1 1. Sejarah Televisi di Indonesia Pada awal tahun 1968 pemerintah RI dengan bantuan UNESCO melaksanakan serangkaian penelitian di bidang pendidikan. Di antara penelitian tersebut salah satunya dilakukan oleh LHS Emerson dengan judul Education in Indonesia: "Diagnosis of the present situation with identification of priorities development". Penelitian ini menyimpulkan bahwa program radio dan televisi pendidikan merupakan bagian integral dari pengembangan materi dan kurikulum pendidikan, oleh karena itu harus diberi prioritas. Selanjutnya dari hasil penelitian "Alternative Strategis for Primary Educa tion in Indonesia; A Cos t of Effectiveness Analysis” Jamison melaporkan ba hwa dengan satuan biaya tetap perbaikan sistem pendididkan dasar dapat dilakukan deng an media radio dalam memperbesar ratio guru murid. Berdasarkan laporan hasil penelitian tersebut Lembaga Media Pendidikan BPP (Badan Pengembangan Pendidikan) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan seminar tentang "Educational Broadcasting" tanggal 27 Desember 1971 s. d. 15 Januari 1972 di Bogor. Seminar tersebut memberikan rekomendasi perlu diadakannya eksperimen siaran radio pendidikan. Berdasarkan rekomenda si tersebut selama tahun 1972 diadakan berbagai kegiatan untuk mempersiapkan pelaksanaan eksperimen siaran radio pendidikan melalui ProyekPerintis Siaran Radio Pendidikan. Dalam tahap persiapan ini BPP dengan UNESCO memberikan tugas kepada : a. INSCORE (Institut for Social and Communication Research) mengadakan penelitian tentang pengaruh dari siaran radio pendidikan. b. Lembaga Penelitian Telekomunikasi Radio dan Microwave Institute Teknologi Bandung (ITB) mengadakan studi tentang spesifikasi dan disain pesawat penerima radio untuk siaran radio pendidikan. c. Lembaga Manajemen Universitas Indonesia (UI) mengadakan penelitian tentang Pengelolaan Siaran Radio Pendidikan. Pada tahun 1973 dimulailah eksperimen Siaran Radio Pendidikan di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil evaluasi yang dilakukan IKIP Semarang terhadap eksperimen ini pada tahun 1974 cukup menggembirakan. Pada tahun itu juga BPP yang kemudian menjadi Balitbang Dikbud mengajukan usulan secara resmi kepada Menteri
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Karena metode sering dilaksanakan dengan mengubah gambar- gambar yang
berdimensi dua kebesaran-kebesaran listrik yang berubah dengan waktu, maka proses tersebut
disebut dengan perabaan, dan garis- garis horizontal disebut garis – garis perabaan (scanning
lines).
Banyaknya gambar yang diraba dalam satu detik disebut sekian banyak gambar
perdetik. Jika jumlah garis perabaan diperbanyak, gambar yang diperoleh akan lebih jelas dan
lebih banyak gambar perdetik. Jika jumlah garis perabaan diperkecil, maka akan timbul
peristiwa kerlip pada gambar.
Komponen yang paling halus dari tiap titik dari sebuah gambar disebut unsur (elemen)gambar yang ukurannya merupakan sebuah segi empat yang mempunyai lebar dari garis
perabaan.
Jumlah unsur-unsur gambar yang terdapat dalam sebuah gambar dinyatakan dengan :
Dimana
b : lebar dari pada gambar
h : tinggi dari pada gambar
n : jumlah dari garis perabaan
Angka N ini menunjukkan derajat kejelasan (clearness). Metode perabaannya ialah
meraba secara berturut-turut gambar yang akan dikirim, dimulai dari sudut kiri atas dari
gambar, bergerak mendatar dari kiri ke kanan dan kemudian bergerak vertikal dari garis-garis
atas ke bawah sampai semua permukaan dari gambar diraba. Frekwensi dari perabaan untuk
Untuk sistem NTSC jumlah dari garis perabaan adalah 525 dan jumlah dari pada
perabaan gambar dalam satu detik sama dengan 30. perabaan dilakukan baik untuk arah
vertical maupun horizontal dilakukan oleh gelombang berbentuk gigi gergaji.
T
Gambar 2.2 Gelombang gigi gergaji untuk perabaan
Antara a dan b pada gambar diatas diraba dengan kecepatan tertentu dan antara b dan c
perabaan secara cepat bergerak kembali ke kiri atas dari garis perabaan berikutnya. Periode
antara a dan b disebut periode perabaan sedang, sedangkan periode b dan c disebut periode
menjejak kembali (retrace period).
2.3 Perabaan di Antara
Proses perabaan yang dipakai unbtuk televisi tidak selesai dengan perabaan pertama
dari garis atas ke garis bawah pada permukaan gambar. Proses perabaan pertama dilakukan
secara kasar untuk tiap-tiap garis yang berbeda (periode ini disebut satu bidang), kemudian
perabaan kedua dilakukan dari bagian atas, diantara garis perabaan yang tidak diraba,kebagian bawah, kemudian perabaan itu selesai (periode ini disebut satu bingkai. Proses
perabaan secara berganda tersebut diatas dinamakan perabaan diantara. Perabaan diantara
mempunyai keuntungan mengurangi jalur frekwensi ( frequency band) yang ditempati oleh
signal video menjadi setengah tanpa mengurangi kualitas gambar. Sebaliknya, jira jalur
frekwensi dari signal video tidak berubah, maka kelip gambar akan dikurangi menjadi
Stasiun terminal microwave didapati pada jarak 300-500 km antara kota-kota besar
dan stasiun-stasiun ini dihubungkan dengan stasiun-stasiun broadcast televisi dalam kota
melalui rantai televise yang pendek.Rantai televisi ini merupakan pintu keluar dari program
televisi.Banyak stasiun- stasiun cabang (brhanching stasions) terdapat pada saluran pengulang
dan disini program-program dipilih,program-program mana melalui rantai televise yang
pendek diteruskan ke stasiun-stasiun televisi setempat.Pada umumnya stasiun-stasiun
setempat menyiarkan program-program yang dihimpun pada stasiun-stasiun kunci (key
stations) yang terdapat dikota-kota besar.Karena dari stasiun-stasiun lokal tidak ada
kemungkinan untuk mengirimkan programnya ke stasiun lain,maka peranan dari stasiun-
stasiun cabang adalah untuk membagikan program saja dan oleh karena itu tidak
diperlengkapi dengan alat yang dapat memasukkan program.Tiap stasiun terminal microwave
dan stasiun cabang mempunyai alat penyambung (switching equipment)dan dengan alat ini
program-program yang dikehendaki dapat dipilih,program-program mana kemudian
diteruskan kerantai yang menghendaki dengan cara yang sama seperti pada kantor telepon.
Signal televise yang berasal dari stasiun broadcast dikirim kestasiun- stasiun terminal
microwave melalui rantai pengulang yang pendek,dimana proses modulasi dilksanakanmenjadi signal-signal FM oleh alat terminal FM dan setelah dimodulasi kembali menjadi
Sistem modulasi ganda yang dipakai untuk siaran sterio,dengan membawa dua sinyal
secara serentakpada satu aluran (channel) banyak dipakai dengan pertimbangan-
pertimbangan:
1. pemakaian secara efisien dari gelombang listrik dan.
2. tersediana acara siaran bukan stereo untuk pendengar biasa.
Sistem ini disebut metoda”jumlah dan selisih” jika sinyal kiri dinyatakan oleh L dan
kanan oleh R, maka sinyal jumlah dan selisih di nyatakan sebagai :
M = L+R
S = L – R
Dimana sinyal M adalah jumlah dan sinyal S adalah selisih dari dua komponen.
Jika subcarrier 38 kHz dimodulasi amplitudonya oleh sinyal S dan di campur dengan
sinyal M,kita dapati signalnya (disebut signal campuran) mempunyai komponen-komponen
frekwensi seperti terlihat pada gambar 8.5.1 signak campur ini dipakai sebagai modulator dari
gelombang pembawa pemancaran melalui udara dapat terjadi.
Modulasi yang dipakai ialah F.M karena kurang peka terhadap ganggguan dibanding dengan
modulasi A.M carrier 38 kHz yang dipakai untuk membangkitkan sinyal campuran disebut
supressed. Karena sub carrier tidak ada gunanya untuk transmisi selanjutnya setelah terjadi
signal campuran subcarrier itu ditekan . untuk itu dipakai metode “supresessed carrier
amplitudo modulation.” Tetapi subcarrier itu pada pihak penerimaan diperlukan untuk
modulasisignal S.signal pandu (pilot),yang disinkronnisasikan dengan subcarrier sampai
19kHz,ditambahkan pada signal campuran.
Pada pihak penerimaan subcarrier untuk demodulasi,yang berdasarkan signalpandu,dapat diperoleh.metoda demulasi campuran yang disebut diatas dikenal denggan
Tidak ada gunanya untuk mengatakan, bahwa ada berbagai proses yang dipakai untuk
mendapatkan bunyi yang stereo benar pada saat suara itu diambil di studio sungguhpun
demikian adalah sulit untuk menilai hasil- hasilnya, karena terlalu banyak factor yang harus
diperhatikan, yang bertalian dengan seni. Lapangannya terlalu luas untuk dinilai. Oleh sebab
itu kita batasi di sini pada peninjauan teknis dari masalahnya.
1) Penentuan mikropon
2) Pengeras dan tape-rekorder
3) Merekam dan pengambilan.
Disebabkan oleh perbedaan-perbedaan dalam kontruksi mekanismenya dari berbagai
mikropon, maka tidak dapat dihindarkan, bahwa sifat-sifatnya yang bertalian dengan
pengambilan suara sangat berbeda.
Dapat disarankan untuk memakai sepasang mikropon, yang mempunyai sifat-sifat yang
hampir sama atau suatu pasangan-mikropon (paired microphones) yang khusus. Perhatikan
pada sifat-arah (directivity characteristics) pada pengambilan suara, sebab jika perbedaanarahnya itu besar, maka hasil perubahan arahnya akan sangat kurang.
Mengenai penempatannya dapat dikatakan bahwa pada umumnya responsi arahnya makin
berkurang apabila jarak antara mokropon makin diperbesar. Sebaliknya. Jika jaraknya makin
diperkecil pengaruh arah makin tajam dan pengaruh suara menjadi lebih sempit. Oleh sebab
itu jarak anatara mikropon merupakan faktor yang utama dalam memperoleh bunyi stereo.
Pada umumnya banyak mikropon ditempatkan denan jarak dan posisi yang tepat, sambil
memperhitungkan pengarah timbal-baliknya untuk mendapatkan kesan-ruang yang sebaik
mungkin.
Sehubungan dengan pengeras, dapat dikatakan tidak ada kesulitan karena mudah
mendapatkan dua sirkit yang mempunyai sifat yang sama tidak hanya sifat-amplitudo dan
phasa apa saja, tetapi juga untuk cacat dan gangguan apa saja. Hal itu dimungkinkan karena
teknologi yang tinggi dibidang sirkit elektronik. Bagi tape-recorder masalahnya untuk
memperoleh perbedaan phasa antara suara kanan dan kiri. Dari pengalaman diketahui, bahwa
jika perbedaan phasa melebihi 600, kesan-arah akan sangat berkurang. Selanjutnya perlu
diperhatikan perpanjangan sisi tape yang tidak sama dan perubahan dari tape di bawah kepala
tape (tape-head).
Mengenai record stereo dan pengambilannya, sesungguhnya tidak ada kesulitan jika
dilakukan dengan hati-hati, perhatikan khusus diperlukan pada sifat bicara-silang (cross-talk)
antara signal kanan dan kiri, karena kebocoran-kebocoran.
2. Peralatan Pemancar
Peralatan pemancar untuk siaran stereo F.M. dapat dibagi dalam dua bagian : Pemancaran
sendiri dan antena serta feeder. Dalam prinsipnya pemancar terdiri atas sirkit matrix yang
membangkitkan signalM danS (Gambar 1), sirkit multipleks yang membuat nignal campurandengan memodulasikan signalS dan subcarrier, sirkit F.M. modulation dan sirkitpengeras
daya (power amplifier). Sirkit multipleks pada umumnya terdiri atas modulator cincin (ring
modulator) dan sirkit penyampur.
Gambar 1: Diagram Blok dari pemancar
Sirkit F.M. dapat dibagi dalam “Sistem Modulasi Langsung”, dimana frekwensi yang keluar
dari oscillator langsung dimudulasi, dan “Sistem Modulasi tidak langsung”, dimana setelah
signal dari oscillator dimodulasi phasanya kemudian diperoleh modulasi frekuensinya yang
bersesuaian.
Metode yang sesuangguhnya sebagai berikut :
Sistem Modulasi Langsung
(1) Metoda tabung reaktansi
(2) Metoda FMQ
(3) Unsur reaktansi yang berubah + metode oscillator
Munculnya teknologi-teknologi terbaru dan meningkatnya kebutuhan
penganekaragaman manfaat sistem TV kabel menyebabkan sistem ini berkembang dari waktu
ke waktu. Perkembangannya terjadi pada perangkat keras maupun lunak. Di antaranya adalah
penggunaan gelombang microwave, jika menara penerima siaran jarak jauh terletak jauh dari
headend. Jika pemasangan kabel trunk atau distribusi sulit dilakukan atau mahal, maka
gelombang microwave dapat digunakan sebagai pengganti.
Munculnya kabel serat optik, yang dapat dipakai pada sistem trunk maupun
distribusi, menghasilkan sinyal siaran yang lebih baik karena tahan terhadap gangguan cuaca
atau interferensi dari gelombang radio lain. Penggunaan kabel serat optik juga mengurangi
jumlah amplifier yang digunakan karena kabel serat optik mempunyai nilai rugi kabel yang
rendah.
Diterapkannya sistem digital pada perangkat-perangkat siaran maupun pesawat TV
juga menimbulkan banyak perubahan. Teknik kompresi video digital membuat kapasitas
sistem menjadi lebih tinggi sehingga memperbanyak jumlah kanal. Teknik-teknik Forward
Error Correction (FEC) yang dapat memperbaiki kesalahan data akibat noise juga
dimanfaatkan untuk mendapatkan laju transmisi yang lebih tinggi.
Yang cukup baru adalah pemanfaatan sistem kabel untuk Internet. Aplikasi ini bisa
terjadi jika headend menambah fungsinya sebagai gateway Internet. Headend juga menjadi
server untuk layanan web, e-mail, dan e- news. Untuk itu, sistem kabel harus menyediakan
kanal dua arah bagi pengiriman dan penerimaan data dengan sistem LAN (Local Area
Network).
Pengembangan-pengembangan lain sudah tentu harus terus dilakukan, mengingatbanyak pesaing yang selalu berusaha menjadi "one stop server/operator" yang dapat
memenuhi segala kebutuhan komunikasi sekaligus hiburan bagi pelanggannya. Persaingan
bisa muncul dari sistem ponsel dengan TV selulernya yang lebih mobile atau saluran telepon
tetap yang dapat dikembangkan menjadi pembawa sinyal siaran video. Dengan kelebihan-
kelebihannya, sistem-sistem ini pastilah menjadi pesaing kuat bagi TV kabel.