MANAJEMEN KEHIDUPAN Sepanjang Masa Oleh : M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Penerbit HARD-Hi SMART CONSULTING
MANAJEMEN KEHIDUPAN
Sepanjang Masa
Oleh :
M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
Penerbit
HARD-Hi SMART CONSULTING
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 1
BAB 1 KEHIDUPAN MANUSIA DI DUNIA
Tentang hidup dan kehidupan manusia sering menjadi
perdebatan banyak orang. Sudah banyak para ilmuwan
(scientist) yang merumuskan teori-teori tentang kehidupan
manusia. Salah satunya adalah teori yang dikemukakan oleh
ilmuwan berkebangsaan Inggris yang bernama Charles
Darwin yang terkenal dengan Teori Evolusinya. Menurut
seorang cendekiawan muslim bernama Prof. DR. M.
Mutawalli Asy-Sya‟rawi dalam bukunya Al-Hayatu Wal
Maut yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
menjadi Esensi Hidup dan Mati dikatakan bahwa
sesungguhnya indera manusia tidak memiliki kemampuan
untuk melihat esensi hidup dan kalaupun bisa hal itu
hanyalah praduga semata, sedangkan praduga akan
cenderung menghasilkan suatu kesimpulan yang salah pada
akhirnya.
Memang benar yang dikemukakan beliau tersebut, hal ini
terbuktikan dengan adanya praduga yang fatal dari Teori
Evolusi Charles Darwin. Dalam teori evolusinya ia
mengatakan bahwa manusia berasal dari seekor kera, yang
berhasil ia temukan fosilnya dan diberi nama Loisy.
Perhatikan Firman Allah yang diterangkan dalam Al-Qur‟an
sebagai berikut :
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
para malaikat, „Sesungguhnya Aku akan
menjadikan seorang manusia dari tanah liat
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 2
kering yang berasal dari lumpur hitam yang
diberi bentuk.‟” (Q.S. Al-Hijr : 28)
Dan dalam Firman-Nya :
“Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan
kamu (Adam), kemudian kami bentuk
rupamu.” (Q.S. Al-A‟raf : 11)
Serta dalam Firman-Nya yang lain :
“Dia (Allah) telah menciptakan kamu dari
tanah dan kamu sebagai pemakmurnya.”
(Q.S. Hud : 61)
Maka dengan demikian, teori evolusi Darwin secara otomatis
langsung terbantahkan dan terpatahkan. Demikianlah,
melalui Firman Allah tersebut menjelaskan bahwasannya
manusia (cq. Adam) diciptakan langsung sebagai manusia
bukannya sebagai kera terlebih dahulu. Masih banyak lagi
Firman Allah yang menegaskan bahwa manusia diciptakan
langsung oleh Allah sebagai manusia seutuhnya. Begitulah,
Allah Sang Pencipta seluruh alam semesta telah
menerangkan dengan sejelas-jelasnya tentang asal-usul
kejadian manusia, namum mereka kebanyakan masih
mencari bukti-bukti lain selain penjelasan Allah tersebut.
Naudzubillahi min dzalik.
Baru kemudian di awal abad ke-21 atau di awal milenium ke-
3 ini muncul seorang cendekiawan dan ilmuwan muslim yang
bernama Adnan Oktar dari Turki yang dalam tulisan-tulisan
ilmiahnya lebih dikenal dengan nama Harun Yahya. Beliau
telah memiliki bukti-bukti sebagai sanggahan secara ilmiah
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 3
berdasarkan cara berpikir logika modern terhadap teori
evolusi Darwin. Diperkuat pula secara arkeologi yang
menjelaskan bahwasannya tidak ada satu pun bukti yang
berhasil ditemukan yang dapat memperkuat argumentasi
bahwa teori evolusi itu benar adanya. Harun Yahya atau
Adnan Oktar di dalam bukunya yang berjudul Keruntuhan
Teori Evolusi mengatakan bahwa sampai saat ini tidak ada
bukti yang menunjukkan telah ditemukannya “makhluk
transformasi” dari bentuk ikan menjadi burung yang sebagian
tubuhnya berbentuk ikan tetapi sudah tumbuh sayap dan
paruhnya. Harun Yahya jelas-jelas mengatakan bahwa teori
evolusi telah menyesatkan umat manusia, bahkan beliau
mengatakan bahwa teori evolusi Darwin telah
membahayakan Aqidah Islam, sehingga bagi umat Islam
yang mempercayai teori evolusi tersebut dikategorikan telah
melanggar Aqidah Islam.
1. AWAL KEJADIAN MANUSIA
Sebagaimana telah diterangkan oleh Allah SWT di dalam Al-
Qur‟an Surat Al-Hijr:28 ; Al-A‟raf:11 ; dan Hud:61 di atas
maka sebenarnya telah jelaslah bahwa teori evolusi sudah
terbantahkan dan runtuh dengan sendirinya.
Lalu perhatikan pula Firman Allah berikut :
“Aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan
anak cucunya) untuk menyaksikan
penciptaan langit dan bumi, dan tidak pula
penciptaan diri mereka sendiri, dan tidaklah
Aku mengambil orang-orang menyesatkan
itu sebagai penolong”. (Q.S. Kahfi : 51)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 4
Firman Allah tersebut menegaskan bahwasannya Iblis dan
anak cucunya saja tidak mengetahui dan mengerti atas
penciptaan diri mereka sendiri, apalagi manusia yang
diciptakan setelah diciptakannya Iblis, sekiranya Allah tidak
memberitahu lewat Firman-Nya melalui Al-Qur‟an yang
diturunkan kepada Rasulullah SAW.
Bagaimana mungkin mereka bisa menduga bahwa manusia
(yang juga termasuk dirinya Darwin) itu berasal dari seekor
kera, sedangkan kera adalah spesies binatang bukan manusia.
Allah Sang Pencipta manusia itu sendiri menyatakan bahwa
manusia adalah makhluk yang sebaik-baik ciptaan-Nya
sebagaimana yang dijelaskan malalui Firman-Nya :
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia itu dalam bentuk/rupa yang sebaik-
baiknya”. (Q.S. At-Tin : 4)
Serta Firman-Nya :
“Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan
anak Adam”. (Q.S. Al-Isra‟: 70)
Apakah seorang Charles Darwin tidak sadar bahwa ia sedang
menjatuhkan harga dirinya sendiri sebagai manusia dengan
mengatakan bahwa ia berasal dari seekor kera, sedangkan
Tuhan penciptanya saja mengagungkan dan memuliakan
manusia sebagai ciptaan-Nya. Sungguh sangat mengherankan
sekali bukan ?
Lalu muncul lagi setelah itu, perdebatan dan kebingungan di
antara orang-orang dengan adanya satu pertanyaan berbau
filsafat : “Mana lebih dahulu, telur ataukah ayam ?”.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 5
Pertanyaan yang sangat sederhana dan bodoh ini kemudian
berkembang menjadi sebuah diskusi, seminar-seminar, dan
bahkan penelitian-penelitian yang hasilnya sudah dapat
dipastikan nihil dan tidak pernah menghasilkan suatu
kesimpulan apapun.
Marilah kita perhatikan sebagaimana yang telah dijelaskan
Allah dalam Firman-Nya :
“Dan segala sesuatunya Kami ciptakan
berpasang-pasangan agar supaya kamu
mengingat kebesaran Allah”.
(Q.S. Adz-Dzariyat : 49)
Ayat di atas begitu gamblang menjelaskan bahwa Allah
menciptakan segala sesuatunya secara berpasang-pasangan,
yakni laki-laki dan perempuan (untuk manusia), jantan dan
betina (untuk fauna), bahkan berlaku pula untuk tumbuh-
tumbuhan (flora).
Dahulu kala orang mengasosiasikan jenis kelamin hanya
untuk manusia dan hewan, serta tidak berlaku untuk tumbuh-
tumbuhan. Namun, seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan di akhir abad ke-20, orang sudah tahu bahwa
dalam dunia tumbuh-tumbuhan (flora) pun terdapat yang
namanya “jenis kelamin”, yakni yang disebut sebagai serbuk
sari (jantan) dan kepala putik (betina). Jadi maha benarlah
apa-apa yang dikatakan Allah dalam Firman-Nya.
Shodaqollahul „azhiim.
Dalam penciptaan manusia pertama (Adam), setelah Allah
meniupkan ruh ke dalam tubuh Adam, bersamaan dengan itu
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 6
pula Allah telah menciptakan bahan dasar (substansi)
keturunan manusia pada punggung (cq. sulbi) Adam, dalam
bentuk material substansi calon manusia (ciptaan) yang amat
teliti dan teramat kompleks yang tercermin dalam DNA
(Deoxyribo Nucleic Acid) pada tiap-tiap manusia yang
dilahirkan kemudian. Sementara itu, Siti Hawa (isteri Adam)
diciptakan langsung oleh Allah dari tulang rusuk Adam. Hal
ini diterangkan Allah dalam Firman-Nya :
“Wahai sekalian manusia, bertaqwalah
kepada Tuhanmu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan daripadanya
Allah menciptakan isterinya”.
(Q.S. An-Nisa‟ : 1)
Baru-baru ini dunia telah dikejutkan dengan temuan seorang
ilmuwan Jepang yang berhasil menyingkap rahasia di balik
DNA manusia. Ilmuwan yang telah berhasil itu adalah Prof.
DR. Kazuo Murakami, seorang ahli genetika terkemuka
dunia, yang berhasil memperoleh penghargaan Internasional
Max Planck Research Award dan sekaligus memenangkan
Japan Academy Prize di Jepang.
Dalam bukunya yang berjudul The Divine Code of Life :
Awaken Your Genes & Discover Hidden Talents yang
diterjemahkan secara bebas ke dalam Bahasa Indonesia
dengan judul The Divine Message of DNA : Tuhan dalam
Gen Kita, ia mengatakan bahwasannya DNA adalah bukti
bahwa Tuhan telah menciptakan manusia dengan sedemikian
kompleksnya.
Berikut adalah kutipan pernyataan dalam bukunya :
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 7
“Walaupun pada awalnya kami percaya
bahwa dengan menafsirkan kode-kode
genetik itu akan memecahkan misteri
kehidupan, namun semakin lama semakin
jelas bahwa hidup tidaklah sesederhana itu.
Semakin jauh kami mempelajarinya, bahkan
untuk satu sel saja, semakin banyak kami
mengerti akan tingkat kerumitannya yang
sangat tinggi.”
Temuan Kazuo Murakami tersebut sekaligus menjadi
argumen yang kuat bahwa teori evolusi Darwin itu adalah
sungguh tidak benar keberadaan dan validitasnya, serta
sangat tidak terbukti dan tidak dapat dibuktikan sama sekali.
2. HIDUP DAN PROSES PENCIPTAAN MANUSIA
Barangkali kita semua bertanya-tanya dalam rentang waktu
yang sebegitu jauh sejak Adam diciptakan sampai dengan
kita sekarang ini, masih adakah hubungan dan relevansinya
dengan diri kita? Jawabannya tentu saja ada hubungannya
dengan diri kita, sebab kehidupan merupakan mata rantai
yang berkesinambungan antara satu orang dengan anaknya,
cucunya, cicitnya dan keturunan seterusnya, sehingga
berkesinambungan pula antara satu generasi kepada generasi
berikutnya, sesuai dengan materi substansi pembentuk
manusia yang sudah ditanamkan kepada Adam pada awal
mula penciptaannya.
Awal mula kehidupan manusia terjadi karena adanya campur
tangan Allah. Hal ini juga dikatakan Kazuo Murakami, yang
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 8
telah melakukan penelitian lebih dari 40 (empat puluh) tahun
untuk kepentingan kehidupan manusia melalui riset yang
sangat teliti tentang gen manusia.
Dalam bukunya ia menuliskan :
“Mekanisme kehidupan adalah sebuah
misteri yang mengagumkan. Orang-orang
bicara mengenai hidup seolah-olah
kehidupan hanyalah sesuatu yang sederhana.
Sebenarnya, tak ada seorangpun yang
mampu bertahan hidup hanya melalui usaha
secara sadar. Dengan diatur oleh cara kerja
hormon dan sistem syaraf yang otomatis,
seluruh fungsi vital kita termasuk
pernapasan dan peredaran darah setiap
waktu dapat menjaga kita agar tetap hidup
tanpa adanya usaha-usaha khusus maupun
campur tangan dari diri kita sendiri. Gen
kitalah yang mengontrol sistem-sistem vital
ini, dan untuk dapat melakukan hal itu
mereka bekerja secara selaras. Ketika yang
satu mulai bekerja maka yang lain bereaksi
dengan berhenti atau bekerja lebih keras
untuk memperhalus dan mengatur seluruh
sistem tersebut. Sepertinya memang hampir
tidak mungkin jika pengaturan yang begitu
hebat ini hanya terjadi secara kebetulan.
Sesuatu yang lebih Agung pastilah berada di
balik semua keselarasan ini. Banyak orang
menggunakan kata „Tuhan‟ untuk
menjelaskan konsep ini. Sebagai seorang
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 9
ilmuwan, saya telah memilih untuk
menyebutnya „Sesuatu yang Agung‟”.
Demikian yang dipaparkan oleh Kazuo Murakami, walaupun
ia tidak mau menyatakan “sesuatu” itu adalah “Tuhan”, tetapi
ia mengakui bahwasannya ada “Sesuatu yang Agung” di
balik semua itu.
Dalam konsep dan aqidah Islam, sesuatu yang Agung itu
sudah pastilah Allah Subhanahu Wa Ta‟ala, sebagai Tuhan
Yang Maha Agung (Al-Azhim).
Sejak awal, Allah SWT telah memperlihatkan eksistensi
Dzat-Nya kepada semua makhluk ciptaan-Nya, dari yang
pertama diciptakan sampai yang terakhir, termasuk kepada
manusia. Sebab tanpa persaksian ini, manusia tidak akan
pernah mampu mencerna dan menangkap dengan panca
inderanya atas pemahaman hal-hal yang bersifat ghaib (tidak
nyata).
Kesaksian manusia dalam alam substansi ini telah Allah
terangkan dalam Firman-Nya :
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak Adam dari
sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka: „Bukankah
Aku ini Tuhanmu?‟‟Betul, kami menjadi
saksi‟, agar di hari kiamat nanti kamu tidak
mengatakan: „Sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang lupa terhadap ini
(keesaan Tuhan)‟”. (Q.S. Al-A‟raf : 172)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 10
Dari awal kejadian manusia itu, sebenarnya manusia sudah
meyakini bahwa Allah itu ada. Inilah yang disebut sebagai
Fitrah Iman kepada Allah yang terdapat di dalam Af-idah
(Akal & Hati nurani) manusia itu sendiri. Hati nurani
manusia senantiasa akan selalu mendekatkan jiwa dan diri
manusia itu sendiri kepada Sang Penciptanya, yakni Allah
SWT.
Hati nurani akan selalu melekat pada diri manusia sejak ia
dilahirkan hingga ajal menjemputnya, bahkan hingga
manusia dibangkitkan kembali oleh Allah SWT pada hari
kiamat nanti.
Kemudian, bagaimana halnya dengan penciptaan manusia
melalui seorang ibu dan seorang bapak ? Untuk itu Allah
SWT menerangkan dalam Al-Qur‟an dengan Firman-Nya :
“Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari saripati tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air
mani dalam tempat yang kokoh (rahim).
Lalu air mani itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu Kami jadikan segumpal daging,
dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu
Kami balut dengan daging. Kemudian Kami
jadikan makhluk (berbentuk) lain. Maha
Suci Allah, Pencipta yang paling baik”.
(Q.S. Al-Mu‟minun : 12-14)
Menurut pandangan ilmu pengetahuan, dalam hal ini ilmu
biologi, Firman tersebut sesuai dengan kenyataannya yang
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 11
telah dibuktikan bahwa manusia berasal dari ”saripati tanah”.
Ilmu biologi telah membuktikan dengan menggunakan
metode dari abu bekas bakaran manusia (cq. yang diambil
dari abu jenazah yang telah dikremasi ~ dari penganut agama
non muslim), bahwasannya unsur-unsur asli yang terdapat
pada tanah, yaitu: Oksigen (O2), Hidrogen (H), Belerang (S),
Zat Arang (C), Kalium (K), Natrium (Na), Yodium (I), Zat
Asam Arang (CO2), dan Air (H2O) serta zat-zat pelengkap
lainnya.
Dengan demikian, proses kejadian manusia ketika masih ada
dalam kandungan menurut Al-Qur‟an Surat Al-Mu‟minun
ayat 12-14 tersebut adalah sebagai berikut :
1) Allah SWT membuat saripati tanah yang terbentuk dalam
tubuh manusia menjadi nutfah (air yang berisi
spermatozoa yang biasa disebut sebagai sperma), yang
ditumpahkan ke dalam qoror (rahim atau kandungan).
2) Allah SWT membuat nutfah menjadi „alaqoh (gumpalan
darah yang menyerupai lintah).
3) Allah SWT membuat „alaqoh menjadi mudhghoh
(segumpal daging).
4) Allah SWT membuat mudhghoh menjadi „izhom (tulang-
belulang).
5) Allah SWT membalut tulang-belulang itu dengan daging.
6) Akhirnya Allah SWT menjadikannya seorang makhluk
dalam bentuk yang lain, yaitu dalam bentuk manusia
yang sangat lengkap (berkepala, bertangan, berkaki, dsb.)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 12
Di dalam Al-Qur‟an banyak sekali diterangkan peristiwa-
peristiwa penciptaan manusia dengan bermacam-macam cara
penciptaannya. Apabila kita cermati kejadian-kejadian
tersebut, maka sebenarnya proses penciptaa manusia oleh
Allah SWT adalah melalui 4 (empat) macam cara penciptaan,
yaitu :
1) Penciptaan langsung oleh Allah SWT.
Proses penciptaan ini adalah bukan melalui hubungan
seksual antara laki-laki dan perempuan. Ini adalah
penciptaan manusia secara langsung olah Allah SWT
sebagaimana diciptakannya Adam „Alaihis Salaam yang
disebut sebagai manusia tanpa ayah dan tanpa ibu.
2) Penciptaan melalui seorang laki-laki saja.
Proses penciptaan ini dilakukan Allah SWT terhadap Siti
Hawa (isteri Adam) melalui tulang rusuk Adam, yang
disebut sebagai manusia tanpa ibu.
3) Penciptaan melalui seorang perempuan saja.
Proses penciptaan ini terjadi pada diri Nabi Isa „Alaihis
Salaam yang tidak mempunyai ayah karena Maryam
(ibunya) tidak mempunyai suami seorangpun dan tidak
pula pernah melakukan hubungan seksual dengan laki-
laki manapun.
4) Penciptaan melalui seorang laki-laki dan perempuan.
Proses penciptaan ini adalah proses yang umum terjadi
sekarang ini. Semua orang setelah Nabi Isa, dilahirkan ke
dunia melalui proses penciptaan ini, kecuali untuk ketiga
orang yang telah disebutkan (Adam, Siti Hawa, dan Isa),
begitu juga terhadap diri Nabi Muhammad SAW. Proses
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 13
penciptaan di sini adalah melalui sebab hubungan seksual
antara laki-laki dan perempuan (ayah dan ibu).
Namun demikian, tidak berarti setiap hubungan seksual
pasti akan dilahirkannya seorang manusia. Nah, di sinilah
Allah kembali ingin menunjukkan kekuasaan-Nya yang
Maha Hebat, yakni walaupun semua faktor penyebab
(kausalitas) sudah terpenuhi, tetapi tidak pasti semua
penyebab-penyebab itu akan dapat menimbulkan atau
menghasilkan akibat. Inilah yang dinamakan Hukum
Kausalitas Allah, yaitu suatu hukum sebab akibat yang
sangat memperhitungkan (tidak me-nafikan) adanya
faktor Allah sebagai satu-satunya musabab (penyebab)
yang menyebabkan terjadinya akibat. Hukum Kausalitas
Allah ini sangat memperhitungkan Kekuasaan (Qudrot)
dan Kehendak (Irodat) Allah SWT sebagai satu-satunya
Pencipta (Kholiq) atas diri manusia.
3. ESENSI HIDUP MANUSIA DI DUNIA
Di antara ilmu-ilmu fisiologi yang sudah begitu jauh
berkembang sampai dengan pengenalan mekanisme dan
fungsi organ-organ tubuh manusia, ditambah lagi dengan
temuan-temuan di bidang ilmu genetika manusia yang
sedemikian spektakuler pada milenium ketiga ini, namun
hingga saat ini masih sangat banyak manusia yang belum
sepenuhnya mengerti tentang hakikat (esensi) dirinya sendiri,
karena memang ilmu pengetahuan tentang esensi hidup
manusia masih sangat jarang dibicarakan dan masih sangat
jauh dari kemajuan sehingga sampai kini masih berada pada
tahap awal pengenalan sisi-sisi penting kehidupan manusia.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 14
Adalah DR. Alexis Carrel, sebagaimana yang ia tulis dalam
bukunya Man The Unknown mengatakan :
“Memang manusia telah melakukan usaha
yang super keras untuk mengenali dirinya,
tapi meskipun kita memiliki setumpuk
observasi yang telah berhasil dihimpun oleh
para ilmuwan, filsuf, bahkan ahli-ahli mistik
sepanjang zaman, kita baru dapat menguasai
aspek-aspek tertentu saja dari diri kita..., dan
ternyata ketidak-tahuan kita begitu banyak
disebabkan oleh sebagian besar pertanyaan
yang diajukan kepada para ilmuwan tentang
manusia belum bisa terjawab..., kita terus
terang harus mengakui bahwasannya ilmu
tentang manusia merupakan ilmu yang
paling sulit di antara seluruh ilmu yang ada”.
Kenyataan yang dikemukakan oleh DR. Alexis Carrel
tersebut terjadi tidak lain karena kita tidak pernah mau
berusaha merujuk (refers to) kepada Sang Pencipta (Allah
SWT) yang memiliki manhaj (sistem) tentang diri manusia,
yang sekaligus menguasai sistem tersebut. Sebagaimana kita
tahu, sebuah mobil canggih yang diproduksi sebuah pabrik
mobil tidak akan diketahui secara pasti mengenai
“Spesifikasi Teknis” yang terdapat di dalamnya, yang
meliputi segala kecanggihan dan keistimewaan mobil
tersebut, termasuk segala kekurangannya, seandainya saja
pabrik mobil itu tidak menjelaskannya dalam “Manual Book”
mobil tersebut yang berisi seluruh “Spesifikasi Teknisnya”
secara rinci. Ini sebuah perumpamaan untuk hal itu. Begitu
juga halnya dengan manusia, niscaya kita tidak akan pernah
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 15
tahu dan mengerti hakikat hidup kita sendiri seandainya kita
tidak mencari tahu (to find out) lewat Sang Penciptanya yang
telah memproduksi (baca: menciptakan) manusia tersebut.
Islam memandang eksistensi manusia sebagai suatu kesatuan
utuh yang tidak dapat dipisahkan antara jasmani, rohani, serta
akal dan budi. Akal dan budi tersebut sebagai Af-idah yang
telah dikaruniakan Allah kepada manusia. Budi itulah yang
disebut sebagai hati nurani sebagaimana yang telah
dijelaskan Allah dengan Firman-Nya :
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut
ibimu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatu apapun, dan Dia menganugerahkan
kepadamu pendengaran, penglihatan, dan
Af-idah (akal dan hati nurani) supaya kamu
bersyukur”. (Q.S. An-Nahl : 78)
Antara jasmani, rohani, dan akal budi (Af-idah) saling terkait
serta membentuk suatu ikatan yang saling menguatkan satu
dengan yang lainnya (interdependensi).
Pandangan Islam terhadap manusia dalam hal ini adalah
seimbang (tawazun). Oleh karena manusia tidak mampu
membuat sistem bagi kehidupannya sendiri, maka yang
paling kompeten (kuasa) membuat sistem kehidupan manusia
adalah Allah SWT. Maka dari itu, untuk mengungkap esensi
hidup manusia di dunia ini haruslah melalui wahyu-wahyu
Allah yang diturunkan kepada Rasulullah SAW berupa Al-
Qur‟an dan Hadits yang dapat menjelaskan tentang hakikat
manusia itu sendiri. Dia-lah yang paling menguasai tentang
manusia karena Dia (Allah) yang menciptakannya.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 16
Perhatikan Firman Allah berikut ini :
“Apakah Allah yang menciptakan itu tidak
mengetahui (yang kamu lahirkan dan kamu
rahasiakan)?” (Q.S. Al-Mulk : 14)
Juga Allah memandang manusia sebagai makhluk yang
pelupa (lalai) sesuai dengan nama dan gelar yang diberikan
Allah kepada manusia. Kata “manusia” berasal dari kata
“insan” yang berarti “pelupa (lalai)”. Gelar ini diberikan oleh
Allah ketika Nabi Adam lupa akan larangan Allah untuk
mendekati salah satu pohon di Syurga (pohon Khuldi).
Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah :
“Dan sungguh telah Kami perintahkan
kepada Adam dahulu, maka ia lupa (lalai)
dengan perintah itu”. (Q.S. Thaha : 115)
Kehidupan Manusia di Dunia yang Fana‟ ini pada
Hakikatnya adalah :
1). Kesenangan yang Menipu/memperdaya.
“…dan tidaklah kehidupan dunia itu
melainkan hanyalah kesenangan yang
menipu/memperdaya” (Q.S. Ali Imran: 185)
2). Permainan dan Sesuatu yang Melalaikan.
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya
kehidupan dunia itu hanyalah permainan
dan sesuatu yang melalaikan, …”
(Q.S. Al-Hadid : 20)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 17
3). Kesenangan yang Teramat Sedikit sekali.
“…kenikmatan hidup di dunia ini bila
dibandingkan dengan akhirat amatlah
sedikit sekali” (Q.S. At-Taubah : 38)
4). Rangkaian Ujian dan Cobaan Hidup.
“Dan Kami akan menguji kalian dengan
keburukan dan kebaikan sebagai suatu
cobaan. Dan hanya kepada Kamilah kalian
dikembalikan” (Q.S. Al-Anbiya : 35)
Hidup manusia di dunia ini secara keseluruhan pada
hakikatnya adalah tempat untuk menguji manusia dengan
berbagai macam cobaan dan ujian sebagaimana yang
dijelaskan Allah dalam Surat Al-Anbiya Ayat 35 di atas.
Perhatikan pula Firman Allah yang lain :
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan, dan berilah kabar gembira
kepada orang-orang yang sabar. Yaitu
orang-orang yang apabila ditimpa musibah
mereka mengucapkan, „Sesungguhnya kami
adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya-
lah kami dikembalikan‟.”
(Q.S. Al-Baqarah : 155-156)
Jadi, jelaslah bahwa esensi hidup manusia di dunia ini adalah
sebagai Tempat Cobaan dan Ujian yang dimulai sejak Nabi
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 18
Adam diturunkan ke dunia hingga hari kiamat nanti. Ujian
manusia di dunia akan datang silih berganti dan membentuk
mata rantai yang tidak terputus (tidak ada habisnya) selama ia
masih hidup di dunia yang sementara (fana) ini.
Perhatikanlah beberapa Firman Allah dalam Al-Qur‟an yang
menjelaskan tentang ujian atau cobaan yang akan
ditimpahkan kepada manusia selama ia masih hidup di dunia
ini :
“Apakah manusia mengira bahwa mereka
akan dibiarkan saja setelah mereka berkata,
„Kami telah beriman”, dan mereka tidak
diuji lagi ?”. (Q.S. Al-Ankabut : 2)
Perhatikan pula Firman Allah lainnya :
1) “Dan sesungguhnya Kami telah menguji
orang-orang sebelum mereka...”
(Q.S. Al-Ankabut : 3)
2) “Sungguh Kami telah menjadikan apa-apa
yang ada di bumi sebagai suatu hiasan dan
ujian bagi mereka, siapa di antara mereka
yang paling baik amal perbuatannya”.
(Q.S. Kahfi : 7)
3) “Dan Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan, sebagai suatu
cobaan dan kepada Kamilah kamu akan
dikembalikan”. (Q.S. Al-Anbiyaa‟ : 36)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 19
4) “Kamu sungguh akan diuji dengan harta-
hartamu dan dirimu sendiri...”
(Q.S. Ali Imran : 186)
5) “Allah telah menjadikan kematian dan
kehidupan untuk menguji kamu, siapa yang
paling baik amal perbuatannya”.
(Q.S. Al-Mulk : 2)
Allah akan memberi cobaan hidup kepada manusia dengan
bermacam-macam cobaan yang bisa berupa kesulitan atau
kesusahan hidup, himpitan ekonomi, penyakit dan kesedihan-
kesedihan lainnya, tetapi bisa pula berupa kesenangan hidup,
rizki yang berlimpah, isteri yang sangat cantik, anak yang
banyak, perhiasan dari emas dan perak, ternak yang banyak
atau hasil sawah, kebun dan hasil pertanian yang berlimpah.
Sebagaimana yang dikatakan Allah dalam Firman-Nya :
“Dijadikan indah pada (pandangan)
manusia kecintaan-kecintaan kepada : nafsu
terhadap wanita, anak-anak (keturunan),
harta yang banyak berupa emas, perak,
kuda-kuda yang gagah, hewan ternak serta
sawah dan ladang. Yang demikian itu
merupakan kesenangan hidup di dunia,
namun hanya di Sisi Allah-lah sebaik-
baiknya tempat kembali”
(Q.S. Ali Imran : 14)
Semua itu dimaksudkan Allah SWT untuk menguji manusia
serta untuk menyeleksi mana di antara manusia tersebut yang
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 20
paling baik perbuatannya, paling baik akhlaqnya, paling baik
imannya, dan yang paling tinggi kesabarannya.
Dengan memberikan cobaan-cobaan dan ujian kepada
manusia tersebut, Allah ingin mendengar sendiri secara
langsung dari manusia yang diuji-Nya tentang reaksi dan
komentar atas cobaan itu. Sebagaimana yang dikatakan
Rasulullah SAW dalam Haditsnya :
“Allah berfirman kepada malaikat:
„Pergilah kepada hambaKu lalu
timpahkanlah berbagai macam ujian
kepadanya karena Aku ingin mendengar
suaranya‟”.
(H.R. Thabrani dan Abu Umamah)
Hidup ini memang tidak pernah sunyi dari ujian Allah, baik
senang maupun susah, baik suka maupun duka. Dalam
kehidupan manusia di dunia ini, Allah akan pergilirkan
kepada tiap-tiap manusia, antara senang dan susah, antara
suka dan duka, antara kekayaan dan kemiskinan, antara
kejayaan dan kehancuran, supaya manusia mengingat Allah.
Hal ini sesuai dengan Firman-Nya :
“Dan hari-hari itu Kami pergilirkan di
antara manusia, supaya Allah mengetahui
siapa orang-orang yang beriman...”
(Q.S. Ali Imran : 140)
Namun demikian, manusia janganlah bersedih hati dan
berputus asa atas cobaan yang menimpa dirinya, justru
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 21
sebaliknya harus gembira dengan cobaan-cobaan hidup yang
diberikan Allah kepadanya, karena dalam hal ini Allah SWT
berfirman :
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu
ada kemudahan. Sesungguhnya bersama
kesulitan itu ada kemudahan”.
(Q.S. Al-Insyirah : 5-6)
Dalam Surat Al-Insyiroh tersebut Allah menyebut kata
“kemudahan” sebanyak dua kali dalam dua ayat yang
berbeda namun dengan kalimat yang persis sama. Sehingga
para ahli tafsir banyak yang mengatakan bahwa makna
sebenarnya dari kedua ayat tersebut adalah “Sesungguhnya
bersama kesulitan itu ada dua kemudahan sekaligus”.
Wallahu A‟lam Bishowab, hanya Allah lah yang mengetahui
hakikat sebenarnya dari kedua ayat tersebut.
Namun terlepas dari itu semua, di sini Allah sudah berjanji
bahwa dalam kesulitan itu pasti ada kemudahan yang
terkandung di dalamnya. Niscaya, kalau Allah sudah berjanji
pasti benar, dan perkataan Allah adalah Maha Benar.
Lalu perhatikan pula Sabda Rasulullah SAW :
1) “Tidak ada seorang muslim pun yang
ditimpa gangguan semisal tusukan duri
ataupun yang lebih berat daripada itu,
melainkan dengan musibah itu dihapuskan
Allah perbuatan buruknya dan digugurkan
dosa-dosanya seperti pohon yang
digugurkan daun-daunnya”.
(H.R. Mutafaq „Alaih)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 22
2) “Ujian yang tiada henti-hentinya menimpa
orang-orang yang beriman laki-laki dan
perempuan, yang mengenai dirinya,
hartanya, anaknya, tetapi ia tetap bersabar,
maka ia akan menemui Allah dalam
keadaan tidak berdosa”. (H.R. Tirmidzi)
Rasululllah SAW juga Bersabda :
1) “Sesungguhnya bagi setiap umat ada
ujiannya, dan ujian bagi umatku adalah
harta kekayaan”. (H.R. Tirmidzi)
2) “Demi Allah, bukanlah kefakiran dan
kemiskinan yang aku khawatirkan atas
kamu, tetapi justru aku khawatir kemewahan
dunia yang kamu dapatkan sebagaimana
yang telah diberikan kepada orang-orang
sebelum kamu, lalu kamu bergelimang
kemewahan itu hingga binasa sebagaimana
mereka bergelimang harta dan binasa
pula”. (H.R. Bukhari)
3) “Sepeninggalku tiada ujian yang lebih berat
bagi kaum pria, melainkan godaan wanita”.
(H.R. Bukhari)
Begitulah kenyataan dalam hidup ini tidak sepi dari cobaan
Allah, baik di kala senang menjadi susah, atau di kala susah
menjadi senang, suka menjadi duka, dan duka menjadi suka,
secara bergiliran, senantiasa silih berganti dan terus menerus
selama hayat masih dikandung badan. Sehingga bagi orang
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 23
beriman yang bijak akan selalu mempersiapkan dirinya setiap
saat untuk menerima ujian Allah SWT, karena baginya ujian
adalah suatu “persyaratan” untuk naik ke tingkatan (level)
yang lebih tinggi kedudukannya di Sisi Allah SWT.
Ujian-ujian manusia juga bertingkat-tingkat kesulitannya
sesuai dengan ketaatan dan keimanan yang dimilikinya.
Hal ini diterangkan dalam Hadits Qudsi sebagai berikut :
“Orang yang banyak mendapat ujian adalah
Para Nabi, kemudian baru orang-orang
yang lebih dekat derajatnya dengan Nabi,
berurutan secara bertingkat. Orang diuji
menurut tingkat ketaatannya pada agama.
Jika ia sangat kuat beragama maka sangat
kuat pula ujiannya, dan jika ia lemah
agamanya maka ringan pula ujiannya.
Demikianlah musibah dan ujian itu
senantiasa ditimpahkan kepada seorang
hamba sampai ia dibiarkan berjalan di
muka bumi tanpa suatu dosa apapun”.
(H.R. Tirmidzi)
4. ESENSI DUNIA DAN DIRI MANUSIA
Di dalam Al-Qur‟an banyak diterangkan bahwasannya Allah
SWT menggambarkan tentang dunia dengan perumpamaan-
perumpamaan yang sangat jelas namun sederhana sehingga
mudah dimengerti oleh setiap orang yang berakal sehat.
Perumpamaan-perumpamaan Dunia yang diibaratkan
oleh Allah SWT di antaranya adalah sebagai berikut :
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 24
1) Dunia laksana Bangkai yang dikelilingi anjing-anjing :
“Allah SWT mewahyukan kepada Nabi
Daud A.S. dengan Firman-Nya : „Wahai
Daud, perumpamaan dunia yaitu laksana
bangkai di mana anjing-anjing berkumpul
mengelilinginya dan menyeretnya ke sana ke
mari. Apakah engkau senang menjadi seekor
anjing lalu ikut bersama mereka menyeret
bangkai itu ke sana ke mari ?‟”.
(H.Qudsi Riwayat Al-Madani)
2) Dunia ibarat Air hujan yang turun ke bumi :
“Dan berilah perumpamaan kepada mereka
bahwa kehidupan dunia bagaikan air hujan
yang Kami turunkan dari langit sehingga
karenanya menjadi subur tumbuh-tumbuhan
di muka bumi, lalu diterbangkan angin. Dan
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
(Q.S. Kahfi : 45)
3) Dunia seperti Orang yang mencelupkan Jarinya ke laut :
“Dunia itu bila dibandingkan dengan
akhirat seperti jika seseorang mencelupkan
satu jarinya ke laut maka hendaklah ia
melihat air yang menempel di jarinya itu
setelah ia menariknya kembali dari dalam
air”. (H.R. Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah)
“Pergilah ke Pinggir Samudera lalu
celupkan ujung jarimu, kemudian angkatlah
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 25
ujung jarimu, Air yang menempel di ujung
jarimu itulah Kehidupan Dunia, sedangkan
Air yang tertinggal di Samudera itulah
Kehidupan Akhirat” (Hadits Qudsi)
Makhluk yang telah Allah SWT ciptakan tetapi paling Ia
benci tak lain adalah DUNIA, hal ini berdasarkan Hadits
yang diriwayatkan oleh Al-Hakim, sebagai berikut :
“Sesungguhnya Allah tidak menciptakan
makhluq-Nya yang paling dibenci selain
daripada Dunia. Dan sejak diciptakannya
Dunia, Allah SWT tidak memandanginya”.
(H.R. Al-Hakim)
Disamping itu, Allah SWT juga memberikan Status Dunia itu
sebagai “sesuatu yang terlaknat”, sebagaimana yang
diterangkan di dalam Hadits yang diriwayatkan oleh
Thabrani sebagai berikut :
“Sesungguhnya Dunia itu Terlaknat, maka
semua yang ada di dalamnya juga terlaknat,
KECUALI yang digunakan HANYA untuk
Kepentingan ALLAH”. (H.R. Thabrani)
Demikianlah yang telah diterangkan Allah mengenai esensi
dunia, baik melalui Lisan Rasul-Nya maupun melalui
Firman-Nya langsung.
Untuk mengetahui Jati Diri kita sebagai Manusia, maka
kitapun HARUSLAH merujuk kepada Al-Qur‟an dan Al-
Hadits sebab keterangan-keterangan Allah tersebutlah yang
“Paling Valid” dikarenakan hanya Dialah yang paling
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 26
mengetahui hakikat diri manusia karena Dialah satu-satunya
Dzat yang menciptakan Manusia.
Berikut ini akan dibahas dan dijelaskan mengenai Sifat-sifat
Manusia berdasarkan Al-Qur‟anul Karim (Kitab Allah yang
selalu benar Isi Kandungannya).
Berdasarkan Al-Qur‟an, sedikitnya ada 7 (tujuh) SIFAT-
SIFAT DASAR yang ada pada DIRI MANUSIA, yakni :
1). LEMAH (Q.S. An-Nisa‟: 28)
“…dan manusia dijadikan bersifat lemah”.
2). TERGESA-GESA (Q.S. Al-Anbiya‟: 37)
“Manusia telah diciptakan dengan sifat
tergesa-gesa…”.
3). BERKELUH-KESAH (Q.S. Al-Ma‟arij : 19-20)
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat
keluh-kesah lagi kikir. Apabila ditimpah
kesusahan ia berkeluh-kesah”.
4). KIKIR / PELIT (Q.S. Al-Ma‟arij : 21)
“Dan apabila mendapat kebaikan ia kikir”.
5). DALAM KESUSAH-PAYAHAN (Q.S. Al-Balad : 4)
“Sungguh telah Kami ciptakan manusia
berada dalam kesusah-payahan…”.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 27
6). CINTA DUNIA DAN MELUPAKAN AKHIRAT
(Q.S. Al-Qiyamah : 20-21 dan Q.S. Al-Insan : 27)
“Sesungguhnya kalian mencintai kehidupan
dunia. Dan melupakan kehidupan akhirat”.
“Sesungguhnya mereka lebih menyukai
kehidupan dunia, dan mereka tidak
mempedulikan kesudahan mereka pada hari
yang berat (hari akhirat)”
7). MELAMPAUI BATAS (Q.S. Al-„Alaq : 6-7)
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya manusia
itu melampaui batas. Apabila ia melihat
dirinya serba kecukupan (kaya)”.
8). PEMBANTAH (Q.S. Kahfi : 54)
“Dan manusia adalah makhluq yang paling
banyak membantah”.
9). PENAKUT (Q.S. Ar-Rum : 24)
“…dan Dia memperlihatkan kilat kepadamu
untuk menimbulkan ketakutanmu dan
harapan…”
Kemudian lagi, di dalam Al-Qur‟an dijelaskan pula tentang
macam-macam Jiwa yang ada di dalam Diri Manusia.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 28
Jiwa-jiwa (An-Nafs) tersebut adalah sebagai berikut :
1). Amaroh Bis-Suu‟ (Q.S. Yusuf : 53)
Jiwa yang selalu mendorong manusia untuk berbuat
kejahatan.
2). Lawwaamah (Q.S. Al-Qiyamah : 2)
Jiwa yang sering dan selalu menyesali dirinya.
3). Sawwaamah (Q.S. Yusuf : 83)
Jiwa yang menghiasi kemaksiatan dengan keindahan
pada pandangan mata manusia.
4). Mulhamah (Q.S. Asy-Syams : 8)
Jiwa yang mendorong manusia untuk bertingkah-laku
Fujur (durhaka) dan kadang juga sekaligus bertingkah-
laku Taqwa kepada Allah SWT.
5). Muthmainnah (Q.S. Al-Fajr : 27)
Jiwa yang Tenang dan Damai.
6). Rhodhiyah (Q.S. Al-Fajr : 28)
Jiwa yang merasa Ridho dan Puas kepada Allah.
7). Mardhiyah (Q.S. Al-Fajr : 28)
Jiwa yang selalu mendapatkan Keridhoan Allah.
Oleh karena sifat manusia yang “lebih mencintai dunia”
maka bagi manusia akhirat itu amatlah jauh dari jangkauan
dan pendengaran mereka. Hal ini sesuai dengan Firman Allah
SWT di dalam Al-Qur‟an surat At-Taubah ayat 42 :
“Kalau kamu (Muhammad) serukan kepada
mereka itu keuntungan yang mudah
diperoleh dan perjalanan yang tidak
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 29
seberapa jauh, pastilah mereka
mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu
amatlah jauh terasa oleh mereka…”.
Untuk melakukan “perlawanan” terhadap sifat-sifat dasar
manusia yang Allah ciptakan buruk tersebut maka Allah
menciptakan dan menyediakan Agama Fitrah bagi manusia
sesuai dengan Firman-Nya di dalam Al-Qur‟an surat Ar-Rum
ayat 30 sebagai berikut :
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus
kepada Agama Allah, fitrah Allah yang telah
mencipatakan manusia menurut fitrah itu.
Tak ada perubahan atas fitrah Allah. Itulah
agama yang lurus, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui”.
Keinginan dan cita-cita setiap manusia selama ia hidup di
dunia dibatasi oleh Ajal (batas umur) manusia itu sendiri. Hal
ini sesuai dengan yang digambarkan Rasulullah SAW. Beliau
menggambarkannya di atas pasir dengan sebatang tonggak
kayu untuk menjelaskan maksud yang ingin dijelaskannya.
Perhatikanlah Gambar yang telah dibuat oleh Rasulullah
sebagai berikut :
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 30
Penjelasan Rasulullah atas Gambar yang telah dibuatnya
tersebut adalah sebagai berikut :
Garis Horisontal di dalam Kotak : adalah Perjalanan
Hidup (umur) hidup manusia selama di dunia.
Garis Horisontal di luar Kotak : adalah seluruh Cita-cita
serta Keinginan manusia selama hidup di dunia yang
belum tercapai.
Kotak Persegi Empat : adalah Ajal (batas umur) yang
membatasi umur hidup manusia di dunia.
Garis-garis Vertikal di dalam Kotak : adalah Bermacam-
macam Godaan dan Bujukan Syetan kepada manusia
selama hidup di dunia, yang berusaha menghalang-halangi
jalan hidup manusia dari keinginan untuk menempuh jalan
(agama) yang lurus.
Selanjutnya untuk dapat memahami lebih jauh hakikat
kehidupan manusia di dunia ini dengan lebih terarah dan
komprehensif, maka pada bagian berikutnya Insya Allah
penulis akan membahas mengenai esensi bawaan (inherent)
manusia yang dinamakan Tata Kelola Kehidupan Manusia
di Dunia yang penulis istilahkan dengan “The Human
Genuity” yang akan Penulis bahas pada Bab 2 (dua)
berikutnya, yakni : Tugas hidup manusia, Misi hidup
manusia, Tujuan hidup manusia, Pedoman hidup manusia,
Teladan hidup manusia serta Strategi-strategi hidup manusia.
“The Human Genuity” ini dicanangkan Allah kepada manusia
untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan hidup di dunia dan
di akhirat serta untuk menggapai Ke-Ridhoan-Nya.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 31
BAB 2 TATA KELOLA KEHIDUPAN MANUSIA DI DUNIA
Pada akhir zaman ini, banyak tumbuh subur di kalangan
masyarakat kita yang materialistis (materialistic society)
suatu pandangan hidup yang memisahkan tentang
kepentingan dunia (duniawi) dengan kepentingan akhirat
(ukhrowi). Dikotomi (pemisahan) ini dikategorikan sebagai
sekularisme dalam beragama. Dikotomi berjalan antara
unsur kebendaan (materi) dengan unsur rohani, unsur visible
(tampak) dan unsur invisible (tak tampak), dan antara
hedonisme dan spiritualisme. Mereka yang memiliki dimensi
vertikal (urusan ketuhanan dan akhirat) menganggap
eksistensi dunia adalah bagian yang harus dinisbikan dan
dimarjinalkan. Mereka hanya unggul dalam muhasabah
(psycho spiritual contemplation) untuk mengejar akhirat
semata namun ketinggalan di bidang ekonomi, sosial, bahkan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan mereka yang
memilih dimensi horisontal (urusan dunia), memang unggul
dalam hal keduniawian, namun hati nuraninya kering dan
gersang karena masih terbelenggu oleh faktor kebendaan
(materialis) dan kesenangan hidup (hedonis) semata. Pikiran
dan Nurani (akal dan budi) mereka yang merupakan Fitrah
Utama Manusia berada di luar fitrah kehidupan yang
sebenarnya sehingga perbuatan dan tindak-tanduk mereka
sangat jauh dari tuntutan agama, yang telah ditanamkan oleh
Allah kepada akal budi (af‟idah) sejak zaman „azali (zaman
asal pertama kali ada).
Dengan terjadinya dua keadaan ekstrim ini, yang satu ekstrim
positif dan yang satunya ekstrim negatif, akan menjauhkan
titik keseimbangan tersebut. Islam tidak menginginkan
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 32
terjadinya keadaan keadaan ekstrim tersebut karena Islam
adalah ajaran (syariat) yang selaras dan seimbang (tawazun-
balance). Sistem (manhaj) Islam diciptakan Allah SWT
secara seimbang sebagaimana diciptakannya segala sesuatu
di alam semesta ini yang berjalan secara teratur (orderly)
tanpa terjadi kontradiksi dan benturan sedikitpun,
dikarenakan Allah yang menciptakan sistem tersebut bersifat
Maha Adil (Al-„Adlu), yang secara implisit juga berarti Maha
Seimbang dalam menetapkan hukum-hukum dan Sunatullah-
Nya.
Berikut ini akan diuraikan mengenai Tata Kelola Kehidupan
Manusia di Dunia yang merupakan Fitrah atas Kehidupan
Manusia di Alam Dunia yang telah dicanangkan Allah SWT
karena Qudrot (Kuasa) dan Irodat (Kehendak) Nya kepada
seluruh manusia dengan diiringi Rasa Sayang (Rohman) dan
Cinta (Rohim) kepada makhluq-Nya yang bernama Manusia.
1. TUGAS HIDUP (Task of Life)
Tugas hidup (task of life) merupakan unsur kedua dari fitrah
kehidupan manusia. Adapun tugas manusia di dunia ini
semata-mata tidak lain dan tidak bukan adalah sebagai
kholifah Allah (wakil Allah) di muka bumi, sebagaimana
diterangkan dalam Firman-Nya :
”Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada para malaikat, „Sesungguhnya Aku
hendak menciptakan seorang kholifah di
muka bumi.‟ Mereka berkata, „Mengapa
Engkau handak menjadikan manusia yang
akan membuat kerusakan di muka bumi dan
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 33
menumpahkan darah, padahal kami selalu
bertasbih dengan memuji dan mensucikan-
Mu.‟ Allah berfirman, „Sungguh Aku lebih
tahu dari apa-apa yang kamu tidak
ketahui.‟” (Q.S. Al-Baqoroh : 30)
Begitulah yang dikatakan Allah mengenai tugas hidup
manusia sebagai kholifah.
Kata “kholifah” berasal dari Bahasa Arab yang berarti
“wakil” (vicegerent) dari Tuhan. Perwakilan (khilafah)
manusia atas Allah ini kedudukannya berada di bawah
kedaulatan (Qudrot) Allah SWT, sehingga khilafah manusia
di muka bumi (di dunia) ini haruslah memenuhi tujuan dan
maksud yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Oleh sebab
itu, manusia di dunia ini haruslah bertindak dan berbuat
sesuai dengan yang diperintahkan kepadanya. Itulah hakikat
yang terkandung dalam maksud Allah menjadikan manusia
sebagai kholifah di dunia ini.
Secara umum, tugas-tugas kholifah di muka bumi ini dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Memakmurkan muka bumi.
Manusia mempunyai tugas yang diembankan Allah SWT
untuk mensejahterakan manusia dari kemiskinan dan
keterbelakangan, baik dari segi materi maupun spiritual.
Metode yang dapat dipakai bermacam-macam, salah
satunya mungkin dengan menggali (explore) kekayaan
alam bagi kemanfaatan seluas-luasnya pneduduk bumi.
Seyogianya hasil pertambangan tersebut dapat dinikmati
setiap orang di muka bumi ini secara adil dan merata
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 34
demi mengentaskan kemiskinan dan kefakiran. Adalah
sebuah Hadits mengatakan : “Kefakiran dapat menjurus
kepada kekafiran.”
2) Memelihara dan menjaga bumi.
Selain tugas manusia untuk memakmurkan bumi, jangan
dilupakan pula tugasnya untuk memelihara dan menjaga
bumi dari kehancuran atas ulah tangan-tangan yang tidak
bertanggungjawab. Menjaga kelestarian bumi adalah
wajib hukumnya dan merupakan sebagian dari iman
karena akhlaq yang baik akan menambah keimanan
seseorang. Menjaga kelestarian alam dapat dimulai
dengan membina manusia (SDM) nya. Karena jika
sumber daya manusianya rusak maka akan berpotensi
pula bagi kerusakan alam dan lingkungan yang ada.
2. MISI HIDUP (Mission of Life)
Misi hidup adalah unsur yang ketiga dari fitrah kehidupan
manusia. Misi hidup manusia di dunia ini adalah: untuk
beribadah kepada Allah SWT, dan sebagaimana telah
disampaikan oleh Allah sendiri dalam Al-Qur‟an :
“Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia
melainkan untuk beribadah kepada-Ku”.
(Q.S. Adz-Dzariyat : 56)
Ayat ini merupakan sumber dari segala sumber hukum-
hukum Allah yang mewajibkan penyembahan (ibadah)
kepada Allah. Sumber-sumber hukum lainnya yang
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 35
merupakan perintah Allah untuk beribadah kepada Allah
adalah sebagai berikut :
1) “Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang
telah menciptakan kamu”.
(Q.S. Al-Baqoroh : 21)
2) “Kamu sembahlah Allah dan janganlah
kamu menyekutukan-Nya (musyrik)”.
(Q.S. An-Nisa‟: 346)
3) “Dan kamu tidaklah diperintah kecuali
untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa”.
(Q.S. At-Taubah : 31)
Dan ayat-ayat yang memerintahkan manusia untuk taat
kepada perintah Allah adalah salah satunya :
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah
Allah dan taatilah Rasul dan taatilah orang-
orang yang memimpin di antara kamu,
maka jika kamu berbeda pendapat di antara
kamu tentang sesuatu, kembalikanlah
(rujuklah) kepada Allah dan Rasul-Nya jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kiamat, yang demikian itu lebih
baik dan merupakan sebaik-baiknya tempat
kembali (rujukan)”. (Q.S. An-Nisa‟: 59)
Dengan demikian, apabila misi hidup kita adalah untuk
beribadah maka Mission Statement (pernyataan misi) kita
tersebut harus kita pandang sebagai fenomena hidup untuk
memegang tanggung jawab moral multi dimensi, artinya
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 36
seluruh tindakan dan perbuatan kita, baik yang nampaknya
sepele, harus diletakkan sebagai tindakan pengabdian kepada
Allah SWT. Jadi haruslah dilakukan dengan sadar sebagai
bagian dari rencana universal Allah yang dikehendaki-Nya.
Dalam terminologi Islam, setiap perbuatan bernilai ibadah
asalkan perbuatan itu murni dilakukan karena Allah semata,
diniatkan dan ditujukan hanya untuk mendapatkan Ridho
Allah SWT. Pengertian ibadah seperti itu akan sangat
memberikan makna yang luas dalam kehidupan manusia di
dunia.
Hanya sistem (manhaj) Islam sajalah yang dapat
menunjukkan kita bahwa kita boleh menggapai
kesempurnaan hidup di dunia, dan itu sama sekali tidak
dilarang. Islam tidak mencegah manusia untuk mencapai
kebahagiaan hidup di atas dunia, dan Islam sama sekali tidak
menangguhkan pemberian kesempurnaan hidup hingga
menunggu jasadnya terkubur terlebih dahulu lantas baru
setelah itu diberi kesempurnaan hidup di akhirat. Islam tidak
seperti itu, seperti orang-orang di luar Islam menganggap.
Islam adalah suatu sistem (manhaj) agama yang diciptakan
Allah secara seimbang (tawazun-balance) antara kepentingan
dunia dan kepentingan akhirat, karena Penciptanya sendiri
adalah Yang Maha Seimbang (Al-„Adlu). Akhirat tanpa
dunia, tak akan pernah digapai, sebaliknya dunia tanpa
akhirat adalah suatu kerugian besar. Dunia adalah tempat
bercocok tanam, sedangkan akhirat adalah tempat menuai
dan memanen.
Untuk itu marilah kita melihat Firman Allah SWT berikut ini
yang menunjukkan adanya keseimbangan antara kepentingan
dunia dengan kepentingan akhirat :
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 37
“Wahai orang-orang beriman, apabila kamu
disuruh untuk menunaikan ibadah sholat
jum‟at pada Hari Jum‟at maka bersegeralah
kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah
jual beli, yang demikian itu lebih baik
bagimu jika kamu mengetahui”.
(Q.S. Al-Jumu‟ah : 9)
Firman Allah ini memerintahkan kepada orang-orang
Mu‟min untuk meninggalkan segala kegiatan jual beli ketika
mendengar adzan lalu melakukan Sholat Jum‟at berjamaah di
mesjid. Ini menunjukkan bahwa Allah menghendaki agar
manusia meninggalkan sejenak urusan dunia dan menyuruh
melaksanakan urusan akhirat.
Kemudian dalam ayat berikutnya :
“Apabila Sholat Jum‟at telah ditunaikan
(diselesaikan), maka bertebaranlah kamu di
muka bumi, dan carilah karunia Allah
sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung”.
(Q.S. Al-Jumu‟ah : 10)
Firman Allah ini menunjukkan bahwa apabila Sholat Jum‟at
telah ditunaikan maka silahkan kembali meneruskan dan
menggeluti urusan dunia yang sempat tertinggal sementara
tadi. Lihatlah, betapa seimbangnya Syariat (ajaran) Islam
dalam urusan dunia dan akhirat, antara urusan materi dengan
urusan spiritual.
Disamping itu, Islam juga menganjurkan sikap zuhud
terhadap kesenangan dunia yang berlebih-lebihan, yang
dalam istilah modern sering disebut Hedonisme. “Zuhud”
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 38
disini bukan berarti identik dengan “Kependetaan” yang di
antaranya tidak boleh beristeri ataupun bersuami (bagi
biarawan/biarawati). Bila yang dimaksud pengertian zuhud
seperti itu berarti sama saja dengan melanggar Hak Asasi
Manusia (HAM) di dunia karena sebenarnya masalah
pernikahan antara dua orang yang berlainan jenis sangatlah
dihalalkan dan sama sekali tidak dilarang dalam Islam
asalkan memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan.
“Zuhud” dalam pengertian Islam bukan pula memusatkan
(memfokuskan) aktifitas manusia semata-mata dikhususkan
hanya untuk beribadah dalam arti sempit serta untuk
mengisolir diri dan menjauhkan diri dari kehidupan materi
sama sekali. Bukan itu maksud “zuhud” di sini. Pengertian
“zuhud” di sini maksudnya adalah “jangan sampai dunia dan
segala kesenangannya menjadi perhatian utama sehingga
melupakan perhatian kepada akhirat”.
Dengan demikian, “zuhud” dalam pengertian Islam adalah
meletakkan kesenangan duniawi hanya sebatas di tangan,
bukan di hati. Dalam hal ini Rasulullah SAW menjelaskan
tentang zuhud sebagai berikut :
“Zuhud di dunia bukanlah dengan
mengharamkan yang halal, bukan pula
dengan membuang (meninggalkan) harta.
Tetapi zuhud di dunia adalah bahwa apa
yang ada di tanganmu tidak lebih kokoh
daripada apa yang ada di tangan Allah”.
Adalah satu hal yang keliru apabila menganggap zuhud
adalah berpaling sepenuhnya dari nikmat-nikmat Allah SWT
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 39
sehingga enggan berusaha mecari rizki dan bekerja. Sikap
yang seperti ini oleh Marwan Al-Qadiry dalam bukunya At-
Tawazun Bainar Ruuh wal „Aqli wal Jazadi yang
diterbitkan dalam Bahasa Indonesia dengan judul
Seimbanglah dalam Beragama, dikatakan sebagai “jumud”
(beku/fatal). Dengan demikian, orang-orang yang zuhudnya
benar adalah orang-orang yang tidak dilalaikan oleh
kesenangan-kesenangan hidup yang berada dalam
genggamannya untuk berjihad di jalan Allah, baik dengan
hartanya maupun dengan jiwa raganya.
Adapun orang-orang yang sepenuhnya meninggalkan dan
mengharamkan nikmat-nikmat Allah, maka Allah
menjelaskannya dalam Al-Qur‟an sebagai berikut :
“Wahai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengharamkan apa-apa
yang Allah halalkan bagi kamu, dan
janganlah kamu melampaui batas,
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang melampaui batas”.
(Q.S. Al-Maidah : 87)
Dan Firman Allah :
“Wahai anak Adam, pakailah pakaianmu
yang indah-indah setiap memasuki masjid,
makan dan minumlah dan jangan berlebih-
lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang yang berlebih-lebihan. Katakanlah,
„Siapakah yang mengharamkan perhiasan
dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk
hamba-hamba-Nya, dan siapa pulakah yang
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 40
mengharamkan rezeki yang baik-baik?”
Katakanlah, „Semua itu disediakan bagi
orang-orang yang beriman dalam
kehidupan dunia, khusus (bagi mereka saja)
di hari kiamat nanti. ‟Demikianlah Kami
jelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang
yang mengetahui”. (Al-A‟raf : 31-32)
Selanjutnya, Ibadah yang diwajibkan Allah kepada manusia
mencakup 2 (dua) hal, yakni :
1) Ibadah Murni (Mahdah)
Yaitu ibadah yang telah ditetapkan caranya, waktunya,
dan syarat-syaratnya oleh dalil-dalil Al-Qur‟an dan
Hadits. Ibadah ini tidak boleh diubah dengan ditambah
atau dikurangi. Contohnya adalah ibadah-ibadah yang
terkait dengan rukun Islam : sholat, puasa, zakat, haji.
2) Ibadah Umum („Ammah)
Yaitu jenis ibadah dalam konteks pengabdian yang
dilakukan manusia kepada Allah, dalam bentuk segala
aktivitas hidup yang dilaksanakan dan dijalankan manusia
dengan niat untuk mencari keridhoan Allah SWT.
Contohnya amat banyak, mulai dari yang palinh
sederhana, semisal menyingkirkan duri di jalan. Seluruh
aktivitas selain Ibadah Murni (Mahdah) adalah berarti
Ibadah Umum asalkan diniatkan karena Allah semata.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa misi hidup
manusia di dunia ini hakikatnya adalah untuk beribadah
kepada Allah SWT, dan untuk memenuhi fungsinya sebagai
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 41
makhluq Allah. Dan setiap perbuatan manusia di dunia yang
ditujukan untuk mencari keridhoan Allah, seluruhnya akan
dinilai oleh Allah SWT sebagai ibadah.
3. TUJUAN HIDUP (Purpose of Life)
Tujuan hidup adalah unsur yang keempat dari fitrah
kehidupan manusia. Tujuan manusia di dunia ini adalah
semata-mata untuk menjadi hamba Allah yang ikhlas dalam
menggapai Keridhoan Allah SWT (mardhotillah). Kata
kunci dalam Goal Statement (pernyataan tujuan) manusia ini
adalah Hati Ikhlas dan Ridho Allah.
Tujuan hidup manusia sesuai dengan misi dan mendukung
pelaksanaan misi hidup manusia itu sendiri, yakni beribadah
kepada Allah, dan setiap perbuatan manusia di dunia ini
apapun bentuk dan realisasinya, yang hanya semata-mata
ditujukan untuk memperoleh keridhoan Allah semuanya
bernilai ibadah, tanpa terkecuali bagi seorang muslim.
Ikhlas adalah sebuah Kata Kunci (keyword) bagi manusia
dalam menjalankan dan melaksanakan tujuan hidupnya untuk
mencapai tingkat (level) tertinggi, yaitu Keridhoan Allah.
Tanpa adanya keikhlasan dalam hati, mustahil Ridho Allah
dapat diraih, sehingga segala perbuatan kebajikan (virtues)
yang telah dilakukan, yang pada awal seharusnya bernilai
ibadah, akan tetapi menjadi batal dan gugur (canceled) di
mata Allah serta tidak bernilai apapun selain hanya kesia-
siaan belaka.
Perhatikanlah Firman Allah berikut ini :
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 42
“Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali
supaya beribadah kepada Allah dengan
murni (ikhlas)”. (Q.S. Al-Bayinah : 5)
Dalam Firman Allah yang lain dikatakan :
“Ketahuilah, bahwa Aku (Muhammad)
diperintahkan untuk beribadah kepada Allah
dengan ikhlas”. (Q.S. Az-Zumar : 11)
Firman-Firman Allah tersebut diperkuat lagi dengan Sabda-
Sabda Rasulullah SAW dalam Hadits Qudsi-Nya :
1) “Aku tidak akan menerima sesuatu ibadah,
kecuali yang ikhlas niatnya untukKu”.
(HR. Bukhori)
2) “Sesungguhnya Allah SWT tidak menerima
amal perbuatan seseorang kecuali bila
dilakukan dengan ikhlas semata-mata
mengharapkan keridhoan-Nya”.
(HR. Abu Dawud dan An-Nasa‟i)
Salah satu doa yang sering diucapkan oleh salah seorang
sahabat Rasul yakni Umar Ibnu Khotob adalah :
“Jadikanlah amalku seluruhnya baik, dan
jadikanlah amalku itu ikhlas semata-mata
karena Engkau (Allah), dan janganlah
sedikitpun amalku itu dijadikan karena
ditujukan untuk siapapun juga”.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 43
Tujuan hidup manusia yang telah ditetapkan oleh Allah SWT
juga selaras dengan tujuan penciptaan alam semesta ini, yang
mana tidak untuk kesia-siaan dan bukan untuk kesenangan
Allah semata. Dalam Firman-Nya dikatakan :
“Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan
bumi dan segala yang ada di antara
keduanya sebagai permainan belaka.
Sekiranya Kami hendak membuat suatu
permainan tentulah Kami telah membuatnya
dari sisi Kami, sekiranya Kami
menghendaki berbuat demikian.”
(Q.S. Al-Anbiya : 16-17)
Allah menciptakan alam semesta ini dimaksudkan untuk
mendukung (support) kepada pelaksanaan tujuan hidup
manusia sebagai makhluq istimewa di dunia ini, yakni untuk
memperoleh Keridhoan Allah SWT.
Mari kita perhatikan Firman-Firman Allah berikut :
1) “Tidakkah kamu perhatikan bahwa Allah
menundukkan (memudahkan) untukmu apa-
apa yang ada di langit dan yang ada di
bumi”. (Q.S. Lukman : 20)
2) “Dia (Allah) menundukkan untukmu apa-
apa yang ada di langit dan yang ada di
bumi semuanya sebagai rahmat dari-Nya”.
(Al-Jaziah : 13)
3) “Dia (Allah) yang telah menciptakan
untukmu apa-apa yang ada di bumi
semuanya”. (Al-Baqoroh : 29)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 44
Lalu, semua yang dinyatakan Allah itu dibenarkan dan
dikonfirmasi (confirmed) oleh manusia sendiri dengan
mengatakan bahwa semua yang telah dijadikan Allah tersebut
tidaklah sia-sia, perhatikanlah Firman Allah berikut ini :
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang
berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri, duduk ataupun
berbaring, serta mereka memikirkan
penciptaan langit dan bumi, seraya berkata,
„Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan
ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
jauhkanlah kami dari siksa neraka”.
(Ali Imron : 190-191)
Begitulah gambaran orang-orang yang selalu mengharapkan
keridhoan Allah (Mardhotillah) dalam hidupnya.
4. PEDOMAN HIDUP (Guidance of Life)
Pedoman hidup adalah unsur kelima dari fitrah kehidupan
manusia (The Seven Human Genuinity). Untuk bisa
menerapkan seluruh Syari‟at (perintah, aturan atau ajaran)
yang telah diturunkan-Nya maka Allah menurunkan suatu
pedoman hidup kepada manusia sebagai acuan dan rujukan
(references) manusia dalam berbuat dan bertindak, yakni :
“Al-Qur‟an dan Hadits”.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 45
A. AL-QUR‟AN (Firman Allah S.W.T.)
Al-Qur‟an adalah perkataan-perkataan (Firman) Allah yang
diturunkan sebagai wahyu dari Allah kepada Rasulullah
SAW secara bertahap (berangsur-angsur). Al-Qur‟an telah
diturunkan Allah dalam rentang waktu selama 22 tahun 2
bulan 22 hari. Al-Qur‟an pertama kali diturunkan Allah
kepada Rasulullah SAW dalam bentuk Surat Al-„Alaq ayat 1-
5 pada tanggal 17 Romadhon, 13 tahun sebelum Rasulullah
Hijrah ke Madinah (610 Masehi), di Gua Hiro, ketika
Rasulullah sedang melakukan renungan (Spiritual
Contemplation). Sehingga untuk selanjutnya, hari
diturunkannya Al-Qur‟an untuk pertama kali ini sering
diperingati sebagai hari Nuzulul Qur‟an.
Perlu diketahui, saat ini Allah hanya mengakui Eksistensi dan
Validitas (keabsyahan) Al-Qur‟an sebagai satu-satunya
Pedoman dari Allah disamping Sunnah (Al-Hadits)
Rasulullah SAW untuk diikuti, dipedomani, dan sekaligus
diimani supaya diaplikasikan dalam setiap aktifitas
kehidupan manusia sebagai kholifah di bumi.
Sebelum Al-Qur‟an diturunkan, Allah juga telah menurunkan
tiga buah kitab suci kepada tiga orang Rasul, yaitu: Musa
A.S. (Kitab Taurat), Daud A.S. (Kitab Zabur), dan Isa A.S.
(Kitab Injil). Di samping Kitab-Kitab suci tersebut, Allah
juga telah menurunkan Suhuf (lembaran-lembaran perintah
‒ bukan kitab) sebanyak 100 Suhuf yang diturunkan kepada
Rasul-Rasul (Nabi-Nabi) : Idris A.S. (30 suhuf), Syits A.S.
(50 suhuf), Ibrahim A.S. (10 suhuf) dan Musa A.S. (10
suhuf). Sepuluh Suhuf terakhir yang diturunkan kepada Nabi
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 46
Musa A.S. ini dikenal dengan nama Sepuluh Perintah
Tuhan (The Ten Commandment). Seluruh suhuf-suhuf dan
Kitab-Kitab Suci yang telah diturunkan tersebut bersifat
menggantikan (mansyukh) terhadap suhuf-suhuf dan kitab-
kitab suci yang diturunkan sebelumnya. Jadi, dengan
demikian, setelah Al-Qur‟an diturunkan maka Al-Qur‟an
menjadi pengganti (mansyukh) bagi Kitab Injil maupun kitab-
kitab sebelumnya (Zabur dan Taurat). Suhuf-suhuf dan
Kitab-kitab Suci selain Al-Qur‟an juga bersifat lokal, artinya
hanya berlaku pada saat itu saja dan hanya diperuntukkan
bagi kaumnya Nabi-Nabi yang membawa kitab atau suhufnya
masing-masing. Kitab Taurat misalnya hanya berlaku untuk
umat Nabi Musa, Kitab Zabur hanya untuk umat Nabi Daud,
juga Kitab Injil hanya berlaku untuk umat Nabi Isa saja.
Berbeda halnya dengan Kitab Taurat, Zabur dan Injil, Kitab
Suci Al-Qur‟an, Allah turunkan kepada Rasulullah SAW
dengan membawa keistimewaan tersendiri dibandingkan
dengan Kitab-Kitab Suci lainnya. Di antara keistimewaan Al-
Qur‟an, salah satunya adalah Al-Qur‟an tidak hanya
diperuntukkan bagi umat Muhammad SAW saja, akan tetapi
ditujukan untuk seluruh umat manusia.
Al-Qur‟an yang telah Allah SWT turunkan secara bertahap
sedikit demi sedikit (tidak sekaligus) ini setelah dianalisa dan
dikaji oleh Para Pakar Al-Qur‟an ternyata di dalamnya
memiliki keseimbangan kata-kata yang tiada taranya. Ini juga
merupakan keistimewaan dari Al-Qur‟an, yakni sebagai
berikut :
1) Kata-kata yang saling Berlawanan makna (Antonim),
jumlahnya sama, contoh :
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 47
Al-Hayat (Hidup) dan Al-Maut (Mati) = 145 kata
An-Nafi‟ (Manfaat) dan Al-Mudhorot (Mudorot) = 50
kata
Al-Har (Panas) dan Al-Bard (Dingin) = 4 kata
As-Sholihat (Kebajikan) dan As-Sayyiat (Keburukan) =
167 kata
At-Tuma‟ninah (Kelapangan) dan Adh-Dhiq
(Kesempitan) = 13 kata
Ar-Rohbah (Cemas/Takut) dan Ar-Roghbah
(Harap/Ingin) = 8 kata
Al-Kufur (Kekafiran) dan Al-Iman (Keimanan) = 17
kata
As-Shoif (Musim Panas) dan As-Syita‟ (Musim Dingin)
= 1 kata
Al-Kufur (Kekafiran) dan Al-Iman (Keimanan) dalam
bentuk indefinite masing-masing sebanyak 8 kata
2) Kata-kata yang Bersamaan makna (Sinonim), jumlahnya
sama, contoh :
Al-Harf dan Az-Ziroah (Membajak/Bertani) = 14 kata
Al-Ushb dan Adh-Dhurur (Membanggakan
diri/Angkuh) = 27 kata
Adh-Dhollun dan Al-Mauta (Yang mati/Sesat jiwanya)
= 17 kata
Al-Islam dan Al-Wahyu (Qur‟an/Islam/Wahyu) = 70
kata
Al-Aql dan An-Nur (Akal/Cahaya) = 49 kata
Al-Jahr dan Al-„Alamiyah (Nyata) = 16 kata
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 48
3) Kata yang menjadi Sebab dengan kata yang menjadi
Akibat jumlahnya sama, contoh :
Al-Infaq (Infaq) dan Ar-Ridho (Rela) = 73 kata
Al-Bukhl (Kekikiran) dan Al-Hasaroh (Penyesalan) =
12 kata
Az-Zakah (Penyucian) dan Al-Barokah (Kebaikan yang
banyak) = 32 kata
Al-Fahisyah (Kekejian) dan Al-Ghodhob (Kemurkaan)
= 26 kata
4) Kata yang satu menjadi Relevansi kata yang lain,
jumlahnya sama, contoh :
Al-Isrof (Pemborosan) dan Al-Su‟rah (Tergesa-gesa) =
23 kata
Al-Mauizhoh (Nasihat) dan Al-Lisan (Lidah) = 25 kata
Al-Asro‟ (Tawanan) dan Al-Harb (Perang) = 6 kata
As-Salam (Selamat) dan At-Thoyyibat (Kebaikan) = 60
kata
5) Kata-kata yang Cocok dengan Realita kehidupan di dunia,
contoh :
Al-Yaum (Hari) dalam bentuk tunggal (Singular)
sebanyak 365 kata, hal ini menunjukkan jumlah hari
dalam 1 tahun (Masehi).
Al-Yaum (Hari) dalam bentuk jama‟ (plural) ada
sebanyak 30 kata, hal ini menunjukkan jumlah hari
dalam 1 bulan.
As-Syahr (bulan) hanya ada sebanyak 12 kata, hal ini
menunjukkan jumlah bulan dalam 1 tahun.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 49
Al-Qur‟an menjelaskan bahwa langit ada tujuh lapis,
penjelasan ini diulangi dalam 7 kali pula di dalam Al-
Qur‟an.
Al-Qur‟an menjelaskan bahwa “cahaya matahari
bersumber dari dirinya sendiri sedangkan cahaya bulan
bersumber dari matahari”, sesuai yang dijelaskan dalam
Al-Qur‟an Surat Yunus ayat 5.
6) Al-Qur‟an menerangkan ramalan-ramalan atas kejadian
yang belum terjadi, dan kemudian ramalan itu benar-benar
terbukti, misalnya :
(1) Tentang kemenangan Bangsa Romawi dalam
peperangan melawan Bangsa Persia, hal ini terbukti
yang kemudian Bangsa Persia berhasil dikuasai
(dijajah) oleh Bangsa Romawi.
(2) Tentang jasad (badan) Fir‟aun yang akan diselamatkan
Allah (baca Surat Yunus ayat 92) sebagai bukti dan
pelajaran bagi umat-umat (generasi) berikutnya.
Kemudian pada tahun 1896, seorang ahli purbakala
yang bernama Loret menemukan mummi seseorang di
lembah (kuburan) raja-raja di Luxor Mesir yang
selanjutnya diduga kuat bahwa mummi tersebut adalah
jasad Fir‟aun yang pernah mengejar Musa A.S. yang
ditenggelamkan Allah di Laut Merah. Hingga kini
setiap orang yang sempat berkunjung ke Museum di
Kairo dapat melihat mummi (jasad) Fir‟aun tersebut.
7) Al-Qur‟an banyak menerangkan ayat-ayat yang bernuansa
ilmiah, yaitu ayat-ayat yang menjadi sumber untuk kajian-
kajian dan penelitian-penelitian atas ilmu pengetahuan, di
antaranya menerangkan :
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 50
(1) Bahwasannya bumilah yang mengelilingi matahari
(heliocentris) dan bukan matahari yang mengelilingi
bumi (geocentris).
(2) Bahwasannya cahaya bulan adalah bersumber dari
cahaya matahari (Q.S. Yunus : 5).
(3) Bahwasanya manusia tidak dapat naik ke luar angkasa
kecuali dengan kekuasaan (maksudnya IPTEK).
(4) Bahwasanya manusia akan merasakan sesak dadanya
apabila ia naik ke luar angkasa (karena kekurangan
oksigen) jika tanpa dibantu dengan tabung oksigen.
(5) Bahwasanya apabila langit telah terbelah adalah
seperti bunga mawar merah yang sedang mekar (Q.S.
Ar-Rohman : 37), maka terbukti dengan ditemukannya
Peristiwa Supernova (bintang meledak) di jagad raya
ini oleh Hubble yang berhasil diabadikan dengan
gambar yang dibuat melalui teleskop Hubble tersebut.
Semua ini adalah menunjukan bahwa Al-qur‟an adalah
Firman Allah yang Maha Benar (Sodaqollahul „Adjim) yang
diturunkan Allah kepada manusia, dan bukanlah kitab
karangan atau buatan Muhammad SAW. Tidak akan ada
manusia ataupun jin yang mampu membuat semacam kitab
yang sama dengan Al-Qur‟an apalagi dapat menandinginya,
hal ini telah Allah klaim dengan Firman-Nya :
“Sungguh jika manusia dan jin bersatu
untuk membuat sesuatu yang sama dengan
Al-Qur‟an ini, tidaklah mereka sanggup
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 51
membuatnya sekalipun mereka saling
membantu”. (Q.S. Al-Isro‟: 88)
Itu merupakan tantangan dari Allah SWT untuk
membuktikan bahwasannya Al-Qur‟an sungguh benar-benar
diturunkan oleh-Nya kepada manusia.
Al-Qur‟an diturunkan sebagai petunjuk, pedoman, penerang,
dan sebagai pelajaran (peringatan) bagi manusia,
sebagaimana ditegaskan dalam Firman-Firman-Nya, sbb :
1) “Inilah Kitab (Al-Qur‟an) yang tak ada
keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang-
orang bertaqwa”. (Q.S. Al-Baqoroh : 2)
2) “Inilah (Al-Qur‟an) sebagai penerang bagi
manusia, dan petunjuk serta pelajaran
(peringatan) bagi orang-orang yang
bertaqwa”. (Q.S. Ali Imron : 138)
3) “Telah diturunkan kepadamu Kitab (Al-
Qur‟an) yang benar dan membenarkan
(mengakui) Kitab-Kitab sebelumnya...”
(Q.S. Ali Imron : 3)
Isi kandungan Al-Qur‟an secara umum (garis besar) adalah
berupa : Ayat-ayat yang Muhkamat (jelas) dan Ayat-ayat
yang Mutasyabihat (tidak jelas). Maksud tidak jelas di sini
adalah beberapa ayat yang terdapat pada permulaa-permulaan
surat seperti : Alif-Laam-Miim (Al-Baqoroh), Yaa-Siin
(Yasin), Kaf-Ha-Ya-„Ain-Shood (Maryam), Tho-Ha (Thoha),
Haa-Miim (Al-Mu‟min), dan sejenisnya. Ayat-ayat tersebut
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 52
tidak diketahui maknanya karena hanya Allah sajalah yang
mengetahui makna dan maksudnya.
Al-Qur‟an tidak hanya diperuntukkan bagi umat Muhammad
saja, akan tetapi juga ditujukan untuk seluruh umat manusia
yang hidup pada zaman Nabi Muhammad dan pada zaman-
zaman sesudahnya hingga akhir zaman (kiamat) nanti. Allah
memperlakukan Al-Qur‟an sedemikian istimewa karena di
dalamnya banyak sekali terkandung unsur-unsur pedoman
yang lengkap dan sempurna (completely perfect) sebagai
suatu pedoman dan petunjuk bagi hidup manusia di dunia
yang sangat lengkap, cocok dan sesuai dengan segala
permasalahan hidup manusia di dunia ini hingga akhir zaman
nanti. Sehingga Allah SWT menutup Al-qur‟an dengan
Firman terakhirnya yang berbunyi :
“Pada hari ini Aku sempurnakan bagimu
agamamu, dan Aku cukupkan nikmatKu (Al-
Qur‟an) untukmu, serta Aku ridho Islam
menjadi agamamu”. (Q.S. Al-Maidah : 3)
Al-Qur‟an diturunkan oleh Allah SWT secara berangsur-
angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Isi kandungan Al-
Qur‟an mudah dimengerti dan bahkan mudah dihafalkan.
Pada zaman Rasulullah SAW banyak sekali orang yang hafal
Al-Qur‟an, terutama para sahabat dekat dan para kerabatnya.
Al-Qur‟an sejak diturunkan hingga kini pasti akan sangat
terjaga keaslian dan kemurniannya karena Allah sendiri yang
menjamin hal itu, sebagaimana difirmankan-Nya :
“Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-
Qur‟an, dan sungguh Kami benar-benar
akan menjaganya”. (Q.S. Al-Hijr : 9)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 53
Bagi Islam dan orang-orang Muslim, Al-Qur‟an tidak hanya
sekedar bacaan yang apabila orang membacanya akan
memperoleh pahala dari Allah SWT, akan tetapi juga telah
ditetapkan oleh Allah SWT yang menciptakan dan
menurunkannya sebagai pedoman atau petunjuk bagi orang-
orang yang bertaqwa, dimana isi kandungannya tidak perlu
diragukan lagi kebenarannya (Unskeptical Truth).
Perhatikan lagi pernyataan Allah berikut ini :
“Kitab (Al-Qur‟an) ini tak ada keraguan di
dalamnya, merupakan petunjuk bagi orang-
orang yang bertaqwa”.
(Q.S. Al-Baqoroh : 2)
Wasiat (pesan) Rasulullah berkaitan dengan Al-Qur‟an :
“Aku tinggalkan kepadamu sekalian dua hal,
yang apabila kamu berpegang teguh kepada
keduanya maka kamu tak akan sesat selama-
lamanya, dua hal itu adalah Kitab Allah (Al-
Qur‟an) dan Sunahku (Al-Hadits)”.
(HR. Bukhori dan Muslim)
Pesan Rasulullah tersebut sangatlah tepat karena menjelaskan
tentang Al-Qur‟an yang telah diturunkan oleh Allah untuk
menjadi Solusi (problem solver) bagi tiap-tiap problema
hidup yang dihadapi manusia di atas dunia ini. Allah SWT
mengingatkan manusia untuk menjadikan Al-Qur‟an sebagai
referensi (sumber rujukan) :
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 54
“Wahai orang-orang beriman, taatilah
Allah dan taatilah Rasul dan „Ulil Amri‟
(pemimpin) di antara kamu. Kemudian jika
kamu berbeda pendapat tentang sesuatu hal
maka „kembalikanlah‟ kepada Allah (yakni
Al-Qur‟an) dan Rasul (yakni Hadits) jika
kamu benar-benar percaya kepada Allah
dan hari kiamat”. (Q.S. An-Nisa‟: 59)
Disini, “kembalikanlah” maksudnya adalah merujuk (refers
to) kepada Al-Qur‟an dan Al-Hadits sebagai Solusi (problem
solver) nya, bukan kepada hal-hal selain daripada itu.
Oleh karena itu, maka jelaslah bahwa fungsi dari Al-Qur‟an
dalam hal ini adalah sebagai Jalan Keluar (way out) dari
permasalahan hidup yang pelik serta kebuntuan manusia
dalam menghadapi permasalahan hidup di dunia ini.
Al-Qur‟an, baik isi kandungannya maupun keindahan
bahasanya tidak dapat ditiru oleh siapapun dan tidak akan
dapat terkalahkan dan tertandingi oleh hasil karya manusia
apapun bentuknya, sebagaimana Firman Allah SWT sbb :
“Sekiranya kamu ragu tentang apa yang
Kami turunkan (Al-Qur‟an) kepada hamba
Kami, maka buatlah sebuah surat saja yang
semisal dengannya serta ajaklah saksi-
saksimu selain daripada Allah jika kamu
orang-orang yang benar. Jika kamu tidak
dapat melakukan itu (karena pasti kamu tak
dapat melakukannya), maka jagalah dirimu
dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 55
dari manusia dan batu, yang disediakan
bagi orang-orang kafir”.
(Q.S. Al-Baqoroh : 23-24)
Informasi-informasi yang terkandung di dalam Al-Qur‟an
secara garis besarnya adalah sbb :
1) Nama-nama Al-Qur‟an, diantaranya :
Al-Furqon (Pembeda), terdapat pada Surat Al-Furqon:1.
Kitabullah (Kitab Allah), terdapat pada Surat Al-
Baqoroh : 2.
Adz-Dzikri (Pengingat), terdapat pada Surat Al-Hijr : 9.
At-Tanzil (Yang diturunkan), terdapat pada Surat Asy-
Syu‟aro‟: 192.
2) Fungsi Al-Qur‟an :
Sebagai petunjuk dan tuntunan hidup bagi umat manusia
dalam memecahkan problema hidup untuk mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.
Dalil Naqlinya sebagai berikut :
Surat Al-Baqoroh : 2
Surat Al-Isro‟: 9
Surat Ali Imron : 138
Surat Ali Imron : 3
3) Kedudukan Al-Qur‟an :
Sebagai sumber Hukum Utama dari Hukum (Syariat)
Islam, yang mengatur hubungan manusia dengan Allah
SWT (Hablum Minallah), hubungan manusia dengan
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 56
manusia (Hablum Minan Naas), serta hubungan antara
manusia dengan lingkungannya (Hablum Minal
Makhluq).
Dalil Naqlinya adalah sebagai berikut :
Surat An-Nisa‟: 59
Surat An-Nisa‟: 105; serta
Hadits Riwayat Tirmidzi dan Abu Dawud (Berdasarkan
dialog antara Rasulullah SAW dengan Mu‟az bin Jabal
(yang waktu itu menjabat sebagai Gubernur Yaman).
Hadits tersebut menceritakan dialog antara Rasulullah
dengan Mu‟az, sebagai berikut :
“Rasulullah : Wahai Mu‟az, bagaimana cara engkau
memutuskan perkara yang diajukan
kepadamu?
Mu‟az : Saya akan memutuskan dengan Kitab
Allah (Al-Qur‟an).
Rasulullah : Jika engkau tidak menemukannya dalam
Kitab Allah?
Mu‟az : Saya akan memutuskannya dengan
Sunah Nabi (Al-Hadits).
Rasulullah : Jika engkau tidak menemukannya dalam
sunahku?
Mu‟az : Saya akan berusaha memutuskannya
dengan pikiran atau pendapatku yang
tanpa keraguan (Ijtihad).
Rasulullah : Segala puji bagi Allah yang telah
memberi petunjuk kepada utusan Rasul-
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 57
Nya (maksudnya Mu‟az) atas apa yang
diridhoi-Nya.”
(HR. Tirmidzi dan Abu Dawud)
4) Susunan Al-Qur‟an, terdiri atas :
30 Juz
114 Surat :
89 Surat diturunkan di Makkah (Makkiyyah)
25 Surat diturunkan di Madinah (Madaniyyah)
Jumlah Ayat :
6000 Ayat (menurut Ibnu Katsier)
6204 Ayat (menurut Ulama Basyroh)
6210 Ayat (menurut Ulama Makkah)
6214 Ayat (menurut Ulama Madinah)
6217 Ayat (menurut Ulama Kufah)
6226 Ayat (menurut Ulama Syam)
6236 Ayat (menurut Ulama Masjid Al-Azhar,
Jakarta, Indonesia)
6666 Ayat (menurut Organisasi Islam
Muhammadiyah, Indonesia)
Perbedaan-perbedaan jumlah ayat ini, disebabkan ada
beberapa bagian-bagian ayat yang hanya dihitung
sebagai satu kesatuan ayat.
5) Isi dan kandungan Al-Qur‟an :
(1) Hukum-hukum yang berkaitan dengan Aqidah
(Istiqodiah). Yaitu ketetapan-ketetapan tentang wajib
beriman kepada Allah SWT, Malaikat-malaikat-Nya,
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 58
Rasul-rasul-Nya, Kitab-Kitab Suci-Nya, Hari Kiamat
serta Qodo‟ dan Qodar-Nya.
(2) Hukum-hukum yang berkaitan dengan Akhlaq
(Khuluqiah). Yaitu ajaran-ajaran yang menyuruh agar
setiap pemeluk agama Islam (Muslim) memiliki
Akhlaq (moral dan perilaku) yang mulia serta
menjauhi sifat-sifat tercela.
(3) Hukum-hukum yang berkaitan dengan perbuatan
manusia (Amaliah).
Yaitu diantaranya tentang ucapan-ucapan, perbuatan-
perbuatan, perjanjian-perjanjian, perniagaan, hutang-
piutang, dan sebagainya.
Hukum Amaliah ini terbagi lagi menjadi 2, yakni :
a) Hukum Ibadah.
Yakni hukum-hukum yang berkaitan dengan amal
ibadah kepada Allah SWT, seperti: sholat,
berpuasa, zakat, haji, nadzar, sumpah, dan
sebagainya.
b) Hukum Muamalah.
Yakni hukum-hukum yang berkaitan dengan
kemasyarakatan, atau hubungan antara manusia
dengan manusia lainnya (Hablum Minan Naas),
seperti perjanjian, hukum pidana, hukum perdata,
jual-beli, perekonomian secara umum dan secara
khusus, pernikahan/perkawinan, pendidikan, ilmu
pengetahuan, da‟wah, dan lain sebagainya.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 59
Bila diperinci lagi, yang berkaitan dengan Hukum
Muamalah ini sangatlah banyak, di antaranya :
(untuk lebih rincinya pembaca bisa baca buku
berjudul Fiqih Islam karya H. Sulaiman Rasyid)
(a) Hukum Transaksi :
Jual-beli, riba‟, mendirikan perusahaan,
utang-piutang, wali, ikrar, perwakilan, pinjam-
meminjam, hibah, sedekah, hadiah, barang
temuan, membuka tanah baru, pampasan
perang, wakaf, dan sebagainya.
(b) Hukum Waris (Mawaris) :
Hak waris, ahli waris, sebab-sebab waris,
harta waris, Hijab, pembagian waris, wasiat,
dan sebagainya.
(c) Hukum Pernikahan (Ta‟rif)
(d) Hukum Balas (Jinayat/Qishos)
(e) Hukum melanggar Larangan Allah (Hudud)
(f) Hukum Peperangan (Jihad)
(g) Hukum Makanan dan Hewan Sembelihan
(h) Hukum Pengadilan (Aqdiyah)
(i) Hukum Pemerintahan (Khilafah)
B. HADITS (Sunnah Rasulullah SAW)
Hadits ialah segala tingkah laku dan perbuatan Rasulullah
SAW, baik yang berupa perkataan (Qouli), perbuatan (Fi‟li),
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 60
maupun sikap diamnya (Taqriri). Dalam penggunaannya
(pengamalannya), sebagian Ulama berpendapat bahwa Hadits
Rasulullah SAW dibedakan antara :
1) Zaman Sunnah
Yaitu pengamalan Hadits oleh umat Islam ketika
Rasulullah masih hidup. Umat Islam ketika itu dapat
bertanya dan berdialog langsung dengan Rasulullah
tentang apa-apa saja yang belum jelas dan ingin
ditanyakan. Setiap pertanyaan pada saat itu akan langsung
dijawab Rasulullah dengan gamblang dan rinci serta jelas.
2) Zaman Hadits
Yaitu pengamalan Hadits oleh umat Islam setelah
Rasulullah SAW wafat (pasca Rasulullah).
Hadits merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah
Al-Qur‟an. Berdasarkan definisinya, hadits terbagi lagi
menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :
1) Hadits (Sunnah) Qouliyah
Yaitu Hadits yang didasarkan atas apa segala perkataan
dan ucapan Rasulullah, misalnya Sabda Rasulullah yang
menegaskan bahwa rukun iman itu ada enam dan rukun
Islam itu ada lima.
2) Hadits (Sunnah) Fi‟liyah
Yaitu Hadits yang didasarkan atas segala perilaku dan
perbuatan Rasulullah, misalnya tata cara mengerjakan
sholat dan melaksanakan ibadah haji.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 61
3) Hadits (Sunnah) Takririyah
Yaitu Hadits atau Sunnah yang disandarkan pada
persetujuan Rasulullah atas apa-apa yang dilakukan para
sahabatnya. Persetujuan ini artinya tidak melarang
perbuatan tersebut tetapi hanya mendiamkan atau
membiarkan saja perbuatan tersebut dilakukan.
Diamnya Rasulullah dalam hal ini merupakan suatu tanda
atas persetujuannya (tidak dilarang).
Misalnya:
Membiarkan sebagian sahabatnya berdzikir dengan
mengeluarkan suara yang keras.
Membiarkan orang buta melakukan jual-beli.
Membiarkan kaum wanita untuk pergi meninggalkan
rumah-rumah mereka untuk mendatangi masjid, dan
menghadiri pengajian-pengajian.
Adapun dasar hukum diberlakukannya Hadits sebagai hukum
Islam yang kedua setelah Al-Qur‟an adalah :
“...dan apa-apa yang diberikan Rasul
kepadamu terimalah, dan apa-apa yang
dilarang bagimu maka tinggalkan...”
(Q.S. Al-Hasyr : 7)
Hadits berfungsi sebagai berikut :
1) Memperkuat hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh
Al-Qur‟an.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 62
Misalnya: Perintah dalam Al-Qur‟an: “...dan jauhkanlah
perkataan-perkataan dusta.” (Q.S. Al-Haj: 30). Perintah
ini diperkuat dengan Hadits: “‟Ingatlah aku akan
menjelaskan kepadamu semua tentang sebesar-besarnya
dosa besar‟. Dijawab oleh para sahabat, „Baik ya
Rasulullah‟. Beliau meneruskan Sabdanya, „Syirik
kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua‟. Saat
itu Rasulullah sedang bersandar kemudian duduk seraya
berkata, „Hati-hati, jauhilah berkata dusta.‟”
(HR. Bukhori dan Muslim)
2) Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat
Al-Qur‟an yang masih bersifat garis besar (umum).
Misalnya: Tentang perintah untuk mendirikan sholat
sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam serta
mendirikan sholat subuh.
3) Memberikan batasan terhadap ayat-ayat Al-Qur‟an yang
belum ada batasannya.
Misalnya: Hadits yang menerangkan tentang hukuman
potong tangan bagi seorang pencuri.
4) Mengkhususkan hal-hal yang diterangkan dalam Al-
Qur‟an yang masih bersifat mutlak yang umum.
Misalnya: Perintah dalam Al-Qur‟an: “Diharamkan
bagimu bangkai, darah, dan daging babi...” (Al-Maidah:
3). Larangan ini dikhususkan dengan Hadits :
“Dihalalkan bagi kita dua macam bangkai dan dua
macam darah. Adapun dua macam bangkai adalah ikan
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 63
dan belalang, dan dua macam darah adalah hati dan
limpa”. (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim)
5) Menetapkan hukum-hukum atau aturan-aturan yang tidak
terdapat dalam Al-Qur‟an.
Misalnya: Hadits “Sucikan bejanamu yang dijilat anjing
dengan menyucikannya sebanyak 7 kali, yang salah
satunya dicampur dengan tanah”. (HR. Muslim Ahmad,
Abu Dawud dan Baihaqi)
C. IJTIHAD
Selain kedua pedoman yang telah disebutkan, yaitu Al-
Qur‟an dan Al-Hadits, maka apabila suatu urusan atau
perkara yang tidak ada dasar hukumnya di dalam Al-Qur‟an
dan Al-Hadits maka manusia diperbolehkan melakukan
Ijtihad (yang dasar hukumnya adalah Al-Hadits).
Ijtihad, definisinya adalah : bersungguh-sungguh dalam
menggunakan pikiran dan pendapat pribadi yang tanpa
keraguan untuk merumuskan dan menetapkan hukum
atas suatu perkara atau persoalan yang tidak ditemukan
kepastian hukumnya dalam Al-Qur‟an dan Hadits.
Sedangkan untuk masalah atau perkara-perkara yang sudah
jelas diterangkan dalam Al-Qur‟an dan Hadits tidak boleh
lagi diijtihadkan. Hasil dari ijtihad ini merupakan (bisa
dijadikan) sumber hukum yang ketiga setelah Al-Qur‟an dan
Hadits. Bahkan dalam Islam, Ijtihad sangat dihargai dan
mendapatkan pahala walaupun ijtihad tersebut salah,
sebagaimana diriwayatkan dalam Hadits Rasulullah SAW :
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 64
“Apabila seorang hakim memutuskan
perkara, kemudian ia berijtihad dan
ternyata ijtihadnya benar maka ia
memperoleh dua pahala. Dan apabila
seorang hakim memutuskan perkara melalui
ijtihad dan ternyata hasilnya salah maka ia
memperoleh satu pahala”.
(HR. Mutafaq ‟Alaih)
Adapun bentuk-bentuk Hasil dari Ijtihad yang dikenal dalam
Syariat Islam, adalah sebagai berikut :
1) Ijma‟, yaitu kesepakatan para Ulama tentang hukum
suatu masalah yang belum disebutkan secara kongkrit
(nyata) dalam Al-Qur‟an atau Hadits.
2) Qiyas, yaitu menetapkan hukum atas suatu masalah yang
belum ada ketentuannya berdasarkan kepada yang sudah
ada ketentuannya dengan cara memperhatikan kesamaan
di antara keduanya. Misalnya, menetapkan hukum haram
atas ganja, heroin, morfin dan sejenis zat-zat adiktif serta
obat-obatan psikotropika, yang secara eksplisit tidak ada
ketentuannya dalam Al-Qur‟an dan Hadits tetapi melihat
ada kesamaannya dengan haramnya Khomar (minuman
keras) yang mengandung lebih banyak mudhorotnya
daripada manfaatnya, serta sama-sama bersifat muskir
(memabukkan).
3) Istishab, yaitu meneruskan berlakunya suatu hukum yang
telah ada dan telah ditetapkan dengan suatu dalil, selama
belum ada (ditemukan) dalil lain yang dapat mengubah
kedudukan (status) hukum tersebut.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 65
4) Istihsan (Istislah), yaitu menetapkan hukum atas suatu
masalah yang tidak dijelaskan secara nyata di dalam Al-
Qur‟an dan Hadits yang didasarkan pada kepentingan
umum atau kemaslahatan umum ataupun demi keadilan.
Imam Hanafi menyebutnya sebagai Istihsan, sedangkan
Imam Maliki menyebutnya Istislah.
5) Istislal, yaitu menetapkan hukum atas suatu masalah yang
tidak disebutkan secara nyata dalam Al-Qur‟an dan
Hadits, hanya bersandarkan kepada adat istiadat atau
kebiasaan masyarakat setempat (masyarakat lokal).
Termasuk juga hukum-hukum agama yang diturunkan
Allah sebelum turunnya Islam asalkan tidak bertentangan
dengan Al-Qur‟an dan Hadits maka diakui dan
dibenarkan oleh Islam.
6) Mashlahah Mursalah, yaitu kebaikan-kebaikan yang
tidak disinggung sama sekali dalam hukum syaro‟
(syariat) tetapi sesuai dengan esensi hukum syaro‟
(syariat), yang apabila perbuatan tersebut dilakukan akan
membawa manfaat dan terhindar dari keburukan-
keburukan, misalnya :
Kodifikasi Al-Qur‟an pada masa Abu Bakar Shiddiq
dan Utsman bin „Affan.
Mengganti rugi kepada pemilik barang atas barang-
barang yang telah rusak walaupun kerusakan itu tidak
dijelaskan klausulnya di dalam perjanjian atau
kesepakatan.
7) „Urf, yaitu urusan yang disepakati oleh sekelompok orang
karena sudah menjadi kebiasaan, baik dalam ucapan
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 66
maupun perbuatan. Misalnya, kebiasaan transaksi jual-
beli tanpa adanya tanda terima ataupun akta jual-beli.
8) Zaro‟i (Wasilah), yaitu perbuatan-perbuatan atau
pekerjaan-pekerjaan yang menjadi jalan (perintis) untuk
mendapatkan kemanfaatan (mashlahat) dan
menghilangkan keburukan (mudhorot).
Untuk dapat menjadi seorang yang boleh berijtihad (disebut
mujtahid), harus memenuhi kriteria (syarat-syarat) berikut :
1) Memahami Al-Qur‟an beserta Asbabun Nuzulnya
(sebab-sebab turunnya suatu ayat dalam Al-Qur‟an).
2) Mengetahui ayat-ayat Nasikh (yang menghapus
hukum), dan ayat-ayat Mansyukh (yang dihapuskan).
3) Memahami Hadits dan wurudnya (sebab-sebab
munculnya Hadits tersebut).
4) Memiliki kemampuan Bahasa Arab yang fasih.
5) Mengetahui tempat dan letak-letak Ijma‟.
6) Mengetahui dan menguasai ilmu Ushul Fiqih.
7) Mengetahui maksud-maksud syariat ditetapkan.
8) Memahami masyarakat dan Adat Istiadatnya setempat.
9) Mempunyai sifat Adil, Bijaksana dan Bertaqwa.
10) Mendalami ilmu Ushuludin (ilmu tentang Asal-usul
atau Aqidah Islam).
11) Memahami ilmu tentang Mantiq (ilmu Logika).
12) Mengetahui cabang-cabang Ilmu Fiqih.
Karena begitu banyaknya persyaratan yang harus dimiliki
oleh seorang Mujtahid maka berarti untuk melakukan Ijtihad
tidak sembarangan dan tidak dapat dilakukan oleh semua
orang. Oleh sebab itu bagi seorang pemeluk Agama Islam
(Muslim) dewasa ini dapat menggunakan Hasil dari Ijtihad
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 67
para Ulama Mujtahid yang telah diakui Kepiawaiannya
dalam berijtihad, sehingga kita tidak salah dan terperosok ke
dalam apa yang dinamakan sebagai bid‟ah (mengada-ada).
Ketetapan hukum-hukum Islam yang didapat dan dihasilkan
dari Ijtihad dinamakan Madzhab. Para Ulama yang
mempunyai madzhab-madzhab terkenal itu cukup banyak,
namun hanya ada 4 (empat) Madzhab hingga kini yang
paling banyak dipakai ijtihadnya oleh para Ulama Islam dan
pemeluk Islam di seluruh dunia, yaitu :
1) Madzhab Hanafi
Madzhab ini dinamakan Madzhab Hanafi karena Ulama
penyusunnya adalah yang bernama Abu Hanifah An-
Nu‟man Ibnu Tsabit At-Taimi, yang lahir di Kuffah tahun
80 H (700 M) dan wafat tahun 150 H di Baghdad.
Madzhab Hanafi banyak dipakai pada masa Dinasti
Utsmani dan banyak dianut di Irak. Sekarang ini banyak
berkembang di Syiria, Afghanistan, Turki, Turkmenistan
dan India. Saat ini negara yang secara resmi memakai
madzhab ini adalah Syiria, Libanon dan Mesir.
2) Madzhab Maliki
Madzhab ini dinamakan Madzhab Maliki karena Ulama
penyusunnya adalah Imam Malik Ibnu Anas Al-Asbani,
yang lahir di Madinah tahun 93 H (713 M) dan wafat
pada tahun 179 H (798 M). Kakeknya bernama Abu Amir
yang merupakan salah seorang sahabat Nabi SAW.
Madzhab Maliki banyak dianut oleh negara: Hijaz,
Maroko, Tunis, Tripoli, Mesir, Maghribi Afrika,
Andalusia, Bahrain dan Kuwait.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 68
3) Madzhab Syafi‟i
Madzhab ini dinamakan Madzhab Syafi‟i karena Ulama
penyusunnya adalah Muhammad Ibnu Idris Ibnu Syafi‟i,
yang lahir di Khuzzah (Gaza) pada tahun 767 M dan
wafat di Mesir pada tahun 820 M. Madzhab Imam Syafi‟i
banyak berkembang di negara: Mesir, Palestina, Suriah,
Libanon, Irak, Hijaz, India, Persia, Yaman dan juga di
Indonesia.
4) Madzhab Hambali
Madzhab ini dinamakan Madzhab Hambali karena Ulama
penyusunnya adalah Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu
Hambal, yang lahir di Baghdad pada tahun 164 H (780
M) dan wafat pada tahun 241 H (855 M). Ia adalah murid
dari Imam Syafi‟i. Madzhab ini berkembang di negara:
Irak, Mesir, Palestina, Suriah dan Saudi Arabia. Di Saudi
Arabia (Arab Saudi) madzhab ini resmi digunakan dan
ditetapkan sebagai madzhab negara.
5. TELADAN HIDUP (Model of Life)
Dalam melaksanakan misi hidup manusia dan untuk
mencapai tujuan hidupnya, Allah SWT memberikan contoh
teladan yang terdapat dalam diri Rasulullah SAW,
sebagaimana difirmankan di dalam Al-Qur‟an :
1) “Sesungguhnya pada diri Rasulullah terdapat
contoh teladan yang baik bagi orang-orang
yang mengharapkan Rahmat Allah dan takut
kepada hari kiamat serta ia banyak mengingat
Allah”. (Q.S. Al-Ahzab : 21)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 69
2) “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad)
benar-benar berbudi pekerti (berakhlaq)
agung”. (Q.S. Al-Qolam : 4)
Rasulullah SAW pada tanggal 17 Romadhon tahun 610 M
(13 tahun sebelum beliau hijrah) menerima wahyu dengan
turunnya Malaikat Jibril yang membawa wahyu pertama
Surat Al-„Alaq ketika beliau sedang “bertahannus”
(berkontemplasi/merenung) di Gua Hiro. Pada saat itu usia
beliau genap 40 tahun. Nabi Muhammad SAW diutus Allah
SWT sebagai Rasul untuk membawa berita kebenaran
(message of truth) dan berita gembira (message of happiness)
kepada seluruh umat manusia di dunia ini.
Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam Firman-Nya :
“Sesungguhnya Kami mengutus engkau
(Muhammad) dengan membawa berita
gembira sebagai pemberi peringatan….”.
(Q.S. Al-Fathir : 24)
Beliau diutus Allah SWT sebagai bentuk kasih sayang Allah
kepada seluruh alam semesta (Rohmatan lil „Alamin) :
“Dan Kami tidaklah mengutus engkau
(Muhammad), melainkan sebagai suatu
Rohmatan lil „Alamin”.
(Q.S. Al-Anbiya : 107)
Allah menyuruh manusia untuk mencontoh perilaku dan
perbuatan-perbuatan Rasulullah SAW karena beberapa
faktor, diantaranya yang disebutkan Allah SWT sbb :
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 70
1) Rasulullah memiliki sifat-sifat dan perilaku yang sangat
terpuji dan merupakan Model (teladan) manusia yang
paling paripurna dan sempurna (completely perfect).
2) Rasulullah selalu mendapatkan bimbingan dan arahan
langsung dari Allah SWT sehingga jika sedikit saja
melenceng dari yang digariskan oleh Allah maka beliau
langsung ditegur dan dikoreksi oleh Allah SWT.
3) Rasulullah SAW adalah satu-satunya manusia yang dosa-
dosanya (kalau ada) baik yang sekarang, yang lalu
maupun yang akan datang sudah mendapatkan Ampunan
dari Allah SWT, sehingga beliau merupakan satu-satunya
manusia yang ma‟shum (terbebas dari dosa, baik dosa
besar maupun dosa kecil).
Adalah seseorang yang bernama Michael Hart, yang pada
tahun 1978 membuat daftar urutan ranking nama-nama
orang yang paling berpengaruh di dunia. Ia telah
melakukan observasi ilmiah sebelum me-realease daftar
tersebut kepada publik dengan cara menganalisa dan
mengamati serta mengukur sebanyak tak kurang dari 100
(seratus) orang yang memegang peranan dan kontribusi
sangat penting dalam mencatatkan jalannya sejarah dunia.
Analisa itu didasarkan pada jumlah keseluruhan peran yang
dilakukan bagi umat manusia di dunia. Maka dari hasil
analisanya tersebut kemudian ia menyimpulkan dengan
menempatkan Profil Nabi Muhammad SAW pada
Urutan Pertama (teratas). Michael Hart mengatakan bahwa
Nabi Muhammad SAW adalah satu-satunya manusia
dalam sejarah yang meraih sukses luar biasa, baik dari
segi lingkup agama maupun dalam ukuran dunia.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 71
Kemudian hasil analisanya tersebut diterbitkan dalam bentuk
buku yang telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa,
salah satunya dalam Bahasa Indonesia dengan judul Seratus
Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah. Ia juga
mengatakan dalam bukunya : ”Muhammad bukanlah
sekedar Pemimpin Agama tetapi juga berhak disebut
sebagai Pemimpin Dunia yang Sukses”.
Meneladani Rasulullah SAW
Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang
mendapatkan banyak gelar, baik dari Allah maupun dari
manusia. Berbagai julukan diberikan kepada beliau atas
kesuksesan beliau dalam melakukan misi risalahnya di muka
bumi ini. Beliau berhasil menjadi pemimpin agama (sebagai
Nabi) berhasil menjadi pemimpin negara (ketika memimpin
negara Madinah). Di samping itu beliau juga berhasil dalam
menjalankan berbagai kepemimpinan lainnya, seperti :
memimpin perang, memimpin musyawarah serta memimpin
keluarga. Karena itulah sudah sepantasnya Umat Islam
menjadikan Beliau sebagi Contoh Teladan yang Terbaik
(Uswatun Hasanah).
Terkait dengan hal ini maka Allah SWT telah berfirman :
”Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suatu Suri Teladan yang baik
bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
serta dia banyak menyebut nama Allah.”
(QS. Al-Ahzab : 21)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 72
Untuk dapat meneladani Nabi Muhammad SAW dalam
kehidupan kita sehari-hari, tentunya kita Umat Islam, harus
mengetahui terlebih dahulu Sifat-sifat apa saja yang dimiliki
oleh Baginda Rasulullah SAW serta bagaimana Perilakunya
dalam kehidupan sehari-hari. Perlu ditegaskan bahwa Para
Rasul adalah manusia yang memiliki sifat-sifat kemanusiaan
sebagaimana manusia lainnya juga (QS. Al-Kahfi : 110 dan
QS. Al-Fushilat : 6).
Di antara sifat-sifat kemanusiaan yang dimiliki Rasulullah
SAW adalah makan dan minum (QS. Al-Furqon : 20) serta
menikah (QS. Ar-Ra‟d : 38). Di dalam Al-Qur‟an juga
ditegaskan bahwa semua Rasul dan Nabi adalah laki-laki,
tidak ada yang perempuan (QS. Al-Anbiya‟ : 7). Oleh karena
tugas risalah adalah tugas yang teramat berat, maka para
Rasul dibekali oleh Allah dengan Sifat-sifat Khusus.
Sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Rasulullah SAW maupun
Para Nabi dan Rasul lainnya adalah :
1. Shiddiq : yang berarti Jujur.
Nabi dan Rasul selalu jujur dalam perkataan dan
perbuatannya serta mustahil akan berbuat yang sebaliknya,
yakni berdusta, munafik, dan yang semisalnya.
2. Amanah : yang berarti dapat Dipercaya.
Nabi dan Rasul selalu amanah dalam segala tindakannya,
seperti menghakimi, memutuskan perkara, menerima dan
menyampaikan wahyu, serta mustahil akan berperilaku
yang sebaliknya.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 73
3. Tabligh : yang berarti Menyampaikan.
Nabi dan Rasul selalu menyampaikan apa saja yang
diterimanya dari Allah (wahyu) kepada umat manusia dan
mustahil Nabi dan Rasul menyembunyikan wahyu yang
telah diterimanya tersebut.
4. Fathonah : yang berarti Cerdas.
Semua Nabi dan Rasul cerdas dan selalu mampu berpikir
jernih sehingga dapat mengatasi semua permasalahan
yang dihadapinya. Tidak ada satu pun Nabi dan Rasul
yang bodoh, mengingat tugasnya yang begitu teramat
berat dan penuh dengan tantangan pada zamannya.
5. Sifat lainnya, Nabi dan Rasul juga tidak pernah berbuat
maksiat kepada Allah, terutama Rasulullah SAW adalah
satu-satunya Manusia yang tidak mempunyai Dosa
(Ma‟shum). Namun sebagai manusia bisa saja Nabi dan
Rasul itu salah dan lupa, namun kesalahannya selalu
mendapat teguran dan koreksi langsung dari Allah SWT
sehingga pada akhirnya terbebas dari segala kesalahan
serta dapat berjalan sesuai dengan kehendak Allah SWT.
Disamping memiliki sifat-sifat seperti di atas, Nabi
Muhammad SAW juga dikenal dengan sebutan Al-Amin,
yang berarti selalu dapat Dipercaya. Gelar ini diperoleh Nabi
Muhammad sejak masih usia belia. Dalam kehidupan
kesehariannya Nabi Muhammad belum pernah berdusta atau
berbohong dan tidak pernah merugikan orang lain yang ada
di sekitarnya, bahkan Beliau selalu membawa Manfaat
(Rahmatan Lil „Alamin) bagi lingkungan sekitarnya.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 74
Dalam salah satu bukunya, Sa‟id Hawwa (2002: hal.164-
186) menguraikan Keluhuran Budi Rasulullah SAW yang
sangat patut diteladani oleh seluruh Umat Islam. Sa‟id
Hawwa diantaranya menguraikan tentang Akhlaq Nabi
dalam hal kesabarannya dan kasih sayangnya, baik terhadap
keluarganya maupun umatnya, kemurahan hatinya,
kedermawanannya, kerendahan hatinya, serta kebersahajaan
(elegant) nya.
Akhlaq Rasulullah SAW inilah yang patut diteladani dan
diterapkan di dalam kehidupan Umat Islam sehari-hari.
Menerapkan Sifat-sifat Rasulullah SAW seperti di atas
tidaklah mudah karena membutuhkan proses yang amat
panjang serta pengorbanan yang amat besar bagi kita
Umatnya. Hanya dengan bermodalkan kecintaan dan ketaatan
kepada Beliau sajalah Insya Allah kita akan mampu
meneladaninya dan menerapkannya dalam kehidupan kita
sehari-hari. Meneladani beliau secara sempurna 100% jelas
tidaklah mungkin karena beliau diciptakan Allah SWT
sebagai Satu-satunya Insan Kamil (Manusia Sempurna) yang
tiada bandingannya hingga akhir zaman. Namun demikian,
kita harus tetap berusaha semaksimal mungkin untuk dapat
meneladani dan menerapkan Sifat-sifat dan Perilaku yang
Beliau miliki, di manapun dan sampai kapanpun.
Adapun Cara-cara Praktis yang dapat kita lakukan untuk
meneladani dan menerapkan Sifat-sifat Rasulullah SAW
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kita harus selalu bertaubat kepada Allah SWT atas segala
dosa dan kesalahan yang telah kita lakukan setiap hari.
Sebagai manusia biasa kita harus menyadari bahwa kita
selalu berbuat kesalahan dan dosa baik kepada Allah
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 75
maupun kepada sesama manusia. Rasulullah SAW yang
tidak memiliki dosa saja selalu memohon Ampunan
(beristighfar) dan bertaubat kepada Allah SWT sebanyak
70 kali setiap harinya. Oleh karena itu bila kita tidak mau
bertaubat kepada Allah berarti kita tidak menyadari akan
sifat kemanusiaan kita yang selalu dapat berbuat kesalahan
(lalai) maka kita akan termasuk orang-orang yang Arogan
(takabbur).
2. Semaksimal mungkin kita Wajib menjaga dan
melaksanakan Amanat yang telah diberikan Allah SWT
kepada kita selaku manusia. Amanat apapun yang
diberikan kepada kita, terutama Amanat Syari‟at,
haruslah kita laksanakan sesuai dengan yang dikehendaki
oleh Si Pemberi Amanat tersebut. Oleh karena itu, apapun
aktifitas yang kita lakukan, jangan sampai menyimpang
dari Aturan-aturan Syari‟at yang sudah diberlakukan
sesuai dengan Tuntunan Al-Qur‟an dan Hadits. Kita juga
Wajib berusaha menjaga Amanat Syari‟at ini sebagaimana
Rasulullah SAW juga tidak pernah berkhianat walaupun
hanya sekali.
3. Kita harus selalu memelihara Sifat Jujur dalam kehidupan
keseharian kita. Jujur merupakan sifat yang sangat mulia,
tetapi memang sulit untuk diaplikasikan dan diwujudkan.
Terkadang orang dengan sengaja berlaku tidak jujur
dengan alasan bahwa jujur akan mengakibatkan hancur.
Padahal pendapat itu sangatlah fatal dan sangat keliru,
mungkin dikarenakan sekarang ini kejujuran sudah sangat
sulit ditemukan di tengah-tengah masyarakat kita dan di
tengah peradaban manusia yang semakin maju. Orang
sudah teramat banyak yang membiasakan diri untuk
berperilaku tidak jujur.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 76
Seandainya saja kejujuran ini dapat kita pelihara dengan
sebaik-baiknya, maka para pembela hukum dan keadilan
di negeri ini Niscaya tidak akan terlalu sulit untuk
mewujudkan Keadilan (Justice) Sosial bagi seluruh
Rakyat Indonesia di tengah-tengah Bangsa kita. Tetapi
realitasnya, sebagian besar orang tidak mau berbuat jujur
sehingga seringkali orang yang jujur malah menjadi
terpuruk (akibat menjadi kambing hitam orang yang tidak
jujur). Rasulullah SAW selalu berbuat jujur, tidak hanya
kepada para sahabatnya tetapi juga kepada lawan-
lawannya. Hal inilah yang menjadikan Kunci Sukses
Rasulullah SAW dalam Misi Risalah Kenabiannya.
Sejarah Singkat Misi Nabi Muhammad SAW
Sebagai seorang Muslim, kita wajib beriman kepada rukun
iman. Di antara rukun iman tersebut, yaitu beriman kepada
para nabi dan rasul Allah SWT. Sejak diutusnya nabi
pertama Adam as sampai nabi dan rasul terakhir sebagai
khatamunnabiyyin, yaitu Muhammad SAW, kita wajib
mengimaninya tanpa keraguan dan membenarkan semua
yang dibawanya serta mengikuti sunahnya. Pada bagian ini,
akan dijelaskan tentang sejarah singkat Nabi Muhammad
SAW.
Kehidupan masyarakat Mekah sebelum diutusnya Nabi
Muhammad SAW berada dalam kegelapan dan kesesatan.
Kehidupan mereka tidak memiliki aturan yang dapat
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan jauh dari rasa
keadilan. Dengan demikian, pada masa tersebut dikenal
dengan masa jahiliyah.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 77
Dalam keadaan masyarakat Mekah yang demikian, sistem
ketuhanan yang begitu sesat dengan menyembah berhala
yang sama sekali tidak memberikan manfaat dan mudarat,
tidak mampu menolong dan tidak memberikan kebaikan serta
keburukan kepada mereka yang menyembahnya. Hal ini
terjadi karena masyarakat Mekah waktu itu, tidak memiliki
pegangan dan aturan yang jelas dan menuntun mereka untuk
berbuat sesuatu yang baik dan bermanfaat. Mereka menjalani
kehidupan dengan mengikuti nafsunya masing-masing
dengan tidak mempertimbangkan kebaikan dan keburukan
yang akan ditimbulkannya. Segala macam cara akan mereka
lakukan untuk tercapainya maksud yang mereka inginkan.
Itulah yang dikenal dengan perbuatan-perbuatan jahiliyah
(kebodohan).
Pada masa jahiliyah ini, kehidupan dalam berbagai bidang
didominasi oleh orang-orang yang memiliki kekuatan,
kekayan, dan kekuasaan. Orang-orang yang memiliki ilmu
pengetahuan dan kebijaksanaan tetapi tidak memiliki
kekayaan, kekuasaan, dan kekuatan sama sekali tidak
diperhatikan. Kesejahteraan, ketentraman, dan keadilan
hanya dimiliki dan dirasakan oleh orang-orang tertentu.
Sebaliknya, masyarakat banyak hanya merasakan
kesengsaraan, penyiksaan, dan penindasaan dari orang-orang
yang kuat dan berkuasa.
Selain itu, adat-istiadat masyarakat pada saat itu, tidak
berdasarkan pada adat serta budaya yang berprikemanusiaan.
Adat yang ada hanya berlaku dan dapat dirasakaan
kebaikannya bagi orang-orang tertentu. Adat-istiadat serta
kultur masyarakaatnya mengedepankan kesewenang-
wenangan dan mengikuti nafsu sebagian orang saja, sehingga
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 78
sebagian besar masyarakat Mekah saat itu menjadi korban
dari kesewenang-wenangan adat-istiadat tersebut. Misalnya,
ketika seorang ibu melahirkan anak perempuan, dianggap
sebagai pembawa bencana dan hanya akan mendatangkan aib
bagi keluarganya. Mereka hanya menerima dan merasa
gembira ketika bayi yang dilahirkan adalah laki-laki. Begitu
pun terhadap kaum perempuan, mereka hanya mengangap
sebagi pembantu yang harus melayani laki-laki dengah segala
penghinaan dan penyiksaan. Bahkan, perempuan-perempuan
pada waktu itu diperjualbelikan. Semua itu menunjukkan
adat- istiadat serta budaya yang jauh dari nilai-nilai
kemanusiaan.
Di antara suku dan kabilah-kabilah yang ada pada waktu itu,
sering sekali terjadi peperangan dan perkelahian. Hal itu
biasanya hanya disebabkan masalah kecil. Adapun
peperangan hanya untuk menunjukkan keberadaan, kekuatan,
dan kepopuleran dari kabilah mereka. Siapa saja di antara
mereka yang lebih kuat dan populer, mereka akan mendapat
tempat yang istimewa dan disegani oleh masyarakat.
Kebiasaan buruk mereka, seperti minum khamer, berjudi,
berzina, merampok, merampas, dan memerkosa merupakan
kebiasaan yang sulit mereka tinggalkan.
Dalam keadaan masyarakat Mekah yang demikian, Allah
SWT mengutus seorang manusia pilihan-Nya untuk
memperbaiki kehidupan dan menyempurnakan akhlak
seluruh manusia. Dia adalah manusia pilihan Allah dan
menjadi khataminnabiyyin (penutup para nabi dan rasul),
yaitu Nabi Muhammad SAW.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 79
Dengan penuh keyakinan, Muhammad pergi dan merenung di
gua Hira, suatu tempat yang dipilih dan dianggap tepat untuk
merenung dan mencari petunjuk. Beliau selalu memikirkan
cara untuk mengubah kebiasaan buruk, akhlak yang tercela,
dan kesewenang-wenangan yang selalu dilakukan oleh
masyarakat saat itu. Puncaknya, ketika Muhammad sedang
berada di gua Hira merenung dan memohon petunjuk dengan
penuh kekhusukan, datanglah malaikat Jibril membawa
wahyu dan memperkenalkan siapakah Tuhan yang
sebenarnya kepada Nabi Muhammad SAW.
Sejak saat itulah, dengan penuh kenyakinan, Muhammad
mengajak dan mengajarkan kepada keluarga, orang-orang
dekat, para sahabatnya dan seluruh orang-orang Quraisy
Mekah agar bertuhan dan hanya menyembah dan beribadah
kepada Allah SWT. Selain itu, mereka pun diajak untuk
meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruknya, seperti minum
khamer, berjudi, berzina, merampas hak orang lain, dan
perbuatan tercela lainnya yang sudah mendarah daging di
masyarkat saat itu. Rasul pun menegaskan bahwa beliau
diutus untuk menyempurnakan akhlak, membangun
kemuliaan, dan memberikan manfaat bagi seluruh manusia.
Hal ini sebagaimana yang pernah disabdakan Rasulullah:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.”
Selain misi Rasulullah SAW untuk menyempurnakan akhlak
manusia pada waktu itu dan sampai kiamat tiba, beliau juga
diutus oleh Allah SWT sebagai rahmatan lil alamin.
Allah SWT berfirman : “Dan tiadalah Kami mengutus kamu,
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
(QS. Al-Anbiya 21: 107)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 80
Allah SWT berfirman : ”Wahai sekalian manusia,
sesungguhnya aku adalah rasul Allah kepada kamu semua.”
(QS. Al-Araf 7: 158)
Hadits dan ayat Al-Quran di atas menjelaskan bahwa tujuan
Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW adalah untuk
menyempurnakan akhlak manusia yang saat itu berada dalam
kegelapan, kehinaan, dan kebodohan. Dengan diangkat dan
diutusnya Muhammad sebagai Nabi dan Rasul Allah SWT,
manusia dituntun untuk menemukan hakikat kemuliaan hidup
dan hakikat penciptaan dirinya dalam kehidupan ini. Pada
surat Al-Anbiya ayat 107, ditegaskan bahwa sesungguhnya
Muhammad diutus dan dijadikan rahmat bagi semesta alam
serta benar-benar sebagai nabi dan rasul Allah yang terakhir
untuk semua umat manusia. Tidak akan datang lagi nabi dan
rasul sesudahnya. Risalahnya pun sudah sempurna untuk
membimbing manusia dalam mencapai kebahagiaan di
dunia dan akhirat.
Firman Allah SWT : “Muhammad itu bukanlah bapak dari
seseorang di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah
dan penutup para nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.” (QS. Al-Ahzab 33 : 40)
Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT untuk
menjadi rahmat bagi seluruh alam. Dengan diutusnya
Muhammad SAW pada kaum Quraisy saat itu, mendatangkan
peradaban yang sangat tinggi pada nilai-nilai kemanusiaan.
Selain itu, Nabi Muhammad SAW telah mampu
menghilangkan perbedaan derajat antara orang kaya dan
miskin, orang-orang berpangkat dan rakyat jelata, sanggup
menghapuskan perbudakan, serta penjualbelian wanita yang
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 81
saat itu dianggap sebagai perbuatan biasa oleh mereka.
Dengan perubahan menuju kebaikan dan kemanfaatan
tersebut, lebih menyakinkan orang-orang Quraisy terhadap
semua yang disampaikan oleh beliau, yaitu Nabi Muhammad
diutus untuk menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia.
Allah SWT berfirman : “Dan Kami tidak mengutus engkau
(Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
seluruh alam”. (QS. Al-Anbiya 21 : 107)
Ayat di atas menjelaskan dan memberikan kenyakinan
kepada kita sebagai seorang musllim rahmat yang dibawa
oleh Rasulullah SAW bukan hanya dirasakan oleh orang-
orang saat itu saja. Akan tetapi, rahmat yang disebarkan oleh
beliau dirasakan oleh kita semua dan pastilah dapat dirasakan
oleh orang-orang yang beriman sesudah kita sampai akhir
zaman. Itulah di antara keunggulan diutusnya Rasulullah
SAW dibandingkan dengan nabi dan rasul sebelumnya.
Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT bagi
seluruh umat manusia. Risalah yang dibawanya bersifat
universal, ditunjukkan kepada seluruh umat manusia, semua
ras, bangsa, dan keturunan sampai akhir zaman.
Allah SWT berfirman : “Katakanlah (Muhammad), "Wahai
manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu
semua”. (QS. Al-Araf 7 : 158)
Allah SWT berfirman : “Dan Kami tidak mengutus engkau
(Muhammad), melainkan kepada semua umat manusia
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 82
peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.
(QS. Saba 34 : 28)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa sebagai orang yang
beriman kepada para nabi dan rasul Allah SWT, khususnya
Nabi Muhammad SAW, beliau diutus untuk seluruh manusia
dengan tidak membedakan antara yang satu dengan yang
lainnya. Selain itu, beliau pun membawa kabar gembira bagi
mereka yang taat pada perintah Allah dan rasul-Nya dan
membawa peringatan bagi mereka yang melanggar larangan
Allah dan rasulnya.
Hal ini dipertegas dengan firman Allah SWT : “Sungguh,
Kami mengutus engkau dengan membawa kebenaran )
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan. Dan tidak ada satu pun umat melainkan di sana
telah datang seorang pemberi peringatan.”
(QS. Al-Fathir 35 : 24)
Sebelum Nabi Muhammad SAW diutus, masyarakat Mekah
dikenal dengan masyarakat yang memiliki perangi keras dan
dikenal dengan masyarkat jahiliyah (bodoh). Jahiliyah adalah
kebodohan dalam keimanan dan hukum-hukum agama.
Dengan kata lain, zaman jahiliyah adalah zaman kebodohan
dalam masalah agama, bukan berarti bodoh dalam berbagai
bidang karena saat itu bangsa Arab telah menunjukkan
kemajuan dalam bidang ekonomi, politik, sastra, dan
sebagainya.
Selain itu, masyarakat Mekah pada awal perjuangan Nabi
Muhammad SAW dan para sahabatnya menyebarkan agama
Islam, melancarkan ancaman serta memberikan tantangan
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 83
yang sangat keras terhadap dakwah Nabi dan para
sahabatnya, terutama setelah turunnya wahyu yang
memerintahkan Rasulullah SAW untuk berdakwah.
Adapun ancamaan dan tantangan terhadap Rasulullah dan
para sahabatnya, antara lain sebagai beikut :
1. Hinaan, cercaan, dan ancaman dari para pemuka kafir
Quraisy kepada Nabi Muhammad SAW dan para
sahabatnya, disertai dengan ancaman fisik.
2. Ancaman pembunuhan. Dakwah yang dilakukan oleh
Nabi Muhammad SAW bukanlah hal yang mudah karena
berbagai rintangan dan ancaman yang bertubi-tubi
terhadap Rasulullah. Begitu pula dengan ancaman dan
usaha-usaha yang dilakukan oleh pemuka kaum Quraisy
untuk membunuh Rasulullah dan para sahabatnya. Akan
tetapi, atas perlindungan Allah SWT, ancaman dan usaha
untuk membunuh beliau dan para sahabatnya tidak
berhasil, sehingga dakwah dapat terus berlanjut.
Segala bentuk ancaman, rintangan, dan pengkhianatan yang
dilakukan oleh orang-orang kafir Quraisy dapat dihadapi
dengan sabar oleh Nabi Muhammad SAW dan para
sahabatnya. Dengan demikian, apa pun yang menimpa
Rasulullah dan para sahabatnya, semakin memperkokoh
keimanan dan memperkuat keyakinanan mereka dalam
menyampaikan agama yang benar di Mekah.
Dalam menyampaikan dakwahnya kepada orang-orang kafir
Quraisy, Nabi Muhammad SAW berpegang teguh kepada
wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT. Di antaranya,
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 84
beliau berdakwah dengan penuh hikmah dan mengutamakan
suri teladan (contoh yang baik) kepada orang-orang Mekah.
Dengan demikian, usaha beliau dapat mendatangkan hasil.
Akhirnya, orang-orang Mekah sedikit demi sedikit masuk
dan memeluk agama Islam. Setelah mereka memeluk agama
Islam, ada perubahan yang terjadi pada mereka.
Adapun perubahan pada mereka diantaranya, sbb :
1. Adanya perhatian orang-orang Mekah terhadap seruan
atau dakwah Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
2. Banyaknya tokoh-tokoh Quraisy yang memeluk agama
Islam dan diikuti oleh kelompok-kelompok mereka.
3. Masyarakat Mekah mulai tertarik dengan ajaran yang
disampaikan oleh Rasulullah SAW.
4. Kebiasaan-kebiasaan buruk jahiliyah mulai ditinggalkan
(berkurang) setelah mereka mengenal ajaran Islam.
Dengan gambaran perjuangan dakwah Nabi Muhammad
SAW dan para sahabatnya dalam menghadapi orang-orang
Mekah di atas, kita sebagai orang yang beriman hendaknya
menjadikan teladan dalam kehidupan sehari-hari. Apa pun
yang dilakukan oleh Nabi Muhammd SAW, baik ketika ia
berdakwah menyebarkan agama Islam, hidup bermasyarakat,
menjadi seorang pedagang, maupun keteika menjadi seorang
pemimpin umat, semuanya adalah sebagai uswatul hasnah
bagi kita.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 85
Sebagaimana firman Allah SWT : “Sungguh, telah ada pada
(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat
Allah.” (QS. Al-Ahzab 33 : 21)
Dengan demikian, sedikitnya ada 7 (tujuh) hal yang dapat
kita jadikan teladan dari perjuangan Nabi Muhammad SAW
dan para sahabatnya dalam menyebarkan agama Islam, yaitu
sebagai berikut :
1. Sabar dan tawakal dalam menjalankan perintah
(kewajiban) Allah SWT.
2. Berlaku lemah-lembut dan penuh kasih sayang terhadap
siapa pun.
3. Selalu bekerja keras, tekun, dan ulet.
4. Menghindari perkataan kasar dan perilaku tidak terpuji
(keras hati dan berperilaku kasar) dalam kehidupan.
5. Mengedepankan sikap pemaaf, baik terhadap kawan
maupun lawan dengan tidak bersifat diskriminasi.
6. Membiasakan mengedepankan musyawarah dalam
mengatasi dan menghadapi segala persoalan, menghargai
pendapat orang lain, dan menerima saran dari orang lain.
7. Senantiasa bertawakal kepada Allah SWT dan
menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah berusaha
dengan penuh kesungguhan.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 86
Allah SWT berfirman : “Maka berkat rahmat Allah engkau
(Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari se-kitarmu. Karena itu
maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk
mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam
urusan itu. ) Kemudian, apabila engkau telah membulatkan
tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah
mencintai orang yang bertawakal.” (QS. Ali-Imran 3 : 159)
Keteladan Nabi Muhammad dan para sahabatnya dalam
menyebarkan Islam dapat terbukti dengan keberhasilan yang
dicapai oleh Nabi Muhammad. Bukan hanya menyebarkan
Islam kepada saudara dan keluarga dekatnya serta bukan
berhasil di Mekah saja. Akan tetapi, keberhasilan Nabi
Muhammad SAW dan para sahabatnya diakui dan
mendapatkan dukungan dari orang-orang Quraisy serta
pemuka-pemukanya, mendapat dukungan dan simpati
masyarakat Mekah dan Madinah, dan terbukti sampai
sekarang Islam telah diakui dan dianut oleh sebagian besar
penduduk dunia, termasuk Indonesia. Itulah di antara
keberhasilan perjuangan Nabi Muhammad SAW dan para
sahabatnya yang patut kita contoh dalam kehidupan ini.
Kontemplasi
Rasulullah SAW adalah sosok manusia yang Agung
Akhlaknya dan Luhur Budinya (QS. Al-Qolam : 4). Jika
Allah SWT saja telah memberikan pujian atas keluhuran
budinya, tentu hal ini tidaklah main-main (Luar Biasa) karena
Allah SWT Yang Maha Benar tidak akan pernah berdusta
atas Ucapan-Nya (Shodaqollahul „Azhim).
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 87
Sebagai Umat Islam dan sekaligus Umat Nabi Muhammad
SAW kita harus senantiasa menjadikan Rasulullah SAW
sebagai Teladan yang Paripurna (Completely Perfect of Life
Model) yang harus selalu kita contoh dan ikuti semua
Perilaku, Perbuatan serta Tindakannya.
Hal-hal yang patut kita jadikan renungan berkaitan dengan
Diri Rasulullah SAW, diantaranya sebagai berikut :
1. Allah SWT mengutus seorang manusia pilihan-Nya untuk
memperbaiki kehidupan dan menyempurnakan akhlak
seluruh manusia. Dia adalah manusia pilihan Allah dan
menjadi khataminnabiyyin (penutup para nabi dan rasul),
yaitu Nabi Muhammad SAW.
2. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW adalah
untuk menyempurnakan akhlak manusia yang saat itu
berada dalam kegelapan, kehinaan, dan kebodohan.
Dengan diangkat dan diutusnya Muhammad sebagai Nabi
dan Rasul Allah SWT, manusia dituntun untuk
menemukan hakikat kemuliaan hidup dan hakikat
penciptaan dirinya dalam kehidupan ini.
3. Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT untuk
menjadi rahmat bagi seluruh alam. Dengan diutusnya
Muhammad SAW pada kaum Quraisy saat itu,
mendatangkan peradaban yang sangat tinggi pada nilai-
nilai kemanusiaan.
4. Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT bagi
seluruh umat manusia. Risalah yang dibawanya bersifat
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 88
universal, ditunjukkan kepada seluruh umat manusia,
semua ras, bangsa, dan keturunan sampai akhir zaman.
5. Ada 7 (tujuh) hal yang dapat kita jadikan teladan dari
perjuangan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya
dalam menyebarkan agama Islam, yaitu : Sabar, berlaku
lemah-lembut, Selalu bekerja keras, tekun, dan ulet,
menghindari perkataan kasar dan perilaku tidak terpuji,
mengedepankan sikap pemaaf, membiasakan untuk
mengedepankan musyawarah dalam mengatasi dan
menghadapi segala persoalan dan senantiasa bertawakal
kepada Allah SWT.
Di zaman yang serba canggih sekarang ini, tidaklah sedikit
tantangan yang akan kita hadapi dalam rangka meneladani
dan menerapkan sifat-sifat dan perilaku Beliau. Namun
dengan kesadaran yang tinggi dan dengan ketulusan hati serta
dengan bermodalkan kecintaan dan ketaatan kepada Allah
SWT dan Rasulullah SAW maka Insya Allah kita akan dapat
dan Mampu meneladani Beliau dalam kehidupan kita sehari-
hari. Amien…
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 89
BAB 3 KECERDASAN NURANI DAN SPIRITUAL
Di dalam diri setiap manusia selalu ada suara hati yang yang
ingin menyeimbangkan antara kepentingan dunia dengan
kepentingan akhirat karena suara hati datang dari Allah
secara given (sudah ada sejak awal). Suara hati itu tentunya
timbul dari hati nurani manusia yang paling dalam yang
berperan sebagai fitrah manusia itu sendiri. Hati nurani selalu
ingin menyeimbangkan antara spiritualisme dengan
materialisme, dan antara faktor insaniyah (kemanusiaan)
dengan faktor illahiyah (ketuhanan).
Selama ini orang biasanya hanya mengenal berbagai jenis
kecerdasan konvensional yang sudah ada, yang di antaranya
adalah : kecerdasan intelegensi (IQ), kecerdasan emosi (EQ),
dan kecerdasan spiritual (SQ), sementara kecerdasan daya
juang (AQ) belum banyak diketahui orang. Begitu juga
dengan kecerdasan nurani (Qolb Quotient - QQ), masih
sangat sedikit sekali orang yang mengenalnya apalagi
memahaminya. Padahal, kecerdasan nurani ini adalah
kecerdasan yang sama tuanya dengan kecerdasan intelegensi
(IQ). Kecerdasan nurani (QQ) telah dianugerahkan Allah
kepada manusia sejak pertama kali manusia berada dalam
kandungan ibu, yang disebut dengan af-idah. Af-idah ini
adalah kecerdasan yang berpasangan antara IQ (akal) dan QQ
(budi), oleh karena itu sering disebut dengan akal-budi. Budi
itulah sebenarnya yang disebut dengan hati nurani. Hati
nurani ini merupakan salah satu unsur paling utama dari
fitrah diri manusia.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 90
Perhatikan Gambar berikut ini :
Kecerdasan Nurani (QQ) adalah sesuai dengan prinsip-
prinsip keseimbangan di antara : Manusia dengan manusia
(hablum minan naas), Manusia dengan lingkungannya
(hablum minal makhluq), dan Manusia dengan Tuhannya
(hablum minallah). Orientasi hubungan antar manusia
(hablum minan naas) bersifat horisontal, begitu juga orientasi
hubungan manusia dengan lingkungannya (hablum minal
makhluq). Sedangkan orientasi hubungan manusia dengan
Allah (hablum minallah) bersifat vertikal, yakni hubungan
antara manusia sebagai makhluq (inferior) dan Allah sebagai
kholiqnya (superior).
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 91
Mekanisme hubungan antara manusia dengan lingkungannya
(hablum minal makhluq) adalah dengan menggerakkan
segenap kecerdasan konvensional (IQ, EQ, dan AQ) bersama
dengan kecerdasan nurani (QQ) sebagai inisiator dan
mediatornya. Kecerdasan nurani inilah yang sepatutnya
meng-inisiasi, mengatur dan menggerakkan IQ, EQ, dan AQ
sebelum ketiga kecerdasan ini bergerak, yakni dalam hal
hubungan antar manusia dan hubungan antar makhluq.
Sedangkan dalam hubungan antar manusia dengan Allah
(hablum minallah) peran QQ adalah sebagai inisiator dan
sekaligus sebagai trigger (pemicu) bagi kecerdasan spiritual
(SQ) untuk mulai bergerak. Oleh sebab itu, kecerdasan nurani
yang dapat berfungsi dengan baik secara otomatis juga akan
meningkatkan kecerdasan spiritual seseorang.
Kecerdasan spiritual ini merupakan kecerdasan yang
“berkedudukan paling tinggi” sesudah kecerdasan hati
nurani, karena hanya dengan kecerdasan spiritual-lah
seseorang akan mampu memahami dan menangkap sinyal-
sinyal Ilahiyah yang maujud (ada tetapi tak nampak) dengan
hati nuraninya, bukan dengan panca inderanya. Kecerdasan
spiritual juga bersifat transendental dan hollistik sedangkan
kecerdasan nurani bersifat inherent (bawaan sejak lahir)
sebagai fitrah manusia. Kecerdasan nurani yang pada gambar
di atas letak posisinya berada di tengah-tengah (pusat)
“segitiga sama sisi” menunjukkan bahwa ia mempunyai
kedudukan (posisi) penting dan strategis sebagai inisiator,
mediator dan bahkan sebagai pemicu (trigger) untuk
menggerakkan kecerdasan-kecerdasan lainnya yakni : IQ,
EQ, AQ, dan SQ yang terdapat pada diri setiap manusia.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 92
Oleh karena (pada gambar) posisi SQ berada paling atas dan
paling dekat dengan “posisi” Allah sebagai kholiq, maka SQ
mampu memaksimalkan probabilitas ketercapaian keinginan
manusia lewat doa-doa yang dipanjatkan, berkat campur
tangan Tuhan (Allah SWT) dalam hidup. SQ juga merupakan
sarana bagi manusia untuk mencapai Keridhoan Allah
(Mardhotillah). SQ mampu menimbulkan hal-hal positif
seperti : ketenangan jiwa, ketentraman bathin, perasaan
relaksasi yang mendalam, bahkan suatu keadaan perasaan
kenyamanan bathin yang tiada tara pada sebagian orang yang
tingkat spiritualnya sudah sangat tinggi seperti : Para Nabi,
Thabi‟in, Wali, Ulama‟ serta orang-orang Sholeh.
Sudut-sudut segitiga sama sisi tersebut yang besarnya sama
60o antara IQ+EQ+AQ dengan SQ adalah menunjukkan
“keharusan diterapkannya skala prioritas yang sama” antara
kepentingan duniawi (yang tercermin dalam IQ, EQ, dan AQ)
dan kepentingan ukhrowi (yang tercermin dalam SQ),
disinilah tercapainya suatu keselarasan dan kesetimbangan
(tawazun) atau “balance” dalam kehidupan.
Mengenai Hati ini Rasulullah SAW pernah bersabda :
“Ketahuilah bahwasannya di dalam tubuh
manusia terdapat segumpal daging, yang
mana jika ia baik maka akan baik pulalah
tubuh itu, dan jika ia rusak maka akan rusak
pulalah seluruh tubuh itu. Segumpal daging
itu ialah Hati”. (H.R. Bukhari & Muslim)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 93
Dan Firman Allah SWT :
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan
dan HATI, semuanya itu akan dimintakan
pertanggung-jawabannya”
(Q.S. Al-Isra‟: 36)
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Para
Ilmuwan di seluruh dunia mengenai Brain Hemisphere
(Belahan Otak pada Manusia), maka telah ditemukan,
diketahui dan disepakati bahwasannya pada Otak Kiri
manusia terletak Rational Intelligence (kecerdasan rasio),
sedangkan pada Otak Kanan manusia terdapat Emotional
Intelligence (kecerdasan emosi).
Begitu pula setelah Penulis mempelajari dari berbagai
literatur kajian mengenai Hati Nurani dari Para Ilmuwan dan
Pakar Manajemen Qolbu, baik lokal maupun internasional
maka Penulis mendapati bahwasannya perbandingan antara
Hati Nurani (Hati) dengan Akal (Otak) pada Manusia
dapatlah ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :
“Left Brain is working on The System,
while Right Brain is working in The
System, but Only HEART is working in
The Entire of The System of Our Life” (Otak Kiri manusia bekerjanya di atas
sistem, sedangkan Otak Kanan bekerjanya
di dalam sistem, namun hanya HATI yang
berkerja pada seluruh sistem di dalam
sistem kehidupan manusia)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 94
Berikut ini adalah beberapa lagi kutipan Firman Allah, Hadits
Nabi, maupun Para Pakar berkaitan dengan Hati Nurani :
“Bencana besarlah bagi mereka yang HATI
nya telah mengeras”. (Q.S. Az-Zumar : 22)
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang
Ahlul Kitab sebelum kamu yang diturunkan
Kitab kepadanya kemudian berlalulah waktu
yang panjang kepada mereka, lalu hati
mereka menjadi keras”. (Q.S. Al-Hadid: 16)
“Sesungguhnya Langit dan Bumi tak dapat
Menjangkau KU, tapi AKU dapat dijangkau
oleh HATI Orang yang Beriman”.
(Hadits Qudsi)
“Wahai Washibah, Mintalah Nasehat
(fatwa) pada HATI mu !”. (H.R. Ahmad)
“Janganlah terlalu banyak tertawa karena
terlalu banyak tertawa akan mengeraskan
HATI !”. (Al-Hadits)
“Pleasure without CONSCIENCE is A
Deadly Sin”. (Kesenangan tanpa HATI
NURANI adalah Dosa yang amat Fatal).
(Mahatma Gandhi)
“Seringkali Hatimu mengetahui sesuatu
jauh sebelum Pikiranmu !”. (Polly Adler)
“Management is Tangible, Leadership is
Intangible, but only CONSCIENCE is
Feelable !”. (Manajemen kasat mata,
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 95
Kepemimpinan tak kasat mata, tetapi hanya
HATI NURANI yang dapat Anda rasakan !).
(Hard-Hi Smart Consulting)
“The Balance between The Left and The
Right Brain lies at The HEART”.
(Keseimbangan antara Otak Kiri dan Otak
Kanan adalah terletak pada HATI).
(Hard-Hi Smart Consulting)
“Manage from the Left Brain, Lead from
the Right Brain, but Command and
Execute only from the HEART !”.
(Menatalah dari Otak Kiri, Memimpinlah
dari Otak Kanan, namun Memerintah dan
Melaksanakan dengan baik hanyalah
dimungkinkan melalui HATI).
(Hard-Hi Smart Consulting)
Menurut Kitab terkenal Al-Maraghi bahwasannya Hati
merupakan salah satu Hidayah (petunjuk) yang Allah berikan
kepada manusia. Ada 5 (lima) macam Hidayah yang Allah
berikan kepada Manusia bersama dengan Hati, yaitu :
1). Ghorizah (naluri/insting)
2). Hawasi (indera)
3). „Aqli (akal)
4). Qolbi (hati)
5). Diin (agama)
6). Taufiq (pertolongan Allah yang menggerakkan
hati manusia untuk berbuat kebajikan)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 96
Manusia yang memiliki Kecerdasan Nurani (QQ) dan
Kecerdasan Spiritual (SQ) akan selalu berusaha keras untuk
mecapai hal-hal berikut ini :
1). Hati yang Bersih.
2). Kejujuran dan Akhlaq Mulia.
3). Taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
4). Memperbanyak Ilmu yang Bermanfaat.
5). Bersabar terhadap Ujian dan Cobaan.
6). Jiwa yang Tenang, Damai dan Ikhlas.
7). Menjadi Pewaris Syurga Firdaus.
8). Menjauhkan Diri dari Dosa-dosa Fatal.
9). Menjauhkan Diri dari Sifat-sifat Munafiq.
10). Strategi Hidup yang Baik dan Benar.
Kesepuluh hal tersebut akan penulis bahas satu per-satu
dengan lebih rinci agar pemahaman para pembaca lebih
komprehensif dan lebih mendalam atas hal-hal yang ingin
dibahas pada bagian ini.
1. HATI YANG BERSIH
Sebagai manusia yang dikatakan memiliki Kecerdasan Hati
Nurani dan Kecerdasan Spiritual maka kita harus berusaha
agar Hati kita mencapai status “Qolbun Salim”, yakni hati
yang bersih dari segala macam penyakit hati, baik yang kecil
maupun yang besar, apalagi yang dahsyat.
Mengapa kita harus mencapai Hati yang Qolbun Salim ?
Bila Hati kita termasuk ke dalam “Qolbun Maridh“ (Hati
yang Berpenyakit), apalagi bila termasuk ke dalam “Qolbun
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 97
Mayyit” (Hati yang Mati/Beku) maka pemiliknya juga akan
tergolong orang-orang yang dikategorikan oleh Allah SWT
sebagai “Pembuat Kerusakan di muka Bumi (Mufsidin)”.
Adapun jenis-jenis penyakit hati ini berdasarkan tingkat
kronisnya diklasifikasikan sebagai berikut :
Ringan : iri, riya‟, ujub, sum‟ah, ghibah.
Berat : sombong, dengki, hasad, menentang Allah.
Dahsyat : mempersekutukan Allah (syirik).
Penyakit-penyakit hati yang ringan dan berat tersebut akan
menghapus pahala-pahala amal ibadah yang telah kita
kerjakan laksana air hujan mengguyur bumi (bersih tanpa
sisa). Sedangkan penyakit hati yang paling berat (dahsyat)
merupakan Dosa yang Teramat Besar yang akan
menyebabkan para pelakunya dilemparkan oleh Allah SWT
ke dalam Api Neraka dengan kekal di dalamnya selama-
lamanya. Na‟udzubillaahi Min Dzalik…
Bahaya Syirik itu sendiri telah dijelaskan oleh Allah SWT
dengan Firman-Nya di dalam Al-Qur‟an, di antara Firman-
Nya adalah sebagai berikut :
1). Syirik adalah Dosa yang Amat Besar :
“Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni dosa selain syirik bagi siapa
saja yang Dia kehendaki. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah (syirik) maka
sesungguhnya ia telah berbuat dosa yang
teramat besar”. (Q.S. An-Nisa‟: 48)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 98
2). Syirik adalah Kesesatan yang Amat Jauh :
“Barangsiapa yang mempersekutukan Allah
(syirik) maka sesungguhnya ia telah tersesat
dengan kesesatan yang teramat jauhnya”.
(Q.S. An-Nisa‟: 116)
3). Syirik adalah Kejahatan yang Amat Dahsyat :
“Janganlah kamu mempersekutukan Allah
(syirik), sesungguhnya mempersekutukan
Allah itu adalah kejahatan yang sangat
teramat dahsyat”. (Q.S. Luqman : 13)
Kita mungkin semua sudah tahu bahwa sebenarnya Iblis
adalah makhluq Allah yang paling ta‟at dan berbakti kepada
Allah SWT sebelum ia diperintahkan untuk bersujud kepada
Adam. Namun karena Iblis mempunyai penyakit hati, maka
Allah mengkategorikan Iblis tersesat dan termasuk ke dalam
golongan yang Kafir, sebagaimana yang telah dijelaskan Al-
Qur‟an tentang Hukuman Allah terhadap Iblis tersebut.
Marilah kita lihat penyakit-penyakit hati apa sajakah yang
menghinggapi Iblis sehingga ia dikategorikan oleh Allah
sebagai golongan yang Kafir :
1). Membangkang, Sombong / Arogan / Takabbur :
“Dan ketika Kami katakan kepada Para
Malaikat : „Sujudlah kalian kepada Adam‟,
maka bersujudlah mereka (para malaikat)
kecuali Iblis, ia Enggan (=membangkang)
dan Takabbur (=sombong / arogan), maka
ia termasuk golongan yang Kafir”.
(Q.S. Al-Baqarah : 34)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 99
2). Merasa Diri lebih Hebat :
“Allah berfirman (kepada Iblis) : „Apakah
yang menghalangimu untuk bersujud
(kepada Adam) ketika Aku menyuruhmu?‟.
Berkatalah Iblis : „Aku lebih baik daripada
dia, Engkau ciptakan aku dari api
sedangkan dia Engkau ciptakan dari
tanah‟“. (Q.S. Al-A‟raf : 12)
3). Iri, Dengki, Dendam Kesumat dan Hasad :
“Iblis berkata : „Karena Engkau telah
menghukumiku tersesat maka aku akan
benar-benar menghalang-halangi mereka
(manusia) dari Jalan Engkau yang lurus“.
(Q.S. Al-A‟raf : 16)
Lalu perhatikan pula kutipan Hadits Nabi SAW tentang Hati
di bawah ini :
“Wahai Washibah, tanyalah pada Hatimu !
Mintalah pendapat pada Hatimu !”.
(Kalimat itu diucapkan Nabi sebanyak 3x)
Lalu Rasulullah melanjutkan Sabdanya :
“Kebaikan adalah sesuatu yang Hati
merasa tenang ketika mengerjakannya, dan
Dosa adalah sesuatu yang membuat
perasaan gelisah (tidak tenteram) dan Hati
ragu ketika melakukannya, meskipun semua
orang sepakat mengatakan bahwa yang
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 100
engkau lakukan itu adalah baik dan benar”.
(H.R. Ahmad)
Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwasannya bila
Hati kita merasa tenang dan mantap dalam melakukannya
maka tandanya perbuatan itu benar dan halal untuk
dilakukan. Tetapi bila Hati kita merasa ragu-ragu (atau
bahkan menentangnya) maka tandanya perbuatan itu adalah
salah (tidak dibenarkan oleh Allah) dan haram serta berdosa
bila kita tetap meakukannya.
Agar Hati kita senantiasa tenteram dan damai maka jalan
satu-satunya bagi kita adalah dengan memperbanyak
Dzikirullah (mengingat Allah) baik di kala susah maupun
senang, dan di kala sempit maupun lapang, karena hanya
dengan berdzikirlah Hati kita menjadi tenang, sebagaimana
yang dijanjikan Allah SWT dalam Surat Ar-Ra‟d ayat 28 :
“Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah (Dzikir) sajalah
yang membuat Hatimu menjadi tenang dan tenteram”.
Allah SWT menghendaki kita untuk senantiasa menjadi
orang yang “Mufariddun”, yakni orang yang selalu
mengingat Allah SWT di manapun, kapanpun dan di
manapun kita berada dan dalam keadaan apapun.
Allah SWT telah berfirman di dalam Al-Qur‟an surat Al-
Ahzab ayat 41-42 :
"Wahai orang-orang yang beriman,
ingatlah kepada Allah dengan Dzikir yang
sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah
kepadaNya setiap pagi dan petang".
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 101
Kemudian Rasulullah SAW juga bersabda di dalam Hadits
Beliau sebagai berikut :
"Maukah aku beritahukan kepada kalian
amalan yang paling baik dan paling suci di
mata Raja (=Allah) kalian, dan lebih baik
daripada menginfakkan emas dan uang
serta lebih baik daripada berperang di
Jalan Allah? Yaitu, Dzikir kepada Allah".
Lebih lanjut di dalam Hadits-hadits Rasulullah SAW
diterangkan beberapa Bacaan Dzikir dan Faedahnya bagi kita
sebagai orang yang beriman, yakni di antara bacaan tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Barangsiapa yang membaca : "Subhanallah,
Walhamdulillah, Walaailaahaillallah, Wallahu Akbar",
maka orang itu akan ditanamkan oleh Allah SWT pohon
buah-buahan yang banyak di dalam Syurga.
2. Barangsiapa yang membaca : "Subhanallah
Wabihamdih" sebanyak 100 kali, maka orang itu akan
dihapuskan dosa-dosanya walaupun dosa-dosanya
sebanyak buih yang ada di lautan.
3. Barangsiapa yang membaca : "Asyhadu An-
Laailaahaillallah, Wahdahu Lasyariikalah Wa-asyhadu
anna Muhammadan 'Abduhu Warosuuluh", maka
orang itu akan dibukakan 8 (delapan) Pintu Syurga,
sehingga ia dapat masuk Syurga dari pintu manapun yang
ia kehendaki.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 102
4. Barangsiapa yang membaca : "Laa Haula Walaa
Quwwata Illa Billah", maka orang itu dibukakan salah
satu pintu Syurga untuknya.
5. Barangsiapa yang membaca : "Asyhadu An-
Laailaahaillallah", maka orang itu diberikan Kunci
Syurga oleh Allah SWT.
6. Barangsiapa yang membaca : "Laa Ilaaha Illallah Al-
Malikul Haqqul Mubiin", maka orang itu apabila
meninggal dunia ia tidak akan merasa seram di dalam
kubur (=alam barzakh), sehingga ia aman dan sentosa di
dalam kubur.
7. Barangsiapa yang membaca : Sayyidul Istighfar yaitu
"Allahumma Anta Robbi Laailahailla Anta Kholaqtani
Wa ana 'Abduka Wa ana 'Ala 'Ahdika Wawa'dika
Mastatho'tu A'udzubika Min Syarrima Shona'tu Abu
ulaka Bini'matika 'Alaiyya Wa abu-u Bidzambi
Faghfirli Fainnahu Laa Yaghfirudz Dzunuba Illa
Anta", maka :
a. Jika dibaca siang hari (sesudah Subuh), kemudian
ia meninggal dunia sebelum Sore (sebelum 'Ashar),
maka ia pasti akan termasuk "Ahli Syurga".
b. Jika dibaca pada malam hari (sesudah Maghrib),
kemudian ia meninggal dunia sebelum pagi (sebelum
Subuh), maka ia pasti akan termasuk "Ahli Syurga".
8. Barangsiapa yang membaca : "Alhamdulillah", maka
akan dipenuhi timbangan Amal Sholehnya.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 103
9. Barangsiapa yang membaca : "Allahumma Sholli 'Ala
Muhammad Wa 'Ala Aali Muhammad Wa 'Ala Ahli
Baitihi" sebanyak 100 kali setiap harinya, maka akan
didatangkan/dikabulkan Allah SWT kepada orang itu
sebanyak 70 “Hajatnya” (= maksud/niat/do'a mengenai
hal-hal dunia) dengan cepat di Dunia ini, dan akan
didatangkan serta dikabulkan kepada orang itu sebanyak
30 Hajatnya untuk Urusan di Akhirat kelak.
10. Barangsiapa yang membaca : Sholawat Nariyah
sebanyak 11 kali setiap hari sesudah Sholat 'Ashar, maka
akan dimudahkan, dilapangkan dan dilimpahkan
Rezekinya di dunia ini dengan tiada putus-putusnya, serta
diberikan Rezeki yang berlimpah pula di Akhirat kelak.
Rasulullah SAW juga menerangkan bahwasannya ada 5
(lima) Perkara yang menjadikan sebagai Obat bagi Hati yang
kotor atau berpenyakit, obat tersebut adalah :
1). Membaca Al-Qur‟an dan menghayati maknanya.
2). Sholat Malam (mis: Tahajud atau Sholat Hajat).
3). Berpuasa Sunnah (mis: Senin-Kamis, atau Puasa Daud).
4). Memperbanyak Dzikir (mengingat) kepada Allah.
5). Bergaul hanya dengan orang-orang yang Baik (Sholeh).
Itulah 5 (lima) hal/perkara yang dapat membersihkan Hati
kita dari kotoran-kotoran atau penyakit yang mungkin saja
bercokol di dalam hati tanpa kita ketahui dan kita sadari.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 104
2. KEJUJURAN DAN AKHLAQ MULIA
Kejujuran merupakan salah satu simbol dari Akhlaq Mulia,
sehingga kita mungkin pernah mendengar ada kata mutiara
dari orang-orang tua kita dahulu bahwasannya “Kejujuran
adalah Mata Uang yang Berlaku di mana saja”, bahkan di
dunia kejahatan seperti “MAFIA” (Mafioso – dari Italia) pun
masih tetap dibutuhkan adanya sifat kejujuran. Mengapa
demikian? Karena untuk menjalankan organisasi mafia
mereka tersebut tentunya dibutuhkan orang yang akan
diserahi tugas untuk mengurusi keuangan organisasi mereka,
dan yang pasti akan dipilih tentulah orang-orang yang jujur
dalam hal mengelola dan mengurusi keuangan organisasi
mereka, karena jika tidak, mereka akan berlaku sangat kejam
dan sadis terhadap orang-orang yang berusaha membohongi
dan menipu mereka, meskipun sebenarnya mereka juga
adalah kumpulan para penipu, pembohong, perampok dan
bahkan pembunuh. Betul ?
Begitu juga, banyak sekali di antara orang-orang yang bukan
beragama Islam yang tidak pernah tahu dan tidak mengerti
tentang Islam namun sangat menjunjung tinggi kejujuran dan
akhlaq mulia tersebut. Marilah kita coba simak beberapa
kutipan sebagian dari kata-kata mutiara yang sempat mereka
lontarkan dan kemukakan :
“Honesty is the first chapter in the book of
wisdom” (Kejujuran adalah bab pertama
dalam buku kebajikan). (Thomas Jefferson)
“It is not about aptitude but your attitude
that will determine your altitude”
(Bukanlah kepandaian otakmu, akan tetapi
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 105
akhlaqmu yang akan menyebabkan kamu
mempunyai kedudukan yang amat tinggi dan
terhormat). (Jessie Jackson)
Urusan akhlaq bukanlah urusan yang hanya sepele saja akan
tetapi merupakan “Perkara Besar” yang bisa menyebabkan
suatu bangsa menjadi berantakan dan porak-poranda
disebabkan oleh dampak kejahatan dan kebiabadan manusia
itu sendiri. Lihat saja contohnya, betapa korupsi dan
manipulasi sudah menjadi budaya dan merajalela di mana-
mana di negeri ini yang notabene sebagian besar rakyatnya
adalah beragama Islam. Bukanlah salah ajaran Agamanya
akan tetapi oknum-oknum (orang-orang) nya-lah yang tidak
memiliki Kejujuran dan Akhlaq yang Karimah. Kemudian,
dampak dari akhlaq yang buruk juga dapat menyebabkan
suatu ummat terperosok ke jurang kenistaan, dan bahkan
yang paling buruk, dapat menyebabkan seseorang pelakunya
mengalami Suul Khotimah (akhir hidup yang buruk – Bad
Ending of Life) pada saat kematiannya (misalnya: bunuh
diri, saling bunuh, dsb). Naudzubillahi Min Dzalik semoga
kita tidak termasuk golongan orang-orang yang demikian.
Hal ini sesuai dengan Hadits Nabi SAW yang berbunyi :
“Sesungguhnya aku (Muhammad) ini diutus
Allah SWT untuk kalian, terutamanya
adalah untuk memperbaiki dan memuliakan
Akhlaq”. (Al-Hadits)
Marilah kita Perhatikan pula beberapa kutipan Hadits
Rasulullah SAW berikut ini :
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 106
“Sesungguhnya orang yang paling baik di
antara kalian adalah orang yang paling
baik akhlaqnya”. (H.R. Bukhari - Muslim)
“Makhluq (manusia) yang terbaik adalah
yang terbaik akhlaqnya”. (Al-Hadits)
“Apabila kalian berakhlaq maka hendaklah
seperti AkhlaqKu”. (Hadits Qudsi)
Adalah seorang Pakar Ilmu Manajemen dari Amerika Serikat
yang bernama Stephen R. Covey yang mengutip tentang
Kejujuran dan Integritas dengan demikian indah dan bagus di
dalam bukunya The 7 Habits of Highly Effective People
(Tujuh Kebiasaan Orang-orang yang sangat Berhasil-guna).
Di dalam bukunya tersebut ia mendefinisikan “Kejujuran”
dan “Integritas” sebagai berikut :
HONESTY (Kejujuran) : is conforming our words to
reality (adalah kesesuaian kata-kata kita dengan
kenyataan).
Jadi, Kejujuran berarti : Bisa Dipercaya (Trustable)
INTEGRITY (Integritas) : is conforming reality to our
words (adalah kesesuaian kenyataan atas kata-kata kita)
Maksud dari definisi Integritas di atas adalah : “adanya
kesesuaian antara kata-kata yang kita ucapkan dengan
setiap perbuatan yang kita lakukan”. Dengan kata lain juga
dapat diartikan sebagai : “tidak munafiq (unhypocrite)”.
Jadi, Integritas berarti : Bisa Diandalkan (Reliable)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 107
Menurut Stephen R. Covey, untuk menjadi Manusia yang
Berhasil-guna maka seseorang haruslah memiliki sifat kedua-
duanya, yakni “Kejujuran” dan sekaligus “Integritas”.
Namun, bila seseorang hanya memiliki Kejujuran tetapi tidak
memiliki Integritas, berarti ia “Bisa Dipercaya tetapi Tidak
Bisa Diandalkan”. Sebaliknya, apabila seseorang hanya
memiliki Integritas saja, maka berarti ia “Hanya Bisa
Diandalkan tetapi Tidak Bisa Dipercaya”.
Pada tahun 2002 lalu tepatnya tanggal 11-12 April 2002, Para
Top Executive (CEO) dari berbagai Perusahaan Internasional
datang berbondong-bondong untuk menghadiri sebuah
Leadership Discussion Forum (Forum Diskusi tentang
Kepemimpinan) yang diadakan oleh Lembaga Pendidikan
Harvard Business School yang mengambil Tema “Does
Spirituality Drive Success?” (Apakah Spiritualitas mampu
menghasilkan Kesuksesan?). Mereka berdiskusi membahas
bagaimana nilai-nilai spiritualitas tersebut dapat membantu
mereka menjadi pemimpin perusahaan yang berpengaruh di
tengah-tengah lingkungan bisnis yang mereka jalankan.
Diskusi berjalan dengan hangat selama dua hari di lembaga
pendidikan bisnis paling bergengsi di Amerika Serikat
tersebut. Pada akhir Forum Diskusi mereka seluruhnya
sepakat menyatakan bahwasannya Nilai-nilai Spiritualitas
mampu menghasilkan 5 (lima) hal, yaitu :
1. Integritas dan Kejujuran.
2. Energi dan Semangat.
3. Inspirasi, Ide dan Inisiatif.
4. Wisdom (Kebajikan/Kebijaksanaan)
5. Keberanian dalam Mengambil Keputusan.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 108
Kemudian lagi, pada Tahun 1987, 1995 dan 2002 yang lalu
secara berturut-turut sebuah leadership institution (lembaga
kepemimpinan) internasional yang bernama The Leadership
Challenge melakukan Survey mengenai “karakteristik” para
pemimpin (CEO) perusahaan dari 5 (lima) Benua yakni :
Amerika, Australia, Asia, Eropah dan Afrika. Dalam survey
tersebut masing-masing responden diminta untuk memilih
sebanyak 7 dari 20 karakter yang menurut mereka Paling
Ideal bagi CEO pilihan perusahaan mereka.
Ke-20 Karakter yang harus mereka pilih adalah sbb :
1. Honest (jujur)
2. Forward Looking (berpikiran maju)
3. Competent (kompeten/mampu)
4. Inspiring (memberi inspirasi)
5. Intelligent (cerdas)
6. Fair-minded (adil)
7. Broad-minded (berwawasan luas)
8. Supportive (mendukung)
9. Straight Forward (berterus terang)
10. Dependable (bisa diandalkan)
11. Cooperative (dapat bekerjasama)
12. Determined (tegas)
13. Imaginative (berdaya-imajinasi)
14. Ambitious (berambisi)
15. Courageous (mendorong/berani)
16. Caring (peduli)
17. Mature (matang/dewasa)
18. Loyal (setia)
19. Self-controlled (menguasai diri)
20. Independent (mandiri)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 109
Maka Hasilnya mencatat bahwa dari seluruh ke-3 Event
Survey (1987, 1995 dan 2002) tersebut Karakter/sifat
“Honest (Jujur)” selalu berada pada “Urutan (ranking)
Pertama” secara berturut-turut selama tiga kali diadakan
survey tersebut, sementara jenis karakter-karakter yang lain
selalu berubah-ubah posisi urutan (ranking) nya. Hal ini
berarti para pebisnis itupun sangat menyadari dan
mengetahui bahwa kejujuran adalah faktor yang sangat
penting dalam menjalankan bisnis mereka. Disamping itu,
sekaligus membuktikan kita bahwasannya “Kejujuran”
merupan faktor yang amat sangat dibutuhkan oleh siapapun
dalam kehidupannya di dunia ini, tak peduli apakah mereka
seorang spiritualis, penulis, negarawan, moralis atau bahkan
seorang pebisnis sekalipun sangatlah membutuhkan yang
namanya “Kejujuran”.
Namun kita mungkin sering atau pernah mendengar
setidaknya bahwa di dalam “Dunia Bisnis” ada suatu
Ungkapan yang sangat populer sekali, yang berbunyi kurang
lebih demikian :
“If you only talk about honesty, nobody
will come to you talking about business”
(Jika anda banyak bicara tentang kejujuran,
maka tak akan ada orang yang datang
kepada anda untuk bicara tentang bisnis).
Pernyataan dalam ungkapan tersebut di atas sangatlah
“Berbau SEKULER” dan “PARADOXAL” sekali dengan
Hasil Survey The Leadership Challenge serta dengan
banyak Tokoh-tokoh Spiritual, Negarawan dan Pebisnis Jujur
yang sangat tidak setuju atau tidak sepaham bahkan
menentang dengan keras ungkapan tersebut.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 110
Beberapa Tokoh dan Organisasi yang tidak setuju/sepaham
(bertentangan) dengan ungkapan tersebut, di antaranya :
Mahatma Gandhi, seorang Spiritualis dari India, yang
membuat statement (pernyataan) di dalam bukunya yang
berjudul The Seven Deadly Sins bahwasannya
“Commerce without Morality is A Deadly Sin” (Bisnis
tanpa disertai Akhlaq adalah Dosa yang Amat Fatal).
Thomas Jefferson, seorang Negarawan dan salah satu
mantan Presiden Amerika Serikat yang pernyataannya
banyak dikutip oleh Tokoh-tokoh Politik dan Negarawan
dari berbagai Negara juga mengatakan “Honesty is the
first chapter in the book of wisdom” (Kejujuran adalah
Bab pertama di dalam Buku Kebajikan/Kebijaksanaan).
Yang maksudnya adalah apabila kita ingin berbuat
kebaikan atau kebajikan maka tanamkan terlebih dahulu
kejujuran di dalam diri kita, tanpa itu niscaya kita tidak
akan bisa dikatakan telah berbuat kebaikan dan kebajikan.
American Business Concern, sebuah Organisasi Media
Perkumpulan Bisnis terkemuka di Amerika Serikat pernah
menerbitkan Hasil Poling dan Survey yang diadakan bagi
Para Pebisnis Dunia (CEO Perusahaan) dari sebanyak 500
Perusahaan Multinational Besar Dunia Paling Sukses
yang disebut sebagai “Fortune 500” yang isinya
menyatakan bahwa sebanyak 94% Para Pemimpin (CEO)
perusahaan-perusahaan besar tersebut berhasil mencapai
kesuksesan bisnis pada bidang-bidang usahanya berkat
diterapkannya Faktor “Kejujuran” dan “Perilaku/Akhlaq
yang Terpuji” di dalam menjalankan bisnis mereka.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 111
Harvard Business School pernah mengadakan Penelitian
pada Tahun 1993 mengenai faktor-faktor Penentu
Keberhasilan dan Kesuksesan atas diri sesorang, yang
kemudian ditemukan dalam penelitian tersebut
bahwasannya sebesar 85% Penyebab Keberhasilan dan
Kesuksesan seseorang adalah Faktor “Akhlaq”.
3. TAAT KEPADA PERINTAH ALLAH DAN RASUL
Di dalam suatu organisasi, apapun namanya, di manapun
adanya serta di bidang apapun kegiatannya, pastilah selalu
ada yang namanya : “Perintah” (Command – dalam Bahasa
Inggrisnya). Perintah ini sangat diperlukan guna menjalankan
sistem yang ada di dalam organisasi tersebut. Perintah sangat
mutlak diperlukan bagi kelancaran suatu organisasi untuk
mempermudah dan memperjelas hal-hal yang berkaitan
dengan :
Stratata/Tingkatan (Level) Jabatan para anggotanya.
Satuan Komando/Perintah (Unity of Command); dan
Jenjang Tingkatan Komando/Perintah (Hierarchy of
Command) dalam organisasi.
Hanya dengan ke-3 hal tersebut di atas itulah suatu organisasi
dapat dimungkinkan berjalan dengan baik dan lancar tanpa
adanya saling “Tumpang-tindih (Overlapping)” dan saling
“Langgar (Outbreaking)” terhadap Otoritas masing-masing
jabatan yang ada di antara para anggota organisasi di
dalamnya.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 112
Begitu juga halnya dengan “Sistem” (Manhaj) yang ada di
dalam Agama Allah (cq. Islam), terdapat juga yang namanya
“Perintah” (Am‟r – dalam Bahasa Arabnya). Di dalam
Agama Islam, ketiga hal yang telah disebutkan di atas telah
dicanangkan oleh Allah SWT dengan Urutan Prioritas dan
Kedudukannya sebagai berikut :
Perintah Allah SWT Paling Utama (Top Urgent)
Perintah Rasulullah SAW Utama/Tinggi (Urgent)
Perintah Pemimpin Penting (Important)
Adapun Kedudukan Hukum (Legal Standing) dari Skala
Prioritas tersebut di atas telah ditetapkan oleh Allah SWT
yang tertuang di dalam Al-Qur‟an Surat An-Nisa‟ ayat 59 :
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah
Allah dan taati pula Rasul, serta Para
Pemimpin di antara kamu. Kemudian jika
kamu berbeda pendapat tentang segala
sesuatu maka kembalikanlah kepada Allah
(cq. Al-Qur‟an) dan Rasul (cq.Hadits) bila
kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
baik bagimu dan baik pula akibatnya”.
(Q.S. An-Nisa‟ : 59)
Taat kepada Allah SWT merupakan suatu kewajiban yang
tidak dapat kita ganggu-gugat karena ketika seseorang telah
mengucapkan Dua Kalimat Syahadat atau telah berada di
dalam naungan Agama Islam, maka wajib baginya untuk taat
kepada segala bentuk perintah dan larangan dari Allah SWT.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 113
Lalu, apakah dengan taat kepada Allah SWT berarti kita tidak
boleh taat kepada yang lain selain Allah ?
Satu-satunya hamba Allah yang wajib untuk ditaati pula oleh
Umat Islam adalah Rasulullah Muhammad SAW. Beliau
adalah suri teladan bagai seluruh umat hingga akhir zaman.
Hanya Beliaulah yang memiliki hak untuk ditaati oleh
seluruh umat manusia, khususnya umat Islam. Perintah untuk
taat kepada Rasulullah SAW ini merupakan salah satu bentuk
ketaatan kita kepada Allah SWT, karena perintah tersebut
terdapat di dalam Al-Qur‟an :
“Wahai orang-orang yang beriman, taatlah
kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah
kamu berpaling dari pada-Nya, sedangkan
kamu mendengar (perintah-perintah-Nya)”.
(Q.S. Al-Anfal : 20)
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah
Allah dan taati pula Rasul…”.
(Q.S. An-Nisa‟ : 59)
Adapun orang-orang, golongan, atau aliran-aliran yang tidak
percaya kepada Rasulullah SAW atau tidak mau mematuhi
sunnah-sunnahnya, maka mereka sama saja dengan tidak
mentaati perintah Allah SWT. Orang-orang yang semacam
inilah yang disebut dengan orang-orang yang ingkar, durhaka
(fasiq) atau kafir.
Taat kepada Allah SWT berarti harus pula diiringi dengan
ketaatan kepada Rasulullah SAW. Perintah tersebut banyak
sekali terdapat di dalam Al-Qur‟an dan senantiasa selalu
berpasangan dan berdampingan.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 114
Jika seseorang tidak mau mentaati perintah dan larangan
Rasul, maka sudah bisa dipastikan bahwasannya ia juga sama
saja dengan tidak mentaati perintah dan larangan Allah SWT.
Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa setiap muslim
harus taat kepada Rasulullah SAW, bukan hanya kepada
Allah SWT saja :
1. Perintah untuk taat kepada Rasulullah merupakan perintah
dari Allah SWT.
2. Rahmat Allah hanya akan diberikan kepada orang-orang
yang bertaqwa dan beriman kepada Allah dan mentaati
Rasul-Nya.
3. Ketaatan kita kepada Rasulullah SAW merupakan sebuah
jalan untuk mendapatkan Taufiq (pertolongan) dan
Hidayah (petunjuk) dari Allah SWT.
4. Allah SWT akan menimpakan adzab yang sangat pedih
kepada mereka yang menentang atau menyalahi perintah
Allah. Menentang atau menyalahi perintah Rasulullah
merupakan salah satu bentuk pengingkaran terhadap
perintah Allah SWT.
5. Ketaatan dan kepatuhan seseorang terhadap ketetapan
Rasulullah SAW merupakan salah satu syarat syahnya
iman seseorang kepada Allah SWT.
6. Hanya dengan mengikuti atau mentaati Allah SWT dan
Rasul-Nya sajalah maka kita akan memperoleh limpahan
kasih sayang dan ampunan dari Allah SWT.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 115
Demikian diantaranya beberapa alasan mengapa kita selaku
Umat Islam harus juga berlaku taat kepada Rasulullah SAW
karena ketaatan kepada Allah SWT dan ketaatan kepada
Rasulullah SAW adalah bukti Cinta kita kepada Allah SWT
dan Rasul-Nya yang merupakan suatu keharusan bagi setiap
pemeluk Islam (Muslim) yang senantiasa selalu beriringan
dan tidak dapat dipisah-pisahkan.
Berikut ini adalah beberapa keterangan tambahan lagi dari
Allah SWT yang berkaitan dengan perintah taat dan cinta
kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, yang terdapat di dalam
Al-Qur‟anul Karim :
“Patuhilah olehmu Allah dan Rasul agar
supaya kamu diberi rahmat (disayang)”.
(Q.S. Ali Imran : 132)
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah
seruan Allah dan seruan Rasul apabila
Rasul menyeru kamu kepada sesuatu yang
memberikan kehidupan kepada kamu,
ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah
membatasi antara manusia dan hatinya dan
sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan
dikumpulkan”. (Qs. Al Anfaal : 24)
“Barangsiapa yang mentaati Allah dan
Rasul-Nya maka sesungguhnya ia telah
mendapatkan kemenangan yang besar”.
(Q.S. Al-Ahzab : 71)
“Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di
dunia ini dan di akhirat, sesungguhnya kami
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 116
kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah
berfirman: „Siksa-Ku akan Kutimpahkan
kepada siapa yang Aku kehendaki dan
rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka
akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-
orang yang bertaqwa, yang menunaikan
zakat dan orang-orang yang beriman
kepada ayat-ayat Kami‟".
(Q.S. Al-A‟raf : 156)
“Katakanlah : „Hai manusia sesungguhnya
aku adalah utusan Allah kepadamu semua,
yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit
dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia, Yang menghidupkan
dan mematikan, maka berimanlah kamu
kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang
“ummi” yang beriman kepada Allah dan
kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-
Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu
mendapat petunjuk‟”. (Q.S. Al-A‟raf : 158)
“Katakanlah : „Taatlah kepada Allah dan
taatlah kepada Rasul; dan jika kamu
berpaling maka sesungguhnya kewajiban
rasul itu adalah apa yang dibebankan
kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian
adalah semata-mata apa yang dibebankan
kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya,
niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak
lain kewajiban Rasul adalah menyampaikan
(amanat Allah) dengan jelas".
(Q.S. An-Nur : 54)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 117
”Janganlah kamu jadikan sebutan kepada
Rasul diantara kamu seperti sebutan
sebagian kamu kepada sebagian (yang lain).
Sesungguhnya Allah telah mengetahui
orang-orang yang berangsur- angsur pergi
di antara kamu dengan berlindung (kepada
kawannya), maka hendaklah orang-orang
yang melanggar perintah-Nya takut akan
ditimpah cobaan atau ditimpah adzab yang
amat pedih”. (Q.S. An-Nur : 63)
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada
hakikatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim dalam perkara
yang mereka perselisihkan, kemudian
mereka tidak merasa keberatan sama sekali
dalam hati mereka terhadap keputusan yang
kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuh hati”. (Q.S. An-Nisa‟ : 65)
“Katakanlah : „Jika kamu (benar-benar)
mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu‟;
Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”. (Q.S. Ali Imran : 31)
Adapun Dalil (Nash) yang memerintahkan taat kepada Para
Pemimpin di antara manusia, adalah sebagai berikut :
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah
Allah dan taati pula Rasul, serta Para
Pemimpin di antara kalian”.
(Q.S. An-Nisa‟ : 59)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 118
“Patuhilah olehmu, walaupun yang
memimpin di antara kalian adalah seorang
budak Ethiopia yang bentuk kepalanya
seperti biji kurma”. (H.R. Bukhari)
Lalu, bagaimana bila seandainya ada perintah dari para
pemimpin (atasan) kita yang tidak sesuai atau bahkan
melanggar sama sekali Perintah Allah dan Rasul-Nya ?
Bila hal itu terjadi, berarti perintah pemimpin tersebut
mempunyai status sebagai yang : “Important BUT NOT
Urgent!” (Penting tetapi Sangat Tidak Utama/Mendesak) dan
perintah tersebut hanya memiliki Jenjang Tingkatan Perintah
(Hierarchy of Command) yang “Paling Bawah” (prioritas
terakhir) dalam Skala Urutan Prioritas Perintah yang telah
dicanangkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur‟an Surat An-
Nisa‟ ayat 59. Jadi dalam hal ini perintah pemimpin (atasan)
tersebut haruslah dikaji ulang dengan lebih seksama lewat
pertimbangan Hati Nurani kita yang mendalam. Bila memang
perintah tersebut sangat melanggar Perintah Allah dan Rasul-
Nya maka perintah pemimpin (atasan) tersebut HARUS
“diabaikan” dan “tidak boleh sama sekali kita patuhi”.
Adapun Kedudukan Hukumnya sangat lengkap sekali, yakni
terdapat di dalam Al-Qur‟anul Karim dan juga di dalam Al-
Hadits Rasulullah SAW, di antaranya sebagai berikut :
“Katakanlah : „Sesungguhnya aku hanya
diperintahkan untuk berbakti kepada Allah
dengan Ikhlas”. (Q.S. Az-Zumar : 11)
“Janganlah kalian mematuhi perintah
orang-orang yang melampaui batas. Yaitu
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 119
orang-orang yang berbuat kerusakan di
muka bumi”. (Q.S. Asy-Syu‟ara : 151-152)
“Mendengarkan serta patuh kepada
pemimpin adalah wajib selama tidak
diperintah untuk berbuat maksiat. Bila
pemimpin menyuruh berbuat maksiat maka
janganlah kamu patuhi”. (H.R. Bukhari)
“Tak ada kewajiban mengikuti suatu
perintah yang dalam perintah itu berisikan
kemaksiatan/kedurhakaan kepada Allah”.
(H.R. Bukhari)
Demikianlah Allah SWT telah memberikan bimbingannya
yang jelas kepada kita selaku umat manusia khususnya Umat
Islam untuk senantiasa taat kepada-Nya dan juga taat kepada
Rasulullah karena taat kepada Allah SWT dan juga taat
kepada Rasulullah SAW merupakan perintah yang harus
dilaksanakan secara “kaffah” (menyeluruh).
4. MEMPERBANYAK ILMU YANG BERMANFAAT
Kedudukan ilmu di dalam Islam adalah amat tinggi. Bahkan
iman dan amal tidak syah tanpa adanya ilmu. Al-Quran yang
diturunkan merupakan mu‟jizat yang diberikan kepada
Rasullullah SAW adalah merupakan Kalamullah yaitu
Firman Allah dan merupakan sumber induk Keilmuan.
Oleh karena tingginya ilmu itu maka tinggi pulalah martabat
para ilmuwan (scientist) bahkan para ulama disebut sebagai
Pewaris Para Nabi.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 120
Menuntut Ilmu di dalam Agama Islam hukumnya adalah
Wajib, baik bagi laki-laki maupun wanita. Perhatikan Sabda
Rasulullah SAW :
“Menuntut Ilmu itu Wajib bagi setiap orang,
baik laki-laki maupun perempuan”
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila diminta kepada
kamu memberi lapang dari tempat duduk kamu (untuk orang
lain) maka lapangkanlah sebisa-bisanya supaya Allah
melapangkan (segala hal) untuk kamu. Dan apabila kamu
diminta untuk bangun maka bangunlah, supaya Allah
meninggikan darjat orang-orang yang beriman di antara
kamu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
Agama (dari kalangan kamu) – beberapa derajat. Dan
(ingatlah), Allah Maha Mengetahui tentang apa-apa yang
kamu lakukan. (QS. Al-Mujadalah 58:11)
Demikian pula di antara manusia dan binatang-binatang yang
melata serta binatang-binatang ternak, ada yang berlainan
jenis dan warnanya? Sebenarnya yang merasa takut
(melanggar perintah) Allah dari kalangan hamba-
hambaNya hanyalah orang-orang yang berilmu.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa, lagi Maha Pengampun.
(QS. Al-Fathir 35:28)
Keterangan yang dibawa oleh Rasullullah adalah bermacam-
macam untuk memperlihatkan pentingnya memiliki ilmu.
Pelbagai hadis Nabi telah ditunjukkan sepanjang kehidupan
Rasullullah SAW.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 121
Dari Abdullah bin Amr r.a.: Nabi s.a.w. bersabda:
"Sampaikanlah pesanku walaupun Cuma satu ayat
(sepatah kata). Kalian boleh mendengar cerita dari Bani
Israel, tiada salahnya (sekadar mendengar cerita). Dan
barangsiapa yang sengaja berdusta tentang aku
(membuat hadis palsu), maka hendaklah ia mengambil
tempatnya di dalam neraka." (Hadits Sahih Bukhari Jilid 3.
Hadits No.1508)
Beberapa Hadits Mengenai Keutamaan Ilmu :
1. Dari Mu'awiyah r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang dikehendaki Allah mendapat kebaikan,
maka diberinya orang itu pengertian (faham) tentang
agama. Allah yang memberi dan saya Qasim (yang
membagikan). Senantiasa umat ini memperoleh
kemenangan terhadap lawannya, sehingga datang perintah
Allah dan mereka itu tetap dalam kemenangan".
(Hadits Sahih Bukhari Jilid 3. Hadis No. 1391)
2. Dari Urwah r.a. katanya: Abdullah bin Umar naik haji
bersama dengan kami, dan kami dengar dia berkata: Saya
mendengar Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah
tidak akan mengambil (menghilangkan) ilmu sekaligus
sesudah diberikanNya, melainkan mengambil itu dengan
mengambil (mewafatkan) ahli ilmu (Ulama) bersama
ilmunya. Maka tinggallah orang-orang yang bodoh.
Mereka diminta fatwanya, lalu mereka berfatwa menurut
kemauannya sendiri. Mereka sesat dan menyesatkan".
(Hadits Sahih Bukhari Jilid 4. Hadits No. 1964)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 122
3. Abdullah bin Mas'ud r.a. mengatakan bahwa Rasulullah
s.a.w. bersabda, "Janganlah kamu merasa iri hati, kecuali
kepada dua orang, yakni : Orang yang diberi Allah harta
yang banyak, kemudian dipergunakannya untuk yang hak;
dan Orang yang diberi Allah ilmu yang banyak, kemudian
dipergunakan (untuk yang hak) serta mengajarkannya".
(Hadits Sahih Bukhari Jilid 1. Hadits No. 0059)
4. Dari Anas r.a., katanya: Saya dengar Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Diantara tanda-tanda hari kiamat adalah
diangkatnya (hilangnya) ilmu pengetahuan, banyaknya
kebodohan, banyaknya pelacur!" dan banyaknya orang
meminum minuman keras, sedikitnya jumlah laki-laki
serta banyaknya jumlah wanita sehingga setiap lima puluh
orang wanita hanya satu orang yang mengurusnya”.
(Hadits Sahih Bukhari Jilid 4. Hadits No. 1612)
5. Dari Abu Musa r.a., katanya Nabi s.a.w. bersabda:
"Perumpamaan petunjuk dan ilmu pengetahuan, yang
Allah mengutus aku untuk menyampaikannya, seperti
hujan lebat jatuh ke bumi. Bumi itu ada yang subur,
menyerap air, lalu menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, dan
rumput-rumput yang banyak. Ada pula yang keras, tidak
menyerap air sehingga tergenang, Maka Allah memberi
manfaat dengan dia kepada manusia. Mereka dapat minum
dan memberi minum (binatang ternak dan sebagainya),
serta untuk bercocok tanam. Dan ada pula hujan yang
jatuh ke tempat lain, yaitu di atas tanah yang tidak
menggenangkan air dan tidak pula menumbuhkan rumput.
Begitulah perumpamaan orang yang belajar agama, yang
mau memanfaatkan apa-apa yang Allah suruh aku untuk
menyampaikannya, untuk mempelajarinya serta untuk
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 123
mengajarkannya. Dan begitu pula perumpamaan orang
yang tidak mau memikirkan dan tidak peduli dengan
petunjuk Allah yang aku diutus untuk menyampaikannya".
(Hadits Sahih Bukhari Jilid 1. Hadits No. 0063)
6. Dari Anas r.a., katanya: "Akan aku sampaikan kepada
kalian sebuah hadits yang tidak akan disampaikan orang
kepadamu sepeninggalku. Saya mendengar Rasulullah
s.a.w. bersabda: "Diantara tanda-tanda kiamat ialah:
berkurangnya ilmu, meratanya kebodohan, maraknya
perzinahan serta banyak perempuan dan sedikit laki-laki,
sehingga bagi lima puluh perempuan hanya ada seorang
pengawal laki-lakinya”.
(Hadits Sahih Bukhari Jilid 1. Hadits No. 0064)
7. Abu Hurairah r.a. mengatakan, bahawa Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Hari kiamat belum akan terjadi hingga telah
dihapuskannya ilmu pengetahuan, banyak terjadi gempa
bumi, masa (waktu) terasa pendek, timbul berbagai
macam bencana, banyak terjadi peristiwa yang
menggemparkan seperti pembunuhan, serta uang
berlimpah-limpah di sekitarmu".
(Hadits Sahih Bukhari Jilid 2. Hadits No. 0543)
8. Dari Abu Hurairah ra. katanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang menolong menghilangkan kesusahan
seorang mukmin, maka Allah Ta‟ala menghilangkan pula
kesusahannya di hari kiamat kelak. Barangsiapa yang
membantu memudahkan urusan orang yang dalam
kesulitan, maka Allah memudahkannya pula di dunia dan
akhirat. Allah sentiasa menolong hambanya selama hamba
itu mau menolong saudaranya. Barangsiapa yang berusaha
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 124
mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke
Syurga. Bila suatu kaum berkumpul di salah satu rumah
Allah (masjid) lalu mereka membaca Kitabullah dan
mempelajarinya sesama mereka, maka diturunkan kepada
mereka ketenangan dan diselimuti mereka dengan rahmat.
Mereka dikerumuni oleh para malaikat dan Allah
menyebut-nyebut dengan bangga kepada orang-orang
yang di dekatNya. Sedangkan bagi orang-orang yang lalai
beramal, ia tidak akan dapat mengejar ketinggalannya
walaupun dengan gelar kebangsawanannya”.
(Hadits Sahih Muslim Jilid 4. Hadits No. 2322)
9. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Apabila seorang manusia telah meninggal,
maka putuslah (terhenti) segala amalnya, kecuali tiga
perkara: Sodaqoh jariyah. Ilmu yang bermanfaat, serta
Anak yang sholeh yang selalu mendoakannya".
(Hadits Sahih Muslim Jilid 3. Hadits No. 1614)
10. Dari „Aisyah r.a. katanya, Rasulullah s.a.w. membaca
ayat : "Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur‟an)
kepadamu. Di antara isinya terdapat ayat-ayat yang
muhkamat (yang jelas dan tegas maksudnya), dan ayat-
ayat yang mutasyabihat (samar-samar). Adapun orang-
orang yang hatinya condong kepada kesesatan, maka
mereka mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat untuk
menimbulkan fitnah (bencana) dan untuk mencari-cari
ta‟wilnya. Padahal tidak ada yang mengetahui ta‟wilnya
melainkan hanya Allah semata. Dan orang-orang yang
mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-
ayat mutasyabihat, semuanya itu turun dari Tuhan kami.
Dan tidak dapat memahaminya kecuali orang-orang yang
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 125
cerdas". (QS. Ali 'Imran : 7). Kata 'Aisyah, bersabda
Rasulullah s.a.w., Apabila kalian melihat orang-orang
yang mengikuti ayat-ayat mutasyabihat, itulah orang-
orang yang dimaksud Allah dalam ayat itu. Maka
jauhilah mereka itu”.
(Hadits Sahih Muslim Jilid 4. Hadits No. 2288)
11. Dari Ubay bin Ka'ab r.a., katanya Rasulullah s.a.w.
bersabda : "Hai, Abu Mundzir! Tahukah kamu, ayat
manakah diantara ayat-ayat Al-Qur‟an yang ada padamu
yang paling utama?" Jawab Abu Mundzir, "Allah dan
Rasul-Nyalah yang lebih tahu."Tanya beliau, "Hai, Abu
Mundzir! Tahukah kamu, ayat manakah diantara ayat-
ayat Al-Qur‟an yang ada padamu paling utama?" Jawab
ku, "Allahu laa ilaaha illa huwal hayyul qoyyuum" (QS.
Al- Baqoroh : 225). Lalu beliau menepuk dadaku sambil
berkata, "Demi Allah, semoga dadamu penuh dengan
ilmu Wahai Abu Mundzir”.
(Hadits Sahih Muslim Jilid 2. Hadits No. 0776)
12. Dari Zaid bin Arqam r.a. katanya: "Aku tidak akan
mengatakan kepadamu kecuali apa yang disabdakan oleh
Rasulullah s.a.w. Beliau sering berdoa: "Allahumma inni
a'uzubika minal 'ajzi, wal kasali, wal jubni, wal bukhli,
wal haromi, wa 'adzabil qobri. Allahumma aati nafsi
taqwaaha, wa zakkiha anta khoiru man zakkaaha, anta
waliyyuha wa maulaaha. Allahumma inni a'udzu bika
min 'ilmin laa yallfa', wa min qolbin laa yakhsya', wa
min nafsin laa tasyba', wa mill da'watin laa yustajaabu
laha." (Wahai Allah! aku berlindung dengan Engkau dari
kelemahan, kemalasan dan ketakutan, kepikunan dan
dari siksa kubur. Wahai Allah! Isikanlah jiwaku dengan
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 126
sifat taqwa dan bersihkanlah dia, Engkaulah yang terbaik
membersihkannya, karena Engkaulah pelindung dan
pemeliharanya. Wahai Allah! aku berlindung kepadaMu
dari ilmu yang tidak bermanafaat, dari hati yang tidak
khusyu‟, dari nafsu yang tidak mau puas dan dari do‟a
yang tidak berjawab)”.
(Hadits Sahih Muslim Jilid 4. Hadits No. 2344)
13. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Natil (bin Odis Al
Hazami), seorang penduduk Syam, bertanya kepadanya,
"Wahai, Tuan Guru! Ajarkanlah kepada kami hadits
yang Anda dengar dari Rasulullah s.a.w. “Jawab Abu
Humirah, "Baik! Aku mendengar Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Orang yang pertama-tama diadili kelak di hari
kiamat, ialah orang mati syahid. Orang itu dihadapkan ke
pengadilan, lalu diingatkan kepadanya nikmat-nikmat
yang telah diperolehnya, maka dia mengakuinya.
Ditanya, "Apakah yang sudah engkau perbuat sehingga
mendapat nikmat itu?" Dijawab, "Aku berperang untuk
agama Allah sehingga aku mati syahid." Firman Allah,
"Engkau dusta! Sesungguhnya engkau berperang supaya
dikatakan gagah berani. Dan gelar itu telah engkau
peroleh. "Kemudian dia diseret dengan muka
tertelungkup lalu dilemparkan ke neraka. Kemudian
dihadapkan pula orang 'alim yang belajar dan
mengajarkan ilmunya serta membaca Al-Qur‟an.
Dihadapkannya kepadanya nikmat-nikmat yang telah
diperolehnya, semua itu diakuinya. Ditanya, "Apakah
yang telah engkau perbuat sehingga memperoleh nikmat
itu?" Dijawab, "Aku belajar, mengajar, dan membaca Al-
Qur‟an karena Engkau." Firman Allah, "Engkau dusta!
Sesungguhnya engkau belajar dan mengajar supaya
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 127
disebut sebagai orang „Alim, dan engkau membaca Al-
Qur‟an supaya dikatakan sebagai Qori‟ (ahli baca
Qur‟an). Sebutan itu telah disebutkan/dikatakan orang
kepadamu." Kemudian dia diseret dengan muka
menghadap ke tanah lalu di lemparkan ke neraka.
Sesudah itu dihadap pula orang yang diberi kekayaan
oleh Allah dengan berbagai macam harta. Semua
kekayaannya dihadapkan kepadanya lalu diingatkan
segala nikmat yang telah diperolehnya, ia pun mengakui.
Ditanya, "Apakah yang telah engkau perbuat dengan
harta sebanyak itu?" Dijawab, "Setiap bidang yang
Engkau sukai tidak ada yang kutinggalkan, melainkan
aku sumbang semuanya karena Engkau." Firman Allah,
"Engkau dusta! Sesungguhnya engkau melakukan
semuanya itu supaya engkau disebut orang yang
dermawan, dan gelar itu telah engkau peroleh."
Kemudian dia diseret dengan muka tertelungkup ke
tanah lalu dilemparkan ke dalam neraka”.
(Hadits Sahih Muslim Jilid 4. Hadits No. 1859.)
14. Ibrahim bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Zaid bin
Al-Hubab memberitahukan kepada kami, Maimun Abi
Abdillah memberitahukan kepada kami, Tsabit Al-
Bunnani memberitahukan kepada kami dia berkata: Anas
bin Malik berkata kepada ku: "Hai Tsabit! ambillah ilmu
dariku karena sesungguhnya kamu tidak dapat
mengambil ilmu dari seseorang yang bisa dipercaya
selain aku karena aku mengambilnya langsung dari
Rasulullah SAW, beliau mengambilnya dari Malaikat
Jibril, dan Jibril mengambilnya langsung dari Allah SWT
Yang Maha Agung dan Mulia".
(Hadits Sunan Tirmidzi Jilid 5. Hadits No. 3919)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 128
15. Ali bin Nashr bin Ali menceritakan kepada kami,
Muhammad bin Abbad Al-Huna'i memberitahukan
kepada kami, Ali bin Al-Mubarak memberitahukan
kepada kami, dari Ayyub Assakhtiyani, dari Khalid bin
Duraik dari Ibnu Umar, dari Nabi SAW bersabda :
"Barangsiapa belajar ilmu karena selain Allah atau
menghendaki dengan ilmunya itu selain Allah, maka
hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya di neraka".
(Hadits Sunan Tirmidzi Jilid 4. Hadits No. 2793)
16. Hannad menceritakan kepada kami, Abu Muawiyah
memberitahukan kepada kami, dari AI-Aamasy dari
Syaqiq dari Abi Musa berkata: Rasulullah SAW
bersabda: "Sesungguhnya di belakang kamu ada hari-
hari di mana ilmu diangkat dan haraj merajalela". Para
sahabat berkata: "Wahai Rasulullah apakah haraj itu?
Beliau bersabda: "Pembunuhan".
Dalam bagian ini terdapat Hadits dari Abu Hurairah,
Khalid bin Walid dan Ma'qil bin Yasar ini Hasan Shahih.
(Hadits Sunan Tirmidzi Jilid 3. Hadits No. 2296)
17. Ali bin Hujr menceritakan kepada kami, Ismail bin Ja'far
menceritakan kepada kami dari Al-Ala' bin
Abdurrahman dari ayahnya dari Abu Hurairah r.a.;
bahwasannya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ketika
manusia mati, maka putuslah segala amalnya, kecuali
tiga: Sedekah jariyah (waqaf). Ilmu yang bermanfaat.
Serta anak yang Sholeh yang mau mendoakannya".
Hadits ini Hasan Shahih.
(Hadits Sunan Tirmidzi Jilid 2. Hadits No. 1397)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 129
18. Ahmad bin Budail bin Quraisy Al-Yami Al-Kufi
menceritakan kepada kami, Abdullah bin Numair
memberitahukan kepada kami, dari Umarah bin Zadzan
dari Ali bin Al-Hakam dari Atha' dari Abu Hurairah
berkata: "Rasulullah SAW bersabda :"Barangsiapa
ditanya tentang sesuatu ilmu yang ia ketahui namun ia
menyembunyikannya (tanpa menjawabnya), maka kelak
dia diikat di hari kiamat dengan tali yang terbuat dari
api". Dalam bagian ini terdapat hadits Jabir dan Abdillah
bin Amr dan Abu Hurairah adalah Hadits Hasan.
(Hadis Sunan Tirmidzi Jilid 4. Hadits No. 2787)
19. Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Abu
Usamah memberitahukan kepada kami, dari Al-A'masy
dari Abi Shalih, dari Abi Hurairah berkata: Rasulullah
SAW bersabda : "Barangsiapa menempuh jalan untuk
mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya
jalan menuju Syurga". Hadits ini adalah Hadits Hasan.
(Hadits Sunan Tirmidzi Jilid 4. Hadits No. 2784)
20. Muhammad bin Ghailan menceritakan kepada kami,
Bisyir bin As Sary memberitahukan kepada kami,
Sufyan memberitahukan kepada kami dari Abdul 'A' dari
Said bin Jubair dari Ibnu Abbas, ia berkata : "Rasulullah
SAW. bersabda : "Barangsiapa mengatakan tentang Al-
Qur‟an tidak dengan (melalui) ilmu maka hendaklah ia
mempersiapkan tempat duduknya di neraka". Hadits ini
berstatus Hasan Shahih.
(Hadits Sunan Tirmidzi Jilid 4. Hadits No. 4022)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 130
5. BERSABAR TERHADAP UJIAN DAN COBAAN
Sabar secara Bahasa Arab berarti: “Al Habsu” yang artinya
“Menahan Diri” dan Al-Man'u yang artinya “Mencegah”.
Lawan dari kata Sabar adalah: Al-Jaz'u yang artinya “Keluh-
kesah”.
Secara Syar'i Sabar didefinisikan dengan “Menahan diri dari
segala keluh-kesah, menahan lisan dari mengeluh, dan
anggota badan dari mengamuk seperti, menampar pipi,
merobek saku, baju, dan semisalnya”.
Perintah untuk Bersabar di dalam Al Qur'an
Perintah supaya Ber-SABAR terdapat di dalam Al-Qur‟an
Surat Ali-Imron Ayat 200 sebagai berikut : “Wahai Orang-
orang yang Beriman, Bersabarlah dan Perkuatlah Kesabaran
diantara Kalian, Bersiap-siagalah serta Bertaqwalah kepada
Allah agar Kalian memperoleh Keberuntungan”.
Setidaknya ada 43 kata Sabar yang dijelaskan di dalam Al-
Qur'an, berikut ini adalah beberapa darinya :
“Maka bersabarlah kamu seperti orang-
orang yang mempunyai keteguhan hati dari
rasul-rasul yang telah bersabar dan
janganlah kamu meminta disegerakan (azab)
bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab
yang diancamkan kepada mereka (merasa)
seolah-olah tidak tinggal (di dunia)
melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 131
suatu pelajaran yang cukup, maka tidak
dibinasakan melainkan kaum yang fasiq”.
(QS. Al-Ahqof : 35)
“Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya
janji Allah adalah benar dan sekali-kali
janganlah orang-orang yang tidak meyakini
(akan kebenaran ayat-ayat Allah) itu
menggelisahkan kamu”. (QS. Ar-Rum : 60)
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah
(manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang
mungkar dan bersabarlah terhadap apa-apa
yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman : 17)
Sesungguhnya Iman itu terdiri dari 2 (dua) Bagian : Sebagian
Sabar dan yang Sebagian lagi adalah Syukur. Keduanya
merupakan 2 (dua) sifat dari sifat-sifat Allah Ta‟ala dan 2
(dua) nama dari nama-nama Asmaul Husna, dimana Dia
menamakan Diri-Nya dengan nama Ash-Shobur dan Asy-
Syakur. Maka ketidak-tahuan terhadap Hakikat Sabar dan
Syukur merupakan Suatu Kebodohan (ketidak-mengenalan)
terhadap Sifat-sifat Allah SWT.
Keutamaan Sabar
Allah Ta‟ala sesungguhnya telah menyifatkan orang-orang
yang sabar, dengan beberapa sifat. Ia menambahkan lebih
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 132
banyak derajat dan kebajikan pada sabar. Ia menjadikan
derajat dan kebajikan itu sebagai hasil (buah) dari Kesabaran.
Oleh karena itu Allah „Azza wa Jalla berfirman:
“Dan Kami jadikan diantara mereka itu
beberapa pemimpin yang akan memberikan
pimpinan dengan perintah Kami, yaitu ketika
mereka berhati teguh (sabar)”.
(QS. As-Sajadah : 24)
“Dan telah sempurnalah perkataan yang
baik dari Tuhanmu untuk Kaum Bani Israil,
disebabkan keteguhan hati (kesabaran)
mereka”. (QS. Al-A‟rof : 137)
“Kepada orang-orang itu diberikan
pembalasan (pokok) dua kali lipat,
disebabkan kesabaran mereka”.
(QS. Al-Qashash : 54)
“Sesungguhnya orang-orang yang sabar itu,
akan disempurnakan pahalanya dengan
tiada terhitung”. (QS. Az-Zumar : 10)
Maka tidak ada Pendekatan diri manusia kepada Allah
(melalui ibadah), melainkan pahalanya itu telah ditentukan
dengan kadar yang dapat dihitung, kecuali Sabar.
Dan sesungguhnya ibadah puasa itu adalah sebagian dari
sabar dan puasa itu separuh sabar, maka Allah Ta‟ala
mengaitkan puasa itu hanya bagi orang-orang yang bersabar,
bahwa Dia bersama mereka.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 133
“Hendaklah kamu bersabar, sesungguhnya
Allah itu bersama orang-orang yang sabar”.
(QS. Al-Anfal : 46)
“Ya! Jika kamu bersabar dan memelihara
diri, sedang mereka datang kepadamu
(menyerang) dengan cepatnya maka
Tuhanmu akan membantumu dengan
mengirim lima ribu malaikat yang akan
membinasakan”. (QS. Ali „Imron : 125).
Demikian selanjutnya penelitian semua ayat-ayat tentang
Kedudukan Sabar itu akan sangat panjang bila kita
diteruskan.
Adapun hadits-hadits yang menyangkut dengan sabar, maka
antara lain, Nabi SAW bersabda : “Sabar itu Separuh dari
Iman”., sebagaimana nanti akan diterangkan sabar itu
separuh iman.
Adapun Hadits-hadits yang lain diantaranya :
“Dari yang sekurang-kurangnya diberikan
kepada kamu, ialah: keyakinan dan
kesungguhan sabar. Siapa yang diberikan
keberuntungan dari keyakinan dan
kesungguhan sabar itu, niscaya ia tidak
peduli dengan yang luput dari padanya, dari
shalat malam dan puasa siang. Dan engkau
bersabar di atas apa yang menimpa atas diri
engkau, adalah lebih aku sukai, daripada
disempurnakan oleh setiap orang daripada
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 134
kamu, kepadaku, dengan seperti amalan
semua kamu. Akan tetapi aku takut, bahwa
dibukakan kepadamu dunia sesudahku. Lalu
sebagian kamu menetang sebagian yang lain.
Dan akan ditantang kamu oleh penduduk
langit (para malaikat) ketika itu. Maka siapa
yang sabar dan memperhitungkan diri,
niscaya memperoleh kesempurnaan
pahalanya”. Kemudian Nabi s.a.w. membaca
firman Allah Ta‟ala: “Apa yang di sisi kamu
itu akan hilang dan apa yang di sisi Allah itu
yang kekal. Dan akan Kami berikan kepada
orang-oang yang sabar itu pembalasan,
menurut yang telah mereka kerjakan dengan
sebaik-baiknya (An-Nahl:96)”.
Diriwayatkan oleh Jabir, bahwa Nabi SAW suatu hari ditanya
tentang iman, maka Beliau menjawab: “Sabar dan Suka
Memaafkan”.
Dikatakan bahwa Allah Ta‟ala menurunkan wahyu kepada
Nabi Daud AS : “Ber-akhlaqlah kalian seperti Akhlaq-Ku!
Sesungguhnya sebagian dari Akhlaq-Ku ialah bahwa Aku
Maha Sabar.”
Pada hadits yang diriwayatkan „Atha‟ dari Ibnu Abbas,
bahwasannya ketika Rasulullah SAW masuk ke tempat
orang-orang Anshar kemudian Beliau bertanya :
“Apakah kamu ini semua orang beriman?”.
Semua mereka diam. Maka menjawab Umar
RA: “Ya, wahai Rasulullah!”. Nabi SAW lalu
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 135
bertanya: “Apakah tandanya keimanan kamu
itu?”Mereka menjawab: “Kami bersyukur
atas kelapangan. Kami bersabar atas
percobaan. Dan kami rela dengan ketetapan
Tuhan (Qadha Allah Ta‟ala)”. Lalu Nabi
SAW menjawab: “Demi Tuhan pemilik
Ka‟bah! Benar kamu itu orang beriman!”.
Nabi SAW bersabda : “Pada kesabaran atas apa-apa yang
tidak engkau sukai itu terdapat banyak kebajikan”.
Isa Al-Masih AS berkata : “Engkau sesungguhnya tidak akan
memperoleh apa-apa yang engkau sukai, selain dengan
kesabaranmu atas apa-apa yang tidak engkau sukai”.
Adapun Atsar, maka diantaranya terdapat pada surat Khalifah
Umar bin Khatab kepada Abu Musa Al-Asy‟ari, yang
berbunyinya : “Haruslah engkau bersabar! Dan ketahuilah,
bahwa sabar itu dua. Yang satu lebih utama dari yang lain.
Sabar pada saat musibah itu baik. Dan yang lebih baik lagi
ialah sabar (menahan diri) dari yang diharamkan oleh Allah
Ta‟ala. Dan ketahuilah, bahwa sabar itu yang memiliki iman.
Dan bahwasannya Taqwa itu Kebajikan yang Utama. Dan
Taqwa itu bersama dengan Sabar”.
Ali bin Abi Thalib juga berkata : “Sabar itu sebagian dari
iman, yakni seperti kedudukan kepala dari tubuh. Tidak ada
tubuh bagi orang yang tidak mempunyai kepala. Dan tidak
ada iman, bagi orang yang tidak mempunyai kesabaran”.
Adalah Habib bin Abi Habib Al-Bashari, apabila membaca
ayat: “Sesungguhnya dia (Ayub) kami dapati, seorang yang
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 136
sabar. Seorang hamba yang amat baik. Sesungguhnya dia
tetap kembali (kepada Tuhan)” (QS. Shad : 44), lalu beliau
menangis dan berkata: “Alangkah menakjubkan ! Dia yang
memberi dan Dia yang memujinya.”
Hakikat Kesabaran
Ketahuilah bahwasannya Sabar itu suatu Maqam (tingkat)
dari tingkat-tingkat di dalam Agama Islam. Suatu kedudukan
dari kedudukan orang-orang yang berjalan menuju kepada
Allah. Semua Maqam Agama itu hanya dapat tersusun baik
dari 3 (tiga) hal yaitu : Ma‟rifah, Ahwal dan Amal. Maka
Ma‟rifah itu adalah pokok, dialah yang mewariskan Ahwal,
dan Ahwal itu yang membuahkan Amal.
Ma‟rifah itu adalah seperti pohon kayu, Ahwal adalah seperti
ranting, dan Amal seperti buah. Hal ini terdapat pada semua
kedudukan Para Sholihin. Demikian pula dengan Sabar.
Tiada akan sempurna Sabar itu selain dengan Ma‟rifah yang
mendahuluinya dan dengan Ahwal yang tegak berdiri.
Adapun manusia sesungguhnya ia diciptakan pada permulaan
masa kecilnya tanpa keinginan lain kecuali keinginan untuk
makan. Kemudian lahirlah keinginan bermain dan berhias,
kemudian nafsu berkeinginan untuk kawin. Dan tidak ada
sekali-kali pada manusia (pada masa kecil tersebut) kekuatan
sabar. Pada anak kecil itu yang ada hanyalah hawa nafsu,
seperti yang ada pada hewan.
Akan tetapi, Allah SWT dengan Karunia-Nya dan Keluasan
Kemurahan-Nya, memuliakan anak-anak Adam dan
meninggikan derajat mereka dari derajat hewan-hewan. Maka
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 137
Allah SWT menjaga manusia itu dengan 2 (dua) malaikat
ketika dirinya sudah sempurna dan mendekati kedewasaan.
Yang satu memberinya petunjuk dan yang satunya lagi
menguatkan. Maka berbedalah manusia itu dengan hewan.
Perlu dipahami bahwasannya peperangan di dalam diri
seseorang itu terjadi antara penggerak agama dan penggerak
hawa nafsu, dan perang tersebut terjadi terus menerus di
dalam Hati Nurani (Qolb) manusia sebagai hamba Allah.
Sumber bantuan kepada penggerak agama itu datangnya dari
Para Malaikat yang menolong, sedangkan Sumber dari
penggerak nafsu syahwat itu datangnya dari Syetan-syetan
yang membantu musuh-musuh Allah. Maka Kesabaran itu
ibarat tetapnya penggerak agama menghadapi penggerak
hawa nafsu.
Jadi, meninggalkan perbuatan-perbuatan yang penuh dengan
hawa nafsu adalah amal perbuatan yang dihasilkan oleh suatu
Ahwal, yang dinamakan Sabar, yaitu tetapnya penggerak
agama yang berhadapan dengan penggerak hawa nafsu.
Tetapnya penggerak agama itu adalah sesuatu hal yang
dihasilkan oleh Iman, dengan memusuhi nafsu syahwat dan
melawannya dengan motivasi untuk memperoleh
Kebahagiaan, baik kebahagiaan di Akhirat kelak maupun
kebahagiaan di Dunia ini.
Sabar sangat diperlukan bagi setiap orang beriman untuk
menghadapi ujian yang di berikan oleh Allah, karena setiap
orang yang beriman pasti akan menghadapi ujian dari Allah
dan tidak ada cara yang paling tepat untuk menghadapi ujian
kecuali dengan Kesabaran.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 138
Ujian atau Cobaan (Ibtila‟)
Perhatikan Firman Allah SWT di dalam Al-Qu‟an Karim :
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
akan dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami
telah beriman”, sedangkan mereka tidak
diuji lagi ? Dan sesungguhnya Kami telah
menguji orang-orang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
orang-orang yang benar dan Dia Maha
Mengetahui orang-orang yang dusta”.
(QS. Al-Ankabut : 2-3)
Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa salah satu
konsekuensi pernyataan iman kita adalah kita harus siap
menghadapi Ujian/Cobaan yang akan diberikan Allah SWT
kepada kita, untuk membuktikan sejauh mana kebenaran dan
kesungguhan kita dalam menyatakan Iman, apakah iman kita
itu betul-betul bersumber dari keyakinan dan kemantapan
hati, ataukah hanya sekedar ikut-ikutan serta tidak tahu arah
dan tujuannya, ataukah pernyataan iman kita hanya didorong
oleh kepentingan sesaat, hanya ingin mendapatkan
kemenangan serta tidak mau menghadapi kesulitan-kesulitan
seperti yang digambarkan Allah SWT di dalam Al-Qur‟an
Surat Al-Ankabut ayat 10, sebagai berikut :
“Dan di antara manusia ada orang yang
berkata: “Kami beriman kepada Allah”,
maka apabila ia disakiti (karena ia beriman)
kepada Allah, ia menganggap fitnah manusia
itu sebagai azab Allah. Dan sungguh jika
datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 139
pasti akan berkata: “Sesungguhnya kami
adalah besertamu.” Bukankah Allah lebih
mengetahui apa yang ada di dalam dada
semua manusia ?”
Bila kita sudah menyatakan beriman dan kita mengharapkan
manisnya buah dari Iman yang kita miliki, yaitu Surga,
sebagaimana yang telah dijanjikan Allah SWT dengan
FirmanNya :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman
dan beramal shoieh, bagi mereka adalah
Syurga Firdaus yang menjadi tempat
tinggal”. (QS. Al-Kahfi : 107)
Maka marilah kita bersiap-siap untuk menghadapi ujian berat
yang akan diberikan Allah kepada kita, serta bersabarlah kala
ujian itu datang kepada kita.
Allah memberikan sindiran kepada kita, yang ingin masuk
Syurga tanpa melewati ujian yang berat tersebut :
“Apakah kalian mengira akan masuk Syurga
sedangkan belum datang kepada kalian
(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang
terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa
malapetaka dan kesengsaraan, serta
digoncangkan (dengan bermacam-macam
cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan
orang-orang yang beriman bersama-nya:
“Kapankah datangnya pertolongan Allah ?”
Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah
itu amatlah dekat”. (QS. Al-Baqarah : 214).
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 140
Rasulullah SAW mengisahkan betapa beratnya perjuangan
orang-orang dahulu dalam perjuangan mereka
mempertahankan iman mereka, sebagaimana dituturkan
kepada shahabat Khabbab Ibnul Arats RA :
“... sungguh telah terjadi kepada orang-
orang sebelum kalian, ada yang disisir
dengan sisir besi (sehingga) terkelupas
daging dari tulang-tulangnya, akan tetapi itu
tidak memalingkannya dari agamanya, dan
ada pula yang diletakkan di atas kepalanya
gergaji sampai terbelah dua, namun itu tidak
memalingkannya dari agamanya...”
(HR. Bukhari)
Cobalah kita renungkan, apa yang telah kita lakukan untuk
membuktikan keimanan kita? Cobaan apa yang telah kita
alami dalam mempertahankan iman kita? Apa yang telah kita
korbankan untuk memperjuangkan Aqidah dan Iman kita?
Bila kita memperhatikan perjuangan Rasulullah SAW dan
orang-orang terdahulu dalam mempertahankan iman mereka,
betapa besar pengorbanan mereka dalam memperjuangkan
iman mereka, mereka rela mengorbankan harta, tenaga,
pikiran, dan bahkan jiwapun mereka korbankan untuk itu.
Rasanya iman kita ini belum seberapanya atau bahkan tidak
ada artinya bila dibandingkan dengan iman mereka. Apakah
kita tidak merasa malu meminta balasan yang begitu besar
dari Allah sementara pengorbanan kita sedikitpun belum ada?
(Wallahu A‟lam Bishowab)
Ujian yang diberikan Allah kepada manusia adalah berbeda-
beda sifatnya dan bermacam-macam bentuknya, sekurang-
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 141
kurangnya ada 4 (empat) macam Ujian yang telah dialami
oleh para pendahulu kita, yaitu :
Pertama:
Ujian yang berbentuk perintah untuk dilaksanakan, seperti
perintah Allah kepada Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih
putranya yang sangat ia cintai. Ini adalah satu perintah yang
betul-betul berat dan mungkin tidak masuk akal, bagaimana
seorang bapak harus menyembelih anaknya yang sangat
dicintainya, padahal anaknya itu tidak melakukan kesalahan
apapun. Sungguh ini ujian yang sangat berat sehingga Allah
sendiri mengatakan :
“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian
yang nyata”. (QS. Ash-Shoffat : 106).
Di sini kita melihat bagaimana kualitas iman Nabi Ibrahim
AS yang benar-benar sudah teruji, sehingga dengan segala
ketabahan dan kesabarannya maka perintah Allah yang
sangat berat itupun mampu dilaksanakan. Apa yang
dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan puteranya adalah pelajaran
yang sangat berat dan sangat berharga bagi kita serta sangat
perlu kita teladani, karena sebagaimana kita rasakan dalam
kehidupan kita sekarang ini banyak sekali perintah Allah
yang kita anggap berat dengan berbagai alasan kita untuk
tidak melaksanakannya. Sebagai contoh, Allah SWT telah
memerintahkan kepada para Wanita Muslimah untuk
memakai jilbab (pakaian yang menutup seluruh aurat) secara
tegas untuk membedakan antara wanita Muslimah dan wanita
Musyrikah, sebagaimana yang telah diterangkan di dalam
FirmanNya :
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 142
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu,
anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri
orang Mukmin: “Hendaklah mereka
menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka”. Yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. Al-Ahzab : 59).
Namun kita lihat sekarang ini masih sangat banyak Para
Wanita Muslimah di Indonesia khususnya, yang tidak mau
memakai jilbab dengan berbagai alasan, ada yang
menganggap kampungan, tidak modis, atau beranggapan
bahwa jilbab adalah bagian dari budaya bangsa Arab, dan
lain sebagainya. Hal ini merupakan pertanda bahwa iman
mereka belum lulus ujian.
Padahal Rasulullah SAW memberikan ancaman kepada para
wanita yang tidak mau memakai jilbab dengan Sabda Belaiu :
“Dua golongan dari ahli Neraka yang belum
aku lihat, satu kaum yang membawa cambuk
seperti ekor sapi, yang dengan cambuk itu
mereka memukul manusia, dan wanita yang
memakai baju tetapi telanjang berlenggak-
lenggok menarik perhatian, kepala-kepala
mereka seperti punuk unta, mereka tidak
akan masuk Surga dan tidak akan mencium
wanginya”. (HR. Muslim)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 143
Kedua:
Ujian yang berbentuk larangan Allah untuk ditinggalkan
seperti halnya yang terjadi pada Nabi Yusuf AS yang diuji
dengan seorang perempuan cantik, istri seorang pembesar di
Mesir yang mengajaknya berzina. Ketika kesempatan itu
sudah sangat terbuka dan keduanya sudah tinggal berdua di
rumah dan perempuan itu telah mengunci seluruh pintu
rumah. Namun Nabi Yusuf AS membuktikan kualitas
keimanannya, ia berhasil meloloskan diri dari godaan
perempuan tersebut padahal sebagaimana seorang pemuda
umumnya pastilah ia mempunyai hasrat kepada wanita. Hal
ini artinya nabi Yusuf telah lulus dari ujian atas
keimanannya. Allah menceritakan kisah Nabi Yusuf ini di
dalam Al-Qur‟an Surat Yusuf Ayat 23-28 :
“Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal
di rumahnya menggoda Yusuf untuk
menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia
menutup pintu-pintu, seraya berkata:
"Marilah ke sini." Yusuf berkata: Aku
berlindung kepada Allah, sungguh tuanku
telah memperlakukan aku dengan baik."
Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada
akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu
telah bermaksud (melakukan perbuatan itu)
dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud
(melakukan pula) dengan wanita itu
andaikata dia tiada melihat tanda (dari)
Tuhannya. Demikianlah, agar Kami
memalingkan daripadanya kemungkaran dan
kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 144
hamba-hamba Kami yang terpilih. Dan
keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan
wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari
belakang hingga koyak dan kedua-duanya
mendapati suami wanita itu di muka pintu.
Wanita itu berkata: "Apakah pembalasan
terhadap orang yang bermaksud berbuat
serong dengan isterimu, selain dipenjarakan
atau (dihukum) dengan azab yang pedih?"
Yusuf berkata: "Dia menggodaku untuk
menundukkan diriku (kepadanya)", dan
seorang saksi dari keluarga wanita itu
memberikan kesaksiannya: "Jika baju
gamisnya koyak di muka, maka wanita itu
benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang
dusta. Dan jika baju gamisnya koyak di
belakang, maka wanita itulah yang dusta,
dan Yusuf termasuk orang-orang yang
benar." Maka tatkala suami wanita itu
melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang
berkatalah dia: "Sesungguhnya (kejadian) itu
adalah di antara tipu daya kamu,
sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar".
(QS. Yusuf : 23-28)
Sikap Nabi Yusuf AS ini perlu kita teladani dan ikuti,
terutama oleh para pemuda Muslim di zaman sekarang, di
saat pintu-pintu kemaksiatan terbuka lebar, pelacuran
merebak di mana-mana, minuman keras dan obat-obat
terlarang sudah merambah berbagai lapisan masyarakat,
sampai-sampai anak yang masih duduk di bangku sekolah
dasar (SD) pun sudah ada yang kecanduan.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 145
Perzinahan seakan sudah menjadi hal yang biasa bagi para
pemuda, sehingga tak heran bila menurut sebuah penelitian
baru-baru ini yang menyatakan bahwasannya di kota-kota
besar di Indonesia seperti Jakarta, Medan dan Surabaya :
“Ada sekitar 6 (enam) orang dari 10 (sepuluh) orang remaja
putri yang sudah tidak perawan (virgin) lagi”. Naudzubillah.
Maka dari itu akibatnya setiap tahun sekitar 2.000.000 (dua
juta) bayi dibunuh dengan cara aborsi atau dibunuh beberapa
saat setelah si bayi lahir. Keadaan seperti itu diperparah lagi
dengan semakin maraknya media cetak yang berlomba-lomba
memamerkan dan mengekspose aurat wanita, begitu juga
media-media elektronik dengan acara-acara televisi yang
sengaja dirancang untuk membangkitkan gairah seksual para
remaja untuk menimbulkan perilaku seks yang agresif, masif
dan menyimpang dari norma yang sesungguhnya.
Pada saat seperti inilah Sikap dan Perilaku Nabi Yusuf AS
perlu ditanamkan dan dicontoh oleh Para Pemuda Muslim.
Para Pemuda Muslim harus selalu siap-siaga menghadapi
godaan demi godaan yang akan menjerumuskan diri mereka
ke jurang kemaksiatan. Rasulullah SAW telah menjanjikan
kepada siapa saja yang menolak ajakan untuk berbuat
maksiat maka ia kelak akan diberi perlindungan pada hari
Kiamat sebagaimana diterangkan dalam Sabda Beliau :
“Tujuh orang yang akan dilindungi Allah
dalam lindunganNya pada hari Kiamat yang
tidak ada suatu perlindunganpun selain dari
perlindunganNya, … seorang laki-laki yang
diajak oleh seorang perempuan terhormat
dan cantik, lalu ia berkata aku takut kepada
Allah” (HR. Bukhari - Muslim)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 146
Ketiga:
Ujian yang berbentuk musibah seperti terkena penyakit,
ditinggalkan orang yang dicintai dan sebagainya. Sebagai
contoh, Nabi Ayyub AS yang diuji oleh Allah dengan
penyakit yang sangat buruk sehingga tidak ada sebesar
lubang jarum pun dalam badannya yang selamat dari
penyakit itu selain hatinya, seluruh hartanya telah habis tidak
tersisa sedikitpun untuk biaya pengobatan penyakitnya dan
untuk nafkah dirinya, sehingga seluruh keluarga dan
kerabatnya meninggalkannya, hanya tinggal ia dan isterinya
yang setia menemaninya dan mencarikan nafkah untuknya.
Musibah yang dialaminya ini berlangsung sangat lama
selama 18 (delapan belas) tahun, sampai-sampai pada saat
yang sangat teramat sulit sekali Nabi Ayyub memelas sambil
berdo‟a kepada Allah SWT, yang dituangkan oleh Allah di
dalam Al-Qur‟an sebagai berikut :
“Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia
menyeru Tuhannya : (Ya Tuhanku),
sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan
Engkau adalah Tuhan Yang Maha
Penyayang di antara semua penyayang".
(QS. Al-Anbiya : 83)
“Dan ketika itu Allah memerintahkan Nabi
Ayyub Alaihissalam untuk menghantamkan
kakinya ke tanah, kemudian keluarlah mata
air dan Allah menyuruhnya untuk meminum
dari air itu, maka hilanglah seluruh penyakit
yang ada di bagian dalam dan luar
tubuhnya. (Tafsir Ibnu Katsir, Juz 4 hal. 52)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 147
(Allah berfirman): "Hantamkanlah kakimu,
inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk
minum”. (QS. Shood : 42)
Begitulah ujian Allah kepada NabiNya, masa selama 18
(delapan belas) tahun telah ditinggalkan oleh sanak saudara
merupakan perjalanan hidup yang sangat berat, namun di sini
Nabi Ayub AS membuktikan ketangguhan imannya, tidak
sedikitpun ia merasa menderita dan tidak terbetik pada
dirinya untuk menanggalkan imannya. Iman yang seperti ini
jelas tidak banyak dimiliki oleh saudara-saudara kita yang
tega menjual imannya dan menukar aqidahnya dengan
sekantong beras dan sebungkus mie instant, karena tidak
tahan menghadapi kesulitan hidup yang tidak seberapa
dibandingkan dengan apa yang telah dialami oleh Nabi
Ayyub AS.
Keempat:
Ujian lewat tangan orang-orang kafir dan orang-orang yang
tidak menyenangi Islam, yakni apa yang dialami oleh Nabi
Muhammad SAW dan Para Sahabatnya, terutama ketika
mereka masih berada di Mekkah yang mana kiranya cukup
menjadi Teladan dan Pelajaran bagi kita, betapa keimanan itu
diuji dengan berbagai cobaan berat yang menuntut
pengorbanan harta, pikiran bahkan nyawa. Diantaranya apa
yang telah dialami oleh Rasulullah SAW di akhir tahun
ketujuh kenabiannya, ketika itu orang-orang Quraisy
bersepakat untuk memutuskan hubungan apapun dengan
Beliau beserta Bani Abdul Muththolib dan Bani Hasyim yang
melindunginya, kecuali apabila kedua suku itu bersedia
menyerahkan Rasulullah SAW untuk dibunuh.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 148
Rasulullah SAW bersama orang-orang yang membelanya
diboikot (terkurung) selama 3 (tiga) tahun, mereka
mengalami kelaparan serta penderitaan yang hebat. (Baca:
Buku Karya DR. Akram Dhiya Al-„Umari, berjudul: As-
Sirah An-Nabawiyyah Ash-Shahihah, Juz 1 hal. 182).
Apa-apa yang dialami oleh Para Sahabat juga tidak kalah
beratnya, seperti apa yang dialami oleh Yasir dan istrinya
Sumayyah (dua orang pertama yang meninggal di jalan
dakwah selama periode Mekkah). Juga Bilal bin Rabah
Radhiallaahu „Anhu yang dipaksa memakai baju besi
kemudian dijemur di padang pasir di bawah sengatan
matahari, lalu diarak oleh anak-anak kecil mengelilingi kota
Mekkah dan Bilal hanya mengucapkan “Ahad, Ahad”. (Baca:
Buku Karya DR. Akram Dhiya Al-„Umari, berjudul: As-
Sirah An-Nabawiyyah Ash-Shahihah, Juz 1 hal. 154-155).
Serta masih banyak kisah-kisah lainnya yang menunjukkan
betapa pengorbanan dan penderitaan mereka dalam
perjuangan untuk mempertahankan iman mereka. Namun
penderitaan itu tidak sedikit pun melemahkan semangat
Rasulullah dan Para Sahabatnya untuk terus berdakwah dan
menyebarkan Agama Islam.
Musibah yang banyak dialami oleh saudara-saudara kita
Umat Islam di berbagai tempat di belahan bumi sekarang ini
(seperti di Gaza Palestina) adalah akibat kedengkian dari
orang-orang Kafir dan Yahudi merupakan Ujian bagi Umat
Islam dari Allah SWT kepada Umat Islam di sana, sekaligus
sebagai pelajaran berharga bagi Umat Islam di daerah-daerah
lainnya. Umat Islam di Indonesia khususnya, saat ini sedang
diuji Allah sejauh mana ketahanan iman mereka dalam
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 149
menghadapi cercaan, celaan serta serangan dari orang-orang
yang membenci Islam dan Kaum Muslimin.
Kita do‟akan semoga saudara-saudara kita yang gugur dalam
mempertahankan aqidah dan iman mereka, dicatat sebagai
para syuhada di sisi Allah. Amin. Dan semoga Umat Islam
yang berada di daerah-daerah lainnya dapat mengambil
pelajaran dari berbagai peristiwa sejarah yang telah terjadi,
sehingga mereka tidak lengah dan lalai dalam menghadapi
dan menyikapi orang-orang kafir serta selalu berpegang
teguh kepada Ajaran Allah SWT serta selalu siap sedia untuk
berkorban dalam mempertahankan dan meninggikannya,
karena dengan demikianlah pertolongan Allah akan datang
kepada kita, sebagaimana Firman Allah yang berbunyi :
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu
menolong (agama) Allah, maka niscaya Dia
akan menolongmu serta akan meneguhkan
kedudukanmu”. (QS. Muhammad : 7).
Sebagai orang-orang yang telah menyatakan iman, kita harus
mempersiapkan diri untuk menerima Ujian dari Allah, serta
kita harus yakin bahwa Ujian dari Allah itu adalah satu tanda
Kecintaan Allah kepada kita, sebagaimana Sabda Rasulullah
SAW di dalam Haditsnya :
“Sesungguhnya besarnya pahala sesuai
dengan besarnya cobaan (ujian), Dan
sesungguhnya apabila Allah mencintai satu
kaum Ia akan menguji mereka, maka
barangsiapa ia ridho maka baginyalah
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 150
keridhoan Allah, dan barangsiapa marah
baginyalah kemarahan Allah”.
(HR. Tirmidzi, Hadits Hasan)
Mudah-mudahan kita semua diberikan Ketabahan dan
Kesabaran oleh Allah SWT dalam menghadapi Setiap Ujian
yang akan diberikan olehNya kepada kita. Amien. Karena
Orang-orang yang SABAR akan selalu didampingi oleh
Allah SWT di manapun mereka berada (“Innallaha Ma‟ash
Shoobiriin” = “Allah bersama orang-orang yang sabar”).
Disamping itu juga yang paling dijanjikan oleh Allah SWT
bagi orang-orang yang sabar adalah: “Salamun „Alaikum
Bima Shobartum”. Allah memberi keselamatan kepada
orang-orang yang Sabar tersebut dengan mengucapkan:
“Selamat bagimu wahai Orang-orang yang Sabar”. Orang-
orang Non-muslim banyak yang mengatakan bahwa: SABAR
itu MENYAKITKAN, sehingga ada sebuah PEMEO terkenal
diantara mereka yaitu : “SABAR is PAINS”.
Ya, betul sekali ! Dalam hal ini penulis sangat setuju
dengan “definisi” sabar yang mereka kemukakan dalam
PEMEO tersebut, TETAPI bagi Penulis Kata “P-A-I-N-S”
tersebut adalah berarti sebagai berikut :
P - Positive “PERILAKU
yang POSITIF
dalam SITUASI
NEGATIF yang
bagaimanapun"
A - Attitude
I - In
N - Negative
S - Situations
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 151
Maka dalam hal ini kemudian Penulis punya “definisi”
tersendiri yang LEBIH MENGENA & LEBIH PAS tentang
SABAR tersebut, yakni : “SABAR is PATIENTS”.
(SABAR itu KESABARAN)
P - Positive “Perilaku,
Pemikiran,
Tindakan dan
Emosi yang
POSITIF dalam
setiap Situasi
COBAAN yang
bagaimanapun
NEGATIFnya."
A - Attitude,
T - Thinking,
I - Implementation,
and
E - Emotion; in such
N - Negative
T - Test
S - Situations
Macam-macam SABAR yang SANGAT dianjurkan oleh
Rosulullah SAW kepada Orang-orang yang Beriman yaitu :
1). SABAR dalam Beribadah
(Ash-Shobru fil „Ibadah)
2). SABAR ketika Tertimpah Musibah
(Ash-Shobru „indal Mushibah)
3). SABAR terhadap Kehidupan di Dunia
(Ash-Shobru „anid Dunya)
4). SABAR untuk Tidak Melakukan Maksiat
(Ash-Shobru „anil Ma‟shiyah)
5). SABAR dalam Perjuangan dan Jihad
(Ash-Shobru fil Jihad)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 152
Oleh karena itu, sebagai orang yang Muslim yang Beriman
kita haruslah banyak-banyak Berdo‟a kepada Allah SWT
untuk meminta kepada Allah SWT agar kita selalu diuji
dengan Ujian-ujian yang baik dan dengan Ujian-ujian yang
kita yakin mampu melewatinya dengan Sukses, marilah kita
berdo‟a : “Allahumma Laa Tabluna Illa Billati Hia
Ahsan”. Karena do‟a merupakan senjatanya orang Muslim
yang Beriman.
Allah Yang Maha Kuasa, Maha Pengasih dan Maha
Penyayang telah berfirman di dalam Al-Qur'an bahwasannya
Dia dekat sekali dengan setiap manusia dan akan
mengabulkan permohonan orang-orang yang berdo‟a kepada-
Nya (“Ud‟uunii Astajib Lakum”). Adapun salah satu ayat
yang membicarakan masalah tersebut adalah : "Dan apabila
hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang
Aku, maka sesungguhnya Aku ini amat dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdo‟a apabila ia
berdoa kepada-Ku, maka penuhilah SeruanKu dan
berimanlah kepadaKu agar kalian selalu berada dalam
kebenaran." (QS Al-Baqarah: 186).
Sebagaimana dinyatakan dalam ayat di atas, Allah itu dekat
sekali kepada setiap orang. Dia Maha Mengetahui keinginan,
perasaan, pikiran, kata-kata yang diucapkan, bisikan, bahkan
apa saja yang tersembunyi dalam hati setiap orang. Dengan
demikian, Allah Mendengar dan Mengetahui setiap orang
yang berpaling kepada-Nya dan berdo‟a kepada-Nya. Inilah
karunia Allah kepada manusia dan sebagai wujud dari kasih-
sayang-Nya, rahmat-Nya, dan kekuasaan-Nya yang tiada
batas.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 153
Allah memiliki kekuasaan dan pengetahuan yang tiada batas.
Dialah Pemilik segala sesuatu di seluruh alam semesta.
Setiap makhluk, setiap benda, dari orang-orang yang
tampaknya paling kuat hingga orang-orang yang sangat kaya,
dari binatang-binatang yang sangat besar hingga yang sangat
kecil yang mendiami bumi, semuanya milik Allah dan
semuanya berada dalam kehendak-Nya dan pegaturan-Nya
yang mutlak.
Seseorang yang beriman terhadap kebenaran ini dapat
berdo‟a kepada Allah mengenai apa saja dan dapat berharap
bahwa Allah akan mengabulkan do‟a-do‟anya. Misalnya,
seseorang yang mengidap penyakit yang tidak dapat
disembuhkan tentu saja akan berusaha untuk melakukan
berbagai macam pengobatan. Namun ketika mengetahui
bahwa hanya Allah yang dapat memberikan kesehatan, lalu ia
pun berdo‟a kepada-Nya memohon kesembuhan. Demikian
pula, orang yang mengalami ketakutan atau kecemasan dapat
berdo‟a kepada Allah agar terbebas dari ketakutan dan
kecemasan.
Seseorang yang menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan
pekerjaan dapat berpaling kepada Allah untuk
menghilangkan kesulitannya. Seseorang dapat berdo‟a
kepada Allah untuk memohon berbagai hal yang tidak
terhitung banyaknya seperti untuk memohon bimbingan
kepada jalan yang benar, untuk dimasukkan ke dalam surga
bersama-sama orang-orang beriman lainnya, agar lebih
meyakini surga, neraka, Kekuasaan Allah, untuk kesehatan,
dan sebagainya. Inilah yang telah ditekankan Rasulullah
SAW dalam Sabdanya : "Maukah aku beritahukan kepadamu
suatu senjata yang dapat melindungimu dari kejahatan musuh
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 154
dan agar rezekimu bertambah ?" Mereka berkata: "Tentu saja
wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Serulah Tuhanmu siang
dan malam, karena Do‟a itu merupakan senjata bagi orang-
orang yang beriman."
Namun demikian, terdapat rahasia lain di balik apa yang
diungkapkan dlm Al-Qur'an yg perlu kita bicarakan dalam
masalah ini. Sebagaimana Allah telah menyatakannya di
dalam ayat : "Dan manusia berdo‟a untuk kejahatan
sebagaimana ia berdo‟a untuk kebaikan. Dan manusia itu
amat tergesa-gesa." (QS Al-Isra': 11).
Tidak setiap do‟a yang dipanjatkan oleh manusia itu
bermanfaat. Misalnya seseorang memohon kepada Allah agar
diberi harta dan kekayaan yang banyak untuk anak-anaknya
kelak. Akan tetapi Allah tidak melihat kebaikan di dalam
do‟anya itu. Yakni, kekayaan yang banyak itu justru dapat
memalingkan anak-anak tersebut dari Allah.
Dalam hal ini, Allah mendengar do‟a orang tersebut,
menerimanya sebagai amal ibadah, dan mengabulkannya
dengan cara yang sebaik-baiknya. Sebagai contoh lainnya,
seseorang berdo‟a agar tidak terlambat dalam memenuhi
perjanjian. Namun tampaknya lebih baik baginya jika ia
sampai di tujuan setelah waktu yang ditentukan, karena ia
dapat bertemu dengan seseorang yang memberikan sesuatu
yang lebih bermanfaat untuk kehidupan yang abadi. Allah
mengetahui masalah ini, dan Dia mengabulkan do‟a bukan
berdasarkan apa yang dipikirkan orang itu, tetapi dengan cara
yang terbaik. Yakni, Allah mendengar do‟a orang itu, tetapi
jika Dia melihat tidak ada kebaikan dalam do‟anya itu maka
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 155
Dia akan memberikan yang terbaik bagi orang itu. Tentu saja
hal ini merupakan rahasia yang sangat penting kita pahami.
Ketika do‟a tidak dikabulkan, orang-orang tidak menyadari
tentang rahasia ini, mereka mengira bahwa Allah tidak
mendengar do‟a mereka. Sesungguhnya hal ini merupakan
keyakinan orang-orang bodoh yang sesat, karena "Allah itu
lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya sendiri."
(QS Qaf:16). Dia Maha Mengetahui perkataan apa saja yang
diucapkan, apa saja yang dipikirkan, dan peristiwa apa saja
yang dialami seseorang. Bahkan ketika seseorang tertidur,
Allah mengetahui apa yang ia alami dalam mimpinya. Allah
adalah Yang menciptakan segala sesuatu. Oleh karena itu,
kapan saja seseorang berdo‟a kepada Allah, ia harus
menyadari bahwa Allah akan menerima do‟anya pada saat
yang paling tepat dan akan memberikan apa yang terbaik
baginya.
Do‟a, di samping sebagai bentuk amal ibadah, juga
merupakan karunia Allah yang sangat berharga bagi manusia,
karena melalui do‟a, Allah akan memberikan kepada manusia
sesuatu yang Dia pandang baik dan bermanfaat bagi dirinya.
Allah menyatakan pentingnya do‟a dalam sebuah ayat :
"Katakanlah: 'Tuhanku tidak mengindahkan kamu, andaikan
tidak karena do‟amu. Tetapi kamu sungguh telah
mendustakan-Nya, karena itu kelak azab pasti akan
menimpamu'." (QS Al-Furqan: 77)
Allah Mengabulkan Do‟a Orang-orang yang Menderita dan
Berada dalam Kesulitan. Do‟a adalah saat-saat ketika
kedekatan seseorang dengan Allah dapat dirasakan. Sebagai
hamba Allah, seseorang sangat memerlukan Dia. Hal ini
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 156
karena ketika seseorang berdo‟a, ia akan menyadari betapa
lemahnya dan betapa hinanya dirinya di hadapan Allah, dan
ia menyadari bahwa tak seorang pun yang dapat
menolongnya kecuali Allah. Keikhlasan dan kesungguhan
seseorang dalam berdo‟a tergantung pada sejauh mana ia
merasa memerlukan. Misalnya, setiap orang berdo‟a kepada
Allah untuk memohon keselamatan di dunia. Namun, orang
yang merasa putus asa di tengah-tengah medan perang akan
berdo‟a lebih sungguh-sungguh dan dengan berendah diri di
hadapan Allah. Demikian pula, ketika terjadi badai yang
menerpa sebuah kapal atau pesawat terbang sehingga
terancam bahaya, orang-orang akan memohon kepada Allah
dengan berendah diri. Mereka akan ikhlas dan berserah diri
dalam berdo‟a.
Allah menceritakan keadaan ini dalam sebuah Ayat :
"Katakanlah : Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu
dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdo‟a kepada-
Nya dengan berendah diri dengan suara yang lembut, maka
dikatakan : 'Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari
(bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang
bersyukur'." (QS Al-An'am: 63).
Di dalam Al-Qur'an, Allah memerintahkan manusia agar
berdo‟a dengan merendahkan diri : "Berdo‟alah kepada
Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas." (QS Al-A'raf: 55).
Dalam ayat lainnya, Allah menyatakan bahwa Dia
mengabulkan do‟a orang-orang yang teraniaya dan orang-
orang yang berada dalam kesusahan : "Atau siapakah yang
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 157
mengabulkan (do‟a) orang yang dalam kesulitan apabila ia
berdo‟a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan
yang menjadikan kamu sebagai khalifah di bumi? Apakah
ada tuhan lain selain Allah ? Sedikit sekali kamu yang
memperhatikannya." (QS An-Naml:62).
Tentu saja orang tidak harus berada dalam keadaan bahaya
ketika berdo‟a kepada Allah. Contoh-contoh ini diberikan
agar orang-orang dapat memahami maknanya sehingga
mereka berdoa dengan ikhlas dan merenungkan saat
kematian, ketika seseorang tidak lagi merasa lalai sehingga
mereka berpaling kepada Allah dengan keikhlasan yang
dalam. Dalam pada itu, orang-orang yang beriman, yang
dengan sepenuh hati berbakti kepada Allah, selalu menyadari
kelemahan mereka dan kekurangan mereka, mereka selalu
berpaling kepada Allah dengan ikhlas, sekalipun mereka
tidak berada dalam keadaan bahaya. Ini merupakan ciri
penting yang membedakan mereka dengan orang-orang kafir
dan orang-orang yang imannya lemah.
Tidak Ada Pembatasan Apa pun dalam Berdo‟a. Seseorang
dapat memohon apa saja kepada Allah asalkan halal. Hal ini
karena sebagaimana telah disebutkan terdahulu, Allah adalah
satu-satunya penguasa dan pemilik seluruh alam semesta; dan
jika Dia menghendaki, Dia dapat memberikan kepada
manusia apa saja yang Dia inginkan. Setiap orang yang
berpaling kepada Allah dan berdo‟a kepada-Nya, haruslah
meyakini bahwa Allah berkuasa melakukan apa saja dan
bersungguh-sungguhlah dalam berdo‟a sebagaimana
disabdakan oleh Nabi SAW. Ia perlu mengetahui bahwa
mudah saja bagi-Nya untuk memenuhi keinginan apa saja.
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 158
Dia akan memberikan apa yang diminta oleh seseorang jika
di dalamnya terdapat kebaikan bagi orang itu dalam do‟a
tersebut. Do‟a-do‟a para Nabi dan orang-orang beriman yang
disebutkan dalam Al-Qur'an merupakan contoh bagi orang-
orang beriman tentang hal-hal yang dapat mereka mohon
kepada Allah. Misalnya, Nabi Zakaria A.S. berdo‟a kepada
Allah agar diberi keturunan yang diridhoi, dan Allah pun
mengabulkan doanya, meskipun istrinya mandul : "Yaitu
ketika ia berdo‟a kepada Tuhannya dengan suara yang
lembut. Ia berkata: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku
telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum
pernah kecewa dalam berdo‟a kepada-Mu ya Tuhanku. Dan
sesungguhnya aku sangat khawatir terhadap pewarisku
sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul,
maka anugerahilah aku dari sisi-Mu seorang putra. Yang
akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga
Ya'qub; dan jadikanlah ia ya Tuhanku, seorang yang
diridhoi'." (QS Maryam: 3-6).
Maka Allah mengabulkan do‟a Nabi Zakaria dan
memberikan kepadanya berita gembira tentang Nabi Yahya
A.S. Setelah menerima berita gembira tentang seorang anak
laki-laki, Nabi Zakaria merasa heran karena istrinya mandul.
Jawaban Allah kepada Nabi Zakaria menjelaskan tentang
sebuah rahasia yang hendaknya selalu dicamkan dalam hati
orang-orang yang beriman : "Zakaria berkata : 'Ya Tuhanku,
bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah
seorang yang mandul dan aku sesungguhnya sudah mencapai
umur yang sangat tua.' Allah berfirman : 'Demikianlah.' Hal
itu amat mudah bagi-Ku, dan sesungguhnya telah Aku
ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu belum ada sama
sekali'." (QS Maryam: 8-9)
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 159
Ada beberapa Nabi lainnya yang disebutkan dalam Al-Qur'an
yang do‟a-do‟a mereka dikabulkan. Misalnya, Nabi Nuh A.S.
memohon kepada Allah untuk menimpakan azab kepada
kaumnya yang tersesat meskipun ia telah berusaha sekuat
tenaga untuk membimbing mereka kepada jalan yang lurus.
Sebagai jawaban dari do‟anya, Allah menimpakan azab besar
kepada mereka yang tercatat dalam sejarah.
Nabi Ayub A.S. menyeru Tuhannya ketika ia sakit, ia berkata
: "Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau
adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua
penyayang." (QS Al-Anbiya': 83). Sebagai jawaban terhadap
do‟a Nabi Ayub, Allah berfirman sebagai berikut : "Maka
Kami pun mengabulkan do‟anya itu, lalu Kami hilangkan
penyakit yang menimpanya dan Kami kembalikan
keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan
mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk
menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. (QS
Al-Anbiya': 84).
Allah mengabulkan Nabi Sulaiman A.S. yang berdo‟a : "Ya
Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku
kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapa pun sesudahku,
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi." (QS Shod:
35). Maka Allah mengaruniakan kekuasaan yang besar dan
kekayaan yang banyak kepada Nabi Sulaiman.
Oleh karena itu, orang-orang yang berdo‟a hendaknya
mencamkan dalam hati ayat ini : "Sesungguhnya keadaan-
Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata
kepadanya, 'Jadilah.' Maka terjadilah ia. (QS Yaasin: 82)
Sebagaimana dinyatakan dalam ayat ini, segala sesuatu itu
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 160
mudah bagi Allah dan Dia Mendengar serta Mengetahui
setiap do‟a-do‟a yang dipanjatkan kepada-Nya.
Allah juga akan memberikan Karunia-Nya di Dunia ini bagi
Orang-orang yang menginginkan seluruhnya di Dunia ini
tetapi di Akhirat kelak mereka tidak akan mendapatkan apa-
apa lagi. Orang-orang yang tidak memiliki ketaqwaan kepada
Allah dalam hatinya, dan imannya sangat lemah terhadap
kehidupan akhirat, hanyalah menginginkan keduniaan.
Mereka meminta kekayaan, harta benda, dan kedudukan
hanyalah untuk kehidupan di dunia ini. Allah memberi tahu
kita bahwa orang-orang yang hanya menginginkan keduniaan
tidak akan memperoleh pahala di akhirat. Tetapi bagi orang-
orang yang beriman, mereka berdo‟a memohon dunia dan
akhirat karena mereka percaya bahwa kehidupan di akhirat
sama pastinya dan sama dekatnya dengan kehidupan dunia
ini. Tentang masalah ini, Allah menyatakan sebagai berikut :
"Di antara manusia ada orang yang berdo‟a : 'Ya Tuhan kami,
berilah kami (kebaikan) di dunia ini,' dan tidak ada baginya
bagian di akhirat. Dan di antara mereka ada juga orang yang
berdo‟a : 'Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia
dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa
neraka.' Mereka itulah orang-orang yg mendapat bagian dari
apa yg mereka usahakan, dan Allah sangat cepat perhitungan-
Nya. (QS Al-Baqarah: 200-202).
Orang-orang yang beriman juga berdo‟a memohon
kesehatan, kekayaan, ilmu, dan kebahagiaan. Akan tetapi,
semua do‟a mereka adalah untuk mencari keridhoan Allah
semata dan untuk memperoleh kebaikan bagi agamanya.
Mereka memohon kekayaan misalnya, adalah untuk
digunakan di jalan Allah. Berkenaan dengan masalah ini,
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 161
Allah memberikan contoh tentang Nabi Sulaiman di dalam
Al-Qur'an. Jauh dari keinginan untuk memperoleh dunia,
do‟a Nabi Sulaiman untuk meminta kekayaan adalah demi
tujuan mulia untuk digunakan di jalan Allah, untuk menyeru
manusia kepada agama Allah, dan agar dirinya sibuk
berdzikir kepada Allah. Kata-kata Nabi Sulaiman
sebagaimana yang diceritakan dalam Al-Qur'an menunjukkan
niat hatinya yang ikhlas : "Sesungguhnya aku menyukai
kesenangan terhadap barang yang baik karena ingat kepada
Tuhanku." (QS Shad: 32). Maka Allah mengabulkan do‟a
Nabi Sulaiman tersebut dengan mengaruniakan kepadanya
kekayaan yang sangat banyak di dunia dan ia akan
memperoleh pahala di akhirat.
Dalam hal itu, Allah juga mengabulkan keinginan orang-
orang yang hanya menghendaki kehidupan dunia, namun
azab yang pedih menunggu mereka di akhirat. Keuntungan
yang telah mereka peroleh di dunia ini tidak akan mereka
peroleh lagi di akhirat kelak. Kenyataan yang sangat penting
ini diceritakan dalam Al-Qur'an sebagai berikut :
"Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat, akan
Kami tambahkan keuntungan itu baginya, dan barangsiapa
menghendaki keuntungan di dunia, Kami akan berikan
kepadanya sebagian dari keuntungan dunia, dan tidak ada
baginya bagian sedikit pun di akhirat. (QS Asy-Syura: 20).
"Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang, maka Kami
segerakan baginya di dunia apa yg Kami kehendaki bagi
orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya
neraka Jahanam, ia akan memasukinya dalam keadaan tercela
dan terusir. (QS Al-Isra': 18).
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 162
Demikianlah sebagai seorang Muslim yang Beriman kita
hendaknya selalu memanjatkan Do‟a-do‟a yang baik dan
bermanfaat bagi kita, baik untuk Dunia maupun Akhirat.
*****
Buku ini belum sepenuhnya Penulis rampungkan mengingat
beberapa hal yang harus Penulis pegang dalam menulis buku
ini, yakni prinsip kehati-hatian, karena dalam penulisan
literatur keagamaan haruslah dilakukan dengan sangat teliti
dari sumbernya yang benar sehingga dapat memberikan
pedoman yang benar pula bagi para pembaca. Untuk itu maka
pembahasan selanjutnya yang Insya Allah akan Penulis
tuangkan di dalam buku ini diantaranya hal-hal mengenai :
6. JIWA YANG TENANG, DAMAI DAN IKHLAS
7. MENJADI PEWARIS SYURGA FIRDAUS
8. MENJAUHKAN DIRI DARI DOSA-DOSA FATAL
9. MENJAUHKAN DIRI DARI SIFAT-SIFAT MUNAFIQ
10. STRATEGI HIDUP YANG BAIK DAN BENAR
Penggunaan dan pendayagunaan Kecerdasan Hati Nurani
(Qolb Quotient - QQ) ini agar bisa lebih efektif (tercapai
tujuannya) maka Setiap Individu HARUS RELA untuk
menerapakan ”Tata Kelola Kehidupan yang Strategis”
yang dalam buku ini penulis istilahkan sebagai “Strategic
Life Management (SLM)”. Begitu pula unsur-unsur SLM
ini akan penulis bahas dalam Bab 4 (empat) berikutnya. SLM
ini haruslah dapat dilaksanakan dan diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari dari masing-masing individu tersebut.
Adapun Unsur-unsur dalam Strategic Life Management
(SLM) ini adalah: ISLAM, IMAN, AMAL SOLEH,
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. 163
TAQWA, IHSAN, dan IKHLAS; yang mesti dilaksanakan
dengan sungguh-sungguh oleh setiap orang yang hidup di
dunia agar memperoleh kesuksesan dan kebahagiaan hidup,
baik di dunia ini maupun di akhirat kelak, dengan sasaran
akhirnya yakni untuk memperoleh Keridhoan Allah.