BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Proses kegiatan yang dilakukan oleh manusia
bertolak pada salah satu prasarana penunjang dalam hal komponen
fisik bangunan untuk dapat mengerjakan serta mengembangkan berbagai
usahanya. Hingga saat ini kita dapat melihat bahwa pembangunan
disegala bidang sedang giat-giatnya dilaksanakan baik proyek fisik
berupa gedung, rumah, dsb maupun berupa nonfisik berupa
fasilitas-fasilitas umum. Dari pelaksanaan proyek tersebut banyak
tujuan (Goal Setting) yang dapat dicapai, namun harus kita akui
juga, bahwa ada banyak proyek-proyek yang tidak berhasil bahkan
gagal sama sekali. Kegagalan suatu proyek dapat dilihat dengan
adanya proyek-proyek yang terlambat penyelesaiannya baik ditinjau
dari segi waktu (time), biaya (Cost), dan mutu hasil pengerjaan
(Quality Project), atau dalam hal lain dikarenakan tidak
berfungsinya suatu bangunan sebagaimana awalnya perencanaannya
(baik karena perubahan lingkungan, orang-orang yang terlibat, dsb),
dan juga buruknya bangunan yang rusak dalam waktu yang relatif
singkat (tidak mencapai umur rencana) setelah proyek selesai
dikerjakan, hal ini tentunya memberi dampak pada pemborosan dana
pembangunan.
Tingkat keberhasilan ataupun kegagalan suatu proyek akan banyak
ditentukan oleh pihak-pihak yang terkait secara tidak langsung
(Dalam hal ini bisa pemilik proyek, badan swasta, dan pemerintah)
maupun secara langsung yang dalam hal ini, yaitu Penyedia jasa
(Kontraktor Pelaksana, Konsultan perencana, Konsultan pengawas)
dalam suatu siklus/ tahapan manajemen meliputi Perencanaan
(Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengisian staff
(Staffing), pengarahan (Directing), pelaksanaan, pengendalian
(controling), dan pengawasan (supervising).
Proses pelaksanaan suatu proyek perlu melihat pada bagaimana
suatu proyek pembangunan tersebut dapat dikerjakan secara efektif
dan efisien dalam pencapaian suatu kebutuhan. Pengerjaan secara
efektif dimaksudkan bahwa perlu adanya pengaktifan semaksimal
mungkin sumber daya yang ada (bahan, peralatan, material, dan
pekerja), dan efisien dimaksudkan untuk meminimalkan segala biaya
yang diperlukan untuk suatu proyek. Secara garis besar proses ini
dapat berjalan dengan baik, jika pihak pelaksana proyek dapat
memaksimalkan segala perihal yang mendukung pengerjaan tersebut,
serta adanya hubungan kerja yang baik dengan fungsi-fungsi kerja
yang lain. Pelaksanaan suatu proyek selalu didasari pada suatu
kontrak kerja. dimana sebelumnya suatu suatu proses Pra kontrak.
Kegiatan pra kontrak meliputi segala proses persiapan dan
pelaksanaan pengadaan jasa konstruksi (Tender) baik melalui
Pelelangan umum dan pelelangan terbatas.
1.2 Rumusan Masalah1. Apa pengertian lelang?2. Apa saja
jenis-jenis lelang?3. Apa sumber hukum pelelangan?4. Bagaimana
proses pelelangan?
1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui lebih saksama mengenai apa lelang
itu sendiri.2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis lelang secara
umumnya.3. Untuk mengetahui sumber-sumber hukum yang mengatur
perihal proses pelelangan.4. Untuk mengetahui bagaimana suatu
proses lelang itu dilaksanankan.1.4 Metode PenulisanMetode
penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu metode
Kajian Pustaka. Dan kesimpulan ditarik berdasarkan rangkuman dari
berbagai sumber-sumber yang ada.
BAB IITELAAH PUSTAKA
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000 : 323) disebutkan bahwa
Lelang adalah penjualan dihadapan orang banyak ( dengan tawaaran
yang atas mengatas ) dipimpin oleh Pejabat Lelang. Sedangkan yang
dimaksud dengan melelangkan atau memperlelangkan yaitu :a. Menjual
dengan jalan lelang b. Memberikan barang untuk dijual dengan plan
lelangc. Memborong pekerjaan Pengertian lelang menurut kamus hukum
dalam Bahasa Inggris ( 2001 : 342 ) adalah auction, yaitu "Public
sale at white goods are sold to the person making the highest bids
or offers" yang dalam bahasa Indonesia berarti penjualan dihadapan
umum di mana barang-barang dijual terhadap penawaran tertinggi.
Pengertian lelang dalam buku Himpunan Peraturan Perundang-undangan
Republik Indonesia (Engelbrecht) adalah :"Openbare verkoopingen"
verstaan veilingen en verkoopingen van zaken, walke in het openbaar
bij opbod, afslag of inschrijving worden met de veiling of
verkooping in kennis gesteloe, dan wel tot die veilingen of
verkoopingen toegelaten personen gelegenheid wordt gegeven om te
bieden, te mijnen of in te scrijven.(Teks asli Art. 1 Vendu
Reglement Stbl. 1908-189). Yang dalam bahasa Indonesia berarti
:Lelang atau penjualan barang-barang yang dilakukan kepada umum
dengan harga penawaran yang meningkat atau menurun atau dengan
pemasukan harga dalam sampul tertutup, atau kepada orang-orang yang
diundang atau sebelumnya diberitahu mengenai pelelangan atau
penjualan itu, atau diijinkan untuk ikut serta dan diberi
kesempatan untuk menawar harga, menyetujui harga yang ditawarkan
atau memasukkan harga dalam sampul tertutup. Definisi lelang dalam
Keputusan Mentri Keuangan Nomor : 304/KMK. 01/2002 tanggal 13 Juni
2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang adalah sebagai berikut :
Lelang dalah penjualan barang yang terbuka untuk umum baik secara
langsung maupun melalui media elektronik dengan cara penawaran
harga secara lisab dan atau tertulis yang didahului dengan usaha
mengumpulkan peminat.Meskipun mengandung persamaan, pengertian
lelang di sini berbeda dengan tender/pelelangan terhadap pengadaan
barang atau pemborongan pekerjaan.Persamaan tender dengan lelang
yaitu :a. Dilakukan di muka umumb. Didahului dengan
pengumumanPerbedaan tender dengan lelang yaitu :a. Tender tidak
dipimpin oleh Pejabat Lelangb. Penawaran dalam tender hanya
dilakukan dengan cara tertulisc. Dalam tender penjual banyak dan
pembeli hanya satu. Sedangkan dalam lelang adalah sebalinya
BAB IIIISI
3.1 Pengertian LelangSetelah tahap desain diselesaikan oleh
perencana, maka selanjutnya adalah tahap pengadaan pelaksana
konstruksi. Proses pengadaan perusahaan jasa konstruksi ini diatur
oleh keputusan Presiden terutama digunakan di lingkungan proyek
pemerintah. Pengadaan barang/jasa dalam proyek konstruksi dapat
dilakukan dengan berbagai cara/metode, antara lain:Pelelangan,
yaitu pengadaan barang/jasa yang dilakukan secara terbuka (untuk
umum) dengan pengumuman secara luas melalui media cetak dan papan
pengumuman resmi (bila mungkin melalui media elektronik) sehingga
masyarakat luas/dunia usaha yang berminat dan membubuhi kualifikasi
dapat mangikutinya. Bila calon penyedia barang/jasa diketahui
terbatas jumlahnya karena karakteristik, kompleksitas, dan/atau
kecanggihan teknologi pekerjaannya, dan/atau kelangkaan tenaga ahli
atau terbatasnya perusahaan yang mampu melaksanakan pekerjaan
tersebut, pengadaan barang/jasa tetap dilakukan dengan cara
pelelangan.Pemilihan Langsung, yaitu pengadaan barang/jasa tanpa
melalui pelelangan dan hanya diikuti oleh penyedia barang/jasa yang
memenuhi syarat. Pemilihan langsung dilakukan dengan cara
membandingkan penawaran dan melakukan negosiasi, baik teknis maupun
harga, sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan. Penunjukan Langsung, yaitu pengadaan
barang/jasa dengan cara menunjuk langsung kepada satu penyedia
barang/jasa.Swakelola, yaitu pelaksanaan pekerjaan yang
direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri dengan menggunakan
tenaga sendiri, alat sendiri, atau upah borongan tenaga.Dari
keempat metode itu, hanya pelelangan yang akan kita bahas secara
mendetail.Berdasarkan Keppres No. 18 Tahun 2000, pelelangan
didefinisikan sebagai berikut:Serangkaian kegiatan untuk
menyediakan barang/jasa dengan cara menciptakan persaingan yang
sehat diantara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi
syarat, berdasarkan metode dan tata cara tertentu yang telah
ditetapkan dan diikuti oleh pihak-pihak yang terkait secara taat
asas sehingga terpilih penyedia terbaik.
3.2 Macam PelelanganProses pengadaan barang/jasa dalam proyek
konstruksi yang menggunakan pelelangan dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu: pelelangan umum dan pelelangan terbatas. Pada
prinsipnya kedua macam pelelangan tersebut sama, hanya saja ada
sedikit perbedaan dalam hal peserta lelang. Dalam pelelangan umum,
semua penyedia jasa yang memenuhi syarat dapat ikut dalam
pelelangan, sedangkan dalam pelelangan terbatas yang diizinkan ikut
adalah penyedia barang/jasa yang diundang oleh pengguna
jasa.Pemilihan macam pelelangan pada umumnya tergantung pada
besar-kecilnya bangunan; tingkat kompleksitas bangunan;
besar/kecilnya biaya bangunan; jangka waktu pelaksaan
pekerjaan.Berdasarkan karakteristik dari kedua macam pelelangan
tersebut, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan (baik
bagi pengguna jasa maupun penyedia jasa) seperti yang dicantumkan
pada table 5.1 di bawah.Tabel 5.1 Deskripsi Pelelangan Umum
Pelelangan TerbatasDESKRIPSIPELELANGAN UMUMPELELANGAN TERBATAS
Jumlah pesertaJumlah peserta lelang relatif lebih banyakRelatif
lebih sedikit karena penyedia jasa yang boleh ikut adalah mereka
yang diundang oleh pengguna jasa.
Kemampuan peserta lelangTidak semua peserta lelang diketahui
kemampuannyaSetiap peserta lelang diketahui dengan pasti
kemampuannya.
Penetapan pemenang lelangRelatif lebih sulit karena jumlah
pesertanya banyakRelatif lebih mudah karena telah diketahui
kemempuan seluruh peserta lelang
KekurangannyaTidak diketahui dengan pasti kemampuan setiap
peserta lelangAda kecenderungan terjadinya praktek kecurangan dalam
pelelangan, misalnya terjadi bid shopping
KelebihannyaPengguna jasa lebih leluasa dalam memilih penyedia
jasa dikarenakan jumlah yang cukup untuk menetapkan pemenang yang
kompetitif.Kemampuan peserta telah diketahui dengan pasti.
3.3 Sumber Hukum PelelanganPeraturan yang mengatur pelaksanaan
pelelangan di Indonesia diatur oleh Keputusan Presiden Republik
Indonesia tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Keppres tentang Pelaksanaan APBN).Keppres yang mengatur
pengadaan barang dan jasa telah beberapa kali mengalami
penyempurnaan, contohnya Keppres No. 14 A Tahun 1980, tanggal 14
April 1980 disempurnakan menjadi Keppres No. 18 Tahun 1981, tanggal
5 Mei 1981. Tahun anggaran 1984/1985 telah dikeluarkan Keppres No.
29 Tahun 1984, tanggal 21 April 1984 sebagai pengganti Keppres No,
14 A Tahun 1980 dan Keppres No. 18 Tahun 1981. Kemudian
disempurnakan kembali dengan dikeluarkannya Keppres No. 16 Tahun
1994 dilanjutkan Keppres No. 6 Tahun 1999 dan terakhir Keppres No.
18 Tahun 2000.Dengan demikian, peraturan yang saat ini berlaku
adalah Keppres No. 18 Tahun 2000, sehingga pembahasan selanjutnya
didasarkan pada peraturan tersebut.Jika dilihat dari isi dan
jiwanya Keppres N0.18 Tahun 2000 telah menunjukkan sikap reformis
yang sejak lama didambakan oleh kalangan industri konstruksi.Salah
satunya adalah masalah kesetaraan antara pengguna jasa dan penyedia
jasa.Istilah pemberi tugas yang bernuansa diskriminatif sudah tidak
digunakan lagi; selanjutnya disebut pengguna jasa, sedangkan untuk
konsultan/kontraktor digunakan istilah penyedia jasa.Dalam salah
satu ketentuannya, baik pengguna jasa maupun penyedia jasa dapat
terkena sanksi jika menyalahi ketentuannya, sehingga tidak ada lagi
istilah warga Negara kelas 1, 2, dan, 3.Sikap reformis yang kedua
adalah adanya peran yang besar bagi asosiasi (perusahaan atau
profesi) untuk melakukan sertifikasi perusahaan atau tenaga ahli
yang bergerak dibidangnya.
3.4 Proses LelangSetelah pra lelang, suatu proyek konstruksi
yang akan dibangun akan dibuka proses lelang dimana pengumumannya
akan diumumkan melalui internet, koran, maupun rekan-rekan owner.
Proses lelang pada suatu proyek konstruksi terdiri dari:1.
Pengambilan Dokumen LelangPengambilan dokumen lelang harus diteliti
kebenarannya dan kelengkapannya dengan memerinci dalam tanda terima
dokumen lelang, ini penting agar dapat dijadikan sebagai dokumen
kontrol pada proses internal perusahaan.2. Pembentukan Team
Pelaksana Lelang (TPL)Pembentukan Tim Lelang sesuai dengan
kebutuhan SDM yang memiliki kompetensi sesuai dengan ketrampilan
untuk melakukan kegiatan estimasi biaya sesuai dengan persyaratan
yang berlaku.3. Membaca & Mempelajari Dokumen LelangPada bagian
di proses ini merupakan kegiatan penting dalam upaya memahami
dokumen proyek sehingga dapat dibuat catatan-catatan penting yang
perlu dikonfirmasikan pada saat mengikuti penjelasan / aanwijzing
kantor maupu lapangan berkaitan dengan dokumen-dokumen sbb :a. Bill
of Quantity (BoQ)b. Technical Specification (Spek Teknis)c.
Drawings (Gambar)d. Agreement, General & Special Condition of
Contract (Surat Perjanjian, Spek Umum & Khusus)e. Attachments
(Lampiran)f. Addendumg. Peraturan terkait4. Aanwijzing Kantor dan
LapanganMengikuti kegiatan aanwijzing merupakan kegiatan penting
dalam rangka mendapatkan kejelasan terhadap hal-hal sbb :a.
Kelengkapan Dokumen yang perlu dipenuhib. Konfirmasi hal-hal yang
belum jelas agar persamaan persepsi sama dengan panitia / owner.c.
Usulan adanya perubahan terhadap spek, waktu pelaksanaan pekerjaan
dll sehingga proyek ini dapat dilaksankan dengan baik.d. Memahami
secara akurat kondisi lapangan dimana proyek tersebut dibangun,
berkaitan dengan hal-hal sbb:1. Kondisi lingkungan proyek (sosial
dan budaya, medan kerja, dll)2. Akses jalan masuk proyek3.
Kelayakan Jalan logistik dan upaya untuk memperbaiki4. Keamanan5.
Kondisi tanah6. Dll5. Pelajari lebih mendalam Dokumen
lelangKegiatan dalam proses ini adalah memahami lebih rinci
berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut :a. Kesesuaian BQ dengan
gambar, spek dan dokumen lainnyab. Identifikasi lingkup pekerjaan
(batasan-batasan dalam paket proyek)Kegiatan ini dilakukan dengan
melalui Work Breakdown Structur (WBS) sehingga secara akurat dapat
diketahui batasan lingkup pekerjaan yang ada dalam setiap paket
proyek, berkaitan dengan hal-hal sbb : Rincian BQ / WBS (paket
pekerjaan) Penghitungan Volume Pekerjaan Gambar Detail / Sketsa
Dokumen untuk proses pengadaan Sub Kontraktor & Supplier.WBS
adalah pedoman pengelompokan dari unsur-unsur proyek yang mengatur
dan menetapkan lingkup total dari proyek.
Pekerjaan yang diluar WBS adalah diluar lingkup proyek.Seperti
halnya scope statement, WBS seringkali digunakan untuk
mengembangkan atau mengjelaskan pengertian umum dari lingkup
proyek.6. Survey Lapangan detailKegiatan ini merupakan kegiatan
survey ulang secara mendalam setelah mempelajari secara mendalam
dokumen lelang seperli diuraikan pada point 5. Hasil survey ini
akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan,
merencanakan site plan, mengetahui item-item pekerjaan penunjang
yang diperlukan seperti perlunya jembatan sementara, bangunan bantu
lainnya, perbaikan jalan dll.Pada survei ini juga dapat dipakai
untuk mengklarifikasi data-data teknis seperti penyelidikan tanag,
komposisi material di quary, keberadaan sumber daya lainnya seperti
alat, tenaga, bahan material alam, termasuk biaya untuk mendapatkan
sumber daya tersebut (upah tenaga, harga satuan dll).7. Perhitungan
VolumeKegiatan ini diperlukan untuk melakukan perhitungan dan
pengecekan perhitungan volume pekerjaan terhadap volume scope yang
ada dalam BQ, dan diperlukan perhitungan volume pekerjaan yang
merupakan pekerjaan penunjang seperti jembatan darurat, jalan kerja
dll.Perhitungan volume ini harus dilakukan secara cermat dan akurat
serta tertelusur sesuai WBS yang direncanakan sehingga tidak
terjadi kesalahan berupa kurang perhitungan atau duplikasi
perhitungan.Apabila ada perubahan gambar / spek maka dengan mudah
dapat ditelusuri perhitungan mana yang diperlukan koreksi /
penyesuaian / perhitungan ulang atas perubahan tersebut.Bila volume
pekerjaan ini dihitung oleh banyak personil harus dapat
diidentifikasi siapa melakukan perhitungan pekerjaan apa, sesuai
gambar / spek yang mana sehingga saat dikonsolidasi dapat
dikompilasi dengan akurat.8. Metode KerjaMerupakan kegiatan
perumusan metode pelaksanaan perjaan dengan urutan penyusunan
sebagai berikut :1. Difinisi pekerjaan,a. Penjelasan tentang
pekerjaanb. Spesifikasi, volume pekerjaan2. Lokasinya3. Metode
kerja/cara kerjaa. Bagaimana caranyab. Menggunakan alat apac.
Urutan pekerjaan (dimulai setelah / sesudah pekerjaan apa)4.
Kebutuhan sumber daya5. Waktu yang diperlukan6. Jadwal
pelaksanaan7. Hal-hal penting yg harus diketahui / diperhatikan8.
Gambar-gambar kerja / gambar pelaksanaanPekerjaan yang dibuat
secara detai metode kerjanya adalah yang memiliki kriteria sebagai
berikut :a. Yang mempunyai nilai bobot 80% sesuai dengan bobot
paretob. Yang termasuk dalam lintasan kritis, sesuai dengan hasil
net work planning9. Sub-KontraktorPemilihan pekerjaan yang disub
kontrakkan dilakukan dalam rangka memenuhi kriteria sebagai berikut
:a. Meningkatkan fokus perusahaan;b. Memanfaatkan kemampuan kelas
dunia;c. Mempercepat keuntungan yang diperoleh dari
reengineering;d. Membagi resiko;e. Sumber daya sendiri dapat
digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan lain;f. Memungkinkan
tersedianya dana kapital;g. Menciptakan dana segar;h. Mengurangi
dan mengendalikan biaya operasi;i. Memperoleh sumberdaya yang tidak
dimiliki sendiri;j. Memecahkan masalah yang sulit dikendalikan atau
dikelola.Pemilihan Sub Kontraktor / Suplyer dilakukan dengan sangat
selektif agar tujuan tersebut diatas dapat dipenuhi, dan
pengendalian dokumen terhadap pekerjaan yang dikerjakan oleh pihak
ketiga ini merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan, karena
kesalahan informasi / dokumen akan membuat kekeliruhan dalam
menentukan asumsi, sumber daya dan harga pekerjaan.Kegiatan dalam
proses procurement pada proses tender meliputi :a. Perencanaan
pekerjaan yang akan di Sub Kontrakkan / rencana pembelian
Perencanaan Kontrak & Pembayaranb. Pemilihan Vendor yang
dinominasikanc. Permintaan Penawarand. Evaluasi Penawan termasuk
lingkup yang bersesuaian dengan paket pekerjaane. Penentuan Vendor
yang dipilih sehingga dokumen dari vendor yang dipakai untuk
penawaran terdokumentasi dengan baik10. Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)Proses yang dibutuhkan untuk mengelola dan memastikan
bahwa aktivitas proyek konstruksi telah ditangani dengan benar
sebagai bentuk tindakan pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya
kecelakaan secara ringan (menyebabkan luka-luka ringan atau parah
yang masih dapat disembuhkan tanpa cacat) maupun yang berat
(menyebabkan cacat tidak dapat bekerja atau meninggal dunia) yang
akan terjadi baik terhadap karyawan / properti yang ada dengan
demikian proses-proses yang dilakukan berupa : Perencanaan K3
(Safety Plan), Penanganan K3 dan Pelaksanaan Administrasi dan
Pelaporan11. Pembuatan Pra Rencana Mutu ProyekYang utama dalam
kegiatan ini adalah mlakukan hal-hal sebagai berikut :a. Memahami
spek setiap pekerjaan dan material yang dipakaib. Memahami
persyaratan mutu yang bersesuaian dengan yang sudah ditetapkan
dalam spek, berkaitan dengan upaya untuk melakukan pemilihan
material / metode yang memenuhi syaratc. Dokumen atas persyaratan
yang dipilih menjadi dokumen kontrol dan didukung oleh data-data
yang dapat dipertanggung jawabkan.12. Plafond Harga PenawaranPlafon
harga yang didasarkan pada Ownwer Estimate merupakan reverensi
tetapi tidak menjadi patokan, melainkan untuk melakukan evaluasi
terhadap harga yang dibentuk dari perhitungan RAP dan Mark Up
13. Proses KomputerMerupakan proses perhitungan dengan
menggunakan komputer dan program yang dapat diandalkan
ketelusurannya sehingga setiap ada perubahan formulanya terkait
satu sama lain.File perhitungan dapat menjamin mana data / file
yang dipakai dan direvisi sehingga mudah ditelusuri bila
menggunakan alternatif-alternatif RAP / RAB14. Jaminan Bank,
Referensi Bank dan Syarat-Syarat Administrasi.Hasil dari
perhitungan RAP / RAB draft dapat dipakai sebagai acuan untuk
menentukan besarnya jaminan pelaksanaan proyek sebagai syarat
administrasi yang harus dipenuhi dan dilampirkan dama penawaran /
bid.Pengurusan atas jaminan ini harus memenuhi ketentuan bank dan
persyaratan dalam administrasi lelang, karena dapat menggugurkan
penawaran.Pada saat final penawaran besaran dari jaminan ini dichek
kembali apakah sudah sesuai dengan ketentuan / persyaratan lelang
yang berlaku.15. Memperhitungkan kemampuan LawanPerhitungan
kemampuan lawan dipakai untuk melakukan evaluasi terhadap
kemungkinan kemenangan tender yang diikuti, dan dapat dipakai
sebagai referensi dalam melakukan keputusan keikut sertaan tender
maupun penetapan harga penawaran yang kompetitif16. Perhitungan
Mark UpPerhitungan Mark Up harus didasarkan pada beban-beban
kewajiban yang harus dipenuhi yang menjadi ketentua kantor pusat,
kantor cabang dan proyek termasuk biaya pemasaran, serta keuntungan
bersih yang direncanakan.Murk Up juga sudah memperhitungkan adanya
risiko kenaikan harga, dan risiko lain yang diperhitungkan dalam
merespon risiko.
17. Menyusun, Pengecekan dan Pemasukan PenawaranTahapan yang
penting pada saat melakukan penyusunan dokumen penawaran adalah
pemenuhan dokumen serta lampiran yang diperlukan dalam setiap
dokumen harus mengikuti ketentuan yang berlaku dan menjadi
persyaratan kelengkapan administrasi.Pengendalian atas kesesuaian
dokumen perlu dilakukan dengan adanya bukti pengecekan berupa chek
list yang ditandatangani oleh tim leader sebagai bukti telah
dilakukan kontrol baik isi dokumen maupun kelengkapannya18. Laporan
hasil Lelang/-TenderLaporan ini dibuat dalam rangka melakukan
evaluasi terhadap hasil tender dan alasan-alasan terukur yang
menjadi penyebab kegagalan serta kekuatan yang menjadi unggulan
dalam persaingan, hal ini dapat memberikan pembelajaran untuk
kegiatan tender yang akan datang.19. Data-data tetapMerupakan
data-data yang menjadi ketentuan saat menetapkan harga penawaran /
tender sehingga menjadi pertanggung jawaban tim estimating kepada
manajemen perusahaan. Dokumen ini diperlakukan sebagai dokumen
kontrol
BAB IVPENUTUP
4.1 KesimpulanDari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan
bahwa Lelang/Pelelangan merupakan suatu bentuk kegiatan dalam
pengadaan barang dan jasa yang melibatkan seorang pemilik suatu
kegiatan (Owner sebuah proyek) dan melibatkan peserta lelang (
kontraktor, konsultan perencana, pengawas, dsb) untuk memenuhi
pelaksananaan suatu proyek dengan berbagai rangkaian kegiatan yang
telah tersistem secara rinci dan telah dilindungi oleh
undang-undang yang bertujuan agar terciptanya suatu kerjasama dalam
suatu kegiatan proyek yang dapat mengefisiensikan biaya, waktu,
tenaga dan mutu kegiatan suatu proyek.
4.2 Saran1. Sebagaimana kita ketahui dalam dunia teknik sipil
pasti ikut bergelut dalam sebuah proyek, dimana didalam sebuah
proyek ada bagian dimana proses lelang itu terjadi, oleh karena itu
penting bagi mahasiswa untuk mempelajari proses lelang sebagai
pegetahuan dasar nantinya dalam mengerjakan sebuah proyek. 2. Kita
sebagai calon S-1 Tiknik Sipil sebaiknya mengetahui bagian-bagian
apa saja yang diperlukan dalam sebuah proyek sebelum terjun
diproyek yang sebenarnya, termasuk mengetahui proses lelang yang
dibahas dalam makalah ini. Agar menjadi bekal nantinya saat dalam
mengerjakan sebuah proyek.3. Selain itu juga mahasiswa diharapkan
mencari lebih banyak refrensi tentang proses lelang.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Lelanghttp://indraadnan92.blogspot.com/2011/08/proses-pelelangan-pengadaan-jasa.htmlhttps://jefrihutagalung.wordpress.com/2010/09/28/proses-lelanghttp://agoessetiawan.blogspot.com/2013/01/proses-lelang-tender.html
20