Page 1
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, Indonesia harus mampu
meningkatkan mutu pendidikan, sehingga tidak kalah bersaing
dengan negara lain. Negara kita harus mencetak orang-orang
yang berjiwa mandiri dan mampu berkompetisi di tingkat dunia.
Saat ini, Indonesia membutuhkan orang-orang yang dapat
berfikir secara efektif, efisien dan juga produktif. Hal
tersebut dapat diwujudkan jika kita mempunyai tenaga pendidik
yang handal dan mampu mencetak generasi bangsa yang pintar dan
bermoral.
Sebagaimana telah dimaklumi bahwa dalam lingkup
pendidikan yang terkecil yaitu sekolah, guru memegang peranan
yang amat penting dan strategis. Kelancaran proses seluruh
kegiatan pendidikan terutama sekolah, sepenuhnya berada dalam
tanggung jawab para guru. Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2005 Tentang Guru dan Dosen merupakan tuntutan dari pentingnya
keberadaan guru dan dosen sebagai pendidik yang harus dihargai
kerja dan pengabdiannya untuk mencerdaskan bangsa. Di samping
itu, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sitem
Pendidikan Nasional yang mensyaratkan bahwa untuk menjamin
perluasan dan pemerataan akses, peningkatan mutu dan
relevansi, serta tata pemerintahan yang baik dan
| 1
Page 2
akuntabilitas pendidikan yang mampu menghadapi tantangan
sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional,
dan global perlu dilakukan pemberdayaan dan peningkatan mutu
guru secara terencana, terarah dan berkesinambungan.
Guru adalah seseorang pemimpin yang harus mengatur,
mengawasi dan mengelola seluruh kegiatan proses pembelajaran
di sekolah yang menjadi lingkup tanggung jawabnya, serta
merupakan orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar
mengajar. Sudah selayaknya seorang guru itu diberikan
kesejahteraan berupa sertifikasi. Dapat dipahami bahwa
sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada
guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional yang disertai dengan peningkatan kesejahteraan yang
layak.
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa guru yang
professional merupakan salah satu indikator penting dari
sekolah berkualitas. Guru yang professional akan sangat
membantu proses pencapaian visi misi sekolah. Mengingat
strategisnya peran yang dimiliki oleh seorang guru, usaha-
usaha untuk mengenali dan mengembangkan profesionalisme guru
menjadi sangat penting untuk dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan profesionalisme
guru ?
| 2
Page 3
1.2.2 Bagaimana peran guru professional dalam
proses pembelajaran ?
1.2.3 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
profesionalisme guru ?
1.2.4 Apa saja syarat- syarat menjadi guru
profesionalisme ?
1.2.5 Apa saja upaya untuk meningkatkan
profesionalisme guru
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1.3.1 Mengetahui pengertian tentang
profesionalisme guru
1.3.2 Mengetahui peran guru professional dalam
proses pembelajaran
1.3.3 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
profesionalisme guru
1.3.4 Mengetahui syarat- syarat menjadi guru
profesionalisme
1.3.5 Mengetahui cara meningkatkan
profesionalisme guru dalam membangun pendidikan yang
berkualitas
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini
adalah memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang
| 3
Page 4
profesionalisme guru dan diharapkan kita akan menjadi calon
guru yang professional agar proses belajar mengajar dikelas
menjadi lebih baik lagi.
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Pengertian Profesionalisme GuruAhmad Tafsir Mendefisinikan bahwa profesionalisme adalah
paham yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan
oleh orang yang professional. Istilah professional aslinya adalah
kata sifat dari kata “profession” (pekerjaan)yang berarti sangat
mampu melakukan pekerjaan. Sebagai kata benda, professional lebih
berarti orang yang melaksanakan sebuah profesi dengan menggunakan
profesi sebagai mata pencarian (Mc. Leod,1989). Dalam kamus
bahasa Indonesia edisi kedua (1991), guru diartikan sebagai orang
yang pekerjaannya (mata pencariannya) mengajar. Dalam bahasa arab
disebut “Mu’alim” dalam bahasa inggris “teacher” memiliki arti
sederhana yakni “A person whose occupation is teaching others”
| 4
Page 5
(Mc. Leod,1989) artinya seseorang yang pekerjaannya mengajar
orang lain.
Di dalam UU sistem pendidikan nasional tahun 2003 pada pasal
39 ayat 2 menjelaskan: “Pendidik merupakan tenaga professional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. “
Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan,
dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang
pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan
seseorang yang menjadi mata pencaharian. Adapun guru yang
professional itu sendiri adalah guru yang berkualitas,
berkompeten dan guru yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi
belajar serta mampu mempengaruhi proses belajar siswa yang
nantinya akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang lebih
baik.
Secara sederhana pekerjaan yang bersifat professional adalah
pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang secara
kusus disiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh
mereka yang karena tidak dapat atau tidak memperoleh pekerjaan
yang lainnya. Profesionalisme yang berdasarkan keterbukaan dan
kebijakan terhadap ide-ide pembaharuan itulah yang akan mampu
melestarikan eksitensi sekolah.
2.2 Peran Guru Professional Dalam Proses Pembelajaran
| 5
Page 6
Guru yang professional dituntut harus mampu berperan selaku
manajer yang baik yang didalamnya harus mampu melangsungkan
seluruh tahap-tahap aktivitas dan proses pembelajaran dengan
manajerial yang baik sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan
dapat diraih dengan hasil yang memuaskan.
Peran guru professional atau tenaga kependidikan adalah :
a) Tenaga kependidikan sebagai pendidik dan pengajar yakni
tenaga kependidikan yang harus memiliki kestabilan
emosi, ingin memajukan peserta didik, bersifat
realitis, bersikap jujur dan terbuka, peka terhadap
perkembangan terutama inovasi pendidikan.
b) Tenaga kependidikan sebagai anggota masyarakat, untuk
itu harus menguasai psikologi sosial, memiliki
pengetahuan tentang hubungan antar manusia dan sebagai
anggota masyarakat harus memiliki keterampilan membina
kelompok, keterampilan bekerja sama.
c) Tenaga kependidikan perlu memiliki kepribadian
menguasai ilmu kepemimpinan menguasai prinsip hubungan
manusia, teknik berkomunikasi serta menguasai berbagai
aspek kegiatan organisasi yang ada disekolah.
d) Tenaga kependidikan sebagai pengelola proses belajar
mengajar yakni tenaga kependidikan yang harus mampu dan
menguasai berbagai metode mengajar dan harus mampu
menguasai situasi belajar mengajar didalam kelas maupun
diluar kelas.
| 6
Page 7
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Guru Profesional
Secara garis besarnya faktor-faktor yang mempengaruhi guru
professional antara lain sebagai berikut:
a) Status Akademik
Pekerjaan guru adalah pekerjaan yang bersifat profesi.
Secara sederhana pekerjaan yang bersifat profesi adalah
pekerjaan yang hanya dilakukan oleh mereka yang secara
khusus dsisiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan lainnya.
Untuk menciptakan tenaga-tenaga professional tersebut
pada dasarnya disekolah dibina dan dikembangkan dari
berbagai segi diantaranya:
1. Segi toritis yaitu dilembaga atau sekolah-sekolah
keguruan yang membina dan menciptakan tenaga-
tenaga professional ini diberikan ilmu-ilmu
pengetahuan selain ilmu pengetahuan yang harus
disampaikan kepada anak didik, juga diberikan
ilmu-ilmu pengetahuan khusus untuk menunjang
keprofesionalannya sebagai guru yang berupa ilmu
mendidik, ilmu jiwa dan sebagainya.
2. Segi praktis yaitu secara praktis dapat diartikan
dengan berdasarkan praktek adalah cara melakukan
apa yang tersebut dalam teori (W.J.S.
Porwadarminta 1999:99)
| 7
Page 8
b) Pengalaman Belajar
Dalam menghadapi anak didik tidaklah mudah untuk
mengorganisir mereka, dan hal tersebut banyak menjadi
keluhan, serta banyak pula dijumpai guru yang mengeluh
karena sulit untuk menciptakan suasana kegiatan belajar
mengajar yang menyenangkan. Hal tersebut dikarenakan
guru kurang mampu untuk menguasai dan menyesuaikan diri
terhadap proses belajar mengajar yang berlangsung.
c) Mencintai profesi sebagai guru
Rasa cinta tumbuh dari naluri kemanusiaan dan rasa
cinta akan mendorong individu untuk melakukan sesuatu
sebagai usaha dan pengorbanan. Seseorang yang melakukan
sesuatu dengan tanpa adanya rasa cinta biasanya orang
yang keadaanya dalam paksaan orang lain, maka dalam
melaksanankan haknya itu dengan merasa terpaksa. Dalam
melakukan sesuatu akan lebih berhasil apabila disertai
dengan adanya rasa cinta terhadap apa yang dilakukannya
itu.
d) Berkepribadian
Secara bahasa kepribadian adalah keseluruhan
sifat-sifat yang merupakan watak-watak seseorang. Dalam
proses belajar mengajar kepribadian seorang guru ikut
serta menentukan watak kepada siswanya. Dalam proses
| 8
Page 9
belajar kepribadian seorang guru sangat menentukan
terhadap pembentukan kepribadian siswa untuk menanamkan
akhlak yang baik sebagai umat manusia.
Guru sebagai pelaksana proses pendidikan, perlu
memiliki keahlian dalam melaksanakan tugasnya. Oleh
karenanya keberhasilan proses belajar mengajar sangat
tergantung kepada bagaimana guru mengajar. Agar guru
dapat melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien,
maka guru perlu memiliki kompetensi yang dapat
menunjang tugasnya, yang disebut kompetensi guru
profesional. Kompetensi tersebut antara lain sebagaid
berikut :
1. Kompetensi Pribadi
Adalah kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia. Sub kompetensi dalam kompetensi
kepribadian melliputi :
a) Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi
bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga
menjadi guru, dan memiliki konsistensi dalam
bertindak sesuai dengan norma.
b) Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan
kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan
memiliki etos kerja sebagai guru.
| 9
Page 10
c) Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan
yang didasarkan pada kemanfatan peserta didik,
sekolah dan masyarakat dan menunjukan keterbukaan
dalam berfikir dan bertindak.
d) Kepribadian yang berwibawa meliputi memilii
perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta
didik memiliki perilaku yang disegani.
e) Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputi
bertindak sesuai norma religious (imtaq, jujur,
ikhlas, suka menolong) dan memiliki perilaku yang
diteladani peserta didik.
2. Kompetensi Profesional
Adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas
dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi
keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan
tehadap struktur dan metodologi keilmuannya. Sub
kompetensi dalam kompetensi professional adalah:
a) Mengerti dan dapat menerapkan landasan
kependidikan bai filosofi dan psikologis
b) Mengerti dan dapat menerapkan teodi belhar sesuaii
dengan tingkat perkembangan perilaku peserta didik
c) Mampu menangani mata pelajaran atau bidan studi
yang ditugaskan kepadanya
d) Mengerti dan dapat menerapkann metode mengajar
yang sesuai
| 10
Page 11
e) Mampu menggunakan berbagai alat pelajaran dan
media serta fasilitas yang lain
f) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program
pengajaran
g) Mampu melaksanakan evaluasi belajar
h) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.
3. Kompetensi Sosial
Kemampuan sosial tenaga kependidikan adalah salah
satu daya atau kemampuan tenaga kependidikan untuk
mempersiapkan perserta didik menjadi anggota
masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik,
membimbing masyarakat dalam menghadapu kehidupan
yang akan dating. Tenaga kepribadian harus mampu
berkomunikasi dengan masyarakat, mampu bergaul dan
melayani masyarakat dengan baik, mampu mendorong dan
menunjang kreatifitas masyarakat, dan menjaga emosi
dan perilaku yang tidak baik.
4. Kompetensi Pedagogik
Kemampuan pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
| 11
Page 12
dimilikinya. Sub kompetensi dalam kompetensi
Pedagogik adalah:
a) Memahami peserta didik secara mendalam yang
meliputi memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan
kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan
mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.
b) Merancang pembelajaran, termasuk memahami
landasan pendidikan untuk kepentingan
pembelajaran yang meliputi memahami landasan
pendidikan, menerapkan teori belajar dan
pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran
berdasarkan karakteristik pesera didik,
kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar,
serta menyusun rancangan pembelajaran
berdasarkan strategi yang dipilih.
c) Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata
latar pembelajaran dan melaksanakan
pembelajaran yang kondusif.
d) Mengembangkan peseta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensinya meliputi
memgasilitasi peserta didik yntuk pengembangan
berbagai potensi akademik, dan memfasilitasi
peserta didk untuk mengembangkan berbagai
potensi non akademik.
| 12
Page 13
2.4 Syarat – Syarat Menjadi Guru Profesional
Dilihat dari tugas dan tanggung jawabnya, tenaga
kependidikan ternyata bahwa untuk menyandang pekerjaan dan
jabatan tersebut tituntut beberapa persyaratan. Menurut
Muhammad Ali (1985 : 35) sebagai berikut :
1. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan
teori ilmu pengetahuan yang mendalam
2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu
sesuai dengan bidang profesinya.
3. Menuntut tingkat pendidikan keguruan yang memadai.
4. Adanya kepekaan terhadap dampak masyarakat dari pekerjaan
yang dilaksanakannya.
5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dimamika
kehidupannya.
Untuk itulah seorang guru harus mempersiapkan diri sebaik-
baiknya untuk memenuhi panggilan tugasnya, baik berupa im-
service training (diklat/penataran) maupun pre service training
(pendidikan keguruan secara formal). Secara khusus, sebagai
sebuah profesi keguruan, ada beberapa kriteria seorang guru.
Menurut versi Nasional Education Association (NEA), guru
berarti jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual,
menggeluti suati batang tubuh ilmu yang khusus, memerlukan
persiapan professional yang lama, memerlukan latihan dalam
| 13
Page 14
jabatan yang berkesinambungan, menjanjikan karier hidup
dand keanggotaan yang permanen, menentukan standarnya
sendiri lebih mementingkan layanan di atas keuntungan
pribadi, mempunyai organisasi professional yang kuat dan
terjalin erat.
Tidak mudah menjadi guru, perlu persiapan, latihan
permbiasaan dan pendidikan yang cukup. Itulah sebabnya,
salah satu kompetensi guru professional itu harus ada ijazah
guru. Ijazah bukan semata-mata karena alasan formalitas.
Selain itu sebagaimana dikemukakan oleh tim Pembina kuliah
Diktasi metodik kurikulum UPI (1989 : 9) persyaratan guru
adalah :
1. Persyaratan Fisik yaitu kesehatan jasmani
2. Persyaratan psikis yaitu sehat rohaninya serta diharapkan
memiliki bakat dan minat keguruan
3. Persaratan mental yaitu memiliki sikap mental yang baik
terhadap profesi keguruan mencintai dan mengabdi dedikasi
pada tugas jabatannya.
4. Persaratan moral yaitu sifat susila dan budi pekerti yang
luhur
5. Persaratan intelektual atau akedemisi yaitu mengenal
pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari
lembaga pendidikan guru yang memberi bekal muntuk
menunaikan tugas sebagai pendidik formal dei sekolah
| 14
Page 15
6. Berdasarkan PP nomor 19 tahun 2007 tentang standa
nasional pendidikand, standar tenaga kerja Pendidikan
ditetapkan, pendidikan pada usia dini SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA atau bentuk lain yang sederajat memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum Diplomat IV atau
sarjana S1, latar belakang pendidikan tinggi di bidang
pendidikan anak usia dini, SD/MI, SMP/MTs, SMA atau yang
sederajat dan kependidikan lain atau psikologi dan
sertifikasi profesi guru.
Guru yang memenuhi persyaratan atau yang professional
tentunya akan dapat menumbuhkan perhatian siswa dalam
belajar, sehingga akan mewujudkan situasi belajar mengajar
yang baik. Sebagaimana Nana Sudjana (2000 : 16) menyatakan :
“Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi pada dasarnya
ialah tuntunan dan panggilan untuk selalu mencintai,
menghargai menjaga dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab
terhadap profesi. Guru harus sadar bahwa tugas dan tanggung
jawabnya tidak bias dilakukan oleh orang lain kecuali oleh
dirinya sendiri.”
Berkenaan dengan hal tersebut diatas sehingga dalam
kegiatan belajar mengajar, guru dituntut dapat melaksanakan
tanggung jawabnya dengan penuh rasa tanggung jawab disertai
dngan kasih saying kepada siswa sehingga dapat menarik
| 15
Page 16
perhatian siswa, minat serta keaktifan dalam belajar
mengajar dengan baik dan optimal.
2.5 Upaya-Upaya untuk Meningkatkan
Profesionalisme Guru
Profesionalisme guru merupakan acuan yang sangat
penting bagi peningkatan dunia pendidikan. Banyak cara yang
dilakukan untuk meningkatkan profesionalsme guru. Jalan yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan Profesionalisme guru
antara lain:
1. Peningkatan kesejahteraan. Agar seorang guru bermartabat
dan mampu “membangun” manusia dengan penuh percaya diri,
guru memiliki kesejahteraan yang cukup (gaji yang
memadai). Perlu ditata ulang sistem penggajian guru agar
gaji yang diterimanya setiap bulan dapat mencukupi
kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya dan pendidikan
putra-putrinya. Dengan penghasilan yang mencukupi, tidak
perlu guru bersusah payah untuk mencari nafkah tambahan
di luar jam kerjanya. Guru akan lebih konsentrasi ada
profesinya, tanpa harus menghawatirkan kehidupan rumah
tangganya serta khawatir akan pendidikan putra-purtinya.
Guru mempunyai waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri
tampil prima di depan kelas. Jika mungkin, seorang guri
dapat meningkatkan profesinya dengan menulis buku materi
| 16
Page 17
pelajaran yang dapat digunakan diri sendiri untuk
mengajar dan membantu guru-guru lain yang belum mencapai
tingkatnya. Hal ini dapar lebih menyejahterakan kehidupan
guru dan akan lebih meningkatkan status sosial guru. Guru
akan lebih dihormati dan dikagumi oleh anak didiknya.
Jika anak didik mengagumi gurunya maka motivasi belajar
siswa akan meningkat dan pendidikan pasti akan lebih
berhasil.
2. Kurangi beban guru dari tugas-tugas administrasi yang
sangat menyita waktu. Sebaiknya tugas-tugas administrasi
yang selama ini harus dikerjakan seorang guru, dibuat
oleh suatu tim di Diknas atau Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) yang disesuaikan dengan kondisi daerah
dan bersifat fleksibel (bukan harga mati) lalu
disosialisasikan kepada guru melalui sekolah-sekolah. Hal
ini dapat dijadikan sebagai pegangan guru mengajar dalam
mengajar dan membantu guru-guru pemula untuk mengajar
tanpa membebani tugas-tugas rutin guru.
3. Penyelenggaraan pelatihan dan sarana. Salah satu usaha
untuk meningkatkan profesionalitas guru adalah pendalaman
materi pelajaran melalui pelatihan-pelatihan tanpa beban
biaya atau melengkapi sarana dan kesempatan agar guru
dapat banyak membaca buku-buku materi pelajaran yang
dibutuhkan guru untuk memoerdalam pengetahuannya.
4. Pembinaan perilaku kerja. Studi-studi sosiologi sejak
zaman Max Weber di awal abad ke-20 dan penelitian
| 17
Page 18
manajemen dua puluh tahun belakangan bermuara pada satu
kesimpulan utama bahwa keberhasilan pada berbagai wilayah
kehidupan ternyata ditentukan oleh perilaku manusia,
terutama perilaku kerja.
5. Penciptaan waktu luang. Waktu luang sudah lama menjadi
sebuah bagian proses pembudayaan. Salah satu tujuan
pendidikan klasik (Yunani-Romawi) adalah menjadikan
manusia makin menjadi “penganggur terhormat”, dalam arti
semakin memiliki banyak waktu luang untuk mempertajam
intelektualitas dan kepribadian.
6. Memahami tuntutan standar profesi yang ada. Upaya
memahami tuntutan standar profesi yang ada (di Indonesia
dan yang berlaku di dunia) harus ditempatkan sebagai
prioritas utama jika guru ktita ingin meningkatkan
profesionalitasmenya. Hal ini didasarkan kepada beberapa
alasan sebagai berikut: Pertama, persaingan global
sekarang memungkinkan adanya mobilitas guru secara lintas
Negara. Kedua, sebagai professional seorang guru harus
mengikuti tuntutan perkembangan profesi secara global,
dan tuntutan masyarakat yang menghendaki pelayanan yang
lebih baik. Cara satu-satunya untuk memenuhi standar
profesi ini adalah dengan membuka diri yakni mau
mendengar dan melihat perkembangan baru di bidangnya.
7. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang di persyaratkan.
Kemudian upaya mencapao kualifikasi dan kompetensi yang
dipersyaratkan juga tidak kalah pentingnya bagi guru.
| 18
Page 19
Dengan dipenuhinya kualifikasi dan kompetensi yang
memadai maka guru memiliki posisi tawar yang kuat dan
memenuhi syarat yang dibutuhkan.
8. Membangun hubungan kerjawatan yang baik dan luas temasuk
lewat organisasi profesi. Upaya membangun hubungan
kerjawatan yang baik dan luas dapat dilakukan dengan
membina jaringan kerja atau networking. Guru harus
berusaha untuk mengetahui aoa yang telah dilakukan oleh
sejawatnya yang sukses.
9. Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang
mengutamakan pelayanan bermutu tinggi. Selanjutnya upaya
menmbangun etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan
pelayanan bermutu tinggi kepada konstituen merupakan
suatu keharusan di zaman sekarang. Semua bidang dituntut
untuk memberikan pelayanan prima kepada konstituennya
yaitu siswa, orangtua dan sekolah. Terlebih lagi
pelayanan pendidikan adalah termasuk pelayanan publik
yang didanai, diandakan, dikontrol oleh dan untuk
kepentingan publik. Oleh karena itu guru harus
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
publik.
10. Mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam
pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi mutakhir
agar senantiasa tidak ketinggalan dalam kemampuannya
mengelola pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan media dan
ide-ide baru bidan teknologi pendidikan seperti media
| 19
Page 20
presentasi, computer dan juga pendekatan-pendekatan baru
bidang teknologi pendidikan.
Upaya-upaya guru untuk meningkatkan profesionalismenya
tersebut pada akhirnya memerlukan adanya dukungan dari semua
puhak yang terkait agar benar-benar terwujud. Pihak-pihak
yang harus memberikan dukungannya tersebut adalah organisasi
profesi seperti PGRI, pemerintah dan juga masyarakat.
| 20
Page 21
BAB IIIPENUTUP
3.1 Simpulan Matematika sebagai pelajaran esensial yang diajarkan kepada
anak pada tiap tingkat pendidikan. Bahkan pada pendidikan
anak usia dini matematika sudah mulai diperkenalkan. Ini
menunjukkan bahwa matematika itu sangat berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari
Dengan Penguasaan Ilmu Matematika yang maju, serta
memperhatikan perkembangan dan kemajuan zaman dengan
sendirinya pemanfaatan dan penguasaan IPTEK mutlak
diperlukan untuk mencapai kesejahteraan bangsa, serta visi
dan misi IPTEK dirumuskan sebagai panduan untuk
mengoptimalkan setiap sumber daya IPTEK yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia
Pentingnya matematika tidak lepas dari perannya dalam segala
jenis dimensi kehidupan, misalnya banyak persoalan kehidupan
yang memerlukan kemampuan menghitung dan mengukur. Dengan
demiian, ilmu matematika memiliki peran yang begitu banyak
dalam pengembangan IPTEK di Indonesia.
| 21
Page 22
3.2 Saran
Seluruh pihak perlu bekerja sama untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika serta kuantitas-kualitas penelitian
matematika di Indonesia. Selain itu, juga harus melakukan
evaluasi agar ditemukan berbagai solusi dalam menghadapi ancaman
dan tantangan globalisasi, khususnya dibidang IPTEK dengan
pelajaran matematika. Bila hal tersebut dilakukan dengan
perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang intensif, niscaya
IPTEK di Indonesia tidak akan tertinggal karena aspek
pembelajaran matematika telah berkembang kearah yang lebih baik
lagi.
DAFTAR RUJUKAN
- Drs. H. Sugito,M.Si, Pendidikan Sejarah Perjuangan
dan Jati Diri PGRI (Jakarta : YPLP/PPLP PGRI Pusat,
2011).
- http://jasonwalkerpanggabean.blogspot.com/2013/09/
makalah-profesi-dan-profesionalisme-guru.html
| 22
Page 23
- http://mujarodah.blogspot.com/2013/06/makalah-
profesionalisme-guru.html
- http://gurudanprofesionalisme.blogspot.com/
2010/05/makna-profesionalisme-guru.html
- http://www.edyutomo.com/pendidikan/profesionalisme-
guru
- http://blog-barabai.blogspot.com/2014/09/makalah-
profesionalisme-guru-kompetensi.html
| 23