BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangSurveilans Epidemiologi dapat
didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan dalam pengumpulan, analisis, interpretasi data dan
penyampaian informasi dalam upaya menguraikan dan memantau suatu
penyakit/peristiwa kesehatan.Penyakit TBC dapat menyerang siapa
saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) dan
dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat
juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap
tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara
ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia.Survei prevalensi TBC
yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan
bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 0,65%.
Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang
dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada
tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan
46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.B. Tujuan
UmumTujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran epidemiologi penyakit TBC positif.
C. Manfaat Penelitian1. Bagi PenelitiHasil penelitian ini
diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan khususnya
mengenai penyakit Tuberkulosis dan penerapan pelajaran surveilance
epidemiologi.2. Bagi Universitas MuhammadiyahDiharapkan hasil
penelitian ini dapat menjadi masukkan untuk memperluas wawasan
mahasiswanya tentang Pneumonia sehingga nantinya mahasiswa memiliki
gambaran tentang penyakit pneumonia dan dapat mendeteksi lebih
cepat apabila ditemukan indikasi penyakit tersebut pada pasien
kelak.3. Tempat PenelitianPenelitian ini diharapkan memberikan
manfaat bagi pengelola program di Dinas Kesehatan tangerang Selatan
dalam rangka peningkatan profesionalisme kerja dan pengabdian
kepada masyarakat.4. Bagi Penelitian SelanjutnyaHasil penelitian
ini diharapkan dapat menggugah peneliti selanjutnya untuk lebih
memperdalam kembali masalah Pneumonia dan semoga menjadi bahan
koreksi sehingga didapatkan sebuah karya tulis yang lebih lengkap
dan lebih baik.
BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. PengertianPengertian TBC adalah
penyakit yang disebabkan oleh basil yang disebut tubercle bacillus.
Basil ini terdapat dimana-mana, terutama pada tempat yang penuh
sesak manusia. Tubercle bacillus juga terdapat pada lingkungan yang
tidak sehat dan makanan yang dimakan kurang bergizi.Tuberkulosis
(Tbc) adalah virus tubercolusis penyakit yang di sebabkan oleh
kuman yang terdapat dalam makanan yang di konsumsi oleh penderita
tbc tersebut, kuman dari makanan yang kurang gizi dan biasanya
kuman ini menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyerang bagian
luar tubuh lainnya seperti jantung, ginjal, kanker otak, tbc bisa
menular melalui pernafasan udara yang di sebabkan oleh batuk atau
bersin, penularan terjadi saat penderita tbc mengeluarkan batuk dan
bersin dan di sebarkan melalui udara, dan udara tersebut di hirup
oleh banyak orang terutama orang terdekatnya dan menimbulkan
penularan terinfeksi tbc, tbc merupakan penyakit yang menular pada
siapa saja terutama orang terdekatnya yakni keluarga dan teman
lainnya.Makanan yang di serap oleh tubuh yang kurang mengandung zat
gizi dan kekurangan oksigen maka kuman kuman tersebut bersarang di
dalam tubuh kita, dan ketika daya tahan tubuh kita menurun dan
asupan gizi kurang maka kuman tersebut secara mudah akan menyerang
paru-paru dan organ tubuh lainnya dan kuman ini timbul menjadi
penyakit tbc.Paru adalah organ tubuh yg berupa sepasang kantong
berbentuk bulat toraks, terdapat dl rongga dada, berfungsi sbg alat
pernapasan (untuk membersihkan darah dng oksigen yg diisap dr udara
pd manusia dan sebagian binatang)B. PENYEBAB TBCPenyakit TBC adalah
suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium
tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam
sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini
pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882,
sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama
baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut
sebagai Koch Pulmonum (KP).
Bakteri Mikobakterium tuberkulosaGejala penyakit TBC dapat
dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai
dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu
khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk
menegakkan diagnosa secara klinik.Gejala sistemik/umum Demam tidak
terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti
influenza dan bersifat hilang timbul. Penurunan nafsu makan dan
berat badan. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai
dengan darah). Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Gejala khusus Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena,
bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke
paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar,
akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai
sesak. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru),
dapat disertai dengan keluhan sakit dada. Bila mengenai tulang,
maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu
saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya,
pada muara ini akan keluar cairan nanah. Pada anak-anak dapat
mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai
meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi,
adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.Pada pasien anak yang
tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui
adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang
kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji
tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan - 5 tahun yang tinggal
serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif,
dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan
serologi/darah.Untungnya manusia mempunyai daya tahan yang kuat
terhadap penularan basil tersebut. Kira-kira 90 persen orang yang
tinggal di kota pernah tertular basil ini pada suatu waktu dalam
hidup mereka. Namun pada umumnya mereka kurang menyadari bahwa diri
mereka tertular basil penyebab penyakit TBC. Akibatnya, 10 persen
pengidap basil TBC meninggal dunia karena terinfeksi dan terlambat
mengobati.C. CARA PENULARAN TBCPenyakit TBC biasanya menular
melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium
tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada
anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa.
Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan
berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya
tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah
atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat
menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak,
ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan
lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena
yaitu paru-paru.
Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru,
maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk
globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis
bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding
di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan
dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut
dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk
dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada
pemeriksaan foto rontgen.Pada sebagian orang dengan sistem imun
yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya.
Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang
kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga
tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk
sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi
sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi
sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel
berlebih dan positif terinfeksi TBC.Meningkatnya penularan infeksi
yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan dengan beberapa
keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum
optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya
jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya
epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang
lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang
memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.Pada tahap
pertama, kuman penyebab penyakit TBC dihirup melalui rongga
pernapasan dan dibawa ke daerah dada. Di sini peradangan berlanjut.
Pada tahap ini tubuh mengadakan perlawanan terhadap luka yang
disebabkan oleh basil TBC. Biasanya peradangan tersebut bisa sembuh
dengan sendirinya namun meninggalkan luka. Dan beberapa kuman TBC
masih tetap ada meski tidak mengganggu kesehatan
manusia.Kadang-kadang penyakit TBC yang dianggap sudah sembuh ini
muncul kembali pada waktu usia tua. Kambuhnya penyakit TBC bisa
disebabkan karena penularan basil TBC yang baru ataupun karena
penyakit lama yang kambuh kembali. Kuman TBC ini biasanya
berkembang di paru-paru sehingga penderita TBC mengalami kesulitan
bernapas.Basil TBC dapat juga masuk ke pembuluh darah dan dibawa ke
bagian lain di dalam tubuh. Lalu timbullah penyakit TBC pada ginjal
atau pada sendi-sendi tubuh. Keadaan akan menjadi sangat berbahaya
bila basil TBC sudah merembet ke seluruh tubuh manusia.Secara
berangsur-angsur basil tersebut akan menggerogoti tubuh penderita
TBC. Penyakit TBC akan memakan seluruh organ tubuh. Penderita TBC
akan menderita demam, berkeringat, kehilangan nafsu makan, menjadi
kurus dan daya tahan tubuhnya lemah.Jenis Basil TBC`Ada tiga jenis
basil penyebab penyakit TBC, yaitu jenis basil TBC manusia, basil
TBC sapi, dan basil TBC burung. Manusia dapat tertular dari jenis
basil TBC manusia atau basil TBC sapi. Basil tersebut masuk ke
dalam tubuh manusia bersama-sama udara yang dihirup. Basil TBC
menyebabkan luka yang awalnya ringan, yaitu hanya peradangan pada
jaringan paru-paru. Meski luka ringan, sebaiknya kita tidak
meremehkan karena basil akan berkembang menjadi ganas.D. CARA
PENCEGAHAN DAN PENGOBATANCara menghindari serangan penyakit TBC
adalah menjaga kebersihan makanan, menghindari kontak udara saat
berada di luar dengan memakai masker dan pemeriksaan sejak dini
kepada tim medis. Mungkin ada orang yang sudah tertular penyakit
TBC namun ia tidak menyadarinya, sehingga kita perlu memeriksakan
diri kepada dokter.Pengobatan penyakit TBC harus dilakukan secara
teratur dengan konsumsi obat setiap hari. Obat penyakit TBC
tersedia di puskesmas terdekat dan diberikan secara gratis oleh
Pemerintah Indonesia. Penderita TBC memerlukan motivasi yang kuat
untuk sembuh dan kesabaran menjalani pengobatan setiap hari. Tips
mencegah penyakit Tbc :1. Menutup mulut pada waktu batuk dan
bersin.2. Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi
desinfektan (air sabun).3. Imunisasi BCG diberikan pada bayi
berumur 3-14 bulan.4. Menghindari udara dingin.5. Mengusahakan
sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat
tidur.6. Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi
hari.7. Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu
juga mencucinya dan tidak boleh digunakan oleh orang lain.8.
Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein
BAB IIIRANCANGAN SURVEILENSA. Tujuan KhususAdapun tujuan khusus
dari penelitian ini adalah ;1. Untuk mengetahui masalah pelaksanaan
surveilens epidemiologi pada penyakit Tbc (+) :1.1. Masalah
pengumpulan data1.2. Masalah pengolahan dan analisa data1.3.
Diperolehnya kecenderungan penyakit yang bersangkutan2. Untuk
mengetahui gambaran epidemiologi:2.1. Untuk mengetahui angka temuan
penyakit Tbc (+) di wilayah Kota Tangerang Selatan tahun 2009, 2010
dan 2011.2.2. Untuk mengetahui distribusi proporsi penyakit Tbc (+)
di Kota Tangerang Selatan.2.3. Diperolehnya trend atau
kecenderungan penyakit Tbc (+) di Kota Tangerang Selatan. 2.4.
Diperolehnya trend atau kecenderungan penyakit Tbc (+) menurut
waktu.2.5. Untuk mengetahui perbandingan temuan penyakit Tbc (+) di
Kota Tangerang selatan, Propinsi Banten.B. METODE Pengumpulan data
Primer: Kunjungan, wawancara langsung Sekunder: Studi data Dinkes
Kota tangerang Selatan. Cara pengambilan data: Kualitatif dan
Kuantitatif Waktu: 17 - 22 Desember 2012 Tempat : Kecamatan di Kota
Tangerang Selatan, Banten Pengolahan dan analisis data Tabel Grafik
Diagram
BAB IVHASIL SURVEILENSA. Angka Temuan Penyakit TB (+) Kota
Tangerang Selatan Tahun 2009
NOPusk./RSTB (+)
PM
1Serpong480
2Pondok Jagung00
3Ciputat 260
4Kampung Sawah710
5Jombang00
6Pondok Aren40
7Pamulang1130
8Ciputat Timur290
9Jurang Mangu190
10Setu130
11RS ASOBIRIN00
12RS BHINNEKA00
13RS SYARIFHIDAYAT00
14RS OMNI00
15RSIA BINTARO50
16RS EKA HOSPITAL00
17RSIA LESTARI00
18RSIA IMC00
19RSIA BUAH HATI00
20RSIA SELARAS00
21RSIA Putra Dalima00
22RS BUNDA DALIMA00
Jumlah3280
Angka kejadian TB (+) di Kota Tangerang Selatan Tahun 2009
Menurut grafik diatas kejadian TB (+) di Tangerang Selatan tahun
2009 terbesar di Puskesmas Pamulang sebanyak 113 orang dan yang
paling sedikit angka kejadian TB (+) di Puskesmas Pondok Aren yaitu
sekitar 4 orang.Data Mingguan TB (+) di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
Menurut Pada grafik mingguan diatas diketahui kejadian TB (+) di
Kota Tangerang Selatan Tahun 2009 yang terbanyak terjadi pada
minggu ke-42 yaitu sebanyak 20 penderita TB (+) di Kota Tangerang
Selatan.
B. Angka Temuan Penyakit TB (+) Kota Tangerang Selatan Tahun
2010
NOPusk./RSTB (+)
PM
1Serpong410
2Pondok Jagung240
3Ciputat 1320
4Kampung Sawah420
5Jombang00
6Pondok Aren40
7Pamulang910
8Ciputat Timur320
9Jurang Mangu160
10Setu230
11Keranggan 00
12Perigi 140
13RS ASOBIRIN1010
14RS BHINNEKA60
15RS SYARIFHIDAYAT2940
16RS OMNI00
17RSIA BINTARO10
18RS EKA HOSPITAL110
19RSIA LESTARI20
20RSIA IMC440
21RSIA BUAH HATI00
22RSIA SELARAS00
23RSIA Putra Dalima00
24RS BUNDA DALIMA00
25Rs Prima Medika00
26RS Medika BSD00
Jumlah8780
Angka kejadian TB (+) di Kota Tangerang Selatan Tahun 2010
Menurut grafik diatas kejadian TB (+) di Tangerang Selatan tahun
2010 terbesar di RS Syarif Hidayat yaitu sebanyak 294 orang dan
yang paling sedikit angka kejadian TB (+) di RS Bintaro yaitu
sekitar 1 orang.
Data Mingguan Penyakit TB (+) di Kota Tangerang Selatan Tahun
2010
Menurut Pada grafik mingguan diatas diketahui kejadian TB (+) di
Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 yang terbanyak terjadi pada
minggu ke-45 yaitu sebanyak 35 penderita TB (+) di Kota Tangerang
Selatan.C. Angka Temuan Penyakit TB (+) Kota Tangerang Selatan
Tahun 2011NOPusk./RSTB (+)
PM
1Pamulang 340
2Serpong280
3Pondok Jagung150
4Ciputat600
5Jombang00
6Kampung Sawah180
7Ciputat Timur340
8Perigi220
9Pondok Aren30
10Jurang Mangu230
11Keranggan80
12Setu70
13Pisangan60
14Rengas130
15Pondok Ranji10
16Pondok Betung70
17Pondok Pucung110
18Pondok Kacang Timur170
19Paku Alam60
20Benda Baru140
21Pondok Benda20
22Situ Gintung10
23Serpong 2170
24Rawa Buntu120
25Bakti Jaya10
26RS ASOBIRIN680
27RS BHINNEKA00
28RS SYARIFHIDAYAT1990
29RS OMNI00
30RSIA BINTARO50
31RS EKA HOSPITAL320
32RSIA LESTARI00
33RSIA IMC1140
34RSIA BUAH HATI00
35RSIA Putra Dalima00
36RS BUNDA DALIMA00
37RS PRIMA MEDIKA00
38RS MEDIKA BSD00
39RS AS SHOLIHIN1560
40RSIA CINTA KASIH00
Angka kejadian TB (+) di Kota Tangerang Selatan Tahun 2011
Menurut grafik diatas kejadian TB (+) di Tangerang Selatan tahun
2011 terbesar di RS Syarif Hidayat yaitu sebanyak 199 orang dan
yang paling sedikit angka kejadian TB (+) di Puskesmas Pondok Ranji
dan Puskesmas Bakti Jaya yaitu sekitar 1 orang.Data Mingguan
Penyakit TB (+) di Kota Tangerang Selatan Tahun 2011
Menurut Pada grafik mingguan diatas diketahui kejadian TB (+) di
Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 yang terbanyak terjadi pada
minggu ke-9 yaitu sebanyak 55 penderita TB (+) di Kota Tangerang
Selatan.
BAB VPEMBAHASAN
A. GAMBARAN EPIDEMIOLOGIPenyakit TBC adalah suatu penyakit
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa.
Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga
dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama
kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882,
sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama
baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut
sebagai Koch Pulmonum (KP).Pada pasien anak yang tidak menimbulkan
gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan
pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan
penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif.
Pada anak usia 3 bulan - 5 tahun yang tinggal serumah dengan
penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30%
terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.Pada penelitian
ini kami mengambil sample dari dinas kesehatan Kota Tangerang
Selatan. Temuan kami menunjukkan insidens Tbc (+) yang masih tinggi
baik pada tahun 2009, 2010 dan juga tahun 2011 di Kota Tangerang
Selatan. Didapatkan dalam data insidens Pneumonia yang terbesar
yaitu Kecamatan pamulang sebanyak 113 orang (tahun 2009), dan di RS
Syarif Hidayat sebanyak 35 orang (tahun 2010), 156 orang (tahun
2011). Angka temuan penyakit Tbc (+) dilihat dari bulan terjadi
peningkatan pada akhir bulan yaitu bulan november diduga karena
faktor terpapar dengan penderita Tbc (+) dan angka temuan dari 3
tahun terakhir.
B. HASIL PELAKSANAAN SURVEILENS EPIDEMIOLOGI
Dalam proses penelitian ini kelompok menemukan banyak kendala
dalam hal proses pengumpulan data yang kurang, karena hanya
mendapat data dari dinkes Kota Tangerang Selatan yang memuat jumlah
keseluruhan tidak berdasarkan jenis kelamin, usia. Dalam proses
pengolahan data, data wilayah sasaran yang ada tidak tetap,
contohnya tahun 2009 ada 10 puskesmas, 2010 ada 12 puskesmas dan
2011 ada 25 puskesmas ini menyulitkan peneliti dalam menentukan
wilayah sasaran dan menilai trend / kecenderung angka kesakitan
diwilayah sasaran.
BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULANDari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa
angka kejadian Tbc (+) Berdasarkan data yang di laporkan ke dinas
Kesehatan Kota Tangerang Selatan dari tahun 2009, 2010 dan 2011.
Selain itu untuk mengetahui masalah pelaksanaan surveilens
epidemiologi pada penyakit Tbc (+), untuk mengetahui gambaran
epidemiologi: temuan penyakit Tbc (+) di Kota Tangerang Selatan
Propinsi Banten memperlihatkan gambaran sebagai berikut :1. Angka
kejadian Tbc (+) di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2009 terbesar
di Kecamatan Pamulang sebanyak 113 orang dan yang paling sedikit
angka kejadian Tbc (+) di Kecamatan Pondok Aren yaitu sekitar 4
orang .2. Angka kejadian Tbc (+) di Kota Tangerang Selatan pada
tahun 2010 yang terbanyak di Kecamatan RS Syarif Hidayat yaitu
sebanyak 294 orang dan yang paling sedikit di RSIA Bintaro yaitu 1
orang.3. Angka kejadian Tbc (+) tahun 2011 yang terbanyak masih di
RS Syarif Hidayat yaitu sebanyak 156 orang dan yang paling sedikit
terdapat tiga kecamatan yaitu Pondok Ranji 1 orang, Situ Gintung 1
orang, Bakti Jaya 1 orang. 4. Penurunan angka kesakitan pneumonia
dalam kurun waktu 3 tahun terakhir dan pada tahun 2012 cenderung
relative stabil angka kesakitannya dan peningkatan diakhir tahun /
bulan November karena puncak dari paparan penderita Tbc (+).5. Pada
tahun 2010 terjadi kecenderungan peningkatan jumlah temuan, dan
dengan upaya peningkatan kualitas kesehatan dari dinkes setempat
terjadi penurunan kembali ditahun 2011
B. SARAN-SARANPada kesempatan ini penulis menyapaikan beberapa
saran terkait hasil penelitian ini, yaitu antara lain :1.
Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan adanya penelitian
lebih lanjut mengenai faktor resiko pnemonia pada balita di
Tangerang Selatan sehinga dapat dilakukan upanya pencegahan lebih
dini terkait faktor-faktor resiko tersebut.2. Pencatatan dan
pelaporan yang jelas dan lengkap sangat di perlukan karena dapat
memberikan informasi dasar bagi penentu kebijakan Dinas Kesehatan
Kota Tangerang Selatan selain itu juga sebagai bahan penelitian dan
pendidikan.3. Surveilens kasus Tbc (+) mulai dari pengumpulan data
kasus Tbc (+) di rawat jalan di Puskesmas perlu ditingkatkan
sehinga hasilnya dapat dianalisis dan di olah lebih lanjut untuk
menentukan upaya intervensi dengan mempertimbangkan data tentang
faktor-faktor resiko.4. Adanya penelitian lebih lanjut sehingga di
peroleh data yang lebih signifikan.
6