Top Banner
1 MAKALAH UTAMA PENGEMBANGAN KOMPETENSI TENAGA PENDIDIK DALAM ERA SUPER SMART SOCIETY 5.0 Zuhdan K. Prasetyo Universitas Negeri Yogyakarta [email protected] ABSTRAK Serasa belum lama gaung era 4.0 di Indonesia atau lebih lengkapnya era revolusi industri 4.0 pada tahun 2012 oleh Jerman, tiba-tiba pada tahun 2019 Jepang menghadirkan era Society 5.0. Secara sederhana, Society 5.0 ataudalam kata lain era Super Smart 5.0 dapat diartikan sebagai suatu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis teknologi (technology based). Pada bidang pendidikan, pemerintah Jepang menugaskan kementerian pendidikan untuk mempersiapkan para siswanya menghadapi masa depan yang tidak diketahui tetapi menggairahkan dengan menciptakan generasi yang akan berperan dalam mewujudkannya. Adapun salah satu ide yang dikembangkan oleh Jepang yaitu mengembangkan kelas menjadi lebih fleksibel, yaitu lebih banyak dukungan diberikan untuk memastikan tidak ada kesenjangan dalam pemahaman. Misalnya, jika seorang siswa lulus kelas lima tetapi tidak berhasil dalam matematika, ia dapat kembali mengambil mata pelajaran matematika di kelas lima hingga keterampilan sepenuhnya dipelajari dan dipahami. Salah satucara yang dapat diterapkan oleh ruang lingkup pendidikan di Indonesia untuk menghadapi era Super Smart 5.0 adalah dengan mempersiapkan generasi muda melalui kompetensi pendidik, Chaerul Tanjung menyarankan kompetensi pendidik harus mampu mewujudkan: 1) perilaku dalam hal nilai/value yang kritis, Inovatif & spiritual; 2) pengetahuan tentang digitalisasi komputer yang memadai; 3) kemampuan kewirusaahan yang peka; dan 4) keterampilan berkolaborasi yang mumpuni dalam kelompoknya. Kata Kunci : Era Super Smart 5.0, Pendidikan, Kompetensi Tenaga Pendidik PENDAHULUAN Serasa belum lama, gaung era 4.0 di Indonesia, lebih lengkapnya era revolusi industri 4.0 (2012, Jerman), tiba tiba Jepang menghadirkan era society 5.0 (2019). Bahkan sampai ada pernyataan, RI Sibuk Kejar Industri 4.0, Jepang Masuki Era Society 5.0. Industri 4.0 memang tidak sampai menghilangkan semua lapangan kerja, walaupun harus diakui bahwa “gangguan/disrupsi” yang muncul akibat darinya belum sempat semua dapat diatasi. Namun hanya mereka yang
10

MAKALAH UTAMA PENGEMBANGAN KOMPETENSI TENAGA …

Oct 21, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MAKALAH UTAMA PENGEMBANGAN KOMPETENSI TENAGA …

1

MAKALAH UTAMA

PENGEMBANGAN KOMPETENSI TENAGA PENDIDIK

DALAM ERA SUPER SMART SOCIETY 5.0

Zuhdan K. Prasetyo

Universitas Negeri Yogyakarta

[email protected]

ABSTRAK

Serasa belum lama gaung era 4.0 di Indonesia atau lebih lengkapnya era revolusi

industri 4.0 pada tahun 2012 oleh Jerman, tiba-tiba pada tahun 2019 Jepang

menghadirkan era Society 5.0. Secara sederhana, Society 5.0 ataudalam kata lain

era Super Smart 5.0 dapat diartikan sebagai suatu konsep masyarakat yang

berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis teknologi (technology

based). Pada bidang pendidikan, pemerintah Jepang menugaskan kementerian

pendidikan untuk mempersiapkan para siswanya menghadapi masa depan yang

tidak diketahui tetapi menggairahkan dengan menciptakan generasi yang akan

berperan dalam mewujudkannya. Adapun salah satu ide yang dikembangkan oleh

Jepang yaitu mengembangkan kelas menjadi lebih fleksibel, yaitu lebih banyak

dukungan diberikan untuk memastikan tidak ada kesenjangan dalam pemahaman.

Misalnya, jika seorang siswa lulus kelas lima tetapi tidak berhasil dalam

matematika, ia dapat kembali mengambil mata pelajaran matematika di kelas lima

hingga keterampilan sepenuhnya dipelajari dan dipahami. Salah satucara yang

dapat diterapkan oleh ruang lingkup pendidikan di Indonesia untuk menghadapi

era Super Smart 5.0 adalah dengan mempersiapkan generasi muda melalui

kompetensi pendidik, Chaerul Tanjung menyarankan kompetensi pendidik harus

mampu mewujudkan: 1) perilaku dalam hal nilai/value yang kritis, Inovatif &

spiritual; 2) pengetahuan tentang digitalisasi komputer yang memadai; 3)

kemampuan kewirusaahan yang peka; dan 4) keterampilan berkolaborasi yang

mumpuni dalam kelompoknya.

Kata Kunci : Era Super Smart 5.0, Pendidikan, Kompetensi Tenaga Pendidik

PENDAHULUAN

Serasa belum lama, gaung era 4.0 di Indonesia, lebih lengkapnya era

revolusi industri 4.0 (2012, Jerman), tiba tiba Jepang menghadirkan era society

5.0 (2019). Bahkan sampai ada pernyataan, RI Sibuk Kejar Industri 4.0, Jepang

Masuki Era Society 5.0. Industri 4.0 memang tidak sampai menghilangkan semua

lapangan kerja, walaupun harus diakui bahwa “gangguan/disrupsi” yang muncul

akibat darinya belum sempat semua dapat diatasi. Namun hanya mereka yang

Page 2: MAKALAH UTAMA PENGEMBANGAN KOMPETENSI TENAGA …

2

berkualifikasi tertentu yang bisa bertahan dalam neghadapi era ini. Satu hal sudah

pasti, bahwa industri 4.0 sudah berlangsung dan kita tidak mungkin menolak atau

menghindarinya. Proses ini akan terus berjalan dan kita pun harus mati-matian

menepis dampak negatifnya. Misalnya, seperti yang dilaporkan Organisasi Buruh

Internasional (ILO), bahwa diproyeksikan negara negara ASEAN, seperti

Indonesia, Filipina, Thailand, Vietnam dan Kamboja akan memindahkan 56

persen pekerjaan ke otomatisasi pada beberapa dasawarsa mendatang. Sedangkan

54 persen pekerja Malaysia terancam kehilangan pekerjaan. Semuanya tampak

suram, kecuali Singapura yang kini penduduknya cuma 5,6 juta orang

(Prasetiantono, 2018).

Seiring dengan itu, kompetisi negara negara ASEAN tersebut di era 4.0

tentu semakin ketat dan bahkan disrupsinya pun semakin membara. Dalam

slogannya, Clayton Christensen (Joni Hermana, 2018), mempopulerkan istilah

disrupsi, yaitu istilah dalam tradisi berpikir bahwa “harus berkompetisi, untuk bisa

menang (for you to win, you’ve got tomake somebody lose)”. Pada kenyataannya

disrupsi terjadi di setiap era Revolusi Industri, baik RI 1.0 maupun 4.0. Disrupsi

di era digital inilah lebih berbahaya, yaitu disrupsi digital terjadi lebih cepat, lebih

sering, dan berdampak lebih besar. Terkait dengan hal ini, lalu kompetensi apa

yang dibutuhkan, walaupun sebagian masyarakat dan pemerintah optimis dalam

menghadapi perubahan akibat RI 4.0 tetapi tetap sebagian besar merasa khawatir

jika gagal beradaptasi terhadap perubahan teknologi ini. Untuk itulah kerangka

kompetensi yang harus disiapkan bagi anak didik kita di Indonesia, menurut

Chaerul Tanjung (Joni Hermana, 2018) adalah

1. Perilaku/ Nilai/Value : Kritis, Inovatif & spiritual

2. Knowledge : komputeri digitalise

3. Competence : Enterpreunership

4. Skills : Kolaboratif dan teamwork

Era RI 4.0 tersebut, cukup dapat mencerminkan perkembangan teknologi yang

luar biasa maju dan disertai dengan disrupsinya. Bagi kita, Indonesia, saat ini

sibuk mengejar industri 4.0, lain bagi pemerintah Jepang, yaitu bahwa kemudian

pilihan apalagi yang harus diupayakan untuk menghadapinya?Demikianlah, ide

Page 3: MAKALAH UTAMA PENGEMBANGAN KOMPETENSI TENAGA …

3

yang dikemukakan oleh pemerintahan Jepang, dan hal inilah yang

melatarbelakangi kelahiran Society 5.0 yang diperkenalkan PM Jepang pada tahun

2019.Oleh karena itu, rasanya tidak berlebihan, jika dalam seminar nasional ini

kita memulai dengan mendiskusikan perihal Era Society 5.0 dan mencari tahu apa

serta bagaimana kompetensi tenaga pendidik harus dikembangkan.

Sekilas Era Industri 4.0

Seperti disebutkan di atas, bahwa gaung Era RI 4.0 baru saja berdengung, tiba tiba

gegap gempita Era RI 5.0 menyeruak di depan kita. Meskipun demikian, ada

baiknya kita ulas kembali tetang RI 4.0, dan revolusi industri sebelumnya untuk

mengingatkan apa dan bagaimana revolusi itu pernah terjadi.Era revolusi industri

4.0, demikianlah era yang kini kita berada di dalamnya. Istilah era ini dikenalkan

sejak 2012, sekaligus menandai perubahan dari satu era ke era yang lain. Secara

umum, dalam sistem pendidikan perubahan era mau tidak mau, harus, diikuti.

Singkat kata perubahan era akan mengubah sistem pendidikan, misalnya

mengubah sub sub sistemnya. Beberapa sub sistem pendidikan, diantaranya SDM,

Kurikulum & Pembelajaran, Sarpras dan lain-lain dengan sendirinya harus

mengikuti/menyesuaikan perubahan tersebut, sebagai akibat perubahan standar

pendidikan karena menyesuikan perubahan itu sendiri.

Perubahan era, dari era RI 1.0 s.d. RI 4.0;

1. Revolusi industri pertama dimulai pada akhir abad ke-18, hal ini ditandai

dengan penemuan mesin uap yang digunakan untuk proses produksi barang.

Mesin uap digunakan sebagai alat tenun mekanis untuk meningkatkan

produktivitas industri tekstil. Peralatan kerja yang awalnya bergantung pada

tenaga manusia dan hewan akhirnya digantikan dengan mesin tersebut.

Akibatnya, banyak orang yang menganggur.

2. Revolusi industri 2.0 terjadi di awal abad ke-20. Revolusi industri ini ditandai

dengan penemuan tenaga listrik. Di akhir 1800-an, mobil mulai diproduksi

secara massal. Revolusi terjadi dengan terciptanya "lini produksi" atau

assembly line yang menggunakan "ban berjalan" atau conveyor belt pada 1913.

Hal ini mengakibatkan proses produksi berubah total karena untuk

menyelesaikan satu mobil, tidak diperlukan satu orang untuk merakit dari awal

Page 4: MAKALAH UTAMA PENGEMBANGAN KOMPETENSI TENAGA …

4

hingga akhir. Revolusi industri kedua ini juga berdampak pada kondisi militer

pada perang dunia II. Ribuan tank, pesawat, dan senjata diciptakan dari pabrik-

pabrik yang menggunakan lini produksi dan ban berjalan. Hal ini terjadi karena

adanya produksi masal (mass production).

3. Awal tahun 1970 ditengarai sebagai perdana kemunculan revolusi industri 3.0

yang dimulai dengan penggunaan elektronik dan teknologi informasi guna

otomatisasi produksi. Debut revolusi industri generasi ketiga ditandai dengan

kemunculan pengontrol logika terprogram pertama (PLC), yakni modem 084–

969. Sistem otomatisasi berbasis komputer ini membuat mesin industri tidak

lagi dikendalikan manusia.

4. Tahun 2018 menjadi awal zaman revolusi industri 4.0. Industri 4.0 adalah

industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi siber.

Ini merupakan tren otomatisasi dan pertukaran data dalam teknologi

manufaktur. Pada era ini, industri mulai menyentuh dunia virtual, berbentuk

konektivitas manusia, mesin dan data, semua sudah ada di mana-mana. Istilah

ini dikenal dengan nama Internet of Things (IoT).

Gambar 1. Sejarah Revolusi Industri

(sumber: https://miro.medium.com/max/980/0*o9Tc8OKw6yGI9P5D)

Page 5: MAKALAH UTAMA PENGEMBANGAN KOMPETENSI TENAGA …

5

Dalam dunia pendidikan di Indonesia khususnya, era revolusi industri 4.0 ini

mengharuskan pendidik (sebagai bagian sub sistem pendidikan, SDM)

menyesuaikan perubahan terebut. Perubahan yang terjadi di era RI 4.0,

sedemikian rupa menjadi salah satu tantangan yang dihadapi para pendidik saat ini

untuk kehidupan masa depan.

Era Society 5.0 dan Pengembangan Kompetensi Pendidik di Eranya

Era Society 5.0 ini disebut pula sebagai super-smart society, sebagaimana nama

itu diberikan kepada masing masing era revolusi industri (RI) sebelumnya, yaitu

RI 1 – disebut Hunter-gatherer society; RI 2 – disebut Agrarian society; RI 3 –

disebut Industrial society; dan RI 4 – disebut Information society. Kita perlu

mengenal dengan pasti Asbābun Nuzūl istilaf eraSociety 5.0 agar dapat membantu

memahami makna dan memberikan dasar yang kukuh dalam menyelami

maknanya.

Super-smart society, RI – 5.0, muncul karena perkembangan teknologi

yang begitu cepat, yang laju terjadinya inovasi baru semakin cepat. Ternyata bagi

Jepang, yang telah maju teknologinya menghadapi berbagai masalah dan negara

itu dengan bekal kemajuan teknologi yang dikuasainya akan berusaha

menyelesaikannya. Permasalahan apa yang pemerintah Jepang hadapi,

diantaranya terutama pada kenyataan, bahwa (Abe, Shinzo. 2020):

1. Jumlah penduduk usia tua semakin banyak,

2. Tenaga buruh ahli ketersediaannya semakin kecil, dan

3. Meningkatnya biaya perawatan infra struktur.

Solusi apa yang akan ditempuh? Permasalahan inilah yang kemudian ditawarkan

solusinya oleh pemerintah Jepang pada Juni tahun 2019 (Pemerintah Jepang,

2020) dan dilanjutkan penawaran ide ini, yaitu Super-smart society, RI – 5.0, oleh

PM Jepang pada forum pertemuan Ekonomi Dunia di Davos Swiss. Ide yang

meraka tawarkan berupa rincian strategi yang diantaranya untuk memenuhi ambisi

mereka dalam mendigitalisasi seluruh aspek kehidupan, yaitu penggunaan

teknologi baru untuk menyelesaikan masalah sosial dan ekonomi.

Page 6: MAKALAH UTAMA PENGEMBANGAN KOMPETENSI TENAGA …

6

Upaya mendigitalisasi seluruh aspek kehidupan, menuju kehidupan berbasis

industri digital, memerlukan beberapa teknologi yang menjadi unsur utamanya

(Development & Security, 2020), yaitu:

1. Internet of Things (IoT), IoT merupakan konsep dimana suatu alat fisik atau

mesin yang terkoneksi dengan jaringan internet mampu mentransfer data

tanpa memerlukan bantuan manusia.

2. Big Data (BD), BD merupakan istilah untuk mendeskripsikan volume

informasi yang terukur dan besar, baik yang terstruktur maupun tidak

terstruktur, yang bisa disusun, diolah, dianalisa, dan disimpan.

3. Argumented Reality (AR), AR meruoakan teknologi yang mengkolaborasikan

benda maya baik dua atau tiga dimensi ke dalam sebuah lingkup nyata tiga

dimensi kemudian memproyeksikannya dalam waktu nyata.

4. Cyber Security (CC), CC adalah aktifitas dalam upaya meningkatkan

keamankan informasi untuk mencegah adanya cyberattack. Cyberattack

merupakan aktifitas disengaja yang menargetkan sistem informasi untuk

merusak, mengubah atau mencuri ketersedian informasi, integritas (integrity),

dan kerahasiaan (confidentiality).

5. Artificial Intelegence (AI), AI merupakan teknologi komputer yang

memungkinkan mesin yang memiliki kecerdasan mirip manusia. Mulai dari

melaksanakan tugas serta mengambil keputusan dengan tepat tanpa bantuan

manusia. Artificial intelegence mampu mempelajari dan menganalisis data

secara berkesinambungan. Kemampuan memprediksinya akan semakin baik

apabila data yang diterima semakin banyak.

6. Additive Manufacturing (AM), AM adalah teknologi percetakan 3D yang

digunakan oleh industri manufaktur.

7. Integrated System (IS), IS adalah serangkaian proses yang menghubungkan

sistem komputer dan software secara fisik dan fungsional. integrated system

ini akan menyatukan antar komponen sub sistem dalam sebuah sistem agar

setiap bagiannya bisa berfungsi layaknya kesatuan sistem.

8. Cloud Computing (ClC), ClC, atau komputasi awan merupakan teknologi

yang menggunakan internet sebagai pusat pengelolaan, penyimpan data dan

Page 7: MAKALAH UTAMA PENGEMBANGAN KOMPETENSI TENAGA …

7

aplikasi. Teknologi ini memungkinkan para pengguna memperoleh hak untuk

mengakses atau menjalankan program melalui komputer dan jaringan internet

tanpa instalasi.

Melalui Society 5.0, kecerdasan buatan (AI) akan mentransformasi big data pada

segala sendi kehidupan serta The Internet of Things (ToT) akan menjadi suatu

kearifan baru, yang akan didedikasikan untuk meningkatkan kemampuan manusia

membuka peluang-peluang bagi kemanusiaan. Transformasi ini akan membantu

manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna. Secara sederhana,

Society 5.0 dapat diartikan sebagai suatu konsep masyarakat yang berpusat pada

manusia (human-centered) dan berbasis teknologi (technology based). Contoh

aplikasi yang akan diterapkan oleh pemerintah Jepang dengan adanya konsep

peradaban baru ini diantaranya sebagai berikut.

a) Permasalahan tingginya generasi tua yang membutuhkan biaya pengobatan

serta pelayanannya tinggi, diatasi dengan memanfaatkan data medical records

untuk membantu mempercepat penanganan kesehatan dan memanfaatkan

teknologi dengan membuat sistem remot untuk pelayanan kesehatan.

b) Minimnya ketersediaan tenaga buruh ahli dan tingginya biaya perawatan

infrastruktur, mereka atasi di era ini dengan menggunakan AI dan robot

sebagai perawat sensor. AI dan robot akan digunakan untuk membantu

pemeliharaan infrastruktur, seperti: jalan, terowongan, jembatan dan

infrastruktur lainnya.

Bagaimana Jepang mempersiapkan diri untuk Masyarakat 5.0.

Masyarakat 5.0 adalah visi Jepang untuk masa depan. Ini adalah masyarakat super

pintar di mana teknologi seperti BD, IoT, AI, dan robot menyatu ke dalam setiap

industri dan di semua segmen sosial. Harapannya adalah bahwa revolusi informasi

ini akan dapat memecahkan masalah yang saat ini tidak mungkin diselesaikan,

serta membuat kehidupan sehari-hari lebih nyaman dan berkelanjutan."Inti dari

Society 5.0 adalah memungkinkan untuk dengan cepat memperoleh solusi yang

paling sesuai yang memenuhi kebutuhan setiap individu," kata Perdana Menteri

Jepang Shinzo Abe pada Konferensi Internasional Masa Depan Asia pada 2017

(Pemenrintah Jepang, 2020). Di bidang pendidikan, pemerintah Jepang

Page 8: MAKALAH UTAMA PENGEMBANGAN KOMPETENSI TENAGA …

8

menugaskan kementrian pendidikan untuk mempersiapkan para siswanya

menghadapi masa depan yang tidak diketahui tetapi menggairahkan, menciptakan

generasi yang akan berperan dalam mewujudkannya. Oleh karena itu, Jepang

sebagai salah satu masyarakat paling maju di dunia dalam teknologi ini, wajar jika

kemudian menjadi perhatian besar di seluruh dunia. Diantaranya, ide yang

dikemukakan oleh menteri pendidikan Jepang, Yoshimasa Hayashi, bahwa "Kita

harus memberikan siswa keterampilan untuk bertahan hidup dalam masyarakat

yang berubah itu dan mempersiapkan mereka untuk memimpin perubahan itu,".

Hayashi, yang juga menteri kebudayaan, olahraga, sains dan teknologi,

mempertimbangkan bagaimana menyesuaikan sistem pendidikan Jepang untuk

memenuhi kebutuhan dan nilai-nilai masyarakat 5.0 dari tingkat sekolah dasar

hingga universitas. Jepang, untuk mempersiapkan siswa mereka dalam

menghadapi perubahan teknologi yang cepat, kuncinya adalah fokus pada

kekuatan manusia, man behind the technology. Kata Hayashi, selanjutnya, bahwa

“Di era Google, orang tidak perlu lagi menghafal setiap fakta. Banyak tugas saat

ini yang paling baik dilakukan oleh komputer, seperti dengan munculnya kasus

Covid-19 yang menyebabkan beberapa perguruan tinggi di Indonesia

mengalihkan perkuliahan hannya melalui media online, daring. Oleh karena itu,

kata Hayashi selanjutnya, bahwa “Penekanannya harus pada keterampilan

manusia seperti komunikasi, kepemimpinan dan daya tahan, serta keingintahuan,

pemahaman dan keterampilan membaca.” Untuk mewujudkannya ide itu, menteri

pendidikan Jepang mengatakan ada perubahan radikal yang bisa menjadi kritis.

Jika berhasil, perubahan itu akan relevan dengan sistem pendidikan tradisional di

seluruh dunia dan menempatkan Jepang sebagai model mengajar di zaman

teknologi tinggi ini. Kembangkan kelas menjadi lebih fleksibel, yaitu lebih

banyak dukungan diberikan untuk memastikan tidak ada kesenjangan dalam

pemahaman. Misalnya, jika seorang siswa lulus kelas lima tetapi tidak berhasil

dalam matematika, ia dapat kembali mengambil mata pelajaran matematika di

kelas lima hingga keterampilan sepenuhnya dipelajari dan dipahami. “Sekitar

kelas lima, enam dan tujuh keterampilan dasar seharusnya disempurnakan, yaitu

sebagai fondasi semuanya. Jika Anda tidak memiliki keterampilan membaca dan

Page 9: MAKALAH UTAMA PENGEMBANGAN KOMPETENSI TENAGA …

9

ketika Anda belajar sejarah, fisika atau kimia, Anda tidak memahami definisinya,

maka Anda akan hilang, "kata Hayashi.

PENUTUP

Demikianlah, diskusi kita perihal Era Society 5.0 yang digagas pertama

kali oleh pemerintah Jepang. Mengacu pada ide tentang masyarakat super smart

di era masyarakat 5.0, maka kini kita tahu kompetensi apa serta bagaimana

kompetensi tenaga pendidik kita harus dikembangkan. Problem yang dihadapi

jepang di era indusri komunikasi, sehingga muncul gagasan masyarakat super

smart 5.0, yaitu:(1) Jumlah penduduk usia tua semakin banyak, (2) Tenaga buruh

ahli ketersediaannya semakin kecil, dan (3) Meningkatnya biaya perawatan infra

struktur; hampir dapat dipastikan berbeda dengan yang dihadapi masyarakat

Indonesia. Namun demikian, akar permasalahannya hampir dipastikan sama yaitu

berawal dari problem menghadapi era indusri komunikasi 4.0. Sehingga tidak

berlebihan jika cara yang tepat masuk ke dalam masyarakat super smart 5.0,

adalah dengan mempersiapkan generasi muda melalui kompetensi pendidik,

seperti yang disarankan Chaerul Tanjung (dalam Joni Hermana, 2018), yaitu yang

mampu mewujudkan pertama perilaku dalam hal nilai/value yang kritis, Inovatif

& spiritual; Kedua pengetahuan tentang digitalisasi komputer yang memadai;

Ketiga kemampuan kewirusaahan yang peka; dan keempat keterampilan

berkolaborasi yang mumpuni dalam kelompoknya.

REFERENSI

Abe, S. (2020). Japan Prime Minister.

https://www.globaljapan.world/article/japan-leads-world-in-education-for-

society-5-0/17.05 4/3/2020.

Anonim. (2019). https://miro.medium.com/max/980/0*o9Tc8OKw6yGI9P5D.

Prasetiantono, A. T. Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik UGM;

Faculty Member Bank Indonesia Institute.

https://psekp.ugm.ac.id/2018/04/10/revolusi-industri-4-0/16.55 4/3/2020.

Development & Security. 2020. https://idcloudhost.com/mengenal-apa-itu-era-

revolusi-industri-4-0-dampak-dan-mengatasinya/11.35 5/3/2020.

Page 10: MAKALAH UTAMA PENGEMBANGAN KOMPETENSI TENAGA …

10

Hermana, J. 2018. Kompetensi yang Dibutuhkan Pada Era Disrupsi IR 4.0,

Konaspi di UNP Padang.http://www.Kompetensi yang Dibutuhkan pada Era

Disrupsi IR 4.0 Konaspi.

Pemerintah Jepang. (2020). https://www.globaljapan.world/article/japan-leads-

world-in-education-for-society-5-0/17.05 4/3/2020.