Daftar Isi
Daftar Isi..1Kata Pengantar.2BAB. I PENDAHULUANI.1 Latar
Belakang...3I.2 Rumusan Masalah..4I.3 Tujuan ...4I.4 Manfaat
Penulisan..4BAB. II PEMBAHASANII.1 Pengertian Pertanian
organik...5II.2 Prinsip-prinsip pertanian organik .......7II.3
kaidah-kaidah pertanian organik.11II.4 Pemasaran Pertanian Organik
....14II.5 Kelebihan dan keurangan Pertanian Organik ....15II.4
pestisida Pertanian Organik ...16BAB. III KESIMPULANIII.1
Kesimpulan..21III.2 Saran....21Daftar Pustaka.;...22
KATA PENGANTARPuji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah, yang berjudul PERTANIAN ORGANIK
ini dalam kondisi baik dan tepat pada waktunya. Tujuan penyusunan
makalah ini bagi penulis adalah untuk mengetahui pengertian
pertanian organik serta kaidah-kaidahnya. Penulis menyadari bahwa
terselesaikannya penyusunan makalah ini berkat adanya bantuan dan
kerja sama dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih, kepada : Prof.Dr.Ir. HUSNI
THAMRIN SEBAYANG, MS.Selaku pengasuh mata kuliah ekologi pertanian.
Semoga dukungan, motivasi, serta doa yang telah diberikan kepada
penulis mendapat balasan kasih dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu segala kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan. Akhirnya penulis berharap semoga
makalah ini dapat berkenan dan bermanfaat bagi para pembaca.
Malang, September 2014
Penulis
BAB IPENDAHULUAN
I.1 Latar BelakangMemasuki abad ke-21 banyak keluhan-keluhan
masyarakat utamanya masyarakat menengah ke atas tentang berbagai
penyakit seperti stroke, penyempitan pembuluh darah, pengapuran,
dan lain lain, yang disebabkan pola makan. Banyak sekali bahan
makanan yang diolah dengan berbagai tambahan bahan kimia. Disamping
itu budaya petani yang menggunakan pestisida kimia dengan frekuensi
dan dosis berlebih akan menghasilkan pangan yang meracuni tubuh
konsumen. Adanya logam-logam berat yang terkandung di dalam
pestisida kimia akan masuk ke dalam aliran darah. Bahkan makan
sayur yang dulu selalu dianggap menyehatkan, kini juga harus
diwaspadai karena sayuran banyak disemprot pestisida kimia
berlebih.Penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia dituduh sebagai
pemicu kerusakan lingkungan pertanian dan kesehatan manusia. Dasar
pemikiran yang memotivasi seorang petani mempraktekkan pertanian
organik. Praktek yang paling ekstrim bahkan sangat meminimalkan
intervensi manusia. Petani hanya bertugas sebagai penebar benih dan
pemetik hasil saja. Ada juga yang sangat longgar, masih
mentoleransi penggunaan bahan-bahan kimia sintetis tertentu apabila
diperlukan.Secara substansi pertanian organik bukanlah barang baru.
Sebelum ditemukan pupuk dan obat-obatan kimia sintetis, bisa
dikatakan semua kegiatan produksi pertanian merupakan pertanian
organik. Sir Albert Howard, seorang ahli botani asal Inggris, yang
mengagas pertanian organik secara lebih sistemastis. Bukunya yang
terbit pada tahun 1940, berjudul An Agricultural Testament, telah
menginspirasi gerakan pertanian organik diberbagai belahan bumi.
Atas alasan itu, dia disebut-sebut sebagai bapak pertanian organik.
Mengkonsumsi pangan organik telah menjadi tren gaya hidup. Tak
heran bila banyak pihak yang mulai tertarik membuka pertanian
organik. Beberapa tahapan penting harus dilalui agar bisa sukses
bertani secara organic akan terbahas di dalam makalah ini.
I.2 Rumusan masalah 1. Apa pengertian pertanian organic?2.
Bagaimana cara melakukan pertanian organic yang sesuai dengan
kaidahnya?3. Apa keuntungan dan kelebihan pertanian organic?1.3
Tujuan1. Mengetahui pengertian tanaman organic2. Mengetahui cara
melakukan pertanian organic yang sesuai dengan kaidahnya3.
Mengetahui keuntungan dan kelebihan pertanian organic1.4 Manfaat
Penulisan 1. Memberi pengetahuan kepada pembaca tentang pertanian
organik2. Mengajakan pembaca menggunaan bahan organik dalam usaha
pertanian sehingga hasil produksi lebih meningkat.3. Menciptakan
hasil pertanian organik, terutama bahan pangan yang aman bagi
kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak
lingkungan.
BAB IIPEMBAHASANII.1 Pengertian Pertanian OrganikPertanian
organik merupakan sebuah bentuk solusi baru guna menghadapi
kebuntuan yang dihadapi petani sehubungan dengan maraknya
intervensi barang-barang sintetis dalam dunia pertanian sekarang
ini. Dapat disaksikan, mulai dari pupuk, insektisida, perangsang
tumbuh, semuanya telah dibuat dari bahan-bahan yang disintesis dari
senyawa-senyawa murni (Heriawan, 2009).Ada dua pemahaman tentang
pertanian organik yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas.
Pertanian organik dalam artian sempit yaitu pertanian yang bebas
dari bahan bahan kimia. Mulai dari perlakuan untuk mendapatkan
benih, penggunaan pupuk, pengendalian hama dan penyakit sampai
perlakuan pascapanen tidak sedikiti pun melibatkan zat kimia, semua
harus bahan hayati, alami. Sedangkan pertanian organik dalam arti
yang luas, adalah sistem produksi pertanian yang mengandalkan
bahan-bahan alami dan menghindari atau membatasi penggunaan bahan
kimia sintetis (pupuk kimia/pabrik, pestisida, herbisida, zat
pengatur tumbuh dan aditif pakan). Dengan tujuan untuk menyediakan
produk produk pertanian (terutama bahan pangan) yang aman bagi
kesehatan produsen dan konsumen serta menjaga keseimbangan
lingkungan dengan menjaga siklus alaminya.Seymour (1997) dalam
Salikin (2003) menjelaskan kriteria sistem pertanian organik yang
diberikan oleh IFOAM (International Federation Of Agriculture
Movement) setidaknya harus memenuhi enam kriteria standar. Kriteria
tersebut antara lain:1) Lokalita, pertanian organik berupaya
mendayagunakan potensi lokalita yang ada sebagai suatu
agroekosistem yang tertutup dengan memanfaatkan bahan baku dari
sekitanya.2) Perbaikan tanah, pertanian organik berupaya menjaga,
merawat, dan memperbaiki kualitas kesuburan tanah melalui pemupukan
organik, pergiliran tanaman, konservasi lahan, dan sebagainya.3)
Meredam polusi, pertanian organik dapat meredam polusi air dan
udara dengan menhindari pembuangan limbah dan pembakaran sisa-sisa
tanaman secara sembarangan serta menghindari penggunaan bahan
sintetik yang dapat menjadi sumber polusi.4) Kualitas produk,
pertanian organik menghasilkan produk-produk pertanian berkualitas
yang memenuhi standar mutu gizi dan aman bagi lingkungan serta
kesehatan.5) Pemanfaatan energi, pengelolaan pertanian organik
menghindari sejauh mungkin penggunaan energy dari luar yang berasal
dari bahan bakar fosil (pupuk kimia, pestisida, dan bahan bakar
minyak).6) Kesempatan kerja, para petani organik memperoleh
kepuasan danmampu menghargai pekerja lainnya dengan upah yang
layak.Ketahanan atau keberlanjutan dalam bidang pertanian berkaitan
dengan tingkat produktivitas pertanian. Produktivitas pertanian
tentunya dapat dipertahankan selama beberapa tahun di lokasi
yangsama. Pertanian berkelanjutan terkadang digunakan sebagai
sinonim untuk pertanian organik (Loomis dan Connor, 1992).Tujuan
jangka panjang yang akan dicapai melalui pengembangan pertanian
organik adalah sebagai berikut:1) Melindungi dan melestarikan
keragaman hayati serta fungsi keragaman dalam bidang pertanian.2)
Memasyarakatkan kembali budidaya organik yang sangat bermanfaat
dalam mempertahankan dan meningkatkan produktivitas lahan sehingga
menunjang kegiatan budidaya pertanian berkelanjutan.3) Membatasi
terjadinya pencemaran lingkungan hidup akibat residu pestisida dan
pupuk, serta bahan kimia pertanian lainnya.4) Mengurangi
ketergantungan petani terhadap masukan dari luar yang berharga
mahal dan menyebabkan pencemaran lingkungan.5) Meningkatkan usaha
konservasi tanah dan air, serta mengurangi masalah erosi akibat
pengolahan tanah yang intensif.6) Mengembangkan dan mendorong
kembali munculnya teknologi pertanian organik yang telah dimil iki
petani secara turun temurun, dan merangsang kegiatan penelitian
pertanian organik oleh lembaga penelitian dan universitas.7)
Membantu meningkatkan kesehatan masyarakat dengan cara menyediakan
produk-produk pertanian bebas pestisida, residu pupuk, dan bahan
kimia pertanian lainnya.8) Meningkatkan peluang pasar produk
organik, baik domestik maupun global dengan jalan menjalin
kemitraan antara petani dan pengusaha yang bergerak dalam bidang
pertanian.II.2 Prinsip-Prinsip Pertanian OrganikPrinsip-prinsip
pertanian organik merupakan dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan
pertanian organik. Prinsip-prinsip ini berisi tentang sumbangan
yang dapat diberikan pertanian organik bagi dunia, dan merupakan
sebuah visi untuk meningkatkan keseluruhan aspek pertanian secara
global. Pertanian merupakan salah satu kegiatan paling mendasar
bagi manusia, karena semua orang perlu makan setiap hari.
Nilai-nilai sejarah, budaya dan komunitas menyatu dalam
pertanian.Prinsip-prinsip ini diterapkan dalam pertanian dengan
pengertian luas, termasuk bagaimana manusia memelihara tanah, air,
tanaman, dan hewan untuk menghasilkan, mempersiapkan dan
menyalurkan pangan dan produk lainnya. Prinsip-prinsip tersebut
menyangkut bagaimana manusia berhubungan dengan lingkungan hidup,
berhubungan satu sama lain dan menentukan warisan untuk generasi
mendatang.Setiap prinsip dinyatakan melalui suatu pernyataan
disertai dengan penjelasannya. Prinsip-prinsip ini harus digunakan
secara menyeluruh an dibuat sebagai prinsip-prinsip etis yang
mengilhami tindakan.Pertanian organik didasarkan pada:a. Prinsip
KesehatanPertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan
kesehatan tanah, tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai satu
kesatuan dan tak terpisahkan. Prinsip ini menunjukkan bahwa
kesehatan tiap individu dan komunitas tak dapat dipisahkan dari
kesehatan ekosistem; tanah yang sehat akan menghasilkan tanaman
sehat yang dapat mendukung kesehatan hewan dan manusia. Kesehatan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem kehidupan. Hal
ini tidak saja sekedar bebas dari penyakit, tetapi juga dengan
memelihara kesejahteraan fisik, mental, sosial dan ekologi.
Ketahanan tubuh, keceriaan dan pembaharuan diri merupakan hal
mendasar untuk menuju sehat. Peran pertanian organik baik dalam
produksi, pengolahan, distribusi dan konsumsi bertujuan untuk
melestarikan dan meningkatkan kesehatan ekosistem dan organisme,
dari yang terkecil yang berada di alam tanah hingga manusia. Secara
khusus, pertanian organik dimaksudkan untuk menghasilkan makanan
bermutu tinggi dan bergizi yang mendukung pemeliharaan kesehatan
dan kesejahteraan. Mengingat hal tersebut, maka harus dihindari
penggunaan pupuk, pestisida, obat-obatan bagi hewan dan bahan
aditif makanan yang dapat berefek merugikan kesehatan.b. Prinsip
EkologiPertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus
ekologi kehidupan. Bekerja, meniru dan berusaha memelihara sistem
dan siklus ekologi kehidupan. Prinsip ekologi meletakkan pertanian
organik dalam sistem ekologi kehidupan. Prinsip ini menyatakan
bahwa produksi didasarkan pada proses dan daur ulang ekologis.
Makanan dan kesejahteraan diperoleh melalui ekologi suatu
lingkungan produksi yang khusus; sebagai contoh, tanaman
membutuhkan tanah yang subur, hewan membutuhkan ekosistem
peternakan, ikan dan organisme laut membutuhkan lingkungan
perairan.Budidaya pertanian, peternakan dan pemanenan produk liar
organik haruslah sesuai dengan siklus dan keseimbangan ekologi di
alam. Siklus-siklus ini bersifat universal tetapi pengoperasiannya
bersifat spesifik-lokal. Pengelolaan organik harus disesuaikan
dengan kondisi, ekologi, budaya dan skala lokal. Bahan-bahan asupan
sebaiknya dikurangi dengan cara dipakai kembali, didaur ulang dan
dengan pengelolaan bahan-bahan dan energi secara efisien guna
memelihara, meningkatkan kualitas dan melindungi sumber daya
alam.Pertanian organik dapat mencapai keseimbangan ekologis melalui
pola sistem pertanian, pembangunan habitat, pemeliharaan keragaman
genetika dan pertanian. Mereka yang menghasilkan, memproses,
memasarkan atau mengkonsumsi produk produk organik harus melindungi
dan memberikan keuntungan bagi lingkungan secara umum, termasuk di
dalamnya tanah, iklim, habitat, keragaman hayati, udara dan air.c.
Prinsip KeadilanPertanian organik harus membangun hubungan yang
mampu menjamin keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan
hidup bersama. Keadilan dicirikan dengan kesetaraan, saling
menghormati, berkeadilan dan pengelolaan dunia secara bersama, baik
antar manusia dan dalam hubungannya dengan makhluk hidup yang lain.
Prinsip ini menekankan bahwa mereka yang terlibat dalam pertanian
organik harus membangun hubungan yang manusiawi untuk memastikan
adanya keadilan bagi semua pihak di segala tingkatan; seperti
petani, pekerja, pemroses, penyalur, pedagang dan
konsumen.Pertanian organik harus memberikan kualitas hidup yang
baik bagi setiap orang yang terlibat, menyumbang bagi kedaulatan
pangan dan pengurangan kemiskinan. Pertanian organik bertujuan
untuk menghasilkan kecukupan dan ketersediaan pangan ataupun produk
lainnya dengan kualitas yang baik. Prinsip keadilan juga menekankan
bahwa ternak harus dipelihara dalam kondisi dan habitat yang sesuai
dengan sifat-sifat fisik, alamiah dan terjamin
kesejahteraannya.Sumber daya alam dan lingkungan yang digunakan
untuk produksi dan konsumsi harus dikelola dengan cara yang adil
secara sosial dan ekologis, dan dipelihara untuk generasi
mendatang. Keadilan memerlukan sistem produksi, distribusi dan
perdagangan yang terbuka, adil, dan mempertimbangkan biaya sosial
dan lingkungan yang sebenarnya.d. Prinsip PerlindunganPertanian
organik harus dikelola secara hati hati dan bertanggung jawab untuk
melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang dan
mendatang serta lingkungan hidup. Pertanian organik merupakan suatu
sistem yang hidup dan dinamis yang menjawab tuntutan dan kondisi
yang bersifat internal maupun eksternal. Para pelaku pertanian
organik didorong meningkatkan efisiensi dan produktifitas, tetapi
tidak boleh membahayakan kesehatan dan kesejahteraannya. Karenanya,
teknologi baru dan metode metode yang sudah ada perlu dikaji dan
ditinjau ulang. Maka, harus ada penanganan atas pemahaman ekosistem
dan pertanian yang tidak utuh.Prinsip ini menyatakan bahwa
pencegahan dan tanggung awab merupakan hal mendasar dalam
pengelolaan, pengembangan dan pemilihan teknologi di pertanian
organik. lmu pengetahuan diperlukan untuk menjamin bahwa pertanian
organik bersifat menyehatkan, aman dan ramah lingkungan. Tetapi
pengetahuan ilmiah saja tidaklah cukup. Seiring waktu, pengalaman
praktis yang dipadukan dengan kebijakan dan kearifan tradisional
menjadi solusi tepat. Pertanian organik harus mampu mencegah
terjadinya resiko merugikan dengan menerapkan teknologi tepat guna
dan menolak teknologi yang tak dapat diramalkan akibatnya, seperti
rekayasa genetika (genetic engineering). segala keputusan harus
mempertimbangkan nilai-nilai dan kebutuhan dari semua aspek yang
mungkin dapat terkena dampaknya, melalui proses-proses yang
transparan dan artisipatif.Sesuai dengan prinsip prinsip pertanian
organik, ada sebuah metode pengembangan pertanian yang dikenal
sebagai metode bertani tanpa bekerja dikembangkan di Jepang oleh
seorang petani Jepang yang berlatar belakang ahli mikrobiologi
(mantan seorang ilmuwan laboraturium). Ada empat azas bertani alami
yang dipraktikan, yaitu :a. Tanpa pengolahan, yaitu tanpa membajak
atau membalik tanah.Tanah sebenarnya mampu mengolah dirinya melalui
penetrasi akar akar tumbuhan, aktivitas mikroorganisme, binatang
binatang kecil dan cacing cacing tanah.b. Tanpa pupuk kimia atau
kompos yang dipersiapkan.Kebutuhan pupuk untuk tanaman bisa
dipenuhi dengan tanaman penutup tanah semisal leguminose, kacang
kacangan dan mengembalikan jerami ladang dengan ditambah sedikit
kotoran unggas. Jika tanah dibiarkan pada keadaannya sendiri, tanah
akan mampu menjaga kesuburannya secara alami sesuai dengan daur
teratur dari tumbuhan dan binatang.Jika tanah dibiarkan secara
alami, maka kesuburannya alaminya akan naik. Sisa sisa bahan
organik dari tumbuhan dan binatang membusuk, oleh air hujan zat zat
hara masuk ke dalam tanah, diserap tanaman dan menjadi makanan
mikroorganisme.c. Tanpa menghilangkan gulma dengan pengerjaan tanah
atau herbisida.Pada dasarnya gulma mempunyai peranan dalam
menyeimbangkan komunitas biologi dalam membangun kesuburan tanah.
Gulma gulma itu cukup dikendalikan ukan dihilangkan. Mulsa jerami,
tanaman penutup tanah, penggenangan air sementara merupakan cara
pengendalian gulma yang efektif.d. Tidak tergantung dari bahan
bahan kimia.Ketika praktik praktik bertani yang tidak alami dengan
pemupukan, pengolahan tanah, pemberantasan gulma maka
ketidakseimbangan penyakit dan hama menjadi masalah serius. Hama
dan penyakit memang tidak dipungkiri dapat memberi kerugian tetapi
masih dalam batas batas yang tidak memerlukan penggunaan zat zat
kimia (pestisida). Pendekatan yang arif adalah dengan menanam
tanaman yang lebih tahan terhadap hama dan penyakit pada sebuah
lingkungan yang sehat. Penggunaan bahan kimia hanya efektif untuk
sementara waktu, pada saatnya akan menyebabkan terjadinya ledakan
hama yang lain karena keseimabangan bioligis terganggu karena
penggunaan bahan kimia tersebut.
II.3 Kaidah-Kaidah Pertanian OrganikA. Penyiapan lahanLahan
untuk pertanian organik harus terbebas dari residu pupuk dan
obat-obatan kimia sintetis. Proses konversi lahan dari pertanian
konvensional ke pertanian organik membutuhkan waktu setidaknya 1-3
tahun. Selama masa transisi, produk pertanian yang dihasilkan belum
bisa dikatakan organik karena biasanya masih mengandung
residu-residu kimia.Hal lain yang harus diperhatikan adalah
lingkungan disekitar lahan. Pencemaran zat kimia dari kebun
tetangga bisa merusak sistem pertanian organik yang telah dibangun.
Zat-zat pencemar bisa berpindah ke lahan organik kita karena dibawa
oleh air dan udara.
Selain zat pencemar, pemakaian obat-obatan dari kebun tetangga
bisa menyebabkan hama dan penyakit lari ke lahan pertanian organik.
Tentunya hama akan mencari lahan-lahan yang bebas racun, dan
sialnya kebun organik akan menjadi sasaran empuk.Untuk menyiasati
hal tersebut, bisa menggunakan tanaman pagar. Beberapa jenis
tanaman pagar memiliki kemampuan sebagai penyerap bau, bahan kimia,
dan pengusir hama. Selain itu, hijauan dari tanaman pagar bisa
digunakan sebagai bahan pupuk organik.B. Kondisi pengairanKondisi
pengairan atau irigasi menjadi penentu juga dalam pertanian
organik. Akan menjadi sia-sia apabila kita menerapkan pertanian
organik sementara air yang mengaliri lahan kita banyak mengandung
residu bahan kimia. Tentunya lahan kita beresiko tercemar zat-zat
tersebut. Pada akhirnya produk pertanian organik kita tidak steril
dari racun-racun kimia.Untuk mengakali hal ini, pilih lahan yang
mempunyai pengairan langsung dari mata air terdekat. Kalau sulit
kita bisa mengambil air dari saluran irigasi yang agak besar. Kadar
residu kimia dalam saluran air yang besar biasanya sangat rendah,
dan airnya masih bisa digunakan untuk pertanian organik. Hindari
mengambil air dari limpahan kebun atau sawah konvensional.Selain
itu, bisa juga dibuat unit pemurnian air sendiri. Air dari saluran
irigasi ditampung dalam sebuah kolam yang telah direkayasa.
Kemudian air keluaran kolam dipakai untuk mengairi kebun organik.C.
Penyiapan benih tanamanBenih yang digunakan dalam pertanian organik
harus berasal dari benih organik. Apabila benih organik sulit
didapatkan, untuk tahap awal bisa dibuat dengan memperbanyak benih
sendiri. Perbanyakan bisa diambil dari benih konvensional.Caranya
dengan membersihkan benih-benih tersebut dari residu pestisida.
Untuk menjadikannya organik, tanam benih tersebut lalu seleksi
hasil panen untuk dijadikan benih kembali. Gunakan kaidah-kaidah
pemuliaan dan penangkaran benih pada umumnya.Jangan mengawetkan
benih dengan pestisida, fungisida atau hormon-hormon sintetis.
Gunakan metode tradisional untuk mengawetkannya. Benih yang
dihasilkan dari proses ini sudah bisa dikatakan benih organik.Hal
yang perlu dicatat, benih hasil rekayasa genetika tidak bisa
digunakan untuk sistem pertanian organik.D. Pupuk dan penyubur
tanahPemupukan dalam pertanian organik wajib menggunakan pupuk
organik. Jenis pupuk organik yang diperbolehkan adalah pupuk hijau,
pupuk kandang, pupuk kompos dan variannya, serta pupuk hayati.
Untuk mengetahui lebih detailnya silahkan baca jenis-jenis pupuk
organik.Pertanian organik juga bisa menggunakan penyubur tanah atau
disebut juga pupuk hayati. Penyubur tanah ini merupakan isolat
bakteri-bakteri yang bisa memperbaiki kesuburan tanah. Saat ini
pupuk hayati banyak dijual dipasaran seperti EM4, Biokulktur, dll.
Pupuk hayati juga bisa dibuat sendiri dengan mengisolasi mikroba
dari bahan-bahan organik.Dalam permentan bahan-bahan tambang
mineral alami seperti kapur dan belerang masih ditoleransi untuk
digunakan pada pertanian organik. Berikut daftar bahan mineral yang
bisa digunakan dalam pertanian organik: Dolomit Gipsum Kapur
khlorida Batuan fosfat Natrium kloridaE. Pengendalihan hama dan
penyakitPengendalian hama dalam pertanian organik sebaiknya
menerapkan konsep pengendalian hama terpadu. Hal-hal yang terlarang
adalah menggunakan obat-obatan seperti pestisida, fungisida,
herbisida dan sejenisnya untuk membasmi hama.Pengendalian organisme
penganggu tanaman bisa memanfaatkan: Pemilihan varietas yang cocok
Rotasi tanaman Menerapkan kultur teknis yang baik, seperti pengolah
tanah, pemupukan, sanitasi lahan, dll. Memanfaatkan musuh alami
atau predator hama Menerapkan eksosistem pertanian yang beragam,
tidak monokulturApabila terpaksa, misalnya terjadi ledakan hama
atau penyakit, bisa digunakan juga pemberantasan hama dengan
pestisida alami atau pestisida organik. Silahkan baca mengenai
pestisida organik.F. Penanganan pasca panenProses pencucian atau
pembersihan produk hendaknya menggunakan air yang memenuhi standar
baku mutu organik. Hindari air yang sudah tercemar zat-zat kimia
sintetsis. Gunakan juga peralatan yang tidak terkontaminasi zat-zat
kimia.Dalam penyimpanan dan pengangkutan produk organik sebaiknya
tidak dicampur dengan produk non organik. Untuk memberikan nilai
tambah, sebaiknya kemas produk-produk organik dengan bahan yang
ramah lingkungan dan bisa di daur ulang.
G. Sertifikasi pertanian organicUntuk kepentingan pemasaran dan
meningkatkan kepercayaan konsumen, ada baiknya produk organik
disertifikasi. Dewasa ini banyak lembaga yang bisa memberikan
sertifikasi organik. Mulai dari yang berbayar hingga
gratis.Kedepannya, Permentan Sistem Pertanian Organik akan mengatur
lembaga-lembaga sertifikasi organik. Tujuannya untuk memudahkan
kontrol dan melindungi konsumen pangan organik. Sebagai petani
produsen, kita harus pandai-pandai dalam memilih sertifikasi
organik. Kita harus bijak dalam mengeluarkan biaya sertifikasi.
Jangan sampai biaya sertifikasi menjadi beban.Selain sertifikasi,
bisa dikembangkan alternatif lain untuk meyakinkan konsumen dengan
kampanye. Misalnya gerakan untuk membeli pangan lokal, semakin
lokal semakin baik. Jalinlah komunikasi dengan konsumen secara
langsung. Undanglah sesekali konsumen untuk melihat kebun produksi.
Know your farm is know your food!II.4 Pemasaran Pertanian
OrganikPola pemasaran produk pertanian organik bisa menggunakan
pola lama ataupun pola-pola baru. Hasil pertanian organik masih
bisa bersaing dipasar konvensional, karena meski biaya
operasionalnya lebih besar tapi inpu-input produksinya lebih murah.
Namun apabila ingin mendapatkan insentif harga sebaiknya dijual ke
pasar moderen atau penjualan langsung.a. Pasar tradisionalPasar ini
merupakan pasar pertanian tertua. Untuk memasok pasar jenis ini
biasanya melalui rantai para pedagang pengepul dan tengkulak yang
ada sampai hingga ke pelosok desa. Kelebihan sistem ini adalah
mudah. Petani tidak harus jemput bola tinggal nunggu di lahan,
bahkan biasanya proses panen pun dilakukan pedagang pengepul.Banyak
petani yang lebih nyaman dengan sistem ini karena kemudahan
tersebut. Bahkan beberapa tengkulang dan pengepul mau meminjamkan
modal untuk produksi musim tanam berikutnya. Walaupun seringkali
hal ini menjadi jeratan bagi petani.Kelemahan dari sistem ini
adalah harganya yang rendah. Apalagi bila produk pertanian dibeli
dengan sistem ijon atau dibeli sebelum panen.b. Pasar modernAda dua
pola untuk memasuki pasar moderen, yaitu dengan memasoknya langsung
dan melalui perusahaan pemasok. Untuk memasok langsung, produsen
harus memiliki modal dan relasi yang cukup. Karena biasanya barang
yang masuk tidak dibayar secara langsung. Hal ini bisa disiasati
dengan membentuk koperasi petani organik.Sebagian petani organik,
ada juga yang menjual hasil panennya ke perusahaan pemasok pasar
moderen. Dalam hal ini yang mempunyai kontrak dengan pasar moderen
adalah perusahaan pemasok. Petani menjual kepada perusahaan
pemasok.c. Penjualan langsungAlternatif dari sistem-sistem
pemasaran diatas adalah dengan melakukan penjualan langsung. Petani
memasarkan hasil panen secara langsung ke konsumen. Biasanya dalam
bentuk paket-paket yang disesuaikan dengan hasil panen.II.5
Kelebihan Dan Kekurangan Pertanian Organika) Kelebihan pertanian
organika. Meningkatan aktivitas organisme yang menguntungkan bagi
tanaman.Mikroorganisme seperti rizobium dan mikroriza yang hidup di
tanah dan perakaran tanaman sangat membantu tanaman dalam
penyediaan dan penyerapan unsur hara. Juga banyak organisme lain
yang bersifat menekan pertumbuhan hama dan penyakit tanaman.
Misalnya pertumbuhan cendawan akar (Ganoderma sp, Phytopthora sp)
dapat ditekan dan dihalangi oleh organisme Trichoderma sp.b.
Meningkatkan cita rasa dan kandungan gizi. Cita rasa hasil tanaman
organik menjadi lebih menarik, misalnya padi organik akan
menghasilkan beras yang pulen, umbi umbian terasa lebih empuk dan
enak atau buah menjadi manis dan segar. Selain itu pertanian
organik juga meningkatkan nilai gizi. Hasil uji laboraturium
terhadap beras organik mempunyai kandungan protein, dan lemak lebih
tinggi daripada beras nonorganik. Begitu pula nasi yang berasal
dari beras organik bisa bertahan (tidak mudah basi) dua kali lebih
lama ketimbang nasi dan beras organik. Kalau biasanya nasi akan
menjadi basi setelah 12 jam maka nasi dari beras organik bisa
bertahan 24 jam.c. Meningkatkan ketahanan dari serangan organisme
pengganggu. Penggunaan pupuk organik yang cukup maka unsur unsur
hara makro dan mikro terpenuhi semua sehingga tanaman lebih kuat
dan sehat untuk menahan serangan beberapa organisme pengganggu dan
lebih tahan dari serangan peryakit.d. Memperpanjang unsur simpan
dan memperbaiki struktur. Buah dan hasil pertanian tidak cepat
rusak atau akibat penyimpanan. Buah cabai misalnya akan nampak
lebih kilap dengan pertanian organik, hal ini bisa dipahami karena
tanaman yang dipupuk organik , secara keseluruhan bagian tanaman
akan mendapat suplai unsur hara secara lengkap sehingga bagian
bagian sel tanama termasuk sel sel yang menyusun buah sempurna.e.
Membantu mengurangi erosi. Pertanian organik dengan pemakaian pupuk
organik mejadikan tanah lebih gembur dan tidak mudah terkikis
aliran air. Struktur tanah menjadi lebih kompak dengan adanya
penambahan bahan bahan organik dan lebih tahan menyimpan air
dibanding dengan tanah yang tidak dipupuk bahan organik. Pada tanah
yang miskin bahan organik, air mudah mengalir dengan membawa
tanah.b) Kekurangan dalam Sistem Pertanian OrganikBeberapa hal yang
menjadi kelemahan dalam mengembangkan pertanian organik, yaitu :a.
Ketersediaan bahan organik terbatas dan takarannya harus banyakb.
Transportasi mahal karena bahan bersifat ruahc. Menghadapi
persaingan dengan kepentingan lain dalam memperoleh sisa pertanaman
dan limbah organicd. Hasil pertanian organik lebih sedikit jika
dibandingkan dengan pertanian non organik yang menggunakan bahan
kimia terutama pada awal menerapkan pertanian organik.e.
Pengendalian jasad pengganggu secara hayati masih kurang efektif
jika dibandingkan dengan penggunaan pestisida kimia.f. Terbatasnya
informasi tentang pertanian organik.II.6 Pestisida Pertanian
OrganikProduk pertanian yang selama ini identik dengan penggunaan
bahan kimia non alami seperti pupuk dan pestisida kimia mulai
digantikan dengan pertanian organik yang memanfaatkan bahan alami
sebagai bahan pestisida dan obat-obatan untuk tanaman. Pembuatan
bahan alami untuk pestisida dan obat-obatan pertanian cukup mudah
dilakukan dan hanya memerlukan ketelatenan. Selain itu biayanyapun
juga sangat murah. Sehingga apabila mau ditekuni secara
sungguh-sungguh, pertanian organik merupakan peluang usaha yang
sangat prospektif untuk dikembangkan oleh petani. Dengan modal
usaha yang kecil petani dan kelompok usaha kecil bisa memanfaatkan
bahan alami sebagai bahan pestisida dan obat-obatan tanaman.
Berikut adalah beberapa pestisida hayati yang dapat dibuat sendiri
untuk pertanian organik.a) Ekstrak daun sirsak sebagai pestisida
hayati untuk mengendalikan kutu daunSatu bahan alami yang bisa
dimanfaatkan sebagai bahan pestisida alami adalah daun sirsak yang
dapat digunakan sebagai bahan dalam pembuatan pestisida hayati
untuk mengendalikan hama kutu daun dan juga thrips. Pestisida
hayati ini dibuat dari bahan utama daun sirsak. Bahan-bahan yang
digunakan adalah : Daun sirsak: 100 lembar Sabun colek: 2-3 sendok
makan Air: 1,5 literCara pembuatan: 1. Rebus daun sirsak dengan 1,5
liter air, hingga air yang tersisa sebanyak 1 liter.2. Setelah itu
tambahkan sabun colek kedalam larutan yang dihasilkan.3. Untuk
pemakaiannya, campurkan 1 liter larutan pestisida dengan 14 liter
air.Cara penggunaan/ pemakaian: Masukkan campuran pestisida dengan
air ke dalam tangki sprayer, lalu semprotkan pada tanaman. Waktu
penyemprotan sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum jam 10.00
atau sore hari dari jam 15.00 hingga maghrib. Penyemprotan dapat
dilakukan 2 kali dalam seminggu. Yang perlu diingat pada penggunaan
ekstrak sirsak ini adalah bahwa pemakaian harus dilakukan beberapa
kali, jangan hanya satu kali. Sebab pemakaian secara rutin akan
dapat senantiasa melindungi dan mencegah tanamam dari hama kutu
daun dan thrips. Ekstrak daun sirsak dapat disimpan hingga 12 bulan
sejak dari pembuatan. Namun demikian sebaiknya segera digunakan
agar dapat memberikan manfaat secara maksimal.b) Ekstrak daun nimba
sebagai pestisida hayati untuk mengendalikan kutu sisikBahan alami
lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan dalam pembuatan
pestisida hayati adalah daun nimba. Pestisida hayati ini dapat
digunakan untuk mengendalikan kutu sisik pada tanaman. Bahan-bahan
yang digunakan: Daun nimba: 1 kg Air: 10 literCara pembuatan: 1.
Cara pembuatan pestisida ini cukup sederhana yaitu dengan merebus 1
kg daun nimba dengan 10 liter air hingga mendidih.2. Dinginkan
larutan sebelum diaplikasikan pada tanaman.Cara penggunaan/
pemakaian: Larutan yang dihasilkan dapat diberikan pada tanaman
secara rutin sebab aman dan tidak memberi efek negatif terhadap
tanaman. Selain dapat digunakan sebagai pestisida untuk
mengendalikan kutu sisik, ekstrak nimba dapat juga berfungsi untuk
menghilangkan jelaga pada buah jeruk. Aplikasi dapat dilakukan 2
kali dalam seminggu. Seperti halnya ekstrak daun sirsak, ekstrak
daun nimba juga sebaiknya segera digunakan setelah selesai
pembuatan. Namun seandainya terpaksa harus disimpan, maka
penyimpanan dapat dilakukan selama 12 bulan.c) Ekstrak daun pepaya
sebagai pestisida hayati untuk mengendalikan ulat dan hama
penghisap tanamanDaun pepaya memiliki kandungan bahan aktif papain
yang cukup efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap
tanaman. Untuk memanfaatkan daun pepaya menjadi pestisida alami,
daun pepaya dibuat ekstrak yang dicampurkan dengan minyak tanah dan
detergen. Pestisida alami dari ekstrak daun papaya memiliki
beberapa manfaat, antara lain dapat digunakan untuk mencegah hama
seperti aphis, rayap, hama kecil, dan ulat bulu serta berbagai
jenis serangga. Bahan-bahan yang digunakan adalah : Daun papaya : 1
kg Air: 10 liter Minyak tanah : 2 sendok makan Detergen: 30 grCara
pembuatan: 1. Siapkan daun papaya sebanyak kurang lebih 1 kg
(sekitar 1 tas plastik besar atau 1 ember besar).2. Tumbuk daun
pepaya hingga halus.3. Hasil tumbukan/rajangan direndam di dalam 10
liter air4. Tambahkan 2 sendok makan minyak tanah dan 30 gr
detergen.5. Hasil campuran, didiamkan semalam.6. Saring larutan
hasil perendaman dengan kain halus.Aplikasi: Larutan hasil saringan
dapat langsung diaplikasikan ke tanaman dengan cara menyemprotkan
larutan ke tanaman.d) Trichocompos sebagai pestisida hayati untuk
mengendalikan diplodiaSerangan penyakit diplodia merupakan masalah
utama yang dihadapi oleh hampir sebagian besar petani jeruk di
Kalimantan Selatan. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk
mengendalikan penyakit diplodia ini. Salah satu cara yang dilakukan
adalah dengan penggunaan Trichocompos yaitu pupuk kompos/ pupuk
kandang yang mengandung Trichoderma harzianum.Trichocompos
dioleskan sebanyak 3-4 kali pada batang tanaman jeruk yang
terserang diplodia. Aplikasi dilakukan setiap 15 hari sekali. Umbi
gadung sebagai pestisida hayati untuk memandulkan dan membunuh
tikusSerangan tikus (Ratus argentiventer) merupakan salah satu
masalah utama yang banyak dijumpai oleh petani padi dan menimbulkan
kerugian bagi tanaman pertanian baik dilapangan maupun hasil
pertanian dalam penyimpanan. Umbi gadung KB : 1 kg Dedak padi: 10
kg Tepung ikan: 100 gr Kemiri: beberapa biji Air: secukupnyaCara
pembuatan: 1. Umbi gadung dikupas dan dihaluskan bersama kemiri2.
Kemudian dicampurkan secara merata dengan dedak padi, tepung ikan,
dan air hingga menjadi adonan.3. Selanjutnya adonan tersebut dibuat
pellet keringAplikasi: Pelet tersebut disebarkan di pematang sawah,
disarang atau dilubang-lubang tikus.Catatan: jika bahan gadung
diganti dengan gadung racun, maka dapat digunakan untuk membunuh
tikus.
BAB IIIKESIMPULANIII.1 Kesimpulan Sistem pertanian organik
dengan segala aspeknya jelas memberikan keuntungan banyak kepada
pembangunan pertanian rakyat dan penjagaan lingkungan hidup,
termasuk konservasi sumber daya lahan, namun penerapannya tidak
mudah dan akan banyak menghadapi kendala.Semua sistem pertanian
sebenarnya memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, tidak
ada yang sempurna. Tetapi dalam sistem pertanian organik ini
tanaman maupun tanah mendapatkan keuntungan yang sama, kesehatan
tanah akan terjamin dengan adanya bahan organik dalam tanah. III.2
SaranPertanian organik hendaknya dikembangkan dengan mengupayakan
orientasi ekonomi dengan tidak terlepas dari hubungan yang selaras
dengan alam agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani
khususnya dan masyarakat indonesia umumnya
DAFTAR
PUSTAKAhttp://blogging.co.id/pertanian-organikhttp://www.pusattesis.com/pertanian-organik-pengertian-dan-tujuan-pertanian-organik/INFOTEKTAN
BPTP KALIMANTAN SELATAN Nomor: 02/ZHH-FN/TP & Horti/2012.
Disarikan dari: Koswara Wijaya, Ir. Pestisida Nabati.
//petaniwahid.blogspot.com/2008/08/ramuan-pestisida- nabati.html
C:\Nanik\LIPTAN-PESTISIDA.doc.200Sutanto,R. 2006. Pertanian
Organik. Yogyakarta: GramediaSoetriono, dkk. 2006. Pengantar Ilmu
Pertanian. Malang: Bayumedia
1