I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pertanian merupakan suatu sektor yang sangat banyak diusahakan oleh masyarakat Indonesia, selain karena iklim yang sangat sesuai juga karena luas areal yang sangat mendukung untuk dimanfaatkan sebagai areal budidaya berbagai macam tanaman, seperti perkebunan, tanaman pangan dan hortikultura. Di Indonesia budidaya tanaman hortikultura seperti sayur sayuran sudah memberikan kontribusi yang besar, mengingat semakin meningkatnya kesadaran akan gizi masyarakat yang menyebabkan bertambahnya permintaan tanaman sayuran termasuk kacang panjang. Kacang panjang ( vigna sinensis ) merupakan jenis sayuran yang dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun diolah menjadi sayur. Polong kacang panjang memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap yaitu protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin B dan C. Masyarakat Indonesia secara umum banyak mengkonsumsi sayuran sebagai bahan makanan. Sayuran tersebut diolah berupa lalapan mentah, aneka sayur asam, lodeh dan lainnya, dan dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat tanpa 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pertanian merupakan suatu sektor yang sangat
banyak diusahakan oleh masyarakat Indonesia,
selain karena iklim yang sangat sesuai juga karena
luas areal yang sangat mendukung untuk
dimanfaatkan sebagai areal budidaya berbagai macam
tanaman, seperti perkebunan, tanaman pangan dan
hortikultura.
Di Indonesia budidaya tanaman hortikultura
seperti sayur sayuran sudah memberikan kontribusi
yang besar, mengingat semakin meningkatnya
kesadaran akan gizi masyarakat yang menyebabkan
bertambahnya permintaan tanaman sayuran termasuk
kacang panjang. Kacang panjang ( vigna sinensis )
merupakan jenis sayuran yang dapat dikonsumsi
dalam bentuk segar maupun diolah menjadi sayur.
Polong kacang panjang memiliki kandungan gizi yang
cukup lengkap yaitu protein, lemak, karbohidrat,
kalsium, fosfor, besi, vitamin B dan C.
Masyarakat Indonesia secara umum banyak
mengkonsumsi sayuran sebagai bahan makanan.
Sayuran tersebut diolah berupa lalapan mentah,
aneka sayur asam, lodeh dan lainnya, dan
dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat tanpa
1
mengenal tingkat pendidikan maupun pendapatan.
Dalam hubungannya dengan tingkat kecukupan pangan
dan gizi, masyarakat menghadapi beberapa masalah,
antara lain : (a) kekurangan protein, (b)
kekurangan vitamin A, (c) anemia besi, dan (d)
penyakit gondok.
Rendahnya hasil tanaman bukan hanya
disebabkan oleh teknik bercocok tanam yang belum
intensif, kurang tepatnya pengendalian hama dan
penyakit, tetapi juga masih kurangnya pengetahuan
petani tentang pemilihan benih berkualitas.
Pemilihan benih yang berkualitas dan memenuhi mutu
serta daya tumbuh yang tinggi dapat mendorong
produksi kacang panjang yang optimal.
2
I.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana proses budidaya kacang panjang untuk
produksi benih di CV. AURA SEED ?
b. Masalah apa saja yang dapat diidentifikasi dari
proses budidaya kacang panjang untuk produksi
benih di CV. AURA SEED ?
c. Bagaimana alternatif pemecahan masalah yang
diajukan oleh CV. AURA SEED ?
d. Bagaimana perbandingan produksi benih dari
kacang panjang yang menggunakan ajir bambu
dengan yang menggunakan ajir dari batang jagung
?
I.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan Umum dari PKL ini yaitu untuk memenuhi
sebagian persyaratan menyelesaikan studi sarjana
S-1 Jurusan Agronomi.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mempelajari proses budidaya kacang panjang
untuk produksi benih di CV. AURA SEED.
b. Mempelajari masalah-masalah yang terjadi dalam
proses budidaya kacang panjang untuk produksi
benih di CV. AURA SEED.
3
c. Mengkaji pemecahan masalah yang dihadapi di CV.
Catatan : Atau sesuai rekomendasi setempat. Sumber :
(Yusman, 2012)
Pupuk diberikan di dalam lubang pupuk yang
terletak di kiri-kanan lubang tanam. Jumlah
pupuk yang diberikan untuk satu tanaman
tergantung dengan jarak tanaman.
i) Pengairan
Pada fase awal pertumbuhan benih hingga
tanaman muda, penyiraman dilakukan rutin tiap
hari. Pengairan berikutnya tergantung musim.
j) Pengelolaan Hama Dan Penyakit
Dilakukan pongolahan hama dan penyakit terpadu
apabila ada serang langsung dilakukan
penanganan secara terpadu dengan pemberian
dosis sesuai anjuran.
9
a. Lalat kacang (Ophiomya phaseoli Tryon)
Gejala: terdapat bintik-bintik putih sekitar
tulang daun, pertumbuhan tanaman yang
terserang terhambat dan daun berwarna
kekuningan, pangkal batang terjadi perakaran
sekunder dan membengkak. Pengendalian: dengan
cara pergiliran tanaman yang bukan dari
famili kacang-kacangan dan penyemprotan
dengan insektisida.
b. Kutu daun (Aphis cracivora Koch)
Gejala: pertumbuhan terlambat karena hama
mengisap cairan sel tanaman dan penurunan
hasil panen. Kutu bergerombol di pucuk
tanaman dan berperan sebagai vektor virus.
Pengendalian: dengan rotasi tanaman dengan
tanaman bukan famili kacang-kacangan dan
penyemprotan insektisida.
c. Ulat grayak (Spodoptera litura F.)
Gejala: daun berlubang dengan ukuran tidak
pasti, serangan berat di musim kemarau, juga
menyerang polong. Pengendalian: dengan kultur
teknis, rotasi tanaman, penanaman serempak,
Semprot dengan insektisida
d. Penggerek biji (Callosobruchus maculatus L)
10
Gejala: biji dirusak berlubang-lubang, hancur
sampai 90%. Pengendalian: dengan membersihkan
dan memusnahkan sisa-sisa tanaman tempat
persembunyian hama. Benih kacang panjang
diberi perlakuan minyak jagung 10 cc/kg biji.
e. Ulat bunga ( Maruca testualis)
Gejala: larva menyerang bunga yang sedang
membuka, kemudian memakan polong.
Pengendalian: dengan rotasi tanaman dan
menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa
tanaman. Disemprot dengan insektisida
f. Penyakit Antraknose ( jamur Colletotricum
lindemuthianum )
Gejala serangan dapat diamati pada bibit yang
baru berkecamabah, semacam kanker berwarna
coklat pada bagian batang dan keping biji.
Pengendalian: dengan rotasi tanaman dan
membuang rumput-rumput dari sekitar tanaman.
g. Penyakit mozaik ( virus Cowpea Aphid Borne
Virus/CAMV).
Gejala: pada daun-daun muda terdapat gambaran
mosaik yang warnanya tidak beraturan.
Penyakit ditularkan oleh vektor kutu daun.
Pengendalian: gunakan benih sehat dan bebas
virus, semprot vector kutu daun dan tanaman
yang terserang dicabut dan dibakar.
11
h. Penyakit sapu ( virus Cowpea Witches-broom
Virus/Cowpea Stunt Virus.)
Gejala: pertumbuhan tanaman terhambat, ruas-
ruas (buku-buku) batang sangat pendek, tunas
ketiak memendek dan membentuk "sapu".
Penyakit ditularkan kutu daun. Pengendalian:
sama dengan pengendalian penyakit mosaik.
i. Layu bakteri ( Pseudomonas solanacearum )
Gejala: tanaman mendadak layu dan serangan
berat menyeabkan tanaman mati. Pengendalian:
dengan rotasi tanaman, perbaikan drainase dan
mencabut tanaman yang mati.
k. Panen Dan Pasca Penen
1. Ciri-ciri polong siap dipanen adalah ukuran
polong telah maksimal, mudah dipatahkan dan
biji-bijinya di dalam polong tidak menonjol
2. Waktu panen yang paling baik pada pagi/sore
hari. Umur tanaman siap panen 3,5-4 bulan.
3. Cara panen pada tanaman kacang panjang tipe
merambat dengan memotong tangkai buah dengan
pisau tajam.
4. Selepas panen, polong kacang panjang
dikumpulkan di tempat penampungan, lalu
disortasi.
12
5. Polong kacang panjang diikat dengan bobot
maksimal 1 kg dan siap dipasarkan.
II.3. Ciri Benih Bermutu
Benih yang bermutu berasal dari tanaman induk
yang baik. Selain mempunyai bentuk fisik yang
baik, tanaman induk ini harus mempunyai sifat-
sifat genetik yang baik pula, dan tidak
mengandung penyakit. Sesudah kita yakin bahwa
benih itu berasal dari induk yang baik, barulah
kita menengok sifat fisik benih itu sendiri, dan
apakah ia sehat atau tidak.
Menurut Iqro (2010), Ciri-ciri fisik benih
bermutu dapat diteliti sebagai berikut:
a. Bentuk, ukuran dan warnanya seragam. Benih
yang baik selalu sama bentuknya. Kalau bentuk
benih itu seharusnya bulat, semuanya bulat
(tidak ada yang pipih atau lonjong). Itulah
benih yang baik. Demikian pula kalau bentuknya
seharusnya pipih, maka semuanya juga harus
pipih. Ukuran dan warna juga harus seragam.
Tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil.
Tidak ada yang berwarna aneh, kalau bibit
berwarna kuning semua harus kuning, tak ada
yang putih.
13
b. Permukaan kulit benih harus bersih dan
mengkilat. Tidak ada yang kotor atau keriput.
Benih yang keriput pertanda dipetik pada saat
buah belum cukup umur.
c. Tidak tercampur dengan benih hampa dan macam-
macam kotoran, seperti tanah, sisa kulit, biji
rumput, dan sebagainya.
d. Kadar air cukup rendah dan benih sudah
mengalami masa istirahat yang cukup, namun
masih juga belum mengalami masa simpan terlalu
lama sampai kadaluwarsa.
Ciri benih yang baik dan bermutu itu dapat
dilihat langsung pada saat akan dibeli. Tapi
selain ciri yang mudah terlihat itu, benih yang
baik juga harus masih mempunyai daya tumbuh dan
daya hidup yang besar. Benih harus mempunyai
lembaga dan cadangan makanan yang cukup untuk
menumbuhkan lembaga itu menjadi tanaman muda.
Untuk melihatnya, kita bisa mengupas sebutir
benih itu, lalu melihat lembaga dan cadangan
makanannya. Jika lembaganya masih utuh dan besar,
maka benih masih mempunyai daya tumbuh yang
besar. Demikian pula dengan cadangan makanan.
Harus terlihat masih segar meskipun dalam keadaan
istirahat. Selain itu benih juga harus bebas dari
bibit penyakit. Ini bisa diketahui dari kondisi
14
tanaman induknya. Tanaman induk yang sakit
cenderung menghasilkan benih yang membawa serta
bibit penyakit (Soedomo, 2010)
Secara struktural benih itu tidak berbeda
dengan biji, namun secara fungsional benih tidak
sama dengan biji. Benih yang baik mengandung arti
bahwa benih harus bermutu, baik mutu fisik,
fisiologis, genetik maupun biologis/patologis.
Mutu fisik benih menampilkan bentuk dan ukuran
fisik benih yang seragam, bernas dan bersih. Mutu
fisiologis benih menampilkan kemampuan daya hidup
(viabilitas) dan vigor benih yang mencakup daya
berkecambah dan kekuatan tumbuh benih serta daya
simpan benih. Mutu genetik benih merupakan
penampilan benih murni dari varietas tertentu
yang menunjukkan identitas genetik tanaman
induknya. Sedangkan mutu biologis/patologis benih
menampilkan kesehatan benih yang terbebas dari
penyakit terbawa benih (seedborne). Tidak cukup
hanya sebatas baik, tetapi benih juga harus
benar. "Benar" disini dapat diartikan bahwa semua
informasi yang dihasilkan yang berkaitan dalam
setiap tahap produksi benih, sejak tahap
pendaftaran, persiapan lahan, produksi di
lapangan, pengolahan, pengujian, pengemasan,
penyimpanan, hingga distribusi dan pemasaran
15
dilakukan secara baik dan benar. Sebuah
perusahaan penghasil benih tidak akan
mempertaruhkan nama baik perusahaannya dengan
memberikan informasi yang tidak benar.
Kepercayaan konsumen (petani penggunan benih)
adalah masa denpan dari suatu perusahaan benih
(BPTP, 2011)
Teknologi perbenihan menjaga kita agar tidak
tertipu oleh benih. Berbagai metode pengujian
mutu benih yang ada saat ini dan terus
berkembang, menjadikan hasil analisa menjadi
lebih akurat dan dapat dijadikan dasar dalam
pengambilan keputusan/kebijakan. Sebagai contoh,
salah satu syarat benih untuk dapat diedarkan
adalah nilai daya berkecambah minimal. Hasil
pengujian akan dijadikan dasar apakah suatu lot
benih layak untuk diedarkan atau tidak. Benih
yang benar sangat menggambarkan 'kejujuran' dari
suatu proses dan hasil kerja dari orang-orang
benih. Nilai kejujuran ini akan terinterpretasi
menjadi benih yang baik dan benar yang sudah
tentu membuat konsumen benih tidak akan merasa
tertipu oleh benih. Kedepan, tantangan
peningkatan produksi; produktivitas dan kualitas
hasil pertanian semakin menigkat. Oleh karena itu
sebagai orang-orang benih agar tidak 'tertipu'
16
dan tidak 'menipu', mari bersama menghasilkan dan
menggunakan benih baik dan benar (BPTP, 2011).
17
III. METODE PELAKSANAAN
3.1. Tempat dan Waktu
Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan di
CV. AURA SEED INDONESIA. Waktu pelaksanaan PKL akan
dilakukan selama dua bulan, dan dimulai pada tanggal 1
Juli sampai 1 September 2013.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan antara lain meliputi cangkul,
gembor, sprayer hama penyakit, plastik, sabit dll.
Bahan yang digunakan meliputi tanaman kacang
panjang pada luasan tertentu, air, pestisida, pupuk.
3.3. Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data pada
kegiatan PKL ini adalah dengan melakukan:
a. Studi Kepustakaan
Mempelajari buku-buku dalam usaha mengumpulkan
informasi berupa teori-teori serta pendukung data
yang diperlukan sebagai bahan pembanding.
b. Observasi
Metode ini bertujuan untuk mengetahui situasi dan
kondisi serta mengidentifikasi masalah yang ada
secara langsung.
c. Praktek Lapang
18
Dengan mengetahui dan melakukan / terlibat langsung
dalam proses budidaya tanaman kacang panjang untuk
produksi benih sehingga didapatkan informasi dan
pengalaman untuk menunjang data yang lebih akurat.
d. Wawancara
Metode ini dilakukan untuk memperoleh data
pembanding untuk di bandingkan dengan data yang di
peroleh dari praktik lapang.
3.4. Pengolahan Data
Data yang di dapatkan kemudian di olah dengananalisis deskriptif yaitu, dengan mengidentifikasimasalah yang ada di lapang dengan melihat hasildata yang di dapatkan selama praktek kerja lapangdan kemudian menentukan solusi untuk masalahtersebut.
19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil PKL
Berdasarkan hasil praktek kerja lapang (PKL) di
Kab. Kediri, Kec. Badas Ds. Bringin dengan waktu
kurang lebih 2 bulan maka hasil yang didapatkan
adalah mengetahui teknik budidaya kacang panjang OT
242 untuk produksi benih dan mengetahui
perbandingan produksi tanaman kacang panjang dengan
menggunakan ajir bambu dan yang menggunakan ajir
batang tanaman jagung. Data yang di peroleh dari
PKL ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
Untuk data kualitatif yaitu dengan mengamati
diameter batang, lebar daun dan panjang daun,
sedangkan untuk data kuantitatif yaitu dengan
mengamati bentuk daun, permukaan daun, bentuk
bunga, warna bunga, umur berbunga.
Tabel:1. Data pengamatan fase vegetatif diameter
batang, lebar daun, dan panjang daun.
No UmurHST
Perlakuan AjirBambu Batang jagung
Diameter Batang
Panjang x Lebar Daun
Diameter Batang
Panjang x Lebar daun
1 140,44cm
9,90 x 4,94cm 0,29 cm
9,10 x 3,92cm
2 210,59cm
12,83 x 7,24cm 0,34 cm
10,23 x 4,12cm
3 28 0,7 cm 15,34 x 8,73 0,4 cm 10,85 x 4,64
20
cm cm
4 350,74cm
15,64 x 9,70cm 0,45 cm
11,46 x 5,43cm
Data diatas merupakan data pada fase vegetatif
tanaman kacang panjang yang menggunakan perlakuan
ajir bambu dan batang jagung. Data diatas
menunjukkan bahwa diameter batang pada perlakuan
ajir yang menggunakan bambu lebih besar di
bandingkan dengan yang menggunakn ajir dari batang
tanaman jagung itu di sebabkan karena pada tanaman
kacang panjang yang menggunakan perlakuan ajir
bambu, tidak memiliki persaingan menyerap nutrisi
dalam tanah, sedangkan yang menggunakan ajir batang
jagung, tanaman kacang panjang masih bersaing untuk
mendapat nutrisi dari tanah dengan tanaman jagung.
Selain bersaing untuk mendapat nutrisi, tanaman
yang menggunakan ajir dari tanaman jagung juga
beraing mendapat cahaya matahari, sehingga
menjadikan batang dari tanaman kacang panjang tidak
dapat menjadi lebih besar dari tanaman kacang
panjang yang menggunakan ajir dari bambu. Begitu
pula dengan panjang dan lebar daun.
Tabel : 2 Deskripsi tanaman kacang panjang OT 242
PARAMETER
VARIETAS
OT 242
Asal CV. AURA SEED INDONESIA
21
Golongan Menyerbuk sendiri
Bentuk tanaman Perdu
Tipe tumbuh Membelit
Bentuk penampang batang
Silindris persegi enam
Warna batang Hijau
Bentuk daun Belah Ketupat
Warna daun Hijau
Ujung daun Meruncing
Tepi daun Rata
Permukaan daun Kasap berbulu
Warna tangkai daun Hijau, terdapat antosianin padaujung tangkai
Bentuk bunga Kupu – kupu
Warna bunga Putih berbaur ungu
Bentuk buah/polong Panjang silindris
Warna polong muda Hijau
Warna polong tua Kuning kecoklatan
Warna ujung polong Hijau muda
Warna tangkai buah Hijau
Warna ketiak tangkaibuah
Hijau
Warna biji tua Hitam strip coklat
22
Tekstur polong muda Renyah
Rasa polong muda Sedikit manis
Data diatas pada tabel 2 merupakan gambaran
tengtang tanaman kacang panjang OT 242 yang berasal
dari CV. AURA SEED INDONESIA. Tanaman ini merupakan
tanaman yang menyerbuk sendiri, memiliki bentuk
tanaman perdu serta memiliki sifat tumbuh membelit,
memiliki warna batang hijau namun memiliki
antosianin pada ketiak cabang itu yang membuat unik
pada kacang panjang varietas OT 242. Memiliki daun
yang berbentuk belah ketupat berwarna hijau dengan
ujung yang meruncing, tepi daunnya rata dan
permukaan daun kasap berbulu, warna tangkai daun
hijau terdapat antosianin pada ujung tangkai. Bunga
tanaman kacang panjang OT 242 yaitu berbentuk kupu-
kupu dengan warna putih berbaur ungu. Polong
berwarna hijau dengan bentuk panjang silindris dan
ujung polong berwarna hijau, warna polong saat tua
yaitu kuning kecoklatan, tangkai berwarna hijau
serta ketiak tangkai buah yang berwarna hijua pula.
Biji tua berwarna hitam ada strip coklat sedikit,
tekstur polong renyah dan memiliki rasa yang
sedikit manis saat polong muda. Keunggulan dari
kacang panjang varietas OT 242 yaitu buah yang
lebat serta produktifitasnya yang tinggi serta
23
tahan terhadap gemini virus. Keunikan dari tanaman
kacang panjang varietas OT 242 yaitu ujung buah
tidak berantosianin sedangkan di ketiak dan ujung
tangkai daun terdapat antosianin. Tanaman kacang
panjang ini beradaptasi pada dataran rendah yaitu
pada ketinggian 7 – 385 dpl.
Tabel : 3 Data pengamatan fase generatif
no
Parameter varietasOT 242
Perlakuan Ajir
BambuBatang Jagung
1 Umur berbunga 33-35 HST 33-35 HST2 Umur mulai panen 42-44 HST 42-44 HST3 Panjang Polong 67,7 cm 67,7 cm
4Jumlah Biji per Polong 17 biji 17 Biji
5 Diameter Polong 0,78 cm 0,78 cm6 Berat Per Polong 27,3 gram 27,3 gram
7Produksi Polong Per Plot 30-32 kg 25-30 kg
8Produksi per Hektar sayur
40 - 56 ton/ha
35 - 42 ton/ha
9Produksi per Hektar Benih
1,1 - 1,5 ton/ha
0,9 - 1,2 ton/ha
Kacang panjang Pada fase generatif tanaman mulai
berbunga pada umur 33-35 hari setelah tanam dan
mulai bisa dipanen pada umur 48 hari stelah tanam.
Kacang panjang yang di panen memiliki rata-rata
24
panjang polong 67,7 cm, diameter polong 0,78 cm,
berat per polong 27,3 gram dan memiliki jumlah biji
rata-rata 17 biji per polong, dari data diatas
mulai dari umur berbung sampai dengan berap per
polong itu sama karena kacang panjang yang diamati
memiliki karakter yang sama karena varietas yang di
gunakan sama. Namun pada produksi tanaman per
hektar terdapat perbedaan yaitu pada tanaman yang
menggunakan ajir bambu memiliki produksi lebih
tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan ajir
dari batang tanaman jagung yaitu pada tanaman
kacang panjang yang menggunakn ajir dari bambu
dapat memproduksi polong muda berkisar 40 – 56
ton/ha sedangkan yang menggunakan ajir dari batang
jagung dapat memproduksi polong mida berkisar 35 –
42 ton/ha begitu pula denga produksi polonh tua,
untuk tanaman kacang panjang yang menggunakan ajir
dari bambu dapat memproduksi polong tua berkisar
1,1 -1,5 ton/ha sedangkan tanaman yang menggunakan
ajir dari batang tanaman jagung hanya dapat
memproduksi polong tua berkisar 0,9 – 1,2 ton/ha.
Perbedaan produksi tersebut disebabkan karena pada
penggunaan ajir bambu tanaman tidak ada persaingan
dengan tanaman lain namun pada tanaman kacang
panjang yang menggunakan ajir batang tanaman jagung
terdapat persaingan menyerap nutrisi dari dalam
25
tanah karena kacang pangjang yang menggunakan ajir
batang jagung masih bersaing dengan jagung yang
batangnya dijadikan ajir sehingga dapat mengurangi
daya produksi tanaman.
4.2. Teknik Bududaya Kacang Panjang
Teknik budidaya kacang panjang yang saya dapatkan
pada PKL di CV. Aura Seed Indonesia yaitu sebagai
berikut.
a) Pemilihan Benih Dan Pembibitan
1. Benih kacang panjang yang baik dan bermutu
adalah benih yang bentuk dan warnanya
seragam, daya kecambah tinggi di atas 85%,
tidak rusak/cacat, tidak mengandung wabah
hama dan penyakit. Keperluan benih untuk 1
hektar antara 15-20 kg.
2. Benih tidak usah disemaikan secara khusus,
tetapi benih langsung tanam pada lubang tanam
yang sudah disiapkan.
b) Pengolahan Media Tanam
1. Kacang Panjang Yang Menggunakan Ajir Bambu
a. membersihkan lahan dari rumput-rumput
liar.
b. Tanah digemburkan dengan cara dicangkul
hingga kedalaman 20-30 cm. Kemudian
diratakan dengan cankul.
26
c. Menambahkan pupuk organik dan kapur
dolomit dengan dosis untuk tiap calon
bedengan 1 timba pupuk kompos atau setara
dengan 5 kg dan 1 timba kapur dolomit yang
setara dengan 8 kg.
d. Membuat bedengan dengan ukuran lebar 90
cm, jarak antara bedengan 30 cm, tinggi 30
cm, panjang 4 m.
e. Memasang mulsa hitam perak untuk menjaga
kelembaban menghambat pertumbuhan rumput.
2. Kacang Panjang Yang Menggunakan Ajir Batang
Tanaman Jagung
Pengolahan lahan untuk tanaman kacang
panjang yang menggunakan batang jagung
sebagai ajir yaitu pengolahan tanah nya
yaitu hanya dengan membersikan rumput yang
ada pada bawah tanaman jagung kemudian
membuat lubang tanam, lubang tanam
diletakkan diantara batang jagung.
c) Tehnik Penanaman
1. Kacang Panjang Yang Menggunakan Ajir Bambu
Melubangi mulsa dengan tugal dengan jarak
antar lubang 40 x 60 cm, kemudian membuat
lubang tanam sedalam 3 cm. Dam memasukkan
27
benih ke dalam lubang tanam, tiap lubang
tanam diisi dengan 1-2 benih kemudian tutup
tipis dengan tanah tanpa di padatkan,
menaburkan karbofuran sebanyak 1,5 gr
perlubang tanam kemudian siram dengan air
secukupnya.
2. Kacang Panjang Yang Menggunakan Ajir Batang
Tanaman Jagung
Tanaman jagung yang berumur 75-80 hari
setelah tanam, daun jagung dirompes hingga
menyisakan daun atas 5 helai. Membuat lubang
tanam diantara tanaman jagung kemudian
memasukkan biji jagung kedam lubang tanam
sebanyak 1-2 biji per lubang tanam dan
menutupnya dengan tanah sedikit.
d) Penyulaman
Benih kacang panjang akan tumbuh 3-5 hari
setelah tanam. Benih yang tidak tumbuh segera
disulam.
e) Pemberian Ajir (lanjaran)
1. Kacang Panjang Yang Menggunakan Ajir Bambu
Pemberian ajir dilakukan pada tanaman
masih berumur pendek yaitu sekitar umur 7-
10 hari setelah tanam yaitu dengan jarak 3-
5 cm dari batang tanaman.
28
2. Kacang Panjang Yang Menggunakan Ajir Batang
Tanaman Jagung
Tanaman kacang panjang yang menggunakan
ajir batang tanaman jagung tidak ada waktu
pemberian ajir karena tanaman di tumpang
sari dengan tanaman jagung yang akan di
panen, namun untuk mempersiapkan batang
jagung yang akan dijadikan ajir yaitu pada
jagung yang sudah berumur 75-80 hari
setelah tanam yaitu dengan cara
menggabungkan 6 ujung tanaman jagung dan
mengikatnya sehingga akan membentuk seperti
pocong.
f) Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman
berumur 2-3 minggu setelah tanam, tergantung
pertumbuhan rumput di kebun. Penyiangan dengan
cara mencabut rumput liar atau membersihkannya
dengan sabit dan cangkul.
g) Pemupukan
Pemupukan yang dilakukan disini meliputi
dengan menggunakan pupuk cair dan menggunakan
pupuk padat, pemberian pupuk cair dilakukan 2
kali dalam satu minggu dengan dosis pemberian
yaitu 60 ml per tanaman kacang panjang,
sedangkan pemberian pupuk padat dilakukan pada
29
umur 15 hari setelah tanam dam umur waktu akan
berbunga yaitu pada umur 32 hari pupuk yang
digunakan NPK pertumbuhan. Dosisi pemberian
yaitu 10 gr per tanaman
h) Pengairan
Pada fase awal pertumbuhan benih hingga
tanaman muda, penyiraman dilakukan rutin tiap
hari. Pengairan berikutnya tergantung musim.
Apabila musim kemarau tanaman biasa diberi air
tiap 3-5 hari sekali
i) Pengelolaan Hama Dan Penyakit
Dilakukan pongolahan hama dan penyakit
terpadu apabila ada serang langsung dilakukan
penanganan secara terpadu dengan pemberian
dosis sesuai anjuran.
1. Kutu Kebul (Basimia tabaci)
Gejala : Kerusakan langsung pada tanaman
disebabkan oleh imago dan nimfa yang mengisap
cairan daun, berupa gejala becak nekrotik
pada daun akibat rusaknya sel-sel dan
jaringan daun. Ekskresi kutu kebul
menghasilkan madu yang merupakan media yang
baik untuk tempat tumbuhnya embun jelaga yang
30
berwarna hitam. Hal ini menyebabkan proses
fotosintesa tidak berlangsung normal. Selain
kerusakan langsung oleh isapan imago dan
nimfa, kutu kebul sangat berbahaya karena
dapat bertindak sebagai vektor virus. Yang
dapat menyebabkan kehilangan hasil sekitar 20
– 100 %. Sampai saat ini tercatat 60 jenis
virus yang ditularkan oleh kutu kebul antara
lain : Geminivirus, Closterovirus, Nepovirus,
Carlavirus, Potyvirus, Rod-shape DNA Virus.
Pengendalian : semprot dengan menggunakan
insektisida imidakloprid 25 %, imidakloprid
70 % atau abemektin 18 g/l
2. Ulat grayak (Spodoptera litura F.)
Gejala: daun berlubang dengan ukuran tidak
pasti, serangan berat di musim kemarau, juga
menyerang polong. Pengendalian: dengan kultur
teknis, rotasi tanaman, penanaman serempak,
Semprot dengan insektisida klorantraniliprol
50 g/l, metomil 40 %.
3. Ulat bunga ( Maruca testualis)
Gejala: larva menyerang bunga yang sedang
membuka, kemudian memakan polong.
Pengendalian: dengan rotasi tanaman dan
menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa
31
tanaman. Disemprot dengan insektisida
klorantraniliprol 50 g/l, metomil 40 %.
4. Penyakit Kuning (Gemini Virus)
Gejala : Daun menguning dan tanaman mengalami
hambatan dalam pertumbuhannya, virus ini
dapat mengakibatkan menurunnya produktifitas
tanaman sehingga mengakibatkan gagal panen.
Pengendalian dengan mengendalikan vektor
pembawanya yaitu kutu kebul (Basimia tabaci).
j) Panen Dan Pasca Penen
Panen terdiri dari dua macam yaitu panen
untuk sayur dan panen untuk dijadikan benih.
1. Panen sayur
Panen sayur pertama dilakukan pada umur 48
hari setelah tanam (HST), untuk sayur sengaja
buah dipanen agak mudah kerena teksturnya
masih agak keras dan segar sehingga masih
enak dikonsumsi sebagai bermacam-macam sayur
dan lalapan.
2. Panen benih
Panen benih pertama dilakukan pada umur 70
HST ketika buah sudal mulai kering pohon,
karena untuk benih maka buah sengaja dituakan
di pohon karena apabila dipanen agak mudah
32
benih yang dihasilkan menjadi kisut tidak
halus dan banyak kemungkinannya tidak bisa
tumbuh jika ditanam ulang .
4.3. Pembahasan
Budidaya tanaman kacang panjang pada dasarnya itu
sama, baik yang menggunakan ajir dari bambu maupun
yang menggunakan ajir dari batang tanaman jagung.
Namun yang membedakan yaitu efisien waktu, efisian
biaya untuk kacang panjang yang menggunakan ajir
dari batang tanaman jagung itu akan banyak menghemat
waktu karena tanaman kacang panjang di tanam saat
jagung masih berumur 75-80 setelah tanam namun jika
menggunakan ajir dari bambu maka akan menunggu
tanaman sebelumnya panen dulu baru dilakukan
pengolahan tanah. Dan efisien biaya karena biaya
untuk membeli ajir tidak ada karena sudah
menggunakan ajir dari batang tanaman jagung
sedangkan yang menggunakan ajir dari bambu masih
membutuhkan biaya untuk membeli ajir. Tanaman
kacang panjang yang menggunakan ajir dari batang
tanaman jagung itu tanpa mengolah tanah karena pada
saat tanaman kacang panjang di tanam, jagung masih
belum di panen karena pada saat tanam jagung masih
berumu 75 - 80 hari setelah tanam sehingga tampa
mengolah tanah namun hanya merompes daun jagung dan
33
meninggalkannya sampai 5 helai dari ujung, dam
membersikan rumput yang ada di bawah jagung supaya
mempermudah dalam penanaman dan mengurangi
persaingan nutrisi dengan rumput. Produksi tanaman
yang menggunakan ajir dari bambu akan lebih tinggi
dibadingkan tanaman kacang panjang yang menggunakan
ajir dari batang tanaman jagung karena pada tanaman
kacang panjang yang menggunakan ajir dari bambu
tidak terdapat persaingan penyerapan nutrisi maupun
cahaya matahari akan tetapi pada tanaman kacang
panjang yang menggunakan batng tanaman jagung itu
terdapat persaingan menyerap nutrisi dan juga
intensitas matahari karena pada tanaman masih muda
tanaman jagung belum sepenuhnya kering dan mati.
34
V. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
1. Teknik badidaya yang dilakukan yaitu mulai daripemilihan benih, pengolahan tanah, penanaman,penyulaman, memberi ajir, pengairan,penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, danpanen.
2. Permasalahan yang dapat ditemukan yaitupenggunaan ajir dari bambu dan dari batangtanaman jagung.
3. Dari kedua ajir tersebut ada kelemahan dankeunggulannya, untuk ajir yang menggunakanbambu keunggulannya yaitu produktifitas tinggidan kelemahannya yaitu biaya yang di keluarkancukup tinggi, sedangkan yang menggunakan ajirdari batang tanaman jagung keuntungannya biayarelatif murah serta efisien waktu. Dankelemahannya yaitu batang jagung mudah rapuhsehingga sebelum panen habis batang jagungsudah rebah duluan.