Top Banner

of 23

MANAJEMEN KAMAR OPERASI Konstruksi Fasilitas & tan

Jul 17, 2015

Download

Documents

Defri CuCut
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

MANAJEMEN KAMAR OPERASIDrg.Siska Hapsari,SKG,MA

Persyaratan Rancang Bangun Kamar Operasi :1. Mudah dicapai oleh pasien. 2. Penerimaan pasien dilakukan dekat dengan perbatasan daerah steril & non steril. 3. Kereta dorong pasien harus mudah bergerak. 4. Lalu lintas kamar operasi harus teratur dan harus dicegah terjadinya kesimpangsiuran lalu lintas. 5. Ada batas yang jelas yang memisahkan antara daerah steril & non steril yang memungkinkan pengaturan penggunaan baju khusus.

Lanjutan.6. Dekat dengan fasilitas pemeriksaan penunjang / unit lain, mis : Lab, Radiologi, Patologi, UGD 7. Tersedia cukup dukungan untuk kedaruratan : listrik, air dan gas.

Rancang Bangun Kamar Operasi Harus Mencakup :1. Kamar untuk tempat pasien menunggu tindakan anastesi harus tenang & dilengkapi dengan fasilitas untuk induksi anastesi. 2. Kamar operasi yang langsung berhubungan dengan kamar induksi. 3. Kamar Pulih (Recovery Room). 4. Ruang yang cukup untuk menyimpan peralatan, linen, obat/farmasi termasuk bahan narkotik.

Lanjutan.5. Ruang untuk mendukung fungsi pendidikan / pelatihan. 6. Ruang/tempat pengumpulan /pembuangan peralatan & linen bekas pakai operasi. 7. Ruang ganti pakaian pria dan wanita yang terpisah. 8. Ruang istirahat untuk staf yang bertugas jaga.

Fasilitas Harus Memiliki Perlengkapan:1. Alat pengontrol temperatur dan kelembaban udara yang diletakkan pada jarak yang aman dari pasien yang sudah dibius. 2. Ada persediaan gas medik yang cukup. 3. Ada alat pengisap lendir yang berfungsi baik. 4. Jumlah stop kontak listrik yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan. 5. Cukup tersedia cadangan gas medis, listrik diesel, alat isap lendir yang dapat bekerja bila sumber listrik utama mati.

Ada Program Pengamanan Yang Meliputi :1. Standar listrik, kabel yang dipakai sesuai dengan standar untuk keamanan jantung atau tubuh. Standar listrik dari tiap peralatan. 2. Pembuangan gas buang anastesi yang aman. 3. Baju pelindung terhadap sinar-X. 4. Program pembersihan sesudah penggantian pasien, harian atau mingguan.

Lanjutan.5. Kewaspadaan ditingkatkan bila zat anastesi yang mudah terbakar / mudah meledak akan dipakai. 6. Kebijakan tertulis, supervisi, catatan, telaah dari staf untuk memahami bahaya potensial terhadap pasien bedah.

Ada Program Pengamanan Yang Meliputi : Bahaya potensial meliputi : - Kesalahan identifikasi pasien. - Kesalahan identifikasi operasi. - Luka/cedera pada waktu membawa pasien. - Cedera listrik. - Kesalahan obat. - Kecelakaan karena alat anastesi.

Lanjutan. Bahaya potensial meliputi : - Kasa atau instrumen bedah yang hilang. - Api dan ledakan. - Resiko infeksi.

Peralatan Dalam Ruang Operasi Meliputi :1. Perlengkapan dasar dan alat operasi yang jumlahnya cukup untuk mendukung pelayanan operasi. 2. Alat khusus untuk mendukung tindakan bedah khusus & ada fasilitas untuk sterilisasi cepat. 3. Alat minimal untuk anastesi sesuai standar profesi. 4. Alat dan obat untuk resusitasi dan gawat darurat.

Lanjutan..5. Ada pemeriksaan alat gawat darurat (mis : monitoring jantung & defibrilator) minimal seminggu sekali / sesudah dipakai, ada prosedur penggunaan. 6. Ada sistem untuk pemeliharaan alat & pemantauan secara rutin, dan ada sistem perbaikan berdasarkan perkiraan keausan alat agar tetap dalam batas keamanaan.

Fasilitas Dalam Kamar Operasi Harus ada sistem untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi nosokomial & sistem ini harus merupakan bagian integral dari pengendalian infeksi di RS yang meliputi : - Prosedur mencuci tangan. - Prosedur sterilisasi untuk alat & bahan. - Prosedur tindakan aseptik. - Evaluasi prosedur dengan menilai infeksi luka pasca bedah secara berkala.

Lanjutan Ada pelayanan penunjang yang selalu di pantau, mis : radiologi, patologi dan persediaan darah yang harus ada.

Syarat Lantai Kamar Operasi Tidak licin waktu basah Tahan terkena air & desinfektan berkalikali. Tidak menyerap bahan kimia. Tahan gores / tahan retak. Cukup elastis setelah menahan beban berat. Tahan api. Tidak luntur warnanya. Tidak perlu pemeliharaan dengan wax / preventif lain

Syarat Lampu Operasi Mudah dibersihkan. Non spliting glass. Intensity 800 Lux-40.000 Lux Kontrol cepat & tepat Pencahayaan fleksibel (focus) Warna sinar 5000 k, batas spektrum yang masih bisa dipakai 5500 k 6500 k Indeks RI 70 (Indeks reduksi warna) Tidak ada bayangan

Lanjutan. Radiasi panas sekecil mungkin. Panas maximum lampu operasi 58o C agar tidak melukai staf kamar operasi. Memenuhi persyaratan listrik (keselamatan). Dipasang minimum setinggi 2m dari lantai. Bola lampu operasi umurnya + 200 jam pemakaian, & lampu quartz, halogen dapat mencapai 2000 mengganggu jalannya operasi. jam, tidak berfungsinya bola lampu sangat

Kamar Operasi Dinding dan langit-langit kamar operasi disesuaikan dengan pencahayaan kamar operasi, dengan sekitar yang sejuk dianjurkan warna abu-abu, biru hijau, sedangkan warna yang hangat seperti kuning, orange atau pink. (BIREN FABER). Temperatur suhu kamar operasi 24oC 27oC

Kamar Operasi Batas kebisingan suara, baik percakapan, suction, compressor, bantingan pintu, sarung tangan dan suara lainnya 30 dBA. Ventilasi yang baik di kamar operasi sangat dibutuhkan untuk oxygenasi 19 orang di kamar operasi, dibutuhkan 28 m3 udara segar perjam (Edwards). Berarti 1/10 dari udara di kamar operasi dengan ukuran 6,2 x 6,2 x 3,2 m perlu di ganti setiap 1 jam.

Kamar Operasi Syarat Dinding dan langit-langit (White T) : - Higienis - Keras - Non absorbent - Mudah dibersihkan - Tidak berubah warna - Non staining

Ukuran kamar Operasi Ukuran kamar operasi kira-kira 40-42m2 dengan dimensi 6,5 x 6,5 m (panjang & lebar). Minimum kamar bedah luasnya 29,4 m2 (5,25 x 5,6m). Tingginya langit-langit di kamar bedah sebaiknya 3,5 m & tidak kurang dari 3,1 m. Ketinggian maximum langit-langit kamar bedah 3,65m.

Rancang Bangun kamar bedah Jumlah kamar bedah di Rumah Sakit ditentukan selain dari tingkat hunian (Occupancy), jumlah tempat tidur Rumah Sakit dan jumlah tempat tidur bagian bedah. L.Harold menyatakan kamar operasi yang dibutuhkan diperkirakan berjumlah 0,5% dari jumlah tempat tidur bagian bedah.

Jam & Komunikasi di Kamar Operasi Diperlukan disetiap kamar operasi, ruang anastesi dan kamar pulih. Telepon, paging system, pemanggilan pasien disiapkan untuk hubungan dokter, pasien, kamar bedah, ruang perawatan, laboratorium, CSSD dll. Telepon sebaiknya sambungan internal dan eksternal. Telepon umum sebaiknya di luar kamar bedah sentral.