-
MAKALAH
PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI
Kelompok : 2 (Dua)
Program Studi : Akuntansi
Mata Kuliah : Standar Akuntansi Keuangan Indonesia
Dosen : Yunan Helmi., Ak.
Disusun Oleh : Raihan Prasetyo (023134122)
Arif Riyadi (023134134)
Romadhiani Paraswati Arfita (023134141)
Kristi Stia Guna Pertiwi (023134146)
Lia Nur Atikah (023134148)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TRISAKTI
Tahun Ajaran 2014/2015
-
i
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
....................................................................................................................
i
BAB I Pendahuluan
........................................................................................................
1
1.1 Latar Belakang
...............................................................................................
1
1.2 Ruang Lingkup
...............................................................................................
1
BAB II Tinjauan Teoritis PSAK 34: Kontrak Konstruksi
......................................... 2
2.1 Definisi Kontrak Konstruksi
..........................................................................
2
2.2 Penyatuan dan Segmentasi Kontrak Konstruksi
............................................ 3
2.3 Jenis Pendapatan Kontrak
Konstruksi............................................................
3
2.4 Jenis Biaya Kontrak Konstruksi
.....................................................................
5
2.5 Dasar Pengakuan Pendapan dan Biaya Kontrak Konstruksi
......................... 7
2.6 Metode Pengakuan Pendapatan dan Biaya Kontrak Konstruksi
.................... 8
BAB III Implikasi Penerapan PSAK 34
.......................................................................
9
3.1 Contoh Penerapan Metode Persentase
........................................................... 9
BAB IV Kesimpulan
.....................................................................................................
12
4.1 Kesimpulan
..................................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA
....................................................................................................
13
-
1
BAB I
Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Sepintas jenis usaha kontrak konstruksi tidak jauh berbeda
dengan aktivitas usaha
lainnya, sama-sama ada biaya, ada pendapatan lalu laba atau
rugi. Namun jika sudah
masuk ke dalamnya, tentunya terdapat perbedaan untuk menentukan
perlakuan akuntansi
1.2 Ruang Lingkup
apa yang paling pas untuk usaha kontrak konstruksi ini.
Bagaimana pendapatan dan biaya
diperlakukan dalam usaha kontrak konstruksi tentunya berbeda
dengan perlakuan
pendapatan dan biaya pada usaha lainnya. Perbedaan tersebut
terjadi karena aktivitas
yang dilakukan pada kontrak konstruksi memang sangat berbeda
dibandingkan jenis
usaha lain. Terutama sekali, tanggal saat aktivitas kontrak
mulai dilakukan dan tanggal
saat aktivitas tersebut diselesaikan biasanya jatuh pada periode
akuntansi yang berlainan.
Standar akuntansi telah ditetapkan atas perlakuan akuntansi
untuk usaha kontrak
konstruksi, maka dalam menangani hal-hal akuntansi yang
berkaitan dengan kontrak
konstruksi, akuntan harus berpedoman kepada standar yang telah
ditetapkan. Oleh karena
itu pemahaman atas perlakuan akuntansi kontrak konstruksi yang
sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku, khususnya Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No.
34 mengenai Kontrak Konstruksi diperlukan.
a. Definisi kontrak konstruksi
b. Penyatuan dan segmentasi kontrak konstruksi
c. Jenis pendapatan kontrak konstruksi
d. Jenis biaya kontrak konstruksi
e. Dasar pengakuan pendapatan dan biaya kontrak konstruksi
f. Metode pengakuan pendapatan dan biaya kontrak konstruksi
g. Contoh penerapan metode persentase penyelesaian
-
2
BAB II
Tinjauan Teoritis
PSAK 34: Kontrak Konstruksi
2.1 Definisi Kontrak Konstruksi Menurut PSAK 34 (Revisi 2010),
Kontrak konstruksi adalah suatu kontrak yang
dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi suatu aset atau
suatu kombinasi aset
yang berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung
dalam hal rancangan,
teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok penggunaan
Untuk penentuan
.
perlakuan akuntansi kontrak konstruksi dibagi menjadi 2
macam:
Kontrak Tunggal
Misalnya: hanya kontrak untuk membanguna rumah saja, atau
jembatan, bendungan,
pipa, jalan, kapal, terowongan, dll).
Kontrak yang Sifatnya Rumit
Satu proyek terpecah-pecah menjadi beberapa kontrak dimana
aktivitasnya saling
terkait. Misalnya: Proyek pembangunan kilang minyak, terdiri
dari kontrak
pembangunan kilang, kontrak instalasi pipa, proyek pengadaan dan
instalasi mesin,
kontrak pengeboran, dan seterusnya. Atau proyek pembangunan
pabrik yang terdiri
dari kontrak perataan tanah di lokasi pabrik, kontrak
pembangunan, kontrak instalasi
listrik, kontrak pengadaan dan instalasi mesin, kontrak
pembuatan drainase
(pembuangan limbah), dan seterusnya.
Kontrak konstruksi dirumuskan dalam berbagai cara. Dalam
akuntansi, rumusan kontrak
konstruksi dibagi menjadi 2 macam yaitu:
1. Kontrak Harga Tetap
Yaitu kontrak konstruksi dengan syarat bahwa kontraktor telah
menyetujui nilai
kontrak yang telah ditentukan, atau tarif tetap yang telah
ditentukan per unit output,
yang dalam beberapa hal tunduk pada ketentuan-ketentuan kenaikan
biaya.
2.
Yaitu kontrak konstruksi yang mana kontraktor mendapatkan
penggantian untuk
biaya-biaya yang telah diizinkan atau telah ditentukan, ditambah
imbalan dengan
persentase terhadap biaya atau imbalan tetap.
Kontrak Biaya-plus
-
3
2.2 Penyatuan dan Segmentasi Kontrak Konstruksi
Dalam PSAK 34 (Revisi 2010), diatur sebagai berikut:
Jika suatu kontrak mencakup sejumlah aset, konstruksi dari
setiap aset diperlakukan
sebagai suatu kontrak konstruksi yang terpisah jika:
a) proposal terpisah telah diajukan untuk setiap aset;
b) setiap aset telah dinegosiasikan secara terpisah serta
kontraktor dan pelanggan dapat
menerima atau menolak bagian kontrak yang berhubungan dengan
masing-masing
aset tersebut; dan
c) biaya dan pendapatan masing-masing aset dapat
diidentifikasi.
Suatu kelompok kontrak, dengan satu pelanggan atau beberapa
pelanggan, diperlakukan
sebagai satu kontrak konstruksi jika:
a) kelompok kontrak tersebut dinegosiasikan sebagai satu
paket;
b) kontrak-kontrak tersebut berhubungan erat sekali, sebetulnya
kontrak tersebut
merupakan bagian dari satu proyek tunggal dengan suatu margin
laba; dan
c) kontrak-kontrak tersebut dilaksanakan secara serentak atau
secara berkesinambungan.
Konstruksi aset tambahan diperlakukan sebagai suatu kontrak
konstruksi terpisah jika:
a) aset tambahan tersebut berbeda secara signifikan dalam
rancangan, teknologi atau
fungsi dengan aset yang tercakup dalam kontrak semula; atau
b) harga aset tambahan tersebut dinegosiasikan tanpa
memerhatikan harga kontrak
semula.
Jika kriteria tersebut tidak terpenuhi maka kontrak tambahan
dijadikan satu dengan
kontrak utamanya.
2.3 Jenis Pendapatan Kontrak Konstruksi Pendapatan kontrak
terdiri dari:
1. Nilai Pendapatan Semula Yang Disetujui Dalam
KontrakPendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang
diterima atau akan
diterima. Pengukuran pendapatan kontrak dipengaruhi oleh beragam
ketidakpastian
yang bergantung pada hasil dari peristiwa di masa depan.
Estimasi sering kali perlu
untuk direvisi sesuai dengan realisasi dan hilangnya
ketidakpastian. Oleh karena itu,
jumlah pendapatan kontrak dapat meningkat atau menurun dari satu
periode ke
periode berikutnya. Misalnya:
-
4
Kontraktor dan pelanggan mungkin menyetujui penyimpangan atau
klaim yang
meningkatkan atau menurunkan pendapatan kontrak pada periode
setelah periode
di mana kontrak pertama kali disetujui;
Nilai pendapatan yang disetujui dalam kontrak dengan nilai tetap
dapat meningkat
karena ketentuan-ketentuan kenaikan biaya;
Nilai pendapatan kontrak dapat menurun karena denda yang timbul
akibat
keterlambatan kontraktor dalam penyelesaian kontrak tersebut;
atau
Jika dalam kontrak harga tetap terdapat harga tetap per unit
ouput, pendapatan
kontrak meningkat jika jumlah unit meningkat.
2. Penyimpangan Dalam Pekerjaan Kontrak, Klaim, Dan Pembayaran
Insentif
(a) memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan; dan
penyimpangan, klaim dan pembayaran insentif dapat menjadi
pendapatan kontrak
dengan syarat:
(b) dapat diukur secara andal.
Penyimpangan
Penyimpangan dalam hal ini adalah suatu instruksi yang diberikan
pelanggan
mengenai perubahan dalam lingkup pekerjaan yang akan
dilaksanakan berdasarkan
kontrak. Penyimpangan dapat menimbulkan peningkatan atau
penurunan dalam
pendapatan kontrak. Contoh penyimpangan adalah perubahan dalam
spesifikasi atau
rancangan aset atau perubahan lamanya kontrak. Penyimpangan
dimasukkan ke dalam
pendapatan kontrak jika:
(a) kemungkinan besar pelanggan akan menyetujui penyimpangan dan
jumlah
pendapatan yang timbul dari penyimpangan tersebut; dan
(b) jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
Klaim
Yang dimaksud dengan klaim dalam hal ini adalah jumlah yang
diminta kontraktor
kepada pelanggan atau pihak lain sebagai penggantian untuk
biaya-biaya yang tidak
termasuk dalam nilai kontrak. Klaim dapat timbul, misalnya, dari
keterlambatan yang
disebabkan oleh pelanggan, kesalahan dalam spesifikasi atau
rancangan, dan
perselisihan penyimpangan dalam pengerjaan kontrak. Pengukuran
jumlah pendapatan
yang timbul dari klaim mempunyai tingkat ketidakpastian yang
tinggi dan sering kali
bergantung pada hasil negosiasi. Oleh karena itu, klaim hanya
dimasukkan dalam
pendapatan kontrak jika:
-
5
(a) negosiasi telah mencapai tingkat akhir sehingga kemungkinan
besar pelanggan
akan menerima klaim tersebut; dan
(b) nilai klaim yang kemungkinan besar akan disetujui oleh
pelanggan, dapat diukur
secara andal.
Insentif
Pembayaran insentif adalah jumlah tambahan yang dibayarkan
kepada kontraktor
apabila
standar-standar pelaksanaan yang telah ditentukan telah
terpenuhi atau
dilampaui. Misalnya, suatu kontrak mungkin mengizinkan suatu
pembayaran
tambahan kepada kontraktor untuk suatu penyelesaian yang lebih
awal dari suatu
kontrak. Pembayaran insentif dimasukkan dalam pendapatan kontrak
jika:
(a) kontrak tersebut cukup aman sehingga kemungkinan besar
pelanggan
memenuhi atau melampaui standar pelaksanaan; dan
(b) jumlah pembayaran insentif.
2.4 Jenis Biaya Kontrak Konstruksi
Biaya kontrak meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan pada
suatu kontrak
selama periode sejak tanggal kontrak itu diperoleh sampai dengan
penyelesaian akhir
kontrak. Akan tetapi, biaya-biaya yang berhubungan langsung
dengan suatu kontrak dan
terjadi untuk memperoleh kontrak juga dimasukkan sebagai bagian
dari biaya kontrak
jika biaya-biaya ini dapat diidentifikasi secara terpisah dan
dapat diukur secara andal dan
kemungkinan besar kontrak tersebut dapat diperoleh.
Biaya suatu kontrak konstruksi terdiri dari:
1. Biaya Yang Berhubungan Langsung Dengan Kontrak
TertentuBiaya-biaya yang berhubungan langsung dengan suatu kontrak
termasuk:
a) biaya pekerja lapangan, termasuk penyelia;
b) biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi;
c) penyusutan sarana dan peralatan yang digunakan dalam kontrak
tersebut;
d) biaya pemindahan sarana, peralatan, dan bahan-bahan dari dan
ke lokasi
pelaksanaan kontrak;
e) biaya penyewaan sarana dan peralatan;
f) biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung
berhubungan dengan
kontrak;
g) estimasi biaya pembetulan dan jaminan pekerjaan, termasuk
yang mungkin timbul
selama masa jaminan;
-
6
h) klaim dari pihak ketiga.
Biaya-biaya ini dapat dikurangi dengan keuntungan yang bersifat
insidental yaitu
keuntungan yang tidak termasuk dalam pendapatan kontrak,
misalnya keuntungan dari
penjualan kelebihan bahan dan pelepasan sarana dan peralatan
pada akhir kontrak.
Biaya-biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak umum
dan dapat
dialokasikan pada kontrak tertentu, termasuk:
2. Biaya Yang Dapat Diatribusikan Dan Dialokasikan Pada
Aktivitas Kontrak
a) asuransi;
b) biaya rancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung
berhubungan
dengan kontrak tertentu; dan
c) overhead konstruksi.
Biaya tersebut itu dialokasikan dengan menggunakan metode yang
sistematis dan
rasional dan diterapkan secara konsisten pada semua biaya yang
mempunyai
karakteristik sama. Alokasi tersebut didasarkan pada tingkat
normal aktivitas
konstruksi. Overhead konstruksi meliputi biaya-biaya seperti
penyiapan dan
pemrosesan gaji karyawan konstruksi. Biaya-biaya yang dapat
diatribusikan pada
aktivitas kontrak secara umum dan dapat dialokasikan pada
kontrak tertentu juga
termasuk biaya pinjaman.
3. Biaya Lain Yang Secara Khusus Dapat Ditagihkan Ke Pelanggan
Sesuai Isi
Kontrak
Biaya-biaya yang secara spesifik dibebankan kepada pelanggan
sesuai dengan
persyaratan kontrak dapat mencakup beberapa biaya administrasi
umum dan biaya
pengembangan yang penggantiannya ditentukan dalam persyaratan
kontrak.
Biaya yang tidak dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak atau
tidak dapat
dialokasikan pada suatu kontrak dikeluarkan dari biaya kontrak
konstruksi. Biaya-
biaya tersebut termasuk:
a) biaya administrasi umum yang penggantiannya tidak ditentukan
dalam kontrak
b) biaya pemasaran umum
c) biaya riset dan pengembangan yang penggantiannya tidak
ditentukan dalam
kontrak
d) penyusutan sarana dan peralatan menganggur yang tidak
digunakan pada kontrak
tertentu.
-
7
2.5 Dasar Pengakuan Pendapatan dan Biaya Kontrak Konstruksi PSAK
34 (Revisi 2010), Paragraf 21 menyebutkan:
Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal,
maka pendapatan kontrak
dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi
diakui masing-masing
sebagai pendapatan dan beban dengan memerhatikan tahap
penyelesaian aktivitas
kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan. Taksiran rugi pada
kontrak konstruksi
tersebut segera diakui sebagai beban.
Ada 3 kunci utama yang perlu dipahami dari pernyataan standar
ini, yaitu:
1) Pendapatan dan biaya kontrak konstruksi dapat diakui jika
hasil kontrak dapat
diestimasi secara handal;
2) Pengakuan pendapatan dan biaya kontrak konstruksi
memperhatikan tahap
penyelesaian aktivitas (sesuai kontrak tentunya); dan
3) Jika diperkirakan biaya aktivitas konstruksi diperkirakan
lebih tinggi dari hasilnya,
maka segera diakui sebagai biaya (atau beban).
PSAK 34 memberikan panduan mengenai kriteria yang harus dipenuhi
oleh
pendapatan dan biaya kontrsuksi agar bisa dikatakan dapat
diestimasi secara handal
1.
,
yaitu:
Kontrak Harga Tetap
Dalam hal kontrak harga tetap, hasil kontrak konstruksi dapat
diestimasi secara andal
jika semua kondisi berikut ini dapat terpenuhi:
a) Total pendapatan kontrak dapat diukur secara andal;
b) Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan
kontrak tersebut
akan mengalir ke entitas;
c) Baik biaya kontrak untuk menyelesaikan kontrak maupun tahap
penyelesaian kontrak
pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal; dan
d) Biaya kontrak yang dapat diatribusi pada kontrak dapat
diidentifikasi dengan jelas dan
diukur secara andal sehingga biaya kontrak aktual dapat
dibandingkan dengan
estimasi sebelumnya.
2. Kontrak Biaya-PlusDalam hal kontrak biaya-plus, hasil kontrak
konstruksi dapat diestimasi secara andal jika
kondisi berikut ini terpenuhi:
a) Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan
kontrak tersebut
akan mengalir ke entitas; dan
-
8
b) Biaya kontrak yang dapat diatribusi pada kontrak, apakah
dapat ditagih atau tidak ke
pelanggan, dapat diidentifikasi dengan jelas dan diukur secara
andal.
2.6 Metode Pengakuan Pendapatan dan Biaya Kontrak Konstruksi
PSAK 34 (Revisi 2010) menetapkan bahwa metode yang digunakan untuk
pengakuan
pendapatan dan beban kontrak konstruksi adalah metode persentase
penyelesaian. Dalam
metode persentase penyelesaian pengakuan pendapatan dan beban
dilakukan dengan
memperhatikan tahap penyelesaian suatu kontrak. Menurut metode
ini, pendapatan
kontrak dihubungkan dengan biaya kontrak yang terjadi dalam
mencapai tahap
penyelesaian tersebut, sehingga pendapatan beban, dan laba yang
dilaporkan dapat
diatribusikan menurut penyelesaian pekerjaaan secara
proposional. Metode ini
memberikan informasi yang berguna mengenai cakupan aktivitas
kontrak dan kinerja
selama suatu periode.
Dalam metode persentase penyelesaian, pendapatan kontrak diakui
sebagai
pendapatan dalam laba rugi pada periode akuntansi pekerjaan
dilakukan. Biaya kontrak
biasanya diakui sebagai beban dalam laba rugi pada periode
akuntansi pekerjaan yang
berhubungan dilakukan.
-
9
BAB III
Implikasi Penerapan PSAK 34
3.1 Contoh Penerapan Metode Persentase Penyelesaian
PT. JAK adalah kontraktor. Tanggal 2 Januari 2012 memperoleh
kontrak mengerjakan
pembangunan Ruko dari PT. ABC. Kondisi kontrak disepakati
sebagai berikut:
Nilai Kontrak = Rp 10,000,000,000 (Dokumen internal PT. JAK
berupa rancanagan
anggaran biaya menunjukan angka Rp 7,500,000,000
Lamanya waktu pengerjaan adalah 3 tahun, bangunan di serahkan
paling lambat tanggal
28 Desember 2014 dengan rencana tahapan penyelesaian pekerjaan
sebagai berikut:
).
Akhir Semester I 2012 : 10%
Akhir Semester II 2012: 30%
Akhir Semester I 2013: 50%
Akhir Semester II 2013: 70%
Akhir Semester I 2014: 90%
28 Desember 2014: 100%
Pencairan pembayaran dilakukan secara bertahap mengikuti
perkembangan penyelesaian
pekerjaan. Untuk menentukan perkembangan penyelesaian pekerjaan,
pihak PT. ABC
bersama-sama PT. JAK akan melakukan inspeksi lapangan. Kontrak
telah disahkan
dalam perjanjian yang dibuat di hadapan seorang notaris.
Jika diterjemahkan ke dalam estimasi
maka rencana biaya dan pendapatan JAK atas
kontrak dengan PT. ABC akan menjadi sebagai berikut:
-
10
Misalnya
(D). Pekerjaan Dalam Proses Rp 25,000,000 -
: Tanggal 10 Januari 2012, PT. JAK membeli bahan bahan bangunan
(besi, semen,
pasir, kapur, batu koral) sebesar Rp 25,000,000. Atas pembelian
ini tidak dicatat sebagai
biaya melainkan diakumulasikan ke dalam akun Pekerjaan Dalam
Proses, dengan jurnal:
(K). Utang Toko Rejeki - Rp 25,000,000
Catatan: Selanjutnya, setiap pengeluaran terkait dengan proses
konstruksi atas kontrak
tersebut dimasukan ke dalam akun Pekerjaan Dalam Proses.
Sekalilagi ini bukan biaya,
melainkan aset (aktiva)
Katakanlah tanggal 25 Januari 2012, PT. JAK membayar upah mandor
pengawas dan upah
buruh bangunan sebesar Rp 50,000,000. Inipun diakumulasikan ke
dalam akun Pekerjaan
Dalam Proses dengan jurnal:
.
(D). Pekerjaan Dalam Proses Rp 50,000,000 -
(K). Kas - Rp 50,000,000
Bagaimana laporan keuangan PT. JAK di akhir Januari 2012?
Jika mengikuti PSAK 34
(D). Biaya Kontrak Konstruksi Rp 75,000,000 -
, maka estimasi pendapatan dan estimasi biaya PT. JAK sudah
bisa
dijadikan dasar untuk melakukan pengakuan pendapatan dan biaya.
Sehingga akun
Pekerjaan Dalam Proses sudah bisa dipindahkan ke akun biaya
dengan jurnal:
(K). Pekerjaan Dalam Proses - Rp 75,000,000
Catatan: Dengan jurnal ini, maka saldo akun Pekerjaan Dalam
Proses akan menjadi nol
dan timbul saldo baru di akun Biaya Kontrak Konstruksi
Bagaimana pengakuan pendapatannya? Diproporsionalkan. Dihitung
dengan menggunakan
rasio perbandingan antara biaya yang sungguh-sungguh terjadi
dengan estimasi biaya tahap
pertama. Dalam contoh kasus ini:
).
= Kenyataan Biaya/Estimasi Biaya sampai Akhir Semester I
2012
Pendapatan yang diakui = 1% x Estimasi Pendapatan sampai Akhir
Semester I 2012
= Rp 75,000,000/750,000,000 = 1%
-
11
Pendapatan yang diakui = 1% x Rp 1,000,000,000 = Rp
100,000,000.
Jurnal pengakuan pendapatannya menjadi
(D). Piutang PT. ABC Rp 100,000,000 -
:
(K). Pendpatan - Rp 100,000,000
Sehingga besarnya laba yang diakui untuk januari 2012 adalah
100,000,000 75,000,000 =
Rp 25,000,000
-
12
BAB IV
Kesimpulan 4.1 Kesimpulan
Kontrak konstruksi adalah suatu kontrak yang dinegosiasikan
secara khusus untuk
konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset yang berhubungan
erat satu sama lain
atau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi, dan
fungsi atau tujuan pokok
penggunaan
Dalam akuntansi, rumusan kontrak konstruksi dibagi menjadi 2
macam yaitu:
.
1. Kontrak Harga Tetap
Yaitu kontrak konstruksi dengan syarat bahwa kontraktor telah
menyetujui nilai
kontrak yang telah ditentukan, atau tarif tetap yang telah
ditentukan per unit output,
yang dalam beberapa hal tunduk pada ketentuan-ketentuan kenaikan
biaya.
2.
Yaitu kontrak konstruksi yang mana kontraktor mendapatkan
penggantian untuk
biaya-biaya yang telah diizinkan atau telah ditentukan, ditambah
imbalan dengan
persentase terhadap biaya atau imbalan tetap.
Kontrak Biaya-plus
Pendapatan kontrak terdiri dari:
1. Nilai Pendapatan Semula Yang Disetujui Dalam Kontrak
2.
Biaya suatu kontrak konstruksi terdiri dari:
Penyimpangan Dalam Pekerjaan Kontrak, Klaim, Dan Pembayaran
Insentif
1. Biaya Yang Berhubungan Langsung Dengan Kontrak Tertentu
2.
3.
Biaya Yang Dapat Diatribusikan Dan Dialokasikan Pada Aktivitas
Kontrak
Biaya Lain Yang Secara Khusus Dapat Ditagihkan Ke Pelanggan
Sesuai Isi Kontrak.
Dasar Pengakuan Pendapatan dan Biaya Kontrak Konstruksi sesuai
PSAK 34 (Revisi
2010) yaitu, Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi
secara andal, maka
pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan
kontrak konstruksi
diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan
memerhatikan tahap
penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode
pelaporan. Taksiran rugi pada
kontrak konstruksi tersebut segera diakui sebagai beban.
PSAK 34 (Revisi 2010) menetapkan bahwa metode yang digunakan
untuk
pengakuan pendapatan dan beban kontrak konstruksi adalah metode
persentase
penyelesaian. Dalam metode presentase penyelesaian pengakuan
pendapatan dan
beban dilakukan dengan memperhatikan tahap penyelesaian suatu
kontrak.
-
13
DAFTAR PUSTAKA
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt dan Terry D. Warfield, 2011.
Intermediate
Accounting Volume 2 IFRS Edition. United States: John Wiley
& Sons, Inc.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2010. Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No.
34: Kontrak Konstruksi (Revisi 17 Desember 2010). Jakarta:
Ikatan Akuntansi
Indonesia.
Dwi Martani. PSAK 34 Kontrak Konstruksi Revisi 2010. Diakses
dari
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/PSAK-34-Kontrak-Konstruksi-IAS-
11 pada 3 November 2014
Mr.Jak. Metode Pengakuan Pendapatan Dan Biaya Kontrak
Konstruksi. Diakses dari
http://jurnalakuntansikeuangan.com/2011/10/metode-pengakuan-pendapatan-dan-
biaya-kontrak-konstruksi/
pada 3 November2014