BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGa. Konsep Pertumbuhan dan
Perkembangan
Makanan merupakan faktor penting dalam kehidupan, karena makanan
merupakan sumber energi tubuh.Tubuh memerlukan bahan bakar untuk
menyediakan energi untuk fungsi organ dan pergerakan badan, untuk
mempertahankan suhu tubuh, dan untuk menyediakan material mentah
untuk fungsi enzim, pertumbuhan, penempatan kembali, dan pergerakan
sel. Kebutuhan energi yang terus menerus memerlukan cukup nutrisi.
Nutrisi sendiri adalah substansi kimia di dalam makanan yang
diperlukan tubuh. Fungsi nutrisi adalah sebagai bahan penghasil
energi, membangun jaringan tubuh, membentuk jaringan tubuh, serta
pengaturan fungsi tubuh.
Pada umumnya, ketika kebutuhan energi dipenuhi lengkap oleh
asupan kalori makanan, maka berat badan tidak berubah. Jika
pemasukkan kalori melebihi kebutuhan energi, maka berat seseorang
akan menambah. Ketika pemasukkan kalori gagal untuk memenuhi
kebutuhan energi, maka seseorang akan kehilangan berat badan.
Nutrien merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh.
Enam katagori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan mineral. Kegunaan nutrien yang spesifik untuk mengatur
respons imun respons trauma dan penyakit. ( Potter & Perry,
2006).
Pengertian pertumbuhan dan perkembangan mencakup peristiwa yang
statusnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan.
Pertumbuhan lebih menekankan pada fisik, sedangkan perkembangan
lebih menekankan padamental dan kejiwaan seseorang. Pertumbuhan
(growth) berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan
fungsi tingkat sel , organ maupun individu, yang diukur dengan
ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter),
umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan
nitrogen tubuh). Kecepatan pertumbuhan berbeda pada setiap tahapan
kehidupan, dipengaruhi oleh:
a. Kompleksitas dan ukuran dari organ
b. Rasio otot dengan lemak tubuh
Kecepatan pertumbuhan pada saat pubertas sangat cepat dalam hal
tinggi badan, ditandai dengan perubahan otot, lemak dan
perkembangan organ yang diikuti oleh kematangan hormon seks.
Pertumbuhan (growth) yang optimal sangat sangat dipengaruhi oleh
potensi biologisnya. Tingkat pencapaian fungsi biologis seseorang
merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan:
genetik, lingkungan bio-psiko-sosial, dan perilaku.Proses tersebut
sangat unik, hasil akhirnya berbeda-beda dan memberikan ciri pada
setiap anak (Susilowati. 2008).Perkembangan (development)
menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan
tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa
sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsi di dalamnya termasuk
pula perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya. b. Perkembangan adalah Bertambahnya
kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
komleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil
proses pematangan atau Penampilan kemampuan (skill) yang
diakibatkan oleh kematangan sistem saraf pusat, khususnya di
otak.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
1) Faktor Internal (Genetik)Modal dasar mencapai hasil proses
pertumbuhan. Melalui genetik dapat ditentukan kualitas dan
kuantitas pertumbuhan, yang ditandai dengan:
a) Intensitas dan kecepatan pembelahan
b) Derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan
c) Umur pubertas
d) Berhentinya pertumbuhan tulang.
Yang termasuk faktor internal: faktor bawaan yang normal dan
patologis, jenis kelamin, obstetrik, dan ras (suku bangsa). Jika
potensi genetik dapat berinteraksi dalam lingkungan yang baik dan
optimal akan mewujudkan pertumbuhan optimal
Gangguan pertumbuhan: Di negara maju sering diakibatkan oleh
faktor genetic, selain disebabkan oleh faktor genetik, juga oleh
lingkungan yang tidak memungkinkan seseorang tumbuh secara optimal,
kematian balita di negara berkembang Menurut Jellife D.B. (1989),
yang termasuk faktor internal adalah genetik, obstetrik, dan seks
.2) Faktor Eksternal (Lingkungan)
Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetik
yang optimal. Kondisi lingkungan yang buruk >> kondisi
genetik optimal tidak dapat tercapai Yang termasuk faktor
lingkungan adalah bio-fisik-psikososial. Faktor ini mempengaruhi
setiap individu sejak masa konsepsi sampai akhir hayat.Faktor
lingkungan dibagi dua:
(a) Lingkungan Pranatal Mempengaruhi pertumbuhan janin sejak
konsepsi hingga lahir. Meliputi gizi ibu saat hamil, mekanis,
toksin/zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, anoksia
embrio.
(b) Lingkungan Pascanatal
Dipengaruhi oleh lingkungan. Meliputi lingkungan biologis,
lingkungan fisik, faktor psikososial, keluarga dan
adat-istiadat.1.2 TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui pengertian antropometri gizi
2. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis pengukuran antropometri
gizi
3. Mahasiswa mengetahui kegunaan pengukuran antropometri
gizi
4. Mahasiswa mengetahui Kelemahan pengukuran antropometri
giziBAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian PertumbuhanPenggunaan
antropometri sebagai salah satu metode untuk mengukur status gizi
masyarakat sangat luas. Antropometri berasal dari kata antrophos
dan metros. Antrophos memiliki arti tubuh, sedangkan metros adalah
ukuran. Antropometri yaitu ukuran dari tubuh. Antropometri adalah
cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan di
masayarakat. Antropometri dalam pengertian adalah suatu sistem
pengukuran ukuran dan susunan tubuh dan bagian khusus tubuh (Potter
& Perry, 2006). Contoh penggunaan: Program gizi masyarakat
dalam pengukuran status gizi balita, Kegiatan penapisan status gizi
masyarakat.Pengertian pertumbuhan (growth) dan perkembangan
mencakup peristiwa yang statusnya berbeda tetapi saling berkaitan
dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan merupakan Peningkatan secara
bertahap dari tubuh, organ dan jaringan dari masa konsepsi sampai
remaja. Pertumbuhan lebih menekankan pada fisik, sedangkan
perkembangan lebih menekankan padamental dan kejiwaan seseorang.
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran
dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu, yang diukur dengan
ukuran berat (gram,pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter),
umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan
nitrogen tubuh). Kecepatan pertumbuhan berbeda pada setiaptahapan
kehidupan, hal ini dipengaruhi oleh:
1. Kompleksitas dan ukuran dari organ
2. Rasio otot dengan lemak tubuh (Supariasa, dkk,
2001).Kecepatan pertumbuhan pada saat pubertas sangat cepat dalam
hal tinggi badan, ditandai denganperubahan otot, lemak dan
perkembangan organ yang diikuti oleh kematangan hormon seks.
Pertumbuhan yang optimal sangat dipengaruhi oleh potensi
biologisnya. Tingkat pencapaian fungsi biologis seseorang merupakan
hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan: genetik,
lingkungan bio-psiko-sosial, dan perilaku (Susilowati.
2008).Perkembangan (development) menyangkut adanya proses
diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan
system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing
dapat memenuhi fungsi di dalamnya termasuk pula perkembangan emosi,
intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya. Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan
(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses
pematangan atau. Penampilan kemampuan (skill) yang diakibatkan oleh
kematangan sistem saraf pusat, khususnya diotak. Perkembangan anak
yang sehat searah (paralel) dengan pertumbuhannya (Jelliffe DB,
1989).Pertumbuhan lebih menekankan pada aspek fisik sedangkan
Perkembangan lebih menekankan pada aspek pematangan fungsi organ,
terutama kematangan sistem saraf pusat.Faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan:a. Faktor Internal (Genetik)1) Modal dasar
mencapai hasil proses pertumbuhan
2) Melalui genetik dapat ditentukan kualitas dan kuantitas
pertumbuhan, yang ditandai dengan:
(a) Intensitas dan kecepatan pembelahan(b) Derajat sensitivitas
jaringan terhadap rangsangan
(c) Umur pubertas
(d) Berhentinya pertumbuhan tulang.
Yang termasuk faktor internal: faktor bawaan yang normal dan
patologis, jenis kelamin, obstetrik, dan ras (suku/bangsa)Gangguan
pertumbuhan:
a. Di negara maju sering diakibatkan oleh faktor genetic.b. Di
negara berkembang selain disebabkan oleh faktor genetik, juga oleh
lingkungan yang tidak memungkinkan seseorang tumbuh secara
optimal.
Menurut Jellife D.B. (1989), yang termasuk factor internal
adalah genetik, obstetrik, dan seks.b. Faktor Eksternal
(Lingkungan)
1) Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi
genetik yang optimal. Yang termasuk faktor lingkungan adalah
bio-fisikpsikososial.Faktor lingkungan dibagi dua:
Faktor pranatal Faktor pascanatal
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain
adalah:(a) Lingkungan Pranatal Mempengaruhi pertumbuhan janin sejak
konsepsi hingga lahir. Meliputi gizi ibu saat hamil, mekanis,
toksin/zatkimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, anoksia
embrio.(b) Lingkungan Pascanatal
Dipengaruhi oleh lingkungan
Meliputi lingkungan biologis, lingkungan fisik, faktor
psikososial, keluarga dan adat-istiadat. Contoh; Internal
a. Genetik Individu (keluarga)Ras/lingkungan intrauterin
(ketidakcukupan plasenta)
b. Obstetrik BBLRLahir kembar
c. Seks (Anindya. 2009).Laki-laki lebih panjang dan berat
Eksternal
a. Gizi
Gizi Fetus (diet maternal: protein, energi dan iodium)
Gizi Bayi (ASI dan susu botol)
Gizi Anak (protein, energi, iodium, zink, vitamin D dan asam
folat
b. Obat-obatan Alkohol, tembakau dan kecanduan obat-obat
lainnya
c. Lingkungan Iklim yakni Daerah kumuh
d. Penyakit
Endokrin Hormon pertumbuhan
Infeksi Bakteri akut dan kronis, virus dan cacing
Kongenital Anemia sel sabit, kelainan metabolisme sejak
lahir
Penyakit kronis Kanker, malabsorpsi usus halus, jantung, ginjal
dan hati
Psikologis Kemunduran mental/emosi2.2 JENIS-JENIS PERTUMBUHAN 1.
Pertumbuhan linear
a. Menggambarkan status gizi pada masa lampau.b. Bentuk dan
ukuran pertumbuhan linear berhubungan dengan panjang.c. Contoh
ukuran panjang: panjang badan, lingkar dada, lingkar kepala. Yang
paling sering digunakan tinggi atau panjang badan.2. Pertumbuhan
massa jaringan
a. Menggambarkan status gizi pada saat sekarang atau pada saat
pengukuran.b. Bentuk dan ukuran massa jaringan: massa tubuh
c. Contoh ukuran massa jaringan : berat badan, lingkarlengan
atas, tebal lemak bawah kulit. Ukuran yang paling sering digunakan
adalah berat badan (Supariasa, dkk, 2001).BAB IIIPEMBAHASAN3.1
Pengertian AntropometriPengertian istilah nutritional anthropometry
mula-mula muncul dalam Body measurements and Human Nutrition yang
ditulis oleh Brozek pada tahun 1966 yang telah didefinisikan oleh
Jelliffe (1966) sebagai: Pengukuran pada variasi dimensi fisik dan
komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat
nutrisi yang berbeda. Pengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu
pertumbuhan, dan ukuran komposisi tubuh yang dibagi menjadi
pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak.
Penilaian pertumbuhan merupakan komponen esensial dalam
surveilan kesehatan anak karena hampir setiap masalah yang
berkaitan dengan fisiologi, interpersonal, dan domain sosial dapat
memberikan efek yang buruk pada pertumbuhan anak. Alat yang sangat
penting untuk penilaian pertumbuhan adalah kurva pertumbuhan
(growth chart) pada gambar terlampir, dilengkapi dengan alat
timbangan yang akurat, papan pengukur, stadiometer dan pita
pengukur. Antropometri berasal dari kata: antropos (tubuh) dan
metros (ukuran). Antopometri berarti ukuran tubuh.Antropometri gizi
berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan
komposisi tubuh dari berbagaitingkat umur dan tingkat gizi
(Jellife, 1966)Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur
status gizi dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein
dan energi. Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan
fisik dan proporsi jaringan tubuh, seperti lemak, otot danjumlah
air dalam tubuh (Susilowati. 2008).3.2 Syarat yang Mendasari
Penggunaan Antropometri
a. Alat mudah didapat dan digunakan.b. Pengukuran dapat
dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif.c. Pengukuran
tidak selalu harus oleh tenaga khususprofesional, dapat oleh tenaga
lain setelah mendapatpelatihan.d. Biaya relatif murah.e. Hasilnya
mudah disimpulkan, memiliki cutt of point dan buku rujukan yang
sudah pasti.f. Secara ilmiah diakui kebenarannya (Susilowati.
2008).3.3 Keunggulan dan Kelemahan Antropometri1) Keungggulan
Antropometri
a. Prosedur sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah
sampel cukup besar.b. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli.c. Alat
murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dandibuat di daerah
setempat.d. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan.e.
Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi dimasa lampau.f.
Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang danbaik, karena
sudah ada ambang batas yang jelas.g. Dapat mengevaluasi perubahan
status gizi pada periode tertentu, atau dari satu generasi ke
generasi berikutnya.h. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok
yang rawan terhadap gizi2) Kelemahan Antropometria. Tidak sensitif:
tidak dapat mendeteksi status gizi dalamwaktu singkat, tidak dapat
membedakan kekurangan zat gizitertentu, misal Fe dan Zn
b. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan
penggunaan energi) dapat menurunkan spesifikasi dansensitivitas
pengukuran antropometri
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapatmempengaruhi
presisi, akurasi, dan validitas pengukurand. Kesalahan terjadi
karena: pengukuran, perubahan hasilpengukuran (fisik dan komposisi
jaringan), analisis danasumsi yang kelirue. Sumber kesalahan
biasanya berhubungan dengan latihanpetugas yang tidak cukup,
kesalahan alat, kesulitanpengukuran. Pengukuran Antropometri
(Susilowati. 2008) meliputi :1. Mid-upper-arm fat areRasio
berat/tinggi 2. Lebar siku
3. Rasio lingkar pinggang panggul(waist-hip circumference
ratio)
4. Tinggi lutut
5. Perubahan berat badan Suprailiac skinfold
6. Berat badan
7. Lingkar kepala Lingkar lengan atas (LILA) Triceps skinfold3.4
Jenis Parameter Antropometri1) UmurFaktor umur sangat penting dalam
penentuan status gizi. Kesalahan penentuan umur dapat mengakibatkan
interpretasi status gizi salah. Batasan umur yang digunakan
(Puslitbang Gizi Bogor, 1980):
a. Tahun umur penuh (completed year)
Contoh: 6 tahun 2 bulan, dihitung 6 tahun
5 tahun 11 bulan, dihitung 5 tahun
b. Bulan usia penuh (completed month)
untuk anak umur 0-2 tahun Contoh: 3 bulan 7 hari, dihitung 3
bulan
2 bulan 26 hari, dihitung 2 bulan2) Berat Badan (BB)Merupakan
ukuran antropometri terpenting dan paling sering digunakan pada
bayi baru lahir (neonatus). Selain itu dapat digunakan sebagai
indikasi:
a. Digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR.b. Pada
masa bayi-balita berat badan dapat dipergunakan untukmelihat laju
pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan
klinis (dehidrasi, asites, edema, atau adanya tumor). c. Dapat
digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan.
d. Menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral pada
tulang.e. Pada remaja, lemak cenderung meningkat dan protein
ototmenurun.f. Pada klien edema dan asites, terjadi penambahan
cairan dalam tubuh.g. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak
dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi.Alasan
mengapa pengukuran berat badan merupakan pilihan utama:
a. Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam
waktu singkat karena perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.b.
Memberikan gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan periodik
memberikan gambaran pertumbuhan.c. Umum dan luas dipakai di
Indonesia.d. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh
keterampilan pengukur.e. Digunakan dalam KMS.f. BB/TB merupakan
indeks yang tidak tergantung umurg. Alat ukur dapat diperoleh di
pedesaan dengan ketelitian tinggi: dacin.3) Tinggi Badan(TB)Tinggi
Badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan
skeletal. Pada keadaa normal, TB tumbuh seiring dengan pertambahan
umur. Pertumbuhan TB tidak seperti BB, relatif kurang sensitif pada
masalah kekurangan gizi dalam waktu singkat. Pengaruh defisiensi
zat gizi terhadap TB akan nampak dalam waktu yang relatif
lama.Tinggi Badan merupakan parameter paling penting bagi keadaan
yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui
dengan tepat, serta dapat digunakan sebagai ukuran kedua yang
penting, karena dengan menghubungkan BB terhadap TB (quac stick)
faktor umur dapat dikesampingkan.Alat ukur Tinggi Badan
meliputi:
a. Alat pengukur panjang badan bayi: untuk bayi ata uanak yang
belum dapat berdiri.
b. Microtoise: untuk anak yang sudah dapat berdiri.4) Lingkar
Lengan AtasMerupakan salah satu pilihan untuk penentuan status
gizi, karena mudah, murah dan cepat. tidak memerlukan data umur
yang terkadang susah diperoleh, dapat memberikan gambaran tentang
keadaan jaringanotot dan lapisan lemak bawah kulit.Lingkar lengan
atas mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat mencerminkan:
a. Status KEP pada balita
b. KEK pada ibu hamil: risiko bayi BBLRLingkar lengan atas
menggunakan alat: pita pengukur dari fiber glass atau sejenis
kertas tertentu berlapis plastik.Ambang batas (Cut of Points):
a. LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia < 23.5 cm
b. Pada bayi 0-30 hari : 9.5 cm
c. Balita dengan KEP 59 tahun.Formula (Gibson, RS; 1993)
Pria : (2.02 x tinggi lutut (cm)) (0.04 x umur (tahun)) +
64.19
Wanita : (1.83 x tinggi lutut (cm)) (0.24 x umur (tahun)) +
84.88
8) Jaringan Lunak Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang
bervariasi. Antropometri dapat dilakukan pada jaringan tersebut
untuk menilai status gizi di masyarakat. Lemak subkutan
(subcutaneous fat), Penilaian komposisi tubuh termasuk untuk
mendapatkan informasi mengenai jumlah dan distribusi lemak dapat
dilakukan dengan beberapa metode, dari yang paling sulit hingga
yang paling mudah. Metode yang digunakan untuk menilai komposisi
tubuh (jumlah dan distribusi lemak sub-kutan):
a. Ultrasonik
b. Densitometri (melalui penempatan air padadensitometer atau
underwater weighting)
c. Teknik Isotop Dilution
d. Metoda Radiological
e. Total Electrical Body Conduction (TOBEC)
f. Antropometri (pengukuran berbagai tebal lemakmenggunakan
kaliper: skin-fold calipers)Metode yang paling sering dan praktis
digunakan dilapangan: Antropometri fisik Standar atau jangkauan
jepitan 20-40 mm2, ketelitian 0.1 mm, tekanan konstan 10 g/ mm2.
Jenis alat yang sering digunakan Harpenden Calipers, alat ini
memungkinkan jarum diputar ke titik nol apabila terlihat
penyimpangan. Beberapa pengukuran tebal lemak dengan menggunakan
kaliper:
a. Pengukuran triceps
b. Pengukuran bisep
c. Pengukuran suprailiak
d. Pengukuran subscapularBAB IVPROSEDUR DALAM PENGUKURAN
ANTROPOMETRI PADA ANAK4.1 Alat dan BahanAlat yang digunakan dan
cara kerja yang dipakai ditentukan berdasarkan pengukuran
antropometri itu sendiri, diantaranya:
A. Berat badanAda 2 macam timbangan berat:
1. Tipe Salter spring balance:
a. Timbangan gantung (Posyandu)
b. Maksimum berat 25 kg dengan ketelitian 100 g
2. Tipe Bathroom scale:
a. Untuk anak yang sudah bisa berdiri sendiri, atau
b. Menimbang anak bersama ibunya
c. Maksimum berat 100 kg dengan ketelitian 100 g
B. Tinggi BadanAda dua alat untuk pengukuran tinggi badan
yaitu:
1. Vertical Measure (Microtoise) kapasitas 2 meter dan
ketelitian 0,1 cm.
a. Untuk anak yang sudah bisa berdiri sendiri (2 tahun atau
>)
b. Mengukur tinggi badan dengan ketelitian 0,1 cm
2. Baby length boarda. Untuk bayi dan anak kurang 2 tahun
b. Mengukur crown-heel length dengan ketelitian 0,1 cm
C. Lingkar Lengan Atas (LLA)a. skinfold caliper (panjang 33cm
ketelitian0,1 cm)b. dan meteran ukur panjang
D. Pengukuran Lingkar Perut
Alat yang dibutuhkan:
1. Ruangan yang tertutup dari pandangan umum. Jika tidak ada
gunakan tirai
pembatas.
2. Pita pengukur
3. Spidol atau pulpen4.2 Cara Kerja
A. Berat Badan
1. Timbangan digital merk AND
a. Aktifkan alat timbang dengan cara menekan TOMBOL sebelah
kanan (warna BIRU). Mula-mula akan muncul angka 8,88, dan tunggu
sampai muncul angka 0,00. Bila muncul bulatan (O) pada ujung kiri
kaca display, berarti timbangan siap digunakan.
b. Responden diminta naik ke alat timbang dengan posisi kaki
tepat di tengah alat timbang tetapi tidak menutupi jendela baca
.
c. Perhatikan posisi kaki responden tepat di tengah alat
timbang, sikap tenang (JANGAN BERGERAK-GERAK) dan kepala tidak
menunduk (memandang lurus kedepan)
d. Angka di kaca jendela alat timbang akan muncul, dan tunggu
sampai angka tidak berubah (STATIS)
e. Catat angka yang terakhir (ditandai dengan munculnya tanda
bulatan O diujung kiri atas kaca display) dan isikan pada kolom:
Berat Badan pada formulir RKD.IND. Bagian XI. No 1. Angka hasil
penimbangan dibulatkan menjadi satu digit misal 0,51 - 0,54
dibulatkan menjadi 0,5 dan 0,55 - 0,59 dibulatkan menjadi 0,6
f. Minta Responden turun dari alat timbang
g. Alat timbang akan OFF secara otomatis. 2. Mengukur bayi yang
belum bisa berdiri
a. Timbang ibu dan anak (digendong) bersama-sama.
b. Catat angka yang terakhir.
c. Berat badan anak adalah selisih antara (berat badan ibu dan
anak) dengan berat badan ibu. Pembulatan berat badan anak dilakukan
setelah pengurangan (berat badan ibu dan anak) dengan berat badan
ibu. Isikan pada kolom: Berat badan pada formulir
B. Panjang atau tinggi badan
1. Pengukur tinggi badan : MICROTOISE dengan kapasitas ukur 2
meter dan ketelitian 0,1 cm.
a. Gantungkan bandul benang untuk membantu memasang microtoise
di dinding agar tegak lurus.
b. Letakan alat pengukur di lantai yang DATAR tidak jauh dari
bandul tersebut dan menempel pada dinding. Dinding jangan ada
lekukan atau tonjolan (rata).
c. Tarik papan penggeser tegak lurus keatas, sejajar dengan
benang berbandul yang tergantung dan tarik sampai angka pada
jendela baca menunjukkan angka 0 (NOL). Kemudian dipaku atau
direkat dengan lakban pada bagian atas microtoise.
d. Untuk menghindari terjadi perubahan posisi pita, beri lagi
perekat pada posisi sekitar 10 cm dari bagian atas microtoise.
2. Prosedur Pengukuran Tinggi Badana. Minta responden melepaskan
alas kaki (sandal/sepatu), topi (penutup kepala).
b. Pastikan alat geser berada diposisi atas.
c. Reponden diminta berdiri tegak, persis di bawah alat
geser.
d. Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat dan
tumit menempel pada dinding tempat microtoise di pasang.
e. Pandangan lurus ke depan, dan tangan dalam posisi tergantung
bebas.
f. Gerakan alat geser sampai menyentuh bagian atas kepala
responden. Pastikan alat geser berada tepat di tengah kepala
responden. Dalam keadaan ini bagian belakang alat geser harus tetap
menempel pada dinding.
g. Baca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah angka yang
lebih besar (kebawah ) Pembacaan dilakukan tepat di depan angka
(skala) pada garis merah, sejajar dengan mata petugas.
h. Apabila pengukur lebih rendah dari yang diukur, pengukur
harus berdiri di atas bangku agar hasil pembacaannya benar.
i. Pencatatan dilakukan dengan ketelitian sampai satu angka
dibelakang koma (0,1 cm). Contoh 157,3 cm; 160,0 cm; 163,9 cm.
Isikan ke dalam formulir.3. Pengukuran Panjang Badan untuk Anak
yang Belum Bisa Berdiri Pengukuran panjang badan dimaksudkan untuk
mendapatkan data panjang badan anak yang belum bisa berdiri agar
dapat diketahui status gizi anak (Susilowati. 2008).a. Letakan
pengukur panjang badan pada meja atau tempat yang rata .Bila tidak
ada meja, alat dapat diletakkan di atas tempat yang datar
(misalnya, lantai).
b. Letakkan alat ukur dengan posisi panel kepala di sebelah kiri
dan panel penggeser di sebelah kanan pengukur. Panel kepala adalah
bagian yang tidak bisa digeser.
c. Tarik geser bagian panel yang dapat digeser sampai
diperkirakan cukup panjang untuk menaruh bayi/anak.
d. Baringkan bayi/ anak dengan posisi terlentang, diantara kedua
siku, dan kepala bayi/anak menempel pada bagian panel yang tidak
dapat digeser.
e. Rapatkan kedua kaki dan tekan lutut bayi/ anak sampai lurus
dan menempel pada meja/tempat menaruh alat ukur. Tekan telapak kaki
bayi/anak sampai membentuk siku, kemudian geser bagian panel yang
dapat digeser sampai persis menempel pada telapak kaki bayi/
anak.
f. Bacalah panjang badan bayi/anak pada skala kearah angka yang
lebih besar. Misalkan: 67,5 cm. Isikan ke formulir
g. Setelah pengukuran selesai, kemudian bayi/anak diangkat.
C. Lingkar Lengan Atas
1. Diukur dengan pita ukur non-elastis. Sebagai alternatif bila
tidak memungkinkan mengukur BB dan TB (keadaan darurat atau untuk
skrining)
2. Nilai ambang batas untuk balita 12,5 13 cm dapat menggantikan
interpretasi BB-TB rendah atau wasting.3. Persiapan:
a. Pastikan pita LiLA tidak kusut, tidak terlipat-lipat atau
tidak sobek
b. Jika lengan responden > 33cm, gunakan meteran kain
c. Responden diminta berdiri dengan tegak tetapi rileks, tidak
memegang apapun serta otot lengan tidak tegang
d. Baju pada lengan kiri disingsingkan keatas sampai pangkal
bahu terlihat atau lengan bagian atas tidak tertutup. 4.
Pengukuran:
a. Sebelum pengukuran, dengan sopan minta izin kepada responden
bahwa petugas akan menyingsingkan baju lengan kiri responden sampai
pangkal bahu. Bila responden keberatan, minta izin pengukuran
dilakukan di dalam ruangan yang tertutup.
b. Tentukan posisi pangkal bahu.
c. Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat dengan
telapak tangan ke arah perut.
d. Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku
dengan menggunakan pita LiLA atau meteran (Lihat Gambar), dan beri
tanda dengan pulpen/spidol (sebelumnya dengan sopan minta izin
kepada responden). Bila menggunakan pita LiLA perhatikan titik
nolnya.
e. Lingkarkan pita LiLA sesuai tanda pulpen di sekeliling lengan
responden sesuai tanda (di pertengahan antara pangkal bahu dan
siku).
f. Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA.
g. Pita ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau
longgar.
h. Baca angka yang ditunjukkan oleh tanda panah pada pita LiLA
(kearah angka yang lebih besar).
i. Tuliskan angka pembacaan pada formulir.Keterangan: 1. Jika
lengan kiri lumpuh, yang diukur adalah lengan kanan (beri
keterangan pada kolom catatan pengumpul data).
2. Simpan pita LiLA dengan baik, jangan sampai berlipat-lipat
atau sobek.
BAB VPENUTUP5.1 KESIMPULANKata Antropometri berasal dari Yunani,
dimana Anthropo yang berarti manusia, dan metric yang berarti
mengukur. Secara literal Antropometri berarti pengukuran manusia.
Sedangkan secara umum Antropometri artinya ukuran tubuh
manusia.
Untuk mengkaji status gizi secara akurat, beberapa pengukuran
secara spesifik juga diperlukan dan pengukuran ini mencakup Umur,
BB (Berat Badan), TB (Tinggi Badan), Lingkar Kepala, BMI atau IMT
(index masa tubuh), Berat Badan Relatif (BBR), dan Rasio Pinggang
Panggul (LPP), Lingkaran Perut, Lipatan Trisep, LLA dan LOLA.
Faktor-faktor yang mempengaruhi status nutrisi seseorang
diantaranya adalah pengetahuan, persepsi atau prasangka,
kebiasaan,kesukaan, ekonomi, status kesehatan, faktor psikologis,
alkohol dan obat.5.2 SARANDalam penulisan makalah ini diharapkan
menggunakan literatur yang lebih banyak sehingga pembahasan bisa
lebih baik dan mudah dimengerti bagi pembaca.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat digunakan sebagai pedoman
bagi pembaca, baik bagi tenaga kesehatan dan khususnya bagi
mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan secara
professional.
DAFTAR PUSTAKAAnindya. 2009. Mengukur Status Nutrisi Dewasa.
http://www.rajawana.com
/artikel/kesehatan/390-mengukur-status-nutrisi-dewasa.html [15 Mei
2010]http:www//jadd.Jelliffe DB, 1989, Community Nutrtional
Assessment, Oxford University Press, hlm. 57.blogroll-php765=iaqsr
[15 Mei 2010]Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran Edisi 11. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.Supariasa, dkk, 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit
EGC. Susilowati. 2008. Pengukuran Status Gizi dengan Antropometri
Gizi.
http://www.eurekaindonesia.org/wp-content/uploads/antropometri-gizi.pdf.
[15 Mei 2010]
22