Top Banner
MAKALAH Antibacterial Chemotherapy and Drug Resistence in Aquaculture KELOMPOK 4 EVY SUSANTI S (I1 A3 12 004) LD. MARSIDIN (I1 A3 12 002) TRI SELVIANTI P.B (I1 A3 12 016) LIANTI (I1 A3 11 022) LA DENI (I1 A3 12 0 PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN KONSENTRASI ABALON FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI
25

makalah presentasi

Feb 03, 2016

Download

Documents

DayatPettasiri

lancar ji
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: makalah presentasi

MAKALAH

Antibacterial Chemotherapy and Drug Resistence in Aquaculture

KELOMPOK 4EVY SUSANTI S (I1 A3 12 004)LD. MARSIDIN (I1 A3 12 002)TRI SELVIANTI P.B (I1 A3 12 016)LIANTI (I1 A3 11 022)LA DENI (I1 A3 12 0

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN KONSENTRASI ABALONFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI

2015

Page 2: makalah presentasi

PENDAHULUAN

Saat ini industri akuakultur berkembang sangat pesat didunia yang ditandai

dengan peningkatan yang sangat besar pada produksi ikan dan kerang-kerangan.

Diperkirakan sekitar 15 miliar ton/tahun dan menunjukkan kira-kira 12 % dari

total konsumsi dunia Produksi akuakultur dunia akan spesies yang potensial

mencapai 20 % tiap tahunnya dengan permintaan konsumen akan makanan laut

mencapai lebih dari 80 miliar ton. Sejalan dengan peningkatan tersebut, masalah

lain timbul pada kegiatan budidaya akuakultur secara intensiv yaitu meningkatnya

penyakit yang dihadapi para pembudidaya. Peningkatan bahan organik pada air

terhadap pemeliharaan dan pemberian pakan buatan dan kepadatan tinggi dapat

membuat ikan sterss dan menyumbang banyak penyakit.

Masalah penyakit dapat merupakan kendala utama karena dapat merugikan

usaha budidaya seperti penurunan produksi, penurunan kualitas air dan bahkan

kematian total (Diani, 1991).Penyakit dapat disebabkan oleh beberapa jenis

patogen seperti, virus, parasit, jamus dan bakteri, beberapa jenis bakteri yang

umum menyerang ikan air tawar seperti Aeromonas sp, dan Streptococcus sp

(Post, 1987; Austin dan Austin 1993). Penyakit yang disebabkan oleh bakteri

memperlihatkan gejala-gejala seperti kehilangan nafsu makan, luka-luka pada

permukaan tubuh, pendarahan pada insang, perut membesar berisi cairan, sisik

lepas, sirip ekor lepas, jika dilakukan pembedahan akan terlihat pembengkakan.

dan kerusakan pada hati, ginjal dan limpa (Post, 1987; Austin dan Austin, 1993).

Penyakit bakteri ini dapat menyebabkan kematian diatas 80% dalam waktu relatif

singkat (Kamiso dan Trianto, 1993).

Page 3: makalah presentasi

Penyakit ikan muncul akibat ketidakserasian antara ikan sebagai inang

patogen (mikro organisme penyebab penyakit) serta lingkungan (Post, 1987).

Sistem pertahanan tubuh ikan dapat terganggu akibat adanya perubahan

lingkungan serta berkembangnya patogen dalam suatu wadah budidaya (Ashari,

2014). Ikan merupakan sumber makanan yang kaya akan kandungan gizi Seperti

kandungan protein, lemak, vitamin dan mineral. Ikan dapat digunakan sebagai

bahan obat- obatan, pakan ternak dan lainnya dan mudah dicerna. Ikan adalah

sumber pangan yang mudah rusak karena sangat cocok untuk pertumbuhan

mikroba baik patogen maupun nonpatogen. Gangguan tersebut dapat berupa

pencemaran lingkungan, pencemaran makanan dan minuman, serta penularan

penyakit yang mengakibatkan infeksi (Angraeni, 2013).

Penyakit merupakan salah satu kendala dalam budidaya ikan yang dapat

menyebabkan penurunan tingkat produksi ikan (Dewi, 2011). Perkembangan

suatu penyakit dalam akuakultur meliputi suatu interaksi yang kompleks antara

tingkat virulensi patogen, derajat imunitas inang, kondisi fisiologis dan genetik

hewan, stress dan padat tebaran (Irianto, 2004). Gangguan penyakit pada budidaya

ikan merupakan risiko biologis yang harus selalu diantisipasi. Hal ini mendorong

adanya aplikasi pengelolaan kesehatan yang terintegrasi dan berkesinambungan

pada budidaya ikan (Purwaningsih & Taukhid, 2010).

Page 4: makalah presentasi

PEMBAHASAN

Kemoterapi antibakteri telah digunakan pada akuakultur sejak 50 tahun

sejak percobaan pada pemanfaatan sulphonamides pada treatment furuncolosis

pada trout. Pada tahun 1946 nitrofurans dimanfaatkan pertama kali untuk

perlawanan furuncolosis pada trout. Furazolidone dan nitropiranol dimanfaatkan

secara luas pada eropa dan jepang. Diantara penyakit yang signifikan pada

kegiatan akuakultur, bakteri merupakan golongan yang sangat tinggi . Dan telah

didapatkan strategi pencegahan pada kontrol infeksi dan reaksi antibakteri yang

sangat besar. Chloramphenicol telah ditemukan sebagai penghambat yang efektif

pada inveksi yang disebabkan Aeromonas dan Pseudomonas dan telah

dimanfaatkan secara luas pada eropa dan asia. Kemoterapi antibakteri telah

digunakan pada akuakultur sejak 50 tahun sejak percobaan pada pemanfaatan

sulphonamides pada treatment furuncolosis pada trout.Pada tahun 1946

nitrofurans dimanfaatkan pertama kali untuk perlawanan furuncolosis pada trout.

Furazolidone dan nitropiranol dimanfaatkan secara luas pada eropa dan jepang.

Perlawanan isolat semua bakteri patogen ikan telah dilaporkan kepada satu

atau lebih dari kemoterapi yang digunakan dalam budidaya semua bakteri

penyebab patogen pada ikan telah dilaporkan kepada satu atau lebih dari

kemoterapi yang digunakan dalam budidaya. Data tentang bakteri patogen pada

ikan atau kemoterapi yang digunakan dalam budidaya (Aoki, 1992) telah

dikumpulkan dari negara-negara yang mewakili budidaya diseluruh dunia (Inggris

et al, 1991, Aoki dan Kitao 1985).

Page 5: makalah presentasi

Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibat adanya gangguan

faktor yang bukan patogen. Penyakit noninfeksi tidak menular. Penyakit non-

infeksi yang banyak ditemukan adalah keracunan dan kekurangan gizi. Keracunan

dapat disebabkan oleh pemberian pakan yang berjamur, berkuman dan

pencemaran lingkungan perairan. Faktor yang menyebabkan penyakit pada ikan :

A. Akibat Lingkungan

Penyakit akibat lingkungan pada ikan masih sering terjadi. Penyakit ini

berdasarkan pada penyebabnya dibedakan menjadi 2 golongan yaitu yang

disebabkan oleh faktor abiotik dan biotik.

1.  Faktor Abiotik

a. Suhu/temperatur

Selain suhu yang tinggi pada daerah tropis, masalah yang sering ditemukan

adalah masalah perubahan suhu yang terlalu ekstrim akibat pengaruh musim,

misalnya musim kemarau. Suhu rendah akan menyebabkan kecepatan

metabolisme turun sehingga nafsu makan ikan jadi menurun.

Suhu dingin dibawah suhu optimum akan berpengaruh pada penekanan

kekebalan pada ikan. Suhu optimum tersebut akan berbeda bagi masing-masing

jenis ikan hias.

b. pH

pH air yang dibutuhkan oleh ikan akan bervariasi tergantung pada jenis ikan

tersebut. Pada umunya ikan akan toleran terhadap range pH tertentu, misalnya

untuk ikan hias jenis Koi dan koki range pH nya antara 6,2 sampai 9,2. pH air

yang ekstrim dibawah atau diatas pH optimum akan mengakibatkan gangguan

Page 6: makalah presentasi

pada kesehatan ikan. pH optimum akan bervariasi tergantung pada jenis ikan.

Efek langsung dari pH rendah dan pH yang terlalu tinggi adalah berupa kerusakan

sel epitel, baik kulit maupun insang, hal ini akan mengganggu pada proses

penyerapan oksigen terutama bagi ikan yang bernafas dengan menggunakan

insang.

c. Kesadahan

Kesadahan pada lingkungan pembudidaya ikan hias dikenal dengan istilah air

lunak dan air keras. Nilai kesadahan air pada air biasanya ditentukan dengan

kandungan kalsium karbonat atau magnesium. Tingkatan nilai kesadahan untuk

air dapat dibedakan menjadi air yang lunak (kesadahan rendah), air yang sedang,

dan air yang keras atau kesadahan tinggi dan sangta keras. Tiap jenis ikan

terutama ikan hias memerlukan kesadahan air yang tidak sama. Ikan neon tetra

misalnya memerlukan kesadahan air yang rendah apabila dibandingkan dengan

ikan hias dari golongan siklid.

d. Bahan cemaran

Bahan cemaran biasanya berasal dari sumber air yang digunakan pada suatu

usaha budidaya ikan terutama, yang menggunakan sumber air dari sungai atau

perairan umum lainnya.

Cemaran bisa berasal dari   limbah domestik maupun limbah industri. Bahan

cemaran dapat berupa bahan beracun dan logam berat. Bahan cemaran tersebut

secara langsung dapat mematikan atau bisa juga melemahkan ikan. Pada cemaran

konsentrasi rendah yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama akan

menimbulkan efek yang tidak mematikan ikan tetapi mengganggu proses

Page 7: makalah presentasi

kehidupan ikan (sublethal) hal ini akan mengganggu kesehatan ikan. Pada kondisi

demikian ikan akan mudah terinfeksi oleh segala macam penyakit-penyakit

misalnya penyakit akibat infeksi jamur dan bakteri.

2. Faktor Abiotik

Algae yang menutupi permukaan air akan mengganggu proses pernafasan

ikan. Sedangkan algae yang tumbuh dalam air akan berpengaruh pada pergerakan

ikan. Ikan akan terperangkap pada algae tersebut. Selain itu algae sel tunggal yang

berupa filament akan masuk kedalam lembar insang dan akan mengganggu pada

proses pernafasan ikan, sehingga ikan lama kelamaan akan mengalami

kekurangan oksigen. Beberapa algae yang biasanya tumbuh berlebih (blooming)

akan berpengaruh pada pengurangan kandungan oksigen dalam air baik dari

aktivitas fotosintesa terutama pada waktu malam hari. Akibat dari aktivitas

pembusukan algae akan menimbulkan bahan beracun seperti amoniak. Selain itu

beberapa algae akan bersifat racun bagi ikan misalnya dari jenis Mycrocystis

aeruginosa. Cara pencegahan : Menjaga agar kualitas air tetap optimum bagi

kebutuhan ikan yang dibudidayakan, juga berarti menjaga kesehatan ikan dan

mencegah serangan penyakit. Kualitas air yang optimum dapat dipertahankan dari

kegiatan memilih lokasi yang ideal, menggunakan dan membuat wadah budidaya

yang cocok, dan melaksanakan pengololaan usaha budidaya ikan secara benar,

seperti memilih benih yang berkualitas, pemberian pakan yang cukup dan

bermutu serta tepat waktu, pergantian air, pengelolaan tanah, dan sebagainya.

Page 8: makalah presentasi

B. Penyakit Nutrisi

Pakan ikan harus mengandung cukup protein karena protein yang dibutuhkan

oleh ikan relatif tinggi. Kekurangan protein akan menurunkan daya tahan tubuh

ikan terhadap penyakit. Selain itu pertumbuhan juga terganggu.  Kekurangan

vitamin pada ikan juga mengakibatkan kelainan2 pada tubuh ikan, baik kelainan

bentuk tubuh atau kelainan fungsi fisiologi.

Selain kekurangan protein dan gizi sebagai penyebab mudahnya ikan terserang

penyakit, pemberian makanan juga mengakibatkan hal yang sama. Ada dua

kejadian yang berbahaya bila ikan diberikan pakan yang berlebihan, yaitu ikan

mengalami kekenyangan yang berlebihan sehingga usus ikan mudah pecah dan

penurunan kualitas air.

Pakan yang berlebihan yang tidak habis dimakan oleh ikan akan tertimbun

didasar kolam dan tambak. Dengan demikian akan mempercepat penurunan

kualitas air, karena pakan merupakan sumbernbahan organik yang mengalami

dekomposisi (terutama protein) akan menjadi ammonia. Sedangkan konsentrasi

ammonia yang berlebihan dapat menyebabkan timbulnya keracunan pada ikan.

Salah satu contoh penyakit akibat kesalahan dari pemberian pakan yaitu:

- Penyakit kuning (Jaundice), penyakit ini akibat dari kesalahan nutrisi

pakan. Penyebabnya antara lain kualitas pakan yang buruk, seperti telah

kadaluarsa atau pakan disimpan di tempat lembab sehingga pakan rusak.

Beberapa keterangan mengatakan jaundice bisa disebabkan oleh

pemberian jeroan atau ikan rucah secara kontinyu. Keterangan lain

Page 9: makalah presentasi

mengatakan serangan jaundice bisa datang apabila dalam air kolam

banyak terdapat alga merah.

Cara pencegahan : dengan memberikan ikan makanan yang mengandung

gizi lengkap, tidak kelebihan gizi, pemberian makanan cukup, tepat waktu, dan

makanan tidak mengandung bahan beracun.

C. Genetik

Perkawinan kekerabatan pada ikan dapat menimbulkan masalah pada

penurunan daya tahan tubuh terhadap infeksi suatu penyakit. Hal ini disebabkan

karena miskinnya variasi genetik dalam tubuh ikan itu sendiri. Kelainan lain yang

ditimbulkan karena perkawinan kekerabatan yaitu tutup insang tidak bisa tertutup

dengan sempurna, sehingga hal tersebut akan mengganggu proses pernafasan

ikan, lama kelamaan ikan mengalami kekurangan darah akibat rusaknya sistem

pembuat darah karena minimnya oksigen yang dipasok pada jaringan pembuat

darah.

D. Memar dan luka

Ikan mengalami memar dan luka karena saling mengigit atau penangganan

yang kurang baik. Penyakit ulcus syndrome pada ikan kerapu yang

diidentifikasikan disebabkan oleh bakteri vibrio sp. (vibriosis) berawal dari

memar dan luka pada ikan. Selama pengangkutan perlu diperhatikan agar kondisi

lingkungan dalam media pengangkut tetap baik, sehingga ikan tidak mengalami

gangguan. Untuk menjaga kondisi media pengangkut tetap baik, perlu

diperhatikan waktu pengangkutan, jumlah ikan yang diangkut, dan jarak yang

ditempuh.

Page 10: makalah presentasi

Di dalam wadah pengangkut, ukuran ikan harus seragam, terutama ikan-ikan

yang mempunyai sifat kanibal (saling memangsa) seperti ikan kerapu, kakap,

kuwe, gabus, dan ikan-ikan karnivor lainya. Hal ini perlu diperhatikan agar tidak

terjadi saling menyerang antara ikan yang dapat menyebabkan memar dan luka

pada ikan. Sebab ikan yang memar dan luka hanya cepat stres, tetapi bagian tubuh

yang memar dan luka merupakan media potensial untuk diserang penyakit.

Cara pencegahan : menjaga kondisi media pengangkut tetap baik, perlu

diperhatikan waktu pengangkutan, jumlah ikan dan ukuran ikan sebaiknya

seragam dan jarak yang ditempuh.

E. Cacat

Ikan cacat akan kesulitan memperoleh makanan, baik karena pergerakannya

lambat atau karena kecacatannya sehingga mengalami kekerdilan. Dan karena itu,

sulit bersaing terutama dalam memperoleh makanan. Walaupun demikian ikan

cacat bukan hanya merupakan penyakit (non-infeksi) bawaan, tetapi juga karena

perlakuan pembenih yang tidak tepat. Misalnya, ikan yang mempunyai kebiasaan

memakan makanan di dasar perairan, oleh pembenih diberikan makanan terapung.

Perlakuan seperti ini akan menyebabkan ikan menderita mata juling. Begitu juga

ikan yang mengalami pembengkokan tulang. Mungkin saja telur ikan ditetaskan

terserang penyakit terlebih dahulu sebelum menetas. Oleh karena itu, pembenih

juga harus dapat memastikan media air yang digunakan maupun telur yang

hendak ditetaskan adalah dalam kondisi optimal.

Pada intinya, mencegah penyakit dapat dilakukan melalui manajemen

budidaya secara menyeluruh, termasuk di dalamnya penerapan padat tebar yang

Page 11: makalah presentasi

disesuaikan dengan daya dukung lahan, melaksanakan manajemen lingkungan dan

manajemen pakan. Manajemen lingkungan yang dimaksud adalah menjaga

lingkungan perairan supaya selalu berada dalam kondisi yang kondusif bagi

kehidupan ikan dan tidak banyak menimbulkan tekanan. Pakan yang diberikan

pada ikan harus tepat mutu, tepat jumlah, tepat waktu pemberian dan tepat ukuran.

Beberapa contoh jenis penyakit pada ikan yang disebabkan karena faktor non

infeksi :

- Soft shell syndrome

Penyebab Kualitas air : goncangan salinitas tinggi, goncangan pH tinggi,

alkalinitas rendah, kandungan fosfat rendah, dasar tambak terlalu kotor, polusi

dan kualitas pakan (kekurangan nutrisi tertentu). PenangananMemperbaiki

kualitas air (ganti air, probiotik, dolomite, SP-36) Pembersihan dasar dengan

sifon, pemberian zeolite dan probiotik)

- insang hitam (black gill disease)

Penyebab Kotoran, bahan organik (lumpur) yang melekat pada insang,

Dasar tambak yang kotor, setting aerator yang tidak tepat dan Kualitas air yang

tidak stabil (sering terjadi kematian plankton). Penanganan Meganti air

secukupnya, Berikan probiotik, Memperbaiki setting kincir, mengurangi pakan

- Red disease

Udang berwarna kemerahan, kaki dan ekor  kemerahan, insang kemerahan.

Penyebab Kualitas air yang kurang baik (DO rendah, NH3, NO2-, Fe), bahan

organik terlalu tinggi dan kualitas pakan kurang baik (terlalu lama, berjamur)

Page 12: makalah presentasi

Penanganan Memberikan pakan berkualitas baik (baru) dan memperbaiki kualitas

air.

- Kram (cramped tail disease)

Udang kram saat anco diangkat atau udang dijala, udang mudah stress

Penyebab Goncangan suhu / salinitas tinggi, Perbedaan suhu (kualitas air antara

dasar dan permukaan tinggi) dan kekurangan mineral tertentu. Penanganan

Mengoperasikan kincir siang dan malam hari, Memberikan vitamin (terutama vit

C dan B) dan memberikan mineral melalui pakan.

- Emboli (Gas bubble disease)

Karena kelarutan gas dalam air lewat jenuh baik gas Nitrogen atau Oksigen

Bila karena Oksigen tidak menimbulkan kematian, tetapi bila karena N2, dapat

menyebabkan kematian. 

- Bercak hitam pada kulit

Ada bercak hitam pada permukaan kulit, bekas luka Penyebab Udang sering

lompat (tumburan) karena terlalu padat, kualitas air kurang baik, suspensi tanah

dan Infeksi bakteri. Penanganan Memperbaiki kualitas air Hidupkan kincir siang-

malam, mengurangi kepadatan, Melapisi tambak dengan plastik/HDPE, atau

disemen

- Toksin

Sumber pencemaran dari lingkungan : pestisida, herbisida, insektisida, logam

berat, Dari pakan : aflatoksin (dari pakan rusak atau kedaluwarsa) Biotoxin : dari

algae (blue green algae dan dinoflagellata).

Page 13: makalah presentasi

- Udang pucat (putih keruh), kebiruan

Udang putih polos, pucat atau kebiruan Penyebab : Suspensi tanah tinggi,

Kurang oksigen Penanganan : Melapisi tambak dengan semen atau plastik HDPE

atau pasir dan mengurangi padat penebaran.

F. Mekanisme Resistensi

Resistensi sel mikroba adalah suatu sifat tidak terganggunya sel mikroba

oleh Antimikroba. Resistensi mikrobia terhadap obat terjadi akibat perubahan

genetik dan dilanjutkan serangkaian proses seleksi oleh obat Antimikroba. Faktor

yang memengaruhi sifat resistensi mikroba terhadap antimikroba terdapat pada

unsur yang bersifat genetik seperti DNA, plasmid dan kromosom. Didasarkan

pada lokasi unsur dikenal menjadi 3 macam resistensi yaitu:

1. Resistensi kromosomal Terjadi akibat mutasi spontan dalam lokus yang

mengatur kepekaan obat antimikrobia yang diberikan. Adanya

antimikroba sebagai mekanisme selektif yakni membunuh bakteri yang

peka dan membiarkan tumbuh bakteri yang resisten (Jawetz, 2001).

2. Resistensi ekstra-kromosomal Bakteri seringkali berisi materi genetic

yang disebut plasmid. Faktor R adalah kelompok plasmid yang

membawa gen resistensi terhadap satu atau beberapa obat antimikrobia

Page 14: makalah presentasi

dan logam berat. Gen plasmid untuk resistensi antimikrobia mengontrol

pembentukan enzim yang mampu merusak antimikrobia (Jawetz, 2001)

3. Resistensi silang adalah Keadaan resistensi terhadap antimikroba

tertentu yang juga memperlihatkan sifat resistensi terhadap antimikroba

yang lain. Biasanya terjadi antara antimikroba yang memiliki struktur

kimia hampir sama (derivat tetrasiklin) atau antara antimikroba dengan

struktur kimia yang berbeda dengan mekanisme aksi yang hampir sama

(Setiabudy dan Gan, 1995).

G. Muncunya Resistensi Baru Terhadap Antibiotik

• Penggunaan obat baru pertama dari resistensi telah diperkenalkan dalam

sejarah budidaya sperti penggunaan kuinolon dan asam Oxolinic, telah

dilakukan di eropa pada tahun 1983.

• Pada awalnya pengobatan pasteurellosis sangat sukses yang dilakukan di

Jepang. Pada tahun 1982 ditemukan obat resistan baru dan meluas sampai

sekarang.

Page 15: makalah presentasi

Pencegahan penyakit dilakukan dengan kontrol lingkungan yang dapat

menjamin kualitas optimal dari air, metode pemberian pakan yang baik dan padat

penyebaran dari organisme. Vaksinasi Prophylactic diakui memiliki potensi yang

sangat tinggi terhadap kegiatan akuakultur. Di Negara barat dan Jepang , vaksinasi

terhadap Vibriosis dan Furucolosis dilakukan pada Ikan salmon dan Rainbow

trout. Aplikasi dari immnostimulan dapat mempertinggi pertahanan ikan terhdap

penyakit. Hal ini digunakan sebagai perlawanan yang efektif terhadap virus dan

bakteri terhadap berbagai spesies ikan. Diantara penyakit yang signifikan pada

kegiatan akuakultur, bakteri merupakan golongan yang sangat tinggi. Dan telah

didapatkan strategi pencegahan pada kontrol infeksi dan reaksi antibakteri yang

sangat besar. Chloramphenicol telah ditemukan sebagai penghambat yang efektif

pada inveksi yang disebabkan Aeromonas dan Pseudomonas dan telah

dimanfaatkan secara luas pada eropa dan asia.

Penggunaan antibiotik sangat penting dalam mencegah kurugian komersial

perusahaan budidaya. Dalam literatur ilmiah resistensi antibiotik banyak

dilaporkan untuk semua patogen ikan dengan pendapat bahwa kejadian ini

dikhawatirkan akan berdampak pada lingkungan masyarakat (Weston, 1994).

Perlawanan isolat semua bakteri patogen ikan telah dilaporkan kepada satu

atau lebih dari kemoterapi yang digunakan dalam budidaya semua bakteri

penyebab patogen pada ikan telah dilaporkan kepada satu atau lebih dari

kemoterapi yang digunakan dalam budidaya. Data tentang bakteri patogen pada

ikan atau kemoterapi yang digunakan dalam budidaya (Aoki, 1992) telah

Page 16: makalah presentasi

dikumpulkan dari negara-negara yang mewakili budidaya diseluruh dunia (Inggris

et al, 1991, Aoki dan Kitao 1985).

(Mecarthy, et al., 1993) faktor yang efektif dalam pemberantasan patogen

adalah dgn kuantitas pakan serta obat kemudian diberikan terhadap individu ikan

dan melihat perkembangan yang terjadi terhadap populasi lainnya. Dalam uji coba

ini ada beberapa variasi yang terjadi dalam asupan asam Oxolinic antara individu

sehat. Ketidakrataan dari penyerapan obat merupakan faktor utama dalam

penyembuhan. Dalam studi tentang pengobatan amoksisilin dari furunkulosis di

Atlantic pada salmon, di temukan perbedaan besar antara kadar serum obat dalam

populasi ikan yang menerima perlakuan yang sama..