Makalah Proses Pengolahan Kelapa Sawit BAB I PENDAHULUAN A. PROSES / PENGOLAHAN KELAPA SAWIT Dalam pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hingga menjadi minyak CPO, ada proses yang harus dilalui dan proses tersebut pada intinya untuk semua pabrik sama. Namun seiring dengan perkembangan teknologi maka ada beberapa modifikasi pada masing-masing stasiun pengolahan, untuk mendapatkan hasil yang optimal. Kami dari kelompok 4, akan membahas tentang proses / pengolahan kelapa sawit pada perusahaan PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Daun., Berikut akan kami bahas tentang dasar-dasar pengolahan TBS kelapa sawit secara umum,serta kami juga akan melampirkan spesifikasi instrument/alat (mesin) yang digunakan di PTPN III Kebun Sei Daun. B. RUMUSAN MASALAH Bagaimana proses pengolahan kelapa sawit ? Instrument mesin apa saja yang dipergunakan dalam proses pengolahan kelapa sawit ? Bagaimana cara kerja dari mesin-mesin tersebut? C. TUJUAN Tujuan dari terbuatnya makalah ini adalah sebagai penunjang pengetahuan kita untuk mengetahui tentang “Proses Pengolahan Kelapa Sawit & mengenal alat-alat / instrument mesin yang digunakan dalam proses tersebut”. Sebagai orang teknik,khususnya (Teknik Industri), kita harus mengetahui dasar-dasar proses suatu produksi,Misalnya proses produksi minyak kelapa sawit yang akan kami bahas disini. Pada intinya proses pengolahan untuk semua pabrik kelapa sawit sama. Namun seiring dengan perkembangan teknologi maka
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Makalah Proses Pengolahan Kelapa Sawit
BAB IPENDAHULUAN
A. PROSES / PENGOLAHAN KELAPA SAWITDalam pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hingga menjadi minyak
CPO, ada proses yang harus dilalui dan proses tersebut pada intinya untuk semua pabrik sama. Namun seiring dengan perkembangan teknologi maka ada beberapa modifikasi pada masing-masing stasiun pengolahan, untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Kami dari kelompok 4, akan membahas tentang proses / pengolahan kelapa sawit pada perusahaan PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Daun.,
Berikut akan kami bahas tentang dasar-dasar pengolahan TBS kelapa sawit secara umum,serta kami juga akan melampirkan spesifikasi instrument/alat (mesin) yang digunakan di PTPN III Kebun Sei Daun.
B. RUMUSAN MASALAH Bagaimana proses pengolahan kelapa sawit ? Instrument mesin apa saja yang dipergunakan dalam proses pengolahan kelapa sawit ? Bagaimana cara kerja dari mesin-mesin tersebut?
C. TUJUANTujuan dari terbuatnya makalah ini adalah sebagai penunjang pengetahuan kita untuk
mengetahui tentang “Proses Pengolahan Kelapa Sawit & mengenal alat-alat / instrument mesin yang digunakan dalam proses tersebut”. Sebagai orang teknik,khususnya (Teknik Industri), kita harus mengetahui dasar-dasar proses suatu produksi,Misalnya proses produksi minyak kelapa sawit yang akan kami bahas disini.
Pada intinya proses pengolahan untuk semua pabrik kelapa sawit sama. Namun seiring dengan perkembangan teknologi maka ada beberapa modifikasi pada masing-masing stasiun pengolahan, untuk mendapatkan hasil yang optimal.oleh karena itu, disini kami sebagai penyusun makalah ini berharap semoga dengan terselesaikannya makalah ini,kita dapat menambah sedikit wawasan kita tentang “Proses Pengolahan Kelapa Sawit & mengenal alat-alat / instrument mesin yang digunakan dalam proses tersebut”.dan semoga makalah ini mempunyai manfaat bagi kita semua.
Buah yang masuk ke pabrik pada umumnya berasal dari kebun seinduk dan dari pihak ketiga.Kualitas buah yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat kematangannya.Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya adalah Jenis Tenera dan Jenis Dura dengan spesifikasi berbeda.Kriteria matang panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan kualitas buah di stasiun penerimaan TBS.
Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Loading Ramp Area
1.2.Stasiun Rebusan (Sterilizer)LORI BUAH ( FFB CAGE)
Keterangan:
Lori buah adalah komponen Pabrik Kelapa sawit ( PKS) yang berfungsi sebagai wadah tandan buah seger ( TBS) yang nantinya dimasukkan kedalam Sterilizer untuk dilakukan proses perebusan ( masak) .
Lori buah ini memiliki daya tampung/ kapasitas TBS yang bermacam macam sesuai dengan design PKS. Mulai kapasitas 2, 5 Ton, 3, 75 Ton, 5 Ton, 7, 5 Ton dan 10 Ton.
Material yang digunakan pada umumnya adalah material MS Plate, Besi Siku, UNP dan untuk roda dibuat dari Cast Steel.
Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Fruit Cages/Lorry
2.1. Hoist craneHoist crane adalah pesawat angkat yang digunakan untuk memindahkan lori yang
berisi cook fruit bunch ke hopper thresher. Kapasitas/berat angkat alat ini ± 5 ton untuk setiap hoist crane. Biasanya jumlah hoist crane yang tersedia untuk Pabrik Kelapa Sawit 30 ton/jam ada 2 unit (1 unit beroperasi) dan untuk Pabrik Kelapa Sawit 60 ton/jam dipasang 3 unit (2 unit beroperasi).
Hoisting Crane2.2.THRESSER DRUM ( Bantingan)
Thresher berfungsi untuk memisahkan buah dari janjangannya dengan cara membanting tandan buah segar (TBS) ke dalam drum thresher. Thresher ini berupa drum silinder panjang yang berputar secara horizontal dengan kecepatan putar 21 rpm. Drum dirancang dengan kisi–kisi yang berfungsi untuk meloloskan berondolan. Thresher ini berkapasitas 30 ton/jam.
Stasiun Threshing terdiri dari beberapa bagian alat atau mesin dan dalam proses pengoperasiannya sangat berkaitan satu sama lain. Maksud dan tujuan desain dari pada stasiun ini adalah sebagai berikut : Untuk melepaskan buah (tandan buah segar yang sudah direbus) dengan tandannya dengan sistem bantingan.
Untuk menjaga kestabilan/pemerataan secara kontinu agar kapasitas pengolahan Tandan Buah Segar dapat tercapai sesuai desain pabrik dengan pengoperasian hoist cycle, rpm auto feeder maupun supervisi yang benar.
Menjaga oil loss maupun kernel loss seoptimal mungkin agar berada dibawah target/parameter yang sudah disepakati perusahaan.\
Jadi, kapasitas desain saja tidaklah cukup untuk mendapatkan tujuan di atas tanpa kesatuan sistem pengoperasian alat yang benar pada stasiun ini maupun dukungan dari stasiun-stasiun lainnya.
Hasil proses pada stasiun ini adalah memisahkan brondolan (cook fruitless) dari tandannya dengan cara beberapa kali bantingan pada drum thresher. Brondolan (cook fruitless) dibawa ke stasiun press dengan fruit elevator maupun conveyor untuk diekstraksi, kemudian tandan kosongnya (janjangan kosong/jjk) dibawa ke lokasi penimbunan sementara (empty bunch area) di luar Pabrik Kelapa Sawit dan dimanfaatkan menjadi pupuk. Stasiun Threshing merupakan satu desain dengan sistem yang sederhana, namun tak kalah pentingnya untuk menjembatani kelangsungan dan keberhasilan proses pengolahan tandan buah segar (TBS) pada Pabrik Kelapa Sawit.
Thresher merupakan tujuan utama pada stasiun ini, yakni proses pembrondolan cook fruit bunch. secara bantingan, dimana cook fruitless dibawa ke stasiun press dan janjangan kosongnya dibawa keluar Pabrik Kelapa Sawit (empty bunch area).
Keterangan:Material yang digunakan pada umumnya adalah material MS Plate, Plate Strip, dan Shaft Carbon Steel.Thrsser ini dapat di pesan complete maupun terpisah antara drum dengan sha
Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Empty bunch area
2.3. SCREW CONVEYOR
Screw Conveyor adalah satu diantara alat transportasi/ material handling bahan
bahan untuk diproses atau sisa proses.screw conveyor berfungsi sebagai penampung dan
sekaligus pembawa cook fruitlets hasil pemipilan dari drum thresher. Pada umumnya alat ini
selalu tepat simetris di bawah drum dan bersatu dengan body thresher.
Keterangan:Ukuran conveyor ini bermacam macam sesuai dengan fungsinya.Mulai dari uk. Dia. 250 mm sampai Dia. 800 mm.Material yang digunakan pada umumnya adalah material MS Plate, Pipa Steam dan Assensteel.
Pembersihan serat-serat ataupun sampah harus selalu terjaga agar penumpukan cook fruitlets pada
hanger-hanger bushing tidak terjadi. Jarak kisi-kisi harus selalu dimonitor untuk mengurangi
kerusakan pada alat ini. Bila terjadi peregangan kisi-kisi maka janjangan-janjangan kecil akan terikut
2 (dua) unit Kempa (Screw Press) dengan kapasitas 15 ton TBS/jam, buatan Malaysia atau bisa juga buatan local Medan yang akan digunakan. Berikut dengan 2 (dua) unit mesin pelumat (Digester) dengan kapasitas 3500 L.
4. STASIUN PEMURNI (CLARIFICATION STATION)Proses yang ada pada stasiun Klarifikasi adalah sebagai berikut :
4.1. Pengendapan (Sedimentation) :
a. Definisi :
Pengambilan minyak berdasarkan viskositas (density) antara minyak dan partikel-partikel
lainnya.
b. Hal yang ingin dicapai :
• Mendapatkan minyak semaksimal mungkin diatas target.
• Meminimalkan kandungan minyak pada sludge under-flow 7 – 8 %.
c. Pencapaian pengendapan yang baik :
• Sebelum proses dimulai, lakukan drain lumpur-lumpur halus pada vericalcontinuous tank
• Periksa kondisi accessoies (valve, pipa-pipa steam dan lain-lain) baik atau rusak
• Pada operasional proses, control volume tanki tetap konstan, agar tidak terjadi
fluktuasi. laju aliran oil dan sludge (kontrol ketebalan oil 40 – 60 cm).
• Control Agitator 1 – 2 rpm.
• Control temperatur ± 90 oC pada masing-masing tanki.
4.2. Proses Centrifugal
a. Definisi :
Proses pemisahan minyak pada tahap akhir dengan metode centrifugal.
b. hal yang ingin dicapai :
• Me-recover minyak dari kandungan sludge under-flow.
• Meminimalkan losses pada kandungan sludge (heavy phase).
c. Pencapaian sentrifugal yang baik :
• Sebelum proses, lakukan pembersihan pada nozzle dan holder nozzle.
• Periksa valve-valve dan kondisi pipa bocor atau tidak.
• Control volume buffer tank tetap konstan.
• Control temperatur sludge ± 95 oC.
• Control kapasitas umpan sludge centrifuge.
4.3. Pemanasan
a. Definisi
Proses pemanasan minyak dan sludge untuk menjaga berat jenis agar mempermudah
prose pengendapan dan pemisahan minyak dari sludge
b. hal yang ingin dicapai :
Mendapatkan hasil minyak (OER) yang tinggi dan memperkecil losses minyak pada
sludge
c. Pencapaian pemurnian yang baik :
• Control temperatur oil dan sludge ± 90 oC.
• Control tempratur air delusion ± 90 oC.
• Temperatur semua tanki ± 90 oC.
• Sebelum proses periksa semua valve steam telah terbuka T
4.4. Penyaringan (Filtration)
a. Definisi :
Pemisahan crude oil dari fibre-fibre, cangkang-cangkang halus dan partikel-partikel lainnya
dengan menggunakan filtrasi ukuran 30 – 40 mesh.
b. Fungsi dan Tujuan :
Menurunkan viskositas agar proses selanjutnya efisien.
Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Clarification Station & Oil Storage Tank
5. STASIUN KERNEL (KERNEL RECOVERY PLANT)
5.1.Silo Biji
Biji dari Drum Pemoles dibawa secara Pneumatis ke Silo Biji. Sebagai alternatif, sebaiknya
menambah Drum pembagi (Grading) di atas Silo Biji untuk membagi biji atas 2 ukuran. Ukuran dari
Silo Biji adalah 70 M3 dan dibutuhkan 4 buah. Silo dilengkapi pelat Baffle, Deflector, Kipas,
Pemanas Udara, Pipa dan Pengukur Suhu. Di bagian bawah ada ada alat kisi bergetar untuk mengatur
keluar biji. Biji telah diperam yang keluar dari Silo Biji dipindahkan ke Elevator Biji dengan bantuan
Conveyor. Elevator Biji membagi biji pada Drum pembagi yang dipasang di atas alat Pemecah Biji.
5.2.Drum Pembagi Biji
Biji yang diterima dari Elevator Biji terlebih dahulu dibagi-bagi atas ukurannya sebelum masuk
ke pemecah biji. Bahan asing (batu, janjang kosong) dikeluarkan dari ujung yang lain.
5.3.Alat Pemecah Biji
Kapsitas alat Pemecah Biji adalah 5 Ton/Jam. Campuran pecah dimasukkan pada sebuah alat
saringan getar yang ditempatkan pada setiap alat pemecah. Biji yang tidak pecah didaur ulang melalui
Elevator Biji. Campuran pecah yang lolos dari saringan getar dikumpulkan pada sebuah Conveyor
Ulir dan selanjutnya dipisah secara kering.
5.4.Sistem Pemisah Pneumatis untuk Campuran Pecah
Abu dan Cangkang halus akan di pisah secara Pneumatis dari campuran Inti, sedangkan batu berat
dipisah pada kolom. Peralatan pemisah ini terdiri dari Kolom Pemisah, Kipas dan Siklon Cangkang.
Sebagai alternatif dapat pula dipasang pemisah Pneumatis kedua. Akan tetapi yang paling dianjurkan
adalah menambah sistem Hidrosiklon.
5.5.Sistem Pemisah Hidrosiklon
Pemisah dengan Hidrosiklon mempergunakan dua tahap. Campuran pecah dipompa kepada
Siklon pertama dimana Inti berada pada lapisan atas. Keluaran sisa campuran (Cangkang, Biji dan
ada juga Inti) dibawa kesiklon kedua. Siklon kedua diatur untuk mengambil/memisahkan Cangkang
saja dan sisanya adalah Biji. Inti yang keluar dari bagian atas dikembalikan ke Siklon pertama.
Transpor Inti ke Silo Inti, dan Cangkang ke Silo Cangkang mempergunakan cara Pneumatis.
5.6.Silo Inti
Ada 2 silo inti dengan kapasitas 1 Ton Inti/Jam/Buah. Sebuah Conveyor dipasang pada bagian
atas Silo. Silo dilengkapi dengan pelat Baffle, Deflector, Kipas, Pemanas Udara dan alat pengawas
yang diberi kisi-kisi.
5.7.Sistem Winnowing
Inti setelah keluar dari Silo, dibawa dengan Celt Conveyor ke sistem Winnowing untuk
dibersihkan dari sisa ampas/serat dan cangkang halus. Secara Pneumatis Inti bersih dibawa ke Silo
pengarungan atau penimbunan.
5.8.Mesin Pengarung dan Penimbun Barang
Di atas Mesin Penimbun ditempatkan sebuah Silo Inti bersih, dan setelah itu dimasukkan ke
karung goni lalu goni dijahit.
5.9.Timbunan Biji
Inti dapat juga ditimbun dalam bentuk Bulk. Timbunan Biji disimpan dalam 4 buah Bin
berkapasitas 120 Ton/Buah (4 hari produksi). Silo ini dilengkapi dengan alat Pengembus Udara,
Ventilasi, Conveyor dan Tangga.
5.10. Timbunan Cangkang
Cangkang dikeluarkan dari Conveyor Cangkang lalu disimpan pada bin berkapasitas 50 M3 per
buah. Bin terpasang di atas rangka besi dan dilengkapi 2 pintu pengeluaran, 1 pintu ke Conveyor
Ampas/Cangkang dan 1 pintu lagi ke Truck pengumpul di bawah Bin. SILO ( Kernel Silo, Nut Silo)
Keterangan:
Alat in imirip seperti tangki sebagai wadah pemampungan sementara kernel maupun Nut sebelum dilakukan proses selanjutnya.Terkadang dalam Silo ini di alirkan hawapanas untuk menjaga mutu dari bahan tersebut.
Material yang digunakan pada umumnya adalah material MS Plate
Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Kernel Station
6. WATER SUPPLY (SUMBER AIR)
6.1.Stasiun Pompa Air
Kamar pompa mempunyai 4 buah pompa listrik (2 buah untuk cadangan) kapasitas 150
M3/Jam/Buah dilengkapi dengan pipa pengeluaran air ke Tangki Air.
6.2.Pembersihan Air
Kotoran air diendapkan pada Clarifier 30 M3 dan diendapkan pada Bak Dekantasi volume 100
M3 dengan bantuan bahan kimia Aluminium Sulfat. Peralatannya dilengkapi dengan alat-alat
pembersih seperti Pompa Dosis, Pipa, Katup dan lain sebagainya.
Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit -Generator Set
9. PENGENDALIAN AIR LIMBAH (EFFLUENT TREATMENT PLANT)
Yang perlu diperhatikan adalah memasang dan menyediakan cooling tower, pompa
recirculation, surface aerator dan pipa-pipa dari PVC (Leaflet terlampir).
Pembuatan kolam-kolam di Effluent Treatment seperti Anaerobic Pond dan lain-lain, serta pembuatan
parit-parit menjadi tanggung jawab Pemilik. Akan ada limbah 8 (delapan) kolamyaitumasing-masing
untuk :
9.1. Kolam Pendingin ( Cooling Pond )
2 ( dua ) unit Kolam Pendingin yang akan berfungsi juga untuk dapat melakukan pengutipan
minyak apabila terjadi kandungan minyak pada limbah tampak terlihat .
Kolam pendingin dibuat dengan ukuran 22.000 mm X 22.000 mm ( pada bibir kolam atas ) dengan
kedalaman 4.000 mm (finish level), dinding kolam dibuat miring 1:1 ( 45 derajat ) dan dilapisi
pasangan batu ( rip–rap ) dengan ukuran batu minimal 200 mm, demikian pula untuk lantainya dibuat
dengan landasan pasangan batu.
Pekerjaan penggalian tanah untuk kolam pendingin ini akan ditunjukkan lay out di site pada posisi
yang kontour tanah yang tinggi supaya dapat memungkinkan proses selanjutnya dari kolam pendingin
ke kolam berikutnya dengan cara aliran gravitasi.
Pengeluaran limbah cair yang sudah turun temperaturnya dengan pipa HDPE diameter 300 mm
dialirkan ke kolam pembiakan bakteri/mixing pond, valve yang digunakan adalah stainless steel ball
valve.
9.2. Kolam Pembiakan Bakteri ( Mixing Pond )
3 ( tiga ) unit Kolam Pembiakan Bakteri ( mixing pond ) dibuat dengan ukuran 22.000 mm X
22.000 mm ( pada bibir kolam atas ) dengan kedalaman 4.000 mm ( finish level ), dinding kolam
dibuat miring 1: 1 ( 45 derajat ) dan dilapisi pasangan batu ( rip–rap ) dengan ukuran batu minimal
200 mm, demikian pula untuk lantainya dibuat dengan landasan pasangan batu. Pada kolam ini pH
akan terkoreksi dari 4,2 akan menjadi 5,5 s/d 6.
Hal ini dilakukan pada waktu pertama kali effluent treatment dijalankan selanjutnya menaikkan pH
dapat dilakukan dengan daur ulang ( sirkulasi ) cairan yang sudah matang dimana pH-nya sudah diatas
kurang lebih 6.
Elevasi tanah atas ( top level ) area kolam ini harus berbeda dengan elevasi tanah atas kolam
pendingin sekurangnya 3.000 mm ( perbedaan kontour ) sehingga dapat memungkinkan aliran
gravitasi . Untuk tahap pertama pabrik kapasitas 30 ton TBS per jam hanya dibuat kolam 2 unit saja,
tetapi area level tanah disini dibuat untuk memungkinkan menjadi 4 kolam pada saat pengembangan
kapasitas pabrik menjadi 60 ton TBS per jam.
9.3. Kolam Anaerobic ( Anaerobic Pond )
2 ( dua ) unit Kolam Anaerobic primer dengan bentuk bulat lingkaran, ukuran bibir atas
kolam adalah 44.000 mm diameter dengan kedalaman kolam tidak kurang dari 5.000 mm.
Dinding kolam dilapisi dengan pasangan batu ukuran minmal 200 mm, kemiringan dinding adalah 1:
1 ( 45 derajat ), lantai dasar kolam dilapisi dengan pasangan batu.
Elevasi tanah atas ( top level ) area kolam ini harus berbeda dengan elevasi tanah atas kolam mixing
sekurangnya adalah 3.500 mm, karena untuk dapat memungkinkan aliran proses effluent treatment
dengan aliran gravitasi.
Aliran gravitasi dari kolam mixing ke kolam anaerobic ini dengan menggunakan pipa HDPE diameter
300 mm dan valve jenis sounder yang digunakan.
Untuk proses sirkulasi umpan bakeri aktif ke kolam mixing ( back mixing ) dengan menggunakan
pompa type centrifugal pump ( 2 unit ) dengan kapasitas minimal 40 m3 per jam, pipa yang digunakan
adalah pipa HDPE diameter 152 mm.
9.4. Kolam Pengendapan ( contact pond )
2 ( dua ) unit Kolam pengendapan ( contact pond ) yang berfungsi untuk mengendapan solid
terbawa cairan dari kolam anaerobic. Kolam ini dibuat dengan ukuran 18.000 mm X 18.000 mm
dengan kedalaman 3.000 mm, dimana dinding kolam dibuat miring dan dilapisi pasangan batu (rip–
rap) ukuran batu 200 mm, perbandingan kemiringan adalah 1 : 1 ( 45 derajat ).
Elevasi tanah area ini dibuat lebih rendah dari elevasi tanah area kolam anaerobic tidak kurang dari
1.500 mm, hal ini untuk pengeluaran aliran limbah yang diproses di kolam anaerobic dapat dialirkan
secara overflow.
Dua unit kolam pengendap ini bekerja secara seri yaitu aliran overflow dari kolam anaerobic akan
masuk dulu ke kolam pengendapan no 1 dan dari kolam pengendapan no 1 akan overflow ke kolam
pengendapan no 2 . Diantara dua unit kolam ini disediakan 2 unit pompa jenis slury pump untuk
digunakan mengembalikan endapan solid kembali ke kolam anaerobic.
Jenis pompa dengan kapasitas tidak kurang dari 40 m3 dan pipa yang digunakan untuk mengembalikan
solid dengan pipa HDPE diameter 152 mm dan sounder valve yang digunakan.
Sedangkan pengeluaran aliran cairan dari kolam pengendapan no 2 ke kolam selanjutnya dengan
aliran overflow.
9.5. Kolam Aerasi ( areasi pond )
1 ( satu ) unit Kolam Aerasi dipakai untuk memperkaya cairan limbah dengan oksigen dan
membunuh bakteri anaerob.
Kolam tanah ini dibuat dengan kedalaman tidak kurang dari 3.000 mm dan panjang 150.000 X lebar
tidak kurang dari 50.000 mm, dinding kolam dibuat dengan kemiringan 1: 1 ( 45 derajat ).
Untuk memperkaya pemasukan oksigen terhadap cairan limbah ini, maka di kolam ini
dilengkapidengan 3 unit Arerator system 3Kw.
Elevasi tanah area kolam ini dibuat lebih rendah dari area kolam pengendapan ( contact pond ), karena
aliran yang diharapkan adalah dengan overflow.
9.6. Kolam Pelepasan
Satu ( 1 ) unit Kolam pelepasan dipakai untuk memberikan kesempatan perbaikan pH
sebelum limbah dilepaskan keluar.
Kolam tanah ini dibuat dangkal dengan isi 3.000 m3 dan kedalaman 2 m.
Kolam ini adalah kolam terakhir dalam proses air limbah, selanjutnya cairan dibuang ke sungai
dengan cara over flow, dan dilengkapi dengan basculator untuk perhitungan debit pembuangan
limbah.
10. WATER RESERVOIR (WADUK)Apabila sungainya kecil maka harus dibuat waduk (Water Reservoir) yang menampung
air + 30.000 M3, sehingga tidak kesulitan untuk supply kebutuhan air. Untuk pabrik kapasitas 30
– 60 Ton TBS per jam diperlukan + 60 m3 air per jam. Jadi Water Reservoir tersebut muat 25 hari
kerja, berarti cukup menampung kebutuhan air selama 1 (satu) bulan.
Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit -Waduk
BAB IIIKESIMPULAN
Pada intinya proses pengolahan untuk semua pabrik kelapa sawit sama. Namun seiring dengan perkembangan teknologi maka ada beberapa modifikasi pada masing-masing stasiun pengolahan, untuk mendapatkan hasil yang optimal.
.Kriteria matang panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan kualitas buah di stasiun penerimaan TBS.
Lori buah adalah komponen Pabrik Kelapa sawit ( PKS) yang berfungsi sebagai wadah tandan buah seger ( TBS) yang nantinya dimasukkan kedalam Sterilizer untuk dilakukan proses perebusan ( masak) .
Setiap Pabrik Kelapa Sawit harus mempunyai bebarapa stasiun sebagai berikut :1. PENERIMAAN TBS & STERILISASI
2. STASIUN PENEBAH (THRESHING STATION)
3. STASIUN KEMPA (PRESSING STATION)
4. STASIUN PEMURNI (CLARIFICATION STATION)
5. STASIUN KERNEL (KERNEL RECOVERY PLANT)
6. WATER SUPPLY
7. STEAM BOILER
8. PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK (POWER PLANT STATION)
9. PENGENDALIAN AIR LIMBAH (EFFLUENT TREATMENT PLANT)
10. PEKERJAAN LISTRIK
11. WATER RESERVOIR (WADUK)
JENIS BOILER
Berdasarkan tekanan boiler Berdasarkan typenya 1. Boiler tekanan rendah ( < 5 kg/ cm2 ) 1. Boiler pipa air 2. Boiler tekanan sedang ( 5 – 32 kg/ cm2 ) 2. Boiler pipa api