Top Banner
MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI PENDAPATAN NASIONAL KESEIMBANGAN EMPAT SEKTOR Penyusun: Dwi Andriyanto (130421100011)
63

Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

Jun 19, 2015

Download

Education

Dwi Andriyanto
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI

PENDAPATAN NASIONAL KESEIMBANGAN EMPAT SEKTOR

Penyusun:

Dwi Andriyanto (130421100011)

Teknik Industri

Universitas Trunojoyo Madura

Page 2: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

2013-2014

Page 3: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

PRAKATA

Alhamdulillah atas berkat dan rahmat Allah SWT, makalah Pengantar Ilmu Ekonomi ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Tak lupa juga shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.

Makalah Ilmu Ekonomi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi pada Prodi Teknik Industri Universitas Trunoyo Madura. Dalam penyusunan makalah ini, tak lupa pula kami sampaikan terimakasih kepada teman-teman.

Ilmu eknomi sebagai salah satu ilmu penting dalam dunia modern ini tentu telah berkembangan sedemikian rupa yang menarik untuk diteliti dan dideskripsikan. Sebagai sebuah studi ekonomi makalah ini akan banyak berfokus pada masalah-masalah pendapatan nasional empat sektor.

Harapan penulis, makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang, juga kepada pembaca secara umum untuk bisa memberikan kritik dan saran kepada penulis

Bangkalan, Desember 2013

Penulis

Page 4: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................

KATA PENGANTAR …….........................................................................................

DAFTAR ISI ...............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendapatan Nasional Keseimbangan.................................................

2.2 Cara Menentukan Tingkat Keseimbangan Pendapatan Nasional Perekonomian

Terbuka................................................................................................................

2.3 Perhitungan Pendapatan Nasional Dengan Pendekatan Empat Sektor

………..

2.4 Perhitungan Angka Pengganda............................................................................

2.5 Multiplier ............................................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................

3.2 Saran....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

BAB  I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

            Pada perekonomian terbuka, di dalam perekonomian terdapat empat sektor pelaku

yaitu, sektor rumah tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah, dan sektor luar negeri.

Untuk menentukan besarnya pendapatan nasional pada perekonomian terbuka sama

dengan perkonomian tiga sektor, yaitu dengan menjumlahkan pengeluaran dari sektor-

sektor ekonomi. Pengeluaran sektor luar negeri ini berupa ekspor (X) dan impor (M) dan

selisih antara nilai ekspor dengan nilai impor (X-M) disebut dengan ekspor netto.

            Besar kecilnya permintaan barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara oleh

negara lain sangat tergantung pada tingkat pendapatan mereka. Oleh karena itu, dalam

ekonomi makro permintaan ekspor dianggap tetap.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan  latar belakang diatas maka rumusan masalah makalah ini yaitu :

1.       Apa pengertian perekonomian  4 sektor atau perekonomian terbuka

2.      Menjelaskan konsep dari keseimbangan perekonomian 4 sektor

3.      Apa teori permintaan agregat dalam perekonomian terbuka

4.      Apa yang dimaksud dengan perekonomian terbuka: export-impor/kurs

C.    Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan yaitu :

1.      Dapat menjelaskan pengertian dari perekonomian 4 sektor

2.      Dapat menjelaskan konsep dari keseimbangan perekonomian 4 sektor

3.      Dapat menjelsakan teori permintaan agregat dalam perekonomian terbuka

Page 6: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL KESEIMBANAGAN

• Pendapatan nasional keseimbangan adalah pendapatan nasional

yang tidak satupun kekuatan dari faktor-faktor ekonomi memiliki

tendensi untuk mempengaruhinya. Atau :

• Pendapatan nasional di mana semua pelaku ekonomi memberikan

kontribusi pada batas-batas yang wajar dan sesuai dengan kebutuhan.

• Pendapatan nasional keseimbangan adalah merupakan

persamaan dari sejumlah kontribusi pelaku ekonomi, sedangkan

pendapatan nasional adalah merupakan identitasnya.

 

Perekonomian terbuka / perekonomian empat sektor merupakan suatu

negara yang mempunyai hubungan ekonomi dengan negara – negara

lain. Dalam perekonomian terbuka sebagian produksi dalam negeri

diekspor atau dijual ke luar negeri dan disamping itu terdapat pula

barang di negara itu yang diimpor dari negara – negara lain.

Perekonomian terbuka dinamakan juga sebagai ekonomi empat sektor,

yaitu suatu ekonomi yang dibedakan kepada empat sektor yaitu :

campur tangan pemerintah dalam perekonomian (artinya, kita membicarakan

perekonomian tiga sector) dan hubungan ekonomi dengan luar negeri (di mana kita

membicarakan perekonomian empat sector)

Komponen luar negri dari pengeluaran aggregate merupakan nilai

ekspor barang dan jasa ke luar negeri. Dalam perekonomian terbuka

pengeluaran yang dilakukan bukan saja atas barang dan jasa yang

dihasilkan di dalam negeri lain. Biasanya perusahaan terutama

mengimpor bahan mentah dan barang modal dari luar negeri,

sedangkan pemerintah mengimpor barang untuk keperluan pertahanan

negara dan bagi rumah tangga untuk keperluan pertahanan negara dan

Page 7: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

bagi rumah tangga terutama mengimpor barang-barang konsumsi yang

tidak dihasilkan di dalam negeri atau yang mutunya lebih baik.

Perhitungan pengeluaran luar negeri berdasarkan selisih ekspor dan

impor.

Ekspor (X)

Jika suatu negara melakukan ekspor barang dan jasa ke Negara lain,

maka ia harus memproduksi barang dan jasa melebihi jumlah produksi

yang diperlukan di dalam negri.

Dengan meningkatnya jumlah produk (barang dan jasa) yang dihasilkan

oleh suatu Negara, maka hal ini juga akan  meningkatkan pendapatan

nasional (Y) negara tersebut.

Karena ekspor merupakan salah satu jenis pengeluaran agregat

(aggregate expenditure), sehingga dapat mempengaruhi tingkat

pendapatan nasional yang akan dicapai oleh suatu Negara.

“Apabila ekspor meningkat, maka pengeluaran agregat akan meningkat

pula, dan keadaan ini selanjutnya akan menaikan pendapatan nasional”.

“Namun sebaliknya, pendapatan nasional (Y) tidak dapat

mempengaruhi besar kecilnya ekspor”.Apabila pendapatan nasional

bertambah besar, ekspor belum tentu meningkat, atau besarnya ekspor

dapat meningkat atau mengalami perubahan, meskipun pendapatan

nasional tetap besarnya”.

Besarnya kecilnya ekspor tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan

nasional yang terjadi dalam perekonomian sehingga fungsi ekspor

mempunyai bentuk yang sama dengan fungsi investasi dan

pengeluaran pemerintah.

Impor (M)

Dalam analisis makro ekonomi diasumsikan bahwa faktor yang 

mempengaruhi besar kecilnya pembelian barang dari luar negri (impor)

Page 8: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

suatu Negara adalah kemampuan membayar (daya beli) Negara

tersebut terhadap barang impor.

Makin tinggi kemampuan membayar (daya beli)-nya maka tinggi pula

impor yang dapat dilakukannya. Karena tinggi rendahnya daya beli

suatu Negara dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasionalnya.  Maka

tinggi rendahnya impor Negara tersebut, juga ditentukan oleh besar

kecilnya pendapatan nasionalnya.

A. CAMPUR TANGAN PEMERINTAH

Di dalam teori ekonomi, bentuk campur tangan pemerintah di lapangan

perekonomian dirumuskan sebagai tindakan pemerintah dalam bidang

pengeluaran pemerintah (government expenditure atau G), dan

pemungutan pajak (taxation policy atau T).

Pengeluaran pemerintah G, adalah perubah atau variable yang lebih

banyak ditentukan oleh pertimbangan social dan politik daripada

pertimbangan ekonomi.Oleh karena itu besarnya tidak tergantung

kepada pendapatan national. Sehubungan dengan hal itu, maka

perubah G ini untuk selanjutnya akan dianggap sebagai perubah

eksogen (exogenesous variable), yakni perubah yang besarnya

ditentukan berdasarkan hal-hal yang ada di luar system persamaan

yang hendak kita kaji, atau (G = G0) di mana subskrip nol (0) itu

menunjukkan sifat G yang otonom atau eksogen.

Lain halnya dengan pajak T. Di dalam teori ekonomi dikenal adanya dua

bentuk pajak, yaitu pajak tidak langsung dan pajak langsung.Pajak tidak

langsung ini juga bersifat eksogen, karena besarnya tidak dinyatakan

sebagai bagian tertentu dari pendapatan nasional (misalnya, tidak

dinyatakan bahwa besarnya harus sekian persen dari pendapatan

nasional).Sedangkan pajak langsung bersifat endogen, karena besarnya

dinytakan sebagai bagian tertentu dari pendapatan national. Dalam

pembicaraa kita berikut, mula-mula akan dibicarakan pajak tidak

langsung saya, lalu kemudian akan dilajutkan dengan pembicaraan

mengenai pajak tidak langsung dan pajak langsung bersama-sama. Jadi,

Page 9: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

pada kesempatan pertama ini nanti akan dianggap bahwa pajak yang

dipungut pemerintah hanyalah pajak tidak langsung saja, atau (T = T0)

di mana T0 adalah pajak tidak langsung.

Dengan masuknya kedua perubah (variable) ini, (yaitu T0 dan G0), maka

persamaan pendapatan nasional keseimbangan menjadi berubah

pula.Di sisi penawaran (aggregate supply), persamaan yang semula.

Y = C + S

Menjadi Y = C + S + T0 (1)

Karena masuknya pajak. Adapun di sisi permintaan (aggregate

demand), persamaan yang semula

Y = C + I0

Menjadi Y = C + I0 + T0 (2)

Karena diperhitungkan pengeluaran pemerintah.

Dengan kedua persamaan baru tersebut, maka sisi penawaran akan

sama dengan sisi permintaan, apabila

C + S + T0 = C + I0 + G0

(3)

Atau S + T0 = I0 + G0 (4)

Yakni: tabungan ditambah pajak sama dengan invesrasi swasta

ditambah pengeluaran pemerintah.

Persamaan (4) di atas dapat pula dituliskan sebagai:

(I0 - S) + (G0 – T0) = 0 (5)

Yakni: baik di sector swasta (yaitu investasi dan tabungan) maupun di

sector pemerintah (yaitu pengeluaran pemerintah dan pajak) tidak

terjadi kekuatan-kekuatan yang menyerahkan timbulnya

ketidakseimbangan perekonomian, baik yang berupa inflasi maupun

deflasi.

Page 10: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

Secara sederhana, persamaan (5) di atas dapat dituliskan menjadi:

(I0 + G0) – (S + T0) = 0 (5a)

Jika persamaan (5a) di atas membuahkan hasil lebih besar daripada nol,

maka nilai perubah injeksi (yaitu I0 dan G0) lebih besar daripada nilai

perubah kebocoran.

Artinya, pengeluaran oleh lembaga bisnis dan pemerintah (dan

konsumen sebagaimana yang diisyaratkan oleh persamaan (3) ) lebih

besar daripada penyedotan yang dilakukan oleh kedua lembaga

tersebut (dan penerimaan konsumen). Hal ini menunjukkan bahwa

jumlah uang yang beredar akan menjadi terlampau besar. Akibatnya,

nilai uang pun turun bersamaan dengan naikknya tingkat harga. Proses

inilah yang disebut proses inflasi.

Sebaliknya, jika persamaan (5a) di atas menunjukkan hasil yang lebih

kecil daripada nol, maka proses yang sebaliknya akan terjadi, yakni

injeksi akan lebih kecil daripada kebocoran. Proses demikian inilah yang

disebut proses deflasi. Kesimpulannya adalah jika persamaan (5) di atas

terpenuhi, maka di dalam perekonomian yang bersangkutan akan

terjadi keseimbangan moneter.

Sebagaimana analisis yang lalu, keseimbangan perekonomian dapat

didekati melalui dua macam pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan penawaran agregat = permintaan agregat,

(aggregate supply = aggregate demand), atau

Y = C + I0 + G0

b. Pendekatan injeksi = kebocoran, atau

I0 + G0 = S + T0

Sesuai dengan persamaan-persamaan (1) sampai dengan (4).Di sini

dipakai anggapan bahwa investasi yang ada hanyalah investasi otonom

saja; oleh karena itu diberi tanda I0, sebagaimana yang telah

disampaika di atas.Investasi ada dua macam, yaitu investasi terimbas

Page 11: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional, maka investasi otonom

tidak.

Sebelum kita mulai membicarakan keseimbangan tersebut lebih lanjut,

diuraikan lebih dulu bahwa setelah masuknya unsure pajak (T0), maka

pengeluaran konsumsi masyrakat tidak lagi didasarkan pada

pendapatan mereka, melainkan dari pendapatan – siap – pakai

(disposable income). Dengan perkataan lain.

C = f (Yd)

Di mana Yd = Y – T0

Pendapatan – siap – pakai itu adalah pendapatan setelah dikurangi

pajak, atau Yd = Y – T0

Jadi, konsumsi (maupun tabungan) baru dapat dilakukan jika

pendapatan yang diterima telah berupa pendapatan – siap – pakai, atau

Yd, yakni pendapatan setelah dikurangi pajak.

Pendekatan pertama adalah melalui persamaan (6). Dari situ diketahui

bahwa:

Y = C + I0 + G0 (6)

Oleh karena Y = f (Yd)

Maka C = a + b(Yd)

Atau C = a + b(Y – T0)

Atau C = a + bY – bT0 (8)

Dengan menggabungkan persamaan (6) dan (8), dapat diperoleh:

Y = a + bY – bT0 + I0 + G0

(9)

Selanjutnya, dari persamaan (9) dapat diperoleh:

Y – bY = a – bT0 + I0 + G0

Page 12: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

Atau Y(1 – b) = a – bT0 + I0 + G0

Atau Y = a – bT0 + I0 + G0

(10)

1 – b

Melalui pendekatan kedua, yaitu pendekatan injeksi = kebocoran,dapat

pula persamaan (10) itu diperoleh. Syarat keseimbangan untuk

pendekatan kedua ini adalah:

I0 + G0 = S + T0 (7)

Oleh karena S = Yd – C

Maka S = Yd – [a + b(Yd)]

Atau S = Yd – a – b(Yd)

S = -a + (1 – b)Yd

(11)

Dengan menggabungkan persamaan (7) dan persamaan (11), diperoleh

Io + Go = -a +(1 – b) Yd + T0

(12)

Selanjutnya, oleh karena Yd = Y – T0, maka persamaan (12) itu dapat

dituliskan sebagai:

Y(1 – b) = a – bT0 + I0 + G0

Yang tidak lain adalah persamaan (10).

Jadi, dengan menggunakan pendekatan yang manapun juga, akan

diperoleh hasil yang sama.

Kembali pada persamaan (10), yaitu:

Y = a – bT0 + I0 + G0

Page 13: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

1 – b

Di sebuah kanan tanda sama dengan (=) terdapat tiga perubah, yaitu

T0, I0, dan G0. Perubahaan salah satu (atau lebih) perubah-perubah itu

secara logic adakan menyebabkan perubahan Y pula.Seperti yang

sudah dipelajari, gejala seperti ini disebut multiplier effect (efek

pengganda).Adapun besarnya koefisien pengganda untuk masing-

masing perubah itu, dapat dicari dengan melakukan diferensi. Dengan

demikian:

a. Efek pengganda pajak adalah:

dY = d (-bT0)

1 – b

Sehingga:

dY = kT0 = -b

dTo 1 – b

di mana kT0 adalah koefisien pengganda pajak atau tax multiplier

coefficient. Melihat koefisien pengganda pajak yang bertanda

negative itu, maka tahulah kita bahwa pertambahan pajak justru

akan mengurangi pendapatan nasional. Jelasnya, jika pajak

bertambah (berkurang) 1 satuan, maka pendapatan nasional akan

berkurang (bertambah) sebesar bkali lipat.

1 – b

b. Efek penggada investasi adalah:

dY = dI0

1 – b

Sehingga dY/dI = kI0 = 1/(1 – b).

di mana kI0 adalah koefisien pengganda investasi atau investment

multiplier coefficient, yang ternyata sama dengan apa yang kita

jumpai dalam perekonomian dua sector.

c. Efek pengganda pengeluaran pemerintah ( kG0), besarnya sama

dengan efek pengganda investasi, yaitu 1/(1 – b).

Page 14: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

Jadi, jika investasi (atau pengeluaran pemerintah) bertambah

(berkurang) sebesar 1 satuan, maka pendapatan nasional juga

akan bertambah (berkurang) sebesar

[1/(1 – b)] kali lipat.

d. Satu hal yang menarik untuk dikemukakan di sini adalah konsep

pengganda anggaran berimbang (balanced-budget multiplier).

Sebagaimana yang telah diketahui, anggaran berimbang terjadi

jika pajak (atau penerimaan pemerintah) sama besarnya dengan

pengeluaran pemerintah, atau T0 = G0. Yang menjadi persoalan

dalam pembicaraan mengenai multiplier ini adalah akibat yang

ditimbulkan jika baik pajak maupun pengeluaran pemerintah

bertambah (atau berkurang) dengan jumlah yang sama. Dengan

perkataan lain, persoalannya adalah: (1) dT0 = dG0dan

(2) baik kT0maupun kG0 , bersama-sama mempengaruhi

pendapatan nasional Y

Jadi, sesuai dengan prinsip bekerjanya multiplier,

kBB = kT0 + kG0

Maka kBB = -b + 1

1 – b 1 – b

Atau kBB = 1

Yakni, jika pajak maupun pengeluaran pemerintah bertambah

dengan pertambahan yang sama, pendapatan nasionalpun akan

bertambah sebesar itu pula. (kBBadalah balanced-budget

multiplier)

Dalam pada itu, pajak yang dipungut oleh pemerintah, dalam

kenyataannya, tidak hanya terdiri dari satu macam pajak saja,

seperti contoh di atas.Pajak dalam contoh di atas, yaitu T, adalah

pajak yang dalam ilmu Ekonomi Publik disebut pajak tidak

langsung.Sifat utama pajak tidak langsung adalah bahwa

besarnya tidak tergantung pada besarnya pendapatan nasional Y.

Jenis pajak yang lain adalah pajak langsung. Pajak ini dipungut oleh pemerintah

berdasarkan porsi tertentu dari pendapatan nasional. Besarnya pajak langsung itu

adalah tY, di mana t menunjukkan bilangan persentase.

Page 15: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

Jadi, jika misalnya saja t = 20%, sedangkan Y = Rp 100 milyar, maka pajak

langsung, tY adalah sebesar Rp 20 milyar. Dalam kebanyakan literature ekonomi, t

itu disebut marginal propensity to ax (hasrat marjinal untuk memungut pajak), yang

besarnya adalah dYd T

.

Dengan dimasukkannya pajak langsung itu ke dalam persamaan pajak, maka kini:

T = T0 + tY

Di mana T = pajak

T0 = pajak tidak langsung, dan

tY = pajak langsung

Dengan masuknya kedua unsure pajak ini, maka disposable income, Yd, kini

menjadi:

Yd = Y – T

= Y- (T0 + tY)

= Y – T0 – tY

Akibatnya, persamaan fungsi konsumsipun berubah, sekalipun formulanya tetap saja sama,

yaitu:

C = f(Yd)

Sesudah kedua unsur pajak itu, yakni pajak langsung dan pajak tak langsung,

diperhitungkan pula, maka persamaan fungsi konsumsi itu lalu menjadi:

C = a + bYd

= a + b (Y – T0 – tY)

= a + bY – bT0 – btY

Sampai di sini kita berhenti dulu, untuk melihat besarnya MPC adalah sebesar tambahan

konsumsi dibagi dengan tambahan pendapatan, atau ΔCΔY

. Jika pernyataan dinyatakan

Page 16: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

secara limit, maka MPC = dCdY

yang secara matematis tidak lain daripada turunan pertama

fungsi konsumsi. Dengan telah diperhitungkannya peranan pajak, fungsi konsumsi itu

berubah, sebagaimana yang dinytakan di atas, menjadi:

C = a + bY – bT0 – btY,

Sehingga turunan pertamanya, atau MPCnya, lalu menjadi b – bt.

kembali pada persoalaan di atas. Dengan mempergunakan pendekatan aggregate supply =

aggregate demand, maka:

Y = C + I0 + G0

= a + bY – bT0 – btY + I0 + G0

Dengan mengumpulkan semua suku yang mengandung Y ke sebelah kiri tanda sama

dengan (=), kita dapatkan:

Y – bY + btY = a + I0 + G0 – bT0

Atau Y(1 – b + bt) = a + I0 + G0 – bT0

Atau Y = a + I0 + G0 – bT0 (14)

1 – b + bt

Demikianlah pemecahan persamaan pendapatan nasional jika pemerintah memungut pajak

langsung maupun pajak tidak langsung, melalui pendekatan aggregate supply = aggregate

demand. Adapun melalui pendekatan injeksi = kebocoran, dapat kita lakukan sebagai

berikut:

Syarat keseimbangan melalui pendekatan ini adalah:

S + T = I0 + G0 (4)

Oleh karena T = T0 + tY

Maka persamaan (4) dapat ditulis sebagai:

S + T0 +Y = I0 + G0

Kemudian, sebagaimana yang telah dikemukakan,

Page 17: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

S = -a + ( 1 – b ) Yd (11)

Dan Yd = Y – T0 – t Y

Sehingga S = -a + (1 – b) (Y – T0 – tY)

Atau S = -a + Y – bY – T0 + bT0 – tY + btY (15)

Sebagaimana halnya MPC yang mengalami perubahan dalan perekonomian tiga sector,

MPS juga mengalami hal yang sama. MPS adalah turunan pertama fungsi tabungan

terhadap pendapatan nasional, yakni:

MPS = Δ SΔ y

= dSdY

Kini, dengan persamaan (15) itu, dapatlah MPS kita turunkan menjadi:

MPS = 1 – b – t + bt (15a)

Jika persamaan (15) tersebut dikembalikan ke persamaan (4), maka akan didapatkan:

I0 + G0 = -a + Y – bY + bT0 + btY

Atau Y – bY + btY = a + I0 + G0 – bT0

Yang untuk selanjutnya lalu menjadi sama dengan persamaan (14). Inilah tujuan uraian ini,

yakni membuktikan bahwa keseimbangan pendapatan nasional senantiasa akan sama saja,

baik didekati melalui pendekatan AS = AD, maupun melalui pendekatan injeksi =

kebocoran.

Sesudah diketemukan persamaan untuk pendapatan nasional Y itu, maka nilai-nilai angka

atau koefisien pengganda (k) juga berubah, yaitu:

a. Koefisien pengganda pajak, menjadi:

kT0 = -b

1 – b + bt

b. Koefisien pengganda investasi, menjadi

kI0 = 1

1 – b + bt

Page 18: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

c. Koefisien pengganda pengeluaran pemerintah, menjadi

kG0 = 1

1 – b + bt

d. Koefisien pengganda anggaran-berimbang (kBB) tidak lagi sebesar 1 (satu)

sebagaimana persoalan terjadi dalam persoalan diatas, dimana hanya di

perhitungkan pajak tidak langsung saja.

Jadi, kBB =kT0 + KG0

-b 1

Atau = +

1 + b + bt 1-b+bt

1 – b

=

1 – b + bt

Kembali pada persoalan umum yang dikemukakan di awal bab ini. Dalam persamaan (4)

dikemukakan bahwa di dalam perekonomian tiga sektor ini.

S T = I0 + GO (4)

Yang selanjutnya, dari persamaan itu dapat di simpulkan

(I0 – S) + (G0 – T) = 0 (5)

Melihat persamaan itu, dapatlah dikethui bahwa keseimbangan perekonomian itu

akan dicapai jika sektor swasta (I0 - S) dan sektor pemerintah (G0 - T), bersama sama,

menghasilkan keseimbangan. Jadi tidak perlu atau tidak harus di sektor swasta terjadi

keseimbangan (I0 - S = 0) dan sektor di pemerintah juga terjadi keseimbangan (G - T=0) .

dengan perkataan lain, boleh saja ketidakseimbangan terjadi baik di sektor swasta maupun

sektor pemerintah; yang penting kedua setor itu, bersama-sama, menghasilkan

keseimbangan.

Page 19: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

Y

R

O

TT= T0 + tY

dT

dY =1

T0

Demikianlah pengaruh yang ditimbulkan oleh pajak dan pengeluaran pemerintah

terhadap pendapatan nasional. Khusus mengenai pengaruh pajak, sudah kita ketahui bahwa

jika T0 berubah maka tax multiplier akan berbeda menurun/menaikkan pendapatan nasional

keseimbangan. Tetapi, apa yang terjadi jika tY, dan bukan T0, yang berubah ?

Seperti yang kita ketahui, persamaan fungsi pajak adalah :

T = T0 + tY

Dalam persamaan itu, sebagaimana dalam fungsi linier yang lain (lihat gambar 9.1)

GAMBAR 9.1 funsi pajak

Pajak yang dipungut pemerintah terdiri dari dua macam, yakni : (i) T0 yang besar kecilnya

tidak tergantung pada pendapatan. Dalam gambar diatas pajak jenis adalah sebesar OR dan

(ii) tY yang tergantung pada pendapatan nasional. Dilukiskan bersama kedua pajak

tersebuttampak seperti dalam gambar T = T0 + tYkemiringan fungsi pajak itu adlah sebesar

t = ΔTΔY

atau dTdY

yang merupakan MPT atau yang lazim pula disebut tarif pajak.

Page 20: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

O

B

Y2 Y1 Y

I0 + G0

T,I,G,S

S + T

S + T

a. T0 menunjukan perpotongan antara fungsi pajak dengan sumbu tegak, titik potong

itu disebut intercept

b. t yang bersarnya adalah dT/dY menunjukan kemiringan (slope) kurva pajak itu.

Jadi jika tY berubah sedangkan Y tetap, maka itu berarti bahwa t sajalah yang

berubah.

Perubahan t menjadi semakin besar, umpamanya tentu berarti kurva itu menjadi semakin

tegak; sedangkan jika t mengecil arttinya kurva itu menjadi semakin landai. Namun harus

dicatat bahwa perubahan itu tidak mempengaruhi titik intercept R. Titik R baru bergeser

dari tempatnya semula, jika terjadi perubahan T0.

Akibat perubahan t dapat dilihat gambar 9.2 sesuai dengan persamaan (4)

keseimbangan dicapai dititik A, dimana kurva S+T berpotongan dengan kurva I0+G0. Jadi

mula-mula besarnya pendapatan nasional adalah OY0.

Kemudian, t bertambah besar sehingga kurva S+T bergeser semakin tegak menjadi

S+T,. Akibatnya keseimbangan bergeser , dari titik A ke titik B. Pendapatan nasional

keseimbangan menurun, menjadi OY2.

Page 21: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

GAMBAR 9.2Pendapatan Nasional Keseimbangan dalam Perekonomian Tiga Sektor.

Dalam Perekonomian Tiga Sektor. Pendapatan nasional keseimbangan

terjadi jika kebocoran = injeksi, yakni S+T=Io + Go (dengan asumsi

seluruh investasi adalah otonom). Sesuai dengan pernyataan ini,

pendapatan nasional keseimbangan adalah sebesar OY, Namun jika

pemerintah menaikkan tarif pajak t, maka fungsi kebocoran berubah

menjadi S + T, sehingga pendapatan nasional keseimbangan turun menjadi

OY,

Kita lihat dari kenyataan di atas bahwa bertambah besarnya menyebabkan menurunnya

pendapatan nasional. Hal ini adalah akibat logis dari kenyataan bahwa, sesuai dengan

kedudukan t didalam persamaan (14) sebagai penyebut, maka membesarnya t akan

menurunya Y.

Dalam pada itu, masih ada lagi bentuk pengeluaran pemerintah yang perlu dibicarakan,

yaitu pembayaran transfer pemerintah (government transfer payment) atau Tr.

Pembayaran transfer pemerintah ini mempengaruhi besarnya pendapatan nasional melalui

peranannya dalam mempengaruhi tingat konsumsi. Dengan di bayarkannya Tr ini, maka

kemampuan masyarakat dalam mengkonsumsi barang dan jasa juga ikut meningkat, karena

Tr ini langsung diterima oleh anggota masyarakat dan kemudian dipergunakan untuk

memperbesar pengeluaran konsumsinya.

Sekalipun sama-sama merupakan pengeluaran pemerintah, tetapi Tr berbeda dengan Go.

Pengeluaran pemerintah dalam arti Go dibayarkan sebagai imbalan dari jasa yang telah

diterima oleh pemerintah, apa pun bentuknya. Adapun Tr, sebagaimana sifat pembayaran

transfer yang telah kita kenal sejak bab 7, dibayarkan pleh pemerintah bukan sebagai balas

jasa.

Yd = Y – T,

Maka kini, dengan dimasukkannya Tr ini, menjadi:

Yd = Y – T + Tr

Akibatnya, fungsi konsumsi yang tergantung kepada pendapatan siap pakai, atau:

C = f (Yd)

Itu, lalu diubah pula dengan masuknya Tr ini. Jika semula, ketika baru T saja yang

diperhitungkan,

C = a + b(Y-To-Ty)

Maka kini menjadi

Page 22: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

C = a + b(Y-To-Ty+Tr)

Atau C =a + bY – bTo – btY + bTr

Dengan dimasukkannya perubah Tr ini, maka pendapatan nasional keseimbangan

pun mengalami perubahan pula. Demikianlah, jika

Y = C + Io + Go

Kemudian persamaan (16) disubtitusikan kedalamnya, maka:

Y = a + By – bT – bTo – btY + bTr + Io + Go

Atau Y – bY + btY = a – bTo + Io + Go + bTr

a – bTo + bTr + Io + Go

atau Y =

1 – b + bt

Selanjutnya ,mengenai pengganda atau multiplier, maka satu-satunya yang berubah

atau yang perlu ditambahkan dalam konsep pengganda yang telah kita kenal di atas,

adalah pengganda pembayaran transfer ( transfer payment multiplier ). Sesuai dengan

persamaan (17) itu,maka :

b

kTr +

1– b + bt

Yakni, jika pembayaran transfer yang diterima oleh masyarakat bertambah, maka

pendapatan nasional pun akan bertambah pula sebesar kTr kali lipat.

Selanjutnya, jika semula kita hanya mengenal I=Io saja, maka kini bolehlah kita masukan

investasi terimbas ke dalam persamaan fungsi investasi itu, yakni:

I = Io + iY,

Dimana i menunjukkan besarnya bagian dari tambahan pendapatan yang dipakai untuk

menambah pengeluaran investasi. Secara teknis, i itu disebut hasrat investasi marginal

Atau marginal propensity to invest, yang besarnya adalah Δ IΔY

Dengaan diperhitungkanya semua unsur tersebut ke dalam persamaan pendapatan nasional,

akan diperoleh:

Y = c + i + Go

Page 23: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

Sebagaimana yang telah kita kenal dari persamaan (2) di awalbab ini. Kemudian, dengan

memeasukkan T dan Tr kedalam fungsi konsumsi, kita dapatkan.

Y = a + bY – bTo – btY + bTr + I + Go

Lalu, dengan memperhitungkan induced investment di samping invesasi otonom,

sebagaimana yang baru saja kita lakukan di atas, diperdapat:

Y = a + bY – bTo – btY + bTr + Io + Iy + Go

Jika pembaca bersedia meluangkan waktu sedikit saja, maka dari persamaan yang terakhir

itu dapat diperoleh prsamaan pendapatan nasional:

a – bTo + bTr + Io + G

Y =

1 – b + bt - i

Konsekuensi diketemukannya persamaan pendapatan nasional yang terakhir itu adalah,

tentu saja, berubahnya nilai-nilai angka pengganda (multiplier). Demikianlah, dengan telah

dimasukkannya semua variabel tersebut di atas.

1) kT0 = -b

1 – b + bt – i

yakni, jika pajak tidak langsung bertambah satu kali lipat, maka pendapatan

nasional akan berkurang sebesar kTo kali lipat.

2) Investasi otonom dan pengeluaran pemerintah mempunyai angka pengganda yang

sama, yaitu sebesar:

kI0 = kG0 = 1

1 – b + bt – i

3) kTr = b

1– b + bt – i

4) Pengganda anggaran berimbang (balanced-budget multiplier), sekali lagi, juga

tidak lagi sama dengan 1 ( satu), melainkan:

Kbb = kGo – kTo

1 b

=

1 – b + bt + i 1 – b + btt – i

Page 24: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

1 - b

=

1 – b + bt – i

Mengakhiri pembicaraan mengenai perekonomian tiga sektor ini, dapat di catat apa yang

terjadi dengan MPC dan MPS. Dari persamaan (15a) telah kita ketahui bahwa MPS = 1 – b

t + bt. Sebelum itu telah pula kita ketahui, bahwa MPC =nb – bt.

Akibatnya:

MPC + MPS = (b – bt) + 1 – b t bt

= 1-1

≠ 1

Padahal, , MPC + MPS harus = 1. Mengapa hal aneh ini dapat terjadi?

Hal itu terjadi karena unsur pajak telah dimasukkan, baik kedalam fungsi konsumsi

maupun kedalam fungsi tabungan. Akibatnya, “dalil”

MPC +MPS = 1

Itu kini tidak berfungsi lagi, harap dicatat bahwa “dalil” tersebut berlaku karena, dalam

perekonomian dua vektor, Y = C + S

Kini, dengan dimasukkanya unsur pajak, yang ada adalah:

Y = C + S + T

Sesuai dengan persaaan (1). Akibatnya, kini, “dalil” yag berlaku adalah:

MPC + MPS + MPT = 1

Dimana, MPT (marginal propensity to tax) itu adalah: ΔTΔY

= t sebagaimana

yang telah di ketahui.

Berdasarkan semua keterangan di atas, kini dapatlah kita rumuskan “dalil” yang baru itu:

MPC + MPS + MPT = (b – bt) + (1- b – t + bt) + t (19)

= 1

Untuk lebih memperjelas, baiklah kita ambil contoh dengan mempergunakan angka.

Misalkanlah, diketahui:

fungsi konsumsi C = 500 + 0,8Yd, dan (20)

fungsi pajak T = 50 + 0,1Y (21)

Page 25: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

dalam dedu persamaan itu, konsumsi fungsi dan pendapatan siap pakai (disposable

income) Yd. Oleh karena perekonomian yang sedang dibicarakan adalah perekonomian

tiga sektor (terbukti dengan adanya fungsi pajak), maka fungsi konsumsi itu dapat kita

ubah menjadi C = 500 + 0,8 (Y – T ), di mana (Y – T ) adalah disposable incom atau Yd.

Selanjutnya, jika fungsi pajak T dimasukkan selengkapnya, fungsi konsumsi itu dapat

dituliskan sebagai:

C = 500 + 0,8 (Y - T – Ty)

Atau C = 500 + 0,8 (Y – 50 – 0,1Y)

Atau C = 500 + 0,8y – 40 – 0,08Y

Atau C = 460 + 0,72Y (22)

Fungsi tabungan dapat kita peroleh dengan cara yang sama, yakni:

S = -500 + (1 – 0,8)Yd,

Yakni S = -500 + 0,2Yd (23)

Dengan adanya fungsi pajak, maka fungsi tabunga itu menjadi

S = -500 + 0,2(Y – To – Ty)

Atau S = -500 + 0,2(Y -50 – 0,1Y)

Atau S = -500 + 0,2Y – 10 – 0,02Y

Atau S= -510 + 0,18Y (24)

Kini, dengan mudah dapat kita ketahui bahwa:

MPC = O,72 (dari persamaan (22))

MPS = 0,18 (dari persamaan (24))

Jika keduanya kita jumlahkan, maka:

MPC + MPS = 1

Memang harus demikian, sebab memang kita mengikuti persamaan (19), yakni:

MPC + MPS + MPT = 0,72 + 0,18 + 0,1

= 1

Semu hal di atas terjadi dalam keadaan di mana baik fungsi konsumsi, fungsi tabungan,

maupun fungsi pajak dinyatakan sebagai fungsi dari pendapatan nasional (lihat persamaan

21,22,dan24. Dalam ketiga persamaan itu dapat di lihat bahwa C = f(Y), S=f(Y), dan

T=f(Y). Tidak demikian halnya jika baik fungsi konsumsi maupun fungsi tabungan

dinyatakan fungsi dari disposable income. Untuk itu, periksalah persamaan 20 dan 23.

Kedua persamaan itu dapat dituliskan sebagai.

C= f(Yd) dan S=f(Yd).

Page 26: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

Dalam pernyatan seperti ini, pajak sudah termasuk kedalam kedua persamaan itu,

sehingga, oleh karenanya:

MPC + MPS = 1

Yakni 0,8 + 0,2 = 1

(tidak perlu emasukkan unsur MPT) seperti yang selama ini kita kenal.

B. HUBUNGAN DAGANG DENGAN LUAR NEGERI

Persoalan terakhir yang masih harus kita selesaikan adalah mengenai hubungan dagang

dengan luar negeri. Dalam teori keseimbangan perekonomian, persoalan ini mencangkup

dua kegiatan, yaitu ekspor (X) dan impor (M) barang maupun jasa.

Ekspor sesuatu negara ke Negara lain, banyak sekali dipengaruhi oleh hal-hal seperti

permintaan dunia, hubungan politik antar negara, dan sebagainya. Semua hal itu hampir

tidak ada hubunganya dengan pembicaraan kita mengenai pendapatan nasional

keseimbangan. Dengan kata lain, ekspor sesuatu negara tidak tergantung kepada

pendapatan nasional negara itu. Dan memang, bukan pendapatan nasional yang

menentukan besar/kecilnya ekspor, melainkan, sebaliknya, ekspor itulah yang menentukan

besarnya pendapatan nasional.

Oleh karena itu, dalam pembicaraan selanjutnya, ekspor ini akan dianggap sebagai perubah

eksogen (exogenuous variable) sebagaimana Go dalam pembicaraan kita di atas jadi:

Y = f (Xo) (18)

Di mana, Xo adalah ekspor.

Adapun impor, inilah halnya. Kemampuan suatu bangsa untuk mengimpor sangat

tergantung pada pendapatan nasionalnya. Artinya, semakin besar pendapatan nasional,

semakin besar pula kemampuan bangsa tersebut mengimpor suatu barang dan jasa. Jadi:

M = f(Y) (19)

Tetapi harus di ingat, bahwa hubungan antara impor, M, dengan pendapatan nasional, Y, itu

tidaklah hubungan proposional. Artinya, tidak dapat ditarik kesimpulan bahwa jika

pendapatan nasional bertambah dua kali lipat, misalnya, maka imporpun akan menjadi dua

kali lipat.

Hubungan antara impor, M, dan pendapatan nasional, Y, itu ditentukan oleh hasrat

mengimpor marginal (marginal propensity to import atau MPM) yang besarnya adalah:

MPM =dMdY

Page 27: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

YO

A

M

M = M0 + mY

yakni, MPM menunjukkan bagian dari tambahan pendapatan nasional yang dipakai untuk

menambah impor barang dan jasa.

Jika kemudian MPM itu di beri notasi m, maka bentuk hubungan antara pendapatan

nasional dengan impor ituadalah:

M= Mo + mY (20)

Di mana Mo menunjukan besarnya imporotonom, yakni nilai impor yang tidak di

pengaruhi oleh pendapatan nasional. (Ingat a adalah fungsi konsumsi, yang menunjukan

besarnya konsumsi otonom).

Secara grafis, kurfa impor dapat di gambarkan sebagai yang diperlihatkan dalam gambar

9.3berikut. dalam gambar 9.3tersebut, impor diletak kan dalam sumbu tegak, sedangkan di

sumbu datar di ukur pendapatan nasional. Kurfa impor adalah garis M =M0+My.Jarak AO

menunjukan besaran impor otonomsedangkan koefisen kemiringan kurva tersebut adalah

sebesar m.

GAMBAR 9.3

Fungsi impor

Impor tergantung dalam pendapatan nasional, dan hubungan antara keduanya

bersifat pendapatan nasiaonal. (Ingat a dalam fungsi konsumsi, yang menunjukan besarnya

Page 28: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

asumsi otonom).positif (searah). OA adalah impor atonom , yakni tidak di pengaruhi oleh

pendapatan nasional. Impor atonom adalah impor yang sedimikian pentingnya , sehingga

tetep harus diimpor sekalipun misalnya pendapatan nasional sama dengan nol.

Di gambar 9.3 tersebut, dapat dipahami bahwa jika impor atonom , M0, berubah , maka

seluruh kurva itu akan bergeser pula, dengan pergeseran sejajar. Kurva itu akan bergeser

ke kiri-atas, jika atonom bertambah besar, vice versa selanjutnya jika m berubah, maka

kemiringan kurva itupun berubah. Jika m atau hasrat mengimpor marginal (MPM) itu

bertambah besar, maka kurva itu semakin curam, vice versa .

Impor atonom akan berubah, misalnya saja disebabkan oleh berubahnya kebijakan

pemerintah mengenai kouta impor, kebijakan mengenai pelarangan atau pengizinan impor

beberapa jenis komoditi tertentu, perubahan harga barang impor di luar negeri, dan

sebagainyan. Sedangkan perubahan MPM dapat di sebabkan oleh hal-hal seperti perubahan

cita rasa konsumen dalam negri terhadap dalam impor, perubahan nilai mata uang, dan

sebagainya.

Selanjutnya, dengan memperhatikan peranan ekspor dan impor ini, maka pendapatan

nasional keseimbangan pun mengalami perubahan pula. Sekali lagi kita akan menelaah

persoalan ini. Tetapi, agar tidak terlampau membosankan, baiklah dalam kesempatan ini di

asumsikan bahwa:

1) I = Io, yakni, investasi yang diadakan hanyalah investasi otonom saja;tadak ada

investasi terimbas.

2) T = To,yakni, pemerintah hanya memungut pajak tidak langsung saja,; pajak langsung

tidak terpungut.

3) pengeluaran pemerintah hanya dalam bentuk Go, yaknni, pemerintah tidak membiayai

pembayaran transfer

Sesudah memperhatikan hal ketiga tersebut, maka dapatlah kini diadaka anilisis terhadap

pendapatan keseimbangan itu. Dengan memperhatikan masuknya perubah ekspor dan

impor itu.Dengan memperhatikan masukny a perubahan ekspor dan impor itu, maka,

melalui pendapatan AS = AD,

Y = C + Io + Go (Xo – M) (21)

Oleh karena C = a + bY – bTo

Page 29: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

Dan M = Mo + mY (20)

Maka persamaan (21) tersebut dapat dituliskan kembali sebagai

= a + bY – bTo + Io + Go + Xo – Mo – mY

Atau Y – bY + mY = a – bT + Io + Go + Xo -Mo

a – bTo + Io + Go + Xo – Mo

atau Y =

1 – b + m

Dengan diketemukanya persamaan tersebut, maka dapat lah kemudian dihitung besarnya

angka penganda untuk perekonomian terbuka (perekonomian empat sector) ini. Caranya

sama saja dengan yang sudah-sudah, yakni dengan melakukan deferensiasi.

1) Angka penganda pajak adalah

kT0 = -b

1 - b + m

2) Angka penganda inventasi adalah:

kI0 = 1

1 – b + m

Dan sebesar itu pula besarnya angka pengganda pengelaran pemerintah

3) Angka penganda ekspor adalah:

kX0 = 1

1 – b + m

Yakni, jika ekspor meningkat, maka pendapatan nasional Y juka akan meningkat dengan

peningkatan sebersar Rxo kali lipat, vice versa

4) angka pengada pengeluaran impor adalah

Page 30: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

1

Kmo =

1 – b + m

Yakni, jika m0 meningkat, maka pendapatan nasioonal akan menurun

dengan penurunan Sebesar KM0 kali liipat, vice versa

Dari kenyataan-kenyataan tersebut diatas, dapatlah kemudian ditarik sebuah kesimpulan

sederhana, bahwa angka pengganda pada perekonomian terbuka (empat sector) lebih kecil

dibandingkan dengan pada perekonomian tertutup(dua maupun tiga sector) ledih kecil

dibandingkan dengsn pada perekonomian tertutup (dua maupun tiga sector)

Dengan memperhatikan besarnya masing-masing koefesien pengganda itu, dapat lah di

hitung desarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh perubahan masing-masing perubahan

(variable)terdapat pendapatan nasional. Dalam hubungan ini, para pembaca di harapka

untuk berhati-hati dalam menetapkan perubahan yang manakah akan dimasukan atau

dipakai di dalam pemasaran, sesuai luasnya perekonomian yang sedang di bicarakan.

Maksudnya, jika memang,misalnya, perekonomian tiga sector yang sedang di persoalkan,

maka jangsnlah merubah-rubah eskpor dan/impor diperhitungkan pula.

Dalam pada itu, sebagaina yang telah dilakukan di dalam bagian pertama bab ini (peragraf

A:campur tangan pemerintah), maka dalam perekonomian empat sector ini pun dapat pula

dibicarakan keseimbangan moneter. Di dalam perekonmian tiga sector, keseimbangan

moneter itu adalah

S + T = I + G (4)

Persamaan (4) ini menunjukan bahwa learage atau percobaan (baik S maupun T adalah

perubah-perubah kebocoran)sama dengan injection atau injeksi (baik Imaupun G adalah

perubah-perubah injeksi).

Sebagai mana telah disebutkan, persamaan (4) itu dapat pula di situliskan sebagai:

(I - S) + (G - T) = 0 (5)

Page 31: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

Yang menunjukan bahwa, dalam kondisi keseimbangan moneter, resource gap (senjangan

sumber , yakni selisin antara investasi dengan tabungan, atau I-S )akan saling

mengimbangi dengan internal gap (senjangan inter, yakni selisih antar permintaan

pengeluaran pemerintah) kedua persamaan ini telah kita lihat uraiannya dengan cuup di

dalam paragraph A yang baru lalu.

Kini setelah kita mempelajari keseimbangan empat sector. Dengan masukanya ekspor dan

impor, keseimbangan moneter itu dapat pula kita bicarakan lebih lanjut. Dalam hubungan

ini, harap dicatat bahwa impor ,M , adalah perubahan kebocoran;sedang ekspor,X , adalah

perubahan injeksi. Mengingat hal ini, maka persamaan 4 di atas dapat dilanjutka menjadi:

S + T + M = I + G + X (22)

Persamaan (22) ini menunjukan bahwa jika dikehendaki agar perokonomian berada dalam

kondisi keseimbangan moneter (monetary equilibrium) maka, sekali lagi, kebocoran harus

sama dengan injeksi. Dalam hal ini, kebocoran yang terjsdi di rumah tanga konsumen (S),

ditambah dengan kebocoran di rumah tangga pemerintah (T), ditambah lagi dengan

kebocoran yang terjadi karne mengalirnya dana keluar negri sebagai akibat dilakukanya

impor (M), harus sama dengan injek di rumah tangga bisnis(I), di tambah injeksi dari

rumah tangga pemerintah (G), dan injeksi berupa pengaliranya dana dari luar negri karna

dilakukanya kegiatan ekspor(X).

Untuk dapat memahami persoalan ini, maka persoalan (22) itu dapat di tuliskan sebagai

berikut:

(I- S) + (G - T) + (X - M} = 0 (23)

Persamaan (23) ini menunjukan bahwa di dalam kondisi keseimbangan moneter, resource

gap (I-S), internal gap (G-T), dan trade gap (X-M) harus saling mengimbangi, sehingga

penjumlahan ketigaanya mendapatkan nilai 0. Dengan kata lain, untuk mencapai

keseimbangan moneter, tidaklah harus masing-masing dari nilai gap di atas bernilai nol.

Jika tidak harus resource gap =0, inter gap =0, dan trade gap juga=0. Yang penting

hanyalah penjumlahan ketiga gap tersebut meng hangsilkan bilangan nol.Dengan

demikian, mungkin saja terjadi bahwa baik di sector perdagangan luar negri terjadi ketidak

keseimbangan nammun, asal ketiganya saling mengimbangi, maka tercapailah kondisi

keseimbangan moneter.

Page 32: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

Keterangan di atas menunjukan bahwa persamaan (23) itu bernilai>0 (atau sama saja

dengan tanda ‘’=’’ di persamaan 23 di ganti dengan tanda >), maka injeksi total lebih besar

dari pada kebocoran total. Dengan kata lain, kenyataan ini lebih dibaca sebagai; aggregate

demand lebih besar dari pada aggregate supply, yang pada giliranya akan mengakibatkan

terjadinya kenaikan tingkat harga umum, keadaan inilah yang di sebut inflasi.

Atau, dengan cara seperti yang telah dikeanl dalam paragrafA ini, keadaan ini menunjukan

bahwa arus pengeluaran oleh rumah tangga bisnis,pemerintah, dan luar negeri (yang tidak

lain adalah aggregate demand, atau penjualan perubah injeksi, yakni C+I+G+X) lebih

besar dari pada penyadotan yang dilakukan oleh rumah tangga tersebut (yakni aggre

supply, atau penjualan seluruh perubahan kebocoran, yakni C+S+T+M). Akibat keadaan

ini, yakni akibat pengeluaran total yang lebih besardari pada penyedotan total ini, maka

jumlah uang yang beredarpun lalu menjadi terlampau besar, dan ini tidak lain daripada

inflasi.Jika yang terjadi adalah hal yang sebaliknya, maka diflasilah yang terjadi. Deflasi,

didefinisikan sebagai gejala turunya tingkat harga umum, atau setara dangan itu, gejala

terlalu sedikitnya uang yang beredar. Demikianlah jika persamaan 23. Menghasilkan

bilangan <0, maka berarti itu injeksi total lebih kecil daripada kebocoran atau penyedotan

total. Akibatnya, tingkat hargapun turun, atau, jumlah uang yang beredar pun menjadi

terlalu sedikit dibandingkan bengan output. Dalam kondisi seperti ini, maka perekonomian

yang bersangkutan itu pun lalu berada dalam cengkraman deflasi.

C. Teori Permintaan Agregat dalam Perekonomian Terbuka

Menentukan suatu negara tergolong miskin/kaya/maju/mundur dilihat

dari pengeluaan agregat(besar). Pengeluaran =

Pembelian/Pembelanjaan.

Teori Klasik tentang pasar barang yang menyatakan bahwa output atau

income hanya ditentukan oleh faktor ril dan tidak bisa dipengaruhi oleh

pemerintah melalui rekayasa permintaan, seperti pengeluaran

pemerintah, pengeluaran konsumsi masyarakat, investasi, ataupun

supply uang. Keynes menyatakan bahwa output dapat dipengaruhi oleh

pengeluaran aggregate (aggregate sepending) dan pengeluaran

aggregate itu sendiri dapat dipengaruhi oleh kebijaksanaan pemerintah.

Output dan pengeluaran agregat dapat saling mempengaruhi secara

timbal balik. Semakin tinggi output atau income maka semakin tinggi

Page 33: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

pula pengeluaran atau belanja agregat sehingga permintaan aggregate

akan semakin tinggi pula. Sebaliknya bila pengeluaran aggregate tinggi

(artinya aggregate demand juga tinggi) maka output juga tinggi sebagai

respon dari produsen yang menaikan output untuk memenuhi

permintaan aggregate. Output yang tinggi akan mengakibatkan income

juga tinggi.

Tingginya income tidak lain berarti tinginya pertumbuhan ekonomi,

sesuatu yang diharapkan oleh setiap orang termasuk pengambil

kebijakan (pemerintah) karena akan mendatangkan kemakmuran bagi

masyarakat. Pertanyaannya adalah bagaimana mekanisme aggregate

demand dalam menentukan output atau income tersebut?

Menurut teori Keynesian, yaitu hubungan antara Agregate Demand

(pengeluaran aggregate) dengan pendapatan atau output.Komponen

aggregate demand tersebut, adalah yaitu konsumsi (C), investasi (I),

pengeluaran pemerintah (G) dan perdagangan luar negeri (NX).

Keempat komponen ini merupakan faktor yang menentukan besarnya

output atau income. Dalam bentuk persamaan dapat ditulis sebagai

berikut:

AD = C + I + G + NX (5.1)

Dalam keadaan seimbang (equilibrium) maka AD harus sama dengan

income atau output:

AD = Y = C + I + G + NX

Bila salah satu komponen aggregate demand berubah maka akan

terjadi suatu ketidak seimbangan. Misalnya, pengeluaran agregat yang

direncanakan lebih besar dari output maka akan terjadi kekurangan

output atau produksi, sebaliknya bila rencana pengeluaran agregat

lebih kecil dari output maka akan terjadi kelebihan produksi sehingga

persediaan barang (inventory) akan menumpuk. Pada periode

berikutnya produsen akan melakukan penyesuaian dengan menambah

atau mengurangi output sesuai dengan permintaan agregat. Pada

akhirnya akan keseimbangan akan kembali terjadi. Pertumbuhan

ekonomi pada pokoknya adalah pergerakan titik keseimbangan dari

Page 34: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

satu titik ke titik yang lain yang lebih tinggi. Dan sebelum titik

keseimbangan tercapai selalu terjadi proses ketidak seimbangan

menuju titik keseimbangan yang baru dan lebih tinggi atau lebih rendah

dari titik sebelumnya.

Dalam uraian ini kita mengasumsikan bahwa harga adalah konstan atau

tidak berubah.Ini juga berarti semua variable adalah diasumsikan ril dan

tidak ada inflasi.

D. Perekonomian Terbuka: Export-Impor/Kurs

Dalam menganalisa suatu perkenomian, dikenal dua model

perekonomian, yaitu perekonomian tertutup dan perekonomian

terbuka. 

Perekonomian tertutup adalah model perekonomian yang pada

pelakunya, khususnya Produsen dan Konsumen, secara sederhana akan

melakukan kegiatan dalam penjualan dan pembelian di pasar yang

saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingannya

masing-masing. Dalam transaksi pasar tersebut, mereka akan terikat

dengan kontrak dagang atau kesepakatan jual beli, dan kemudian

ditetapkanlah harga jual atau harga beli dari kegiatan tersebut.    Untuk

memfasilitasi kegiatan produksi dan kegiatan konsumsi ini secara efektif

maka sistem perekonomian memerlukan Lembaga perbankan dan

lembaga keuangan lainnya seperti pasar modal, lembaga asuransi,

lembaga penjamin, pegadaian atau lembaga keuangan mikro yang

terdapat di daerah pedesaan. Lembaga Perbankan peranannya sangat

vital untuk mengumpulkan dana-dana yang ada di masyarakat, yang

selanjutnya mereka akan melakukan pengalokasian dana tersebut

melalui pemberian fasilitas perkreditan atau jasa perbankan lainnya. 

Hal ini dikatakan  ekonomi pasar tertutup, karena didalamnya  belum

termasuk peran luar negeri dalam sistem ekonomi tersebut.

Pada sistem ekonomi yang terbuka, terdapat kemungkinan dari

produsen untuk melakukan kegiatan ekspor barang dan produk

Page 35: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

dagangan dengan tujuan pasar-pasar di negara lain atau sebaliknya

melakukan kegiatan impor atas bahan mentah dan bahan penolong

serta mesin atau barang jadi dari luar negara.  Dalam model terbuka ini

jasa perbankan dan lembaga keuangan dapat juga berasal dari luar

negeri dan kita dihadapkan pada sistem perekonomian yang semakin

menyatu (the borderless economy) yang disebut dengan the global

economy.6Dengan memasukkan sektor luar negeri ke dalam model

penghitungan pendapatan nasional, berarti kita menamijahkan dua

variabel dalam model perekonomian tiga sektor, yaitu variabel ekspor

(X) dan variabel impor (M). Dengan demikian untuk menghitung

pendapatan nasional keseimbangan pada perekonomian terbuka

dilakukan dengan jalan menyamakan antara sisi pendapatan dan sisi

pengeluaran.Dalam sistem perekonomian terbuka ini, pengeluaran

untuk impor dibedakan menjadi dua jenis, yaitu apakah impor itu

tergantung dari variabel lain, atau tidak (nilainya dianggap tetap).Untuk

impor yang nilainya tetap dapat dituliskan sebagai berikut :M = M0;  di

mana M0 adalah besarnya imporSedangakn impor yang nilainya

tergantung dari besar kecilnya pendapatan dirumuskan sebagai berikut:

M= M0 + mY, di mana Y adalah pendapatn dan m adalah Marginal

Propensity to ImportMenurut Tedi Heriayanto 8, tolok ukur yang baik

untuk menilai kadar keterbukaan suatu perekonomian adalah rasio

ekspor dan impor terhadap total GNP. Jika rasio ekspor-impor terhadap

GNP melebihi 50%  maka dikatakan perekonomian lebih terbuka.

Perdagangan internasional dapat terjadi karena beberapa alasan, yaitu :

Keanekaragaman kondisi produksi.Perdagangan diperlukan karena

adanya keanekaragaman kondisi produksi di setiap negara. Misalnya,

negara A karena beriklim tropis dapat berspesialisasi memproduksi

pisang, kopi; untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa dari negara

lain.

Penghematan biaya.Alasan kedua adalah timbulnya increasing returns

to scale (penurunan biaya pada skala produksi yang besar). Banyak

proses produksi menikmati skala ekonomis, artinya proses produksi

tersebut cenderung memiliki biaya produksi rata-rata yang lebih rendah

Page 36: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

ketika volume produksi ditingkatkan. Cara apa yang lebih baik untuk

meningkatkan produksi selain menjualnya ke pasar global ?

Perbedaan selera. Sekalipun kondisi produksi di semua daerah serupa,

setiap negara mungkin akan melakukan perdagangan jika selera

mereka berbeda. Contohnya, negara A dan B menghasilkan daging sapi

dan daging ayam dalam jumlah yang hampir sama, tetapi karena

masyarakat negara A tidak menyukai daging sapi, sedang negara B

tidak menyukai daging ayam, dengan demikian ekspor yang saling

menguntungkan dapat terjadi di antara kedua negara tersebut, yaitu

bila negara A mengimpor daging ayam dan mengekspor daging sapi,

sebaliknya negara B mengimpor daging sapi dan mengekspor daging

ayam. 

Prinsip keunggulan komparatif (comparative advantage). Prinsip ini

mengatakan bahwa setiap negara akan berspesialisasi dalam produksi

dan mengekpor barang dan jasa yang biayanya relatif lebih rendah

(artinya lebih efisien dibanding negara lain); sebaliknya setiap negara

akan mengimpor barang dan jasa yang biaya produksinya relatif lebih

tinggi (artinya kurang efisien dibanding negara lain).

E. Gangguan keseimbangan moneter

Keseimbangan moneter ini bisa terganggu:

1. Apabila hasil rumus (tiga pasangan variable strategis makro)

menunjukan positif, maka adanya tekanan inflator yang menuju

ke inflasi terbuka.

2. Apabila hasilnya negative menunjukkan tekanan deflator yang

dapat berkembang kea rah deflasi terbuka.

F. Multiplier

Devinisi multiplier

Ada sebuah prediksi pokok teori tentang pendapatan nasional yang

mengatakan bahwa: “sesuatu pertambahan dalam pengeluaran terlepas

dari sumbernya akan menyebabkan timbulnya pertambahan dalam

Page 37: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

pendapatan nasional yang lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan

pertambahan semula dalam pengeluaran. Multiplier didefinisikan

sebagai berikut: Rasio perubahan dalam pendapatan nasional

dibandingkan dengan perubahan dalam pengeluaran yang

menyebabkan timbulnya hal tersebut.

Perubahan dalam pengeluaran tersebut mungkin timbul karena:

1. Pertambahan dalam investasi pihak swasta;

2. Pengeluaran negara, baru;

3. Pengeluaran tambahan rumah tangga-rumah tangga untuk

konsumsi yang disertai penurunan dalam tabungan.

G. Koefisien Multiplier (k)

Demikian juga apabila konsumsi dan pengeluaran pemerintah itu

naik.Dari rasio MPC dapat diperoleh koefisien multiplier (k). Rumus: k =

1 = 1 – untuk perekonomian tertutup 1 – MPC MPS.

Keterangan:

Pendapatan yang seimbang terletak pada Y dengan rencana konsumsi,

investasi, dan pengeluaran pemerintah setinggi C + I + G.

H. DEFLATIOANARY –DAN IFLATIONARY GAP

Sedemikian jauh pembicaraan pendapatan nasional, kita senantiasa menggunakan asumsi

bahwa perekonomian berada di dalam keadan keseimbangan. Artinya, yang telah di

bicarakan itu melulu mengenai syarat-syarat keseimbangan pendapatan nasional. Di dalam

kenyataanya, jarang sekalilah pendapatan nasional sebuah perekonomian mencapai

keadaan tersebut. Hal ini akan menjadi jelas, jika persoalan pendapatan nasional ini

dihubungkan dengan masalah full employment.

Keadaan full emlloyment adalah suatu keadaan yang merupakan tumpuan utama teori

ekonomi Jhon Maynerd Keynes. Menurut Keynes, full employment merupakan sasaran

politik atau kebijakan ekonomi. Dalam kenyataan sehari-hari, dapat kit lihat bahwa

masalah employment atau kesempatan kerja ini sering menjadi tema sentral politik

pelbagai Negara. Seseorang calon perdana mentri akan menjadi employment ini di masa

Page 38: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

kampanye, dan pemimpin nasional yang lain bias jatuh karena gagal memberlakukan

politik employment yang mempuaskan rakyat banyak.

Keadaan full employment adalah suatu keadaan dimana di dalam perokonomian yang

bersangkutan sudah tiada lagi factor produksi yang menganggur (yakni tiada idlecapacity).

Semua factor produksi sudh di manfaatkan semaksimal mungkin. Dalam keadaan seperti

itu, tidak ada lagi, misalnya, orang yang bekerja hanya setengah hari saja, atau yang

bekerja dalam dua hari saja dalam seminggu. Demikian juga, tidak dapat pengnagguran

terpaksa. Dalam keadaan seperti ini, setiap pengangguran akan dapat memperoleh

pekerjaan tanpa kesulitan yang berarti

Hal yang sama juga didapati di dunia bisnis, mesin mesin yang di pergunakan di dalamnya

juga telah di pergunakan sampai dengan kapasitas normalnya. Jika ada mesin yang secara

normal bisa bekerja sepuluh jam sehari, umpamanya, maka dalam keadaan full

employment mesin tersebut benar-benar bekerja sepuluh jam sehari. Jika misalnya di

gudang pabrik itu masih ada mesin yang belum di gunakan, itu berarti masih ada

unemployment (pengangguran).

Secara teoritik dinyatakan bahwa:

N = f (Y)

Di mana N = employment

Y = pendapatan nasional

Dari persamaan ini dapatlah di ketahui bahwa pendapatan nasional memiliki hubungan

positif atau searahdengan employment. Jika pendapatan nasional naik, employment (atau

kemampuaan perekonomin yang bersangkutan dalam menyerap tenaga kerja) juga naik,

vise versa, mengikuti penjelasan ini, dapatlah di pahami pada suatu saat tertentu ada suatu

tingkat pendapatan nasional yang’’menjamin’’ dicapai fullemployment. Tingkat

pendapatan seperti ini disebut fullemployment income .

Jadi, jika seluruh pengertian di atas digabungkan, dapatlah disimpulkan bahwa full

employment income adalah tingkat pendapatan nasional yang menjamin bahwa di dalam

perekonomian yang bersangkutan tidak tidaak ada lagi factor produksi yang menganggur

atau bekerja di bawah kapasitas normalnya. Seperti telah diterangkan di depan, keadaan ini

merupakan keadaan yang sebaik-baiknya, sehingga di jadikan salah satu sasaran

Page 39: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

kebijaksanaan perokonomian mikro di mana pun. Kenyataan memang demikian. Sebuah

perekonomian mungkin saja telah mencapai keseimbangan dalam neraca pendapatan

nasionalnya, tetapi tingkat pendapatan nasional yang di capainya itu bukan tingkat full

employment income.Dalam keadaan seperti ini, di mana pendapatan nasional

keseimbangan (equilibrium income) tidak sama dengan full employment income,jadilah apa

yang disebut deflationary gap dan inflationary gap.

Kedua gap dapat terjadi di dalam tingkat keseimbangan pendapatan nasional yang sama

saja. Artinya, gap ini bisa melanda perokonomian yang pendapatan nasionalnya hanya

terbentu dari dua sector (keseimbangan dua sector dimana Y = C +I), tiga sector ( di mana

Y =C + I +G),dan empat sector (di mana Y + C + I + G + X – M). Hanya yang perlu

diangkat sebelum kita melangkah lebih jauh, adalah bahwa keseimbangan pendapatan

nasional terjadi jika pemerintah agregat (aggregate demand atau AD) sama dengan

penawaran agregat (aggregate supply atau AS).

Deflationary Gap

Deflationary gap terjadi jika tingkat pendapatan nasional keseimbangan lebih kecildi

bandingkan tingkat pendapatan nasional full employment.keadaan ini dapat dilukiskan

seperti yang terlihat dalam Gambar 9.4 dalam gambar itu, sumbu tegak melukiskan

permintaan agregat (AD), sedang sumbu datar melukiskan penawaran agregat (AD).

Mengenai hal ini, keterangannya adalah berikut:

1. Jika yang kita bicarakan adalah perekonomian dua sektor, maka sumbu tegak itu

membuat variabel C dan I, sedangkan grafik Z berarti C+I; adapun sumbu datar memuat

pendapatan nasional Y yang besarnya sama dengan C+S.

2. Jika pembicaraan mengenai perekonomian tiga sektor, maka sumbu tegak itu

memuat variabel C, I atau G, dan grafik Z berarti C+I+G; sedangkan sumbu datar memuat

pendapatan nasional Y yang besarnya sama dengan C+S+T.

3. Jika pembicaraan mengenai perekonomian empat sektor, maka sumbu datar itu

memuat C, I, G dan X, sedangkan grafik Z harus dibaca sebagai C+I+G+X; adapun sumbu

datar menyatakan pendapatan nasional Y yang besarnya sama dengan C+S+T+M.

Cara melukis seperti itu adalah cara yang diringkas, agar uraian agar uraian tidak

Page 40: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

0 YFYEAggregate Supply

450A

N ZB

Aggregate Dem

and

terlampau membosankan. Dalam prakteknya, tidaklah seharusnya kita menuliskan AD dan

AS begitu saja untuk kedua sumbu grafik itu, dan tidak selayaknya pula hanya memberi

nama Z untuk grafiknya.

GAMBAR 9.4 Senjangan Deflasioner.

Apabila pendapatannasional keseimbangan (OYE) lebih kecil dibandingkan dengan

pendapatan nasional (yang menjamin dicapainya) full employement (OYFE) maka

terjadilah senjangan deflasioner (deflationary gap), yang dalam gambar tampak sebesar

AB.

Dalam Gambar 9.4 itu terlihat bahwa di titik N terjadi keseimbangan antara penawaran

agregat (OYE) dan permintaan agregat (YEN). Tetapi full employement income adalah

sebesar OYFE. Ini menunjukan adanya deflationary gap (cela atau senjangan deflasioner)

antara permintaan dan penawaran agregat. Pada tingkat pendapatan nasional full

employement itu, permintaan agregat adalah sebesar YFEA sedangkan penawaran agregat

adalah sebesar YFEB. Dengan demikian, besarnya deflationary gap adalah AB.

Dalam perekonomian dua sektor, maka deflotionary gap itu menunjukan bahwa S>I

Sebesar AB. Untuk tiga sektor, maka AB itu menunjukan bahwa (S+T)>(I+G). Demikian

pun untuk perekonomian empat sektor, terjadinya deflationary gap menunjukan bahwa

(S+T+M)>(I+G+X) sebesar AB.

Dalam pada itu, keadaan deflationary gap bukanlah keadaan yang baik yang diidam-

idamkan oleh para pengambil keputusan di sesuatu negara. Bagaimana pun juga, keadaan

Page 41: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

yang sebaik-baiknya adalah keseimbangan. Untuk "mengobati" keadaan yang tidak

diinginkan ini, maka grafik Z itu haruslah digeser ke atas sehingga berpotongan dengan

garis 450 di titik B. Ini dapat dilakukan dengan memperhatikan pertidaksamaan-

pertidaksamaan di atas bisa dengan memperkecil S, T atau M, ataupun memperbesar I, G

atau X. Seberapa banyak variabel-variabel tersebut diperkecil atau diperbesar, tergantung

pada besarnya koefisien pengganda untuk variabel yang bersangkutan.

Inflationary Gap

Pada dasarnya, uraian mengenai inflotionary gap ini sama dengan delfotionary gap di atas.

Dalam uraian di bawah ini nanti, cara melukiskan keadaan inflotionary gap ini juga akan

dilakukan sebagaimana di atas.

Inflotionary gap terjadi jika pendapatan nasional keseimbangan lebih besar daripada

tingkat full employement income. Jadi kebalikan dari deflationary gap. Keadaan dapat

dilihat dalam gambar 9.5 berikut ini. Dalam gambar 9.5 itu terlihat bahwa pendapatan

nasional mencapai keseimbangan pada tingkat OYE.. Ini ditandai terjadinya keseimbangan

di titik M, karena permintaan agregat (YEM) sama dengan penawaran agregat (OYE).

Tetapi tingkat tingkat full employement income tidak sebesar itu, melainkan sebesar OYFE,

lebih kecildaripada tingkat pendapatan nasional keseimbangan. Ini menunjukan adanya

inflotionary gap (celah atau senjangan inflasioner) antara permintaan dan penawaran

agregat. Pada tingkat full enmployement income itu, permintaan agregat adalah sebesar

YFEL, sedangkan penawaran agregat sebesar YFEK. Jadi ada selisih sebesar KL; selisih

inilah inflotionary gap.

Dalam perekonomian dua sektor yakni; jika grafik Z itu dibaca sebagai C+I, maka

inflotionary gap sebesar KL itu menunjukan bahwa S>I. Untuk perekonomian tiga sektor

(yakni jika grafik Z itu dibaca sebagai C+I+G, maka hal itu menunjukan (S+T)<(I+G)

dengan selisih sebesar KL. Demikian untuk empat sektor atau perekonomian terbuka

(yakni grafik Z itu dibaca sebagai C+I+G+X-M,

Page 42: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

0

K

Aggregate SupplyYEYFE

450B

ZMAggregate D

emand

jarak KL itu menunjukan besarnya inflotionary gap sebesar selisih (S+T+M)<(I+G+X).

GAMBAR 9.5 Senjangan Inflasioner

Apabila pendapatan nasional keseimbangan (OYE) lebih besar dibandingkan pendapatan

nasional (yang menjamin dicapainya) full employement (OYFE) maka terjadilah senjangan

inflasioner (inflotionary gap), yang dalam gambar tampak sebesar KL.

Sebagaimana deflotionary gap, maka inflotionary gap ini pun bukanlah keadaan yang baik.

Namun, berbeda dengan kasus deflationary gap yang jelas bagaimana "mengobati"nya,

inflotionary gap ini lain. Grafik Z itu tidak bisa digeser keatas sehingga berpotongan

dengan garis 450 di titik M. Mengapa? Karena menggeser grafik Z itu ke atas berarti

menggeser titik YFE ke kanan, yakni; menaikkan full employement income yang-oleh

karena income = output-sama dengan menaikkan full employement out-put. Sudah

diketahui bahwa pada tingkat full employement semua faktor produksi telah dimanfaatkan

secara optimal. Para pekerja sudah bekerja sepenuhnya, demikian pun alat-alat produksi

lain. Penganggur pun tiada lagi. Jadi bagaimana outpu bisa dinaikkan?

Menghadapi persoalan inflationary gap ini, Samuelson menyatakan bahwa tingkat harga

umumakan senantiasa naik, karena permintaan agregat lebih besar daripada penawaran

agregat. Kenaikan harga ini akan berlangsung terus . Sampai kapan?

Samuelson menjelaskan:

Page 43: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

.......as long as there is an inflotionary gap, i.e. Until we are lucky enough for invesment or

consumtion demand to fall off, or smart enough as a nation to adopt corretive policies that

will wipe out the inflotionary gap.

.......selama masih ada inflationary gap, yakni sampai kita cukup beruntung mendapat

turunnya permintaan investasi dan konsumsi, atau cukup cakap sebagai suatu bangsa untuk

menerapkan kebijakan-kebijakan yang bersifat mengoreksi, yang akan menghapus

inflotionary gap itu.

Dengan perkataan lain, harus ada keberanian pemerintah untuk menekan pengeluarannya

sendiri maupun pengeluaran masyarakat.

Yang dimaksud oleh Samuelson dengan "turunnya permintaan investasi dan konsumsi"

pada kutipan di atas adalah segala macam investasi dan konsumsi. Seperti yang telah kita

ketahui, dilihat dari pelakunya, baik investasi maupun konsumsi dilakukan oleh berbagai

pihak. Investasi sendiri terdiri dari investasi swasta, investasi pemerintah dan investasi luar

negeri. Demekian pun dengan konsumsi, yang dapat berupa konsumsi swasta, konsumsi

pemerintah dan konsumsi luar negeri. Walhasil, sekalipun kelihatannya Samuelson hanya

menyebutkan dua variabel yakni C dan I, tetapi implikasinya mencakup semua aspek

permintaan agregat: konsumsi C, investasi I, pengeluaran pemerintah G, dan permintaan

luar negeri X. Dengan demikian, pernyataan Samuelson ini dapat diterapkan baik intuk

perekonomian dua, tiga, maupun empat sektor.

Page 44: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

 BAB III

PENUTUP

A. Rangkuman

Dalam bab ini, kita telah membicarakan peranan yang dimainkan oleh pemerintah dalam

fungsinya sebagai pelaku kegiatan ekonomi. Peranan pemerintah itu terlihat dalam dua hal

yaitu: (i) pemungutan pajak, dan (ii) pengeluaran pemerintah.

Pengeluaran pemerintah itu ada dua macam, yaitu (1) pengeluaran pemerintah (goverment

expenditure atau G) itu sendiri, dan pembayaran transfer (transfer paymen atau Tr).

Perbedaannya adalah bahwa G dibayarkan sebagai balas jasa atas prestasi yang diterima

oleh pemerintah, sedangkan Tr, sebagaimana sifat pembayaran transfer yang telah kita

kenal, dibayarkan bukan sebagai balas jasa. G adalah perubah eksogen, sebab besarnya

tidak di tentukan oleh besarnya pendapatan nasional.

Dalam pada itu, pajak terdiri dari dua macam, yaitu pajak langsung dan pajak tidak

langsung. Pajak langsung dinyatakan sebagai bagian (persentase) tertentu dari pendapatan

nasional, sehingga oleh karena diberi notasi tY, dimana t menunjukan persentase tersebut,

atau hasrat marginal untuk memungut pajak (marginal propensity to tax). Sedangkan pajak

tidak langsung, sesuai dengan sifatnya, tidak ditetapkan sebagain bagian tertentu dari

pendapatan nasional. Dengan kata lain, pajak tidak langsung adalah perubahan eksogen,

oleh karena itu diberi notasi T0.

Masuknya semua perubah tersebut di dalam persamaan pendapatan nasional,

memungkinkan kita untuk menemukan angka-angka pengganda, yang besarnya tergantung

sekali kepada peranan pemerintah. Yang menarik adalah bahwa jika pemerintah hanya

menarik pajak tidak langsung saja, maka angka pengganda anggaran-berimbang akan sama

dengan (satu).

Selanjutnya, dibicarakan juga mengenai peranan investasi swasta. Kali ini, diperkenalkan

peranan investasi terimbas, yang besarnya sama dengan bagian tertentu dari pendapatan

nasional. Oleh karena itu diberi notasi iY, dimana i adalah hasrat marjinal untuk

menginvest (marginal propensity to invest). Dengan diperhitungkannya investasi terimbas

ini, maka persamaan pendapat-nasional-keseimbangan pun berubah pula, dan demikian

pula besarnya angka-angka pengganda.

Page 45: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

Selanjutnya, dalam menganalisis keseimbangan dalam perekonomian terbuka,

diperkenalkan dua perubah lagi, yaitu ekspor dan impor barang maupun jasa. Jika ekspor

merupakan perubah eksogen, yakni tidak dipengaruhui oleh pendapatan nasional (bahkan

mempengaruhinya), maka impor adalah perubah endogen.

Dengan memperhatikan sifat kedua perubah tersebut, maka pendapatan nasional

keseimbangan dapat pula dihitung. Demikian pula efek pengganda kedua perubah tersebut.

Semua analisis di atas dapat dilakukan, baik dengan memakai pendekatan aggregate supply=aggregate demand, maupun memakai pendekatan injeksi=kebocoran

B. Saran

Dalam pembelajaran sebaiknya teori ini diterapkan secara maksimal, karena teori ini bisa membantu seorang guru untuk memahami murisnya dan juga dapat membantu guru memahami dirinya sendiri dengan lebih baik sehingga belajar menjadi efektif.

Page 46: Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor

DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sodono: Makroekonomi Terori Pengantar, Edisi ketiga.PT.

Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2004

Poli, Dra. Carla: Pengantar Ilmu Ekonomi, PT. Prenhallindo, Jakarta, 2002

Rosyidi, Suherman: Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan kepada Teori Ekonomi

Mikro Dan Makro, Rajawali Pers, Jakarta , 2004

http://mamanroestaman.blogspot.com/2012/06/makalah-keseimbangan-perekonomian-

4.html

http://suherilbs.wordpress.com/2007/12/09/model-perekonomian-terbuka/