8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
1/36
BAB I
PENDAHULUAN
Fraktur adalah diskontinuitas tulang, tulang rawan, tulang rawan epifisis
baik yang bersifat total maupun parsial. Penilaian penyembuhan fraktur (union)
didasarkan atas union secara klinis dan union secara radiologik. Penilaian secara
klinis dilakukan dengan pemeriksaan pada daerah fraktur dengan melakukan
pembengkokan pada daerah fraktur, pemutaran dan kompresi untuk mengetahui
adanya adanya atau perasaan nyeri pada penderita. Keadaan ini dapat dirasakanoleh pemeriksa atau oleh penderita sendiri. Apabila tidak ditemukan adanya
gerakan, maka secara klinis telah terjadi union dari fraktur. atang femur dapat
mengalami fraktur oleh trauma langsung, puntiran (twisting ), atau pukulan pada
bagian depan lutut yang berada dalam posisi fleksi pada kecelakaan jalan raya.
Femur merupakan tulang terbesar dalam tubuh dan batang femur pada orang
dewasa sangat kuat. !engan demikian, trauma langsung yang keras, seperti yang
dapat dialami pada kecelakaan automobil, diperlukan untuk menimbulkan fraktur
batang femur. Perdarahan interna yang masif dapat menimbulkan renjatan berat.
"nion secara radiologik dinilai dengan pemeriksaan rontgen pada daerah
fraktur dan dilihat adanya garis fraktur atau kalus dan mungkin dapat ditemukan
adanya trabekulasi yang sudah menyambung pada kedua fragmen. Pada tingkat
lanjut dapat ditemukan adanya medula atau ruangan dalam daerah fraktur.
Pada proses penyembuhan tulang dapat terjadi hasil yang tidak diinginkan,
dimana tulang menyatu sesuai dengan harapan, baik cara penyatuan maupun
waktu terjadinya penyatuan. Proses penyembuhan yang dimaksud adalah
malunion, delayed nonunion dan union.
1
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
2/36
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI FEMUR
Femur pada ujung bagian atasnya memiliki caput, collum,
trochanter major dan trochanter minor. agian caput merupakan lebih
kurang dua pertiga bola dan berartikulasi dengan acetabulum dari os co#ae
membentuk articulatio co#ae. Pada pusat caput terdapat lekukan kecil yang
2
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
3/36
disebut fo$ea capitis, yaitu tempat perlekatan ligamentum dari caput.
%ebagian suplai darah untuk caput femoris dihantarkan sepanjang ligamen
ini dan memasuki tulang pada fo$ea.
agian collum, yang menghubungkan kepala pada batang femur,
berjalan ke bawah, belakang, lateral dan membentuk sudut lebih kurang
&' derajat (pada wanita sedikit lebih kecil) dengan sumbu panjang batang
femur. esarnya sudut ini perlu diingat karena dapat dirubah oleh
penyakit.
rochanter major dan minor merupakan tonjolan besar pada batas
leher dan batang. *ang menghubungkan dua trochanter ini adalah linea
intertrochanterica di depan dan crista intertrochanterica yang mencolok di
bagian belakang, dan padanya terdapat tuberculum +uadratum.
agian batang femur umumnya menampakkan kecembungan ke
depan. a licin dan bulat pada permukaan anteriornya, namun pada bagian
posteriornya terdapat rabung, linea aspera. epian linea aspera melebar keatas dan ke bawah.epian medial berlanjut ke bawah sebagai crista
supracondylaris medialis menuju tuberculum adductorum pada condylus
medialis.epian lateral menyatu ke bawah dengan crista supracondylaris
lateralis. Pada permukaan posterior batang femur, di bawah trochanter
major terdapat tuberositas glutealis, yang ke bawah berhubungan dengan
linea aspera. agian batang melebar ke arah ujung distal dan membentuk
daerah segitiga datar pada permukaan posteriornya, disebut fascia poplitea.
"jung bawah femur memiliki condylus medialis dan lateralis, yang
di bagian posterior dipisahkan oleh incisura intercondylaris. Permukaan
anterior condylus dihubungkan oleh permukaan sendi untuk patella. Kedua
condylus ikut membentuk articulatio genu. !i atas condylus terdapat
epicondylus lateralis dan medialis. uberculum adductorium berhubungan
langsung dengan epicondylus medialis.
'.' DEFINISI FRAKTUR
3
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
4/36
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan
tulang dan-atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa.
rauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung,
misalnya benturan pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang
radius dan ulna, dan dapat berupa trauma tidak langsung, misalnya jatuh
bertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang kla$ikula atau radius
distal patah.
Akibat trauma pada tulang tergantung pada jenis trauma, kekuatan
dan arahnya. rauma tajam yang langsung atau trauma tumpul yang kuat
dapat menyebabkan tulang patah dengan luka terbuka sampai ke tulang
yang disebut patah tulang terbuka. Patah tulang di dekat sendi atau
mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang disertai luksasi sendi
yang disebut fraktur dislokasi.
2.3 Etiologi
Pada dasarnya tulang bersifat relatif rapuh, namun cukup mempunyai
kekuatan dan daya pegas untuk menahan tekanan. Fraktur dapat terjadi akibat
• Peristiwa trauma tunggal
%ebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba / tiba dan
berlebihan, yang dapat berupa benturan, pemukulan, penghancuran,
penekukan atau terjatuh dengan posisi miring, pemuntiran, atau penarikan.
Bila terkena kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang
terkena0 jaringan lunak juga pasti rusak. Pemukulan (pukulan sementara)
biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya0
penghancuran kemungkinan akan menyebabkan fraktur komunitif disertai
kerusakan jaringan lunak yang luas.
Bila terkena kekuatan tak langsung tulang dapat mengalami fraktur
pada tempat yang jauh dari tempat yang terkena kekuatan itu0 kerusakan
jaringan lunak di tempat fraktur mungkin tidak ada.
Kekuatan dapat berupa
&. Pemuntiran (rotasi), yang menyebabkan fraktur spiral
4
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
5/36
'. Penekukan (trauma angulasi atau langsung) yang menyebabkan fraktur
melintang
1. Penekukan dan Penekanan, yang mengakibatkan fraktur sebagian
melintang tetapi disertai fragmen kupu / kupu berbentuk segitiga yang
terpisah
2. Kombinasi dari pemuntiran, penekukan dan penekanan yang
menyebabkan fraktur obli+ pendek
. Penatikan dimana tendon atau ligamen benar / benar menarik tulang
sampai terpisah
• ekanan yang berulang / ulang
3etak dapat terjadi pada tulang, seperti halnya pada logam dan benda
lain, akibat tekanan berulang / ulang.
• Kelemahan abnormal pada tulang (fraktur patologik)
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah
(misalnya oleh tumor) atau kalau tulang itu sangat rapuh (misalnya pada
penyakit paget )
2.4 KLASIFIKASI
Klasifikasi fraktur femur dapat dibagi dalam
a. Fraktur 4ollum Femur
Fraktur collum femur dapat disebabkan oleh trauma langsung yaitu
misalnya penderita jatuh dengan posisi miring dimana daerah trochanter mayor
langsung terbentur dengan benda keras (jalanan) ataupun disebabkan oleh trauma
tidak langsung yaitu karena gerakan e#orotasi yang mendadak dari tungkai bawah,
dibagi dalam
• Fraktur intrakapsuler (Fraktur collum femur)
• Fraktur e#trakapsuler (Fraktur intertrochanter femur)
b. Fraktur %ubtrochanter Femur
5
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
6/36
Fraktur dimana garis patahnya berada cm distal dari trochanter minor,
dibagi dalam beberapa klasifikasi tetapi yang lebih sederhana dan mudah
dipahami adalah klasifikasi Fielding 5 6agliato, yaitu
ipe & garis fraktur satu le$el dengan trochanter minor
ipe ' garis patah berada & 7' inch di bawah dari batas atas trochanter
minor
ipe 1 garis patah berada ' 71 inch di distal dari batas atas trochanter
minor
c. Fraktur atang Femur (dewasa)
Fraktur batang femur biasanya terjadi karena trauma langsung akibat
kecelakaan lalu lintas dikota kota besar atau jatuh dari ketinggian, patah pada
daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak, mengakibatkan
penderita jatuh dalam shock, salah satu klasifikasi fraktur batang femur dibagi
berdasarkan adanya luka yang berhubungan dengan daerah yang patah. !ibagi
menjadi
7 tertutup
7 terbuka, %alah satu klasifikasi fraktur batang femur dibagi berdasarkan adanya
luka yang berhubungan dengan daerah yang patah. Fraktur terbuka dibagi menjadi
1 derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berat ringannya fraktur ',
sebagaimana yang terlihat pada abel &.
abel &. !erajat Patah ulang erbuka 6enurut 8ustillo dan Anderson
(&9:;)
6
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
7/36
Kemudian 8ustillo et al. (&9illiams (&9
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
8/36
iasanya fraktur intercondular diikuti oleh fraktur supracondular, sehingga
umumnya terjadi bentuk fraktur atau * fraktur.
g. Fraktur 4ondyler Femur
6ekanisme traumanya biasa kombinasi dari gaya hiperabduksi dan
adduksi disertai dengan tekanan pada sumbu femur keatas.
%elain itu, klasifikasi fraktur dapat dibagi berdasarkan
a. erdasarkan komplit atau ketidak komplitan fraktur.
&). Fraktur Komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang tulang
atau melalui kedua korteks tulang.
'). Fraktur nkomplit, bila garis patah tidak melalui seluruh
penampang tulang seperti
a) ?air @ine Fraktur (patah retidak rambut)
b) uckle atau orus Fraktur, bila terjadi lipatan dari satu korteks
dengan kompresi tulang spongiosa di bawahnya.
c) 8reen %tick Fraktur, mengenai satu korteks dengan angulasi
korteks lainnya yang terjadi pada tulang panjang
b. erdasarkan bentuk garis patah dan hubbungannya dengan mekanisme
trauma.
&). Fraktur rans$ersal fraktur yang arahnya melintang pada tulang dan
merupakan akibat trauma angulasi atau langsung.
'). Fraktur blik fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut
terhadap sumbu tulang dan merupakan akibat trauma angulasi juga.
1). Fraktur %piral fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral
yang disebabkan trauma rotasi.
2). Fraktur Kompresi fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang
mendorong tulang ke arah permukaan lain.
). Fraktur A$ulsi fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau
traksi otot pada insersinya pada tulang.
c. erdasarkan jumlah garis patah.
8
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
9/36
&) Fraktur Komunitif fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling
berhubungan.
') Fraktur %egmental fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak
berhubungan.
1) Fraktur 6ultiple fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak
pada tulang yang sama.
d. .erdasarkan pergeseran fragmen tulang.
&). Fraktur "ndisplaced (tidak bergeser) garis patah lengkap tetapi
kedua fragmen tidak bergeser dan periosteum masih utuh.
'). Fraktur !isplaced (bergeser) terjadi pergeseran fragmen tulang yang
juga disebut lokasi fragmen, terbagi atas
a) !islokasi ad longitudinam cum contractionum (pergeseran
searah sumbu dan o$erlapping).
b) !islokasi ad a#im (pergeseran yang membentuk sudut).
c) !islokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling
menjauh).
e. erdasarkan posisi frakur
%ebatang tulang terbagi menjadi tiga bagian
&. &-1 proksimal
'. &-1 medial
1. &-1 distal
f. Fraktur Kelelahan-stres fraktur akibat tekanan yang berulang7ulang.
g. erdasarkan sifat fraktur (luka yang ditimbulkan).
&). Faktur ertutup (4losed), bila tidak terdapat hubungan antara
fragmen tulang dengan dunia luar, disebut juga fraktur bersih (karena
kulit masih utuh) tanpa komplikasi.
'). Fraktur erbuka (pen-4ompound), bila terdapat hubungan antara
hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya
perlukaan kulit.
h. Fraktur Patologis fraktur yang terjadi pada tulang karena adanya
kelainan-penyakit yang menyebabkan kelemahan pada tulang.
9
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
10/36
2.5 GAMBARAN KLINIS
&. 3iwayat
iasanya terdapat riwayat cedera, diikuti dengan ketidakmampuan
menggunakan tungkai yang mengalami cedera, fraktur tidak selalu dari tempat
yang cedera suatu pukulan dapat menyebebkan fraktur pada kondilus femur,
batang femur, pattela, ataupun acetabulum. "mur pasien dan mekanisme cedera
itu penting, kalau fraktur terjadi akibat cedera yang ringan curigailah lesi
patologik nyeri, memar dan pembengkakan adalah gejala yang sering ditemukan,
tetapi gejala itu tidak membedakan fraktur dari cedera jaringan lunak, deformitas
jauh lebih mendukung. agian paha yang patah lebih pendek dan lebih besar
dibanding dengan normal serta fragmen distal dalam posisi eksorotasi dan aduksi.
'. anda / tanda umum
ulang yang patah merupakan bagian dari pasien penting untuk mencari
bukti ada tidaknya
&. %yok atau perdarahan
'. Kerusakan yang berhubungan dengan otak, medula spinalis atau $isera
1. Penyebab predisposisi (misalnya penyakit paget)
1. anda / tanda lokal
a. @ook Pembengkakan, memar dan deformitas (penonjolan yang abnormal,
angulasi, rotasi, pemendekan) mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang penting
adalah apakah kulit itu utuh0 kalau kulit robek dan luka memiliki hubungan
dengan fraktur, cedera terbuka, bengkak atau kebiruan, fungsiolesa,
b. Feel erdapat nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa bagian distal
dari fraktur untuk merasakan nadi dan untuk menguji sensasi. 4edera
pembuluh darah adalah keadaan darurat yang memerlukan pembedahan
c. 6o$ement Krepitus dan gerakan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih
penting untuk menanyakan apakah pasien dapat menggerakan sendi / sendi
dibagian distal cedera.
2. Pemeriksaan Penunjang
a. %inar 7B
10
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
11/36
!engan pemeriksaan klinik kita sudah dapat mencurigai adanya fraktur.
>alaupun demikian pemeriksaan radiologis diperlukan untuk menentukan
keadaan, lokasi serta eksistensi fraktur. "ntuk menghindari nyeri serta
kerusakan jaringan lunak selanjutnya, maka sebaiknya kita mempergunakan
bidai yang bersifat radiolusen untuk imobilisasi sementara sebelum dilakukan
pemeriksaan radiologis.
ujuan pemeriksaan radiologis
• "ntuk mempelajari gambaran normal tulang dan sendi.
• "ntuk konfirmasi adanya fraktur.
• "ntuk mengetahui sejauh mana pergerakan dan konfigurasi fragmen
serta pergerakannya.
• "ntuk mengetahui teknik pengobatan.
• "ntuk menentukan apakah fraktur itu baru atau tidak.
• "ntuk menentukan apakah fraktur intra7artikuler atau ekstra7artikuler.
• "ntuk melihat adanya keadaan patologis lain pada tulang.
• "ntuk melihat adanya benda asing.
Pemeriksaan dengan sinar7B harus dilakukan dengan ketentuan C3ules of wo
C
!ua pandangan
Fraktur atau dislokasi mungkin tidak terlihat pada film sinar7B
tunggal dan sekurang7kurangnya harus dilakukan ' sudut pandang (AP 5
@ateral-bli+ue).
!ua sendi
Pada lengan bawah atau kaki, satu tulang dapat mengalami fraktur
atau angulasi. etapi angulasi tidak mungkin terjadi kecuali kalau tulang
yang lain juga patah, atau suatu sendi mengalami dislokasi. %endi7sendi
diatas dan di bawah fraktur keduanya harus disertakan dalam foto sinar7B.
!ua tungkai
Pada sinar7B anak7anak epifise dapat mengacaukan diagnosis fraktur.
Foto pada tungkai yang tidak cedera akan bermanfaat.
11
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
12/36
!ua cedera
Kekuatan yang hebat sering menyebabkan cedera pada lebih dari &
tingkat. Karena itu bila ada fraktur pada kalkaneus atau femur perlu juga
diambil foto sinar7B pada pel$is dan tulang belakang.
!ua kesempatan
%egera setelah cedera, suatu fraktur mungkin sulit dilihat, kalau ragu7
ragu, sebagai akibatresorbsi tulang, pemeriksaan lebih jauh &D7&2 hari
kemudian dapat memudahkan diagnosis.
b. Pencitraan Khusus
"mumnya dengan foto polos kita dapat mendiagnosis fraktur, tetapi
perlu dinyatakan apakah fraktur terbuka atau tertutup, tulang mana yang
terkena dan lokalisasinya, apakah sendi juga mengalami fraktur serta
bentuk fraktur itu sendiri. Konfigurasi fraktur dapat menentukan prognosis
serta waktu penyembuhan fraktur, misalnya penyembuhan fraktur
trans$ersal lebihlambat dari fraktur oblik karena kontak yang kurang.
Kadang7kadang fraktur atau keseluruhan fraktur tidak nyata pada sinar7B
biasa.omografi mungkin berguna untuk lesi spinal atau fraktur kondilus
tibia. 4 atau 63 mungkin merupakan satu7satunya cara yang dapat
membantu, sesungguhnya potret transeksional sangat penting untuk
$isualisasi fraktur secara tepat pada tempat yang sukar. 3adioisotop
scanning berguna untuk mendiagnosis fraktur7tekanan yang dicurigai atau
fraktur tak bergeser yang lain.
2. PENATALAKSANAAN
!. P"#tolo$g!$ P"#t!%!
Fraktur biasanya menyertai trauma. "ntuk itu sangat penting untuk
melakukan pemeriksaan terhadap jalan napas (airway), proses pernafasan
(breathing) dan sirkulasi (circulation), apakah terjadi syok atau tidak. ila
sudah dinyatakan tidak ada masalah lagi, baru lakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik secara terperinci. >aktu tejadinya kecelakaan penting
12
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
13/36
ditanyakan untuk mengetahui berapa lama sampai di 3%, mengingat golden
period &7; jam. ila lebih dari ; jam, komplikasi infeksi semakin besar.
@akukan anamnesis dan pemeriksaan fisis secara cepat, singkat dan lengkap.
Kemudian lakukan foto radiologis. Pemasangan bidai dilakukan untuk
mengurangi rasa sakit dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat
pada jaringan lunak selain memudahkan proses pembuatan foto.
Perdarahan dari fraktur femur, terbuka atau tertutup, adalah antara '
sampai 2 unit (&7' liter). Ealur intra$ena perlu dipasang dari darah dikirim ke
laboratorium untuk pemeriksaan hemoglobin dan reaksi silang. Eika tidak
terjadi fraktur lainnya, kemungkinan transfusi dapat dihindari, tetapi bila
timbul trauma lainnya, ' unit darah perlu diberikan segera setelah tersedia.
Fraktur terbuka biasanya terbuka dan dalam-luar dengan luka di sisi
lateral atau depan paha. !ebridemen luka perlu dilakukan dengan cermat
dalam ruang operasi dan semua benda asing diangkat. Eika luka telah
dibersihkan secara menyeluruh, setelah debridemen luka dapat ditutup0
tetapi bila terkontaminasi, luka lebih baik dibalut dan dirawat dengan jahitan primer yang ditunda (delayed primary suture). Antibiotika dan antitetanus
sebaiknya diberikan, seperti pada setiap fraktur terbuka.
&. P"$!t!l!'(!$!!$ F#!'t)#
%ecara umum prinsip pengobatan fraktur ada 2
&. 3ecognition, diagnosis dan penilaian fraktur Prinsip pertama adalah
mengetahui dan menilai keadaan fraktur dengan anamnesis, pemeriksan
klinis dan radiologis. Pada awal pengobatan perlu diperhatikan
@okalisasi fraktur
entuk fraktur
6enentukan teknik yang sesuai untuk pengobatan
Komplikasi yang mungkin terjadi selama dan sesudah
pengobatan
13
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
14/36
'. 3eduction0 reduksi fraktur apabila perlu 3estorasi fragmen fraktur
dilakukan untuk mendapatkan posisi yang dapat diterima. Pada fraktur
intraartikuler diperlukan reduksi anatomis dan sedapat mungkin
mengembalikan fungsi normal dan mencegah komplikasi seperti
kekakuan, deformitas, serta perubahan osteoartritis di kemudian hari.
Posisi yang baik adalah
7alignment yang sempurna
7aposisi yang sempurna
1. 3etention0 imobilisasi fraktur
2. 3ehabilitation0 mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal mungkin
ila keadaan penderita stabil dan luka telah diatasi, fraktur dapat
diimobilisasi dengan salah satu dan empat cara berikut ini
1. T#!'(i
adalah arikan pada bagian distal anggota badan pasien dengan
tujuan mengembalikan fragmen tulang ke tempat semula.
Comminuted fracture dan fraktur yang tidak sesuai untuk
intramedullary nailing paling baik diatasi dengan manipulasi dibawah
anestesi dan balanced sliding skeletal traction yang dipasang
melalui tibial pin. raksi longitudinal yang memadai diperlukan selama '2
jam untuk mengatasi spasme otot dan mencegah pemendekan, dan
fragmen harus ditopang di posterior untuk mencegah pelengkungan. Gnam
belas pon biasanya cukup, tetapi penderita yang gemuk memerlukan beban
yang lebih besar dari penderita yang kurus membutuhkan beban yang lebih
kecil. @akukan pemeriksaan radiologis setelah '2 jam untuk mengetahui
apakah berat beban tepat0 bila terdapat o$erdistraction, berat beban
dikurangi, tetapi jika terdapat tumpang tindih, berat ditambah.
Pemeriksaan radiologi selanjutnya perlu dilakukan dua kali
seminggu selama dua minggu yang pertama dan setiap minggu sesudahnya
untuk memastikan apakah posisi dipertahankan. Eika hal ini tidak
14
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
15/36
dilakukan, fraktur dapat terselip perlahan7lahan dan menyatu dengan posisi
yang buruk.
Ada ' cara
&. raksi Kulit (skin traction). eban pada traksi kulit sebesar &-: dari berat
badan, maksimal kg.
'. raksi %keletal (skeletal traction)
raksi skeletal untuk jangka pendek pada fraktur femur à tibia proksimal .
raksi skeletal untuk jangka panjang pada fraktur femur à femur distal .
2. Fi'(!(i I$t"#$!
Intramedullary nail ideal untuk fraktur trans$ersal, tetapi untuk
fraktur lainnya kurang cocok. Fraktur dapat dipertahankan lurus dan
terhadap panjangnya dengan nail , tetapi fiksasi mungkin tidak cukup kuat
untuk mengontrol rotasi. Nailing diindikasikan jika hasil pemeriksaan
radiologi memberi kesan bahwa jaringan lunak mengalami interposisi di
antara ujung tulang karena hal ini hampir selalu menyebabkan non-union.
Keuntungan intramedullary nailing adalah dapat memberikan stabilitas
longitudinal serta kesejajaran (alignment) serta membuat penderita dapat
dimobilisasi cukup cepat untuk meninggalkan rumah sakit dalam waktu '
15
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
16/36
minggu setelah fraktur. Kerugian meliput anestesi, trauma bedah tambahan
dan risiko infeksi.
Closed nailing memungkinkan mobilisasi yang tercepat dengan
trauma yang minimal, tetapi paling sesuai untuk fraktur trans$ersal tanpa
pemendekan. Comminuted fracture paling baik dirawat dengan locking
nail yang dapat mempertahankan panjang dan rotasi.
ndikasi 3F
7 Fraktur yang tidak bisa sembuh atau bahaya a$asculair necrosis tinggi
7 Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup
7 Fraktur yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan
7 Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik
dengan operasi
7 G#cisional Arthroplasty
6embuang fragmen yang patah yang membentuk sendi
7 G#cisi fragmen dan pemasangan endoprosthesis
!ilakukan e#cisi caput femur dan pemasangan endoprosthesis 6oore
3. Fi'(!(i E'(t"#$!l
2.* KOMPLIKASI
!. Si$+#o%! 'o%,!#t"%"$
%indroma kompartemen adalah suatu sindrom yang terjadi karena
beberapa hal, bisa disebabkan oleh fraktur, di mana terjadi peningkatan
tekanan intrakompartemen sehingga terjadi iskemia jaringan. Peningkatan
tekanan ini disebabkan oleh terisinya cairan ke dalam kompartemen (fascia),
dan tidak diikuti oleh pertambahan luas-$olume kompartemen itu sendiri.
4airan tersebut dapat berupa darah atau edema yang disebabkan oleh
fraktur. !engan meningkatnya tekanan intrakompartemen (interstitial) yang
16
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
17/36
melampaui tekanan perfusi kapiler (pembuluh darah), akan menyebabkan
aliran darah yang seyogyanya mensuplai oksigen dan nutrisi ke jaringan
menjadi tidak adekuat (kolaps). ?al ini akan memicu terjadinya iskemia
jaringan, yang menyebabkan edema sehingga tekanan intrakompartemen
tersebut akan semakin meningkat. ila hal ini tidak diatasi, maka iskemia
yang terjadi akan menimbulkan kematian jaringan dan nekrosis, yang pada
akhirnya dapat mengancam nyawa.
%ecara umum terdapat beberapa tanda (sign) untuk sindroma
kompartemen, yang disingkat menjadi P
&. Pain (nyeri), yang sering ditemukan dan terjadi di awal sindrom
'. Parestesia, yaitu gangguan pada saraf sensorik
1. Paralisis, yaitu gangguan motorik yang ditemukan setelah beberapa
waktu
2. Pallor, yaitu pucat pada kulit akibat berkurangnya suplai darah
. Pulselessness, yaitu kehilangan denyut arteri
4ara untuk mengatasi hal ini adalah dengan teknik fasciotomi, suatu
tindakan operatif untuk membebaskan cairan yang terperangkap di dalam
kompartemen.
&. -"+"#! !(/)l!#
4edera $askular, terutama cedera arteri merupakan konsekuensi
berbahaya dari fraktur yang dapat mengancam jaringan dan nyawa.
Pembuluh darah dapat mengalami cedera di mana saja, namun ada tempat7
tempat tertentu yang sangat rentan terhadap cedera $askular. !i ekstremitas
atas, bagian aksila, lengan atas anterior dan medial serta fossa antecubital
adalah daerah yang berisiko tinggi, sedangkan di ekstremitas bawah, daerah
inguinal, paha medial dan fossa popliteal adalah daerah yang berisiko tinggi
jika mengalami cedera $askular. Pada daerah7daerah tersebut, hanya
terdapat satu arteri tunggal yang berjalan sepanjang daerah tertentu sebelum
bercabang (furcatio) di daerah yang lebih distal. Arteri tunggal ini nantinya
akan bercabang menjadi dua di ekstremitas atas (a. brachialis bercabang
menjadi a.radialis dan a.ulnaris setelah fossa cubiti) dan tiga di ekstremitas
17
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
18/36
bawah (a.femoralis akan bercabang menjadi a.tibial anterior, a.tibial
posterior, dan a.fibular-peroneal setelah fossa popliteal). !engan demikian,
apabila terjadi cedera $askular pada arteri tunggal ini menyebabkan iskemia
yang luas pada jaringan yang lebih distal. ?al ini akan berbeda jika cedera
$askular terjadi di daerah yang lebih distal setelah percabangan, di mana
risiko iskemia jaringan tidak seluas yang ditimbulkan oleh cedera arteri
tunggal. raten et al mengemukakan bahwa penanganan cedera $askular
paling baik dalam jangka waktu ; jam setelah terjadinya fraktur.
Penanganan tersebut meliputi imobilisasi ekstremitas, penekanan (namun
tidak menggunakan torniket), serta tindakan operatif. %etelah itu disarankan
untuk dilakukan fasciotomi demi mencegah terjadinya sindroma
kompartemen.
/. M!0o# &loo+ lo((
Fraktur dengan kehilangan darah (major blood loss) paling sering
terjadi pada fraktur pel$is dan fraktur femur. ?al ini disebabkan
$askularisasi yang ekstensif pada kedua daerah tersebut. Apabila terjadi
perdarahan secara signifikan (lebih dari & liter) dapat berakibat secara
sistemik, seperti shock, hipotensi, dan takikardia. %ekitar 2D persen pasien
dengan fraktur pel$is mengalami perdarahan intraabdominal yang dapat
berujung pada kematian.
Pada fraktur pel$is, terdapat beberapa lokasi yang sangat rentan
terjadinya perdarahan setelah fraktur
&. Perdarahan intraosseus (periosteal, kapsular, intramuscular)
'. Perdarahan intrapel$is (a.gluteus superior, obturator, pudendal, dan
iliaka)
1. Perdarahan intraabdominal ($isceral dan intraabdominal mayor)
2. Perdarahan melalui luka terbuka
Pada fraktur yang disertai dengan rotasi eksternal pel$is, di mana
terjadi robekan ligamen pel$is, dapat terjadi pengumpulan darah dalam
jumlah besar di ruang retroperitoneal dan dapat berekstra$asasi ke sekitar
pel$is.
18
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
19/36
?ampir sama dengan fraktur pel$is, fraktur femur juga dapat
menyebabkan kehilangan darah yang sangat masif karena strukturnya yang
sangat $askular. @ieurance et al mengemukakan bahwa sekitar 2D persen
penderita fraktur femur mengalami kehilangan darah rata7rata sebanyak
&.':; cc. ?al ini dapat diminimalisasi dengan cara mengimobilisasi tulang
yang mengalami fraktur, memperbaiki deformitas, menyambung (ligasi)
pembuluh darah serta resusitasi.
+. I$"'(i
Pada fraktur, infeksi dapat terjadi melalui 1 jalur
&. Fraktur terbuka yang disertai luka yang terpajan ke lingkungan luar
'. Fraktur yang disertai hematoma, di mana bakteri dibawa oleh aliran
darah
1. nfeksi pasca operasi
nfeksi pada fraktur dapat dibagi menjadi infeksi luar (superfisial)
dan infeksi dalam. Pada infeksi luar, penanganan dapat dilakukan dengan
pemberian antibiotik dan pembersihan serta mengelola luka dengan baik.
Eika infeksi terjadi di dalam, maka drainase pus, pembersihan jaringan
nekrotik dan mengelola luka merupakan penanganan yang baik. Pemberian
antibiotik juga dapat dilakukan, namun tidak semua antibiotik memiliki
spektrum yang tepat. %ebaiknya dilakukan analisis mikroorganisme sebelum
pemberian antibiotik.
". No$)$io$
Hon7union adalah suatu kondisi di mana tidak terjadi penyatuan
(penyembuhan) tulang yang mengalami fraktur setelah beberapa waktu, di
mana normalnya tulang tersebut seharusnya sudah menyatu. %ebagai contoh
untuk tulang panjang dikatakan non7union jika setelah ; bulan tidak ada
penyatuan, atau 1 bulan untuk bagian leher tulang femur.
Hon7union bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti usia, nutrisi
yang kurang baik-adekuat, efek penggunaan steroid, terapi radiasi, infeksi,
suplai darah yang tidak adekuat, atau imobilisasi yang kurang benar,
distraksi dan separasi patahan tulang, interposisi oleh jarinagn lunak,
19
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
20/36
gerakan berlebihan pada garis fraktur, kerusakan pembuluh darah. Hon7
union bisa dibagi menjadi beberapa tipe
'. ?ypertropic non7union, di mana terbentuk kalus tulang namun
tidak terbentuk penulangan antara tulang yang fraktur.
1. ligotropic non7union, di mana tidak terbentuk kalus tulang untuk
penyatuan namun keadaan lain seperti $askular membaik.
2. Atropic non7union, di mana tidak terbentuk kalus tulang dan
keadaan lain seperti $askular tidak membaik.
. 8ap non7union, di mana penyatuan tidak terjadi akibat
terpotongnya pusat penulangan (diafisis) pada saat fraktur.
20
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
21/36
21
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
22/36
. M!l)$io$
6alunion adalah penyembuhan fraktur dalam posisi yang tidak
anatomis (abnormal). iasanya disebabkan oleh penanganan yang kurang
adekuat. 6alunion dapat menyebabkan gangguan fungsional dan estetik.
eberapa contoh malunion adalah malrotasi (terjadi pada fraktur spiral atau
oblik), angulasi, dan pemendekan (shortening).
ila fragmen menyambung pada posisi yang tak memuaskan
(angulasi, rotasi, atau pemendekan yang tak dapat diterima) fraktur itudikatakan malunion. Faktor penyebab
• idak tereduksinya fraktur secara cukup
• Kegagalan mempertahankan reduksi ketika terjadi penyembuhan
• Kolaps yang berangsur7angsur pada tulang yang osteoporotik atau
kominutif
iga keadaan malunion batang femur yang memerlukan operasi adalah
&. erdapat tumpang tindih (o$erlap) lebih dari cm
'. erdapat angulasi antara fragmen fraktur lebih & derajat.
1. erdapat rotasi antara kedua fragmen fraktur lebih 2 derajat
dengan ada atau tidak ada angulasi
Pada keadaan fraktur membutuhkan tiga hal untuk dapat sembuh yaitu
jarak yang minimal, stabilisasi yang adekuat, suplai nutrisi yang adekuat. Eika
tiga faktor ini tidak terpenuhi akan menyebabkan malunion dan nonunion,
"ntuk mereduksi fragmen fraktur dan meminimalisir jarak antar fragmendapat digunakan reduksi terbuka atau tertutup. "ntuk menjaga stabilisasi
tulang dapat dilakukan fiksasi internal maupun eksternal. agaimanapun,
fiksasi eksternal dapat menginduksi terjadinya sepsis saluran pinning dan
kekakuan sendi,oleh karena itu fiksasi internal harus diprioritaskan. Hamun,
semua prosedur operasi memiliki risiko tersendiri, sehingga semua prosedur
harus dilakukan hati7hati. 6alunion terdiri atas pemendekan, deformitas
rotasional, deformitas angular. Pada malunion yang terjadi pada ekstremitas
22
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
23/36
bawah karena digunakan untuk menyanggah berat badan, dapat menyebabkan
pincang dan dapat menginduksi degenerasi sendi. perasi internal maupun
eksternal dan bone graft mungkin diperlukan dalam penatalaksanaan
malunion. 6alunion femur didefinisikan sebagai pemendekan lebih dari ' cm
atau terjadinya deformitas angular dan rotasional lebih dari &D derajat. Pada
@@! (@eg @ength !iscrepancy) '72 cm akan menimbulkan kepincangan.
Komplikasi dari kepincangan ini dapat berupa nyeri punggung kronik, ?al ini
dapat diatasi dengan menggunakan sepatu khusus. Eika perbedaan lebih dari 2
cm disarankan dilakukan operasi. Pemanjangan femur dapat dilakukan, namun
tidak boleh melebihi 2 cm karena dapat menimbulkan cedera saraf sciatic.
"ntuk deformitas angular dan rotasional, osteotomi dengan intermedullary
nailing dapat dilakukan. !eformitas angular dapat menginduksi terjadinya
degenerasi sendi panggul dan lutut, dimana jika ini terjadi terapinya akan
sangat kompleks.
G!%&!#!$ Kli$i'
!eformitas biasanya jelas, tetapi kadang7kadang tingkat malunion
yang sebenarnya hanya tampak pada sinar7B. deformitas rotasional padafemur, tibia, humerus atau lengan bawah dapat terlewatkan kecuali kalau
tungkai itu dibandingkan dengan anggota di sebelahnya.
%inar7B diperlukan untuk mengecek posisi fraktur ketika sedang
terjadi penyatuan. ni terutama diperlukan selama 1 minggu pertama ketika
keadaan dapat berubah tanpa tanda7tanda sebelumnya.
T"#!,i
23
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
24/36
Fraktur collum femur pada pasien dewasa harus di7pin secepatnya
untuk menjaga caput femur, 6eskipun didapatkan komplikasi berupa
osteonekrosis sebesar 12,I dan nonunion sebesar &2I teknik ini masih
digunakan.
6alunion insipien mungkin memerlukan terapi bahkan sebelum
fraktur benar7benar menyatu0 keputusan untuk melakukan remanipulasi atau
koreksi itu mungkin sangat sukar. Ada beberapa petunjuk
&. Pada orang dewasa, fraktur harus direduksi sedekat mungkin dengan posisi
anatomis. etapi, aposisi kurang begitu penting dibandingkan alignment dan
rotasi. Angulasi lebih dari & derajat pada tulang panjang, atau deformitas
rotasional yang nyata mungkin membutuhkan koreksi dengan manipulasi
ulang, atau membutuhkan osteotomi dan fiksasi internal.
'. Pada anak7anak, deformitas sudut dekat ujung tulang biasanya akan berubah
bentuknya sejalan dengan waktu0 sedang deformitas rotasional tidak.
1. Pada tungkai bawah, pemendekan lebih dari ', cm jarang dapat diterima
oleh pasien dan prosedur pemanjangan tungkai dapat diindikasikan.
2. ?arapan pasien (sering didorong oleh penampilan kosmetik) dapat amat
berbeda dari harapan ahli bedah0 ini tidak boleh diabaikan
. Pembahasan bersama dengan pasien, dan pemandangan dengan panduan
sinar7B, akan membantu dalam pemantauan kebutuhan terapi dan dapat
mencegah kesalahpahaman di kemudian hari
;. Gfek7efek jangka panjang dari deformitas sudut yang kecil terhadap fungsi
sendi dangat sedikit yang diketahui. etapi, tampaknya malposisi lebih dari
& derajat dapat menyebabkan pembebanan asimetris pada sendi di atasnya
atau dibawahnya dan menyebabkan munculnya osteoarthritis sekunder di
kemudian hari0 ini terutama berlaku pada sendi7sendi yang menahan beban
besar.
g. D"l!"+ )$io$
!elayed union adalah keterlambatan penyembuhan-penyatuan
fraktur. idak ada batasan waktu yang jelas kapan suatu penyembuhan
fraktur dikatakan delayed union. eberapa penyebab delayed union antara
lain infeksi dan suplai darah yang inadekuat.
24
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
25/36
2.* P#o("( P"$"%&)!$ F#!'t)#
Pada tulang tubular tanpa fiksasi yang rigid, terdapat stadium
penyembuhan tulang
&. Kerusakan jaringan dan pembentukan hematoma perdarahan dan
hematoma di sekitar dan di dalam daerah fraktur, &7' mm ujung fragmen tulang
mati karena kehilangan supplai darah
'. nflamasi dan Proliferasi %elular erjadi dalam < jam setelah patah
tulang. erjadi reaksi inflamasi akut dengan proliferasi sel dibawah periost dan di
dalam medula. "jung fragmen dikeliingi jaringan seluler yang menjembatani
patahan tulang. ?ematoma perlahan diserap dan tumbuh kapiler didalamnya.
1. Pembentukan 4allus %el yang bersifat osteogenik dan khondrogenik
segera membentuk tulang dan tulang rawan. !i dalamnya juga terdapat sel
osteoklas yang segera meresorpsi tulang7tulang mati.
2. Konsolidasi !engan berlanjutnya aktifitas osteoclastic dan
osteoblastic maka bahan calus yang terdiri atas immature fibre bone akan berubah
menjadi lamellar bone. Proses ini perlahan, perlu beberapa bulan sampai tulang
cukup kuat menahan beban normal.
. remodelling %etelah perlahan tulang disambung oleh callus yang
masif, setelah beberapa bulan bahkan tahun tambahan tulang yang kasar ini
dibentuk kembali ke bentuk anatomis dengan proses resorpsi dan formasi yang
terus menerus.
"nion adalah penyambungan telah terjadi walaupun belum sempurna,
sudah terjadi kalsifikasi pada callus. %ecara klinis masih sedikit nyeri pada
patahan tulang walaupun tulang telah menyatu. ila dicoba dibengkokkan akan
terasa nyeri. Pada rontgen akan tampak garis fraktur yang dikelilingi callus, belum
aman menyangga beban tanpa proteksi
Konsolidasi penyambungan telah sempurna, callus telah mengalami
osifikasi. %ecara klinis sudah tidak nyeri pada patahan tulang yang telah menyatu,
pada rontgen didapatkan gambaran garis fraktur mulai menutup dan tampak
trabekula menyebrangi garis fraktur. idak diperlukan proteksi lagi.
25
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
26/36
BAB III
LAPORAN KASUS
A IDENTITAS PASIEN
Hama Hn. 3!
26
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
27/36
Eenis kelamin Perempuan
"mur & ahun
Alamat El. %eruni @eces, !esa %eruni. !usun @eces D1-D,
Kecamatan Eenggawah, Kabupaten Eember
Agama slam
%uku 6adura
Pendidikan %6P
Pekerjaan Pelajar
Ho. 36 D
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
28/36
• 3iwayat Penyakit Keluarga
!isangkal
• 3iwayat Pengobatanbat pengurang nyeri dari mantri (pasien lupa nama obat)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan "mum 4ukup
Kesadaran 4ompos mentis
ekanan !arah &'D-
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
29/36
!aya penciuman normal
M)l)tibir tidak ada tanda sianosis
8usi tidak didapatkan perdarahan
@idah tidak kotor
6ukosa normal
Palatum normal
L""#
Kel limfe tidak didapatkan pembesaranrakea di tengah, tidak didapatkan massa di depan trakea
iroid tidak didapatkan pembesaran kelenjar
ena Eugularis tidak terdapat distensi
Arteri 4arotis teraba pulsasi
To#!'(
U%)%
entuk normalPayudara normal
Kulit normal
A#illa pembesaran kelenjar getah bening (7)
-o#
nspeksi ctus cordis tidak tampak
Palpasi ctus cordis teraba di 4% 64@ %inistra
Perkusi atas jantung 4% Parasternal dekstra sampai 4%
64@ sinistra
Auskultasi %&%' tunggal, e#trasistol 7, gallop 7, murmur /
P)l%o
nspeksi %imetris, Ketertinggalan gerak (7), Eejas (7)
Palpasi Krepitasi (7), Fremitus 3aba J-J simetris normal
Perkusi %onor J-J
Auskultasi esikuler J-J, 3honki 7-7, >hee=ing 7-7
29
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
30/36
A&+o%"$
nspeksi Flat, massa (7)
Auskultasi ising usus (J) normal &D#-menit
Perkusi ympani, pekak hepar J
Palpasi %oepel, nyeri tekan 7, defans muskular 7, hepatomegali 7,
splenomegali 7
E'(t#"%it!(
A? ekstrimitas superior J-J, ekstrimitas inferior J-J
edema ekstrimitas superior 7-7, ekstrimitas inferior 7-7
St!t)( Lo'!li(
R"gio F"%)# D"'(t#!
@ook
7 (J) pembengkakan di tungkai atas kanan0 (7) angulasi0 (7) rotasi, Glastic
and Aid (J), Feel
7 Hyeri (J), krepitasi (J), 43 L ' detik, ?angat Kering 6erah, %ensorik
dalam batas normal
6o$e
7 False mo$ement (J)
7 36 terbatas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
30
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
31/36
L!&o#!to#i)% 7R!&) 21 O'to&"# 26158
31
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
32/36
Ro$tg"$ F"%)# D"'(t#! 7J)li 26158
32
JENIS PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN NILAI NORMAL
HEMATOLOGI
H"%oglo&i$ &',' &',D7&;,D gr-dl
L"'o(it
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
33/36
Ro$tg"$ F"%)# D"'(t#! 721 O'to&"# 26158
ASESSMENT
33
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
34/36
6alunion femur dekstra &-1 medial
PLANNING
Gdukasi
7 6enjelaskan tentang penyakit, pemeriksaan yang perlu dilakukan dan
tindakan medis kepada pasien serta keluarga.
7 6enjelaskan kemungkinan komplikasi dari tindakan medis yang dilakukan
dan prognosis kepada pasien dan keluarga.
• erapi
Pro 3F
DAFTAR PUSTAKA
34
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
35/36
Apley, 8raham A., %olomon, @ouis. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur istem
Apley. :th ed. Eakarta >idya 6edika &99
Anonim, fraktur femur . !alam kumpulan Kuliah lmu bedah Khusus, Aksara
6edisina FK " Eakarta, &9im de
Eong, G84, Eakarta, &99:.
4onnor dan rinker. anpa ahun. !rinciples of "alunions.6!47uchol7&;9&<
?arrelson E.6, rtopedi "mum. !alam uku Ajar lmu edah %abiston. Gditor
dr. !e$i ?, Alih bahasa !e Petrus A, G84, Eakarta, &992.
kpeme, et al . 'D&1. #ong Bone Non $nions and "alunions%&isk Factors and
'reatment Outcomes In Calabar(out)ern Nigeria.Open *ournal of
Ort)opaedics(1, '17':.
Ko$al KE, Muckerman E!. +andbook of fractures. 1rd ed. "% @ippincott >illiams
and >ilkins0 'DD;.
Patterson, anpa tahun. "alunion of Fractures of ')e Femur. Hew *ork
3asjad, 4hairuddin, 'DD1. Pengantar lmu edah rtopedi. Penerbit intang
@amumpatue Fakultas Kedokteran "ni$ersitas ?asanuddin, 6akassar, ?al
&297&1
%alter, 3. .&999. 'e,t Book of isorders and Injuries of ')e "usculoskeletal
ystem, altimore, 6aryland, "nited %tates of America 97&2.
%oepadi, %oeparimbo, dr. %p.. FAPA. anpa ahun. 3isalah Kulian lok
B. %6F rthopaedi dan raumatologi, 3%! dr. %oebandi Eember
Fakultas Kedokteran "HGE
>u, 4huan74in. 'DD;. 'reatment Of #ong Bones Fractures( "alunions( And
Nonunions% ,perience At C)ang /ung "emorial +ospital( 'aoyuan,
aiwan. 4hang 8ung 6ed E ol '9 Ho.2
35
8/17/2019 Malunion_Sayyidah_102011101041
36/36