BAB IPENDAHULUAN
LATAR BELAKANGDugaan kuat kedatangan Islam ke wilayah Asia
Tenggara karena proses perdagangan dan bukan melalui proses
penaklukan suatu wilayah. Hal ini bisa dilihat dari peranan wilayah
Asia Tenggara pada saat itu sebagai salah satu jalur perdagangan
yang diminati oleh para pedagang. Jalur perdagangan itu masyur
dikenal sebagai jalur sutra laut yang membentang dari mulai Laut
Merah- Teluk Persia- Gujarat- Bengal- Malabar- Semenanjung Malaka-
hingga ke China.Teori-teori masuknya Islam ke Asia Tenggara
sebagaimana yang telah masyur adalah ada tiga,namun berkembang
menjadi empat yaitu:a. Teori ArabPendapat ini dikemukakan oleh
Crawfurd(1820), Keyzer(1859), Niemann(1861), de Holaander (1861),
dan Veth (1878).b. Teori IndiaPendapat ini dikemukakan oleh
Pijnapel (1872).c. Teori Benggali(Bangladesh)Teori ini dikemukakan
oleh Fatimi.d. Teori ChinaDengan keberadaan jalur perdagangan ini,
memudahkan dalam penyebaran agama Islam, terutama di wilayah
pesisir pantai hingga akhirnya masuk ke wilayah pedalaman. Selain
itu penguasaan wilayah pesisir oleh komunitas muslim pada saat itu
semakin mempermudah penyebarluasan dakwah dan syiar Islam kepada
penduduk pribumi.Dalam studi penyebaran Islam di wilayah daratan
Asia Tenggara yang meliputi Indonesia, Malaysia, Singapura,
Thailand, Brunei Darussalam, Filiphina dan Indocina, pola
penyebaran melalui perdagangan sangat dominan sekali. Selain itu
adanya emigrasi suatu penduduk untuk mendiami wilayah baru di
daratan Asia Tenggara ikut pula mempengaruhi proses penyebaran
agama Islam seperti contohnya di wilayah Indocina.Maka dalam
pembahasan kali ini akan mengkaji penyebaran agama islam di wilayah
daratan Asia Tenggara dengan fokus kajian di wilayah Indocina
(Myanmar,Kamboja,Laos,dan Vietnam).
BAB IIPEMBAHASAN
A. MYANMAR
1. NEGARA MYANMARRepublik Persatuan Myanmar (juga dikenal
sebagai Birma, disebut "Burma" di dunia Barat) adalah sebuah negara
di Asia Tenggara.Negara seluas 680 ribu km ini telah diperintah
oleh pemerintahan militer sejak kudeta tahun 1988.Negara ini adalah
negara berkembang dan memiliki populasi lebih dari 50 juta jiwa.Ibu
kota negara ini sebelumnya terletak di Yangon sebelum dipindahkan
oleh pemerintahan junta militer ke Naypyidaw pada tanggal 7
November 2005.[1]Agama Islam di Negara ini adalah agama minoritas
karna hanya terdapat 4% dari total keseluruhan agama yang ada di
Myammar.Di Myanmar sendiri,terdiri atas banyak etnik dan Rohingya
adalah grup etnis yang kebanyakan beragama Islam di Negara Bagian
Rakhine Utara di Myanmar Barat. Populasi Rohingya terkonsentrasi di
dua kota utara Negara Bagian Rakhine (sebelumnya disebut Arakan).2.
SEJARAH MASUKNYA ISLAM Islam sampai ke Myanmar melalui banyak jalan
yaitu, para pedagang Arab muslim menetap di garis pantai selama
abad pertama hijriyah (ke 7 M) atau sesudahnya, mula mula di atas
pantai Arakan, dan kemudian ke selatan. Kemudian disusul oleh
komunitas india dan malaysia (melayu) yang telah efektif dalam
menyebarkan agama islam. Akhirnya para pengungsi dari Yunan pada
abad ke 19 menetap di utara Negara itu.Negara muslim pada saat itu
didirikan di Arakan ketika Sultan Bengal yang Muslim Nasiruddin
Mahmud Shah (1442-1459 M) membantu raja Sulaiman Naramitha
membangun negara Mrauku yang muslim. Pemerintahan muslim
berlangsung beberapa abad di Arakan dan meluas ke selatan sejauh
Moulmein selama pemerintahan Sultan salim Shah Razagri 91593-1612
M). Pada saat itu bahasa Persia merupakan bahasa baku negara muslim
Arakan. Ibukotanya Myohaung.Pada 1784 Myanmar yang pengikut budha
menaklukan negara muslim, diikuti antara 1824 dan 1826 oleh
Inggris. Maka pada saat Myanmar merdeka pada 1948, Arakan
dimasukkan kedalam wilayah kekuasaan negara Myamnar.A. PROSES
ISLAMISASIIslam masuk ke Myanmar khususnya wilayah Arakan adalah
pada abad ke-1 H/7 M yang dibawa oleh para pedagang Arab yang
datang ke Akyab, ibu kota Arakan. Namun Muslim di Arakan dalam
proses islamisasi memakan waktu yang lama untuk mewujudkan suatu
kekuasaan, mereka baru dapat mendirikan Negara Islam Arakan pada
abad ke-8 H/14 M. Proses penyebaran Muslim dari pantai Arakan
kemudian lanjut ke selatan dan masuknya Islam ke Myanmar tidak
hanya dibawa oleh para pedagang Arab, Muslim Malaysia dan India
juga mempunyai peranan yang penting dalam penyebaran Muslim di
Myanmar.Kekuasaan Islam di Arakan berjalan lebih kurang selama 350
tahun dengan 48 orang sultan yang memerintah silih berganti,hingga
dijajah oleh Burma pada tahun 1784 dan penjajahan ini berlanjut
dengan diambil alih oleh British pada tahun 1822. Pada tahun
1880-an orang-orang Islam di India berbondong-bondong hijrah ke
Myanmar, sehingga jumlah Muslim semakin meningkat di Myanmar.Pada
tahun 1948 British memberikan kemerdekaan kepada Myanmar, dengan
demikian Arakan daerah kekuasaan Islam menjadi daerah kekuasaan
Myanmar.Hal ini membuat Muslim tidak senang, karena mereka
diperlakukan secara kejam oleh pemerintah bahkan kewarganegaraan
mereka dinafikan.Kondisi ini telah membuat Muslim menuntut agar
mereka diberi otonomi untuk menjalankan pemerintahan sendiri.B.
GENERASI PERTAMA MUSLIM MYANMARGenerasi awal Muslim yang datang ke
delta Sungai Ayeyarwady Burma, yang terletak di pantai Tanintharyi
dan di Rakhine bermula pada abad ke 9, sebelum pendirian Imperium
pertama Burma pada tahun 1055 AD oleh Raja Anawrahta dari Bagan.
Keberadaan orang-orang Islam dan dawah Islam pertama ini
didokumentasikan oleh para petualang Arab, Persia, Eropa, dan Cina
abad ke 9.Orang-orang Islam Burma merupakan keturunan dari
orang-orang Islam yang menetap dan kemudian menikahi orang-orang
dari etnis Burma setempat.Orang-orang Islam yang tiba di Burma
umumnya sebagai pedagang yang kemudian menetap, anggota militer,
tawanan perang, pengungsi, dan korban perbudakan. Bagaimanapun juga
, ada diantara mereka yang mendapat posisi terhormat sebagai
penasehat raja, pegawai kerajaan, penguasa pelabuhan, kepala
daerah, dan ahli pengobatan tradisional.Muslim Persia tiba di utara
Burma yang berbatasan dengan wilayah Cina Yunnan sebagaimana
tercatat pada Chronicles of China pada tahun 860. Orang-orang Islam
Burma kadang-kadang di sebut Pathi, sebuah nama yang dipercayai
berasal dari Persia. Banyak perkampungan di utara Burma dekat
dengan Thailand tercatat sebagai penduduk Muslim, dengan jumlah
orang-orang Islam yang sering melebihi penduduk lokal Burma. Dalam
sebuah catatan,Pathein dikatakan mendiami Pathis, dan pernah
dipimpin oleh Raja India Muslim pada abad ke 13.Para pedagang Arab
juga tiba di Martaban, Margue, dan ada pula perkampungan Arab di
kepulauan Meik.Selama pemerintahan Raja Bagan Narathihapate
(1255-1286), pada masa perang pertama orang Cina dan Burma, Muslim
Tartar Kublai Khan menyerang Kerajaan Kafir dan menduduki wilayah
hingga ke Nga Saung Chan. Pada tahun 1283, Kolonel Nasruddin dari
Turki menduduki wilayah hingga ke Barnaw (Kaungsin). Orang Turki
(Tarek) disebut Mongol, Manchuria, Mahamaden atau Panthays.
C. MUSLIM SETELAH KEMERDEKAAN MYANMARSetelah Myanmar merdeka
dari British pada tahun 1948, pemerintah Myanmar senantiasa waspada
terhadap kedudukan Muslim yang penting di ibu kota Negara. Kemudian
Muslim juga banyak yang mempunyai jabatan penting di pemerintahan
disamping keterlibatan mereka dalam urusan perniagaan yang membuat
Muslim memperoleh kemewahan dari hasil perdagangan.Hal ini telah
melahirkan sentimen bagi pemerintah Myanmar dan akhirnya terjadilah
kontroversi antara Muslim dengan orang Myanmar yang berakibat
banyaknya nyawa orang-orang Islam yang menjadi korban.Rasa sentimen
yang begitu mendalam juga menyebabkan munculnya tindakan keganasan
dari pemerintah Myanmar terhadap orang Muslim tanpa
perikemanusiaan. Tahun 1930-an merupakan permulaan era kemelaratan
dan penindasan bagi orang-orang Islam di Myanmar. Beberapa serangan
kejam telah dilakukan terhadap Muslim pada tahun 1931 sampai 1938
dan serangan yang paling ganas serta kejam telah terjadi di Yangon
dan Mandanay. Di perkirakan dalam peristiwa tersebut sebanyak 200
orang Muslim terbunuh akibat keganasan tentara Myanmar.
D. PERLAWANAN MUSLIM Perlakuan pemerintah Myanmar yang tidak
baik terhadap Muslim telah membangkitkan semangat Muslim untuk
melakukan pemberontakan dan perlawanan terhadap pemerintah
Myanmar.Apalagi keinginan otonomi tidak mendapat sahutan dari
pemerintah yang sangat kejam, semakin membuat Muslim sadar karena
mereka sudah diotak atik oleh pemerintah sesuai seleranya. Puncak
perlawanan Muslim terjadi pada tahun 1948 berlanjut sampai tahun
1954 yang dikenal dengan Pemberontakan Mujahid yang dipimpin oleh
Kasim. Namun Kasim akhirnya tertangkap, tetapi perjuangan umat
Islam terus berjalan sampai tahun 1961 dalam memperjuangkan
kemerdekaan dari pemerintah.
Perjuangan yang pada mulanya sempat memudar akhirnya pada dekade
1970-an dan 1980-an kembali aktif. Semenjak itu, perlawanan umat
Islam tidak henti-hentinya terhadap pemerintah yang selalu
bertindak zalim terhadap umat Islam. Kemudian semenjak tahun 1980,
Muslim dari daerah lain dipaksa keluar dari Myanmar dengan
penganiayaan yang tidak kalah pelaknya dan ribuan Muslim lari ke
Thailand dan Malaysia.
B. KAMBOJA
1. NEGARA KAMBOJAKamboja terletak di bagian Timur Asia,
berbatasan dengan Thailand dari arah utara dan barat, Laos dari
arah utara dan Vietnam dari arah timur dan selatan. Luas negara ini
181.055 Km2 dengan jumlah penduduk 11.400.000 jiwa, 6% beragama
Islam dan mayoritas beragama Budha serta minoritas beragama
Katholik.
2. SEJARAH MASUKNYA ISLAMBeberapa ahli sejarah beranggapan bahwa
Islam sampai di Kamboja pada abad ke-11 Masehi.Ketika itu kaum
muslimin berperan penting dalam pemerintahan kerajaan Campa,
sebelum keruntuhannya pada tahun 1470 M, setelah itu kaum muslimin
memisahkan diri.Sepanjang sejarah Kamboja baru-baru ini, kaum
muslim tetap teguh menjaga pola hidup mereka yang khas, karena
secara agama dan peradaban mereka berbeda dengan orang-orang Khmer.
Mereka memiliki adat istiadat, bahasa, makanan dan identitas
sendiri, karena pada dasarnya, mereka adalah penduduk asli kerajaan
Campa yang terletak di Vietnam yang setelah kehancurannya, mereka
hijrah ke negara-negara tetangga di antaranya Kamboja, ini terjadi
sekita abad ke-15 Masehi.
3. ISLAM DAN BANGSA KHMERPada permulaan tahun 1970-an, jumlah
kaum Muslimin di Kamboja sekitar 700 ribu jiwa.Mereka memiliki 122
mesjid, 200 mushalla, 300 madrasah Islamiyyah dan satu markas
penghafalan Al-Quran. Namun karena berkali-kali terjadi peperangan
dan kekacauan perpolitikan di Kamboja dalam dekade 70-an dan 80-an
lalu, mayoritas kaum Muslimin hijrah ke negara-negara tetangga.Bagi
mereka yang masih bertahan di sana menerima berbagai penganiayaan;
pembunuhan, penyiksaan, pengusiran. Termasuk juga penghancuran
masjid-masjid dan sekolahan, terutama pada masa pemerintahan Khmer
Merah.Merek dilarang mengadakan kegiatan-kegiatankeagamaan.Hal ini
dapat dimaklumi, karena Khmer Merah berfaham komunis garis keras,
mereka membenci semua agama dan menyiksa siapa saja yang mengadakan
kegiatan keagamaan, Muslim, budha ataupun lainnya. Selama
kepemerintahan mereka telah terbunuh lebih dari 2 juta penduduk
Kamboja, di antaranya 500.000 kaum Muslimin, di samping pembakaran
beberapa masjid, madrasah dan mushaf serta pelarangan menggunakan
bahasa Campa, bahasa kaum Muslimin di Kamboja.Baru setelah
runtuhnya pemerintahan Khmer Merah ke tangan pemerintahan baru yang
ditopang dari Vietnam, secara umum keadaan penduduk Kamboja mulai
membaik dan kaum Muslimin yang saat ini mencapai kurang lebih
45.000 jiwa dapat melakukan kegiatan keagamaan mereka dengan bebas,
mereka telah memiliki 268 masjid, 200 mushalla, 300 madrasah
Islamiyyah dan satu markas penghafalan Al-Quran.4. NASIB MUSLIM
KAMBOJA Kamboja pernah mengalami suatu kejadian yang mengguncang
panggung sejarah umat Islam , baik menyangkut politik maupun
ekonomi. Dominasi kaum Muslim dalam perdagangan dan upaya penyiaran
Islam yang amat gencar dilakukan di daerah ini membantu
memfasilitasi naiknya pamor kelompok Muslim di kerajaan Kamboja. Di
Kamboja , peranan dan pengaruh kaum Muslim lebih besar karena
beberapa abad sebelumnya di Champa yane kemudian bergabung dengan
kerajaan Kamboja pernah terdapat kesultanan Muslim.2 Penduduk
Muslim Kamboja , sebagaimana kaum Muslim lain, bersifat
kosmopolitan. Mungkin karena faktor inilah yang kemudian menjadikan
penguasa Kamboja masuk Islam di awal abad ketujuhbelas.3 Masuk
Islamnya penguasa Kamboja ini lebih memperkuat posisi dominasi
masyarakat Muslim di Kamboja; namun, seperti pengalaman Ayutthaya,
ketidakstabilan hubungan internasional di wilayah ini memengaruhi
posisi masyarakat Muslim di Kamboja. Mereka tidak mampu mencapai
posisi sebelumnya, dan Islam tidak bisa memasuki elit penguasa
sebagaimana di kerajaan lain di Asia Tenggara. Konspirasi
dikalangan istana negara mengakhiri kekuasaan islam yang singkat di
Kamboja. Nasib kaum Muslim yang berubah dengan cepat itu merupakan
akibat dari serangan gencar yang dilakukan Eropa yang kemudian
mengakhiri dominasi kaum Muslim di Asia Tenggara.4Dalam tragedi
yang lebih tragis, ketika Rezim Pol Pot yang telah mengusir
penduduk kota besar, menghancurkan pagoda-pagoda, masjid-masjid,
bank-bank serta tempat-tempat bisnis dan membantai kaum
intelektual. Khmer Merah merusak seluruh infrastuktur Kampuchea,
mulai dari orang terpelajar dan intektual , kemudian menyerang
bangunan-bangunan serta semua instasi lainnya yang dibutuhkan bagi
kehidupan negeri ini. Dalam penghancuran ini orana-orang muslimlah
yang paling menderita.5Muslim Kamboja dalam acara yang tertutup,
mendapat bantuan dari Bank Pembangunan Islam (Islamic Development
Bank IDB) yang digunakan semata-mata untuk kaum Muslim yang
menderita kekurangan bahan pokok dalam segala sektor.6 Dari sebuah
laporan statistik mengenai penduduk yang melek huruf di Kamboja
pada tingkat sekolah dasar tercatat 1.304.225 anak yang 761.811
diantaranya duduk di tahun pertama. Usaha ini yang baru dimulai
pada 1975 tergolong sangat membanggakan , mengingat buku-buku
pelajaran sekolah ditulis tangan oleh sekelompok guru untuk semua
tingkat pendidikan.Namun, di bawah rezim Pol Pot sekolah-sekolah
ditutup atau ditinggalkan dan bantuan serta bahan pelajaran sekolah
dimusnahkan. Tak ada anak yang bersekolah. Anak anak yang berusia
6-10 tahun tak pernah sekolah dan semuanya duduk di tahun pertama
sekolah mereka. Bersama mereka terdapat juga mereka yang berusia
10-15 tahun; artinya, mereka yang pernah bersekolah selama 1,2,3,
atau 4 tahun, tetapi telah keluar. Oleh karena itu, mereka telah
lupa pada pelajarannya.7
2D.G.E Hall, loc.cit., hlm. 90-105. 3Ibid., hlm.105-122. Lihat
pula tulisan Lucian M.Hanks dan Jane Richardson hanks, Suku Kham
dalam Berita Antropologi, Kebudayaan Beberapa Suku Bangsa di Asia
Tenggara, Terbitan khusus No. 1, Cetak Ulang, Fak. Sastra UI, Th.
VIII No. 28,Oktober 1976, hlm.118-126. 4Baca tulisan Seddik
Taouti,Muslim Kamboja dan Vietnam yang Terlupakan dalam Ahmad
Ibrahim (et. al.),loc.cit., hlm.132-15Sedik Taouti, Ibid., hlm.
132-144.6Ibid., hlm.135,7Dalam konteks sejarah kelam masyarakat
Kamboja yang panjang, masalah utama yang dihadapi sekarang yang
mendesak adalah pendidikan dan pengajaran, ekonomi, dan hubungan
eksternal dengan dunia luar. Lihat George Mc. Turnan
Kahin,loc.cit.,hlm.857-872.Dalam iklim yang tertekan dan tertindas,
telah muncul pemimpin yang sadar akan perlunya pembebasan kaum
Muslim di Kamboja. Salah seorang pemimpin komunitas Muslim, yakni
Dr. Abdul Kayoun yang mewakili kaum minoritas ini duduk di badan
tertinggi , yaitu Front Persatuan Nasional. Teman seperjuangannya ,
Al-Taman Ibrahim, alumnus Universitas Al-Azhar, Kairo serta
Mohammad Wan-Wan yang bertanggung jawab atas urusan agama dalam
Front Persaudaraan nasional Nasional itu terus berjuang untuk
pembebasan kaum Muslim disana. Gambaran lengkap mengenai situasi
komunitas islam yang sangat menderita di bawah rezim kolonial,
Sihanouk, Lon Nol dan Pol Pot terdahulu ,strukturnya, para
pemimpinnya serta orang-orang militannya , banyak nama nama para
penentang yang tewas sebagai syuhada bagi Islam dalam berbagai
rezim.8 Penduduk Muslim di Kamboja berkisar 800.000 orang, tetapi
lebih dari 70% diantaranya telah terbantai. Dari 113 masjid, hanay
20 yang tertinggal, sedangkan yang lainnya telah dimusnahkan.
Bahkan kedua puluh masjid tadi setelah diperbaiki, diruntuhkan
pula. Para mantan pemimpin agama yang di bantai seperti Mufti Haji
Abdullah, dibanati juga seperti Hagi Slimane Chekri dan Haji
Slimane Fekri.9 Lebih dari 300 guru terlibat dalam pengajaran agama
kepada para anggota komunitas. Ada beberapa syeikh yang terkenal ,
sembilan pemegang diplomaAl-Azhar, lima dari universitas Islam
Madinah yang lainnya mendapat pendidikan di Universitas
Al-Mohammadiyah di Kelantan, Malaysia, dan ada juga beberapa orang
yang dididk di India. Dari semua ini , hanya 38 orang yang masih
hidup , sisanya telah dibunuholeh rezim Pol Pot ; dan dari lulusan
Al-Azhar hanya dua orang saja yang tertinggal.10Ada pula masjid
yang didirikan tahun 1813 , tetapi dibangun kembali dan diperbaiki
60 tahun yang lalu. Sekitar 40 sampai 50 jamaaah berkumpul untuk
menunaikan shalat harian. Pada hari-hari jumat masjid ini penuh
sesak dan banyak yang harus shalat di pekarangan.11Masjid hanya
memiliki satu Al-quran berbahasa Arab.Negeri Kamboja ini sebelumnya
mempunyai 500 orang dokter, tapi hanya 40 orang yang masih
hidup.Tempat pembantaian oleh Pol Pot yaitu di kamp pembantaian di
Toul Sleng.Kamp ini terletak dalam sebuah gedung bekas sekolah
menengah atas yang dahulu mempunyai 2000 murid, kemudian diubah
oleh Pol Pot menjadi sebuah tempat untuk penyiksaan,penjara dan
kuburan.12
8Seddik Taouti,op.cit., hlm.136.9Ibid.10Ibid.11Ibid.,hlm 137
12Ibid.,hlm 138UNICEF pada 1979, telah mengoordinasikan semua
kegiatan PBB dengan menugaskan delapan orang pakar. Wakil FAO
membantu menhidupkan kembali kegiatan pertanian. Komisi tinggi
untuk pengungsi mengarahkan tiga pakar yang bertanggung jawab untuk
menerima dan menempatkan kembali pada pengungsi yang kembali ke
negeri ini.13Sulit memastikan kapan Cham mulai mengenal Alquran.
Islam memasuki masyarakat Cham diperkirakan pada periode Dinasti
Zoong di Cina (960-1280). Komunitas Muslim Cham sudah ada pada abad
ke X. Tampaknya melalui hubungan dengan orang-orang melayu lah Cham
menjadi Muslim. Cham, setelah kejatuhan negeri pada tahun 1470 ,
menyaksikan sebagian anggota komunitas mereka mengungsi ke Kamboja
di mana mereka semua adalah Muslim.14Masih tersisa , fenomena
kepemimpinan dan hierarki keagamaan di kalangan Muslim Kamboja
terdiri dari seorang kepala kerohanian bagi seluruh komunitas yakni
Mufti. Di bawahnya terdapat tiga penanggung jawab administrasi
yaitu tuan kalik, vadjak dan tuan pake. Di bawahnya lagi , di
tingkat masjid terdapat hakim (atau ke vat), dan imam. Khatib
bertugas menbacakan doa-doa dan memimpin jemaah, sedangkan bilal
bertanggung jawab atas ketertiban agama.15Upacara- upacara Islam
dilaksanakan dan dihormati; bulan Ramadhan (boulan Oek) dan bulan
Haji (boulan Cek Hadjih) serta bulan Tuhan (olan Ovlah). Melut
suatu upacara pengkhitanan anak-anak , serta tamat Alquran , suatu
ritual yang lain untuk menghormati orang-orang yang telah
menamatkan membaca Alquran sampai sekarang tetap
dilaksanakan.16Keterangan mengenai pemusnahan besar-besaran yang
terencana dari pihak Khmer Merah ini agaknya kurang lengkap dan
berbias. Sekalipun begitu, jelaslah bahwa antara dua pertiga hingga
tiga perempat Muslim dibunuh secara individual ataupun kolektif
hanya karena mereka beragama Islam.17Pembunuhan massal yang
sistematis terhadap kaum muslim di Kamboja timbul dari rasa
kebencian terhadap agama. Hal ini mungkin karena ternyata
kepercayaan kepada Allah tak pernah dapak dirukunkan dengan
kepatuhan yang membuta kepada Angkar , organisasi tertinggi Khmer
Merah. Meskipun umumnya mereka berasimilasi dengan penduduk Khmer
lainnya yang pada dasarnya Buddhis , bagian terbesar dari kaum
Muslim Cham tinggal di wilayah Tonle Sap dan di tepi Sungai Mekong.
Mereka juga bermukim di provinsi Kampot dan sekitar ibukota.
Kebanyakan mereka adalah nelayan, petani, dan peternak.
18Kelangsungan hidup komunitas Muslim Cham di Kamboja terjamin
dalam milieu Budddhis yang secara tradisional bersikap toleran.
Wajar saja bila komunitas Muslim Cham dan mayoritas Budddhis Khmer
harus bersama-sama membuka halaman baru dalam sejarah negeri
mereka. Namun, ada benarnya juga bahwa sejarah komunitas Muslim
Cham akhir-akhir ini masih tetap tidak dikenal selain oleh beberapa
pakar , dan bahwa ia patut dikenal lebih baik.19
13Ibid.,hlm 139.14Ibid., hlm.142.15 Ibid., hlm.143. 16Seddik
Taoti, Ibid.17 Ibid.18Ibid19Ibid.,hlm.144C. VIETNAM
1. NEGARA VIETNAM
Vietnam berbentuk negara Republik Sosialis dan salah satu negara
Asia Tenggara yang terletak di antara Kamboja dan Republik Laos di
bagian barat dan Cina di bagian utara.Adapun jumlah penduduknya
mencapai 85 Juta jiwa, Ibu kotanya Hanoy, dan kota terbesarnya
adalah Ho Chi Minh City atau Saigon (nama lama). Luas negaranya
mencapai 329560 km2, dan terbagi pada 59 wilayah daerah dan 5 kota
besar yang kesemuanya tunduk pada pemerintah pusat di kota Hanoy.
Di antara kota-kotanya adalah Ho Chi Minh City atau Saigon, dan
Haiv Onh.Menurut sensus tahun 1999, 80.8% orang Vietnam tidak
beragama.Keanggotan Islam Bashi dan Sunni biasanya diakreditasikan
kepada etnis minoritas Cham, tetapi ada juga pengikut Islam lainnya
di bagain Barat Daya Vietnam.Pemerintah Vietnam telah dikritik atas
kekerasan beragama.Tetapi, berkat perbaikan tentang kebebasan
beragama belakangan ini, pemerintah Amerika Serikat tidak lagi
menganggap Vietnam sebagai Country of Particular Concern (negara
yang ikut campur dalam bidang-bidang tertentu).[2]
2. SEJARAH MASUKNYA ISLAMPara ahli sejarah berbeda pendapat
tentang penentuan tahun masuknya Islam ke Vietnam, namun mereka
sepakat bahwa Islam telah sampai ke tempat ini pada adab ke 10 dan
11 Masehi melalui jamaah dari India, Persia dan pedagang Arab, dan
menyebar antara jamaah cham sejak adanya perkembangan kerajaan
mereka di daerah tengah Vietnam hari saat ini, dan dikenal dengan
nama kerajaan Cham.Tapi secara umum, Islam sudah mulai menyebar di
daratan IndoCina itu pada zaman dinasti Tang di Cina sekitar tahun
618-907 M. Islam diperkenalkan oleh para saudagar muslm dunia yang
berlayar sepanjang kota-kota tepi pantai. Hal yang telah diketahui
dengan pasti bahwa Islam telah ada di Vietnam pada abad ke 11 M.
Dengan ditemukannya 2 batu tulis (prasasti) yang berasal dari
muslim Campa bertanggal awal tahun 11M. Kerajaan Campa ini telah
berdiri sejak abad ke 2 sampai abad ke-17.Kekuasaan kerajaan ini
tembentang sepanjang pesisir pantai yang sekarang terletak di
daerah Vietnam. Pada awal kedatangan Islam, hanya sedikit
orang-orang Campa yang memeluk Islam. Akan tetapi ada tahun 1607
dan 1676, seorang Raja Campa memeluk agama Islam, yang menyebabkan
banyak rakyatnya memeluk Islam juga. Selama berabad-abad, sedikit
demi sedikit wilayah Campa dikuasai oleh bangsa Vietnam ( bangsa
Vietnam ini awalnya bertempat tinggal didaerah pedalaman dekat
dengan daerah Cina), sampai pada akhirnya pada abad ke-17, seluruh
kekuasaan kerajaan Campa dikuasai oleh bangsa Vietnam. Akibat nya
bangsa Campa tinggal di daerah pesisir pindah kedaerah yang
sekarang terkenal degan nama Trengganu (Malaysia).Pada awalnya
Champa memiliki hubungan budaya dan agama yang erat dengan
Tiongkok, namun peperangan dan penaklukan terhadap wilayah
tetangganya yaitu Kerajaan Funan pada abad ke-4, telah menyebabkan
masuknya budaya India.Setelah abad ke-10 dan seterusnya,
perdagangan laut dari Arab ke wilayah ini akhirnya membawa pula
pengaruh budaya dan agama Islam ke dalam masyarakat Champa. Di
Vietnam ,umat muslim di pecah menjadi 3 ,yakni:1. Kelompok pertama:
Muslim cham, yang merupakan kelompok mayoritas.2. Kelompok kedua:
umat yang berasal dari suku-suku yang beragam, mereka adalah
pedagang muslim yang datang dari negeri-negeri yang beragam
kemudian menikah dari anak-anak negeri tersebut, seperti Arab,
India, Indonesia, Malaysia dan Pakistan, dan jumlah mereka
merupakan kelompok terbesar dari jumlah umat Islam secara
keseluruhan.3. Kelompok ketiga: muslim dari warga Vietnam asli, dan
mereka adalah warga Vietnam yang masuk setelah berinteraksi dengan
para pedagang muslim dan komunikasi secara baik, seperti kampng Tan
Buu pada bagian kota Tan An, baik dengan masuknya warga kepada
Islam atau mereka masuk Islam melalui pernikahan.Terdapat 2 mahzab
besar yang diikuti oleh muslim di Vietnam,yakni:1. Mazhab Sunni
tersebar diseluruh penjuru negara kecuali dua tempat antara Tuan
Han dan Ninh Thuan, dan mayoritas mereka menganut mazhab Syafii.2.
Mazhab Bani tersebut di daerah Ninh Thuan dan Binh Thuan, dan
mazhab ini tidak banyak dikenal oleh umat Islam di dunia; karena
memiliki ciri khusus domistik dan memiliki pengaruh kuat warisan
dari India yang banyak bertentangan dengan ajaran Islam yang
benar.
D.LAOS1. NEGARA LAOS Laos adalah salah satu negara di kawasan
Asia Tenggara yang berbatasan dengan Myanmar dan Cina di sebelah
barat laut, Vietnam di timur, Kamboja di selatan, dan Thailand di
sebelah barat. Dari Abad ke-14 hingga abad ke-18, negara ini
disebut Lan Xang atau Negeri Seribu Gajah. Beribu kota Vientiane,
Laos dikenal sebagai salah satu negara dengan sistem pemerintahan
komunis yang masih tersisa di dunia. Mayoritas penduduknya
merupakan pemeluk Buddha Theravada.Karena itu, tak mengherankan
kalau Laos merupakan negara dengan penduduk Muslim terkecil di Asia
Tenggara.2. PENGUNGSI KAMBOJA Laos merupakan salah satu negara yang
kaya dengan keberagaman etnis. Saat ini, jumlah penduduk Laos
mencapai 6,2 juta jiwa. Setengah dari populasi penduduk Laos
berasal dari etnis Lao atau yang dikenal masyarakat lokalnya
sebagai Lao Lum. Selain mendominasi dari segi jumlah penduduk,
mereka juga mendominasi pemerintahan dan komunitas masyarakat di
Laos. Mereka yang berasal dari etnis ini memiliki hubungan
kekerabatan dengan penduduk kawasan timur laut Thailand.Mereka
berasal dari dataran rendah Mekong yang hidup mendominasi di
Vientiane dan Luang Prabang.Secara tradisional, mereka juga
mendominasi pemerintahan dan masyarakat Laos. Keberagaman etnis ini
juga tampak pada komunitas Muslim di sana. Muslim Laos didominasi
oleh para pendatang dari kawasan Asia Selatan dan juga Muslim
Kamboja.Khusus untuk Muslim Kamboja, mereka adalah para pengungsi
dari rezim Khmer.Mereka melarikan diri ke negara tetangga mereka,
Laos, setelah pemimpin rezim, Pol Pot, menyerukan gerakan
pembersihan massal etnis Kamboja Cham Muslim dari tanah Kamboja.
Sebagai pengungsi, kehidupan mereka terbilang miskin.Selain itu,
mereka mengalami trauma akibat pengalaman hidup di bawah tekanan
rezimKhmer sejak 1975.Semua masjid di Kamboja dihancurkan.Mereka
juga dilarang beribadah atau berbicara dalam bahasa Kamboja dan
banyak di antara mereka dipaksa untuk memelihara babi. Sejarah
pahit mengiringi kepergian Muslim Kamboja ke Laos.Mereka dipaksa
makan rumput, sementara satu-satunya daging yang mereka dapatkan
dari tentaraKhmer hanyalah daging babi yang diharamkan oleh Islam.
Beberapa orang Kamboja, seperti mereka yang tinggal di Vientiane,
kemudian melarikan diri dari kampung halamannya. Sementara itu,
sisanya berhasil bertahan dengan cara menyembunyikan identitas
etnis mereka dan juga keislamannya. Dari seluruh populasi Muslim
Kamboja, diperkirakan tujuh puluh persennya tewas akibat kelaparan
dan pembantaian. Kini, di Laos, diperkirakan ada sekitar 200 orang
Muslim asal Kamboja. Mereka memiliki masjid sendiri yang bernama
Masjid Azhar atau yang oleh masyarakat lokal dikenal dengan nama
Masjid Kamboja. Masjid ini berlokasi di sebuah sudut di distrik
Chantaburi yang berjarak sekitar 4 kilometer dari pusat kota
Vientiane. Sebagai sebuah tempat ibadah, bangunan Masjid Kamboja
ini memang terlihat sederhana sekali.Sebagian bangunan dinding
masjid tampak belum selesai dipasang karena kendala pendanaan.
Meski berjumlah sangat sedikit dan tergolong miskin, mereka teguh
memegang agama.Umumnya, mereka adalah penganut Mahzab Syafii yang
berbeda dengan komunitas Asia Selatan dan Di Vientiane menganut
mahzab Hanafi.3. SEJARAH MASUKNYA ISLAMAgama Islam pertama kali
masuk Laos melalui para pedagang Cina dari Yunnan.Para saudagar
Cina ini bukan hanya membawa dagangannya ke Laos, namun juga ke
negara tetangganya, sepertiThailand dan Birma (Myanmar saat ini).
Oleh masyarakat Laos dan Thailand, para pedagang asal Cina ini
dikenal dengan nama Chin Haw.Peninggalan kaum Chin Haw yang ada
hingga hari ini adalah beberapa kelompok kecil komunitas Muslim
yang tinggal di dataran tinggi dan perbukitan.Mereka menyuplai
kebutuhan pokok masyarakat perkotaan. Dari para pedagang tersebut,
kemudian umat Islam di Laos berkembang dengan membangun tempat
ibadah, seperti mendirikan masjid di negara Laos20. Sebelum Islam
masuk, sebenarnya telah ada etnis lain yang beradaptasi di negara
Laos, seperti etnis Lao atau yang dikenal sebagai etnis Lao Lum,
etnis tersebut yang mendominasi dari kuantitas jumlah penduduk
serta selalu mendominasi dalam hal komunitas masyarakat dan dalam
aspek pemerintahan.Islam memasuki kebanyakan wilayah Asia selama
abad pertama Hijriah. Inti komunitas muslim pertama dibangun oleh
para pedagang Arab dan Persia, terutama para pelaut dari Arabia
Selatan. Kenyataannya pengaruh Saudi Arabia Selatan tampak bahwa
semua komunitas muslim di Lautan India dan lebih jauh lagi dari
Afrika Timur sampai ke Indo-China pengikut mazhab syafii yang
menjadi mazhab terpenting di Arabia Selatan21.Lebih jauh, banyak
komunitas minoritas di negara-negara Asia kenyataannya dulu
merupakan negara-negara muslim merdeka yang digabungkan secara
paksa ke dalam entitas non-muslim yang lebih besar. Lebih dari itu,
orang-orang muslim dianiaya di banyak negara Asia. 22Dari
perjalanan sejarah, umat muslim di Asia Tenggara rata-rata mencapai
setengah abad terlepas dari empayer kolonial. Berdasarkan hitungan
waktu, tentunya telah banyak peristiwa yang disaksikan oleh umat
muslim Asia Tenggara sebagai suatu pengalaman empiris yang memiliki
makna tersendiri bagi kehidupan masa depan.23Dari data berbeda,
negara-negara Asia (yang bukan Arab) telah mengenal Islam sejak
masa awal munculnya, melalui penaklukan-penaklukan besar yang telah
dimulai pada masa khulafaur Rasyiddin. Kemudian berlanjut di masa
Umayyah, hingga sampai ke negeri yang berada di belakang dua sungai
dan negeri Sind. Penaklukan-penaklukan besar ini terjadi pada masa
al-Walid bin Abdul Malik (86-96 H/705-715M). Dia telah menaklukan
negeri yang berada di belakang dua sungai pimpinan Qutaibah bin
Muslim di tengah penaklukan negeri Sind di bawah pimpinan panglima
Muhammad Ibnul-Qasim.24
20Agus Ulum Mulyo, Islam di Laos, artikel diakses pada 13 Juni
2011 dari
`http://alkayyiscenter.blogspot.com/2010/02/islam-di-laos.html.21M.
Ali Kettani, Minoritas Muslim di dunia Dewasa Ini (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2005), h. 19322Ibid., h. 194.23Institute For
Southeast Asian Islamic studies (ISAIS), Dinamika dan Problematika
Muslim di Asia Tenggara (Pekanbaru: ISAIS IAIN SUSQA, 2001), h.
11.24Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam: Sejak Zaman Nabi Adam Hingga
Abad XX (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2004), h. 550. Ketika
melihat latar belakang sejarah negara Laos, maka akan ditemukan
pemahaman bahwa negara Laos dahulu berbentuk kerajaan yang dikelola
oleh kerajaan Nanzhao, kemudian diteruskan kembali oleh kerajaan
Lan Xang pada abad ke-14 hingga berkuasa sampai abad ke-18 dan
sempat menguasai wilayah Thailand pada waktu itu, sempat juga
wilayah kerajaan ini dikuasai oleh negara Perancis, serta akhirnya
dikuasai juga oleh Jepang, yang kemudian memberikan kemerdekaan
kepada kerajaan Laos pada tahun 1949.
4. POLITIK ISLAM DI LAOSMemahami peta politik Islam di Asia
Tenggara tidak terlepas dari berbagai macam perkembangan yang
terjadi di kawasan tersebut dalam membentuk suatu negara modern.
Kajian ini adalah gambaran dalam mencerna pemahaman-pemahaman yang
terjadi di ruang lingkup Asia Tenggara, khususnya mengenai peran
dari politik Islam. Dalam bagian lain, politik Islam di Asia
Tenggara juga mencerminkan beberapa aspek pola dinamis dari
beragamnya perkembangan pemikiran Islam yang menyebar, sehingga
Islam di dalam negara pada kawasan Asia Tenggara memiliki corak
yang berbeda ketika bersentuhan dengan dasar-dasar negara
tersebut.Pembahasan politik Islam Asia Tenggara tidak akan
mendapatkan sesuatu yang lengkap tanpa melibatkan peran kajian
sejarah Islam di kawasan Asia Tenggara. Hal tersebut juga
menguatkan penilaian bahwa Islam mampu di kemudian hari menjadi
sebuah kekuatan politik yang di bawa oleh pemeluknya dalam
melakukan sebuah proses politik.Negara Laos dipilih berdasarkan
peranan dari umat Islam di kawasan negara tersebut yang berbeda
dengan negara lainnya di kawasan Asia Tenggara. Dari dasar
perbedaan ini, seperti jumlah umat Islam yang sangat rendah
dibanding dengan negara-negara lain sehingga menimbulkan rangsangan
untuk mengkaji lebih jauh peranan dari umat Islam pada tahap
politik Islam di Asia Tenggara.
Di negara Laos, pihak komunis memang sangat dominan, sebab hal
tersebut tidak terlepas dari sejarah bahwa negara Laos pernah
didukung oleh Uni Soviet dan negara tetangganya, yaitu Vietnam
dalam upaya mencari kemerdekaan, hingga akhirnya kaum komunis
Pathet Lao diberi dukungan yang sangat besar oleh dua negara
tersebut, yaitu Uni Soviet danVietnam dalam mencapai
kemerdekaannya25. Dengan demikian, Laos mendapat kemerdekaannya
dengan mengganti nama negara resmi sebagai Republik Demokratik
Rakyat Laos.Dari pembahasan ini, sebenarnya tidak ada unsur-unsur
umat Islam dalam membantu kemerdekaan di negara Laos. Hal tersebut
bukan karena umat Islam tidak berkenan, namun harus diingat bahwa
Islam adalah agama pendatang dan belum mencapai pola adaptasi yang
baik di kawasan tersebut sehingga umat Islam pada waktu itu hanya
meningkatkan peran dakwah dan ekonomi, sehingga tidak terlibat
dalam hal seperti itu. Hal tersebut juga menjadi pembenaran karena
umat Islam pada waktu itu tidak mendapat tempat di kalangan etnis
asli negara Laos, sehingga etnis asli negara Laos mendominasi hal
tersebut. Di Asia Tenggara, orang Islam sebagai penduduk mayoritas
hanya di Indonesia, Malaysia dan Brunei. Sedangkan di Thailand,
Filipina dan Singapura, orang-orang Islam menjadi minoritas. Bahkan
di Vietnam, Laos, Kamboja dan Myanmar, jumlah penduduk muslim
sangat sedikit. Dengan gambaran seperti itu, akar persoalan orang
Islam di masing-masing negara juga berbeda.26a. Islam dan Komunitas
PolitikUmat Islam di negara Laos memang ada, namun jumlahnya tidak
terlalu banyak, hal ini bahkan sangat sedikit dibanding dengan
negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara. Dalam kalkulasi angka
terdapat klasifikasi komunitas politik yang mempuntayi jumlah
kuantitatif terbanyak adalah mereka yang beragama Budha Theravada
sekitar 65%, yang terdiri dari berbagai etnis di negara Laos,
seperti etnis Mon-Khmer, etnis Lao, Khadai, Austro Asiatik, dan
berbagai keturunan campuran dari negara Thailand dan negara
Vietnam. dan 15 %-nya adalah orang-orang Thai dengan 10 % sisanya
merupakan suku-suku daerah perbukitan. Dari umat Islam sendiri
hanya sekitar 0,01% dari jumlah penduduk negara Laos yang berjumlah
6,5 juta orang. Selain itu, pihak Kristen mendapat sekitar 1,3% dan
lainnya, seperti kepercayaan animisme dan bahai sekitar 33,6%27.b.
Islam dan KonstitusiNegara Laos mengikuti konstitusi baru pada
tahun 1991 sehingga pada tahun berikutnya mengadakan pemilihan umum
untuk memilih 85 kursi Dewan Nasional yang para anggota-anggotanya
dipilih secara rahasia untuk masa jabatan selama 5 tahun. Di dalam
konstitusi Laos sebenarnya menjamin dan menghormati kebebasan
berkeyakinan dan beragama, hal tersebut terlihat ketika banyak
kejadian tentang penistaan terhadap suatu agama, maka dapat
diselesaikan dengan baik. Dasar dari konstitusi ini ada di bab 3
Pasal 23 tentang kewarganegaraan konstitusi negara Laos yang
berbunyi Pasal 22 yang berbunyi semua warga negara Laos sama di
depan hokum, terlepas dari apapun kepercayaan, etnis, status sosial
dan ekonomi28.
25Rodotul Munawaroh, Politik Islam di Laos (makalah pada FUF UIN
Jakarta, 2008), h. 2.26S.Yunanto, Gerakan Militan Islam di
Indonesia dan di Asia Tenggara (Jakarta: The Ridep Institute,
2003), h. 161.27Profil Negara Laos, dalam blog Kedutaan Besar
Amerika Serikat, artikel diakses 12 Juni 2011 pada
http://www.state.gov/r/pa/ei/bgn/2770.htm28Konstitusi Republik
demokrasi Rakyat Laos yang diakses pada 12 Juni pada
http://www.un.int/lao/constitution.htmc. Islam dan Tipe
RezimSebenarnya dalam konstitusi negara Laos terdapat makna bahwa
semua kekuasaan berada di tangan rakyat, namun dalam kenyataan
prakteknya tidak demikian. Sistem pemerintahan yang dipakai oleh
Laos adalah sistem parlementer, dimana ada seorang presiden dan
perdana menteri. Saat ini yang menjabat Presiden adalah Choummaly
Sayasone dan Perdana Menteri adalah Thammavong Thongsing. Dapat
diketahui bahwa tipe rezim dari negara Laos ini adalah
sosialis-komunis yang dianut ketika pada waktu terjadi
pra-kemerdekaan yang dibantu oleh Uni Soviet dan Vietnam. Setiap
pemberontakan di negara Laos selalu ditekan oleh rezim
yangbbersangkutan, dengan begitu sangat kecil kemungkinan para
pemberontak dapat mendominasi.d. Islam dan Pemerintahan
(kebijakan)Pemerintahan yang ada di negara Laos mengikuti
pemerintahan yang ada di negara-negara lain di kawasan Asia
Tenggara, namun dalam parkteknya juga berbeda. Di dalam sistem
pemerintahannya dikenal dengan Trias Politica yang kemudian
berkembang lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Ketiga
lembaga ini yang kemudian mengambil peran dalam menetukan kebijakan
yang terjadi di negara Laos, namun harus didingat bahwa setiap
kebijakan memang harus disetujui oleh kepala pemerintahan. Dalam
konstitusi tertulis dari negara Laos disebutkan bahwa pemerintah
adalah organisasi adminitrasi dari negara yang bertugas mengemban
tanggung jawab dari rakyat. Selanjutnya, dalam bagian lainada juga
lembaga peradilan yang bertugas mengadili setiap
kebijakan-kebijakan yang keliru. Berikut adalah tugas-tugas dari
pemerintahan negara Laos berdasarkan konstitusi, antara lain
adalah:1) Untuk melaksanakan konstitusi, hukum dan resolusi dari
Majelis Nasional serta keputusan negara dan bertindak.2) Untuk
menyerahkan rancangan undang-undang kepada Majelis Nasional, draft
keputusan dan bertindak kepada Presiden negara.3) Untuk memetakan
rencana strategis pada pembangunan sosial-ekonomi dan anggaran
negara tahunan dan menyerahkannya kepada Majelis Nasional.4) .Untuk
mengeluarkan dekrit dan keputusan tentang pengelolaan pertahanan
nasional sosial-ekonomi, ilmiah dan teknis bidang dan keamanan.5)
Untuk mengatur, membimbing dan mengawasi fungsi organisasi
manajerial dari seluruh cabang dan organisasi administrasi lokal.6)
Untuk mengatur dan mengawasi kegiatan pertahanan nasional dan
keamanan.7) Untuk menandatangani perjanjian dan kesepakatan dengan
negara-negara asing dan pedoman pelaksanaannya.8) Untuk
menangguhkan atau mencabut keputusan, instruksi dari kementerian,
organisasi-organisasi pelayanan-setara, organisasi yang melekat
pada pemerintah, dan organisasi administratif lokal jika mereka
bertentangan dengan undang-undang.9) Untuk melaksanakan hak-hak
lain dan melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh hokum.e.
Islam dan ParlemenNegara Laos ini menganut sistem parlemen satu
kamar yang dikenal Dewan Nasional yang bertugas membentuk kabinet
dalam pemerintahan negara Laos. Dengan cara seperti ini seluruh
kabinet dipilih berdasarkan kehendak dari partai tunggal yang ada
di negara Laos. Sampai saat ini, Dewan Nasional terdiri dari 115
anggota dewan yang berasal dari Partai Komunis Rakyat Laos. Dari
115 anggota Dewan Nasional yang duduk, diantaranya terdapat 14
orang yang mengurus Partai Komunis di tingkat pusat, sedangkan
hanya dua orang yang ada di Dewan Nasional yang berada pada posisi
netral. Dengan begitu, umat Islam di negara Laos sangat sulit
menembus Parlemen.f. Islam dan Partai PolitikNegara Laos menganut
komunis yang dibawa pada waktu pra-kemerdekaan, dengan begitu
sistem kepartaian juga menjadi sistem partai tunggal dan partai
politik yang diakui oleh pemerintahan negara Laos adalah Partai
Revolusioner Rakyat Laos (PRRL). Dengan demikian, umat Islam dalam
menjalankan aktivitas politknya tidak dapat dengan membuat partai
Islam, oleh karena itu cara yang baik adalah dengan terlibat di
partai tunggal tersebut.g. Islam dan Civil SocietyDi negara Laos
terdapat beberapa lembaga sosial yang bertugas dalam berbagai
program kemanusiaan di tengah-tengah kehidupan perpolitikan pada
negara Laos, diantaranya adalah:1) Lao Women Union (LWU), yang
bekerja pada pengembangan keahlian kaum perempuan dalam mengurangi
kemiskinan, hal tersebut juga kemudian digunakan sebagai sarana
studi gender.2) Lao Natioanl Front For Rekonstruksi (LNFFR), yang
bekerja untuk membangun solidaritas nasional dan membantu kelompok
minoritas.3) Lao Peoples Revolutionary Youth Union (LPRYU), yang
bertugas memberikan pelatihan ketenagakerjaan terhadap para
pemuda.4) Lao Front Trade Union (LFTU), yang berugas menyalurkan
aspirasi kaum buruh dan hak-hak para pekerja.h. Islam dan Perilaku
MassaPerilaku massa yang terjadi ketika semua tindakan represif
yang hadir memberikan sebuah penekanan bahwa ada beberapa
gerakan-gerakan yang radikal dalam memprotes tindakan yang terlalu
kuat dari pemerintah. Tindakan seperti ini datang dari berbagai
kelompok yang tidak terlibat dalam sistem pemerintahan, akan tetapi
di luar dari sistem pemerintahan. Namun, dalam hal umat Islam
mengenai perilaku massa masih snagt kecil untuk mempengaruhi karena
berbagai kekurangan dan kelemahan yang terjadi.i. Analisa Prospek
Islam di LaosSeperti yang telah dijelaskan bahwa sebelum Islam
datang sebenarnya telah ada berbagai etnis di wilayah Laos, yang
terdiri dari suku asli dan pendatang. Pada aspek seperti ini, akan
menjelaskan bahwa agama islam memang agama pendatang yang secara
langsung masuk ke dalam wilayah Laos dengan berbagai bentuk
saluran, termasuk saluran perdagangan/ekonomi, dan sebagainya. Oleh
karena itu, agar memberikan kesan analisa yang terperinci, maka
akan dibagi ke dalam beberapa segi pendekatan dalam menganalisa,
yaitu:1. Analisa mengenai kekuatan IslamWalaupun Islam masuk ke
dalam wilayah Asia Tenggara, khususnya Laos sebagai agama
pendatang, namun harus diingat bahwa dari factor sejarah, Islam
mampu memberikan pemahaman lebih terhadap pola kehidupan universal,
dari hal tersebut dapt diterjemahkan bahwa salah satu kekuatan
Islam terlihat pada dirinya yang terbuka/inklusif terhadap berbagai
perkembangan yang terjadi sehingga Islam mampu menyesuaikan diri
tanpa dibentuk oleh pengaruh dari luar Islam. Selanjutnya, hal
tersebut ditopang dengan konstitusi Laos yang memberi jaminan
terhadap kebebasan beragama dan penjaminan, hal ini memberikan
justifikasi bahwa Islam mampu, khususnya umat Islam
menyebar-luaskan dakwah islam secara terbuka dalam media pendidikan
sehingga dapat memberikan pemahaman kelompok non-Islam tentang
Islam dan memperkuat basis dari umat Islam sendiri dalam memajukan
Islam kultural.Salah satu aspek yang terpenting dalam memaksimalkan
hal tersebut adalah dengan cara penguatan basis Islam kultural,
yaitu membudayakan Islam ke tengah-tengah masyarakat tanpa melihat
kelompk apapun. Hal ini jelas menjadi kekuatan Islam karena
penguatan basis Islam kultural akan sulit terdeteksi oleh rezim
yang terlalu represif terhadap gerakan Islam yang terlalu vokal dan
militan/radikal. Dengan begitu, Islam lewat media penguatan Islam
kultural dapat menjamin terhadap apapun yang umat Islam perlukan
dalam berbagai produk kebijakan. Dengan penguatan Islam kultural
pula yang didukung oleh konstitusi yang sedikit terbuka akan mampu
merambah ranah politis, seperti memungkinkan umat Islam masuk ke
ranah pemerintahan atau non-muslim yang mempunyai kedekatan erat
dengan basis Islam kultural dan mempunyai program yang Islami dapat
masuk ke dalam pemerintahan sehingga kebijakan selanjtnya mampu
memberikan kontribusi yang baik bagi keberlangsungan umat Islam.2.
Analisa mengenai kelemahan IslamDalam menganalisa hal ini, dapat
dijelaskan bahwa ada banyak kelemahan yang terdapat dalam umat
Islam di Laos, seperti dalam segi kuantitas uamt Islam sangat
rendah, yaitu hanya 0,01 dari 6,5 juta penduduk negara Laos, hal
ini menun jukkan bahwa umat Islam di laos menjadi penduduk yang
sangat minoritas disbanding yang lain. Di samping itu, ketika
melihat dari tipe rezim pun selalu dipegang oleh komunitas yang
berkuasa sehingga ini mengakibatkan umat Islam selalu terpinggirkan
oleh kebijakan-kebijakan yang langsung dari rezim tersebut.Setelah
itu, ketika dilihat dari segi yang berbeda, yaitu pemerintahan dan
parlemen, umat islam sungguh mendapat perlakuan yang diskriminatif,
sebab anggota dari pemerintahan dan parlemen selalu dipilih oleh
pihak dari partai yang berkuasa, yaitu partai tunggal yang menganut
paham komunis, dimana dalam hal pengkaderan selalu mengesampingkan
pihak-pihak dari umat islam dan lebih condong ke kader yang
sehaluan dengan partai tersebut.Kelemahan tersebut bertambah berat
ketika di negara Laos hanya diterapkan sistem kepartaian tunggal,
artinya tidak diperbolehkan partai politik Islam sehingga untuk
menuju kepada kekuasaan umat Islam harus mampu berada pada partai
tunggal tersebut. Dari berbagai kelemahan tersebut yang paling
penting adalah, umat Islam dilemahkan oleh rezim dan umat Islam
sendiri belum mampu bangkit dalam membentuk kekuatan baru sebagai
peningkatan basis internal dari umat Islam sendiri di negara
Laos.3. Peluang dan TantanganDilihat dari berbagai kekuatan dan
kelemahan Islam, khususnya umat Islam di negara Laos. Peluang umat
Islam berada pada tahap penguatan internal atau dalam bahasa lain
adalah menimbulkan Islam kultural di negara Laos, setelah seperti
itu maka peluang selanjutnya adalah lewat pemaksimalan konstitusi
yang terbuka bagi perkembangan Islam di negara Laos. Islam di
negara Laos harus menjadi agama yang toleran dan terbuka, dan tidak
menutup diri, dengan strategi tersebut diharapkan mampu memberikan
pemahaman lain bagi perkembagan Islam di negara Laos.Selain itu,
tantangan yang harus dihadapi juga lebih banyak, yaitu kondisi dari
sistem (kepartaian, pemerintahan, dsb.), yang terjadi di negara
Laos yang mempersempit ruang gerak Islam secara keseluruhan serta
rezim yang bersangkutan yang dapat saja secara langsung atau tidak
langsung memberikan tindakan represif bagi perkembangan Islam di
wilayah tersebut. Selanjutnya tantangan lain adalah adanya
fenomena-fenomena globalisasi yang dapat saja merenggut eksistensi
Islam ditengah-tengah arus globalisasi, msekipun tidak jarang
megundang kesalah-pahaman dan konflik-konflik internasional29.
29 Muhammad Tholhah hasan, Prospek Islam Dalam Menghadapi
Tantangan Zaman (Jakarta: Lantabora Press, 2005), h. 253BAB
IIIPENUTUP
KESIMPULAN
Kedatangan Islam ke wilayah daratan IndoCina secara garis besar
bersamaan dengan kedatangan Islam di wilayah semenajung Asia
Tenggara hal ini dikarenakan adanya keterkaitan hubungan
perdagangan antar wilayah wilayah tersebut.Masuknya Islam kedaratan
tak lepas dari proses perdagangan sebab para pedagang yang beragama
Islam ikut menyebarkan syariat sembari berniaga.Berbeda Negara
lainnya di Asia Tenggara ,daerah daratan IndoCina merupakan wilayah
yang beragama Islam adalah agama minoritas,namun para pengikutnya
tetap berpegang teguh pada pendirian mereka.Khususnya umat Islam di
negara Laos ini untuk bangkit dari keterpurukan masih ada, namun
memiliki kemungkinan yang kecilkalau tidak ingin dikatakan tidak
adahanya saja perlu kerja keras untuk memperkuat basis internal dan
penguatan kebangkitan Islam di negara Laos dengan cara penguatan
Islam kultural yang bersifat terbuka dan toleran sesuai dengan
perkembangan pola kehidupan di negara Laos. Dengan demikian, Islam
secara membudaya akan menjadi kekuatan besar di negara Laos, namun
waktu untuk menentukan hasil yang seperti itu membutuhkan beberapa
abad sehingga persatuan di dalam umat Islam itu sendiri harus kuat
dan erat.
DAFTAR PUSTAKA
Azra,Azyumardi(ed.).1989.Perspektif Islam di Asia Tenggara.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.Ismail Hussein, P.B. Lafont dan Po
Dharma (Penyt.). 1995. Dunia Melayu dan Dunia Indocina.Dewan Bahasa
dan Pustaka Malaysia: Kuala Lumpur.M. Ali Kettani. 2005. Minoritas
Muslim di Dunia Dwasa Ini.Terj. Zarkowi Suyuti. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.Po Dharma. 1996. Kerajaan Campa dalam
Semenanjung Indocina: Suatu Pengenalan. P.B. Lafont (Pnyt.). Dewan
Bahasa dan Pustaka Malaysia: Kuala Lumpur.Thohir,Ajid 2009. Studi
Kawasan Dunia Islam Perspektif etno-Lingusitik dan
Geo-Politik.Jakarta: Rajawali
Pres.http://cerminsejarah.blogspot.com/2010/03/penyebaran-islam-di-daratan-asia.htmlhttp://www.dakwatuna.com/2009/06/2737/umat-islam-di-vietnam/Institute
For Southeast Asian Islamic studies (ISAIS), Dinamika dan
Problematika Muslim di Asia Tenggara (Pekanbaru: ISAIS IAIN SUSQA,
2001)Hasan, Muhammad Tholhah, Prospek Islam Dalam Menghadapi
Tantangan Zaman (Jakarta: Lantabora Press, 2005)Kettani, M. Ali,
Minoritas Muslim di dunia Dewasa Ini (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2005)Munawaroh, Rodotul, Politik Islam di Laos (makalah
pada FUF UIN Jakarta, 2008)Usairy, Ahmad, Sejarah Islam: Sejak
Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana,
2004)Yunanto, S. Gerakan Militan Islam di Indonesia dan di Asia
Tenggara (Jakarta: The Ridep Institute, 2003)
1