This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PEMBINAAN KOMPETENSI MENGAJARPembinaan Kompetensi Profesional
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGIFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAHPALEMBANG
2015BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, Indonesia harus mampu meningkatkan mutu pendidikan, sehingga tidak kalah bersaing dengan negara lain. Negara kita harus mencetak orang-orang yang berjiwa mandiri dan mampu berkompetisi di tingkat dunia. Saat ini, Indonesia membutuhkan orang-orang yang dapat berfikir secara efektif, efisien dan juga produktif. Hal tersebut dapat diwujudkan jika kita mempunyai tenaga pendidik yang handal dan mampu mencetak generasi bangsa yang pintar dan bermoral.
Tujuan pendidikan nasional adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Oleh karena itu agar pendidikan dapat terwujud diperlukan tenaga pendidikan yang berlatar belakang mengerti akan profesi keguruan. Menjadi guru adalah menghayati profesi. Apa yang membedakan sebuah profesi, dengan pekerjaan lain adalah bahwa untuk sampai pada profesi itu seseorang berproses lewat belajar.Profesi merupakan pekerjaan, dapat juga berwujud sebagai jabatan dalam suatu birokrasi, yang menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika khusus untuk jabatan itu serta pelayanan baku terhadap masyarakat profesi, lembaga pendidikan hanya akan diisi orang-orang yang bernafsu memuaskan kepentingan diri dan kelompok (Tafsir, 2012).
Tanpa etika profesi, nilai kebebasan dan individu tidak dihargai. Untuk inilah, tiap lembaga pendidikan memerlukan keyakinan normatif bagi kinerja pendidikan yang sedang diampunya. Sekolah dan guru tidak lagi percaya dan dipercaya sebagai pendidik dan pengajar Guru merupakan
komponen pendidikan yang sangat berperan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Kedudukan guru merupakan posisi yang penting dalam dunia pendidikan khususnya di lembaga pendidikan formal. Oleh karena itu, kebijakan sertifikasi bagi guru dan dosen memang suatu langkah yang strategis untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia (Tafsir, 2012).
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian guru profesional.
2. Mengetahui syarat-syarat guru professional dalam pandangan islam.
3. Mengetahui upaya pembinaan kompetensi profesional guru.
4. Memahami pengembangan profesional selama pendidikan prajabatan
dan selama dalam jabatan.
5. Mengetahui tujuan pembinaan kompetensi profesional guru.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembinaan
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) pembinaan berasal dari
kata “bina” yang berarti bimbing, awasi, mengusahakan supaya lebih baik dan
sempurna. Kata “pembinaan” berarti proses atau usaha dan kegiatan yang
dilakukan secara berhasil guna memperoleh hasil yang baik (Kosasi, 2010).
Pembinaan adalah upaya pendidikan baik formal atau non formal yang
dilaksanakan secara sadar, terencana, terarah, dan bertanggung jawab dalam
rangka memperkenalkan, menumbuhkan dan mengembangkan suatu dasar
kepribadian yang seimbang dan selaras. Secara lebih luas, pembinaan dapat
diartikan sebagai rangkaian upaya, pengendalian profesional terhadap semua
unsur organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat
terlaksana secara efektif dan efisien (Sahertian, 2004).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa
pembinan adalah serangkaian bantuan yang berwujud layanan profesional,
yang diberikan oleh orang yang ahli (kepala sekolah, pemilik yayasan,
pengawas dan ahli lainnya) kepada guru, agar guru tersebut dapat
meningkatkan kualitas mengajar, proses dan hasil belajar sehingga tumuan
pendidkan yang telah direncanakan dapat tercapai dengan baik.
B. Pengertian Guru Profesional
Guru profesional adalah guru yang memiliki kemampuan
mengorganisasikan lingkungan belajar yang produktif. Kata “profesi” secara
terminologi diartikan suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan
tinggi bagi pelakunya dengan titik tekan pada pekerjaan mental, bukan
pekerjaan manual. Kemampuan mental yang dimaksudkan di sini adalah ada
persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan
perbuatan praktis (Imron, 2010).
Profesionalisme berasal dari kata bahasa Inggris professionalism yang
secara leksikal berarti sifat profesional. Profesionalisasi merupakan proses
peningkatan kualifikasi atau kemampuan para anggota penyandang suatu
profesi untuk mencapai kriteria standar ideal dari penampilan atau perbuatan
yang diinginkan oleh profesinya itu. Profesionalisasi mengandung makna dua
dimensi utama, yaitu peningkatan status dan peningkatan kemampuan praktis.
Peningkatan status dan peningkatan kemampuan praktis ini harus sejalan
dengan tuntutan tugas yang diemban sebagai guru (Imron, 2010).
Menurut Sahertian (2004), profesional dalam islam khususnya di bidang
pendidikan, seseorang harus benar-benar mempunyai kualitas keilmuan
kependidikan dan keinginan yang memadai guna menunjang tugas jabatan
profesinya, serta tidak semua orang bisa melakukan tugas dengan baik.
Apabila tugas tersebut dilimpahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka
tidak akan berhasil bahkan akan mengalami kegagalan. Sebagaimana di dalam
al-Qur’an Allah juga berfirman dalam Q.S. Al-Isra’ ayat 84 yaitu:
Artinya :
Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya[867] masing-
masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalanNya.
Dalam UU No. 14 tahun 2005, kata profesional di artikan sebagai
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi (Mappanganro, 2010).
Untuk meyakinkan bahwa guru sebagai pekerja profesional marilah kita tinjau syarat-syarat atau ciri pokok dari pekerjaan profesional (Sanjaya, 2008)
a. Pekerja profesional di tunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam yang hanya mungkin didapatkan dari lembaga-lembaga pendidikan yang sesai, sehingga kinerjanya didasarkan kepada keilmuan yang dimilikinya yang dapat dipertanggung jawakan secara ilmiah.
b. Suatu profesi menekankan kepada suatu keahlian dlam bidang tertentu yang spesifik sesuai dengan jenis profesinya, sehingga antara profesi yang satu dengan profesi yang lain dapat dipisahkan secara tegas.
c. Tingkat kemampuan dan keakhlian suatu profesi didasarkan kepada latar belakang pendidikan yang dialaminya yang diakui oleh masyarakat banyak, sehingga makin tinggi latar belakang pendidikan akademis sesuai dengan profesinya, semakin tinggi pula tingkat keahliannya dengan demikian semakin tinggi pula tingkat penghargaan yang diterimanya.
d. Suatu profesi selain dibutuhkan oleh masyarakat juga memiliki dampak terhadap sosial kemasyarakatan, sehingga masyarakat memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap setiap efek yang ditimbulkannya dari pekerjaan profesional itu.
Untuk itu jabatan guru sebagai profesi seharusnya mendapat
perlindungan hukum untuk menjamin agar pelaksanannya tidak merugikan
pelbagai pihak yang membutuhkan jasa guru secara profesional, dengan
memberikan penghargaan finansial dan non finansial yang layak bagi sebuah
profesi. Profesi guru merupakan bidang pekerjaan yang dilaksanakan
berdasarkan prinsip khusus.
Mappanganro (2010) menyatakan bahwa di dalam UU No. 14 Tahun
2005 tentang guru dan dosen di sebutkan bahwa prinsip-prinsip profesi guru
adalah sebagai berikut:
1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.
2. Memiliki komitmen unutk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia.
3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugas.
4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.
8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan.
9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur
hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Sebagi tenaga profesional, guru dituntut memvalidasi ilmunya, baik
melalui belajar sendiri maupun melalui program pembinaan dan
pengembangan yang dilembagakan oleh pemerintah atau masyarakat.
Pembinaan merupakan upaya peningkatan profesionalisme guru yang dapat
dilakukan melalui kegiatan seminar, pelatihan, dan pendidikan. Pembinaan
guru dilakukan dalam kerangka pembinaan profesi dan karier. Pembinaan
profesi guru meliputi pembinaan kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Pembinaan karier
meliputi penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi (Tafsir, 2012).
Seorang guru perlu memiliki kemampuan merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang dianggap cocok dengan minat dan bakat serta sesuai dengan taraf perkembangan siswa termasuk di dalamnya memanfaatkan berbagai sumber dan media pembelajaran untuk menjemin efeltivitas pembelajaran. Dengan demikian
seorang guru perlu kemampuan khusus, kemampuan yang tidak mungkin dimiki seseorang yang bukan gur. “ A teacer is person new different ways” (James M.Cooper, 1990). Itulah sebabnya guru adalah pekerja profesional, yang membutuhkan kemampuan hasil proses pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan keguruan. Hal ini seperti yang diugkapkan Greta G. Morine-Dershimer: “A Profesional is a person who possesses some specialized knowledge and skills, can weigh alternatives and select from among a number of potentilly pruduktive action one that is particularrly approprieate in a ginven situation” (Sanjaya, 2008)
Dengan demikian jelas bahwa profesi guru merupakan sebuah profesi,
yang hanya dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien oleh seseorang yang
dipersiapkan untuk menguasai kompetensi guru melalui pendidikan dan/atau
pelatihan khusus. Oleh karena pendayagunaan profesi guru secara formal
dilakukan di lingkungan pendidikan formal yang bersifat berjenjang dan
berbeda jenisnya, maka guru harus memenuhi persyaratan atau kualifikasi atau
kompetensi sesuai jenis dan jenjang sekolah tempatnya bekerja.
Dari pengertian tersebut, seorang guru profesional tidak hanya mampu
atau berkompeten dalam bidang akademik, metode, tetapi harus ada keinginan
untuk selalu meningkatkan kemampuan profesional tersebut dan keinginan
untuk selalu mengembangkan strategi-strategi dalam melaksanakan tugasya
sebagai pengajar sekaligus pendidik agar proses belajar-mengajar dapat
mencapai tingkat yang optimal.
Dari pengertian pembinaan dan kompentensi profesinal guru, maka
dapat di simpulkan bahwa pembinaan kompetensi profesional guru adalah
segala bentuk usaha ataupun bantuan yang diberikan oleh parah ahli ke pada
para guru dapat memperdalam kempuan akademik, non akademik dan terpadu
dengan kemampuan mengajarnya, sehingga dapat mencapai tunjuan
pendidikan yang telah terencana dengan baik sekaligus guru tersebut memiliki
wibawa akademis.
C. Ciri Guru Profesional
Seorang guru dapat dikatakan professional apabila mempunyai ciri-ciri
di bawah ini :
1. Selalu memiliki energi untuk siswanya
Guru yang baik harus memberikan perhatian pada siswa saat
melakukan diskusi atau percakapan di dalam maupun di luar kelas. Guru
yang baikpun harus memiliki kemampuan mendengar yang baik dan
saksama (Sanjaya, 2008).
2. Memiliki tujuan jelas untuk pelajaran
Setiap pelajaran yang diajarkan haruslah memiliki tujuan dan
manfaat tertentu. Seorang guru yang baik seharusnya menetapkan tujuan
jelas pada setiap pelajaran yang diajarkan. Selain itu, sang guru harus
bekerja guna memenuhi tujuan tertentu yang telah ditetapkan dalam setiap
kelas (Sanjaya, 2008).
3. Menerapkan kedisiplinan
Sebagai figur yang akan dicontoh siswa, guru harus memiliki
kedisiplinan. Kedisiplinan sangat penting dimiliki oleh seorang guru agar
mampu menciptakan perubahan perilaku positif baginya dan bagi siswa di
dalam kelas (Sanjaya, 2008).
4. Memiliki manajemen kelas yang baik
Seorang guru wajib memiliki manajemen atau cara mengatur kelas
yang baik. Dalam hal ini, guru dituntut untuk menciptakan suasana
kondusif dalam kelas. Guru harus memastikan siswanya memiliki perilaku
baik saat belajar maupun berdiskusi dengan kelompok. Guru pun harus
menanamkan rasa hormat pada seluruh komponen di dalam kelas
(Sanjaya, 2008).
5. Menjalin komunikasi dengan orangtua
Guru yang baik harus menjalin komunikasi yang baik pula dengan
orangtua siswa. Sang guru harus mengabarkan hal-hal yang berkaitan
dengan siswa selama di sekolah, termasuk dalam hal perilaku, prestasi, dan
kedisiplinan. Guru yang baik harus mampu bekerja sama secara terbuka
dengan orangtua demi kebaikan dan kemajuan siswa (Sanjaya, 2008).
6. Menaruh harapan tinggi pada siswa
Seorang guru harus mampu menciptakan harmonisasai dan semangat
belajar yang baik guna meningkatkan potensi dan prestasi siswa. Guru
harus mendukung potensi terbaik setiap siswa dan meyakinkan bahwa
potensi tersebut mampu mendatangkan manfaat dan keuntungan. Dalam
hal ini, guru bertindak sebagai motivator yang baik (Tafsir, 2012).
7. Mengetahui kurikulum sekolah
Untuk memberikan pengajaran yang baik dan tepat, seorang guru
harus menguasai serta mengetahui kurikulum yang ditetapkan sekolah
berikut standar-standar lain secara mendalam. Dengan demikian, guru
akan berusaha sekuat tenaga untuk memberikan pengajaran yang
memenuhi standar (Tafsir, 2012).
8. Menguasai materi yang diajarkan
Hal ini merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh setiap
guru ketika memulai pelajaran. Guru yang baik harus memiliki
pengetahuan luar biasa mengenai materi yang dibawanya. Pengetahuan
yang cukup akan memudahkan guru untuk menjawab semua pertanyaan
yang diajukan siswa (Tafsir, 2012).
9. Selalu memberikan yang terbaik bagi siswa
Seorang guru yang baik pasti memberikan gairah mengajar terbaik
yang ia miliki. Guru yang baik akan merasa senang saat berada dalam
kelas dan mengajarkan berbagai pengetahuan pada siswa. Sang guru pun
akan memastikan bahwa pelajaran yang disampaikannya akan berdampak
baik bagi perkembangan siswa hingga dewasa (Tafsir, 2012).
10. Memiliki hubungan berkualitas dengan siswa
Seorang guru yang baik sejatinya menerapkan hubungan yang kuat
serta menanamkan sikap saling menghormati dengan siswanya. Hal yang
tidak kalah penting, guru harus menjalin sikap saling percaya dengan
siswanya (Tafsir, 2012).
D. Syarat-Syarat Guru Profesional dalam Islam
Menurut Mulyana (2010), agar tujuan pendidikan tercapai, seorang guru
harus memiliki syarat-syarat pokok. Syarat pokok yang dimaksud adalah :
1. Syarat syahsiyah (memiliki kepribadian yang diandalkan)
2. Syarat imiah (memiliki pengetahuan yang mumpuni)
3. Syarat idofiyah (mengetahui, mengahayati, dan menyelami manusia
yang dihadapinya, sehingga dapat menyatukan dirinya untuk
membawa anak didik menuju tujuan yang ditetapkan)
Guru dalam Islam sebagai pemegang jabatan professional membawa
misi ganda dalam waktu yang bersamaan, yaitu misi agama dan misi ilmu
pengetahuan. Misi agama menuntut guru untuk menyampaikan nilai-nilai
ajaran agama kepada murid, sehingga murid dapat menjalankan kehidupan
sesuai dengan norma-norma agama tersebut. Misi ilmu pengetahuan menuntut
guru menyampaikan ilmu sesuai dengan perkembangan zaman (Mulyana,
2010).
Menurut Kosasi (2010), untuk mewujudkan misi ini, guru harus
seperangkat kemampuan, sikap, dan keterampilan sebagai berikut :
1. Landasan moral yang kokoh untuk melakukan jihad dan mengemban
amanah.
2. Kemampuan mengembangkan jaringan kerjasama/silaturahmi.
3. Membentuk team work yang kompak.
4. Mencintai kualitas yang tinggi.
Secara umum syarat profesionalisme guru dalam pandangan Islam
adalah sebagai berikut :
1. Bertaqwa
Kata taqwa berasal dari kata”Waqo-Yaqy-Wiqoyah” yang berarti
menjaga, menghindari, menjauhi, takut, dan berhati-hati. Dengan
demikian, taqwa bukan hanya sekedar takut, akan tetapi juga
merupakan kekuatan untuk taat kepada perintah Allah SWT
(Sahertian, 2004).
2. Berilmu Pengetahuan Luas
Islam mewajibkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu, Allah
sangat senang kepada orang yang suka mencari ilmu. Oleh karena itu
seorang guru harus menambah perbendaharaan keilmuannya. Karerna
dengan ilmu orang akan bertambah keimanan dan derajatnya di
Mulyana. A.Z. 2010. Rahasia Menjadi Guru Yang Hebat. Jakarta: Gramedia.
Rohim. 2011. Kompetensi Pengembangan Profesionalitas Guru. Tersedia: http:// :digilib.uinsuka.ac.id/3840/1/BAB%20I,IV,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf profesionalisme guru pdf. (Di akses pada tanggal 5 Mei 2014 pukul 15.21 WIB).
Rosidah. 2008. Profesionalisme Guru dan Upaya Pengembangannya. Tersedia : http://digilib.uinsuka.ac.id/1452/1/BAB%20I,%20BAB%20IV,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf profesionalisme guru pdf. (Di akses pada tanggal 5 Mei 2014 pukul 13.04 WIB).
Sahertian, Piet A. 2004. Supervisi Pendidikan dalam Rangka Program Inservice Education. Jakarta: Rineka Cipta.
Sanjaya. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.