Makalah Mikrobiologi dan Virologi Virus RNA Ebola BAB
IPENDAHULAUAN
A. Latar BelakangSetiap manusia pastinya pernah menderita
penyakit flu atau influenza atau kita pernah mendengar tentang
penyakit gondong, herpes, AIDS dan EBOLA. Penyakit-penyakit ini
sebenarnya disebabkan oleh virus.Virus memiliki ukuran tubuh yang
sangat kecil atau memiliki ukuran ultra mikroskopik, sehingga kita
tidak bisa melihat virus dengan mata telanjang. Salah satu alat
yang dapat digunakan untuk melihat virus adalah Mikroskop Electron
Scaning.Virus tidak dapat hidup di alam secara bebas, melainkan
harus berada didalam sel makhluk hidup yang lain, seperti :
manusia, hewan, tumbuhan, dan bakteri. Virus ada yang bermanfaat
bagi manusia dan ada pula yang menimbulkan kerugian bagi manusia.
Seperti halnya virus EBOLA yang akhir-akhir ini menjadi wabah yang
telah menelan banyak korban jiwa di seluruh penjuru dunia.B.
Rumusan MasalahBerdasarkan pada latar belakang di atas, maka
permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini adalah ciri-ciri
dan struktur virus Ebola, cara mendeteksi virus Ebola, gejala demam
Ebola, cara penularan virus Ebola, upaya pencegahan, upaya
pengobatan dan rehabilitasi bagi mantan penderita demam Ebola.C.
TujuanTujuan yang ingin dicapai pada penulisan makalah ini adalah
untuk mengetahui ciri-ciri dan struktur virus Ebola, cara
mendeteksi virus Ebola, gejala demam Ebola, cara penularan virus
Ebola, upaya pencegahan, upaya pengobatan dan rehabilitasi bagi
mantan penderita demam Ebola.D. ManfaatManfaat yang diharapkan dari
hasil penulisan makalah ini adalah menambah pengetahuan pembaca
mengenai penyakit demam ebola, mulai dari ciri-ciri dan struktur
virus Ebola, cara mendeteksi virus Ebola, gejala demam Ebola, cara
penularan virus Ebola, upaya pencegahan, upaya pengobatan dan
rehabilitasi bagi mantan penderita demam Ebola.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Asam RibonukleatAsam ribonukleat (ribonucleic acid-RNA)
senyawa yang merupakan bahan genetik dan memainkan peran utama
dalam ekspresi genetik. Dalam dogma pokok (central dogma) genetika
molekular, RNA menjadi perantara antara informasi yang dibawa DNA
dan ekspresi fenotipik yang diwujudkan dalam bentuk protein.B.
Struktur RNAStruktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA merupakan
polimer yang tersusun dari sejumlah nukleotida. Setiap nukleotida
memiliki satu gugus fosfat, satu gugus gula ribosa, dan satu gugus
basa nitrogen (basa N). Polimer tersusun dari ikatan
berselang-seling antara gugus fosfat dari satu nukleotida dengan
gugus gula ribosa dari nukleotida yang lain. Perbedaan RNA dengan
DNA terletak pada satu gugus hidroksil tambahan pada cincin gula
ribosa (sehingga dinamakan ribosa).Basa nitrogen pada RNA sama
dengan DNA, kecuali basa timin pada DNA diganti dengan urasil pada
RNA. Jadi tetap ada empat pilihan : adenin, guanin, sitosin, atau
urasil untuk suatu nukleotida. Selain itu, bentuk konformasi RNA
tidak berupa pilin ganda sebagaimana DNA, tetapi bervariasi sesuai
dengan tipe dan fungsinya.C. Fungsi RNAPeran penting RNA terletak
pada fungsinya sebagai perantara antara DNA dan protein dalam
proses ekspresi genetik karena ini berlaku untuk semua organisme
hidup. Dalam peran ini, RNA diproduksi sebagai salinan kode urutan
basa nitrogen DNA dalam proses transkripsi. Kode urutan basa ini
tersusun dalam bentuk triplet, tiga urutan basa N, yang dikenal
dengan nama kodon. Setiap kodon berelasi dengan satu asam amino
(atau kode untuk berhenti), monomer yang menyusun
protein.Penelitian mutakhir atas fungsi RNA menunjukkan bukti yang
mendukung atas teori dunia RNA, yang menyatakan bahwa pada awal
proses evolusi, RNA merupakan bahan genetik universal sebelum
organisme hidup memakai DNA.Interferensi RNA merupakan suatu gejala
yang baru ditemukan pada penghujung abad ke-20 adalah adanya
mekanisme peredaman (silencing) dalam ekspresi genetik. Kode
genetik yang dibawa RNA tidak diterjemahkan (translasi) menjadi
protein oleh tRNA. Ini terjadi karena sebelum sempat ditranslasi,
mRNA dicerna/dihancurkan oleh suatu mekanisme yang disebut sebagai
interferensi RNA. Mekanisme ini melibatkan paling sedikit tiga
substansi (enzim dan protein lain). Gejala ini pertama kali
ditemukan pada nematoda Caenorhabditis elegans.Pada
organisme-organisme eukariotik seluruh materi genetiknya berupa DNA
(Deoksiribose Nukleic Acid), pada organisme ini RNA berperan
sebagai komponen sistem dalam proses penyusunan protein. Namun pada
beberapa jenis virus, seperti TMV dan Influenza, RNA berperan
sebagai materi genetik utama, sebab, virus-virus dari golongan ini
tidak memiliki DNA sebagai materi genetiknya (Suryo, 2004). RNA
yang terdapat di dalam virus-virus tersebut dinamakan sebagai RNA
Genom, dikarenakan RNA inilah yang berperan sebagai penyimpan
informasi genetik dan mempengaruhi sifat-sifat dari virus
tersebut.Semakin banyak virus-virus yang teridentifikasi dan
dipelajari, semakin jelas bahwa banyak dari virus-virus ini
tersusun atas RNA dan protein (tanpa DNA). Dari semua
penelitian-penelitian akhir-akhir ini diketahui Virus RNA ini
menyimpan informasi genetiknya pada asam nukleat, bukan pada
proteinnya, sama dengan makhluk hidup yang lainnya. Namun pada
virus-virus ini materi genetiknya berupa RNA.D. Aktifitas RNA Virus
Dalam Proses Replikasi Virus Didalam Sel InangSebagai materi
genetik, tentunya RNA yang terdapat di dalam virus berperan aktif
terhadap penentuan sifat-sifat virus tersebut, termasuk juga di
dalam proses replikasi virus.Namun biasanya sel inang yang
diinfeksi oleh virus memiliki materi genetik berupa DNA, sehingga
harus ada sebuah mekanisme tertentu yang dapat memfasilitasi virus
ini dalam proses replikasi di dalam sel inang.E. Replikasi Virus
RNADalam virus RNA, peraturan transkripsi ini umumnya tidak serumit
DNA virus. Secara khusus, sementara pemisahan ke awal gen yang
ditranskripsi sebelum replikasi asam nukleat virus, dan akhir gen
sesudahnya, hampir tidak begitu jelas. Di kebanyakan keluarga virus
dengan positif-rasa, tunggal RNA genom, yang melayani secara
langsung sebagai utusan, transkripsi diperlukan hanya untuk membuat
untai negatif yang diperlukan untuk replikasi RNA. Namun, mekanisme
lain peraturan diperlukan untuk virus dengan genom RNA
negatif-sense nonsegmented. Dalam sel-sel yang terinfeksi oleh
virus ini, setelah nukleokapsid-sebuah dilepaskan ke dalam
sitoplasma, RNA polimerase memulai transkripsi dari 3' akhir genom
(Zulaichah, 2009).Genom (kumpulan gen) virus dapat berupa DNA
maupun RNA, yaitu mungkin terdiri dari DNA untai-ganda, DNA untai
tunggal, RNA untai-ganda atau RNA untai-tunggal tergantung dari
tipe virusnya. Jika bahan genetik virus berupa DNA, maka mekanisme
perbanyakan diri terjadi melalui proses replikasi.Terdapat tiga
tipe genom RNA untai tunggal (ssRNA = single stranded RNA) yaitu
kelas (IV, kelas V dan kelas VI) :1) Genom dari virus kelas IV
dapat langsung bertindak sebagai mRNA sehingga bisa ditranslasi
secepatnya menjadi protein.2) Genom dari virus kelas V bertindak
sebagai cekatan (template) untuk sintesis mRNA. Senom RNA
ditranskripsi menjadi sebuah untai RNA-komlementer yang berfungsi
sebagai mRNA dan juga sebagai bahan cetakan untuk mensintesis
salinan tambahan dari RNA genom.3) Genom dari virus kelas VI (jenis
retrovirus) mencetak DNA dari RNA, peristiwa ini memerlukan enzim
transcriptase balik (reverse transcriptase). DNA yang baru dibentuk
kemudian berintegrasi sebagai provirus ke dalam kromosom di dalam
nukleus sel hewan. RNA polymerase inang metranskripsi DNA virus
menjadi molekul RNA, yang dapat berfungsi sebagai mRNA untuk
sintesis protein virus maupun sebagai genom untuk partikel virus
baru yang dilepaskan dari sel (Adiapsari, 2011).Meskipun bukan
mahluk hidup, virus memiliki struktur genetika dasar yang
memungkinkannya aktif secara biologis. Tetapi virus tidak memiliki
kemampuan bereproduksi seperti bakteri, organisma hidup berukuran
sangat kecil, yang bisa menginfeksi manusia, dapat memperbanyak
diri dengan DNA-nya sendiri. John Connor, ahli virus di Universitas
Boston, Massachusetts, menjelaskan bahwa untuk dapat berkembang
biak dan menjadi penyakit yang mengancam kesehatan, virus terlebih
dulu harus membajak mesin genetik sebuah sel mahluk hidup.Connor
dan timnya meneliti ribuan senyawa kimia untuk mencari
senyawa-senyawa yang memperlihatkan aktivitas antivirus yang kuat.
Mereka mengidentifikasi beberapa molekul kecil yang mempengaruhi
perkembangbiakan sejumlah patogen yang dikenal sebagai virus-virus
NNS, yang menyebabkan infeksi maut Marburg dan Ebola, selain campak
dan gondongan. Begitu menyerang sel inang, virus-virus NNS itu
menggunakan molekul gen mereka sendiri (dikenal sebagai RNA) untuk
membajak DNA sel inang dan memaksanya untuk memperbanyak virus
tersebut. Senyawa paling efektif yang ditemukan para peneliti
Boston tersebut menghentikan proses perbanyakan itu, setidaknya
pada eksperimen kultur-sel, dengan membatasi produksi RNA
virus-virus tersebut.Senyawa-senyawa itu tidak menghambat semua
virus, termasuk pada virus penyebab AIDS (HIV), karena perbedaan
dalam cara virus patogen itu memasuki dan menduduki sel-sel
(Connor, 2013).Replikasi virus terdiri dari 6 tahap : 1) Penempelan
(attachment, adsorbsi).Pada tahap ini, receptor-binding protein
virus berikatan secara spesifik dengan receptor pada permukaan sel
inang.2) Penetrasi (internalisasi).Ada 3 jenis mekanisme untuk
penetrasi : fusi, endosito-is (viropexis), dan translokasi.3)
Uncoating.Asam nukleat virus terpisah dari coat proteinnya.4)
Biosintesa.Tahap ini terdiri dari produksi protein-protein
struktural virus dan enzim-enzim serta replikasi genom virus. Pada
umumnya proses biosintesa ini dimulai dengan pembuatan mRNA,
kecuali pada virus dsRNA dan +sRNA (sebab genomnya sendiri sudah
berfungsi sebagai mRNA) serta retrovirus (virus RNA yang memiliki
enzim reverse transcriptase yang segera akan mentranskripsi genom
virus membuat cDNA yang akan terintegrasi ke dalam kromoms inang).
Untuk pembuatan mRNA ini, virus DNA menggunakan DNA polymerase
inang, sedangkan virus single stranded-RNA menggunakan
RNA-dependent RNA polymerase yang dibawanya sendiri. Messenger RNA
ini akan ditranslasi untuk membuat protein-protein struktural dan
enzim-enzim yang diperlukan oleh virus. Replikasi virus RNA terjadi
di sitoplasma (kecuali retrovirus) dengan menggunakan DNA
polymerase inang.5) Maturasi (assembly).Diawali dengan perakitan
protein kapsid yang diikuti dengan packaging genom virus. 6)
Pelepasan (release).Virus yang ber-envelop lepas melalui budding
(membran plasma sel inang membentuk ebvelop virus), sedangkan virus
yang tidak ber-envelop lepas melalui ruptur membran plasma sel
inang (sel inang mati).
Virus RNA yang biasa menyebabkan kanker hanyalah famili
Retroviridae (membuat cDNA yang kemudian masuk ke dalam nukleus dan
berintegrasi ke dalam kromosom), sedangkan virus RNA yang lainnya
hanya berada di sitoplasma sel inang (Lucianus, 2009).Virus RNA
menyusun 70% dari total virus dan morfologi bervariasi. Karena laju
kesalahan replikasi RNA relatif tinggi, maka virus RNA memiliki
laju mutasi lebih tinggi dibandingkan virus DNA. Pita RNA dapat
tunggal (ss) atau ganda (ds). Genom terdapat dalam satu fragmen RNA
atau terdistribusi dalam multi fragmen RNA. Pita RNA tunggal dapat
berupa pita sense (+), yaitu pita RNA yang juga berperan sebagai
mRNA atau pita antisense (-), yaitu pita RNA yang tidak berperan
sebagai mRNA. Virus ssRNA(+) dapat langsung bereplikasi dan
tertranslasi setelah menginfeksi, sedangkan virus ssRNA(-) tidak
dapat langsung bereplikasi maupun ditranslasi.
F. Contoh Penyakit Yang Disebabkan Oleh RNA VirusSalah satu
contoh penyakit yang disebabkan oleh RNA Virus yaitu Ebola.
BAB IIIPEMBAHASAN
A. Pengertian dan Sejarah Singkat Virus EbolaPengertian Virus
Ebola adalah salah satu jenis virus yang berasal dari gen
Ebolavirus dan termasuk famili dari Filoviridae. Dikenal juga
dengan EBV dan EBOV.Negara Zaire menjadi perhatian dunia karena
disana banyak penderita meninggal akibat serangan Demam Berdarah
Ebola (DBE). DBE disebabkan oleh semacam virus ganas yang relatif
baru, yaitu virus Ebola. Virus ini sudah disolasi sejak tahun 1967
dari penderita-penderita di Jerman dan Yugoslavia, yang kemudian
ternyata terinfeksi dari monyet yang berasal dari Uganda. Nama
Ebola diambil dari nama sebuah sungai di Zaire asal virus tersebut
diisolasi pertama kali. Beberapa negara di Afrika juga pernah
terserang Demam Berdarah Ebola. Kekhawatiran muncul bila virus ini
menular ke negara lain yang dimungkinkan oleh sistem transportasi
yang serba canggih.Di Kongo Barat Laut 5000 ekor gorila mati akibat
terinfeksi virus Ebola, yang memusnahkan hampir separuh populasi
hewan yang terancam punah. Simpanse juga banyak yang mati akibat
virus ini. Para ahli menyatakan bahwa virus Ebola yang sangat
menular ini terutama tersebar melalui kontak antar kelompok gorila
dan simpanse, bahkan manusia juga bisa terinfeksi oleh virus
Ebola.Namun hipotesa ini tidak terbukti dengan sanggahan seharusnya
kera dan gorila lebih banyak yang mati. Kemudian, ilmuwan
menyatakan bahwa penyebabnya adalah kelelawar berdasarkan riset 276
kelelawar di Bangladesh yang ditangkap.Pola penyebarannya adalah
kera dan manusia memakan buah yang telah terkena air liur kelelawar
atau bahkan hanya menyentuh buah dan benda yang sudah ada air liur
kelelawar.Virus ini pertama kali ditemukan tahun 1976 di Kongo, dan
sejauh ini hanya ditemukan di Afrika saja. Wabah virus Ebola
terakhir di Uganda pada Oktober 2000, ketika 173 orang meninggal
dan total 426 orang terdiagnosis mengidap virus itu di Uganda
bagian utara.Penularan virus Ebola hanya terjadi melalui kontak
langsung dengan darah atau cairan tubuh. Kebanyakan orang yang
terinfeksi virus ini akan meninggal dunia, karena sampai sekarang
virus ini belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi oleh
virus ini.Di Tiongkok jumlah korban penyakit misterius yang
baru-baru ini melanda Propinsi Sichuan, telah mencapai 163 kasus,
dimana 32 korban meninggal dan 27 dalam keadaan kritis.
Gejala-gejala penyakit tersebut telah menimbulkan dugaan di
kalangan para ahli, bahwa virus Ebola merupakan penyebabnya (Yun,
Y, www.asianresearch.org).WHO menyatakan lebih dari 1.000 orang
meninggal karena Ebola sejak virus itu pertama kali teridentifikasi
pada 1976 di Sudan dan Kongo. Bisaanya wabah bisa diatasi dengan
cepat karena virus ini membunuh korbannya lebih cepat sebelum
menular ke individu lain. Sampai saat ini, tercatat sekitar 1.500
kasus demam akibat virus Ebola terjadi di seluruh dunia. Gejala
awal sakit akibat virus ini antara lain berupa demam, sakit kepala,
tenggorokan kering, lemas, pilu otot, diare, dan sakit perut.Di
Indonesia, sampai dengan saat ini belum ada yang dilaporkan
terinfeksi oleh virus Ebola. Akan tetapi, dengan kemajuan sistem
transfortasi pada saat ini, tidak menutup kemungkinan virus Ebola
bisa mewabah di Indonesia. Untuk itu, diperlukan usaha pencegahan
yang bisa diterapkan untuk mencegah masuknya virus Ebola di
Indonesia mengingat virus ini sangat mudah menular dan sangat
mematikan karena sampai sekarang belum ditemukan vaksin yang bisa
mencegah infeksi oleh virus Ebola.B. Ciri-Ciri dan Struktur Virus
EbolaDemam Berdarah Ebola (Demam Hemorrhagic) adalah penyakit
disebabkan oleh suatu virus yang termasuk kedalam keluarga
Filoviridae. Para ilmuwan sudah mengidentifikasi empat jenis virus
Ebola.Tiga telah dilaporkan dapat menyebabkan penyakit pada
manusia, yaitu virus Ebola Zaire, virus Ebola Sudan, dan virus
Ebola Ivory.Virus-virus ini telah menyebabkan penyakit pada manusia
di negara-negara Afrika. Jenis keempat dari virus Ebola ini yaitu
virus Ebola Reston, yang ditemukan Reston, Virginia Amerika
Serikat. Ternyata virus ini tidak menyebabkan penyakit pada
manusia. Subtipe ini ditemukan pada sejenis monyet macaca yang
didatangkan dari Filipina.C. Morfologi Virus EbolaVirus Ebola
termasuk kedalam genus Ebolavirus, familia Filoviridae yang
merupakan salah satu daripada dua kumpulan virus RNA
benang-negatif. Virus Filo mempunyai bentuk biologi seperti
morfologi, kepadatan, dan profile elektrophoresis gel
polyacrylamide.Virus ini telah dikelaskan kepada virus paramyxo
dengan menggunakan kaedah urutan DNA. Familia Filoviridae memiliki
garis tengah 800 nm, dan pajang mecapai 1000 nm.Virus Ebola
mengandung molekul lurus, bebenang RNA negatif, yang tidak
bersendi. Semua genome virus Filo mempunyai ciri-ciri serupa, dan
mempunyai banyak sisa adenosine dan uridine. Gen virus Ebola
mengandung transkrip urutan tetap pada 3 dan transkrip urutan
terakhir pada 5.Perbedaan di antara virus Ebola dan virus Marburg
adalah, virus Ebola menunjukkan tiga penumpukan yang berselang di
antara turutan antara-gen (intergenetic) sementara virus Marburg
hanya mempunyai satu penumpukan yang kedudukannya berbeda dengan
virus Ebola.Virus Filo secara morfologi menyerupai bentuk virus
rhabdo, akan tetapi virus Filo mempunyai ukuran yang lebih panjang.
Apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron, bentuk virus
Filo seperti berfilament (berbenang halus), atau kelihatan
bercabang. Terdapat juga virus yang berbentuk "U", "b" dan
berbentuk bundar.Virus Ebola terdiri dari tujuh polypeptida
diantaranya RNA genome ca. 19.0 kb, yang mencakup Glycoprotein
(GP), Nucleoprotein (NP), RNA-DEPENDENT RNA Polymerase (L), VP35,
VP30, VP40, dan VP24.
D. Taksonomi / Klasifikasi Virus EbolaGenom : Single stranded
negative sense RNAOrdo : MononegaviralesFamili : Filoviridae /
FilovirusSubfamili : -Genus : EbolavirusSpesies : Ebola
E. Siklus HidupSiklus hidup dari virus Ebola baru terjadi saat
virus masuk ke dalam sel inang. Berikut ini merupakan siklus hidup
dari virus Ebola :1) Virus berikatan dengan reseptor inang dengan
permukaan GP (glikoprotein) peplomer dan berendisitosis ke dalam
vesikel sel inang.2) Penyatuan membran virus dengan membrane
vesikel terjadi. Nukleokapsid terlepas ke dalam sitoplasma.3)
Rantai gen sense negative ssRNA digunakan untuk sintesis (3-5)
poliadenilase, monocistronic mRNAs4) Translasi mRNA menjadi protein
viral terjadi dengan menggunakan perlengkapan sel inang.5) Terjadi
Post-translasi dari mRNA. Prekursor glikoprotein (GP0) berikatan
erat dengan GP1 dan GP2. Kedua glikoprotein ini, pertama,
berpasangan sebagai heterodimerkemudian menjadi trimer. Prekursor
SGP berikatan erat pula dengan SGP dan delta peptida.6) Bila
protein viral jumlahnya makin meningkat maka terjadilah replikasi.
Dengan memakai rantai RNA sense negative, (+)ssRNA disintesis.
Sintesis (+)ssRNA berfungsi untuk mensintesis (-)ssRNA.7)
Terbentuknya nukleokapsid baru dan selimut protein yang berasosiasi
dengan plasma membran sel inang; virion terlepas.
Gambar : Tahapan Siklus Hidup Virus Ebola (1)
Gambar : Tahapan Siklus Hidup Virus Ebola (2)
F. Gejala Demam Ebola Periode inkubasi-nya dapat berkisar dari 2
sampai 21 hari tetapi umumnya 5-10 hari. Gejala bervariasi dan
sering muncul tiba-tiba. Awal gejala termasuk demam tinggi
(setidaknya 38.8 C, 101.8 F), sakit kepala parah, otot, bersama,
atau sakit perut, kelemahan parah, kelelahan, sakit tenggorokan,
mual, pusing, internal dan eksternal pendarahan. Sebelum pecahnya
dugaan, gejala-gejala awal ini dengan mudah keliru untuk malaria,
demam tipus, disentri, influenza, atau berbagai infeksi bakteri,
yang semua jauh lebih umum dan dapat diandalkan kurang fatal. Ebola
dapat berkembang menjadi gejala yang lebih serius, seperti diare,
berak darah atau gelap, muntah darah, mata merah distension dan
pendarahan arteriola sclerotic, petechia, penyakit ruam dan
purpura. Gejala lain, sekunder termasuk hipotensi (tekanan darah
rendah), hypovolemia dan tachycardia. Interior pendarahan yang
disebabkan oleh reaksi antara virus dan platelet yang memproduksi
bahan kimia yang akan dipotong sel-ukuran lubang dinding kapiler.
Kadang-kadang timbul pendarahan luar dan dalam dari lubang hidung
dan mulut, juga dapat terjadi, juga dari luka-luka yang sembuh
belum sepenuhnya diketahui cirinya seperti jarum-lubang situs.Virus
Ebola dapat mempengaruhi sel darah putih dan platelet, mengganggu
pembekuan. Lebih dari 50% dari pasien akan mengalami perdarahan
hebat. Tapi dalam wabah terbaru di Uganda, pasien meninggal dengan
gejala demam dan muntah. Gejala yang bisaanya tidak terlihat pada
pasien ebola inilah yang membuat WHO menjadi khawatir. Hal itu
menjadi tanda munculnya strain baru virus Ebola yang mematikan.
Bentuk baru virus Ebola itu terdeteksi dalam sebuah wabah di Uganda
bagian barat. Dalam waktu kurun dari sebulan, strain tak dikenal
itu telah menewaskan 18 orang (Koran Tempo, 2007).
Sebanyak 90 persen pasien yang terserang virus Ebola meninggal,
artinya hanya 10 persen saja pasien yang terinfeksi virus Ebola
yang dapat selamat. Secara umum kematian pasien yang terinfeksi
Ebola disebabkan karena tekanan psikologis, dan sedikit kematian
yang diakibatkan akibat kekurangan darah.
G. Identifikasi / Cara Mendeteksi Virus EbolaUntuk mendeteksi
apakah seseorang terinfeksi virus Ebola, dapat dilakukan pengujian
antigen-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), IgG
ELISA, polymerase chain reaction (PCR), dan mengisolasi virus Ebola
yang bisa dilakukan untuk mengetahui adanya virus Ebola dalam tubuh
manusia.Mendeteksi penyebab penyakit cacar air (small pox),
Anthrax, dan Virus Ebola, pada saat ini bisa dilakukan dengan
mudah, dan hasil identifikasinya dapat langsung disebarluaskan
melalui jaringan telepon genggam. Teknologi yang dikembangkan
Fraunhofer Institute for Silicon Teknologi, sebuah perusahaan
inovasi teknologi mikrobiologi dan mikrokomputer dari Jerman ini
menyebutnya dengan eBiochipstick. Alat ini cukup mengambil DNA atau
bagian tubuh atau benda yang diduga terinfeksi bakteri, lalu
dimasukkan sebuah kotak seukuran tv 10 inc (eBiochip
Adaptor).Instrumen yang bekerja dengan bantuan komputer portabel
ini, dengan mudah kemudian mendeteksi kadar virus, racun, bakteri,
atau patogen, yang telah menjangkiti tubuh manusia, atau hewan.
Alat ini diberi nama, eBiochip System Portable Instrument. Alat ini
dengan cepat akan mendeteksi jenis spora, dan mendeteksi virus
Ebola lewat perangkat eBiochipstick.Alat untuk mendeteksi dan
menganalisis jenis bakteri, virus, atau racun berbahaya dalam tubuh
manusia cukup dengan sebuah chip seukuran disket HDD yang tebalnya
tak lebih dari koin Rp 500,- dan mengurai protein dengan analisis
akurat.Berdasarkan data departemen ketahanan biologi Amerika,
stidaknya ada tujuh jenis racun, bakteri patogenik yang bisa
dideteksi alat ini. Selain bakteri antrax dan smal pox (cacar air),
eBiochip ini juga bisa mendeteksi plague, hepatitis C, tularemia,
brucellus, Q-fever, dan virus Ebola (virale hemorhagic
fever).Bahkan bakteri penyakit anthrax yang sporanya bisa bertahan
hingga di atas 40 tahun pun masih bisa dideteksi oleh alat ini.
Kadar infeksi bakteri penyakit yang bisa menular ke manusia ini
dengan dini bisa dideteksi dan diurai kadar racunnya (Sriwijaya
Post, Mendeteksi Virus Ebola Lewat Telepon Genggam, 2006).H. Cara
Penularan Virus EbolaVirus Ebola adalah virus yang dapat menyebar
dengan sangat cepat dan dapat menyebar melalui penggunaan jarum
suntik yang tidak disterilkan atau melakukan kontak dengan
seseorang yang terkena infeksi atau mayat orang yang sudah
meningggal karena terserang Virus Ebola.Cara infeksi virus Ebola
dalam tubuh manusia adalah sebagai berikut.1) Pertama, sekitar satu
minggu setelah infeksi atau peradangan, virus mulai menyerang darah
dan sel hati.2) Kedua, penyakit akan menyebar secara cepat
keseluruh tubuh, virus akan menghancurkan organ atau bagian tubuh
yang penting seperti hati dan ginjal. 3) Ketiga, infeksi virus
Ebola akan menyebabkan atau mendorong terjadinya pendarahan
internal secara besar-besaran (masive). 4) Keempat, Virus Ebola
akan menghambal kerja sistem pernapasan, yang dapat menyebabkan
kematian seketika pada pasien. Cara penularan atau infeksi virus
Ebola pada manusia, dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Mekanisme Infeksi Virus Ebola(Sumber: www.
images.encarta.msn.com)I. Upaya PencegahanTim peneliti dari Amerika
dan Kanada yang dipimpin Dr Anthony Sanchez melaporkan perkembangan
tentang virus Ebola dalam pertemuan ke-162 Komunitas Mikrobiologi
Umum yang digelar di gedung Pusat Konferensi Internasional
Edinburgh. Menurut Sanchez, dengan pola transportasi perjalanan
lintas benua dan pariwisata yang berkembang demikian pesat beberapa
waktu terakhir telah membuat virus Ebola menyebar dari tempat
paling terasing ke seluruh belahan di dunia.Untuk itu diperlukan
upaya pencegahan yang bisa meminimalkan meluasnya wabah penyakit
yang disebabkan oleh virus Ebola.Ada beberapa cara yang bisa
dilakukan untuk menghindari agar tidak tertular oleh virus Ebola,
antara lain: menghindari area yang terkena serangan virus Ebola,
tidak melakukan kontak dengan pasien atau mayat yang terjangkit
virus Ebola, dan mengggunakan perlengkapan khusus seperti baju yang
bisaa digunakan di Laboratorium yang fungsinya menghindari
penularan oleh virus Ebola.Dengan demikian, diharapkan kontaminasi
yang bisa disebabkan oleh virus Ebola dapat di hindari. Selain itu,
mayat para korban yang meninggal akibat virus Ebola harus
dimusnahkan karena penyebaran utama virus ini melalui darah, yang
menyebabkan para dokter yang terkena darah dari pasien yang
terinfeksi, akan mengalami kematian seperti yang terjadi di
Afrika.Menon-aktifkan virus Ebola dapat dilakukan dengan beberapa
cara. Cara yang bisaa dilakukan yaitu dengan penggunaan sinar Ultra
violet dan radiasi sinar gama, penyemprotan formalin dengan
konsentrasi 1%, beta-propiolactone, dan disinfektan phenolic dan
pelarut lipid-deoxycholate dan ether.
Gambar 6. Penyemprotan Disinfektan di Tempat Isolasi Pasien
Demam EbolaSumber: www.stanford.edu
Gambar 7. Staf Medis dari Organisasi Dokter Tanpa Batas (MSF)
Merawat Seorang Pasien yang Diduga Terjangkit Virus Ebola di
Kongo
J. PengobatanSampai dengan saat ini, belum ditemukan vaksin yang
bisa mencegah infeksi oleh virus Ebola. Akan tetapi sekarang sedang
di kembangkan pembuatan vaksin yang akan diujikan kepada manusia
untuk pertama kalinya adalah vaksin yang sudah memasuki fase
uji-klinis.Menurut Sanchez, infeksi virus Ebola di dalam tubuh
manusia memang bisa sangat mematikan, tapi monyet berhasil selamat
dari infeksi virus tersebut dan ini bisa menjadi contoh yang sangat
bermanfaat bagi uji-coba terhadap binatang.Pengujian vaksin Ebola
dengan menggunakan primata memberikan perkembangan yang menjanjikan
bagi hadirnya vaksin pelindung.Ada beberapa hal yang menyebabkan
penyebaran penyakit Ebola (Demam Berdarah Ebola) sangat
dikhawatirkan, antara lain:1) Serangannya muncul secara sangat
mendadak2) Gejala-gejala klinik sangat berat.3) Menimbulkan
kematian dalam waktu yang sangat singkat.4) Angka kematiannya
sangat tinggi yaitu 90-92% dari jumlah penderita.5) Karena Virus
Ebola mampu berpindah dari penderita ke orang lain, sehingga
transportasi sangat mendukung kemungkinan penyebarannya ke berbagai
bagian dunia dalam waktu yang sangat singkat.6) Belum ada obat yang
efektif untuk menyembuhkan Demam Berdarah Ebola.7) Vaksin Demam
Berdarah Ebola (DBE) hingga kini belum dapat dibuat (Sumber: Halim,
M).Relawan pertama, hari ini akan disuntik dengan vaksin
eksperimental Ebola. Hal ini merupakanbagian dari percobaan
fast-track Inggris.Percobaan yang nantinya akan melibatkan 60
relawan ini adalah bagian dari serangkaian tes keamanan obat
potensial yang bertujuan untuk mencegah infeksi virus Ebola.
Panitia pelaksana menegaskan bahwa percobaan ini tidak akan
menularkan virus karena vaksin tidak mengandung virus Ebola
menular. Vaksin ini dirancang untuk secara khusus menargetkan virus
spesies Zaire, yang bertanggung jawab atas wabah besar yang terjadi
saat ini. Virus ini telah menghasilkan angka kematian hingga 90
persen, menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO.Percobaan di
Inggris, yang dipimpin oleh Profesor Adrian Hill dari Jenner
Institute di Oxford University, menguji vaksin pada satu
sukarelawan sehat dengan tujuan menentukan apakah vaksin itu aman
dan apakah itu akan menimbulkan respon imun protektif. Vaksin ini
sedang dikembangkan bersama United States National Institutes of
Health dan perusahaan obat Inggris, GlaxoSmithKline (GSK).
Pendanaan untuk percobaan sebesar 2.800.000 Pound berasal dari
hibah Welcome Trust, serta dukungan dari Medical Research Council,
dan Departemen Pembangunan Internasional Inggris.Profesor Hill
mengungkapkan, dia sedang berusaha merekrut 60 orang sehat dari
dalam dan di sekitar Oxford, yang berusia 18 sampai 50 tahun. Dia
berkata bahwa peristiwa tragis yang berlangsung di Afrika terus
menuntut respon cepat dari berbagai pihak.Dalam beberapa tahun
terakhir, vaksin serupa yang diteliti terbukti aman untuk imunisasi
bayi dan orang dewasa untuk mencegah berbagai penyakit termasuk
malaria, HIV dan hepatitis C, kata Profesor Hill. "Kami dan semua
mitra kami dalam proyek ini, optimis bahwa calon vaksin ini mungkin
berguna untuk melawan Ebola.Para relawan tidak akan berisiko
tertular Ebola dengan mengikuti percobaan ini, secara pada vaksin
ini hanya ada satu komponen protein yang tidak akan menyebabkan
penyakit. Tes ini diharapkan akan selesai pada akhir tahun ini,
setelah itu vaksin akan dapat digunakan untuk pertolongan darurat.
Vaksin ini menggunakan beberapa teknologi terbaik yang tersedia
untuk memberikan sistem kekebalan tubuh. "Namun kami tidak
benar-benar dapat mengatakan apakah vaksin ini akan bekerja dengan
baik ketika diuji di lapangan di Afrika Barat. Beberapa antibodi
seperti pada ZMapp (obat biofarmasi eksperimental) dapat
menghentikan virus, tetapi ada bukti yang menunjukkan bahwa
antibodi lain sebenarnya dapat membuat penyakit lebih
buruk."Organisasi Kesehatan Dunia kembali merilis korban meninggal
akibat ebola hingga 8 Oktober 2014 mencapai lebih dari 4.000 orang.
Jumlah ini hampir setengahnya dari total kasus 8.399 kasus yang
terdaftar di tujuh negara. Seperti dilaporkan Aljazeera, Sabtu
(11/10/2014) negara yang dianggap rentan virus ebola masih berada
di Guinea, Liberia dan Sierra Leone. Selanjutnya, kelompok kedua
yang rentan terdiri dari Nigeria, Senegal, Spanyol dan Amerika
Serikat.Sejauh ini, Liberia memiki rekor terburuk dengan 4.076
kasus dan 2.316 kematian, diikuti oleh Sierra Leone dengan 2.950
kasus dan 930 kematian. Guinea, 1.350 kasus dan 778 kematian.
Sedangkan di Republik Demokratik Kongo, WHO menyebutkan telah
terjadi 71 kasus dan 43kematian hingga 7 Oktober.Utusan khusus PBB
untuk Ebola, David Nabarro mengatakan jumlah kasus ini mungkin akan
bertambah dua kali lipat setiap tiga sampai empat minggu. Oleh
sebab itu perlu respon yang cepat."Tanpa mobilisasi massa dunia
untuk mendukung negara-negara yang terkena dampak di Afrika Barat,
rasanya tidak mungkin untuk memberantas penyakit ini dengan cepat.
Dan dunia harus hidup dengan virus Ebola Secara terpisah
selamanya.Wakil Sekretaris Jenderal PBB, Jan Eliasson, mengatakan
virus ebola cukup menuntut jumlah besar dalam sumber daya keuangan,
staf medis dan peralatan sehingga ia menyeruka semua negara untuk
bertindak cepat dan murah hati. "Kecepatan adalah esensi. Sumbangan
sekecil apapun sangat berarti,"kata Eliasson.K.
RehabilitasiRehabilitasi bagi mantan penderita akibat terinfeksi
virus Ebola bisa dilakukan dengan tidak mengasingkan para
penderita. Karena menurut para ahli, sebagian besar kematian yang
disebabkan oleh virus Ebola di sebabkan oleh adanya tekana secara
psikologis.Apabila kita mengasingkan dan menjauhi para penderita
atau mantan penderita virus Ebola, justru hal ini akan semakin
memperburuk kondisi kesehatan penderita tersebut. Untuk itulah
diperlukan upaya rehabilitasi yang intensif terhadap para penderita
virus Ebola agar kondisi fisik dan psikologisnya tetap stabil,
sehingga akan memberikan motivasi kepada pasien tersebut untuk
secepatnya bisa sembuh dari penyakit yang disebabkan oleh virus
Ebola.Akan tetapi, proses rehabilitasi ini tentunya harus dilakukan
secara hati-hati dan lebih waspada, mengingat virus Ebola bisa
menular dengan sangat cepat dari penderita kepada orang lain
melalui kontak. Rehabilitasi juga sebaiknya dilakukan di tempat
yang benar-benar steril, atau pada ruang isolasi khusus sehingga
bisa mengurangi kontaminasi yang bisa disebabkan oleh virus
Ebola.
BAB IVPENUTUPA. KesimpulanDemam Berdarah Ebola ( Demam
Hemorrhagic) adalah penyakit disebabkan oleh suatu virus yang
termasuk kedalam genus Ebolavirus, keluarga Filoviridae. Ada empat
jenis virus Ebola, yaitu virus Ebola-Zaire, virus Ebola-Sudan,
virus Ebola-Ivory dan virus Ebola Reston.Untuk mendeteksi virus
Ebola, dapat dilakukan pengujian antigen-capture enzyme-linked
immunosorbent assay (ELISA), IgG ELISA, polymerase chain reaction
(PCR).Gejala demam ebola meliputi: radang sendi, sakit punggung,
diare, kelelahan, sakit kepala, rasa tidak enak badan, kerongkongan
terasa sangat sakit, dan muntah-muntah.Pada gejala akhir, demam
ebola dapat menujukkan gejala seperti: gatal-gatal, pendarahan dari
mata, telinga, dan hidung, pendarahan dari mulut dan dubur
(pendarahan gastrointestinal), radang pada mata (conjunctivitis),
bengkak pada organ genital (labia dan kantung buah pelir
(scrotum)), keluarnya darah melalui permukaan kulit
(hemorrhagic).Virus Ebola dapat menyebar melalui penggunaan jarum
suntik yang tidak disterilkan atau melakukan kontak dengan
seseorang yang terkena infeksi atau mayat orang yang sudah
meningggal karena terserang virus Ebola. Upaya pencegahan dapat
dilakukan dengan: menghindari area yang terkena serangan virus
Ebola, tidak melakukan kontak dengan pasien atau mayat yang
terjangkit virus Ebola. Sampai dengan saat ini, belum ditemukan
vaksin yang bisa mencegah infeksi oleh virus Ebola.B. SaranMeskipun
sampai dengan saat ini belum ada laporang tentang adanya penyakit
yang disebabkan oleh virus Ebola, akan tetapi hendaknya kita selalu
waspada terhadap virus Ebola mengingat virus ini sangat cepat
menular, dapat dengan cepat menyebabkan kematian, dan sampai saat
ini masih belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi oleh
virus Ebola.
DAFTAR PUSTAKA
Adiapsari, Himawati. 2011. Reproduksi Bahan Genetik Jenis RNA
(Tinajauan Reproduksi Genom Pada Virus RNA). Mojoagung. Connor,
John. 2013. Senyawa Kimia untuk Hentikan Pertumbuhan Virus Ebola.
Universitas Boston, Amerika Serikat. Lucianus, Johan. 2009.
Introduksi Genetika Molwkular Virus. Bagian Mikrobiologi. Fakultas
Kedokteran, UK. Maranatha. Bandung. Pelczar, Michael, J. dan Chan,
E, C, S., 2010. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. Universitas Indonesia
Press. Jakarta. Winarno, 2009. Analisis Model Dinamika Virus Dalam
Sel Tubuh. Universitas Negeri Semarang. Semarang. Zulaichah, S.
2009. Skrining Inhibitor RNA Helikase Virus Japanese encephalitis
dari Aktinomisetes. Skirpsi Program S1. Sekolah Tinggi Teknologi
Industri dan Farmasi. Bogor. Alek, 2000. http://www.bozz.com,
diakses 2 April 2008. Brooks, G.F, Bustel, J.S, and Ornston, L.N.
Tanpa tahun. Mikrobiologi Kedokteran. Terjemahan oleh Nugroho, E
dan Maulany, R.F. 1996. Penerbit Buku Kedokteran (EGC). Halim, M.
Suplement Vol 26 No.3 Juli-September 2005.
http://www.harianterbit.com, diakses 2 April 2008. Olson,
http://www.ualr.edu, diakses 2 April 2008. Robertus S.W &Tony
H, http://mikrobia.wordpress.com, diakses 2 April 2008.
Schnurrenberger, P.R. and Hubbert, W.T. Tanpa tahun. Ikhtisar
Zoonosis. Terjemahan oleh Molyono, E. 1991. Penerbit ITB Bandung.
Sunarto, http://www.wikimu.com/News, diakses 2 April 2008. Yun, Y.
2004 http://www.asianresearch.org/articles, diakses 2 April 2008.
Zintzen. P, 2007. http://www.suarapembaruan.com/News, diakses 2
April 2008. Koran Tempo, Desember 2007. Penelitian Pengobatan Ebola
dan Marburg. Sriwijaya Post, Sabtu, 8 April 2006. Mendeteksi Virus
Ebola Lewat Telepon Genggam. hlm 17
http://health.liputan6.com/read/2117585/who-korban-tewas-akibat-ebola-lebih-dari-4000-orangPage
24