Top Banner
MANAJEMEN KOMUNIKASI ORGANISASI DI SEKOLAH MENENGAH BAITURRAHIM KOTA JAMBI SKRIPSI Oleh : LESTARI NIM. TK 140628 PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018
90

MANAJEMEN KOMUNIKASI ORGANISASI DI SEKOLAH ...repository.uinjambi.ac.id/372/1/SKRIPSI LESTARI - lestari...MANAJEMEN KOMUNIKASI ORGANISASI DI SEKOLAH MENENGAH BAITURRAHIM KOTA JAMBI

Feb 02, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • MANAJEMEN KOMUNIKASI ORGANISASI DI

    SEKOLAH MENENGAH BAITURRAHIM

    KOTA JAMBI

    SKRIPSI

    Oleh :

    LESTARI

    NIM. TK 140628

    PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2018

  • MANAJEMEN KOMUNIKASI ORGANISASI DI

    SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

    BAITURRAHIM KOTA JAMBI

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)

    dalam Ilmu Manajemen Pendidikan Islam

    Oleh :

    LESTARI

    NIM. TK 140628

    PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2018

  • PERSEMBAHAN

    Alhamdulillahirrobbil’alamiin.

    Rasa syukur yang tiada terkira kepada Allah SWT atas segala nikmat yang

    dianugerahkan kepada saya, dan atas ridho dari-Nya saya berkesempatan untuk bisa

    berada pada penghujung pendidikan Strata Satu (S1) ini. Shalawat berangkai salam

    senantiasa terucap teruntuk junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan

    pertolongannya di hari akhir nanti.

    Sebuah karya kecil ini saya persembahkan kepada orang tua yang ku cintai

    dan sayangi ayahanda Abbdur Rais dan ibunda Taruwah yang tidak putus-putus

    dalam mendoakan, memberi kasih sayang, dan memotivasi saya. Serta tak lupa pula

    rasa terimakasih untuk seluruh keluarga besarku. Semoga mereka senantiasa

    dijauhkan dari panasnya api neraka-Mu.

    Kepada adikku tersayang yang selalu menemaniku dalam suka dan duka dan

    yang selalu memotivasiku untuk tetap berjuang dan terus maju tanpa harus ada kata

    lelah (adikku Fauziah), serta kepada seluruh keluarga besarku, kakakku Rosita,

    Akasa, Abdurrakip, dan adekku tercinta Ratna Juwita yang senantiasa memberikan

    dukungan, semangat, senyum dan doa untuk keberhasilan ini. Dan tak lupa pula

    kepada yang terkasih yang selalu memotivasi dan selalu memberikan dorongan

    kepada saya (Ardi Ardian).

    Kepada teman-teman seperjuangan baik di jurusan Manajemen Pendidikan

    Islam (MPI) yang kubanggakan dan orang-orang yang hadir dalam hidup saya dan

    terus mendukung saya dalam suka dan duka. Semoga Allah SWT senantiasa

    menerangi langkah kita dan segala cita-cita kita dapat terwujud serta ilmu yang kita

    miliki bermanfaat bagi orang lain.

    Amiin Yaa Robbal’alamiin.

  • MOTTO

    ُقوا اللََّه َوْلَيْخَش الَِّذيَن َلْو تَ رَُكوا ِمْن َخْلِفِهْم ُذرِّيًَّة ِضَعافًا َخاُفوا َعَلْيِهْم فَ ْلَيت َّ َوْليَ ُقوُلوا قَ ْوًًل َسِديًدا

    Artinya:“Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila seandainya mereka

    meninggalkan anak-anaknya, yang dalam keadaan lemah, yang mereka khawatirkan

    terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada

    Allah dan mengucapkan perkataan yang benar”. (an-Nisa‟: 9)

  • KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Wr. Wb.

    Alhamdulillah, rasa syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

    rahmat dan hidayahnya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan

    baik dan sebagaimana mestinya. Shalawat beriring salam kita curahkan pada

    junjungan kita semua Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari masa

    kebodohan menuju masa berilmu pengetahuan sebagaimana yang kita jalani sekarang

    ini.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini terdapat banyak

    kesulitan dan hambatan. Namun dengan ridho Allah SWT dan bimbingan dosen

    pembimbing skripsi serta orang-orang yang memotivasi baik moril maupun materil,

    maka kesulitan dan hambatan tersebut dapat diatasi dengan baik. Oleh sebab itu

    penulis mengucapkan terimakasih kepada :

    1. Yang terhormat Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA Rektor Universitas Islam Negeri

    Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    2. Yang terhormat Ibu Dekan Dr.Hj.Armida, M.Pd.I

    3. Yang terhormat Ibu Dr. Rusmini, M.Pd.I dan Bapak Aris Dwi Nugroho, S.Pd.,

    M.Pd.I ketua dan sekretaris jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas

    Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi.

    4. Yang terhormat Ibu Dr. Hj. Fadillah,M.Pd, dosen pembimbing skripsi I telah

    meluangkan waktu dan perhatiannya untuk membimbing dalam penyelesaian

    skripsi ini.

    5. Yang terhormat Bapak Hayatul Islami,S.Th.I, M.SI dosen pembimbing skripsi 2

    yang telah meluangkan waktu dan perhatiannya untuk membimbing dalam

    penyelesaian skripsi ini.

  • 6. Yang terhormat Ibu Dra.Fitri Herlina Kepala Sekolah SMP Baiturrahim Kota

    Jambi dan kepada seluruh warga sekolah yang terlibat dalam penyusunan skripsi

    ini.

    7. Yang terhormat dan tersayang orang tua dan keluarga yang selalu mendukung

    dalam penyelesaian skripsi ini.

    8. Yang tersayang teman-teman seperjuangan yang telah menjadi teman diskusi

    dalam penyelesaian skripsi ini.

    Demikian penulis harapkan skripsi ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagaimana

    mestinya. Amiin Yaa Robbal’alamiin.

    Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

    Jambi, 2018

    Penulis

    Lestari

    TK 140628

  • ABSTRAK

    Nama : Lestari

    Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam

    Judul :Manajemen Komunikasi Organisasi Di Sekolah Menengah

    Pertama Baaiturrahim Kota Jambi.

    Skripsi ini membahas tentang Pelaksanaan Komunikasi Organisasi di Sekolah

    Menengah Pertama Baiturrahim Kota Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui pelaksaanaan komunikasi di Sekolah Menengah Pertama Baiturrahim

    Kota Jambi serta yang menjadi kendala dalam pelaksanaan berkomunikasi pada

    Sekolah Menengah Pertama Baiturrahim Kota Jambi. Penelitian ini merupakan

    penelitian kualitatif, sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan observasi,

    dokumentasi, dan wawancara. Dalam menganalisis data penulis menggunakan

    analisis data kualitatif dengan metode triangulasi data melalui tahap reduksi data,

    penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini penulis memperoleh

    data: pertama, mengenai pelaksanaan komunikasi organisasi di Sekolah Menengah

    Pertama Baiturrahim Kota Jambi, dalam pelaksanaannya terindikasi kurang baik.

    Kedua, adanya faktor penghambat dalam pelaksanaan komunikasi di Sekolah

    Menengah Pertama Baiturrahim Kota jambi, diantaranya pengaruh teknologi, tingkat

    kesadaran yang rendah dalam berkomunikasi, sikap atasan terhadap bawahan, serta

    penyampaian komunikasi yang dilakukan secara berahap. Ketiga, usaha yang

    dilakukan oleh kepala sekolah untuk mengatasi adanya faktor pengahambat dalam

    pelaksanaan komunikasi. Hasil penelitian ini menyarankan kepada kepala sekolah

    serta seluruh para pegawai yang tergabung dalam lingkup sekolah untuk dapat

    menjalin serta membangun komunikasi secara efektif, hal ini dimaksudkan agar

    tujuan-tujuan dari komunikasi serta yang berkaitan dengan tujuan organisasi dapat

    tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.

    Kata-Kunci: Manajemen, Komunikasi Organisasi

  • ABSTRACT

    Name : Lestari

    Department : Management of Islamic Education

    Title : Management Of Organizational Communication In State State

    Junior High School Baiturrahim Jambi City.

    This thesis discusses about the implementation of organizational communication in

    State Junior High School Baiturrahim Jambi City. This study aims to know the

    implementation of communication in Junior High School Baiturrahim Jambi City.

    This research isa quality research while data collection is done by Observation,

    Dokumentation and Inteerview. In analyzing data writer use qualitative data analysis

    with data triangulation method through data reduction phase, data presentation and

    conclusion. This study found that in the implementation of organizational

    communication in State Junior High School Baiturrahim Jambi has not run well, there

    are several factors that become obstacles in communicating such as internal and

    external factor. Internal factor such as the delivery of message from superiors

    submitted in stages and resulting the message has a different meaning for each

    recipient. While external factors how influence from outside in communicate. Writer

    suggest to school especially to head of school in order to bulid good communication

    for the achievement of organizational goals effectively and efficient.

    Keywords: Management, Organizational Communication

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL

    NOTA DINAS. .................................................................................... i

    PERNYATAAN ORISINALIAS. ....................................................... iii

    PERSEMBAHAN. ............................................................................... iv

    MOTTO. .............................................................................................. v

    KATA PENGANTAR. ........................................................................ vi

    ABSTRAK. .......................................................................................... viii

    ABSTRACT ........................................................................................... ix

    DAFTAR ISI. ....................................................................................... x

    DAFTAR TABEL. ............................................................................... xiii

    DAFTAR GAMBAR. .......................................................................... xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah. .......................................................... 1

    B. Fokus Masalah. ........................................................................ 4

    C. Rumusan Masalah. ................................................................... 4

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian. ............................................ 5

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kajian Teoritik

    1. Pengertian Manajemen. ...................................................... 6

    2. Fungsi Manajemen. ............................................................ 6

    a. Fungsi Perencanaan . .............................................. 6

    b. Fungsi Pengorganisasian. ....................................... 7

    c. Fungsi Pelaksanaan . .............................................. 7

    d. Fungsi Pengevaluasian . ......................................... 8

    3. Pengertian Manajemen Komunikasi Organisasi. ............... 9

  • 4. Tahapan dalam Komunikasi Organisasi............................. 10

    5. Tujuan Manajemen Komunikasi Organisasi. ..................... 11

    6. Fungsi Manajemen Komunikasi Organisasi. ..................... 11

    7. Dampak Manajemen Komunikasi Organisasi. ................... 12

    8. Manfaat Komunikasi Organisasi ........................................ 13

    9. Distorsi Pesan dalam Komunikasi Organisasi. .................. 14

    10. Manajer dalam Komunikasi Organisasi. ............................ 14

    11. Membangun Komunikasi yang Efektif. ............................. 15

    B. Studi Relevan. .......................................................................... 16

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Metode Penelitian. ......................................... 18

    B. Setting dan Subjek Penelitian. ................................................. 19

    C. Jenis dan Sumber Data. ............................................................ 19

    D. Teknik Pengumpulan Data. ...................................................... 21

    E. Teknik Analisis Data. ............................................................... 22

    F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data. ..................................... 23

    G. Jadwal Penelitian. ..................................................................... 23

    BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

    A. Temuan Umum

    1. Sejarah Sekolah .................................................................. 25

    2. Visi dan Misi Sekolah. ....................................................... 26

    3. Struktur Organisasi. ........................................................... 26

    4. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan.................... 28

    5. Keadaan Siswa. .................................................................. 29

    6. Sarana dan Prasarana Sekolah. ........................................... 30

    B. Temuan Khusus dan Pembahasan

    1. Pelaksanaan Komunikasi Organisasi ................................ 32

    a. Perencanaan ................................................................. 32

  • b. Pengorganisasian. ......................................................... 34

    c. Pelaksanaan. ................................................................. 34

    2. Faktor Penghambat dalam Berkomunikasi. ....................... 36

    a. Pengaruh Teknologi. .................................................... 37

    b. Tingkat Kesadaran dalam berkomunikasi. ................... 38

    c. Sikap Atasan terhadap Bawahan. ................................. 39

    d. Penyampaian Pesan secara Bertahap. .......................... 41

    3. Upaya untuk mengatasi faktor penghambat. ...................... 41

    a. Mengadakan pertemuan khusus. .................................. 41

    b. Membuat jadwal rutin pertemuan atau rapat. ............... 41

    c. Mengedepankan komunikasi secara langsung. ............ 42

    d. Memilki Sikap Komunikatif. ....................................... 42

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan. ............................................................................. 43

    B. Saran. ........................................................................................ 46

    C. Kata Penutup. ........................................................................... 46

    Daftar Pustaka

    Lampiran

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ………………………………………………….... 24

    Tabel 4.1 Jumlah Guru ………………………………………………………… 29

    Tabel 4.2 Jumlah Siswa ……………………………………………………….. 30

    Tabel 4.3 Sarana dan prasarana ………………………………………............. 31

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 3.1 Struktur Organisasi Sekolah ………………………………………. 27

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Instrumen Pengumpulan Data

    Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian

    Lampiran 3. Daftar Riwayat Hidup

    Lampiran 4. Kartu Bimbingan

    Lampiran 5 Surat Keterangan

    Lampiran 6. Surat Responden

    BAB I

  • PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi sangatlah penting dalam suatu

    kehidupan berorganisasi, bahkan menjadi tuntutan bagi setiap orang yang berada

    dalam lingkungannya. Komunikasi dalam organisasi menjadi titik sentral untuk

    menciptakan situasi dan lingkungan yang kondusif, menjalin komunikasi

    berkesinambungan, meningkatkan kepercayaan publik, meningkatkan citra baik

    perusahaan/ organisasi bahkan membantu mempromosikan dan meningkatkan

    pemasaran suatu produk/jasa. Oleh karena itu komunikasi dalam suatu organisasi

    harus dipahami dengan benar, diaplikasikan serta dikembangkan oleh siapapun

    baik perorangan, masyarakat dan organisasi (Aris, 2004, hal. 59).

    Organisasi merupakan wadah yang menampung orang-orang. Dimana orang-

    orang dalam organisasi berusaha mencapai tujuan bersama, bekerja dengan cara

    sistematik untuk memperoleh hasil yang diinginkan. (Face & Faules, 2010, hal.

    17). Setiap organisasi memerlukan koordinasi supaya masing-masing bagian dari

    organisasi bekerja menurut semestinya dan tidak mengganggu bagian lainya.

    Tanpa adanya koordinasi sulitlah organisasi itu berfungsi dengan baik

    (Muhammad, 2014. hal. 24). Fungsi pengorganisasian yang kompleks itu juga

    dipengaruhi oleh hubungan kelompok dan antar kelompok, hubungan-hubungan

    vertikal antara atasan dengan bawahan harusnya releevan. Kepercayaan atasan

    terhadap bawahan dan sebaliknya, ketelitian dan kesempurnaan komunikasi

    dimana atasan organisasi menafsirkan suatu pertunnjukan.

    Manusia merupakan unsur yang terpenting dalam suatu organisasi, maka

    pemeliharaan hubungan yang terus-menerus dan serasi antara atasan dan

    bawahan dalam setiap organisasi menjadi sangat penting. Pemeliharaan

    hubungan tersebut adalah menyangkut komunikasi yang efektif dalam organisasi

    agar dapat tercapai kepuasan dalam bekerja.

  • Terciptanya komunikasi atasan kepada bawahan yang berjalan efektif dalam

    organisasi dapat menghasilkan suatu team work yang baik, sehingga dapat

    mendukung peningkatan kinerja organisasi, keharmonisan dan koordinasi kerja

    yang berdampak positif pada pencapaian target dan prestasi kerja.

    Berkomunikasi mengenai pekerjaan terhadap karyawan, atasan juga dapat

    menciptakan rasa keterikatan karyawan terhadap pekerjaan yang mereka hadapi,

    untuk menumbuhkan keterikatan tersebut, hendaknya komunikasi yang

    dilakukan atasan kepada bawahan tidak hanya mengandung informasi pekerjaan,

    melainkan juga mengandung keterbukaan, yakni pembentukan hubungan yang

    baik (Hamidah, 2015, hal. 17). Artinya peran komunikasi sangatlah penting,

    komunikasi menjadi alat yang digunakan seseorang dalam mencapai tujuan baik

    individu, kelompok ataupun organisasi.

    Manajemen komunikasi organisasi merupakan suatu proses pengelolaan

    penggunaan sumber daya komunikasi untuk meningkatkan kualitas dan

    efektivitas berdasarkan makna yang sama dan dikondisikan guna mencapai

    tujuan organisasi seperti yang telah ditetapkan. Manajemen komunikasi

    organisasi ini berperan sebagai penggerak aktivitas komunikasi dalam usaha

    mencapai tujuan dari organisasi. Komunikasi dalam organisasi merupakan sistem

    pengendalian dalam manajemen yang merupakan alat untuk mengarahkan,

    memotivasi, memonitor atau mengamati serta mengevaluasi pelaksanaan

    manajemen organisasi yang mencoba mengarahkan pada tujuan agar kinerja yang

    dilakukan oleh pihak manajemen organisasi dapat berjalan dengan baik. Dalam

    sebuah organisasi di dalamnya terdiri atas orang-orang yang memiliki tugas

    masing-masing serta saling berkaitan satu sama lain (Hadikusuma, 2011, hal. 5).

    Dalam komunikasi sering kali terjadi kegagalan. Kegagalan dalam

    komunikasi dapat menimbulkan kesalah pahaman, kerugian, dan malah petaka,

    resiko tersebut tidak hanya pada tingkat individu tetapi juga pada tingkat

    komunitas dan bahkan Negara (Deddy, 2004, hal. 1). Komunikasi dapat

  • dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang kompleks dan teknologi kini

    telah merubah cara manusia berkomunikasi secara drastis. Komunikasi tidak

    terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk apa saja dalam

    interaksi. Komunikasi menjadi bagian penting yang harus diperhatikan dalam

    manajemen karena komunikasi merupakan peralatan (Tool) manajemen yang

    dirancang untuk mencapai tujuan organisasi (Hanni, 2003, hal. 271-272).

    Komunikasi sebagai dasar dalam manajemen dimana komunikasi digunakan oleh

    manajer atau pemimpin perusahaan/lembaga untuk mengarahkan serta

    mengkoordinasikan karyawanya sehingga kegiatan dalam suatu perusahaan dapat

    dilakukan dengan efektif pula tanpa adanya hambatan. Serta komunikasi juga

    digunakan oleh atasan untuk menetapkan tujuan, memberikan instruksi

    pekerjaan, menginformasikan kebijakan dan prosedur kepada bawahan,

    menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian, dan mengemukakan umpan

    balik tentang kinerja.

    Komunikasi yang baik merupakan komunikasi terjadi diantara beberapa

    orang yang memiliki sudut pandang yang sama. Terciptanya komunikasi yang

    baik tidak terlepas dari hubungan yang baik antara atasan dengan bawahan,

    seorang atasan tidaklah cukup memahami pekerjaan bawahannya tetapi ia juga

    harus menunjukan kesediaanya yang dapat dirasakan oleh bawahan, seorang

    atasan tidak boleh hanya mendengarkan tetapi juga mengkondisikan perasaan

    pada pekerja bahwa mereka sedang didengarkan.

    Untuk mencapai tujuan organisasi maka diperlukan sebuah komunikasi

    yang baik, dimana terdapat jalinan pengertian dalam berkomunikasi tersebut

    sehingga dapat dimengerti dan dilaksanakan antara pihak yang satu dengan pihak

    yang lain. Apabila tidak terjalinya suatu komunikasi para pegawai tidak dapat

    mengetahui apa yang akan dilakukan, pemimpin tidak dapat menerima masukan.

  • Berdasarkan grand tour yang peneliti lakukan di Sekolah Menengah Pertama

    Baiturrahim Kota Jambi mengenai manajemen komunikasi organisasinya

    terindikasi kurang baik, hal ini terlihat masih ada hambatan dalam penyaimpaian

    suatu informasi dari pihak kepala sekolah kepada seluruh pegawai yang ada di

    lingkungan sekolah. Informasi yang diberikan tidak secara lansung disampaikan

    kepada seluruh anggotanya, namun masih harus melalui beberapa saluran

    penerima pesan sehingga kemungkinan berubahnya informasi akan besar, karena

    setiap saluran yang ikut menyampaikan informasi mempunyai kecendrungan

    untuk merubahnya. Hal ini akan berdampak pada program kerja yang tidak

    berjalan sesuai dengan yang diharapkan serta akan berpengaruh terhadap suatu

    organisasi dalam mencapi tujuan yang ditetapkan .Sedangkan tujuan dari

    komunikasi kebawah adalah untuk memberikan pengarahan, informasi, instruksi,

    nasehat/saran serta memberikan informasi mengenai tujuan dan kebijakan

    organisasi. Peran dari komunikasi ini sangat penting dalam mengatasi masalah

    pada organisasi, karena dengan adanya komunikasi yang baik antara atasan dan

    bawahan, bawahan dan atasan, serta bawahan sesama bawahan maka akan dapat

    menanggulangi terjadinya masalah. Dengan berkomunikasi kita akan tahu apa

    yang menjadi kendala serta apa yang membuat masalah itu muncul dan dapat

    mencari solusi atau jalan keluar dari masalah yang dihadapi.

    Berdasarkan uraian tersebut penelitian dilakukan dengan maksud ingin

    mengetahui bagaimana manajemen komunikasi organisasi sekolah menengah

    pertama baiturrahim kota jambi. Berdasarkan latar belakang masalah diatas,

    maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan mengangkat judul

    ‘’Manajemen Komunikasi Organisasi di Sekolah Menengah Pertama

    Baiturrahim Kota Jambi’’.

    B. Fokus Penlitian

    Agar lebih jelas dan tidak terjadi kesalah pahaman dalam penelitian ini,

    maka peneliti perlu menjelaskan batasan pembahasannya. Dalam penelitian

  • peneliti akan memfokuskan penelitian ini pada Pelaksanaan Komunikasi

    Organisasi yang dilakukan pada sekolah menengah pertama baiturrahim

    kota jambi.

    C. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana pelaksanaan komunikasi yang ada di sekolah menengah

    pertama baiturrahim kota jambi?

    2. Bagaimana faktor penghambat dalam pelaksanaan komunikasi sekolah

    menengah pertama baiturrahim kota jambi?

    3. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh kepalah sekolah dalam mengatasi

    hambatan pelaksanaan komunikasi di sekolah menengah pertama

    baiturrahim kota jambi?

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    1. Tujuan penelitian

    a. Untuk mengetahui pelaksanaan komunikasi yang ada di sekolah

    menengah pertama baiturrahim kota jambi

    b. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam

    pelaksanaan komunikasi di sekolah menengah pertama baiturrahim

    kota jambi

    c. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan

    pelaksanaan komunikasi di sekolah menengah pertama baiturrahim

    kota jambi.

    2. kegunaan penelitian

    a. Guna mengembangkan ilmu pengetahuan yang penulis peroleh dalam

    bidang pendidikan

  • b. Diharapakan dapat menambah wawasan keilmuan penulis dan

    pembaca tentang pelaksanaan komunikasi yang baik

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

  • A. Kajian Teoritik

    1. Pengertian Manajemen

    Manajemen merupakan terjemahan secara langsung dari kata

    management yang berarti pengelolaan, ketatalaksanaan, atau tata pimpinan.

    Management berakar dari kata to manage yang berarti mengurus, mengatur,

    melaksanakan serta mengelola.

    Manajemen juga merupakan suatu proses merencanakan,

    mengorganisasikan, melaksanakan, serta mengevaluasi suatu kegiatan yang

    dilakukan oleh anggota dan pimpinan dan bekerja sama untuk mencapai

    tujuan dengan memamfaatkan sumber daya yang ada agar tujuan tersebut

    dapat berjalan secara efektif dan efisien.

    2. Fungsi Manajemen

    Fungsi manajemen menurut Terry dan Rue yaitu Planning, Organizing,

    Staffing, Motivating, Controling. Secara rinci penulis memilih pendapat

    tersebut didasarkan ksederhanaan tapi sudah memuat semua fungsi yang

    sudah di kemukakan pendapat lain. Satu persatu fungsi manajemen tersebut

    akan dijelaskan berikut ini : (Muninjaya, 2013, hal. 63-115).

    a. Fungsi perencanaan

    Fungsi perencanaan adalah fungsi terpenting dalam proses

    manajemen, untuk itu fungsi perencanaan merupakan landasan dasar

    pengembangan proses manajemen secara keseluruhan. Perencananaan

    merupakan tuntutan proses untuk mencapai tujuan secara efektif dan

    efisien.

    Perencanaan manajerial terdiri dari dua bagian utama, yaitu

    perumusan strategi dan penerapan strategi. Bagian pertama adalah

    perumusan strategi yaitu dengan menetapkan tujuan serta kebijakan dari

    suatu organisasi. Untuk merumuskan strategi, manajer harus memiliki

  • keterampilan manajerial yang bersifat konseptual. Bagian kedua

    penerapan, strategi dilaksanakan dengan menetapkan kegiatan untuk

    mencapai tujuan, untuk menerapkan kegiatan ini, manajer harus bersifat

    teknis.

    b. Fungsi pengorganisasian

    Pengorganisasian merupakan langkah untuk menetapkan,

    menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan serta

    menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang dan pendelegasian

    wewenang oleh pemimpin kepada staf untuk mencapai tujuan.

    Pengorganisasian dibuat agar mengetahui tugas serta kewajiban seseorang

    dalam sebuah organisasi.

    Pengorganisasian berfungsi sebagai alat untuk memadukan dan

    mengatur semua kegiatan yang ada kaitannya dengan personel, finansial,

    material dan tata cara pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

    Artinya organisasi dipandang sebagai wadah kerja sama sekelompok

    orang dalam organisasi.

    c. Fungsi pelaksanaan dan penggerak

    Pelaksanaan merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan dari

    sebuah perencanaan, dari sebuah rencana yang sudah disusun secara

    matang dan terperinci. Dalam pengimplementasiannya dilakukan setelah

    perencanaan sudah dianggap siap.

    Fungsi manajemen yang menjadi penggerak semua sumber daya

    manusia ditetapkan pada fungsi pengorganisasian, untuk mencapai tujuan

    dirumuskan dalam fungsi perencanaan. Sebagai fungsi penggerak, peran

    manajer menjadi sangat penting untuk mengarahkan serta menggerakkan

    semua sumber daya yang ada dalam mencapai tujuan yang telah

    dirumuskan.

  • Agar seseorang mampu menggerakkan dan mengarahkan sumber

    daya manusia dalam organisasi untuk mencapai tujuan, dibutuhkan

    kepemimpinanan yang mampu memotivasi pekerja, kerja sama serta

    hubungan komunikasi yang baik antar sesama anggota organisasi.

    d. Fungsi pengawasan

    Pengawasan adalah fungsi manajemen yang keempat. Fungsi ini

    mempunyai kaitan erat dengan ketiga fungsi manajemen lainnya,

    terutama fungsi perencanaan. Dalam fungsi perencanaan dituangkan

    segala bentuk tujuan yang ingin dicapai, sedangkan dalam fungsi

    pengawasan akan dilihat sejauh mana perkembangan dari suatu

    perencanaan yang telah dirumuskan. Apakah sudah berjalan sesuai

    dengan yang diharapkan atau justu sebaliknya.

    Pada uraian diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan juga merupakan

    bagian dari manajemen, yang artinya dalam pelaksanaan komunkasi

    diperlukan proses pengelolaan yang baik tentang bagaimana tata cara

    berkomunikasi serta dalam prosesnya tidak terlepas dari fungsi manajemen

    yang sudah ditetapkan, dimana dalam melakukan suatu kegiatan dimulai dari

    proses perencanaan, bukan hanya dalam kegitan berkomunikasi saja yang

    harus dimulai dari perencanaan bahkan untuk setiap kegiatan juga diharapkan

    dimulai dari perencanaan, agar terlihat jelas arah dari suatu kegiatan yang

    ingin dicapai.

    Yang kedua pengoranisasian, dimana pengorganisasian ini dibuat agar

    seseorang mengetahui tugas pokok serta wewenang yang menjadi tanggung

    jawabnya dalam sebuah organisasi. Yang ketiga pelaksanaan, setelah

    dirumuskan sebuah perencanaan dan dibentuk suatu pengorganisasian,

    selanjutnya perencanaan tersebut akan dituangkan dalam bentuk pelaksanaan.

  • Dimana pelaksanaan merupakan pengimlementasian dari sebuah rencana yang

    telah disusun sebelumnya. Dan yang terakhir pengawasan,fungsi pengawasan

    ini dilakukan untuk mengetahui apakah perencanaan yang disusun sudah

    berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak sama sekali, serta

    mengetahui apa yang menjadi penyebab tidak berjalannya rencana sesui

    dengan apa yang sudah ditentukan sebelumnya.

    3. Pengertian Manajemen Komunikasi Organisasi

    Manajemen komunikasi organisasi adalah studi tentang bagaimana

    orang-orang yang bekerja di dalam organisasi berkomunikasi dalam konteks

    organisasi serta interaksi dan pengaruh antara struktur organisasi dengan

    pengorganisasian (Liliweri, 2014,hal. 373). Sifat terpeting komunikasi

    organisasi adalah penciptaan pesan, penafsiran dan penangganan kegiatan

    anggota organisasi. Bagaimana komunikasi berlangsung dalam organisasi dan

    apa makna bergantung pada konsepsi seseorang mengenai organisasi (Pace &

    Faules, 2010, hal. 4). Menurut Goldhaber sebagaimana yang dikutip oleh

    Muhammad (2011, hal. 67) manajemen komunikasi organisasi adalah proses

    menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan yang saling

    tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau

    yang selalu berubah-ubah. Dari definisi tersebut mengandung enam konsep

    kunci dalam komunikasi organisasi, diantaranya:

    1) Proses, suatu organisasi adalah sistem terbuka yang dinamis yang

    menciptakan dan saling menukar pesan di antara anggotanya, karena

    gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus menerus dan

    tidak ada henti-hentinya, maka dikatakan suatu proses.

    2) Pesan, pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang,

    objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Komunikasi

    tersebut efektif jika pesan yang dikirimkan itu diartikan sama dengan apa

    yang dimaksudkan oleh pengirim pesan.

  • 3) Keadaan saling tergantung, keadaan saling tergantung satu bagian

    dengan bagian lainnya, bila satu bagian organisasi mengalami gangguan

    maka akan berpengaruh pada bagian lainnya dan mungkin juga kepada

    seluruh sistem organisasi.

    4) Hubungan, oganisasi merupakan suatu sistem terbuka, sstem

    kehidupan sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada

    tangan manusia dengan kata lain jalannya pesan dalam suatu organisasi

    dihubungkan oleh manusia.

    5) Lingkungan, yang dimaksud dengan lingkungan adalah semua totalitas

    secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan

    keputusan mengenai individu dalam suatu sistem. Lingkungan dapat

    dibedakan menjadi dua yaitu, lingkungan internal dan eksternal.

    6) Ketidakpastian, yang dimaksud dengan ketidak pastian adalah

    perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan,

    ketidakpastian dalam suatu organisasi ini bisa disebabkan oleh terlalu

    banyak informasi yang diterimah dari pada yang diperlukan. Untuk itu

    organisasi perlu menciptakan dan menukar pesan diantara anggotanya,

    melakukan suatu penelitian pengembangan organisasi dan menghadapi

    tugas-tugas yang kompleks dengan integrasi yang tinggi guna mengurangi

    faktor ketidakpastian.

    4. Tahapan dalam Komunikasi Organisasi

    Beberapa tahap dalam berkomunikasi diantaranya:

    a. Tahap Ideasi/gagasan, merupakan proses penciptaan gagasan atau

    informasi yang dilakukan oleh komunikator.

  • b. Tahap Enconding, merupakan gagasan atau informasi yang

    dibentuk menjadi simbol atau sandi yang dirancang untuk dikirim

    kepada komunikan dan memilih saluran atau media komunikasi

    yang akan digunakan.

    c. Tahap Pengirim, merupakan gagasan atau pesan-pesan yang telah

    disimbolkan atau disandikan melalui saluran dan media

    komunikasi yang tersedia dalam organisasi.

    d. Tahap Penerimaan, setelah dikirim melalui media komunikasi.

    penerimaan pesan ini dapat melalui proses mendengarkan,

    membaca, atau mengamati tergantung pada saluran atau media

    yang digunakan untuk mengirimnya.

    e. Tahap Decoding, pada tahap ini pesan-pesan yang diterimah

    kemudian diinterprestasikan, dibaca, diartikan, serta diuraikan

    secara langsung atau tidak langsung melalui proses berfikir.

    f. Tahap Respons, tindakan yang dilakukan oleh komunikan sebagai

    respons terhadap pesan-pesan yang diterimahnya merupakan tahap

    terakhir dalam suatu proses komunikasi. Respons komunikasi

    dapat berbentuk usaha melengkapi informasi, meminta informasi

    tambahan atau melakukan tindakan-tindakan lain (Rosady, 2002,

    hal. 10) .

    5. Tujuan Manajemen Komunikasi Organisasi

    a. Menyatakan pemikiran, pandangan dan pendapat, memberi

    peluang bagi para pemimpin organisasi dan anggotanya untuk

    menyatakan pikiran, pandangan, dan pendapat sehubungan dengan

    tugas dan fungsi yang mereka lakukan.

    b. Membagi informasi, memberi peluang kepada seluruh aparatur

    organisasi untuk membagi informasi dan memberi makna yang

    sama atas visi, misi tugas pokok, fungsi organisasi, sub organisasi,

    individu maupun kelompok kerja dalam organisasi.

  • c. Menyatakan perasaan dan emosi, Memberikan peluang bagi para

    peminpin dan anggota organisasinya untuk bertukar informasi

    yang berkaitan dengan persaan dan emosi.

    d. Tujuan manajemen komunikasi organisasi yaitu kegiatan untuk

    mengelola kegiatan komunikasi agar dapat berjalan dan mencapai

    hasilnya secara efektif (Ruslan, 2002, hal.15)

    Dapat dilihat dari beberapa pernyataan diatas mengenai tujuan dari

    manajemen komunikasi organisasi adalah dapat menyatakan pikiran,

    pandangan dan pendapat dalam suatu organisasi. Membagi informasi,

    menyatakan perasaan dan emosi serta dengan berkomunikasi diharapkan dapat

    mengelola kegiatan dengan baik agar dapat mencapai tujuan organisasi.

    6. Fungsi Manajemen komunikasi Organisasi

    Proses komunikasi merupakan bagian integral dari perilaku organisasi

    untuk menjalankan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab pimpinan,

    staf, dan pegawai. Maka dalam suatu organisasi komunikasi mempunyai

    beberapa fungsi sebagai berikut:

    a. Fungsi informasi, melalui komunikasi maka apa yang ingin

    disampaikan oleh narasumber atau pemimpin kepada bawahanya

    berjalan dengan baik.

    b. Fungsi regulativ, fungsi ini yang dimaksudkan sebagai proses yang

    dilakukan manajer yaitu mengawasi perpindahan perintah

    informasi pengiriman pesan kepada bawahan

    c. Fungsi persuasive, dalam fungsi persuasip ini berarti memasukan

    unsur-unsur yang menyakinkan dari atasan baik bersifat motivasi

    maupun bimbingan, sehingga bawahan merasa berkewajiban harus

    menjalankan pekerjaan atau tugas yang harus dilaksanakanya.

  • d. Fungsi integrative, pada fungsi integrativ bahwa organisasi sebagai

    suatu sistem harus berintegrasi dalam satu total kesatuan yang

    saling berkaitan dan semua urusan satu sama lain tak dapat

    dipisahkan, oleh karena itu orang-orang yang berada dalam suatu

    organisasi atau kelompok merupakan suatu sistem, dimana

    seseorang itu akan saling berhubungan dan saling berpengaruh

    kepada satu sama lain untuk terciftanya suatu proses komunikasi

    dalam mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan (Liliweri,

    2014, hal. 377).

    7. Dampak Manajen Komunikasi Organisasi

    a. Kesalahan dalam menetapkan keputusan

    Keputusan dalam dunia kerja ditentukan oleh seseorang untuk

    mencapai tujuan dalam organisasi, jika komunikasi yang dilakukan

    berjalan dengan efektif. Namun apabila komunikasi tidak efektif maka

    akan menimbulkan dampak buruk terhadap organisasi.

    b. Prokduktifitas menurun

    Komunikasi yang tidak efektif mempengaruhi tingkat dalam

    produktifitas suatu perusaahaan atau organisasi lainnya. Seperti halnya

    dalam dunia bisnis perusahaan tidak hanya berkomunikasi dengan

    perusahaan lain, tetapi perusahaan juga menjalin hubungan dengan

    konsumen.

    c. Strategi yang berantakan

    Komunikasi yang tidak efektif akan mempengaruhi kepada

    strategi dalam sebuah organisasi. Suatu strategi akan berantakan bila

    pihak pelaku tidak berkomunikasi dengan baik maka tidak dapat

    memberikan solusi ketika organisasi tersebut diterpa masalah.

    d. Efesiensi yang rendah

  • Komunikasi yang tidak efektif akan berdampak kepada efesiensi

    perusahaan atau lembaga. Efesiensi yang rendah disebabkan oleh

    komunikasi yang tidak jelas yang berdampak pada program kerja yang

    terhambat, sehingga akan sulit mencapai keputusan.

    e. Perpedaan presepsi

    Ketidak efektifan komunikasi dalam suatu organisasi berdampak

    pada sudut pandang yang berbeda. Artinya seorang komunikator harus

    dapat berkomunikasi dengan baik untuk membangun pandangan yang

    sama terhadap komunikan. Akibat dari perbedaan presepsi ini akan

    menimbulkan kesalahpahaman.

    f. Hilangnya kepercayaan

    Dampak dari komunikasi yang tidak efektif ini berkaitan dengan

    kesalah pahaman. Dampak dari kesalah pahaman tersebut akan

    menimbulkan rasa tidak percaya. Hal ini dirasakan oleh suatu

    organisasi lain yang ingin menjalin hubungan kerja sama pada

    organisasi tersebut (Muhammad, 2011, hal. 69).

    8. Manfaat Komunikasi Organisasi

    Menurut Ruslan (2002, hal. 90) Menyatakan bahwa, terdapat lima

    manfaat komunikasi dalam organisasi, diantaranya:

    a. Memberikan pengaruh positif bagi kemajuan suatu organisasi

    b. Menumbuhkan keakraban yang memperbesar semangat kerja

    c. Menambah pengetahuan dan meningkatkan kepekaan terhadp

    masalah

    d. Mempermudah pemecahan masalah yang dihadapi

  • e. Bertukar pengalaman yang akan memperbanyak ide atau gagasan

    untuk memperbanyak informasi.

    9. Distorsi Pesan dalam Komunikasi Organisasi

    Malayu (2005. hal.18) menyatakan bahwa distorsi pesan dalam

    komunikasi organisasi merupakan perubahan makna informasi, maksud dan

    ide antara komunikator, dengan kata lain gagal paham yang terjadi dalam

    sebuah makna komunikasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Muhammad

    (2007, hal. 206) ketetapan komunikasi menunjukan kepada kemampuan orang

    untuk mereproduksi atau menciptakan suatu pesan dengan tepat. Kekurangan

    ketetapan atau perbedaan arti di antara yang dimaksudkan oleh pengirim

    dengan interpretasi si penerima dinamakan distorsi. Terdapat tiga faktor yang

    mempengaruhi terjadinya distorsi pesan, diantaranya:

    1) Melihat sesuatu konsisten dengan apa yang mereka percayai

    2) Penggunaan bahasa yang kurang tepat

    3) Arti suatu pesan terjadi pada level isi dan hubungan.

    10. Manajer dalam Komunikasi Organisasi

    Pemimpin atau seorang manajer pada hakikatnya adalah seseorang

    yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di

    dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasan sehubungan dengan tugas-

    tugas yang dilakukannya (Nanang, 2000, hal. 88). Senada dengan penelitian

    yang dilakukan Wahjosumidjo (2011, hal. 17) bahwa pemimpin merupakan

    seseorang yang bisa mempengaruhi serta mendorong orang lain agar dapat

    bekerja sesuai dengan perintahnya. Komunikasi menjadi sangat penting

    karena merupakan aktivitas tempat pemimpin (school board) mencurahkan

    waktunya untuk menginformasikan sesuatu dengan cara tertentu kepada

    seseorang atau kelompok. Dengan berkomunikasi maka fungsi manajerial

    yang berawal dari fungsi perencanaan, implementasi, dan pengawasan dapat

    dicapai, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat tidaklah

  • mengurangi arti pentingnya komukasi diantara orang yang tergabung dalam

    lingkungan organisasi, komunikasi antara orang dengan orang tidak selalu

    tergantung pada teknologi akan tetapi tergantung dari kekuatan dalam diri

    orang ( Mada, 2006, hal. 69). Manajer yang berhasil adalah manajer yang

    dalam suatu organisasi adalah mereka yang dapat menjalankan komunikasi

    dengan baik secara efektif, serta dapat menjadi penerima sekaligus sebagai

    komunikator.

    Sebagai seorang komunikator, pemimpin organisasi harus

    menyesuaikan penyampaimaan pesannya, manjer juga bertanggung jawab atas

    lancar atau tidak nya pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya. Untuk

    melaksanakan kepemimpinannya secara efektif, manajer harus mampu

    melaksanakan komunikasi secara efektif pula. Komunikasi yang efektif harus

    dua arah, komunikasi ke atas dan ke bawah, mendengarkan dan memberi

    perintah. Sikap mendengarkan merupakan sikap umum yang dapat

    dipergunakan manajer kapan saja berurusan dengan penyelia ataupun

    pegawai. Mendengarkan juga merupakan salah satu alat manajemen yang

    paling penting. Para manajer harus mengambil prakarsa, membuka pintu

    untuk menerima para pekerja yang mempunyai masalah (Muhammad, 2007,

    hal. 8).

    Komunikasi yang efektif juga merupakan suatu hal yang sangat

    penting dalam organisasi, oleh karena itu para pemimpin komunikasi serta

    komunikator harus menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka

    (Nanang, 2000, hal. 34). Sebelum melakukan kerja dari beberapa teori di atas

    dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan pelaksanaan manajemen

    komunikasi di suatu organisasi, seorang manajer harus memiliki:

    a. Kemampuan dalam menyesuaikan pesannya

    b. Kemampuan berkomunikasi dua arah

  • c. Kemampuan dalam mendengarkan

    d. Kemampuan menerima bawahan yang bermasalah.

    11. Membangun Komunikasi Efektif

    Membangun komunikasi efektif di sekolah pada hakekatnya

    merupakan sebuah proses bagaimana membangun hubungan yang harmonis

    antar warga sekolah maupun hubungan eksternal sekolah dengan stakeholder

    terkait. Dalam konteks tersebut, kepala sekolah berfungsi sebagai pusat

    pengatur komunikasi, baik antar warga sekolah maupun hubungan sekolah

    dengan masyarakat. Dengan demikian, sebagai pusat pengatur komunikasi,

    kepala sekolah harus bisa membangun komunikasi efektif dengan menerapkan

    prinsip berikut.

    a. Prinsip human relations, kepemimpinan kepala sekolah tidak terlepas

    dari upaya membangun komunikasi efektif dan menjalin hubungan

    dengan masyarakat, karena dalam kesehariannya kepala sekolah tidak

    akan terlepas dari interaksi dengan orang lain, baik kepada guru, siswa,

    staf, maupun interaksi dengan stakeholder terkait

    b. Prinsip membina hubungan, kepala sekolah harus kreatif dan inovatif

    dalam membina hubungan dengan guru, staf, siswa, terutama dalam

    memberikan dorongan dan motivasi. Sedangkan dengan orang tua dan

    stakeholder, kepala sekolah harus membina kerja sama saling

    menguntungkan seperti menggalang beasiswa, bantuan sarana

    prasarana, maupun kegiatan belajar mengajar

    c. Prinsip informatif, kepala sekolah harus memiliki kemampuan

    mengelola dan menyampaikan informasi yang strategis kepada warga

    sekolah secara internal, dan eksternal sekolah dengan masyarakat

    d. Prinsip partifipatif, kepala sekolah harus bisa menggali aspirasi dan

    saran dari guru, staf,orang tua, dan masyarakat dalam menentukan dan

    mengambil keputusan

  • e. Prinsip persuasif, kepala sekolah harus porfesional dan mempunyai

    kemampuan mempengaruhi orang lain, bisa dipercaya, jujur, objektif,

    dan memperhatikan pelayanan

    f. Prinsip komunikasi interpersonal, kepala sekolah sebagai makhluk

    sosial harus bisa membangun komunikasi dialogis dengan warga

    sekolah (Mada, 2004, hal. 75).

    B. Study Relevan

    1. Penelitian Muhammad Tibyan (2015), dengan judul „‟Peran Komunikasi

    Organisasi pada Loyalitas Karyawan Studi Deskriptif pada perusahaan

    Otobus Blue Star Salatiga‟‟. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

    peran komunikasi organisasi yang dilakukan perusahaan outbus dalam

    mewujudkan loyalitas karyawan, hasil penelitian ini menunjukan bahwa

    komunikasi organisasi yang terjadi pada antar anggota organisasi yang

    terjadi antar anggota organisasi PO Blue Star memberikan pengaruh

    terhadap karyawan sehingga mereka loyalitas, dedikasi tinggi terhadap

    perusahaan dan sikap mental yang positif. (uin sunan kalijaga

    Yogyakarta.ac.id.pdf).Sedangkan perbedaanya dengan penelitian yang akan

    peneliti lakukan pada Manajemen Komunikasi Organisasi di SMP

    Baiturrahim Kota Jambi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

    Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    2. Penelitian Mar‟atus Sholichah (2012), dengan judul „‟ Pengaruh Iklim

    Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Servey Pada Bagian

    Humas Pemerintah Provinsi DIY‟‟. Penelitian ini bertujuan untuk mencari

    atau menemukan pengaruh iklim komunikasih terhadap kinerja pegawai

    humas provinsi DIY atau adanya korelarasi antara iklim komunikasi

    organisasi terhadap kinerja pegawai. (uinsunan kalijaga

    Yogyakarta.ac.id.pdf). Sedangkan penelitian lebih menekan pada

    Pelaksanaan Manajemen Komunikasi yang dilakukan di SMP Baitrurrahim

    Kota Jambi, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Desain Penelitian

    Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

    kualitatif, Creswell mengatakan ( sebagimana yang dikutip oleh sugiona, 2013,

    hal. 347) penelitian kualitatif berarti proses ekplorasi dan memahami makna

  • perilaku individu dan kelompok, menggambarkan masalah sosial atau masalah

    kemanusian. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan pendekatan

    penelitian kualitatif untuk menentukan cara mencari, mengumpulkan,

    mengelolah, dan menganalisis data hasil penelitian tersebut. Penelitian kualitataif

    dapat di gunakan untuk memastikan kebenaran data. Dengan pendekatan

    kualitatif, melalui teknik pengumpulan data secara trianggulasi/gabungan maka

    kepastian data akan dapat diperoleh.

    Desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian desktiptif kualitatif.

    Descrptive research adalah penelitian yang menjelaskan (mendeskripsikan) suatu

    situasi atau era populasi tertentu yang bersifat factual secara sistematik.Kualitatif

    adalah pendekatan sistematis dan subjektif yang digunakan untuk menjelaskan

    pengelaman hidup dan memberikan makna diatasnya.

    Penelitian ini berorientasi pada upaya memahami fenomena secara

    menyeluruh.Ia menggunakan obsevasi terstuktur serta interaksi komunikasi

    sebagai alat pengumpulan data terutama wawancara mendalam (in dept

    interview) dan peneliti menjadi instrument utamanya. Oleh karena itu dalam

    penelitian ini penulis bermaksud mendeskripsikan keadaan atau fenomena yang

    sebenarnya tentang „‟Manajemen Komunikasi Organisasi di Sekolah Menengah

    Pertama Baiturrahim Kota Jambi (studi kasus tentang pelaksanaan manajemen

    komunikasi)‟‟ dengan mengadakan observasi atau pengamatan lapangan untuk

    memperole data dan informasi selengkap mungkin yang berkaitan erat dengan

    objek penelitian.

    B. Setting dan Subjek Penelitian

    1. Lokasi penelitian

    Lokasi penelitian ini terletak di Sekolah Menengah Pertama Baiturrahim

    Kota Jambi. Pemilihan obsevasi ini di dasarkan pada pertimbangan, pertama,

    karena peneliti mengambillokasi terdekat, sehingga memudahkan dalam

  • mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek yang sesuai dengan

    penulis. Kedua, sekolah menenga pertama baiturrahim kota jambi menurut

    peneliti sekolah ini cocok untuk dijadikan tempat penelitian tentang

    pelaksanaan komunikasi organisasi.

    2. Subjek penelitian

    Menurut (Suharsimi, 2013, hal. 99) subjek penelitian adalah benda, hal

    atau orang tempat variabel penelitian melekat atau disebut juga sebagai

    orang yang akan memberikan informasi tentang hal-hal yang akan diteliti

    serta orang-orang yang banyak memberikan informasi sekaligus paham dan

    mengerti masalah yang akan diteliti. Subjek dalam penelitian ini adalah

    kepala sekolah SMP Baiturrahim Kota Jambi sebagai key informan, guru-

    guru dan pegawai yang berada di lingkungan SMP Baiturrahim Kota Jambi

    tersebut.

    Penelitian ini menggunakan sampling yang bertujauan (purposive

    sampling).Purposive sampling yaitu teknik sampling yang digunakan oleh

    peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di

    dalam pengambilan pribadi peneliti dari SMP Baiturrahim Kota Jambi.

    C. Jenis dan Sumber Data

    1. Jenis Data

    a. Data primer

    Menurut (Suharsimi 2010, hal. 172) Data primer adalah data yang

    di ambil dari peneliti kepada sumber tanpa adanya perantara. Sumber

    yang di maksud dapat berupa benda-benda atau manusia.teknik

    pengumpulan data yang di ambil langsung dari jenis data yang

    diperlukan. Jika yang diperlukan tentang manusia, maka peneliti dapat

    memperoleh dengan mempersiapkan seperangkat instrumen melakukan

    observasi langsung terhadap subjek yang akan diteliti.

  • Bentuk data primer penelitian ini meliputi data yang berkaitan

    dengan pelaksanaan komunikasi disekolah menengah pertama

    baiturrahim kota jambi. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data

    yang diperoleh dari: Kepala sekolah SMP Baiturrahim Kota Jambi,

    Wakil kepala sekolah SMP Baiturrahim Kota Jambi, serta guru dan

    pegawai yang berada di lingkungan SMP Baiturrahim Kota Jambi.

    b. Data Sekunder

    Menurut (Suharsimi, 2010, hal. 173) Data sekunder adalah data

    yang bukan di usahakan sendiri atau data yang (diperoleh dan dicatat

    oleh pihak lain). Minsalnya Koran, majalah dan keterangan-keterangan

    dari brosur dan publikasi lainya. Jadi data sekunder dari tangan kedua

    dan ketiga dan seterusnya.Artinya melewati satu atau lebih banyak

    pihak yang bukab dari peneliti sendiri.

    Data sekunder dari peneliti adalah:

    1. Historis dan geografis SMP Baiturrahim Kota Jambi

    2. Data stuktur organisasi dan beberapa sumber dokumen lainya.

    2. Sumber Data

    Menurut (Suharsimi, 2013, hal. 99) Sumber data adalah tempat, orang,

    atau benda dimana peneliti dapat mengamati, bertanya atau membaca

    tentang hal-hal yang berkenan dengan variabel yang diteliti. Sumber data

    secara garis besar dapat dibedakan atas: orang (person), tempat, (place),dan

    kertas atau dokumen (paper). Sumber data yang akan di peroleh dari

    penelitian ini adalah:

    a. kepala sekolah SMP Baiturrahim Kota Jambi

    b. Guru-guru

    c. Pegawai

    d. Kejadian dan peristiwa

  • D. Teknik Pengumpulan Data

    Untuk memperoleh data yang akan dibutuhkan dalam penelitian ini,

    maka penulis menggunakan beberapa instrument atau pengumpulan data berupa

    metode interview (wawancara), metode observasi serta metode dokumentasi.

    1. Observasi

    Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang paling utama

    dalam penelitian kualitatif. Menurut Sutrisno (sebagaimana dikutip oleh

    Sugiyono, 2015, hal. 235) Observasi merupakan suatu proses yang

    kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologisnya dan

    psikologisnya. Teknik pengumpulan data dengan obsevasi digunakan

    penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala

    dan bila responden yang di amati tidak terlalu besar. Metode yang digunakan

    adalah metode obsevasi non partisipan. Hal ini setidaknya akan membantu

    peneliti untuk mengumpulkan data dan mengetahui bagaimana pelaksanaan

    komunikasi di SMP Baiturrahim Kota Jambi.

    2. Wawancara

    Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering

    digunakan dalam penelitian kualitatif.Melaksanakan teknik wawancara

    berarti melakukan interaksi dan komunikasi atau percakapan antara

    pewawancara atau terwawancara dengan maksud menghimpun informasi

    dan interview.Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk

    mendapatkan informasi yang digali dari sumber langsung melalui

    percakapan atau Tanya jawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif

    sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi secara holistic dan jelas dari

    informenya.

  • Teknik wawancara yang penuis gunakan ialah dengan metode

    wawancara terstuktur yang termasuk dalam kategori in-dept interview,

    dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara

    terstuktur.Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan

    permasalahan lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancar diminta

    pendapat dan ide-idenya. (Sugiono, 2013: 233). Data yang penulis

    kumpulkan guna menjadi kelengkapan data observasi mengenai kegiatan

    yang berkaitan dengan Manajemen Komunikasi Organisasi dengan

    masyarakat di Sekolah SMP Baiturrahim Kota Jambi.

    3. Dokumentasi

    Dokumentasi merupakan bentuk teknik pengumpulan data yang

    disertai gambar serta dokumen-dokumen suatu lembaga. (Guga dan Licoln

    Maleong, 2006, hal. 216-217) Memberikan definisi tentang dokumen dan

    record sebagi berikut, „‟ dokumen ialah setiap bahan tertulis atau film lain

    dari record, yang tidak dipersiapkan dengan adanya permintaan dari seorang

    peneliti‟‟.

    Metode untuk memperoleh data yang berkenaan dengan:

    a. Stuktur organisasi SMP Baiturrahim Kota Jambi

    b. Historis dan Geografis SMP Baiturrahim Kota Jambi

    c. Keadaan guru, siswa/i, karyawan di SMP Baiturrahim Kota Jambi

    d. Serta, keadaan sarana dan prasarana di SMP Baiturrahim Kota Jambi.

    E. Teknik Analisis Data

    Analisis data dilakukan sebelum memasuki lapangan, Nasution (1998)

    menyatakan „‟ analisis telah mulai sejak merumuskan menjelaskan masalah,

    sebelum terjun kelapangan, dan langsung sampai penulisan hasil peenlitian

    (Sugiono, 2013: 245).

    1. Reduksi data

  • Reduksi data yaitu, merangkum, memilih hal-hal pokok difokuskan pada

    hal-hal yang penting dan disusun secara sistematis sehingga memberikan

    gambaran yang jelas tentang hasil penelitian.Reduksi dapat dilakukan

    dengan merangkum kegiatan yang merujuk pada manajemen hubungan

    masyarakat di Sekolah Menengah Pertama Baiturrahim Kota Jambi.

    2. Display data

    Display data yaitu, menyajikan data-data yang diperoleh dari lapangan

    dan disusun secara sistematis sehingga tersusun gambaran yang jelas dan

    sistematis tentang data yang dihasilkan dari penelitian yang dilakukan.

    3. Pengambilan keputusan atau Vertifikasi

    Pengambilan keputusan atau vertifikasi yaitu, kegiatan atau gambaran

    yang utuh dari objek penelitian. Proses penerikan kesimpulan di dasarkan

    pada hubungan informasi yang dalam satu bentuk yang dipadu pada

    penyajian dat, melalui informasi tersebut, peneliti dapat melihat apa yang

    ditelitinya dan menentukan kesimpulan yang benar sebagai objek penelitian.

    Kesimpulan juga divertifikasi selama penelitian penelitian berlangsung.Pada

    tahap sebelumnya, Vertifikasi juga dilangsungkan untuk memeriksa

    keabsahan data.

    F. Teknik Keabsahan Data

    Keabsahan data bisa dilakukan melalui trianggulasi data. Sugiono( 2013,

    hal. 273). menyatakan bahwa trianggulasi dalam pengujian kredibilitas ini

    diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai terdapat trianggulasi sumber,

    trianggulasi teknik pengumpulan data dan waktu.

  • 1. Trianggulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

    cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

    2. Trianggulasi teknik untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan

    dengan cara mengecek kepada sumber yang sama dengan teknik yang

    berbeda.

    3. Trianggulasi waktu sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

    dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari saat narasumber

    masih segar, akan membuat data yang valid sehingga lebih kredibel.

    Untuk itu dalam rangaka pengujian kredibilitas dilakukan dengan cara

    melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain

    dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil secara berulang-ulang

    sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.

    G. Jadwal Penelitian

    Jadwal penelitian ini disusun bertujuan untuk menjadi pedoman dalam

    melakukan penelitian. Dengan adanya jadwal penelitian ini diharapkan agar

    peneliti dapat lebih mudah menyelesaikan langka-langka penelitian yang

    akan dilakukan. Berikut adalah jadwal penelitian yang berlangsung.

    BAB IV

    TEMUAN DAN PEMBAHASAN

    A. Temuan Umum

    1. Sejarah Sekolah

  • Sejalan dengan perkembangan zaman dan lajunya pertumbuhan yang

    menuntut adanya peningkatan Sumber daya Manusia yang berkualitas, bukan

    saja dari segi pengetahuan umum tetapi pengetahuan Agama. Maka alternatif

    yang ditempuh untuk mewujudkan hak tersebut adalah dengan melalui jalur

    pendidikan yang mengupayakan terjadinya transpormasi pengetahuan, sikap,

    dan keterampilan, sehingga kecerdasan manusia dapat memecahkan problem

    hidup masyarakat.

    Hadirnya suatu lembaga pendidikan merupakan bagian yang tidak

    terpisahkan dalam rangka mewujudkan manusia yang berkualitas, demikan

    juga halnya dengan Yayasan Baiturrahim Jambi yang mendirikan SMP

    Baiturrahim Kota Jambi yang beralamat di Jl. H. Syamsoe Bachrun No. 32

    RT. 03 Kelurahan Selamat Kecamatan Danau Sipin Kota Jambi. SMP

    Baiturrahim Kota Jambi, didirikan pada tahun 1987 dengan Surat keputusan

    Kepala kantor wilayah departemen pendidikan dan kebudayaan provinsi jambi

    NO.1327/1ui.1.1/b.87.

    Pada awal berdirinya SMP Baiturrahim Jambi di pimpin atau di kepalai

    oleh Drs.Asrizul setelah satu tahun di gantikan oleh ibu Hj.Chairunnas.

    Dikarenakan ibu Hj.Chairunnas telah memasuki masa pensiun, Setelah itu

    SMP Baiturrahim Kota Jambi di Pimpin oleh bapak Drs.Khaidir Biran dan

    saat ini SMP Baiturrahim Jambi di Pimpin oleh ibu Dra.Fitri Herlina.

    Disamping Kepala SMP Baiturrahim Jambi mendapatkan 1 orang guru

    Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang di tugaskan oleh pemerintah untuk mengajar

    di SMP Baiturrahim Kota Jambi 4 orang pegawai tetap yang diangkat oleh

    Yayasan Baiturrahim Jambi, salah satunya termasuk kepala sekolah Dra.Fitri

    Herlina. Jumlah siswa SMP Baiturrahim Jambi pada tahun ajaran 2016/2017

    Ini keseluruhan berjumlah 141 orang siswa yang terbagi menjadi 6 kelas.

    Sedangkan jumlah seluruh guru atau karyawan 17 orang yang terdiri dari 1

    orang PNS, 4 orang guru karyawan tetap,12 orang guru honorer.

  • 2. Visi dan Misi Sekolah Menengah Pertama Baiturrahim Kota Jambi

    a. Visi Sekolah Menengah Pertama Baiturrahim Kota Jambi

    “Unggul dalam prestasi yang berwawasan IPTEK dan IMTAQ,

    berbudaya, disiplin, Berbudi pekerti yang luhur dalam suasana aman

    dan menyenangkan”.

    b. Misi Sekolah Menengah Pertama Baiturrahim Kota Jambi

    1) Menanamkan keyakinan/akidah melalui pengalaman agama

    2) Mengembangkan pengetahuan dibidang IPTEK, bahasa, olahraga

    3) Dan seni budaya, sesuai bakat dan potensi siswa

    4) Membiasakan jujur, disiplin dan tepat waktu

    5) Mengoptimalkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan

    menyenangkan.

    6) Menumbuhkan nilai-nilai budi pekerti yang luhur

    7) Menjalin kerja sama yang humoris antara warga sekolah,

    8) Komite sekolah dan lingkungannya.

    3. Struktur Organisasi Sekolah Menengah Pertama Baiturrahim Kota

    Jambi.

    Stuktur Organisasi merupakan system format hubungan kerja yang

    membagi dan mengkoordinasikan hubungan kerja antara satu dengan yang

    lainnya. Struktur organisasi yaitu bentuk dari organisasi secara keseluruhan

    yang menggambarkan kesatuan dari berbagai segmen dan fungsi organisasi

    yang terbagi atas tugas-tugas pokok (Dokumentasi SMP Baiturrahim Kota

    Jambi 2018).

    KEPALA SEKOLAH

    Dra. Fitri Herlina

    NIP. 19960216 199702 2 001

    KOMITE

    SEKOLAH

    WAKIL KEPALA SEKOLAH

    BIDANG KESISWAAN

    Hasbullah M.Pd

  • Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMP Baiturrahim Kota Jaambi.

    4. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

    Tenaga pendidik di SMP Baiturrahim Kota Jambi mempunyai tugas

    utama dalam mengelola pembelajaran untuk disampaikan kepada siswa/i.

    Guru adalah pelaksana dan pengembang program kegiatan proses belajar

    PEMBINA OSIS

    Maya Sari, S.Pd

    SISWA

    TATA USAHA

    Yuliyana

    BENDAHARA

    Hj. Nurhayati, B.Ac

    GURU BIDANG STUDY

    1. Dra. FITRI HERLINA

    2. Hasbullah,M.Pd

    3. Drs.Khaidir

    4. Maya Sari,S.Pd

    5. Teti Yeni,S.Pd

    6. M. Darwin, S.Pd. I

    7. Umi Kalsum, S.Pd

    8. Delpina Risi, S.Pd. I

    9. Animar Y, S.Pd

    10. Aldina Fitri, S.Pd

    11. Astuti Hidayah, S.Pd

    12. Kholisa Bara, S.Pd

    13. Khoirunnisya S.Pd

    14. Eka Septiarini

    Carolina, S.Pd

    WALI KELAS

    VII : Animar Y S.Pd

    VIII A : Maya Sari, S.Pd

    VIII B : Umi Kalsum, S.Pd

    IX A : Teti Yeni, S.Pd

    IX B : Hasbullah, M.Pd

    BK

    Dra. FITRI HERLINA

    NIP. 19960216 199702 2 001

    Aldina Fitri,S.Pd

  • mengajar. Sebagaimana diketahui salah satu komponen pendidikan, guru

    memegang peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan.

    Tenaga pendidik merupakan orang tua ke dua di sekolah, oleh karena itu

    tugas seorang guru adalah mengarahkan siswa/inya untuk melakukan

    kebaikan baik itu berupa pengetahuan, ketrampilan, dan prilaku yang baik

    yang berguna bagi mereka dalam menghadapi tantangan dan modal untuk

    menghadapi masa depan yang lebih baik dalam kehidupan. Pada tahun

    pelajaran 2013/2014 terjadi pergantian Kepala Sekolah yaitu Bapak Drs.

    Khaidir Biran kepada Dra. Fitri Herlina pada tanggal 2 September 20113.

    Sedangkan jumlah Guru dan karyawan adalah berjumlah 16 orang terdiri dari

    1 orang Guru PNS dan 4 Orang guru tenaga tetap Yayasan Baiturrahim Jambi

    dan 11 orang Guru tenaga Honorer. Selanjutnya dapat dilihat tabel berikutnya

    :

    Tabel 4.1. keadaan Guru/Karyawan SMP Baiturrahim Kota Jambi

    (Dokumentasi SMP Baiturrahim Kota Jambi, 7, Mei, 2018).

    Tabel 4. 1 Keadaan Tenaga Pendidik Kota Jambi

    NO Nama Jabatan Bidang Study

    1. Dra. Fitri Herlina Kepala Sekolah Bimbingan

  • konseling

    2. Hj. Nurhayati, B.Ac Bendahara -

    3. Hasbullah,S.Ag. M.Pd Guru/ Waka

    Kesiswaan

    PJOK, TIK

    4. Drs. Khaidir Biran Guru Agama Islam

    5. Yuliana Tata Usaha -

    6. Maya Sari, S.Pd Guru IPS

    7. Teti Yani, S.Pd Guru IPA

    8. M. Darwin, S.Pdi Guru PKN

    9. Umi Kalsum, S.Pd Guru Bahasa Indonesia

    10. Animar Y, S.Pd Guru IPS

    11. Astuti H, S.Pd Guru Matematika

    12. Netri Deswita, S.Pd Guru Bahasa Inggris

    13. Kholisa Bara, S.Pd Guru Matematika

    14. Delpina R, S,Pd Guru Kesenian

    15. Aldina Afitri, S.Pd Guru Bimbingan

    Konseling

    16. Khairunisya, S.Pd Guru Bahasa Inggris

    5. Siswa

    Siswa merupakan anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan

    potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidkan formal, maupun

    pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.

    Jumlah siswa SMP Baiturrahm Kota Jambi pada tahun 2016/ 2017 ini secara

    keseluruhan berjumlah 141 orang siswa yang terbagi menjadi 6 kelas. Untuk

    lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

    Tabel 4.2 keadaan siswa SMP Baiturrahim Kota Jambi

  • NO. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

    1 VII A 15 11 26

    2 VII B 12 12 24

    3 VII C 12 13 25

    4 VIII A 14 9 23

    5 VIII B 12 8 20

    6 IX A 16 9 25

    7 IXB 15 8 23

    TOTAL 141Orang

    6. Keadaan Sarana dan Prasarana

    Sarana dan prasarana secara etimologi memiliki perbedaan, namun

    keduanya memiliki keterkaitan yang sangat penting sebagai alat penunjang

    keberhasilan suatu proses yang dilakukan. Dengan demikian, suatu pross

    kegiatan yang akan dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang

    diharapkan sesuai dengan rencana, jika sarana dan prasarana tidak tersedia.

    Sekolah Menengah Pertama Baiturrahim Kota Jambi sebagai lembaga

    formal tidak terlepas dari sarana dan prasarana yang dimiliki sebagai pusat

    pendidikan dan pengajaran untuk proses belajar dan mengajar berlangsung.

    SMP Baiturrahim Kota Jambi terletak sangat strategis sekali, karena berada di

    tegah-tengah pusat kota Jambi danjuga berada dipinggir jalan. Keadaan sarana

    dan prasarana atau alat-alat yang menunjang dan membantu perlengkapan

    proses pembelajaran di SMP Baiturrahim Kota Jambi dapat dilihat dan table

    berikut:

  • Tabel 4.3 Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Baiturrahim Kota

    Jambi

    No JENIS JUMLAH KET

    1 Kantor 1 Ruangan Baik

    2 Ruang Kelas 7 Ruangan Baik

    3 Ruang Perpustakaan 1 Ruangan Baik

    4 Laboratorium IPA 1 Ruangan Baik

    5 Laboratorium Komputer 1 Ruangan Baik

    6 WC/ Kamar Mandi 6 Ruangan Baik

    7 Komputer 12 Unit Baik

    8 Mesin Copy/ Printer 1 Unit Baik

    9 Jam Dinding 3 Buah Baik

    10 Tape Recorder 1 Buah Baik

    11 Microphone 2 Buah Baik

    12 Lapangan Olahraga 1 Tempat Baik

    13 Alat Rabana 1 Set Baik

    14 Perlengkapan Pramuka 1 Set Baik

    15 Kursi dan Meja Guru 20 Buah Baik

    16 Kursi dan Meja Tamu 1 Set Baik

    17 Kursi dan Meja Belajar 225 Buah Baik

    18 Lemari Kayu 6 Buah Baik

    19 Papan Tulis 8 Buah Baik

    20 Kantin 6 Unit Baik

    21 Tempat Sampah 10 Buah Baik

    22 Televisi 2 Buah Baik

    7. Kurikulum Sekolah Menengh Pertama Baiturrahim Kota Jambi

    Mata pelajaran di SMP Baiturrahim Kota Jambi meliputi :

    a. Kurikulum KTSP terdiri dari :

    1) Pendidikan agama islam:

    2) Al-quran –hadist

    3) Akidah ahlak

    4) Fiqih

    5) Sejarah kebudayaan islam

    6) Pendidikan kewarganegaraan

  • 7) Bahasa Indonesia

    8) Bahasa inggris

    9) Matematika

    10) Ilmu pengetahuan alam

    11) Ilmu pengetahuan sosial

    12) Seni budaya

    13) Industri kecil

    14) Pendidikan jasmani,olah raga dan kesehatan

    15) Ketrampilan /teknologi informasi dan komunikasi

    B. Temuan Khusus

    1. Pelaksanaan Komunikasi Organisasi di Sekolah Menengah Pertama

    Baiturrahim Kota Jambi

    Manajemen komunikasi organisasi adalah studi tentang bagaimana orang-

    orang yang bekerja di dalam organisasi berkomunikasi dalam konteks

    organisasi serta interaksi dan pengaruh antara struktur organisasi dengan

    pengorganisasian. Terciptanya komunkasi yang baik tidak terlepas dari

    hubungan yang baik antara atasan dengan bawahan, seorang atasan tidaklah

    cukup memahami pekerjaan bawahannya tetapi ia juga harus menunjukan

    kesediaannya yang dapat dirasakan oleh bawahan.

    Dalam ilmu manajemen jika berbicara tentang manajemen berarti tidak

    terlepas dari berbagai fungsi manajemen, diantaranya adalah fungsi

    perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengevaluasian. Begitu

    juga dalam hal berkomunikasi, seorang manajer juga seharusnya

    menggunakan fungsi manajemen agar dalam pelaksaannya dapat berjalan

    dengan baik, teratur serta sesuai dengan apa yang diharapkan.

    a. Perencanaan

  • Perencanaan merupakan aspek penting dalam manajemen, yang

    artinya perencanaan memiliki peran yang sagat penting dalam

    mengelola serta mengatur suatu kegiatan. Perencanaan juga merupakan

    langkah awal yang ditentukan serta dijadikan patokan dalam melakukan

    suatu kegiatan. Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang bisa

    terlaksana sepenuhnya, sesuai dengan apa yang diharapkan.

    Kegiatan pelaksanaan dari komunikasi seharusnya dimulai dari

    tahap perencanaan, dimana pihak organisasi menentukan arah serta

    tujuan dari apa yang ingin dicapai, agar dalam pelaksanaannya dapat

    berjalan dengan lancar serta terarah.

    Pelaksanaan komunikasi di Sekolah Menengah Pertama

    Baiturrahim Kota Jambi ini pada tahap perencanaan dalam proses

    komunikasi belum ada perencanaan yang dibuat secara khusus,

    maksudnya dalam pelaksanaan komunikasi belum ada aspek penting

    yang dituangakan mengenai pelaksanaan dalam berkomunikasi.

    Belum adanya perencaan yang dikhususkan dalam pelaksaan

    berkomunikasi, sesuai dengan apa yang dituturkan oleh Ibu Aldina

    Afitriani, S.Pd sebagai salah satu tenaga pendidik yang ada di Sekolah

    Menengah Pertama Baiturrahim Kota Jambi

    “Pada tahap perencanaan sekolah memang belum membuat suatu

    perencanaan mengenai pelaksaan dalam berkomunikasi, karena dalam

    berkomunikasi memang tidak ada hal yang penting yang harus

    direncanakan hal ini dikarenakan komunikasi menjadi hal yang biasa

    dilakukan oleh siapapun jadi dalam perencanaannya belum ada aspek

    penting yang dituangkan. Sedangkan setiap warga dalam organisasi

    dituntut untuk bisa berkomunikasi dengan baik, namun dalam proses

    perencanaan pihak sekolah belum membuat suatu perencanaan yang

    berkaitan dalam pelaksaan berkomunikasi (Wawancara pada tanggal

    07 Mei 2018)”.

  • Pernyataan mengenai belum adanya perencanaan yang dibuat oleh

    pihak sekolah mengenai pelaksanaan dalam berkomunkasi juga

    diungkapkan oleh Ibu kepala sekolah, Ibu Dra. Fitri Herlina

    “ Dalam berkomunikasi khususnya di Sekolah Menengah Pertama

    Negeri 30 Muaro Jambi memang belum adanya bentuk perencanaan

    yang disusun untuk mengatur tata cara berkomunikasi, hal ini

    dikarenaan bahwa komunikasi itu menjadi suatu yang biasa dilakukan

    dalam kegiatan sehari-hari. Jadi kami menganggap bahwa tidak ada

    yang harus direncanakan secara khusus mengenai tata car

    berkomunikasi dalam suatu organisasi (Wawancara pada tanggal 07 Mei

    2018)” .

    b. Pengorganisasian

    Pengoranisasian adalah langkah menetapkan, menggolongkan, dan

    mengatur berbagai macam kegiatan serta menetapkan tugas-tugas pokok

    dan wewenang dalam mencapai suatu tujuan. Pengorganisasian juga

    merupakan alat untuk memadukan dan mengatur semua kegiatan yang

    ada kaitannya dengan tata cara pencapaian tujuan organisasi.

    Pada tahap pengorganisasian dalam pelaksanaan berkomunikasi,

    pihak sekolah kembali menyatakan bahwa

    “Dalam berkomunikasi sekolah tidak membuat suatu bentuk

    pengorganisasian, karena dalam penyampaian suatu pesan yang

    berbentuk perintah ataupun informasi, sudah terlihat jelas bahwa

    informasi di sampaikan langsung dari kepala sekolah kepada warga

    sekolah. Untuk itu sekolah merasa tidak perlu membuat

    pengorganisasian dalam berkomunikasi (Wawancara pada tanggal 07

    Mei 2018)”.

    Pernyataan diatas menjelaskan bahwa dalam berkomunikasi,

    khususnya pada Sekolah Menengah Pertama Baiturrahim Kota Jambi

    belum terlihat bentuk pengorganisasian yang dibuat oleh pihak sekolah,

  • karena untuk sepenuhnya penyampaian informasi dilakukan oleh Kepala

    Sekolah kepada seluruh warga sekolah.

    c. Pelaksanaan

    Pelaksanaan merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan dari

    perencanaan, dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan

    terperinci. Dalam pengimplementasiannya dilakukan setelah perencanaan

    sudah dianggap siap.

    Pelaksanaan komunikasi di Sekolah Menengah Pertama

    Baiturrahim kota jambi mengalami kendala dalam proses

    penyampaiannya, hal ini dikarenakan pada proses penyampaian pesan

    yang dilakukan oleh kepala sekolah bersifat tidak langsung. Artinya

    dalam penyampaian suatu pesan yang dilakukan oleh kepala sekolah

    kerap melalui perantara.

    Pernyataan penyampaian pesan yang dilakukan oleh kepala sekolah

    melalui perantara sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Ibuk Umi

    Kalsum, S.Pd

    “ Dalam proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh Ibuk Kepala

    Sekolah memang sering melalui perantara, seperti penyampaian informasi

    yang bersangkutan dengan pekerjaan diinformasikan melalui pesan yang

    dikirim melalui via Whatshapp,ini yang terkadang menyebabkan

    perubahan makna yang terjadi dari pesan yang disampaikan. Padahal

    informasi mengenai pekerjaan itu sangat penting jadi sebaiknya

    disampaikan dengan tatap muka atau secara langsung agar tidak terjadi

    salah dalam pemahaman suatu pesan yang disampaikan(Wawancara pada

    tanggal 08 Mei 2018)”.

  • Penyampaian informasi yang disampaikan melalui via Whatshapp

    juga disampaikan oleh Bapak Hasbullah, S.Ag, M.Pd

    “Kesibukan yang mungkin membuat Ibu Kepala Sekolah dalam hal

    penyampaian suatu pesan baik itu bersifat informasi atau perintah

    mengenai pekerjaan sering kali disampaikan hanya melalui via

    Whatshapp saja, atau mungkin ini juga bagian dari pengaruh perubahan

    teknologi yang semakin canggih yang justru memberikan dampak yang

    kurang baik terhadap suatu organisasi, karena komunikasi merupakan alat

    untuk mengarahkan serta memativasi para pekerja(Wawancara pada

    tanggal 09 Mei 2018).

    Dari kedua pernyataan diatas dapat diartikan bahwa pelaksanaan

    komunikasi yang terjadi di Sekolah Menengah Pertama Baiturrahim Kota

    Jambi kurang berjalan dengan baik, hal ini terlihat dalam penyampaian

    pesan yang dilakukan oleh pihak kepala sekolah kerap disampaikan

    secara tidak langsung. Pesan yang disampaikan baik bersifat informasi

    atau perintah disampaikan hanya melalui via Whatshapp saja. Hal ini

    tentu akan dapat menyebabkan perubahan makna dalam isi pesan

    disampaikan. Karena adanya keterbatasan dalam memberikan pendapat,

    serta perintah yang disampaikan hanya berbentuk pemberitahuan saja

    tanpa dijelaskan secara rinci makna dari isi pesan yang disampaikan.

    Penyampaian pesan secara langsung atau tatap muka saja masih

    memberikan rasa kurang dalam pemahaman bagi penerima pesan, apalagi

    pesan yang hanya diinformasikan melalui via Whatshap. Dalam proses

    penyampaiannya saja kurang efektif. Sedangkan komunikasi yang efektif

    adalah pertukaran informasi, ide, perasaan yang menghasilkan perubahan

    sikap sehingga terjalin sebuah hubungan baik antara pemberi dan

    penerima pesan. pengukuran efektifitas darisuatu proses komunikasi

    dapat dilihat dari tercapainyan tujuan si pengirim pesan.

  • Pernyataan mengenai penyampaian pesan yang kurang efektif juga

    diungkapkan oleh Bapak Drs. Khaidir Biran bahwa,

    “Pada proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh ibuk kepala

    sekolah dilakukan dengan dua macam teknik dalam penyampaiannya.

    Pertama, pesan disampaikan melalui via Whatshapp, yang kedua pesan

    disampaikan melalui perantara. Maksudnya di sini, penyampaian pesan

    yang berbentuk perintah mengenai tugas serta penyelesaian program kerja

    disampaikan kepada wakil kepala sekolah dan dari wakil kepala

    disampaikan kepada orang yang bersangkutan. Ini membuat pesan yang

    disampaikan menjadi kurang efektif, karena pada tahap penyampaian

    pesan yang dilakukan melalui via Whatshapp terkadang membuat si

    penerima menjadi kurang paham dengan apa yang disampaikan, karena

    isi pesan hanya berbentuk perintah atau informasi saja tanpa adanya

    penjelasan secara rinci yang disampaikan. Yang kedua penyampaian

    pesan melalui perantara, ini juga terkadang membuat perubahan makna

    pesan yang diterima. Karena pada tahap penyampaiannya dilakukan tidak

    secara langsung dari pihak yang memerintakan. Pesan disampaikan

    melalui dua terkadang tiga saluran. Kemungkinan besar akan membuat

    perubahan makna dari pesan yang disampaikan akan besar (Wawancara

    pada tanggal 14 Mei 2018)”.

    Banyaknya saluran dari pesan yang ingin disampaikan, kemungkinan

    akan menyebabkan perubahan makna informasi, maksud dan ide antara

    komunikator, dengan kata lain gagal paham yang terjadi dalam sebuah makna

    komunikasi yang diterima.

    2. Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Komunikasi Organisasi di

    Sekolah Menengah Pertama Baiturrahim Kota Jambi.

    Di dalam kegiatan apapun tentu tidak selalu berjalan dengan mudah,

    lancar dan seperti yang diinginkan. Akan ada beberapa hal yang menjadi

    kendala, hambatan, atau msalah yang tiba-tiba muncul dan harus dihadapi.

    Hambatan merupakan keadaan yang dapat menyebabkan pelaksanaan dari

    kegiatan terganggu dan tidak terlaksana dengan baik.

  • Begitu pula dalam pelaksanaan komunikasi di Sekolah Menengah

    Pertama Baiturrahim Kota Jambi, dari beberapa hasil wawancara dan

    observasi menunjukan adanya beberapa kendala yang dihadapi selama proses

    berkomunikasi.

    a. Pengaruh teknologi

    Tekonologi merupakan kesediaan sarana untuk menyediakan barang-

    barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup

    manusia. Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan

    sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Seiring dengan perubahan

    zaman, teknologi juga mengalami perkembangan yang begitu pesat.

    Perkembangan dari berbagai macam teknologi tidak hanya memberikan

    dampak positif, akan tetapi ada sisi negativ yang dihasilkan.

    Perkembangan teknologi yang sangat cepat tidaklah mengurangi arti

    pentingnya komukasi diantara orang yang tergabung dalam lingkungan

    organisasi, komunikasi antara orang dengan orang tidak selalu tergantung

    pada teknologi akan tetapi tergantung dari kekuatan diri setiap orang.

    Pernyataan diatas sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Ibu Maya

    Sari, S.Pd

    “Gadget merupakan salah satu alat komunikasi yang dihasilkan oleh

    perkembangan teknologi, penggunaan gadget memang dapat

    mempermudah seseorang dalam berkomunikasi. Namun tidak semua

    komunikasi yang disampaikan melalui gadget akan memberikan respon

    yang sesuai dengan yang diharapkan. Komunikasi yang kerap disampaikan

    mengenai pekerjaan seperti penyelesaian program kerja atau segala yan

    terkait dengan urusan pekerjaan seharusnya tidak disampaikan melalui

    gadget atau via Whatshapp, karena ini akan membuat pesan yang

    dismpaikan menjadi kurang ektif serta akan mempengaruhi ketercapaian

    dari makna pesan yang disampaikan (Wawancara pada tanggal 14 Mei

    2018 )”.

  • b. Tingkat kesadaran yang rendah dalam berkomunikasi

    Komunikasi merupakan proses dimana seseorang atau beberapa orang,

    kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan dan menggunakan

    informasi agar dapat terhubung dengan lingkungan dan orang lain.

    Komunikasi memiliki peran penting dalam organisasi, dengan

    berkomunikasi diharapkan agar tidak terjadinya salah dalam pemahaman

    baik tugas maupun tanggung jawab setiap pegawai dalam organisasi guna

    mencapai tujuan yang diharapkan.

    Pentingnya berkomunikasi ini dimaksudkan agar setiap informasi yang

    disampaikan oleh pengirim bisa diterima dan dipahami oleh si penerima

    pesan. Untuk itu dalam berkomunikasi diperlukan tingkat kesadaran

    seseorang dalam berkomunikasi, ini diperlukan agar dalam berkomunikasi

    bisa berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.

    Tingkat kesadaran merupakan ukuran dari kesadaran dan respon

    seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan. Dalam pelaksanaan

    komunikasi yang dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Baiturrahim

    Kota Jambi memiliki beberapa kendala selama proses pelaksanaannya yang

    menyebabkan tujuan dari komunikasi tidak tercapai sesuai dengan apa

    yang telah direncanakan. Kendala yang dimaksud diutarakan oleh Ibu

    Animar, S.Pd

    “Dalam pelaksanaan komunikasi tentu sedikit banyaknya memiliki

    kendala dalam pencapaian tujuan komunikasi, salah satunya adalah

    tingkat kesadaran yang rendah dalam berkomunikasi. Tingkat kesadaran

    merupakan salah satu faktor yang menyebabkan komunikasi kurang

    berjalan dengan baik, artinya memiliki tingkat kesadaran dalam

    berkomunikasi sangat berpengaruh demi kelancaran suatu komunikasi,

    memiliki tingkat kesadaran yang rendah, acuh tak acuh pada masalah

    serta kurang pedulinya terhadap suatu informasi yang seharusnya

  • disampaikan kepada warga sekolah, ini justru akan memberi pengaruh

    terhadap tingkat pencapaian komunikasi serta tujuan dari organisasi

    (Wawancara pada tanggal 15 Mei 2018).

    Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Ibu Animar, S.Pd, hal yang

    sama juga kembali diungkpan oleh Ibu Aldina Afitri, S.Pd

    “Pada pelaksanaan komunikasi, tingkat kesadaran menjadi salah satu

    faktor yang dapat mempengaruhi ketercapaian dari pesan yang

    disampaikan. Rendahnya tingkat kesadaran dalam berkomunikasi

    membuat seseorang merasa tidak peduli atas pentingnya makna dalam

    berkomunikasi sehingga membuat tujuan dari komunikasi sulit untuk

    dicapai (Wawancara pada tanggal 15 Mei 2018)”.

    Dari kedua pernyataan diatas dapat dilihat bahwa, memilki tingkat

    kesadaran dalam berkomunikasi sangatlah penting dalam mewujudkan

    tujuan-tujuan komunikasi. Tingkat kesadaran yang dimaksud bukanlah

    hanya berasal dari kepala sekolah saja sebagai sumber informasi, tetapi

    dalam hal ini diperlukan kerja sama antara kepala sekolah dengan seluruh

    warga sekolah. Pada tingkat kesadaran ini akan terjadi saling menghargai,

    saling pengertian , serta dapat mengembangkan diri melalui tingkat

    komuniasi atau interaksi yang terbaik sehingga diharapkan mampu

    mencapi tujuan dari komunikasi yang diharapkan.

    c. Sikap atasan terhadap bawahan

    Sikap merupakan tingkah laku atau gerakan-gerakan yang tampak dan

    ditampilkan dalam interaksinya dengan lingkungan sosial. Interaksi

    tersebut terdapat proses saling merespon, saling mempengaruhi serta saling

    menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosial. Artinya sikap merupakan

    tindakan yang ditampilkan seseorang yang dapat memberi pengaruh baik

    atau buruk tergantung dari sikap yang ditampil oleh seseorang.

  • Yang dimaksud dengan sikap atasan terhadap bawahan disini adalah,

    suatu tindakan yang ditampilkan oleh atasan terhadap bawahan yang dapat

    memberi pengaruh serta respons terhadap sikap yang diterima, khususnya

    dalam berkomunikasi.

    Dalam berkomunikasi seharusnya seorang atasan memiliki sikap

    komunikatif. Yang artinya komunikasi yang dilakukan dua arah, dialog itu

    membutuhkan keterbukaan baik dari atasan maupun bawahan demi

    terwujudnya hubungan yang baik dalam bekerja. Pernyataan mengenai

    sikap komunikatif dalam berkomunikasi, juga diungkapkan oleh Ibu Teti

    Yeni, S.Pd dan Bapak Kholisa Bara, S.Pd

    “Dalam berkomunikasi, sikap antara atasan terhadap bawahan juga

    menjadi faktor yang dapat mempengaruhi tujuan dari komunikasi.

    Kurangnya sikap komunikatif atau keterbukaan yang dimilki baik itu

    dari atasan maupun bawahan akan mempengaruhi hubungan yang baik

    dalam bekerja. Komunikatif merupakan tindakan yang

    memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan bekerja sama

    dengan orang lain. Terciptanya sikap komunikatif dalam lingkungan

    organisasi akan memberikan rasa nyaman bagi setiap orang dalam

    bekerja(Wawancara pada tanggal 16 Mei 2018)”.

    d. Penyampaian pesan secara bertahap

    Penyampaian informasi secara berantai atau bertahap biasanya

    membuat makna pesan yang diterima akan berbeda dari apa yang

    sebenarnya, infomasi yang diberikan oleh kepala sekolah terkait dengan

    masalah pekerjaan tidak selalu disampaikan secara langsug kepada seluruh

    pegawai yang berada di lingkungan sekolah, dalam penyampaiannya

    kepala sekolah hanya memberikan informasi kepada salah seorang

    pegawai, seperti wakil kesiswaan atau wakil kurikulum, dan dari wakil

    kurikulum tidak langsung menyampaikan kepada seluruh pegawai sekolah,

    pesanpun dismpaikan secara bertahap kembali. ini yang menyebabkan

  • makna pesan yang diterima dari satu saluran kepada saluran yang lain akan

    memberikan perubahan makna dalam mengartikannya.

    “Dalam penyampaian informasi , terkadang kepala sekolah juga tidak

    langsung menginformasi kepada seluruh para pegawai yang ada di

    lingkungan sekolah. Akan tetapi dalam penyampaiannya melalui

    perantara. Ini akan mengakibatk