

Page 6: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

vi

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Manajemen Pembiayaan Mikro Syariah oleh BMT di Kota

Jambi”. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui bagaimana manajemen

pembiayaan syariah pada BMT di kota Jambi. (2) mengetahui mengapa

pentingnya pembiayaan mikro syariah oleh BMT di kota Jambi. (3) mengetahui

kendala-kendala yang dihadapi oleh BMT di kota Jambi. Masalah yang di bahas

dalam skripsi ini adalah (1) Bagaimana mekanisme pembiayaan mikro syariah

oleh BMT di kota Jambi (2) Mengapa diperlukan pembiayaan mikro syariah oleh

BMT dalam pemberdayaan UMKM di kota Jambi (3) Apa kendala-kendala yang

di hadapi oleh BMT di kota Jambi. Metode penelitian yang digunakan adalah

kualitatif deskriptif. Metode deskriptif analisis diperoleh melalui data yang

bersumber dari observasi, wawancara, dan dokumentasi seta sumber-sumber lain

yang mendukung penelitian lapangan (field research) dengan mencari sumber

data langsung dari lapangan yaitu dari pihak BMT melalui pengumpulan data dan

wawancara terhadap pihak-pihak yang bersangkutan. Hasil penelitian ini yaitu

mekanisme Pembiayaan pada BMT di kota Jambi yaitu BMT Al-Ishlah, BMT

KOSSUMA, dan BMT Muslimah Masyitoh cendrung sama, perbedaan terletak

hanya pada tahun pajak kendaraan plafon pembiayaan, dan lama angsuran.

Pembiayaan meliputi beberapa akad yaitu murabahah, ijarah, ar-Rahn,

mudharabah, musyarakah dan qordhul hasan. Analisis sebelum menyalurkan

pembiayaan di BMT untuk calon anggota pembiayaan yaitu meliputi: Character,

Capital, Capacity, Condition, dan Coleterol. Pentingnya pembiayaan mikro

syariah oleh BMT di kota Jambi dalam memberdyakan UMKM terbukti dengan

sasaran utama pembiayaan BMT adalah pelaku usaha kecil yang tidak terjangkau

oleh perbankan. Prosedur yang sederhana dan pembianaan yang diterapkan

sangat diperlukan oleh UMKM kota jambi dalam mengembangkan usaha mereka.

Kendala-kendala koperasi BMT kota Jambi dalam menjalankan usahanya yaitu

pembiayaan dalam rangka pemberdayaan UMK yaitu meliputi kendala internal

dan kendala eksternal. a. Kendala internal yaitu minimnya SDM, kurangnya

modal, nasabah yang kabur sebelum angsuran seslesai dan terkadang minat

Page 7: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

vii

pembiayaan yang kurang. b. Kendala eksternal BMT yaitu regulasi pemerintah/

menteri yang sering berubah terkait dengan peraturan tentang koperasi dan

hubungan dan support dari Dinas Koperasi yang menurutnya kurang, serta

kemampuan pemasaran produk dari UMKM yang masih belum mampu bersaing.

Kata Kunci: Pembiayaan, BMT, Pemberdayaan, dan UMKM

Page 8: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

viii

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim

Skripsi ini dipersembahkan kepada

Bapak dan Ibu tercinta,

Dan adik-adikku tersayang,

Serta sahabat-sahabat seperjuangan

Dan orang-orang yang mencintai ilmu pengetahuan

Page 9: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam penulis haturkan kepada

baginda Rasululloh SAW sebagai teladan hidup bagi manusia.

Dalam penulisan skripsi ini yang berjudul “MANAJEMEN PEMBIAYAAN

MIKRO SYARIAH OLEH BMT DI KOTA JAMBI. Penulis banyak

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak untuk itu penulis mengucapkan

terimakasih tak terhingga kepada :

1. Prof. Dr. H. Suaidi Asy‟ari, MA, Ph. D, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi

2. Dr. A. A. Miftah, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

3. Dr. Rafidah, SE, M.E.I, selaku Wakil Dekan I, Dr. Novi Mubyanto, SE,

M.E.I, selaku Wakil Dekan II dan Dr. Halimah Dja‟far, S. Ag, M. Fil. I,

selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi

4. Dr. Sucipto, MA, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi

5. Drs. M. Hasbi As-Shiddiqi, MA, selaku Dosen Pembimbing Skripsi I dan Dr.

M. Nazori Madjid, S. Ag, M. SI, selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang

telah banyak memberikan saran serta nasehat demi terselesaikannya skripsi

ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah banyak memberikan dukungandan ilmunya

untuk terselesaikannya skripsi ini.

7. Kabag dan Kasubag Fakulta Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi

Page 10: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

x

8. Kedua Orang tuaku dan adik-adikku yang telah memberi dukungannya baik

moril dan materil serta doa-doa mereka untuk kesuksesanku.

9. Sahabat-sahabat seperjuanganku yang telah mendukung an memberi motivasi

dalam penyusunan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin

untuk memenuhi persyaratan yang ilmiah. Namun, penulis menyadari dalam

penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan

saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan dan

penulis terima dengan senang hatidemi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi penulis, bagi mahasiswa khususnya dan masyarakat

semua. Akhirnya penulis mengucapkan ribuan terimakasih dan ucapan syukur

Alhamdulillah.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb

Jambi, 20 Mei 2020

Muhammad Aabidullah

NIM. SE. 120120

Page 11: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................... ii

NOTA DINAS ........................................................................................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ......................................................................... iv

MOTTO .................................................................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN ..................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xi

DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL..................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ...................................................................................... 3

C. Rumusan Masalah ................................................................................... 3

D. Batasan masalah ...................................................................................... 4

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................................. 4

F. Kerangka Teori ........................................................................................ 5

G. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 18

H. Kerangka Konsep .................................................................................... 20

BAB II METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ............................................................................. 22

B. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 22

C. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................. 23

D. Teknik Analisis Data ............................................................................... 25

E. Triangulasi Data ...................................................................................... 26

F. Sistematika Penulisan .............................................................................. 26

G. Jadwal Penelitian ..................................................................................... 27

Page 12: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

xii

BAB III GAMBARAN UMUM TIGA BMT DI KOTA JAMBI

A. BMT Al-Ishlah Kota Jambi

1. Sejarah Berdirinya BMT Al-Ishlah .................................................... 28

2. Kegiatan BMT Al-Islah...................................................................... 29

3. Visi dan Misi ...................................................................................... 30

4. Struktur Organisasi............................................................................. 31

5. Produk-Produk ................................................................................... 32

6. Syarat-syarat Menjadi Anggota.......................................................... 32

7. Alamat BMT Al-Ishlah ...................................................................... 32

B. BMT KOSSUMA Kota Jambi

1. Sejarah Berdirinya BMT KOSSUMA ............................................... 33

2. Kegiatan BMT KOSSUMA ............................................................... 34

3. Visi dan Misi ...................................................................................... 34

4. Struktur Organisasi............................................................................. 35

5. Produk-Produk ................................................................................... 36

6. Syarat-syarat Menjadi Anggota......................................................... 36

7. Alamat BMT KOSSUMA Kota Jambi .............................................. 36

C. BMT Muslimah Masyitoh Kota Jambi

1. Sejarah Berdirinya BMT Muslimah Masyitoh ................................... 36

2. Kegiatan BMT Muslimah Masyitoh .................................................. 38

3. Visi dan Misi ...................................................................................... 38

4. Struktur Organisasi............................................................................. 39

5. Produk-Produk ................................................................................... 39

6. Syarat-syarat Menjadi Anggota.......................................................... 40

7. Alamat BMT Muslimah Masyitoh ..................................................... 40

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Manajemen Pembiayaan Mikro Syariah pada BMT di Kota

Jambi

1. Manajemen Pembiayaan Mikro Syariah di BMT Al-Ishlah .............. 41

2. Manajemen Pembiayaan Mikro Syariah di BMT

KOSSUMA ....................................................................................... 60

Page 13: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

xiii

3. Manajemen Pembiayaan Mikro Syariah di BMT Muslimah

Masyitoh ............................................................................................. 51

B. Pentingnya Pembiayaan BMT terhadap Pemberdayaan UMKM

di Kota Jambi ........................................................................................... 55

C. Kendala-kendala yang dihadapi BMT di Kota Jambi .............................. 59

1. Kendala Intenal ................................................................................ 59

2. Kendala Eksternal ............................................................................ 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................. 64

B. Saran-saran .............................................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 14: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

xiv

DAFTAR SINGKATAN

BMT : Baitul Maal Wat Tamwil

PDB : Produk Domestik Bruto

UMKM : Usama Mikro Kecil Menengah

Page 15: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jumlah Anggota Pembiayaan Tiga BMT di Kota Jambi ........ 58

Page 16: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Kerangka Konsep Penelitian ................................................ 21

Gambar 2 : Struktur Organisasi BMT Al-Ishlah Kota Jambi ............... 31

Gambar 3 : Struktur Organisasi BMT KOSSUMA Kota Jambi .......... 35

Gambar 4 : Struktur Organisasi BMT Muslimah Masyitoh Kota

Jambi ........................................................................................ 39

Gambar 5 : Prosedur Pembiayaan pada BMT Al-Ishlah Kota Jambi ...... 45

Gambar 6 : Prosedur Pembiayaan pada BMT KOSSUMA Kota

Jambi... ...................................................................................... 50

Gambar 7 : Prosedur Pembiayaan pada BMT Muslimah Masyitoh

Kota Jambi ................................................................................ 54

Page 17: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usaha Mikro Kecil Menengah (UKM) di Indonesia terbukti dapat

menyerap tenaga kerja yang cukup besar, yaitu sebanyak 97,2 % dari total angka

kerja yang bekerja.2 Data Badan Departemen Koperasi memcatat bahwa secara

jumlah unit, UMKM memiliki pangsa pasar 99,99% atau lebih dari 62.900.000

(enam puluh dua juta sembilan ratus) unit (2017), dan merupakan unit usaha

terbesar dari total unit usaha yang ada. Ini menandakan bahwa UMKM memiliki

potensi dan peran yang penting terutama dalam memperluas lapangan kerja,

meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga mampu menjadi penggerak

pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Kota Jambi dengan penduduk yang bukan hanya dihuni oleh penduduk asli

namun juga pendatang, memliki potensi yang sangat baik terhadap perkembangan

UMKM. Setiap tahunnya UMKM di kota jambi mengalami peningkatan. Terdapat

10.763 UMKM dikota jambi dengan jenis usaha yang beragam. Jenis usaha yang

digeluti mulai dari kuliner, fashion, pendidikan, otomotif, PKL dan ojek. Dari

jumlah UMKM tersebut, tenaga formal dan informal yang diserap mencapai

184.12 orang.3 Disinilah lembaga keuangan syariah diharapkan perannya

mengingat UMKM dikota jambi yang semakin bertambah.

Keterbatasan modal merupakan masalah yang umum dihadapi oleh

UMKM dan merupakan kendala bagi pelaku usaha untuk pengembangan usaha

dan modal kerja. Kurangnya modal ini akan menyebabkan ruang gerak UMKM

semakin sempit. Misalnya mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya

seperti tidak mampu memenuhi permintaan konsumen dan pemasaran. Bila hal ini

tidak teratasi maka dapat mengakibatkan terhambatkan usaha pelaku UMKM dan

terciptanya lapangan pekerjaan akan sulit di upayakan.

2http://www.depkop.go.id/uploads/laporan/1549946778_UMKM%202016-

2017%20rev.pdf. akses 21 november 2019 jam 17.15 WIB. 3 Data statistik dinas tenaga kerja, koprsasi dan UKM kota jambi 2018.

Page 18: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

2

Salah satu program yang diharapkan dapat meningkatkan level UMKM

yakni program dalam bidang permodalan, karena permodalan merupakan salah

satu kendala utama yang dihadapi UMKM.4

Pembiayaan mikro syariah yang dilakukan oleh Baitul Maal wat Tamwil

(BMT) dapat mendukung permodalan bagi UMKM. Hal ini dikarenakan layanan

keuangan mikro syariah BMT relatif lebih mudah di akses oleh UMKM yang

unbankable dan sasaran utama pembiayaan oleh BMT adalah pelaku usaha kecil

atau UMKM. Pembiayaan syariah memberikan kelebihan yang tidak dimiliki oleh

lembaga konvensional karena tidak adanya sistem bunga yang dapat membebani

UMKM yaitu beban bunga yang terus bertambah. Pembiayaan yang dilakukan

oleh BMT di kota jambi kepada nasabahnya memfokuskan kepada sektor riil,

yang salah satu tujuannya untuk memperkuat UMKM yang menjadi andalan

masyarakat setempat.

Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang

isinya berintikan bayt al-mal wa tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-

usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi

pengusaha kecil dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang

pembiayaan kegiatan ekonominya. Lembaga ini didirikan dengan maksud untuk

memfasilitasi masyarakat bawah yang tidak terjangkau oleh pelayanan bank Islam

atau BPR Islam. Prinsip operasinya didasarkan atas prinsip bagi hasil, jual beli

(ijarah), dan titipan (wadiah).5

Keberadaan BMT hadir untuk memberikan kontribusi yang nyata dalam

pengembangan sektor finansial yaitu dengan cara memberikan fasilitas

pembiayaan kepada pengusaha kecil terlebih bagi kegiatan usaha yang belum

memenuhi segala persyaratan untuk mendapatkan pembiayaan dari lembaga

perbankan syariah, sektor ekonomi riil dengan cara pembiayaan kepada para

pengusaha kecil, dan sektor religius dengan bentuk himbauan ZIS.

4hhtp:/www.google.com/amp/berita/934192/pemprov-jambi-prioritaskan-pembinaan-

umkm-ke-jenjang –lebih-tinggi. Tanggal 30 Juni 2019.

5 Nurul Huda dan Mohamad Haikal, Lembaga Keuangan IslamTinjauan Teoritis dan

Praktis, Cet. Ke-3, (Jakarta: Prenamedia Group, 2015). Hlm. 363.

Page 19: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

3

Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di beberapa kantor

BMT di kota Jambi dan dengan mewancarai pihak-pihak BMT yakni BMT

melaksanakan fungsi intermediasi keuangan yaitu menghimpun dan menyalurkan

dana kepada masyarakat yang membutuhkan khususnya usaha-usaha kecil yang

tidak dapat menjangkau perbankan. BMT dikota Jambi melakukan berbagai

bentuk akad pembiyaan disesuaikan dengan kebutuhan nasabah, seperti

murabahah, mudharabah, ijarah, ar rahn dan musyarakah. 6

Pembiayaan ini mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan

perekonomian UMKM karena pembiayaan ini bergerak pada sektor riil dan

sasaran utama pembiayaan mereka adalah kepada UMKM khususnya usaha-usaha

kecil. Sehingga kehadiran BMT di kota Jambi diharapkan mampu membantu

kehidupan umat dalam meningkatkan perekonomian UMKM serta terbebas dari

praktik bunga ataupun riba untuk menuju kehidupan yang lebih berkah.

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut penulis ingin meneliti

lebih lanjut mengenai manajemen pembiayaan yang dilkaukan oleh BMT di kota

jambi dalam rangka pemberdayaan UMKM di kota Jambi dengan melakukan

penelitian yang berjudul : “MANAJEMEN PEMBIAYAAN MIKRO

SYARIAH OLEH BMT DI KOTA JAMBI” .

B. Fokus Penelitian

Dari latar belakang diatas penulis memfokuskan penelitiannya pada

manajemen pembiayaan mikro syariah oleh BMT dikota Jambi. Penulis lebih

memfokuskan kepada tiga BMT yaitu BMT Al-Ishlah, BMT KoSSUMA dan

BMT Muslimah masyitoh.

C. Rumusan Masalah

Agar pembahasan ini menjadi lebih fokus, maka penulis perlu memberikan

batasan- batasan, yaitu :

1. Bagaimana manajemen pembiayaan mikro syariah oleh BMT di Kota Jambi?

2. Mengapa diperlukan pembiayaan mikro syariah oleh BMT di Kota Jambi?

3. Apa kendala-kendala yang dihadapi oleh BMT di kota Jambi?

6 Wawancara dengan Pak Ihsan, Manager Pengelola BMT Muslimah Masyitoh, 23 Maret

2019. Pukul 11.00 WIB.

Page 20: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

4

D. Batasan Masalah

Agar permasalahan penelitian ini menjadi lebih spesifik, maka penulis

merasa perlu melakukan pembatasan masalah. Penelitian ini dibatasi hanya

mengenai manajemen pembiayaan mikro syariah oleh BMT di kota Jambi hanya

pada tiga kantor BMT yaitu BMT Al-Ishlah, BMT KOSSUMA dan BMT

Muslimah Masyitoh. Adapun Responden dalam penelitian ini adalah pihak dari

BMT Al-Ishlah, BMT KOSSUMA dan BMT Muslimah Masyitoh.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini terdiri dari:

a. Ingin mengetahui bagaimana manajemen pembiayaan pada BMT di kota

Jambi.

b. Ingin mengetahui mengapa pentingnya atau peran pembiayaan mikro syariah

oleh BMT di kota Jambi.

c. Ingin mengetahui kendala-kendala yang di hadapi ole BMT di Kota Jambi

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Secara Teoritis

Secara teoritis kegunaan penelitian ini adalah dapat memberikan

sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya tentang hal-hal

mengenai pembiayaan pada BMT.

b. Kegunaan Secara Praktis

1) Bagi peneliti sebagai wadah untuk mengasah daya nalar dan meningkatkan

intelektualitas peneliti dan untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) pada

Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS

Jambi.

2) Bagi Lembaga Pendidikan sebagai modal tambahan bagi calon-calon

pengembang pendidikan khususnya dibidang ilmu perekonomian.

3) Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

pengetahuan dan informasi kepada para mahasiswa ataupun pembaca yang

tertarik untuk melakukan studi yang relevan dengan masalah-masalah yang

berkaitan dengan BMT.

Page 21: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

5

F. Kerangka Teori

1. Teori Pembiayaan

a. Pengertian Pembiayaan

Pengertian pembiayaan sebagaimana disebutkan dalam Keputusan Menteri

Koperasi Usaha Kecil dan Menengah No. 91 tahun 2004 (Kepmen

No.91/kep/IV/KUKM/DV2004), Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana

untuk investasi atau kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon

anggota koperasi lain, dan atau anggotanya, yang mewajibkan penerima

pembiayaan itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak

koperasi sesuai akad disertai dengan pembayaran sejumlah bagi hasil dari

pendapatan atau laba dari kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana tersebut.7

b. Jenis-jenis Pembiayaan

Jasa-jasa pembiayaan yang dapat diberikan oleh bank syariah lebih

beragam dari pada jasa -jasa kredit yang diberikan oleh bank konevensional. Bank

syariah dapat dinamakan universal bank karena melakukan kegiatan investment

bank dan commercial bank.8

Jenis-jenis pembiayaan pada dasarnya dapat dikelompokkan menurut

beberapa aspek, salah satunya pembiayan menurut penggunaannya. Jenis

pembiayaan menurut sifat penggunaanya:9

1) Pembiayaan produktif

Pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam

arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik produksi, perdagangan, maupun

investasi. Menurut keperluasannya, pembiayaan produktif dibagi menjadi dua

yaitu :

a) Pembiayaan modal kerja yaitu: pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan

peningkatan produksi dan peningkatan utulity of palce.

7 Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Menengah Nomor

35.2/M.KUMKM/X/2007 , Jakarta : 2011, hlm. 4. 8 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan (Edisi revisi), hlm. 96.

9 Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah Bagi Bankir dan Praktisi Keuangan,

(Jakarta: Gema Insani dan Tazkia, 1999), hlm. 160-161.

Page 22: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

6

b) Pembiayaan investasi yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang -barang

modal serta fasilitas -fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.

2) Pembiayaan konsumtif

Pembiayaan konsumtif adalah pembiayaan yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi

kebutuhan. Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan

dengan itu berupa:10

a) Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah

b) Mudhrabah adalah transaksi penanaman dana dari pemilik dana (shahibul

maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha

tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara kedua

belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.

c) Musyarakah adalah transaksi penanaman dana dari dua atau lebih dana atau

barang untuk menjalankan usaha tertentu sesuai syariah dengan pembagian

hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang disepakati,

sedangkan pembagian kerugian berdasarkan proporsi modal masing -masing.

d) Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam Bentuk

ijarah muntahiya bittamlik. Ijarah adalah transaksi sewa menyewa atas suatu

barang dan atau antara pemilik objek sewa termasuk kepemilikan hak pakai

atas objek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek

sewa yang disewakan. Sedangkan Ijarah muntahiya bittamlik adalah transaksi

sewa menyewa antara antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk

mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakannya dengan opsi

perpindahan hak milik objek sewa.

e) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna.

Murabahah adalah transaksi jual beli suatu baranag sebesar harga perolehan

barang ditambah dengan margin yang disepakati oleh para pihak, di mana

penjual menginformasikan terlebih dahulu harga perolehan kepada pembeli.

f) Salam adalah jual beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat -syarat

tertentu dan pembayaran tunai terlebih dahulu secara penuh.

10

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali, 2014), hlm. 50-57

Page 23: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

7

g) Istishna adalah jual beli barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang

dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati dengan pembayaran

sesuai dengan kesepakatan.

h) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh. Akad qardh adalah

transaksi pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak

peminjam mengembalikan pokok pinjama secara sekaligus atau cicilan dalam

jangka waktu tertentu.

i) Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarahuntuk transaksi multi jasa

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah dan atau Unit

Usaha Syariah dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan atau

diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dan tersebut setelah jangka waktu

tertentu dengan imbalan ujroh, tanpa imbalan atau bagi hasil.

c. Prinsip Pemberian Pembiayaan

Pembiayaan merupakan aktivitas utama bank yang mengahsilkan

pendapatan bagi bank syariah. investasi sejumlah dana kepada pihak lain dalam

bentuk pembiayaan memiliki resiko gagal bayar dari nasabah pembiayaan. Salah

satu prinsip yang sering digunakan dalam evaluasi pembiayaan adalah prinsip 5C,

yang digunakan untuk menilai calon nasabah pembiayaan dengan penjelasan

sebagi berikut:11

1. Character.

Penilaian karakter calon nasabah pembiayaan dilakukan untuk

menyimpulkan bahwa nasabah pembiayaan tersebut jujur, beriktikad baik, dan

tidak akan menyulitkan bank dikemudian hari.

Penilaian mengenai karakter lazimnya dilakukan melalui:

a. Bank Checking, melalui sistem informasi debitur pada bank Indonesia. SID

menyediakan informasi pembiayaan yang terkait nasabah, anatara lain informasi

mengenai bank pemberi pembiayaan, nilai fasilitas pembiayaan yang telah

diperoleh, kelancaran pembayaran, serta informasi lain yang terkait dengan

fasilitas pembiayaan tersebut.

11

Ikatan Bankir Indonesia, “Memahami Bisnis Syariah,” PT Gramedia Pustaka Utama

anggota IKAPI, (Jakarta, 2014), hlm. 203.

Page 24: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

8

b. Trade Checking, pada supplier dan pelanggan nasabah pembiayaan, untuk

meneliti reputasi nasabah dilingkungan mitra bisnisnya.

c. Informasi dari asosiasi usaha tempat calon nasabah pembiayaan terdaftar, untuk

meneliti calon nasabah pembiayaan dalam interaksi diantara pelaku usaha dalam

asosiasi.

2. Capital

Capital atau modal yang perlu disertakan dalam objek kredit perlu

dianalisis yang lebih mendalam. Modal merupakan jumlah modal yang dimiliki

oleh calon debitur atau jumlah dana yang akan disertakan dalam proyek yang

dibiayai oleh calon debitur. Semakin besar modal yang dimiliki dan disertakan

oleh calon debitur dalam objek pembiayaan akan semakin meyakinkan bagi bank

akan keseriusan calon debitur dalam mengajukan kredit.

3. Capacity

Tujuannya untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar

pembiayaan yang dihubungkan dengan kemampuannya dalam mengelola bisnis

serta kemampuan mencari keuntungan (laba). Sehingga pada akhirnya akan

terlihat kemampuannya dalam mengembalikan pembiayaan yang di salurkan atau

yang telah di berikan oleh bank tersebut.

4. Condition of Economic

Tujuannya yaitu untuk mengetahui sampai sejauh mana kondisi-kondisi

yang mempengaruhi perekonomian suatu negara atau suatu daerah yang akan

memberikan dampak yang bersifat negatif terhadap perusahaan yang

memperoleh pembiayaan tersebut.

5. Collateral

Tujuannya di lakukan penilaian jaminan untuk lebih meyakinkan bahwa

jika suatu resiko kegagalan pembayaran tercapai terjadi, maka jaminan dapat

dipakai sebagai pengganti dari kewajibannya dan untuk mengetahui beberapa nilai

harta dan kekayaan yang di jaminkan oleh calon nasabah.

Page 25: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

9

2. Teori Baitul Maal wa Tamwil (BMT) : Pengertian, Peran dan Fungsi

a. Pengertian BMT

Baitul Maal wa Tamwil berarti rumah atau tempat harta dan

pengembangan harta. Baitul Maal wa Tamwil merupakan lembaga keuangan yang

dijalankan menurut syari‟at Islam dengan usaha pokoknya menghimpun dana dan

memberikan pembiayaan kepada usaha-usaha yang produktif dan

menguntungkan. BMT merupakan gabungan dari kata baitul maal dan baitul

tamwil. 1) Baitul maal suatu lembaga keuangan yang kegiatannya lebih mengarah

pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non profit, seperti :

zakat, infaq dan shodaqoh atau sumber lain yang halal 2) Baitul tamwil suatu

lembaga keuangan yang kegiatannya mengumpulkan dan menyalurkan dana

komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi barang-barang yang tidak dapat

terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat

kecil dengan berlandaskan syari‟ah.12

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Baitul Maal merupakan

sebuah lembaga keuangan Islam yang mempunyai peranan penting dalam tatanan

dalam ekonomi Islam. Lembaga keuangan ini banyak memberikan kontribusi

dalam membangun perekonomian umat Islam bahkan hingga mampu

mensejahterakan perekonomian ummat.

b. Fungsi BMT

Baitul Maal wat Tamwi memiliki beberapa fungsi, yaitu:13

1) Penghimpun dan penyalur dana, dengan menyimpan uang di BMT, uang

tersebut dapat ditingkatkan utilitasnya, sehingga timbul unit surplus (pihak

yang memiliki dana berlebih) dan unit defisit (pihak yang kekurangan dana).

2) Pencipta dan pemberi likuiditas, dapat menciptakan alat pembayaran yang sah

yang mampu memberikan kemampuan untuk memenuhi kewajiban suatu

lembaga/ perorangan.

12

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari‟ah. (Yogyakarta : Ekonisia UII,

2003), Hlm.96. 13

Ibid, hlm. 364

Page 26: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

10

3) Sumber pendapatan, BMT dapat menciptakan lapangan kerja dan memberi

pendapatan kepada para pegawainya.

4) Pemberi inforamasi, memberi informasi kepada masyarakat mengenai risiko

keuntungan dan peluang yang ada pada lembaga tersebut.

5) Sebagai salah satu lembaga keuangan mikro Islam yang dapat memberikan

pembiayaan bagi usaha kecil, mikro, menengah dan juga koperasi dengan

kelebihan tidak meminta jaminan yang memberatkan bagi UMKM tersebut.

Adapun fungsi BMT di masyarakat, adalah:

1) Meningkatkan kualitas SDM anggota, pengurus, dan pengelola menjadi lebih

profesional, salaam (selamat, damai, dan sejahtera), dan amanah sehingga

semakin utuh dan tangguh dalam berjuang dan berusaha (beribadah)

menghadapi tantangan global.

2) Mengorganisasikan dan memobilisasi dana sehingga dana yang dimiliki oleh

masyarakat dapat termanfaatkan.

3) Mengembangkan kesempatan kerja.

4) Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar produk-produk

anggota. Memperkuat dan meningkatkan kualitas lembaga-lembaga ekonomi

dan sosial masyarakat banyak.

c. Peran BMT

Selain fungsi diatas, BMT juga memiliki beberapa peran yaitu:14

1) Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi yang bersifat non Islam. Aktif

melakukan sosialisasi ditengah masyarakat tentang arti penting ekonomi

Islam. Hal ini bisa dilakukan dengan pelatihan-pelatihan mengenai cara-cara

bertransaksi yang islami, misalnya supaya ada bukti dalam transaksi, dilarang

curang dalam menimbang barang, jujur terhadap konsumen, dan sebagainya

2) Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil. BMT harus bersifat aktif

menjalankan fungsi sebagai lembaga keuangan mikro, misalnya dengan jalan

pendampingan, pembinaan, penyuluhan dan pengawasan terhadap usaha-

usaha nasabah.

14

Ibid, hlm. 365-366.

Page 27: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

11

3) Melepaskan ketergantungan pada rentenir, masyarakat yang masih tergantung

rentenir disebabkan rentenir mampu memenuhi keinginan masyarakat dalam

memenuhi dan dengan segera. Maka BMT harus mampu melayani

masyarakat lebih baik, mislanya selalu tersedia dana setiap saat, birokrasi

yang sederhana, dan lain sebagainya.

4) Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata. Fungsi

BMT langsung berhadapan dengan masyarakat yang kompleks dituntut harus

pandai bersikap, oleh karena itu langkah-langkah untuk melakukan evaluasi

dalam rangka pemetaan skala prioritas harus diperhatikan, misalnya dalam

masalah pembiayaan, BMT harus memerhatikan kelayakan nasabah dalam

hal golongan nasabah dan juga jenis pembiayaan yang dilakukan.

Selain peran diatas, peran BMT terhadap masyarakat, adalah:

1) Motor penggerak ekonomi dan sosia masyarakat banyak.

2) Ujung tombak pelaksanaan sistem ekonomi Islam.

3) Penghubung antara kaum agnia (kaya) dan kaum dhu‟afa (miskin).

4) Sarana pendidikan informal untuk mewujudkan prinsip hidup yang barakah,

ahsanu „amala, dan salaam melalui spiritual communication dengan dzikir

qalbiyah ilahiah.

d. Akad Pembiayaan Baitul Maal wat Tamwil (BMT)

1) Pembiayaan Murabahah

Murabahah merupakan salah satu konsep Islam dalam melakukan

perjanjian jual beli. Konsep ini telah banyak digunakan oleh lembaga keuangan

Islam untuk membiayai modal usaha, dan pembiayaan perdagangan para

nasabahnya.

Murabahah atau disebut juga bai‟bitsmanil ajil, kata murabahah berarti

saling menguntungkan. Secara sederhana murabahah berarti jual beli barang

ditambah dengan keutungan yang disepakati. Jual beli murabahah secara

terminologis adalah pembiayaan saling menguntungkan yang dilakukan oleh

shahibul al-mal dengan pihak yang membutuhkan melalui transaksi jual beli

dengan penjelasan bahwa harga pengadaan barang dan harga jual terdapat nilai

lebih yang merupakan keuntungan bagi shahibul al-mal dan pengembaliannya

Page 28: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

12

dilakukan secara tunai atau angsuran. Dalam arti sempit, murabahah dapat

diartikan sebagai kegiatan jual beli barang sebesar harga pokok ditambah dengan

keuntungan yang disepakati.15

2) Pembiayaan Mudharabah

Kata mudharabah berasal dari kata dharb yang berarti memukul atau

berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini maksudnya adalah proses

seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usahanya. Suatu kontrak

disebut mudharabah, karena pekerja (mudharib) biasanya membutuhkan suatu

perjalanan untuk menjalankan bisnis. Secara terminologis mudharabah adalah

kontrak (perjanjian) anatara pemilik modal (shohibul mal) dan pengguna dana

(mudhorib) untuk digunakan sebagai aktivitas yang produktif dimana keuntungan

dibagi dua antara pemodal dan pengelola.16

Apabila terjadi kerugian karena proses normal dari proses usaha, dan

bukan karena kelalaian dan kecurangan pengelola, kerugian ditanggung

sepenuhnya oleh pemilik modal, sedangkan pengelola telah kehilangan tenaga dan

keahlian yang dicurahkannya. Apabila kerugian karena kecurangan dan kelalaian

pengelola, maka pengelolahlah yang bertanggung jawab sepenuhnya.17

Maka

dalam akad mudharabah, antara pengelola dan pemilik modal harus memiliki

ketelitian dan pengawasan yang sama agar tidak terjadi kerugian di kemudian

hari.

3) Pembiayaan Musyarkah

Syirkah/ musyarakah secara etimologis mempunyai arti campuran (iktilat),

yakni bercampurnya satu dari dua harta dengan harta yang lainnya, tanpa dapat

dibedakan antara keduanya.18

Musyarakah ini merupakan suatu bentuk

perkongsian dimana dua orang atau lebih menyumbang pembiayaan dan

menejemen bisnis, dengan proporsi sama atau tidak sama. Keuntungan dibagikan

15

Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 223. 16

Mardini, Fiqih Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 196 17

Isara Abda Noka, “Efektivitas Pembiayaan Usaha Mikro Menengah (UMKM) Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Gayo Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Aceh

Tengah.” Jurnal Peradaban Islam, Vol. 1, No. 2, 321-336, 2019. Hlm, 325. 18

Mardini, Fiqih Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 220

Page 29: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

13

menurut perbandingan yang sama (menyesuaikan) antara para mitra, namun

kerugian akan dibagikan menurut proporsi kepada modal.

4) Pembiayaan Ijarah

Secara etimologi al-ijarah diambil dari kata al- ajru yang berarti al-„iwadh/

penggantian, dari sebab itulah ats-tsawabu dalam konteks pahala dinamai juga al-

ajru/ upah. Secara terminologi menurut Amir Syarifuddin al-ijara secara

sederhana dapat diartikan dengan akad atau transaksi manfaat atau jasa dari suatu

benda disebut Ijarah al‟Ain, seperti sewa menyewa rumah untuk ditempati. Bila

yang menjadi objek transaksi manfaat atau jasa dari tenaga seseorang disebut

Ijarah ad- Dzimah atau upang megupah, seperti upah mengetik. Sekalipun

objeknya berbeda keduanya dalam konteks fiqh disebut al-Ijarah.19

Ijarah dalam bentuk sewa menyewa maupun dalam bentuk upah mengupah

merupakan muamalah yang telah disyariatkan dalam hukum Islam. Hukum

asalnya menurut jumur ulama adalah mubah atau boleh bila dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan yang ditetapkan oleh syara, berdasarkan al-Quran dan hadist

nabi dan ketetapan Ijma ulama. 20

5) Pembiayaan ar-Rahn

Secara etimologi ar-rahn berarti Atsubuutu wa Dawamu artinya tetap dan kekal,

atau al-Habsu wa Luzumu artinya pengekangan dan keharusan dan juga bisa

berarti jaminan. Secara terminologi menurut Sayyid Sabiq, ar-rahn adalah

manjadikan barang berarga menurut pandangan syara‟ sebagai jaminan utang.

Ar-rahn adalah menjadikan barang berharga sebagai jaminan utang.

Dengan begitu jaminan tersebut berkaitan erat dengan utang piutang dan timbul

dari padanya. Sebenarnya memberikan piutang merupakan sebuah kebijakan.

Namun, untuk ketenangan hati, pemberi utang memberikan suatu jaminan bahwa

uang itu akan dibayar oleh yang berhutang. Untuk maksud itu pemilik uang boleh

meminta jaminan dalam bentuk barang berharga.

19

Abdul Rahamn Ghazaly, dkk, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 277. 20

Ibid, hlm 227

Page 30: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

14

3. Teori Pemberdayaan

a. Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan dalam bahasa Inggris disebut dengan empowerment.

Menurut Stewart, yang secara etimologis pemberdayaan berasal dari kata power

yang berarti kekuasaan, yaitu kemampuan untuk mengusahakan agar sesuatu itu

terjadi ataupun tidak sama sekali. Menurut Rob Brown, pemberdayaan erat

hubungannya dengan profesionalisme yang pada awalnya selalu dimiliki oleh

individu. Oleh karena itu pemberdayaan terjadi : when power goes to employees

who then experience a sense of ownership annd control over”. Menurut Noe et al,

(2014) pemberdayaan merupakan pemberian tanggung jawab dan wewenang

terhadap pekerjaan untuk mengambil keputusan menyangkut semua

pengembangan produk dan pengambilan keputusan. Sedangkan Khan (2007)

menjelaskan pemberdayaan merupakan hubungan antara person yang

berkelanjutan untuk membangun kepercayaan antar karyawan dan manajemen.21

Menurut Sumodiningrat, mengemukakan, “ada dua pengertian

pemberdayaan yang saling terkait, masyarakat yang belum berkembang sebagai

pihak yang harus diberdayakan, dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai

pihak pemberdayaan memberikan kesempatan kepada setiap anggota masyarakat

untuk ikut serta dalam proses pembangunan dengan mendapatkan kesempatan

yang sama dan menikmati hasil pembangunan tersebut sesuai kemampuannya”.22

Upaya pemberdayaan dapat dilihat dari tiga sisi: pertama, menciptakan

suasana iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Kedua,

memperkuat potensi ekonomi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat, upaya

yang amat pokok adalah peningkatan taraf pendidikan dan derajat kesehatan serta

akses kedalam sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi,

lapangan pekerjaan dan pasar. Ketiga, pemberdayaan melalui perkembangan

ekonomi rakyat berarti mencegah dan melindungi masyarakat dari kesenjangan

21

Suwanto dan Donni Juni Priansa, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan

Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm.182- 183.

22

A. Muhammad Farid Said, “Strategi Pemberdayaan UMKM Pada Dinas

KOPERINDAG Kabupaten Maros,” Skripsi Universitas Hasanuddin, ( Juni 2015), hlm. 21

Page 31: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

15

ekonomi serta menciptakan kebersamaan dan kemitraan antara yang sudah maju

dan yang belum berkembang.23

Mahidin (2006), mengemukakan bahwa pemberdayaan dapat diartikan

sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan seseorang atau kelompok

sehingga mampu melaksanakan tugas dan kewenangannya sebagai tuntutan

kinerja tugas tersebut. Pemberdayaan merupakan proses yang dapat dilakukan

melalui berbagai upaya, seperti pemberian wewenang, meningkatkan partisipasi,

memberikan kepercayaan sehingga setiap orang atau kelompok dapat memahami

apa yang akan dikerjakannya, yang pada akirnya akan berimplikasi pada

peningkatan pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.24

Apabila berpijak pada kebijakan pemerintah yang mengacu pada Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 1995

b. Prinsip- prinsip Pemberdayaan Masyarakat

Terdapat empat prinsip yang sering digunakan untuk suksesnya program

pemberdayaan yaitu prinsip kesetaraan, partisipasi, keswadayaan atau

kemandirian, dan berkelanjutan. Adapun lebih jelasnya sebagai berikut:

1). Prinsip Kesetaraan

Prinsip utama yang harus di pegang dalam proses pemberdayaan masyarakat

b. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah

Sasaran dan arah kebijakan pemberdayaan koperasi dan UMK tersebut

dijabarkan dalam program-program pemberdayaan UMK dengan skala prioritas

sebagai berikut:

a. Program penciptaan iklim usaha UMK. Program ini dimaksudkan untuk

memfasilitasi terselenggaranya lingkungan usaha yang efisien, sehat dan

persaingan, dan nondeskriminatif bagi kelangsungan dan peningkatan kinerja

UMK.

b. Program pengembangan sistem pendukung usaha UKM. Program tersebut

dimaksudkan untuk mempermudah, memperlancar dan memperluas akses

UKM kepada sumber-sumber daya produktif agar mampu memanfaatkan

23

Ibid., hlm 21. 24

Ferry Dwi Kurniawan dan Luluk Fauziah, “Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) dalam Penanggulangan Kemikinan, Vol. 2, No. 2, September 2014, hlm. 168.

Page 32: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

16

kesempatan yang terbuka dan potensi sumber daya lokal dalam meningkatkan

skala usaha.

c. Program pengembangan daya saing UKM. Program ini dimaksudkan untuk

mengembangkan perilaku kewirausahaan serta meningkatkan daya saing

UKM.

d. Program pemberdayaan usaha mikro. Program ini dimaksudkan untuk

mengintegrasikan upaya peningkatan dan pendapat masyarakat yang bergerak

dalam kegiatan usaha di sektor informasi berskala mikro, termasuk keluarga

miskin dalam rangka memperoleh pendapatan yang tetap dengan upaya

peningkatan kapasitas usahanya menjadi unit usaha yang lebih mapan,

berkelanjutan dan siap untuk tumbuh.

e. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi sehingga mampu

tumbuh dan berkembang secara sehat dan berorientasi pada efisiensi.25

Khusus untuk peningkatan akses UMKM terhadap sumber-sumber

pendanaan dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:

a. Pengembangan berbagai skim perkreditan untuk UMKM

b. Program pemberdayaan produktif koperasi dan usaha mikro (P3KUM) dalam

bentuk dana bergulir pola syariah dan konvensional.

c. Program pembiayaan wanita usaha mandiri dalam rangka pemberdayaan

perempuan, keluarga sehat dan sejahtera (PERKASA) pola konvensional dan

syariah.

d. Program skim pendanaan komoditas UMKM melalui Resi Gudang.

e. Kredit bagi usaha mikro dan kecil yang bersumber dari dana Surat Utang

Pemerintah Nomor 005 (SUP-005).

f. Pemberdayaan usaha mikro dan usaha kecil melalui program sertifikasi tanah

dan Resi Gudang.

g. Bantuan perkuat secara selektif pada sektor tertentu sebagai stimulan.

h. Penjamin kredit oleh pemerintah melalui program Kredit Usaha Rakyat

(KUR).26

25

Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, Penguatan Peran LKM dan

UKM di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), hlm 240.

Page 33: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

17

Arah kebijakan dan program pemberdayaan UMKM diatas dalam

pelaksanaannya tentu harus merujuk pada sejumlah peraturan yang telah dibuat

oleh pemerintah. Berikut antara lain sejumlah peraturan terkait pengembangan

UMKM dari pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKS) dalam

bentuk Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) atau lebih populer di namakan

BMT, yakni sebagai bagian dalam rangka pengembangan bisnis syariah, terutama

dalam menjangkau pembiayaan usaha menengah, kecil dan mikro merupakan

segmentasi terbesar dalam tata perekonomian masyarakat Indonesia.

4. Teori UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)

a. Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki definisi yang

berbeda pada setiap literatur menurut beberapa instansi atau lembaga bahkan

Undang-Undang. Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, UMKM didefinisikan sebagai berikut:

1) Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha

perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang ini.

2) Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil. Selain itu

definisi usaha kecil yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah

atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang ini.

3) Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil

atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

26

Ibid., hlm. 241.

Page 34: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

18

b. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Berdasarkan kekayaan dan hasil penjualan, menurut Undang-Undang

Nomor 20 tahun 2008 pasal 6, kriteria usaha mikro yaitu:

1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah). Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut:

a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar

lima ratus juta rupiah).

Sedangkan kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut:

a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar

lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00

(lima puluh milyar rupiah).

G. TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan hasil penelusuran peneliti terhadap beberapa literatur terdahulu,

maka peneliti menemukan adanya beberapa referensi yang dapat menunjang

penelitian ini untuk dapat ditindaklanjuti. Kemudian dari literatur-literatur yang

penulis temukan, terdapat titik persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang

akan peneliti lakukan. Letak persamaan dan perbedaan dari literatur-literatur

tersebut antara lain peneliti uraikan dalam paragraf dibawah ini:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Supriadi Muslimin dalam skripsinya dengan

judul “ Peran Lembaga Keuangan Mikro Syariah terhadap Pemeberdayaan

UMKM” (Studi kasus pada BMT Al Amin Makassar). Metode yang

digunakan adalah kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini banyak

Page 35: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

19

menyinggung masalah peran BMT dari sisi pembiayaan melalui akad

mudhorabah, sedangkan penulis lebih membahas keseluruhan pembiayaan

BMT terhadap pemberdayaan UMKM.

2. Skripsi, Aulia Suryani,“Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah pada

Baitul Mal Wat Tamwil”. Metode yang digunakan yaitu analisa dan kualitatif

yang menjelaskan secara deskriptif mengenai prosedur Pemberian

Pembiayaan pada BMT Taqwa Muhammadiyah. Hasil penelitian ini adalah

Prosedur pemberian pembiayaan pada BMT Muhammadiyah Padang yaitu

terlebih dahulu nasabah mengisi formulir Permohonan pembiayaan,

kemudian di periksa kelengkapan adminidtrasi calon nasabah oleh

Andimistrasi Pembiayaan, setelah itu maka di lakukan survei oleh Kepala

Cabang dengan Kepala Pembiayaan atau Kepala Pembiayaan dengan

Account Officer, kemudian data-data yang di dapat dari hasil survei dianalisa

oleh kepala pembiayaan, setelah dilakukan analisa maka permintaan calon

nasabah dianggap layak maka dikeluarkan Surat Persetujuan Fasilitas

Pembiayaan (SP3), jika calon nasabah sepakat dengan SP3 maka dilakuakn

penandatanganan akad pembiayaan, setelah itu maka nasabah bisa mengambil

dana yang di butuhkan. 27

3. Jurnal Akuntansi Terapan Indonesia Vol 1 No 1 Hal 46-51 Maret 2018,

Andreani Hanjani dan Dita Arie Haryati. “Mekanisme Pembiayaan

Murabahah Pada Nasabah di Baitul Maal wa Tamwil Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki

bagaimana prosedur pembiayaan murabahah pada nasabah dan faktor-faktor

yang mempengaruhi nasabah memilih murabahah di BMT Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta”.28

Pendekatan yang digunakan adalah

investigatif dengan melibatkan informan penelitian dari nasabah BMT UMY.

Metodenya yaitu dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi di

27

Aulia Suryani dan Afriyeni,” Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah pada Baitul

Mal Wat Tamwil (BMT) taqwa Muhammadiyah Padang”, jurnal, ( Maret 2015). 28

Andreani Hanjani dan Dita Arie Haryati, “Mekanisme Pembiayaan Murabahah Pada

Nasabah di Baitul Maal Wa Tamwil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.”Jurnal Akuntansi

Terapan Indonesia , Vol. 1, No. 1 Hal 46-51 (Maret 2018).

Page 36: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

20

lokasi penelitian. Hasil penelitiannya yaitu prosedur ada tiga tahap yaitu

pemohon telah memenuhi syarat-syarat sebagai pemohon, kemudian bagian

pembiayaan mengumpulkan beberapa berkas yang telah diajukan si pemohon

guna dilakukan penanganan oleh tim suveyor, melakukan analisis kelapangan

kepada calon nasabah.

Dari beberapa penelitian terdahulu yang dijelaskan diatas yang menjadi

perbedaan adalah penulis lebih mengkaji mengenai mekanisme pembiayaan mikro

syariah oleh BMT di kota Jambi terhadap pemberdayaan UMKM di kota Jambi.

Adapun yang menjadi objek penelitian yaitu tiga BMT di kota Jambi BMT Al-

Ishlah, BMT KoSSUMA, dan BMT Muslimah Masyitoh.

H. Kerangka Konsep

Baitul Maal Wattamwil (BMT) merupakan suatu lembaga yang terdiri dari

dua istilah, yaitu baitulmaal dan baitul tamwil. Baitulmaal lebih mengarah pada

usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang nonprofit, seperti: zakat,

infaq, dan sedekah. Adapun baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan

penyaluran dana komersial. Usaha-usah tersebut menjadi bagian yang tidak

terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat

kecil dengan berlandaskan islam. Lembaga ini didirikan dengan maksud untuk

memfasilitasi masyarakat bawah yang tidak terjangkau oleh pelayanan bank Islam

atau BPR Islam. Prinsip operasinya didasarkan atas prinsip bagi hasil, jual beli

(ijarah), dan titipan (wadiah).29

Secara garis besar peran umum BMT adalah melakukan pembiayaan dan

pendanaan yang berdasarkan sistem syariah. Pembiayaan yang ditawarkan

berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Sebagai lembaga keuangan syariah yang

bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat kecil dalam memberdayakan

UMKM, yang masih minim dalam hal pengetahuan dan permodalan, maka BMT

mempunyai tugas penting dalam mengemban misi keislaman dalam segala aspek

kehidupan masyarakat.

29

Nurul Huda dan Mohamad Haikal, Lembaga Keuangan IslamTinjauan Teoritis dan

Praktis, Cet. Ke-3, (Jakarta: Prenamedia Group, 2015). Hlm. 363.

Page 37: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

21

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok

pelaku usaha terbesar di Indonesia dan memiliki peranan yang signifikan terhadap

perekonomian nasional khususnya Produk Domestik Bruto (PDB), penyerapan

tenaga kerja serta pengentasan kemiskinan. Terlepas peranan penting diatas,

sebagian besar UMKM menghadapi kendala permodalan, pemasaran serta

pembinaan.

Berdasarkan kerangka teori di atas, dapat disusun kerangka konsep

penelitian sebagai berikut:

Gambar 1

Kerangka Konsep Penelitian

Mekanisme Pembiayaan

Mikro Syariah Oleh Baitul

Maal wat Tamwil (BMT)

Pemebrdayaan Usaha

Mikro Kecil Menenga

(UMKM)

Temuan Pembiayaan BMT dalam

memberdayakan UMKM

Page 38: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

22

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang penulis gunakan yaitu penelitian kualitatif

deskriptif. Data penelitian ini di peroleh dari hasil wawancara dengan observasi

dan dokumentasi. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan manajemen

pembiayaan mikro syariah di BMT Kota Jambi dalam rangka pemberdayaan

UMKM di kota Jambi. Penelitian ini lebih lanjut untuk menemukan kekurangan

dan kelebihan BMT, sehingga dapat diketahui dan dapat menentukan jenis dan

upaya penyempurnaannya.

B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder:

a. Data Primer

Data primer yang peneliti gunakan adalah hasil observasi di lapangan,

wawancara dengan pihak BMT dan dokumentasi yaitu mengenai manajemen atau

pembiayaan mikro syariah pada tiga BMT di kota Jambi.

b. Data Sekunder

Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah literatur dari pihak

BMT, kepustakaan, internet, jurnal, artikel dan media cetak yang ada

hubungannya dengan penelitian yang dilakukan. Data ini digunakan peneliti

sebagai data pelengkap dari data primer.

2. Sumber Data

1) Sumber Data Primer

Dalam penelitian ini, sumber data primer yang digunakan adalah informan

yang dalam penelitian ini yaitu Kepala BMT, Staf Pembiayaan, Bendahara,

Sekretaris dan pihak terkait di BMT Al-Ishlah, BMT KOSSUMA, dan BMT

Muslimah Masyitoh.

2) Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yaitu informasi yang diperoleh tidak langsung dari

sumbernya. “sumber data sekunder adalah sumber data kedua sesudah sumber

Page 39: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

23

data primer.”30

Misalnya berupa hasil pengelolaan lebih lanjut dari data primer.

Data ini digunakan untuk mendukung informasi dari data primer. Jadi, sumber

data sekunder yang digunakan adalah pihak BMT, kepustakaan, internet, jurnal,

artikel dan media cetak yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan

C. Instrumen Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini secara umum terdiri dari

data yang bersumber dari penelitian lapangan.. Instrument pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan

dokumentasi.

1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan secara langsung pada objek penelitian.

Menurut Burhan Bungin “Metode observasi adalah proses memperoleh

keterangan untuk penelitian melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap fanomena yang sedang di teliti,”31

pencatatan pola perilaku subjek

(orang), objek (benda atau kejadian) yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau

komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. Dalam penelitian ini, Peneliti

menggunakan observasi yang secara terang-terangan atau tersamar guna

mendapatkan informasi mengenai prosedur pembiayaan UMKM, kedala pada

pembiayaan mikro, dan strategi pemasaran pembiayaan yang dilakukan oleh BMT

Al-Ishlah, BMT KOSSUMA, dan BMT Muslimah Masyitoh.

Adapun yang dimaksud dengan observasi yang secara terang-terangan atau

tersamar adalah peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus

terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka

yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi

dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi,

hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang

masih dirahasiakan.32

30

Ibid., hlm. 129.

31

Burhan Bungin, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: 2005, Kencana), hlm. 164. 32

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 67.

Page 40: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

24

2. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan mengambil informasi dari informan yang

berkaitan dengan penelitian. Menurut Burhan Bungin, “wawancara adalah proses

memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil

bertatap muka antara pewawancara dengan responden.”33

Adapun metode

wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara sistematis dan wawancara

terarah. Wawancara merupakan wahana strategis pengambilan data yang

memerlukan kejelian dan teknik-teknik tertentu.

Dalam pengumpulan data ini, penulis menggunakan bentuk wawancara

terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara dimana

pewawancara menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang diajukan.34

Wawancara ini digunakan untuk mencari informasi tentang mekanisme

pembiayaan mikro di BMT terhadap pemberdayaan UMKM di BMT Al-Ishah,

BMT KOSSUMA dan BMT Muslimah Masyitoh. Sedangkan wawancara tidak

terstruktur adalah wawancara dimana peneliti maupun subyek penelitian lebih

bebas menggunakan pendapatnya, namun peneliti tidak terkesan mengajari

informan.35

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah

tempat untuk mendapatkan data dari sumber data primer yaitu informan yang

memiliki kepemahaman dibidangnya yang berkaitan dengan skripsi ini.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumentasi biasanya berbentuk tulisan, laporan-laporan, gambar atau karya-

karya monumental dari seseorang. Menurut Suharsimi Arikunto “dokumentasi

adalah cara mencari data mengurai hal-hal atau variabel-variabel yang merupakan

catatan buku, surat kabar, majalah, agenda dan lain sebagainya.”36

Dalam hal ini

data yang peneliti gunakan adalah berasal dari buku-buku, serta dokumen-

33Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Jakarta, 2013,Kencana), hlm.

132. 34

Suwardi Endaswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan, (Yogyakarta: Gadjah Mada

University, 2006), hlm. 213. 35

Ibid.,hlm, 214. 36

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 149.

Page 41: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

25

dokumen yang berkaitan dengan mekanisme pembiayaan di BMT kota Jambi

yaitu BMT Al-Ishlah, BMT KOSSUMA dan BMT Muslimah Masyitoh. Data lain

yang bersumber dari referensi studi kepustakaan melalui jurnal, artikel, media

cetak dan bahan lain dari berbagai situs website yang mendukung.

D. Teknik Analisis Data

Setelah selesai penelitian ini, maka data yang diperoleh terlebih dahulu

diseleksi menurut variabel-variabel tertentu dan dianalisis melalui segi kualitatif,

data ini dianalisis dengan teknik sebagai berikut. Analisis data sebelum

kelapangan menurut Matthew B. Milles dan Michael Huberman yaitu peneliti

menganalisis data terhadap hasi studi pendahuluan, atau data sekunder yang akan

digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Adapun analisis setelah

dilapangan menurut Miles dan Helman terdiri dari beberapa tahapan yaitu:

1. Reduksi Data

Menurut Mattew dan michael “Reduksi data artinya sebagai proses

pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan- catatan lapangan. Reduksi data

dalam penelitian ini berlangsung terus-menerus selama penelitian.” 37

Makna dari

pada tahap ini peneliti merekam atau mencatat data lapangan kemudian

ditafsirkan atau diseleksi masing-masing data yang relevan dengan fokus masalah

yang diteliti.

2. Penyajian

Menurut Matthew dan Michael “Penyajian data merupakan sekumpulan

informasi yang telah tersusun dari hasil reduksi data. Penyajian data ini

memungkinkan peneliti menarik kesimpulan atau pengambilan tindakan lebih

lanjut.”38

Penyajian data ini dilakukan ketika data yang diperoleh sudah

terkumpul. Sehingga memudahkan peneliti dalam menyimpulkan dari hasil

analisis reduksi data. Dengan cara ini, peneliti tidak kesulitan dalam penguasaan

informasi yang telah terkumpul.

37

Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, cet. Ke-4, (Bandung: Alfabeta, 2013),

hlm. 100. 38

Ibid., hlm. 101.

Page 42: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

26

3. Pengambilan Kesimpulan atau Verifikasi

Kesimpulan yang diambil dari data yang terkumpul perlu diverifikasi terus

menerus selama penelitian berlangsung agar data yang didapat terjamin dan dapat

dipertangungjawabkan. Analisis data kualitatif merupakan upaya analisis yang

berlanjut, berulang dan terus menerus, terjalin hubungan saling terkait antara

kegiatan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.39

Untuk itu, penarikan kesimpulan ini masih bisa dapat diuji kembali dengan

data dilapangan, dengan cara merefleksikan kembali, peneliti dapat bertukar

pikiran dengan teman dan melakukan triangulasi data, sehingga peneliti dapat

menarik kesimpulan dalam bentuk deskripsi laporan penelitian.

E. Triangulasi Data

Menurut Lexy J. Moleong “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan suatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu.”40

Teknik triangulasi

pada penelitian kualitatif dimanfaatkan sebagai pengecekan keabsahan data yang

peneliti temukan dari hasil antara wawancara peneliti dengan informan kunci dan

hasil wawancara dengan beberapa orang informan lainnya, kemudian peneliti

mengkonfirmasikan dengan studi dokumentasi yang berhubungan dengan

penelitian serta hasil pengamatan peneliti di lapangan sehingga kemurnian dan

keabsahan data terjamin.

F. Sistematika Penulisan

Agar sistematika dalam penelitian ini dapat mengarah pada tujuan yang

telah ditetapkan, maka disusun sedemikian rupa secara sistematis yang terdiri dari

lima bab masing-masing menampakkan karekteristik yang berbeda namun dalam

satu kesatuan tak terpisah.

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini berisi tentang latar belakang, fokus penelitian, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian teori,

kerangka teori dan tinjauan pustaka.

39

Ibid., hlm. 101. 40

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

200), hlm. 330.

Page 43: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

27

BAB II Metodelogi Penelitian

Pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, intrumen pengumpulan data,

teknik analisis data dan sistematika penelitian.

BAB III Gambaran Umum Tempat Penelitian

Berisi tentang sejarah terbentuknya BMT Al-Ishlah, BMT KOSSUMA dan

BMT Muslimah Masyitoh, visi dan misi, Kegiatan BMT, struktur organisasi,

danproduk-produk BMT Al-Ishlah, BMT KOSSUMA dan BMT Muslimah

Masyitoh.

BAB IV Pembahasan dan Hasil Penelitian

Berisi tentang manajemen pembiyaan mikro syariah di BMT kota Jambi

yaitu BMT Al Ishlah, BMT KOSSUMA, dan BMT Muslimah Masyitoh. Peran

pembiayaan Mikro Syaria oleh BMT dalam Pemberdayaan UMKM di kota Jambi.

Kendala-Kendala BMT dalam Pembiayaan dan Pemberdayaan UMK di Kota

Jambi

Bab V Penutup

Berisi uraian tentang kesimpulan dan saran.

G. Jadwal Peneliti

Page 44: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

28

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

(Tiga BMT di Kota Jambi)

A. BMT Al- Ishlah Kota Jambi

1. Sejarah Berdirinya BMT Al-Ishlah

Latar belakang dibentuknya BMT Al-Ishlah Jambi yaitu untuk

menciptakan adanya lembaga syariah yang memberi solusi untuk usaha kecil.

Dikarnakan jika usaha besar bisa ke bank. Namun, banyak usaha-usaha kecil

masyarakat yang tidak dijangkau oleh bank. Dan untuk mengurangi masyarakat

terjerat oleh rentenir. Maka dari itu dibentuklah oleh 21 orang sebuah lembaga

yang bernama BMT Al-Ishlah. Hal ini disampaikan oleh ketua BMT Al-Ishla

yang merupakan salah satu pendiri awal BMT Al-Ishlah, bahwa:

Latar belakang berdirinya BMT karena pengen ada lembaga syariah yang

memberi solusi untuk usaha kecil, kalau usaha besarkan bisa di bank,

kalau usaha kecilkan kalau dia minjam palingan jumlahnya kecill. Ke bank

dia tidak bisa. Kalau ke bank tidak bisa kan otomatis ke rentenir.

Sebenarnya latar belakangnya sederhana saja supaya tumbuh lembaga-

lembaga keuangan syariah. Kalaupun kita tidak bisa memberantas rentenir

setidaknya mengurangi, kalau dibilang memberantas rentenir tidak

mungkin karena berjuta-juta rentenir, tapi mengurangi setidaknya sedikit

ada yang terselamatkan.41

Keadaan perekonomian yang berubah dengan cepat senantiasa berdampak

terhadap aspek kehidupan masyarakat baik dampak positif maupun negetif.

Adanya keterbukaan dalam sistem perekonomian menimbulkan kesempatan yang

semakin terbuka bagi para pelaku ekonomi. Disisi lain hal ini menimbulkan

persaingan didalam merebut kesempatan/peluang yang ada. Namun pada

kenyataannya menunjukkan bahwa kondisi sosial sebagian besar ummat islam

kurang menggembirakan. Banyak hal yang menjadi penyebab, salah satunya

41

Wawancara dengan Sri Rahayu, Ketua Koperasi BMT Al-Ishlah Jambi, 25 Oktober

2019.

Page 45: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

29

adalah sistem lembaga keuangan dan perbankan yang belum mampu menjangkau

kepentingan ummat lapisan bawah.

Bertolak dari hal tersebut, maka pada tanggal 5 Juli 1999 bertepatan

dengan 21 Rabiul awwal 1420 H didirikanlah Koperasi BMT Al-Ishlah yang

bergerak dibidang Simpan Pinjam dan usaha rill yang sesuai dengan syariat Islam.

Pada awal berdirinya Koperasi BMT Al- Ishlah berbentuk KSM (Kelompok

Swadaya Masyarakat) yang didirikan pada tahun 1998 dengan nama KSM BMT

Al-Ammanah dengan modal awal Rp. 56.000.000.42

BMT Al-Ishlah adalah BMT kedua tertua di provinsi Jambi setelah BMT

Al-Amanah yang diinisiasi oleh ICMI (ikatan cendikiawan muslim indonesia) dan

MUI Provinsi Jambi. Sedangkan BMT Al-Ishlah di inisiatori oleh sekelompok

orang yang bekerja sama dengan kementrian tenaga kerja dan diberi nama TKMP

BMT (tenaga kerja mandiri profesional BMT). Pendiri awal BMT Al-Ishlah

berjumlahh 21 orang.43

2. Kegiatan Koperasi BMT Al-Ishlah Kota Jambi

Usaha pemberdayaan masyarakat ekonomi lemah dilakukan dengan

intensif, penghimpunan dan penarikan dana masyarakat dalam bentuk tabungan,

simpanan berjangka, dan dana titipan untuk kemudian disalurkan dalam bentuk

pembiayaan/kredit kepada usaha-usaha kecil.

Sasaran penghimpunan dana BMT Al-Ishlah adalah golongan kelas

menengah atas tetapi kelompok masyarakat menengah kebawah tetap kami

arahkan untuk menabung sesuai dengan kesanggupannya. Sedangkan sasaran

utama penyaluran pembiayaan adalah para pedagang kecil dan usaha kecil yang

tidak dapat menjangkau perbankan, pola pengembalian dananya meliputi

mingguan dan bulanan.

Selain usaha yang bersifat mencari keuntungan, BMT Al-Ishlah juga

melakukan pemberdayaan melalui usaha sosial/dakwah. Usaha dimaksudkan

untuk meningkatkan kesadaran anggota dan masyarakat tentang

tanggungjawabnya terhadap sesama, memberikan wawasan tentang etika bisnis

42

BMT Al-Ishlah, Sejarah Berdirinya Koperasi Al-Ishlah Jambi, 17 Oktober 2019. 43

Wawancara dengan Sri Rahayu, Ketua BMT Al-Ishlah Jambi, 25 Oktober 2019.

Page 46: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

30

serta menberikan bantuan sosial berupa bea siswa, pemberian paket sembako

setiap Ramadhan, majlis taklim untuk anggota. Usaha sosial ini dapat

dilaksanakan dengan upaya penghimpuna dana zakat, infak dan shadaqah (ZIS)

seta sumbangan sosial lainnya unruk disalurkan sesuai dengan kebutuhan anggota

dan masyarakat.

Selain kegiatan diatas BMT Al-Ishlah juga melaksanakan kegiatan-

kegiatan sosial seperti:

1. Tebar qu‟an bekerjasama dengan Dompet Dhua‟fa Republika yaitu berupa

penyebaran hewan qurban di daerah kerja BMT

2. Beasiswa

3. Peduli dhua‟afa, berupa pembagian paket sembako pada bulan ramadhan

kepada para dhua‟afa

4. Buka puasa bersama dhua‟afa

Adapun Ruang Lingkup Usaha Koperasi BMT Al-Ishlah Sejak berdiri, Koperasi

BMT Al-Ishlah mengembangkan dua jenis usaha yaitu:

1. Usaha Bisnis: simpan pinjam dengan pola syariah

2. Usaha Sosial:

a) Penghimpuna dan penyaluran dana ZIS

b) Majlis Taklim

c) Kegiatan peduli Dhuafa setiap Bulan Ramadhan

3. Visi dan Misi

a. Visi

Menjadi lembaga keuangan syariah terdepan dalam pemberdayaan ekonomi

anggota dan masyarakat yang kuat dan mandiri.44

b. Misi

1) Meningkatkan kapasitas kelembagaan dalam kegiatan ekonomi rilldan

pemberdayaan.

2) Membebaskan anggota dan masyarakat dari rentenir, ribawi dan kemiskinan.

3) Membangun struktur masyarakat madani yang adil, makmur, dan berkeadilan

yang berlandaskan syariat dan ridho Allah SWT.

44

Hasi Observasi di BMT Al-Ishlah, 18 september 2019, pukul 10.00 WIB.

Page 47: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

31

4. Struktur Organisasi Koperasi BMT Al-Ishlah Jambi

Gambar 2

Struktur Organisasi BMT Al-Ishlah Kota Jambi

Sumber: Hasil wawancara dengan Ibu Desmawati, Pengurus Kopersasi BMT Al-

Ishlah Jambi

Adapun kepengurusan di BMT Al-Ishlah saat ini yaitu:

a) pengurus

Ketua : Sri Rahayu, SE

Sekretaris : Musmirah, A.Md

Bendahara : Desmawati, S.Pd

b) Pengawas

Ketua : Dr. H. M. Manurung, Lc.M.Ag

Anggota : Dr.Lucky Engraini, S.E, M.Si

Linda Rahmawari, S.Pt

BADAN PENGURUS

ADM. UMUM

BADAN PENGAWASAN taf Pe

JASA OPERASIONAL

R A T

USAHA RIIL

PEMBIAYAAN

TABUNGAN

ZIS

KASIR

Page 48: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

32

5. Produk- produk BMT Al-Ishlah Jambi

Produk-produk dan jasa yang ditawarkan BMT Al-Ishlah adalah sebagai

berikut:

a. Tabungan

Produk tabungan di Koperasi BMT Al-Ishlah yaitu:

1) Tabungan Ummat

Setoran awal minimal 20.000 dapat disetor dan ditarik setiap hari kerja

2) Tabungan siswa

Khusus untuk pelajar/ siswa. Mendidik anak-anak untuk cinta menabung.

3) Tabungan Qurban

Tabungan yang khusus untuk membantu anda untuk mewujudkan niat suci

anda dalam menunaikan ibadah qurban.

a. Pembiayaan

Produk pembiayaan di Koperasi BMT Al-Ishlah yaitu:

1) Pembiayaan Murabahah

2) Pembiayaan Ijarah

3) Pembiayaan Murabahah

4) Pembiayaan Mudharabah

5) Pembiayaan Ar-Rohn

6. Syarat – syarat Menjadi Anggota

a) Fotokopi KTP sebanyak 1 lembar

b) Foto ukuran 3x4 sebanyak 1 lembar

c) Telah membayar :

- Simpanan pokok Rp. 400.000,-

- Simpanan wajib Rp. 10.000,- setiap bulan

- Biaya administrasi Rp. 10.000,-

7. Alamat BMT Al-Ishlah

Alamat BMT Al- Ishlah terletak di Jalan Pattimura Lrg. Melati No.50 RT

19 Kel. Simpang IV Sipin, Kec. Telanaipura Kota Jambi Kode Pos 36129 No. Hp

0853 9705 2005 Telp./ fax 0741-61536.

Page 49: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

33

B. BMT KOSSUMA Kota Jambi

1. Sejarah Berdirinya BMT KOSSUMA

Baitul Maal wat Tamwil (BMT) KOSSUMA berdiri pada tanggal 25

september 2007 dengan jumlah pendiri 21 orang. BMT KOSSMUA atau BMT

Usaha Salimah di dirikan oleh sebuah Ormas Salimah ( Persaudaraan Salimah).

Awal berdirinya BMT KOSSUMA yaitu dibentuk sebagai perwujudan nyata dari

rencana kerja Ormas Salimah (Persaudaraan Muslimah) sebagai mediator

sampainya kebijakan dan program pemerintah ke masyarakat. Oleh karena itu

dibentuklah sebua lembaga keungan syariah dalam bentuk BMT sebagai wujud

tercapainya program-program LKS kepada masyarakat. Hal ini disampaikan oleh

Yuni Herawati selaku ketua BMT KOSSUMA, yaitu :

BMT ini bernama BMT Usaha Salimah atau biasa disebut BMT

KOSSUMA. Awal terbentuknya BMT KOSSUMA yaitu sebenarnya ini

salah salah satu dari rencana kerja dari Ormas Salimah (Persaudaraan

Muslimah) untuk membentukk suatu lembaga sebagai wadah untuk

mengaplikasikan perekonomian Islam dalam bentuk LKS atau BMT.

Sehingga terbentuklah BMT yang di beri nama BMT KOSSUMA.45

Kemudian dari pada itu yang menjadi pertimbangan kedua ialah kondisi

ekonomi masyarakat yang sangat membutuhkan stimulant bagi kebutuhan dasar

hidupnya. Sehingga hal ini mendorong untuk mendirikan lembaga keuangan yang

berbasis syriah dengan tujuan bersama mensejatrakan anggota dan masyarakat

dengan bisnis berprinsip syariah.46

BMT KOSSUMA itu memiliki tujuan untuk memberdayakan potensi

perempuan dibidang ekonomi, membiasakan hidup hemat, investasi, suka

menabung, tolong menolong dan musyawarah dikalangan perempuan serta

berperan aktif dalam menegakkan ekonomi syariah. Adapun yang menjadi sasaran

utama dari BMT KOSSUMA yaitu masyarakat luas, terutama ibu-ibu yang

bergabung dalam majelis ta‟lim – majelis ta‟lim di kota Jambi.

45

Wawancara dengan Yuni Herawati, Ketua BMT KOSSUMA, 24 Oktober 2019, Pukul

10.15 WIB. 46

Hasil Observasi BMT KOSSUMA, 24 Maret 2019. Pukul 09.30 WIB.

Page 50: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

34

2. Kegiatan BMT KOSSUMA

a. Syiar Gerakan

1) Menggalakkan budaya silaturahim dan gotong royong

2) Melakukan proses pembiasaan perilaku ekonomis dari diri sendiri dan

keluarga

3) Merancang gerakan 5 M :

a) Menyisihkan infaq diawal

b) Membayar hutang itu wajib

c) Mengembangkan dana melalui kegiatan investasi

d) Menabung untuk masa depan

e) Membeli yang dibutuhkan

f) Memberikan kesempatan dan akses dana yang cukup luas bagi mereka yang

mau dan mampu menciptakan usaha

g) Mengoptimalkan zakat dan wakaf sebagai investment safety net.

b. Usaha – Usaha

a) Menerima dan menghimpun dana umat islam, berupa zakat, infaq, sadaqah,

hibah dari angota maupun bukan dari anggota, untuk disalurkan kepada yang

berhak dan atau meminjamkan secara Al-Qhordul Hasan (Pinjaman kebaikan)

b) Menghimpun dan menyalurkan dana melalui kegiatan usaha simpan pinjam

dari dan untuk anggota berdasarkan prinsip bagi hasil syariah islam.

c) Melakuakn kegiatan pembinaan keimanan dan ketaqwaan serta pendidikan

untuk anggota khususnya dan masyarakat (umat) pada umumnya.

3. Visi dan Misi

a) KOSSUMA berperan aktif dalam meningkatkan produktivitas masyarakat

menuju kemampuan ekonoi umat.

b) Mengkoordinir dan mensinergikan semua potensi ekonomi bagi kesejahteraan

umat.

c) Berperan aktif dalam membina kelangsungan hidup umat.

Page 51: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

35

4. Struktur Organisasi

Gambar 3

Struktur Organisasi BMT KOSSUMA

Sumber: BMT KOSSUMA Kota Jambi

Ketua : Yuni Herawati

Sekretaris : Nenden Sagita, A. Md

Bendahara : Susil Suparti

Manager/Pengelola

Administrasi : Nenden Sagita, A. Md

Kasir : Salvinur, SE., Sy

Badan Pengawas Syariah : Dr. Lucky Anggraini Fitri, S. E, M. St

Salamah, SE

Sukmawati, SE., Sy

PENGURUS

ADM. UMUM

PENGAWAS

taf Pe

JASA OPERASIONAL

R A T

USAHA RIIL

PEMBIAYAAN

TABUNGAN

ZIS

KASIR

MANAGER

Page 52: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

36

5. Produk-produk BMT KOSSUMA

Produk- produk BMT KOSSUMA, yaitu:

a) Simpan Pinjam dengan system syariah

1) Pembiayaan

- Murabahah

- Mudharabah

- Musyarakah

- Pembelian barang konsumtif (Televisi, kulkas dll)

2) Investasi berjangka syariah

3) Tabungan siswa

4) Tabungan Qurban

5) Tabungan umat

b) Menerima dan menyalurkan zakat, infaq dan sadaqah.

6. Syarat – syarat menjadi anggota

a) Fotokopi KTP sebanyak 1 lembar

b) Foto ukuran 3x4 sebanyak 1 lembar

c) Telah membayar :

1) Simpanan pokok Rp. 200.000

2) Simpanan wajib Rp. 10.000,- setiap bulan

3) Biaya administrasi Rp. 10.000,-

7. Alamat BMT KOSSUMA

Alamat BMT KOSSUMA yaitu terletak di Jalan Nusa Indah No. 3 No.

123 Kel. Rawasari Kec. Alam Barajo Kota Jambi.

C. BMT Muslimah Masyitoh Kota Jambi

1. Sejarah Berdirinya BMT Muslimah Masyitoh

Sejarah dibentuknya BMT Muslimah Masyitoh adalah dilatar belakangi

oleh sekelompok mahasiswi dari berbagai kampus yang memiliki masalah

keuangan terutama untuk biaya kuliah. Pada tahun 2002, awalnya ada beberapa

mahasiswi 20 orang sedang kesulitan masalah dana, maka mereka berinisiatif

membentuk sebuah lembaga yang bisa menjadi solusi dari masalah keuangan

Page 53: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

37

meraka. Maka dari itu terbentuklah sebuah BMT yang diberi nama BMT

Muslimah Masyitoh.

Hal ini di jelaskan oleh ibu yusnita, selaku ketua di BMT Muslimah

Masyitoh. Menjelaskan bahwa:

Sejarah berdirinya BMT Muslimah Masyitoh itu pada tahun 2002, itu

perkmpulan anak-anak mahasiswa yang mengalami kendala dana untuk

biaya kuliah dan kebutuhan lainnya. Mereka sama-sama mencari solusi

dari permasalahan kekurangan dana tersebut. Sehingga muncullah insiatif

dari mahasiswa itu untuk membentuk sebuah usaha atau lembaga yang

bisa menjalankan usaha di bidang ekonomi namun tetap berbasis syariah.

Nah, dari itu terbentuklah sebuah BMT. jadi karena waktu itu rata-rata

perempuan semua, makanya namanyapun BMTnya itu Muslimah

Masyitoh.47

Pada awalnya semua anggota BMT diwajibkan wanita semua karena pada

awalnya berdiirnya anggota BMT Muslimah Masyitoh itu semuanya perempuan.

Seiring berjalannya waktu, karena jika wanita semua lebih terbatasi langkah-

langkah untk pengembangan BMT, maka dibolehkan untuk umum dan dari

berbagai kalangan baik wanita maupun laki-laki. Sehingga saat ini BMT

Muslimah Masyitoh tidak hanya menerima anggota atau nasabah perempuan saja.

Hal ini kembali dijelaskan oleh pak ihsan, selaku manager BMT Muslimah

Masyitoh, bahwa:

Dulunya hanya untuk wanita saja, namun pada akhirnya dibuka untuk

semua golongan. Ini dilakukan dengan pertimbangan untuk pengembangan

rana BMT sendiri. Karena kalau perempuan semua langkah-langkah kita

terbatas. Sedangkan kita memiliki visii misi yang besar. Oleh karena itu

saat ini dibuka untuk semua golongan.48

47

Wawancara dengan Yusnita, Ketua BMT Muslimah Masyitoh, 06 November 2019.

Pukul 11.00 48

Wawancara dengan Pak ihsan, Manager Pengelola BMT Muslimah Masyitoh, 24

Oktober 2019. Pukul 10.00 WIB

Page 54: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

38

Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa BMT Muslimah Masyitoh

berdiri pada tahun 2002, dibentuk oleh sekelompok mahasiswi dari beberapa

kampus di provinsi Jambi yang memiliki kendala yang sama dan berinisiatif untuk

membentuk sebuah lembaga untuk menjadi solusi dari masalah keuangan mereka.

BMT Muslimah Masyitoh sama saja dengan BMT lainnya yaitu lembaga

keuangan mikro berbasis syariah, yang berfungsi sebagai sarana untuk

memerdayakan perekonomian ummat melalu kerjasama antara pihak BMT,

anggota dan masyarakat luas dalam bentuk layanan-layanan seperti pembiayaan

usaha prodktif dan layanan konsmtif,simpanan atau tabungan.

2. Kegiatan BMT Muslimah Masyitoh

Kegiatan yang seringa dilakuakn oleh BMT Muslimah Masyitoh yaitu :49

a. Pengajian untuk para anggota yang materinya berisi tentang ekonomi syariah

seperti kewajiban membayar hutang, bahaya riba dan lain sebagainya.

b. Penyaluran ZIS

c. Kegiatan Ramadhan berbagi sembako dan buka bersama

d. Ivent-ivent koperasi

3. Visi dan Misi

a. Visi

Menjadi sebuah lembaga keuangan sayariah sebagai Mitra setia membangun

ekonomi ummat

b. Misi

1) Menghidarkan ummat Islam dari rentenir

2) Membangun ekonomi ummat

3) Membebaskan anggota dari kemiskinan dengan usaha-usaha berdasarkan

Syari‟at Islam.

49

Wawancara dengan Pak ihsan, Manager Pengelola BMT Muslimah Masyitoh, 24

Oktober 2019. Pukul 10.00 WIB

Page 55: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

39

4. Struktur Organisasi BMT Muslimah Masyitoh

Gambar 4

Struktur Organisasi BMT Muslimah Masyitoh

8.

Sumber: Hasil wawancara dengan Pak Ihsan Manager pengelola di BMT

Muslimah Masyitoh

Ketua : Yusnita, S. Ag

Sekretaris : Khairunnisa, S.E

Bendahara : Pika Fitrianingsih, S. Sy

Manager/Pengelola : Ihsan

Badan Pengawas Syariah : Dr. Lucky Anggraini Fitri, S. E, M. St

Badan Pengawas Akuntansi : Fatimah Azzahra, S. E

5. Produk-Produk BMT Muslimah Masyitoh

Adapun produk-produk dan jasa yang ditawarkan BMT Muslimah

Masyitoh adalah sebagai berikut:

a. Tabungan

1) Tabungan Siswa

PENGURUS

ADM. UMUM

PENGAWAS

taf Pe

JASA OPERASIONAL

R A T

USAHA RIIL

PEMBIAYAAN

TABUNGAN

ZIS

KASIR

MANAGER

Page 56: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

40

2) Tabungan Qurban

3) Tabungan Ummat

b. Pembiayaan

1) Murabahah

2) Ijarah

3) Musyarakah

4) Mudharabah

6. Syarat-syarat Menjadi Anggota

a) Fotokopi KTP sebanyak 1 lembar

b) Foto ukuran 3x4 sebanyak 1 lembar

c) Telah membayar :

2) Simpanan pokok Rp. 200.000

3) Simpanan wajib Rp. 10.000,- setiap bulan

4) Biaya administrasi Rp. 10.000,-

7. Alamat BMT Muslimah Masyitoh

Alamat BMT Muslimah Masyitoh terketak di Jalan Pattimura Lrg. Melati

No.50 RT 19 Kel. Simpang IV Sipin, Kec. Telanaipura Kota Jambi Kode Pos

36129 No. Hp 0853 9705 2005 Telp./ fax 0741

Page 57: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

41

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh

peneliti tentang analisis mekanisme pembiayaan mikro oleh BMT terhadap

pemberdayaan UMKM di kota Jambi dengan batasan pada tiga BMT yaitu BMT

Al-Ishlah, BMT KOSSUMA dan BMT Muslimah Masyitoh. Wawancara

dilaksanakan mulai dari tahap pra riset hingga tahap riset dengan mewawancarai

narasumber yang menurut peneliti banyak mengetahui tentang data-data yang di

butuhkan. Pertanyaan yang diajukan juga dibuat seakurat mungkin sehingga hasil-

hasil yang dicapai sesuai dengan data-data yang diinginkan oleh penulis dalam

pembuatan tugas akhir ini.

A. Manajemen Pembiayaan Mikro Syariah pada BMT Kota Jambi

1. Manajemen Pembiayaan Mikro Syariah di BMT Al Ishlah

Pembiayaan mikro pada BMT adalah pembiayaan yang diberikan kepada

anggota yang bergerak dibidang usaha- usaha kecil yang tidak dapat menjangkau

perbankan, pola pengembalian dananya meliputi mingguan dan bulanan.50

.

Pembiayaan adalah salah satu produk unggualan lembaga keuangan, begitupun di

BMT Al-Ishlah.

Mekanisme dana yang digunakan untuk pembiayaan diperoleh dari dana

tabungan anggota yang dikumpulkan menjadi satu dengan produk-produk lain dan

dikelola oleh BMT dalam penyaluran dana. Dengan prores yang mudah tersebut

maka diharapkan masyarakat kecil menengah khusunya pelaku-pelaku usaha

dapat tetap menjalankan roda perekonomian secara maksimal. sehingga tujuan

utama BMT untuk menyalurkan pembiayaan pada usaha-usaha kecil dan

memerangi kemiskinan dapat terealisasikan.

BMT dalam penyaluran pembiayaannya, meliputi berbagai jenis akad.

Akad pembiayaan yang paling banyak digunakan anggota yaitu akad murabahah.

Pembiayaan dengan akad murabahah ini banyak digunakan dan menjadi salah satu

cara dalam rangka menyalurkan dana kepada masyarakat, khususnya bagi pelaku

50

Wawancara dengan Musmira, Sekretaris BMT Al-Ishlah, 22 Oktober 2019, Pukul

11.30 WIB.

Page 58: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

42

usaha-usaha kecil. Pembiayaan akad murabahah dapat di implementasikan untuk

meningkatkan usaha mikro bagi anggota terutama wirausaha kecil.51

Pada proses pengajuan pembiayaan BMT Al-Ishlah, tahapan yang dilalui

calon anggota yaitu:52

a) Nasabah datang ke BMT untuk mengajukan pembiayaan dan mengisi

formulir permohonan pembiayaan. Atau mendaftar sebangai anggota jika

belum terdaftar sebagai anggota BMT lalu menyetorkan simpanan pokok atau

simpanan wajib ke BMT sebagai persyaratan penerimaan keanggotaan.

Anggota dapat melakukan pengajuan pembiayaan apabila memenuhi

beberapa syarat yang telah ditentukan oleh BMT Al-Ishlah Jambi,

diantaranya:

b) Melengkapi persyaratan umum yang telah di tetapkan

c) Memiliki agunan yang bisa menjadi jaminan

Setelah persyaratan diatas terpenuhi, pihak BMT kemudian menganalisis

keaslian dokumen yang diserahkan. Dalam proses pengajuan pembiayaan pihak

BMT berhak untuk mengabulkan dan menolak pembiayaan. Adapun jika diterima

BMT juga berhak menerima keseluruhan atau sebagian dari permohonan anggota

disesuaikan dengan hasil analisis pada anggota tersebut serta kemampuan BMT

sendiri dalam penyaluran pembiayaan. Dalam hal ini BMT Al-Ishlah telah

menetapkan jumlah plafon pembiayaan yaitu Rp.5000.000 yaitu berdasarkan hasil

Rapat Anggota Tahunan.53

d) Analisis kelayakan pembiayaan

Dalam tahap negosiasi, sebelum BMT memutuskan permohonan

pembiayaan dari anggota, pihak BMT melakukan analisis terlabih dahulu.

Analisis yang dilakukan oleh BMT yaitu analisis 5C. Adapun tahap yang

dilakukann adalah sebagai berikut:

1) Analisis Character

51

Wawancara dengan Desmawati, Pengurus dan Bendahara Koperasi BMT Al-Ishlah, 14

Oktober 2019, Pukul 10.30 WIB. 52

Wawancara dengan Musmira, Pengurus dan Sekretaris Koperasi BMT Al-Ishlah Jambi,

22 Oktober 2019, Pukul 10.15 WIB. 53

Wawancara dengan Musmira, Pengurus dan Sekretaris Koperasi BMT Al-Ishlah Jambi,

22 Oktober 2019, Pukul 10.15 WIB.

Page 59: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

43

Yaitu menggambarkan watak atau kepribadian calon anggota pembiayaan,

meliputi sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas serta tekad baiknya. Tujuan

BMT melakukan analisis character ini adalah untuk mengetahui bahwa calon

nasabah benar-benar jujur dan mempunyai keinginan kuat untuk melunasi

cicilannya.

2) Analisis Capital

Yaitu kondisi permodalan usaha calon anggota yang akan menjadi bahan

pertimbangan untuk menentukan besar pembiayaan yang diberikan. Sebelum

pemberian pembiayaan, pihak BMT juga akan melihat seberapa besar dan

seberapa banyak sumber penghasilan yang di terima oleh calon anggota. Capital

ini juga bisa dilihat dari formulir permohonan pembiayaan pada kolom jumlah

penghasilan tiap bulannya.

3) Analisis Capacity

Capacity yaitu analisis mengenai seberapa besar kemampuan calon

anggota dalam membayar kewajibannya kepa BMT. Penilaian capacity ini bisa

dilihat dari bukti struk pembayaran listrik, PDAM, atau gaya hidup calon anggota.

4) Analisis Conditional

Analisis terhadap kondisi ekonomi calon anggota yang memperngarui.

Dalam hal ini BMT akan melihat bagaiaman kondisi ekonomi calon anggota bisa

menutupi kebutuhan dan kewajibannya.

5) Analisis Coleterol

Yaitu menganalisa jaminan yang diberikan pemohon pembiayaan kepada

BMT. Langkah yang dapat diambil yaitu:

- Melakukan penelitian aspek legal jaminan untuk mengetahui status hukum

sebiah jaminan.

- Foto agunan

- Bukti keaslian No. mesin dan No. Rangka agunan berupa kendaraan.

Dalam hal ini BMT Al-Ishlah hanya menerima jaminan berupa agunan yaitu

BPKB dan STNK hidup pajak min. tahun 2014. BMT Al-Ishlah tidak

Page 60: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

44

menerima bentuk agunan lainnya. Hal ini dikarenakan untuk mengantisipasi

bentuk-bentuk resiko agunan yang bermasalah.54

e) Keputusan pembiayaan

Keputusan pembiayaan adalah untuk menentukan apakah pembiayaan

layak untuk diberikan atau tidak, jika layak maka calon nasabah akan dihubungi

untuk penandatanganan akad dan persiapan administrasi oleh BMT Al-Ishlah.

Keputusan pembiayaan akan mencakupi : akad pembiayaan, barang yang akan

dibeli anggota, jumlah yang akad diangsur berikut besar modal dan keuntungan

BMT, jangka waktu pembayaran dan biaya-biaya lainnya.

f) Margin keuntungan/ bagi hasil

Margin keuntungan atau bagi hasil di sesuaikan dengan akad yang dipilih

oleh nasabah. misalnnya pada proses perhitungan akad murabahah di koperasi

bedasarkan harga beli ditambah dengan keuntungan. Jumlah keuntungan atau

margin ditetapkan dari pihak BMT.

Contoh perhitungan pembiayaan murabahah pebelian gerobak pada usaha

pedagang kelontong:

Harga gerobak : Rp. 4.000.000

Total margin : Rp. 1.000.000

Total pembiayaan : Rp. 5.000.000

Jangka waktu : 10 bulan

Angsuran : Rp. 500.000/bulan

g) Pencairan pembiayaan

Pencairan pembiayaan di BMT Al-Ishlah yaitu setelah akad

ditandatangani, jika akad murabahah BMT Al-Islah yang akad menyediakan

barang yang dibutuhkan. Anggota datang dengan membawa KTP asli sebagai

tanda pengenal anggota yang ditunjukkan kepada pihak BMT Al-Ishlah.55

54

Wawancara dengan Musmira, Pengurus dan Sekretaris Koperasi BMT Al-Ishlah Jambi,

22 Oktober 2019, Pukul 11.00 WIB. 55

Wawancara dengan Musmira, Sekretaris BMT Al- Islah Kota Jambi, 22 oktober 2019.

Pukul 10.30 WIB

Page 61: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

45

h) Pembayaran angsuran

Pembayaran angsuran oleh anggota dilakukan dengan cara pengembalian

modal dan keuntungan secara mimgguan atau bulanan sesuai pilihan anggota

diawal perjanjian.

Gambar 5

Perosedur Pembiayaan pada BMT Al-Ishlah kota Jambi

a. Persyaratan umum pembiayaan di BMT Al- Ishlah adalah sebagai berikut:56

1) Pesyaratan pemohon pembiayaan:

a) Jujur

b) Photocopy KTP suami dan istri

c) Photocopy kartu keluarga

d) Pas photo nasabah ukuran 3x4 sebanyak 1 (satu) lembar

e) Photocopy jaminan (BPKB mobil/motor):

1) STNK kendaraan yang masih berlaku

2) BPKB motor minimal tahun 2014

3) Pajak kendaraan masih berlaku

56

Koperasi BMT Al-Ishlah, Formulir Permohonan Pembiayaan, 24 oktober 2019

Calon anggota datang ke BMT

untuk mengajukan

permohonan pembiayaan

Calon anggota menyerahkan

semua persyaratan yang

dibutuhkan

Pihak BMT akan melakukan

analisis kelayakan pembiayaan

Pihak BMT Al-Ishlah

akad mengadakan rapat

komite untuk

pengambilan keputusan

Pelaksanaan akad,

pencairan pembiayaan

dan pembayaran

angsuran awal

Page 62: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

46

b. Adapun kriteria dan tahapan pengajuan pembiayaan di BMT Al Ishlah

adalahh sebagai berikut:

1) Plafon pembiayaan Rp. 5.000.000

2) Skema Pembiayaan

3) Jangka waktu pembiayaan maksimal 10 bulan

4) Tujuan penggunaan

a) Penambahan modal usaha

b) Memajukan usaha

5) Target market yaitun wirausaha kecil

6) Jaminan berupa :

a) Photocopy jaminan (BPKB mobil/motor):

b) STNK kendaraan yang masih berlaku

c) BPKB motor minimal tahun 2014

d) Pajak kendaraan masih berlaku

7) Jenis pembayaran yaitu angsuran tetap dengan cicilan mingguan/ bulanan

8) Persyaratan permohanan pembiyaan :

a) Telah masuk sebagai anggota

b) Mengisi formulir pengajuan pembiayaan yang disediakan BMT Al- Ishlah

dan menyerahkan :

- Photocopy KTP suami dan istri

- Photocopy kartu keluarga

- Pas photo nasabah ukuran 3x4 sebanyak 1 (satu) lembar

c) Photocopy jaminan (BPKB mobil/motor):

- STNK kendaraan yang masih berlaku

- BPKB motor minimal tahun 2014

- Pajak kendaraan masih berlaku

9) Bersedia di survey

10) Jangka waktu pembiayaan 10 bulan

Page 63: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

47

2. Mekanisme Pembiayaan Mikro Syariah di BMT KOSSUMA

Pembiayaan mikro syariah yang di salurkan oleh BMT KOSSUMA

menggunakan akad mudharabah, musyarakah, murabahah. Akad mudharabah

merupakan bentuk kerja sama antara BMT dan anggota dimana BMT (shohibul

maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan anggota menjadi pengelola

(mudharib) dengan pembagian hasil sesuai kesepakatan. Akad musyarakah

merupakan akad kerja sama usaha patungan antara BMT dan anggota sebagai

pemilik modal (syarik/ shahibul maal) untuk membiayai suatu jenis usaha yang

halal dan produktif dengan pembagian hasil sesuai kesepakatan. Sedangkan akad

murabahah yaitu akad jual beli antara BMT dengan anggota dimana BMT

membeli barang yang dibutuhkan oleh anggota dan menjualnya kepada anggota

sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati.

Hal ini disampaikan oleh ibu Susil Suparti selaku bendahara di BMT

KOSSUMA, menjelaskan bahwa:

“pembiayaan syariah yang kami salurkan kepada anggota yaitu ada akad

mudharabah, musyarakah, murabahah, ijarah dan ar-rahn. Kalau akad

mudharabah berarti BMT bekerja sama dengan anggota, BMT sebagai

pemilik modal (sahibul maal) dan anggota sebagai mudharib. Akad

musyarakah yaitu investasi kerja sama usaha antara BMT dan anggota

sebagai pemilik modal. Akad murabahah itu jual beli anggota mengajukan

pembiayaan misalnya mau beli gerobak, lalu BMT membeli gerobak

kemudian menjualnya kembali kepada anggota dengan cara dibayar secra

angsuran, harga jualnya yaitu harga beli ditambah dengan keuntungan.”57

Setiap pembiayaan harus ada kesepakatan antara BMT dengan nasabah,

dalam akad kedua belah pihak menggunakan standar perjanjian yang telah diatur

oleh BMT sehingga anggota hanya mengisi data yang berkaitan dengan nasabah

57

Wawancara dengan Susil, Bendahara BMT KOSSUMA, 24 Maret 2019, Pukul 10.00

WIB.

Page 64: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

48

kemudian menandatanganinya. Penerapan produk-produk pembiayan di BMT

yaitu berdasarkan prinsip syariah.58

Sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan diperoleh dari dana

tabungan anggota yang dikumpulkan menjadi satu dengan produk-produk lain dan

dikelola oleh BMT KOSSUMA dalam penyaluran pembiayaan kepada anggota.

Dengan prores yang mudah tersebut maka diharapkan masyarakat kecil menengah

khusunya pelaku-pelaku usaha dapat tetap menjalankan roda perekonomian secara

maksimal. sehingga tujuan utama BMT untuk menyalurkan pembiayaan pada

usaha-usaha kecil dan memerangi kemiskinan dapat terealisasikan.

Pada proses pengajuan pembiayaan mikro pada BMT KOSSUMA meliputi

beberapa tahap yaitu sebagai berikut:59

a) Nasabah datang ke BMT KOSSUMA untuk mengajukan pembiayaan dan

mengisi formulir permohonan pembiayaan. Pihak BMT melakukan

pengecekan terhadap kelengkapan persyaratan yang telah diserahkan oleh

nasabah.

b) Setelah semua syarat terpenuhi, pihak BMT akan melakukan analisis

administrasi dan survey langsung ke lapangan.

c) Setelah analisis dan survey, pihak BMT mengadakan rapat komite untuk

menentuan diterima atau tidaknya pengajuan pembiayaan dari nasabah

tersebut.

d) Setelah akad dilakukan maka BMT akan mencairkan pembiayaan. Pencairan

pembiayaan disesuaikan dengan akad yang dipilih. Pada akad murabahah

yaitu pihak BMT mendampingi nasabah untuk membeli kebutuan usahanya.

e) Ketika akad ditandatangani, maka kewajiban nasabah terhadap BMT telah

dimulai, yaitu membayar angsuran pembiayaan denganbesar dan jangka

waktu yang telah disepakati.

58

Wawancara dengan Susil, Bendahara BMT KOSSUMA, 24 Maret 2019, Pukul 10.20

WIB. 59

Wawancara dengan Namden Sagito, Pengelola bagian Administrasi BMT KOSSUMA,

23 Maret 2019, Pukul 10.00 WIB.

Page 65: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

49

Analisis kelayakan pembiayaan

Pada tahap ini ada 5 analisa yang biasa dilakuakn oleh BMT KOSSUMA

dalam menganalisis kelayakan calon anggota pembiayaan untuk di berikan

pembiayaan, yakni:

a) Analisis Character

Adalah kemampuan pemohon untuk melengkapi kewajiban yang sudah

disepakati bersama. Biasanya BMT KOSSUMA melihat dari BI Cheking, Bank

Cheking, Trade Cheking atau personal trade.

b) Analisis Capital

Adalah keadaan permodalan usaha pemohon pembiayaan, yang aka

dijadikan bahan untuk pertimbangan memutuskan besar kecilnya pembiayaan

yang akan diberikan kepada pemohon.

c) Analisis Capacity

Capacity yaitu analisis mengenai seberapa besar kemampuan calon

anggota dalam membayar kewajibannya kepa BMT. Penilaian capacity ini bisa

dilihat dari bukti struk pembayaran listrik, PDAM, atau gaya hidup calon anggota.

d) Analisis Conditional

Keadaan ekonomi yang bisa mempengaruhi aktivitas bisnis (pemasaran

produk dan keuangan) anggota dan calon anggota pembiayaan.

e) Analisis Coleterol

Menelaah jaminan berupa kas, fixed asset atau dalam bentuk lain yang bisa

diberikan oleh pemohon untuk jaminan pembiayaan yang akan diberikan oleh

BMT.

Page 66: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

50

Gambar 6

Perosedur Pembiayaan pada BMT KOSSUMA kota Jambi

Persyaratan umum pembiayaan di BMT KOSSUMA adalah sebagai berikut:60

a. Pesyaratan pemohon pembiayaan:

1) Photocopy KTP suami dan istri

2) Photocopy kartu keluarga

3) Pas photo nasabah ukuran 3x4 sebanyak 1 (satu) lembar

4) Telah membayar :

a) Simpanan pokok Rp. 200.000

a) Simpanan wajib Rp. 10.000

b) Biaya administrasi Rp. 10.000

5) Photocopy jaminan (BPKB mobil/motor):

c) STNK kendaraan yang masih berlaku

d) BPKB motor minimal tahun 2011

e) Pajak kendaraan masih berlaku

60

BMT KOSSUMA, Formulir Permohonan Pembiayaan, 24 Maret 2019

Calon anggota datang ke BMT

untuk mengajukan

permohonan pembiayaan

Calon anggota menyerahkan

semua persyaratan yang

dibutuhkan

Pihak BMT akan melakukan

analisis kelayakan pembiayaan

Pihak BMT KOSSUMA

akan mengadakan rapat

komite untuk

pengambilan keputusan

Pelaksanaan akad,

pencairan pembiayaan

dan pembayaran

angsuran awal

Page 67: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

51

6) Bersedia di survey

Adapun kriteria di BMT KOSSUMA adalahh sebagai berikut:

a) Plafon pembiayaanRp. 3.000.000 (BMT KOSSUMA)

b) Jangka waktu pembiayaan maksimal 10 bulan

c) Tujuan pengguanaan untuk penambahan modal dan atau memajukan usaha

d) Target market yaitun wirausaha kecil

e) Jaminan berupa

f) Photocopy jaminan (BPKB mobil/motor):

f) STNK kendaraan yang masih berlaku

g) BPKB motor minimal 2011

h) Pajak kendaraan masih berlaku

g) Jenis pembayaran yaitu Angsuran tetap dengan cicilan mingguan/ bulanan

3. Manajemen Pembiayaan Mikro Syariah di BMT Muslimah Masyitoh

Manajemen pembiayaan mikro di BMT Muslimah Masyitoh yaitu :61

a. Nasabah mengajukan permohonan pembiayaan

Calon nasabah datang ke BMT Muslimah Masyitoh untuk mengisi

formulir permohonan pembiayaan sera membawa dokumen-dokumen yang telah

ditetapkan sebagai syarat dalam permohonan pembiayaan.

b. Wawancara

Dalam tahapan ini pihak BMT Muslimah Masyitoh bertemu langsung

dengan calon anggota . tujuan wawancara ini yaitu untuk mengetahui keinginann

calon anggota pembiayaan dan menilai kemampuannya dalam melaksanakan

kewajibannya. Wawancara ini meliputi semua data yang diperlukan.

c. Penyelidikan berkas

Setelah pengajuan pembiayaan dan wawancara tahapan selajutnya adalah

penyelidikan berkas atau dokumen-dokumen yang diberikan untuk mengecek

kelengkapan dan keaslian dokumen-dokumen yang menjadi persyaratan. Jika

dokumen belum lengkap maka pemohon diminta untuk melengkapi kembali

dokumen tersebut.

61

Wawancara dengan Ihsan, Manager Pengelola di BMT Muslimah Masyitoh, 23 Maret

2019. Pukul 10.30 WIB.

Page 68: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

52

d. Survey lokasi

Setelah memperoleh keyakinan dari keaslian dan kelengkapan dokumen

persyatan diatas, langkah selanjutnya adalah survey lokasi. Pada saat peninjauan

lokasi pihak BMT Muslimah Masyitoh mencoba menggali informasi sebanyak-

banyaknya kepada calon anggota pembiayaan.

e. Analisa kelayakan pembiayaan

Pada tahap ini ada beberapa analisa yang dilakukan oleh BMT Muslimah

Masyitoh, yaitu:

1) Dari segi Character (watak)

Melihat kepribadian calon anggota yaitu sejauh mana tingkat kejujuran dan

bagaimana karakternya. Contohnya jika pada saat wawancara ada hal yang

tidak sesuai dengan apa yang dilapangan, maka bisa saja BMT Muslimah

masyitoh tidak memberikan pembiayaan tersebut karena tindak ketidak

jujurannya. Tujuan analisa ini untuk melihat karakter calon anggota bahwa

mereka benar-benar jujur dan mempunyai keinginan untuk memenuhi

kewajiban untuk melunasi pinjamannya.

2) Capacity (kemampuan)

Analisa ini dilakukan untuk melihat kemampuan calon anggota dalam bidang

usaha. Dalam analisa ini BMT Muslimah Masyitoh mengaitkan dengan

kemampuan bisnis calon anggota.

3) Capital (modal)

Analisa ini dilakukan untuk melihat penggunaan modal secara efektif, dilihat

dari laporan keuangan atau dengan melakukan pengukuran. BMT Muslimah

Masyitoh akan memberikan modal sesuai dengan yang dibutuhkan oleh calon

anggota.

4) Colateral (jaminan)

Menilai jaminan atau agunan yang diberikan oleh calon naggota atas

pembiayaan yang di ajukan. Jaminan ini merupakan sumber pmbayaran

kedua, artinya apabila anggota pembiayaan tidak dapat membayar angsuran

maka termasuk dalam kredit macet maka pihak BMT dapat melakukan

eksekusi terhadap anggunan tersebut.

Page 69: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

53

5) Condition

Pada analisa conditional ini BMT Muslimah Masyitoh menilai kondisi

perekonomian dari calon anggota dengan mempertimbangkan sektor usaha

calon nasabah dikaitkan dengan kondisi ekonminya.

f. Keputusan pembiayaan

Keputusan pembiayaan adalah untuk menentukan apakah pembiayaan

layak diberikan atau tidak. Jika layak, maka calon nasabah akan di hubungi dan

jika tidak pihak BMT juga akan menginformasikan kepada calon anggota bahwa

pembiayaan tidak bisa di lanjutkan. Pada tahap ini juga akan di lakukan

penandatangann akad dan persiapan administrasi oleh BMT Muslimah Masyitoh.

g. Perhitungan bagi hasil

Perhitungan bagi hasil pada pembiayaan di BMT Muslimah Masyitoh di

tentukan atas dasar kesepakatann atau negosiasi antara pihak BMT dan calon

anggota. Biasanya di BMT Muslimah Masyitoh bagi hasilnya yaitu 50 : 50.

h. Pembayaran angsuran

Pembayaran angsuran di BMT Muslimah Masyitoh disesuaikan dengan

akad yang di sepakati, biasanya pembayaran angsuran dilaukan tiap bulan.

i. Pemutusan kontrak kerja

Pembiayaan di BMT Muslimah Masyitoh dihentikan sebelum jangka

waktunya jika:

1) Anggota terbukti melanggar hal-hal yang telah disepakati dalam kontrak

2) Nasabah dan BMT sepakat untuk mengakhiri kontrak

3) Sala satu pihak meninggal dunia

4) Terjadinya kecendrungan penurunan usaha terus-menerus.

Syarat-syarat pengajuan pembiayaan di BMT Muslimah Masyitoh:

a. Photocopy KTP suami dan istri

b. Photocopy kartu keluarga

c. Pas photo nasabah ukuran 3x4 sebanyak 1 (satu) lembar

Telah membayar :

- Simpanan pokok Rp. 200.000

- Simpanan wajib Rp. 10.000

Page 70: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

54

- Biaya administrasi Rp. 10.000

d. Photocopy jaminan (BPKB mobil/motor):

- STNK kendaraan yang masih berlaku

- BPKB motor minimal tahun 2013

- Pajak kendaraan masih berlaku

e. Bersedia di survey

Gambar 7

Perosedur Pembiayaan pada BMT Muslimah Masyitoh kota Jambi

Adapun kriteria pembiayaan di BMT Muslimah Masyitoh adalah sebagai

berikut:62

a) Plafon pembiayaan Rp. 3.000.000 s.d Rp. 20.000.000

b) Jangka waktu pembiayaan maksimal 12 bulan

c) Tujuan pengguanaan

i) Penambahan modal usaha

j) Memajukan usaha

d) Target market yaitu wirausaha kecil

62

Wawancara dengan Kairunnisa, Sekretaris BMT Muslimah Masyitoh, 23 Maret 2019,

Pukul 11.15 WiB.

Calon anggota datang ke BMT

untuk mengajukan

permohonan pembiayaan

Calon anggota menyerahkan

semua persyaratan yang

dibutuhkan

Pihak BMT akan melakukan

analisis kelayakan pembiayaan

Pihak BMT Muslimah

Masyitoh akad

mengadakan rapat

komite untuk

pengambilan keputusan

Pelaksanaan akad,

pencairan pembiayaan

dan pembayaran

angsuran awal

Page 71: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

55

e) Jaminan berupa:

1) Photocopy jaminan (BPKB mobil/motor)

2) STNK kendaraan yang masih berlaku

3) BPKB motor minimal tahun 2016

4) Pajak kendaraan masih berlaku

f) Jenis pembayaran yaitu Angsuran tetap dengan cicilan mingguan/ bulanan

Berdasarkan penjelasan manajemen pembiayaan mikro syariah pada tiga

BMT di kota Jambi diatas yaitu BMT Al- Ishlah, BMT KOSSUMA dan BMT

Muslimah Masyitoh, dapat dilihat bahwa manajemen pembiayaannya pada

umumnya sama namun ada beberapa hal yang berbeda, seperti pada produk

layanan atau penyediaan akad pembiayaan, plafon pembiayaan, tahun BPKB

motor, dan jumlah bulan angsuran.

Pada BMT Al-Ishlah produk pembiayaannya berupa akad murabahah,

ijarah, mudarabah, musyarakah dan ar-rahn. Plafon pembiayaannya adalah Rp.

5.000.000 dan taun BPKB motor yaitu tahun 2014 dan pada pembayaran angsuran

bisa per minggu dan per bulan selama 10 bulan. Pada BMT KOSSUMA akad

pebiayaannya berupa murabahah, mudharabah dan musyarakah. Plafon

pembiayaan pada BMT KOSSUMA sejumlah RP. 3.000.000 dan pembayaran

angsuran dilakukan setiap bulan selama 10 bulan per akad. Sedangkan pada BMT

Muslimah Masyitoh akad pembiayaan yang ditawarkan berupa akad murabahah,

ijarah mudharabah dan musyarakah. Plafon pembiayaannya mulai dari Rp.

3.000.000 s.d Rp. 20.000.000 dan pembayaran angsuran dilakukan setiap bulan

selama 12 bulan.

B. Pentingnya Pembiayaan BMT terhadap Pemberdayaan UMKM di Kota

Jambi

BMT di kota jambi merupakan salah satu lembaga keuangan yang

kegiataan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk

pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. BMT menyediakan modal bagi UMK,

penyediaan modal tersebut ada bermacam-macam yang disediakan oleh BMT di

kota jambi yaitu: murabahah, ijarah, ar-rahn, mudharabah dan musyarakah.

Page 72: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

56

Setelah observasi yang dilakukan peneliti, dengan cara datang langsung dan

mengamati kegiatan operasional pada 3 BMT di kota Jambi. Peneliti menemukan

bahwa pembiayaan oleh BMT kepada pelaku UMK sangatlah penting dan BMT

mempunyai peran yang besar dalam pemberdayaan UMK dalam mengembangkan

usahanya. BMT menjadi pilihan masyarakat khususnya pelaku usaha kecil dalam

mengajukan pembiayaan karena plafon pembiayaan oleh BMT yang cukup

memadai. Proses pembiayaan yang mudah tentunya nasabah merasa nyaman dan

dimudahkan dalam proses pengajuan pembiayaan dengan mekanisme pembiayaan

yang telah ditentukan.

Bagi usaha yang masih baru berjalan atau anggota baru, pembiayaan yang di

berikan oleh pihak BMT adalah untuk manjaga kelangsungan usahanya palfon

Rp. 3.000.000 – Rp. 5.000.000. Sedangkan bagi usaha yang sudah berkembang,

pembiayaan yang diberikan digunakan untuk mengembangkan usaha dan juga

investasi plafon hingga Rp. 20.000.000. BMT menjadi sarana alternatif bagi

pelaku usaha kecil yang tidak terjangkau oleh perbankan. Kemudahan akses

sumber modal lebih penting bagi UMKM dari pada bunga yang rendah.

Hal ini disampaikan oleh pak Ihsan, selaku manager pengelola di BMT

Muslimah Masyitoh, menyatakan bahwa:

Pengembangan UMK tidak hanya membutuhkan modal namun juga perlu

dampingan dan pengawasan, dalam hal ini BMT Muslimah Masyitoh

mendampingi perkembangan usaha nasabah secara berkala, mengajak ikut

kajian seperti mengenai kewajibab membayar hutang, tentang pemahaman

ekonomi dengan prinsip syariah. Sehingga anggota sidikit berkembang

pemahamannya dan meningkatkan kesadaran dalam memenuhi kebajiban

selaku anggota pembiayaan dan untuk meminimalisir terjadiya kredit

macet. Adapun untuk besar plafon kami berfariasi untuk nasabah atau

anggota baru itu Rp. 3.000.000 dan kedepannya bisa sampai Rp.

20.000.000 ini dilihat dari riwayat pembiayaan sebelumnya dan hasil

survey juga.63

63

Wawancara dengan Ihsan, Manager Pengelola di BMT Muslimah Masyitoh, 23 Maret

2019. Pukul 10.20 WIB.

Page 73: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

57

Dalam prakteknya BMT bertindak sebagai penyalur atau distribtor dana

yang dibutuhkan oleh pelaku usaha kecil. Pembiayaan ini untuk membantu para

nasabah yang kekurangan dana dan mengembangkan usahanya. Adapun peranaan

BMT dalam pengembangan dan pemberdayaan usaha mikro kecil di kota Jambi,

meliputi:

a. Memberikan fasilitas pembiayaan kepada pelaku usaha kecil untuk

memperoleh dana dalam rangka memulai usaha baru ataupun untuk

mengembangkan usaha yang telah ada.

b. Melakukan pembinaan kepada pelaku usaha agar mampu mempertanggung

jawabkan modal yang telah diberikan kepada pelaku usaha.

c. Memperkuat potensi yang dimiliki oleh UMK dengan cara memberikan

pelayanan seputar pemasaran produk/jasa untuk membantu kelancaran usaha

pelaku UMK.

Hal diatas disampaikan oleh desmawati selaku pengurus bidang bendahara

di BMT Al-Islah, menyampaikan: “kami mencoba memberikan pembiayaan untuk

para pelaku usaha kecil supaya mereka bisa mandiri dengan membuka usaha

sendiri, kami juga melakukan pembinaan secara berkala daan membantu anggota

untuk memasarkan produknya seperti pada acara-acara koperasi dan UMKM.”64

Selanjutnya pemberdayaan usaha mikro kecil dalam peneltian ini yaitu

upaya untuk membangun daya yang dimiliki UMK dengan memotivasi dan

mendorong serta meningkatkan kesadaran atas potensi yang dimiliki. Dimana

BMT adalah salah satu lembaga keauangan syariah yang berperan dalam

pemberdayaan UMK. Dengan adanya BMT di kota Jambi, usaha mikro kecil dari

masyarakat akan mendapat suntikan dana berdasarkan prinsip syariah tanpa

bunga. Selain memberikan suntikan dana BMT juga melakukan pendampingan

kepada anggota pembiayaannya.

Seperti yang telah di jelaskan oleh Susil Suparti, selaku bendahara di BMT

KOSSUMA, bahwa:

64

Wawancara dengan Desmawati, Pengurus dan Bendahara BMT Al-Ishlah, 14 Oktober

2019, Pukul 11.30 WIB.

Page 74: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

58

“BMT KOSSUMA memberikan suntikan dana kepada anggota sehingga

anggota bisa menciptakan usaha-usaha yang diminati, mencoba mengkoordinir

potensi yang dimiliki oleh anggota yang merupakan pelaku usaha kecil. Kami

juga mengadakan majlis ta‟lim yang dihadiri oleh anggota, dan selingi dengan

motivasi dan mendorong serta meningkatkan kesadaran atas potensi yang dimiliki.

Tabel 1

Jumlah Anggota Pembiayaan Tiga BMT di Kota Jambi

(BMT Al- Ishlah, BMT KOSSUMA dan BMT Muslimah Masyitoh)

No Nama BMT 2014 2015 2016 2017 2018

Jumlah

Nasabah

Pembiayaan

1 BMT Al-Ishlah 36 72 98 101 193 540

2 BMT KOSSUMA 12 21 23 24 35 115

3 BMT Muslimah Masyitoh 37 49 87 104 166 443

Sumber: hasil observas di BMT Al-Ishlah, BMT KOSSUMA dan BMT Muslimah

Masyitoh.

Berdasarkan hasil observasi dan tabel jumlah nasabah pembiayaan di tiga

BMT kota jambi dapat dilihat bahwa pembiayaan dari tahun ke tahun terus

meningkat dan berkembangan yang signifikan. Oleh karna itu pula dapat dilihat

pemberdayaan yang dilakukan oleh BMT dari sisi pembiayaan terus berkembang

dan mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahawa tujuan utama dari

BTM yaitu mendorong ekonomi ummat dengan prinsip syariah semakin tapak

jelas dalam menunjukkan eksistensinya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembiayaan oleh BMT dalam

rangka memperdayakan ekonomi ummat yaitu UMK sagatlah berperan. Dimana

yang menjadi sasaran utama pembiayaan setiap BMT adalah pengusaha kecil

yang sangat membutuhkan modal dan pendampingan. UMK sangat berperan

dalam stabilitas ekonomi dan hal ini lah yang menjadikan hubungan antara BMT

dengan UMK sangat berpengaruh dalam mengentaskan kemiskinan. Selain dari

Page 75: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

59

pada itu BMT di kota Jambi tetap membutuhkan dukungan dari berbagai pihak

baik pemerintah maupun mitra kerja, sehingga BMT-BMT di kota jambi bisa

terus berkembang dan turut andil dalam pemberdayaan usaha mikro terutama

kepada masyarakat ekonomi lemah.

C. Kendala-kendala yang dihadapi oleh BMT Al-Ishlah, BMT KOSSUMA

dan BMT Muslimah Masyitoh

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan yaitu dengan mewawancarai pihak

BMT Al-Ishlah, BMT KOSSUMA dan BMT Muslimah Masyitoh, ada beberapa

Kendala yang dihadapi BMT dalam menjalankan pengembangan usahanya, yaitu:

1. Kendala Internal

Kendala internal merupakan kendala yang berasal dari BMT sendiri.

Kendala internal yang terjadi dalam pelaksanaan operasional koperasi BMT

adalah sumber daya manusia (SDM) BMT yang sangat sedikit, kurangnya modal

atau modal banyak tapi dari sisi pembiayaan yang kurang. Hal ini di sampaikan

oleh salah satu pengurus BMT Al-Ishlah, yaitu:

kendala terbesar kami yaitu kurangnya SDM sehingga untuk analisi dan

kelapangan dan lain-lain sering kali bertabrakan dengan tugas yang lain,

sehingga banyak tugas yang menjadikurang maksimal. saya aja selain

pengurus juga sebagai bendahara. Pengurus disini cuman ada tiga, ketua,

sekretaris dan berdahara. Jadi, semua operasional seperti yang harusnya

ada bidang, kassir, pembiayaan, tabungan, ZIS, itu semua kami bertiga

yang menjalankan.65

Hal ini juga ditambahkan oleh ibu Sri Rahayu, selaku ketua dan pendiri

Koperasi BMT Al-Ishlah, bahwa:

Untuk kendala umumnya, khususnya kendala dari internal yaitu kami

kurang SDM. Kenapa kami tidak menambah karena BMT yang belum

begutu besar belum mampu menggaji karyawan lebih, dari itu kami terus

65

Wawancara dengan Desmawati, Pengurus dan Bendahara BMT Al-Ishlah, 14 Oktober

2019, Pukul 11.40 WIB.

Page 76: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

60

bertahan agar pemasukan dan pengeluran dapat seimbang dan BMT Al-

Ishlah sendiri dapat terus berjalan. Bahkan pada awal berdiriya BMT,

pendiri BMT Al-Ishlah sendiri ada 21 orang. Namum, hari ini tinggal saya

yang bertahan. Itu semua karena BMT yang masih berjalan tertatih dan

belum bisa menggaji karyawan. Kendala lain yaitu kurangnnya modal atau

bahkan modal ada dari sisi permintaann pembiayaan yang kurang. Tapi

alhamdulillah berkat kesabaran dan ikhtiar, sekarang BMT Al-Ishlah

mulai berkembang.66

Selain itu, kendal internal ini juga disampaikan oleh ibu Yunu Herawati,

selaku ketua di BMT KOSSUMA:

Kendala yang sering kami hadapi yaitu dari sisi menagih, karena kan kami

semuanya perempuan dan juga masih kurang SDM nya, sehingga pas

harus turun langsung ke rumah anggota misalnya untuk menagih angsuran

yang telat kami harus bergantian, tidak ada bagian khusus yang bagian

penagih angsuran. Itulah yang menjadi kendala kami selama ini.

Hal ini ditambahkann oleh ibu Yusnita Ketua BMT Muslimah Masyitoh,

bahwa:

Yang menjadi kendala kami dari sisi pembiayaan itu kredit macet, dulu

sempat dua kali kami kecolongan, nasabah pindah alamat tanpa

memberitahu sebelumnya dan hilang kontak. Dari hal ini kami lebih

berhati-hati lagi dalam menyalurkan dana, kami liat dan survey betul

diawal dan juga melakukan pemngawasan diwaktu berjalan untuk

mngindari hal tersebut terjadi lagi.67

Dari penjelasan diatas, dapat dilihat bahwa kendala terbesar dalam

memajukan BMT adalah SDM yang kurang sehingga banyak tugas yang harusnya

dijalankan bidang lain namun karena kurangnya SDM tugas tersebut harus

66

Wawancara dengan Sri Rahayau, Pendiri dan Ketuai BMT Al-Ishlah Jambi, 25 Oktober

2019, Pukul 11.00 WIB. 67

Wawancara dengan pak Ihsan, manager pengelola BMT Muslimah Masyitoh, 6

November 2019, Pukul 11.00 WIB.

Page 77: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

61

dijalankan oleh satu orang. Hal ini dikarenakan kemampuan BMT sendiri yang

belum sanggup untuk menambah SDM baru. Namun dari pernyataan pihak BMT

akan terus berusaha mengembangkan koperasinya sehingga bisa menjadi koperasi

yang unggul lebih kompeten dan dapat menambah personalia demi tercapainya

visi misi. Kendala berikutnya yaitu kredit macet karena nasabah yang kabur,

namun BMT Muslimah Masyitoh akan lebih berhati-hati lagi dan lebih ketat di

survey awal dan melakukan pengawasan secara berkala pada nasabah

pembiayaan, sehingga hal ini tidak terjadi lagi. Selain itu kendala dari sisi modal

yang kurang dan permintaan pembiayaan yang sedikit, untuk meminimalisir

kendala ini terus mempromosikan produknya ke masyarakat luas dan khususnya

di kota jambi.

2. Kendala Eksternal

Adapun kendala eksternal adalah kendala yang berasal dari luar. Dalam

hal ini kendala eksternal Koperasi BMT Al-Ishlah dalam pengembangan usahanya

selama BMT Al-Ishlah berdiri yaitu dari awal berdiri hingga 5 tahun terakhir

kurangnya support dari dinas koperasi sendiri, regulasi pemerintah yang sering

berubah-ubah. Berikut penjelasan dari Ibu Sri Rahayu selaku Pendiri BMT Al-

Ishlah:

Kalau kendala eksternal BMT Al-Ishlah yaitu kurangnya dukungan dari

Dinas Koperasi padahal kami ini sama saja legalitas dan haknya dengan

koperasi lannya cuman karena BMT jadi operasinalnya saja yang berbeda.

Opersional kami sesuai dengan Fatwa DSN MUI yaitu berlandaskan

syariah, bagi hasil dan tidak ada unsur riba. namun, karena operasional

yang berbeda dengan koperasi lainnya dan pola syariah yang kami

jalankan belum begitu dikenal khususnya oleh dinas koperasi sedangkan

badan hukum kami dibawah dinas koperasi. Hal ini mengakibatkan

kurangnya support dari dinas koperasi. Namun, hal ini terjadi 4 tahun.

Alhamdulillah berkat kesabaran, sekarang hubungan BMT Al-Ishlah

dengan koperasi mulai membaik dan pemibinaannya juga bagus. Kendala

Page 78: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

62

lainnya yaitu peraturan- peraturan menteri yang sering berubah-ubah

dikarenakan pergantian menteri.68

Dari penjelasan diatas dapat dilihat jika dari sisi ekternal kendalanya

perkembangan BMT Al-Ishlah yaitu hubungan dengan dinas koperasi yang

kurang terjalin baik dikarenakan sistem syriah yang dianut berbeda dengan

koperasi-koperasi konvensional yang di bawah dinas koperasi. Hal ini

menyebabkan lambatnya perkembangan BMT. Namun, kedepannya kami

berusaha membangun hubuungan baik dan seiring dengan pemahaman syariah

yang mulai berkembang sehingga dukungan dari dinas koperasi kepada BMT

yang operasionalnya syariah bisa dijalin baik dan pelatihan-pelatihan serta

pembinaan dari dinas semakin sering diikuti oleh pengurus BMT Al-Ishlah.

Sehingga, personalia BMT Al-Ishlah bisa semakin profesional di bidangnya.

Selain kendala diatas, pak Ihsan selaku manager pengelola di BMT

Muslimah Masyitoh juga menyampaikan kendala yang dihadapi dalam rangka

pemberdayaan UMK di BMT Muslimah Masyitoh, yaitu :

Yang menjadi kendala kami dari sisi pembiayaan untuk pemberdayaan

usaha UMK itu sebenarnya ada pada UMK sendiri, karena mereka masih

banyak yang kalah bersaing, seperti pemasaran, keahlian promosi, design

produk dan lain-lain. Nah dari hal ini kami mencoba meminimalisir

dengan mengajak anggota jika ada ivent-ivent agar mereka dapat

memasarkan produk/jasanya.69

Dari pernyataan pak Ihsan, dapat dilihat bahwa kendala eksternal yang

dihadapi yaitu ada pada palaku usaha sendiri yang kurang dapat bersaing sehingga

pelaku usaha sangat membutuhkan pelatihan-palatihan di bidang usahanya. Dalam

hal ini BMT Muslimah Masyitoh terus melakukan pendampingan agar nasabah

pembiayaan terus dapat mengembangkan usahanya.

68

Wawancara dengan Sri Rahayu, Pendiri dan Ketua Koperasi BMT Al-Ishlah Jambi, 25

Oktober 2019, Pukul 10.40 WIB. 69

Wawancara dengan Yusnita, Ketua BMT Muslimah Masyitoh, 06 November 2019.

Pukul 10.20 WIB.

Page 79: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

63

Dari penjelasan diatas, dapat dilihat bahwa terdapat banyak kendala-

kendala yang terjadi baik internal maupun eksternal. Hal inilah yang menghambat

berjalannya operasinal dalam pengembangan BMT secara maksimal. Namun

terkait hal diatas BMT kota Jambi akan terus memaksimalkan dan berusaha

meminimalis kendala tersebut dan terus mencari solusi untuk menjalankan visi

misi BMT kedepannya sehingga BMT kota Jambi dapat menjadi lembaga yang

bersaing dengan lembaga keuangan syariah laiinya untuk mengentaskan

kemiskinan, mengembangkan UMK dan turut serta membangun ekonomi ummat

dalam rangka “jihad ekonomi”.

Page 80: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Manajemen Pembiayaan pada BMT di kota Jambi yaitu BMT Al-Ishlah, BMT

KOSSUMA, dan BMT Muslimah Masyitoh cendrung sama, perbedaan

terletak hanya pada tahun pajak kendaraan plafon pembiayaan, dan lama

angsuran. Pembiayaan meliputi beberapa akad yaitu murabahah, ijarah, ar-

Rahn, mudharabah, musyarakah dan qordhul hasan. Hasil dari analisis

mekanisme. Analisis sebelum menyalurkan pembiayaan di BMT untuk calon

anggota pembiayaan yaitu meliputi: Character, Capital, Capacity, Condition,

dan Coleterol. Dalam hal ini Koperasi BMT Al-Ishlah memiliki prinsip syar‟i

yang cukup baik yaitu disesuaikan dengan kebutuhan pemohon.

2. Pentingnya pembiayaan mikro syariah oleh BMT di kota Jambi dalam

memberdyakan UMKM terbukti dengan sasaran utama pembiayaan BMT

adalah pelaku usaha kecil UMKM yang tidak terjangkau oleh perbankan.

Prosedur yang sederhana dan pembianaan untuk anggota pembiayaan. Hal ini

sangat diperlukan oleh UMKM kota jambi dalam mengembangkan usaha

mereka.

3. Kendala-kendala koperasi BMT kota Jambi dalam menjalankan usahanya

yaitu pembiayaan dalam rangka pemberdayaan UMK yaitu meliputi kendala

internal dan kendala eksternal. a. Kendala internal yaitu minimnya SDM,

kurangnya modal, nasabah yang kabur sebelum angsuran seslesai dan

terkadang minat pembiayaan yang kurang. Dalam hal ini BMT akan terus

berusaha mengembangkan usahnya dengan menambah personalia dan

mempromosikan produk-produk BMT pada masyarakat luas dan survey serta

pengawasan yang lebih ketat kepada nasabah. b. Kendala eksternal BMT Al-

Ishlah Jambi yaitu regulasi pemerintah/ menteri yang sering berubah terkait

dengan peraturan tentang koperasi dan hubungan dan support dari Dinas

Koperasi yang menurutnya kurang. Kendala BMT Muslimah Masyitoh yaitu

kemampuan pemasaran produk dari UMKM yang masih belumm cukup

bersaing.

Page 81: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

65

B. Saran

1. Dari sisi pembiayaan agar BMT lebih mengembangkan produk pembiayaan

seperti mudharabah dan musyarakah seperti yang telah dicantumkan di

brosur. Pada realisasinya BMT Al-Ishlah mengurangi dan bahkan jarang

menerima pembiyaan dengan akad mudhrabah dan musyarkah dikarenakan

menurutnya resiko kerugian yang tinggi. Dalam hal ini agar mencari solusi

untuk meminimalis risiko dengan lebih mengawasi perkembangan usaha

anggota.

2. Koperasi BMT kota Jambi harus berusaha meminimalisir masalah yang

kemungkinan timbul dari badan internalnya dan melakukan evaluasi kinerja

secara berkala.

3. Agar BMT Al-Ishlah, BMT KOSSUMA dan BMT Muslimah Masyitoh untuk

lebih memasarkan produknya lewat selling day, media sosial dan media

cetak.

4. Sebaiknya BMT lebih mengembangkan akun sosialnya sehingga BMT dapat

dikenal oleh masyarakat luas.

5. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga terkait.

6. Untuk peneliti selanjutnya dapat mengkaji mengenai minat masyarakat untuk

menabung atau melakukan pembiayaan di BMT.

Page 82: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahamn Ghazaly, dkk, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Kencana, 2012).

A.Djazuly, dkk., Lembaga-lembaga Perekonomian Umat, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2002.

A. Muhammad Farid Said, “Strategi Pemberdayaan UMKM Pada Dinas

KOPERINDAG Kabupaten Maros,” Skripsi Universitas Hasanuddin,

(Juni 2015).

Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi: Format-format

Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik dan

pemasaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013.

, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, 2005.

Depertemen Agama, RI. Al-Qur‟an dan Terjemah, Jakarta : PT Insan Media

Pustaka, 2013.

Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, Penguatan Peran LKM

dan UKM di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009).

Ferry Dwi Kurniawan dan Luluk Fauziah, “Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) dalam Penanggulangan Kemikinan, Vol. 2, No. 2,

September 2014.

Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, cet. Ke-4, Bandung: Alfabeta, 2013

Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Syariah, Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama anggota IKAPI, 2014.

Isara Abda Noka, “Efektivitas Pembiayaan Usaha Mikro Menengah (UMKM)

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Gayo Terhadap Pemberdayaan

Page 83: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

Ekonomi Masyarakat Aceh Tengah.” Jurnal Peradaban Islam, Vol. 1, No. 2, 321-

336, 2019.

Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hlm.

223.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2012.

Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangann Syariah, Malang: Tiga Empat,

2015.

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali, 2014).

Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah Bagi Bankir dan Praktisi Keuangan,

(Jakarta: Gema Insani dan Tazkia, 1999), hlm. 160-161.

Nurul Huda dan Mohamad Haikal, Lembaga Keuangan IslamTinjauan Teoritis

dan Praktis, Cet. Ke-3, Jakarta: Prenamedia Group, 2015.

Sayuti Una (ed.), Pedoman Penelitian Skripsi, Jambi: Syariah Press, 2014.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2012.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Sutan Remy Syahdeini, Perbankan Islam, Jakarta : PT Pustaka Utama Grafiti,

2007.

Suwardi Endaswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan, Yogyakarta: Gadjah

Mada University, 2006.

B. Peraturan- Perundang-Undangan

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Menengah Nomor

35.2/M.KUMKM/X/2007.

Page 84: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

Fatwa DSN-MUI No.02/DSN-MUI/IV/2000) Tentang Tabungan.

Fatwa DSN-MUI No. 01/DSN-MUI/IV/2000). Tentang Tentang Giro.

C. Lain-lain

Data statistik dinas tenaga kerja, koprsasi dan UKM kota jambi 2018.

Http://jambikota.bps.go.id/statictable/2018/03/29/296/jumlah-koperasi-menurut-

ragam- di-kota-berdasarkan-kecamatan-2016-unit-.html, akses, 02

September 2019. Pukul 20.00 WIB.

hhtp:/www.google.com/amp/berita/934192/pemprov-jambi-prioritaskan-

pembinaan-umkm-ke-jenjang –lebih-tinggi. Tanggal 30 Juni 2019.

Koperasi BMT Al-Ishlah, Sejarah Berdirinya Koperasi BMT Al-Ishlah Jambi.

Koperasi BMT Al-Ishlah, Brosur Koperasi BMT Al-Ishlah.

www.bpskotajambi.go.id

Page 85: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

DAFTAR INFORMAN

No. Nama Jabatan

1 Sri Rahayu, SE Pendiri dan Ketua BMT Al-Ishlah

2 Yuni Herawati Ketua BMT KOSSUMA

3 Yusnita Ketua BMT Muslimah Masyitoh

4 Ihsan Manager Pengelola BMT Muslima

Masyitoh

5 Musmira, A. Md Pengurus dan Sekretaris BMT Al-Ishlah

6 Desmawati, S. Pd Pengurus dan Bendahara BMT Al-Ishlah

7 Susil Suparti Bendahara BMT KOSSUMA

8 Salvinur, SE., Sy Kasir BMT KOSSUMA

9 Kairunnisa Sekretaris BMT Muslimah Masyitoh

Page 86: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

A. PEDOMAN OBSERVASI

Penulis dalam melaksanakan observasi atau pengamatan tiga BMT dikota

Jambi yaitu BMT Al-Islah, BMT KOSSUMA dan BMT Muslimah Masyitoh

Jambi, mengamati baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kegiatan

mekanisme pembiayaan mikro syariah di BMT terhadap pemberdayaan UMKM

di kota Jambi. Hal tersebut peneliti lakukan guna memperoleh data yang valid dan

lengkap, sehingga keabsahan data dapat dipertanggungjawabkan. Adapun

pelaksanaan observasi yang peneliti lakukan sebagai berikut:

1. Mengamati letak geografis dan lingkungan BMT

2. Mengamati fasilitas sarana dan prasarana BMT

3. Mengamati kegiatan BMT terkait dengan UMKM

4. Mengamati bagaimana proses pembiayaan pada BMT

B. PEDOMAN DOKUMENTASI

Dokumentasi digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yang

berbentuk dokumen. Data tersebut dapat berupa surat, naskah, brosur, dan

dokumen lainnya.

1. Letak geografis BMT

2. Sejarah singkat BMT Al-Islah, BMT KOSSUMA dan BMT Muslimah

Masyitoh

3. Struktur Organisasai

4. Produk-produk BMT

Page 87: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

5. Pelaksanaan kegiatankegiatan mengenai pembiayaan dan UMKM

C. PEDOMAN WAWANCARA

Teknik yang peneliti gunakan dalam menggali data salah satunya adalah

menggunakan teknik wawancara. Peneliti melakukan wawancara kepada sumber

data dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang sudah peneliti susun

secara terarah dan sistematis sebagai salah satu upaya untuk memperoleh

informasi dan data yang objektif. Penulis melaksanakan wawancara dengan,

Manager, Ketua BMT, Sekretaris, Bendahara, Kasir dan Staf-staf lainnya. Adapun

pertanyaan- pertanyaan yang penulis ajukan dalam wawancara adalah sebagai

berikut:

PEDOMAN WAWAN CARA

KETUA BMT AL-ISLAH, BMT KOSSUMA DAN

BMT MSLIMAH MASYITOH KOTA JAMBI

1. Bagaimana sejarah berdirinya BMT Al-Ishlah, BMT KOSSUMA dan BMT

Muslimah Masyitoh?

2. Apa visi dan misi dibentuknya BMT ?

3. Apa saja produk-produk yang di tawarkan oleh BMT?

4. Siapa saja yang menjadi sasaran utama bagi BMT?

5. Apa kendala dan masalah pembiayaan yang sering dihadapi oleh BMT ?

Page 88: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

PEDOMAN WAWANCARA

PENGELOLA DAN PENGURUS

BMT Al-ISLHAH, BMT KOSSUMA DAN BMT MUSLIMAH

MASYITOH KOTA JAMBI

1. Bagaimana mekanisme dan tahapan mengajukan pembiayaan di BMT ?

2. Apa saja syarat menjadi anggota BMT?

3. Bagaimana kriteria pembiayaan di BMT?

4. Bagaimana cara BMT menganalisa kelayakan pembiayaan?

5. Apa peran pembiayaan BMT dalam pemberdayaan UMKM?

Page 89: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

1

Page 90: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

2

Page 91: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

3

Page 92: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 93: manajemen pembiayaan mikro syariah oleh bmt

CURRICULUM VITAE

A. Identitas Diri

Nama : Muhammad Aabidullah

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal lahir : Sarolangun, 01 November 1992

NIM : SE.120120

Alamat:

1. Alamat Asal : Jl. Jl. Kamboja RT 02 RW 01 Kel. Sukasari Kec.

Sarolangun Kab. Sarolangun Prov. Jambi

2. Alamat Sekarang : Perumahan New Castle Blok R-3, Kenali Asam

Bawah Kota Jambi Prov. Jambi

Nama Ayah : H. Imam Basuki , S. Ag

Nama Ibu : Suparni, S. Ag

B. Riwayat Pendidikan

Pendidikan Formal

1. SD, Tahun Lulus : SD Negeri 40 Kel. Sukasari Sarolangun

2. SMP, Tahun Lulus : Pondok Pesantren Modern Gontor

3. SMA, Tahun Lulus : Pondok Pesantren Modern Gontor, tahun 2010

C. Prestasi Akademik/ skill/ Olahraga/ Seni budaya yang dimiliki :

1. Juara III pidato bahasa Arab tingkat IAIN STS Jambi tahun 2013

2. Juara III Futsal tingkat IAIN STS Jambi tahun 2015