OLEH : KELOMPOK 2 1. NI KT. MIA TAMARA ARICAHYANI (01) 2. MADE PUJA GUNA WIADNYA (11) 3. KADEK SANDYARTA (30) 4. KM. AGUS SUGIARTA (28) 5. KETUT MULIANTARA (33) 6. KARTIKA DHARMAYANTI (36) 1
OLEH :
KELOMPOK 2
1. NI KT. MIA TAMARA ARICAHYANI (01)
2. MADE PUJA GUNA WIADNYA (11)
3. KADEK SANDYARTA (30)
4. KM. AGUS SUGIARTA (28)
5. KETUT MULIANTARA (33)
6. KARTIKA DHARMAYANTI (36)
1
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmatnya kami
dapat menyelesaikan Makalah Seni Rupa yang bertemakan warna.
Kami juga berterimakasih atas kerjasama teman – teman dan berbagai pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini.
“Om Santih, Santih, Santih Om”
2
Klungkung, September 2014
Penulis
(Kelompok 2)
DAFTAR ISI
Cover……………………………………………………………………………………….1
Kata Pengantar…………………………………………………………………………..…2
Daftar Isi………………………………………………………………………………...…3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………...4
1.2 Rumusan Masalah…………………………....…………………………………….….5
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………….…...6
1.4 Manfaat…………………………………………………………………………….…6
1.5 Ruang Lingkup……………………………………………………………………….6
Bab II Pembahasan
2.1 Definisi Warna……………………………………………………………………….7
2.2 Fungsi Warna……………………………………………………………………….11
2.3 Jenis dan Pengelompokan Warna…………………………………………………..11
2.4 Sifat Warna……………………………………………………………………...…15
2.5 Contoh Gambar Warna…………………………………………………………….15
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………...17
3.2 Saran……………………………………………………………………………….17
Daftar Pustaka……………………………………………………………………........18
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seni rupa merupaka salah satu bagian dari cabang seni yang membentuk karya seni dengan
media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Secara kasar terjemahan seni rupa
dalam bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai perkembangan dunia seni modern menjadi lebih
spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan
kriya ke dalam bahasa visual art. Seni rupa dilihat dari segi fungsinya dibedakan menjadi 2 yaitu seni
rupa murni dan seni rupa terapan. Proses penciptaan seni rupa murni lebih menitik beratkan pada
ekspresi jiwa semata misalnya lukisan sedangkan seni rupa terapan proses pembuatannya memiliki
tujuan dan fungsi tertentu misalnya seni kriya.
Jika ditinjau dari segi wujud dan bentuknya seni rupa dibagi menjadi dua yaitu, seni rupa 2
dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar saja dan seni rupa 3 dimensi yang memiliki panjang,
lebar, dan ruang.
Salah satu bagian dari seni rupa murni adalah seni lukis. Seni lukis identik dengan
pengembangan yang utuh dari menggambar. Menurut Herbet Read mengatakan bahwa seni lukis
adalah penggunaan garis, warna, tekstur, ruang, dan bentuk pada suatu permukaan yang bertujuan
menciptakan berbagai image. Image tersebut bisa merupakan mengekspresikan ide-ide, emosi, dan
pengalaman-pengalaman yang debentuk sedemikian rupa sehingga mencapai harmoni. Tentu dalam
menciptakan seni lukis ini perlu adanya kegiatan melukis. Melukis merupakan aktivitas mengolah
medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapatkan kesan tertentu.
Medium lukisan bisa berbentuk apa saja seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam
fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam
dengan syarat bisa memberikan imajinasi tertentu kepada media yang digunakan.
Untuk menciptakan suatu karya seni rupa murni khususnya seni lukis perlu memperhatikan
beberapa unsur antara lain :
1. Titik dan Garis
Merupakan unsur dasar yang terkecil dalam seni rupa. Titik bisa menjadi pusat perhatian
bila berkumpul ataupun berbeda warna. Titik adalah sebuah awal untuk memulai sesuatu
karya, bahkan akhir dari sebuah karya seni rupa. Titik yang membesar dapat disebut
dengan Bintik. Garis adalah kumpulan ataupun penghubung dua atau lebih titik menjadi
4
satu dimensi. Dalam bidang seni, garis merupakan unsur tertua dalam menunjukkan
emosi.
2. Warna
merupakan elemen yang paling dominan dalam seni rupa, penggunaan warna mencakup
dalam karya seni lukis, patung, seni desain, dan seni kriya. Dalam seni rupa, warna bisa
berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di
permukaan benda.
3. Ruang
Ruang sebenarnya tidak dapat dilihat (khayalan) atau hanya bisa dihayati. Ruang baru
dapat dihayati setelah kehadiran benda atau unsur garis dan bidang dalam kekosongan
atau kehampaan. Misalnya ruang yang ada di sekeliling benda, ruang yang dibatasi oleh
bidang dinding rumah, ruang yang terjadi karena garis pembatas pada kertas.
4. Bidang
Bidang dalam seni rupa merupakan perkembangan dari penampilan garis, yaitu
perpaduan dari beberapa garis
5. Tekstur
Pengertian tekstur dalam seni rupa adalah nilai raba suatu permukaan, baik itu nyata atau
semu.
6. Bentuk
Kata bentuk dalam seni rupa diartikan sebagai wujud yang terdapat di alam dan yang
tampak nyata. Bentuk hadir sebagai manifestasi fisik objek yang dijiwai dan disebut
sebagai sosok (dalam bahasa Inggris disebut form).
Dari keempat unsure tersebut sangatlah penting dalam penciptaan sebuah karya seni
rupa dan unsur ini saling berkaitan dan saling melengkapi untuk menunjang kualitas dari
sebuah karya seni. Dalam makalah ini, penulis akan menyajikan salah satu unsur seni rupa
yaitu warna.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan warna dalam sebuah seni rupa?
1.2.2 Apa saja fungsi warna dalam seni rupa?
1.2.3 Sebutkan jenis-jenis warna dalam seni rupa!
1.2.4 Bagaimana sifat warna dalam seni rupa?
1.2.5 Berikan contoh warna dalam seni rupa!
5
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi warna dalam seni rupa.
1.3.2 Untuk mengetahui fungsi warna dalam seni rupa.
1.3.3 Untuk mengetahui jenis-jenis warna dalam seni rupa.
1.3.4 Untuk mengetahui sifat-sifat dalam seni rupa.
1.3.5 Untuk mengetahui warna dalam seni rupa.
1.4 Manfaat
1.4.1 Mengetahui definisi warna dalam seni rupa.
1.4.2 Mengetahui fungsi warna dalam seni rupa.
1.4.3 Mengetahui jenis-jenis warna dalam seni rupa.
1.4.4 Mengetahui sifat-sifat dalam seni rupa.
1.4.5 Mengetahui warna dalam seni rupa.
1.5 Ruang Lingkup
Hanya mencakup unsur seni rupa khususnya warna.
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Warna
Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna
(warna putih) yang merupakan pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen
yang terdapat di permukaan benda.
Warna dapat didefinisikan secara obyektif/fisik sebagai sifat cahaya yang
diapancarkan, atau secara subyektif/psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera
pengelihatan. Secara obyektif atau fisik, warna dapat diberikan oleh panajang gelombang.
Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang tampak oleh mata merupakan salah satu bentuk
pancaran energi yang merupakan bagian yang sempit dari gelombang elektromagnetik.
Ilmu tentang warna disebut chromatics. Teori warna sudah dikembangkan oleh
Alberti (1435) dan diikuti oleh Leonardo da Vinci (1490). Teori warna mulai mendapat
perhatian serius setelah dikembangkan oleh Sir Isac Newton (1704). Pada awalnya teori
warna dikembangkan dengan warna dasar merah, kuning dan biru (Red, Yellow, Blue atau
RYB). Pencampuran warna dari warna dasar tersebut banyak dipakai oleh para pelukis,
percetakan dan lain-lain:
Sir Isaac Newton
Percobaan yang dilakukan oleh Isaac Newton dengan prisma kaca bahwa cahaya putih
terdiri dari warna pelangi (warna spektrum).
J. C. Le Blon
Menemukan warna utama merah, kuning dan biru dari pigmen. Hal tersebut merupakan
permulaan teori RYB atau “merah kuning biru” sebagai warna utama.
Hermann von helmholzt dan James Clerk Maxwell Mendasarkan warna pada cahaya
matahari dan bertumpu pada hukum-hukum fisika.
Johann Wolfgang von Goethe Penggolongan warna menjadi dua warna utama yaitu
kuning (berhubungan dengan kecerahan) dan biru (dengan kegelapan)
Michel Eugene Chevreul
Direktur utama perusahaan permadani di prancis ini mengembangkan teori ’merah kuning
biru’. The laws of simultaneous Contrast of color (1839). mencetuskan teori harmoni
khususnya pada warna tekstil.
7
Sir David Brewster
Teori ini menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna,
yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral. - Lingkaran warna brewster dapat
menjelaskan teori kontras warna (komplementer), split komplementer, triad, dan tetrad.
Warna merupakan pelengkap gambar serta mewakili suasana kejiwaan pelukisnya
dalam berkomunikasi. Warna juga merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh
kepekaan penglihatan sehingga mampu merangsang munculnya rasa haru, sedih, gembira,
mood atau semangat, dll.
Pemilihan warna adalah satu hal yang sangat penting alam menentukan respons dari
calon pemakai/siswa. Warna dalah hal yang pertama dilihat oleh seseorang (terutama warna
background). Warna akan membuat kesan atau mood untuk keseluruhan gambar/grafis.
Warna merupakan unsur penting dalam grafis karena dapat memberikan dampak psikologis
kepada orang yang melihat. Warna mampu memberikan sugesti yang mendalam kepada
manusia. Dalam komunikasi grafis, penggunaan warna perlu ditata dan disusun dengan tepat
sehingga menimbulkan suasana, mempengaruhi luas kehidupan manusia sekaligus sebagai
lambing psikologis. Warna juga bersifat case sensitive meskipun secara universal
penggunaan warna-warna di bidang komunikasi grafis telah diakui namaun warna erat
kaitannya dengan latar belakang budaya bangsa atau komunitas tertentu yang mungkin
memberikan penilaian berbeda untuk penggunaan warna-warna berbeda. Sebagai contoh,
warna merah jarang digunakan untuk kemasan produk yang dijual di Saudi Arabia karena
nilai budaya setempat meyakini bahwa warna merah adlah haram karena identik dengan
darah.
Untuk mencapai deain warna yang efektif bisa dimulai dengan memilih warna yang
bisa merepresentasikan tujuan daripada media komunikasi grafis yang dibuat. Pallet warna
yang dibuat sebaiknya cocok dengan tujuan atau pesan yang ingin disampaikan. Sebagaimana
misalnya Anda ingin mendesain media grafis untuk anak-anak TK, maka ada baiknya Anda
memilih warna-warna serah untuk mebuat suasana ceria. Sementara untuk membuat situs
komunitas dapat dipergunakan warna-warna hangat agar menimbulkan suasana yang lebih
santai. Sebaliknya jika Anda bermaksud untuk menonjolkan penyajian informasi, di mana
content akan mendominasi, maka sebaiknya dipergunakan warna-warna sederhana dan tidak
mengganggu. Misalnya, jangan menggunakan background kembang-kembang dengan warna
yang mencolok.
8
Dalam sebuah desain, komposisi warna sangat penting. Komposisi berarti to
compose, yang berarti mengarang, menyusun atau mengubah. Johannes Itten dalam buku The
Elements of Color 1970 pada halaman 91 menyatakan :
“Efek sebuah warna dalam komposisinya ditentukan oleh situasi karena warna selalu dilihat
dalam hubungannya dengan lingkaran. Warna yang dikeluarkan dari lingkarannya akan
memiliki kekuatan sendiri. Nilai-nilai kepentingan sebuah warna dalam komposisi tidak
berdiri sendiri. Kualitas dan kuantitas keluasannya merupakan factor yang sangat
menunjang.”
Pengertian Warna dapat diartikan sebagai adalah sebuah spektrum tertentu yang
terdapat di dalam cahaya yang sempurna / putih. Dalam dunia desain, Warna bisa berarti
pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan
benda. Misalnya pencampuran pigmen magenta dan cyan dengan proporsi tepat dan disinari
cahaya putih sempurna akan menghasilkan sensasi mirip warna merah.
Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna
(berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut.
Sebagai contoh warna biru memiliki panjang gelombang 460 nanometer. Panjang gelombang
warna yang masih bisa ditangkap mata manusia berkisar antara 380-780 nanometer.
Dalam peralatan optis, warna bisa pula berarti interpretasi otak terhadap campuran
tiga warna primer cahaya: merah, hijau, biru yang digabungkan dalam komposisi tertentu.
Misalnya pencampuran 100% merah, 0% hijau, dan 100% biru akan menghasilkan
interpretasi warna magenta.
Dalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi
oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda. Misalnya pencampuran pigmen magenta dan
cyan dengan proporsi tepat dan disinari cahaya putih sempurna akan menghasilkan sensasi
mirip warna merah.
Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi sosial
pengamatnya. Misalnya warna putih akan memberi kesan suci dan dingin di daerah Barat
karena berasosiasi dengan salju. Sementara di kebanyakan negara Timur warna putih
memberi kesan kematian dan sangat menakutkan karena berasosiasi dengan kain kafan
(meskipun secara teoritis sebenarnya putih bukanlah warna).
9
Di dalam ilmu warna, hitam dianggap sebagai ketidakhadiran seluruh jenis
gelombang warna. Sementara putih dianggap sebagai representasi kehadiran seluruh
gelombang warna dengan proporsi seimbang. Secara ilmiah, keduanya bukanlah warna,
meskipun bisa dihadirkan dalam bentuk pigmen.
TEORI TENTANG WARNA
Dalam seni rupa, warna merupakan unsur yang sangat penting karena warna bisa
menjadi alat untuk berekpresi. Bicara tentang warna, banyak sekali ilmu yang bisa kita
pelajari darinya. Oleh karena itu, pada bahasan ini kita akan mengupas beberapa hal dasar
mengenai warna.
1. Teori Sir Isaac Newton (1642-1727)
Dari percobaannya, Newton menyimpulkan bahwa apabila dilakukan pemecahan warna
spectrum dari sinar matahari, akan dihasikan warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan
ungu alias mejikuhibiniu. Warna-warna itu bisa ditangkap mata manusia pada saat ada
pelangi.
2. Teori Kesehatan
Teori kesehatan menyatakan bahwa semua warna yang dapat ditangkap oleh mata manusia
adalah warna pokok.
3. Teori Brewster
Teori Brewster menyatakan bahwa warna pokok (primer) adalah warna yang dapat berdiri
sendiri dan bukan merupakan hasil percampuran dengan warna lain. Sementara itu, warna
yang berasal dari percampuran antara dua warna pokok deisebut warna sekunder. Warna
pokok teridir dari warna merah, kuning, dan biru. Warna sekunder adalah warna hijau,
jingga dan ungu. Warna hijau dihasilkan dari campuran warna biru dan kuning, sedangkan
warna ungu diperoleh dari campuran warna merah dan biru. Warna yang diperoleh dari
percampuran antara warna primer dan warna sekunder disebut warna tertier. Rumus yang
diperoleh dari Teori Brewster tersebut memampukan Herbert Ives untuk menciptakan
lingkaran warna. Teori tersebut kemudian banyak diikuti orang, terutama mereka yang
berkecimpung dalam bidang seni rupa.
4. Teori Munsell
Pada tahun 1858, Munsell menyelidiki warna dengan standar warna untuk aspek fisik dan
psikis. Teorinya menyatakan bahwa warna pokok terdiri dari merah, kuning, hijau, biru,
10
dan jingga. Sementara warna sekunder terdiri dari warna jingga, hijau muda, hijau tua, biru
tua, dan nila.
2.2 Fungsi Warna
Warna pada karya seni rupa memiliki fungsi, antara lain :
Estetik
Merupakan karya seni yang tujuan pokok pembuatannya ditujukan sebagai benda
pakai misalnya, perabotan rumah tangga, meja, kursi dan tekstil.
Simbolik
Ekspresi
Merupakan proses ungkapan emosi atau perasaan di dalam proses penciptaan karya
seni, proses ekspresi bisa diaktualisasikan melalui media.
Ungkapan perasaan
Personal expression (ekspresi pribadi)
Warna pada fungsi desain, antara lain :
Fungsi praktis
Merupakan karya seni yang tujuan pokok pembuatannya ditujukan sebagai benda
pakai misalnya, perabotan rumah tangga, meja, kursi dan tekstil.
Estetik
Merupakan karya seni yang tujuan pokok pembuatannya ditujukan sebagai benda
pakai misalnya, perabotan rumah tangga, meja, kursi dan tekstil.
Simbolik
Personal taste (rasa pribadi)
2.3 Jenis dan Pengelompokan Warna
Jenis Warna
Warna dalam seni rupa dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Warna primer
Merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warna-warna
lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru,
dan kuning. Dan Warna Primer bisa juga disebut sebagai Warna Pokok, Warna Dasar
11
ataupun Warna Pertama
2. Warna sekunder
Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1.
Nama lain dari Warna Sekunder adalah Warna Kedua.
Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan
kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran merah dan
biru.
Merah + Biru = Ungu
Kuning + Biru = Hijau
Kuning + Merah = Jingga
3. Warna tersier
Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna
sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning
dan jingga.
12
4. Warna netral
Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar tetapi tidak dalam
komposisi tepat sama. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna
kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam.
Pengelompokan Warna
Selain dibagi-bagi.. ternyata warna juga dikelompok-kelompokkan menjadi
beberapa kelompok. Yaitu warna kontras atau komplementer, warna panas dan warna
dingin.
1) Warna kontras atau komplementer adalah warna yang berkesan berlawanan
satu dengan lainnya. Warna kontras bisa didapatkan dari warna yang
berseberangan (memotong titik tengah segitiga) terdiri atas warna primer dan
warna sekunder. Tetapi tidak menutup kemungkinan pula membentuk kontras
warna dengan menolah nilai ataupun kemurnian warna.
Contoh warna kontras adalah Merah-Hijau, Kuning-Ungu dan Biru-Jingga.
2) Warna panas adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam
lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning. Warna ini menjadi simbol,
riang, semangat, marah dsb. Warna panas mengesankan jarak yang dekat.
3) Warna dingin adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di
dalam lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu. Warna ini menjadi simbol
kelembutan, sejuk, nyaman dsb. Warna dingin mengesankan jarak yang jauh.
13
TEORI BREWSTER
Teori Brewster adalah teori yang menyederhanakan warna yang ada di alam menjadi
4 kelompok warna. Keempat kelompok warna tersebut, yaitu: warna primer, sekunder,
tersier, dan warna netral. Teori ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Kelompok
warna ini sering disusun dalam lingkaran warna brewster. Lingkaran warna brewster mampu
menjelaskan teori kontras warna (komplementer), split komplementer, triad, dan tetrad.
WARNA NETRAL
Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna
ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil
campuran yang tepat akan menuju hitam.
WARNA KOMPLEMENTER
Warna komplementer adalah dua warna yang saling berseberangan (memiliki sudut 180°)
di lingkaran warna. Dua warna dengan posisi kontras komplementer menghasilkan
hubungan kontras paling kuat. Misalnya jingga dengan biru.
WARNA SPLIT KOMPLEMENTER
Warna split komplementer adalah dua warna yang saling agak berseberangan (memiliki
sudut mendekati 180°). Misalnya Jingga memiliki hubungan split komplemen dengan
hijau kebiruan.
WARNA TRIAD KOMPLEMENTER
Warna triad komplementer adalah tiga warna di lingkaran warna yang membentuk
segitiga sama kaki dengan sudut 60°.
WARNA TETRAD KOMPLEMENTER
Warna tetrad komplementer disebut juga dengan double komplementer, adalah empat
warna yang membentuk bangun segi empat (dengan sudut 90°).
WARNA MONOKROMATIK
Warna monokromatik merupakan perpaduan beberapa warna yang bersumber dari satu
warna dengan nilai dan intensitas yang berbeda. Misal : hijau jika dikombinasikan dengan
warna hijau dengan nilai dan intensitas yang berbeda akan menciptakan suatu perpaduan
yang harmonis dan menciptakan kesatuan yang utuh pada desain.
WARNA POLIKROMATIK
Warna polikromatik artinya beberapa warna yang digradasikan sampai putih.akromatik,
artinya pergerakan warna dari hitam ke putih.
14
WARNA ANALOGUS
Warna analogus merupakan kombinasi dari warna-warna terdekat. Misal : warna merah
akan serasi dengan warna oranye, dan oranye akan terlihat harmonis dengan warna
kuning. Begitu juga jika kuning dipadukan dengan hijau atau biru jika dipadukan dengan
ungu, dan ungu jika dikombinasikan dengan pink.
2.4 Sifat Warna
Dalam teori warna dikenal tiga sifat optis, optical property, yaitu: hue, value, dan saturation.
Hue adalah tingkat kepekatan warna, misalnya merah, merah oranye, atau hijau, biru, biru keunguan,
dan seterusnya. Yang dimaksud dengan value adalah venomena kecermelangan dan kesuraman warna.
Nilai renda adalah warna yang cenderung suram atau kegelapan, sementara nilai tinggi adalah
kecenderungan warna yang terang dan cemerlang. Misalnya gejala pada skala derajat warna abu-abu
dari hitam ke putih. Sedangkan saturation adalah intensitas nada warna untuk menunjukkan warna-
warna menyala dan warna-warna yang suram. Semakin murni penggunaan warna semakin tinggi
intensitasnya, sebaliknya semakin tidak murni penggunaan warna semakin rendah intensitasnya. Pada
tahun 1940 an seni lukis affandi dominan menggunakan warna-warna suram atau kusam, kemudian
lukisannya berkembang ke penggunaan warna-warna yang cerah.
2.4 Contoh Warna
15
Contoh pencampuran warna :
Warna ungu (violet) campuran merah dan biru. Warna orange campuran warna merah dan kuning. Warna hijau campuran warna kuning dan biru. Warna tersier: merupakan hasil campuran warna sekunder dengan warna primer. Warna merah ungu campuran warna merah dengan ungu. Warna ungu biru campuran warna ungu dengan biru. Warna hijau biru campuran warna hijau dengan biru. Warna kuning hijau campuran warna kuning dengan hijau. Warna orange kuning campuran warna orange dengan kuning. Warna merah orange campuran warna merah dengan orange.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya semua bentuk karya seni rupa mempergunakan unsur dan prinsip seni
sesuai dengan kategori atau kepentingan masing-masing. Unsur-unsur seni diantaranya titik
dan garis, bentuk, ruang, bidang, tekstur, dan warna. Salah satu unsur penting dalam suatu
karya seni adalah warna. Warna merupakan spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu
cahaya sempurna (warna putih) yang merupakan pantulan tertentu dari cahaya yang
dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda. Warna dapat dibagi menjadi tiga
yaitu warna primer, sekunder, dan terstier.
3.2 Saran
Sebagai pendidik seni sebaiknya harus meningkatkan dan melatih diri berkarya seni.
Hal ini dapat menambah pengalaman tentang uraian hasil karya seni yang berkaitan dengan
unsur maupun prinsip seni itu sendiri, yaitu :
Pengalaman ini akan meningkatkan daya pemahaman atas sadar dan bawah sadar kita
terhadap apa yang disebut proses kreatif atau penciptaan.
Meningkatkan kepekaan bahasa komunikasi tentang seni dan tentang perasaan-perasaan
kita terhadap seni.
17
DAFTAR PUSTAKA
id.wikipedia.org/wiki/warna
campusnote.wordpress.com/2011/02/15
maungampus.blogspot.com
eprints.uny.ac.id/9885/2/BAB%2520%
asepsud.wordpress.com
18