Halaman 1 dari 18 BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG MASALAH Faktor-faktor ekonomi, politik, teknologi, demografi dan sosial merupakan faktor yang mempengaruhi administrasi perpajakan dan yang akan mempengaruhi perkembangan masyarakat itu sendiri ditahun-tahun yang akan datang. Faktor- faktor ini memberikan peran meningkatkan globalisasi ekonomi, termasuk perubahan besar dalam kegiatan dan kekuatan ekonomi, yang kemudian memberikan tingkat pertumbuhan pasar dalam negara berkembang. Globalisasi dan perkembangan teknologi yang cepat telah memaksa administrasi pajak mencari peluang untuk bekerja sama dan belajar dari satu sama lain untuk meningkatkan efektivitas dan keadilan serta mengurangi biaya kepatuhan. Pajak merupakan salah satu penerimaan pajak yang penting dan utama. Semakin hari penerimaan pajak dalam membiayai pembangunan semakin meningkat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam usaha untuk meningkatkan penerimaan pajak, yaitu dengan melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi penerimaan pajak. Ekstensifikasi ditempuh dengan meningkatkan jumlah Wajib Pajak yang aktif. Sedangkan, intensifikasi dapat ditempuh melalui meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, dan pembinaan kepada para Wajib Pajak, pengawasan administratif, pemeriksaan, penyidikan dan penagihan pasif dan aktif serta penegakan hukum. Salah satu penerimaan pajak berasal dari Pajak Penghasilan (PPh). Pajak penghasilan sendiri terbagi menjadi dua, yaitu Pajak Penghasilan Badan dan Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Penerimaan pajak penghasilan (PPh) orang pribadi masih dibawah penerimaan pajak penghasilan badan. Idealnya, peningkatan jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi akan berbanding lurus dengan besarnya penerimaan pajak dari pajak penghasilan (PPh) orang pribadi. Umumnya, wajib pajak cenderung untuk menghindarkan diri dari pembayaran pajak. Kecenderungan ini terjadi karena tingkat kesadaran masyarakat yang masih cukup rendah. Pemeriksaan pajak merupakan salah satu
18
Embed
Makalah Perkembangan Masyarakat Dan Lingkungan Perpajakan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Halaman 1 dari 18
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG MASALAH
Faktor-faktor ekonomi, politik, teknologi, demografi dan sosial merupakan
faktor yang mempengaruhi administrasi perpajakan dan yang akan mempengaruhi
perkembangan masyarakat itu sendiri ditahun-tahun yang akan datang. Faktor-
faktor ini memberikan peran meningkatkan globalisasi ekonomi, termasuk
perubahan besar dalam kegiatan dan kekuatan ekonomi, yang kemudian
memberikan tingkat pertumbuhan pasar dalam negara berkembang. Globalisasi
dan perkembangan teknologi yang cepat telah memaksa administrasi pajak
mencari peluang untuk bekerja sama dan belajar dari satu sama lain untuk
meningkatkan efektivitas dan keadilan serta mengurangi biaya kepatuhan.
Pajak merupakan salah satu penerimaan pajak yang penting dan utama.
Semakin hari penerimaan pajak dalam membiayai pembangunan semakin
meningkat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam usaha
untuk meningkatkan penerimaan pajak, yaitu dengan melakukan ekstensifikasi
dan intensifikasi penerimaan pajak. Ekstensifikasi ditempuh dengan
meningkatkan jumlah Wajib Pajak yang aktif. Sedangkan, intensifikasi dapat
ditempuh melalui meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, dan pembinaan kepada
para Wajib Pajak, pengawasan administratif, pemeriksaan, penyidikan dan
penagihan pasif dan aktif serta penegakan hukum.
Salah satu penerimaan pajak berasal dari Pajak Penghasilan (PPh). Pajak
penghasilan sendiri terbagi menjadi dua, yaitu Pajak Penghasilan Badan dan Pajak
Penghasilan Orang Pribadi. Penerimaan pajak penghasilan (PPh) orang pribadi
masih dibawah penerimaan pajak penghasilan badan. Idealnya, peningkatan
jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi akan berbanding lurus dengan besarnya
penerimaan pajak dari pajak penghasilan (PPh) orang pribadi.
Umumnya, wajib pajak cenderung untuk menghindarkan diri dari
pembayaran pajak. Kecenderungan ini terjadi karena tingkat kesadaran
masyarakat yang masih cukup rendah. Pemeriksaan pajak merupakan salah satu
Halaman 2 dari 18
instrument yang baik untuk meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak, baik
formal maupun material dari peraturan perpajakan, yang tujuan utamanya untuk
menguji serta meningkatkan tingkat kepatuhan pajak oleh wajib pajak. Kepatuhan
ini akan berdampak bagi penerimaan negara baik langsung maupun tidak
langsung.
Adapun berdasarkan perbandingan realisasi penerimaan pajak di bawah, dapat
dilihat ada kemungkinan penerimaan di tahun 2015 dari persentase penerimaan
berada lebih rendah dari tahun 2014.
II. POKOK PERMASALAHAN
Dalam makalah ini terdapat pengidentifikasian masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan
masyarakat dalam lingkup perpajakan.
2. Bagaimana tingkat kepatuhan perpajakan terhadap perkembangan
masyarakat dan peran pemerintah didalamnya.
III. MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah diidentifikasikan oleh
penulis, maka adapun maksud dan tujuan penulisan dilakukan adalah untuk
Halaman 3 dari 18
mengetahui faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan masyarakat
dalam lingkup perpajakan serta mengetahui tingkat kepatuhan perpajakan
terhadap perkembangan masyarakat serta peran pemerintah didalamnya.
Halaman 4 dari 18
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 KEPATUHAN PAJAK DAN YANG MEMPENGARUHINYA
Dalam salah satu artikelnya yang terkenal James and Alley (1999)
mengemukakan pengertian Tax Compliance sebagai “..The definition of tax
compliance in its most simple form is usually cast in term of the degree version
relate which taxpayer comply with the taxlaw. However, like many such concepts,
the meaning of compliance can be seen almost ascontinuum of definition and on
to even more comprehensive version relating to taxpayer decision to conform to
the wider objectives of society as reflected in tax policy..” . Berdasarkan
pengertian diatas kepatuhan pajak dapat dilihat secara sederhana ataupun secara
komprehensif. Secara sederhana, kepatuhan wajib pajak adalah menyangkut
sejauh mana wajib pajak dalam melaksanakan pemenuhan kewajibannya yang
sesuai dengan aturan perpajakan yang berlaku. Dengan demikian derajat atau
tingkat kepatuhan dapat diukur dengan adanya tax gap, yaitu perbedaan antara apa
yang tersurat didalamnya aturan perpajakannya dan apa yang dilaksanakan oleh
waijib pajak itu sendiri. Tax gap dapat juga diartikan sebagai perbedaan antara
seberapa besar pajak yang dapat dikumpulkan dengan besar pajak yang
seharusnya terkumpul. Dalam praktek pemahaman ini terus berkembang ke
berbagai pengertian dan bahkan lebih kompleks sejalan dengan kepentingan
masyarakat. Perkembangan dunia bisnis yang terus berubah secara cepat seiring
dengan dinamika perubahan perekonomian menuntut pula terus-menerus perlunya
dilakukan penyesuaian-penyesuaian dalam ketentuan perpajakan.
Penelitian atas moral pajak dan etika pajak menunjukkan bahwa
masyarakat yang mempunyai tingkat moral pajak dan etika pajaknya tinggi
dianggap memiliki tingkat penghindaran dan penggelapan pajak yang rendah.
Adanya kualitas yang baik dan hubungan antara pemerintah dan warga negara
dapat membentuk penerimaan pajak yang tinggi. Hal ini dibutuhkan dalam
kepercayaan pemerintah serta pandangan hukum dan keadilan pada sistem pajak.
Selanjutnya, wajib pajak yang mendukung kebijakan pemerintah dan system pajak
Halaman 5 dari 18
akan membangun masyarakat semangat pajak yang lebih tinggi dibandingkan
dengan wajib pajak yang menganggap rendah atas manfaat untuk masyarakat atas
kontribusi pajak mereka tersebut. Sikap terhadap pajak tidak hanya didukung oleh
variable kepentingan pribadi tapi juga dipengaruhi oleh bagaimana wajib pajak
memandang diri mereka sebagai pembayar pajak maupun sebagai otoritas pajak.
Di negara Indonesia, dapat kita lihat bagaimana tingkat kepatuhan pajak yang
terjadi pada wajib pajak orang pribadi dan badan selama tahun 2008 – 2013.