MANAJEMEN KOMUNIKASI ORGANISASI DI SEKOLAH MENENGAH BAITURRAHIM KOTA JAMBI SKRIPSI Oleh : LESTARI NIM. TK 140628 PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018
MANAJEMEN KOMUNIKASI ORGANISASI DI
SEKOLAH MENENGAH BAITURRAHIM
KOTA JAMBI
SKRIPSI
Oleh :
LESTARI
NIM. TK 140628
PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2018
MANAJEMEN KOMUNIKASI ORGANISASI DI
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
BAITURRAHIM KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)
dalam Ilmu Manajemen Pendidikan Islam
Oleh :
LESTARI
NIM. TK 140628
PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2018
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirrobbil’alamiin.
Rasa syukur yang tiada terkira kepada Allah SWT atas segala nikmat yang
dianugerahkan kepada saya, dan atas ridho dari-Nya saya berkesempatan untuk bisa
berada pada penghujung pendidikan Strata Satu (S1) ini. Shalawat berangkai salam
senantiasa terucap teruntuk junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan
pertolongannya di hari akhir nanti.
Sebuah karya kecil ini saya persembahkan kepada orang tua yang ku cintai
dan sayangi ayahanda Abbdur Rais dan ibunda Taruwah yang tidak putus-putus
dalam mendoakan, memberi kasih sayang, dan memotivasi saya. Serta tak lupa pula
rasa terimakasih untuk seluruh keluarga besarku. Semoga mereka senantiasa
dijauhkan dari panasnya api neraka-Mu.
Kepada adikku tersayang yang selalu menemaniku dalam suka dan duka dan
yang selalu memotivasiku untuk tetap berjuang dan terus maju tanpa harus ada kata
lelah (adikku Fauziah), serta kepada seluruh keluarga besarku, kakakku Rosita,
Akasa, Abdurrakip, dan adekku tercinta Ratna Juwita yang senantiasa memberikan
dukungan, semangat, senyum dan doa untuk keberhasilan ini. Dan tak lupa pula
kepada yang terkasih yang selalu memotivasi dan selalu memberikan dorongan
kepada saya (Ardi Ardian).
Kepada teman-teman seperjuangan baik di jurusan Manajemen Pendidikan
Islam (MPI) yang kubanggakan dan orang-orang yang hadir dalam hidup saya dan
terus mendukung saya dalam suka dan duka. Semoga Allah SWT senantiasa
menerangi langkah kita dan segala cita-cita kita dapat terwujud serta ilmu yang kita
miliki bermanfaat bagi orang lain.
Amiin Yaa Robbal’alamiin.
MOTTO
ُقوا اللََّه َوْلَيْخَش الَِّذيَن َلْو تَ رَُكوا ِمْن َخْلِفِهْم ُذرِّيًَّة ِضَعافًا َخاُفوا َعَلْيِهْم فَ ْلَيت َّ َوْليَ ُقوُلوا قَ ْوًًل َسِديًدا
Artinya:“Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila seandainya mereka
meninggalkan anak-anaknya, yang dalam keadaan lemah, yang mereka khawatirkan
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada
Allah dan mengucapkan perkataan yang benar”. (an-Nisa‟: 9)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, rasa syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan
baik dan sebagaimana mestinya. Shalawat beriring salam kita curahkan pada
junjungan kita semua Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari masa
kebodohan menuju masa berilmu pengetahuan sebagaimana yang kita jalani sekarang
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini terdapat banyak
kesulitan dan hambatan. Namun dengan ridho Allah SWT dan bimbingan dosen
pembimbing skripsi serta orang-orang yang memotivasi baik moril maupun materil,
maka kesulitan dan hambatan tersebut dapat diatasi dengan baik. Oleh sebab itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Yang terhormat Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA Rektor Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Yang terhormat Ibu Dekan Dr.Hj.Armida, M.Pd.I
3. Yang terhormat Ibu Dr. Rusmini, M.Pd.I dan Bapak Aris Dwi Nugroho, S.Pd.,
M.Pd.I ketua dan sekretaris jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
4. Yang terhormat Ibu Dr. Hj. Fadillah,M.Pd, dosen pembimbing skripsi I telah
meluangkan waktu dan perhatiannya untuk membimbing dalam penyelesaian
skripsi ini.
5. Yang terhormat Bapak Hayatul Islami,S.Th.I, M.SI dosen pembimbing skripsi 2
yang telah meluangkan waktu dan perhatiannya untuk membimbing dalam
penyelesaian skripsi ini.
6. Yang terhormat Ibu Dra.Fitri Herlina Kepala Sekolah SMP Baiturrahim Kota
Jambi dan kepada seluruh warga sekolah yang terlibat dalam penyusunan skripsi
ini.
7. Yang terhormat dan tersayang orang tua dan keluarga yang selalu mendukung
dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Yang tersayang teman-teman seperjuangan yang telah menjadi teman diskusi
dalam penyelesaian skripsi ini.
Demikian penulis harapkan skripsi ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagaimana
mestinya. Amiin Yaa Robbal’alamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jambi, 2018
Penulis
Lestari
TK 140628
ABSTRAK
Nama : Lestari
Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam
Judul :Manajemen Komunikasi Organisasi Di Sekolah Menengah
Pertama Baaiturrahim Kota Jambi.
Skripsi ini membahas tentang Pelaksanaan Komunikasi Organisasi di Sekolah
Menengah Pertama Baiturrahim Kota Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pelaksaanaan komunikasi di Sekolah Menengah Pertama Baiturrahim
Kota Jambi serta yang menjadi kendala dalam pelaksanaan berkomunikasi pada
Sekolah Menengah Pertama Baiturrahim Kota Jambi. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif, sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
dokumentasi, dan wawancara. Dalam menganalisis data penulis menggunakan
analisis data kualitatif dengan metode triangulasi data melalui tahap reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini penulis memperoleh
data: pertama, mengenai pelaksanaan komunikasi organisasi di Sekolah Menengah
Pertama Baiturrahim Kota Jambi, dalam pelaksanaannya terindikasi kurang baik.
Kedua, adanya faktor penghambat dalam pelaksanaan komunikasi di Sekolah
Menengah Pertama Baiturrahim Kota jambi, diantaranya pengaruh teknologi, tingkat
kesadaran yang rendah dalam berkomunikasi, sikap atasan terhadap bawahan, serta
penyampaian komunikasi yang dilakukan secara berahap. Ketiga, usaha yang
dilakukan oleh kepala sekolah untuk mengatasi adanya faktor pengahambat dalam
pelaksanaan komunikasi. Hasil penelitian ini menyarankan kepada kepala sekolah
serta seluruh para pegawai yang tergabung dalam lingkup sekolah untuk dapat
menjalin serta membangun komunikasi secara efektif, hal ini dimaksudkan agar
tujuan-tujuan dari komunikasi serta yang berkaitan dengan tujuan organisasi dapat
tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.
Kata-Kunci: Manajemen, Komunikasi Organisasi
ABSTRACT
Name : Lestari
Department : Management of Islamic Education
Title : Management Of Organizational Communication In State State
Junior High School Baiturrahim Jambi City.
This thesis discusses about the implementation of organizational communication in
State Junior High School Baiturrahim Jambi City. This study aims to know the
implementation of communication in Junior High School Baiturrahim Jambi City.
This research isa quality research while data collection is done by Observation,
Dokumentation and Inteerview. In analyzing data writer use qualitative data analysis
with data triangulation method through data reduction phase, data presentation and
conclusion. This study found that in the implementation of organizational
communication in State Junior High School Baiturrahim Jambi has not run well, there
are several factors that become obstacles in communicating such as internal and
external factor. Internal factor such as the delivery of message from superiors
submitted in stages and resulting the message has a different meaning for each
recipient. While external factors how influence from outside in communicate. Writer
suggest to school especially to head of school in order to bulid good communication
for the achievement of organizational goals effectively and efficient.
Keywords: Management, Organizational Communication
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
NOTA DINAS. .................................................................................... i
PERNYATAAN ORISINALIAS. ....................................................... iii
PERSEMBAHAN. ............................................................................... iv
MOTTO. .............................................................................................. v
KATA PENGANTAR. ........................................................................ vi
ABSTRAK. .......................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI. ....................................................................................... x
DAFTAR TABEL. ............................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR. .......................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. .......................................................... 1
B. Fokus Masalah. ........................................................................ 4
C. Rumusan Masalah. ................................................................... 4
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian. ............................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Pengertian Manajemen. ...................................................... 6
2. Fungsi Manajemen. ............................................................ 6
a. Fungsi Perencanaan . .............................................. 6
b. Fungsi Pengorganisasian. ....................................... 7
c. Fungsi Pelaksanaan . .............................................. 7
d. Fungsi Pengevaluasian . ......................................... 8
3. Pengertian Manajemen Komunikasi Organisasi. ............... 9
4. Tahapan dalam Komunikasi Organisasi............................. 10
5. Tujuan Manajemen Komunikasi Organisasi. ..................... 11
6. Fungsi Manajemen Komunikasi Organisasi. ..................... 11
7. Dampak Manajemen Komunikasi Organisasi. ................... 12
8. Manfaat Komunikasi Organisasi ........................................ 13
9. Distorsi Pesan dalam Komunikasi Organisasi. .................. 14
10. Manajer dalam Komunikasi Organisasi. ............................ 14
11. Membangun Komunikasi yang Efektif. ............................. 15
B. Studi Relevan. .......................................................................... 16
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian. ......................................... 18
B. Setting dan Subjek Penelitian. ................................................. 19
C. Jenis dan Sumber Data. ............................................................ 19
D. Teknik Pengumpulan Data. ...................................................... 21
E. Teknik Analisis Data. ............................................................... 22
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data. ..................................... 23
G. Jadwal Penelitian. ..................................................................... 23
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Sejarah Sekolah .................................................................. 25
2. Visi dan Misi Sekolah. ....................................................... 26
3. Struktur Organisasi. ........................................................... 26
4. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan.................... 28
5. Keadaan Siswa. .................................................................. 29
6. Sarana dan Prasarana Sekolah. ........................................... 30
B. Temuan Khusus dan Pembahasan
1. Pelaksanaan Komunikasi Organisasi ................................ 32
a. Perencanaan ................................................................. 32
b. Pengorganisasian. ......................................................... 34
c. Pelaksanaan. ................................................................. 34
2. Faktor Penghambat dalam Berkomunikasi. ....................... 36
a. Pengaruh Teknologi. .................................................... 37
b. Tingkat Kesadaran dalam berkomunikasi. ................... 38
c. Sikap Atasan terhadap Bawahan. ................................. 39
d. Penyampaian Pesan secara Bertahap. .......................... 41
3. Upaya untuk mengatasi faktor penghambat. ...................... 41
a. Mengadakan pertemuan khusus. .................................. 41
b. Membuat jadwal rutin pertemuan atau rapat. ............... 41
c. Mengedepankan komunikasi secara langsung. ............ 42
d. Memilki Sikap Komunikatif. ....................................... 42
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan. ............................................................................. 43
B. Saran. ........................................................................................ 46
C. Kata Penutup. ........................................................................... 46
Daftar Pustaka
Lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ………………………………………………….... 24
Tabel 4.1 Jumlah Guru ………………………………………………………… 29
Tabel 4.2 Jumlah Siswa ……………………………………………………….. 30
Tabel 4.3 Sarana dan prasarana ………………………………………............. 31
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Sekolah ………………………………………. 27
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 3. Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 4. Kartu Bimbingan
Lampiran 5 Surat Keterangan
Lampiran 6. Surat Responden
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi sangatlah penting dalam suatu
kehidupan berorganisasi, bahkan menjadi tuntutan bagi setiap orang yang berada
dalam lingkungannya. Komunikasi dalam organisasi menjadi titik sentral untuk
menciptakan situasi dan lingkungan yang kondusif, menjalin komunikasi
berkesinambungan, meningkatkan kepercayaan publik, meningkatkan citra baik
perusahaan/ organisasi bahkan membantu mempromosikan dan meningkatkan
pemasaran suatu produk/jasa. Oleh karena itu komunikasi dalam suatu organisasi
harus dipahami dengan benar, diaplikasikan serta dikembangkan oleh siapapun
baik perorangan, masyarakat dan organisasi (Aris, 2004, hal. 59).
Organisasi merupakan wadah yang menampung orang-orang. Dimana orang-
orang dalam organisasi berusaha mencapai tujuan bersama, bekerja dengan cara
sistematik untuk memperoleh hasil yang diinginkan. (Face & Faules, 2010, hal.
17). Setiap organisasi memerlukan koordinasi supaya masing-masing bagian dari
organisasi bekerja menurut semestinya dan tidak mengganggu bagian lainya.
Tanpa adanya koordinasi sulitlah organisasi itu berfungsi dengan baik
(Muhammad, 2014. hal. 24). Fungsi pengorganisasian yang kompleks itu juga
dipengaruhi oleh hubungan kelompok dan antar kelompok, hubungan-hubungan
vertikal antara atasan dengan bawahan harusnya releevan. Kepercayaan atasan
terhadap bawahan dan sebaliknya, ketelitian dan kesempurnaan komunikasi
dimana atasan organisasi menafsirkan suatu pertunnjukan.
Manusia merupakan unsur yang terpenting dalam suatu organisasi, maka
pemeliharaan hubungan yang terus-menerus dan serasi antara atasan dan
bawahan dalam setiap organisasi menjadi sangat penting. Pemeliharaan
hubungan tersebut adalah menyangkut komunikasi yang efektif dalam organisasi
agar dapat tercapai kepuasan dalam bekerja.
Terciptanya komunikasi atasan kepada bawahan yang berjalan efektif dalam
organisasi dapat menghasilkan suatu team work yang baik, sehingga dapat
mendukung peningkatan kinerja organisasi, keharmonisan dan koordinasi kerja
yang berdampak positif pada pencapaian target dan prestasi kerja.
Berkomunikasi mengenai pekerjaan terhadap karyawan, atasan juga dapat
menciptakan rasa keterikatan karyawan terhadap pekerjaan yang mereka hadapi,
untuk menumbuhkan keterikatan tersebut, hendaknya komunikasi yang
dilakukan atasan kepada bawahan tidak hanya mengandung informasi pekerjaan,
melainkan juga mengandung keterbukaan, yakni pembentukan hubungan yang
baik (Hamidah, 2015, hal. 17). Artinya peran komunikasi sangatlah penting,
komunikasi menjadi alat yang digunakan seseorang dalam mencapai tujuan baik
individu, kelompok ataupun organisasi.
Manajemen komunikasi organisasi merupakan suatu proses pengelolaan
penggunaan sumber daya komunikasi untuk meningkatkan kualitas dan
efektivitas berdasarkan makna yang sama dan dikondisikan guna mencapai
tujuan organisasi seperti yang telah ditetapkan. Manajemen komunikasi
organisasi ini berperan sebagai penggerak aktivitas komunikasi dalam usaha
mencapai tujuan dari organisasi. Komunikasi dalam organisasi merupakan sistem
pengendalian dalam manajemen yang merupakan alat untuk mengarahkan,
memotivasi, memonitor atau mengamati serta mengevaluasi pelaksanaan
manajemen organisasi yang mencoba mengarahkan pada tujuan agar kinerja yang
dilakukan oleh pihak manajemen organisasi dapat berjalan dengan baik. Dalam
sebuah organisasi di dalamnya terdiri atas orang-orang yang memiliki tugas
masing-masing serta saling berkaitan satu sama lain (Hadikusuma, 2011, hal. 5).
Dalam komunikasi sering kali terjadi kegagalan. Kegagalan dalam
komunikasi dapat menimbulkan kesalah pahaman, kerugian, dan malah petaka,
resiko tersebut tidak hanya pada tingkat individu tetapi juga pada tingkat
komunitas dan bahkan Negara (Deddy, 2004, hal. 1). Komunikasi dapat
dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang kompleks dan teknologi kini
telah merubah cara manusia berkomunikasi secara drastis. Komunikasi tidak
terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk apa saja dalam
interaksi. Komunikasi menjadi bagian penting yang harus diperhatikan dalam
manajemen karena komunikasi merupakan peralatan (Tool) manajemen yang
dirancang untuk mencapai tujuan organisasi (Hanni, 2003, hal. 271-272).
Komunikasi sebagai dasar dalam manajemen dimana komunikasi digunakan oleh
manajer atau pemimpin perusahaan/lembaga untuk mengarahkan serta
mengkoordinasikan karyawanya sehingga kegiatan dalam suatu perusahaan dapat
dilakukan dengan efektif pula tanpa adanya hambatan. Serta komunikasi juga
digunakan oleh atasan untuk menetapkan tujuan, memberikan instruksi
pekerjaan, menginformasikan kebijakan dan prosedur kepada bawahan,
menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian, dan mengemukakan umpan
balik tentang kinerja.
Komunikasi yang baik merupakan komunikasi terjadi diantara beberapa
orang yang memiliki sudut pandang yang sama. Terciptanya komunikasi yang
baik tidak terlepas dari hubungan yang baik antara atasan dengan bawahan,
seorang atasan tidaklah cukup memahami pekerjaan bawahannya tetapi ia juga
harus menunjukan kesediaanya yang dapat dirasakan oleh bawahan, seorang
atasan tidak boleh hanya mendengarkan tetapi juga mengkondisikan perasaan
pada pekerja bahwa mereka sedang didengarkan.
Untuk mencapai tujuan organisasi maka diperlukan sebuah komunikasi
yang baik, dimana terdapat jalinan pengertian dalam berkomunikasi tersebut
sehingga dapat dimengerti dan dilaksanakan antara pihak yang satu dengan pihak
yang lain. Apabila tidak terjalinya suatu komunikasi para pegawai tidak dapat
mengetahui apa yang akan dilakukan, pemimpin tidak dapat menerima masukan.
Berdasarkan grand tour yang peneliti lakukan di Sekolah Menengah Pertama
Baiturrahim Kota Jambi mengenai manajemen komunikasi organisasinya
terindikasi kurang baik, hal ini terlihat masih ada hambatan dalam penyaimpaian
suatu informasi dari pihak kepala sekolah kepada seluruh pegawai yang ada di
lingkungan sekolah. Informasi yang diberikan tidak secara lansung disampaikan
kepada seluruh anggotanya, namun masih harus melalui beberapa saluran
penerima pesan sehingga kemungkinan berubahnya informasi akan besar, karena
setiap saluran yang ikut menyampaikan informasi mempunyai kecendrungan
untuk merubahnya. Hal ini akan berdampak pada program kerja yang tidak
berjalan sesuai dengan yang diharapkan serta akan berpengaruh terhadap suatu
organisasi dalam mencapi tujuan yang ditetapkan .Sedangkan tujuan dari
komunikasi kebawah adalah untuk memberikan pengarahan, informasi, instruksi,
nasehat/saran serta memberikan informasi mengenai tujuan dan kebijakan
organisasi. Peran dari komunikasi ini sangat penting dalam mengatasi masalah
pada organisasi, karena dengan adanya komunikasi yang baik antara atasan dan
bawahan, bawahan dan atasan, serta bawahan sesama bawahan maka akan dapat
menanggulangi terjadinya masalah. Dengan berkomunikasi kita akan tahu apa
yang menjadi kendala serta apa yang membuat masalah itu muncul dan dapat
mencari solusi atau jalan keluar dari masalah yang dihadapi.
Berdasarkan uraian tersebut penelitian dilakukan dengan maksud ingin
mengetahui bagaimana manajemen komunikasi organisasi sekolah menengah
pertama baiturrahim kota jambi. Berdasarkan latar belakang masalah diatas,
maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan mengangkat judul
‘’Manajemen Komunikasi Organisasi di Sekolah Menengah Pertama
Baiturrahim Kota Jambi’’.
B. Fokus Penlitian
Agar lebih jelas dan tidak terjadi kesalah pahaman dalam penelitian ini,
maka peneliti perlu menjelaskan batasan pembahasannya. Dalam penelitian
peneliti akan memfokuskan penelitian ini pada Pelaksanaan Komunikasi
Organisasi yang dilakukan pada sekolah menengah pertama baiturrahim
kota jambi.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan komunikasi yang ada di sekolah menengah
pertama baiturrahim kota jambi?
2. Bagaimana faktor penghambat dalam pelaksanaan komunikasi sekolah
menengah pertama baiturrahim kota jambi?
3. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh kepalah sekolah dalam mengatasi
hambatan pelaksanaan komunikasi di sekolah menengah pertama
baiturrahim kota jambi?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui pelaksanaan komunikasi yang ada di sekolah
menengah pertama baiturrahim kota jambi
b. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam
pelaksanaan komunikasi di sekolah menengah pertama baiturrahim
kota jambi
c. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan
pelaksanaan komunikasi di sekolah menengah pertama baiturrahim
kota jambi.
2. kegunaan penelitian
a. Guna mengembangkan ilmu pengetahuan yang penulis peroleh dalam
bidang pendidikan
b. Diharapakan dapat menambah wawasan keilmuan penulis dan
pembaca tentang pelaksanaan komunikasi yang baik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan terjemahan secara langsung dari kata
management yang berarti pengelolaan, ketatalaksanaan, atau tata pimpinan.
Management berakar dari kata to manage yang berarti mengurus, mengatur,
melaksanakan serta mengelola.
Manajemen juga merupakan suatu proses merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, serta mengevaluasi suatu kegiatan yang
dilakukan oleh anggota dan pimpinan dan bekerja sama untuk mencapai
tujuan dengan memamfaatkan sumber daya yang ada agar tujuan tersebut
dapat berjalan secara efektif dan efisien.
2. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen menurut Terry dan Rue yaitu Planning, Organizing,
Staffing, Motivating, Controling. Secara rinci penulis memilih pendapat
tersebut didasarkan ksederhanaan tapi sudah memuat semua fungsi yang
sudah di kemukakan pendapat lain. Satu persatu fungsi manajemen tersebut
akan dijelaskan berikut ini : (Muninjaya, 2013, hal. 63-115).
a. Fungsi perencanaan
Fungsi perencanaan adalah fungsi terpenting dalam proses
manajemen, untuk itu fungsi perencanaan merupakan landasan dasar
pengembangan proses manajemen secara keseluruhan. Perencananaan
merupakan tuntutan proses untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien.
Perencanaan manajerial terdiri dari dua bagian utama, yaitu
perumusan strategi dan penerapan strategi. Bagian pertama adalah
perumusan strategi yaitu dengan menetapkan tujuan serta kebijakan dari
suatu organisasi. Untuk merumuskan strategi, manajer harus memiliki
keterampilan manajerial yang bersifat konseptual. Bagian kedua
penerapan, strategi dilaksanakan dengan menetapkan kegiatan untuk
mencapai tujuan, untuk menerapkan kegiatan ini, manajer harus bersifat
teknis.
b. Fungsi pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan langkah untuk menetapkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan serta
menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang dan pendelegasian
wewenang oleh pemimpin kepada staf untuk mencapai tujuan.
Pengorganisasian dibuat agar mengetahui tugas serta kewajiban seseorang
dalam sebuah organisasi.
Pengorganisasian berfungsi sebagai alat untuk memadukan dan
mengatur semua kegiatan yang ada kaitannya dengan personel, finansial,
material dan tata cara pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Artinya organisasi dipandang sebagai wadah kerja sama sekelompok
orang dalam organisasi.
c. Fungsi pelaksanaan dan penggerak
Pelaksanaan merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan dari
sebuah perencanaan, dari sebuah rencana yang sudah disusun secara
matang dan terperinci. Dalam pengimplementasiannya dilakukan setelah
perencanaan sudah dianggap siap.
Fungsi manajemen yang menjadi penggerak semua sumber daya
manusia ditetapkan pada fungsi pengorganisasian, untuk mencapai tujuan
dirumuskan dalam fungsi perencanaan. Sebagai fungsi penggerak, peran
manajer menjadi sangat penting untuk mengarahkan serta menggerakkan
semua sumber daya yang ada dalam mencapai tujuan yang telah
dirumuskan.
Agar seseorang mampu menggerakkan dan mengarahkan sumber
daya manusia dalam organisasi untuk mencapai tujuan, dibutuhkan
kepemimpinanan yang mampu memotivasi pekerja, kerja sama serta
hubungan komunikasi yang baik antar sesama anggota organisasi.
d. Fungsi pengawasan
Pengawasan adalah fungsi manajemen yang keempat. Fungsi ini
mempunyai kaitan erat dengan ketiga fungsi manajemen lainnya,
terutama fungsi perencanaan. Dalam fungsi perencanaan dituangkan
segala bentuk tujuan yang ingin dicapai, sedangkan dalam fungsi
pengawasan akan dilihat sejauh mana perkembangan dari suatu
perencanaan yang telah dirumuskan. Apakah sudah berjalan sesuai
dengan yang diharapkan atau justu sebaliknya.
Pada uraian diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan juga merupakan
bagian dari manajemen, yang artinya dalam pelaksanaan komunkasi
diperlukan proses pengelolaan yang baik tentang bagaimana tata cara
berkomunikasi serta dalam prosesnya tidak terlepas dari fungsi manajemen
yang sudah ditetapkan, dimana dalam melakukan suatu kegiatan dimulai dari
proses perencanaan, bukan hanya dalam kegitan berkomunikasi saja yang
harus dimulai dari perencanaan bahkan untuk setiap kegiatan juga diharapkan
dimulai dari perencanaan, agar terlihat jelas arah dari suatu kegiatan yang
ingin dicapai.
Yang kedua pengoranisasian, dimana pengorganisasian ini dibuat agar
seseorang mengetahui tugas pokok serta wewenang yang menjadi tanggung
jawabnya dalam sebuah organisasi. Yang ketiga pelaksanaan, setelah
dirumuskan sebuah perencanaan dan dibentuk suatu pengorganisasian,
selanjutnya perencanaan tersebut akan dituangkan dalam bentuk pelaksanaan.
Dimana pelaksanaan merupakan pengimlementasian dari sebuah rencana yang
telah disusun sebelumnya. Dan yang terakhir pengawasan,fungsi pengawasan
ini dilakukan untuk mengetahui apakah perencanaan yang disusun sudah
berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak sama sekali, serta
mengetahui apa yang menjadi penyebab tidak berjalannya rencana sesui
dengan apa yang sudah ditentukan sebelumnya.
3. Pengertian Manajemen Komunikasi Organisasi
Manajemen komunikasi organisasi adalah studi tentang bagaimana
orang-orang yang bekerja di dalam organisasi berkomunikasi dalam konteks
organisasi serta interaksi dan pengaruh antara struktur organisasi dengan
pengorganisasian (Liliweri, 2014,hal. 373). Sifat terpeting komunikasi
organisasi adalah penciptaan pesan, penafsiran dan penangganan kegiatan
anggota organisasi. Bagaimana komunikasi berlangsung dalam organisasi dan
apa makna bergantung pada konsepsi seseorang mengenai organisasi (Pace &
Faules, 2010, hal. 4). Menurut Goldhaber sebagaimana yang dikutip oleh
Muhammad (2011, hal. 67) manajemen komunikasi organisasi adalah proses
menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan yang saling
tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau
yang selalu berubah-ubah. Dari definisi tersebut mengandung enam konsep
kunci dalam komunikasi organisasi, diantaranya:
1) Proses, suatu organisasi adalah sistem terbuka yang dinamis yang
menciptakan dan saling menukar pesan di antara anggotanya, karena
gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus menerus dan
tidak ada henti-hentinya, maka dikatakan suatu proses.
2) Pesan, pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang,
objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Komunikasi
tersebut efektif jika pesan yang dikirimkan itu diartikan sama dengan apa
yang dimaksudkan oleh pengirim pesan.
3) Keadaan saling tergantung, keadaan saling tergantung satu bagian
dengan bagian lainnya, bila satu bagian organisasi mengalami gangguan
maka akan berpengaruh pada bagian lainnya dan mungkin juga kepada
seluruh sistem organisasi.
4) Hubungan, oganisasi merupakan suatu sistem terbuka, sstem
kehidupan sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada
tangan manusia dengan kata lain jalannya pesan dalam suatu organisasi
dihubungkan oleh manusia.
5) Lingkungan, yang dimaksud dengan lingkungan adalah semua totalitas
secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan
keputusan mengenai individu dalam suatu sistem. Lingkungan dapat
dibedakan menjadi dua yaitu, lingkungan internal dan eksternal.
6) Ketidakpastian, yang dimaksud dengan ketidak pastian adalah
perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan,
ketidakpastian dalam suatu organisasi ini bisa disebabkan oleh terlalu
banyak informasi yang diterimah dari pada yang diperlukan. Untuk itu
organisasi perlu menciptakan dan menukar pesan diantara anggotanya,
melakukan suatu penelitian pengembangan organisasi dan menghadapi
tugas-tugas yang kompleks dengan integrasi yang tinggi guna mengurangi
faktor ketidakpastian.
4. Tahapan dalam Komunikasi Organisasi
Beberapa tahap dalam berkomunikasi diantaranya:
a. Tahap Ideasi/gagasan, merupakan proses penciptaan gagasan atau
informasi yang dilakukan oleh komunikator.
b. Tahap Enconding, merupakan gagasan atau informasi yang
dibentuk menjadi simbol atau sandi yang dirancang untuk dikirim
kepada komunikan dan memilih saluran atau media komunikasi
yang akan digunakan.
c. Tahap Pengirim, merupakan gagasan atau pesan-pesan yang telah
disimbolkan atau disandikan melalui saluran dan media
komunikasi yang tersedia dalam organisasi.
d. Tahap Penerimaan, setelah dikirim melalui media komunikasi.
penerimaan pesan ini dapat melalui proses mendengarkan,
membaca, atau mengamati tergantung pada saluran atau media
yang digunakan untuk mengirimnya.
e. Tahap Decoding, pada tahap ini pesan-pesan yang diterimah
kemudian diinterprestasikan, dibaca, diartikan, serta diuraikan
secara langsung atau tidak langsung melalui proses berfikir.
f. Tahap Respons, tindakan yang dilakukan oleh komunikan sebagai
respons terhadap pesan-pesan yang diterimahnya merupakan tahap
terakhir dalam suatu proses komunikasi. Respons komunikasi
dapat berbentuk usaha melengkapi informasi, meminta informasi
tambahan atau melakukan tindakan-tindakan lain (Rosady, 2002,
hal. 10) .
5. Tujuan Manajemen Komunikasi Organisasi
a. Menyatakan pemikiran, pandangan dan pendapat, memberi
peluang bagi para pemimpin organisasi dan anggotanya untuk
menyatakan pikiran, pandangan, dan pendapat sehubungan dengan
tugas dan fungsi yang mereka lakukan.
b. Membagi informasi, memberi peluang kepada seluruh aparatur
organisasi untuk membagi informasi dan memberi makna yang
sama atas visi, misi tugas pokok, fungsi organisasi, sub organisasi,
individu maupun kelompok kerja dalam organisasi.
c. Menyatakan perasaan dan emosi, Memberikan peluang bagi para
peminpin dan anggota organisasinya untuk bertukar informasi
yang berkaitan dengan persaan dan emosi.
d. Tujuan manajemen komunikasi organisasi yaitu kegiatan untuk
mengelola kegiatan komunikasi agar dapat berjalan dan mencapai
hasilnya secara efektif (Ruslan, 2002, hal.15)
Dapat dilihat dari beberapa pernyataan diatas mengenai tujuan dari
manajemen komunikasi organisasi adalah dapat menyatakan pikiran,
pandangan dan pendapat dalam suatu organisasi. Membagi informasi,
menyatakan perasaan dan emosi serta dengan berkomunikasi diharapkan dapat
mengelola kegiatan dengan baik agar dapat mencapai tujuan organisasi.
6. Fungsi Manajemen komunikasi Organisasi
Proses komunikasi merupakan bagian integral dari perilaku organisasi
untuk menjalankan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab pimpinan,
staf, dan pegawai. Maka dalam suatu organisasi komunikasi mempunyai
beberapa fungsi sebagai berikut:
a. Fungsi informasi, melalui komunikasi maka apa yang ingin
disampaikan oleh narasumber atau pemimpin kepada bawahanya
berjalan dengan baik.
b. Fungsi regulativ, fungsi ini yang dimaksudkan sebagai proses yang
dilakukan manajer yaitu mengawasi perpindahan perintah
informasi pengiriman pesan kepada bawahan
c. Fungsi persuasive, dalam fungsi persuasip ini berarti memasukan
unsur-unsur yang menyakinkan dari atasan baik bersifat motivasi
maupun bimbingan, sehingga bawahan merasa berkewajiban harus
menjalankan pekerjaan atau tugas yang harus dilaksanakanya.
d. Fungsi integrative, pada fungsi integrativ bahwa organisasi sebagai
suatu sistem harus berintegrasi dalam satu total kesatuan yang
saling berkaitan dan semua urusan satu sama lain tak dapat
dipisahkan, oleh karena itu orang-orang yang berada dalam suatu
organisasi atau kelompok merupakan suatu sistem, dimana
seseorang itu akan saling berhubungan dan saling berpengaruh
kepada satu sama lain untuk terciftanya suatu proses komunikasi
dalam mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan (Liliweri,
2014, hal. 377).
7. Dampak Manajen Komunikasi Organisasi
a. Kesalahan dalam menetapkan keputusan
Keputusan dalam dunia kerja ditentukan oleh seseorang untuk
mencapai tujuan dalam organisasi, jika komunikasi yang dilakukan
berjalan dengan efektif. Namun apabila komunikasi tidak efektif maka
akan menimbulkan dampak buruk terhadap organisasi.
b. Prokduktifitas menurun
Komunikasi yang tidak efektif mempengaruhi tingkat dalam
produktifitas suatu perusaahaan atau organisasi lainnya. Seperti halnya
dalam dunia bisnis perusahaan tidak hanya berkomunikasi dengan
perusahaan lain, tetapi perusahaan juga menjalin hubungan dengan
konsumen.
c. Strategi yang berantakan
Komunikasi yang tidak efektif akan mempengaruhi kepada
strategi dalam sebuah organisasi. Suatu strategi akan berantakan bila
pihak pelaku tidak berkomunikasi dengan baik maka tidak dapat
memberikan solusi ketika organisasi tersebut diterpa masalah.
d. Efesiensi yang rendah
Komunikasi yang tidak efektif akan berdampak kepada efesiensi
perusahaan atau lembaga. Efesiensi yang rendah disebabkan oleh
komunikasi yang tidak jelas yang berdampak pada program kerja yang
terhambat, sehingga akan sulit mencapai keputusan.
e. Perpedaan presepsi
Ketidak efektifan komunikasi dalam suatu organisasi berdampak
pada sudut pandang yang berbeda. Artinya seorang komunikator harus
dapat berkomunikasi dengan baik untuk membangun pandangan yang
sama terhadap komunikan. Akibat dari perbedaan presepsi ini akan
menimbulkan kesalahpahaman.
f. Hilangnya kepercayaan
Dampak dari komunikasi yang tidak efektif ini berkaitan dengan
kesalah pahaman. Dampak dari kesalah pahaman tersebut akan
menimbulkan rasa tidak percaya. Hal ini dirasakan oleh suatu
organisasi lain yang ingin menjalin hubungan kerja sama pada
organisasi tersebut (Muhammad, 2011, hal. 69).
8. Manfaat Komunikasi Organisasi
Menurut Ruslan (2002, hal. 90) Menyatakan bahwa, terdapat lima
manfaat komunikasi dalam organisasi, diantaranya:
a. Memberikan pengaruh positif bagi kemajuan suatu organisasi
b. Menumbuhkan keakraban yang memperbesar semangat kerja
c. Menambah pengetahuan dan meningkatkan kepekaan terhadp
masalah
d. Mempermudah pemecahan masalah yang dihadapi
e. Bertukar pengalaman yang akan memperbanyak ide atau gagasan
untuk memperbanyak informasi.
9. Distorsi Pesan dalam Komunikasi Organisasi
Malayu (2005. hal.18) menyatakan bahwa distorsi pesan dalam
komunikasi organisasi merupakan perubahan makna informasi, maksud dan
ide antara komunikator, dengan kata lain gagal paham yang terjadi dalam
sebuah makna komunikasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Muhammad
(2007, hal. 206) ketetapan komunikasi menunjukan kepada kemampuan orang
untuk mereproduksi atau menciptakan suatu pesan dengan tepat. Kekurangan
ketetapan atau perbedaan arti di antara yang dimaksudkan oleh pengirim
dengan interpretasi si penerima dinamakan distorsi. Terdapat tiga faktor yang
mempengaruhi terjadinya distorsi pesan, diantaranya:
1) Melihat sesuatu konsisten dengan apa yang mereka percayai
2) Penggunaan bahasa yang kurang tepat
3) Arti suatu pesan terjadi pada level isi dan hubungan.
10. Manajer dalam Komunikasi Organisasi
Pemimpin atau seorang manajer pada hakikatnya adalah seseorang
yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di
dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasan sehubungan dengan tugas-
tugas yang dilakukannya (Nanang, 2000, hal. 88). Senada dengan penelitian
yang dilakukan Wahjosumidjo (2011, hal. 17) bahwa pemimpin merupakan
seseorang yang bisa mempengaruhi serta mendorong orang lain agar dapat
bekerja sesuai dengan perintahnya. Komunikasi menjadi sangat penting
karena merupakan aktivitas tempat pemimpin (school board) mencurahkan
waktunya untuk menginformasikan sesuatu dengan cara tertentu kepada
seseorang atau kelompok. Dengan berkomunikasi maka fungsi manajerial
yang berawal dari fungsi perencanaan, implementasi, dan pengawasan dapat
dicapai, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat tidaklah
mengurangi arti pentingnya komukasi diantara orang yang tergabung dalam
lingkungan organisasi, komunikasi antara orang dengan orang tidak selalu
tergantung pada teknologi akan tetapi tergantung dari kekuatan dalam diri
orang ( Mada, 2006, hal. 69). Manajer yang berhasil adalah manajer yang
dalam suatu organisasi adalah mereka yang dapat menjalankan komunikasi
dengan baik secara efektif, serta dapat menjadi penerima sekaligus sebagai
komunikator.
Sebagai seorang komunikator, pemimpin organisasi harus
menyesuaikan penyampaimaan pesannya, manjer juga bertanggung jawab atas
lancar atau tidak nya pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya. Untuk
melaksanakan kepemimpinannya secara efektif, manajer harus mampu
melaksanakan komunikasi secara efektif pula. Komunikasi yang efektif harus
dua arah, komunikasi ke atas dan ke bawah, mendengarkan dan memberi
perintah. Sikap mendengarkan merupakan sikap umum yang dapat
dipergunakan manajer kapan saja berurusan dengan penyelia ataupun
pegawai. Mendengarkan juga merupakan salah satu alat manajemen yang
paling penting. Para manajer harus mengambil prakarsa, membuka pintu
untuk menerima para pekerja yang mempunyai masalah (Muhammad, 2007,
hal. 8).
Komunikasi yang efektif juga merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam organisasi, oleh karena itu para pemimpin komunikasi serta
komunikator harus menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka
(Nanang, 2000, hal. 34). Sebelum melakukan kerja dari beberapa teori di atas
dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan pelaksanaan manajemen
komunikasi di suatu organisasi, seorang manajer harus memiliki:
a. Kemampuan dalam menyesuaikan pesannya
b. Kemampuan berkomunikasi dua arah
c. Kemampuan dalam mendengarkan
d. Kemampuan menerima bawahan yang bermasalah.
11. Membangun Komunikasi Efektif
Membangun komunikasi efektif di sekolah pada hakekatnya
merupakan sebuah proses bagaimana membangun hubungan yang harmonis
antar warga sekolah maupun hubungan eksternal sekolah dengan stakeholder
terkait. Dalam konteks tersebut, kepala sekolah berfungsi sebagai pusat
pengatur komunikasi, baik antar warga sekolah maupun hubungan sekolah
dengan masyarakat. Dengan demikian, sebagai pusat pengatur komunikasi,
kepala sekolah harus bisa membangun komunikasi efektif dengan menerapkan
prinsip berikut.
a. Prinsip human relations, kepemimpinan kepala sekolah tidak terlepas
dari upaya membangun komunikasi efektif dan menjalin hubungan
dengan masyarakat, karena dalam kesehariannya kepala sekolah tidak
akan terlepas dari interaksi dengan orang lain, baik kepada guru, siswa,
staf, maupun interaksi dengan stakeholder terkait
b. Prinsip membina hubungan, kepala sekolah harus kreatif dan inovatif
dalam membina hubungan dengan guru, staf, siswa, terutama dalam
memberikan dorongan dan motivasi. Sedangkan dengan orang tua dan
stakeholder, kepala sekolah harus membina kerja sama saling
menguntungkan seperti menggalang beasiswa, bantuan sarana
prasarana, maupun kegiatan belajar mengajar
c. Prinsip informatif, kepala sekolah harus memiliki kemampuan
mengelola dan menyampaikan informasi yang strategis kepada warga
sekolah secara internal, dan eksternal sekolah dengan masyarakat
d. Prinsip partifipatif, kepala sekolah harus bisa menggali aspirasi dan
saran dari guru, staf,orang tua, dan masyarakat dalam menentukan dan
mengambil keputusan
e. Prinsip persuasif, kepala sekolah harus porfesional dan mempunyai
kemampuan mempengaruhi orang lain, bisa dipercaya, jujur, objektif,
dan memperhatikan pelayanan
f. Prinsip komunikasi interpersonal, kepala sekolah sebagai makhluk
sosial harus bisa membangun komunikasi dialogis dengan warga
sekolah (Mada, 2004, hal. 75).
B. Study Relevan
1. Penelitian Muhammad Tibyan (2015), dengan judul „‟Peran Komunikasi
Organisasi pada Loyalitas Karyawan Studi Deskriptif pada perusahaan
Otobus Blue Star Salatiga‟‟. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
peran komunikasi organisasi yang dilakukan perusahaan outbus dalam
mewujudkan loyalitas karyawan, hasil penelitian ini menunjukan bahwa
komunikasi organisasi yang terjadi pada antar anggota organisasi yang
terjadi antar anggota organisasi PO Blue Star memberikan pengaruh
terhadap karyawan sehingga mereka loyalitas, dedikasi tinggi terhadap
perusahaan dan sikap mental yang positif. (uin sunan kalijaga
Yogyakarta.ac.id.pdf).Sedangkan perbedaanya dengan penelitian yang akan
peneliti lakukan pada Manajemen Komunikasi Organisasi di SMP
Baiturrahim Kota Jambi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Penelitian Mar‟atus Sholichah (2012), dengan judul „‟ Pengaruh Iklim
Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Servey Pada Bagian
Humas Pemerintah Provinsi DIY‟‟. Penelitian ini bertujuan untuk mencari
atau menemukan pengaruh iklim komunikasih terhadap kinerja pegawai
humas provinsi DIY atau adanya korelarasi antara iklim komunikasi
organisasi terhadap kinerja pegawai. (uinsunan kalijaga
Yogyakarta.ac.id.pdf). Sedangkan penelitian lebih menekan pada
Pelaksanaan Manajemen Komunikasi yang dilakukan di SMP Baitrurrahim
Kota Jambi, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif, Creswell mengatakan ( sebagimana yang dikutip oleh sugiona, 2013,
hal. 347) penelitian kualitatif berarti proses ekplorasi dan memahami makna
perilaku individu dan kelompok, menggambarkan masalah sosial atau masalah
kemanusian. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif untuk menentukan cara mencari, mengumpulkan,
mengelolah, dan menganalisis data hasil penelitian tersebut. Penelitian kualitataif
dapat di gunakan untuk memastikan kebenaran data. Dengan pendekatan
kualitatif, melalui teknik pengumpulan data secara trianggulasi/gabungan maka
kepastian data akan dapat diperoleh.
Desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian desktiptif kualitatif.
Descrptive research adalah penelitian yang menjelaskan (mendeskripsikan) suatu
situasi atau era populasi tertentu yang bersifat factual secara sistematik.Kualitatif
adalah pendekatan sistematis dan subjektif yang digunakan untuk menjelaskan
pengelaman hidup dan memberikan makna diatasnya.
Penelitian ini berorientasi pada upaya memahami fenomena secara
menyeluruh.Ia menggunakan obsevasi terstuktur serta interaksi komunikasi
sebagai alat pengumpulan data terutama wawancara mendalam (in dept
interview) dan peneliti menjadi instrument utamanya. Oleh karena itu dalam
penelitian ini penulis bermaksud mendeskripsikan keadaan atau fenomena yang
sebenarnya tentang „‟Manajemen Komunikasi Organisasi di Sekolah Menengah
Pertama Baiturrahim Kota Jambi (studi kasus tentang pelaksanaan manajemen
komunikasi)‟‟ dengan mengadakan observasi atau pengamatan lapangan untuk
memperole data dan informasi selengkap mungkin yang berkaitan erat dengan
objek penelitian.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini terletak di Sekolah Menengah Pertama Baiturrahim
Kota Jambi. Pemilihan obsevasi ini di dasarkan pada pertimbangan, pertama,
karena peneliti mengambillokasi terdekat, sehingga memudahkan dalam
mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek yang sesuai dengan
penulis. Kedua, sekolah menenga pertama baiturrahim kota jambi menurut
peneliti sekolah ini cocok untuk dijadikan tempat penelitian tentang
pelaksanaan komunikasi organisasi.
2. Subjek penelitian
Menurut (Suharsimi, 2013, hal. 99) subjek penelitian adalah benda, hal
atau orang tempat variabel penelitian melekat atau disebut juga sebagai
orang yang akan memberikan informasi tentang hal-hal yang akan diteliti
serta orang-orang yang banyak memberikan informasi sekaligus paham dan
mengerti masalah yang akan diteliti. Subjek dalam penelitian ini adalah
kepala sekolah SMP Baiturrahim Kota Jambi sebagai key informan, guru-
guru dan pegawai yang berada di lingkungan SMP Baiturrahim Kota Jambi
tersebut.
Penelitian ini menggunakan sampling yang bertujauan (purposive
sampling).Purposive sampling yaitu teknik sampling yang digunakan oleh
peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di
dalam pengambilan pribadi peneliti dari SMP Baiturrahim Kota Jambi.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data primer
Menurut (Suharsimi 2010, hal. 172) Data primer adalah data yang
di ambil dari peneliti kepada sumber tanpa adanya perantara. Sumber
yang di maksud dapat berupa benda-benda atau manusia.teknik
pengumpulan data yang di ambil langsung dari jenis data yang
diperlukan. Jika yang diperlukan tentang manusia, maka peneliti dapat
memperoleh dengan mempersiapkan seperangkat instrumen melakukan
observasi langsung terhadap subjek yang akan diteliti.
Bentuk data primer penelitian ini meliputi data yang berkaitan
dengan pelaksanaan komunikasi disekolah menengah pertama
baiturrahim kota jambi. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data
yang diperoleh dari: Kepala sekolah SMP Baiturrahim Kota Jambi,
Wakil kepala sekolah SMP Baiturrahim Kota Jambi, serta guru dan
pegawai yang berada di lingkungan SMP Baiturrahim Kota Jambi.
b. Data Sekunder
Menurut (Suharsimi, 2010, hal. 173) Data sekunder adalah data
yang bukan di usahakan sendiri atau data yang (diperoleh dan dicatat
oleh pihak lain). Minsalnya Koran, majalah dan keterangan-keterangan
dari brosur dan publikasi lainya. Jadi data sekunder dari tangan kedua
dan ketiga dan seterusnya.Artinya melewati satu atau lebih banyak
pihak yang bukab dari peneliti sendiri.
Data sekunder dari peneliti adalah:
1. Historis dan geografis SMP Baiturrahim Kota Jambi
2. Data stuktur organisasi dan beberapa sumber dokumen lainya.
2. Sumber Data
Menurut (Suharsimi, 2013, hal. 99) Sumber data adalah tempat, orang,
atau benda dimana peneliti dapat mengamati, bertanya atau membaca
tentang hal-hal yang berkenan dengan variabel yang diteliti. Sumber data
secara garis besar dapat dibedakan atas: orang (person), tempat, (place),dan
kertas atau dokumen (paper). Sumber data yang akan di peroleh dari
penelitian ini adalah:
a. kepala sekolah SMP Baiturrahim Kota Jambi
b. Guru-guru
c. Pegawai
d. Kejadian dan peristiwa
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akan dibutuhkan dalam penelitian ini,
maka penulis menggunakan beberapa instrument atau pengumpulan data berupa
metode interview (wawancara), metode observasi serta metode dokumentasi.
1. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang paling utama
dalam penelitian kualitatif. Menurut Sutrisno (sebagaimana dikutip oleh
Sugiyono, 2015, hal. 235) Observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologisnya dan
psikologisnya. Teknik pengumpulan data dengan obsevasi digunakan
penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala
dan bila responden yang di amati tidak terlalu besar. Metode yang digunakan
adalah metode obsevasi non partisipan. Hal ini setidaknya akan membantu
peneliti untuk mengumpulkan data dan mengetahui bagaimana pelaksanaan
komunikasi di SMP Baiturrahim Kota Jambi.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering
digunakan dalam penelitian kualitatif.Melaksanakan teknik wawancara
berarti melakukan interaksi dan komunikasi atau percakapan antara
pewawancara atau terwawancara dengan maksud menghimpun informasi
dan interview.Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan informasi yang digali dari sumber langsung melalui
percakapan atau Tanya jawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif
sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi secara holistic dan jelas dari
informenya.
Teknik wawancara yang penuis gunakan ialah dengan metode
wawancara terstuktur yang termasuk dalam kategori in-dept interview,
dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara
terstuktur.Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan
permasalahan lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancar diminta
pendapat dan ide-idenya. (Sugiono, 2013: 233). Data yang penulis
kumpulkan guna menjadi kelengkapan data observasi mengenai kegiatan
yang berkaitan dengan Manajemen Komunikasi Organisasi dengan
masyarakat di Sekolah SMP Baiturrahim Kota Jambi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan bentuk teknik pengumpulan data yang
disertai gambar serta dokumen-dokumen suatu lembaga. (Guga dan Licoln
Maleong, 2006, hal. 216-217) Memberikan definisi tentang dokumen dan
record sebagi berikut, „‟ dokumen ialah setiap bahan tertulis atau film lain
dari record, yang tidak dipersiapkan dengan adanya permintaan dari seorang
peneliti‟‟.
Metode untuk memperoleh data yang berkenaan dengan:
a. Stuktur organisasi SMP Baiturrahim Kota Jambi
b. Historis dan Geografis SMP Baiturrahim Kota Jambi
c. Keadaan guru, siswa/i, karyawan di SMP Baiturrahim Kota Jambi
d. Serta, keadaan sarana dan prasarana di SMP Baiturrahim Kota Jambi.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan sebelum memasuki lapangan, Nasution (1998)
menyatakan „‟ analisis telah mulai sejak merumuskan menjelaskan masalah,
sebelum terjun kelapangan, dan langsung sampai penulisan hasil peenlitian
(Sugiono, 2013: 245).
1. Reduksi data
Reduksi data yaitu, merangkum, memilih hal-hal pokok difokuskan pada
hal-hal yang penting dan disusun secara sistematis sehingga memberikan
gambaran yang jelas tentang hasil penelitian.Reduksi dapat dilakukan
dengan merangkum kegiatan yang merujuk pada manajemen hubungan
masyarakat di Sekolah Menengah Pertama Baiturrahim Kota Jambi.
2. Display data
Display data yaitu, menyajikan data-data yang diperoleh dari lapangan
dan disusun secara sistematis sehingga tersusun gambaran yang jelas dan
sistematis tentang data yang dihasilkan dari penelitian yang dilakukan.
3. Pengambilan keputusan atau Vertifikasi
Pengambilan keputusan atau vertifikasi yaitu, kegiatan atau gambaran
yang utuh dari objek penelitian. Proses penerikan kesimpulan di dasarkan
pada hubungan informasi yang dalam satu bentuk yang dipadu pada
penyajian dat, melalui informasi tersebut, peneliti dapat melihat apa yang
ditelitinya dan menentukan kesimpulan yang benar sebagai objek penelitian.
Kesimpulan juga divertifikasi selama penelitian penelitian berlangsung.Pada
tahap sebelumnya, Vertifikasi juga dilangsungkan untuk memeriksa
keabsahan data.
F. Teknik Keabsahan Data
Keabsahan data bisa dilakukan melalui trianggulasi data. Sugiono( 2013,
hal. 273). menyatakan bahwa trianggulasi dalam pengujian kredibilitas ini
diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai terdapat trianggulasi sumber,
trianggulasi teknik pengumpulan data dan waktu.
1. Trianggulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
2. Trianggulasi teknik untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan
dengan cara mengecek kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda.
3. Trianggulasi waktu sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari saat narasumber
masih segar, akan membuat data yang valid sehingga lebih kredibel.
Untuk itu dalam rangaka pengujian kredibilitas dilakukan dengan cara
melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain
dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil secara berulang-ulang
sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.
G. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian ini disusun bertujuan untuk menjadi pedoman dalam
melakukan penelitian. Dengan adanya jadwal penelitian ini diharapkan agar
peneliti dapat lebih mudah menyelesaikan langka-langka penelitian yang
akan dilakukan. Berikut adalah jadwal penelitian yang berlangsung.
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Sejarah Sekolah
Sejalan dengan perkembangan zaman dan lajunya pertumbuhan yang
menuntut adanya peningkatan Sumber daya Manusia yang berkualitas, bukan
saja dari segi pengetahuan umum tetapi pengetahuan Agama. Maka alternatif
yang ditempuh untuk mewujudkan hak tersebut adalah dengan melalui jalur
pendidikan yang mengupayakan terjadinya transpormasi pengetahuan, sikap,
dan keterampilan, sehingga kecerdasan manusia dapat memecahkan problem
hidup masyarakat.
Hadirnya suatu lembaga pendidikan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam rangka mewujudkan manusia yang berkualitas, demikan
juga halnya dengan Yayasan Baiturrahim Jambi yang mendirikan SMP
Baiturrahim Kota Jambi yang beralamat di Jl. H. Syamsoe Bachrun No. 32
RT. 03 Kelurahan Selamat Kecamatan Danau Sipin Kota Jambi. SMP
Baiturrahim Kota Jambi, didirikan pada tahun 1987 dengan Surat keputusan
Kepala kantor wilayah departemen pendidikan dan kebudayaan provinsi jambi
NO.1327/1ui.1.1/b.87.
Pada awal berdirinya SMP Baiturrahim Jambi di pimpin atau di kepalai
oleh Drs.Asrizul setelah satu tahun di gantikan oleh ibu Hj.Chairunnas.
Dikarenakan ibu Hj.Chairunnas telah memasuki masa pensiun, Setelah itu
SMP Baiturrahim Kota Jambi di Pimpin oleh bapak Drs.Khaidir Biran dan
saat ini SMP Baiturrahim Jambi di Pimpin oleh ibu Dra.Fitri Herlina.
Disamping Kepala SMP Baiturrahim Jambi mendapatkan 1 orang guru
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang di tugaskan oleh pemerintah untuk mengajar
di SMP Baiturrahim Kota Jambi 4 orang pegawai tetap yang diangkat oleh
Yayasan Baiturrahim Jambi, salah satunya termasuk kepala sekolah Dra.Fitri
Herlina. Jumlah siswa SMP Baiturrahim Jambi pada tahun ajaran 2016/2017
Ini keseluruhan berjumlah 141 orang siswa yang terbagi menjadi 6 kelas.
Sedangkan jumlah seluruh guru atau karyawan 17 orang yang terdiri dari 1
orang PNS, 4 orang guru karyawan tetap,12 orang guru honorer.
2. Visi dan Misi Sekolah Menengah Pertama Baiturrahim Kota Jambi
a. Visi Sekolah Menengah Pertama Baiturrahim Kota Jambi
“Unggul dalam prestasi yang berwawasan IPTEK dan IMTAQ,
berbudaya, disiplin, Berbudi pekerti yang luhur dalam suasana aman
dan menyenangkan”.
b. Misi Sekolah Menengah Pertama Baiturrahim Kota Jambi
1) Menanamkan keyakinan/akidah melalui pengalaman agama
2) Mengembangkan pengetahuan dibidang IPTEK, bahasa, olahraga
3) Dan seni budaya, sesuai bakat dan potensi siswa
4) Membiasakan jujur, disiplin dan tepat waktu
5) Mengoptimalkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
6) Menumbuhkan nilai-nilai budi pekerti yang luhur
7) Menjalin kerja sama yang humoris antara warga sekolah,
8) Komite sekolah dan lingkungannya.
3. Struktur Organisasi Sekolah Menengah Pertama Baiturrahim Kota
Jambi.
Stuktur Organisasi merupakan system format hubungan kerja yang
membagi dan mengkoordinasikan hubungan kerja antara satu dengan yang
lainnya. Struktur organisasi yaitu bentuk dari organisasi secara keseluruhan
yang menggambarkan kesatuan dari berbagai segmen dan fungsi organisasi
yang terbagi atas tugas-tugas pokok (Dokumentasi SMP Baiturrahim Kota
Jambi 2018).
KEPALA SEKOLAH
Dra. Fitri Herlina
NIP. 19960216 199702 2 001
KOMITE
SEKOLAH
WAKIL KEPALA SEKOLAH
BIDANG KESISWAAN
Hasbullah M.Pd
Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMP Baiturrahim Kota Jaambi.
4. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tenaga pendidik di SMP Baiturrahim Kota Jambi mempunyai tugas
utama dalam mengelola pembelajaran untuk disampaikan kepada siswa/i.
Guru adalah pelaksana dan pengembang program kegiatan proses belajar
PEMBINA OSIS
Maya Sari, S.Pd
SISWA
TATA USAHA
Yuliyana
BENDAHARA
Hj. Nurhayati, B.Ac
GURU BIDANG STUDY
1. Dra. FITRI HERLINA
2. Hasbullah,M.Pd
3. Drs.Khaidir
4. Maya Sari,S.Pd
5. Teti Yeni,S.Pd
6. M. Darwin, S.Pd. I
7. Umi Kalsum, S.Pd
8. Delpina Risi, S.Pd. I
9. Animar Y, S.Pd
10. Aldina Fitri, S.Pd
11. Astuti Hidayah, S.Pd
12. Kholisa Bara, S.Pd
13. Khoirunnisya S.Pd
14. Eka Septiarini
Carolina, S.Pd
WALI KELAS
VII : Animar Y S.Pd
VIII A : Maya Sari, S.Pd
VIII B : Umi Kalsum, S.Pd
IX A : Teti Yeni, S.Pd
IX B : Hasbullah, M.Pd
BK
Dra. FITRI HERLINA
NIP. 19960216 199702 2 001
Aldina Fitri,S.Pd
mengajar. Sebagaimana diketahui salah satu komponen pendidikan, guru
memegang peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan.
Tenaga pendidik merupakan orang tua ke dua di sekolah, oleh karena itu
tugas seorang guru adalah mengarahkan siswa/inya untuk melakukan
kebaikan baik itu berupa pengetahuan, ketrampilan, dan prilaku yang baik
yang berguna bagi mereka dalam menghadapi tantangan dan modal untuk
menghadapi masa depan yang lebih baik dalam kehidupan. Pada tahun
pelajaran 2013/2014 terjadi pergantian Kepala Sekolah yaitu Bapak Drs.
Khaidir Biran kepada Dra. Fitri Herlina pada tanggal 2 September 20113.
Sedangkan jumlah Guru dan karyawan adalah berjumlah 16 orang terdiri dari
1 orang Guru PNS dan 4 Orang guru tenaga tetap Yayasan Baiturrahim Jambi
dan 11 orang Guru tenaga Honorer. Selanjutnya dapat dilihat tabel berikutnya
:
Tabel 4.1. keadaan Guru/Karyawan SMP Baiturrahim Kota Jambi
(Dokumentasi SMP Baiturrahim Kota Jambi, 7, Mei, 2018).
Tabel 4. 1 Keadaan Tenaga Pendidik Kota Jambi
NO Nama Jabatan Bidang Study
1. Dra. Fitri Herlina Kepala Sekolah Bimbingan
konseling
2. Hj. Nurhayati, B.Ac Bendahara -
3. Hasbullah,S.Ag. M.Pd Guru/ Waka
Kesiswaan
PJOK, TIK
4. Drs. Khaidir Biran Guru Agama Islam
5. Yuliana Tata Usaha -
6. Maya Sari, S.Pd Guru IPS
7. Teti Yani, S.Pd Guru IPA
8. M. Darwin, S.Pdi Guru PKN
9. Umi Kalsum, S.Pd Guru Bahasa Indonesia
10. Animar Y, S.Pd Guru IPS
11. Astuti H, S.Pd Guru Matematika
12. Netri Deswita, S.Pd Guru Bahasa Inggris
13. Kholisa Bara, S.Pd Guru Matematika
14. Delpina R, S,Pd Guru Kesenian
15. Aldina Afitri, S.Pd Guru Bimbingan
Konseling
16. Khairunisya, S.Pd Guru Bahasa Inggris
5. Siswa
Siswa merupakan anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidkan formal, maupun
pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.
Jumlah siswa SMP Baiturrahm Kota Jambi pada tahun 2016/ 2017 ini secara
keseluruhan berjumlah 141 orang siswa yang terbagi menjadi 6 kelas. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.2 keadaan siswa SMP Baiturrahim Kota Jambi
NO. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 VII A 15 11 26
2 VII B 12 12 24
3 VII C 12 13 25
4 VIII A 14 9 23
5 VIII B 12 8 20
6 IX A 16 9 25
7 IXB 15 8 23
TOTAL 141Orang
6. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana secara etimologi memiliki perbedaan, namun
keduanya memiliki keterkaitan yang sangat penting sebagai alat penunjang
keberhasilan suatu proses yang dilakukan. Dengan demikian, suatu pross
kegiatan yang akan dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang
diharapkan sesuai dengan rencana, jika sarana dan prasarana tidak tersedia.
Sekolah Menengah Pertama Baiturrahim Kota Jambi sebagai lembaga
formal tidak terlepas dari sarana dan prasarana yang dimiliki sebagai pusat
pendidikan dan pengajaran untuk proses belajar dan mengajar berlangsung.
SMP Baiturrahim Kota Jambi terletak sangat strategis sekali, karena berada di
tegah-tengah pusat kota Jambi danjuga berada dipinggir jalan. Keadaan sarana
dan prasarana atau alat-alat yang menunjang dan membantu perlengkapan
proses pembelajaran di SMP Baiturrahim Kota Jambi dapat dilihat dan table
berikut:
Tabel 4.3 Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Baiturrahim Kota
Jambi
No JENIS JUMLAH KET
1 Kantor 1 Ruangan Baik
2 Ruang Kelas 7 Ruangan Baik
3 Ruang Perpustakaan 1 Ruangan Baik
4 Laboratorium IPA 1 Ruangan Baik
5 Laboratorium Komputer 1 Ruangan Baik
6 WC/ Kamar Mandi 6 Ruangan Baik
7 Komputer 12 Unit Baik
8 Mesin Copy/ Printer 1 Unit Baik
9 Jam Dinding 3 Buah Baik
10 Tape Recorder 1 Buah Baik
11 Microphone 2 Buah Baik
12 Lapangan Olahraga 1 Tempat Baik
13 Alat Rabana 1 Set Baik
14 Perlengkapan Pramuka 1 Set Baik
15 Kursi dan Meja Guru 20 Buah Baik
16 Kursi dan Meja Tamu 1 Set Baik
17 Kursi dan Meja Belajar 225 Buah Baik
18 Lemari Kayu 6 Buah Baik
19 Papan Tulis 8 Buah Baik
20 Kantin 6 Unit Baik
21 Tempat Sampah 10 Buah Baik
22 Televisi 2 Buah Baik
7. Kurikulum Sekolah Menengh Pertama Baiturrahim Kota Jambi
Mata pelajaran di SMP Baiturrahim Kota Jambi meliputi :
a. Kurikulum KTSP terdiri dari :
1) Pendidikan agama islam:
2) Al-quran –hadist
3) Akidah ahlak
4) Fiqih
5) Sejarah kebudayaan islam
6) Pendidikan kewarganegaraan
7) Bahasa Indonesia
8) Bahasa inggris
9) Matematika
10) Ilmu pengetahuan alam
11) Ilmu pengetahuan sosial
12) Seni budaya
13) Industri kecil
14) Pendidikan jasmani,olah raga dan kesehatan
15) Ketrampilan /teknologi informasi dan komunikasi
B. Temuan Khusus
1. Pelaksanaan Komunikasi Organisasi di Sekolah Menengah Pertama
Baiturrahim Kota Jambi
Manajemen komunikasi organisasi adalah studi tentang bagaimana orang-
orang yang bekerja di dalam organisasi berkomunikasi dalam konteks
organisasi serta interaksi dan pengaruh antara struktur organisasi dengan
pengorganisasian. Terciptanya komunkasi yang baik tidak terlepas dari
hubungan yang baik antara atasan dengan bawahan, seorang atasan tidaklah
cukup memahami pekerjaan bawahannya tetapi ia juga harus menunjukan
kesediaannya yang dapat dirasakan oleh bawahan.
Dalam ilmu manajemen jika berbicara tentang manajemen berarti tidak
terlepas dari berbagai fungsi manajemen, diantaranya adalah fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengevaluasian. Begitu
juga dalam hal berkomunikasi, seorang manajer juga seharusnya
menggunakan fungsi manajemen agar dalam pelaksaannya dapat berjalan
dengan baik, teratur serta sesuai dengan apa yang diharapkan.
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan aspek penting dalam manajemen, yang
artinya perencanaan memiliki peran yang sagat penting dalam
mengelola serta mengatur suatu kegiatan. Perencanaan juga merupakan
langkah awal yang ditentukan serta dijadikan patokan dalam melakukan
suatu kegiatan. Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang bisa
terlaksana sepenuhnya, sesuai dengan apa yang diharapkan.
Kegiatan pelaksanaan dari komunikasi seharusnya dimulai dari
tahap perencanaan, dimana pihak organisasi menentukan arah serta
tujuan dari apa yang ingin dicapai, agar dalam pelaksanaannya dapat
berjalan dengan lancar serta terarah.
Pelaksanaan komunikasi di Sekolah Menengah Pertama
Baiturrahim Kota Jambi ini pada tahap perencanaan dalam proses
komunikasi belum ada perencanaan yang dibuat secara khusus,
maksudnya dalam pelaksanaan komunikasi belum ada aspek penting
yang dituangakan mengenai pelaksanaan dalam berkomunikasi.
Belum adanya perencaan yang dikhususkan dalam pelaksaan
berkomunikasi, sesuai dengan apa yang dituturkan oleh Ibu Aldina
Afitriani, S.Pd sebagai salah satu tenaga pendidik yang ada di Sekolah
Menengah Pertama Baiturrahim Kota Jambi
“Pada tahap perencanaan sekolah memang belum membuat suatu
perencanaan mengenai pelaksaan dalam berkomunikasi, karena dalam
berkomunikasi memang tidak ada hal yang penting yang harus
direncanakan hal ini dikarenakan komunikasi menjadi hal yang biasa
dilakukan oleh siapapun jadi dalam perencanaannya belum ada aspek
penting yang dituangkan. Sedangkan setiap warga dalam organisasi
dituntut untuk bisa berkomunikasi dengan baik, namun dalam proses
perencanaan pihak sekolah belum membuat suatu perencanaan yang
berkaitan dalam pelaksaan berkomunikasi (Wawancara pada tanggal
07 Mei 2018)”.
Pernyataan mengenai belum adanya perencanaan yang dibuat oleh
pihak sekolah mengenai pelaksanaan dalam berkomunkasi juga
diungkapkan oleh Ibu kepala sekolah, Ibu Dra. Fitri Herlina
“ Dalam berkomunikasi khususnya di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 30 Muaro Jambi memang belum adanya bentuk perencanaan
yang disusun untuk mengatur tata cara berkomunikasi, hal ini
dikarenaan bahwa komunikasi itu menjadi suatu yang biasa dilakukan
dalam kegiatan sehari-hari. Jadi kami menganggap bahwa tidak ada
yang harus direncanakan secara khusus mengenai tata car
berkomunikasi dalam suatu organisasi (Wawancara pada tanggal 07 Mei
2018)” .
b. Pengorganisasian
Pengoranisasian adalah langkah menetapkan, menggolongkan, dan
mengatur berbagai macam kegiatan serta menetapkan tugas-tugas pokok
dan wewenang dalam mencapai suatu tujuan. Pengorganisasian juga
merupakan alat untuk memadukan dan mengatur semua kegiatan yang
ada kaitannya dengan tata cara pencapaian tujuan organisasi.
Pada tahap pengorganisasian dalam pelaksanaan berkomunikasi,
pihak sekolah kembali menyatakan bahwa
“Dalam berkomunikasi sekolah tidak membuat suatu bentuk
pengorganisasian, karena dalam penyampaian suatu pesan yang
berbentuk perintah ataupun informasi, sudah terlihat jelas bahwa
informasi di sampaikan langsung dari kepala sekolah kepada warga
sekolah. Untuk itu sekolah merasa tidak perlu membuat
pengorganisasian dalam berkomunikasi (Wawancara pada tanggal 07
Mei 2018)”.
Pernyataan diatas menjelaskan bahwa dalam berkomunikasi,
khususnya pada Sekolah Menengah Pertama Baiturrahim Kota Jambi
belum terlihat bentuk pengorganisasian yang dibuat oleh pihak sekolah,
karena untuk sepenuhnya penyampaian informasi dilakukan oleh Kepala
Sekolah kepada seluruh warga sekolah.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan dari
perencanaan, dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan
terperinci. Dalam pengimplementasiannya dilakukan setelah perencanaan
sudah dianggap siap.
Pelaksanaan komunikasi di Sekolah Menengah Pertama
Baiturrahim kota jambi mengalami kendala dalam proses
penyampaiannya, hal ini dikarenakan pada proses penyampaian pesan
yang dilakukan oleh kepala sekolah bersifat tidak langsung. Artinya
dalam penyampaian suatu pesan yang dilakukan oleh kepala sekolah
kerap melalui perantara.
Pernyataan penyampaian pesan yang dilakukan oleh kepala sekolah
melalui perantara sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Ibuk Umi
Kalsum, S.Pd
“ Dalam proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh Ibuk Kepala
Sekolah memang sering melalui perantara, seperti penyampaian informasi
yang bersangkutan dengan pekerjaan diinformasikan melalui pesan yang
dikirim melalui via Whatshapp,ini yang terkadang menyebabkan
perubahan makna yang terjadi dari pesan yang disampaikan. Padahal
informasi mengenai pekerjaan itu sangat penting jadi sebaiknya
disampaikan dengan tatap muka atau secara langsung agar tidak terjadi
salah dalam pemahaman suatu pesan yang disampaikan(Wawancara pada
tanggal 08 Mei 2018)”.
Penyampaian informasi yang disampaikan melalui via Whatshapp
juga disampaikan oleh Bapak Hasbullah, S.Ag, M.Pd
“Kesibukan yang mungkin membuat Ibu Kepala Sekolah dalam hal
penyampaian suatu pesan baik itu bersifat informasi atau perintah
mengenai pekerjaan sering kali disampaikan hanya melalui via
Whatshapp saja, atau mungkin ini juga bagian dari pengaruh perubahan
teknologi yang semakin canggih yang justru memberikan dampak yang
kurang baik terhadap suatu organisasi, karena komunikasi merupakan alat
untuk mengarahkan serta memativasi para pekerja(Wawancara pada
tanggal 09 Mei 2018).
Dari kedua pernyataan diatas dapat diartikan bahwa pelaksanaan
komunikasi yang terjadi di Sekolah Menengah Pertama Baiturrahim Kota
Jambi kurang berjalan dengan baik, hal ini terlihat dalam penyampaian
pesan yang dilakukan oleh pihak kepala sekolah kerap disampaikan
secara tidak langsung. Pesan yang disampaikan baik bersifat informasi
atau perintah disampaikan hanya melalui via Whatshapp saja. Hal ini
tentu akan dapat menyebabkan perubahan makna dalam isi pesan
disampaikan. Karena adanya keterbatasan dalam memberikan pendapat,
serta perintah yang disampaikan hanya berbentuk pemberitahuan saja
tanpa dijelaskan secara rinci makna dari isi pesan yang disampaikan.
Penyampaian pesan secara langsung atau tatap muka saja masih
memberikan rasa kurang dalam pemahaman bagi penerima pesan, apalagi
pesan yang hanya diinformasikan melalui via Whatshap. Dalam proses
penyampaiannya saja kurang efektif. Sedangkan komunikasi yang efektif
adalah pertukaran informasi, ide, perasaan yang menghasilkan perubahan
sikap sehingga terjalin sebuah hubungan baik antara pemberi dan
penerima pesan. pengukuran efektifitas darisuatu proses komunikasi
dapat dilihat dari tercapainyan tujuan si pengirim pesan.
Pernyataan mengenai penyampaian pesan yang kurang efektif juga
diungkapkan oleh Bapak Drs. Khaidir Biran bahwa,
“Pada proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh ibuk kepala
sekolah dilakukan dengan dua macam teknik dalam penyampaiannya.
Pertama, pesan disampaikan melalui via Whatshapp, yang kedua pesan
disampaikan melalui perantara. Maksudnya di sini, penyampaian pesan
yang berbentuk perintah mengenai tugas serta penyelesaian program kerja
disampaikan kepada wakil kepala sekolah dan dari wakil kepala
disampaikan kepada orang yang bersangkutan. Ini membuat pesan yang
disampaikan menjadi kurang efektif, karena pada tahap penyampaian
pesan yang dilakukan melalui via Whatshapp terkadang membuat si
penerima menjadi kurang paham dengan apa yang disampaikan, karena
isi pesan hanya berbentuk perintah atau informasi saja tanpa adanya
penjelasan secara rinci yang disampaikan. Yang kedua penyampaian
pesan melalui perantara, ini juga terkadang membuat perubahan makna
pesan yang diterima. Karena pada tahap penyampaiannya dilakukan tidak
secara langsung dari pihak yang memerintakan. Pesan disampaikan
melalui dua terkadang tiga saluran. Kemungkinan besar akan membuat
perubahan makna dari pesan yang disampaikan akan besar (Wawancara
pada tanggal 14 Mei 2018)”.
Banyaknya saluran dari pesan yang ingin disampaikan, kemungkinan
akan menyebabkan perubahan makna informasi, maksud dan ide antara
komunikator, dengan kata lain gagal paham yang terjadi dalam sebuah makna
komunikasi yang diterima.
2. Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Komunikasi Organisasi di
Sekolah Menengah Pertama Baiturrahim Kota Jambi.
Di dalam kegiatan apapun tentu tidak selalu berjalan dengan mudah,
lancar dan seperti yang diinginkan. Akan ada beberapa hal yang menjadi
kendala, hambatan, atau msalah yang tiba-tiba muncul dan harus dihadapi.
Hambatan merupakan keadaan yang dapat menyebabkan pelaksanaan dari
kegiatan terganggu dan tidak terlaksana dengan baik.
Begitu pula dalam pelaksanaan komunikasi di Sekolah Menengah
Pertama Baiturrahim Kota Jambi, dari beberapa hasil wawancara dan
observasi menunjukan adanya beberapa kendala yang dihadapi selama proses
berkomunikasi.
a. Pengaruh teknologi
Tekonologi merupakan kesediaan sarana untuk menyediakan barang-
barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup
manusia. Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan
sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Seiring dengan perubahan
zaman, teknologi juga mengalami perkembangan yang begitu pesat.
Perkembangan dari berbagai macam teknologi tidak hanya memberikan
dampak positif, akan tetapi ada sisi negativ yang dihasilkan.
Perkembangan teknologi yang sangat cepat tidaklah mengurangi arti
pentingnya komukasi diantara orang yang tergabung dalam lingkungan
organisasi, komunikasi antara orang dengan orang tidak selalu tergantung
pada teknologi akan tetapi tergantung dari kekuatan diri setiap orang.
Pernyataan diatas sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Ibu Maya
Sari, S.Pd
“Gadget merupakan salah satu alat komunikasi yang dihasilkan oleh
perkembangan teknologi, penggunaan gadget memang dapat
mempermudah seseorang dalam berkomunikasi. Namun tidak semua
komunikasi yang disampaikan melalui gadget akan memberikan respon
yang sesuai dengan yang diharapkan. Komunikasi yang kerap disampaikan
mengenai pekerjaan seperti penyelesaian program kerja atau segala yan
terkait dengan urusan pekerjaan seharusnya tidak disampaikan melalui
gadget atau via Whatshapp, karena ini akan membuat pesan yang
dismpaikan menjadi kurang ektif serta akan mempengaruhi ketercapaian
dari makna pesan yang disampaikan (Wawancara pada tanggal 14 Mei
2018 )”.
b. Tingkat kesadaran yang rendah dalam berkomunikasi
Komunikasi merupakan proses dimana seseorang atau beberapa orang,
kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan dan menggunakan
informasi agar dapat terhubung dengan lingkungan dan orang lain.
Komunikasi memiliki peran penting dalam organisasi, dengan
berkomunikasi diharapkan agar tidak terjadinya salah dalam pemahaman
baik tugas maupun tanggung jawab setiap pegawai dalam organisasi guna
mencapai tujuan yang diharapkan.
Pentingnya berkomunikasi ini dimaksudkan agar setiap informasi yang
disampaikan oleh pengirim bisa diterima dan dipahami oleh si penerima
pesan. Untuk itu dalam berkomunikasi diperlukan tingkat kesadaran
seseorang dalam berkomunikasi, ini diperlukan agar dalam berkomunikasi
bisa berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Tingkat kesadaran merupakan ukuran dari kesadaran dan respon
seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan. Dalam pelaksanaan
komunikasi yang dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Baiturrahim
Kota Jambi memiliki beberapa kendala selama proses pelaksanaannya yang
menyebabkan tujuan dari komunikasi tidak tercapai sesuai dengan apa
yang telah direncanakan. Kendala yang dimaksud diutarakan oleh Ibu
Animar, S.Pd
“Dalam pelaksanaan komunikasi tentu sedikit banyaknya memiliki
kendala dalam pencapaian tujuan komunikasi, salah satunya adalah
tingkat kesadaran yang rendah dalam berkomunikasi. Tingkat kesadaran
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan komunikasi kurang
berjalan dengan baik, artinya memiliki tingkat kesadaran dalam
berkomunikasi sangat berpengaruh demi kelancaran suatu komunikasi,
memiliki tingkat kesadaran yang rendah, acuh tak acuh pada masalah
serta kurang pedulinya terhadap suatu informasi yang seharusnya
disampaikan kepada warga sekolah, ini justru akan memberi pengaruh
terhadap tingkat pencapaian komunikasi serta tujuan dari organisasi
(Wawancara pada tanggal 15 Mei 2018).
Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Ibu Animar, S.Pd, hal yang
sama juga kembali diungkpan oleh Ibu Aldina Afitri, S.Pd
“Pada pelaksanaan komunikasi, tingkat kesadaran menjadi salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi ketercapaian dari pesan yang
disampaikan. Rendahnya tingkat kesadaran dalam berkomunikasi
membuat seseorang merasa tidak peduli atas pentingnya makna dalam
berkomunikasi sehingga membuat tujuan dari komunikasi sulit untuk
dicapai (Wawancara pada tanggal 15 Mei 2018)”.
Dari kedua pernyataan diatas dapat dilihat bahwa, memilki tingkat
kesadaran dalam berkomunikasi sangatlah penting dalam mewujudkan
tujuan-tujuan komunikasi. Tingkat kesadaran yang dimaksud bukanlah
hanya berasal dari kepala sekolah saja sebagai sumber informasi, tetapi
dalam hal ini diperlukan kerja sama antara kepala sekolah dengan seluruh
warga sekolah. Pada tingkat kesadaran ini akan terjadi saling menghargai,
saling pengertian , serta dapat mengembangkan diri melalui tingkat
komuniasi atau interaksi yang terbaik sehingga diharapkan mampu
mencapi tujuan dari komunikasi yang diharapkan.
c. Sikap atasan terhadap bawahan
Sikap merupakan tingkah laku atau gerakan-gerakan yang tampak dan
ditampilkan dalam interaksinya dengan lingkungan sosial. Interaksi
tersebut terdapat proses saling merespon, saling mempengaruhi serta saling
menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosial. Artinya sikap merupakan
tindakan yang ditampilkan seseorang yang dapat memberi pengaruh baik
atau buruk tergantung dari sikap yang ditampil oleh seseorang.
Yang dimaksud dengan sikap atasan terhadap bawahan disini adalah,
suatu tindakan yang ditampilkan oleh atasan terhadap bawahan yang dapat
memberi pengaruh serta respons terhadap sikap yang diterima, khususnya
dalam berkomunikasi.
Dalam berkomunikasi seharusnya seorang atasan memiliki sikap
komunikatif. Yang artinya komunikasi yang dilakukan dua arah, dialog itu
membutuhkan keterbukaan baik dari atasan maupun bawahan demi
terwujudnya hubungan yang baik dalam bekerja. Pernyataan mengenai
sikap komunikatif dalam berkomunikasi, juga diungkapkan oleh Ibu Teti
Yeni, S.Pd dan Bapak Kholisa Bara, S.Pd
“Dalam berkomunikasi, sikap antara atasan terhadap bawahan juga
menjadi faktor yang dapat mempengaruhi tujuan dari komunikasi.
Kurangnya sikap komunikatif atau keterbukaan yang dimilki baik itu
dari atasan maupun bawahan akan mempengaruhi hubungan yang baik
dalam bekerja. Komunikatif merupakan tindakan yang
memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan bekerja sama
dengan orang lain. Terciptanya sikap komunikatif dalam lingkungan
organisasi akan memberikan rasa nyaman bagi setiap orang dalam
bekerja(Wawancara pada tanggal 16 Mei 2018)”.
d. Penyampaian pesan secara bertahap
Penyampaian informasi secara berantai atau bertahap biasanya
membuat makna pesan yang diterima akan berbeda dari apa yang
sebenarnya, infomasi yang diberikan oleh kepala sekolah terkait dengan
masalah pekerjaan tidak selalu disampaikan secara langsug kepada seluruh
pegawai yang berada di lingkungan sekolah, dalam penyampaiannya
kepala sekolah hanya memberikan informasi kepada salah seorang
pegawai, seperti wakil kesiswaan atau wakil kurikulum, dan dari wakil
kurikulum tidak langsung menyampaikan kepada seluruh pegawai sekolah,
pesanpun dismpaikan secara bertahap kembali. ini yang menyebabkan
makna pesan yang diterima dari satu saluran kepada saluran yang lain akan
memberikan perubahan makna dalam mengartikannya.
“Dalam penyampaian informasi , terkadang kepala sekolah juga tidak
langsung menginformasi kepada seluruh para pegawai yang ada di
lingkungan sekolah. Akan tetapi dalam penyampaiannya melalui
perantara. Ini akan mengakibatk