BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Manajemen. Definisi tentang manajemen yang dikemukakan oleh para ahli adalah berbeda –beda, tetapi pada pokoknya semua pendapat tersebut mempunyai pengertian yang sama, perbedaan yang ada hanyalah terletak latar belakang keahlian masing-masing, sehingga tinjauan manajemennya berasal dari segi yang berbeda-beda pula. Seperti misalnya, F.W. Taylor dikenal sebagai bapak manajemen moderen atau dikenal pula dengan nama manajemen ilmiah, Henry Fayol mengemukakan teknikmanajemen dalam industri. Masalah keterpaduan seluruh karyawan merupakan kunci penting keberhasilan suatu produksi. R. Owen menekankan pentingnya sumberdaya manusia yang bukan semata-mata sebagai mesin produksi, H. Emerson menekankan bahwa dalam manajemen akal sehat atau common sense merupakan kunci yang penting. Diantara definisi yang diberikan para ahli manajemen tersebut adalah sebagai berikut: 1. Stoner & Wankel: manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi dan proses penggunaan sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang sudah ditetapkan. 2. Terry: Manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari kegiatan merencanakan, meng-organisasikan, menggerakkan sumberdaya manusia dan sumberdaya lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 3. Oei Liang Lee: Manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan, 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Pengertian Manajemen.
Definisi tentang manajemen yang dikemukakan oleh para ahli adalah
berbeda –beda, tetapi pada pokoknya semua pendapat tersebut mempunyai
pengertian yang sama, perbedaan yang ada hanyalah terletak latar belakang
keahlian masing-masing, sehingga tinjauan manajemennya berasal dari segi
yang berbeda-beda pula. Seperti misalnya, F.W. Taylor dikenal sebagai bapak
manajemen moderen atau dikenal pula dengan nama manajemen ilmiah, Henry
Fayol mengemukakan teknikmanajemen dalam industri. Masalah keterpaduan
seluruh karyawan merupakan kunci penting keberhasilan suatu produksi. R.
Owen menekankan pentingnya sumberdaya manusia yang bukan semata-mata
sebagai mesin produksi, H. Emerson menekankan bahwa dalam manajemen
akal sehat atau common sense merupakan kunci yang penting.
Diantara definisi yang diberikan para ahli manajemen tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Stoner & Wankel: manajemen adalah proses merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota
organisasi dan proses penggunaan sumberdaya organisasi untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.
2. Terry: Manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari kegiatan
merencanakan, meng-organisasikan, menggerakkan sumberdaya manusia
dan sumberdaya lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Oei Liang Lee: Manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan,
1
mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasikan serta mengawasi
tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan.
1.2. Proses Manajemen
Dari definisi tentang manajemen tersebut, dapatlah diambil kesimpulan
bahwa manajemen mempunyai lima fungsi, yaitu:
1. Perencanaan.
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan.
4. Pengkoordinasian
5. Pengawasan
Kelima macam fungsi manajemen ini sangat penting didalam
menjalankan semua kegiatan. Semua ini dimaksudkan agar kegiatan apapun
yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan yang telah
ditetapkan dapat tercapai.
Gambar 1-1 dibawah ini memperlihatkan bahwa mekanisme kerja dari
fungsi-fungsi manajemen tersebut dimulai dari adanya keinginan, kebutuhan
serta informasi. Adanya keinginan dan kebutuhan (dalam hal inimisalkan
keinginan kebutuhan pasar membutuhkan mineral tertentu) akan mendorong
seseorang/organisasi/perusahaan melakukan sesuatu (dalam hal ini melakukan
eksplorasi). Maksud tersebut akan lebih terdorong untuk dilakukan bila mana
telah tersedia sejumlah informasi (kebutuhan pasar, mineral yang dikehendaki
dapat diketemukan disuatu daerah X, dsb)
2
Informasi
Keinginan
Dan
Kebutuhan
Perencanaan
Pengorganisasian
Pengarahan
Pengkoordinasian
Pengawasan
Tujuan
Gambar 1-1. Mekanisme kerja Fungsi-fungsi Manajemen
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sebuah
organisasi/lembaga tentu mempunyai tujuan; penentuan tujuan sebaiknya
harus dibuat secara:
1. Spesifik: jelas apa yang ingin dicapai atau diperoleh
2. Realistis: bis dicapai dan bukan angan-angan
3. Terukur: memiliki ukuran-ukuran tertentu untuk menentukan keberhasilannya
4. Terbatas waktu: mempunyai batas waktu sebagai target kapan tujuan
tersebut harus bisa dicapai
Dan untuk mencapai tujuan tersebut perlu dibuat perencanaan terlebih
dahulu, secara garis besar perencanaan ini menggambarkan tentang:
3
1. Apa
2. Bagaimana
3. Mengapa
4. Kapan akan dilaksanakan.
Kemudian ditetapkan siapa yang akan melakukan, bagaimana
pembagian kerjanya, bagaimana wewenang, tanggung jawab serta pertanggung
jawaban masing-masing kegiatan (pengorganisasian)
Karena pelaksana organisasi terdiri dari orang-orang yang mempunyai
berbagai macam keinginan, kebutuhan serta pola berfikir yang berbeda-beda
walaupun telah diorganisir didalam wadah organisasi belum tentu kegiatan
seseorang searah dengan yang lain, oleh karena itu perlu diadakan
pengarahan agar masing-masing bersedia menyumbangkan tenaganya
semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan sesuai dengan yang telah
ditetapkan.
Jadi untuk mencapai tujuan harus ada kegiatan, dalam mana
kegiatan-kegiatan yang sama disatukan didalam suatu wadah yang disebut
fungsi, tentu saja fungsi yang harus dilakukan banyak dan berbeda-beda. Oleh
karena itu fungsi-fungsi yang berbeda-beda ini perlu dikoordinasikan
sedemikian rupa agar supaya tidak terdapat kontradiksi antara fungsi yang satu
dengan yang lainnya untuk menuju sasaran yang sama.
Sebuah rencana yang telah ditetapkan saat ini dimaksudkan untuk
dilaksanakan pada waktu mendatang. Keadaan/waktu yang akan datang akan
penuh dengan ketidak pastian yang sering menimbulkan berbagai akibat dan
penyimpangan, sehingga hasil kerja yang telah dicapai tidak sesuai dengan apa
4
yang telah direncanakan. Untuk menjaga agar penyimpangan yang terjadi tidak
terlampau jauh dari rencana, maka perlu diadakan pengawasan/pengendalian.
5
BAB II. KONSEP MANAJEMEN EKSPLORASI MINERAL
2.1. Umum
eksplorasi mineral merupakan suatu usaha ekonomi, sehingga
pertimbangan ekonomi adalah sangat penting. Dalam setiap kegiatan ekonomi
perencanaan teknis merupakan hal yang mutlak. Setiap usaha ekonomi
memerlukan suatu perencanaan yang cermat dari segi biaya dan perhitungan
untung rugi.
Berdasarkan dari pengertian tersebut diatas suatu eksplorasi juga
memerlukan suatu manajemen seperti halnya dengan usaha-usaha lainnya
dalam bidang ekonomi lainnya.
2.2. Eksplorasi Sebagai Usaha Ekonomi Beresiko Tinggi.
Berbeda dengan usaha ekonomi lainnya, eksplorasi adalah suatu
aktivitas ekonomi yang beresiko tinggi, sehingga memerlukan perencanaan
yang seksama untuk meminimalkan resiko dan menekankan pada manfaat
biaya (cost benefit). Resiko ini adalah resiko geologi, resiko teknologi, resiko
ekonomi (pasar) dan resiko politik. Semua jenis resiko ini harus diperhitungkan
sebelum diputuskan untuk melaksanakan suatu suatu proyek eksplorasi.
Dalam diklat manajemen eksplorasi sumberdaya mineral ini yang akan
dibahas dibatasi hanya pada resiko geologi, karena resiko inilah yang paling
besar dan merupakan faktor dalam membuat keputusan.
Untuk menghadapi resiko tersebut ada beberapa paradigma yang
dihadapi. Salah satu paradigma yang terpenting dalam eksplorasi adalah
6
adanya pentahapan dimana pada ahir suatu tahap dilakukan suatu keputusan;
dilanjutkan atau tidak. Ini disebabkan karena biaya eksplorasi akan meningkat
sesuai dengan masuknya ke tingkat berikutnya. Tingkat berikutnya harus
mempunyai peluang yang lebih besar dan resiko yang lebih kecil.
Dengan demikian eksplorasi merupakan suatu urutan atau rentetan
kegiatan yang bertujuan menciutkan/memperkecil daerah penyelidikan dengan
meningkatkan peluang untuk menemukan obyektif dengan dibarengi dengan
memperkecil resiko kegagalan, sehingga dapat menggunakan metoda
eksplorasi yang lebih dapat dipercayai. Paradigma yang ada dijadikan dasar
dalam menyusun apa yang disebut strategi eksplorasi yang menyangkut
bagaimana menentukan urutan dan rentetan kegiatan eksplorasi untuk
memperkecil resiko kegagalan dan meningkatkan peluang untuk keberhasilan.
2.3. Unsur Peluang Dalam Eksplorasi.
Dengan adanya resiko tinggi dari eksplorasi sudah barang tentu ada
peluang untuk diketemukan. Dalam merencanakan suatu program eksplorasi
peluang ini yang harus diperhitungkan, dan harus tercermin dalam anggaran
eksplorasi. Jika peluang itu kecil maka badgetnyapun kecil dan sebaliknya
Berbagai metoda untuk menghitung peluang telah dikembangkan,
antara lain dengan menggunakan apa yang disebut model eksplorasi.
2.4. Eksplorasi Sebagai Sistem Operasi.
Perlu disadari bahwa pelaksanaan eksplorasi itu melibatkan
pengerahan sumberdaya manusia dari berbagai keahlian dan keterampilan,
7
peralatan eksplorasi dan mesin-mesin pendukung untuk berbagai kegiatan
utama maupun pendukung kususnya transportasi. Hal-hal ini tentu melibatkan
dana yang besar, suatu organisasi yang memadai dan terkoordinasi, sehingga
kegiatan berjalan dengan efektif, efisien dan manfaat biaya.
Suatu usaha eksplorasi moderen melibatkan pemikiran yang kreatif,
penggunaan metoda-metoda pengambilan data yang canggih, seperti teknik
indra jauh, survey teknik geofisika udara maupun darat dan laut, maupun survey
geology, serta pengerahan perlengkapan perlengkapan dan sumberdaya
manusia yang melibatkan masalah transportasi dalam lingkungan yang kurang
menguntungkan atau logistik serta masalah-masalah lain yang melibatkan
sejumlah dana besar sampai jutaan dolar Amerika.
Efektifitas dari suatu usaha eksplorasi merupakan fungsi dari strategi,
dana, personil, taktik dan cara-cara evaluasi. Untuk ini maka suatu strategi
kusus harus dikembangkan dimana pemahaman yang baik mengenai
proses-proses dan respons dari gejala mineralisasi merupakan titik tolaknya,
untuk dapat memperbaiki peluang untuk diketemukan.
Sebagai suatu usaha ekonomi, perancangan eksplorasi harus
memenuhi tiga persaratan utama, yaitu:
1. Efektif, berarti penggunaan waktu, tenaga dan terutama penggunaan
metoda/peralatan yang sesuai dengan sasaran eksplorasi.
2. Efisien, berarti harus seekonomis mungkin tanpa mengorbankan efektivitas,
dengan prinsip biaya yang serendah-rendahnya untuk dapat menghasilkan
hasil yang setinggi mungkin.
3. Manfaat biaya (Cost-beneficial): sasaran dari eksplorasi harus mempunyai
8
nilai tambah yang cukup besar dengan memperhitungkan biaya yang
dikeluarkan untuk eksplorasi maupun produksi yang dianggap sebagai
investasi dan terutama dibandingkan dengan resiko yang akan dihadapi.
Sebagai suatu sistem operasi maka perencanaan suatu program
eksplorasi hanya bisa dilakukan jika diketahui:
1. APA YANG HARUS DICARI? (formulasi obyektif serta spesifikasinya, dan
juga bentuk serta sifat-sifat geologi, fisika maupun kimiawi yang berpeluang
dapat dideteksi)
2. DIMANA HARUS DICARI? (pada lingkungan geologi yang bagaimana yang
menurut pengetahuan ilmu geologi paling berpeluang untuk diketemukan)
3. BAGAIMANA CARA MENCARINYA? (strategi pentahapan serta metoda
yang dipakai).
4. BERAPA NILAI EKONOMI DARI CADANGAN YANG AKAN DIKETEMUKAN.
5. BERAPA NILAI PENCARIANNYA.
6. BAGAIMANA PELUANG DAN RESIKONYA.
9
BAB III. STRATEGI, TAHAP DAN MODEL EKSPLORASI.
3.1. Staregi Eksplorasi
Starategi eksplorasi adalah ilmu perencanaan dan pengarahan kegiatan
eksplorasi bersekala besar untuk mendapatkan daerah yang sangat favorabel
akan terdapatnya cebakan mineral atau akumulasi hidrokarbon sebelum
pencarian yang sesungguhnya.
Menurut Pretorius (1968), yang dimaksud strategi eksplorasi adalah
menggeluti permasalahan mengenai apa yang akan dicari, dimana mencarinya,
dan bagaimana cara mencarinya, dan ini berkisar seputar pengaruh dari
teori-teori genetik atau model cebakan dan hipotesa target dari penemuan di
masa yang akan datang.
3.1.1. Kepentingan strategi dalam eksplorasi.
Ada aspek-aspek yang diperlukan dalam eksplorasi, untuk dapat
mendekati keberhasilan dalam mencapai tujuan eksplorasi, aspek-aspek yang
memerlukan strategi tersebut adalah:
1. Aspek peluang atau probabilitas:
Tidak unsur kepastian dalam eksplorasi, yang ada hanyalah peluang dan
probabilitas.
2. Aspek pertaruhan dengan resiko sangat tinggi:
Dalam suatu usaha ekonomi tidak ada suatu usaha yang beresiko sangat
tinggi seperti dalam eksplorasi mineral atau minyak dan gas-bumi. Resiko ini
terus menerus menghantui sukses dari suatu usaha eksplorasi, sehingga
10
pada setiap saat harus diambil keputusan apakah usaha ini dilanjutkan atau
tidak.
3. Aspek parameter geologi yang tidak diketahui sebelumnya.
Salah satu masalah dalam eksplorasi adalah bahwa sebelum aktivitas
eksplorasi berlangsung tidak semua parameter geologi sebagai syarat
keberadaannya suatu cebakan mineral dapat diketahui, bahkan mungkin
saja ada para meter yang tidak berlaku.
4. Aspek keberadaan data yang merupakan situasi sesaat.
Keberhasilan eksplorasi sangat tergantung dari kondisi atau situasi geologi
yang ada, atau lebih tepat lagi penafsiran geologi dari suatu daerah
berkembang dengan adanya kemuncullan data baru, karena penafsiran ini
bersifat induktif akumulatif.
5. Aspek kegagalan salah satu aktivitasnya.
Dalam eksplorasi dapat terjadi salah satu metoda eksplorasi tidak
menghasilkan gejala geologi yang diharapkan hadir, sehingga harus
diputuskan langkah berikutnya.
3.1.2. Tujuan Strategi.
Tujuan strategi menurut Griffits (1967), adalah bagaimana mengarahkan
semua usaha untuk mencapai sasaran eksplorasi yang dilaksanakan dengan
perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian semua unsur dalam suatu
sistem penyerangan.
Namun tujuan terpenting dalam strategi adalah dari segi ekonomi, yaitu:
1. Efisiensi: mencapai sasaran dengan biaya dan waktu seminimal mungkin
11
2. Efektivitas: penggunaan metoda atau teknologi secara efektif.
3. manfaat biaya dari penggunaan metoda eksplorasi: suatu gejala geologi
yang menjadi petunjuk dapat saja dieksplorasidengan suatu metoda tertentu
secara akurat, tetapi biayanya sangat mahal. Mungkin saja dipilih metoda
yang kurang akurat tetapi cukup baik dengan biaya yang lebih murah. Hal ini
terutama juga tergantung dari besarnya nilai obyektif yang diharapkan.
Misalnya dalam eksplorasi minyak dan gasbumi, penggunaan seismik yang
mahal sering digunakan pada tahap awal dari suatu program eksplorasi,
tetapi dalam eksplorasi batubara yang menggunakan petunjuk geologi yang
sama, survey seismik jarang dilakukan, kecuali jika hasilnya akan sangat
menguntungkan, misalnya menghindari masalah-masalah penambangan
dikemudian hari yang dapat mengakibatkan biaya operasijauh lebih mahal
lagi.
4. Memperkecil Resiko: strategi eksplorasi ditujukan untuk memperkecil resiko
untuk menderita kerugian besar. Untuk ini harus memberikan kesempatan
untuk mengambil keputusan setiap saat apakah usaha ini dilanjutkan atau
tidak atau mengambil alternatif lainnya sebelum suatu kerugian besar terjadi.
3.1.3. Faktor Pertimbangan eksplorasi.
Strategi eksplorasi juga tidak akan lepas dari Faktor-faktor yang dapat
berpengaruh terhadap pelaksanaan eksplorasi, faktor-faktor tersebut adalah:
Potensi Resources
Kondisi Geologi
Posisi Geografi
12
Politik
Peraturan pemerintah setempat
Perijinan
Transportasi hasil eksploitasi
Biaya
3.1.4. Progam Eksplorasi Mineral Regional
Strategi untuk Keberhasilan suatu eksplorasi juga tergantung dari
program perencanaan kerjanya yang dibuat, adapun program tersebut adalah
sebagai berikut:
Pemilihan (Selection)
Pertimbangan keuangan
◊ tersedia untuk perioda > 5 thn
Pemilihan mineral
◊ sesuai demand
Pemilihan area
◊ sesuai dengan mineral interest
Pertimbangan metoda yang diinginkan
◊ studi literatur; pemetaan geologi pendahuluan; foto udara