Page 1
MANAJEMEN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH LUAR BIASA
PROF. DR. SRI SOEDEWI MASJCHUN SOFWAN. SH
KOTA JAMBI
SKRIPSI
RAHMELIA PUTRI
NIM. TK. 151167
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
Page 2
MANAJEMEN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH LUAR BIASA
PROF. DR. SRI SOEDEWI MASJCHUN SOFWAN. SH
KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan
RAHMELIA PUTRI
NIM. TK. 151167
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
i
Page 7
PERSEMBAHAN
Alhamdullilahirobbil’alamin satu langkah usai sudah ku lewati, satu cita telahku gapai
namun itu bukan akhir dari perjalananku, melainkan awal dari sebuah perjuangan untuk
menuju kehidupan di kemudian hari.
Rasa syukur ku ucapkan sedalam-dalamnya kepada Allah SWT serta Shalawat dan
salam kepada baginda Rasulallah SAW, para keluarga dan sahabat semoga sebuah karya
mungil dan sederhana ini menjadi amal shaleh bagiku dan menjadi kebanggaan bagi
keluargaku tercinta.
Ku persembahkan karya mungil dan sederhana ini Untuk ibundaku tersayang (Rosmida)
Serta ayahandaku tercinta (Rozali Lutfi) dan Kepada Adikku (RifdaSalwa) Terima kasih
tiada tara atas segala support yang telah diberikan selama ini.
Kepada teman-teman seperjuangan khususnya rekan-rekan MPI Angakatan 2015 yang
tak bisa ku sebutkan namanya satu persatu terima kasih ku ucapkan.
v
Page 8
MOTTO
(انحل:٥٢١)
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk”.(Anonim, 2014, hlm. 16).
vi
Page 9
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puja-puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan petunjuk, bimbingan dan kekuatan lahir dan bathin kepada diri
penulis sehingga skripsi ini dapat tersusun dan terselesaikan sebagaimana mestinya.
Shalawat beriring salam senantiasa kita hadiahkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW, beserta para sahabat dan pengikutnya yang istiqamah sepanjang
zaman, Amin.
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan dalam Manajemen Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, dengan judul “Manajemen Ekstrakurikuler di
Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan. SH Pematang Sulur Kota
Jambi ”.
Selama penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis banyak menemukan
kesulitan-kesulitan, namun atas bantuan, bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak
terutama dari dosen pembimbing skripsi, maka skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu
dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
2. Dr. Hj. Armida, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi
3. Ibu Dr. Rusmini, S.Ag, M.Pd.I dan Bapak Aris Dwi Nugroho, S.Pd, M.Pd.I, MSHS
selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
4. Ibu Dr. Rusmini, S.Ag, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Dr. Najmul
Hayat, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya
Page 11
ABSTRAK
Nama : Rahmelia Putri
NIM : TK.151167
Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam
Judul : Manajemen Ekstrakurikuler di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri
Soedewi Masjchun Sofwan, SH Pematang Sulur Kota Jambi.
Skripsi ini membahas tentang Manajemen Ekstrakurikuler di Sekolah Luar Biasa Prof.
Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Pematang Sulur Kota Jambi. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan
data observasi nonpartisipan, wawancara terstruktur, dan dokumentasi, sedangkan
teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Teknik keabsahan data yang digunakan adalah teknik uji kredebilitas data,
triangulasi ( teori, sumber dan metode ), dan pemeriksaan sejawat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Manajemen Ekstrakurikuler di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri
Soedewi Masjchun Sofwan, SH Pematang Sulur Kota Jambi pelaksanaannya dimulai
dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan berjalan dengan
baik. Fator pendukungnya adalah sumber daya manusianya sendiri sangat berkompeten
dibidangnya walaupun bukan dari ahli tapi mereka telah menerima dan mengikuti
banyak pelatihan. Anggaran untuk ekstrakurkuler pertahunya sudah ada, Materi yang
diberikan selalu menarik dan tidak membosankan, Pihak sekolah memberikan ruang,
waktu dan fasilitas yang memadai, Keinginan/minat siswa yang tinggi terhadap
ekstrakurikuler yang dipilihnya, Dukungan orang tua terhadap apa yang diinginkan dan
diminati oleh anak, Keberadaan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan
ekstrakurikuler memadai. Sedangkan faktor penghambatnya adalah faktor psikologis
dari Orang tua yang walaupun mendukung keinginan anaknya namun malas untuk
mengantar dan menjemput anaknya, perasaan siswa terkadang berubah, Khususnya
untuk anak berkebutuhan khusus mereka kurang ajang.
Kata kunci : Manajemen Ektrakurikuler, Sekolah Luar Biasa
viii
Page 12
ABSTRACT
Name : Rahmelia Putri
NIM : TK.151167
Department : Islamic Education Management
Title : Extracurricular Management at Extraordinary Schools Prof. Dr. Sri
Soedewi Masjchun Sofwan, SH Pematang Sulur, Jambi City.
This thesis discusses Extracurricular Management in Extraordinary Schools Prof. Dr.
Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Pematang Sulur, Jambi City. This research is a
descriptive qualitative study using techniques for collecting nonparticipant observation
data, structured interviews, and documentation, while the data analysis techniques used
are data reduction, data presentation and conclusion drawing. The data validity
technique used is the data credibility test technique, triangulation (theory, source and
method), and peer examination. The results of the study indicate that Extracurricular
Management in Extraordinary Schools Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH
Pematang Sulur Kota Jambi implementation starts from planning, organizing,
implementing, and monitoring goes well. The supporting fator is that human resources
are very competent in their field even though they are not experts but they have received
and participated in a lot of training. The extracurricular budget is already available, the
material provided is always interesting and not boring, the school provides adequate
space, time and facilities, high desire / interest of students towards the extracurricular
chosen, parent support for what is desired and desirable by children, The existence of
facilities and infrastructure that support extracurricular activities is adequate. While the
inhibiting factors are psychological factors of parents who, although they support their
children's desires but are lazy to take and pick up their children, students' moods
sometimes change, especially for children with special needs they lack the event.
Keywords: Ektrakurikuler Management, Extraordinary School
ix
Page 13
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………. i
NOTA DINAS………………………………………………………………… ii
PENGESAHAN………………………………………………………………. iii
PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………………………... iv
PERSEMBAHAN…………………………………………………………….. v
MOTTO……………………………………………………………………….. vi
KATA PENGANTAR……………………………………………………….... vii
ABSTRAK……………………………………………………………………... viii
ABSTRACT……………………………………………………………………. ix
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. x
DAFTAR TABEL……………………………………………………………. xii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. xiii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………......... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah……………………………………………… 1
B.Fokus Masalah………………………………………………………... 6
C.Rumusan Masalah……………………………………………………. 7
D.Tujuan dan Kegunaan Penelitian…………………………………….. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoretik………………………………………………… 9
1. Manajemen Ekstrakurikuler……………………………………. 9
a. Pengertian Manajemen…………………………………….... 9
b. Fungsi Manajemen………………………………………….. 10
c. Pengertian Ekstrakurikuler………………………………….. 12
d. Fungsi dan Tujuan Ekstrakurikuler…………………………. 12
e. Jenis dan Pelaksanaan Ekstrakurikuler……………………... 13
1. Seni Musik………………………………………………. 14
2. Ekstrakurikuler Olahraga………………………………… 15
3. Ekstrakurikuler Melukis…………………………………. 18
Page 14
2. Anak Berkebutuhan Khusus…………………………………… 18
a. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus…………………...... 18
b. Jenis Anak Berkebutuhan Khusus…………………………… 19
c. Undang-Undang Dan Permendiknas Tentang
Anak Berkebutuhan Khusus………………………………… 20
d. Teori Multiple Intelligences…………………………………. 21
3. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pelaksanaan
Program Ekstrakurikuler Di Sekolah Luar Biasa……………..... 23
a. Faktor Pendukung Ektrakurikuler………………………….... 23
b. Faktor Penghambat Ekstrakurikuler…………………………. 24
4. Upaya Manajemen Ekstrakurikuler dalam
Meningkatkan Mutu Sekolah…………………………………... 25
5. Studi Relevan…………………………………………………… 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian…………………………….. 36
B. Setting dan Subjek Penelitian………………………………….. 36
C. Jenis dan Sumber Data…………………………………………. 37
D. Teknik Pengumpulan Data……………………………………… 37
E. Teknik Analisis Data…………………………………………….. 38
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data………………………….. 39
G. Jadwal Penelitian…………………………………………………. 40
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum…………………………………………………... 41
1. Sejarah……………………………………………………….. 41
2. Letak Geografis……………………………………………… 42
3. Visi dan Misi Serta Tujuan…………………………………... 42
4. Struktur Organisasi…………………………………………... 43
5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan………. 45
6. Keadaan Siswa……………………………………………….. 46
7. Keadaan Sarana dan Prasarana………………………………. 48
B. Temuan Khusus dan Pembahasan……………………................... 56
Page 15
1. Manajemen Ekstrakurikuler di Sekolah Luar Biasa
Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH………………… 56
a. Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler…………………… 58
b. Pengorganisasian Kegiatan Ekstrakurikuler……………… 62
c. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler……………………. 64
d. Controlling Kegiatan Ekstrakurikuler…………………….. 65
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Manajemen
Ekstrakurikuler di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr.
Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH…………………………… 66
a. Faktor Pendukung Manajemen Ekstrakurikuler di
Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH……………………………………. 67
b. Faktor Penghambat Manajemen Ekstrakurikuler di
Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH…………………………………… 68
3. Upaya Manajemen Ekstrakurikuler dalam Meningkatkan
Mutu di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH Pematang Sulur Kota Jambi……….... 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………… 73
B. Saran…………………………………………………………….. 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Page 16
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian……………………………………………… 40
Tabel 4.2. Jumlah Siswa………………………………………………….. 46
Tabel 4.3. Jenis Kecacatan Siswa………………………………………… 47
Tabel 4.4. Ruang Kelas…………………………………………………… 48
Tabel 4.5. Ruang Pendukung……………………………………………… 48
Tabel 4.6. Tanah dan Bangunan…………………………………………… 50
Tabel 4.7. Fasilitas Khusus Tunanetra…………………………………….. 51
Tabel 4.8. Fasilitas Khusus Tunarungu……………………………………. 52
Tabel 4.9. Fasilitas Khusus Tunagrahita…………………………………... 53
Tabel 4.1.0. Fasilitas Khusus Tunadaksa………………………………….. 53
Tabel 4.1.1. Fasilitas Khusus Autis………………………………………… 54
xii
Page 17
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gedung 1 Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan,SH
Gambar 2. Gedung 2 Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan,SH
Gambar 3. Ruang Belajar Siswa
Gambar 4. Foto Peneliti Bersama Siswa Ekstrakurikuler Melukis
Gambar 5. Foto Peneliti Bersama Siswa dan Guru Ekstrakurikuler Musik
Gambar 6. Ruang Teori Ekstrakurikuler Musik
Gambar 7. Ruang Latihan Ekstrakurikuler Musik
Gambar 8. Foto Peneliti Bersama Instruktur Musik
Gambar 9. Foto Peneliti Bersama Instruktur Melukis
Gambar 10. Foto Peneliti Bersama Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
Gambar 11. Foto Peneliti
Gambar 12. Lukisan Siswa Terpajang di Dinding Sekolah
Gambar 13. Live Perfom Siswa/I Tunanetra SMALB
Gambar 14. Siswa Menyanyi Solo dalam Acara FLS2N PKLK
Gambar 15. Fitri Mulyasari Lomba Menyanyi pada FLS2N Tingkat Nasional
Gambar 16. Noval dan Stephenson Memperlihatkan Keahliannya dalam Melukis
Gambar 17. Anggi Afriansyah Mendapatkan Mendali Emas
Gambar 18. Mehera Dhopi Mendapatkan Mendali Perak
Gambar 19. Eka Putriana Juara 3 Lomba Bocce Tingkat Nasional
Gambar 20. Penampilan Siswa di Acara Pensi SMA 5 Kota Jambi
Gambar 21. Foto Pelatih dan Siswa Tampil di Acara Pensi SMA 5 Kota Jambi
Gambar 22. Foto Siswa Tampil di RRI
Gambar 23. Foto Siswa Tampil dalam Acara One Day Disability
xiii
Page 18
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kartu Bimbingan
Lampiran 2. Struktur Organisasi
Lampiran 3. Data Guru
Lampiran 4. Data Karyawan
Lampiran 5. Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran 6. Daftar Riwayat Hidup
xiv
Page 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbagai peraturan yang terkait dengan peningkatan mutu pendidikan
memuat beberapa hal penting diantaranya bahwa satuan pendidikan dasar dan
menengah mengembangkan dan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah, yang kemudian dipopulerkan dengan istilah KTSP. Di dalam
KTSP, struktur kurikulum yang dikembangkan mencakup beberapa komponen
yaitu, mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan beban,
kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan, pendidikan kecakapan hidup, serta
pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global (Mulyasa, 2006 , hlm. 180).
Pembinaan kesiswaan di sekolah, banyak wadah atau program yang
dijalankan demi menunjang proses pendidikan yang kemudian atas prakarsa sendiri
dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan ke arah pengetahuan yang lebih
meningkat. Salah satu wadah pembinaan siswa di sekolah adalah kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler
didasari atas tujuan kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang
beragam siswa dapat mengembangkan bakat, minat, dan kemampuannya.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam
pelajaran dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa (Eka Prihatin, 2011,
hlm.164).
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas
dan di luar jam pelajaran untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya
manusia yang dimiliki peserta didik, baik berkaitan dengan aplikasi ilmu
pengetahuan yang di dapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk
membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada
dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan(Mulyono,
2008, hlm.187).
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang baik dan penting karena
memberikan nilai tambah bagi siswa dan dapat menjadi barometer
Page 20
perkembangan/kemajuan sekolah. Adanya kegiatan ekstrakurikuler peserta didik
dapat memilih jenis kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan keinginannya untuk
mengembangkan bakat dan minat yang dimilikinya.
Kegiatan ekstrakurikuler ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah
dasar usia 4 sampai 6 tahun, sekolah menengah tingkat pertama, dan sekolah
menengah tingkat atas sampai akademik dan universitas. Dengan demikian dapat
disimpulkan kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan
kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik.
Kebijakan pendidikan nasional melalui UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, maka panduan kebijakan mengenai kegiatan
ekstrakurikuler juga berubah. Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan
potensi peserta didik sebagaimana tercantum dalam pasal 4 dan pasal 12 yang
menegaskan bahwa pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran. Pada Pasal 12 menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap
satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat,
minat, dan kemampuannya. Panduan mengenai kegiatan ekstrakurikuler terdapat
dalam lampiran Standar Isi berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas No. 22 tahun 2006).
Dalam lampiran standar isi baik untuk tingkat SD, SMP, dan SMA
dinyatakan bahwa struktur kurikulum terdiri atas 3 komponen yaitu komponen mata
pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Multiple intelligences yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai
kecerdasan majemuk atau kecerdasan ganda. Teori ini dicetuskan oleh Howard
Gardner, psikolog dari Harvard. Mula-mula Howard Gardner menemukan tujuh
jenis kecerdasan tetapi kemudian mengembangkannya menjadi delapan, dan
membahas kemungkinan kecerdasan yang ke sembilan. Kecerdasan menurut
Gardner diartikan sebagai suatu kemampuan, dengan proses kelengkapannya, yang
sanggup menangani kandungan masalah yang spesifik di dunia. Meskipun demikian,
Page 21
tidak berarti bahwa orang yang memiliki jenis kecerdasan tertentu, kecerdasan
musikal misalnya, akan menunjukkan kemampuan tersebut dalam setiap aspek
hidupnya.
Setiap orang memiliki delapan jenis kecerdasan dalam tingkat yang
berbeda-beda. Kedelapan jenis kecerdasan itu memiliki komponen inti dan ciri-ciri.
Kehadiran ciri-ciri pada individu menentukan kadar profil kecerdasannya. Dalam
kehidupan nyata, kecerdasan-kecerdasan itu hadir dan muncul bersama-sama atau
berurutan dalam suatu atau lebih aktivitas.
Dalam dunia pendidikan, teori multiple intelligences mulai diterima karena
dianggap lebih melayani semua kecerdasan yang dimiliki anak. Konsep Multiple
intelligences menjadikan pendidik lebih arif melihat perbedaan, dan menjadikan
anak merasa lebih diterima dan dilayani. Konsep ini menghapus mitos anak cerdas
dan tidak cerdas, karena menurut konsep ini, semua anak hakikatnya cerdas. Hanya
saja konsep cerdas itu perlu diredefinisi dengan landasan baru.
Anak berkebutuhan khusus pada awalnya dikenal dengan Anak Luar Biasa
(ALB), sehingga pendidikannya juga dikenal sebagai Pendidikan Luar Biasa (PLB).
Dimana dalam UU No. 2 tahun 1989 pasal 8 ayat 1 menegaskan bahwa: “Warga
negara yang memiliki kelainan fisik dan mental berhak memperoleh pendidikan luar
biasa”.
Perkembangan selanjutnya pada pasal 5 ayat 2 UU No. 20 tahun 2003
mengganti pendidikan luar biasa menjadi pendidikan khusus yang menegaskan
bahwa “Warga negara yang memiliki kelainan fisik, mental, emosional, intelektual,
dan sosial berhak memperoleh pendidikan khusus”. Ayat 4 juga menjamin bahwa
“warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak
memperoleh pendidikan khusus”.
Selanjutnya pasal 32 ayat 1 UU No. 20 tahun 2003 menegaskan bahwa
“Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,
mental, sosial, dan memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa”.
Anak Berkebutuhan khusus merupakan istilah yang digunakan untuk
menyebutkan anak-anak luar biasa atau mengalami kelainan dalam konteks
Page 22
pendidikan. Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus
yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada
ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang berbeda dari rata-rata
umumnya, dikarenakan ada permasalahan dalam kemampuan berfikir, penglihatan,
pendengaran, sosialisasi, dan bergerak. Dari pendapat-pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa Anak Berkebutuhan Khusus dapat diartikan sebagai seorang
anak yang memerlukan pendidikan yang disesuaikan dengan hambatan belajar dan
kebutuhan masing- masing anak secara individual, sehingga mereka memerlukan
penanganan yang lebih professional (Kauffman,2006, hlm.2).
Berdasarkan observasi peneliti di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi di sekolah tersebut juga melaksanakan berbagai
macam ekstrakurikuler pilihan yang bisa diikuti oleh siswa siswi diantaranya adalah
seni musik, olahraga, melukis, pramuka, menari, pantonim dan kerohanian. Akan
tetapi peneliti hanya meneliti tiga jenis ekstrakurikuler saja yaitu ekstrakurikuler
musik, melukis dan olahraga, di karenakan tiga ekstrakurikuler tersebut yang paling
di minati siswa/i di sana.
Pendidikan seni musik memiliki kontribusi cukup besar dalam
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Dengan demikian, pendidikan seni
musik perlu perumusan materi pelajaran seni musik yang lebih matang. Dasar tujuan
pendidikan seni musik yang berbasis seni budaya adalah salah satu alternatifnya.
Ekstrakurikuler olahraga merupakan aktivitas untuk melatih tubuh
seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga secara rohani. Definisi menurut
beberapa sumber tentang olahraga antara lain Olahraga pendidikan adalah
pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses
pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan,
kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani (Undang Undang
Sistem Keolahragaan Nasional Nomer 3: 2005, pasal 1 ayat 11).
Kegiatan olahraga yang teratur meningkatkan fungsi organ tubuh, sistem
pernafasan, sistem peredaran tubuh, sistem syaraf bahkan hubungan sosial yang
baik. Sebagai contoh, kegiatan olahraga yang teratur berpengaruh secara positif
Page 23
terhadap fungsi kerja jantung dan paru – paru serta koordinasi syaraf, otot yang
dapat meningkatkan kekuatan, adanya daya tahan tubuh, fleksibilitas dan kelentukan
tubuh, termasuk pengaruh terhadap keadaan rohani dan sosial.
Ekstrakurikuler melukis adalah satu cabang dari seni rupa, seni lukis dapat
disebut dengan paint. Seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari
menggambar, lebih berekspresi menggunakan warna-warna.. “Seni lukis dapat
dikatakan sebagai suatu ungkapan pengalaman estetik seseorang yang dituangkan
dalam bidang dua dimensi, dengan menggunakan medium rupa, yaitu garis, warna,
tekstur, shape, dan sebagainya”(Kartika, 2004, hlm.36). Medium lukisan bisa
berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam
fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan.
Dapat disimpulkan bahwa seni lukis merupakan bagian dari bidang seni
rupa murni yang berwujud dua dimensi, sehingga seni lukis merupakan karya yang
terlepas dari unsur-unsur kegunaan praktis. Lebih jelas lagi seni lukis merupakan
suatu pengucapan pengalaman artistik seseorang yang dicurahkan ke dalam bidang
dua dimensi dengan menggunakan garis, warna, bidang, dan tekstur. Pada karya
anak-anak, lukisan anak-anak merupakan ekspresi kejujuran anak tentang perasaan,
harapan, fantasi serta imajinasi yang diterapkan pada bidang datar. Lukisan anak-
anak mempunyai bentuk yang sangat unik, naif, dan lucu, baik dari aspek
pewarnaan, goresan, bentuk maupun unsur gambar lainnya.
Dari hasil pengamatan peneliti, tingkat apresiasi siswa terhadap musik,
olahraga, dan melukis yang ada di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi tersebut sangat diminati oleh siswa siswi,
ekstrakurikuler disana memiliki keunikan yang mana bisa dilihat apa bila siswa
normal yang melakukan kegiatan ektrakurkuler sudah hal biasa akan tetapi jika
siswa yang berkebutuhan khusus melakukannya dan mereka berprestasi di
bidangnya maka hal tersebut bisa di katakan luar biasa. Bagaimana seni musik,
olahraga dan melukis tersebut bisa diminati oleh siswa Sekolah Luar Biasa Prof. Dr.
Sri Sodewi Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi dan bagaimana cara guru Pembina
mengajak, merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengawasi
sehingga siswa berhasil berprestasi di dalam seni musik, olahraga dan melukis
Page 24
tersebut. Tingginya minat siswa terhadap musik, olahraga dan melukis dikarenakan
besarnya dorongan dari guru dan pihak sekolah, sehingga siswa termotivasi untuk
menyenangi seni musik, olahraga dan melukis tersebut.
Selain faktor tersebut, masih ada beberapa faktor lain yang berasal dari
dalam diri sendiri yang menyebabkan siswa menyenangi seni musik, olahraga dan
melukis.
Berangkat dari uraian ataupun keunikan ekstrakurikuler yang ada di
Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Sodewi Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi tersebut
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Manajemen
Ekstrakurikuler di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan.SH
Kota Jambi”.
B. Fokus Masalah
Kajian mengenai pembinaan kesiswaan sangatlah luas terdiri dari
intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. kegiatan intrakurikuler adalah
kegiatan pembelajaran seperti yang telah berjalan, Kemudian kokurikuler adalah
kegiatan yang menguatkan kegiatan intrakurikuler, seperti kunjungan ke museum
atau tempat edukasi lainnya, Terakhir, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan
yang lebih bersifat ke minat siswa dan pengembangan diri, misalnya olahraga, seni,
atau kegiatan keagamaan.
Peneliti melakukan penelitian tentang program pembinaan kesiswaan di
Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi ,
berfokus pada ekstrakurikuler musik , olahraga dan melukis. Dikarenakan
ekstrakurikuler ini yang sangat di minati siswa/I di sekolah tersebut.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan pokok peneliti ini adalah:
1. Bagaimana manajemen program ekstrakurikuler di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr.
Sri Soedewi Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi?
Page 25
2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat manajemen program
ekstrakurikuler di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan.
SH Sulur Kota Jambi?
3. Bagaimana upaya manajemen ekstrakurikuler dalam meningkatkan mutu di
Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menjawab bagaimana manajemen program ekstrakurikuler di Sekolah
Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi.
b. Untuk menjelaskan Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat
manajemen program ekstrakurikuler di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri
Soedewi Masjchun Sofswan. SH Kota Jambi.
c. Untuk menjelaskan Bagaimana upaya manajemen ekstrakurikuler dalam
meningkatkan mutu di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun
Sofwan, SH Kota Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak terkait.
Kegunaan dalam penelitian ini ditinjau dari segi praktis dan segi teoritis yaitu
sebagai berikut:
a. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan masukan
yang dapat memperkaya khasanah disiplin ilmu pengetahuan, khususnya studi
Kurikulum Pendidikan dalam kaitannya mengenai perbedaan program
ekstrakurikuler bagi siswa normal dan berkebutuhan khusus.
b. Kegunaan Praktis
1). Bagi Siswa
Diharapkan siswa dapat meningkatkan rasa percaya diri dengan apa yang
dimiliki saat ini dan memperlihatkan kepada orang lain bahwa mereka
memiliki kelebihan yang luar biasa.
2). Bagi Guru di Sekolah
Page 26
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan guna
meningkatkan komitmen terhadap program ekstrakurikuler seni musik,
olahraga dan melukis khususnya bagi pengembangan diri siswa sekolah
luar biasa.
3). Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengalaman bagi peneliti serta membantu peneliti untuk mendapatkan
Gelar S.1 Pendidikan.
Page 27
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoretik
1. Manajemen Ekstrakurikuler
a. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu berasal dari kata manus,
yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung
menjadi kata kerja managere yang artinya menangani. Managere
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage,
dalam bentuk kata benda management, dan manager untuk orang yang
melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management ditransliterasi ke
dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen dengan arti pengelolaan
(Husaini Usman, 2008, hlm.4). Sedangkan pengertian manajemen secara
istilah adalah pemanfaatan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan
atau sasaran.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (Undang-Undang
RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat
1).
Adapun pengertian Pendidikan Islam ialah bimbingan yang
diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara
maksimal sesuai dengan ajaran Islam. Bila disingkat, pendidikan Islam ialah
bimbingan terhadap seseorang agar ia menjadi muslim semaksimal mungkin
(Ahmad Tafsir, 2005, hlm.32).
Dari berbagai pendapat tentang pengertian pendidikan Islam, dapat
disimpulkan bahwa pengertian pendidikan Islam adalah proses
pembimbingan seseorang terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut
Page 28
ajaran Islam menuju kepribadian muslim. Dengan demikian yang dimaksud
dengan manajemen pendidikan Islam adalah suatu proses penataan atau
pengelolaan lembaga pendidikan Islam yang melibatkan sumber daya
manusia muslim dan menggerakkannya untuk mencapai tujuan pendidikan
Islam secara efektif dan efisien.
b. Fungsi Manajemen
Unsur-unsur manajemen pendidikan Islam merupakan fungsi
manajemen, di mana ketika unsur-unsur yang ada tidak dijalankan maka
optimalisasi hasil tidak akan tercapai. Adapun unsur manajemen pendidikan
Islam ada 4 (empat) yaitu: planning, organizing, actuating, controlling.
Ekstrakurikuler disekolah luar biasa sri soedewi telah menerapkan 4 fungsi
manajemen ini.
1. Planning (Perencanaan)
Planning adalah perencanaan, yang merupakan tindakan yang akan
dilakukan untuk mendapatkan hasil yang ditentukan dalam jangka ruang
dan waktu tertentu. Dengan demikian, perencanaan adalah suatu proses
pemikiran, baik secara garis besar maupun secara mendetail dari suatu
kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai kepastian yang
paling baik dan ekonomis. Di sekolah luar biasa prof.dr.sri sodewi masjcun
sofwan.sh sudah merencanakan estrakurikuler itu sendiri yang mana pihak
sekolah sudah melakukan tindakan agar ekstrakurikuler di sekolah ini
berjalan sebagaimana mestinya, dengan bantuan instruktur yang ahli di
bidangnya.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Organizing (Pengorganisasian) adalah penyusunan dan pengaturan
bagian-bagian hingga menjadi suatu kesatuan. Ekstrakurikuler di sekolah
luar biasa ini sudah tersusun dengan baik, minsalnya memberikan jadwal
pada setiap ekstrakurikuler yang ada . ektrakurikuler musik diadakan pada
setiap hari rabu, olahraga dilakukan setiap hari senen dan melukis
dilaksanakan pada hari kamis
3. Actuating (Tindakan)
Page 29
Actuating pada hakikatnya adalah menggerakkan orang-orang untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan secara efektif dan efisien. Actuating
merupakan aplikasi atau pelaksanaan dari planning yang telah disusun dan
direncanakan. Ekstrakurikuler sekolah luar biasa telah menlakukan
tindakan dengan mengirim siswa-siswi nya berlomba di ajang-ajang
tertentu. Dan telah menuai banyak prestasi dibidangnya masing-masing.
4. Controlling (Pengendalian)
Pengendalian merupakan penentu terhadap apa yang harus
dilaksanakan sekaligus menilai dan memperbaiki sehingga pelaksanaan
program sesuai dengan apa yang direncanakan oleh pendidikan Islam.
Ekstrakurikuler di sekolah luar biasa ini diawasi oleh pihak-pihak terkait
minsalkan instruktur dari ekstrakurikuler itu sendiri. Pengawasan yang
dilakukan bisa berupa penilaian terhadap siswa serta selalu memperbaiki
dan melaksanakan program tersebut agar tercapainya tujuan yang
diinginkan.
Dari berbagai unsur manajemen yang telah dikemukakan di
atas,dapat disimpulkan bahwa fungsi manajemen pendidikan Islam adalah
Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating
(tindakan), dan Controlling (pengendalian). Unsur-unsur tersebut tidak dapat
dipisah-pisahkan antara satu dengan yang lainnya dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Unsur manajemen ini harus
dilaksanakan secara serasi, menyeluruh, berkesinambungan, karena antara
fungsi yang satu dengan lainnya saling mempengaruhi dan merupakan
kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c. Pengertian Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan dan
perbaikan yang berkaitan dengan program kokurikuler dan intrakurikuler.
Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat
mengikuti kegiatan tersebut. Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan
ekstrakurikuler dapat membentuk sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti
oleh para siswa.
Page 30
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan
kesiswaan. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa
baik di sekolah maupun di luar sekolah, bertujuan agar siswa dapat
memperkaya dan memperluas diri. Memperluas diri ini dapat dilakukan
dengan memperluas wawasan pengetahuan dan mendorong pembinaan sikap
dan nilai-nilai (Permendiknas RI No 39 Tahun 2008).
Ekstrakurikuler yaitu suatu kegiatan yang berada di luar program di
dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa.
Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan di luar jam pelajaran wajib.
Kegiatan ini memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menentukan
kegiatan sesuai dengan bakat dan minat mereka.
Berdasarkan penjelasan tentang ekstrakurikuler tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran yang
dilakukan, baik di sekolah ataupun di luar sekolah yang bertujuan untuk
memperdalam dan memperkaya pengetahuan siswa, serta menyalurkan bakat
dan minat.
d. Fungsi dan Tujuan Ekstrakurikuler
Fungsi ekstrakurikuler adalah sebagai sarana penunjang bagi proses
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah yang berguna untuk
mengaplikasikan teori dan praktik yang telah diperoleh sebagai hasil nyata
proses pembelajaran.
Semua kegiatan yang dilakukan memiliki tujuan, karena tanpa tujuan
yang jelas, kegiatan tersebut akan sia-sia. Begitu pula dengan kegiatan
ekstrakurikuler tertentu memiliki tujuan tertentu. Mengenai tujuan dalam
ekstrakurikuler dijelaskan berikut ini:
1.Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan keterampilan
mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan
minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.
2.Siswa mampu memanfaatkan pendidikan kepribadian serta mengaitkan
pengetahuan yang diperolehnya dalam program kurikulum dengan
kebutuhan dan keadaan lingkungan.
Page 31
e. Jenis dan Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Kajian mengenai pembinaan kesiswaan sangatlah luas terdiri dari
intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. kegiatan intrakurikuler adalah
kegiatan pembelajaran seperti yang telah berjalan, Kemudian kokurikuler
adalah kegiatan yang menguatkan kegiatan intrakurikuler, seperti kunjungan
ke museum atau tempat edukasi lainnya, Terakhir, kegiatan ekstrakurikuler
adalah kegiatan yang lebih bersifat ke minat siswa dan pengembangan diri,
misalnya olahraga, seni, atau kegiatan keagamaan.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan sebuah organisasi sekolah.
Sebagai organisasi siswa disekolah ekstrakurikuler harus menyelenggarakan
jenis kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan memiliki
kemanfaatan bagi dirinya sebagai sarana pendewasaan diri dan penyaluran
bakat-bakat potensional.
Kegiatan ektrakurikuler dibagi menjadi dua jenis, yaitu bersifat rutin
dan bersifat periodik. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rutin adalah
bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus menerus,
sedangkan kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik adalah bentuk
kegiatan yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu saja. (Suryosubroto,
2009, hlm.288).
Kegiatan ekstrakurikuler dibagi tiga jenis kegiatan yaitu, pertama,
Krida atau kepramukaan, latihan dasar kepemimpinan siswa, palang merah
remaja, pasukan pengibar bendera dan lainnya. Kedua, Karya ilmiah, kegiatan
ilmiah remaja, kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik,
penelitian dan sebagainya. Ketiga, Latihan/ Olah Bakat/ Prestasi, yaitu
pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater,
keagamaan dan lainnya.
1. Seni Musik
a). Pengertian Seni Musik
Musik adalah cabang seni yang membahas dan menetapkan
berbagai suara ke dalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami
manusia. Pendapat lain tentang musik, musik adalah ungkapan
Page 32
perasaan seseorang yang tertuang dalam urutan nada-nada dengan
susunan sedemikian rupa sehingga memiliki nilai keindahan (Diah
Srinigsih, 2003, hlm.1).
Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu
atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu melodi, harmoni, irama,
bagian-bagian lagu dan ekspresi sebagai kesatuan. Adapun unsur-unsur
musik adalah :
a. Melodi
b. Harmoni
c. Pola Irama .
d. Bagian-Bagian Lagu
Pada umumnya dalam sebuah lagu, terdapat bagian-bagian
yang penting untuk membentuk lagu tersebut menjadi satu kesatuan.
Bagian bagian lagu tersebut di antaranya: intro, bait, reff, interlude
dan coda.
b). Fungsi Musik untuk Siswa Berkebutuhan Khusus
Musik bagi siswa berkebutuhan khusus memiliki peran yang
cukup banyak untuk merangsang perkembangan otak siswa tersebut.
Tidak hanya untuk anak-anak normal, American Music Therapy
Association (AMTA) menyatakan bahwa musik bisa menjadi terapi
efektif bagi anak-anak berkebutuhan khusus, seperti down syndrome,
autisme, cerebal palsy, dan cedera otak. Selaras dengan hal tersebut
menurut Uttara Sharma, psikolog anak di Bangalore, India mengatakan
bahwa terapi musik membantu perilaku sosial anak-anak berkebutuhan
khusus. “Musik menurunkan perilaku sulit konsentrasi dan mendorong
anak bekerjasama, hidup mandiri hingga memiliki keterampilan
motorik halus dan kasar”.
2. Ekstrakurikuler Olahraga
a). Pengertian Olahraga
Page 33
Olahraga merupakan aktivitas untuk melatih tubuh seseorang,
tidak hanya secara jasmani tetapi juga secara rohani. Definisi menurut
beberapa sumber tentang olahraga antara lain: Olahraga pendidikan
adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai
bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk
memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan
kebugaran jasmani (Undang Undang Sistem Keolahragaan Nasional
Nomer 3: 2005, pasal 1 ayat 11)
Kegiatan olahraga yang teratur meningkatkan fungsi organ
tubuh, sistem pernafasan, sistem peredaran tubuh, sistem syaraf bahkan
hubungan sosial yang baik
Tujuan olahraga sebagai kegiatan pendidikan jasmani membantu
pembentukan potensi seseorang secara optimal dalam setiap fase
kehidupannya yaitu dengan menempatkan dirinya dalam lingkungan
yang membantu tercapainya tujuan hidup. Tujuan ini mengandung
pengertian bahwa pendidikan jasmani atau olahraga memberi bantuan
maksimal bagi pengembangan potensi seseorang secara optimal selama
hidupnya, dengan jalan menempatkan dirinya dalam lingkungan yang
sangat menunjang pencapaian tujuannya.
b). Manfaat Olahraga
Olahraga sangat bermanfaat untuk semua hal yang ada pada
tubuh kita, manfaat olahraga antara lain: (Depdikbud, 1993, hlm.57)
1. Manfaat terhadap keseimbangan mental
Dengan olahraga dapat menciptakan lingkungan mental yang sehat.
Lingkungan mental yang sehat harus dimulai dari lingkungan
keluarga, karena keluarga merupakan faktor pertama yang dapat
mempengaruhi seseorang memiliki kesehatan mental.
2. Manfaat terhadap kecepatan berfikir
Mereka harus memiliki kecepatan proses berpikir untuk mengambil
keputusan secara cepat dan tepat dalam bertindak.
3. Manfaat terhadap lingkungan
Page 34
Olahraga yang dilakukan di alam sekitar diharapkan dapat membina
kelestarian alam sekitar.
4. Manfaat terhadap kepribadian
Olahraga akan dapat membina ke arah perkembangan pribadi. Hal
itu sesuai dengan ciri olahraga yang selalu menuntut orang untuk
berlaku jujur, sportif, loyal, dan bertanggung jawab harus patuh
terhadap peraturan.
c). Olahraga Untuk Anak Berkebutuhan Khusus
Olahraga menjadi aktivitas yang sangat penting untuk semua
orang, tua, muda, dewasa apalagi anak-anak, nggak perlu diragukan
lagi manfaatnya. Nah, manfaatnya dapat dirasakan oleh anak down
syndrome. Ada beberapa olahraga yang tepat untuk anak
berkebutuhan khusus yaitu :
1. Berenang
Gerakan dalam renang akan memperkuat tulang dan otot, seperti
otot dada, punggung, bahu, kaki, dan tangan. selain itu juga
melatih ernapasan mereka agar lebih kuat. Dengan renang, maka
aliran darah dalam tubuh akan terpacu dan mengalir dengan
lancar ke jantung, pembuluh, darah, dan paru-paru. Hal ini
penting bagi anak down syndrome untuk memberikan pernapasan
yang lebih panjang. Manfaat lain dari berenang juga melatih
kordinasi gerak antara tangan dan kaki hingga memperbaiki
postur tubuh yang kurang baik.
2. Sepak bola
Selain melatih kemampuan motorik dan otot-otot pada seluruh
tubuh anak, olahraga ini membantu anak-anak down syndrome
berkomunikasi dan mau saling berbagi bola serta bisa
meningkatkan kepercayaan diri. Namun perlu dilakukan beberapa
modifikasi untuk menyesuaikan dengan kemampuan anak-
anaknya.
3. Basket
Page 35
Tidak berbeda jauh dengan sepakbola yang bermanfaat melatih
otot tangan dan kaki, permainan basket juga bermanfaat membuat
anak berkebutuhan khusus tetap bugar serta meningkatkan
stamina mereka agar tetap aktif. Dengan bermain basket,
mengharuskan mereka untuk berkonsetrasi dan melatih fokus
pada bola.
4. Bulu tangkis
Bulutangkis termasuk salah satu olahraga yang tepat untuk anak
down syndrome. Kenapa? karena gerakan-gerakan pada
bulutangkis dapat membantu meningkatkan kepadatan tulang
kaki dan pinggul. Bulutangkis dapat membantu meningkatkan
denyut jantung yang selanjutnya juga dapat meningkatkan fungsi
paru- paru.
Dengan olahraga untuk anak berkebutuhan khusus, mereka
dapat mengekspresikan emosinya saat mereka menang atau saat
kalah, sehingga memiliki rasa kebanggaan. Dan, yang terpenting
memiliki kepercayaan diri.
3. Ekstrakurikuler Melukis
Seni lukis adalah satu cabang dari seni rupa, seni lukis dapat
disebut dengan paint. Seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih
utuh dari menggambar, lebih berekspresi menggunakan warna-warna. Seni
lukis dapat dikatakan sebagai suatu ungkapan pengalaman estetik
seseorang yang dituangkan dalam bidang dua dimensi (dua matra), dengan
menggunakan medium rupa, yaitu garis, warna, tekstur, shape, dan
sebagainya.
Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau
permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu (Sony
Kartika, 2004:40). Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas,
kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai
media lukisan.
Page 36
2. Anak Berkebutuhan Khusus
a. Pengertian anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus
yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada
ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam anak
berkebutuhan khusus antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa,
tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan
gangguan kesehatan dan autis. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus
adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan hambatan yang
dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang
disesuaikan.
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena
kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan memiliki potensi kecerdasan dan
bakat istimewa. (Pasal 32 Ayat 1 UU No. 20 Tahun 2003)
Menurut Hallahan & Kauffman “Anak berkebutuhan khusus adalah
anak yang berbeda dari rata-rata umumnya, dikarenakan ada permasalahan
dalam kemampuan berfikir, penglihatan, pendengaran, sosialisasi, dan
bergerak” (Efendi, 2006, hlm.2).
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Anak
Berkebutuhan Khusus dapat diartikan sebagai seorang anak yang memerlukan
pendidikan yang disesuaikan dengan hambatan belajar dan kebutuhan masing-
masing anak secara individual, sehingga mereka memerlukan penanganan
yang lebih professional. Dalam ayat al-qur’an telah di jelaskan tentang anak
berkenutuhan khusus terdapat dalam Surah An Nisa ayat 9
ضعفا خافىا عليهم فليتقىا ٱلله ين لى تسكىا من خلفهم ذزيةوليخش ٱلر
اسديدا٩ (انساء:٩) وليقىلىا قىل
Artinya:“Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila seandainya
mereka meninggalkan anak-anaknya, yang dalam keadaan lemah,
yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh
sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan
mengucapkan perkataan yang benar”. (An-Nisa : 9)
Page 37
b. Jenis Anak Berkebutuhan Khusus
1. Tunanetra
Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan.
2. Tunarungu
Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran
baik permanen maupun tidak permanen.
3. Tunagrahita
Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan
berada dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam
adaptasi prilaku yang muncul dalam masa perkembangan.
4. Tunadaksa
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan
oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan,
sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan
lumpuh.
5. Autisme
Autisme adalah gangguan perkembangan yang kompleks, meliputi
gangguan komunikasi, interaksi sosial, dan aktivitas imaginatif, yang mulai
tampak sebelum anak berusia tiga tahun, bahkan anak yang termasuk
autisme infantil gejalanya sudah muncul sejak lahir.
c. Undang-undang dan Peraturan menteri pendidikan nasional tentang anak
berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus berhak pula memperoleh kesempatan yang
sama dengan anak lainnya ,dalam hal pendidikan. (Undang-Undang Dasar 1945
pasal 31 ayat 1 dan Undang-undang no 20 tahun 2003). tentang sistem
Pendidikan Nasional dapat disimpulkan bahwa negara memberikan jaminan
sepenuhnya kepada anak berkebutuhan khusus untuk memperoleh layanan
pendidikan yang bermutu
Sistem pendidikan nasional memberikan warna lain dalam penyediaan
pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (Undang-Undang Republik
Page 38
Indonesia No 20 tahun 2003). pasal inilah yang memungkinkan terobosan
bentuk pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus berupa
penyelenggaraan pendidikan inklus.
Pada pasal 5 ayat 2 UU No. 20 tahun 2003 mengganti pendidikan luar
biasa menjadi pendidikan khusus yang menegaskan bahwa “Warga negara yang
memiliki kelainan fisik, mental, emosional, intelektual, dan sosial berhak
memperoleh pendidikan khusus”. Ayat 4 juga menjamin bahwa “warga negara
yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh
pendidikan khusus”.
Selanjutnya pasal 32 ayat 1 UU No 20 tahun 2003 menegaskan bahwa
“Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional, mental, sosial, dan memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa”.
d. Teori Multiple Intelligences
Multiple Intelligences yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan
sebagai kecerdasan majemuk atau kecerdasan ganda. Teori ini dicetuskan oleh
Howard Gardner, psikolog dari Harvard. Mula-mula Howard Gardner
menemukan tujuh jenis kecerdasan tetapi kemudian mengembangkannya
menjadi delapan, dan membahas kemungkinan kecerdasan yang ke sembilan.
Kecerdasan menurut Gardner diartikan sebagai suatu kemampuan, dengan
proses kelengkapannya, yang sanggup menangani kandungan masalah yang
spesifik di dunia.
Dalam dunia pendidikan, teori multiple intelligences mulai diterima
karena dianggap lebih melayani semua kecerdasan yang dimiliki anak. Konsep
Multiple intelligences menjadikan pendidik lebih arif melihat perbedaan, dan
menjadikan anak merasa lebih diterima dan dilayani. Konsep ini menghapus
mitos anak cerdas dan tidak cerdas, karena menurut konsep ini, semua anak
hakikatnya cerdas. Hanya saja konsep cerdas itu perlu diredefinisi dengan
landasan baru.
Page 39
Teori Multiple Intelligences (MI) dikembangkan oleh Howard
Gardner, ahli psikologi perkembangan dan guru besar pendidikan pada
Graduate School of Education, Harvard University, Amerika Serikat. Teorinya
tentang MI dipublikasikan pada tahun 1993. Gardner mendefinisikan inteligensi
sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk
dalam suatu setting yang bermacam macam dan dalam situasi yang nyata.
Gardner menemukan setidaknya sembilan inteligensi yang dimiliki peserta
didik, yaitu :
1. Inteligensi linguistik (linguistic intelligence)
2. Inteligensi matematis-logis (logical-mathematical intelligence)
3. Inteligensi ruang-visual (spatial intelligence)
4. Inteligensi kinestetik-badani (bodily-kinesthetik intelligence)
5. Inteligensi musikal (musical intelligence)
6. Inteligensi interpersonal (interpersonal intelligence)
7. Inteligensi intrapersonal (intrapersonal intelligence)
8. Inteligensi lingkungan/naturalis (naturalist intelligence)
9. Inteligensi eksistensial (existencial intelligence)
Kesembilan jenis inteligensi di atas terdapat dalam diri setiap orang,
hanya kadarnya tidak selalu sama. Untuk orang tertentu suatu inteligensi lebih
menonjol dari pada inteligensi lain. Inteligensi dapat dikembangkan dan
ditingkatkan secara memadai sehingga dapat berfungsi bagi pemiliknya. Di
sinilah pendidik memiliki andil besar untuk membantu perkembangan
inteligensi peserta didik. Karena itu, guru perlu memahami teori multiple
intelligences agar pembelajaran berlangsung optimal.(Pudjiati, 2005, hlm.45).
Teori multiple intelligences ini berkaitan dengan penelitian ini karena
ekstrakurikuler ini mengacu pada kecerdasan anak yang ada di Sekolah Luar
Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjcun Sofwan. SH. Inteligensi musical mengacu
pada ekstrakurikuler musik yang mana siswa diajarkan untuk lebih
mengembangkan kemampuan, mengekspresikan, dan menikmati bentu-bentuk
musik dan suara. Termasuk kepekaan akan ritme, melodi, dan intonasi,
kemampuan memainkan alat musik, kemampuan menyanyi, mencipta lagu, dan
Page 40
kemampuan menikmati lagu, musik, dan nyanyian. Walaupun dengan
keterbatansan yang di miliki dan dengan cara tertentu.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program Ekstrakurikuler
di Sekolah Luar Biasa
a. Faktor Pendukung Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler tidak terlepas
dari proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran terdapat sistem
pembelajaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, antara lain :
1. Sistem Pembelajaran Sistem pembelajaran memiliki subsistem-
subsistem yang lebih kecil, misalnya subsistem media, subsistem
strategi, dan lain sebagainya. Sistem pembelajaran bermanfaat untuk
merancang atau merencanakan suatu proses pembelajaran, perencanaan
itu sendiri adalah proses dan cara berpikir yang dapat membantu
menciptakan hasil yang diharapkan dengan baik(Sanjaya, 2009,
hlm.50). Komponen yang membentuk sistem bekerja sesuai dengan
fungsinya, maka dapat dipastikan tujuan yang telah ditentukan akan
tercapai secara optimal. Ada tiga ciri khas yang terkandung dalam
sistem pembelajaran.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sistem Pembelajaran Pembelajaran
merupakan inti proses pendidikan, oleh sebab itu upaya peningkatan
kualitas pendidikan perlu difokuskan pada kualitas pembelajaran.
Subsistem dalam pembelajaran ada beberapa komponen sebagai berikut:
peserta didik, pengajar, materi, sarana dan prasarana (Komalasari, 2013,
hlm.232).
b. Faktor Penghambat Ekstrakurikuler
Hambatan adalah halangan atau rintangan, Hambatan memiliki arti
yang sangat penting dalam setiap melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan
(Depdikbud, 2005). Suatu tugas atau pekerjaan tidak akan terlaksana
apabila ada suatu hambatan yang mengganggu pekerjaan tersebut.
Page 41
Hambatan merupakan keadaan yang dapat menyebabkan pelaksanaan
terganggu dan tidak terlaksana dengan baik. Setiap manusia selalu
mempunyai hambatan dalam kehidupan sehari-hari, baik dari diri manusia
itu sendiri ataupun dari luar manusia.
Menurut (Slameto, 1995, hlm.54) Faktor Penghambat ada 2 faktor,
yaitu:
1. Faktor Internal
a) Faktor jasmani.
Faktor kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan
beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Proses berlatih
seseorang akan terganggu jika kesehatannya terganggu. Agar
seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan
kesehatan badannya.
b) Cacat tubuh.
Sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurangsempurna
mengenai tubuh atau badan. Misalnya: buta, tuli, patah kaki, patah
tangan, lumpuh.
c) Faktor psikologis.
Misalnya: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
kesiapan.
d) Faktor kelelahan.
Kelelahan dibedakan menjadi 2 macam yaitu kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani (psikis).
2. Faktor Eksternal
a) Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa
cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana
rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar
belakang kebudayaan, siswa sekolah luar biasa sangat memutuhkan
dukungan dari keluarga.
Page 42
b) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar
pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas
rumah.
4. Upaya Manajemen Ekstrakurikuler dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Manajemen kegiatan ekstrakurikuler adalah seluruh proses yang
direncanakan dan diusahakan secara terorganisasi mengenai kegiatan sekolah
yang dilakukan di luar kelas dan diluar jam pelajaran (kurikulum) untuk
menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia yang dimiliki peserta
didik, baik berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya
maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam
mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-
kegiatan yang wajib maupun pilihan. Sebagai kegiatan pembelajaran dan
pengajaran di luar kelas, ekstrakurikuler ini mempunyai fungsi dan tujuan untuk:
a. Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan
alam semesta.
b. Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar dapat
menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya.
c. Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggung jawab dalam
menjalankan tugas.
d.Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan hubungan dengan
Tuhan, Rasul, Manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri.
e.Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat persoalan persoalan
sosial-keagamaan sehingga menjadi insan yang proaktif terhadap
permasalahan sosial keagamaan.
f. Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta didik agar
memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan dan terampil.
Page 43
g.Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk komunikasi
dengan baik secara verbal dan nonverbal.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah akan memberikan
banyak manfaat tidak hanya terhadap siswa tetapi juga bagi efektivitas
penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Begitu banyak fungsi dan makna
kegiatan ekstrakurikuler dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Hal
ini akan terwujud, manakala pengelolaan kegiatan ekstrakulikuler dilaksanakan
sebaik-baiknya khususnya pengaturan siswa, peningkatan disiplin siswa dan
semua petugas. Biasanya mengatur siswa di luar jam-jam pelajaran lebih sulit
dari mengatur mereka dalam kelas. Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler melibatkan banyak pihak, memerlukan peningkatan administrasi
yang lebih tinggi.
Pengembangan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk memberikan
pengarahan dan pembinaan juga menjaga agar kegiatan tersebut tidak
menganggu atau merugikan aktivitas akademis. Yang dimaksud dengan pembina
ekstrakurikuler adalah guru atau petugas khusus yang ditunjuk oleh kepala
sekolah untuk membina kegiatan ekstrakurikuler. Adapun tugas-tugas seorang
pembina kegiatan ekstrakurikuler sebagai berikut:
a. Tugas mengajar yaitu merencanakan aktivitas, membimbing aktivitas dan
mengevaluasinya.
b.Ketatausahaan yaitu mengadakan presensi, menerima dan mengatur keuangan,
mengumpulkan nilai dan memberikan tandan penghargaan.
c.Tugas-tugas umum, yaitu mengadakan pertandingan, pertunjukkan,
perloombaan, dan lain-lain.
Berdasarkan teori di atas dapat dijelaskan bahwa pemberdayaan guru
dalam pengembangan ekstrakurikuler adalah upaya kepala sekolah agar guru
mengajar atas dasar berfikir merdeka, mengembangkan kreativitas, melakukan
inovasi, dan sebagainya sehingga bisa memacu jiwa inquiry pada murid-
muridnya dalam kegiatan ekstrakurikuler, Indikatornya adalah:
a. Memperdayakan guru melalui kerjasama kooperatif dalam pengembangan
ekstrakurikuler.
Page 44
b. Memberi kesempatan kepada guru untuk meningkatkan profesinya dalam
rangka dalam pengembangan ekstrakurikuler.
c.Mendorong guru dalam berbagai kegiatan yang menunjang program
ekstrakurikuler.
Perencanaan kegiatan esktrakurikler, sebelum guru ekstrakurikuler
membina kegiatan ekstrakurikuler terlebih dahulu merencanakan aktivitas
yang akan dilaksanakan. Penyusunan rancangan aktivitas ini dimaksudkan
agar guru mempunyai pedoman yang jelas dalam melatih kegiatan
ekstrakurikuler. Rancangan ini dibuat tiap semester. Selaian bermanfaat bagi
guru juga diperlukan oleh kepala sekolah untuk mempermudah dalam
mengadakan supervisi.(Suryosubroto, 2002, hlm.304)
Dengan berpedoman pada tujuan dan maksud kegiatan ekstrakurikuler
di sekolah dapat ditetapkan prinsip-prinsip program ekstrakulikuler yaitu:
1. Semua murid, guru, dan personel administrasi hendaknya ikut serta dalam
usaha meningkatkan program.
2. Kerja sama dalam tim adalah fundamental.
3. Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya di hindarkan.
4. Prosesnya adalah lebih penting daripada hasil.
5. Program hendaknya cukup komprehensif dan seimbang dapat memenuhi
kebutuhan dan minat semua siswa
6. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah.
7.Program harus di nilai berdasarkan sumbangannya pada nilai-nilai
pendidikan di sekolah dan efisiensi pelaksanaannya.
8. Kegiatan ini hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya
bagi pengajaran kelas, sebaliknya pengajaran kelas hendaknya juga
menyediakan sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan murid.
9. Kegiatan ektrakurikuler ini hendaknya dipandangan sebagai integral dari
keseluruhan program pendidikan di sekolah, tidak sekadar tambahan atau
sebagai kegiatan yang berdiri sendiri.(Suryosubroto, 2002, hlm.291)
Page 45
Pembinaan kegiatan ekstrakurikuler dapat berbeda-beda antara satu
sekolah dengan sekolah yang lain, hal-hal yang perlu diketahui oleh pembina
ekstrakurikuler yaitu:
a. Kegiatan harus dapat meningkatan pengayaan siswa yang beraspek Kognitif,
Afektif, dan Psikomotor.
b. Memberikan tempat serta penyaluran bakat dan minat sehingga siswa akan
terbiasa dengan kesibukan-kesibukan yang bermakna.
c. Adanya perencanaan dan persiapan serta pembinaan yang telah
diperhitungkan masak-masak sehingga program ekstrakurikuler mencapai
tujuan dan.
d. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler oleh semua atau sebagai siswa.
Permasalahan lain yang dihadapi oleh seorang guru di sekolah dan
perlu mendapatkan perhatian kepala sekolah dalam pemenuhan hak-haknya
ialah:
a) Adanya tingkat kehidupan yang layak.
b) Adanya perasaan terlindung, ketenteraman dalam bekerja.
c) Adanya kondisi-kondisi bekerja yang menyenangkan, suasana dan rasa
kekeluargaan.
d) Perlakuan yang adil dari atasannya.
e) Pengakuan dan penghargaan terhadap sumbangan-sumbangan dan jasa-jasa
yang diperbuatnya.
f) Terdapat perasaan berhasil dan kesadaran untuk ingin berkembang.
g)Kesempatan berpartisipasi dan diikutsertakan dalam menentukan kebijakan.
h) Kesempatan untuk tetap memiliki rasa harga diri.
Selanjutnya, selain tugas-tugas utama, pembina juga mempunyai tugas
tambahan, yaitu:
a. Mengadakan pra-survei, maksudnya ialah apabila suatu kegiatan akan
dilakukan di luar lingkungan sekolah, pembian terlebih dahulu mengadakan
pengamatan ke tempat tersebut untuk mengetahui tepat tidaknya lokasi
tersebut di kunjungi dan dapat merencanakan segi keamanannya bagi siswa.
Page 46
b. Mengadakan presentasi untuk setiap kali latihan.
c. Menerima uang khusus, misalnya uang tabungan, iuran, pembelian buku, dan
sebagainya.
d. Memberikan penilaian terhadap presentasi siswa setiap semester yang
kemudian dimaksukkan dalam nilai lapor dan.
e. Tugas umum yaitu mengantar ke tujuan apabila aktivitas dilakukan di luar
lingkungan sekolah, seperti pertandingan-pertandingan, pertunjukkan-
pertujukkan, dan perjalanan.
Boleh dikatakan hampir semua kegiatan di sekolah pada akhirnya
ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan potensi dirinya. Upaya itu
akan opimal jika siswa sendiri secara aktif berupaya mengembangkan diri,
sesuai dengan program-program yang dilakukan oleh sekolah. Oleh karena itu,
sangat penting untuk menciptakan kondisi agar siswa dapat mengembangkan
potensi secara optimal. sebagai top leader di sekolah, kepala sekolah
memegang peran penting dalam menciptakan kondisi demikian. Berkenaan
dengan manajemen kesiswaan, ada beberapa prinsip dasar yang harus
mendapat perhatian:
a. Siswa diperlakukan sebagai subjek bukan sebagai objek, sehingga harus
didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan
keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka.
b. Keadaan dan kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik,
kemampuan intelekual, sosial ekonomi, minat, dan sebagainya. Oleh karena
itu, diperlukan wahana kegiatan yang beragam sehingga setiap siswa
memiliki wahana untuk berkembang secara optimal.
c. Pada dasarnya siswa akan temotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa
yang diajarkan.
d. Pembangunan potensi siswa tidak hanya menyangku ranah kongnitif, tetapi
juga ranah afektif dan psikomotorik.
Evaluasi kegiatan ekstrakurikuler, setelah program selesai, pembina
perlu mengdakan evaluasi. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui
kemanfaatan program bagi siswa maupun bagi sekolah, hemat biasa atau tidak,
Page 47
dan sebagainya. Hasil evaluasi ini bermanfaat bagi pengambil keputusan untuk
menentukan perlu adanya suatu program ekstrakurikuler dilanjutkan. Kepala
sekolah dalam waktu tertentu perlu melakukan penilaian terhadap pencapaian
tujuan peserta didiknya..
Tindakan ini bermanfaat untuk mengetahui perkembangan tujuan dan
hasil yang dicapai sekolah, dan merupakan data dan informasi yang diperlukan
guna merencakan dan menyusun peningkatan selanjutnya. Salah satu tugas yang
harus dilaksanakan oleh guru di sekolah ialah memberikan pelayanan kepada
para siswa atau anak didik yang selaras dengan tujuan sekolah dan melakukan
evaluasinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi guru dalam membina kegiatan
ekstrakurikuler adalah:
1. Tersedianya sarana. Sarana pendidikan adalah segala sarana fisik yang
mendukung kegiatan pendidikan. Sarana pendidikan terbagi pada alat
pelajaran, alat peraga dan media pembelajaran. Prasarana pendidikan seperti
bangunan sekolah dan alat perabotan sekolah. Kepala sekolah sebagai
pemimpin kemajuan sekolah bertanggung jawab dalam mengusahakan
instrumen pendidikan yang dibutuhkan sekolah. Satu bentuk dari instrumen
pendidikan yaitu sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana merupakan salah
satu faktor yang vital dalam penyelenggaraan manajemen kompetensi guru,
karena itu apabila sarana dan prasarana kurang mendukung maka pelayanan
bagi terselenggaranya pengelolaan kegiatan esktrakurikuler di sekolah tidak
dapat berjalan dengan baik. Sarana dan fasilitas sekolah merupakan
komponen penting yang secara langsung mempengaruhi dan mendukung
aktivitas dan proses pembelajaran di sekolah, dengan demikian sarana dan
fasilitas sekolah ini juga mutlak harus ada (Iskandar, 2013, hlm.150).
2. Tersedianya Dana. Pembiayaan pendidikan adalah kemampuan internal sistem
pendidikan untuk mengelola dana-dana pendidikan secara efisien.
Pembiayaan pendidikan tidak hanya mengakut analisa sumber saja, tetapi
juga menggunakan dana-dana secara efisien. Makin efisien sistem
pendidikan itu makin kurang pula dana yang diperlukan untuk mencapai
Page 48
tujuan-tujuannya dan karena itu lebih banyak yang dicapai dengan anggaran
yang tersedia.(Supriadi, 2004, hlm.4). Pembiayaan sangat menentukan
kelangsungan dari suatu lembaga pendidikan. Pengalokasian dana bagi
implementasi manajemen kompetensi guru ini harus dibuat sedemikian rupa
sehingga dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
Dan alokasi dana harus disusun berdasarkan realita dan skala prioritas,
karena jika dana sudah turun, akan tidak kesulitan untuk menggunakannya
karena adanya perencanaan sebelumnya.
3. Penjadwalan yang tepat. Penjadwalan merupakan salah satu kegiatan
administrasi di sekolah. Jadwal ini dimaksudkan untuk mengatur program
belajar, praktik, program lapangan dapat terselenggara secara tertip sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dengan mamanfaatkan seluruh sumber daya
yang tersedia dengan segala keterbatasannya. Kegiatan ekstrakurikuler
dilaksanakan pada waktu di mana para siswa mendapatkan waktu terluang,
pada sore hari bagi sekolah yang belajar di pagi hari dan pagi hari bagi
sekolah yang masuk sore hari, ataupun pada waktu-waktu liburan. Faktor ini
mempengaruhi kegiatan yang ada pada penyelenggaraan ekstrakurikuler.
Berdasarkan hal tersebut, maka penjadwalan merupakan salah satu kegiatan
administrasi di sekolah. Jadwal ini dimaksudkan untuk mengatur program
belajar, praktek, program lapangan dapat terselenggara secara tertib sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dengan memanfaatkan seluruh sumber daya
yang tersedia dengan segala keterbatasannya Dengan penjadwalan kegiata
ekstrakurikuler yang tepat bisa meningkatkan disiplin siswa dalam belajar.
Prinsip-prinsip tentang kekuatan disiplin ini bersifat universal. Kedisplinan
sudah dilakukan oleh Allah ketika menciptakan dunia ini. Kedisplinan juga
sudah diteladankan oleh Nabi Nuh ketika ia menerima printah Allah untuk
membuat bahtera dari kayu gofir dengan ukuran yang ditetakan oleh Allah
SAW. Dapat dikatakan bahwa kepribadian individu meliputi ciri khas
seseorang dalam sikap dan tingkah laku, serta kemampuan intelektual yang
dimilikinya. Karena adanya unsur kepribadian yan dimiliki masing-masing,
maka sebagai individu, seorang muslim akan menampilkan ciri khasnya
Page 49
masing-masing. Dengan demikian, akan ada perbedaan kepribadian antara
seorang muslim dengan muslim lainnya. Kepada orang yang lebih dewasa,
hal ini sangatlah penting: bahwa mereka diwajibkan untuk berpikir mengenai
perilak apa yang lebih dihormati dan bertanggung jawab dan dijanjikan
kepada diri mereka sendiri untuk selalu melatih perilaku tersebut. Berdisiplin
berarti menaati (peraturan tata tertib). Disiplin dalam bentuk perilaku atau
tingkah laku yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku baik yang
ditetapkan secara individu ataupun kelompok sejak aturan itu diterapkan atau
diberlakukan. Menegakkan disiplin tidak bertujuan untuk mengurangi
kekebasan dan kemerdekaan seseorang akan tetapi sebaliknya ingin
memberikan kemerdekaan yang lebih besar kepada ia dalam batas-batas
kemampuannya.
5. Studi Relevan
Studi relevan atau sering juga disebut kajian terdahulu atau literature
revew adalah bagian dari proposal yang mendiskusikan laporan penelitian,
tulisan buku atau jurnal atau kegiatan akademis linya seperti seminar terdahulu
berkenaan atau berdekatan dengan focus kajian yang di lakukan.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Endri Priyanto Pamungkas dalam skripsi
berjudul ”Program Ekstrakurikuler Musik di Sekolah Luar Biasa Negeri 1
Sleman”. Program ektrakurikuler musik yang dilakukan di SLB Negeri 1
Sleman merupakan salah satu ekstrakurikuler yang bertujuan untuk
memfasilitasi minat anak-anak berkebutuhan khusus untuk belajar
ekstrakulikuler musik secara benar dan dilatih oleh instruktur yang
berpengalaman dan yang lebih utama adalah pengembangan potensi peserta
didik. Dalam pengimplementasian ekstrakurikuler musik di SLB Negeri 1
Sleman, instruktur musik menggunakan metode ceramah, metode tanyajawab,
metode demonstrasi, metode pendampingan, metode imitasi, metode latihan
atau drill, dan metode tugas. Secara keseluruhan, instruktur musik memiliki
peran yang signifikan dalam tercapainya tujuan ektrakurikuler musik di SLB
Negeri 1 Sleman. Persamaan skripsi peneliti dengan skripsi ini adalah sama-
Page 50
sama mengambil lokasi di Sekolah Luar Biasa sedangkan perbedaannya
terdapat pada ekstrakurikuler yang di ambil.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Resmi Agusti, Syeilendra, Yos Sudarman
dengan judul “Pelaksanaan DrumBand Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler di
SMP Negeri 4 Solok Selatan”. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan
pelaksanaan kegiatan drumband dan faktor-faktor penghambat pelaksanaan
kegiatan ekstra drumband di SMP 4 Solok Selatan. Dari penelitian yang
diuraikan ada dua faktor yang mempengaruhi: faktor pendukung dan faktor
penghambat. Faktor ini tidak menentukan faktor-faktor yang berkontribusi.
Terlihat di lapangan mendukung faktor dominan yang mempengaruhi
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler begitu-Band Drum dapat dilakukan
secara efektif dan efisien. Persamaan skripsi ini dan skripsi peneliti adalah
sama-sama mengambil judul ektrakurikuler, sedangkan perbedaannya adalah
lokasi dan jenis ektrakurikuler yang di ambil.
3. Penelitian lain dilakukan oleh Nefi Ruspitasari dengan judul “Implementasi
Program Ekstrakurikuler dalam Mewujudkan Pembentukan Karakter Siswa
SMA Negeri 2 Malang”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di SMA
Negeri 2 Malang terdapat berbagai macam jenis kegiatan ekstrakurikuler
yang dibagi kedalam 6 bidang, diantaranya:
a. Bidang olahraga
b. Bidang bela negara terdiri dari Paskib dan PMR
c. Bidang seni terdiri dari tari tradisional, teater dan breakdance
Meskipun penelitian ini sama-sama membahas tentang implementasi program
ekstrakurikuler, namun perbedaan yang mendasar dari penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah jenis ekstrakurikuler yang diteliti yaitu seni musik, olahraga dan
melukis dan lokasi penelitian. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa
Prof. Dr. Sri Sodewi Masjchum Sofwan. SH Pematang Sulur Kota Jambi
Page 51
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan deskriptif kualitatif. Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang
digunakan pada penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan,
menggambarkan serta menguraikan bagaimana manajemen ekstrakurikuler di
Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Sodewi Masjchun Sofwan, SH Pematang Sulur
Kota Jambi. Selain itu, dengan pendekatan kualitatif diharapkan dapat
menjelaskan fokus penelitian secara mendalam dan mudah untuk dipahami.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
komparatif dengan menerapkan metode etnografi yang mana proses
pengumpulan data umumnya dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi
literatur.
B. Setting dan Subjek Penelitian
Setting dalam penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr.
Sri Soedewi Masjchun Sofwan. SH Jalan Depati Purbo, Pematang Sulur,
Telanaipura, Kota Jambi, jambi 36361 Alasan dipilihnya Sekolah Luar Biasa
Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Pematang Sulur Kota Jambi ini
dikarenakan terdapat program ekstrakurikuler yang unik dan sangat menarik
bagi peneliti. Serta Sekolah Luar Biasa ini berdekatan dengan tempat tinggal
peneliti.
Dengan kondisi di atas, diharapkan dapat mempermudah peneliti dalam
menemukan dan mendapatkan data serta informasi yang di butuhkan mengenai
program ekstrakulikuler di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun
Sofwan, SH Pematang Sulur Kota Jambi.
Subjek penelitian adalah informan yang akan memberikan data yang
akan diteliti dan diamati oleh peneliti. Dalam penelitian ini penentuan subjek
penelitiannya menggunakan teknik purposive sampling. Bertindak sebagai
Page 52
subjek dalam penelitian ini adalah Kepala sekolah, instruktur ekstrakurikuler
musik, olahraga dan melukis, siswa, orangtua siswa dan komite Sekolah Luar
Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjcun Sofwan, SH Pematang Sulur Kota Jambi.
C. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti mengambil tempat di Sekolah Luar Biasa
Prof. Dr. Sri Sodewi Masjchun Sofwan, SH Pematang Sulur Kota Jambi.
Adapun sumber data primer bersumber dari hasil wawancara mendalam dengan
beberapa narasumber yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan, instruktur music, olahraga dan melukis, siswa, orang tua siswa dan
komite sekolah yang dipilih secara purposive. Bertindak sebagai key informen
dalam penelitian ini adalah kepala sekolah.
Sementara itu data sekunder diperoleh dari hasil observasi yang
dilakukan untuk melihat kesesuaian antara kebijakan yang diputuskan dan
pernyataan para narasumber dengan implementasinya di lapangan. Sumber data
lainnya didapat dari wawancara dan dokumentasi/arsip terkait implementasi
program ekstrakurikuler sekolah.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam
penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data
agar mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah prosedur yang
sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan
data yang digunakan oleh peneliti adalah, observasi, wawancara dan dokumen
dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi dalam penelitian kualitatif merupakan observasi yang di dalamnya
peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas
individu-individu di lokasi penelitian, observasi dilakukan dengan
mengunjungi Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan,
SH Pematang Sulur Kota Jambi
Page 53
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
dengan cara tanya jawab, sehingga dapat dikonsentrasikan makna dalam
suatu topik tertentu.Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara tersruktur. Pedoman wawancara berisi pokok-pokok pertanyaan
untuk diajukan kepada para informan penelitian, yaitu kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, instruktur ekstrakurikuler musik, melukis dan olahraga,
siswa, orang tua siswa dan komite sekolah. Pokok-pokok pertanyaannya yaitu
(Terlampir).
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang. Dalam
penelitian ini dokumentasi yang digunakan adalah arsip foto kegiatan, foto
wawancara bersama narasumber, serta dokumen milik sekolah. (Sugiyono,
2009, hlm.329).
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data secara sistematis
yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
memilih mana yang penting yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.(Sugiyono, 2012,
hlm.89). Terdapat 3 langkah dalam analisis data yaitu :
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta
membuang yang tidak perlu.
2. Display Data
Display data atau penyajian data. Yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk
Page 54
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan
data yang ada sebelumnya.
3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi (Conclusion Drawing)
Penarikan kesimpulan mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang di
rumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan
masalah bersifat sementara dan akan berkembangsetelah peneliti berada di
lapangan. Apabila kesimpulan yang di kemukakan pada tahap awal, didukung
oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang di kemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitia kualitatif meliputi uji kredibilitas
data, uji transferability, uji dependability, dan confirmability. Pada penelitian ini
digunakan uji kredibilitas untuk menguji keabsaha data. Uji kredibilitas data
dilakukan dengan triangulasi.
Triangulasi data diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Terdapat 3 triangulasi dalam
keabsahan data, yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi
waktu. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber.
Triangulasi sumber adalah menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara
mencetak data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi sumber
akan dilakukan pada kepala sekolah, wakil kepala sekolah, instruktur
ektrakurikuler musik, olahraga dan melukis, siswa, orang tua siswa serta komite
sekolah di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH
Pematang Sulur Kota Jambi.
Page 55
G. Jadwal Penelitian
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
NO
Jenis
Kegiatan
Penelitian
BULAN
Nov 2018 Des 2018 Jan 2019 Feb 2019 Mar 2019 Apr 2019 Mei 2019
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Judul
2 Penyusuna
n Proposal
3 Bimbingan
Proposal
4 Pengurus
Izin
Seminar
5 Seminar
Proposal
6 Perbaikan
Proposal
7 Pengajuan
izin Riset
8 Pengumpul
n Data
9 Verifikasi
Page 56
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Sejarah
Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan. SH berdiri
sejak tahun 1982 atas prakarsa Ketua Dharma Wanita Provinsi Jambi, Ibu Prof.
Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH. Seorang guru besar Universitas Gajah
Mada dan juga istri dari Gubernur Jambi 2 periode tahun 1970-1989. Sekolah
Luar Biasa diresmikan langsung oleh ibu Tien Soeharto pada tanggal 4 April
1984.
Pengelolaan dari segi kelembagaannya diserahkan kepada Dharma
Wanita Provinsi Jambi, sedangkan pengelolaan dari segi edukatifnya oleh Dinas
Pendidikan Provinsi Jambi dan dibantu oleh instansi-instansi lainnya. Sekolah
Luar Biasa (SLB) secara resmi dengan persetujuan DPRD Provinsi Jambi
tanggal 3 November 1982 No. 14/kpts/Dprd/1982, diberi nama “ Sekolah Luar
Biasa (SLB) Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH”. Nama ini diberikan
dengan maksud untuk menghormati jasa Almarhumah Ibu Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH. Atas jasa almarhumah yang telah memprakarsai
berdirinya lembaga pendidikan yang bersifat kemanusiaan, juga untuk kemajuan
di daerah provinsi Jambi.
Awalnya sejak berdiri sampai tahun 2004 Sekolah Luar Biasa beralamat
di Jl. Letjen Suprapto No. 35 samping RS. Umum Raden Mattaher Jambi.
Namun sejalan perkembangan dan bertambahnya jumlah siswa , sejak tanggal
29 November 2004 akhirnya pindah ke lokasi baru yang terletak di Jl. Depati
Perbo Telanaipura Kota Jambi. (Dokumentasi, 25 Maret 2019)
Page 57
2. Letak Geografis
Secara geografis Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun
Sofwan, SH terletak di Jl. Depati Purbo, Pematang Sulur, Telanaipura, Kota
Jambi. Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH
memiliki keberadaan tanah atau status kepemilikan pemerintah daerah dengan
luas 25.000 M2. Bila dilihat dari identitas sekolah yaitu sebagai berikut:
a. NPSN : 10504944
b. Status : Negeri
c. Bentuk Pendidikan : SLB
d. Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
e. Naungan : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
f. SK Pendirian Sekolah : 122/110/F/Fc-1994
g. Tanggal SK Pendirian : 1984-03-26
h. SK Izin Operasional : 112/110/F/Fc-1994
i. Tanggal SK Izin Operasinal: 1994-02-09
j. Akreditasi : A
k. No SK Akreditasi : 164/BAP-SM/X/2014
l. Tanggal SK Akreditasi : 06-10-2014
m. No Sertifikasi ISO : 9001:2008
(Dokumentasi, 28 Maret 2019)
3. Visi dan Misi Serta Tujuan
a. Visi
Terwujudnya Manusia Yang Taqwa, Terampil, Mandiri, dan Cinta
Lingkungan
b. Misi
- Menanamkan nilai keimanan melalui pendidikan moral dan agama.
- Mengoptimalkan kompetensi akademik sesuai dengan potensi yang
dimiliki.
- Mengembangkan berbagai keterampilan sesuai dengan bakat dan minat
peserta didik.
- Menerapkan kecakapan hidup untuk kemandirian di masyarakat.
Page 58
- Menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan sehingga terwujudnya
lingkungan yang bersih, indah, dan nyaman.
c. Tujuan
- Membentuk anak berkebutuhan khusus menjadi insan yang bertaqwa
kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berkarakter, cerdas, terampil,
demokratis dan bertanggung jawab serta mampu hidup mandiri ditengah-
tengah masyarakat.
- Anak berkebutuhan khusus memiliki kemampuan akademik melalui
proses pembelajaran yang optimal, sehingga mampu melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
- Anak berkebutuhan khusus memiliki keterampilan vokasional melalui
penjaminan mutu lulusan dan uji kompetensi keterampilan tingkat mahir,
sehingga mampu menjadi bekal hidup mandiri guna menopang
kehidupannya.
- Menjadikan anak berkebutuhan khusus seorang wirausaha atau pekerja
yang produktif sehingga mampu mengembangkan potensi pribadinya
secara optimal dalam mengatasi hambatan di masyarakat.
- Anak berkebutuhan khusus memiliki rasa cinta dan memiliki keperdulian
terhadap lingkungan sekitar, sehingga mempunyai lingkungan yang
bersih, indah, dan nyaman. (Dokumentasi, 25 Maret 2019)
4. Struktur Organisasi
Struktur organinasi adalah personil yang bergabung dalam suatu
organisasi, melalui struktur organisasi maka dapat dilihat tugas,wewenang dan
bidang kerja yang ada dalam sebuah organisasi tersebut, Struktur juga dapat
membentuk skema yang menunjukkan gambaran dalam bidang tugas masing-
masing personil, dengan adanya struktur organisasi mempermudah pimpinan
untuk melalukan pengawasan, koordinasi dan juga pengambilan keputusan
didalam sebuah organisasi itu sendiri. Struktur juga rmerupakan sistem formal
hubungan kerja yang dibagi dan mengkoordinasikan hubungan kerja antara satu
dengan lainnya. Struktur organisasi yaitu bentuk dari organisasi secara
Page 59
keseluruhan yang menggambarkan kesatuan dari berbagai segmen dan fungsi
organisasi yang membagi atas tugas-tugas pokok.
Struktur organisasi dapat diartikan juga sebagai bentuk dalam
berkomunikasi,dengan adanya struktur maka jalur komunikasi dalam sebuah
organisasi akan terarah dan terstruktur serta dapat mengetahui fungsi dan
pekerjaan dari setiap bidang atau jabatan yang diembankan kepada seseorang.
Demikian pula halnya dengan Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri
Soedewi Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi yang dipimpin oleh Dadang
Mulyana, S.Pd, M.Pd dibantu oleh beberapa Wakil Kepala Sekolah lainnya,
sedangkan proses belajar mengajar langsung dikelolah oleh para tenaga
pendidik, untuk lebih jelas mengenai struktur organisasi.
Lembaga pendidikan Sekolah Luar Biasa Negeri Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH Kota Jambi dapat dilihat pada struktur ini : Struktur
Organisasi Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan. SH
Kota Jambi 2018/2019 (Terlampir) (Dokumentasi, 25 Maret 2019).
Berdasarkan skema struktur organisasi, dapat di pahami bahwasannya
jelas bahwa dalam sebuah organisasi lembaga pendidikan khususnya, peranan
kepala sekolah sangat penting dalam menentukan arah dan jalannya sebuah
lembaga pendidikan itu sendiri, kepala sekolah menjadi leader/pemimpin yang
dapat mengarahkan bawahannya untuk dapat bekerjasama dalam mencapai visi
dan misi sekolah. Akan tetapi, kelancaran pelaksanaan kegiatan yang ada di
lembaga itu harus ada kerjasama yang baik guna dapat mencapai tujuan secara
efektif dan efisien. Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan.
SH Kota Jambi terdapat struktur organisasi yang memiliki tanggung jawab yang
berbeda.
5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tenaga pendidik merupakan unsur terpenting dalam keseluruhan
sistem pendidikan. Guru juga sebagai pendidik yang menjadi sumber
pengetahuan bagi peserta didik, karena guru yang mentransfer pengalaman dan
pengetahuannya secara langsung baik teori maupun praktek pada proses belajar
mengajar.
Page 60
Karyawan atau tenaga kependidikan merupakan unsur pendukung
dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan, karena peran tenaga kependidikan
sangat diperlukan demi berlangsungnya seluruh kegiatan pendidikan di sekolah.
Seluruh tenaga kependidikan menjalankan masing-masing tugasnya demi
tercapainya tujuan pendidikan yang ditetapkan suatu lembaga pendidikan.
Adapun keadaan guru serta tenaga kependidikan Sekolah Luar Biasa
Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi adalah sebagai berikut:
Data Guru dan Karyawan di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun
Sofwan. SH Kota Jambi 2018/2019 (Terlampir) (Dokumentasi, 04 Mei 2019).
Berdasarkan data guru dan karyawan dapat dipahami bahwa jumlah
tenaga pendidik PNS 26 orang dan Honorer 59 orang dengan jenjang
pendidikan S-2 berjumlah 5 orang, S-1 berjumlah 75 orang, D-3 berjumlah 3
orang, D-2 PGTK berjumlah 1 orang dan SMA berjumlah 1 orang. Tenaga
pendidik laki-laki berjumlah 24 orang dan perempuan berjumlah 61 orang.
Dengan demikian seluruh tenaga pendidik Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri
Soedewi Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi yaitu berjumlah 85 orang.
(Dokumentasi, 04 Mei 2019).
Berdasarkan lampiran dapat di pahami bahwa jumlah tenaga
kependidikan PNS yaitu 4 orang, dan honorer 21 orang. dengan jenjang
pendidikan S-1 berjumlah 3 orang, D-3 berjumlah 1 orang, SMA berjumlah 17
orang, SMP berjumlah 1 orang dan SD berjumlah 3 orang. Tenaga
kependidikan laki-laki berjumlah 15 orang dan tenaga kependidikan
perempuan berjumlah 10 orang. Dengan demikian jumlah keseluruhan tenaga
kependidikan di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan,
SH Kota Jambi yaitu 25 orang (Dokumentasi, 04 Mei 2019).
6. Keadaan Siswa
Tabel 4.2
Jumlah Siswa di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan.
SH Kota Jambi
KELAS JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH
Page 61
TKLB SDLB SMPLB SMALB
1 - 20 39 35
2 - 28 47 40
3 - 32 52 27
4 - 49
5 - 32
6 - 28
Autis 31
Jumlah 31 189 138 102 460
Berdasarkan tabel 4.2 dapat di pahami bahwa jumlah siswa di Sekolah
Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi berjumlah
460 siswa, yang mana TKLB berjumlah 31 orang, SDLB berjumlah 189 orang,
SMPLB berjumlah 138 orang dan SMALB berjumlah 102 orang.(Dokumentasi,
04 Mei 2019)
Tabel 4.3
Jenis Kecacatan di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan.
SH Kota Jambi
Jenis
Kecacatan
JENJANG PENDIDIKAN
JUMLAH
TKLB SDLB SMPLB SMALB
Tunanetra - 4 3 1 8
Tunarungu - 40 48 37 125
Tunagrahita
ringan - 53 48 27
128
Page 62
Tunagrahita
sedang - 55 26 21
102
Tuna Daksa
Sedang - 17 13 16
46
Autis 31 20 - - 51
JUMLAH 31 189 138 102 460
Berdasarkan tabel 4.3 dapat di pahami bahwa jumlah siswa tunanetra
berjumlah 8 orang, siswa tunarungu berjumlah 125 orang, siswa tunagrahita
ringan berjumlah 128 orang, siswa tunagrahita sedang berjumlah 102 orang,
siswa tunadaksa sedang berjumlah 46 orang, siswa autis berjumlah 51
orang.(Dokumentasi, 04 Mei 2019)
Data Siswa di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun
Sofwan. SH Kota Jambi 2018/2019 (Terlampir) (Dokumentasi, 04 Mei 2019).
7. Keadaan sarana dan Prasarana
Tabel 4.4
Ruang Kelas
JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH
TKLB SDLB SMPLB SMALB
2
36
15
15
68
Berdasarkan tabel 4.4 dapat di pahami bahwa ruang kelas TKLB
berjumlah 2 ruang kelas, ruang kelas SDLB berjumlah 36 ruang kelas, SMPLB
berjumlah 15 ruang kelas dan SMALB berjumlah 15 ruang kelas, jadi jumlah
keseluruhan ruang kelas yang ada di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi berjumlah 68 ruang kelas.(Dokumentasi, 04
Mei 2019)
Tabel 4.5
Page 63
Ruang Pendukung
NO JENIS RUANG JUMLAH KET
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Ruang Kepala Sekolah
Ruang Wakil Kepala Sekolah
Ruang TU
Ruang Guru
Ruang Tamu
Ruang Yayasan
Ruang Perpustakaan
Ruang UKS
Mushola
Ruang Ketrampilan
Ruang Autis
Ruang Kantin
Gudang
Ruang BK
WC Guru
WC Siswa
1
5
1
1
1
1
1
1
1
10
3
2
4
1
3
16
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Bagus
Berdasarkan tabel 4.5 dapat di pahami bahwa ruang pendukung di
Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi
terdiri dari Ruang Kepala Sekolah berjumlah 1, Ruang Wakil Kepala Sekolah
berjumlah 5, Ruang TU berjumlah 1, Ruang Guru berjumlah 1, Ruang Tamu
berjumlah 1, Ruang Yayasan berjumlah 1, Ruang Perpustakaan berjumlah 1,
Ruang UKS berjumlah 1, Musholah berjumlah 1, Ruang Ketrampilan berjumlah
10, Ruang Autis berjumlah 3, Ruang Kantin berjumlah 2, Gudang berjumlah 4,
Page 64
Ruang BK berjumlah 1, WC Guru berjumlah 3, WC Siswa berjumlah 16, jadi
total keseluruhan ruangan pendukung berjumlah 48 ruangan.(Dokumentasi, 04
Mei 2019)
Tabel 4.6
Tanah Dan Bangunan
MILIK BUKAN
MILIK JUMLAH
LUAS SELURUHNYA
(M2)
Pemda
-
57
28.865
Tanah
VARIABEL
MILIK
(d)
Luas
(M2)
BUKAN
MILIK
LUAS
(M2)
LUAS
SELURUHNYA
(M2)
1 2 3 4 5 6
Tanah
Pemda 23.543
--
--
23.543
Bangunan
Sekolah
Pemda
3.565
--
--
3.565
Bangunan
Asrama
Pemda 1.521 -- -- 1.521
Rumah
Page 65
Bangunan
Lain – lain
Dinas
Kep.
Sekolah
Penj.
Sekolah
Klinik
Mushola
70
36
30
100
--
--
--
--
70
36
30
100
Berdasarkan tabel 4.6 dapat di pahami bahwa jumlah keseluruhan tanah
dan bangunan berjumlah 57 dengan luas keseluruhan 28.865m2 (Dokumentasi, 04
Mei 2019)
Tabel 4.7
Fasilitas Khusus Tunanetra
No. Jenis/Nama Barang Jumlah Kondisi
Barang Asal Barang
1 2 3 4 5
1. Riglet + Pen 8 Set - Bantuan Pusat
2. Pusel 4 Set Baik
3. Mesin Ketik Braile 2 buah Rusak Bantuan Pusat
4. Miniatur Model
Binatang
6 Buah Baik BK3S Jambi
5. Alat Olahraga Khusus 1 set Baik Pemda
Propinsi Jambi
6. Alat Khusus Lainnya 1 set Baik Bantuan Pusat
7. Jam tangan Tunanetra 4 set Baik Bantuan Pusat
8. Laptop (Asus) 2 buah Baik Lion Club
Jambi
9. Printer Braille 1 Buah Baik Lion Club
Jambi
Page 66
10. LCD komputer 16”
(compact)
6 set Baik Bantuan pusat
1 2 3 4 5
11. LCD komputer 14”
(LG)
4 set Baik Bantuan pusat
12. Laptop 14” (Toshiba) 6 buah Baik Bantuan pusat
13. CPU intel dual core 3.0 10 set Baik Bantuan pusat
14. UPS (APC 500 VA) 6 set Baik Bantuan pusat
15. UPS (erSys 600 VA) 4 set Baik Bantuan pusat
16. Headphone
(Plantronics)
6 buah Baik Bantuan pusat
17. Headphone (SonicEar) 4 buah Baik Bantuan pusat
18. Keyboard PC
(compact)
6 buah Baik Bantuan pusat
19. Keyboard PC (komic) 4 buah Baik Bantuan pusat
20. Speaker aktif untuk
komputer (atlec
lambing)
6 set Baik Bantuan pusat
21. Speaker aktif untuk
komputer (MacPower)
10 set Baik Bantuan pusat
Tabel 4.8
Fasilitas KhususTunarungu
No Jenis/Nama Barang Jumlah Kondisi Asal Barang
1 2 3 4 5
1. Alat Bantu dengar
Perorangan
10
buah
Baik King Aids
2 Alat Bantu dengar
kelompok
1 Set Rusak Depdikbud
Propinsi
3 Alat Latihan Artikulasi 10
buah
Baik Pemda Propinsi
Jambi
Page 67
1 2 3 4 5
4 Pias/Pias
Huruf/Kata/Kalimat
2 unit Baik Membeli
5 Alat Olahraga Khusus - - -
6 Alat Khusus lainnya 2 set Baik Membeli
Tabel 4.9
Fasilitas Khusus Tunagrahita
No Jenis/Nama Barang Jumlah Kondisi Asal Barang
1 Alat Latihan - - -
2 Alat Keseimbangan Badan 2
Buah/baik
Baik Pemda Jambi
3 Pias – pias
huruf/kata/kalimat
1 set/rusak Rusak BK3S Jambi
4 Alat – peraga IPA 5 buah/baik Baik Dir PLB
5 Alat Olaharaga Khusus - - -
6 Alat Khusus Lainnya 5
buah/rusak
Rusak Dir PLB
Tabel 4.1.0
Fasilitas Khusus Tunadaksa
No Jenis/Nama Barang Jumlah Kondisi Asal Barang
1. Alat latihan keseimbangan 1 set Baik Pemda Propinsi
2 Alat perbaikan wicara 1 set Baik Membeli
3 Alat latihan sensomotorik
sepeda
2 buah Baik Pemda Propinsi
Jambi
4 Alat Olahraga Khusus 2 buah Baik Dir PLB
5 Alat Khusus lainnya 6 buah rusak BK3S
Tabel 4.1.1
Fasilitas Khusus Autis
Page 68
No Jenis/Nama Barang jumlah kondisi Asal Barang
1 2 3 4 5
1. Mandi bola 1 set baik Dir PSLB
2. Alat peraga motoric 1 set baik Dinas Pendidikan
Propinsi
3. Alat Bantu Konsentrasi 1 set baik Dinas Pendidikan
Propinsi
4. Alat permainan 1 set baik Dinas Pendidikan
Propinsi
5. Kartu huruf + angka 1 set baik Dinas Pendidikan
Propinsi
6. Puzzle buah 44 set Baik Bantuan pusat
7. Puzzle hewan 44 set Baik Bantuan pusat
8. Puzzle angka 44 set Baik Bantuan pusat
9. Puzzle huruf 44 set Baik Bantuan pusat
10. Pohon angka 11 set Baik Bantuan pusat
11. Pohon huruf 11 set Baik Bantuan pusat
12. Kartu huruf 11 set Baik Bantuan pusat
13. Kartu angka 11 set Baik Bantuan pusat
14. Manik-manik kecil 5,50 kg Baik Bantuan pusat
15. Manik-manik sedang 5,50 kg Baik Bantuan pusat
16. Manik-manik besar 5,50 kg Baik Bantuan pusat
17. Bantalan untuk mencocok 44 buah Baik Bantuan pusat
18. Mobil-mobilan tanpa
baterai
44 buah Baik Bantuan pusat
19. Kartu anggota tubuh 11 buah Baik Bantuan pusat
1 2 3 4 5
20. Krayon fabel fastel isi 48 22 kotak Baik Bantuan pusat
21. Bola kecil bahan pelastik
isi 100
2,75
lusin
Baik Bantuan pusat
Page 69
22. Bola besar bahan pelastik
isi 100
2,75
lusin
Baik Bantuan pusat
23. Bola berduri kecil 22 lusin Baik Bantuan pusat
24. Bola berduri besar 22 lusin Baik Bantuan pusat
25. Boneka ukuran bayi/dapat
bongkar pasang
11 buah Baik Bantuan pusat
26. Celengan pelastik 5,50
lusin
Baik Bantuan pusat
27. Donat kering 5,50
lusin
Baik Bantuan pusat
28. Miniatur buah 44 buah Baik Bantuan pusat
29. Miniatur alat masak 44 buah Baik Bantuan pusat
30. Miniatur alat bangunan 44 buah Baik Bantuan pusat
31. Kaca cermin
L.50cmxP.200cm tebal
5mm
11 buah Baik Bantuan pusat
32. Ring basket ukuran
sedang
22 buah Baik Bantuan pusat
33. Bola basket ukuran
sedang
22 buah Baik Bantuan pusat
34. Barbel kecil 44 buah Baik Bantuan pusat
35. Barbel sedang 44 buah Baik Bantuan pusat
36. Barbel besar 44 buah Baik Bantuan pusat
37. Palu mainan 33 set Baik Bantuan pusat
1 2 3 4 5
38. Kertas lipat 55 set Baik Bantuan pusat
39. Paltisin 55
bungkus
Baik Bantuan pusat
40. Sisir pelastik 22 lusin Baik Bantuan pusat
41. Puzzle jam 30 set Baik Bantuan pusat
Page 70
B. Temuan Khusus dan Pembahasan
1. Manajemen Ekstrakurikuler di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi Kajian mengenai pembinaan kesiswaan sangatlah luas terdiri dari
intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler adalah
kegiatan pembelajaran seperti yang telah berjalan, kemudian kokurikuler adalah
kegiatan yang menguatkan kegiatan intrakurikuler seperti kunjungan ke museum
dan tempat edukasi lainya, terakhir kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan
yang lebih bersifat minat, bakat serta pengembangan diri , minsalnya olahraga,
seni atau kegiatan keagamaan.
Kegiatan ekstrakurikuler termasuk ke dalam manajemen peserta didik,
yaitu untuk sarana pengembangan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat
dan minat peserta didik yang dilaksanakan diluar jam pelajaran dan pelayanan
konseling (Muhaimin, 2008, hlm. 74). Selaras dengan hasil wawancara peneliti
dengan kepala sekolah luar bisa prof.dr.sri soedewi masjchun sofwan.sh.
“kegiatan ekstrakurikuler ini masuk ke kegiatan kesiswaan di bawah
naungan waka kesiswaan, isi tugasnya adalah mengidentifikasi seluruh
baik itu sumber daya maupun minat siswa untuk di bina dalam bidang
ekskul nya masing-masing”.
Ekstrakurikuler di sekolah luar biasa sangat diperlukan, hal ini
membantu siswa dalam membentuk karakter kemandirian, karekter
kebersamaan, cinta budaya, kebangsaan, patriotisme, serta memupuk potensi
yang dimiliki setiap peserta didik.Sebagaimana yang tercantum dalam buku
Muhaimin dikatakan bahwa pengembangan diri melalui ekstrakurikuler ini
sekurang-kurangnya menggambarkan tentang jenis kegiatan ekstrakurikuler
yang beragam (Muhaimin, 2008, hlm. 67-68). Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri
Soedewi Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi telah merumuskan kegiatan
ekstrakurikuler kurang lebih sebanyak 7 jenis kegiatan dengan pembagian waktu
dari jam 13:00-15:00. Kegiatan ekstrakurikuler Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri
Page 71
Soedewi Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi adalah bagian dari visi, misi dan
tujuan sekolah sesuai dengan sumber daya yang ada.
Penulis lebih khusus meneliti manajemen ekstrakurikuler musik,
melukis dan olahraga yang ada di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi. Diharapkan dari penelitian ini akan
didapatkan hasil yang dapat membantu pembaca yang ingin mengetahui
bagaimana memanajemen ekstrakurikuler di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri
Soedewi Masjchun Sofwan. SH dari mulai perencanaan, pengorganisasian,
tindakan dan pengawasan sehingga banyak dari siswa berkebutuhan khusus
tersebut meraih juara/ prestasi di bidangnya masing-masing baik di tingkat
daerah maupun mancanegara. Menurut pengamatan penulis, Sekolah Luar Biasa
Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi merupakan sebuah
lembaga pendidikan tingkat sekolah luar biasa yang telah menghasilkan peserta
didik yang berprestasi baik di dalam bidang akademik maupun non akademik
melalui pendidikannya.
Sebagaimana sekolah lainnya tentu juga melaksanakan program
pendidikan. Terkait dengan pengembangan diri, tidak lepas dari kegiatan yang
berorientasi pada pengembangan diri yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang
tentunya memerlukan manajemen yang baik. Hal ini dapat dilihat dari
perkembangan peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler akan
berbeda dengan yang tidak mengikuti, yang mana peserta didik yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler maka akan lebih bersemangat untuk mengembangkan
bakatnya dengan fasilitas yang diberikan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler
tersebut melibatkan berbagai komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.
a. Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler
1. Landasan dan tujuan kegiatan ekstrakurikuler
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Dadang Mulyana,
M.Pd selaku Kepala Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun
Sofwan. SH Kota Jambi menjelaskan bahwa.
Page 72
”Kegiatan ekstrakurikuler di sini tidak hanya karena keinginan dari
sekolah namun juga berlandaskan dan berpedoman pada aturan
pemerintah yang berlaku seperti UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Permendikbud No. 62 Tahun 2014
Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Karena kegiatan
ekstrakurikuler didasarkan pada aturan pemerintah yang berlaku maka
pihak sekolah merasa tidak percuma melaksanakan kegiatan
ekstrakurikuler yang telah banyak membuahkan hasil bagi sekolah”.
Kegiatan ekstrakurikuler memiliki beberapa tujuan, diantaranya
yaitu:
a) Sebagai tempat untuk pengembangan diri bagi peserta didik
b) Menyeimbangkan proses dan hasil belajar siswa yaitu antara
kecerdasan akademik dan non-akademik
c) Menggali bakat dan potensi peserta didik
d) Melatih mental peserta didik
e) Memberikan ketrampilan kepada peserta didik sebagai modal di masa
yang akan datang
f) Melatih kedisiplinan peserta didik.
Selaras dengan hasil wawancara peneliti dengan pak Dadang
Mulyana, M.Pd. selaku kepala sekolah di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri
Soedewi Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi.
“Secara umum tujuan ekstrakurikuler di sekolah ini adalah untuk
mengkanalisasikan apa yang menjadi bakat, minat yang siswa miliki
dengan harapan bisa jadi, meningkatkan rasa percaya diri siswa,
memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengekspresikan diri
karena dalam sekolah luar biasa ini ada istilah aku bisa aku ada,
makanya sekolah harus menyiapkan tempat untuk itu semua dan
salah satu wadahnya adalah dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler”.
2. Penentuan jenis ekstrakurikuler
Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan. SH
Kota Jambi jenis ekstrakurikuler ditentukan dengan cara berkoordinasi
Page 73
antara kepala sekolah, seluruh wakil kepala sekolah terutama di bidang
kesiswaan, komite sekolah dan guru yang bersangkutan. Di dalam
koordinasi tersebut ditawarkan banyak jenis ekstrakurikuler yang ada dan
dipilih dengan musyawarah dengan beberapa pertimbangan yang
kemudian disepakati secara bersama(Hasil wawancara dengan pak dadan
mulyana, M.Pd).
Jenis kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr.
Sri Soedewi Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi mempunyai 7 jenis
ekstrakurikuler. Penentuan jenis ekstrakurikuler di sini sesuai dengan
Permendikbud No. 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler
pada Pendidikan Luar Biasa pasal 3 yaitu kegiatan ekstrakurikuler wajib
dan pilihan.
Kegiatan ekstrakurikuler pilihan dibagi menjadi 3 kategori,
yaitu: pilihan murni, swadana dan seleksi. Ekstrakurikuler wajib yaitu
jenis ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh siswa, ekstrakurikuler
pilihan yaitu jenis ekstrakurikuler yang murni pilihan dari hati siswa
masing-masing, ekstrakurikuler pilihan dan seleksi adalah jenis
ekstrakurikuler yang dipilih oleh siswa namun memerlukan seleksi dalam
proses penerimaannya, yang terakhir yaitu ekstrakurikuler swadana atau
berbayar yaitu jenis ekstrakurikuler yang memerlukan iuran dari
pesertanya untuk beberapa keperluan seperti sewa tempat.
Adapun 7 jenis ekstrakurikuler yang ada di Sekolah Luar Biasa
Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi adalah sebagai
berikut(Wawancara bersama waka kesiswaan pak budi).
1. Melukis
2. Musik
3. Olahraga
4. Kerohanian
5. Pantomim
6. Pramuka
7. Seni Tari
Page 74
Dari semua jenis ekstrakurikuler yang ada penulis akan
memamaparkan 3 jenis ekstrakurikuler yaitu seni musik, olahraga dan
melukis. penjelasan dari setiap ekstrakurikuler yang penulis amati yaitu:
a. Ekstrakurikuler Melukis, yang di laksanakan setiap hari Senin pukul
13.00-15.00 wib yang diikuti oleh 35 orang siswa. Pendamping atau
penanggung jawab ekstrakurikuler ini adalah Bapak Budi Surono, S.Pd
diambil dari guru internal sekolah. Ekstrakurikuler melukis ini
memiliki tujuan yang sangat penting untuk mengali, mengembangkan
potensi dan bakat siswa dan mengarahkan siswa bagaiaman cara
melukis yang baik dan memiliki nilai seni yang tinggi(Hasil
wawancara peneliti bersama pak Budi Surono, S.Pd selaku instruktur
Melukis).
b. Ekstrakurikuler Musik/Band/Vokal, yang dilaksanakan setiap hari
Selasa pukul 13.00-15.00 wib yang diikuti 30 orang siswa. Penanggung
jawab ataupun instruktur ekstrakurikuler ini adalah Bapak Adi
Kurniadi, SE diambil dari guru internal sekolah. Ekstrakurikuler ini
bertujuan agar untuk melatih bakat siswa di bidang musik/vokal agar
kemampuan bermusik mereka lebih terasah lagi.
c. Ekstrakurikuler Olahraga, yang dilaksanakan pada hari Rabu pukul
13.00-15.00 akan tetapi saking sukanya siswa sekolah luar biasa ini
terhadap olahraga mereka bisa melewati waktu yang telah di
tetapkan(wawancara dengan waka kesiswaan pak Budi Prasetyo, S.Pd)
yang diampu oleh Bapak Sabar Widodo selaku guru penjaskes di
sekolah. Mempunyai maksud agar siswa bisa melatih bakatnya di
olahraga mana yang mereka sukai dan mendalami olahraga tersebut
tentunya sesuai arahan dari instruktur itu sendiri.
Keberadaan ekstrakurikuler di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri
Soedewi Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi sangatlah penting dan
tentunya disambut dengan baik oleh semua komponen sekolah, karena
dengan adanya ekstrakurikuler bakat siswa dapat tersalurkan dengan
baik. Seperti halnya yang dikatakan oleh bapak Dadang Mulyana, M.Pd
Page 75
selaku kepala sekolah di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi.
“Bahwa Dengan adanya program ekstrakurikuler di Sekolah Luar
Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi ini
bisa menambah motivasi siswa dan semangat para guru untuk lebih
mengasah kemampuan dan bakat yang di miliki siswanya serta
kegiatan yang dilakukan diluar kelas terasa lebih menyenangkan dan
tidak membosankan, sehingga akan lebih baik dalam memicu
perkembangan diri siswa”.
b. Pengorganisasian Kegiatan Ekstrakurikuler
Dalam kegiatan ekstrakurikuler ini Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri
Soedewi Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi membentuk strukturisasi program
untuk kelancaran pelaksanaan ekstrakurikuler. Adapun Susunan strukturisasi
program ekstrakurikuler di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi yang tertinggi yaitu Bapak Dadang
Mulyana, M.Pd. selaku kepala sekolah, kemudian Bapak Budi Prasetyo, S.Pd.I
selaku wakil kepala sekolah urusan kesiswaan yang dibantu oleh Bapak
Supriyanto, S.Pd selaku koordinator dari kegiatan ekstrakurikuler. Wakil kepala
bidang kesiswaan dan koordinator ekstrakurikuler ini yang nantinya akan
langsung mencari penanggung jawab, pelatih dan memantau jalannya
ekstrakurikuler di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan.
SH Kota Jambi Yang mana Bapak Budi Surono, S.Pd yang ditugaskan sebagai
instruktur dari kegiatan ekstrakurikuler melukis, Bapak Adi Kurniadi, SE
ditugaskan sebagai pelatih dari ekstrakurikuler musik dan Bapak Sabar
Widodo, S.Pd sebagai instruktur dari kegiatan ekstrakurikuler
olahraga(Dokumentasi Sekolah Luar Biasa Prof. Dr Sri Soedewi Masjchun
Sofwan. SH Kota Jambi). Selain tim ekstrakurikuler tentunya dalam kegiatan
ekstrakurikuler khususnya yang termasuk dalam kategori pilihan akan melalui
tahap penerimaan peserta didik baru. Adapun beberapa proses penerimaan
tersebut adalah sebagai berikut(Wawancara peneliti dengan Bapak Budi Prsetyo
S.Pd selaku waka bidang keiswaan).
Page 76
1). Pembagian Angket
Setiap awal tahun ajaran baru, sekolah menyebarkan angket melalui wali
kelas yang berisi tentang semua jenis ekstrakurikuler dengan jelas. Dari
angket tersebut maka siswa dapat memilih jenis ekstrakurikuler yang di
minatinya atau yang selama ini mungkin menjadi hobi bakhan bakat yang
peserta didik miliki. Angket tersebut pasa akhirnya dikumpulkan kembali ke
wali kelas.
2). Pemetaan
Setelah proses penyebaran dan pengumpulan kembali angket kemudian wali
kelas melakukan pemetaan. Pemetaan ini berguna untuk mengetahui berapa
jumlah anak yang meminati kegiatan ekstrakurikuler. Setelah data dipetakan
kemudian diserahkan kepada wakil kepala sekolah bidang kesiswaan yang
selanjutnya disampaikan kepada koordinator ekstrakurikuler untuk
diinformasikan kepada masing-masing penanggung jawab atau pendamping.
3). Pengelompokan Peserta Didik
Proses terakhir dalam penerimaan peserta didik sebelum dilaksanakannya
kegiatan ekstrakurikuler yaitu pengelompokan peserta didik agar jumlah
siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tidak terlalu banyak dalam
satu kali latihan. Dengan diadakannya proses penerimaan diatas maka
diharapkan siswa dapat memilih ekstrakurikuler yang diinginkannya sesuai
dengan hati dan kemampuannya, sehingga tidak ada siswa yang terbebani.
Dan dari proses seleksi maka akan mempermudah pembibing dalam
memahami tingkat kecerdasan siswa sehingga dapat menyesuaikan
pengajaran dan dengan adanya pengelompokan peserta didik maka akan
membuat pengajaran menjadi lebih kondusif. Didalam pengorganisasiannya
kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Sedewi
Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi tentu juga dijadwalkan agar tidak bentrok
antara kegiatan satu dengan yang lainnya. Berikut adalah jadwal yang
penulis peroleh dari dokumentasi milik koordinator ekstrakurikuler(
Dokumentasi Bapak Supriyanto, S.Pd).
a). Ekstrakurikuler melukis di adakan pada hari Senen.
Page 77
b). Ekstrakurikuler musik di adakan pada hari Selasa.
c). Ekstrakurikuler olahraga di adakan pada hari Rabu.
Penyususnan jadwal tersebut dimaksudkan agar siswa yang ingin
mengikuti lebih dari 1 jenis ekstrakurikuler bisa mengambil jenis ekstrakurikuler
di hari yang berbeda dan agar kegiatan ekstrakurikuler tidak mengganggu
kegiatan belajar mengajar.
c. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Berdasarkan penelitian kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan setiap
hari Senin sampai Sabtu setelah jam pelajaran berakhir yaitu berakhir pada jam
11.45 sedangkan jadwal ektrakurikuler dilanjutkan jam 13.00- 15.00 untuk
hari Senin sampai Kamis sedangkan pada hari jumat dan sabtu ekstrakurikuler
dimulai dari jam 14.00-16.00. Sejalan dengan wawancara peneliti bersama
waka kwsiswaan bapak Budi Prasetyo, S.Pd sebagai berikut.
“ Ekstrakurkuler ini di lakukan setiap hari selama sekolah dari mulai hari
Senin-Sabtu, hari Senin-Kamis dilakukan pada jam 13.00 sedangkan
pada hari Jum’at-Sabtu dimulai dari jam 14.00, yang mana masing-
masing hari tersebut telah tersusun ektrakurikulernya masing-masing”.
Dalam pelaksanaannya kegiatan ekstrakurikuler tentu pembimbing atau
pelatih melalui beberapa permasalahan dari mulai memberikan materi
ekstrakurikuler, menghadapi siswa yang notabenenya masih anak-anak
berkebutuhan khusus, dan mengatasi kejenuhan dan kebosanan yang kadang
terjadi pada siswa saat kegiatan ekstrakurikuler berlangsung. Peserta didik
harus diberikan materi dengan metode yang benar agar dapat menyerap materi
dengan baik pula. Dari wawancara penulis kepada Pembina ekstrakurikuler,
penyampaian materi yang berbeda dari para pelatih dan Pembina
ekstrakurikuler terdapat beberapa metode sebagai berikut(Wawancara dengan
seluruh instruktur ektrakurikuler).
Page 78
1. Ceramah
Dalam metode ini pelatih memberi informasi atau materi kepada siswa
secara lisan, gerak tubuh maupun tulisan sehingga siswa mendapat
pencerahan dari materi yang tadinya tidak diketahuinya menjadi tahu.
Metode ini sangat berguna untuk siswa khususnya.
2. Putar Video
Metode pemutaran video biasanya lebih efektif dibandingkan dengan
metode ceramah, karena banyak anak yang lebih suka meniru apa yang
dilihatnya daripada apa yang didengarnya.
3. Memberi Contoh
Dari mendengar dan melihat video saja tentunya masih kurang jelas bagi
anak yang daya tangkapnya kurang cepat. Oleh karena itu pelatih harus
memberikan contoh dengan alat-alat yang mudah dipahami siswa dan
pelatih harus sabar.
4. Praktek
Setelah pelatih memberikan ceramah atau penjelasan, memutarkan video,
dan memberikan contoh kepada siswa maka pelatih akan melatih peserta
didik untuk mempraktekan apa yang telah dilihat dan didengarnya. Selain
peserta didik harus diberikan materi dengan metode yang benar, pelatih
juga harus mengerti bagaimana menghadapi anak berkebutuhan khusus ini
dengan baik. Siswa berkebutuhan khusus tentunya membutuhkan perhatian
yang lebih besar dibanding dengan siswa pada umumnya.
Karena keterbatasan mereka guru dan pelatih di Sekolah Luar Biasa
Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi lebih menekankan
pada mengikuti kemauan siswa atau melihat mood peserta didik, karena dengan
begitu maka peserta didik akan merasa senang dan dihargai sehingga mereka
akan dengan senang hati memperhatikan pelatih. Dalam ekstrakurikuler, pelatih
tentunya ditutuntut untuk kompeten, sabar dan dapat telaten dalam menghadapi
peserta didik.
d. Pengawasan Kegiatan Ekstrakurikuler
Page 79
Berdasarkan Permendikbud No. 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan
Ekstrakurikuler pada Pendidikan diatur bahwa satuan pendidikan melakukan
pengontrolan setiap tahunnya untuk melihat ketercapaian tujuan dari masing-
masing kegiatan yang dijadikan acuan untuk penyempurnaan di tahun ajaran
berikutnya. Di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjcun Sofwan.
SH Kota Jambi pengontrolan atau penilaian pada peserta didik dalam
kegiatan ekstrakurikuler juga dilakukan setiap tahun, yaitu setiap akhir tahun
ajaran. Pengontrolan dilakukan dengan melihat antusias siswa, kecepat
tanggapan siswa dan kehadiran siswa yang akan dideskripsikan pada rapor
siswa.
Untuk kegiatan ekstrakurikuler sendiri juga dilakukan evaluasi setiap
tahun sekali, seperti melihat prestasi apa saja yang sudah diperoleh dari
kegiatan ekstrakurikuler tersebut sehingga dapat diketahui tingkatan
ekstrakurikuler tersebut dan dapat dilihat apa yang harus dipertahankan,
diperbaiki, atau dihilangkan.(Wawancara peneliti bersama Bapak Budi
Prasetyo, S.Pd selaku waka bidang kesiswaan).
Selaras dengan hasil wawancara dengan pak Dadang Mulyana, M.Pd
selaku Kepala Sekolah di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi.
“Dalam pengontrolan ini kepala sekolah meminta laporan kepada waka
kesiswaan yang di buat dalam bentuk SK Ekskul, siapa melatih siapa,
nanti setelah dibuatkan SK, teknis di lapangan di koordinasikan oleh
waka kesiswaan termasuk memantau pelaksanaanya dan melaporkannya
kepada kepala sekolah”.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Manajemen Ekstrakurikuler di
Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan. SH Kota
Jambi
Dalam sebuah pengelolaan atau manajemen pasti ada di dalamnya hal-
hal yang merupakan faktor pendukung dan faktor penghambat. Begitu pula
Page 80
dengan manajemen ekstrakurikuler di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi Untuk itu penulis mewawancara instruktur
ekstrakurikuler di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan.
SH Kota Jambi dengan hasil antara lain sebagai berikut(Wawancara dengan
Instruktur Melukis,Musik dan Olahraga).
a. Faktor pendukung manajemen ekstrakurikuler di Sekolah Luar Biasa
Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi.
Berdasarkan wawancara penulis dengan instruktur ekstrakurikuler dan
observasi yang penulis lakukan terbapat beberapa faktor yang mendukung
dalam manajemen atau pengelolaan ekstrakurikuler adalah sebagai
berikut(Wawancara dan Observasi Peneliti).
1. Pelatih yang kompeten, yaitu pelatih yang professional yang telah
mengikuti berbagai pelatihan sehinggan berkompeten di bidangnya.
Pelatih ekstrakurikuler ini bisa dibilang unik, dikatakan unik kenapa
karena yang melatih anak berkebutuhan khusus ini bukan hanya terampil
melukis, musik dan olahraga saja tapi mereka harus paham anak
berkebutuhan khusus itu seperti apa dan bagaimana cara
berkomunikasinya mereka sudah mengetahui itu. Tidak semua pelatih
adalah guru Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan.
SH Kota Jambi, misalnya pada saat mau lomba ataupun ada kegiatan yang
penting sekolah mendatangkan guru khusus untuk mengajar siswa dan
latihannya dilakukan setiap hari sampai kegiatan berakhir serta di pantau
dan terus dibimbing oleh instruktur ekstrakurikuler itu sendiri sehingga
siswa tidak akan lupa dengan materi yang di ajarkan walaupun kegiatan
telah selesai. Guru tari yang ada di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri
Soedewi Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi yaitu seorang guru tari yang
benar-benar lulusan seni tari dan tentunya professional di bidangnya.
2. Anggara untuk ekstrakurkuler pertahunya sudah ada
3. Materi yang diberikan selalu menarik dan tidak membosankan sehingga
siswa tidak mudah merasa jenuh.
4. Pihak sekolah memberikan ruang, waktu dan fasilitas yang memadai.
Page 81
5.Keinginan/minat siswa yang tinggi terhadap ekstrakurikuler yang
dipilihnya.
6.Dukungan orang tua terhadap apa yang diinginkan dan diminati oleh anak.
7.Keberadaan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan ekstrakurikuler
memadai.
b. Faktor Penghambat Manajemen Ekstrakurikuler di Sekolah Luar Biasa
Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi.
Berdasarkan wawancara penulis dengan instruktur melukis, musik dan
olahraga ekstrakurikuler dan observasi yang penulis lakukan terdapat beberapa
faktor yang menghambat dalam manajemen atau pengelolaan ekstrakurikuler
adalah sebagai berikut(Wawancara dengan Kepala Sekolah, Waka bidang
kesiswaan dan Instruktur Ekstrakurikuler).
1. Faktor psikologis dari Orang tua yang walaupun mendukung keinginan
anaknya namun malas untuk mengantar dan menjempt anaknya dan sopir
mobil antar jemput yang terkadang juga tidak mau menunggu sampai sore.
2. Perasaan siswa terkadang berubah pernah saat lagi malas-malasnya siswa
harus di bujuk dengan cara tersendiri.
3. Khususnya untuk anak berkebutuhan khusus mereka kurang adanya
perlombaan-perlombaan yang mengikutsertakan anak-anak berkebutuhan
khusus. Jarang sekali acara-acara melibatkan anak berkebutuhan khusus, acara
yang melibatkan anak berkebutuhan khusus biasanya hanya yang di
selengarakan oleh Dinas.
4. Kurangnya Publikasi untuk anak berkebutuhan khusus.
5. Kurangnya rasa percaya diri dari siswa yang mengakibatkan grogi saat siswa
harus melakukan pertunjukan atau pada saat lomba.
6. Ekstrakurikuler yang diadakan sore hari dan anak-anak sudah di sekolah
seharian terkadang mengakibatkan kurangnya semangat dari anak-anak.
3. Upaya Manajemen Ekstrakurikuler dalam Meningkatkan Mutu di Sekolah
Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan. SH Kota Jambi.
Manajemen kegiatan ekstrakurikuler adalah seluruh proses yang
direncanakan dan diusahakan secara terorganisasi mengenai kegiatan sekolah
Page 82
yang dilakukan di luar kelas dan diluar jam pelajaran untuk menumbuh
kembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki peserta didik, baik
berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam
pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan
potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib
maupun pilihan. Selaras dengan wawancara peneliti bersama Kepala Sekolah
yaitu :
“ Anak-anak di wajibkan mengikuti salah satu ektrakurikuler yang ada akan
tetapi tidak semua anak mengikutinya”.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah akan memberikan
banyak manfaat tidak hanya terhadap siswa tetapi juga bagi efektivitas
penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Begitu banyak fungsi dan makna
kegiatan ekstrakurikuler dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Hal
ini akan terwujud, manakala pengelolaan kegiatan ekstrakulikuler dilaksanakan
sebaik-baiknya khususnya peningkatan disiplin siswa dan semua petugas.
Biasanya mengatur siswa di luar jam-jam pelajaran lebih sulit dari mengatur
mereka dalam kelas. Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
melibatkan banyak pihak, memerlukan peningkatan administrasi yang lebih
tinggi. Sejalan dengan wawancara peneliti bersama Kepala Sekolah yaitu.
“Untuk ekstrakurikuler itu sendiri sudah di bagikan guru yang bertanggung
jawab dalam ekstrakurikuler tersebut serta telah di bagikan fasilitas berupa
tempat dan alat penunjang lainnya”.
Upaya kepala sekolah agar guru mengajar atas dasar berfikir merdeka,
mengembangkan kreativitas, melakukan inovasi, dan sebagainya sehingga bisa
memacu jiwa inquiry pada murid-muridnya dalam kegiatan ekstrakurikuler,
Indikatornya adalah:
a. Memperdayakan guru melalui kerjasama kooperatif dalam pengembangan
ekstrakurikuler.
b. Memberi kesempatan kepada guru untuk meningkatkan profesinya dalam
rangka dalam pengembangan ekstrakurikuler.
Page 83
c.Mendorong guru dalam berbagai kegiatan yang menunjang program
ekstrakurikuler.
Perencanaan kegiatan esktrakurikler, sebelum guru ekstrakurikuler
membina kegiatan ekstrakurikuler terlebih dahulu merencanakan aktivitas yang
akan dilaksanakan. Penyusunan rancangan aktivitas ini dimaksudkan agar guru
mempunyai pedoman yang jelas dalam melatih kegiatan ekstrakurikuler.
Rancangan ini dibuat tiap semester. Selaian bermanfaat bagi guru juga
diperlukan oleh kepala sekolah untuk mempermudah dalam mengadakan
supervisi.(Suryosubroto, 2002, hlm.304)
Dengan berpedoman pada tujuan dan maksud kegiatan ekstrakurikuler
di sekolah dapat ditetapkan prinsip-prinsip program ekstrakulikuler yaitu:
1. Semua murid, guru, dan personel administrasi hendaknya ikut serta dalam
usaha meningkatkan program.
2. Kerja sama dalam tim adalah fundamental.
3. Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya di hindarkan.
4. Prosesnya adalah lebih penting daripada hasil.
5. Program hendaknya cukup komprehensif dan seimbang dapat memenuhi
kebutuhan dan minat semua siswa
6. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah.
7.Program harus di nilai berdasarkan sumbangannya pada nilai-nilai pendidikan
di sekolah dan efisiensi pelaksanaannya.
8. Kegiatan ini hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya
bagi pengajaran kelas, sebaliknya pengajaran kelas hendaknya juga
menyediakan sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan murid.
9. Kegiatan ektrakurikuler ini hendaknya dipandangan sebagai integral dari
keseluruhan program pendidikan di sekolah, tidak sekadar tambahan atau
sebagai kegiatan yang berdiri sendiri.(Suryosubroto, 2002, hlm.291)
Pembinaan kegiatan ekstrakurikuler dapat berbeda-beda antara satu
sekolah dengan sekolah yang lain, hal-hal yang perlu diketahui oleh pembina
ekstrakurikuler yaitu:
Page 84
a. Kegiatan harus dapat meningkatan pengayaan siswa yang beraspek Kognitif,
Afektif, dan Psikomotor.
b. Memberikan tempat serta penyaluran bakat dan minat sehingga siswa akan
terbiasa dengan kesibukan-kesibukan yang bermakna.
c. Adanya perencanaan dan persiapan serta pembinaan yang telah
diperhitungkan masak-masak sehingga program ekstrakurikuler mencapai
tujuan dan.
d. pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler oleh semua atau sebagai siswa.
Instruktur juga mempunyai tugas tambahan, yaitu:
1). Mengadakan pra-survei, maksudnya ialah apabila suatu kegiatan akan
dilakukan di luar lingkungan sekolah, pembian terlebih dahulu mengadakan
pengamatan ke tempat tersebut untuk mengetahui tepat tidaknya lokasi
tersebut di kunjungi dan dapat merencanakan segi keamanannya bagi siswa.
2). Mengadakan presentasi untuk setiap kali latihan.
3). Menerima uang khusus, misalnya uang tabungan, iuran, pembelian buku, dan
sebagainya.
4). Memberikan penilaian terhadap presentasi siswa setiap semester yang
kemudian dimaksukkan dalam nilai lapor dan.
5). Tugas umum yaitu mengantar ke tujuan apabila aktivitas dilakukan di luar
lingkungan sekolah, seperti pertandingan-pertandingan, pertunjukkan-
pertujukkan, dan perjalanan. Sejalan dengan wawancara bersama Bapak
Adi selaku istruktur seni musik mengatakan.
“ Saya sangat mendukung sekali ketika ada anak-anak yang mengikuti
lomba dan saya selalu mengantarkan mereka dan mendampingi setiap
perlombaan yang mereka ikuti , sebagai bentuk support saya kepada
anak-anak”.
Boleh dikatakan hampir semua kegiatan di sekolah pada akhirnya
ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan potensi dirinya. Upaya itu
akan opimal jika siswa sendiri secara aktif berupaya mengembangkan diri,
sesuai dengan program-program yang dilakukan oleh sekolah. Oleh karena itu,
Page 85
sangat penting untuk menciptakan kondisi agar siswa dapat mengembangkan
potensi secara optimal.
Page 86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan dan analisis penelitian yang berjudul
Manajemen Ektrakurikuler di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun
Sofwan, SH , Maka dapat penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Manajemen ektrakurikuler di Sekolah Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi
Masjchun Sofwan, SH telah melakukan fungsi-fungsi manajemennya yaitu
mulai dari perencanaan. Pengorganisasian, tindakan dan pengontrolan.
Perencanaan di sekolah ini dilakukan dengan memberikan landasan dan tujuan
kegiatan ektrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler di sini tidak hanya karena
keinginan dari sekolah namun juga berlandaskan dan berpedoman pada aturan
pemerintah yang berlaku seperti Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Permendikbud No. 62 Tahun 2014 Tentang
Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Karena kegiatan ekstrakurikuler
didasarkan pada aturan pemerintah yang berlaku maka pihak sekolah merasa
tidak percuma melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang telah banyak
membuahkan hasil bagi sekolah, Secara umum tujuan ekstrakurikuler di sekolah
ini adalah untuk mengkanalisasikan apa yang menjadi bakat, minat yang siswa
miliki dengan harapan bisa jadi, meningkatkan rasa percaya diri siswa,
memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengekspresikan diri karena
dalam sekolah luar biasa ini ada istilah aku bisa aku ada, makanya sekolah harus
menyiapkan tempat untuk itu semua dan salah satu wadahnya adalah dengan
adanya kegiatan ekstrakurikuler, perencanaan disini juga berkaitan dengan jenis
ektrakurikuler yang ada yaitu terdiiri dari 7 jenis ektrakurikuer mulai dari
Melukis, Musik, Olahraga, Kerohania, Pantomim, Pramuka, Seni Tari. Dan
masing- masing ektrakurikuler telah di tentukan waktunya dan telah dipilih
pelatihnya yang berkompeten di bidangnya. Pengorganisasian ektrakurkuler di
sekolah ini telah terstrukturalisasikan. Pelaksanaan Kegiatan ekstrakurikuler
Page 87
dilaksanakan setiap hari Senin sampai Sabtu setelah jam pelajaran berakhir yaitu
berakhir pada jam 11.45 WIB sedangkan jadwal ektrakurikuler dilanjutkan jam
13.00- 15.00 WIB untuk hari Senin sampai Kamis sedangkan pada hari jumat
dan sabtu ekstrakurikuler dimulai dari jam 14.00-16.00 WIB. Untuk kegiatan
ekstrakurikuler sendiri juga dilakukan evaluasi setiap tahun sekali, seperti
melihat prestasi apa saja yang sudah diperoleh dari kegiatan ekstrakurikuler
tersebut sehingga dapat diketahui tingkatan ekstrakurikuler tersebut dan dapat
dilihat apa yang harus dipertahankan, diperbaiki, atau dihilangkan.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Memanajemen Ekstrakurikuler di Sekolah
Luar Biasa Prof. Dr. Sri Soedewi Masjcun Sofwan. SH. Fator pendukungnya
adalah di sumber daya manusianya sendiri sangat berkompeten dibidangnya
walaupun bukan dari ahli tapi mereka telah menerima dan mengikuti beberapa
banyak pelatihan, Anggara untuk ekstrakurkuler pertahunya sudah ada, Materi
yang diberikan selalu menarik dan tidak membosankan, Pihak sekolah
memberikan ruang, waktu dan fasilitas yang memadai, Keinginan/minat siswa
yang tinggi terhadap ekstrakurikuler yang dipilihnya, Dukungan orang tua
terhadap apa yang diinginkan dan diminati oleh anak, Keberadaan sarana dan
prasarana yang mendukung kegiatan ekstrakurikuler memadai. Sedangkan faktor
penghambatnya adalah faktor psikologis dari Orang tua yang walaupun
mendukung keinginan anaknya namun malas untuk mengantar dan menjempt
anaknya, perasaan siswa terkadang berubah, Khususnya untuk anak
berkebutuhan khusus mereka kurang adanya lomba yang mengikutsertakan
anak-anak berkebutuhan khusus, Kurangnya Publikasi untuk anak berkebutuhan
khusus, Kurangnya rasa percaya diri dari siswa yang mengakibatkan grogi saat
siswa harus melakukan pertunjukan atau pada saat lomba, Ekstrakurikuler yang
diadakan sore hari dan anak-anak sudah di sekolah seharian terkadang
mengakibatkan kurangnya semangat dari anak-anak.
3. Manajemen kegiatan ekstrakurikuler adalah seluruh proses yang direncanakan
dan diusahakan secara terorganisasi mengenai kegiatan sekolah yang dilakukan
di luar kelas dan diluar jam pelajaran untuk menumbuh kembangkan potensi
Sumber Daya Manusia yang dimiliki peserta didik, baik berkaitan dengan
Page 88
aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus
untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat
yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan.
Hampir semua kegiatan di sekolah pada akhirnya ditujukan untuk membantu
siswa mengembangkan potensi dirinya upaya akan opimal jika siswa sendiri
secara aktif berupaya mengembangkan diri, sesuai dengan program-program
yang dilakukan oleh sekolah. Oleh karena itu, sangat penting untuk menciptakan
kondisi agar siswa dapat mengembangkan potensi secara optimal. sebagai top
leader di sekolah, kepala sekolah memegang peran penting dalam menciptakan
kondisi agar siswa dapat mengembangkan potensi secara optimal. Upaya kepala
sekolah agar guru mengajar atas dasar berfikir merdeka, mengembangkan
kreativitas, melakukan inovasi sehingga bisa memacu jiwa inquiry pada murid-
muridnya dalam kegiatan ekstrakurikuler, Indikatornya adalah:
a. Memperdayakan guru melalui kerjasama kooperatif dalam pengembangan
ekstrakurikuler.
b. Memberi kesempatan kepada guru untuk meningkatkan profesinya dalam
rangka dalam pengembangan ekstrakurikuler.
c. Mendorong guru dalam berbagai kegiatan yang menunjang program
ekstrakurikuler.
Perencanaan kegiatan esktrakurikler, sebelum guru ekstrakurikuler membina
kegiatan ekstrakurikuler terlebih dahulu merencanakan aktivitas yang akan
dilaksanakan. Penyusunan rancangan aktivitas ini dimaksudkan agar guru
mempunyai pedoman yang jelas dalam melatih kegiatan ekstrakurikuler.
Rancangan ini dibuat tiap semester. Selaian bermanfaat bagi guru juga
diperlukan oleh kepala sekolah untuk mempermudah dalam mengadakan
supervi.
Page 89
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran yang dapat
berarti bagi lembaga pendidikan maupun bagi akademisi lain sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Sekolah
a. Dalam pelaksanaan ektrakurikuler hendaknya dilakukan terus menerus dan
berkesinambungan agar hasil yang dicapai bisa secara optimal.
b. Upaya peningkatan kegiatan ektrakurikuler sudah baik, tetapi hendaknya
perlu ditingkatkan dalam hal kerjasama dengan pihak lain agar anak
berkebutuhan khusus bisa mengikuti ajang yang tidak hanya berpatokan pada
Dinas Pendidikan saja.
c. Hendaknya memberika Motivasi terhadap orang tua siswa bagaimana caranya
agar mereka tidak merasa jenuh mengantar dan menunggu anaknya pada saat
Ektrakurkuler berlangsung.
2. Bagi Pelatih
a. Meskipun pelatih sudah cukup baik, hendaknya pelatih harus lebih
memperkuat kemauan dan tekadnya untuk terus meningkatkan bakat yang
mereka punya serta mendorong siswa untuk lebih kreatif dan berkreasi.
b. Kerja sama antara pelatih lebih ditingkatkan lagi baik kerja sama antar
sesama pelatih di sekolah maupun dengan pelatih disekolah lain.
3. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi
terkait dengan penelitian mengenai manajemen ektrakurikuler, dengan objek,
pendekatan dan setting penelitian yang berbeda
Page 90
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2014). Al-Quran dan Terjemahan. Departemen Agama RI.
Anonim, (2003). Undang-undang RI No.20 tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Anonim,(2005). Undang-undang RI No.3 Tahun 2005. Tentang Sistem Keolahragaan
Nasional. Jakarta: Kemenpora.
Anonim, (2006). Permendiknas No.22 tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta:
Depdiknas.
Anonim (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Dharma Bhakti.
Abdurrahman, Mulyono. (2008). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta
: Rineka Cipta.
Ahmad Tafsir. (2005). Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung : Remaja
Rosda Karya.
Dharsono Sony Kartika. (2004). Seni Rupa Moderen. Bandung: Rekayasa Sains.
Diah Srinigsih. (2003). Musik Sekolah . Surabaya: Pustaka Pelajar.
Eka Prihatin. (2011). Manajemen Peserta Didik, Geger Lalong Hilir Bandung: Alfabeta.
Hamalik,Oemar. (2005). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hallahan,D.P., & Kauffman, J.M. (2006). Exceptional Children: An Introduction to
special education (10th
ed). Boston: Pearson.
Husaini Usman. (2008). Teori Manajemen , Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Kokom Komalasari. (2013). Pembelajaran Kontekstual, Konsef dan Aplikasi. Bandung:
Refika Adiatama.
Muhammad Efendi. (2006). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Mukhtar, Iskandar. (2013). Orientasi Baru Suvervisi Pendidikan. Jakarta: Referensi.
Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan . Bandung:Penerbit PT
Remaja Rosdakarya.
Page 91
Mulyono. (2008). Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media.
Pudjiati, Retno. (2005). Teori Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences). Jakarta:
Universitas Terbuka.
Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Prenada.
Slameto. (2005). Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2009). Metode penelitian pendidikan, pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan
R & D. Bandung: Alfabeta.
Supriadi, Dedi. (2004). Satuan Biaya Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Tim Penyusun. (2017). Buku pedoman penulisan skripsi . Program Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jambi.
http://www.melaticeria.or.id/.Pendidikan inklusi diakses pada tanggal 20
januari 2019 pukul 10:21.
http://www.bagianbagian-lagu.com/artikel). Diakses tanggal 12 Februari 2019 pukul
20.00 WIB.
https://id.wikipedia.org/wiki/anak_berkebutuhan_khusus.Diakses tanggal 13 Februari
2019 pukul 17.00 WIB.
http://irvansyahfa.blogspot.com/2013/03/tafsir-surat-nisa-ayat-9.html.
http://sukalive.com/blog/2017/04/5-olahraga-tepat-untuk-anak-berkebutuhan-khusus/.
Diakses tanggal 13 Februari 2019 pukul 22.00 WIB.
Page 92
DOKUMENTASI RISET
Gambar 1 : Gedung 1 SLB tampak dari depan
Gambar 2 : Gedung 2 SLB tampak dari depan
Gambar 3 : Ruang belajar siswa
Page 93
Gambar 4 : Poto peneliti bersama siswa yang mengikuti ektrakurikuler melukis
Gambar 5 : Poto peneliti bersama siswa dan guru yang mengikuti ektrakurikuler
musik
Page 94
Gambar 6 : Ruang teori ektrakurikuler Musik
Gambar 7 : Ruang latihan ekstrakurikuler musik
Page 95
Gambar 8 : Poto peneliti bersama Bapak Adi Kurniadi, SE selaku instruktur
ektrakurikuler music
Gambar 9 : Poto peneliti bersama Guru
Page 96
Gambar 10 : Poto Peneliti Bersama Waka Kesiswaan
Gambar 11 : Poto Peneliti
Gambar 12 : Lukisan siswa yang terpajang di dinding sekolah
Page 97
Gambar 13 : Live perfom alat music dan paduan suara siswa/I tunanetra SMALB Sri
soedewi dalam rangka hari anak autis sedunia yang di adakan di mall wtc jambi pada
tanggal 19 april 2018
Gambar 14 : Siswa Menyanyi solo FLS2N PKLK Diadakan oleh diknas provinsi
jambi 2014
Gambar 15 : Fitri Mulyasari saat tampil dalam 10 besar lomba menyanyi solo
pada FLS2N tingkat nasional di Palembang pada tanggal 23-28 agustus 2010
Page 98
Gambar 16 : Noval dan Stephenson saat menunjukkan keahlianya dalam melukis
disaksikan oleh Dirjen Dikdasmen (bpk. Hamid Muhammad) dan direktur
pembinaan PKLK ( Ibu Sri Renani) Gebyar PKLK Nasional di Padang 2-6
November 2015
Gambar 17 : Anggi Afriansyah mendapatkan mendali emas pada Special
Olympics World di amerika serikat dalam cabang renang pada tanggal 25 juli- 2
agustus 2015
Gambar 18 : Mehera Dhopi atau akrab di panggil hera ini mendapatkan mendali
perak pada kejuaraan Aspac Regional Games 2013 di Australia cabang renang
Page 99
Gambar 19 : Eka Putriana siswi SMPLB juara 3 Lomba Bocce tingkat nasional
pada ajang O2SN di Jakarta pada tanggal 24-28 Juli 2016
Gambar 20 : Penampilan siswa di acara pensi SMA 5 Kota Jambi
Page 100
Gambar 21 : Poto Bapak Adi dan siswa tampil di acara Pensi SMA 5
Kota Jambi
Page 101
Gambar 22 : Poto siswa tampil di RRI
Gambar 23 : Siswa tampil dalam acara One Day For Disability
Page 105
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)
Nama : Rahmelia Putri
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/tgl lahir : Ma.mensao, 04 Mei 1998
Alamat : Desa Ma.Mensao, Kec. limun,
Kab. Sarolangun, Prov. Jambi.
Alamat Email : [email protected]
No Kontak : 085368131814
Pengalaman-Pengalaman Pendidikan Formal
1. SD/MI, tahun tamat : Sekolah Dasar Negeri 148/VII Ranggo IV, 2009.
2. SMP/MTS, tahun tamat : Madrasah Tsanawiyah Putri As’ad, 2012.
3. SMU/MA, tahun tamat : Madrasah Aliyah Negeri 1 Sarolangun, 2015.
Motto hidup
Bekerja keras, Jujur dan Bersikap baiklah. Maka hal luar biasa akan terjadi.