Top Banner

of 39

Makalah Ppia Wahyu

Jul 07, 2018

Download

Documents

mrdekaspider
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    1/39

    MAKALAH

    PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK 

    ( PPIA )

    Oleh :

    WAHYU UJI PRASETYO

    PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN (NON REGULER)

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

    BINA PERMATA MEDIKA

    TANGERANG

    2015

    1

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    2/39

    KATA PENGANTAR 

    Salah satu faktor resiko penularan HIV ( Human Immunodeficiency Virus)

    adalah penularan dari ibu pengidap HIV kepada anak, baik selama kehamilan,

     persalinan maupun selama menyusui. Hingga saat ini kejadian penularan dari ibu

    ke anak sudah menapai !," persen dari seluruh kasus HIV#$I%S yang dilaporkan

    di Indonesia.

    &paya untuk menegah terjadinya penularan HIV dari ibu ke anak adalah

    dengan melaksanakan kegiatan ' prong yang merujuk pada rekomendasi HO

    tahun !*, dimana pada dasarnya semua ibu hamil dita+arkan tes HIV,

     pemberian antiretroiral ($-V) pada ibu hamil HIV positif, pemilihan kontrasepsi

    yang sesuai untuk perempuan HIV positif, pemilihan persalinan aman untuk ibu

    hamil HIV positif, dan pemberian makanan terbaik bagi bayi yang lahir dari ibu

    HIV positif.

    erima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada semua pihak atas

    segala bantuan yang telah diberikan, sehingga /edoman /enegahan /enularan

    HIV dari Ibu ke $nak ini dapat dimanfaatkan dengan baik.

    1

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    3/39

    DAFTAR ISI

    Halaman

    0$$ /123$2$- ............................................................................................*%$4$- ISI.........................................................................................................!

    BAB I PENDAHULUAN

    $. 5atar 6elakang ..................................................................................................'

    6. Infeksi HIV, Sifilis dan /enyakit I7S lainnya ................................................ 8

    9. 0ebijakan dan Strategi Implementasi 0egiatan //I$ 0omprehensif................ "

    %. ujuan /edoman /enegahan /enularan HIV dari Ibu ke $nak ......................

    1. Sasaran ............................................................................................................*

    BAB II PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK

    $. Informasi %asar HIV.......................................................................................**

    6. /erjalanan Infeksi HIV ...................................................................................**

    9. 9ara /enularan HIV.........................................................................................*!

    %. 4aktor yang berperan dalam penularan HIV dari ibu ke anak.........................*;

    1. aktu dan -isiko /enularan HIV dari Ibu ke $nak .......................................*8

    BAB III PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK

    $. /rong *: /enegahan penularan HIV pada perempuan usia reproduksi..........*<

    6. /rong !: /enegahan kehamilan yang tidak direnanakan pada perempuan

    dengan HIV .....................................................................................................*<

    9. /rong ;: /enegahan penularan HIV dari ibu hamil dengan HIV ke bayi yang

    dikandungnya ..................................................................................................*

    %. /rong ': /emberian %ukungan /sikologis, Sosial dan /era+atan kepada Ibu

    dengan HIV beserta $nak dan 0eluarganya....................................................!

    BAB IV JEJARING PPIA ...............................................................................;! 

    BAB V MONITORING DAN EVALUASI PPIA

    $. 7onitoring 1aluasi dan /enjaminan 7utu 5ayanan.....................................;8

    6. /elaporan.........................................................................................................;8

    2

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    4/39

    BAB VI PENUTUP ............................................................................................;<

    DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................;=

    3

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    5/39

    BAB I

    PENDAHULUAN

    $. 5atar 6elakang

    Sejumlah negara berkembang HIV#$I%S merupakan penyebab utama

    kematian perempuan usia reproduksi. Infeksi HIV pada ibu hamil dapat

    menganam kehidupan ibu serta ibu dapat menularkan irus kepada bayinya.

    >umlah perempuan yang terinfeksi HIV dari tahun ke tahun semakin

    meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah laki#laki yang melakukan

    hubungan seksual tidak aman, yang selanjutnya akan menularkan pada

     pasangan seksualnya. /ada ibu hamil, HIV bukan hanya merupakan anaman

     bagi keselamatan ji+a ibu, tetapi juga merupakan anaman bagi anak yang

    dikandungnya karena penularan yang terjadi dari ibu ke bayinya.

    Virus HIV dapat ditularkan dari ibu HIV kepada anaknya selama masa

    kehamilan, pada saat persalinan atau pada saat menyusui. /enegahan

    /enularan HIV dari Ibu ke $nak (//I$) telah terbukti sebagai interensi yang

    sangat efektif untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak. %i negara maju

    risiko penularan dari ibu ke anak dapat ditekan hingga kurang dari !? karena

    layanan //I$ tersedia dan dilaksanakan seara optimal. 2amun di negara

     berkembang atau negara miskin, dengan minimnya akses terhadap pelayanan.

    Ibu hamil dengan HIV mempunyai risiko sangat tinggi untuk sakit

    uberkulosis (6) oleh karena itu, pemeriksaan dan diagnosis 6 harus

    menjadi satu paket kegiatan yang tak dapat dipisahkan dari paket program

    //I$. -isiko sakit 6 pada bumil HIV * kali lebih besar dibanding bumil

    lainnya yang tidak HIV. 0ajian determinan kematian maternal di lima region

    di Indonesia (0emenkes dan &24/$) menunjukkan bah+a kematian Ibu

    karena 6 menunjukkan angka ',*?, merupakan salah satu penyebab

    kematian utama dalam deretan sebab kematian non maternal.

    erapi antiretroiral menurunkan risiko 6 sampai "8? dengan tanpa

    memperhitungkan berapa hasil pemeriksaan 9%'. Oleh karena itu, kombinasi

     pemberian $-V seara dini dengan pemeriksaan 6 seara reguler di tiap

    fasyankes, memberikan hasil jauh lebih baik dalam menegah kematian Ibu

    dan $nak.

    4

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    6/39

    Sebagian besar infeksi HIV dapat diegah dengan upaya penegahan

     penularan dari ibu#ke#anak yang komprehensif dan efektif di fasilitas

     pelayanan kesehatan. &paya penegahan penularan HIV dari ibu ke anak yang

    komprehensif meliputi empat pilaratau komponen, yang dikenal sebagai

    @ prong A.

    -enana $ksi 2asional ini disusun dengan merujuk pada -enana

    /embangunan >angka 7enengah nasional dan -enana Stratejik 0ementerian

    0esehatan !*#!*' dengan memperhatkan prioritas nasional dalam

     penapaian 7ilenium %eelopment dan perkiraan berlanjutnya 1pidemi HIV

    di Indonesia

    Sebagai salah satu bagian dari empat sasaran pembangunan 0esehatanyang pertama yaitu @7enurunnya disparitas status kesehatan dan giBi

    masyarakat antar +ilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta genderA,

    disusunlah -enana $ksi 2asional /enegahan /enularan HIV dari Ibu ke

    $nak ini, yang akan dilaksanakan pada tahun !*; C !*

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    7/39

    7enegah dan mengobati I7S dapat mengurangi risiko penularan HIV

    melalui hubungan seks. $danya I7S dalam bentuk ulserasi ataupun inflamasi

    akan meningkatkan risiko masuknya infeksi HIV saat melakukan hubungan

    seks tanpa pelindung antara seorang yang sudah menderita I7S dengan

     pasangannya yang belum tertular. 3ejala I7S pada +anita merupakan tanda

    untuk mena+arkan tes HIV pada klien.

    /enegahan penularan HIV, penyakit I7S dan sifilis dari ibu ke bayi

    mempunyai kelompok sasaran dan penyedia layanan yang sama, yaitu

     perempuan usia reproduksi, ibu hamil dan layanan 0I$D06, kesehatan

    reproduksi dan kesehatan remaja. &ntuk itu upaya penegahan penularan HIV

    dan sifilis serta penyakit I7S lainnya dari ibu ke anak akan dilaksanakan

    seara terintegrasi di layanan 0I$, 06, kesehatan reproduksi dan remaja

    seara terpadu di pelayanan dasar dan rujukan menuju eliminasi penularan

    HIV dan sifilis dari ibu ke anak.

    9. 0ebijakan dan Strategi Implementasi 0egiatan //I$ 0omprehensif 

    /enegahan /enularan HIV dari Ibu ke $nak (//I$) atau Prevention of 

     Mother-to Child Transmission (/79) merupakan bagian dari upaya

     pengendalian HIV#$I%S  dan Infeksi 7enular Seksual (I7S) di Indonesia

    serta /rogram 0esehatan Ibu dan $nak (0I$). 5ayanan //I$ diintegrasikan

    dengan paket layanan 0I$, 06, kesehatan reproduksi, dan kesehatan remaja

    di setiap jenjang pelayanan kesehatan dalam Strategi 5ayanan 0omprehensif 

    6erkesinambungan (506) HIV#$I%S dan I7S.

    0ebijakan /rogram 2asional /engendalian HIV#$I%S dan I7S untuk 

    menegahpenularan HIV dari ibu ke anak meliputi:

    *. /enegahan /enularan HIV dari Ibu ke $nak dilaksanakan oleh

    seluruh fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun s+asta

    sebagai bagian dari 5ayanan 0omprehensif 6erkesinambungan dan

    menitikberatkan pada upaya promotif dan preentif.

    !. /enegahan penularan HIV dari ibu ke anak diprioritaskan pada

    daerah dengan epidemi HIV meluas dan terkonsentrasi, sedangkan

    upaya penegahan I7S dan eliminasi sifilis kongenital dapat

    6

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    8/39

    dilaksanakan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan

    rujukan tanpa melihat tingkat epidemi HIV.

    ;. 7emaksimalkan kesempatan tes HIV dan sifilis bagi perempuan usia

    reproduksi (seksual aktif), ibu hamil dan pasangannya dengan

     penyediaan tes diagnosis epat HIV dan sifilisE memperkuat jejaring

    rujukan layanan HIV dan I7S (termasuk akses pengobatan $-V)E

    dan pengintegrasian kegiatan //I$ ke layanan 0I$, 06, kesehatan

    reproduksi, dan kesehatan remaja.

    '. /endekatan interensi struktural, dengan melibatkan masyarakat dan

     pemangku kepentingan dalam bentuk adokasi sektor terkait untuk 

     peningkatan kapasitas dan pengembangan kebijakan yang mendukung

     pelaksanaan program.

    8. /eran aktif berbagai pihak termasuk mobilisasi masyarakat dalam

     perenanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengembangan upaya

    //I$

    /engembangan strategi implementasi //I$ merupakan bagian dari

    tujuan utama pengendalian HIV#$I%S, yaitu untuk menurunkan kasus HIV

    serendah mungkin dengan menurunnya jumlah infeksi HIV baru, mengurangi

    stigma dan diskriminasi, serta menurunnya kematian akibat $I%S (Getting to

     Zero). /elaksanaan //I$ perlu memperhatikan hal#hal berikut:

    *. Semua perempuan yang datang ke pelayanan 0I$, 06, dan kesehatan

    reproduksi, dan kesehatan remaja bisa mendapatkan informasi terkait

    reproduksi sehat, penyakit I7SD HIV, dan penegahan penularan HIV

    dari ibu ke anak selama masa kehamilan dan menyusui.!. es HIV, skrining I7S dan tes sifilis merupakan pemeriksaan yang

    +ajib dita+arkan kepada semua ibu hamil pada daerah epidemi HIV

    meluas dan terkonsentrasi yang datang ke layanan 0I$D06. %i

    layanan 0I$ tes HIV, skrining I7S dan tes sifilis dita+arkan sebagai

     bagian dari paket pera+atan antenatal terpadu mulai kunjungan

    antenatal pertama hingga menjelang persalinan. $pabila ibu menolak 

    7

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    9/39

    untuk dites HIV, petugas dapat melaksanakan konseling pra#tes HIV

    atau merujuk ke layanan konseling dan testing sukarela.

    ;. 0onseling pasa tes bagi ibu yang hasil tesnya positif sedapatnya

    dilaksanakan bersamaan (couple conselling ), termasuk pemberian

    kondom sebagai alat penegahan penularan I7S dan HIV di fasilitas

     pelayanan kesehatan.

    '. /erlu partisipasi laki#laki dalam mendukung keberhasilan //I$.

    %engan memperhatikan hal tersebut di atas, kebijakan //I$ terintegrasi

    dalam/elayanan 0esehatan Ibu dan $nak yang komprehensif meliputi:

    *. /elaksanaan pelayanan penegahan penularan HIV dari ibu ke anak 

    (//I$) diintegrasikan pada layanan 0esehatan Ibu dan $nak (0I$),

    0eluarga 6erenana (06), dan konseling remaja di setiap jenjang

     pelayanan kesehatan dengan ekspansi seara bertahap, dengan

    melibatkan peran s+asta serta 5S7.

    !. /elaksanaan kegiatan //I$ terintegrasi dalam pelayanan 0I$

    merupakan bagian dari /rogram 2asional /engendalian HIV#$I%S

    dan I7S.

    ;. Setiap perempuan yang datang ke layanan 0I$, 06, dan kesehatan

    remaja harus mendapat informasi mengenai //I$.

    '. %i daerah epidemi HIV meluas dan terkonsentrasi, tenaga kesehatan

    di fasilitas pelayanan kesehatan +ajib mena+arkan tes HIV kepada

    semua ibu hamil seara inklusif pada pemeriksaan laboratorium rutin

    lainnya saat pemeriksaan antenatal atau menjelang persalinan.

    8. %i daerah epidemi HIV rendah, pena+aran tes HIV oleh tenagakesehatan diprioritaskan pada ibu hamil dengan I7S dan 6 seara

    inklusif pada pemeriksaan laboratorium rutin lainnya saat

     pemeriksaan antenatal atau menjelang persalinan.

    ". &ntuk daerah yang belum mempunyai tenaga kesehatan yang mampu

    atau ber+enang, pelayanan //I$ dapat dilakukan dengan ara:

    a) 7erujuk ibu hamil ke fasilitas pelayanan HIV yang memadaiE

    8

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    10/39

     b) /elimpahan +e+enang (task shifting ) kepada tenaga kesehatan

    yang terlatih. /enetapan daerah yang memerlukan task shifting

     petugas dilakukan oleh 0epala %inas 0esehatan setempat.

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    11/39

    /edoman ini ditujukan untuk semua pihak yang berkepentingan dalam upaya

     pengembangan penegahan penularan HIV dari ibu ke anak di Indonesia,

    termasuk:

    F enaga kesehatan, yaitu dokter, dokter spesialis, bidan, pera+at dan tenaga

    terkait lainnya yang bertugas di layanan kesehatan dasar dan rujukan,

    fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dan s+asta.

    F /engelola program dan petugas penatatan#pelaporan di layanan dasar dan

    rujukan, terutama layanan HIV#$I%S dan I7S, layanan 0I$, 06, kesehatan

    reproduksi, kesehatan remaja, baik di fasilitas pelayanan kesehatan milik 

     pemerintah maupun s+asta.

    F /emangku kepentingan ( stakeholder ) baik /emerintah maupun 2on

    /emerintah, yang terkait dengan penyediaan layanan HIV#$I%S dan I7S.

    F 0elompok profesi dan kelompok seminat bidang kesehatan terkait layanan

    kesehatan bagi O%H$, layanan 0I$, 06, kesehatan reproduksi, kesehatan

    remaja, I7S, dan layanan lainnya.

    BAB II

    PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK 

    $. Informasi %asar HIV

    10

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    12/39

     Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah irus yang menyebabkan

     penyakit $I%S yang termasuk kelompok retroirus. Seseorang yang terinfeksi

    HIV, akan mengalami infeksi seumur hidup. 0ebanyakan orang dengan

    HIVD$I%S (O%H$) tetap asimtomatik (tanpa tanda dan gejala dari suatu

     penyakit) untuk jangka +aktu lama. 7eski demikian, sebetulnya mereka telah

    dapat menulari orang lain.

    $I%S adalah singkatan dari  c!uired Immune "eficiency #yndrome.

    @ c!uired A artinya tidak diturunkan, tetapi didapatE @ ImmuneA adalah sistem

    daya tangkal atau kekebalan tubuh terhadap penyakitE @ "eficiencyA artinya

    tidak ukup atau kurangE dan @#yndromeA adalah kumpulan tanda dan gejala

     penyakit. $I%S adalah bentuk lanjut dari infeksi HIV, yang merupakan

    kumpulan gejala menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV berjalan

    sangat progresif merusak sistem kekebalan tubuh, sehingga penderita tidak 

    dapat menahan serangan infeksi jamur, bakteri atau irus. 0ebanyakan orang

    dengan HIV akan meninggal dalam beberapa tahun setelah tanda pertama

    $I%S munul bila tidak ada pelayanan dan terapi yang diberikan.

    6. /erjalanan Infeksi HIV

    Sesudah HIV memasuki tubuh seseorang, maka tubuh akan terinfeksi

    dan irus mulai mereplikasi diri dalam sel orang tersebut (terutama sel

    limfosit 9%' dan makrofag). Virus HIV akan mempengaruhi sistem

    kekebalan tubuh dengan menghasilkan antibody untuk HIV. 7asa antara

    masuknya infeksi dan terbentuknya antibodi yang dapat dideteksi melalui

     pemeriksaan laboratorium adalah selama !#*! minggu dan disebut masa

     jendela ($indo$ period ). Selama masa jendela, pasien sangat infeksius,

    mudah menularkan kepada orang lain, meski hasil pemeriksaan

    laboratoriumnya masih negatif. Hampir ;#8? orang mengalami masa

    infeksi akut pada masa infeksius ini, di mana gejala dan tanda yang biasanya

    timbul adalah: demam, pembesaran kelenjar getah bening, keringat malam,

    ruam kulit, sakit kepala dan batuk.

    Orang yang terinfeksi HIV dapat tetap tanpa gejala dan tanda

    (asimtomatik) untuk jangka +aktu ukup panjang bahkan sampai * tahun

    11

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    13/39

    atau lebih. 2amun orang tersebut dapat menularkan infeksinya kepada orang

    lain. 0ita hanya dapat mengetahui bah+a orang tersebut terinfeksi HIV dari

     pemeriksaan laboratorium antibodi HIV serum. Sesudah jangka +aktu

    tertentu, yang berariasi dari orang ke orang, irus memperbanyak diri seara

    epat dan diikuti dengan perusakan sel limfosit 9%' dan sel kekebalan

    lainnya sehingga terjadilah gejala berkurangnya daya tahan tubuh yang

     progresif. /rogresiitas tergantung pada beberapa faktor seperti: usia kurang

    dari 8 tahun atau di atas ' tahun, infeksi lainnya, dan faktor genetik.

    Infeksi, penyakit, dan keganasan dapat terjadi pada indiidu yang

    terinfeksi HIV. /enyakit yang berkaitan dengan menurunnya daya tahan tubuh

     pada orang yang terinfeksi HIV, misalnya infeksi tuberkulosis (6), herpes

    Boster (HSV), oral hairy cell leukoplakia  (OH5), oral candidiasis (O9),

     papular pruritic eruption (//1),  Pneumocystis carinii  pneumonia (/9/),

    cryptococcal meningitis (97), retinitis Cytomegalovirus (97V), dan

     Myco%acterium avium (7$9).

    9. 9ara /enularan HIV

     Human immunodeficiency virus (HIV) dapat masuk ke tubuh melalui

    tiga ara, yaitu melalui (*) hubungan seksual, (!) penggunaan jarum yang

    tidak steril atau terkontaminasi HIV, dan (;) penularan HIV dari ibu yang

    terinfeksi HIV ke janin dalam kandungannya, yang dikenal sebagai /enularan

    HIV dari Ibu ke $nak (//I$).

    *. Hubungan seksual

    /enularan melalui hubungan seksual adalah ara yang paling dominan

    dari semua ara penularan. /enularan melalui hubungan seksual dapat

    terjadi selama sanggama laki#laki dengan perempuan atau laki#laki dengan

    laki#laki. Sanggama berarti kontak seksual dengan penetrasi aginal, anal,

    atau oral antara dua indiidu. -isiko tertinggi adalah penetrasi aginal atau

    anal yang tak terlindung dari indiidu yang terinfeksi HIV. 0ontak seksual

    oral langsung (mulut ke penis atau mulut ke agina) termasuk dalam

    kategori risiko rendah tertular HIV. ingkatan risiko tergantung pada

     jumlah irus yang ke luar dan masuk ke dalam tubuh seseorang, seperti

    12

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    14/39

     pada luka sayatDgores dalam mulut, perdarahan gusi, dan atau penyakit gigi

    mulut atau pada alat genital.

    !. /ajanan oleh darah, produk darah, atau organ dan jaringan yang terinfeksi

    /enularan dari darah dapat terjadi jika darah donor tidak ditapis (uji

    saring) untuk pemeriksaan HIV, penggunaan ulang jarum dan semprit

    suntikan, atau penggunaan alat medik lainnya yang dapat menembus kulit.

    0ejadian di atas dapat terjadi pada semua pelayanan kesehatan, seperti

    rumah sakit, poliklinik, pengobatan tradisional melalui alat penusukDjarum,

     juga pada pengguna napBa suntik (penasun). /ajanan HIV pada organ dapat

     juga terjadi pada proses transplantasi jaringanDorgan di fasilitas pelayanan

    kesehatan.

    ;. /enularan dari ibu#ke#anak 

    5ebih dari ? anak yang terinfeksi HIV didapat dari ibunya. Virus

    dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada anaknya selama

    hamil, saat persalinan dan menyusui. anpa pengobatan yang tepat dan

    dini, setengah dari anak yang terinfeksi tersebut akan meninggal sebelum

    ulang tahun kedua

    %. 4aktor yang berperan dalam penularan HIV dari ibu ke anak 

    $da tiga faktor utama yang berpengaruh pada penularan HIV dari ibu ke

    anak, yaitu faktor ibu, bayiDanak, dan tindakan obstetrik.

    *. 4aktor Ibu

    F >umlah irus (viral load )

    >umlah irus HIV dalam darah ibu saat menjelang atau saat

     persalinan dan jumlah irus dalam air susu ibu ketika ibu menyusui

     bayinya sangat mempengaruhi penularan HIV dari ibu ke anak. -isiko

     penularan HIV menjadi sangat keil jika kadar HIV rendah (kurang dari

    *. kopiDml) dan sebaliknya jika kadar HIV di atas *. kopiDml.

    F >umlah sel 9%'

    Ibu dengan jumlah sel 9%' rendah lebih berisiko menularkan HIV

    ke bayinya. Semakin rendah jumlah sel 9%' risiko penularan HIV

    semakin besar.

    13

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    15/39

    F Status giBi selama hamil

    6erat badan rendah serta kekurangan itamin dan mineral selama

    hamil meningkatkan risiko ibu untuk menderita penyakit infeksi yang

    dapat meningkatkan jumlah irus dan risiko penularan HIV ke bayi.

    F /enyakit infeksi selama hamil

    /enyakit infeksi seperti sifilis, infeksi menular seksual,infeksi

    saluran reproduksi lainnya, malaria,dan tuberkulosis, berisiko

    meningkatkan jumlah irus dan risiko penularan HIV ke bayi.

    F 3angguan pada payudara

    3angguan pada payudara ibu dan penyakit lain, seperti mastitis,

    abses, dan luka di puting payudara dapat meningkatkan risiko penularan

    HIV melalui $SI.

    !. 4aktor 6ayi

    F &sia kehamilan dan berat badan bayi saat lahir 

    6ayi lahir prematur dengan berat badan lahir rendah (665-) lebih

    rentan tertular HIV karena sistem organ dan sistem kekebalan tubuhnya

     belum berkembang dengan baik.

    F /eriode pemberian $SI

    Semakin lama ibu menyusui, risiko penularan HIV ke bayi akan

    semakin besar.

    F $danya luka di mulut bayi

    6ayi dengn luka di mulutnya lebih berisiko tertular HIV ketika

    diberikan $SI.

    ;. 4aktor obstetrik 

    /ada saat persalinan, bayi terpapar darah dan lendir ibu di jalan lahir.4aktor obstetrik yang dapat meningkatkan risiko penularan HIV dari ibu

    ke anak selama persalinan adalah:

    F >enis persalinan

    -isiko penularan persalinan per aginam lebih besar daripada

     persalinan melalui bedah sesar (seksio sesaria).

    F 5ama persalinan

    14

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    16/39

    Semakin lama proses persalinan berlangsung, risiko penularan HIV

    dari ibu ke anak semakin tinggi, karena semakin lama terjadinya kontak 

    antara bayi dengan darah dan lendir ibu.

    F 0etuban peah lebih dari ' jam sebelum persalinan meningkatkan risiko

     penularan hingga dua kali lipat dibandingkan jika ketuban peah kurang

    dari ' jam.

    F indakan episiotomi, ekstraksi akum dan forseps meningkatkan risiko

     penularan HIV karena berpotensi melukai ibu atau bayi.

    1. aktu dan -isiko /enularan HIV dari Ibu ke $nak 

    /ada saat hamil, sirkulasi darah janin dan sirkulasi darah ibu dipisahkanoleh beberapa lapis sel yang terdapat di plasenta. /lasenta melindungi janin dari

    infeksi HIV. etapi, jika terjadi peradangan, infeksi ataupun kerusakan pada

     plasenta, maka HIV bisa menembus plasenta, sehingga terjadi penularan HIV dari

    ibu ke anak.

    /enularan HIV dari ibu ke anak pada umumnya terjadi pada saat

     persalinan dan pada saat menyusui. -isiko penularan HIV pada ibu yang tidak 

    mendapatkan penanganan //I$ saat hamil diperkirakan sekitar *8#'8?. -isiko

     penularan *8#;? terjadi pada saat hamil dan bersalin, sedangkan peningkatan

    risiko transmisi HIV sebesar *#!? dapat terjadi pada masa nifas dan menyusui

    $pabila ibu tidak menyusui bayinya, risiko penularan HIV menjadi !#

    ;? dan akan berkurang jika ibu mendapatkan pengobatan $-V. /emberian $-V

     jangka pendek dan $SI eksklusif memiliki risiko penularan HIV sebesar *8#!8?

    dan risiko penularan sebesar 8#*8? apabila ibu tidak menyusui (/$SI). $kan

    tetapi, dengan terapi antiretroiral ($-) jangka panjang, risiko penularan HIV

    dari ibu ke anak dapat diturunkan lagi hingga *#8?, dan ibu yang menyusui

    seara eksklusif memiliki risiko yang sama untuk menularkan HIV ke anaknya

    dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui (%e 9ok 07, 4o+ler 73,

    7erier 1, et al. >$7$ !E !=;:**

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    17/39

    BAB III

    PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK 

    /enegahan penularan HIV dari ibu ke anak dilaksanakan melalui kegiatan

    komprehensifyang meliputi empat pilar (' prong), yaitu:

    16

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    18/39

    A. P!"# 1$ P%"&%#''" %"*+''" HIV ',' %%-*'" */' %!,*/

    5angkah dini yang paling efektif untuk menegah terjadinya penularan HIV

     pada anak adalah dengan menegah penularan HIV pada perempuan usia

    reproduksi *8# ' tahun (penegahan primer). /enegahan primer bertujuan

    menegah penularan HIV dari ibu ke anak seara dini, yaitu baik sebelum

    terjadinya perilaku hubungan seksual berisiko atau bila terjadi perilaku seksual

     berisiko maka penularan masih bisa diegah, termasuk menegah ibu dan ibu

    hamil agar tidak tertular oleh pasangannya yang terinfeksi HIV.

    &paya penegahan ini tentunya harus dilakukan dengan penyuluhan dan

     penjelasan yang benar terkait penyakit HIV#$I%S, dan penyakit I7S dan didalam

    koridor kesehatan reproduksi. Isi pesan yang disampaikan tentunya harus

    memperhatikan usia, norma, dan adat istiadat setempat, sehingga proses edukasi

    termasuk peningkatan pengetahuan komprehensif terkait HIV#$I%S dikalangan

    remaja semakin baik.

    &ntuk menghindari perilaku seksual yang berisiko upaya menegah penularan

    HIV menggunakan strategi @$69%A, yaitu:

    F $ ( %stinence), artinya A bsen seks atau tidak melakukan hubungan seks

     bagi orang yang belum menikahE

    F 6 ( &e 'aithful ), artinya Bersikap saling setia kepada satu pasangan seks

    (tidak berganti#ganti pasangan)E

    F 9 (Condom), artinya Cegah penularan HIV melalui hubungan seksual

    dengan menggunakan kondomE

    F % ( "rug (o), artinya %ilarang menggunakan narkoba.

    0egiatan yang dapat dilakukan pada penegahan primer antara lain:

    *. 7enyebarluaskan 0omunikasi, Informasi dan 1dukasi (0I1) tentang HIV#

    $I%S dan 0esehatan -eproduksi, baik seara indiidu maupun kelompok,

    untuk:

    a. 7eningkatkan kesadaran masyarakat tentang ara menghindari penularan

    HIVdan I7S

    17

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    19/39

     b. 7enjelaskan manfaat mengetahui status atau tes HIV sedini mungkin

    . 7eningkatkan pengetahuan petugas kesehatan tentang tatalaksana O%H$

     perempuan

    d.7eningkatkan keterlibatan aktif keluarga dan komunitas untuk 

    meningkatkan pengetahuan komprehensif HIV dan I7S Sebaiknya, pesan

     penegahan penularan HIV dari ibu ke anak juga disampaikan kepada

    remaja, sehingga mereka mengetahui ara agar tidak terinfeksi HIV.

    Informasi tentang penegahan penularan HIV dari ibu ke anak juga

     penting disampaikan kepada masyarakat luas sehingga dukungan

    masyarakat kepada ibu dengan HIV dan keluarganya semakin kuat.

    !. 7obilisasi masyarakat

    a. 7elibatkan petugas lapangan (seperti kader kesehatanD/00, /506, atau

     posyandu) sebagai pemberi informasi penegahan HIV dan I7S kepada

    masyarakat dan untuk membantu klien mendapatkan akses layanan

    kesehatan

     b. 7enjelaskan tentang ara pengurangan risiko penularan HIV dan I7S,

    termasuk melalui penggunaan kondom dan alat suntik steril

    . 7elibatkan komunitas, kelompok dukungan sebaya, tokoh agama dan tokoh

    masyarakat dalam menghilangkan stigma dan diskriminasi

    ;. 5ayanan tes HIV

    0onseling dan tes HIV dilakukan melalui pendekatan 0onseling dan es

    atas Inisiasi /etugas 0esehatan (0I/) dan 0onseling dan es Sukarela (0S),

    yang merupakan komponen penting dalam upaya penegahan penularan HIV

    dari ibu ke anak. 9ara untuk mengetahui status HIV seseorang adalah melalui

    tes darah./rosedur pelaksanaan tes darah dilakukan dengan memperhatikan C

    yaitu Counselling) Confidentiality) dan informed consent .

    >ika status HIV ibu sudah diketahui,

    a. HIV positif: lakukan interensi //I$ komprehensif agar ibu tidak menularkan

    HIV kepada bayi yang dikandungnya

     b. HIV negatif: lakukan konseling tentang ara menjaga agar tetap HIV negatif 

    18

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    20/39

    B. P!"# 2$ P%"&%#''" %'-/+'" '"# 3/,' ,/%"&'"''"','

    %%-*'" ,%"#'" HIV

    /erempuan dengan HIV berpotensi menularkan irus kepada bayi yang

    dikandungnya jika hamil.0arena itu, O%H$ perempuan disarankan untuk 

    mendapatkan akses layanan yang menyediakan informasi dan sarana kontrasepsi

    yang aman dan efektif untuk menegah kehamilan yang tidak direnanakan.

    0onseling yang berkualitas,penggunaan alat kontrasepsi yang aman dan efektif 

    serta penggunaan kondom seara konsisten akan membantu perempuan dengan

    HIV agar melakukan hubungan seksual yang aman, serta menghindari terjadinya

    kehamilan yang tidak direnanakan. /erlu diingat bah+a infeksi HIV bukanmerupakan indikasi aborsi.

    F /erempuan dengan HIV yang tidak ingin hamil dapat menggunakan

    kontrasepsi yang sesuai dengan kondisinya dan disertai penggunaan

    kondom untuk menegah penularan HIV dan I7S.

    F /erempuan dengan HIV yang memutuskan untuk tidak mempunyai anak lagi

    disarankan untuk menggunakan kontrasepsi mantap dan tetap

    menggunakan kondom.

    Sejalan dengan kemajuan pengobatan HIV dan interensi //I$, ibu dengan

    HIV dapat merenanakan kehamilannya dan diupayakan agar bayinya tidak 

    terinfeksi HIV. /etugas kesehatan harus memberikan informasi yang lengkap

    tentang berbagai kemungkinan yang dapat terjadi, terkait kemungkinan terjadinya

     penularan, peluang anak untuk tidak terinfeksi HIV. %alam konseling perlu juga

    disampaikan bah+a perempuan dengan HIV yang belum terindikasi untuk terapi

    $-V bila memutuskan untuk hamil akan menerima $-V seumur hidupnya. >ika

    ibu sudah mendapatkan terapi $-V, jumlah irus HIV di tubuhnya menjadi sangat

    rendah (tidak terdeteksi), sehingga risiko penularan HIV dari ibu ke anak menjadi

    keil, $rtinya, ia mempunyai peluang besar untuk memiliki anak HIV negatif. Ibu

    dengan HIV berhak menentukan keputusannya sendiri atau setelah berdiskusi

    dengan pasangan, suami atau keluarganya. /erlu selalu diingatkan +alau

    ibuDpasangannya sudah mendapatkan $-V demikian penggunaan kondom harus

    tetap dilakukan setiap hubungan seksual untuk penegahan penularan HIV pada

     pasangannya.

    19

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    21/39

    6eberapa kegiatan untuk menegah kehamilan yang tidak direnanakan pada

    ibu dengan HIV antara lain:

    F 7engadakan 0I1 tentang HIV#$I%S dan perilaku seks amanE

    F 7enjalankan konseling dan tes HIV untuk pasanganE

    F 7elakukan upaya penegahan dan pengobatan I7SE

    F 7elakukan promosi penggunaan kondomE

    F 7emberikan konseling pada perempuan dengan HIV untuk ikut 06 dengan

    menggunakan metode kontrasepsi dan ara yang tepatE

    F 7emberikan konseling dan memfasilitasi perempuan dengan HIV yang ingin

    merenanakan kehamilan.

    C. P!"# $ P%"&%#''" %"*+''" HIV ,'/ /4* '-/+ ,%"#'" HIV % 4'/

    '"# ,/'",*"#"'

    Strategi penegahan penularan HIV pada ibu hamil yang telah terinfeksi HIV

    ini merupakan inti dari kegiatan /enegahan /enularan HIV dari Ibu ke $nak.

    /elayanan 0esehatan Ibu dan $nak yang komprehensif menakup kegiatan

    sebagai berikut:

    *. 5ayanan $29 terpadu termasuk pena+aran dan tes HIVE

    !. %iagnosis HIV

    ;. /emberian terapi antiretroiralE

    '. /ersalinan yang amanE

    8. atalaksana pemberian makanan bagi bayi dan anakE

    ". 7enunda dan mengatur kehamilanE

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    22/39

    masuk upaya penegahan penularan HIV dari ibu ke anak bagi seorang ibu hamil.

    /emberian informasi pada ibu hamil dan suaminya ketika datang ke klinik 0I$

    akan meningkatkan kesadaran dan ke+aspadaan mereka tentang kemungkinan

    adanya risiko penularan HIV di antara mereka, termasuk risiko lanjutan berupa

     penularan HIV dari ibu ke anak. es HIV atas inisiatif petugas serta skrining I7S

    harus dita+arkan kepada semua ibu hamil sesuai kebijakan program.Harapannya,

    dengan kesadaran sendiri ibu maudites dengan sukarela.

    0onseling dan tes HIV dalam //I$ komprehensif dilakukan melalui

     pendekatan 0onseling dan es atas Inisiasi /etugas 0esehatan (0I/), yang

    merupakan komponen penting dalam upaya penegahan penularan HIV dari ibu

    ke anak. ujuan utama kegiatan ini adalah untuk membuat keputusan klinis

    danDatau menentukan pelayanan medis khusus yang tidak mungkin dilaksanakan

    tanpa mengetahui status HIV seseorang, seperti pada saat pemberian $-V.$pabila

    seseorang yang datang ke layanan kesehatan dan menunjukan adanya gejala yang

    mengarah ke HIV, tanggung ja+ab dasar dari petugas kesehatan adalah

    mena+arkan tes dan konseling HIV kepada pasien tersebut sebagai bagian dari

    tatalaksana klinis.

    6erbagai bentuk layanan di klinik 0I$, seperti imunisasi untuk ibu,

     pemeriksaan I7S terutama sifilis, pemberian suplemen Bat besi dapat

    meningkatkan status kesehatan semua ibu hamil, termasuk ibu hamil dengan HIV.

    Hendaknya klinik 0I$ juga menjangkau dan melayani suami atau pasangannya,

    sehingga timbul keterlibatan aktif para suamiD pasangannya dalam upaya

     penegahan penularan HIV dari ibu ke anak. &paya penegahan I7S, termasuk 

     penggunaan kondom, merupakan bagian pelayanan I7S dan HIV serta

    diintegrasikan dalam pelayanan 0I$.1. L''"'" ANC 3%',* 3%-'* %"'''" ,'" 3% HIV

    /elayanan tes HIV merupakan upaya membuka akses bagi ibu hamil

    untuk mengetahui status HIV, sehingga dapat melakukan upaya untuk menegah

     penularan HIV ke bayinya,memperoleh pengobatan $-V sedini mungkin,

    dukungan psikologis, informasi dan pengetahuan tentang HIV#$I%S.

    2. D/'#"!/ HIV

    21

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    23/39

    /emeriksaan diagnostik infeksi HIV dapat dilakukan seara irologis

    (mendeteksi antigen %2$ atau -2$) dan serologis (mendeteksi antibodi HIV)

     pada speimen darah. /emeriksaan diagnostik infeksi HIV yang dilakukan di

    Indonesia umumnya adalah pemeriksaan serologis menggunakan tes epat ( *apid 

    Test HIV) atau 15IS$. /emeriksaan diagnostik tersebut dilakukan seara serial

    dengan menggunakan tiga reagen HIV yang berbeda dalam hal preparasi antigen,

     prinsip tes, dan jenis antigen, yang memenuhi kriteria sensitiitas dan spesifitas.

    Hasil pemeriksaan dinyatakan reaktif jika hasil tes dengan reagen * ($*), reagen !

    ($!), dan reagen ; ($;) ketiganya positif (Strategi ;). /emilihan jenis reagen

    yang digunakan berdasarkan sensitiitas dan spesifisitas, merujuk pada #tandar 

     Pelayanan +a%oratorium  ,esehatan Pemeriksa HIV dan Infeksi portunistik ,

    0ementerian 0esehatan (S0 7enkes 2o. !'* tahun !").

    &ntuk ibu hamil dengan faktor risiko yang hasil tesnya indeterminate, tes

    diagnosti HIV dapat diulang dengan bahan baru yang diambil minimal *' hari

    setelah yang pertama dan setidaknya tes ulang menjelang persalinan (;!#;"

    minggu).

    . P%-4%/'" T%'/ A"3/%3!6/'+

    Sampai sekarang belum ada obat yang dapat menyembuhkan HIV#$I%S,

    namun dengan terapi antiretroiral, jumlah irus di dalam tubuh dapat ditekan

    sangat rendah, sehingga O%H$ dapat tetap hidup layaknya orang sehat.

    erapi $-V bertujuan untuk:

    F 7engurangi laju penularan HIV di masyarakat,

    F 7enurunkan angka kesakitan dan kematian yang berhubungan dengan HIV,

    F 7emperbaiki kualitas hidup O%H$,

    F 7emulihkan dan memelihara fungsi kekebalan tubuh, danF 7enekan replikasi irus seara maksimal.

    9ara paling efektif untuk menekan replikasi HIV adalah dengan memulai

     pengobatan dengan kombinasi $-V yang efektif. Semua obat yang dipakai harus

    dimulai pada saat yang bersamaan pada pasien baru. erapi kombinasi $-V harus

    menggunakan dosis dan jad+al yang tepat. Obat $-V harus diminum terus

    menerus seara teratur untuk menghindari timbulnya resistensi. %iperlukan peran

    serta aktif pasien dan pendampingD keluarga dalam terapi $-V. %i samping $-V,

    22

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    24/39

    timbulnya infeksi oportunistik harus mendapat perhatian dan tatalaksana yang

    sesuai.

    /emberian terapi antiretroiral ($-) untuk ibu hamil dengan HIV

    mengikuti  Pedoman Tatalaksana ,linis dan Terapi ntiretroviral pada rang 

     "e$asa, 0ementerian 0esehatan  (!**). /enentuan saat yang tepat untuk 

    memulai terapi obat antiretroiral ($-V) pada  O%H$ de+asa didasarkan pada

    kondisi klinis pasien (stadium klinis HO) atau hasil  pemeriksaan 9%'. 2amun

     pada ibu hamil, pasien 6 dan penderita Hepatitis 6 kronik  aktif yang terinfeksi

    HIV, pengobatan $-V dapat dimulai pada stadium klinis apapun  atau tanpa

    menunggu hasil pemeriksaan 9%'. /emeriksaan 9%' tetap diperlukan  untuk 

     pemantauan pengobatan.

    /emberian $-V pada ibu hamil dengan HIV selain dapat mengurangi

    risiko penularan HIV dari ibu ke anak, adalah untuk mengoptimalkan kondisi

    kesehatan ibu dengan ara menurunkan kadar HIV serendah mungkin.

    /ilihan terapi yang direkomendasikan untuk ibu hamil dengan HIV

    adalah terapi menggunakan kombinasi tiga obat (! 2-I G * 22-I). Seminimal

    mungkin hindari triple nuke (; 2-I).

    /emberian $-V untuk ibu hamil dengan HIV mengikuti  Pedoman

    Tatalaksana ,linis dan Terapi ntiretroviral pada rang "e$asa, 0ementerian

    0esehatan (!**)./emberian  $-V disesuaikan dengan kondisi klinis dan

    mengikuti ketentuan sebagai berikut:

    F Ibu hamil merupakan indikasi pemberian $-V.

    F &ntuk perempuan yang status HIV#nya diketahui %4%+*- '-/+'"7 ,'"

    '/%" *,' -%",''3'" ART , maka saat hamil $- tetap

    diteruskan dengan regimen yang sama seperti saat sebelum hamil.F &ntuk ibu hamil yang status HIV#nya diketahui %4%+*- *-*

    %'-/+'""' 18 -/"##*, jika ada indikasi dapat diberikan $-.

     2amun jika tidak ada indikasi,  pemberian $- ditunggu hingga umur 

    kehamilannya *' minggu. -egimen $-  yang diberikan sesuai dengan

    kondisi klinis ibu.

    23

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    25/39

    F &ntuk ibu hamil yang status HIV#nya diketahui pada *-* %'-/+'"

    18 -/"##*, segera diberikan $- berapapun nilai 9%' dan stadium

    klinisnya. -egimen $- yang diberikan sesuai dengan kondisi klinis ibu.

    F &ntuk ibu hamil yang status HIV#nya diketahui %''3 -%"9%+'"#

    %'+/"'", segera diberikan $- sesuai kondisi klinis ibu. /ilihan

    kombinasi regimen $- sama dengan ibu hamil yang lain.

    8. P%'+/"'" '-'"

    /emilihan persalinan yang aman diputuskan oleh ibu setelah

    mendapatkan konseling lengkap tentang pilihan persalinan, risiko penularan, dan

     berdasarkan penilaian dari tenaga kesehatan. /ilihan persalinan meliputi

     persalinan per aginam dan per abdominam (bedah sesar atau seksio sesarea).

    %alam konseling perlu disampaikan mengenai manfaat terapi $-V

    sebagai ara terbaik menegah penularan HIV dari ibu ke anak. %engan terapi

    $-V yang sekurangnya dimulai pada minggu ke#*' kehamilan, persalinan per 

    aginam merupakan persalinan yang aman. $pabila tersedia fasilitas pemeriksaan

    viral load , dengan viral load *. kopiDJ5, persalinan per aginam aman untuk 

    dilakukan.

    /ersalinan bedah sesar hanya boleh didasarkan atas indikasi obstetrik 

    atau jika pemberian $-V baru dimulai pada saat usia kehamilan ;" minggu atau

    lebih, sehingga diperkirakan iral load K *. kopiDJ5.

    6eberapa hasil penelitian menyimpulkan bah+a bedah sesar akan

    mengurangi risiko penularan HIV dari ibu ke bayi hingga sebesar !?C '?,

    namun perlu dipertimbangkan:

    a. 4aktor keamanan ibu pasa bedah sesar. Sebuah penelitian menyebutkan

     bah+a komplikasi minor dari operasi bedah sesar seperti endometritis,infeksi luka dan infeksi saluran kemih lebih banyak terjadi pada O%H$

    dibandingkan non#O%H$. 2amun tidak terdapat perbedaan bermakna

    antara O%H$ dan bukan O%H$ terhadap risiko terjadinya komplikasi

    mayor seperti pneumonia, efusi pleura ataupun sepsis.

     b. 4asilitas pelayanan kesehatan dan akses ke pelayanan kesehatan, apakah

    memungkinkan untuk dilakukan bedah sesar atau tidak.

    . 6iaya bedah sesar yang relatif mahal.

    24

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    26/39

    %engan demikian, untuk memberikan layanan persalinan yang optimal

    kepada ibu hamil dengan HIV direkomendasikan kondisi#kondisi berikut ini:

    F /elaksanaan persalinan, baik seara bedah sesar maupun normal, harus

    memperhatikan kondisi fisik dan /",/'/ !43%3/ ibu berdasarkan

     penilaian dari tenaga kesehatan. Infeksi HIV bukan merupakan indikasi

    untuk bedah sesar.

    F Ibu hamil harus mendapatkan !"%+/"# sehubungan dengan

    keputusannya untuk menjalani persalinan per aginam atau pun per 

    abdominam (bedah sesar).

    F indakan menolong persalinan ibu hamil, baik seara persalinan per 

    aginam maupun bedah sesar harus selalu menerapkan %'',''"

    3'",', yang berlaku untuk semua jenis persalinan dan tindakan medis.

    /roses persalinan aman selain untuk menegah penularan HIV dari ibu

    ke anaknya, juga menakup keamanan bekerja bagi tenaga kesehatan

     penolong persalinan (bidan dan dokter). -isiko penularan HIV akibat

    tertusuk jarum suntik sangat keil (,;?). /etugas yang mengalami

     pajanan HIV di tempat kerja dapat menerima terapi antiretroiral ($-V)

    untuk /enegahan /asa /ajanan (/// atau /1/,  post e.posure

     prophyla.is). 6eberapa hal tentang ///:

    F aktu yang terbaik adalah diberikan kurang dari ' jam dan maksimal

    dalam '=#

    F /aduan yang dianjurkan adalah A:T ; TC ; EFV atau A:T ; TC ;

    LPV

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    27/39

    F /erlu dilakukan tes HIV ulangan pada bulan ke ; dan " setelah

     pemberian ///.

    /ada kasus keelakaan kerja pada petugas yang menderita %'3/3/ B

    maka /// yang digunakan sebaiknya mengandung %4D;9 untuk menegah

    terjadinya hepatic flare.

    5. T '3'+''"' %-4%/'" -''"'" 4'#/ 4'/

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    28/39

    usus, sehingga mempermudah masuknya HIV yang ada di dalam $SI ke

     peredaran darah.

    Ibu hamil dengan HIV perlu mendapatkan informasi dan edukasi untuk 

    membantu mereka membuat keputusan apakah ingin memberikan $SI eksklusif 

    atau susu formula kepada bayinya. 7ereka butuh bantuan untuk menilai dan

    menimbang risiko penularan HIV ke bayinya. 7ereka butuh dukungan agar 

    merasa peraya diri dengan keputusannya dan dibimbing bagaimana memberi

    makanan ke bayinya seaman mungkin. $gar mampu melakukan hal itu, tenaga

    kesehatan perlu dibekali pelatihan tentang informasi dasar HIV dan pemberian

    makanan untuk bayi.

    -ekomendasi untuk pemberian informasi dan edukasi, baik tentang

     pemberian makanan bayi dalam penegahan penularan HIV dari ibu ke anak 

    maupun pemeliharaan kesehatan anak seara umum adalah sebagai berikut:

    a. Ibu hamil dengan HIV perlu mendapatkan konseling sehubungan dengan

    keputusannya untuk menyusui atau memberikan susu formula. %engan adanya

    komunikasi dengan si ibu, petugas dapat menggali informasi kondisi rumah ibu

    dan situasi keluarganya, sehingga bisa membantu ibu untuk menentukan

     pilihan pemberian makanan pada bayi yang paling tepat.

     b. /etugas harus memberikan penjelasan tentang manfaat dan risiko menyusui

    untuk kelangsungan hidup bayiDanak, serta pentingnya terapi $- sebagai

    kuni upaya menegah penularan HIV dari ibu ke anaknya. 6ayi yang diberi

    $SI dari ibu yang sudah dalam terapi $-V dan minum obatnya seara teratur,

    memiliki risiko sangat keil untuk menularkan HIV, karena jumlah irus dalam

    tubuhnya jauh berkurang. /emberian susu pengganti $SI yang tidak higienis

     berpotensi menimbulkan penyakit infeksi lain yang mungkin menganamkelangsungan hidup bayi.

    . /etugas harus dapat mendemonstrasikan bagaimana praktek pemberian

    makanan pada bayi yang dipilih dan memberikan brosur atau materi 0I1 yang

     bisa diba+a pulang.

    d. /etugas perlu memberikan konseling dan dukungan lanjutan.

    e. Saat kunjungan pasa persalinan, petugas kesehatan dapat melakukan:

    F 7onitoring pengobatan $-V ibu dan profilaksis $-V bayiE

    27

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    29/39

    F 7onitoring tumbuh kembang bayiE

    F 7emberikan imunisasi bayi sesuai dengan jad+al imunisasi dasar, keuali

     bila ada tanda#tanda infeksi oportunistikE

    F 7emberikan obat kotrimoksaBol pada bayi untuk menegah timbulnya infeksi

    lain mulai pada usia " mingguE

    F 7emeriksa tanda#tanda infeksi termasuk infeksi oportunistikE

    F 7emeriksa praktik pemberian makanan pada bayi dan apakah ada perubahan

    yang diinginkanE

    F 7endiskusikan pemberian makanan selanjutnya setelah $SI untuk bayi usia "

     C *! bulan.

    >. M%"#'3* %'-/+'" ,'" K%+*'#' B%%"&'"'

    Seperti telah disebutkan pada  Prong 2, semua jenis kontrasepsi yang

    dipilih oleh ibu dengan HIV harus selalu disertai penggunaan kondom untuk 

    menegah I7S dan HIV.

    0ontrasepsi pada ibuDperempuan HIV positif:

    F Ibu yang ingin menunda atau mengatur kehamilan, dapat menggunakan

    kontrasepsi jangka panjang.

    F Ibu yang memutuskan tidak punya anak lagi, dapat memilih kontrasepsi mantap.

    ?. P%-4%/'" !=/+'/ ARV ,'" !3/-!'@!+ ',' '"' 

    /emberian profilaksis $-V dimulai hari pertama setelah lahir selama "

    minggu. Obat $-V yang diberikan adalah Bidoudine ($L atau L%V) '

    mgDkg66 diberikan ! kali sehari.

    Selanjutnya anak dapat diberikan kotrimoksaBol profilaksis mulai usia "

    minggu dengan dosis'#" mgDkgbb, satu kali sehari, setiap hari sampai usia * tahun

    atau sampai diagnosis HIV ditegakkan.

    . P%-%/''" ,/'#"!3/ HIV ',' 4'/ '"# +'/ ,'/ /4* ,%"#'" HIV

    /enularan HIV pada anak dapat terjadi selama masa kehamilan, saat

     persalinan, dan menyusui. $ntibodi HIV dari ibu dapat berpindah ke bayi melalui

     plasenta selama kehamilan berada pada darah bayiDanak hingga usia *= bulan.

    /enentuan status HIV pada bayiDanak (usia *= bulan) dari ibu HIV tidak dapat

    dilakukan dengan ara pemeriksaan diagnosis HIV (tes antibodi) biasa.

    28

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    30/39

    /emeriksaan serologis anti#HIV dan pemeriksaan irologis HIV -2$ (/9-)

    dilakukan setelah usia *= bulan atau dapat dilakukan lebih a+al pada usia #*!

     bulan, dengan atatan bila hasilnya positif, maka harus diulang setelah usia *=

     bulan.

    /emeriksaan irologis, seperti HIV %2$ (/9-), saat ini sudah ada di

    Indonesia dan dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis HIV pada anak usia

    di ba+ah *= bulan. /emeriksaan tersebut harus dilakukan minimal ! kali dan

    dapat dimulai ketika bayi berusia '#" minggu dan perlu diulang ' minggu

    kemudian. /emeriksaan HIV %2$ (/9-) adalah pemeriksaan yang dapat

    menemukan irus atau partikel irus dalam tubuh bayi dan saat ini sedang

    dikembangkan di Indonesia untuk diagnosis dini HIV pada bayi ( early infant 

    diagnosis, 1I%).

    &ntuk pemeriksaan diagnosis dini HIV pada bayi ini, 0ementerian

    0esehatan sedang mengembangkan laboratorium rujukan nasional (saat ini di

    -umah Sakit %harmais) dan kedepannya beberapa laboratorium rujukan regional

    (termasuk di 650 /roinsi /apua). Spesimen darah anak yang akan diperiksa

    dapat dikirimkan berupa tetes darah kering (dry %lood spot , %6S) ke laboratorium

    tersebut. %engan pemeriksaan tersebut, diagnosis HIV pada anak dapat

    ditegakkan sedini mungkin.

    D. P!"# 8$ P%-4%/'" D**"#'" P/!+!#/7 S!/'+ ,'" P%''3'" %','

    I4* ,%"#'" HIV 4%%3' A"' ,'" K%+*'#'"'

    &paya penegahan penularan HIV dari ibu ke anak tidak berhenti setelah

    ibu melahirkan. Ibu akan hidup dengan HIV di tubuhnya. Ia membutuhkan

    dukungan psikologis, soial dan pera+atan sepanjang +aktu. Hal ini terutama

    karena si ibu akan menghadapi masalah stigma dan diskriminasi masyarakat

    29

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    31/39

    terhadap O%H$. 4aktor kerahasiaan status HIV ibu sangat penting dijaga.

    %ukungan juga harus diberikan kepada anak dan keluarganya.

    6eberapa hal yang mungkin dibutuhkan oleh ibu dengan HIV antara lain:

    F /engobatan $-V jangka panjang

    F /engobatan gejala penyakitnya

    F /emeriksaan kondisi kesehatan dan pemantauan terapi $-V (termasuk 9%' dan

    viral load )

    F 0onseling dan dukungan kontrasepsi dan pengaturan kehamilan

    F Informasi dan edukasi pemberian makanan bayi

    F /enegahan dan pengobatan infeksi oportunistik untuk diri sendiri dan bayinya.

    F /enyuluhan kepada anggota keluarga tentang ara penularan HIV dan

     penegahannya

    F 5ayanan klinik dan rumah sakit yang bersahabat

    F 0unjungan ke rumah (home visit )

    F %ukungan teman#teman sesama HIV positif, terlebih sesama ibu dengan HIV

    F $danya pendamping saat sedang dira+at

    F %ukungan dari pasangan

    F %ukungan kegiatan peningkatan ekonomi keluarga

    F %ukungan pera+atan dan pendidikan bagi anak 

    %engan dukungan psikososial yang baik, ibu dengan HIV akan bersikap

    optimis dan bersemangat mengisi kehidupannya. %iharapkan ia akan bertindak 

     bijak dan positif untuk senantiasa menjaga kesehatan diri dan anaknya, serta

     berperilaku sehat agar tidak terjadi penularan HIV dari dirinya ke orang lain.

    Informasi tentang adanya layanan dukungan psikososial untuk O%H$ ini perlu

    diketahui oleh masyarakat luas, termasuk para perempuan usia reproduktif.%iharapkan informasi ini bisa meningkatkan minat mereka yang merasa berisiko

    tertular HIV untuk mengikuti konseling dan tes HIV agar mengetahui status HIV

    mereka.

    30

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    32/39

    BAB IV

    JEJARING PPIA

    &paya pengendalikan HIV#$I%S dan I7S sangat memerlukan penguatan

    system kesehatan. 6eberapa aspek penting yang perlu dilakukan, antara lain

     penguatan layanan I7SDkesehatan reproduksi dan pengintegrasian program HIV#

    $I%S dan I7S ke layanan kesehatan yang sudah tersedia, termasuk layanan

    0I$D06, kesehatan reproduksi (/0-1), dan kesehatan remaja (/0/-).

    31

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    33/39

    0ementerian 0esehatan menerapkan strategi pengendalian penyakit

    melalui layanan penegahan dan pengobatan HIV#$I%S yang komprehensif dan

     berkesinambungan (disingkat 506) dengan menerapkan keenam pilar yang

    dikembangkan di tingkat kabupatenDkota. 0eenam pilar tersebut terdiri atas:

    *. 0oordinasi dan kemitraan dengan semua pemangku kepentingan di

    setiap lini

    !. /eran aktif komunitas termasuk O%H$ dan keluarga

    ;. 5ayanan terintegrasi dan terdesentralisasi sesuai kondisi setempat

    '. $kses layanan terjamin

    8. Sistem rujukan dan jejaring kerja

    ". /aket layanan HIV komprehensif yang berkesinambungan

    5ayanan HIV#$I%S dan I7S 0omprehensif dan 6erkesinambungan

    (506) adalah penguatan layanan pada penguatan  9%9'/"# /"3%"'+, yaitu

    hubungan antar layananD program di dalam satu fasyankes, dan %3%"'+, yakni

    hubungan antar fasyankes, rujukan antar layanan, dan penguatan komponen

    masyarakat dengan kuni pengendalian dan manajemen seara komprehensif pada

    tingkat kabupatenD kota.

    0omponen 506 menakup semua bentuk layanan HIV dan I7S, seperti

    kegiatan 0I1 untuk pengetahuan komprehensif, promosi penggunaan kondom,

     pengendalianD pengenalan faktor risikoE tes HIV dan konselingE pera+atan,

    dukungan, dan pengobatan (/%/)E penegahan penularan dari ibu ke anak (//I$)E

     pengurangan dampak buruk napBaE layanan diagnosis dan pengobatan I7SE

     penegahan penularan melalui darah donor dan produk darah lainnyaE kegiatan

     perenanaan, monitoring dan ealuasi, serta sureilans epidemiologi di puskesmas

    rujukan dan non#rujukan termasuk fasilitas kesehatan lainnya, dan rumah sakit

    rujukan O%H$ di kabupatenDkotaE dan keterlibatan aktif dari sektor masyarakat,

    termasuk keluarga.

    /elaksanaan //I$ diintegrasikan ke dalam kegiatan pelayanan kesehatan

    ibu dan anak dan keluarga berenana (0I$D06), dan kesehatan remaja (/0/-) di

    setiap jenjang pelayanan kesehatan. /aket layanan //I$ terdiri atas:

    *. /ena+aran tes HIV kepada semua ibu hamil pada saat kunjungan pera+atan

    antenatal ($29)

    32

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    34/39

    !. %i dalam 506 harus dipastikan bah+a layanan //I$ terintegrasi pada layanan

    rutin 0I$ terutama pemeriksaan ibu hamil untuk memaksimalkan akupan.

    ;. /erlu dikembangkan jejaring layanan tes dan konseling HIV serta pengobatan

    dan dukungan pera+atan O%H$ dengan klinik 0I$D06, kespro dan kesehatan

    remaja, serta rujukan bagi ibu HIV positif dan anak yang dilahirkannya ke

    layanan komunitas untuk dukungan dalam hal pemberian makanan bayi dengan

     benar, terapi profilaksis $-V dan kotrimoksasol bagi bayi, kepatuhan minum

    obat $-V bagi ibu dan bayinya, dan dukungan lanjutan bagi ibu HIV serta

    dukungan dalam mengakses pemeriksaan diagnosis HIV dini bagi bayinya, dan

    dukungan lanjutan bagi anak yang HIV positif.

    /enerapan 506 dalam pelaksanaan //I$ adalah sebagai berikut:

    0erja sama antara sarana kesehatan dan organisasi masyarakat penting

    dala melaksanakan kegiatan //I$ komprehensif. 0erja sama tersebut akan

    mengatasi kendala medis (seperti: tes HIV, $-V, 9%', viral load , persalinan

    aman) serta kendala psikososial (seperti: kebutuhan dampingan, kunjungan

    rumah, bimbingan perubahan perilaku dan kesulitan ekonomi keluarga

    O%H$). 6entuk kerja sama yang perlu dikembangkan, antara lain memperkuat

    sistem rujukan klien, memperlanar hubungan komunikasi untuk saling berbagi

    informasi tentang situasi dan jenis layanan yang diberikan dan membentuk 

    sistem penanganan kasus seara bersama. %engan adanyajejaring //I$ yang

     baik, diharapkan akan terbentuk layanan //I$ berkualitas.

    %alam jejaring //I$ setiap institusi memiliki peran tersendiri yang

    terintegrasi dan saling berhubungan dengan institusi lainnya. %i sarana

    kesehatan, pelayanan //I$ dijalankan oleh /uskesmas dan jajarannya, -umah

    Sakit, serta bidan praktek s+asta. %i tingkat masyarakat, pelayanan //I$dijalankan oleh 5embaga S+adaya 7asyarakat (5S7) ataupun 0elompok 

    %ukungan Sebaya (0%S) O%H$.

    $gar peran masing#masing institusi berjalan seara optimal, diperlukan

    sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan pelayanan

    //I$ yang memadai. &ntuk itu, diperlukan adanya pelatihan //I$ yang

     berorientasi terhadap kebutuhan pelayanan di lapangan. $danya Task #hifting 

    dimungkinkan untuk menjalankan kegiatan //I$ dengan disesuaikan pada

    33

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    35/39

    kondisi setempat. 0egiatan pelatihan#pelatihan tersebut memerlukan dukungan

    dari ikatan profesi, seperti I%I, I%$I, /O3I, I6I, /$/%I, /%&I, //2I serta

    ikatan profesi lainnya. Ikatan profesi juga berperan meningkatkan kinerja

    tenaga kesehatan untuk menjamin pemberian pelayanan yang berkualitas, serta

    menjalin koordinasi antar ikatan profesi dan bermitra dengan lainnya.

    5ayanan HIV#$I%S khususnya //I$ dibagi dalam empat tingkatan

    (strata) pelayanan, yaitu strata I, II, III dan layanan berbasis masyarakat. Strata

    III biasanya dilaksanakan di tingkat /roinsi atau 2asional. Strata II atau

    tingkat menengah, biasanya dilaksanakan di tingkat 0abupatenD0ota. Strata I

    atau layanan dasar dilaksanakan di tingkat /uskesmas 0eamatan, 0elurahan

    maupun layanan yang berbasis masyarakat.

    7ekanisme hubungan antar strata layanan terutama berupa rujukan yang

    merupakan rujukan timbal balik antara layanan. -ujukan meliputi rujukan

     pasien, pembinaan dan rujukan sampel laboratorium. %alam melaksanakan

    rujukan, perlu dipertimbangkan segi jarak, +aktu, biaya dan efisiensi. %engan

    demikian, diharapkan jaringan kerjasama yang terjalin dapat member layanan

    yang lebih baik kepada O%H$.

    BAB V

    MONITORING DAN EVALUASI

    A. M!"/3!/"# E6'+*'/ ,'" P%"9'-/"'" M*3* L''"'"

    7onitoring dan ealuasi merupakan kegiatan penga+asan berkelanjutan

    yang dilaksanakan untuk menilai penapaian program terhadap target atau tujuan

    yang telah ditetapkan, dengan melalui pengumpulan data input, proses dan luaran

    seara reguler dan terus#menerus.

    34

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    36/39

    7erujuk pada tujuan dari pengembangan 5ayanan 0omprehensif HIV M

    I7S 6erkesinambungan, maka monitoring dan ealuasi diarahkan pada kinerja

     penapaian dari tujuan tersebut. Sehingga indikator kegiatan //I$ juga merujuk 

     pada indiator nasional yang telah dikembangkan seperti yang terantum dalam

    target 7%3s, -enana Strategis serta pedoman operasionalnya, seperti  Pedoman

     (asional Monitoring dan  /valuasi Program Pengendalian HIV dan I"# , !*.

    %alam monitoring dan ealuasi tim menggunakan perangkat mone

    standar sejalan dengan kegiatan mone nasional dengan menggunakan formulir 

     penatatan dan pelaporan yang berlaku. /elaporan rutin yang berasal dari

    fasyankes melalui sistim berjenjang mulai dari dinas kesehatan kabupatenDkota,

    dinas kesehatan propinsi dan 0ementerian 0esehatan.

    B. P%+'!'"

    Hasil kegiatan pelayanan /enegahan /enularan HIV dari Ibu ke $nak 

    tiap bulan dilaporkan seara berjenjang oleh /uskesmas, 5ayanan S+asta dan

    -S& ke %inas 0esehatan 0abupatenD0ota, %inas 0esehatan /roinsi ke

    0ementerian 0esehatan menggunakan format pelaporan dalam buku  Pedoman

     (asional Monitoring dan   /valuasi Program Pengendalian HIV dan I"# ,

    0ementerian 0esehatan, !*.

    5aporan di setiap layanan atau /uskesmas atau -S dibuat mulai tanggal

    !" bulan sebelumnya sampai tanggal !8 bulan sekarang. 0emudian dilaporkan ke

    %inas 0esehatan 0abupatenD0ota. %inas 0esehatan 0abupatenD0ota akan

    merekapitulasi laporan semua layanan di +ilayahnya, kemudian melaporkan ke

    %inas 0esehatan /roinsi dengan melampirkan laporan dari layanan. Seterusnya,

    %inas 0esehatan /roinsi melaporkan ke 0ementerian 0esehatan. %i /usat, data

    akan diolah, disesuaikan dengan kebutuhan dan indikator yang telah ditentukan.5aporan kegiatan merangkum kegiatan masing masing unit pelayanan.

    Sedangkan data indiidu pasien disimpan di unit layanan dan menjadi milik unit

    layanan. %alam menyelenggarakan pemantauan atau monitoring guna

    meningkatkan akses dan kualitas pelayanan dan sistem maka data harus

    dikompilasi dan dianalisis di tingkat kabupatenD kota kemudian dikumpulkan di

    tingkat proinsi serta nasional. %itekankan agar meningkatkan analisis dan

     penggunaan data seara lokal baik di tingkat kabupatenD kota atau proinsi

    35

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    37/39

    terutama dalam perenanaan. Selain itu juga bah+a pengiriman umpan balik 

    kepada pengirim laporan sampai ke tingkat layanan sangat diperlukan.

    BAB VI

    PENUTUP

    %engan adanya /edoman /enegahan /enularan HIV dari Ibu ke $nak 

    diharapkan akses layanan dan akupan pelayanan //I$ sebagai salah satu upaya

     pengendalian HIV#$I%S di Indonesia akan lebih luas dan lebih komprehensif,

    sehingga upaya untuk mengeliminasi penularan HIV dari ibu ke anak dapat

    diapai pada sesuai tujuan 7enuju itik 2ol (Getting to Zero). %isadari /edoman

    ini perlu dilengkapi dengan pedoman teknis lainnya yang seara rini menjelaskan

    36

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    38/39

     pelaksanaan di lapangan termasuk alur penatatan dan pelaporan seara

     berjenjang ke /usat dari fasyankes.

    DAFTAR PUSTAKA

    %epartemen 0esehatan -I. %irektorat >enderal 6ina 0esehatan 7asyarakat

    (!"). Pedoman (asional Pencegahan Penularan HIV dari I%u ke &ayi.

    %epartemen 0esehatan -I. %irektorat >enderal /!/5 (!=).  Pedoman (asional 

    Terapi nti *etroviral pada nak0

    0ementerian kesehatan - (!)  /stimasi Populasi "e$asa *a$an Terinfeksi

     HIV0

    37

  • 8/18/2019 Makalah Ppia Wahyu

    39/39

    /engurus 6esar Ikatan %okter Indonesia (!).  Pencegahan Penularan HIV-

     I"# dari I%u ,e &ayi1 Panduan &agi Petugas ,esehatan.

    0omisi /enanggulangan $I%S 2asional (!*). #trategi dan *encana ksi

     (asional Penanggulangan HIV dan I"# Tahun 2343-4345.

    0ementerian 0esehatan (!*).  Pedoman (asional Monitoring dan /valuasi

     Program Pengendalian HIV dan I"#  

    0ementerian 0esehatan (!*).  Pedoman Penerapan Tes dan ,onseling HIV 

    Terintegrasi di #arana ,esehatan 6PITC7

    0ementerian 0esehatan -I (!**).  Pedoman (asional Tatalaksana ,linis dan

    Terapi ntiretroviral pada rang "e$asa

    0ementerian 0esehatan -I ( !**).  +aporan Tri$ulan IV ,asus HIV-I"# 

     (asional0 Subdirektorat $I%S dan /7S

    0ementerian 0esehatan -I (!*!).  +aporan Hasil Pemodelan Matematika

     /pidemi HIV -"raft 

    orld Health OrganiBation (!*).  ntiretroviral therapy of HIV infection in

    infants and children1 to$ards universal access1 recommendations for a

     pu%lic health approach

    orld Health OrganiBation (!*).  ntiretroviral therapy for HIV infection in

    adults and adolescents1 recommendations for a pu%lic health approach

    orld Health OrganiBation (!*).  ntiretroviral drugs for treating pregnant 

    $omen and preventing HIV infection in infants1 recommendations for a

     pu%lic health approach

    orld Health OrganiBation (!*).  PMTCT #trategic Vision 2343823491

     Preventing motherto- child transmission of HIV to reach the :(G## and 

     Millennium "evelopment Goals