BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sering dianggap sebagai ilmu yang hanya menekankan pada kemampuan berpikir logis dengan penyelesaian yang tunggal dan pasti. Hal ini yang menyebabkan matematika menjadi mata pelajaran yang ditakuti dan dijauhi siswa. Padahal, matematika dipelajari pada setiap jenjang pendidikan dan menjadi salah satu pengukur (indikator) keberhasilan siswa dalam menempuh suatu jenjang pendidikan, serta menjadi materi ujian untuk seleksi penerimaan menjadi tenaga kerja bidang tertentu. Melihat kondisi ini berarti matematika tidak hanya digunakan sebagai acuan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi tetapi juga digunakan dalam mendukung karier seseorang. Tantangan masa depan yang selalu berubah sekaligus persaingan yang semakin ketat memerlukan keluaran pendidikan yang tidak hanya terampil dalam suatu bidang tetapi juga kreatif dalam mengembangkan bidang yang ditekuni. Hal tersebut perlu dimanifestasikan dalam setiap mata pelajaran di sekolah, termasuk matematika. Dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mata pelajaran matematika (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tanggal 23 mei Makalah Psikologi Pendidikan Matematika 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika sering dianggap sebagai ilmu yang hanya
menekankan pada kemampuan berpikir logis dengan
penyelesaian yang tunggal dan pasti. Hal ini yang
menyebabkan matematika menjadi mata pelajaran yang
ditakuti dan dijauhi siswa. Padahal, matematika
dipelajari pada setiap jenjang pendidikan dan menjadi
salah satu pengukur (indikator) keberhasilan siswa dalam
menempuh suatu jenjang pendidikan, serta menjadi materi
ujian untuk seleksi penerimaan menjadi tenaga kerja
bidang tertentu. Melihat kondisi ini berarti matematika
tidak hanya digunakan sebagai acuan melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi tetapi juga digunakan dalam
mendukung karier seseorang.
Tantangan masa depan yang selalu berubah sekaligus
persaingan yang semakin ketat memerlukan keluaran
pendidikan yang tidak hanya terampil dalam suatu bidang
tetapi juga kreatif dalam mengembangkan bidang yang
ditekuni. Hal tersebut perlu dimanifestasikan dalam
setiap mata pelajaran di sekolah, termasuk matematika.
Dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah mata pelajaran matematika (Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tanggal 23 mei
Makalah Psikologi Pendidikan Matematika 1
2006 tentang standar isi) telah disebutkan bahwa mata
pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta
didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta
didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan
bekerjasama (Siswono, 2009: 1).
Mengembangkan kecerdasan intuitif dan reflektif
perlu menjadi fokus dan perhatian pendidik matematika di
kelas, karena hal itu berkaitan dengan sifat dan
karakteristik keilmuan matematika. Tetapi, fokus dan
perhatian pada upaya meningkatkan kecerdasan intuitif dan
reflektif dalam matematika jarang atau tidak pernah
dikembangkan. Padahal kecerdasan itu yang sangat perlu
mendapat perhatian agar peserta didik dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu
berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis
tertarik untuk menyusun makalah dengan judul: Intelegensi
Intuitif dan Reflektif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan
maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian intelegensi?
2. Apakah yang dimaksud intelegensi intuitif?
Makalah Psikologi Pendidikan Matematika 2
3. Apakah yang dimaksud intelegensi reflektif?
4. Apa perbedaan fungsi intelegensi intuitif dengan
intelegensi reflektif?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian intelegensi.
2. Untuk mengetahui pengertian intelegensi intuitif.
3. Untuk mengetahui pengertian intelegensi reflektif.
4. Untuk memahami perbedaan intelegensi intuitif dan
intelegensi reflektif.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat menjadi bahan bacaan dan referensi untuk
penulisan selanjutnya.
2. Dapat menambah wawasan penulis mengenai kecerdasan
intuitif dan kecerdasan reflektif dalam pembelajaran
matematika.
3. Dapat menjadi bahan latihan dalam menuangkan ide-ide
dalam bentuk tertulis sebagai wujud pengetahuan yang
diperoleh selama ini di bangku kuliah.
Makalah Psikologi Pendidikan Matematika 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Inteligensi
Menurut Sandtrock (2010: 134), Intelegensi merupakan
keahlian memecahkan masalah dan kemampuan untuk
beradaptasi pada, dan belajar dari, pengalaman hidup
sehari-hari. Sejalan dengan pendapat tersebut, Woolfolk
(2008) mengemukakan bahwa intelegensi adalah kemampuan
atau berbagai kemampuan untuk mendapatkan dan menggunakan
pengetahuan untuk menyelesaikan masalah dan beradaptasi
dengan dunia.
Selanjutnya menurut Dewanti (1998: 3), kecerdasan/
intelegensi: kemampuan mengendalikan aktivitas-aktivitas
dengan ciri-ciri sukar, kompleks, abstrak, ekonomis
(tepat), bertujuan, bernilai sosial, dan menampakkan
adanya keaslian, serta kemampuan untuk mempertahankan
kegiatan-kegiatan seperti itu dalam kondisi yang
memerlukan konsentrasi energi dan berlawanan dengan
kekuatan-kekuatan emosional.
Menurut David Wechster (http://blog.unsri.ac.id)
intelegensi adalah kemampuan bertindak secara terarah,
berpikir secara rasional dan menghadapi lingkungannya
secara efektif. Menurut William Stern mengemukakan bahwa
intelegensi adalah kesanggupan untuk menyesuaikan diri
menguntungkan, untuk membuang pembatasan-pembatasan ini?
Sebuah ukuran yang masuk akal untuk yang pertama
ialah bahwa cara baru ini tidak akan menimbulkan ketidak
selarasan denqan cara-cara yang telah dikenal; dan untuk
yang kedua, bahwa membuang pembatasan-pembatasan aslinya,
keuntungan-keuntungan cara menulis indeks-indeks dapat
diperluas dengan bermanfaat dan berarti.
Banyak pembaca kenal dengan perluasan cara
penulisan indeks, yakni:
Makalah Psikologi Pendidikan Matematika 12
Metode
Contoh Contoh Contoh
Metode
Contoh Contoh Contoh
a0 diberi arti 1
a-2 diberi arti 1a2
a1/2 diberi arti √adan lain-lain. Dengan ini akan berarti sama untuk indeks
negatif dan pecahan, serta pembatasan-pembatasan aslinya
dapat dibuang. Kita katakan bahwa penulisannya serta
cara kerjanya telah digeneralisasikan.
D. Perbedaan Inteligensi Intuitif dan Reflektif
Perbedaannya terletak pada dua cara berfungsinya
intelegensi: intuitif dan reflektif. Pada tingkat
intuitif, kita mengetahui akan data-data dari lingkungan
luar melalui alat-alat penerima kita (contohnya
penglihatan dan pendengaran); Data-data ini secara
otomatis digolongkan dan dihubungkan dengan data-data
lain, oleh struktur-struktur konseptual. Kita juga bisa
tanggap terhadap lingkungan luar dengan menggunakan otot-
otot saraf kita yang bekerja secara otomatis terhadap
kerangka tubuh kita (suatu uraian yang meliputi: bicara
dan menulis). Kegiatan ini sebagian besar dikontrol dan
diarahkan oleh umpan balik keterangan-keterangan lebih
lanjut tentang kemajuan dan hasilnya, juga lewat
penerima-penerima luar kita.
Proses-proses berpikir apakah yang terlibat?
Dari himpunan
contoh-contoh,
Makalah Psikologi Pendidikan Matematika 13
Contoh Contoh
Contoh
Metode
Contoh Contoh
Contoh Contoh
Metode
Contoh-contoh yang baruContoh-contoh yang asli
disimpulkan secara
umum yang dapat
diterapkan untuk
contoh lain yang
sejenis
Metode yang
kemudian dirumuskan
dengan tegas,
diperlakukan
sebagai suatu
kesatuan dengan
sendirinya, dan
strukturnya
dianalisis.
Struktur inidigunakan untukmenemukan jalanmenggunakan metodayang sama untukcontoh baru yang sama. Contoh yang asli tercakup dibidang metoda yang diperluas.
Proses generalisasi matematika yang telah diuraikan
di atas, adalah suatu aktivitas yang kuat dan canggih.
Makalah Psikologi Pendidikan Matematika 14
Canggih, karena melibatkan refleksi dalam bentuk metoda,
sementara mengabaikan isinya. Kuat, karena membuat
kemungkinan yang terkendali, terkontrol, dan akomodasi
yang akurat dari skema yang telah ada, tidak hanya
sebagai jawaban atas permintaan untuk asimilasi dari
situasi baru sebagaimana mereka temukan, tetapi garis
besar permintaan ini, mencari atau menciptakan yang baru
untuk kecocokan perluasan konsep. Penggunaan kemampuan
intuitif itu sebenarnya hanya permasalahan datang dan
pergi yang sifatnya sementara dan tidak berupa susunan-
susunan yang teratur.
Ini harus diakui bahwa lompatan intuitif adalah
suatu pertanda dari generalisasi yang sengaja,
mengusulkan secara langsung yang mungkin jika belum
diselidiki. Kadang-kadang kemampuan intuitif ini bisa
mengakibatkan seseorang jatuh/kepleset dalam melakukan
analisis yang kritis. Kelemahan yang ditemukan adalah
menggunakan intuitif akan mengalami gagasan-gagasan yang
tidak konsisten sehingga membuat asimilasi yang benar
untuk memunculkan prinsip yang mustahil.
Contoh yang nyata tentang bilangan. Bilangan yang
ada pertama kali adalah bilangan asli. Sifat-sifat
himpunan dari obyek diskrit (dan juga terbilang) dan
metode untuk menjumlahkan dan mengurangi, mengalikan,
membagi, dikembangkan selama berabad-abad, diajarkan pada
dekade pertama demikian juga untuk anak-anak sesuai
Makalah Psikologi Pendidikan Matematika 15
budaya mereka sendiri. Kemudian berkembang 'pecahan',
'bilangan negatif’, dan aturan yang diberikan sebagai
cara yang benar untuk menambahkan dan mengurangi,
mengalikan dan membagi.
Bagaimana gagasan tentang bilangan dapat
digeneralisasikan dengan baik melalui langkah-langkah
dari bilangan pecah, bilangan bulat, bilangan rasional
dan seterusnya?. kita harus merumuskan sifat-sifat formal
dari sistem bilangan asli. Dengan sistem bilangan asli
kita mengartikan himpunan bilangan asli (terbilang),
bersama-sama dengan operasi penambahan dan perkalian,
sehingga setiap dua anggota dari himpunan dapat
dikombinasikan (dalam satu cara atau cara lain) untuk
mendapatkan anggota lain dalam himpunan. Dengan sifat-
sifat formal maksudnya sifat-sifat yang tidak tergantung
pada contoh yang kita pilih. Maka 12 + 9 = 21 dan 12 x 9