Top Banner
i MAKALAH BIOLOGI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA D I S U S U N OLEH: DESI ROYANI Kelas: XI IPA 1 SMA NEGERI REBANG TANGKAS KECAMATAN REBANG TANGKAS KABUPATEN WAY KANAN
25

Makalah sistem pernapasan

Jul 22, 2015

Download

Education

Sahrul Aza Hati
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah sistem pernapasan

i

MAKALAH BIOLOGI

SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

D

I

S

U

S

U

N

OLEH:

DESI ROYANI

Kelas: XI IPA1

SMA NEGERI REBANG TANGKAS

KECAMATAN REBANG TANGKAS

KABUPATEN WAY KANAN

Page 2: Makalah sistem pernapasan

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan piji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat

dan hidayah – Nya kepada kita sekalian, sehingga dalam kehidupan kita dapat berkarya serta

melaksanakan tugas dan kewajiban di bidang masing – masing. Semoga kita semua selalu

mendapat petunjuk dan perlindungan – Nya sepanjang masa. Dan dalam pada itu dengan izin –

Nya, Alhamdulillah niat dan tekad penyusun untuk menyelesaikan penyusunan “Makalah

Tentang Sistem Pernapasan Manusia” dapat tersusun dengan baik.

Makalah ini di susun dengan bahasa yang sederhana berdasarkan berbagai literatur tertentu

dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman mengenai teori yang di bahas. Kendati

demikian, tak ada gading yang tak retak. Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat

kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penyusun terbuka dengan senang hati menerima

kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak demi perbaikan dan penyempurnaan

makalah ini.

Akhirnya, penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Rebang Tangkas, 26 Januari 2015

Penyusun

Page 3: Makalah sistem pernapasan

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1

2. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1

3. Tujuan dan Manfaat .................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2

A. Pengertian Sistem Pernapasan ...................................................................................... 2

B. Organ-Organ Pada Resfirasi .......................................................................................... 3

C. Mekanisme Pernapasan ................................................................................................. 5

D. Fungsi Sistem Respirasi ................................................................................................ 9

E. Penyakit Pernapasan ...................................................................................................... 9

F. Teknologi yang berkaitan dengan Pernapasan .............................................................. 19

BAB III KESIMPULAN .................................................................................................... 22

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 22

3.2 Saran ............................................................................................................................. 22

Page 4: Makalah sistem pernapasan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia bernapas secara tidak langsung. Artinya, udara untuk pernapasan tidak berdifusi secara

langsung melalui permukaan kulit. Difusi udara untuk pernapasan pada manusia terjadi di

bagian dalam tubuh, yaitu gelembung paru-paru (alveolus). Pada pernapasan secara tidak

langsung, udara masuk ke dalam tubuh manusia dengan perantara alat-alat pernapasan.

Alat-alat Pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung, faring (tekak), laring (pangkal

tenggorokan), trakea (batang tenggorokan), bronkus (cabang tenggorokan), dan pulmo

(paru-paru).

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam mempelajari sistem pernapasan ada beberapa hal yang perlu dipahami dan dimengerti.

Beberapa hal tersebut yakni

1. Jelaskan pengertian sistem pernafasan.

2. Jelaskan organ-organ yang ada dalam sistem pernapasan beserta fungsinya

3. Bagaimanakah mekanisme sistem pernapasan

4. Jelaskan fungsi sistem pernafasan

5. Jelaskan kelainan serta penyakit pada sistem pernapasan

C. TUJUAN DAN MANFAAT

Adapun beberapa tujuan dan manfaat yang diperoleh dalam mempelajari sistem pernapasan.

1. Memahami pengertian sistem pernapasan pada manusia

2. Mengetahui organ-organ yang ada dalam sistem pernapasan manusia beserta fungsi-

fungsinya

3. Memahami dan mengerti mekanisme sistem pernafasan

4. Memahami fungsi sistem pernapasan

5. Memahami dan mengerti kelainan serta penyakit pada sistem pernapasan

Page 5: Makalah sistem pernapasan

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SISTEM PERNAPASAN

Sistem Pernafasan atau Respirasi adalah Sistem pada manusia yang berfungsi untuk mengambil

oksigen dari udara luar dan mengeluarkan karbondioksida melalui paru-paru. Pernapasan adalah

suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karena sistem

pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.

Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu

pernapasan luar dan pernapasan dalam.

Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah

dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam

kapiler dengan sel-sel tubuh.

Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam

rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar

maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara

akan keluar.

Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan pengeluaran

udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan

dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.

a.

Pernapasan Dada Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang

rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.

1.

Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga

dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada

tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.

2.

Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang

rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada

menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar

daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida

keluar.

Page 6: Makalah sistem pernapasan

3

b.

Pernapasan Perut Pernapasa n perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan

aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada.Mekanisme

pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai berikut.

1.

Fase Inspirasi. Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar,

akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.

2.

Fase Ekspirasi. Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali

ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi

lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.

B. ORGAN-ORGAN PADA RESFIRASI DAN FUNGSINYA

a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)

Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis

selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat

(kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran

pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel

kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah

yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk.

b. Faring (Tenggorokan)

Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu

saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings) pada

bagian belakang. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat

terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan

pitasuara bergetar dan terdengar sebagai suara. Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan

makanan masuk ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang

terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas,

dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga tidak mengakibatkan gangguan kesehatan.

c. Laring

Kotak suara yang menghubungkan faring dengan trakea. Tabung pendek berbentuk seperti kotak

triangular dan ditopang oleh tiga kartilago tidak berpasangan (kartilago tiroid, kartilago krikoid ,

dan epiglotis ) dan tiga kartilago berpasangan ( kartilago ariteniod , kartilago kornikulata, dan

kartilago kuneiform)

Page 7: Makalah sistem pernapasan

4

d. Tenggorokan (Trakea)

Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dansebagian di

rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan,

dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda- benda asing

yang masuk ke saluran pernapasan.

e. Cabang-cabang Tenggorokan (Bronki)

Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkuskiri.

Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya

tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannyamelingkari lumen

dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.

f. Bronkiolus

Bronkiolus adalah anak cabang dari batang tenggorok yang terdapat dalam rongga

tenggorokan dan akan memanjang sampai ke paru-paru. Jumlah cabang bronkiolus yang

menuju paru-paru kanan dan kiri tidak sama. Bronkiolus yang menuju paru-paru kanan

mempunyai 3 cabang, sedangkan bronkiolus yang menuju paru-paru sebelah kiri hanya

bercabang 2. Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki dinding yang lebih tipis, pada

ujung bronkiolus terdapat banyak sekali gelembung-gelembung kecil yang dinamakan alveolus.

Ciri khas bronkiolus adalah tidak adanya tulang rawan dan kelenjar pada mukosanya, pada

bagian awal dari cabang bronkiolus hanya memiliki sebaran sel globet dan epitel. fungsi dari

bronkiolus adalah sebagai media yang menghubungkan oksigen yang dihirup agar mencapai

paru-paru.

g. Paru-paru (Pulmo)

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan

rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian

yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri

(pulmosinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis,

disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam

(pleuravisceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang

rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).

Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi

sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara

eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain. Paru-paru

tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru berstruktur

Page 8: Makalah sistem pernapasan

5

seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk pertukaran

gas.

C. MEKANISME PERNAFASAN (VENTILASI PULMUNAR)

Otot pernapasan utama adalah otot inspirasi, yang terpenting adalah diafragma; kontraksi

diafragma akan mendatarkan kubah, mengurangi tekanan rongga toraks, sehingga menarik udara

masuk ke paru-paru. Otot interkostalis eksterna membantu dengan cara menaikkan iga dan

meningkatkan dimensi rongga toraks. Pernapasan yang tenang normalnya adalah pernapasan

diafragma; otot inspirasi aksesorius (misalnya skalenus, sternomastoideus) membantu inspirasi

jika terdapat tahanan jalan napas atau ventilasi yang tinggi. Ekspirasi dicapai dengan rekoil pasif

paru dan dinding dada, namun, pada laju ventilasi yang tinggi, ekspirasi dibantu oleh kontraksi

otot abdomen yang mempercepat rekoil diafragma dengan meningkatkan tekanan abdomen

(misalnya olahraga). Volume dan tekanan paru. Volume tidal adalah volume udara yang keluar

dan masuk paru saat pernapasan normal; volume tidal istirahat normal adalah -500 mL, namun,

seperti volume paru lainnya, volume ini bergantung pada usia, jenis kelamin, dan tinggi badan.

Kapasitas vital adalah volume tidal maksimum, yaitu ketika seseorang menarik napas sedalam-

dalamnya dan menghembuskan napas sehabis-habisnya. Perbedaan volume antara ekspirasi

istirahat dan ekspirasi maksimum disebut volume cadangan ekspirasi; hal yang sama pada

inspirasi disebut volume cadangan inspirasi. Volume paru setelah inspirasi maksimum adalah

kapasitas paru total, sedangkan volume paru setelah ekspirasi maksimum adalah volume residu.

Kapasitas residu fungsional (functional residual capacity, FRC) adalah volume paru pada akhir

pemapasan normal, ketika otot-otot respirasi berelaksasi. Besar FRC ditentukan oleh

keseimbangan antara rekoil elastis ke arah luar oleh dinding dada dan rekoil elastis ke arah

dalam oleh paru. Keduanya dikoupling oleh cairan di dalam rongga pleura dada yang kecil,

sehingga terjadi tekanan negatif (tekanan intrapleura: -0,2 sampai -0,5 kPa). Oleh karena itu,-

perforasi dada menyebabkan udara tersedot ke dalam rongga pleura, dan dinding dada akan

mengembang, sementara paru kolaps (pneumotoraks). Penyakit yang mempengaruhi rekoil

elastis paru akan mengubah FRC; fibrosis akan meningkatkan rekoil sehingga mengurangi FRC,

sedangkan emfisema, di mana terjadi kerusakan struktur paru, rekoil berkurang dan FRC

meningkat. Selama inspirasi, perluasan rongga toraks membuat tekanan intrapleura menjadi

lebih negatif, menyebabkan paru dan alveoli mengembang, dan mengurangi tekanan alveolar.

Hal ini memunculkan gradien tekanan antara alveoli dengan mulut, dan menarik udara ke paru.

Selama ekspirasi, tekanan intrapleura dan tekanan alveolar meningkat, walaupun, kecuali saat

ekspirasi paksa (misalnya batuk), tekanan intrapleura tetap negatif pada keseluruhan siklus

karena ekspirasi normalnya adalah pasif. Ruang rugi (dead space) adalah volume jalan napas

yang tidak berperan dalam pertukaran gas. Ruang rugi anatomis mencakup saluran napas dan

turun hingga ke bronkiolus terminalis; normalnya -150 mL. Ruang rugi alveolar adalah alveoli

Page 9: Makalah sistem pernapasan

6

yang tidak mampu mengadakan pertukaran gas; dalam kesehatan, hal ini tidaklah penting.

Ruang rugi fisiologis adalah jumlah ruang rugi anatomis dan alveolar.

Prinsip dasar

1. Toraks adalah rongga tertutup kedap udara disekeliling paru-paru yang terbuka ke atmosfer

hanya melalui jalur sistem pernafasan.

2. Pernafasan adalah proses inspirasi (inhalasi) udara ke dalam paru-paru dan ekspirasi

(ekshalasi) udara dari paru-paru ke lingkungan luar tubuh.

3. Sebelum inspirasi dimulai, tekanan udara atmosfer (sekitar 760 mmHg) sama dengan

tekanan udara dalam alveoli yang disebut sebagai tekanan intra-alveolar (intrapulmonar).

4. Tekanan intrapleura dalam rongga pleura (ruang antar pleura) adalah tekanan sub-atmosfer,

atau kurang dari tekanan intra-alveolar.

5. Peningkatan atau penurunan volume rongga toraks mengubah tekanan intrapleura dan intra-

alveolar yang secara mekanik menyebabkan pengembangan atau pengempisan paru-paru.

6. Otot-otot inspirasi memperbesar rongga toraks dan meningkatkan volumenya. Otot-otot

ekspirasi menurunkan volume rongga toraks.

a. Inspirasi membutuhkan kontraksi otot dan energi

1. Diafragma, yaitu otot berbentuk kubah yang jika sedang relaks akan memipih saat

berkontraksi dan memperbesar rongga toraks ke arah inferior.

2. Otot interkostal eksternal mengangkat iga ke atas dan ke depan saat berkontraksi sehingga

memperbesar rongga toraks ke arah anterior dan superior.

3. Dalam pernafasan aktif atau pernafasan dalam, otot-otot sternokleidomastoid, pektoralis

mayor, serratus anterior, dan otot skalena juga akan memperbesar rongga toraks.

b. Ekspirasi pada pernafasan yang tenang dipengaruhi oleh relaksasi otot dan disebut proses

pasif. Pada ekspirasi dalam, otot interkostal internal menarik kerangka iga ke bawah dan otot

abdomen berkontraksi sehingga mendorong isi abdomen menekan diafragma.

1. Transport gas

a. Transport O2 Sekitar 97% oksigen dalain darah dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan

hemoglobin (Hb), 3% oksigen sisanya larut dalam plasma.

1. Setiap molekul dalam keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu

molekul oksigen untuk membentuk oksihemoglobin (Hb02) berwarna merah tua. Ikatan ini

tidak kuat dan reversibel. Hemoglobin tereduksi (111Th) berwarna merah kebiruan.

2. Kapasitas oksigen adalah volume maksirnum oksigen yang dapat berikatan dengan

sejumlah hemoglobin dalam darah.

Page 10: Makalah sistem pernapasan

7

a) Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul hemoglobin. Setiap gram

hemoglobin dapat mengikat 1,34 ml oksigen.

b) 100 ml darah rata-rata mengandung 15 gram hemoglobin untuk maksimum 20 ml O2 per

100 ml darah (15 X 1,34). KonsentraSi hemoglobin ini biasanya dinyatakan sebagai

persentase volume dan merupakan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.

3. Kejenuhan oksigen darah adalah rasio antara volume oksigen aktual yang terikat pada

hemoglobin dan kapasitas oksigen. Kejenuhan oksigen dibatasi oleh jumlah hemoglobin

atau PO2.

4. Kurva disosiasi oksigen-hemoglobin. Grafik memperlihatkan persentase kejenuhan

hemoglobin pada garis vertikal dan tekanan parsial oksigen pada garis horisontal.

a) Kurva berbentuk S (sigmoid) karena kapasitas pengisian oksigen pada hemoglobin

(afinitas pengikatan oksigen) bertambah jika kejenuhan bertambah. Deinikian pula, jika

pelepasan oksigennya (pelepasan oksigen terikat) meningkat, kejenuhan oksigen darah

pun meningkat. Hemoglobin dlkatakan 97% jenuh pada PO2 100 mmHg, seperti yang

terjadi pada udara alveolar.

b) Lereng kurva disosiasi ini menjadi tajam di antara tekanan 10 sampai 50 mmHg dan

mendatar di antara 70 sampai 100 mmHg. Dengan deinikian, pada tingkat PO2 yang

tinggi, muatan yang besar hanya sedikit memengaruhi kejenuhan hemoglobin.

c) Jika PO2 turun sampai di bawah 50 mmHg, seperti yang terjadi dalam jaringan tubuh,

perubahan PO2 ini walaupun sangat sedikit dapat mengakibatkan perubahan yang besar

pada kejenuhan hemoglobin dan volume oksigen yang dilepas.

d) Darah arteri secara normal membawa 97% oksigen dan kapasitasnya untuk melakukan

hal tersebut. Oleh karena itu, pernapasan dalam atau menghirup oksigen murni tidak

dapat memberi ‘peningkatan yang berarti pada kejenuhan hemoglobin dengan oksigen.

Menghirup oksigen murni dapat meningkatkan penghantaran oksigen ke dalam jaringan

karena volume oksigen terlarut dalam plasma darah meningkat.

e) Dalam darah vena, PO2 mencapai 40 mmHg dan hemoglobin masih 75% jenuh, ini

menunjukkan bahwa darah hanya melepas sekitar seperempat muatan oksigennya saat

melewati jaringan. Hal ml memberikan rentang keamanan yang tinggi jika sewaktu-

waktu pernapasan terganggu atau kebutuhan oksigen jaringan meningkat.

b. Transport CO2

Karbon dioksida yang berdifusi ke dalam darah dan janingan dibawa ke paru-paru melalui cara

berikut ini:

1. Sejumlah kecil karbon dioksida (7% sampai 8%) tetap terlarut dalam plasma.

Page 11: Makalah sistem pernapasan

8

2. Karbon dioksida yang tersisa bergerak ke dalam sel darah merah, di mana 25%-nya

bergabung dalam bentuk reversibel yang tidak kuat dengan gugus amino di bagian globin

pada hemoglobin untuk membentuk karbaminohemoglobin.

3. Sebagian besar karbon dioksida dibawa dalam bentuk bikarbonat, terutama dalam plasma.

a) Karbon dioksida dalam sel darah merah benikatan dengan air untuk membentuk asam

karbonat dalam reaksi bolak-balik yang dikatalis oleh anhidrase karbonik.

b) Reaksi di atas berlaku dua arab, bergantung konsentrasi senyawa. Jika konsentrasi CO2

tinggi, seperti dalam Jaringan, reaksi beglangsung ke kanan sehingga lebih banyak

terbentuk ion hidrogen dan bikarbonat. Dalam paru yang konsentrasi C02-nya lebih

rendah, reaksi berlangsung ke kiri dan melepaskan karbon dioksida.

2. Proses difusi gas

Secara umum difusi diartikan sebagai peristiwa perpindahan molekul dari suatu daerah yang

konsentrasi molekulnya tinggi ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah. Peristiwa difusi

merupakan peristiwa pasif yang tidak memerlukan energi ekstra. Peristiwa difusi yang terjadi di

dalam paru adalah perpindahan molekul oksigen dari rongga alveoli melintasi membrana kapiler

alveolar, kemudian melintasi plasma darah, selanjutnya menembus dinding sel darah merah, dan

akhirnya masuk ke interior sel darah merah sampai berikatan dengan hemoglobin. Membran

kapiler alveolus sangat tipis, yaitu 0,1 um atau sepertujuh puluh dari tebal butir darah merah

sehingga molekul oksigen tidak mengalami kesulitan untuk menembusnya. Peristiwa difusi yang

lain di dalam paru adalah perpindahan molekul karbondioksida dari darah ke udara alveolus.

Oksigen dan karbondioksida menembus dinding alveolus dan kapiler pembuluh darah dengan

cara difusi. Berarti molekul kedua gas tadi bergerak tanpa menggunakan tenaga aktif. Urut-

urutan proses difusi terbagi atas:

a) Difusi pada fase gas Udara atmosfer masuk ke dalam paru dengan aliran yang cepat,

ketika dekat alveoli kecepatannya berkurang sampai terhenti. Udara atau gas yang baru

masuk dengan cepat berdifusi atau bercampur dengan gas yang telah ada di dalam

alveoli. Kecepatan gas berdifusi di sini berbanding terbalik dengan berat molekulnya.

Gas oksigen mempunyai berat molekul 32 sedangkan berat molekul karbondioksida 44.

Gerak molekul gas oksigen lebih cepat dibandingkan dengan gerak molekul gas

karbondioksida sehingga kecepatan difusi oksigen juga lebih cepat. Percampuran antara

gas yang baru saja masuk ke dalam paru dengan gas yang lebih dahulu masuk akan

komplit dalam hitungan perpuluhan detik. Hal semacam ini terjadi pada alveoli yang

normal, sedangkan pada alveoli yang tidak normal, seperti pada emfisema, percampuran

gas yang baru masuk dengan gas yang telah berada di alveoli lebih lambat.

b) Difusi menembus membran pembatas. Proses difusi yang melewati membrana pembatas

alveoli dengan kapiler pembuluh darah meliputi proses difusi fase gas dan proses difusi

Page 12: Makalah sistem pernapasan

9

fase cairan. Dalam hal ini, pembatas-pembatasnya adalah dinding alveoli, dinding kapiler

pembuluh darah (endotel), lapisan plasma pada kapiler, dan dinding butir darah merah

(eritrosit). Kecepatan difusi melewati fase cairan tergantung kepada kelarutan gas ke

dalam cairan. Kelarutan karbondioksida lebih besar dibandingkan dengan kelarutan

oksigen sehingga kecepatan difusi karbondioksida di dalam fase cairan 20 kali lipat

kecepatan difusi oksigen. Semakin tebal membrana pembatas halangan bagi proses difusi

semakin besar.

D. FUNGSI SISTEM RESPIRASI

Menurut Ethel Sloane (2004 : 266) Fungsi utama sistem pernafasan adalah untuk mengambil

oksigen (O2) dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida

(CO2) yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Sedangkan fungsi tambahan sistem

pernafasan adalah sebagai produksi wicara dan berperan dalam keseimbangan asam basa,

pertahanan tubuh melawan benda asing, dan pengaturan hormonal tekanan darah.

E. PENYAKIT PERNAPASAN BESERTA PENYEBAB, PENGOBATAN DAN

PENCEGAHANNYA

1. Asbestosis

Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat menghirup

serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas.

Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap,

serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes juga

dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).

Penyebab,

Menghirup serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di dalam paru-

paru. Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat mengembang dan mengempis

sebagaimana mestinya. Beratnya penyakit tergantung kepada lamanya pemaparan dan jumlah

serat yang terhirup.Pemaparan asbes bisa ditemukan di industri pertambangan dan penggilingan,

konstruksi dan industri lainnya. Pemaparan pada keluarga pekerja asbes juga bisa terjadi dari

partikel yang terbawa ke rumah di dalam pakaian pekerja.

Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh asbes diantaranya:

Plak pleura (klasifikasi), Mesotelioma maligna, Efusi pleura.

Penyembuhan,

Page 13: Makalah sistem pernapasan

10

Pengobatan suportif untuk mengatasi gejala yang timbul adalah membuang lendir/dahak dari

paru-paru melalui prosedur postural drainase, perkusi dada dan vibrasi. Diberikan obat semprot

untuk mengencerkan lendir. Mungkin perlu diberikan oksigen, baik melalui sungkup muka

(masker) maupun melalui selang plastik yang dipasang di lubang hidung. Kadang dilakukan

pencangkokan paru-paru. Mesotelioma berakibat fatal, kemoterapi tidak banyak bermanfaat dan

pengangkatan tumor tidak menyembuhkan kanker.

Pencegahan,

Asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan kerja.

Karena industri yang menggunakan asbes sudah melakukan kontrol debu, sekarang ini lebih

sedikit yang menderita asbestosis, tetapi mesotelioma masih terjadi pada orang yang pernah

terpapar 40 tahun lalu.

Untuk mengurangi risiko terjadinya kanker paru-paru, kepada para pekerja yang berhubungan

dengan asbes, dianjurkan untuk berhenti merokok. Sementara itu guna menghindari sumber

penyakit yang akan tersebar pada pihak keluarga, disarankan setiap pekerja untuk mencuci

pakaian kerjanya di pabrik, dan menggantinya dengan pakaian bersih untuk kembali ke rumah.

Sehingga semua pakaian kerja tidak ada yang dibawa pulang, dan pekerja membersihkan diri

atau mandi sebelum kembali kerumah masing-masing.

2. Asma

Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena

hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan ini

bersifat sementara.

Penyebab,

Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon terhadap rangsangan

yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran pernafasan. Penyempitan ini

dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara

dingin dan olahraga. Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan

jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan

(inflamasi) dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari

saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus

berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernafas.

Sel-sel tertentu di dalam saluran udara (terutama sel mast) diduga bertanggungjawab terhadap

awal mula terjadinya penyempitan ini. Mastosit di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti

histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya: - kontraksi otot polos - peningkatan

pembentukan lendir - perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki. Mastosit mengeluarkan

Page 14: Makalah sistem pernapasan

11

bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai benda asing

(alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu binatang.

Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu. Reaksi yang sama terjadi

jika orang tersebut melakukan olah raga atau berada dalam cuaca dingin. Stres dan kecemasan

juga bisa memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien.

Sel lainnya (eosnofil) yang ditemukan di dalam saluran udara penderita asma melepaskan bahan

lainnya (juga leukotrien), yang juga menyebabkan penyempitan saluran udara.

Pengobatan,

Obat-obatan bisa membuat penderita asma menjalani kehidupan normal. Pengobatan segera

untuk mengendalikan serangan asma berbeda dengan pengobatan rutin untuk mencegah

serangan.

Agonis reseptor beta-adrenergik merupakan obat terbaik untuk mengurangi serangan asma yang

terjadi secara tiba-tiba dan untuk mencegah serangan yang mungkin dipicu oleh olahraga.

Bronkodilator ini merangsang pelebaran saluran udara oleh reseptor beta-adrenergik.

Bronkodilator yang yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik (misalnya

adrenalin), menyebabkan efek samping berupa denyut jantung yang cepat, gelisah, sakit kepala

dan tremor (gemetar) otot. Bronkodilator yang hanya bekerja pada reseptor beta2-adrenergik

(yang terutama ditemukan di dalam sel-sel di paru-paru), hanya memiliki sedikit efek samping

terhadap organ lainnya. Bronkodilator ini (misalnya albuterol), menyebabkan lebih sedikit efek

samping dibandingkan dengan bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik.

Sebagian besar bronkodilator bekerja dalam beberapa menit, tetapi efeknya hanya berlangsung

selama 4-6 jam. Bronkodilator yang lebih baru memiliki efek yang lebih panjang, tetapi karena

mula kerjanya lebih lambat, maka obat ini lebih banyak digunakan untuk mencegah serangan.

Bronkodilator tersedia dalam bentuk tablet, suntikan atau inhaler (obat yang dihirup)

dan sangat efektif. Penghirupan bronkodilator akan mengendapkan obat langsung di dalam

saluran udara, sehingga mula kerjanya cepat, tetapi tidak dapat menjangkau saluran udara yang

mengalami penyumbatan berat. Bronkodilator per-oral (ditelan) dan suntikan dapat menjangkau

daerah tersebut, tetapi memiliki efek samping dan mula kerjanya cenderung lebih lambat.

Jenis bronkodilator lainnya adalah theophylline. Theophylline biasanya diberikan per-

oral (ditelan); tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari tablet dan sirup short-acting sampai

kapsul dan tablet long-acting. Pada serangan asma yang berat, bisa diberikan secara intravena

(melalui pembuluh darah).

Page 15: Makalah sistem pernapasan

12

Jumlah theophylline di dalam darah bisa diukur di laboratorium dan harus dipantau secara ketat,

karena jumlah yang terlalu sedikit tidak akan memberikan efek, sedangkan jumlah yang terlalu

banyak bisa menyebabkan irama jantung abnormal atau kejang. Pada saat pertama kali

mengkonsumsi theophylline, penderita bisa merasakan sedikit mual atau gelisah. Kedua efek

samping tersebut, biasanya hilang saat tubuh dapat menyesuaikan diri dengan obat. Pada dosis

yang lebih besar, penderita bisa merasakan denyut jantung yang cepat atau palpitasi (jantung

berdebar). Juga bisa terjadi insomnia (sulit tidur), agitasi (kecemasan, ketakuatan), muntah, dan

kejang.

Corticosteroid menghalangi respon peradangan dan sangat efektif dalam mengurangi gejala

asma. Jika digunakan dalam jangka panjang, secara bertahap corticosteroid akan menyebabkan

berkurangnya kecenderungan terjadinya serangan asma dengan mengurangi kepekaan saluran

udara terhadap sejumlah rangsangan.

Tablet atau suntikan corticosteroid bisa digunakan selama 1-2 minggu untuk mengurangi

serangan asma yang berat. Untuk penggunaan jangka panjang biasanya diberikan inhaler

corticosteroid karena dengan inhaler, obat yang sampai di paru-paru 50 kali lebih banyak

dibandingkan obat yang sampai ke bagian tubuh lainnya. Corticosteroid per-oral (ditelan)

diberikan untuk jangka panjang hanya jika pengobatan lainnya tidak dapat mengendalikan gejala

asma.

Cromolin dan nedocromil diduga menghalangi pelepasan bahan peradangan dari sel mast dan

menyebabkan berkurangnya kemungkinan pengkerutan saluran udara. Obat ini digunakan untuk

mencegah terjadinya serangan, bukan untuk mengobati serangan. Obat ini terutama efektif untuk

anak-anak dan untuk asma karena olah raga. Obat ini sangat aman, tetapi relatif mahal dan harus

diminum secara teratur meskipun penderita bebas gejala.

Obat antikolinergik (contohnya atropin dan ipratropium bromida) bekerja dengan menghalangi

kontraksi otot polos dan pembentukan lendir yang berlebihan di dalam bronkus oleh asetilkolin.

Lebih jauh lagi, obat ini akan menyebabkan pelebaran saluran udara pada penderita yang

sebelumnya telah mengkonsumsi agonis reseptor beta2-adrenergik.

Pengubah leukotrien (contohnya montelucas, zafirlucas dan zileuton) merupakan obat terbaru

untuk membantu mengendalikan asma. Obat ini mencegah aksi atau pembentukan leukotrien

(bahan kimia yang dibuat oleh tubuh yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala asma).

Pencegahan,

Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan yang

dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah raga.

Page 16: Makalah sistem pernapasan

13

3. Bronkientasis

Bronkientasis adalah suatu perusakan dan pelebaran (dilatasi) abnormal dari saluran

pernapasan yang besar.

Bronkiektasis bukan merupakan penyakit tunggal, dapat terjadi melalui berbagai cara dan

merupakan akibat dari beberapa keadaan yang mengenai dinding bronkial, baik secara langsung

maupun tidak, yang mengganggu sistem pertahanannya. Keadaan ini mungkin menyebar luas,

atau mungkin muncul di satu atau dua tempat.

Secara khusus, bronkiektasis menyebabkan pembesaran pada bronkus yang berukuran sedang,

tetapi bronkus berukuran kecil yang berada dibawahnya sering membentuk jaringan parut dan

menyempit. Kadang-kadang bronkiektasis terjadi pada bronkus yang lebih besar, seperti yang

terjadi pada aspergilosis bronkopulmoner alergika (suatu keadaan yang disebabkan oleh adanya

respon imunologis terhadap jamur Aspergillus).

Dalam keadaan normal, dinding bronkus terbuat dari beberapa lapisan yang ketebalan dan

komposisinya bervariasi pada setiap bagian dari saluran pernapasan. Lapisan dalam (mukosa)

dan daerah dibawahnya (submukosa) mengandung sel-sel yang melindungi saluran pernapasan

dan paru-paru dari zat-zat yang berbahaya. Sel-sel ini terdiri dari: sel penghasil lendir sel

bersilia, yang memiliki rambut getar untuk membantu menyapu partikel-partikel dan lendir ke

bagian atas atau keluar dari saluran pernapasan

sel-sel lainnya yang berperan dalam kekebalan dan sistem pertahanan tubuh, melawan

organisme dan zat-zat yang berbahaya lainnya.

Struktur saluran pernapasan dibentuk oleh serat elastis, otot dan lapisan kartilago (tulang rawan),

yang memungkinkan bervariasinya diameter saluran pernapasan sesuai kebutuhan. Pembuluh

darah dan jaringan limfoid berfungsi sebagai pemberi zat makanan dan sistem pertahanan untuk

dinding bronkus.

Pada bronkiektasis, daerah dinding bronkus rusak dan mengalami peradangan kronis, dimana sel

bersilia rusak dan pembentukan lendir meningkat. Ketegangan dinding bronkus yang normal

juga hilang. Area yang terkena menjadi lebar dan lemas dan membentuk kantung yang

menyerupai balon kecil. Penambahan lendir menyebabkan kuman berkembang biak, yang sering

menyumbat bronkus dan memicu penumpukan sekresi yang terinfeksi dan kemudian merusak

dinding bronkus.

Peradangan dapat meluas ke kantong udara kecil (alveoli) dan menyebabkan bronkopneumonia,

jaringan parut dan hilangnya fungsi jaringan paru-paru. Pada kasus yang berat, jaringan parut

dan hilangnya pembuluh darah paru-paru dapat melukai jantung.

Page 17: Makalah sistem pernapasan

14

Peradangan dan peningkatan pembuluh darah pada dinding bronkus juga dapat menyebabkan

batuk darah. Penyumbatan pada saluran pernapasan yang rusak dapat menyebabkan rendahnya

kadar oksigen dalam darah.

Penyebab,

Batuk menahun bisa disebabkan oleh:

Infeksi pernapasan, Campak, Pertusis, Infeksi adenovirus, Infeksi bakteri contohnya Klebsiella,

Staphylococcus atau Pseudomonas br>- Influenza, Tuberkulosa, Infeksi jamur, Infeksi

mikoplasma, Penyumbatan bronkus, Benda asing yang terisap, Pembesaran kelenjar getah

bening, Tumor paru, Sumbatan oleh lendir, Cedera penghirupan, Cedera karena asap, gas atau

partikel beracun, Menghirup getah lambung dan partikel makanan, Keadaan genetik, Fibrosis

kistik, Diskinesia silia, termasuk sindroma Kartagener, Kekurangan alfa-1-antitripsin, Kelainan

imunologik , Sindroma kekurangan imunoglobulin, Disfungsi sel darah putih, Kekurangan

koplemen, Kelainan autoimun atau hiperimun tertentu seperti rematoid artritis, kolitis ulserativa

Keadaan lain :

Penyalahgunaan obat (misalnya heroin), Infeksi HIV, Sindroma Young (azoospermia

obstruktif), Sindroma Marfan.

Pengobatan,

Tujuan dari pengobatan adalah mengendalikan infeksi dan pembentukan dahak,membebaskan

penyumbatan saluran pernapasan serta mencegah komplikasi.Drainase postural yang dilakukan

secara teratur setiap hari, merupakan bagian dari pengobatan untuk membuang dahak. Seorang

terapis pernapasan bisa mengajarkan cara melakukan drainase postural dan batuk yang

efektif.Untuk mengatasi infeksi seringkali diberikan antibiotik, bronkodilator Dan ekspektoran.

Pengangkatan paru melalui pembedahan dilakukan pada penderita yang tidak memberikan

respon terhadap pemberian obat atau pada penderita yang mengalami perdarahan hebat.

Pencegahan,

Imunisasi campak dan pertusis pada masa kanak-kanak membantu menurunkan angka

kejadian bronkiektasis.

Vaksin influenza berkala membantu mencegah kerusakan bronkus oleh virus flu. Vaksin

pneumokok membantu mencegah komplikasi berat dari pneumonnia pneumokok.

Minum antibiotik dini saat infeksi juga mencegah bronkiektasis atau memburuknya

penyakit.

Page 18: Makalah sistem pernapasan

15

Pengobatan dengan imunoglobulin pada sindroma kekurangan imunoglobulin mencegah

infeksi berulang yang telah mengalami komplikasi.

Penggunaan anti peradangan yang tepat (seperti kortikosteroid), terutama pada penderita

bronkopneumonia alergika aspergilosis, bisa mencegah kerusakan bronkus yang akan

menyebabkan terjadinya bronkiektasis.

Menghindari udara beracun, asap (termasuk asap rokok) dan serbuk yang berbahaya (seperti

bedak atau silika) juga mencegah bronkiektasis atau mengurangi beratnya penyakit.

Masuknya benda asing ke saluran pernapasan dapat dicegah dengan: - memperhatikan apa

yang dimasukkan anak ke dalam mulutnya - menghindari kelebihan dosis obat dan alkohol -

mencari pengobatan medis untuk gejala neurologis (seperti penurunan kesadaran) atau gejala

saluran pencernaan (seperti regurgitasi atau batuk setelah makan).

Tetes minyak atau tetes mineral untuk mulut atau hidung jangan digunakan menjelang tidur

karena dapat masuk ke dalam paru.

Bronkoskopi dapat digunakn untuk menemukan dan mengobati penyumbatan bronkus

sebelum timbulnya kerusakan yang berat.

4. Penyakit Batuk rejan

Penyakit Batuk rejan atau juga dikenali sebagai "pertusis" atau dalam bahasa Inggris

Whooping Cough adalah satu penyakit menular. Di dunia terjadi sekitar 30 sampai 50 juta kasus

per tahun, dan menyebabkan kematian pada 300.000 kasus (data dari WHO). Penyakit ini

biasanya terjadi pada anak berusia di bawah 1 tahun. 90 persen kasus ini terjadi di negara

berkembang.

Penyebab,

penyakit ini biasanya disebabkan oleh bacterium Bordetella namun tidak jarang diakibatkan oleh

B. Parapertussis.

Pengobatan,

Jika penyakitnya berat, penderita biasanya dirawat di rumah sakit. Mereka ditempatkan di dalam

kamar yang tenang dan tidak terlalu terang. Keributan bisa merangsang serangan batuk. Bisa

dilakukan pengisapan lendir dari tenggorokan. Pada kasus yang berat, oksigen diberikan

langsung ke paru-paru melalui selang yang dimasukkan ke trakea. Untuk menggantikan cairan

yang hilang karena muntah dan karena bayi biasanya tidak dapat makan akibat batuk, maka

diberikan cairan melalui infus. Gizi yang baik sangat penting, dan sebaiknya makanan diberikan

dalam porsi kecil tetapi sering. Untuk membasmi bakteri, biasanya diberikan antibiotik

eritromycin.

Page 19: Makalah sistem pernapasan

16

Pencegahan,

Imunisasi pada usia 2, 4, 6, dan 18 bulan dan 4-6 tahun. Diharapkan kemugkinan terkenanya

pertusis akan makin rendah dengan diberikan nya imunisasi, dan gejala penyakit pun tidak akan

seberat kalau tanpa diberikannya imunisasi.

5. Bronkitis

Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru).

Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada

penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru)

dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.

Penyebab,

Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan organisme yang menyerupai bakteri

(Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia)

Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-paru dan

saluran pernafasan menahun. Infeksi berulang bisa merupakan akibat dari: Sinusitis kronis,

Bronkiektasis, Alergi Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.

Bronkitis iritatif bisa disebabkan oleh:

Berbagai jenis debu, Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin, hidrogen

sulfida, sulfur dioksida dan bromin, Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen

dioksida, Tembakau dan rokok lainnya.

Pengobatan,

Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita dewasa bisa diberikan

aspirin atau acetaminophen; kepada anak-anak sebaiknya hanya diberikan acetaminophen.

Dianjurkan untuk beristirahat dan minum banyak cairan.

6. Faringitis

Faringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang

menyerang tenggorok atau faring. Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok.

Radang ini bisa disebabkan oleh virus atau kuman, disebabkan daya tahan yang lemah.

Pengobatan dengan antibiotika hanya efektif apabila karena terkena kuman. Kadangkala makan

makanan yang sehat dengan buah-buahan yang banyak, disertai dengan vitamin bisa menolong.

Gejala radang tenggorokan seringkali merupakan pratanda penyakit flu atau pilek. faringitis ada

yang akut dan kronis,

Page 20: Makalah sistem pernapasan

17

Faringitis akut, radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri tenggorok dan kadang

disertai demam dan batuk.

Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama, biasanya

tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di tenggorok.

7. Infeksi Saluran Napas Atas

Infeksi saluran napas atas dalam bahasa Indonesia juga di kenal sebagai ISPA (Infeksi

Saluran naPas Atas) atau URI dalam bahasa Inggris adalah penyakit infeksi akut yang

melibatkan organ saluran pernapasan, hidung, sinus, faring, atau laring.

Penyembuhan,

Penyembuhannya melalui terapi. Terapi yg diberikan pada penyakit ini biasanya pemberian

antibiotik walaupun kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus yang dapat sembuh dengan

sendirinya tanpa pemberian obat obatan terapeutik, pemberian antibiotik dapat mempercepat

penyembuhan penyakit ini dibandingkan hanya pemberian obat obatan symptomatic, selain itu

dengan pemberian antibiotik dapat mencegah terjadinya infeksi lanjutan dari bakterial,

pemberian, pemilihan antibiotik pada penyakit ini harus diperhatikan dengan baik agar tidak

terjadi resistensi kuman/baterial di kemudian hari. Namun pada penyakit ISPA yg sudah

berlanjut dengan gejala dahak dan ingus yg sudah menjadi hijau, pemberian antibiotik

merupakan keharusan karena dengan gejala tersebut membuktikan sudah ada bakteri yg

terlibat.

8. Influensa

Influensa, biasanya dikenali sebagai flu di masyarakat, adalah penyakit menular burung

dan mamalia yang disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae (virus influensa).

Penyakit ini ditularkan dengan medium udara melalui bersin dari si penderita. Pada manusia,

gejala umum yang terjadi adalah demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, hidung tersumbat dan

mengeluarkan cairan, batuk, lesu serta rasa tidak enak badan. Dalam kasus yang lebih buruk,

influensa juga dapat menyebabkan terjadinya pneumonia, yang dapat mengakibatkan kematian

terutama pada anak-anak dan orang berusia lanjut.

Pencegahan,

Sebagian besar virus influensa disebarkan melalui kontak langsung. Seseorang yang menutup

bersin dengan tangan akan menyebarkan virus ke orang lain. Virus ini dapat hidup selama

berjam-jam dan oleh karena itu cucilah tangan sesering mungkin dengan sabun Minumlah yang

banyak karena air berfungsi untuk membersihkan racun Hiruplah udara segar secara teratur

terutama ketika dalam cuaca sejuk

Page 21: Makalah sistem pernapasan

18

Cobalah bersantai agar anda dapat mengaktifkan sistem kekebalan tubuh karena dengan

bersantai dapat membantu sistem kekebalan tubuh merespon terhadap virus influensa

Kaum lanjut usia atau mereka yang mengidap penyakit kronis dianjurkan diimunisasi. Namun

perlu adanya alternatif lain dalam mengembangkan imunitas dalam tubuh sendiri, melalui

makanan yang bergizi dan menjahui potensi-potensi yang menyebabkan influensa

Sejumlah penelitian membuktikan bahwa dengan mengkonsumi 200 ml yoghurt rendah lemak

per hari mampu mencegah 25% peluang terkena influensa dikarenakan yoghurt mengandung

banyak laktobasilus

9. Paru-paru hitam

Paru-paru hitam adalah suatu penyakit paru-paru yang disebabkan karena menghirup

debu batubara dalam jangka panjang. Penyakit ini dikenal juga dengan sebutan pneumokoniosis

pekerja batubara, dapat terjadi dalam 2 bentuk, yaitu simplek dan komplikata. Tipe simplek

biasanya bersifat ringan, sedangkan tipe komplikata bisa berakibat fatal.

Penyebab,

Paru-paru hitam merupakan akibat dari terhirupnya serbuk batubara dalam jangka waktu yang

lama. Merokok tidak menyebabkan meningkatnya angka kejadian paru-paru hitam, tetapi bisa

memberikan efek tambahan yang berbahaya bagi paru-paru. Resiko menderita paru-paru hitam

berhubungan dengan lamanya dan luasnya pemaparan terhadap debu batubara. Kebanyakan

pekerja yang terkena berusia lebih dari 50 tahun. Penyakit ini ditemukan pada 6 dari 100.000

orang.

Pengobatan,

Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini, selain untuk mengobati komplikasinya (gagal

jantung kanan atau tuberkulosis paru). Jika terjadi gangguan pernafasan, maka diberikan

bronkodilator dan ekspektoran. Tetapi adalah penting untuk menghindari pemaparan lebih

lanjut.

Pencegahan,

Paru-paru hitam dapat dicegah dengan menghindari debu batubara pada lingkungan kerja.

Pekerja tambang batubara harus menjalani pemeriksaan foto dada tiap 4-5 tahun sehingga

penyakit ini dapat ditemukan pada stadium awal. Jika ditemukan penyakit, maka pekerja

tersebut harus dipindahkan ke daerah dimana kadar debu batubaranya rendah, untuk

menghindari terjadinya fibrosis masif progresif.

Page 22: Makalah sistem pernapasan

19

10. Difteri

Difteri adalah penyakit akibat terjangkit bakteri yang bersumber dari Corynebacterium

diphtheriae (C. diphtheriae). Penyakit ini menyerang bagian atas mukosa saluran pernapasan dan

kulit yang terluka. Tanda-tanda yang dapat dirasakan ialah sakit tekak dan demam secara tiba-

tiba disertai tumbuhnya membran kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran pernapasan.

Penyebab,

Pembawa kuman ini adalah manusia sendiri dan amat sensitif pada faktor-faktor alam sekitar

seperti kekeringan, kepanasan dan sinar matahari. Difteri disebarkan dari kulit, saluran

pernapasan dan sentuhan dengan penderita difteri itu sendiri. Tingkat kematian akibat difteri

paling tinggi di kalangan bayi dan orang tua dan kematian biasanya terjadi dalam masa tiga

hingga empat hari.

Pengobatan,

Perawatan bagi penyakit ini termasuk antitoksin difteri, yang melemahkan toksin dan antibiotik.

Eritromisin dan penisilin membantu menghilangkan kuman dan menghentikan pengeluaran

toksin.

Pencegahan,

Umumnya difteri dapat dicegah melalui vaksinasi. Bayi, kanak-kanak, remaja, dan orang dewasa

yang tidak mempunyai cukup pelalian memerlukan suntikan booster setiap 10 tahun.

F. TEKNOLOGI YANG BERKAITAN DENGAN SISTEM PERNAPASAN

Dengan semakin berkembangnya teknologi internet, situs mengobati.org berusaha untuk

memberikan informasi kesehatan dan artikel biologi sekolah untuk memudahkan anda mencari

masukan yang dapat dijadikan bahan referensi anda.

Pada kesempatan kali ini, mengobati.org akan sedikit membahas artikel dan informasi mengenai

" Teknologi yang berkaitan dengan sistem pernapasan ".

Pada artikel singkat ini, mengobati.org memberikan beberapa artikel yang dapat anda jadikan

masukan.

Page 23: Makalah sistem pernapasan

20

Teknologi yang berkaitan dengan sistem pernapasan

Teknologi yang berkaitan dengan sistem pernapasan – Sistem pernapasan atau sistem

respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat,

sistem pernapasan umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam

paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga

mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk

hidup. Bahkan pohon pun memiliki sistem pernapasan.

Alat bantu atau Teknologi yang digunakan dalam sistem pernapasan manusia sebagai

berikut :

Trakeotomi

Teknologi Trakeotomi Pernapasan

Trakeotomi : Pembuatan lubang pada trakea untuk membantu memberikan pernapasan bantuan.

Trakeotomi biasanya dilakukan pada penderita dipteri akut yang dapat menyebabkan

penyumbatan pada saluran pernapasannya.

Page 24: Makalah sistem pernapasan

21

Pulmotor

Pulmotor alat bantu pernapasan

Pulmotor : alat untuk melakukan pernapasan buatan. Pernapasan buatan biasanya dilakukan

pada orang-orang yang mengalami gangguan pernapasan karena tenggelam dan shock karena

sengatan listrik.

Spirometer

Spirometer teknologi pernafasan

Spirometer : alat untuk mengukur secara langsung dan cepat kemampuan paru-paru seseorang

serta untuk keperluan diagnosa paru-paru yang abnormal.

Oxygen catheter

Oxygen catheter

Oxygen catheter atau Oxygen cannula : alat yang digunakan untuk mengalirkan oksigen ke

dalam lubang hidung.

Page 25: Makalah sistem pernapasan

22

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk

pertukaran gas. Sistem pernafasan terdiri daripada hidung , trakea , peparu , tulang rusuk ,otot

interkosta bronkus bronkiol,alveolus dan diafragma. Udara disedot ke dalam paru-paru melalui

hidung dan trakea. Dinding trakea disokong oleh gelang rawan supaya menjadi kuat dan sentiasa

terbuka. Trakea bercabang kepada bronkus kanan dan bronkus kiri yang disambungkan keparu-

paru. Kedua-dua bronkus bercabang lagi kepada bronkiol dan alveolus pada hujung bronkiol.

B. SARAN DAN KRITIK

Tidak lengkap jika penyusunan makalah ini selesai tanpa adanya kritik dan saran dari para

pembaca sekalian. Kami berharap para pembaca akan terus memberikan kritik dan saran untuk

perbaikan selanjutnya sehingga tidak hanya di pelajari tetapi juga di nikmati karena adanya

interaksi antara penulis/penyusun makalah ini dengan para pembaca sekalian. Kami penyusun

sangat mengharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sekalian.