MANAJEMEN KASUS
Blighted Ovum
Disusun untuk Memenuhi Syarat Kepaniteraan KlinikStase Obstetri
dan Ginekologidi RSUD dr. Soedono Madiun
Disusun Oleh:Nur Amalina Ratnaningsih09711091
Pembimbing:dr. Suwardi, Sp.OG
KEPANITERAAN KLINIKFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ISLAM
INDONESIARSUD dr. SOEDONO MADIUN2014
LAPORAN KASUSNo. RM 6580787Identitas : Nama pasien: Ny. Yuliatin
Usia: 29 tahun Agama: Islam Pendidikan: SMA Pekerjaan : IRT Alamat:
Ds. Godongan Lor RT 027/ RW 003 Purworejo, Geger, Madiun
Riwayat Perawatan di Rumah Sakit Poliklinik Kandungan tanggal 20
Maret 2014 pukul 09.30Pasien datang atas kemauan sendiri dengan
keluhan utama keluar bercak darah yang awalnya berwarna coklat
kemuadian merah segar sejak hari senin tanggal 14 Maret 2014.Nyeri
perut (-), dan saat ini pasien sedang hamil ke 3 dengan usia
kandungan 11-12 minggu.Riwayat menikahMenikah: 1 kaliUmur
pernikahan: 24 tahun Lama menikah: 5 tahunRiwayat menstruasiHaid
pertama kali usia 13 tahun, teratur, siklus 28 hari, durasi haid
6-7 hariNyeri haid (-)HPHT 23 Desember 2013HPL 30 September 2014
Riwayat kontrasepsiKB suntik 1 bulanan selama 3 bulan setelah nifas
anak pertama namun tidak dilanjutkan lagi karena haid menjadi tidak
teratur.
Riwayat persalinan1. Aterm/Spt B/Bidan/3000 g/50
cm/Laki-laki/Hidup/3,5 tahun2. Hamil ini Riwayat ANC - Bidan
praktek swasta 1 kali RSU Soedono 1 kaliRiwayat penyakit dahulu
Tidak adaObjektifStatus GeneralisKeadaan Umum: CukupGCS :
E4V5M6Tinggi Badan : 155 cmBerat Badan : 55 kgIMT: 22,9
(Normal)Vital Sign: Tekanan darah 110/90 mmHg Nadi 86 x/menit
Respirasi 20 x/menit Suhu36,7 CKepala/Leher: Conjuctiva anemis -/-
Sklera Ikterik -/- Benjolan di leher (-)Thorax: Cor S1S2 tunggal,
reguler Pulmo Suara dasar vesikuler +/+ Rhonki -/- Wheezing
-/-Abdomen: Rounded, bunyi usus (+)Ekstremitas: Oedema -/- , Akral
hangatStatus GinekologiV/vfluxus () , fluor (-) Portiotertutup,
licin, nyeri goyang (-)CURF ~ besar normalAP D/S massa (-) , nyeri
(-)CDtidak menonjol
Hasil USGUterus membesarTampak GS melebar dengan fetal pole
sangat kecilKesimpulan : Kesan Blighted OvumAssessmentBlighted
OvumPlanningPro KuretaseEdukasiLaporan KuretaseTanggal: 20 Maret
2014 Nama Pasien: Ny. YuliatinUsia: 29 tahunOperator: dr. Setyo
Utomo,Sp.OG(K)Diagnosa pre op: Blighted OvumDiagnosa post op:
Blighted OvumMulai tindakan: 11.50 WIBLama tindakan: 5 menit1.
Infus terpasang jenis RL 8 tpm2. Obat anestesi Valium 10 mg Ketamin
25 mg Gentamicin 25 mg3. Antibiotika pre op Analgesik pre op
Uterotonika 4. Antiseptik Povidon iodin5. Pemasangan laminaria6.
Bougie 7. Sonde 10 cm, retrofleksi8. Sendok nomer 3, keluar
jaringan plasenta dan cairan ketuban dengan jumlah 10 cc9. Jumlah
perdarahan 20 cc10. Transfusi darah 11. Penyulit selama kuretase (
- ), anestesi ( - )12. Terapi pasca tindakan Amoxixilin 3x500 mg
selama 5 hari Methylergometrin 3x1 tablet Sulfat ferosus 1x1
tablet13. Tidak dilakukan kuretase Patologi Anatomi
TINJAUAN PUSTAKAA. DEFINISIBlighted ovum adalah keadaan dimana
seorang wanita merasa hamil tetapi tidak ada bayi di dalam
kandungan. Seorang wanita yang mengalaminya juga merasakan
gejala-gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual dan
muntah pada awal kehamilan (morning sickness), payudara mengeras,
serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes kehamilan
baik menggunakan test pack yang dijual di pasaran maupun melalui
tes laboratorium hasilnya positif. Bligted ovum (kehamilan
anembrionik) terjadi ketika ovum yang telah dibuahi menempel pada
dinding uterus namun embrio tidak berkembang. Sel berkembang
membentuk kantung kehamilan, tetapi tidak membentuk embrio itu
sendiri. Blighted ovum biasanya terjadi dalam trimester pertama
sebelum seorang wanita tahu tentang kehamilannya. Tingginya tingkat
kelainan kromosom biasanya menyebabkan tubuh wanita secara alami
mengalami keguguran.B. ETIOLOGIBlighted ovum biasanya merupakan
hasil dari masalah kromosom dan penyebab sekitar 50% dari keguguran
trimester pertama. Tubuh wanita mengenali kromosom abnormal pada
janin dan secara alami tubuh berusaha untuk tidak meneruskan
kehamilan karena janin tidak akan berkembang menjadi bayi yang
normal dan sehat. Hal ini dapat disebabkan oleh pembelahan sel yang
abnormal atau kualitas sperma atau ovum yang buruk.Sekitar 60%
blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses pembuahan
sel telur oleh sperma. Infeksi TORCH(Toksoplasma, Rubela,
Cytomegalovirus/CMV dan Herpes simplex), rubella, dan streptokokus,
penyakit kencing manis (diabetes melitus) yang tidak terkontrol,
rendahnya kadar beta HCG (Human Chorionic Gonadotropin) serta
faktor imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga dapat
menyebabkan bligted ovum. Resiko juga meningkat bila usia suami
atau istri semakin tua karena kualitas sprema atau ovum menurun.C.
PATOFISIOLOGISel telur yang matang akan bertemu sperma pada saat
konsepsi di ampula tuba. Akibat berbagai faktor sel telur yang
telah dibuahi sprema tidak dapat berkembang sempurna karena hanya
membentuk plasenta yang berisi cairan dan tetap tertanam di dalam
rahim. Plasenta menghasilkan hormon HCG dimana hormon ini akan
memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai
pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim.
Hormon HCG yang menyebabkan munculnya gelaja-gejala kehamilan
seperti mual, muntah, ngidam, dan menyebabkan tes kehamilan menjadi
positif karena tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium
pada umumnya mengukur kadar hormon HCG.Toksoplasmosis menjadi salah
saru penyebab blighted ovum, namun mekanismenya secara pasti belum
diketahui tetapi beberapa penelitian menunjukkan kemungkinan adanya
peran mekanisme imunitas seluler. Toksoplasmosis adalah penyakit
yang disebabkan infeksi Toxoplasma gondii yang menginduksi respon
kekebalan tubuh tipe 1 yang kuat yakni T-cell mediated. Saat respon
dominan Th 1, terjadi peningkatan IFN di plasenta akan menarik TNF
yang menghambat proliferasi sel trofoblas manusia. Interferon juga
meningkatkan produksi nitrit oksida (NO) sel trofoblas yang memicu
apoptosis. Mekanisme NO menginduksi apoptosis tidak jelas, tetapi
melibatkan efek pembentukan peroxynitrite dari NO dan superoksida
dalam mitokondria yang menyebabkan kerusakan pada sel plasenta
terutama sel trofoblas atau target fetoplasenta lainnya sehingga
mengakibatkan kematian embrio dan resorpsi. Mekanisme imunitas
inilah yang dapat menyebabkan terjadinya blighted ovum.D. TANDA DAN
GEJALABlighted ovum sering tidak menimbulkan gejala sama sekali.
Gejala dan tanda-tanda yang mungkin muncul adalah Periode
menstruasi terlambat Kram perut Bercak perdarahan melalui vagina
Tes kehamilan positif Tanda-tanda kehamilan muda normal seperti
morning sickness, mudah lelahE. DIAGNOSIS1. AnamnesisTerlambat
haid, mual, muntah, mudah lelah.2. Pemeriksaan fisikTanda-tanda
kehamilan awal yaitu kram perut, perubahan pada payudara,
flek-flek.3. Pemeriksaan penunjang Tes kehamilan dengan tes pack
atau laboratoriumHasil tes kehamilan positif. USGDiagnosis bisa
dilakukan saat kehamilan memasuki usia 6-7 minggu sebab saat itu
diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 mm sehingga
bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan tampak adanya
kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin. Diagnosis
kehamilan anembrionik dapat ditegakkan bila pada kantong gestasi
yang berdiameter sedikitnya 30 mm, tidak dijumpai adanya struktur
embrio.
F. PENATALAKSANAANJika telah didiagnosis blighted ovum, maka
tindakan selanjutnya adalah mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim
dengan kuretase. Hasil kuretase akan dianalisis untuk memastikan
apa penyebab blighted ovum lalu mengatasi penyebabnya. Jika karena
infeksi maka dapat diobati agar tidak terjadi kejadian
berulang.Apabila penyebab blighted ovum adalah antibodi maka dapat
dilakukan program imunoterapi sehingga kelak dapat hamil normal.
Penyebab blighted ovum yang dapat diobati sebenarnya jarang
ditemukan, namun masih dapat diupayakan jika kemungkinan
penyebabnya diketahui. Sebagai contoh, tingkat hormon yang rendah
mungkin jarang menyebabkan kematian ovum dini. Dalam kasus ini, pil
hormon seperti progesteron dapat bekerja. Namun efek samping dari
pemakaian hormon adalah nyeri kepala, perubahan suasana hati dan
lain-lain.Jika terjadi kematian sel telur di awal kehamilan secara
berulang, maka pembuahan buatan mungkin efektif dalam mengupayakan
kehamilan. Dalam hal ini perlu donor sperma atau ovum untuk
memiliki anak. Akan tetapi, pembuahan buatan tersebut mahal
biayanya dan tidak selalu bekerja juga resiko kelahiran kehamilan
kembar seringkali lebih tinggi. Jika belum berhasil maka adopsi
anak adalah pilihan lain bagi banyak pasangan.G. PENCEGAHANDalam
banyak kasus, blighted ovum tidak dapat dicegah. Beberapa pasangan
seharusnya melakukan tes genetika dan konseling jika terjadi
keguguran berulang di awal kehamilan. Blighted ovum sering
merupakan kejadian satu kali dan jarang terjadi lebih dari satu
kali pada satu wanita.Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka
dapat dilakukan beberapa tindakan pencegahan seperti pemeriksaan
TORCH, imunisasi rubella pada wanita yang hendak hamil, bila
memiliki penyakit disembuhkan dahulu, mengontrol kadar gula
darahnya, melakukan pemeriksaan kromosom terutama bila usia diatas
35 tahun, menghentikan kebiasaan merokok agar kualitas sperma atau
ovum baik, memeriksakan kehamilan secara rutin dan membiasakan pola
hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKAAgoes Oerip Poerwoko, Anantyo Binarso Mochtar,
Hary Tjahjanto. 2008. Efek Sublingual pada Kasus Blighted ovum dan
Missed abortion. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro : Media
Medika IndonesianaAlan H., et al. 2006. Blighted Ovum. Current
Obstetric and Gynecology Diagnosis & Treatment-Ninth Ed.
DeCherney. Anne Jackson Bracker. 2006. Blighted Ovum / Anembryonic
Pregnancy.
Http://www.miscarriageassociation.org.uk/ma2006/download.pdf
diakses tanggal 29 April 2014Juminten Saimin, Eddy R. Moeljono,
Retno B. Farid. 2008. Pemakaian tablet Misoprostol 100 mikrogram
per vaginam untuk Dilatasi Serviks Sebelum Tindakan Kuretase.
Subbagian Fetomaternal Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas HasanudinNasrudin AM, Eddy R. Moeljono,
Putra Rimba. 2006. Efektifitas Misoprostol 400 mcg Pervaginam untuk
Dilatasi Serviks pada Kasus Blighted ovum. Bagian Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas HasanudinPrawirohardjo,
Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Edisi keempat cetakan kedua. PT Bina
Sarana Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta