BAB I SISTEM PELAYANAN ANGKUTAN UMUM 1. PENDAHULUAN Operasi system angkutan yang efisien dan efektif dan membutuhkan kerangka kerja yang memungkinkan dilakukannya monitoring, evaluasi dan penyesuaian. Kerangka kerja ini terdiri dari standart dan indikator kinerja dimana keduanya memungkinkan evaluasi yang efektif dari suatu system pelayanan yang sudah ada atau yang kan dibuat 2. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat mengetahui dan memahami cara mengevaluasi kinerja suatu sistem pelayanan angkutan umum 3. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS a. Memahami konsep kinerja jaringan pelayanan angkutan umum b. Memahami konsep kinerja pelayanan angkutan umum c. Memahami konsep kinerja kepengusahaan angkutan umum 4. URAIAN MATERI POKOK 4.1 Konsep dasar Kinerja Angkutan Umum 4.1.1 Definisi Konsep kinerja disini mencakup dua arti, yaitu efektifitas dan efisiensi, Efektifitas meliputi penilaian terhadap hasil dari suatu system pelayanan 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
SISTEM PELAYANAN ANGKUTAN
UMUM
1. PENDAHULUAN
Operasi system angkutan yang efisien dan efektif dan membutuhkan
kerangka kerja yang memungkinkan dilakukannya monitoring, evaluasi
dan penyesuaian. Kerangka kerja ini terdiri dari standart dan indikator
kinerja dimana keduanya memungkinkan evaluasi yang efektif dari suatu
system pelayanan yang sudah ada atau yang kan dibuat
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat mengetahui dan
memahami cara mengevaluasi kinerja suatu sistem pelayanan angkutan
umum
3. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
a. Memahami konsep kinerja jaringan pelayanan angkutan umum
b. Memahami konsep kinerja pelayanan angkutan umum
c. Memahami konsep kinerja kepengusahaan angkutan umum
4. URAIAN MATERI POKOK
4.1 Konsep dasar Kinerja Angkutan Umum
4.1.1 Definisi
Konsep kinerja disini mencakup dua arti, yaitu efektifitas dan
efisiensi, Efektifitas meliputi penilaian terhadap hasil dari suatu
system pelayanan sedangkan efisiensi merupakan ukuran
penilaian terhadap cara atau alat untuk mencapai hasil
tersebut. Ukuran efektifitas digunakan unutk membandingkan
hasil akahir dan dampak pelayanan terhadap obyektif yang
telah ditetapkan. Sedangkan ukuran efisiensi digunakan untuk
mengevaluasi suatu system dengan cara membandingkan hasil
1
dengan usaha yang dilakukan untuk memperoleh hasil
tersebut. Pada dasarnya peningkatan efisiensi dapat diartikan
sebagai cara untuk meminimasi biaya (cost)
Untuk menilai atau mengukur obyek suatu pandang, digunakan
indicator yaitu sebagai alat untuk menunjukan kualitas obyek
yang akan dievaluasi, Indikator umumnya berbentuk ratio
(angka perbandingan) yang terdiri dari angka-angka yang
diroleh dari system informasi maupun data base, baik dari segi
keuangan (biaya, pendapatan) maupun dari segi
operasional )jumlah perjalanan, waktu tempuh)
4.1.2 Aplikasi Pada Jaringan Angkutan Umum
Bagi penyelanggara angkutan umum (agen) maupun pembuat
keputusan, ukuran kinerja merupakan hal yang sangat penting, yaitu
untuk:
a. Menunjukan apakah ada pengelola angkuatn umum mengelola
jaringannya dengan benar.
b. Menilai apakah jaringan tersebut efektif sesuai dengan obyektif yang
telah ditetapkan.
c. Menilai pengaruh jaringan terhadap lahan lain yang terkena dampak
4.2 Indikator Kinerja dan Pengaruh
4.2.1 Dua Perspektif Dasar Indikator
Indikator kinerja dapat dikelompokan dalam:
1. Indikator bagi efisiensi system
2. Indikator bagi efektifitas system
Indikator efisiensi didefinisikan sebagai hubungan antara biaya
(sebagi inpit) dengan pelayanan /operasi (sebagi output). Termasuk
dalam indicator efisiensi ini adalah indicator efisiensi system secara
keseluruhan, pemanfaatan sumber daya serta pemanfaatan armada.
Indikator efektifitas secara umum menggambarkan kemampuan
operasi angkutan umum untuk memenuhi obyektif yang telah
ditetapkan
4.2.2 Delapan Perspektif Kinerja
2
Delapan pihak yang berkaitan dengan Kinerja Angkutan Umum, yaitu:
1. Pengelola angkutan umum
2. Pengelola Kota
3. Pembuat Kebijakan
4. Perencana Daerah
5. Pengelola system lalu lintas
6. Pemerintah Pusat dan Daerah
7. Pengguna Angkutan Umum
8. Masyarakat peneliti
4.3 Parameter dan Data Kinerja
Dalam evaluasi kinerja, cara pendekatan untuk mendesain data
maupun mengumpulkan data yang merupakan hal yang sangat penting
karena indicator hanya berlaku untuk data dan informasi yang digunakan
untuk menentukan indicator tersebut. Selain itu juga karena pembuatan
dat-base merupakan pekerjaan yang sangat memakan waktu dan biaya.
Data yang menggambarkan system transportasi dapat diperoleh dari
dua sumber, yaitu dari administrasi dan system akuntasi keuangan dari
market transportasi
4.4 Indikator Kinerja dan Penggunaannya
Indikator kinerja ini berguna untuk memprediksikan dampak dari
suatu keputusan, selain itu juga memonitor bagian dari suatu system
yang berada dalam keadaanm kritis dan membutuhkan suatu tundakan.
Indikator memiliki keterbatasan-keterbatasan karena indicator bersifat
unique untuk tiap-tiap system dan memiliki perbedaan dalam proses
perencanaan maupun pengambilan keputusan. Oleh karenanya,
indicator perlu dibuat dalam suatu paket dan disesuaikan dengan
lingkungan dari suatu system. Dalam pemanfaatannya indicator kinerja,
salah satunya sebagai alat pembandingbagi operator operator di daerah
yang berbeda, perlu dilakukanpenyesuaian terhadap kondisi local daerah
masing-masing. Sehingga indicator tersebut tidak salah diterjemahkan.
Kondisi tersebut meliputi:
Ukuran dan kepadatan kota
Ratio kepemilikam kendaraan
Moda Split
3
Kapasitas jaringan jalan
Kebijakan parkir
Ratio jam sibuk
Sistem tariff
Peraturan ketenagakerjaan
Jarak antar pemberhentian bus
Jenis pelayanan
Kondisi geografi
Faktor sejarah
5. RANGKUMAN
Indicator kinerja dan standard- standard memungkinkan untuk
melakukan evaluasi yang efektif dari suatu system pelayanan yang
sudah ada atau yang akan dibuat. Indikator- indicator yang dibuat
adalah sesuai dengan perspektif pembuatnya serta tergantung
kepada kondisi lokal
4
BAB II
KINERJA PELAYANAN ANGKUTAN
UMUM
1. PENGANTAR
Ukuran kinerja pelayanan angkutan lebih menekankan kepada
kepentingan pengguna jasa. Jika pelayanan kepada pengguna jasa dapat
diberikan secara memuaskan pada gilirannya akan meningkatkan
efisiensi pengoperasian dari segi operator.
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat mengetahui dan
memahami cara mengevaluasi kinerja pelayanan angkutan umum.
3. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Memahami konsep kinerja pelayanan angkutan umum
4. URAIAN MATERI POKOK
Aksesibilitas
Komponen yang kan dipertimbangkan menurut ukuran pelayanan
ini adalah:
Waktu berjalan atau jarak berjalan ke fasilitas angkutan
umum
Waktu menunggu angkutan umum
Waktu di dalam kendaraan
Waktu pergantian moda
Waktu menunggu
Ketepatan jadwal
5
Komponen aksesibilitas tersebut di atas selain berkaitan dengan
aspek operasional juga tinggi rendahnya ukuran aksesibilitas
tersebut berkaitan dengan aspek perencanaan trayek.
Nilai waktu
Waktu merupakan pengorbanan yang harus dipergunakan untuk
melakukan perjalanan. Sudah menjadi praktek yang umum untuk
menghitung waktu yang dikorbankan tersebut dalam bentuk uang.
Nilai ini penting untuk mengukur pengorbanan secara keseluruhan
yang biasa disebut denagn istilah “Generalised cost” dari orang-
orang yang melakukan perjalanan, yaitu kombinasi dari waktu
yang hilang, tariff angkutan dan penalty dari ketidaknyamanan,
serta aspek-aspek mutu pelayanan lainnya.
Kenyamanan
Sebagai alternatif dari memasukan nilai kenyamanan (yang sulit
untuk dihitung) ke dalam generalized cost, yaitu mengukurnya
secara tersendiri. Terdapat tiga kelompok kenyamanan selama orang
melakukan perjalanan dengan kendaraan angkutan umum, yakni
untuk menuju dan dari fasilitas umum, pada tempat pemberhentian
dan didalam kendaraan.
Kenyamanan dari dan menuju fasilitas angkutan umum biasanya
diukur dengan waktu berjalan kaki dari tempat kegiatan atau
hunia ke fasilitas tersebut. Sedangkan pada tempat
pemberhentian adalah ada tidaknya rambu bus stop atau shelter.
Pada lokasi transit kita juga bisa memasukan fasilitas transfernya,
lift pada terminal bertingkat, jalan khusus penumpang dan
sebagainya. Kenyamanan di dalam kendaraan biasanya diukur
dengan ruang di dalam kendaraan, kesesakan, ada tidaknya AC,
recleaning seat dan sebagainya, kenyamanan akan berkaitan
dengan kepuasan pengguna jasa.
Keselamatan lalu lintas (safety)
6
Kemungkinan terjadinya kecelakaan atau tingkat kecelakaan yang
terjadi dengan kendaraan umum yang dihitung sebagai prosentase
kecelakaan per penumpang-kilometer dapat dijadikan ukuran
keamanan berlalu lintas dengan kendaraan umum. Kita dapat
menggunakan data statistik untuk mengukur hal ini, atau
menggunkan pengalaman empiris kaitan dengan kecelakaan dengan
perbaikan unsure-unsur operasional angkutan umum.
Keamanan (security)
Tiap pengguna jasa mengharapkan tidak terjadi sesuatu yang
diharapkan selama perjalanannya. Citra keamanan di dalam
kendaraan umum barangkali dapat diukur dengan tingkat terjadinya
kriminalitas di dalam maupun di luar kendaraan, seperti pencopetan,
penjambretan, penodongan, dan sebagainya.
Efek Eksternal (lingkungan)
Tiga kelompok pengaruh lingkungan dari pengimplementasian
angkutan umum, yakli kebisingan, polusi dan penggunaan energi.
Anda dapat menambahkan efek sekunder yaitu pengembangan
perekonomian suatu wilayah.
Kebisingan
Pengaruh kebisingan yang diakibatkan oleh bis pada lalu lintas
yang komposisinya tidak terdapat kendaraan berat cukup besar
jika dibandingkan dengan yang terjadi pada lalu lintas yang
komposisinya 10% kendaraan berat.Jika kita menginginkan
ketenangan lingkungan pada suatu kawasan pemukiman, maka
bis bukan jawaban untuk memenuhi kebutuhan tersebut6 dilihat
dari aspek lingkungan.
Polusi udara
Bis jauh lebih rendah menimbulkan polusi udara dibandingkan mobil
pribadi yang menggunakan bensin. Apalagi dari segi emisi karbon
monoksida, dikaji dengan ukuran tiap bis kilometer atau penumpang-
7
kilometer bis jauh lebih rendah, kecuali di dalam hal emisi debu dan
Nox
Penggunaan energi
Persediaan BBM dunia sudah menipis, dan jenis ini tidak dapat
didaur ulang. Perhatian dunia sekarang mengarah kepada
penyediaan alat angkutan yang menkonsumsi BBM rendah atau
menggantinya dengan bahan bakar lainnya. Bis diketahui lebih
efisien di dalam penggunaan BBm diukur per penumpang-
kilometer
ASPEK FINANSIAL
Kajian finansial di dalam perencanaan trayek adalah salah satu
bentuk perlindungan terhadap pengusaha angkutan. Terdapat
bebarapa alternatif analisis untuk mengevaluasi kelayakan usaha.
Namun kesemua jenis analisis selalu melibatkan perhitungan biaya
dan pendapatan operasi, kriteria evaluasi yang banyak dipergunakan
adalah operating ratio, IRR, BCR dan NPV.
KELEMBAGAAN
Aspek kelembagaan juga mesti dikaji dengan cermat, terutama yang
berkaitan dengan pembagian tanggung jawab masing-masing di
dalam pengoperasian angkutan umum. Pembagian tugas siapa yang
menyediakan, siapa yang mengendalikan, siapa yang
mengendalikan, dan bagaimana cara pemantauan operasionalnya
harus dipikirkan dalam perencanaan.
5. PARAMETER KINERJA
SISI PENGGUNA JASA
Frekuensi
Frekuensi mempengaruhi waktu tunggu rata-rata. Penumpang
mengharapkan frekuensi pelayanan yang tinggi hingga waktu
8
menunggunya rendah, terutama pada saat kebutuhan akan jasa
angkutan memuncak.
5.1.2 Faktor muat
Penumpang lebih senang factor muat yang rendah, yang dapat
diartikan bahwa selalu tersedia tempat duduk bagi mereka, dan
perjalanannya lebih nyaman pada tingkat pemuatan yang rendah.
5.13 Tingkat perpindahan
Penumpang lebih senang dengan tingkat perpindahan moda yang
sedikit, dalam arti bahwa angkutan umum tersaebut memiliki
tingkat aksesibilitas yang tinggi.
5.1.4 Umur rata-rata kendaraan
Kendaraan-kendaraan baru mempunyai beberapa keuntungan
potensial kepada penumpang disbanding kendaraan yang
berumur lebih tua, oleh karena kendaraan baru memungkinkan
untuk memberikan pelayanan yang lebih nyaman, lebih dapat
diandalkan dan lebih aman.
SISI OPERATOR
Kinerja suatu trayek dari sudut pandang operator berkaitan
dengan kelangsungan hidup finansial. Ini akan merupakan suatu
fungsi dari dua factor, yak ni pendapatan dam biaya. Pada
umumnya ukuran kinerja finansial yang lazim digunakan adalah
operating ratio, yak ni pendapatan operasi dinagi biaya
operasional. Namun criteria berikut ini juga dapat dipergunakan
pada tahap awal identifikasi permasalahan angkutan umum dari
segi opearator.
1. Penumpang tiap perjalanan
9
2. Kemerataan penumpang
3. Pendapatan per penumpang per kilometer
PARAMETER KINERJA ANGKUTAN UMUM REKOMENDASI BANK DUNIA