Page 1
TUGAS DENTAL ASISTEN
PERAWATAN PEDODONSIA
Oleh :
1. NIA VERONICA (P27825113012)
2. NIVERTARI FITRAH IKLILA (P27825113013)
3. REGINA AYU YAMAR F. (P27825113016)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYAJURUSAN KEPERAWATAN GIGI PRODI D4
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
1
Page 2
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikanmakalah
mata kuliah "Dental Asisten". Kemudian shalawat beserta salam kami sampaikan kepada
Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an
dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Dental Asisten dan Mulut di
program studi Jurusan Keperawatan gigi pada Poltekkes Kemenkes Surabaya. Selanjutnya
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Drg.Ida selaku dosen
pembimbing mata kuliah Dental Asisten dan kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Surabaya, 12 Agustus 2015
Penulis
|
Page 3
DaftarIsi
Kata pengantar...................................................................................................................2
Daftar isi............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang...................................................................................................................4
Rumusan masalah................................................................................................4
Tujuan................................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Anak ......................................................................................................6
2.2 Pengertian Kesehatan Gigi......................................................................................6
2.3 Pengertian Pelayanan Kesehatan Gigi.....................................................................6
2.4 Pengertian Pedodontic..............................................................................................7
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Pedodontia………………………………………………………………
3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi anak …………………………...
3.3 Jenis-jenis perawatan gigi yang dapat Dilakukan pada Anak ……………………...
3.4 Peranan Dental Asisten Dalam Perawatan Pedodontia
3.5 Persiapan Dental Asisten dalam Perawatan Pedodontia
3.6 Langkah-langkah yang Dilakukan Anak dalam Merawat Gigi……………………..
|
Page 4
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….
4.2 Saran………………………………………………………………………………...
Daftar pustaka ……………………………………………………………………………….
|
Page 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap anak pasti mengalami masa pertumbuhan. Begitu pula dengan gigi. Di
mulai dari pertumbuhan gigi susu sampai berganti menjadi gigi permanen. Tanpa gigi
manusia tidak akan bisa dalam mencerna dan mengunyah makanan. Gigi berfungsi
untuk mengunyah setiap makanan yang masuk ke mulut untuk diteruskan ke tubuh
manusia, tentunya makanan yang sudah halus. Masa ini akan terus berlangsung mulai
dari masa anak-anak sampai dewasa.
Kelompok anak-anak pada umumnya belum dapat menyikat gigi dengan baik
dan efektif karena menyikat gigi itu tidak mudah terutama pada makanan yang
lengket, serta sisa makanan yang berada pada permukaan gigi yang sulit dijangkau
dengan sikat gigi (Ircham, 1995).
Peranan orang tua sangat penting dalam membimbing dan mendisiplinkan
anak untuk melatih memelihara kesehatan gigi dan mulut dengan menyikat gigi secara
baik dan benar. Karena pada umumnya kebiasaan anak dalam menyikat gigi hanyalah
bertujuan untuk menyegarkan mulut saja, bukan karena mengerti bahwa hal tersebut
baik untuk kesehatan gigi dan mulutnya, sehingga anak cenderung menyikat gigi
dengan semaunya sendiri. Besarnya peran orang tua sangat diperlukan dalam menjaga
kesehatan gigi dan mulut anak-anaknya agar tercapai kesehatan gigi dan mulut yang
optimal (Tomasowa, 1981).
Tujuan kami membuat makalah ini untuk memberikan pengetahuan tentang
pentingnya memelihara dan menjaga kesehatan gigi dan mulut pada anak dengan
baik dan benar.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Anak ?
2. Apa itu kesehatan gigi ?
3. Apa itu pelayanan kesehatan gigi ?
4. Apa itu pedodontic ?
5. Apa itu Pedodontia ?
|
Page 6
6. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi anak ?
7. Apa saja jenis-jenis perawatan gigi pada anak ?
8. Bagaimana peranan dental asisten dalam perawatan pedodontia ?
9. Apa saja langkah-langkah yang dilakukan anak dalam merawat gigi ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Anak
2. Untuk mengetahui pengertian kesehatan gigi
3. Untuk mengetahui pengertian pelayanan kesehatan gigi
4. Untuk mengetahui pengertian pedodontic
5. Untuk memberikan informasi tentang pengertian dari pedodontia
6. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi anak
7. Untuk menjelaskan informasi mengenai jenis-jenis perawatan gigi pada anak.
8. Untuk memberikan penjelasan mengenai peranan dental asisten dalam perawatan
pedodontia .
9. Untuk memberikan pengetahuan tentang langkah-langkah yang dilakukan anak dalam
merawat gigi
Diharapkan pembaca memahami penjelasan yang penulis sampaikan.
|
Page 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Anak
Menurut UU RI No. 4 tahun 1979
Anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum pernah
menikah. Batas 21 tahun ditentukan karena berdasarkan pertimbangan usaha
kesejahteraan sosial, kematangan pribadi, dan kematangan mental seorang anak
dicapai pada usia tersebut.
John Locke
Anak merupakan pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-
rangsangan yang berasal dari lingkungan.
Menurut psikologi
Anak adalah periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia
lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah,
kemudian berkembang setara dengan tahun tahun sekolah dasar.
2.2 Pengertian Kesehatan Gigi
Depkes RI. 1990/1991. Pedoman Kerja Puskesmas, Jilid IV. Jakarta
Kesehatan gigi adalah kesehatan gigi dan mulut yang bersifat peningkatan
pencegahan umum (Mass Prerevention); pneyuluhan gigi dan mulut, pemeliharaan
kebersihan gigi dan mulut perlindungan (toothburshing compaign, kumur-kumur flour,
flouridasi air minum).
Sowelo,1992
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan manusia
seutuhnya, dengan demikian upaya-upaya dalam bidang kesehatan gigi pada akhirnya
akan turut berperan dalam peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya
manusia
2.3 Pengertian Pelayanan kesehatan Gigi
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah setiap bentuk pelayanan atau
program kesehatan gigi dan mulut yang ditujukan pada perorangan atau bersama-
sama dalam suatu organisasi dengan tujuan untuk memelihara maupun meningkatkan
|
Page 8
derajat kesehatan gigi dan mulut. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut ditujukan
kepada keluarga serta masyarakat di wilayah kerjanya,secara menyeluruh baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif(Rukasa,2005).
2.4 Pengertian Pedodontic
Pediatric kedokteran gigi [sebelumnya Pedodontik ( Inggris Amerika )
atau paedodontics ( Commonwealth Inggris ) adalah cabang kedokteran gigi yang
berhubungan dengan anak-anak sejak lahir sampai remaja. Spesialisasi diakui
oleh American Dental Association , Royal College of Dokter Gigi
Kanada , dan Ulasan Royal Australasian College of Surgeons Gigi
\
|
Page 9
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Pedodontia
Apabila kita membicarakan tentang anak khususnya pada bagian kesehatan anak,
maka tentu kita tidak akan lepas dari kata Pediatric. Pediatric berasal dari bahasa Yunani
yang terdiri dari dua suku kata yaitu Paedes/Paedos yang artinya anak dan Iatrica yang
artinya adalah pengobatan. Oleh sebab itu pediatric secara singkat dapat diartikan sebagai
Ilmu Penyakit Anak. Akan tetapi arti tersebut seiring perkembangan jaman, mulai tahun
1968 pediatric diartikan sebagai Ilmu Kesehatan Anak.
Pemeliharaan kesehatan gigi dan gusi masyarakat terutama pada anak-anak usia
sekolah sangatlah penting. Oleh sebab itu salah satu kebijaksanaannya adalah dengan
meningkatkan upaya promotif, preventif dan kuratif pada anak usia sekolah (6-12tahun)
karena pada usia tersebut merupakan waktu dimana akan tumbuhnya gigitetap
(Muhariani,2009).
Pedodontik atau perawatan gigi pada anak merupakan hal yang sering diabaikan oleh
orangtua, utamanya pada periode gigi susu. Pengetahuan orang tua sangat penting dalam
mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi
dan mulut anak diantaranya adalah pentingnya memeriksakan gigi dan mulut yang
dilakukan minimal 1kali 6 bulan (Sukmono,2003).
3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Gigi Anak
Dalam hal ini banyak sekali yang mempengaruhi kesehatan gigi, antara lain :
1. Gizi makanan
Perlu kita ketahui bahwa benih gigi seudah terbentuk waktu janin (embrio)
berusia ½ bulan dalam kandungan. Makanan makanan ini sudah tercakup dalam
empat sehat lima sempurna.
2. Jenis makanan
Makanan yang mudah lengket dan menempel digigit seperti permen dan
coklat, makanan ini sangat disukai oleh anakanak. Hal ini yang mengakibatkan
gangguan. Makanan tadi mudah tertinggal dan melekat pada gigi dan bila terlalu
sering dan lama akan berakibat tidak baik. Makanan yang manis dan lengket
tersebut akan bereaksi di mulut dan asam yang merusak email gigi.
3. Kebersihan gigi
|
Page 10
Biasakanlah anak-anak agar selalu menyikat giginya atau berkumur-kumur
setiap selesai makan atau sebelum tidur.
4. Kepekatan air ludah
Pada orang-orang yang mempunyai air ludah yang sangat pekat dan sedikit
akan lebih mudah giginya menjadi berlubang dibandingkan dengan air ludah yang
encer dan banyak, sebab pada anak yang beair ludah pekat dan sedikit maka sisa
makanan akan mudah menempel pada permukaan gigi. (Moestopo, 1982)
3.3 Jenis-jenis Perawatan Gigi yang Dapat Dilakukan pada Anak :
a. Pencabutan Gigi Susu
Tindakan eks t raks i g ig i pada rongga mulu t d i lakukan dengan
berbaga i a lasan yang bervariasi. Walaupun kondisi modern dalam kedokteran
gigi saat ini sangat mungkin untuk memper tahankan g ig i pada kav i tas o ra l ,
mas ih d ibu tuhkan pe laksanaan eks t raks i dengan beberapa alasan.
Penatalaksanaan ekstraksi yang tidak membutuhkan waktu yang lama dan biayayang
relatif murah pada akhirnya menjadi alasan pasien untuk menyetujui dilakukan
ekstraksi.Pada pr ins ipnya eks t raks i g ig i anak dan g ig i dewasa i tu
sama sa ja ,hanya sa ja ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam
melakukan ekstraksi gigi anak,yaitu:
a) Anak-anak memiliki rongga mulut kecil sehingga menyulitkan kita
dalam melakukan ekstraksi karena pandangan kita karena rongga
mulut yang kecil tersebut.
b) Dalam melakukan ekstraksi gigi anak kita harus hati-hati karena
adanya benih gigi permanen yang masih terpendam. Apabila kita
melakukan pencabutan prematur pada gigi anak dan ruang kosong
bekas pencabutan tidak diberi space retainer maka akan mengakibatkan
maloklusi.
Indikasi Pencabutan Gigi Sulung
1. Natal tooth / neonatal tooth
2. Natal tooth , gigi erupsi sebelum lahir
3. Neonatal tooth, gigi erupsi setelah 1 bulan dan biasanya gigi :
|
Page 11
- Mobility
- Dapat mengiritasi – menyebabkan ulserasi pada lidah
- Mengganggu untuk menyusui
- Gigi dengan karies yang parah
- Infeksi periapikal – intraradikuler yang tidak dapat di sembuhkan
kecuali pencabutan
- Gigi yang sudah waktunya tanggal
- Gigi sulung yang persistensi
- Gigi sulung yang impacted , menghalangi erupsi gigi tetap
- Gigi dengan ulkus decubitus
- Supernumerary teeth
Kontraindikasi Pencabutan Gigi Anak
1. Anak yang sedang menderita infeksi akut di mulutnya
Misalnya : - acute infection stomatitis
- Herpetic stomatitis
Infeksi ini di sembuhkan dulu baru di lakukan pencabutan.
2. Blood diserasia atau kelainan pada darah
Di mana bisa mengakibatkan terjadinya perdarahan, dan infeksi setelah
pencabutan.Pencabutan dilakukan setelah konsultasi dengan dokter ahli
tentang penyakit darah.
Persiapan Sebelum Pencabutan pada Pasien Anak
1. Sebagian negara mempunyai hukum yang mengharuskan izin tertulis dari orang
tua (Informed Concent) sebelum melakukan anastesi pada pasien anak.
2. Kunjungan untuk pencabutan sebaiknya dilakukan pagi hari (saat anak masih
aktif) dan dijadwalkan, sehingga anak tidak menunggu terlalu lama karena anak
cenderung menjadi lelah menyebabkan anak tidak koperatif. Anak bertoleransi
lebih baik terhadap anastesi lokal setelah diberi makan ± 2 jam sebelum
pencabutan.
3. Penjelasan lokal anastesi tergantung usia pasien anak, teknik penanganan
tingkah laku anak yang dapat dilakukan, misalnya TSD modelling.
4. Instrumen yang akan dipakai, sebaiknya jangan diletakkan di atas meja.
Letakkan pada tempat yang tidak terlihat oleh anak dan diambil saat akan
|
Page 12
digunakan. Jangan mengisi jarum suntik di depan pasien, dapat menyebabkan
rasa takut dan cemas.
5. Sebaiknya dikatakan kepada anak yang sebenarnya bahwa akan ditusuk dengan
jarum (disuntik) dan terasa sakit sedikit, tidak boleh dibohongi.
6. Aspirasi dilakukan untuk mencegah masuknya anastetikum dalam pembuluh
darah, juga mencegah reaksi toksis, alergi dan hipersensitifitas.
Gambar 2. Gambar gigi susu persistensi
b. Penambalan Gigi Susu / Gigi Permanen Muda
Gigi susu atau gigi permanen muda yang mengalami kerusakan (gigi
berlubang) sebaiknya segera ditambal. Gigi berlubang yang dibiarkan akan terus-
menerus rusak dan akhirnya harus dicabut. Bila gigi susu rusak parah dan harus
dicabut, tetapi gigi permanen penggantinya belum waktunya tumbuh, maka
ruangan bekas pencabutan gigi susu tersebut, yang seharusnya ditempati oleh gigi
permanen, akan mengecil/menyempit, sehingga bila tiba waktunya gigi permanen
tumbuh, gigi tersebut akan kekurangan tempat. Bila yang rusak parah adalah gigi
permanen muda, dan harus dicabut, nantinya tidak akan ada lagi gigi yang tumbuh
|
Page 13
di tempat itu, sehingga gigi tetangganya yang tersisa akan miring dan menjadi
tidak teratur. Oleh karena itu, gigi susu maupun gigi permanen muda yang
mengalami kerusakan harus segera ditambal, agar kerusakannya tidak semakin
parah.
Bahan Tambal gigi
1. Semen Ionomer Kaca / Glass Ionomer Cement (GIC)
Adalah penambalan permanen sewarna yang pengerasan bahan tambalnya tidak
dilakukan dengan penyinaran (Self Curing), kelebihan Mengandung fluor sehingga
dapat mencegah terjadinya karies dikemudian hari,kekurangan tambalan rentan pecah
dan abrasi permukaan, khususnya di daerah yang menerima tekanan kunyah, selain itu
tampilan warna tambalan masih terlihat sedikit berbeda dengan warna gigi yang asli.
Dan umumnya untuk anak-anak.
Penambalan dengan Glass Ionomer Cement
2. Resin Komposit -Tambalan Sinar / Laser (Light Curing)
Penambalan gigi dengan bahan komposite memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan bahan penambalan jenis glass ionomer atau bahan jenis
amalgam,keunggulannya yaitu tampilan warna sangat mendekati dengan warna gigi
asli sehingga didaptkan estetis yang sangat baik,dan tentu kekuatan dan keawetannya
juga baik,serta adaptasi yang baik,dan sesaat setelah penambalan sudah bisa langsung
digunakan untuk pengunyahan.
|
Page 14
Penambalan dengan komposit
Gambar 3. Gambar gigi susu yang menngalami kerusakan (karies)
dan membutuhkan penambalan
c. Perawatan Saluran Akar Gigi Susu / Gigi Permanen Muda
Perawatan saluran akar gigi susu atau gigi permanen muda dilakukan pada
gigi dengan tingkat kerusakan mencapai ruangan pulpa, namun belum waktunya
untuk dicabut dan tidak cukup bila hanya dilakukan penambalan, sehingga untuk
mempertahankan gigi tersebut harus dilakukan perawatan saluran akar. Dengan
dilakukannya perawatan saluran akar pada gigi susu tersebut, diharapkan dapat
mengurangi kontak anak dengan obat-obatan pereda sakit (analgesik) akibat gigi yang
rusak tersebut sering menimbulkan rasa sakit. Selain itu, dengan dilakukannya
perawatan saluran akar dapat mempertahankan keberadaan gigi tersebut lebih lama,
sehingga dapat tetap memaksimalkan fungsi pengunyahan anak, mempertahankan
lengkung rahang anak, dan dapat menjadi petunjuk bagi gigi permanen pengganti
yang akan tumbuh nantinya.
|
Page 15
d. Preventive Dentistry pada Pasien Anak-Anak
a. Topikal Aplikasi Fluor
Sebuah perawatan dengan mengaplikasikan bahan yang mengandung fluoride
pada seluruh permukaan gigi susu atau gigi permanen muda yang masih sehat untuk
membantu melindungi gigi dan mencegah terjadinya lubang gigi (karies).
Setelah gigi dibersihkan dan dikeringkan dengan semprotan udara, maka
permukaan gigi dioles dengan larutan yang dibiarkan mengering (selama 4 menit).
Selain itu penderita selama satu jam tidak boleh makan, minum dan berkumur-
kumur. Aplikasi flour dengan cara ini efektif dalam mengurangi frekuensi karies gigi
sekitar 40%, bergantung pada jumlah aplikasi, cara pengulasan, konsentrasi dan
komposisilarutan.
b. Fissure Sealent
|
Page 16
Sebuah tindakan perawatan gigi pada anak dimana diaplikasikan bahan
tambalan sealent (flowable composite) di atas fissur gigi susu yang dalam untuk
mencegah kerusakan gigi akibat sisa makanan yang mudah tersangkut dan menjadi
sulit dibersihkan karena anatomi fissur gigi yang dalam.
c. Interseptive Orthodontic
Suatu perawatan yang bertujuan menjaga lengkung rahang dan
mengembalikan ruang yang menyempit setelah dilakukannya pencabutan dini gigi
susu (premature extraction) dengan menggunakan alat yang dapat berupa alat lepasan,
semi cekat, atau cekat (brackets).
3.4 Peranan Dental Assistant dalam Tindakan Pedodontia
a. Topikal Aplikasi Fluoride Gel
OPERATOR DENTAS ASSISTANT
1. Membersihkan semua permukaan
gigi dari debris dengan pasta gigi
Membantu FHD
Pembuatan informed conscent
untuk tindakan Topikal Aplikasi
Fluoride Gel
Mempersiapkan alat & bahan
untuk membersihkan permukaan
gigi
Melakukan isolasi area kerja untuk
tindakan Topikal Aplikasi Fluoride
Gel
Mengaduk pasta gigi, pumice dan
air di deppen disk kemudian
menyerahkan kepada operator
untuk membersihkan semua
permukaan gigi dari debris
2. Memasukkan sendok cetak berisi Memilih sendok cetak
|
Page 17
fluoride gel ke dalam mulut pasien
Mengisi sendok cetak dengan
fluoride gel kemudian
menyerahkan kepada operator dan
membantu operator memasukkan
sendok cetak ke dalam mulut
pasien
Menerima sendok cetak yang
sudah dipakai untuk kemudian di
buang fluoride gelnya
Melepaskan isolasi area kerja
Melakukan komunikasi terapeutik
berupa pemberian instruksi pasca
perawatan kepada pasien
Alat & Bahan:
ALAT OBAT & BAHAN
Kaca mulut Larutan fluoride
Pinset Cotton roll & cotton palate
Sendok pumis Alcohol
Aplikator tip Pumis
Tongue holder Brush
b. Fissure Sealant
OPERATOR DENTAS ASSISTANT
1. Melakukan pembersihan permukaan
oklusal dengan brush
Pembuatan informed conscent
untuk tindakan Fissure Sealant
Melakukan isolasi area kerja
Menyerahkan contra angel
|
Page 18
handpiece (low speed) dengan
brush terpasang kepada operator
Melakukan isolasi area kerja
2. Mengoleskan kapas yang sudah
diberi dentin conditioner pada fissure
gigi yang bersangkutan
Menyerahkan cotton palate yang
sudah diberi dentin conditioner
kepada operator
3. Mengaplikasikan adukan powder &
liquid GIC di atas fissure gigi yang
bersangkutan
Mengaduk powder & liquid GIC
dengan konsistensi sesuai aturan
lalu mengambil hasil adukan
dengan sonde kemuadian
mentransferkan ke operator
4. Mengoleskan cotton palate yang
sudah diberi varnish/vaselin di
permukaan sealant
Mentransfer cotton palate yang
sudah di beri varnish dengan pinset
kepada operator
Melepaskan isolasi area kerja
Melakukan komunikasi terapeutik
berupa pemberian instruksi pasca
perawatan kepada pasien
Alat & Bahan:
ALAT OBAT & BAHAN
Kaca mulut Handschoen
Pinset Powder & Liquid GIC
PFI (Plastis Filing Instrument) Varnish
Agate spatle Cotton roll & cotton palate
Sendok pumis Alcohol
Sendok powder GIC Pumis
Tongue holder Pasta gigi
Paper pad
|
Page 19
Brush
3.5 Persiapan Dental Asisten Dalam Melakukan Perawatan Pedodontia
1. Menyalakan kompresor dan dental chair
2. Menyiakan alat-alat dan bahan yang akan diunakan untuk perawatan
3. Mempersilahkan pasien duduk dan membuka table dental chair
4. Memposisikan table senyaman mungkin dengan operator dan pasien
5. Mencuci tangan sesudah dan setelah perawatan
6. Memakai APD lengkap
7. Mempersilahkan pasien kumur sebelum diperiksa dokter
8. Membantu dokter pada saat perawatan berlangsung
9. Melakukan saction ke rongga mulut pasien
10. Setelah selesai perawatan, membuka table dental chair
11. Memberikan pesan kepada pasien dan orangtua serta mengantarkan pasien
keluar dari ruangan
4.5 Langkah-Langkah yang Dilakukan Anak dalam Merawat Gigi
a. Gosok gigi minimal 2 kali sehari. Waktu terbaik untuk menggosok gigi adalah
setelah makan dan sebelum tidur. Menggosok gigi setelah makan bertujuan
mengangkat sisa-sisa makanan yang menempel di permukaan ataupun di sela-
sela gigi dan gusi. Sedangkan menggosok gigi sebelum tidur berguna untuk
menahan perkembangbiakan bakteri dalam mulut karena dalam keadaan tidur
tidak diproduksi ludah yang berfungsi membersihkan gigi dan mulut secara
alami.
b. Ganti sikat gigi 3-4 bulan sekali. Pilih sikat gigi yang bulunya lembut dengan
kepala sikat yang dapat menjangkau semua bagian gigi.
Untuk anak, pilih sikat gigi yang ukurannya kecil dengan tangkai yang mudah di
genggam. Bulu halus tapi kuat. Bagian ujung kepala sikat menyempit agar
mudah menjangkau bagian dalam. Anak 1-5 tahun bisa memakai sikat dengan 3
deret bulu. Di usia 6 tahun ke atas (periode gigi geligi bercampur), selain sikat
dengan 3 deret bulu dapat pula dipakai sikat dengan 4 deret bulu. Jangan lupa
|
Page 20
sikat lidah, yang merupakan tempat berkumpulnya bakteri yang dapat
menyebabkan bau mulut.
c. Pemberian pasta gigi untuk balita tidak dianjurkan. Menggosok gigi balita
sebaiknya tidak menggunakan pasta gigi namun cukup digosok dan diberi minum
air (air matang) karena balita belum bisa berkumur sehingga kurang tepat kalau
diberikan pasta gigi. Untuk anak usia 3 tahun keatas sebaiknya dianjurkan
berkumur pada saat menggosok gigi, diberikan pasta gigi kira-kira 0,5 cm atau
sebesar biji kacang polong, usahakan berkumur menggunakan air yang sudah
masak karena anakbelum begitu mahir berkumur yang dikhawatirkan anak
menelan air dan pasta gigi. Terlalu banyak menelan pasta gigi yang mengandung
flour akan mengganggu perkembangan gigi anak.
d. Benang gigi, pengunaan benang gigi sekali sehari dianjurkan untuk mengangkat
plak yang tidak dapat disentuh sikat gigi dan obat kumur.
e. Permen karet tanpa gula, mengunyah permen karet tanpa gula dapat
meningkatkan aliran air liur yang dapat membersihkan partikel makanan dan
asam penyebab kerusakan gigi.
f. Hindari makanan yang banyak mengandung gula dan manis, seperti sirup,
permen, dan cokelat.
g. Minum air setelah makan.
h. Biasakanlah untuk makan buah-buahan segar. Selain baik untuk kesehatan,
seratnya dapat membantu menghilangkan kotoran yang ada di gigi.
i. Makanlah makanan yang seimbang dan kaya kalsium, seperti susu, keju, telur,
teri, bayam, katuk, sawi, dan agar-agar.
j. Memperkenalkan anak dengan gelas setelah ASI, bukan botol susu.
k. Pemeriksaan gigi secara teratur. Perawatan gigi anak sehari-hari harus
dibarengi dengan pemeriksaan gigi anak secara teratur. Perhatikan apakah pada
gigi anak muncul plak berwarna coklat atau hitam, dan bawalah anak ke dokter
gigi bila Anda menemukan hal ini. Bila tidak ada masalah pada gigi, bawa anak
Anda ke dokter gigi minimal 1 tahun sekali untuk pengecekan rutin.
l. Hindari transfer bakteri dari orang tua. Banyak kerusakan gigi anak yang
diakibatkan karena transfer bakteri dari orang tua yang memiliki karies. Untuk
menghindarinya, hindari penggunaan mug dan peralatan makan yang sama ketika
makan. Jangan menjilat atau mengulum dot anak untuk membersihkannya.
|
Page 21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pedodontik atau perawatan gigi pada anak merupakan hal yang sering diabaikan oleh
orangtua, utamanya pada periode gigi susu. Pengetahuan orang tua sangat penting dalam
mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi
dan mulut anak diantaranya adalah pentingnya memeriksakan gigi dan mulut yang
dilakukan minimal 1kali 6 bulan (Sukmono,2003).
Menjalin komunikasi yang efektif dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak
pada saat kunjungan pertama anak dapat membantu mempermudah proses pelayanan
kesehatan gigi yang akan diberikan kepada anak. Peran kooperatif dari orang tua dapat
juga mempermudah dalam tindakan perawatan kesehatan gigi.
Masalah-masalah kesehatan gigi yang sering terjadi pada anak seperti, karies, gigi
lahir premature, dan gangguan pada jaringan penyangga gigi dapat menghambat tumbuh
kembang anak, oleh sebab itu perlu adanya peran aktif anak dalam mencegah dan tetap
menjaga kebersihan mulut. Tentu saja juga terdapat peran dari petugas pelayanan
kesehatan gigi khusunya perawat gigi dalam tindakan promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitative.
4.2 Saran
a. Bagi Mahasiswa
Lebih memperdalam pengetahuan tentang pedodontia agar terciptanya kerja yang
profesional di dalam pelayanan kesehatan gigi nanti.
b. Bagi Orang Tua
Orang tua harus mengetahui bagaimana cara dalam merawat gigi anak agar dapat
membantu anak dalam mencegah terjadinya kerusakan gigi pada anak.
|
Page 22
DAFTAR PUSTAKA
Andlaw R. J. dan W. P. Rock. 2012. Perawatan Gigi Anak. Jakarta: Widya Medika
http://e-medis.blogspot.com/2012/12/peran-dan-fungsi-perawat-dalam.html
http://umum.dentamedicacenter.com/index.php/2012-03-25-19-55-58/pelayanan/spesialis-
kedokteran-gigi-anak
https://id.wikipedia.org/wiki/Anak
http://www.academia.edu
|