URGENSI AL-QURAN DALAM PENGEMBANGAN SAINS &
TEKNOLOGI[footnoteRef:1] [1: Disampaikan pada Acara Orientasi Islam
untuk Disiplin Ilmu (IDI) UIN Alauddin Makassar pada tanggal 03 08
Desember 2012 di Samata, Makassar.]
Oleh: Drs. Sulaiman Gosalam, MSi.[footnoteRef:2] [2: Staf
pengajar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas
Hasanuddin, Kepala Laboratorium Mikrobiologi Laut FIKP- Unhas]
PENDAHULUANAl-Quran sebagai kitab suci umat Islam harus
difungsikan dalam kehidupan sehari-hari, agar tidak terjadi
kesenjangan antara norma-norma Al-Quran dengan sikap dan tingkah
laku kaum muslimin pada umumnya serta para ilmuwan muslim pada
khususnya.Ilmuwan adalah orang yang memiliki ilmu berasal dari kata
ilmi, menurut makna leksikal Arab berarti saintisme, saintifik,
terpelajar, kesarjanaan dan akademik. Ciri khusus (karakteristik)
seorang ilmuwan adalah:1. Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah
dan selalu menegakkan keadilan, sebagaimana disebutkan dalam
Al-Quran Surah Ali Imran (3) ayat 18:Allah menyatakan bahwa tidak
ada Tuhan selain Dia, (demikian pula bersaksi) para malaikat dan
orang berilmu yang menegakkan keadilan, bahwa tidak ada Tuhan
selain Dia, Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.2. Senantiasa
memperhatikan fenomena alam dan dinamika kehidupannya, serta
khusyu, tunduk dan takut hanya kepada Allah Azza Wa Jalla (QS.
Fathir (35) ayat 27 dan 28): Tidakkah kamu perhatikan bahwasanya
Allah menurunkan hujan dari langit, lalu Kami hasilkan dengan hujan
itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara
gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka
macam warnanya dan ada pula yang hitam pekat. Dan demikian (pula)
di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang
ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya
hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.3. Senantiasa berdzikir dalam setiap keadaan dan berfikir
pada ciptaan Allah SWT di langit dan di bumi untuk kemaslahatan
ummat (mengembangkan Imtaq dan Iptek), sebagaimana firman Allah SWT
dalam Al-Quran Surah Ali Imran (3) ayat 191:(yaitu) orang-orang
yang senantiasa mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam
keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaa langit
dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah
kami dari siksa neraka.
APA ITU IPTEK/ SAINTEK?Ilmu pengetahuan adalah knowledge/ ilmu
pengetahuan secara umum, sedangkan sains adalah ilmu pengetahuan
kealaman (natural sciences), yaitu ilmu pengetahuan mengenai alam
dengan segala isinya. Ilmu pengetahuan kealaman, dapat dibagi
menjadi ilmu kehidupan (life science), yaitu ilmu pengetahuan
mengenai makhluk hidup di alam, serta ilmu kebendaan (physical
sciences), yaitu ilmu pengetahuan mengenai benda mati di alam.
Sedangkan teknologi adalah ilmu tentang penerapan ilmu pengetahuan
alam untuk memenuhi suatu tujuan. Selanjutnya, ilmu pengetahuan
dapat dirumuskan sebagai himpunan sebab akibat yang disusun secara
sistematis dari pengamatan, percobaan dan penalaran. Ilmu
pengetahuan diawali oleh rasa ingin tahu mengenai kejadian di
sekeliling kita, yang dilanjutkan dengan mempertanyakannya secara
tidak putus-putus dalam rangka memahami kejadian yang belum kita
ketahui. Keingintahuan itu dilaksanakan melalui pengamatan
percobaan dan penalaran. Gejala alam sekitar kita, baik yang hidup
seperti manusia, binatang dan tumbuhan maupun benda mati, seperti
batu, gunung, lautan, angin, bintang, matahari, kita amati untuk
memahaminya. Pengamatan tersebut dapat dilakukan lebih cermat
dengan mengadakan pengukuran atau cara pengumpulan data lain.
Apabila gejala tidak ada, untuk mengkajinya dapat ditimbulkan
gejala melalui percobaan. Percobaan bertujuan untuk menimbulkan
gejala dalam lingkungan yang terkendali. Data yang dikumpulkan dari
pengamatan dan percobaan selanjutnya dianalisis dengan metode
ilmiah untuk memperoleh kesimpulan yang masuk akal, yang dapat
diterima secara nalar.
Fungsi Al-Quran yang Terkait Dengan SaintekUmmat Islam meyakini
bahwa agama lslam itu adalah agama Allah yang sempurna. al-Quran
adalah kitabullah yang berisi petunjuk dan pedoman yang lengkap
untuk memimpin seluruh segi kehidupan manusia ke arah kebahagiaan
yang hakiki dan abadi. Kita yakini bahwa al-Quran juga mengandung
ayat-ayat yang dapat dijadikan pedoman (meskipun hanya secara garis
besar) dalam pengembangan ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi
dalam rangka mempertebal keimanan dan meningkatkan kesejahteraan
manusia.Al-Quran sebagai petunjuk/pedoman hidup manusia,
mengajarkan dasar-dasar dan mengarahkan perkembangan Saintek menuju
muaranya yang hakiki. Yaitu yang dapat membawa kemanfaatan dan
kemudahan dalam hidup dan kehidupan manusia serta dapat membawa
kepada ketaatan dan kepatuhannya kepada Kholiknya.Perkembangan
Saintek dewasa ini sangat cepat. Perkembangan menyangkut kebutuhan
manusia sehari-hari, sehingga perkembangannya membawa perubahan
pola hidup manusia dengan cepat pula.
Obyek Ilmu Pengetahuan (Sains)Semua makhluk merupakan obyek yang
layak untuk diriset. Jumlah makhluk Allah yang tersebar di alam
semesta tidak dapat dihitung. Jika masing-masing makhluk tekandung
di dalamnya ilmu pengetahuan tentang makhluk itu berarti jumIah
ilmu pengetahuan juga tak dapat dihitung.Jika jumlah ilmu
pengetahuan yang ada sejak dulu sampai sekarang masih dapat
dihitung berarti manusia masih memiliki peluang yang sangar besar
untuk memperoleh ilmu pengetahuan baru sebanyak makhluk yang
diciptakan oleh Allah SWT. Demikian pula karena teknologi bersifat
selalu mengiringi dan mengimbangi terhadap ilmu pengetahuan, maka
jumlah teknologi yang perlu ada juga tak dapat dihitung.
Al-Quran Sebagai Wujud Produk Saintek Allah SWTAl-Quran
merupakan produk Saintek Allah yang diturunkan kepada manusia untuk
menuntun manusia akan jalur-jalur riset yang perlu ditempuh,
sehingga manusia memperoleh hasil yang benar. Di sini fungsi
al-Quran sebagai hudan memberikan kecerahan pada akal manusia,
sehingga manusia merasa lapang di hadapan Allah yang Maha Luas.
Kebenaran hasil riset ini dapat diukur dari kesesuaian antara akal
dengan naql. Kerja akal yang sesuai dengan naql ini dapat
dikategorikan sebagai ibadah kepada Allah SWT dan sekaligus turut
mengisi definisi ijtihad dalam arti umum yang memiliki nilai yang
sangat besar sebagaimana yang dikatakan oleh Ali R.A. Berpikir satu
saat lebih baik daripada beribadah selama 1 tahun.Oleh sebab itu,
usaha terus menerus untuk mengkaji al-Quran perlu dilakukan dan
bahkan hukumnya menjadi fardlu 'ain bagi setiap ilmuwan yang akan
meriset terhadap alam semesta, menciptakan produk teknologi
merupakan hasil kerja dari orang-orang yang taat kepada tata tertib
al-Quran. Al-Quran juga merupakan sumber permasalahan yang layak
untuk diriset. Yang dimaksud di sini bukan al-Qurannya itu sendiri
yang diriset, namun permasalahan riset dapat saja muncul setelah
orang membaca dan mengkaji al-Quran. Metode ini termasuk jenis
induktif. Selain itu Islam juga mempersilakan kepada para periset
untuk menggunakan metode deduktif (yang sesungguhnya dalam ayat
lain hal ini termasuk juga pada deduksi al-Quran). Oleh sebab itu
jika periset merupakan orang yang beriman maka tidak ada masalah
untuk menggunakan metode riset, apakah itu induktif atau
deduktif.Di atas dijelaskan bahwa al-Quran merupakan karya Allah.
Saintek ini dalam tingkatannya dapat dikategorikan sebagai
teknologi tingkat I. Teknologi yang diciptakan manusia beriman
merupakan derivasi dari teknologi pertama dan disebut sebagai
teknologi tingkat II. Ilmuwan tidak beriman menciptakan alat
teknologi, dan menempatkannya dalam urutan teknologi tingkat I. Ini
merupakan kekeliruan karena akan memberikan akibat lain pada model
ilmuwan. Orang yang tak beriman akan mengagungkan teknologi,
bersikap arogan dan jika diteruskan akan bermuara kepada penuhanan
kepada diri sendiri. Jelaslah bahwa hasil teknologi yang demikian
itu tidak dapat dimasukkan dalam wilayah ibadah kepada Allah swT.
Firman Allah dalam surat al-A'raf (7) ayat 146:Aku akan memalingkan
orang-orang yang memalingkan diri di muka bumi tanpa alasan yang
benar dari ayat-ayat-Ku.
Berikut ini beberapa integrasi ayat-ayat al-Quran dalam ilmu
Sains dan Teknologi: 1. Ilmu sains dan teknologi dimulai dengan
pengembangan Budaya Baca (Iqra), kajilah Kitab Bacaan al-Quran
surah al-Alaq (96): 1-52. Al-Quran diturunkan untuk menjelaskan
segala sesuatu (secara global), kajilah QS. ................
(Tibyanu li kulli syain)3. Penciptaan langit dan bumi tidak
main-main/ sia-sia, ada hikmah di antara keduanya, kajilah QS.
21:16, 38:27, 3:190-191.4. Perintah mengadakan penelitian/mengamati
apa yang ada di langit dan di bumi, kajilah QS. Yunus (10):101.5.
Ekosistem alam rusak akibat perbuatan manusia QS. 30:40, ada yang
membantah tentang (keesaan) Allah QS. 31:20.6. Al-Quran mendorong
saintis dan teknokrat untuk meneliti, mengamati dan menemukan suatu
yang belum pernah ditemukan para ahli sebelumnya, QS. 18:109,
50:6.7. Fisika: QS. 13:12, 10:5 kilat, cahaya, sinar dan hisab8.
Perkapalan: QS. 17:66-67; 42:32-34; 45:129. Kelautan QS. 55:19-20;
25:53; 10:22; 38:37; 52:6; 35:12; 24:40; 82:3; 81:610. Awan/
meteorologi& geofisika QS. 2:16411. Geografi/geologi QS. 13:3;
21:31; 74:17; 88:19-20; 27:8812. Luar angkasa QS. 55:33; 71:15;
6:125.13. Teori Big Bang QS. 21:3014. Teori Atom QS. 10:6115.
Embriologi QS. 23:14; 39:6; 52:616. Biologi Laut: -Bangkainya pun
halal QS. 5:96, -Ikan QS. 20:7717. Orang yang berilmu dapat
memahami perumpamaan-perumpamaan dari Allah QS. 29:43.18. Astrologi
QS. 15:16-18; 85:1; 86:3; 6:9719. Pertanian QS. 7:57; 87:2-5;
6:5920. Gravitasi QS. 22:6521. Perikanan QS. 16:1422. Pengairan QS.
67:30; 23:1823. Farmasi/obat-obatan QS. 16:68-6924. Peternakan QS.
16:66; 24:4525. Penciptaan langit tujuh lapis dan seimbang QS.
67:3-426. Penciptaan segala sesuatu dan pertumbuhannya dengan
ukuran-ukuran yang tepat QS. 25:2; 15:1927. Setelah mempelajari/
mendapatkan ilmu, mengucapkan AlhamdulilLah QS. 27:15
Mengkaji Saintek Adalah MengajiJika mendengar istilah mengaji
maka akan terbayang oleh kita adanya banyak anak-anak kecil yang
setiap hari pergi ke seorang ustadz, membaca Al-Quran atau belajar
ilmu-ilmu agama di hadapannya dalam suasana yang menyejukkan, dan
membawa kerinduan untuk dapat melaksanakannya secara kontinyu.
Anak-anak selalu taat kepada ustadznya dan sampai besar anak-anak
ini akan selalu mengenangnya.Al-Quran merupakan representasi
(wakilan) dari alam semesata beserta isinya. Jika orang membaca
al-Quran secara tekstual saja telah dikategorikan mengaji, maka
membaca al-Quran secara kontekstual dengan cara mempelajari
kandungan-kandungan al-Quran, yang ditopang dengan beberapa
literatur pendukung dan ditinjau dari beberapa disiplin ilmu,
adalah suatu hal yang lebih layak bahwa demikian itu disebut pula
sebagai mengaji. Oleh karena itu, baginya berhak memperoleh pahala
dari Allah. Demikian pula bagi orang yang menerjemahkan ilmu
pengetahuan itu ke dalam produk teknologi atau membuat karya nyata,
maka ia telah melakukan amal shaleh dan baginya berhak memperoleh
pahala dari Allah SWT, sebagaimana firman-Nya dalam surat
al-Zalzalah (99) ayat 7:
Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, maka dia akan
melihatnya.
Teknologi dalam Islam bukan tujuan, tetapi sebagai alat yang
digunakan untuk meneropong terhadap ayat-ayat Allah. Semakin maju
teknologi, semakin banyak informasi yang
diperoleh.Penemuan-penemuan baru akan semakin membantu kepada orang
Islam untuk lebih mudah mengagungkan Allah sehingga baginya
benar-benar bahwa Allah itu Maha Besar dan sebaliknya manusia
merupakan makhluk yang amat kecil. Dengan demikian, diharapkan akan
semakin memperbesar peran manusia sebagai khalifah Allah di
permukaan bumi yakni memakmurkan bumi dan mengusahakan
kesejahteraan bagi segenap penghuni bumi. Hasil riset yang demikian
ini akan melampaui hasil riset yang tidak mendasarkan pada filosofi
mengaji.
Landasan Filosofi Dalam SaintekDari sisi ilmu pengetahuan, maka
al-Quran merupakan peletak landasan filosofi manusia dalam
memandang dan memahami alam semesta. AI-Quran merupakan rumus
(formula) baku dan alam semesta dengan segala perubahannya
merupakan persoalan yang layak dan perlu dijawab.Al-Quran merupakan
kamus alam semesta. Solusi tentang teka-teki alam semesta akan
terselesaikan dengan benar jika digunakan formula yang tepat yaitu
al-Quran. Dengan demikian ayat-ayat kauniyah dan ayat-ayat
quraniyah akan berjalan secara pararel dan seimbang. Ilmu
pengetahuan seperti ini jika menjelma menjadi teknologi maka akan
menjadikan teknologi itu berbasiskan al-Quran atau teknologi yang
quranik. Metode seperti ini disebut induksi al- Quran.Pada kondisi
yang lain, tidak menutup kemungkinan bahwa dengan melalui proses
deduksi yaitu pengamatan terhadap alam semesta, maka akan
dihasilkan kesimpulan yang mengarah kebenaran al-Quran. Banyak
ayat-ayat al-Quran yang menyinggung rentang pengembangan Iptek.
seperti wahyu pertama menyuruh manusia untuk membaca, menulis,
melakukan penelitian dengan dilandasi iman dan akhlak yang
mulia.Selanjutnya mengenai perintah untuk melakukan penelitian
(suatu kegiatan yang sangat penting di dalam pengembangan sains),
secara umum dapat dilihat antara Iain dalam firman-Nya pada surat
Yunus, ayat 101:Katakanlah Muhammad: Lakukanlah nazhor (penelitian
menggunakan metode ilmiah). Mengenai apa-apa yang ada di langit dan
di bumi.
Sedangkan yang lebih rinci dibaca dalam surar al-Ghosyiyah, ayat
17-20:Apakah mereka tidak memperhatikan (melakukan nazhor) onta,
bagaimana ia diciptakan. Dan di langit, bagaimana ia ditinggikan.
Dan gunung, bagaimana ia ditancapkan. Dan bumi, bagaimana ia
dihamparkan.
Menurut Prof. A. Baiquni dengan diikutinya perintah dan petunjuk
al-Quran ini, maka muncullah di lingkungan ummat Islam suatu
kegiatan observasional yang disertai dengan pengukuran sehingga
ilmu tidak lagi bersifat kontemplatif belaka, seperti yang
berkembang di lingkungan bangsa Yunani melainkan mempunyai ciri
empiris sehingga tersusunlah dasar-dasar sains. Penerapan metode
ilmiah ini, yang terdiri atas pengukuran teliti pada observasi dan
penggunaan pertimbangan yang rasional, telah mengubah astrologi
menjadi astonomi. Karena itu telah menjadi kebiasaan para pakar
untuk menulis hasil penelitiannya dan menguji penelitian orang
lain, sehingga tersusunlah himpunan rasionalitas kolektif insani
yang dikenal sebagai sains (ilmu pengetahuan).Beberapa contoh lain
ayat-ayat yang berkenaan dengan sains, seperti pada surat Yasin,
ayat 36 :Maha suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan
semuanya, baik dari pada yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri
mereka sendiri maupun dari apa yang tidak (belum) mereka
ketahui.
Dari surah Yasin ini dinyatakan bahwa Allah SWT menciptakan
makhluk-Nya secara berpasang-pasangan, seperti ada siang dan malam
(QS. Ali Imran: 190), positif dan negatif, wanita dan pria sampai
pada makhluk elementer seperti elektron yang bermuatan negatif, dan
positron yang bermuatan positif. Terjadinya pasangan elektron dan
positron, yang di dalam fisika inti dikenal dengan pembentukan
pasangan ion (ion pair production) di mana peristiwa ini
diterangkan apabila radiasi gelombang elektron magnetik yang
mempunyai tenaga di atas atau sama dengan 1.02 Mev mendekati inti
atom suatu materi, maka tiba-tiba radiasi tersebut lenyap dan
kemudian muncullah elektron dan positron yang berhenti atau
bergerak dengan kecepatan yang besarnya tergantung dari tenaga
radiasi yang datang mendekati inti atom tersebut. Akhir dari ayat
ini berbunyi :
Dan dari apa yang mereka belum ketahui,Dapat diartikan sebagai
perintah untuk melakukan penelitian, karena dengan melakukan
penelitian hal-hal yang tadinya belum terungkap menjadi terungkap.
Mengenai ciptaan yang berpasang-pasang ini juga dapat dilihat pada
surat adz-Dzariyat, ayat 49:Dan dari segala sesuatu Kami (Allah)
ciptakan berpasang-pasangan agar supaya kamu ingat (akan kekuasaan
dan kebenaran AIIah).
Kemudian dalam surat al-Mulk, ayat 3 dan 4, Allah
berfirman:(Allah) yang telah menciptakan tujuh langit
berlapis-Iapis. Kamu sekali-kali tidak akan melihat pada ciptaan
Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka ulangilah
pandangan-mu adalah kamu melihat sesuatu yang tidak seimbang?
Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatan-mu akan kembali
kepada-mu dengan tidak menemukan sesuatu yang cacat dan
penglihatan-mu itupun dalam keadaan payah.
Di dalam kedua ayat ini dan hukum-hukum yang diletakkannya dan
yang dikenal dengan sunnatullah itu. Di situ dapat disimpulkan
bahwa alam semesta ini sangat kokoh, teratur rapi dan harmonis
serta seimbang. Orang yang menguasai Iptek akan dengan mudah
memahami bahwa benda-benda langit tersebut saling bergerak. Isaac
Newton dan Kepler, yang bukan Muslim, yang justru mengemukakan
orang dengan mudah memahami dan menerangkan sunnatullah ini. Dengan
kemurahan-Nya, Allah berjanji tidak akan mengubah-ubah sunnatullah
tersebut dengan Firman-Nya:Sebagai sunnatullah yang telah berlalu
semenjak dahulu kala, kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan
perubahan bagi sunnatullah itu. (QS. al-Ahzab: 62)
Dengan sunnatullah yang tidak berubah-ubah itu maka memberi
kesempatan dan kemudahan bagi manusia untuk mempelajari dan
memanfaatkannya.Tentang benda-benda langit yang selalu bergerak
akan membawa pada suatu teori jagad raya yang berkembang (Expanding
Universe). Allah berfirman dalam surat adz-Dzariat, ayat 47:Dan
langit itu Kami (Allah) bangun dengan kekuatan dan sungguh Kami
(Allah) mengembangkannya.
Kemudian dalam surat al-Hijr, ayat 16, Allah berfirman:Dan
sungguh telah Kami (AIIah ciptakan di langit galaksi-galaksi, dan
Kami (Allah) hiasi langit tersebut bagi orang yang memandangnya
(melakukan nazhor).
Di jagad raya ini berisi bermilyar-milyar galaksi. Orang
menemukan angka 100 milyar galaksi, dan masing-masing galaksi
berisi 100 milyar bintang (matahari kita merupakan satu dari 100
milyar bintang tersebut). Bila diamati dengan teleskop yang paling
mutakhir, galaksi-galaksi tersebut bergerak saling menjauhi satu
sama lain dengan kecepatan yang tinggi. Makin jauh dari bumi,
galaksi tersebut bergerak dengan kecepatan yang makin tinggi pula.
Kemudian dalam surat al-Baqarah, ayat 74, Allah berfirman:Dan
diantaranya (batu tersebut) ada yang meluncur jatuh karena takut
kepada Allah. Di sini takut kepada AIIah dapat diartikan sebagai
tunduk kepada hukum-hukum Allah atau sunnatullah. Ayat ini mirip
dengan ayat Kauniyah yang dialami oleh Isacc Newton pada abad ke-I7
yaitu ketika Newton kejatuhan buah apel waktu duduk di bawah pohon
apel. Newton berpikir mengapa buah apel ini meluncur ke bawah,
tidak ke samping atau ke atas. Dari berpikirnya itu kemudian
diketemukan hukum gravitasi yang menyebabkan semua benda di bumi
ini memiliki berat. Karena yang menemukan hukum gravitasi ini
adalah Newton, maka sebagai penghormatan, hukum gravitasi ini
dinamakan Hukum Gravitasi Newton.
Al-Quran Sebagai Prediktor Beberapa ayat al-Quran menyatakan
ramalannya kejadian pada masa yang akan datang baik masa yang jauh
maupun masa yang dekat, yang sebagian besar merupakan mata rantai
sebab akibat (kausalitas). Oleh sebab itu jika sebab ini yang
merupakan data-data dapat dirunut oleh manusia secara komprehensif,
maka akibat yang ditimbulkan kelak akan dapat diketahui sebelum
terjadi dengan intensitas keyakinan yang cukup tinggi. Berbeda
dengan keyakinan yang dimiliki oleh orang awam yang tidak disertai
dengan data-data. Dari sini, manusia dapat menghindarkan diri dari
akibat, jika rentetan sebab itu mengarah kepada akibat jelek dan
menyongsong akibat rentetan sebab itu mengarah kepada akibat yang
baik. Jika akibat terjadi pada masa yang dekat dari sebab, maka
disebut ekstrapolasi. Bila terjadi pada masa yang jauh dari sebab,
maka disebut prediksi, sebagai contoh:a. Kerusakan di muka bumi
terjadi akibat ulah manusia. (Surat ar-Rum 30: 41)b. Kisah Nabi
Yusuf menganjurkan kepada kaumnya untuk menanam jagung dalam masa 7
tahun sebagai cadangan pada masa paceklik. (Surat Yusuf 12: 47
-48).c. Surga sebagai balasan bagi orang yang beramal saleh dan
neraka merupakan balasan bagi orang yang beramal jahat. (Surat
al-Bayyinah 98: 6, 8)
Al-Quran Sebagai Sumber MotivasiAl-Quran mendorong kepada
manusia untuk melakukan penjelajahan angkasa luar dan di bumi. Di
dalam surat ar-Rahman, ayat 33, Allah berfirman:Wahai sekumpulan
Jin dan manusia apabila kamu ingin menembus langit dan bumi maka
tembuslah dan kamu tidak mampu menembusnya kecuali dengan
sulthon.
Sahirul Alim memberikan gambaran tentang sulthon ini, yaitu
ketika USA meluncurkan Apollo II untuk mendarat di bulan, sebagai
berikut: Roket pengangkat dari bumi diberi nama Saturnus V,
bertingkat tiga booster yang besar. Tingkat pertamanya saja
mempunyai 5 mesin yang bekerja dengan 160 juta daya kuda selama 2
menit 40 detik. Apollo II secara keseluruhan mempunyai 8 juta
onderdil kerja, 91 mesin dan jika diisi dengan bahan bakar akan
mencapai berat 3.100 ton. Apollo II ini diciptakan oleh 300.000
(tiga ratus ribu) orang ahli USA dan dibuat oleh 20.000 pabrik
USA.Tentang penjelajahan di bumi Allah berfirman dalam surat Yusuf
ayat 109:Apakah mereka tidak melakukan perjalanan di bumi.
Apakah mereka tidak memperhatikan bumi? Berapa banyak Kami
turunkan di bumi itu aneka ragam tumbuhan yang baik? (QS.
as-Syu'ara (26):7)
Semuanya itu jika manusia melakukannya, maka akan memperoleh
balasan berupa kemanfaatan-kemanfaatan untuk kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat.
Al-Quran Merupakan Ujud Simplikasi (Penyederhanaan)Para ilmuwan
bidang sains telah sadar dan paham benar bahwa alam semesta ini
membentuk struktur yang sangat teratur, dan bergerak dengan
teratur. Keteraturan gerak alam semesta ini akan lebih memudahkan
manusia untuk menyederhanakan fenomena-fenomena yang terkait
dengannya ke dalam bahasa ilmu pengetahuan (matematika, fisika,
kimia, biologi dan lain-lain). Dengan demikian sesungguhnya manusia
telah membuat operator yang sederhana namun mampu mewakili
peristiwa yang terjadi di alam semesta.Jika dikatakan bahwa dunia
sekarang ini bertambah semrawut, ini sangat boleh jadi karena
pandangan manusia tentang dunia ini mengalami bias, sehingga
manusia dengan kegiatannya dimaksudkan untuk lebih menata dunia
tetapi yang terjadi, malah menambah kesemrawutan dunia. Oleh sebab
itu orang Islam dalam memasuki era globalisasi, tak perlu terkejut,
hilang kontrol dan tidak siap, karena dengan modal selalu berusaha
menyederhanakan persoalan, tidak mempersulit persoalan, maka akan
mudah memperoleh penyelesaian. Demikian pula dengan upaya untuk
meraih teknologi tinggi (high tech) juga tidak perlu merasa tidak
mampu, insya Allah. Dengan semangat tinggi dan tidak menganggap
bahwa high tech merupakan sesuatu yang mustahil untuk dicapai, maka
high tech akan dapat diraih. Konsep penyederhanaan persoalan juga
akan memberikan rumusan bahwa semua benda di alam ini berasal dari
zat yang paling sederhana yaitu al-Ahad akan kembali kepada
al-Ahad. Inilah jaminan bahwa siapapun orang yang meriset alam
semesta dengan mengikuti rumusan al-Quran, maka akan memiliki
tauhid yang tinggi. Contoh lain penyederhanaan tentang kehidupan
dunia adalah bahwa secara umum sifat kehidupan dunia kita ini
digambarkan jelas dan tepat sekali oleh Allah sendiri dalam
firmanNya dalam surat Yunus ayat 24:Bahwasanya perumpamaan
kehidupan dunia itu adalah seperti air hujan yang Kami turunkan
dari langit, lalu bercampur dengan tumbuh-tumbuhan bumi sehingga
berkembang subur, diantaranya ada yang dimakan manusia atau
binatang ternak. Hingga apabila bumi telah sempurna keindahannya
dan memakai pula perhiasannya, dan penduduknya mengira, bahwa
mereka telah menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab kami
pada waktu malam atau siang, lalu kami jadikan bumi itu seperti
ladang padi yang sudah dituai, seakan-akan belum pernah ada yang
tumbuh kemarinnya. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda
kekuasaan Kami bagi orang-orang yang sungguh-sungguh berpikir.
Al-Quran Sebagai Sumber Etika Pengembangan SaintekPada Teknologi
harus terkandung muatan etika yang selalu menyertai hasil teknologi
pada saat akan diterapkan. Sungguhpun hebat hasil teknologi, namun
jika diniatkan untuk menghancurkan sesama manusia, menghancurkan
lingkungan, maka sangat dilarang di dalam Islam. Jadi teknologi
bukan merupakan sesuatu yang bebas nilai. Demikian pula
penyalahgunaan teknologi merupakan tindakan zhalim yang tidak patut
untuk dilanjutkan. Oleh sebab itu teknologi harus dapat
dimanfaatkan baik langsung ataupun tak langsung untuk membantu
mendapatkan kemudahan, amar ma'ruf nahi munkar. Dan bukan untuk
merusak, sehingga menimbulkan bencana, sebagaimana firman-Nya dalam
surat al-Qoshosh: 77.Dan raihlah apa yang dianugrahhan Allah
kepadamu untuk kebahagiaan kampung akhirat, tetapi jangan
sekali-kali kamu mengabaikan nasibmu di dunia. Dan berbuat baiklah
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di muka bumi, sesungguhnya Allah tidak suka
kepada orang yang berbuat kerusakan.Fungsi Al-Quran Sebagai Sumber
Kebenaran llmiahAllah berfirman dalam al-Quran surat al-Isra (17)
ayat 105 sebagai berikut:Dan Kami turunkan al-Quran itu dengan
sebenar-benarnya dan aI-Quran itu telah dengan membawa kebenaran.
Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita
gembira dan pemberi peringatan.
Dan sungguh kami telah satu kitab (al-Quran) kepada mereka yang
kami telah mejelaskannya atas dasar ilmu kami , menjadi petunjuk
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. al-Araaf (7):
52).
Dari dua ayat terakhir yang penulis sampaikan di atas dapat
ditarik satu kesimpulan yang sangat penting, yaitu bahwa al-Quran
itu bagi kita adalah sumber kebenaran ilmiah yang terpercaya dan
sempurna.Berbicara tentang sumber kebenaran ilmiah, maka untuk
melengkapinya dengan hal-hal yang lebih detail, orang harus
menggunakan sumber/ rujukan yang kedua yaitu Hadits Nabi Muhammad
SAW. atau as-Sunnah. Adapun as-Sunnah ini tentunya wahyu ilahi juga
tetapi susunan redaksinya berasal dari Nabi SAW. sendiri. Susunan
atau Hadits yang sahih itu juga merupakan sumber kebenaran ilmiah
yang dijamin oleh firman Allah dalam surat Fathir ayat (35) ayat
24:Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran,
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan
tidak ada suatu umatpun melainkan sebagai pembawa berita gembira
dan pemberi peringatan.
Sumber kebenaran ilmiah yang pertama adalah al-Quran, dan yang
kedua yaitu as-Sunnah. Namun harus diingat pula bahwa masih ada
sumber yang ketiga yaitu alam semesta, atau al-Alamin, atau dengan
kata yang lebih pendek dan lebih mudah diucapkan, sebut saja
al-Kaun atau Sunnatullah. Sumber kebenaran ilmiah yang ketiga ini
tentunya tidak kalah pentingnya dengan yang pertama dan yang kedua
sehingga tidak boleh diabaikan bahkan harus dipelajari,
ditafakkurkan, diobservasi, dan diteliti serta dinalari cermat,
akurat dan seksama sebagaimana pula sikap kita terhadap al-Quran
dan as-Sunnah. Al-Kaun sebagai sumber ketiga akan memberikan
kelengkapan yang detail bagi pemahaman dan penafsiran al-Quran dan
as-Sunnah. Jaminan Allah bagi keshahihan sumber yang ketiga atau
al-Kaum terdapat pula dalam al-Quran itu sendiri yaitu firman Allah
dalam surat ad-Dukhan (44) ayat 38 dan 39:Dan Kami tidak
menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantaranya dengan
bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya itu melainkan. Dengan
membawa kebenaran (dan tujuan yang benar), tetapi kebanyakan mereka
tidak mengetahui.
Ketiga sumber motivator ummat Islam yaitu al-Quran, as-Sunnah
dan Sunnatullah/ al-Kaun (alam semesta atau al-'Alamin) yang
bersifat komplementer atau saling melengkapi dan saling menguatkan
satu sama lain. Tiga sumber kebenaran ilmiah, atau tiga sumber
Islam itu berarti pula sebagai sumber informasi ilmu dan hukum yang
lengkap dan benar. Ketahuilah bahwa Islam adalah agama Allah yang
serba benar dan serba ilmiah sehingga selayaknya pula tidak
dogmatik. Dogma itu adalah pendapat manusia yang tidak berpijak
pada tanda bukti kebenaran, jadi tanpa burhan atau hujjah yang haq.
Islam/ al-Quran menolak dogma dan menyatakan bahwa tidak ada dogma
dalam agama Alah seperti firman-Nya dalam surat al-Baqarah (2) ayat
256:Tidak ada dogma (paksaan) dalam agama (Islam) ini, sesungguhnya
telah jelas berbeda petunjuk yang benar daripada yang sesat.
Allah al-Haqqu mewajibkan kepada kita semua agar setiap butir
kebenaran yang kita peroleh itu disertai dengan tanda bukti
kebenarannya. Tanda bukti kebenaran itu dalam al-Quran disebutkan
burhan, atau hujjah , atau ayat, atau bayyinah. Kadang-kadang
disebutkan dalil dalam bahasa sehari-hari di kalangan para ulama,
Allah berfirman dalam surah An Naml (27) ayat 64:Tunjukkanlah
burhanmu, jika kamu memang benar
Supaya burhan itu terjamin kebenarannya maka hendaknya diambil
dari tiga sumber Islam tersebut dengan menggunakan akal sehat yang
terlatih dan ahli. Dengan demikian maka kita akan mengenal tiga
macam burhan, yaitu Qurani, Burhan Sunnai dan Burhan Kauni.Segala
bidang ilmu yang dipelajari manusia, yang biasanya dibagi menjadi
empat kelompok besar yaitu syariat agama (lslam), sains, teknologi,
dan seni (art), hendaknya ditegakkan atas tiga macam burhan itu,
jika ingin terjamin kebenarannya. Dengan demikian maka empat
kelompok ilmu itu akan terlihat menyatu dan terpadu menjadi satu
kesatuan ilmu yang benar dan utuh (lengkap), katakanlah menjadi
integrated knowledge atau ilmu terpadu yang sangat diperlukan oleh
seluruh umat manusia. Seluruh ilmu manusia itu akan menjadi Islami
dan itulah ilmu yang benar, yang akan membantu menjawab dan
menyelesaikan setiap masalah-masalah berikutnya dalam usaha manusia
untuk meningkatkan kualitas hidupnya pasti dapat dipecahkan secara
sukses dengan menggunakan metode pendekatan terpadu, yaitu aplikasi
dari ilmu terpadu itu. Konsepsi tersebut kami yakin sangat penting
dan bersifat fundamental karena akan membuahkan kesenangan pikiran
(Unifornity of Thaught) dalam diri kita umat yang beriman ini.
Dengan konsepsi pengetahuan terpadu itu, secara otomatis ide
sekularisasi akan tertutup rapat-rapat sehingga tidak ada jalan
untuk masuk ke dalam alam pikiran ummat Islam. Tidak hanya itu,
yang lebih penting bagi kita adalah bahwa kita memiliki identitas
kita yang sangat mengagungkan yaitu celupan Allah (shibghatullah)
seperti firman Allah dalam surat al-Baqarah (2) ayat 138:Shibghah
(celupan) Allah, dan siapakah yang lebih baih celupannya daripada
celupan Allah? Dan hanya kepada-Nya kami menyembah.
PenutupUpaya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang berbasis al-Quran merupakan tantangan yang cukup berat
sekaligus menarik untuk ditekuni al-Quran telah memberikan prinsip
utama untuk meriset alam semesta, memberikan motivasi kepada
manusia untuk melakukan riset, memberikan kode etik teknologi dan
bahkan memberikan peluang yang sangat besar untuk melakukan
loncatan teknologi. Seharusnya pekerjaan yang demikian ini
merupakan pekerjaan yang sangat menarik karena selain dijanjikan
kesuksesan di dunia juga kesuksesan di akhirat dan surgalah sebagai
balasannya.
Rangkuman Ilmu pengetahuan atau sains adalah ilmu pengetahuan
kealaman (natural sciences). lmu pengetahuan kealaman dapat dibagi
menjadi dua tipe, yaitu: Life Sciences ilmu pengetahuan mengenai
makhluk hidup di alam dan Physical Sciences ilmu pengetahuan
mengenai suatu benda mati di alam.Teknologi adalah ilmu pengetahuan
tentang penerapan ilmu pengetahuan untuk memenuhi suatu tujuan.
Obyek ilmu pengetahuan adalah semua makhluk Allah di alam semesta
ini. OIeh karenanya obyek ilmu pengetahuan sangat luas seluas
jumlah makhluk Allah. Al-Quran merupakan produk karya Allah yang
diwahyukan untuk menuntun manusia dalam segala karyanya termasuk
dalam proses karya ilmiah agar memperoleh hasil yang benar yang
sesuai akal dan naql.Dengan demikian al-Quran sebagai sumber ajaran
Islam yang pertama dan utama dalam kaitannya dengan saintek
berfungsi sebagai berikut:1. Sebagai landasan filosofi dalam
ber-Saintek.2. Sebagai Prediktor terhadap kejadian di masa
mendatang3. Sebagai sumber motivasi.4. Merupakan ujud Simplikasi
(penyederhanaan) makhluk Allah dan seluruh perubahannya di alam
raya ini.5. Sebagai sumber etika pengembangan Saintek.6. Sebagai
sumber kebenaran ilmiah.12