PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Problematika Pendidikan Bidang Studi yang dibimbing oleh Dr. I Wayan Dasna, M.Si, M.Ed. Oleh Dwi Retno Wahyuni 120331540720 Reny Eka Evi Susanti 120331540725 UNIVERSITAS NEGERI MALANG
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Problematika Pendidikan Bidang Studi
yang dibimbing oleh Dr. I Wayan Dasna, M.Si, M.Ed.
Oleh
Dwi Retno Wahyuni 120331540720
Reny Eka Evi Susanti 120331540725
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
Oktober 2013
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Strategi pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan oleh guru agar
seorang siswa dapat maksimal dalam memahami materi pelajaran, sehingga
setelah melakukan pembelajaran siswa akan memiliki kompetensi sebagaimana
tuntutan dari materi pelajaran yang dipelajari. Berbagai macam strategi
pembelajaran yang diimplementasikan mempunyai karakteristik tertentu dengan
segala kelebihan dan kelemahan masing-masing. Suatu strategi mungkin baik
untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu,
tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain. Pembelajaran yang hanya
menggunakan komunikasi satu arah dapat mengurangi kreativitas siswa dalam
mengkonstruk pengetahuan dalam dirinya. Banyak siswa yang merasa bingung
dan sulit mendalami dengan materi yang telah disampaikan guru,
akibatnya siswa cenderung malas untuk mencari informasi dari luar atau dari
berbagai sumber referensi. Hal ini bisa mempengaruhi pada kurangnya
pemahaman konsep siswa terhadap materi yang diajarkan. Perkembangan dalam
kegiatan proses belajar mengajar diharapkan siswa mengalami perubahan
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam penerapan kurikulum 2013
menuntut adanya perubahan strategi pembelajaran di kelas ke arah Student
Centered Learning.
Salah satu model pembelajaran yang merupakan model pembelajaran
student centered adalah Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran
berbasis masalah. PBL membantu untuk meningkatkan perkembangan
keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka, reflektif,
kritis, dan belajar aktif. PBL memfasilitasi keberhasilan memecahkan masalah,
komunikasi, kerja kelompok dan keterampilan interpersonal dengan lebih baik
dibanding pendekatan yang lain.
Penerapan PBL dalam pembelajaran layaknya dua sisi mata uang yang
memiliki kelebihan dan kekurangan. Gallagher et al. (1995) melihat PBL sebagai
meniru situasi kehidupan nyata dan menjadi inheren interdisipliner, yang
1
2
memungkinkan siswa untuk memahami bagaimana berbagai disiplin ilmu
berinteraksi ketika pemecahan masalah. Melalui proses pembelajaran di kelas,
guru memberdayakan siswa untuk menjadi mandiri dan mampu mendekati jenis
masalah kompleks yang akan mereka hadapi. Sehingga melalui makalah ini
penulis mengharapkan dapat mengulas secara rinci implementasi PBL dalam kelas
dan kendala-kendala apa saja yang terjadi selama penerapan PBL berlangsung
serta menemukan solusi yang tepat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:
1. Apakah Problem Based Learning (PBL) itu?
2. Bagaimana mengimplementasikan PBL dalam pembelajaran?
3. Apa saja Problematika dari implikasi PBL dalam pembelajaran?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan dalam makalah ini
adalah:
1. Mengetahui teori yang melandasi PBL, pengertian PBL dan alasan
menggunakan PBL
2. Mengetahui implementasikan PBL dalam pembelajaran
3. Mengetahui problematika dari implementasi Problem Based Learning dalam
pembelajaran
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Poblem-Based Learning (PBL)
1. Teori Belajar yang Melandasi Poblem-Based Learning (PBL)
Pada student centered learning siswa bertanggung jawab dalam proses
belajarnya sendiri, sehingga siswa menjadi pusat dari proses belajar mengajar.
Terdapat dua teori pendidikan yang mendasari konsep student centered learning,
yaitu instruktivisme dan kontruktivisme. Teori instruktivisme yang diperkenalkan
oleh Skinner menekankan peranan instruksi dalam proses pembelajaran, yang
menyatakan bahwa belajar merupakan hasi linstruksi yang diberikan kepada siswa
sehingga siswa akan belajar melalui proses yang sudah terstruktur, sedangkan
guru akan memberikan umpanbalik, review dan praktik.
PBL merupakan salah satu strategi pembelajaran yang berlandaskan teori
konstruktivisme. Teori konstruktivisme menekakan pentingnya proses aktif dan
reflektif dalam pembelajaran. Piagget dan Vygotsky dalam teori kontruktivisme
kognitif mengemukakan bahwa siswa dalam segala usia secara aktif terlibat dalam
proses perolehan informasi dan membangun pengetahuan mereka sendiri. Mereka
berpendapat bahwa, pembelajaran yang baik melibatkan siswa pada situasi yang
memberi kesempatan pada mereka untuk melakukan percobaan sendiri, mencoba
memanipulasi tanda-tanda, memanipulasi simbol-simbol, bertanya dan
menemukan sendiri jawabannya, mencocokkan apa yang mereka lihat pada saat
lain dan membandingkan temuannya dengan temuan anak lain. Dalam hal ini,
guru bertindak hanya sebagai fasilitator yang akan mengarahkan siswa dalam
proses belajart ersebut.
Strategi PBL mengharuskan siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan
masalah yang diberikanoleh guru. Menurut Brunner pembelajaran menekankan
penalaran induktif dan proses inkuiri. Dalam teori tersebut dikenal adanya
Scaffolding sebagai suatu proses dimana seseorang siswa dibantu guru atau orang
lain yang memilki kemampuan lebih dalam menuntaskan masalah tertentu
sehingga dapat melampaui kapasitasperkembangannya.Hal inimemungkinkan
siswa memiliki kemampuan untuk mendefinisikan masalah, mengidentifikasi dan
4
menyelesaikan masalah, memperoleh dan mengintrepetasi data, serta membuat
perencanaan. Implementasi PBL dalampembelajaran di kelas diharapkan dapat
mendukung penerapan kurikulum 2013 di sekolah. Kurikulum 2013 berpusat pada
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta
lingkungannya. Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa
peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.
2. Pengertian Poblem-Based Learning (PBL)
Pembelajaran berbasis masalah (Poblem-Based Learning) selanjutnya
disingkat dengan PBL, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang
dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik. PBL adalah suatu
model pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk memecahkan masalah
melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari
pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki
ketrampilan untuk memecahkan masalah. Lebih lanjut Hatta dan Marsigit (2013)
menyatakan bahwa PBL merupakan metode pembelajaran yang bercirikan adanya
permasalahan nyata yang tidak terstruktur dengan baik sebagai konteks untuk
peserta didik belajar berfikir kritis dan ketrampilan memecahkan masalah dan
memperoleh pengetahuan. Sedangkan menurut Sudarman (2007: 69) menyatakan
bahwa PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar
tentang cara berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
Menurut Dasna dan sutrisno (2007: 76) mengemukakan bahwa,
karakteristik PBL antara lain: (1) belajar dimulai dengan suatu masalah, (2)
memastikan bahwa masalah yang diberikan berhubungan dengan dunia nyata
peserta didik, (3) mengorganisasikan pelajaran diseputar masalah, bukan diseputar
disiplin ilmu, (4) memberikan tanggung jawab yang besar kepada peserta didik
dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka
sendiri, (5) menggunakan kelompok kecil, (6) menuntut peserta didik untuk
mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam bentuk suatu produk
atau kinerja.
5
Berdasarkan uraian diatas bahwa pembelajaran dengan menggunakan
model PBL dapat meningkatkan pemahaman peserta didik tentang apa yang
dipelajari sehingga diharapkan dapat diterapkan dalam kondisi nyata pada
kehidupan sehari-hari. Kegiatan dalam model PBL yaitu:
1. Dimulai adanya masalah yang dapat dimunculkan dari peserta didik atau guru
2. Siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang telah diketahui dan
yang perlu mereka ketahui untuk memecahkan masalah tersebut
3. Siswa dapat memilih masalah yang dianggap menarik untuk dipecahkan,
sehingga mereka terorong berperan aktif dalam belajar
4. Siswa bekerja dalam menyelesaikan masalah secara berkelompok
5. Kegiatan pemecahan masalah meliputi membuat hipotesis, merancang
percobaan, melakukan penyelidikan, mengumpulkan data,
menginterpretasikan data, membuat kesimpulan, presentasi, berdiskusi, dan
membuat laporan
2. Alasan Menggunakan Poblem-Based Learning (PBL)
Untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar, para ahli
pembelajaran menyarankan menggunakan pembelajaran yang berbasis
konstruktivistik. Hal ini diutarakan mengingat beberapa fakta yang terjadi dalam
kegiatan belajar mengajar antara lain: (1) tingkat pemahaman materi ajar yang
masih rendah (tingkat ingatan dan pemahaman (C1; C2); tingkat aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi masih kurang. (dalam belajar siswa cenderung menghafal
dibanding berpikir), (2) atmosfir belajar siswa masih rendah (belajar untuk
ulangan) bukan untuk menguasai kompetensi tertentu. (3) alat evaluasi di tingkat
sekolah masih belum standar. (Hasil belajar baik belum tentu
kompeten/menguasai materi dengan baik), (4) siswa malas/kurang motivasi.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikemukakan bahwa PBL sebaiknya
digunakan sebagai model pembelajaran karena:
a) Terjadi pembelajaran bermakna karena adanya peserta didik menerapkan
pengetahuan yang dimiliknya dan berusaha mengetahui pengetahuan yang
diperlukan
6
b) Peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan
dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan
c) Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif dalam
bekerja, motivasi internal untuk belajar
d) Mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok
B. Implementasi PBL dalam Pembelajaran
Dalam melakukan pembelajaran dengan metode PBL ada tiga komponen
yang saling terlibat yaitu:
1. Institusi
Institusi dalam hal ini adalah sekolah, yang akan mendukung pelaksanaan
pembelajaran PBL yaitu mempersiapkan sarana pembelajaran, perpustakaan, dan
alat-alat laboratorium, mempersiapkan sarana jaringan komputer.
2. Pengajar
Peran pengajar yaitu (1) menyiapkan RPP, materi pelajaran, (2)
memberikan sumber berupa buku referensi dan link website, (3) fasilitator
pembelajaran dan membangun komunitas pembelajaran (4) sebagai evaluator.
3. Peserta didik
Peran peserta didik secara umum adalah mempersiapkan diri untuk belajar
dan bekerja secara berkelompok serta berperan aktif dalam pembelajaran.
Ada beberapa cara menerapkan PBL dalam pembelajaran di kelas, secara
umum penerapan PBL ini dimulai dengan adanya masalah yang harus dipecahkan
oleh peserta didik. Masalah tersebut berasal dari peserta didik atau disiapkan oleh
pengajar.
Langkah-langkah pemecahan masalah dengan menggunakan PBL antara
lain menurut Panen(dalam Dasna & Sutrisno, 2007), yaitu: (1) mengidentifikasi