BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data tentang penyakit menular yang pernah terjadi di suatu daerah merupakan hasil dari sistem pengamatan (surveilans) yang dilakukan oleh petugas di daerah tersebut. Data ini penting untuk mengetahui bahwa di daerah tersebut pada masa yang lalu pernah mengalami kejadian luar biasa. Daerah itu dapat berupa rumah sakit, sekolah, industri, pemukiman transmigrasi, kota, kabupaten, kecamatan, desa, atau negara. Pengamatan epidemiologis penyakit menular ialah kegiatan yang teratur mengumpulkan, meringkas, dan analisis data tentang insidensi penyakit menular untuk mengidentifikasikan kelompok penduduk dengan risiko tinggi, memahami cara penyebaran dan mengurangi atau memberantas penyebarannya. Jadi, epidemiologi surveilans adalah pengumpulan dan pengamatan secara sistematis dan berkesinambungan, analisis, dan interpretasi data kesehatan dalam proses menjelaskan dan memantau (memonitor) peristiwa kesehatan seperti KLB. Informasi hasil surveilans digunakan untuk perencanaan, penerapan (implementasi), evaluasi tindakan (intervensi), dan program kesehatan masyarakat. Atau dengan kata lain, 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Data tentang penyakit menular yang pernah terjadi di suatu daerah merupakan hasil
dari sistem pengamatan (surveilans) yang dilakukan oleh petugas di daerah tersebut. Data
ini penting untuk mengetahui bahwa di daerah tersebut pada masa yang lalu pernah
mengalami kejadian luar biasa. Daerah itu dapat berupa rumah sakit, sekolah, industri,
pemukiman transmigrasi, kota, kabupaten, kecamatan, desa, atau negara. Pengamatan
epidemiologis penyakit menular ialah kegiatan yang teratur mengumpulkan, meringkas,
dan analisis data tentang insidensi penyakit menular untuk mengidentifikasikan kelompok
penduduk dengan risiko tinggi, memahami cara penyebaran dan mengurangi atau
memberantas penyebarannya.
Jadi, epidemiologi surveilans adalah pengumpulan dan pengamatan secara sistematis
dan berkesinambungan, analisis, dan interpretasi data kesehatan dalam proses menjelaskan
dan memantau (memonitor) peristiwa kesehatan seperti KLB. Informasi hasil surveilans
digunakan untuk perencanaan, penerapan (implementasi), evaluasi tindakan (intervensi),
dan program kesehatan masyarakat. Atau dengan kata lain, epidemiologi surveilans
merupakan kegiatan pengamatan secara teratur dan terus menerus terhadap semua aspek
kejadian penyakit dan kematian akibat penyakit tertentu, baik keadaan maupun
penyebarannya dalam suatu masyarakat tertentu untuk pencegahan dan
penanggulangannya. Sehingga data surveilans dapat dipakai baik untuk menentukan
prioritas kegiatan kesehatan masyarakat maupun untuk menilai efektivitas kegiatan.
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ingin dibahas pada surveillans KLB adalah untuk
mengetahui :
1. Untuk dapat mengetahui definisi Surveillans Epidemiologi dan KLB.
2. Untuk dapat mengetahui Ruang Lingkup KLB.
3. Untuk dapat mengetahui Klasifikasi dan Kriteria KLB.
4. Untuk dapat mengetahui Penyakit Menular Berpotensi KLB.
5. Untuk dapat mengetahui Peringatan Kewaspadaan Dini KLB.
6. Untuk dapat mengetahui Langkah-langkah Menghadapi KLB.
7. Untuk dapat mengetahui Metodologi Penyelidikan KLB.
8. Untuk dapat mengetahui Penanggulangan KLB.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui peranan Surveilans dan Kejadian
Luar Biasa, kegunaan surveilans dalam kesehatan masyarakat, penyakit yang berpotensi
KLB ataupun wabah. Dan hal-hal apa saja harus diperhatikan oleh masyarakat dan juga
oleh para tenaga kesehatan didalam mengaplikasikan ilmu kesehatannya sehari-hari di
masyarakat agar tidak terjadi kesalahan ataupun meminimalisasi kesalahan-kesalahan
prosedur. Serta untuk mengetahui langkah-langkah dalam menghadapi kejadian luar biasa
tersebut.Untuk selanjutnya di dalam melakukan penyuluhan kesehatan oleh para lulusan
Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat agar dapat menjadi acuan yang berguna dikemudian
hari.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Surveilans Epidemiologi
WHO, (1968) mengemukakan pengertian surveilans sebagai suatu kegiatan
pengumpulan data yang sistematis dan menggunakan informasi epidemiologi untuk
perencanaan, implementasi, dan penilaian pemberantasan penyakit. Oleh karena itu perlu di
kembangkan suatu definisi surveilans epidemiologi yang lebih mengedepankan analisis
atau kajian epidemiologi serta pemanfaatan informasi epidemiologi, tanpa melupakan
pentingnya kegiatan pengumpulan dan pengolahan data.
Dapat disimpulkan , surveilans atau surveilans epidemiologi adalah kegiatan
analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah
kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit
atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan
secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran
informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.
2.2 SURVEILANS DAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
Kejadian luar biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kesakitan/kematian
yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu dan daerah tertentu. (Kep. Dirjen
PPM&PLP No.451-I/PD.03.04/1991 Pedoman Penyelidikan Epidemiologi dan
Penanggulangan KLB). Untuk penyakit-penyakit endemis, maka KLB didefinisikan
sebagai : suatu peningkatan jumlah kasus yang melebihi keadaan biasa, pada waktu dan
daerah tertentu. Pada penyakit yang lama tidak muncul atau baru pertama kali muncul di
suatu daerah (non-endemis), adanya satu kasus belum dapat dikatakan sebagai suatu KLB.
Untuk keadaan tersebut definisi KLB adalah : suatu episode penyakit dan timbulnya
penyakit pada dua atau lebih penderita yang berhubungan satu sama lain. Hubungan ini
3
mungkin pada faktor saat timbulnya gejala (onset of illness), faktor tempat (tempat tinggal,
tempat makan bersama, sumber makanan), faktor orang (umur, jenis kelamin, pekerjaan
dan lainnya).
Uraian tentang batasan Wabah atau KLB tersebut di atas terkandung arti adanya
kesamaan pada ciri-ciri orang yang terkena, tempat dan waktunya. Untuk itu dalam
mendefinisikan KLB selalu dikaitkan dengan waktu, tempat dan orang. Selain itu terlihat
bahwa definisi KLB ini sangat tergantung pada kejadian (insidensi) penyakit tersebut
sebelumnya (Barker, 1979; Kelsey, et al., 1986).
Di Indonesia definisi wabah dan KLB diaplikasikan dalam Undang-undang Wabah, 1984
sebagai berikut :
Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan/kematian, yang meluas secara cepat
baik dalam jumlah kasus maupun luas daerah penyakit, dan dapat menimbulkan
malapetaka.
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian
dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu. Terlihat adanya
perbedaan definisi antara Wabah dan KLB. Wabah harus mencakup jumlah kasus yang
besar, daerah yang luas dan waktu yang lebih lama, dengan dampak yang timbulkan lebih
berat.
2.3 Ruang Lingkup Kejadian Luar Biasa
Ruang lingkup KLB tidak hanya sebatas pada penyakit infeksi menular saja, ada tiga
kategori penyakit yang masuk dalam KLB, yaitu :
1. Penyakit menular :misalnya Flu Burung (Avian Influenza)
2. Penyakit tidak menular : misalnya gizi buruk, keracunan makanan, keracunan pestisida
3. bencana alam disertai dengan wabah penyakit : misalnya bencana alam banjir yang
menimbulkan penyakit penyakit kencing tikus (Leptospirosis)
4
2.4 Kriteria dan Klasifikasi Kejadian Luar Biasa (KLB)
2.4.1 Kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB)
Kejadian luar biasa meliputi hal yang sangat luas, maka untuk mempermudah penetapan diagnosis KLB, ada 7 kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Permenkes 1501 Tahun 2010 adalah :
1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah.
2. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya.
4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun sebelumnya.
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya.
6. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
7. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
2.4.2 Klasifikasi Kejadian Luar Biasa
1. Menurut Penyebab
Toksin Infeksi Toksin Biologis Toksin Kimia
Entero toxin, missal
yang dihasilkan oleh
Staphylococus
aurerus, Vibrio,
Kholera, Eschorichia,
Virus Racun jamur Zat kimia organic :
logam berat seperti air
raksa, timah, logam,
dll…
5
Shigella
Exotoxin (bakteri),
misal yang dihasilkan
oleh Clostridium
botulinum
Bakteri Racun ikan Cyanide
Clostridium
perfringens
Protozoa Alfatoxin Nitrit, pestisida
Endotoxin Cacing, plankton Plankton CO ,CO2 , HCN
2. Menurut Sumber KLB
a. Manusia
Misalnya : jalan napas, tenggorokan, tangan, tinja, air seni, muntahan,
seperti : Salmonella, Shigella, Staphylococus, Streptoccocus, Protozoa, Virus
Hepatitis.
b. Kegiatan manusia
misalnya : Toxin biologis dan kimia (pembuangan tempe bongkrek,
penyemprotan, pencemaran lingkungan, penangkapan ikan dengan racun).
c. Binatang
seperti : binatang piaraan, ikan, binatang mengerat, contoh : Leptospira,
Salmonella, Vibrio, Cacing dan parasit lainnya, keracunan ikan/plankton
d. Serangga (lalat, kecoa, dan sebagainya)
misalnya : Salmonella, Staphyloccoccus, Streptoccoccus.
e. Udara
misalnya : Staphyloccoccus, Streptococcus, Virus, pencemaran udara.
f. Permukaan benda-benda/alat-alat misalnya : Salmonella.
g. Air, misalnya : Vibrio Cholerae, Salmonella.
6
h. Makanan/minuman, misal : keracunan singkong, jamur, makanan dalam
kaleng.
3. Menurut Penyakit Wabah
Kholera Demam Berdarah Dengue Rabies Meningitis
PES Campak Malaria Encephalitis
Demam kuning Polio Influensa SARS
Demam bolak-balik Difteri Hepatitis Anthrax
Tifus bercak wabah Pertusis Tipus perut
2.5 Penyakit-penyakit Menular yang Berpotensi Wabah/KLB
1. Penyakit karantina atau penyakit wabah penting, meliputi : DHF, Campak, Rabies,