Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ilmu dan teknologi dalam bidang fisika radiasi untuk membantu dalam proses pengukuran sebuah dosis, pengukuran untuk diagnosis dan sebagainya. Begitu banyak bentuk aplikasi dari bidang ini termasuk dalam bidang kesehatan yaitu kedokteran dan juga dalam bidang kedokteran nuklir. Hal tersebut tentunya terus berkembang dengan disesuaikannya teknologi yang berkembang dengan pesat. Tentunya hal tersebut sangatlah berkaitan. Radiasi merupakan sebuah proses dimana energi yang bergerak melalui media atau melalui ruang dan akhirnya diserap oleh benda lain. Sebagian orang awam sering menghubungkan kata radiasi ionisasi, tapi juga dapat merujuk kepada radiasi elektromagnetik, radiasi akustik dan proses lainnya. Dalam bidang kedokteran hal ini sangatlah memberikan kemudahan dalam proses pemeriksaan penyakit seorang pasien. Berbagai macam alat yang menggunakan radiasi dalam kedokteran diantaranya yaitu X-ray, CT Scan, dan lain sebagianya. Dengan uraian diatas, selanjutnya dalam makalah ini akan dicari apa saja aplikasi radiasi dalam medis, 1
41

Makalah Radiasi

Jan 29, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Radiasi

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perkembangan ilmu dan teknologi dalam bidang

fisika radiasi untuk membantu dalam proses pengukuran

sebuah dosis, pengukuran untuk diagnosis dan

sebagainya. Begitu banyak bentuk aplikasi dari bidang

ini termasuk dalam bidang kesehatan yaitu kedokteran

dan juga dalam bidang kedokteran nuklir. Hal tersebut

tentunya terus berkembang dengan disesuaikannya

teknologi yang berkembang dengan pesat. Tentunya hal

tersebut sangatlah berkaitan.

Radiasi merupakan sebuah proses dimana energi yang

bergerak melalui media atau melalui ruang dan akhirnya

diserap oleh benda lain. Sebagian orang awam sering

menghubungkan kata radiasi ionisasi, tapi juga dapat

merujuk kepada radiasi elektromagnetik, radiasi akustik

dan proses lainnya.

Dalam bidang kedokteran hal ini sangatlah memberikan

kemudahan dalam proses pemeriksaan penyakit seorang

pasien. Berbagai macam alat yang menggunakan radiasi

dalam kedokteran diantaranya yaitu X-ray, CT Scan, dan

lain sebagianya.

Dengan uraian diatas, selanjutnya dalam makalah ini

akan dicari apa saja aplikasi radiasi dalam medis,

1

Page 2: Makalah Radiasi

bagaimana sistem kerjanya, berbagai manfaat untuk

masyarakat luas.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui berbagai aplikasi radiasi dalam

bidang medis

2. Untuk mengetahui sistem kerja X-ray

3. Untuk mengetahui berbagai manfaat atau keuntungan

penggunaan X-ray

4. Untuk mengetahui kerugian dari penggunaan X-ray

BAB IITINJUAN PUSTAKA

2.1 Radiasi

Radiasi adalah gelombang elektromagnetik dan

partikel bermuatan yang karena energi yang demikiannya

mampu mengionisasi media yang dilaluinya (BAPETEN,

2010).

Radiasi dapat didefinisikan sebagai proses dimana

energi dilepaskan oleh atom-atom. Radiasi ini biasanya

diklasifikasikan menjadi dua kelompok yakni Radiasi

korpuskuler (corpuscular radiation), adalah suatu

pancaran atau aliran dari atom-atom dan atau partikel-

2

Page 3: Makalah Radiasi

partikel sub-atom, yang mempunyai kemampuan untuk

memindahkan energi geraknya atau energi kinetiknya

(kinetic energy) ke bahan-bahan yang mereka

tumbuk/bentuk. Radiasi Elektromagnetis adalah suatu

pancaran gelombang (gangguan medan elektris dan

magnetis) yang bisa menyebabkan perubahan struktur

dalam atom dari bahan-bahan yang dilaluinya (medium)

(Amsyari, 1989).

Radiasi adalah energi yang dihantarkan, dipancarkan

dan diserap dalam bentuk partikel atau gelombang.

Berdasarkan sumbernya radiasi secara garis besar

dapat dibedakan menjadi :

1. Radiasi alam

Radiasi alam berasal dari sinar kosmos, sinar

gamma dari kulit bumi, peluruhan radom dan

thorium di udara, serta radionuklida yang ada

dalam bahan makanan.

2. Radiasi buatan

Radiasi buatan adalah radiasi yang timbul

karena atau berhunbungan dengan aktivitas

manusia, seperti penyinaran dengan sinar-X di

bidang medis (radiodiagnostik dan radioterapi),

radiasi diperoleh di pembangkit tenaga nuklir,

radiasi yang diperoleh di bidang industri dll.

Bentuk radiasi dapat dibedakan menjadi :

2.1.1 Radiasi Ionisasi

3

Page 4: Makalah Radiasi

Beberapa jenis radiasi memiliki energi yang cukup

untuk mengionisasi partikel. Secara umum, hal ini

melibatkan sebuah elektron yang 'terlempar' dari

cangkang atom elektron, yang akan memberikan muatan

(positif). Hal ini sering mengganggu dalam sistem

biologi, dan dapat menyebabkan mutasi dan kanker.

Jenis radiasi umumnya terjadi di limbah radioaktif

peluruhan radioaktif dan sampah. Tiga jenis utama

radiasi ditemukan oleh Ernest Rutherford, Alfa, Beta,

dan sinar gamma. Radiasi tersebut ditemukan melalui

percobaan sederhana, Rutherford menggunakan sumber

radioaktif dan menemukan bahwa sinar menghasilkan

memukul tiga daerah yang berbeda. Salah satu dari

mereka menjadi positif, salah satu dari mereka bersikap

netral, dan salah satu dari mereka yang negatif. Dengan

data ini, Rutherford menyimpulkan radiasi yang terdiri

dari tiga sinar. Beliau memberi nama yang diambil dari

tiga huruf pertama dari abjad Yunani yaitu alfa, beta,

dan gamma.

Radiasi pengion dapat dibagi menjadi dua bagian

menurut jenisnya :

1. Radiasi Eksterna

Adalah sumber radiasi yang terletak diluar

tubuh pasien atau pasien mendapat pajanan

radiasi dari luar tubuhnya yang dapat mengenai

seluruh tubuh (penyinaran total) ataupun

4

Page 5: Makalah Radiasi

mengenai sebagian tubuh saja (penyinaran

parsial). Radiasi eksterna ada yang

dimanfaatkan untuk keperluan diagnosa biasanya

digunakan sumber radiasi sinar-X yang

dibangkitkan pada tegangan 40 kV-150 kV,

sedangkan untuk keperluan terapi selain

digunakan sinar gamma dari radioisotope Cobalt

dan Cessium.

2. Radiasi Interna

Adalah sumber radiasi yang dimasukkan ke dalam

tubuh pasien. Sumber radiasi yang diperlukan

adalah radioisotope non toksik yang mempunyai

waktu paruh pendek dan aktivitas rendah,

misalnya Tc 99 atau I-131. Radiasi interna

kebanyakan untuk keperluan diagnosa.

2.1.2 Radiasi Non-Ionisasi

Radiasi non-ionisasi, sebaliknya, mengacu pada jenis

radiasi yang tidak membawa energi yang cukup per foton

untuk mengionisasi atom atau molekul. Ini terutama

mengacu pada bentuk energi yang lebih rendah dari

radiasi elektromagnetik (yaitu, gelombang radio,

gelombang mikro, radiasi terahertz, cahaya inframerah,

dan cahaya yang tampak). Dampak dari bentuk radiasi

pada jaringan hidup hanya baru-baru ini telah

dipelajari. Alih-alih membentuk ion berenergi ketika

melewati materi, radiasi elektromagnetik memiliki

5

Page 6: Makalah Radiasi

energi yang cukup hanya untuk mengubah rotasi, getaran

atau elektronik konfigurasi valensi molekul dan atom.

Namun demikian, efek biologis yang berbeda diamati

untuk berbagai jenis radiasi non-ionisasi

Radiasi Neutron

Radiasi Neutron adalah jenis radiasi non-ion yang

terdiri dari neutron bebas. Neutron ini bisa

mengeluarkan selama baik spontan atau induksi fisi

nuklir, proses fusi nuklir, atau dari reaksi nuklir

lainnya. Ia tidak mengionisasi atom dengan cara yang

sama bahwa partikel bermuatan seperti proton dan

elektron tidak (menarik elektron), karena neutron tidak

memiliki muatan. Namun, neutron mudah bereaksi dengan

inti atom dari berbagai elemen, membuat isotop yang

tidak stabil dan karena itu mendorong radioaktivitas

dalam materi yang sebelumnya non-radioaktif. Proses ini

dikenal sebagai aktivasi neutron.

Radiasi elektromagnetik

Radiasi elektromagnetik mengambil bentuk gelombang

yang menyebar dalam udara kosong atau dalam materi.

Radiasi EM memiliki komponen medan listrik dan magnetik

yang berosilasi pada fase saling tegak lurus dan ke

arah propagasi energi.

Radiasi elektromagnetik diklasifikasikan ke dalam

jenis menurut frekuensi gelombang, jenis ini termasuk

(dalam rangka peningkatan frekuensi): gelombang radio,

6

Page 7: Makalah Radiasi

gelombang mikro, radiasi terahertz, radiasi inframerah,

cahaya yang terlihat, radiasi ultraviolet, sinar-X dan

sinar gamma. Dari jumlah tersebut, gelombang radio

memiliki panjang gelombang terpanjang dan sinar gamma

memiliki gelombang terpendek. Sebuah jendela kecil

frekuensi, yang disebut spektrum yang dapat dilihat

atau cahaya, yang dilihat dengan mata berbagai

organisme, dengan variasi batas spektrum sempit ini. EM

radiasi membawa energi dan momentum, yang dapat

disampaikan ketika berinteraksi dengan materi.

Cahaya

Cahaya adalah radiasi elektromagnetik dari panjang

gelombang yang terlihat oleh mata manusia (sekitar 400-

700 nm), atau sampai 380-750 nm. Lebih luas lagi,

fisikawan menganggap cahaya sebagai radiasi

elektromagnetik dari semua panjang gelombang, baik yang

terlihat maupun tidak.

Radiasi termal

Radiasi termal adalah proses dimana permukaan benda

memancarkan energi panas dalam bentuk gelombang

elektromagnetik. radiasi infra merah dari radiator

rumah tangga biasa atau pemanas listrik adalah contoh

radiasi termal, seperti panas dan cahaya yang

dikeluarkan oleh sebuah bola lampu pijar bercahaya.

7

Page 8: Makalah Radiasi

Radiasi termal dihasilkan ketika panas dari

pergerakan partikel bermuatan dalam atom diubah

menjadi radiasi elektromagnetik. Gelombang frekuensi

yang dipancarkan dariradiasi termal adalah distribusi

probabilitas tergantung hanya pada suhu, dan untuk

benda hitam asli yang diberikan oleh hukum radiasi

Planck. hukum Wien memberikan frekuensi paling mungkin

dari radiasi yang dipancarkan, dan hukum Stefan-

Boltzmannmemberikan intensitas panas.

2.2 Kedokteran Nuklir

Ilmu Kedokteran Nuklir adalah cabang ilmu kedokteran

yang menggunakan sumber radiasi terbuka berasal dari

disintegrasi inti radionuklida buatan, untuk

mempelajari perubahan fisiologi, anatomi dan biokimia,

sehingga dapat digunakan untuk tujuan diagnostik,

terapi dan penelitian kedokteran. Pada kedokteran

Nuklir, radioisotop dapat dimasukkan ke dalam tubuh

pasien (studi invivo) maupun hanya direaksikan saja

dengan bahan biologis antara lain darah, cairan

lambung, urine da sebagainya, yang diambil dari tubuh

pasien yang lebih dikenal sebagai studi in-vitro (dalam

gelas percobaan).

Pada studi in-vivo, setelah radioisotop dapat

dimasukkan ke dalam tubuh pasien melalui mulut atau

suntikan atau dihirup lewat hidung dan sebagainya maka

8

Page 9: Makalah Radiasi

informasi yang dapat diperoleh dari pasien dapat

berupa:

1. Citra atau gambar dari organ atau bagian tubuh

pasien yang dapat diperoleh dengan bantuan

peralatan yang disebut kamera gamma ataupun kamera

positron (teknik imaging)

2. Kurva-kurva kinetika radioisotop dalam organ atau

bagian tubuh tertentu dan angka-angka yang

menggambarkan akumulasi radioisotop dalam organ

atau bagian tubuh tertentu disamping citra atau

gambar yang diperoleh dengan kamera gamma atau

kamera positron.

3. Radioaktivitas yang terdapat dalam contoh bahan

biologis (darah, urine dsb) yang diambil dari

tubuh pasien, dicacah dengan instrumen yang

dirangkaikan pada detektor radiasi (teknik non-

imaging).

Data yang diperoleh baik dengan teknik imaging

maupun non-imaging memberikan informasi mengenai fungsi

organ yang diperiksa. Pencitraan (imaging) pada

kedokteran nuklir dalam beberapa hal berbeda dengan

pencitraan dalam radiologi.

Pada studi in-vitro, dari tubuh pasien diambil

sejumlah tertentu bahan biologis misalnya 1 ml darah.

Cuplikan bahan biologis tersebut kemudian direaksikan

9

Page 10: Makalah Radiasi

dengan suatu zat yang telah ditandai dengan

radioisotop.

Pemeriksaannya dilakukan dengan bantuan detektor

radiasi gamma yang dirangkai dengan suatu sistem

instrumentasi. Studi semacam ini biasanya dilakukan

untuk mengetahui kandungan hormon-hormon tertentu dalam

darah pasien seperti insulin, tiroksin dll.

Pemeriksaan kedokteran nuklir banyak membantu dalam

menunjang diagnosis berbagai penyakitseperti penyakit

jantung koroner, penyakit kelenjar gondok, gangguan

fungsi ginjal, menentukan tahapan penyakit kanker

dengan mendeteksi penyebarannya pada tulang, mendeteksi

pendarahan pada saluran pencernaan makanan dan

menentukan lokasinya, serta masih banyak lagi yang

dapat diperoleh dari diagnosis dengan penerapan

teknologi nuklir yang pada saat ini berkembang pesat.

Disamping membantu penetapan diagnosis, kedokteran

nuklir juga berperanan dalam terapi-terapi penyakit

tertentu, misalnya kanker kelenjar gondok, hiperfungsi

kelenjar gondok yang membandel terhadap pemberian obat-

obatan non radiasi, keganasan sel darah merah,

inflamasi (peradangan)sendi yang sulit dikendalikan

dengan menggunakan terapi obat-obatan biasa. Bila untuk

keperluan diagnosis, radioisotop diberikan dalam dosis

yang sangat kecil, maka dalam terapi radioisotop

sengaja diberikan dalam dosis yang besar terutama dalam

10

Page 11: Makalah Radiasi

pengobatan terhadap jaringan kanker dengan tujuan untuk

melenyapkan sel-sel yang menyusun jaringan kanker itu.

Di Indonesia, kedokteran nuklir diperkenalkan pada

akhir tahun 1960an, yaitu setelah reaktor atom

Indonesia yang pertama mulai dioperasikan di Bandung.

Beberapa tenaga ahli Indonesia dibantu oleh tenaga ahli

dari luar negeri merintis pendirian suatu unit

kedokteran nuklir di Pusat Penelitian dan Pengembangan

Teknik Nuklir di Bandung. Unit ini merupakan cikal

bakal Unit Kedokteran Nuklir RSU Hasan Sadikin,

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Menyusul

kemudian unit-unit berikutnya di Jakarta (RSCM, RSPP,

RS Gatot Subroto) dan di Surabaya (RS Sutomo). Pada

tahun 1980-an didirikan unit-unit kedokteran nuklir

berikutnya di RS sardjito (Yogyakarta) RS Kariadi

(Semarang), RS Jantung harapan Kita (Jakarta) dan RS

Fatmawati (Jakarta). Dewasa ini di Indonesia terdapat

15 rumah sakit yang melakukan pelayanan kedokteran

nuklir dengan menggunakan kamera gamma, di samping

masih terdapat 2 buah rumah sakit lagi yang hanya

mengoperasikan alat penatah ginjal yang lebih dikenal

dengan nama Renograf.

2.3 Petugas Radiologi

2.3.1 Bidang Radioterapi

11

Page 12: Makalah Radiasi

Kepala Radiografer melakukan teknik dan prosedur

terapi radiasi sebagaimana mestinya sesuai dengan rekam

medic rencana penyinaran yang telah ditetapkan melalui

proses treatment planning oleh fisikawan medik dan

telah ditetapkan oleh dokter spesialis radiologi, baik

jenis dan tenaga radiasi, posisi penyinaran lamanya

selang waktu penyinaran, dosis radiasi, sentrasi,

separasi serta luas lapangan penyinaran.

Pemasangan wedge serta lain sebagainya. Dengan

demikian radiogrfer harus mampu secara professional

membaca dan menerjemahkan/menginterpretasi status/

rekam medik terapi radiasi sehingga tidak terjadi

kesalahan teknis.

Begitu pula mampu memanipulasi peralatan

pesawat/sumber radiasi yang semakin canggih, serta

pemakaian alat bantu terapi radiasi dan yang terpenting

adalah merasa empati kepada pasien yang dilakukan

penyinaran, sehingga dapat memberikan informasi

mengenai penyinaran yang dilakukan dan selalu

bertanggung jawab terhadap setiap besarnya dosis

radiasi yang diberikan kepada pasien.

Dengan demikian tingkat keakurasian pemberian

radiasi tidak saja tergantung kepada keakurasian

treatmen planning serta keahlian klinis tetapi juga

tergantung kepada teknik dan prosedur terapi radiasi.

12

Page 13: Makalah Radiasi

2.3.2 Bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan

Radiasi

Kepala Radiografer melakukan prosedur kerja dengan

zat radioaktif atau sumber radiasi lainnya, karena

sebagian besar radiografer adalah petugas proteksi

radiasi ( PPR ) maka bertugas untuk melakukan upaya–

upaya tindakan proteksi radiasi dalam rangka

meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja bagi

pekerja radiasi, pasien dan lingkungan.

Evaluasi tindakan proteksi radiasi yang telah

dilakukan merupakan salah satu kemampuan dari petugas

Proteksi Radiasi termasuk pengujian terhadap

efektifitas dan efisiensi tindakan proteksi sehingga

radiografer mampu membuat suatu sistem tindakan

proteksi radiasi yang lebih baik.

BAB IIIPEMBAHASAN

13

Page 14: Makalah Radiasi

3.1 Pemanfaatan Sumber Radiasi dalam Medis

Pemanfaatan sumber radiasi pengion di bidang

kesehatan dari waktu ke waktu mengalami peningkatan,

baik dari segi jumlah maupun jenis penggunaannya. Hal

tersebut menunjukkan adanya pengakuan yang baik dan

indikasi kebutuhan terhadap manfaat dari sumber radiasi

pengion bagi kesehatan seseorang. Selain sisi manfaat

dari penggunaan sumber radiasi pengion juga memberikan

potensi risiko radiasi bagi pekerja atau personil,

pasien dan anggota masyarakat. Semakin besar

pemanfaatan maka semakin besar pula potensi risiko yang

akan diterimanya. Apalagi ditunjang dengan meningkatnya

ketergantungan seseorang akan teknologi kedokteran dan

vonis dokter dalam hal menentukan kondisi kesehatan.

Secara garis besar, pemanfaatan sumber radiasi

pengion di bidang kesehatan dibagi menjadi beberapa

bagian yaitu: radiologi diagnostik, radiologi

intervensional, radioterapi, dan kedokteran nuklir.

Paparan radiasi pada individu (pasien) yang menjalani

pemeriksaan dengan sumber radiasi pengion selain

memiliki manfaat dari radiasi yang diterimanya juga

berpotensi terhadap risiko radiasi yang memicu

munculnya efek deterministik maupun efek stokastik dan

dapat menaikkan komplikasi penyakit yang diderita oleh

pasien. Selain paparan radiasi pada pasien, pelaksana

kegiatan seperti staf atau personil yang terlibat,

14

Page 15: Makalah Radiasi

pendamping pasien, keluarga dekat (pada tindakan

kedokteran nuklir), petugas magang, dan sukarelawan

dalam penelitian biomedik juga memiliki potensi

terpapar radiasi karena hamburan dari pasien.

2.2.1 Pemanfaatan Radiasi dalam Bidang Radioterapi

Radiasi yang digunakan dalam pemeriksaan kesehatan

(radiodiagnosis) dan pengobatan (radioterapi) pertama

kali ditemukan oleh Prof. WC. Roentgen pada bulan

Nopember 1895. Radiasi ini berasal dari sinar X, yang

karena sifat-sifatnya mampu menembus jaringan tubuh

manusia untuk mendeteksi kelainan dan menimbulkan efek

biologi menghentikan pertumbuhan sel hingga mematikan

sel. Oleh karena itu dapat dimanfaatkan untuk mematikan

sel-sel kanker, dan sudah barang tentu dalam dosis yang

sesuai dengan keperluan. Dengan perkembangan ilmu dan

teknologi bidang fisika radiasi memungkinkan pengukuran

jumlah (dosis) radiasi yang diserap tubuh dan arah

radiasi dengan tepat sasaran, bidang biologi radiasi

(radiobiologi) yang memungkinkan tatacara pemberian dan

jumlah dosis yang efektif, bidang onkologi (ilmu

tentang kanker) yang memungkinkan penentuan jenis dan

stadium kanker serta pemilihan jenis pengobatan yang

sesuai (operasi, radioterapi, khemoterapi/obat-obatan,

atau kombinasinya). Penentuan radioterapi didasarkan

pada hispatologi dan asal tumor, stadium/tingkat

15

Page 16: Makalah Radiasi

penyebarannya, kondisi kesehatan pasien, ketersediaan

sarana dan prasarana.

Di bidang kedokteran, radioisotop banyak digunakan

sebagai alat diagnosis dan alat terapi berbagai macam

penyakit.

Diagnosa      

Radioisotop merupakan bagian yang sangat penting

pada proses diagnosis suatu penyakit. Dengan bantuan

peralatan pembentuk citra (imaging devices), dapat

dilakukan penelitian proses biologis yang terjadi dalam

tubuh manusia. Dalam penggunaannya untuk diagnosis,

suatu dosis kecil radioisotop yang dicampurkan dalam

larutan yang larut dalam cairan tubuh dimasukkan ke

dalam tubuh, kemudian aktivitasnya dalam tubuh dapat

dipelajari menggunakan gambar 2 dimensi atau 3 dimensi

yang disebut tomografi. Salah satu radioisotop yang

sering digunakan adalah technisium-99m, yang dapat

digunakan untuk mempelajari metabolisme jantung, hati,

paru-paru, ginjal, sirkulasi darah dan struktur tulang.

Tujuan lain dari penggunaan di bidang diagnosis adalah

untuk analisis biokimia yang disebut radio-immunoassay.

Teknik ini dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi

hormon, enzim, obat-obatan dan substansi lain dalam

darah.

Terapi

16

Page 17: Makalah Radiasi

Penggunaan radioisotop di bidang pengobatan yang

paling banyak adalah untuk pengobatan kanker, karena

sel kanker sangat sensitif terhadap radiasi. Sumber

radiasi yang digunakan dapat berupa sumber eksternal,

berupa sumber gamma seperti Co-60, atau sumber

internal, yaitu berupa sumber gamma atau beta yang

kecil seperti Iodine-131 yang biasa digunakan untuk

penyembuhan kanker kelenjar tiroid.

Sterilisasi Peralatan Kedokteran

Dewasa ini banyak peralatan kedokteran yang

disterilkan menggunakan radiasi gamma dari Co-60.

Metode sterilisasi ini lebih ekonomis dan lebih efektif

dibandingkan sterilisasi menggunakan uap panas, karena

proses yang digunakan merupakan proses dingin, sehingga

dapat digunakan untuk benda-benda yang sensitif

terhadap panas seperti bubuk, obat salep, dan larutan

kimia.

Keuntungan lain dari sterilisasi dengan menggunakan

radiasi adalah proses sterilisasi dapat dilakukan

setelah benda tersebut dikemas dan masa penyimpanan

benda tersebut tidak terbatas sepanjang kemasannya

tidak rusak.

3.2 Penggunaan Sinar-X

1.Menggunakan generator sinar-X

2.Menggunakan sumber terttutup (sealed source)

17

Page 18: Makalah Radiasi

3.Lebih bersifat untuk mengetahui kelainan secara

anatomis.

Sinar-X dihasilkan dari tabung sinar-X yang hampa

udara, dimana didalamnya terdapat dua elemen yaitu

anoda dan katoda. Sinar-X merupakan gelombang

elektromagnetik yang mempunyai energi tinggi, sehingga

dapat menembus zat padat yang dilaluinya. Sinar-X di

bangkitkan dengan jalan menembaki target logam dengan

elektron cepat dalam suatu tabung vacum. Elektron di

hasilkan dari pemanasan filamen yang juga berfungsi

sebagai katoda. ada saat arus listrik dari sumber

dihidupkan, filamen akan mengalami pemanasan sehingga

kelihatan menyala. Dalam kondisi tersebut filamen akan

mengeluarkan elektron. Selanjutnya antara katoda dan

anoda diberi beda potensial yang tinggi dengan orde

kilo Volt, sehingga mempunyai kecepatan dan energi

kinetik yang tinggi bergerak dengan capat menuju ke

anoda. Terjadilah tumbukan tak kenyal sempurna antara

elektron dan anoda. Pada peristiwa tumbukan tersebut

terjadilah pancaran sinar-X dari permukaan anoda.

Pemeriksaan dengan Pesawat Sinar-X Pesawat sinar-X

(pesawat Rontgen) dapat digunakan sebagai alat

diagnose. Sebagai alat untuk pemeriksa pasien pesawat

sinar-X perlu dapat diatur dalam menghasilkan sinar-X.

Untuk itu ada tiga parameter yang harus diatur yaitu

tegangan tinggi (kV), Arus (mA) dan waktu expose (S).

18

Page 19: Makalah Radiasi

Pada saat melakukan pencitraan pada pasien tiga

parameter tersebut harus diatur, karena dalam

pencitraan tiap-tiap orang berbeda. Pencitraan anak-

anak beda dengan orang dewasa. Pencitraan orang kurus

beda dengan orang gemuk. Pengaturan pencitraan ini

bertujuan supaya hasil gambar yang dihasilkan pada film

baik dan memenuhi kriteria kedokteran. Untuk

meningkatkan kualitas gambar dalam radiodiagnostik

digunakan media kontras dengan cara memasukkan subtansi

yang bisa menyerap sinar-X lebih banyak kedalam tubuh

yang sedang di diagnosis. Bahan yang biasa digunakan

media kontras adalah Barium (Ba) dan Iodium (I).

Faktor-faktor yang mempengaruhi gambar pada pencitraan

antara lain :

1. Pengaruh Arus (mA)

Peningkatan mA akan menambah intensitas sinar-X,

sehingga semua intensitas sinar-X atau derajat

terang (brightness) akan bertambah sesuai dengan

peningkatan intensitas radiasi sinar-X. Oleh sebab

itu derajat terang dapat di atur dengan mengubah

mA.

2. Pengaruh jarak

Jarak tabung sinar-X dengan obyek juga akan

berpengaruh pada intensitas sinar-X.

3. Pengaruh waktu (S)

19

Page 20: Makalah Radiasi

Waktu juga akan berpengaruh pada kualitas gambar,

karena jika waktunya panjang maka radiasi yang di

terima obyek semakin banyak dan sebaliknya.

4. Pengaruh kiloVolt (kV)

Perubahan kV menyebabkan beberapa pengaruh.

Perubahan kV menghasilkan perubahan pada daya

tembus sinar-X dan juga total intensitas berkas

sinar-X akan berubah.

Sejalan dengan perkembangan teknologi terutama

setelah ditemukanya image prosesing (proses bayangan

pencitraan) dengan komputer, maka memungkinkan proses

pembentukan gambar pada film di ubah dengan cara

merekontruksi gambar dengan komputer. Dengan teknik ini

gambar dapat diperoleh dengan segera. Teknik image

prossing mampu membedakan antara jaringan yang satu

dengan lainnya, misal jaringan yang sangat mirip dalam

otak manusia, yaitu antara substansia grisea dengan

substansia alba. Perangkat yang mampu mengolah gambar

ini disebut Computed tomography scanner (CT-Scan).

Perangkat radiologi yang melengkapi dalam kedokteran

nuklir adalah :

a. Pesawat sinar-X

b. Pesawat Cobalt

c. Akselerator linier (Linac)

d. CT- Scan

20

Page 21: Makalah Radiasi

3.3 Manfaat dan Kerugian

3.3.1 Pemanfaatan Radiasi

Sinar-X telah dimanfaatkan dalam bidang kesehatan

sebagao salah satu sarana penunjang diagmostik dan

terapi, diantaranya digunakan pada bagian radiologi,

radioterapi dan kedokteran nuklir (BAPETEN, 2002).

Proses pembentukan sinar-X dihasilkan oleh suatu

pesawat melalui proses fisika. Secara sederhana dapat

diterangkan bahwa sinar-X dihasilkan oleh tabung sinar-

X yaitu tabung gelas hampa udara yang dilengkapi dengan

dua buah elektroda, anoda atau target dan katoda.

Sebagai akibat interaksi antara elektron cepat yang

dipancarkan dari katoda ke target dipancarkan sinar-X

dari permukaan target, hasil dari sinar-X tersebut

digunakan untuk menghasilkan suatu gambaran untuk

mendiagnosa dan mengevaluasi bagian dari suatu penyakit

atau kelainan.

Radiasi dan zat radioaktif digunakan untuk

diagnosis, pengobatan, dan penelitian. sinar X,

misalnya, melalui otot dan jaringan lunak lainnya tapi

dihentikan oleh bahan padat. Properti sinar X ini

memungkinkan dokter untuk menemukan tulang rusak dan

untuk menemukan kanker yang mungkin tumbuh dalam tubuh.

Dokter juga menemukan penyakit tertentu dengan

menyuntikkan zat radioaktif dan pemantauan radiasi yang

dilepaskan sebagai bergerak melalui substansi tubuh.

21

Page 22: Makalah Radiasi

Pemanfaatan radiasi dibidang medis untuk salah satu

keperluan diagnosa terdapat dua teknik pemanfaatan

yaitu teknik radiografi dan teknik fluoroskopi.

1. Teknik Radiografi adalah teknik dimana sumber

sinar-X ditembuskan ke bagian tubuh pasien yang

akan diperiksa dengan kondisi penyinaran

tertentu. Radiasi sinar-X yang akan tembus akan

mempunyai besaran yang berbeda sesuai dengan

daya serap organ-organ-organ tubuh yang akan

ditembusnya. Perbedaan akan besaran tersebut

akan ditangkap oleh film x-ray dan akan

membentuk bayangan laten, gambar laten tersebut

setelah melalui berbagai proses pencucian akan

menghasilkan gambaran foto dari organ yang

diperiksa. Untuk radiografer (pekerja radiasi)

pada saat pemotretan harus berada dibelakang

tabir atau diruangan lain yanterproteksi dari

radiasi sinar-X.

2. Teknik fluoroskopi adalah teknik yang

memanfaatkan salah satu dari sifat sinar-X

yaitu bila mengenai bahan akan berpendar

(fluorosensi). Biasanya radiografer, dokter,

dan perawat tidak dapat menghindar untuk berada

diruang pemeriksa selama pemeriksaan

berlangsung, untuk itu diwajibkan menggunakan

alat pelindung radiasi, seperti body apron,

22

Page 23: Makalah Radiasi

thyroid apron, goggle dan glove. Kondisi

penyinaran fluoroskopi untuk pemakaian arus

tabung dan waktu penyinaran berbeda dengan

teknik radiografi. Waktu pemeriksaan dengan

menggunakan fluoroskopi lebih lama dibandingkan

dengan pemeriksaan dengan menggunakan

fluoroskopi lebih lama dibandingkan dengan

pemeriksaan radiografi, karena radiasi yang

dikeluarkan oleh fluoroskopi secara kontinu

sesuai dengan kebutuhan diagnosa.

3.3.2 Kekurangan dari Penggunaan Radiasi

Setelah Roentgen memperlihatkan hasil pemotretan

dengan sinar-X terhadap tangan istrinya yang memakai

cincin, dimana pada gambar tersebut terlihat dengan

jelas ruas-ruas tulang jari tangannya, maka manusia

mulai menyadari akan manfaat besar yang dapat diperoleh

dari penemuan radiasi pengion tadi.

Pemanfaatan radiasi pengion dalam bidang kedokteran,

terutama sinar-X, berkembang pesat beberapa saat

setelah penemuan radiasi tersebut. Penguasaan

pengetahuan mengenai radiasi pengion oleh umat manusia

yang terus meningkat dari waktu ke waktu juga

memungkinkan dimanfaatkannya radiasi tersebut dalam

berbagai bidang kegiatan di luar kedokteran, di samping

pemanfaatan-nya di dalam bidang kedokteran sendiri juga

terus mengalami peningkatan.

23

Page 24: Makalah Radiasi

Beberapa efek merugikan yang muncul pada tubuh

manusia karena terpapari sinar-X dan gamma : segera

teramati beberapa saat setelah penemuan kedua jenis

radiasi tersebut. Efek merugikan tersebut berupa

kerontokan rambut dan kerusakan kulit. Pada tahun 1897

di Amerika Serikat dilaporkan adanya 69 kasus kerusakan

kulit yang disebabkan oleh sinar-X, sedang pada tahun

1902 angka yang dilaporkan meningkat menjadi 170 kasus.

Pada tahun 1911 di Jerman juga dilaporkan adanya 94

kasus tumor yang disebabkan oleh sinar-X. Meskipun

beberapa efek merugikan dari sinar-X dan gamma telah

teramati, namun upaya perlindungan terhadap bahaya

penyinaran sinar-X dan gamma belum terfikirkan. Marie

Curie, penemu bahan radioaktif Po dan Ra meninggal pada

tahun 1934 akibat terserang oleh leukemia. Penyakit

tersebut besar kemungkinan akibat paparan radiasi

karena seringnya beliau berhubungan dengan bahan-bahan

radioaktif.

3.3 Proteksi Radiasi

Proteksi radiasi diterapkan pada pekerja, anggota

masyarakat dan lingkungan hidup tanpa memasukkan pasien

sebagai obyek yang harus diproteksi. Alasannya, karena

pasien memperoleh manfaat dari radiasi yang diberikan

padanya. Namun, saat ini justru pasien memperoleh

prioritas proteksi radiasi yang lebih dibandingkan

24

Page 25: Makalah Radiasi

dengan pekerja dan anggota masyarakat. Jika pasien

hanya memperoleh radiasi serendah mungkin yang dapat

dicapai tanpa mengabaikan informasi diagnostik yang

harus dicapai dengan sistem proteksi radiasi yang baik

maka staf dan personil yang ada didekatnya pun akan

berpotensi menerima radiasi yang rendah.

Artinya, proteksi radiasi pada pekerja tidak dapat

dipisahkan dari proteksi radiasi pada pasien. Jika

sistem proteksi radiasi diterapkan maka pekerja

memiliki risiko yang lebih rendah dari pada pasien.

Radiasi yang diterima oleh pekerja sebagian besar

adalah hamburan dari pasien. Oleh karena itu jika

pasien menerima radiasi yang rendah maka pekerja

radiasi juga akan menerima paparan radiasi hambur yang

rendah pula. Namun hubungan risiko radiasi antara

pekerja dan pasien tidak sesederhana itu, banyak faktor

yang dapat menyebabkan dosis pada pekerja. Salah satu

faktor utama adalah peralatan proteksi yang memadai dan

penggunaannya yang tepat dalam ruang tindakan dan

pengetahuan pekerja mengenai proteksi radiasi.

Sebagaimana diketahui bahwa terdapat prinsip dasar

proteksi dan keselamatan radiasi yang harus diprogram

dan dilaksanakan yaitu justifikasi pemanfaatan,

optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi, dan

limitasi dosis. Pada konteks paparan radiasi yang telah

disampaikan di atas, dapat dikelompokkan menjadi 3

25

Page 26: Makalah Radiasi

(tiga) paparan yaitu paparan medik, paparan pekerja,

dan paparan publik. Paparan medik tersebut terkait

paparan terhadap pasien, pendamping pasien, dan

sukarelawan. Sedangkan paparan pekerja itu terkait

paparan yang diterima oleh pekerja atau personil, dan

paparan publik adalah terkait dengan paparan pada

anggota masyarakat ataupun individu yang tidak

terindikasi klinis (mediko-legal). Pada paparan medik,

diperlukan penerapan prinsip justifikasi dan

optimisasi, sedangkan pada paparan pekerja dan paparan

publik diperlukan penerapan ketiga prinsip proteksi

radiasi tersebut.

Pemanfaatan sumber radiasi pengion harus selalu

dikontrol atau dikendalikan oleh badan pengawas. Badan

Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) sebagai badan pengawas

yang memiliki tugas dan kewajiban dalam pengawasan

pemanfaatan tenaga nuklir yang di dalamnya termasuk

penggunaan sumber radiasi pengion di bidang kesehatan.

Pengawasan yang dilakukan oleh BAPETEN tidak dapat

dilaksanakan jika tidak ada koordinasi dan kerjasama

yang baik diantara para pemangku kepentingan. Misalnya

dalam hal pengawasan sumber radiasi pengion di bidang

kesehatan. Penggunaan radiasi secara garis besar

dilakukan oleh rumah sakit, klinik ataupun puskesmas.

Institusi pengguna radiasi juga ada yang dari pihak

swasta dan pemerintah yang pemiliknya disebut dengan

26

Page 27: Makalah Radiasi

pengusaha instalasi atau pemegang izin atau pemohon

izin. Instansi milik pemerintah ataupun swasta dalam

hal pelayanan kesehatan dibina oleh Kementerian

Kesehatan.

Selain itu juga ada institusi pelaksana sebagaimana

amanat UU No. 10 Tahun 1997 sebagai badan pelaksana,

BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional), juga memiliki

tugas dan fungsi penelitian dan pengembangan penggunaan

radiasi dibidang kesehatan.

Ada institusi pendidikan seperti Politeknik

Kesehatan, Universitas, dan lembaga profesi, seperti

dokter spesialis, perawat, radiographer, fisikawan

medik, dll. Kesemua institusi tersebut adalah yang

berkaitan dengan penggunaan sumber radiasi pengion di

Indonesia. 

Dalam rangka memenuhi kerangka hukum pengawasan,

maka sampai saat ini pemerintah melalui BAPETEN telah

memiliki perangkat peraturan yang telah disesuaikan

dengan standar internasional IAEA seperti BSS 115 dan

standar lain sebagai turunannya.

Selain itu juga secara internasional telah keluar

rekomendasi dan standar baru seperti ICRP No. 103 Tahun

2007 dan IAEA General Safety Requirement (GSR) Part 3

Tahun 2011. Perkembangan standar dan rekomendasi

internasional merupakan wujud dari perkembangan

pengawasan yang terjadi di internasional, diantaranya

27

Page 28: Makalah Radiasi

rekomendasi baru mengenai nilai batas dosis ekivalen

untuk lensa mata, yaitu 20 mSv per tahun rata-rata

selama 5 (lima) tahun berturut-turut dan tidak boleh

dalam setahun melebihi 50 mSv. Rekomendasi tersebut

akan memberikan implikasi yang sangat besar untuk para

pekerja radiologi intervensional, karena sebelumnya

nilai batas dosis untuk lensa mata sebesar 150

mSv/tahun.

Selain itu perubahan terminologi pekerja radiasi

menjadi lebih luas dan perlu identifikasi kembali.

Menurut IAEA GSR Part 3, definisi pekerja radiasi

adalah setiap otang yang bekerja, penuh waktu, paruh

waktu atau temporer, untuk majikan yang mengakui hak

dan kewajibannya dalam hal proteksi radiasi bagi

pekerja. Definisi tersebut sungguh luas ruang

lingkupnya, termasuk orang yang berwiraswasta juga

termasuk sebagai pekerja radiasi. Karena orang yang

berwiraswasta dapat bertindak sebagai majikan maupun

karyawan, sehingga perlu diberikan informasi yang

cukup, instruksi dan pelatihan proteksi radiasi.

Seseorang dapat disebut sebagai pekerja radiasi jika

berpotensi menerima paparan radiasi dari tingkat yang

paling rendah sampai yang paling besar.

Teknologi modalitas yang menggunakan sumber radiasi

pengion sampai saat ini menunjukkan berkembangan yang

sangat pesat, seperti: perubahan dari teknologi

28

Page 29: Makalah Radiasi

pencitraan manual ke digital, penggunaan pencitraan

radiasi untuk panduan terapi secara realtime, perubahan

teknik radioterapi yang bergeser ke arah volumetrik

atau 3D, penggunaan radiasi untuk pemeriksaan manusia

yang terkait dengan medico-legal, perkembangan

teknologi dari terpasang tetap menjadi mobile, dll.

Sebagai Badan Pengawas, BAPETEN harus peka dan mampu

menghadapi perkembangan dan pemanfaatan teknologi baru

tersebut.

Dari yang diuraikan tersebut di atas dapat diperoleh

beberapa poin mengenai tantangan nasional pengawasan

pemanfaatan sumber radiasi pengion di bidang kesehatan,

yaitu:

Adanya pergeseran dan perkembangan perhatian

pengawasan keselamatan radiasi selain ke

pekerja radiasi, yaitu untuk pasien dan

lingkungan.

Adanya perkembangan teknologi peralatan yang

menggunakan sumber radiasi pengion untuk

diagnostik maupun terapi.

Adanya rekomendasi ICRP No. 103 tahun 2007 dan

GSR Part 3 IAEA

Review penerapan peraturan keselamatan radiasi

yang berlaku di Indonesia.

29

Page 30: Makalah Radiasi

Pemenuhan terhadap kelengkapan peraturan

keselamatan radiasi terutama tingkat pedoman

dan panduan teknis.

Dibutuhkan action plan untuk membangun pengawasan

sumber radiasi pengion yang terintegrasi dan menyeluruh

sehingga terbangun sistem proteksi dan keselamatan

radiasi. Action Plantersebut berupa penjalinan dan

pemeliharaan kerjasama secara konstruktif dengan

instansi yang terkait dengan pengawasan sumber radiasi

pengion, seperti KEMENKES, BATAN, KEPMENAKERTRANS, dan

institusi pendidikan untuk mewujudkan kesepahaman

bersama dalam meningkatkan kualitas pengawasan.

Secara internasional, tantangan proteksi radiasi di

bidang kesehatan dan medik sampai Tahun 2025 adalah :

Radon

Perubahan teknologi yang mengakibatkan kenaikan

atau penurunan paparan medik.

Adanya paparan radiasi ke pasien yang tidak

perlu atau kejadian over ekspos dalam tindakan

diagnostik dan terapi.

Upaya pencapaian kesepakatan pada referensi

dosis untuk menuju "praktek yang baik" pada

berbagai prosedur medis

Sertifikasi profesi dan pelatihan untuk

mereduksi penggunaan radiasi di bidang medik

yang tidak tepat.

30

Page 31: Makalah Radiasi

Kebutuhan peralatan standar terkalibrasi &

pedoman

Kebutuhan profil paparan medik.

Pendekatan pencegahan dan modalitas baru untuk

diagnostik dan upaya untuk mereduksi penggunaan

radiasi pengion.

3.4 Sistem Manajemen Keselamatan Radiasi

Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga

Nuklir No.8 tahun 2011 tentang Keselamatan Radiasi

Dalam Penggunaan Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik

dan Intervensial, keselamatan radiasi sinar-X memiliki

beberapa elemen penting yang diaplikasikan sebagai

dasar terbentuknya Sistem Manajemen Keselamatan Radiasi

(SMKR) diantaranya :

1. Personil atau pekerja radiasi yang bekerja si

Instalasi Radiologi Diagnostik dan

Intervensional, yang sesuai dengan pesawat

sinar-X yang digunakan dan tujuan penggunaan

antara lain :

Dokter Spesialis Radiologi adalah dokter

dengan spesialisasi dibidang radiologi yang

menggunakan radiasi pengion dan non pengion

untuk membuat diagnosis dan melakukan

terapi intervensi

31

Page 32: Makalah Radiasi

Fisikawan Medis merupkan tenaga kesehatan

yang memiliki kompetensi dalam bidang

fisika medik dan klinik dasar

Petugas Proteksi Radiasi yang ditunjuk oleh

Pemegang Izin dan oleh BAPETEN dinyatakan

mampu melaksanakan pekerjaan yang

berhubungan dengan proteksi radiasi.

Radiografer, tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi dengan diberikan tugas,

wewenang, dan tanggung jawab secara penih

melakukan kegiatan Radiologi Diagnostik dan

Intervensional.

2. Pelatihan Proteksi Radiasi, yang

diselenggarakan oleh pihak pemegang izin, yang

paling kurang mencakup materi :

− Peraturan perundang-undangan

ketenaganukliran

− Sumber radiasi dalam pemanfaatan tenaga

nuklir

− Efek biologi radiasi

− Satuan dan besaran radiasi

− Prinsip proteksi dan keselamatan radiasi

− Alat ukur radiasi

− Tindakan dalam keadaan darurat

Pelatihan proteksi radiasi bagi pekerja radiasi

berguna agar :

32

Page 33: Makalah Radiasi

− Mengetahui, memahami dan melaksanakan

semua ketentuan keselamatan radiasi

− Melaksanakan petunjuk pelaksanaan kerja

yang telah disusun oleh petugas proteksi

radiasi dengan benar

− Melaporkan setiap gangguan kesehatan yang

disarankan dan diduga akibat penyinaran

lebih atau masuknya radioaktif ke dalam

tubuh

− Memanfaatkan sebaik-baiknya peralatan

keselamatan kerja yang tersedia serta

bertindak hati-hati, aman dan disiplin

untuk melindungi baik dirinya sendiri

maupun pekerjaan lain.

− Melaporkan kejdian kecelakaan bagaimanapun

kecilnya kepada petugas proteksi radiasi.

3. Pemantulan kesehatan, dilakukan untuk pekerja

radiasi yang dimulai dari sebelum bekerja,

selama bekerja, dan akan memutuskan hubungan

kerja. Sedikitnya pemeriksaan kesehatan

dilakukan secara berkala sekali dalam satu

tahun. Pemantulan kesehatan bagi pekerja

pelaksanaannya dapat melalui pemeriksaan

kesehatan konselin dan atau penata laksanaan

kesehatan pekerja yang mendapat paparan radiasi

berlebih.

33

Page 34: Makalah Radiasi

4. Peralatan proteksi radiasi, terdiri dari 6

macam peralatan, yaitu ;

Apron/celemek : yang setara dengan 0,2 mm

(nol koma dua milimeter) Pb, atau 0,25 mm

Pb untuk Penggunaan pesawat sinar-X

Radiologi Diagnostik, dan 0,35 mm Pb, atau

0,5 mm Pb untuk pesawat sinar-X Radiologi

Intervensional. Dengan menggunakannya maka

sebagian besar dari tubuh dapat

terlindungi dari bahaya radiasi.

Gambar 3.1 Apron

Tabir radiasi/shielding portable : Tabir

yang harus dilapisi dengan bahan yang

setara dengan 1 mm Pb. Ukuran tabir adalah

sebagai berikut : tinggi 2 m, dan lebar 1

m, yang dilengkapi dengan kaca intip Pb

yang setara dengan 1 mm Pb, digunakan pada

saaat pekerja melakukan mobile X-ray

diruangan intensive care.

34

Page 35: Makalah Radiasi

Gambar 3.2 Tabir radiasi

Kacamata Pb ini terbuat dari timbal dengan

daya serat setara dengan 1 mm Pb, yang

digunakan untuk melindungi lensa mata.

Gambar 3.3 Kaca mata

Sarung tangan Pb yang digunakan untuk

fluoroskopi harus memberikan kesetaraan

atenuasi paling kurang 0,25 mm Pb pada 150

kVp (seratus lima puluh kilovoltage peak).

Proteksi ini harus dapat melindungi secara

keseluruhan, mencakup jari dan pergelangan

tangan.

Gambar 3.4 Sarung Tangan

Pelindung tiroid : yang terbuat dari karet

timbal, terbuat dari bahan yang setara

dengan 1mm Pb, digunakan untuk melindungi

35

Page 36: Makalah Radiasi

daerah tyroid yang tidak tertutup body

apron/celemek. Dan menurut penelitian

memperlihatkan bahwa bila pekerja

melakukan fluoroskopi maka daerah tyroid

merupakan daerah kedua tertinggi setelah

gonad yang sensitif menerima dosis

radiasi.

Gambar 3.5 Pelindung Tiroid

Gonad apron : setara dengan 0,2 mm Pb atau

0,25 mm Pb untuk penggunaan pesawat sinar-

X Radiologi Diagnostik, dan 0,35 mm Pb,

atau 0,5 mm Pb untuk pesawat sinar-X

Radiologi Intervensional. Proteksi ini

harus dengan ukuran dan bentuk yang sesuai

untuk mencegah gonad secara keseluruhan

dari paparan berkas utama. Menurut

penelitian daerah ini merupakan daerah

yang paling sensitif terkena paparan

radiasi.

36

Page 37: Makalah Radiasi

Gambar 3.6 Gonad Apron

5. Pemantulan, dosis radiasi yang selanjutnya

disebut dosis adalah jumlah radiasi yang

terdapat dalam medan radiasi atau jumlah energi

radiasi yang diserap atau diterima oleh materi

yang dilaluinya. Untuk pekerja radiasi adalah

dosis efektif sebesar 20 mSv/th rata-rata

selama 5 tahun atau dosis efektif sebesar 50

mSv/th dalam satu tahun tertentu. pemantauan

dosis radiasi bagi pekerja dapat menggunakan

TLD (Termo Luminescence Dosimeter) atau yang

lebih sering digunakan yaitu film badge.

Pemantulan dosis radiasi dilakukan setiap bulan

sekali dengan mengirim ke Balai Pengamanan

Fasilitas Kesehatan, hasil laporan dari dosis

tersebut nantinya jadi bahan evaluasi dan

didokumentasikan kurang lebih 30 tahun lamanya

terhitung sejak pekerja telah memutuskan

hubungan kerja. Untuk pemantulan dosis paparan

radiasi menggunakan survey meter, alat ini

37

Page 38: Makalah Radiasi

dalam penggunaan pesawat sinar-X radiologi

diagnostik tidak dipersyaratkan.

Gambar 3.7 Film Badge

6. Rekaman/Dokumentasi, merupakan dokumen yang

menyatakan hasil yang dicapai atau memberi

bukti pelaksanaan kegiatan dalam pemanfaatan

tenaga nuklir. Penyimpanan dokumen dilakukan

dalam jangka waktu minimal tiga puluh tahun,

terhitung sejak tanggal pemberhentian pekerja

yang bersangkutan.

38

Page 39: Makalah Radiasi

BAB IVPENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Aplikasi radiasi dalam bidang medis yaitu X-ray,

CT Scan, USG, MRI, SPECT (Single Photon Emission

Computed Tomography) dll.

2. Sinar-X dihasilkan oleh tabung sinar-X yaitu

tabung gelas hampa udara yang dilengkapi dengan

dua buah elektroda, anoda atau target dan katoda.

Sebagai akibat interaksi antara elektron cepat

yang dipancarkan dari katoda ke target dipancarkan

sinar-X dari permukaan target, hasil dari sinar-X

tersebut digunakan untuk menghasilkan suatu

gambaran untuk mendiagnosa dan mengevaluasi bagian

dari suatu penyakit atau kelainan.

3. Beberapa manfaat dari aplikasi ini yaitu :

Radiasi memungkinkan pengukuran jumlah

(dosis) radiasi yang diserap tubuh dan arah

39

Page 40: Makalah Radiasi

radiasi dengan tepat sasaran sehingga

membantu dalam mendiagnosis suatu penyakit

dan pemberian suatu obat dengan dosis yang

sesuai.

Radiasi memungkinkan untuk penyembuhan

penyakit kanker kelenjar tiroid.

Radiasi dalam peralatan kedokteran digunakan

untuk mensterilkan suatu alat menggunakan

radiasi gamma.

4. Beberapa kerugian dari aplikasi ini yaitu :

Dapat mengalami kerontonkan rambut

Kerusakan kulit

Kemungkinan terbesar lainnya yaitu terkena

kanker

5.2 Saran

Sebaiknya, selanjutnya dalam penjelasan diberikan

spesifikasi sehingga terlihat lebih detail untuk setiap

bagian-bagian aplikasinya. Tidak hanya dibidang

kesehatan tapi juga dibidang lainnya seperti pertanian,

pertambangan dan industri lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Radiasi ; Radiasi

40

Page 41: Makalah Radiasi

Blog It’s All About Physics ; Penerapan Radiasi dalam

bidang Kesehatan, Pertanian dan Peternakan

www.batan.go.id, www.infonuklir.com

Pusat Diseminasi Iptek Nuklir

Jurnal Ferry Suyatno; YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010

APLIKASI RADIASI DAN RADIOISOTOP DALAM BIDANG KEDOKTERAN

Jurnal Silvia Sari ; DEPOK, 2012 Universitas

Indonesia

PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI SINAR-X

DI UNIT KERJA RADIOLOGI

Blog Bidang Pelayanan Medik ; Radiologi

Blog Pelita Penerang Hati ; Tantangan Pengawasan

Penggunaan Sumber Radiasi Pengion di Bidang Kesehatan

41