Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesungguhnya sejak kapankah manajemen itu ada?
Banyak ilmuwan yang kesulitan dalam melacak sejak kapan
manajemen itu lahir. Namun diketahui bahwa sistem
manajemen hadir sejak dahulu kala bahkan telah ada
semenjak zaman mesir kuno. Hal ini dibuktikan dengan
adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh
lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida
tersebut tidak akan berhasil di bangun jika tidak ada
seseorang yang mengarahkan para pekerja dan mengendalikan
pembangunan piramida tersebut.
Kini manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi,
karena tanpa manajemen, usaha yang di keluarkan lebih
banyak terbuang sia-sia dan pencapaian tujuan pun akan
lebih sulit serta membutuhkan waktu yang lama.
Sedangkan adanya manajemen mempermudah kita untuk
mencapai tujuan, menjaga keseimbangan di antara tujuan-
tujuan yang saling bertentangan serta akan mencapai
efisiensi dan efektivitas. namun definisi manajemen itu
sendiri sangat beragam dan kenyataanya, tidak ada
definisi manajemen yang telah di terima secara universal.
Oleh karena itu, kami sebagai penyusun membuat
makalah yang berjudul "SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TEORI
Page 2
MANAJEMEN" agar pemahaman tentang manajemen sesuai dengan
pengertian yang semestinya.
B. Permasalahan
1. Bagaimana sejarah manajemen itu bermula?
BAB II
SEJARAH ILMU MANAJEMEN
Ada banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah
manajemen, namun tidak di pungkiri lagi bahwa manajemen
sebenarnya sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini
dapat kita buktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida
tersebut tidak mungkin bisa terwujud apabila tidak ada
manajemen dalam pembuatannya.
Daniel wren membagi evolusi manajemen dalam empat fase,
yaitu pemikiran awal manajemen, era manajemen sains, era
manusia sosial dan era modern.
Pemikiran awal manajemen
Ada dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen yang
terjadi sebelum abad ke-20. Peristiwa pertama terjadi
Page 3
pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah
doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam
bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang
akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division
of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas
yang spesifik dan berulang.
Peristiwa penting kedua yang memengaruhi
perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di
Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan
mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada
pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju
tempat khusus yang disebut “pabrik”.
Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika
itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka
meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan
bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan
kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu
manajemen mulai dikembangkan oleh para ahli.
Era manajemen ilmiah
Era ini ditandai dengan berkembangan ilmu manajemen
dari kalangan insinyur seperti Henry Towne, Frederick
Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, dan Harrington
Emerson. Dan di populerkan oleh Frederick Winslow Taylor
dalam bukunya, Principles of Scientific Management, pada
tahun 1911.
Perkembangan manajemen ilmiah juga didorong oleh
munculnya pemikiran baru dari Henry Gantt dan keluarga
Gilberth.
Page 4
Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori
administratif, yaitu teori mengenai apa yang seharusnya
dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk
praktik manajemen yang baik.
Era manusia sosial
Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab
perilaku (behavioral school) dalam pemikiran manajemen
di akhir era manajemen ilmiah. Katalis utama dari
kelahiran mahzab perilaku adalah serangkaian studi
penelitian yang dikenal sebagai eksperimen Hawthrone.
Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh
berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap
produktivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa
ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja,
periode istirahat, maupun upah lebih sedikit pengaruhnya
terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan
kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang
menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma
sosial atau satndar kelompok merupakan penentu utama
perilaku kerja individu.
Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet
(1868-1933) yang mendapatkan pendidikan di bidang
filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah
menerbitkan buku berjudul “Creative Experience” pada
tahun 1924. Ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan
pada etika kelompok daripada individualisme. Dengan
demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang diri
mereka sebagai mitra, bukan lawan.
Page 5
Pada tahun 1938, Chester barnard (1886-1961) menulis
buku berjudul “The Functions of the Executive” yang
menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka untuk
merangsang orang lain memeriksa sifat sistem koperasi.
Barnard juga mengembangkan teori “penerimaan otoritas”
yang didasarkan pada gagasan bahwa atasan hanya memiliki
kewenangan jika bawahan menerima otoritasnya.
Era modern
Era modern ditandai dengan hadirnya konsep manajemen
kualitas total (total quality management TQM) di abad ke-
20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang
paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–
1993) and Joseph Juran (lahir 1904).
Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan
dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja,
melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya
meningkatkan kualitas dengan mengajukan teori lima
langkah reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas
dapat ditingkatkan,
(1) biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya
perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan
pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material;
(2) produktivitas meningkat;
(3) pangsa pasar meningkat karena peningkatan kualitas
dan penurunan harga;
(4) profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat
bertahan dalam bisnis;
Page 6
(5) jumlah pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan 14
poin rencana untuk meringkas pengajarannya tentang
peningkatan kualitas.
Page 7
BAB III
PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN
a) Teori Manajemen Klasik
1. Robert Owen
Pada permulaan tahun 1800-an Robert Owen,
seorang manajer beberapa pabrik pemintalan
kapas di New Lanark Skotlandia, menekankan
pentingnya unsur manusia dalam produksi. Dia
mengemukakan bahwa melalui perbaikan kondisi
karyawanlah yang akan menaikkan produksi dan
keuntungan (laba), dan investasi yang paling
menguntungkan adalah pada karyawan atau “vital
machines”.
2. Charles Babbage
Babbage adalah penganjur pertama prinsip
pembagian kerja melalui spesialisasi. Setiap
tenaga kerja harus diberi latihan ketrampilan
yang sesuai dengan setiap operasi pabrik. Lini
perakitan modern yang banyak dijumpai sekarang,
dimana setiap karyawan bertanggung jawab atas
pekerjaan tertentu yang berulang, didasarkan
pada gagasan Babbage.
b) Teori Manajemen Ilmiah
1. Frederick w. Taylor
Manajemen ilmiah mula mula dikembangkan
oleh Frederick W. Taylor sekitar tahun 1900-an.
Page 8
Karenanya dia disebut sebagai “bapak manajemen
ilmiah”.
Taylor telah memberikan prinsip prinsip dasar
penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan
mengembangkan sejumlah teknik tekniknya untuk
mencapai efsiensi. Empat prinsip dasar tersebut
adalah :
Pengembangan metoda metoda ilmiah dalam
manajemen
Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap
karyawan dapat diberikan tanggung jawab
atas sesuatu tugas sesuai dengan
kemampuannya
Pendidikan dan pengembangan ilmiah para
karyawan
Kerjasama yang baik antara manajemen dan
tenaga kerja.
2. Frank dan Lilian Gilbreth
Frank Gilbreth adalah seorang pelopor
pengembangan studi gerah dan waktu, menciptakan
berbagai teknik manajemen yang diilhami Taylor.
Dia sangat tertarik terhadap masalah efisiensi,
terutama untuk menemukan “cara terbaik
pengerjaan suatu tugas’. Sedangkan Lilian
Gilbreth lebih tertarik pada aspek aspek
manusia dalam kerja, seperti seleksi,
penempatan dan latihan personalia. Baginya,
manajemen ilmiah mempunyai satu tujuan akhir:
Page 9
membantu para karyawan mencapai seluruh
potensinya sebagai makhluk hidup.
3. Henry L. Gantt
Henry L. Gantt mengemukakan gagasan-gagasan.
Kerjasama yang saling menguntungkan antara
tenaga kerja dan manajemen
Seleksi ilmiah tenaga kerja
Sistem insentif untuk merangsang
produktivitas
Penggunaan instruksi instruksi kerja yang
terperinci
Kontribusi yang terbesar adalah penggunaan
metoda grafik, yang dikenal sebagai “bagan
Gantt”, untuk perencanaan, koordinasi dan
pengawasan produksi.
4. Harrington Emerson
Emerson mengemukakan dua belas prinsip prinsip
efisiensi yang sangat terkenal, yang secara
ringkas adalah :
Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas.
Kegiatan yang dilakukan masuk akal.
Adanya staf yang cakap.
Disiplin.
Balas jasa yang adil.
Laporan-laporan yang terpercaya, segera,
akurat dan ajeg – sistem informasi dan
akuntansi.
Page 10
Pemberian perintah – perencanaan dan
pengurutan kerja.
Adanya standar-standar dan skedul-skedul
metoda dan waktu setiap kegiatan.
Kondisi yang distandardisasi.
Operasi yang distandardisasi.
Instruksi-instruksi praktis tertulis yang
standar.
Balas jasa efisiensi – rencana insentif
c) Teori Organisasi Klasik
1. Henri Fayol
Henri Fayol, seorang industrialis
Perancis, mengemukakan teori dan teknik-teknik
administrasi sebagai pedoman bagi pengelolaan
organisasi-organisasi yang kompleks. Dalam
teori administrasinya Fayol memerinci manajemen
menjadi lima unsur, yaitu
1. Perencanaan, yaitu suatu kegiatan
membuat tujuan perusahaan dan diikuti
dengan membuat berbagai rencana untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan
tersebut.
2. Pengorganisasian, yaitu suatu kegiatan
pengaturan pada sumber daya manusia dan
sumberdaya fisik lain yang dimiliki
perusahaan untuk menjalankan rencana
yang telah ditetapkan serta menggapai
tujuan perusahaan.
Page 11
3. pemberian perintah, seorang manajer
dalam organisasi atau perusahaan, harus
bisa memerintah karyawan atau bawahan
agar tujuan dari perusahaan atau
organisasi berjalan dengan baik dan
sesuai dari tujuan semula.
4. Pengkoordinasian, seorang manajer harus
bisa mengkoordinasi segala sesuatu yang
ada dalam organisasi atau perusahaan.
Memastikan segala sesuatu berjalan
sesuai dengan porsinya masing- masing
dan tidak melenceng dari tujuan.
5. Pengawasan, adalah suatu aktivitas
menilai kinerja berdasarkan standar yang
telah dibuat untuk kemudian dibuat
perubahan atau perbaikan jika
diperlukan. Seorang manajer harus selalu
melakuakan pengawasan atas segala
sesuatu yang ada di perusahaan atau
organisasi.
Fayol membagi operasi-operasi perusahaan
menjadi enam kegiatan, yang semuanya saling
tergantung satu dengan yang lain. Kegiatan-
kegiatan tersebut adalah (1) teknik – produksi
dan manufacturing produk, (2) komersial –
pembelian bahan baku dan penjualan produk, (3)
keuangan (finansial) – perolehan dan penggunaan
modal, (4) keamanan – perlindungan karyawan dan
Page 12
kekayaan, (5) akuntansi – pelaporan, dan
pencatatan biaya, laba dan hutang, pembuatan
neraca, dan pengumpulan data statistik, dan (6)
manajerial – perencanaan, pengorganisasian,
pemberian perintah, pengkoordinasian, dan
pengawasan.
Disamping itu Fayol juga mengemukakan
empat belas prinsip-prinsip manajemen yang
secara ringkas adalah sebagai berikut :
Pembagian kerja – adanya spesialisasi akan
meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja.
Wewenang – hak untuk memberi perintah dan
dipatuhi.
Disiplin – harus ada respect dan ketaatan
pada peranan-peranan dan tujuan-tujuan
organisasi.
Kesatuan perintah – setiap karyawan hanya
menerima instruksi tentang kegiatan
tertentu dari hanya seorang atasan.
Kesatuan pengarahan – operasi-operasi dalam
organisasi yang mempunyai tujuan yang sama
harus diarahkan oleh seorang manajer
dengan penggunaan satu rencana.
Meletakkan kepentingan perseorangan di bawah
kepentingan umum – kepentingan perseorangan
harus tunduk pada kepentingan organisasi.
Page 13
Balsa jasa – kompensasi untuk pekerjaan yang
dilaksakan harus adil baik bagi karyawan
maupun pemilik.
Sentralisasi – adanya keseimbangan yang tepat
antara sentralisasi san desentralisasi.
Rantai skalar (garis wewenang) – garis wewenang
dan perintah yang jelas.
Order – bahan-bahan (material) dan orang-
orang harus ada pada tempat dan waktu yang
tepat. Terutama orang-orang hendaknya
ditempatkan pada posisi-posisi atau
pekerjaan-pekerjaan yang paling cocok
untuk mereka.
Keadilan – harus ada kesamaan perlakuan
dalam organisasi.
Stabilitas staf organisasi – tingkat perputaran
tenaga kerja yang tinggi tidak baik bagi
pelaksanaan fungsi-fungsi organisasi.
Inisiatif – bawahan harus diberi kebebasan
untuk menjalankan dan menyelesaikan
rencananya, walaupun beberapa kesalahan
mungkin terjadi.
Esprit de Corps (semangat korps) – “kesatuan adalah
kekuatan”, pelaksanaan operasi organisasi
perlu memiliki kebanggaan, kesetiaan dan
rasa memiliki dari para anggota yang
tercermin pada semangat korps.
Page 14
2. James D. Mooney
Mooney, seorang eksekutif General Motors,
mendefinisikan organisasi sebagai sekelompok,
dua atau lebih, orang yang bergabung untuk
tujuan tertentu. Menurut Mooney, untuk
merancang organisasi perku diperhatikan empat
kaidah dasar, yaitu (1) koordinasi – syarat-
syarat adanya koordinasi meliputi wewenang,
saling melayani, doktrin (perumusan tujuan) dan
disiplin, (2) prinsip skalar – proses skalar
mempunyai prinsip, prospek dan pengaruh sendiri
yang tercermin dari kepemimpinan, delegasi dan
definisi fungsional, (3) prinsip fungsional – adanya
fungsionalisme bermacam-macam tugas yang
berbeda, dan (4) prinsip staf – kejelasan perbedaan
antara staf dan lini.
3. Mary Parker Follet
Follet adalah ahli ilmu pengetahuan sosial
pertama yang menerapkan psikologi pada
perusahaan, industri dan pemerintah. Dia
memberikan sumbangan besar dalam bidang
manajemen melalui aplikasi praktik ilmu-ilmu
sosial dalam administrasi perusahaan. Dia
menulis panjang lebar tentang kreatifitas,
kerjasama antara manajer dan bawahan,
koordinasi dan pemecahan konflik. Dia juga
menguraikan suatu pola organisasi yang ideal
dimana manajer mencapai koordinasi melalui
Page 15
komunikasi yang terkendali dengan para
karyawan.
4. Chester I. Barnard
Chester Barnard, presiden perusahaan Bell
Telephone di New Jersey, memandang organisasi
sebagai sistem kegiatan yang diarahkan pada
tujuan. Fungsi-fungsi utama manajemen, menurut
pandangan Barnard, adalah perumusan tujuan dan
pengadaan sumber daya-sumber daya yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Menurut
teorinya, bawahan akan menerima perintah hanya
bila mereka memahami dan mampu serta
berkeinginan untuk menuruti atasan. Barnard
adalah pelopor dalam penggunaan “pendekatan
sistem” untuk pengelolaan organisasi.
d) Hubungan Manusiawi
1. Elton Mayo
“Hubungan manusiawi” sering digunakan
sebagai istilah umum untuk menggambarkan cara
di mana manajer berinteraksi dengan bawahannya.
Bila “manajemen personalia” mendorong lebih
banyak dan lebih baik dalam kerja, hubungan
manusiawi dalam organisasi adalah “baik”. Bila
moral dan efisiensi memburuk hubungan manusiawi
dalam organisasi adalah “buruk”. Untuk
menciptakan hubungan manusiawi yang baik,
manajer harus mengerti mengapa karyawan
bertindak seperti yang mereka lakukan dan
Page 16
faktor faktor sosial dan psikologi apa yang
memotivasi mereka.
2. Fritz Roethlisberger
Fritz Roethlisberger selaku asisten riset
Elton Mayo mengadakan suatu studi tentang
perilaku manusia dalam bermacam situasi kerja
di pabrik Howthorne milik perusahaan Western
Electric dari tahun 1927 sampai 1932. Percobaan
pertama dilakukan untuk meniti pengaruh kondisi
penerangan terhadap produktivitas. Ketika
kondisi penerangan dinaikkan, produktivitas
juga naik seperti yang diperkirakan. Tetapi
ketika kondisi penerangan dikurangi sampai
seperti bila hanya menggunakan sinar matahari,
ternyata produktivitas tetap naik.
Percobaan selanjutnya, Mayo dan kawan
kawannya menempatkan dua kelompok yang masing
masing terdiri enam karyawati dalam ruang
terpisah. Dalam satu ruangan kondisi diubah-
ubah secara periodik, dan ruang lainnya tidak.
Sejumlah variabel-variabel dicoba. Sekali lagi,
keluaran di ruang kedua ruang ternyata sama-
sama meningkat.
Mereka meyimpulkan bahwa rantai reaksi
emosional yang kompleks telah mempengaruhi
peningkatan produktivitas. Hubungan manusiawi
di antara anggota kelompok terpilih, maupun
dengan peneliti lebih penting dalam menentukan
Page 17
produktivitas daripada perubahan-perubahan
kondisi kerja di atas. Perhatian simpatik dari
pengawas yang mereka terima telah mendorong
peningkatan motivasi mereka.
Penemuan lainnya adalah bahwa kelompok
kerja informal – lingkungan sosial karyawan
juga mempunyai pengaruh besar pada
produktivitas.
3. Hugo Munsterberg
Sebagai penetus psikologi industri, Hugo
Musterberg sering disebut “bapak psikologi
industri”. Dia mengemukakan bahwa untuk
mencapai peningkatan produktivitas dapat
dilakukan dengan melalui tiga cara yaitu :
Penemuan best possible person
Penciptaan best possible work
Penggunaan best possible effect untuk
motivasi karyawan
e) Manajemen Modern
Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur
berbeda.
Perilaku organisasi
Tokoh tokoh aliran ini antara lain :
1. Abraham Maslow yang mengemukakan adanya
“hirarki kebutuhan” dalam penjelasannya
tentang perilaku manusia dan dinamika proses
motivasi.
Page 18
2. Douglas McGregor dengan teori X dan teori Y-
nya.
3. Frederick Herzberg yang menguraikan teori
motivasi higienis atau teori dua faktor.
4. Robert Blake dan Jane Mouton yang membahas
lima gaya kepemimpinan dengan kisi-kisi
manajerial.
5. Rensis Liken yang telah mengidentifikasi dan
melakukan penelitiannya secara ekstensif
mengenai empat sistem manajemen, dari sistem
1 : exploitif-otoritatif sampai sitem 4:
partisipatif kelompok.
6. Fred Fiedler yang menyarankan pendekatan
contingency pada studi kepemimpinan.
7. Chris Argyris yang memandang organisasi
sebagai sistem sosial atau sistem
antarhubungan budaya.
8. Edgar Schein yang banyak meneliti dinamika
kelompok dalam organisasi.
Aliran Kuantitatif
Aliran kuantitatif ditandai dengan
berkembangnya team-team riset operasi dalam
pemecahan masalah-masalah industri, yang
didasarkan atas sukses team-team riset operasi
Inggris dalam Perang Dunia ke II. Sejalan
dengan semakin kompleksnya komputer elektronik,
transportasi dan komunikasi. Teknik teknik
riset operasi menjadi semakin penting sebagai
Page 19
dasar rasional untuk pembuatan keputusan.
Prosedur-prosedur riset operasi tersebut
kemudian diformalisasikan dan disebut aliran
management science.
Langkah-langkah pendekatan management science
biasanya adalah sebagai berikut
Perumusan masalah.
Penyusunan suatu model matematis.
Mendapatkan penyelesaian dari model.
Pengujian model dan hasil yang didapatkan
dari model.
Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.
Pelaksanaan hasil dalam kegiatan
implementasi.
f. Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem pada manajemen bermaksud untuk
memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang
terdiri dari bagian - bagian yang saling berhubungan.
Sebagai suatu prinsip fundamental, pendekatan sistem
adalah sangat mendasar. Ini secara sederhana berarti
bahwa segala sesuatu adalah saling berhubungan dan
saling tergantung.
Dalam analisis manajemen modern baik pendekatan
sistem tertutup maupun terbuka digunakan. Para
teoritisi klasik hanya memakai sudut pandangan sistem
tertutup; mereka tidak merancang dan
mengimplementasikan pandangan sistem terbuka.
Page 20
Pendekatan sistem tertutup ini memusatkan pada
hubungan-hubungan dan konsistensi internal, yang
dicerminkan oleh prinsip-prinsip seperti kesatuan
perintah, rentang kendali, serta persamaan wewenang dan
tanggung jawab. Pendekatan sistem tertutup mengabaikan
pengaruh-pengaruh lingkungan.
g. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi (contingency approach)
dikembangkan oleh para manajer, konsultan dan peneliti
yang mencoba untuk menerapkan konsep-konsep dari
berbagai aliran manajemen dalam situasi kehidupan
nyata. Mereka sering menemui metoda-metoda yang sangat
efektif dalam suatu situasi tetapi tidak akan berjalan
dengan baik dalam situasi-situasi lainnya. Menurut
pendekatan ini tugas manajer adalah mengidentifikasikan
teknik mana, pada situasi tertentu, di bawah keadaan
tertentu, dan pada waktu tertentu, akan membantu
pencapaian tujuan manajemen.
Pendekatan kontingensi telah berkembang di beberapa
bidang manajemen sseperti perancangan organisasi,
kepemimpinan, motivasi, perencanaan yang strategik dan
dinamika kelompok. Pendekatan ini bermaksud untuk
menjembatani gap yang ada antara teori dan praktek.
Pendekatan kontingensi muncul sebagai tanggapan atas
ketidakpuasan terhadap anggapan universalitas, dan
kebutuhan untuk memasukkan berbagai variabel lingkungan
ke dalam teori dan praktek manajemen.
Page 21
Ada tiga bagian utama dalam kerangka konsepsual
menyeluruh untuk pendekatan kontingensi : lingkungan,
konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen, dan hubungan
kontingensi antara keduanya.
h. Perkembangan teori manajemen dimasa mendatang
Ada lima kemungkinan arah perkembangan teori manajemen
selanjutnya di masa mendatang, yaitu :
Dominan. Salah satu dari aliran utama dapat muncul
sebagai yang paling berguna.
Divergence. Setiap aliran berkembang melalui
jalurnya sendiri.
Convergence. Aliran-aliran dapat menjadi sepaham
dengan batasan-batasan di antara mereka cenderung
kabur.
Sintesa. Masing-masing aliran berintegrasi.
Proliferation. Akhirnya ada kemungkinan muncul
lebih banyak aliran lagi. Tetapi bagaimanapun juga
pendekatan-pendekatan baru tersebut tampak belum
menjadi suatu aliran baru, hanya lebih merupakan
pembicaraan khusus dari serangkaian masalah.
Page 22
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan