MAKALAH SEMINARMODUL 413 PENATALAKSANAAN KELAINAN JARINGAN LUNAK
MULUT
Disusun oleh:Kelompok 2040001300024 Balqis Ghassani040001300025
Blanca Sarizta040001300026 Chalika Bella P.040001300027 Cinthya
Dhea A.040001300028 Cirska Nadia040001300029 Clarisa040001300030
Claudia Ang040001300031 Claudia Katerine040001300032 Cut Intan
Firlyana040001300033 Dara Maharani040001300034 Davin Adijaya
H.040001300036 Dea Nursita040001300037 Della Wijaya040001300038
Della Aurelia040001300039 Delly Wijaya040001300040 Denithra
Ayu040001300041 Dessy Natalia040001300042 Dewi Mutiara040001300043
Dhara Nandary040001300044 Dharma Nur S.040001300045 Dhilla
Pionny040001300046 Diajeng Celia R.040001300035 Dea
EfrilianditaFakultas Kedokteran Gigi UsaktiSemester Genap
2014-2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena
atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah bertemakan
Penatalaksanaan Kelainan Jaringan Lunak Mulut Makalah ini merupakan
hasil dari dua diskusi kelompok kami yang dilaksanakan pada Selasa,
12 Mei 2015 yang dibimbing oleh drg. Enny Marwati dan diketuai oleh
Della Aurelia dan Dhara Nandary sebagai sekretaris diskusi. Serta
diskusi yang kedua dilaksanakan pada Jumat, 15 Mei 2015 yang
dibimbing oleh drg. Dewi Priandini, dan diketuai oleh Chalika Bella
serta Clarissa sebagai sekretaris diskusi. Kedua diskusi tersebut
dilaksanakan di ruang 107, Gedung Extension FKG Usakti. Terdapat 22
peserta yang mendiskusikan masalah terkait kelainan jaringan lunak
mulut.Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang
sedalam-dalamnya kepada Yth dosen pengajar modul, dosen fasilitator
serta rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam
penyusunan laporan iniKami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun, khususnya dari para dosen ahli guna menjadi acuan dalam
bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan
datang.
Kelompok BDAFTAR ISIKata
Pengantar...................................................................................................................IDaftar
Isi
............................................................................................................................IIBAB
I Pendahuluan1.1 Skenario diskusi
1A......................................................................................................11.2
Rumusan
masalah..........................................................................................................1BAB
II Pembahasan2.1 Dua kelainan yang terjadi di rongga mulut apa yang
mungkin diderita pasien pada kasus di
atas?.................................................................................................................2.2
Apa penyebab dua kasus di
atas?...................................................................................2.3
Sebutkan diagnosa banding kasus di atas? Masing-masing dua diagnosa
banding dan sebutkan
alasannya!.............................................................................................................2.4
Sebutkan penatalaksanaan tiap-tiap kelainan
!................................................................2.5
Pengobatan dengan kortikosteroid harus dilakukan dengan hati hati
karena ?................BAB III HASIL DAN KESIMPULANBAB IVDAFTAR
PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 SKENARIO DISKUSI 1ASeorang pasien perempuan berumur 30 tahun
mengeluh lidah perih bila makan pedas atau asam dan pipi bagian
dalam kanan dan kiri. Rasa perih hilang timbul sejak 5 tahun yang
lalu dan sudah berobat tidak ada perbaikan. Pasien juga mengeluh
ada bercak kehitaman di gusi atas dan bawah yang jauh dari tepi
servikal gigi. Pada pemeriksaan klinis terlihat lesi erosi multiple
berbentuk oval dengan kelim merah, diameter bervariasi antara 5-7
mm di mukosa bukal kiri, kanan dan lidah. Lesi makula berwarna
hitam di gingiva rahang atas dan bawah regio 1 sampai 6. Pasien
tidak merokok dan tidak minum alkohol
1.2 RUMUSAN MASALAH3 Dua kelainan yang terjadi di rongga mulut
apa yang mungkin diderita pasien pada kasus di atas?4 Apa penyebab
dua kasus di atas?5 Sebutkan diagnosa banding kasus di atas?
Masing-masing dua diagnosa banding dan sebutkan alasannya!6
Sebutkan penatalaksanaan tiap-tiap kelainan !7 Pengobatan dengan
kortikosteroid harus dilakukan dengan hati hati karena ?
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Dua kelainan yang terjadi di rongga mulut apa yang mungkin
diderita pasien pada kasus di atas?Pada skenario di atas, ditemukan
dua lesi yang merupakan kelainan dalam rongga mulut tersebut, dari
anamnesis dan gambaran secara klinis kelainan tersebut adalah :a.
Stomatitis Aphtosa multiple minor rekurenPada kasus tersebut
ditemukan lesi erosi multiple berbentuk oval dengan kelim merah
yang merupakan tanda klinis dari stomatitis aphtosa.Stomatitis
aphtosa dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : stomatitis aphtosa
minor, stomatitis aphtosa mayor serta stomatitis herpetiform. Pada
kasus dikatakan bahwa diameter bervariasi antara 5-7 mm. Hal ini
menandakan bahwa lesi tersebut merupakan lesi stomatitis aphtosa
minor, dimana stomatitis aphtosa minor mempunyai ciri yaitu
memiliki diameter kurang dari 1 cm. Kemudian yang terakhir, pada
kasus dikatakan bahwa lesi tersebut ditemukan di mukosa bukal kiri,
kanan dan lidah dan pasien merasakan rasa perih pada lidah bila
makan pedas atau asam. Hal ini menandakan bahwa lesi tersebut
terdapat lebih dari satu, sehingga dikatakan multiple, disebut
rekuren karena pasien ini mengalami rasa perih yang hilang dan
timbul dan sering muncul berulang kali.
b. Pigmentasi FisiologisDi dalam skenario disebutkan bahwa pada
pasien tersebut ditemukan adanya bercak kehitaman di gusi atas dan
bawah yang jauh dari tepi servikal gigi, hal ini menandakan
terdapat adanya pigmentasi fisiologis pada pasien tersebut dimana
ciri khas pigmentasi fisiologis yaitu timbulnya suatu warna
kehitaman yang jauh dari tepi servikal gigi.
2.2Apa penyebab dua kasus di atas?Etiologi dari stomatitis
aphtosa sendiri belum dapat dipastikan hingga saat ini, namun
Stomatitis aphtosa multiple minor rekuren dapat diketahui melalui
faktor predisposisi yang memicu terjadinya stomatitis aphtosa
multiple minor rekuren pada kasus ini.Faktor predisposisi itu
sendiri dapat berupa faktor local dan faktor sistemik. Faktor lokal
yang dapat memicu pasien ini dapat berupa alergi makanan, minuman
ataupun obat tertentu, trauma, mikroorganisme,viruis, genetik yang
diturunkan dari keluarga ataupun disfungsi saluran pencernaan,
sedangkan faktor sistemik yang mungkin adalah adanya penyakit
sistemik, hematologik defisiensi berupa defisiensi Fe, Folate dan
Vit B12, adanya stress serta hormonal berupa peningkatan hormon
estrogen yang dapat terjadi saat menstruasi dan juga gangguan
imunologi.Sedangkan etiologi dari pigmentasi fisiologis adalah
akibat meningkatnya jumlah melanin dalam tubuh dan juga faktor
endogen yaitu warna pigmen yang dimiliki oleh pasien tersebut
(ras), reaksi proteksi terhadap sinar akrilik, manifestasi suatu
penyakit sistemik, penggunaan obat anti malaria dan juga penggunaan
obat minosiklin.
2.3 Sebutkan diagnosa banding kasus di atas? Masing-masing dua
diagnosa banding dan sebutkan alasannya!A. Stomatitis aphtosa
multiple minor rekurenDiagnosis banding untuk stomatitis aphtosa
minor adalah ulkus traumatikus, ulkus dekubitalis dan stomatitis
herpetika.1. Ulkus traumatikus merupakan lesi ulseratif pada mukosa
mulut yang disebabkan oleh trauma, gambaran klinis menyerupai
stomatitis aphtosa multiple minor rekuren, yaitu berbentuk oval
atau bulat dengan dasar putih kekuningan serta tepi berwarna
kemerahan. Yang membedakan ulkus traumatikus dan stomatitis aphtosa
multiple minor rekuren adalah etiologinya, sehingga anamnesis
merupakan tahapan penting dalam menegakkan diagnosis, 2. Ulkus
dekubitalis Pada ulkus dekubitalis bentuk dari lesi mirip dengan
stomatitis aphtosa minor, akan tetapi jika diperhatikan lebih
seksama, bentuk lesi pada ulkus dekubitalis mirip dengan faktor
penyebab, selain itu biasanya ulkus dekubitalis bersifat kronis
sehingga jarang menimbulkan rasa sakit.3. Stomatitis
HerpetikaStomatitis herpetika memiliki gambaran klinis berupa
ulserasi kecil-kecil yang juga sakit, akan tetapi bentuk lesi tidak
beraturan. Ditinjau dari etiologinya, stoomatitis herpetika
disebabkan oleh virus, sehingga didahului oleh gejala prodormal.B.
Pigmentasi FisiologisPigmentasi Fisiologis yang diderita oleh
pasien memiliki diagnosa banding dengan :1. Pigmentasi karena
keracunan logam BiPada pigmentasi karena keracunan logam Bi
penyebabnya adalah karena konsumsi obat yang mengandung Bi yang
banyak dipakai oleh dokter gigi dengan cara oral maupun parenteral
dengan dosis tinggi dan dalam jangka waktu yang lama, terutama
apabila Oral hygiene penderita buruk2. Smokers MelanosisMerupakan
suatu perubahan warna gingiva menjadi warna hitam yang biasanya
ditemukan pada bagian anterior dari mukosa, hal ini disebabkan oleh
karena rokok. Namun pada kasus disebutkan bahwa pasien bukanlah
perokok, maka smokers melanosis bukanlah diagnosa dari pigmentasi
tersebut.3. Penyakit AddisonPigmentasi pada penyakit addison
terjadi akibat kegagalan fungsi korteks adrenal yang bersifat
kronis yang terjadi karena suatu penyakit tertentu atau akibat
pertumbuhan tumor
2.4 Sebutkan penatalaksanaan tiap-tiap kelainan !A. Stomatitis
Aphtosa Multiple Minor Rekuren a.Tahap 1: Pengendalian/eliminasi
faktor predisposisiFaktor predisposisi dapat diketahui dengan cara
Pengumpulan data: Defisiensi nutrisi, sensitivitas terhadap makanan
tertentu, stress, genetik, hormonal, saluran pencernaan makanan,
immunologi. Pemeriksaan Laboratorium Sistemik: terutama terjadi
pada usia pertengahan & lanjut. Mengeleminasi faktor
predisposisi: Meningkatkan oral hygiene, menhindari makan makanan
yang tajam & merangsang, menghindari makanan yang mengandung
bahan pengawet benzoate.b.Tahap 2 Obat yang bersifat simtomatik
Pemberian obat yang bersifat simtomatik bertujuan mengurangi rasa
sakit dan mempercepat penyembuhan namun dalam hal ini pemberian
obat ini tidak dapat mencegah rekurensi. Pemilihan obat tergantung
pada keluhan pasien, lamanya sakit yang diderita pasien, keparahan
penyakit yang diderita, dan faktor predisposisi sistemik. Banyak
pasien memperoleh penyembuhan simtomatik dengan menggunakan obat
kumur (natrium bikarbonat dalam air, klorheksidin, atau
benzydamine). Obat kumur berbasis doxycycline (100 mg kapsul di
larutkan dalam air dan digunakan sebagai obat kumur selama 2 menit
3 kali sehari selama dua minggu) juga bermanfaat. Apabila pasien
mengeluhkan rasa sangat perih maka dapat diberikan obat anastetik
berupa benzokain 4% dalam borakgliserin. Perawatan suportif Diet,
istirahat cukup dan penggunaan obat kumur salin hangat.
B. Pigmentasi FisiologisTidak ada perawatan khusus yang
diperlukan. Namun biopsi untuk menentukan diagnosis banding
keganasan diperlukan apabila pasien melaporkan ada perubahan
penampilan.
2.5 Pengobatan dengan kortikosteroid harus dilakukan dengan hati
hati karena ?Kortikosteroid dapat menimbulkan berbagai efek samping
kompleks sehingga banyak dokter takut memberikan kortikosteroid
dosis besar. Pada pemberian kortikosteroid yang lama dan menetap
akan menyebabkan sindrom cushing, kenaikan berat badan, gangguan
emosi, gangguan penyembuhan luka, risiko infeksi meningkat. Selain
itu penggunaan kortikosteroid juga dapat meningkatkan risiko
diabetes, osteoporosis, dan hipertensi. Dalam hal ini pasien di
diagnosa menderita Stomatitis Aphtosa Multiple Minor Rekuren yang
pada terapinya tidak memerlukan pemberian kortikosteroid.
BAB IIIHASIL DAN KESIMPULANStomatitis aphtosa merupakan suatu
keadaan peradangan dalam rongga mulut yang belum diketahui secara
pasti etiologinya, namun dapat dipicu oleh faktor predisposisi
lokal dan sistemik. Stomatitis aphtosa sendiri dibagi menjadi tiga
yakni stomatitis aphtosa minor, stomatitis aphtosa mayor dan
stomatitis aphtosa herpetiform. Ciri khas pada ketiga stomatitis
aphtosa ini adalah bentuk lesi memiliki batas tegas dengan dasar
kekuningan, dan memiliki tepi beraturan dengan kelim merah. Pada
stomatitis aphtosa minor, diameter lesi kurang dari 1cm,pada mayor
lebih dari 1cm,sedangkan pada stomatitis herpetiform memiliki
bentuk seperti stomatitis herpetika. Pigmentasi merupakan suatu
keadaan pewarnaan pada jaringan lunak yang dibagi menjadi dua yakni
pigmentasi fisiologis yang disebabkan oleh ras,reaksi proteksi
sinar aktinik,manifestasi penyakit sistemik,obat anti malaria,obat
minosiklin,obat kontrasepsi serta kehamilan dan pigmentasi
patologis yakni disebabkan oleh benda asing tertanam,amalgam tatoo
dan endapan logam berat, ciri khas yang paling membedakan pada
kedua pigmentasi ini ialah, pada pigmentasi fisiologis warna
kehitaman jauh dari tepi sulkus gingiva, sedangkan pada pigmentasi
patologis warna kehitaman berada pada daerah sulkus gingiva.
BAB IVPENUTUP DAN UCAPAN TERIMA KASIH
Bersama dengan dibuatnya makalah seminar modul 413 ini, penulis
mengucapkan terima kasih atas kesediaan para fasilitator yang telah
membimbing kami. Kiranya pembuatan makalah ini membantu penulis
dalam memahami materi. Tidak hanya itu, penulis juga mengetahui apa
yang telah penulis diskusikan dapat menambah wawasan lebih mengenai
masalah yang belum penulis ketahui sebelumnya dan menjadi bekal
untuk kedepannya.Tidak ada gading yang tidak retak. Penulis meminta
maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan kata yang terdapat selama
berjalannya diskusi ataupun pada makalah yang penulis buat. Terima
kasih.
DAFTAR PUSTAKAIkawati, Zullies. Cerdas Mengenali Obat.
Yogyakarta: Kanisius. 2010.Jordan, Richard dan Lewis. Penyakit
Mulut Diagnosa & Terapi. Jakarta: EGC. 2015